Professional Documents
Culture Documents
DAFTAR lSI .
I. Pendahuluan.......................................................................................... 1
II. Tujuan Pelatihan 3
III. Peserta Pelatihan . 3
IV. Organisasi Penyelenggaraan Pelatihan 4
V. Kurikulum................... 6
VI. Kegiatan, Jadwal dan Arus Proses Pelatihan 9
VII. Surat Tanda Mengikuti Pelatihan (STMP) 17
VIII. Waktu Dan Tempat Pelatihan 19
IX. Pembiayaan 19
X. Pembinaan Pasea Pelatihan 19
XI. Lain-lain 20
XII. Penutup 22
BAB IV: TEKNIK MENGISI DAN MEMBACA KARTU MENUJU SEHAT (KMS) 60
1. Langkah-Iangkah.................................................................................... 61
2. Cara Mengisi KMS
- Cara Menentukan Titik Pad a Grafik KMS 64
- Aspek Yang Dimonitori Dalam Grafik KMS 65
- Cara Membaea Catatan KMS 66
- Cara Menentukan Berat Badan Tidak Naik 67
3. Lembar Kasus . 68
4. Membaea Catatan KMS 69
5. Lembar Informasi Kunei (UK) 70
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Selama ini Kader Posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja, bukan pengelola
Posyandu. Pengelola Posyandu artinya bukan hanya melaksanakan kegiatan Posyandu saja,
tetapi juga merencanakan kegiatan dan mengaturnya. Kader Posyandu sebaiknya mampu
menjadi pengelola Posyandu, karena merekalah yang paling memahami kondisi kebutuhan
masyarakat di wilayahnya.
Namun sejalan dengan berjalannya waktu, muncul permasalahan yang dapat menghambat
jalannya penyelenggaraan Posyandu, sebagai berikut:
1. Dari hasil monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan Posyandu akhir-akhir ini, diketahui
banyak Kader Posyandu yang tidak aktif lagi dan atau sangat kurang jumlahnya karena
berusia lanjut, meninggal dunia dan meninggalkan desa atau kelurahannya untuk bekerja
baik di kota-kota besar di Indonesia maupun bekerja di luar negeri.
2. Pengetahuan, sikap dan keterampilan kader Posyandu kurang, bahkan ada yang belum
memahami hal-hal baru berkaitan dengan kegiatan Posyandu.
3. Adanya perkembangan keadaan dan kebijakan-kebijakan baru yang berkaitan dengan
pengelolaan Posyandu.
Maka menurut temuan di lapangan oleh berbagai pihak terkait, maka perlunya merekrut
kader-kader Posyandu yang baru, dan menyelenggarakan pelatihan pelayanan masyarakat di
Posyandu bagi kader-kader yang lama sebagai refreshing dan tambahan pengetahuan serta
keterampilan baru bagi perkembangan dan kemajuan kader Posyandu
Untuk itu telah dilakukan revisi terhadap Modul Pelatihan Kader Posyandu yang sudah ada
sesuai dengan perkembangan keadaan dan kebijakan-kebijakan yang baru yang berkaitan
dengan pengelolaan Posyandu.
Modul Pelatihan Kader Posyandu yang sudah direvisi ini dimaksudkan untuk meningkatkan
pengetahuan dan mengembangkan sikap serta keterampilan kader melakukan pelayanan
masyarakat di Posyandu, baik mengenai pelayanan yang sudah dilakukan selama ini maupun
pelayanan tentang hal-hal yang baru sesuai perkembangan keadaan dan kebijakan-kebijakan
yang baru.
E. RUANG L1NGKUP
Setelah selesai mengikuti Pelatihan Kader Posyandu, diharapkan para Kader Posyandu dapat
mengelola dan melaksanakan lima kegiatan di Posyandu.
Setelah selesai mengikuti Pelatihan Kader Posyandu, diharapkan para Kader Posyandu dapat:
1. memahami tugas-tugas Kader Posyandu dalam menangani Posyandu.
2. mengerjakan pengisian dan membaca Kartu Menuju Sehat.
3. melakukan penyuluhan.
4. melakukan pencatatan kegiatan posyandu.
5. melakukan penilaian masalah sasaran Posyandu.
6. memahami metode dan media diskusi serta sikap pemandu yang baik.
7. menggerakkan masyarakat.
8. melakukan upaya peningkatan gizi keluarga.
9. melaksanakan lima kegiatan di Posyandu.
Peserta Pelatihan Kader Posyandu berasal dari tingkat desa / kelurahan, yang terdiri atas:
1. Kader Posyandu lama
2. Kader Posyandu yang baru direkrut, dan
3. Calon Kader Posyandu.
B. PERSYARATAN PESERTA
1. Aspek Fisik:
a. Pria atau wanita berusia antara 18-50 tahun.
b. Berbadan sehat jasmani dan rohani.
c. Mau bekerja secara sukarela mengelola Posyandu.
2. Aspek Pendidikan:
Kader Posyandu, baik yang lama maupun yang baru direkrut ataupun yang masih calon,
berpendidikan paling sedikit Sekolah Dasar atau yang sederajat.
3
3. Bendahara.
a. Menyusun anggaran biaya dan mengajukan kepada Ketua Penyelenggara untuk diambil
keputusan.
b. Menyelesaikan urusan pengajuan anggaran pembiayaan yang telah diputuskan.
c. Menyusun pertanggungjawaban penggunaan anggaran biaya pelatihan.
