Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Gala Heri S
27 06 100 015
Dosen Pembimbing
Ir. Moch. Farid, DEA
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memperkenalkan bentuk serta
memahami bentuk serta proses pengelasan. Lalu diharapkan praktikan lebih
menguasai cara mengelas secara baik dan benar.
1.3 Permasalahan
Bagaimana cara untuk menstandardisasikan peralatan las sesuai dengan benda
kerja yang digunakan, serta cara pengelasan yang tepat.
BAB II
DASAR TEORI
Dari bagan diatas, dapat dilihat bahwa proses pengelasan dapat dibagi
menjadi 3 bagian utama, yaitu pengelasan mencair (fusion welding), pengelasan
tidak mencair (solid state welding) dan soldering/brazing. Dengan demikian,
dalam melaksanakan pengelasan diperlukan alat untuk mencairkan logam dan
atau alat untuk memanaskan dan menekankan kedua bagian logam yang akan
disambungkan. Peralatan pencair dan atau pemanas logam dapat didasarkan pada
penggunaan energi listrik, energi gas atau energi mekanik.
Elektroda yang digunakan pada pengelasan jenis ini ada 3 macam yaitu :
elektroda polos, elektroda fluks dan elektroda berlapis tebal. Elektroda polos
adalah elektroda tanpa diberi lapisan dan penggunaan elektroda jenis ini terbatas
antara lain untuk besi tempa dan baja lunak. Elektroda fluks adalah elektroda yang
mempunyai lapisan tipis fluks, dimana fluks ini berguna melarutkan dan
mencegah terbentuknya oksida-oksida pada saat pengelasan. Kawat las berlapis
tebal paling banyak digunakan terutama pada proses pengelasan komersil.
Pengelasan las gas mulia elektroda terumpan bisa dilihat pada gambar 2.4
dimana antara benda kerja dan elektroda terumpan dilindungi dengangas
pelindung. Efisiensi pengelasan jenis ini lebih tinggi dan kecepatan pengelasan
jauh lebih baik. Pengelasan ini umumnya dilakukan secara otomatik.
Gambar 2.6. Silinder dan katup pengatur tekanan untuk pengelasan oksiasetilen
Gambar 2.7 Skema nyala las oksiasetilen dan cadangan gasnya
3.1.2. Alat
Peralatan yang digunakan dalm percobaan kali ini, antara lain ;
• Perlengkapan las
• Mesin Bor dan mata bor
• Meteran
• Palu
• Ragum
• Gergaji
• Kikir
Proses Pemotongan
• Ukur benda kerja yang akan dipotong dengan alat ukur yang sesuai.
Tandai dengn marker (penanda). Bila perlu gunakan penggaris siku, busur
derajat atau alat bantu lain
• Letakkan benda kerja pada ragum, atur posisinya dan jepit dengan benar
sehingga memudahkan pekerjaan pemotongan
• Gunakan gergaji tangan untuk memotong. Pastikan mata gergaji terkait
erat dengan tangkainya pada posisi yang benar
• Gunakan kikir untuk menumpulkan bekas potongan dari ujung – ujung
yang runcing.
• Gunakan ragum untuk memegang benda kerja
Proses Drill
• Untuk melubangi benda kerja gunakan mesin drill
• Tandai titik pusat lubang yang akan dibuat dengan penitik yang dipukul
dengan palu. Gunakan landasan yang kuat dan aman
• Gunakan pelindung mata
• Pilih diameter drill yang sesuai. Untuk membuat lubang yang besar,
lakukan secara bertahap yakni menggunakan diameter drill yang kecil,
kemudian diperbesar
• Pastikan mata drill tercekam dengan benar dan kuat
• Letakkan benda kerja pada penjepit dan atur posisi benda kerja dan
penjepit. Bila perlu atur posisi meja. Untuk mengecek turunkan mata drill
dengan memutar tangkainya. Pastikan ujung drill tepat pada penitik.
Kencangkan penjepit pada benda kerja dan meja
• Turunkan drill menggunakan tangkai pemutar sehingga ujung drill
menyentuh benda kerja tepat pada penitik
• Jalankan / putar mesin dan tekan perlahan – lahan kebawah. Gunakan
cairan pendingin
Proses Las
• Untuk melekatkan logam gunakan mesin las listrik
• Pilih kawat las / elektroda yang sesuai untuk pekerjaan
• Gunakan sarung tangan kulit dan pelindung mata untuk las
• Atur arus sesuai dengan kebutuhan, bila perlu lakukan percobaan terlebih
dahulu sebelum mengelas benda kerja
• Jika kawat las lengket dan susah diambil, segera matikan mesin
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembuatan Lemari
Hasil dari praktikum ini didapatkan benda kerja yaitu rak sepatu dengan
panjang 750 mm, lebar 500 mm dan tinggi 150 mm.
DAFTAR PUSTAKA