4. Seksi Umum
a. Membantu Sekretaris melaksanakan tugasnya.
b. Mempersiapkan dan menyampaikan surat pemanggilan calon peserta pelatihan aan
surat-surat lainnya.
c. Melaksanakan pengetikan dan penggandaan materi serta penyampaiannya kepada
peserta.
d. Menyelesaikan urusan surat-surat perjalanan bagi peserta pelatihan.
e. Menyiapkan akomodasi (tempat pelatihan / ruang sidang / kelas dan ruang diskusi /
kerja kelompok (serta asrama bila peserta diasramakan), konsumsi dan transportasi.
f. Mengatur ruang sidang / kelas, ruang diskusi / kerja kelompok beserta peralatan-
peralatan perangkat kerasnya guna kelancaran proses pembelajaran.
g. Memprogramkan acara selingan (olah raga dan rekreasi pada waktu-waktu tertentu).
5. Seksi Pelatihan
a. Mempersiapkan jadwal pelatihan.
b. Mempersiapkan materi, makalah, bahan dan media belajar.
c. Mempersiapkan pelatih / fasilitator.
d. Mempersiapkan lokasi praktek lapangan (apabila dijadwalkan) dan semua persyaratan
yang dibutuhkan.
e. Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan praktek lapangan (apabila dijadwalkan).
f. Mengkoordinir para pelatih / fasilitator, sehingga jelas, lugas akan kewenangan masing-
masing pelatih / fasilitator.
Pelatih / Fasilitator terdiri atas Anggota Tim Penggerak PKK Kabupaten / Kota dan Pegawai
Dinas terkait Pemda Kabupaten / Kota.
5
••••
WAKTU
NO POKOK BAHASAN SILABI
(@ 45 MENIT.I JP)
1 2 3 4
1.125 Menit
Jumlah Jam Pelajaran
(25 Jam Pelajaran)
7
VI. KEGIATAN, JADWAL DAN ARUS PROSES PELATIHAN
1. Persiapan Pelatihan
2. Pelaksanaan Pelatihan
a. Kegiatan pelatihan teori dan praktek dalam kelas dilaksanakan sesuai dengan jadwal
yang sudah disusun. Namun dapat disesuaikan dengan keadaan. Keberhasilan
kegiatan ini banyak ditentukan oleh penyediaan bahan-bahan, kesiapan pelatih /
fasilitator dan peserta pada waktu yang tepat.
b. Sehari sebelum pelatihan dimulai, diadakan pendaftaraan calon peserta pelatihan.
Pad a saat pendaftaran, calon peserta pelatihan diminta mengisi formulir, biodata,
dan menyerahkan pasfoto 4 x 6 berwarna sebanyak 3 lembar.
c. Hari-hari selanjutnya diselenggarakan pelatihan mencakup upacara pembukaan, bina
suasana, penyajian materi-materi pelatihan, evaluasi, rencana tindak lanjut dan
pembukaan pelatihan serta upacara penutupan.
9
••
IV. Permasalahan
VI. Penutup
11
A. PENJADWALAN PELAKSANAAN PELATIHAN
1. Pengaturan Waktu
a. Contoh Pengaturan jam penyajian materi setiap harinya adalah sebagai berikut:
HARI-HARI
No KECUALI HARI KEGIATAN HARI JUM'AT
JUMAT
Arus proses pembelajaran menggambarkan alur jalannya kegiatan pelatihan mulai dari
upacara pembukaan pefatihan, dinamika kelompok, penyajian-penyajian materi,
penyusunan rencana tindak. lanjut pelatihan, pembulatan dan evaluasi belajar, sampai
dengan upacara penutupan pelatihan. Alur proses pelatihan digambarkan dalam bagan
arus di halaman berikut.
13
••
. ~
.•...
Contoh Jadwal penyajian materi pelatihan bagi peserta yang diasramakan:
, "" .... ~
JAM PELATIHAN HARI .••.,i ••
~:
Keterangan:
PPA = Pendaftaran Peserta PB 1 -11 = Penyajian-penyajian PB 1
(dan pengaturan akomodasi) sampai dengan PB 9 '
PPP = Penjelasan-penjelasan Panitia IMT = Istirahat Minum Teh / Snack
SKJ = Senam Kesegaran Jasmani IMS = Istirahat Makan Siang
POMP = Persiapan Oiri & Makan Pagi IMM = Istirahat Makan Malam
PUPB = Persiapan Upacara Pembukaan PUPT = Persiapan Upacara Penutupan
UPB = Upacara Pembukaan UPT = Upacara Penutupan
PKTA = Peserta Kembali ke TempatAsal
15
VII. SURAT TANDA MENGIKUTI PELATIHAN (STMP)
Kepada peserta yang mengikuti kegiatan Pelatihan Kader Posyandu hingga selesai, akan
diberikan SuratTanda Mengikuti Pelatihan (STMP).
B. PENANDATANGAN STMP
1. Halaman Depan
Halaman depan / halaman pertama STMP ditandatangani oleh Ketua TP-PKK setempat,
bersama instansi penyelenggara.
2. Halaman Belakang
Halaman belakang / halaman kedua, yang berisi Daftar Mata Pelatihan / Pokok Bahasan
dan alokasi jam pelatihan, tidak perlu ditanda tangani, dengan eatatan apabila halaman
depan dan belakang hanya terdiri atas 1 lembar kertas.
C. KETENTUAN STMP
2. Ukuran STMP
Panjang : 32 em.
Lebar : 23 em.
17
VIII. WAKTU DAN TEMPAT PELATIHAN
A. WAKTU PELATIHAN
Lama Pelatihan Kader Posyandu selama 3 hari efektif, dengan jumlah jam = 25 jam pelatihan
(1 jam pelatihan =
45 menit). Dalam jumlah ini termasuk 90 menit untuk Upacara Pembukaan
dan Penutupan. Penjelasan-penjelasan Panitia supaya diusahakan sebelum pembukaan atau
pada waktu-waktu luang, sehingga tidak menyita waktu 25 jam pelatihan tersebut.
B. TEMPAT PELATIHAN
IX. PEMBIAYAAN
Sumber biaya Pelatihan Kader Posyandu dapat berasal dari APBN dan atau APBD Provinsi
dan atau APBD Kabupaten / Kota, dan atau bantuan dari Lembaga Donor, baik dari dalam
maupun luar negeri yang tidak mengikat.
Setelah Pelatihan Kader Posyandu berakhir, diperlukan usaha-usaha tindak lanjut, berupa
pendayagunaan kader yang telah dilatih dan pembinaannya, sebagai berikut:
A. PENDAYAGUNAAN
Kader yang telah dilatih agar didayagunakan sesegera mung kin secara penuh dan merata,
serta melibatkan berbagai pihak yang terkait dengan kegiatan Posyandu baik vertikal maupun
horizontal. Mereka agar segera dilibatkan dalam kegiatan secara terkoordinasi dan terintegrasi.
B. PEMBINAAN
Pembinaan pasca Pelatihan Kader Posyandu perlu dilakukan secara terus-menerus, sampai
dicapai suatu kondisi di mana para Kader Posyandu sudah benar-benar dapat melaksanakan
pengelolaan dan pelayanan masyarakat dalam Posyandu sesuai dengan yang sudah ditetapkan
dan mekanisme kegiatannya terkoordinasi dan terintegrasi.
,'•..
19
'.1
.,
2. Evaluasi Reaksi
a. Terhadap Penyajian Fasilitator untuk setiap mata pelatihan evaluasi ini dilakukan
pada akhir setiap penyajian Pokok Bahasan.
Evaluasi ini dilakukan pada akhir pelatihan,. merupakan bagian dari Pokok Bahasan
terakhir dari setiap pelatihan: Pembukaan dan Evaluasi Pelatihan, menggunakan format
evaluasi yang ada pada mata pelatihan tersebut.
Demikian pula perlu mempertimbangkan waktu yang tersedia, apabila waktu tersedia cukup
banyak, dapat membagi peserta ke dalam jumlah kelompok yang lebih banyak, sehingga
jumlah anggota dalam masing-masing kelompok semakin kecil / sedikit. Ini berarti lebih banyak
peserta dapat berpartisipasi dalam diskusi atau kerja kelompok.
Jumlah ideal dalam pembagian kelompok untuk diskusi/ kerja kelompok antara 3-6 orang.
Secara berkala, setiap hari setelah selesai pelatihan atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan,
selalu diadakan rapat-rapat, seperti:
1. Rapat Tim Pelatih / Fasilitator, yang dipimpin oleh Koordinator Fasilitator, dan atau.
2. Rapat Tim Fasilitator dengan Panitia Penyelenggara, yang dipimpin oleh Koordinator Tim
Fasilitator atau Ketua Panitia Penyelenggara.
21
TATATERTIB Lampiran 1
b. Para peserta memilih pengurus kelas, dalam sesi Kontrak Belajar, sebagai penghubung
dengan panitia penyelenggara atau pelatih/fasilitator.
C. Setiap pembagian diktat dan lain-lain, para peserta diminta menandatangani tanda
terima yang disediakan.
a. Para peserta harus sudah siap di ruang kelas, lima menit sebelum penyajian materi
dimulai.
b. Setiap ada kegiatan baik di dalam maupun di luar kelas, para peserta harus memakai
tanda peserta.
C. Para peserta diwajibkan mengikuti seluruh kegiatan yang telah diprogramkan. Setiap
meninggalkan tempat pelatihan, dengan terlebih dahulu mendapat ijin dari Penanggung
Jawab Pelatihan pada saat itu.
d. Para peserta diwajibkan mengisi daftar hadir yang telah disediakan setiap sesi.
e. Bagi para peserta yang tidak mengikuti pendidikan dan pelatihan 2 (dua) hari berturut-
turut, yang bersangkutan dinyatakan gugur sebagai peserta pendidikan dan
dikembalikan kepada instansi asal.
f. Peserta diwajibkan menempati meja / kursi yang telah ditetapkan oleh penyelenggara,
sesuai perubahan penataan setiap saat diperlukan.
3. KESEHATAN
23
MONITORING PERSIAPAN PELATIHAN KADER POSYANDU
Tingkat Penyelesaian
No Aspek Yang Oi Monitor
0% 25% 50% 75% 100 %
1 Perencanaan Kegiatan
Menghubungi pihak-pihak
2 yang berwenang
Menyiapkan SK
3 Penyelenggaraan, termasuk
lampiran Jadwal Pelatihan
Pengiriman persyaratan
7
peserta
Pengecekan ketepatan
8 peserta dengan persyaratan
yang diharuskan
Menghubungi Pelatih /
11 Fasilitator
12 Rapat-rapat Panitia
25
MONITORING PROSES PEMBELAJARAN PELATIHAN KADER POSYANDU
TERHADAP: <PELATIH I FASILITATOR>
Tingkat Penyelesaian
No Aspek Yang Di Monitor Keterangan
KS K C B BS
1 Kerajinan
2 Kedisiplinan
3 Sikap I etika
Hubungan sesama
6
Fasilitator
Pemonitor:
Keterangan:
1. lsi dengan tanda cek ( .J )
2. KS = Kurang Sekali
K = Kurang
C = Cukup
B = Baik
BS = Baik Sekali
27
Pemeriksaan bahan-bahan pelatihan, media
belajar yang perlu difotokopi pada modul
pelatihan, dan alat-alat yang disiapkan panitia.
TAHAPPELAKSANAAN
Pelatihan Partisipatif akan berjalan baik jika dilakukan dengan kerjasama tim. Pelatih utama
memiliki peran memimpin proses belajar pada setiap Pokok Bahasan (PB) dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
• Sesaat sebelum dimulai, pelatih utama mengumpulkan semua media belajar dan bahan
yang akan diperlukan selama memandu Pokok Bahasan yang bersangkutan
• Menyampaikan Judul, Tujuan dan Waktu yang di perlukan pada setiap Pokok Bahasan
(PB) dengan mengacu pada modul pelatihan.
• Memandu kegiatan belajar mengikuti langkah-Iangkah pada setiap Pokok Bahasan (PB)
sesuai dengan Modul Pelatihan.
29
Gambar A Gambar B
Gambar A: Pada diskusi pleno atau curah pendapat, pelatih utama sebaiknya mencatat
pendapat peserta pelatihan di atas kertas besar (plano) selama memandu Pokok Bahasan.
Catatlah pendapat yang telah disepakati oleh forum. Jika pelatih utama mengalami kesulitan
dalam menuliskan pendapat, dapat meminta bantuan pelatih pendamping sebagai pencatat.
Gambar B: Pada akhir setiap Pokok Bahasan, Pelatih utama menyampaikan masukan dengan
mengacu pada Lembar Informasi Kunci (UK) hanya pad a hal-hal yang belum dibahas atau
belum disampaikan pada langkah-Iangkah sebelumnya.
Gambar A Gambar B
Gambar A: Pelatih utama menggugah agar seluruh peserta pelatihan aktif berbicara dan
mengemukakan pendapat pada diskusi pleno. Jika banyak sukarelawati untuk permainan,
minta peserta yang diam untuk bermain. Dalam diskusi kelompok, untuk menyajikan hasilnya,
pilih seorang peserta pelatihan yang belum mendapat kesempatan untuk maju menyajikannya.
Gambar B: Pelatih pendamping duduk dengan peserta dan membantu pelatih utama jika
diperlukan. Dalam permainan, tim pelatih berbaur dengan peserta lain supaya mengembangkan
keakraban.
31
B. TEKNIK MEMANDU
Semua Pokok Bahasan (PB) memiliki langkah-Iangkah umum pelaksanaan kegiatan belajar.
Dalam memandu langkah-Iangkah pembahasan setiap Pokok Bahasan (PB), beberapa kegiatan
penting yang perlu dilakukan pelatih untuk memperlanear proses pelatihan, yaitu:
TUGAS KELOMPOK
• Setiap kali ada tugas kelompok, tuliskan tugas-tugas tersebut di atas papan tulis atau
kertas besar (plano). Tuliskan dengan huruf besar supaya terbaea dari jauh. Berikan
penjelasan seperlunya agar tugas kelompok dapat dipahami oleh peserta pelatihan.
• Bagilah peserta pelatihan dalam kelompok keeil seeara aeak, agar peserta pelatihan bisa
berbaur. Misalnya dengan meminta peserta untuk menghitung diri (yaitu, kalau ingin 4
kelompok, masing-masing peserta akan menghitung "1","2","3","4", "1","2" ,"3","4" ,seeara
berurutan sampai semua punya nomor) dan kelompok dibuat berdasarkan nomor peserta
masing-masing. Nomor 1 menjadi kelompok I, nomor 2 menjadi kelompok II, dan
seterusnya.
33
..•
Bersikap sederajat dan akrab: Hubungan dengan kader sebaikya dilakukan dengan cara
informal, akrab, dan santai, sehingga suasana kesederajatan bisa tercipta. Peserta akan dapat
belajar lebih banyak kalau mereka merasa akrab dengan Tim Pelatih. Sebaiknya kita
menghindari adanya "jarak" atau "perbedaan" antara Tim Pelatih dan kader Posyandu. Misalnya,
Tim Pelatih bisa mencoba memakai baju yang sama dengan kader Posyandu dan melepaskan
baju seragam yang terlalu formal.
Tidak menggurui: Proses belajar berlangsung sama dengan orang dewasa. Orang dewasa
memiliki pengalaman dan pendirian, karena itu pelatihan tidak akan berhasil apabila pelatih
bersikap sebagai guru yang serba tahu. Sebaiknya kita belajar dengan saling berbagi
pengalaman, agar diperoleh satu pemahaman yang kaya.
Tidak memihak, menilai, dan mengkritik: Mungkin dalam pelatihan, perbedaan pendapat
bisa muncul diantara peserta. Pelatih tidak boleh menilai dan mengkritik semua pendapat,
juga tidak boleh bersikap memihak. Secara netral pelatih harus berusaha memandu komunikasi
antara pihak-pihak yang berbeda pendapat untuk mencari kesepakatan dan jalan keluarnya.
37
LANGKAH LANGKAH
1. Pelatih menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan dan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan pokok bahasan 1 di atas papan tulis.
2. Pelatih mengajak Panitia dan Pelatih lainnya untuk ikut terlibat dalam proses perkenalan
ini.
3. Pelatih meminta semua peserta, panita dan pelatih lainnya untuk berdiri membentuk
lingkaran dan melaksanakan proses perkenalan
4. Pelatih menugaskan peserta untuk mengingat semua nama peserta lainnya karena setelah
perkenalan, akan diadakan permainan untuk mengingat nama peserta lain.
5. Semua peserta memperkenalkan diri dengan eara sebagai berikut:
" Nama saya , tugas saya di Posyandu adalah melaksanakan " (Peserta
menyebutkan satu tugasnya di Posyandu, misalnya: Pendaftaran, menimbang bayi / balita,
meneatat / mengisi KMS, memberi penyuluhan, dsb. Sedangkan panitia dan pelatih
menyebutkan pekerjaan di lembaganya masing-masing).
6. Pelatih melempar bola kertas (kertas yang diremas berbentuk bola) kepada seseorang
yang harus menangkap bola tersebut, sambil menyebutkan nama peserta tersebut dan
tugas yang biasanya dilakukannya di Posyandu.
7. Demikian seterusnya sampai semua pesera mendapatkan lemparan bola.
8. Apabila terdapat peserta yang tidak bisa menyebutkan nama dan tugas peserta lain dengan
benar, maka peserta itu mendapat hukuman sesuai kesepakatan bersama.
9. Apabila terdapat peserta yang tidak bisa menyebutkan nama dan tugas peserta lain dengan
benar, maka peserta itu mendapat hukuman sesuai dengan kesepakatan bersama.
10. Pelatih kemudian menjelaskan manfaat permainan perkenalan ini dengan mengaeu pada
Lembar Informasi Kunei (UK)
11. Pelatih memberikan kartu metaplan kepada masing-masing peserta dan meminta mereka
menuliskan harapannya mengikuti pelatihan ini yang berhubungan dengan tugas-tugas
mereka di Posyandu.
12. Apabila perlu, pelatih bisa memberikan beberapa eontoh harapan, antara lain:
• Saya ingin mengetahui lebih banyak mengenai materi tentang gizi.
• Saya ingin terampil mengisi KMS.
• Saya ingin sedikit eeramah tapi lebih banyak praktek.
• Saya ingin berbagi pengalaman dengan peserta lain.
13. Peserta menuliskan harapannya diatas kartu (1 kartu hanya untuk 1 harapan, ditulis dengan
huruf eetak dan ukuran besar agar bisa dibaea dari jarak yang agak jauh)
14. Pelatih menempelkan semua kartu harapan peserta diatas kertas dinding.
15. Pelatih membaeakan dan menyimpulkan garis besar harapan peserta dalam mengikuti
pelatihan.
16. Pelatih membaeakan dan menjelaskan tujuan pelatihan (LB.1.1.) serta jadwal pelatihan
(LB.1.2.) yang telah dipersiapkan sebelumnya diatas kertas dinding (plano).
17. Pelatih mengemukakan pertanyaan sebagai berikut:
39
TUJUAN PELATIHAN
41
LEMBAR INFORMASI KUNCI (UK)
A. MANFAAT PERKENALAN
• Dengan adanya perkenalan antara peserta, pelatih dan panitia, akan menumbuhkan
suasana kekraban, kompak dan saling menghargai, yang dapat menunjang
keberhasilan proses pelatihan.
• Dalam perkenalan, dilaksanakan permainan "mengingat nama peserta lain (permainan
melempar bola)" untuk menghilangkan suasana pelatihan yang formal dan kaku,
sehingga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
• Pelatihan ini dilaksanakan dengan cara-cara partisipatif, sehingga perlu diciptakan
suasana santai tapi serius agar peserta tidak merasa segan untuk terlibat dalam proses
belajar selama pelatihan.
• Dengan mengungkapkan harapan-harapan, peserta bisa menilai hal-hal apa saja yang
bisa atau tidak bisa tercapai dalam pelatihan ini.
• Sebuah pelatihan tidak mungkin memenuhi semua harapan peserta, karena itu kader
perlu belajar terus menerus meskipun telah mengikuti pelatihan ini.
Dengan membahas tujuan pelatihan, peserta bisa memahami apa yang perlu dicapai bersama-
sama dalam pelatihan ini. Selain itu, peserta juga bisa menyumbangkan pengalamannya
sehingga tujuan pelatihan dapat tercapai.
Sedangkan dengan membahas jadwal pelatihan, peserta bisa memahami seluruh proses
pelatihan. Selain itu peserta juga bisa menyepakati jadwal pelatihan (kesepakatan jam mulai
selesainya kegiatan pelatihan setiap hari).
• Dengan adanya pengurus kelas, proses pelatihan diharapkan akan berjalan lebih lancar.
Selain itu, peserta dapat berperan aktif untuk mencapai tujuan pelatihan.
• Tugas-tugas pengurus kelas yaitu:
Ketua kelas, bertugas untuk menjaga ketertiban dan kelancaran proses di kelas,
bertanggung jawab mengenai absensi dan pembagian tugas pengurus kelas.
Sekretaris, bertugas untuk membantu ketua kelas dalam hal pengisian absensi
peserta setiap harinya.
Penjaga waktu, bertugas untuk memantau penggunaan waktu, apakah sesuai
dengan jadwal yang disepakati. Kalau perlu, petugas penjaga waktu dapat
mengingatkan pelatihan dan peserta apabila penggunaan waktu telah melebihi
jadwal atau tidak disiplin.
43
LANGKAH - LANGKAH
Pengantar (5 menit)
1. Pelatih menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan dan waktu yang diperlukan untuk
membahas pokok Bahasan -2 di atas papan tulis atau kertas dinding.
2. Pelatih menjelaskan apa yang disebut dengan kegiatan sebelum hari buka Posyandu
( H - ) pada hari buka Posyandu ( H ) dan sesudah hari buka Posyandu ( H +), dengan
mengacu pad a lembar Informasi Kunci (L1K).
TUGAS KELOMPOK :
Pleno ( 30 Menit )
45
TUGAS-TUGAS KADER POSYANDU
Hari " H - "
Pendekatan tokoh masyarakat formal maupun Mengundang orang tua balita untuk datang ke
informal Posyandu
47
TUGAS-TUGAS KADER POSYANDU
Hari " H "
49
I
LEMBAR INFORMASI KUNCI (UK)
A. PENGERTIAN
B. TUGAS-TUGAS KADER
Tugas-tugas kader Posyandu pada H - atau saat persiapan hari buka Posyandu, meliputi:
• Menyiapkan alat dan bahan, yaitu: alat penimbangan bayi dan balita, Kartu Menuju
Sehat (KMS), alat peraga, alat pengukur LILA, obat-obatan yang dibutuhkan (tablet
besi, vitamin A, Gralit, dan lain-lain sesuai kebutuhan), bahan/materi penyuluhan dan
lain-lain
• Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberitahu ibu-ibu untuk datang
ke Posyandu, serta melakukan pendekatan tokoh yang bisa membantu memotivasi
masyarakat untuk datang ke Posyandu
• Menghubungi Pokja Posyandu, yaitu menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor
desa / kelurahan dan meminta mereka untuk memastikan apakah petugas sektor bisa
hadir pada hari buka Posyandu
• Melaksanakan pembagian tugas, yaitu menentukan pembagian tug as diantara kader
Posyandu baik untuk persiapan maupun pelaksanaan kegiatan
Tugas-tugas kader pada hari buka Posyandu disebut juga dengan tugas pelayanan 5
langkah kegiatan meliputi:
51
• Ibu Hamil:
1. Pemeriksaan Kehamilan
2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi Ibu kurang gizi atau Kurang Energi Kronis
(KEK)
3. Pemberian tablet tambahan darah (tablet besi)
4. Penyuluhan tentang gizi dan kesehatan ibu
• Ibu Nifas/Menyusui
1. Pemberian kapsul vitamin A
2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
3. Pelayanan nifas bagi ibu dan bayinya dan pemberian tablet tambah darah
4. Pelayanan KB
5. KIE / Penyuluhan tentang makanan selama menyusui, ASI Eksklusif, perawatan nifas
dan perawatan bayi baru lahir, pengenalan tanda bahaya dan KB.
• Sedangkan kegiatan pilihan Posyandu merupakan kegiatan di luar kegiatan dasar yang
disesuaikan dengan masalah / kebutuhan yang dirasakan masyarakat di wilayah layanan
Posyandu masing-masing. Artinya, kegiatan ini tidak wajib dilaksanakan oleh setiap
Posyandu karena tergantung pada kebutuhan masing-masing, misalnya:
Program samijaga dan perbaikan lingkungan pemukiman
Perkembangan anak, termasuk kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB, PAUO)
Penanggulangan penyakit end em is setempat, misalnya gondok, Oemam Berdarah
Dengue (OBO), malaria dan lain-lain.
Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Oesa (UKGMO)
dan lain-lain.
53
LANGKAH-LANGKAH (PROSES)
Pengantar (5 menit)
1. Pelatih menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan dan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan Pokok Bahasan - 3 di atas papan tulis atau kertas dinding.
2. Pelatih mengajak peserta untuk mendiskusikan pengertian 5 kegiatan.
3. Pelatih memberikan masukan dengan mengacu pada Lembar Informasi Kunci (UK).
12. Setelah simulasi pelatih meminta pengamat untuk menyampaikan apakah langkah-Iangkah
kegiatan 1 s.d 5 dapat berjalan baik atau masih terdapat kekeliruan.
13. Pelatih mengajak peserta mendiskusikan hasil simulasi tersebut dengan membahas satu
persatu pertanyaan berikut ini:
Oiskusi Pleno
• Oi dalam simulasi, apakah cara kader menghadapi peserta posyandu yang
bermacam-macam keadaannya sudah sesuai dengan tugas masing-masing ?
• Bagaimana langkah-Iangkah kegiatan 1 s.d 5 yang benar ?
• Oi lapangan, proses di meja berapa yang paling sulit dilaksanakan ? Mengapa ?
• Bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut ?
14. Pelatih membagikan LB.3.2. kepada semua peserta dan memberikan masukan dengan
mengacu pada Lembar Informasi Kunci (UK).
15. Pelatih memberikan kesempatan kepada peserta untuk meminta oenjelasan mengenai
hal-hal yang belum dimengerti.
16. Pelatih merangkum dan menutup hasil diskusi.
55
LB.3.2
PELAKSANAAN 5 LANGKAH 01 HARI H POSYANOU
57
Langkah lima:
Khusus untuk kegiatan ini utamanya hanya dapat dilakukan oleh petugas kesehatan, bidan,
atau PLKB yang memberikan layanan antara lain:
• Imunisasi
• Keluarga Berencana (KB)
• Pemberian tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A, dan obat-obatan lainnya.
• Oari hasil temuan lapangan, beberapa kesulitan yang dihadapi kader di masing-masing
meja adalah sebagai berikut:
• Oi kegiatan 1: balita biasanya tidak sabar menunggu giliran apabila peserta yang datang
banyak
• Oi kegiatan 2: bayilbalita biasanya menangis apabila ditimbang
• Oi kegiatan 3: kader seringkali kerepotan mencatat hasil penimbangan ke dalam KMS
apabila pesertanya banyak
• Oi kegiatan 4 (penyuluhan): merupakan proses yang paling sulit karena kader harus
melayani penyuluhan perorangan secara bergantian sedangkan keluarga dan balita
biasanya tidak sabar menunggu dan ingin segera pulang.
• Selama menunggu, berikan makanan PMT kepada balita supaya mereka bisa
menunggu dengan tenang, atau berikan alat mainan edukatif apabila ada
• Kader sebaiknya mengusahakan agar penimbangan ini seperti kegiatan bermain yang
gembira sehingga anak tidak merasa takut, mintalah para keluarga pengantar untuk
terlibat dalam menimbang balita
• Kader sebaiknya saling membantu, apabila tugas di mejanya sudah selesai, bantulah
kader lain yang masih sibuk melayani peserta
• Oalam melakukan penyuluhan, kader mengutamakan peserta yang keadaan balitanya
memang perlu diberi saran-saran atau penyuluhan; selain itu, kader juga bisa
melaksanakan penyuluhan kelompok sebelum pendaftaran / penimbangan
• Laksanakan kegiatan buka Posyandu dengan disiplin waktu, tidak perlu menunggu
keluarga balita yang terlambat, dengan demikian, ibu-ibu yang lain tidak merasa bosan
karena menunggu terialu lama.
59
LANGKAH-LANGKAH
1. Pelatih menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan dan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan Pokok Bahasan-4 ini diatas papan tulis atau kertas dinding.
2. Pelatih menjelaskan pengertian Kartu Menuju Sehat (KMS) dengan mengacu pada Lembar
Informasi Kunci (UK).
3. Pelatih mengajukan pertanyaan berikut ini satu persatu kepada peserta dan mengajak
mendiskusikannya:
BAHASAN DISKUSI
• Kapan dan dimana dilaksanakan pengisian KMS ?
• Catatan (informasi) apa saja yang terdapat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) ?
• Apa manfaat KMS ?
4. Pelatih memberikan masukan dengan mengacu pad a Lembar Informasi Kunci (UK).
5. Pelatih kemudian membagikan LBA.1. (4 halaman) mengenai langkah-Iangkah mengisi
KMS kepada semua peserta.
6. Pelatih menjelaskan langkah-Iangkah pengisian KMS dengan mengacu pada Lembar
Informasi Kunci (UK).
7. Pelatih menjelaskan satu persatu langkah-Iangkah pengisian KMS yang digambarkan pada
LBA.1
8. Pelatih memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang
jelas.
9. Pelatih membagikan LBA.2 yang berisi 2 buah kasus dan KMS kepada semua peserta.
Pelatih meminta seorang peserta untuk membacakan kasus dengan suara keras.
10. Pelatih memberikan kesempatan pada peserta untuk menanyakan hal yang tidak dimengerti
pada kedua kasus dan menjelaskannya.
11. Pelatih meminta seluruh peserta berhitung dengan nomor 1 sampai 2 (diulang sampai
semua peserta mendapat nomor).
12. Pelatih menyampaikan tugas kepada peserta sebagai berikut:
TUGAS PERORANGAN:
• Setiap peserta yang mendapat nomor 1, mengerjakan kasus 1; sedangkan setiap
peserta dengan nomor 2, mengerjakan kasus 2 pada LBA.2
• Masing-masing peserta memasukkan data-data pada kasus (LBA.2.) ke dalam
Kartu Menuju Sehat (KMS)
13. Peserta melaksanakan praktek pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) selama 20 menit.
14. Pelatih meminta peserta untuk menukarkan hasil pengisian KMS-nya dengan peserta lain
yang kasusnya serupa.
15. Pelatih meminta kedua peserta yang saling bertukar KMS untuk mendiskusikan perbedaan
hasil pengisian KMS mereka.
16. Pelatih berkeliling untuk ikut melihat hasil pengisian KMS pada peserta tersebut.
61
LB.4.1. CARA MENGISI KMS
1. Pad a balita yang baru pertama kali ditimbang, isilah nama, nomor pendaftaran dan identitas
balita pada KMS.
2. Cantumkan tanggal, bulan, tahun lahir balita pada kolom NOL.
3. Cantumkan bulan penimbangan sesuai dengan hasil setiap kali balita ditimbang.
Ingin lahu kesehalan anak Anda? ANAK SEHAT, BERTAMBAH UMUR BERT,AMBAH BERAT "~-3Iahun ,~
ill1c;n~;;:",;,"::~""
T1MBANGLAH ANAK ANDA
SElIAP BULAN!
3_6bUI.n ~::::::::::;~.,.,.j
I p.d~polBi 1.lunVkup -
~12bulln:
i!~~:~~~:'~d~"''',
\\.
\,. \J
::::,~ 18-2'bul.n:
~l
~"~
rA
~ M ••
•
•• d
~,p_alMl ••n In
"i,m",A.,." 15
'Bud.;,
lJhl~~ liI'l MJky.tlll.ITlI.ll.tl'" 14
1"""'fVI'JU I I ••' 2 A~ 2003 13 1
Il\'1JIR.><1.."W~klul~r C'J'~
12 1
NJrru"',.il, PC1l"CO"
11 11
!'~k'~J.l.I" Pet"""
NJrNlho"
10
TWtWM
I'd••.
'!'jJJ"
•
a
Al.m~
D~K"'1"'"
D_\<I"""K~ 7
C"! ••T•••NI'f ••••Bfll.l .••"I""'li".VSI8 .••VI 6
l1""U~ 0 6l1l"'~ 5""',oW": Sl8fllJ .•••, t"'t1UI'o'
63
LB.4.1. ASPEK YANG DIMONITOR DALAM GRAFIK KMS
65
LB.4.1. CARA MENENTUKAN BERAT BADAN TIDAK NAIK
_
Garis perlumbuhannya menurun
..-.
,.••...
,,
~--
.-:=-- f> -
....
I
~
,
,
AI{ U I .. " UI(I II NI'"
"
"
,
..
,
.. ~
il
,
,
,
...
~, - --
-- .
--
• "'jlOQIIOII~up
"')_
"'U18 ~ ~
..
K=~~
--
- '.'1t1ul"
.~
. ...
. .. " "0< o. " o ••
"
".
,
..
,
.
~ ....... T1' T1'
r~....~lll~li1IT
67
L.B.4.3 MEMBACA CATATAN KMS (DUA KALI PENIMBANGAN ATAU LEBIH)
a. Hubungkan titik berat badan hasil penimbangan bulan lalu dan bulan ini
12
11
Umur 1 - 2 tahun
, .
1
Umur a - 1 tahun 13 14 15 16 17 18 19 20 Z1
0 ~ ~
] .c~ ~ "" '"""
1 2- 3 4 !> 6 7 8 9 10 11 12 .~
l ~
i .. t .~
g
~
~
~
~ ~
5 <;) p
1 i.... :< "'-
't
.~
:< ..., 1
...,
1l
2 i "'" 2'" '"
~ .~
~ ~~ t ~ .~ .~ 1 ~ *
'"
't ! <;)
'"
p
~ :< "'-
't
:< ..., ..., '"'t
b. Tentukan naik atau tidak naik, lalu catat dalam buku register
c. Bila bulan lalu balita tidak ditimbang atau bulan ini baru pertama kali ditimbang,
maka tidak dapat dinilai naik atau tidak naik
___
v 1----
12 --
Umur 1 - 2 t'ahun
1
0 I ,
!! ~~ i~ 1~~
I
1 2 .3 4 ,; (; 7 8 ~ 10 II ,1.
g
~
~ g ~
2
Z ]~ j "" .~ 2" <;)
'"
p
1 !
't. <;) 1
'"
t"p ~..., ;! ~ ~
:< "'-
't
.~
:<
.~
..., 1
...,
1
't
69
D. LANGKAH-LANGKAH MENCATAT PADA KMS:
Secara garis besar langkah-Iangkah mencatat pada KMS adalah sebagai berikut:
• Mencatat nama Posyandu, identitas anak-dan orang tua pada tabel di sebelah kiri atas.
• Mencatat pemberian imunisasi pada tabel di sebelah kiri tengah
• Mencatat pemberian vitamin A pada tabel di sebelah kiri bawah
• Mencatat hasil penimbangan balita (berat badan) pada grafik KMS, caranya:
1. Pad a kolom yang harus diisi bulan, cantumkan pada kolom pertama, bulan kelahiran
anak tersebut. Kolom selanjutnya diisi dengan bulan-bulan berikutnya. (Lihat LBA.1.
halaman pertama)
2. Masukkan data berat badan ke dalam grafik dengan cara membuat titik yang
mempertemukan garis datar dan garis tegak: garis tegak menunjukkan bulan
penimbangan, garis datar menunjukkan kilogram atau berat badan anak. (Iihat LBA.1.
halaman kedua)
3. Apabila bulan lalu anak ditimbang, sambungkan titik penimbangan bulan ini dengan
titik penimbangan bulan lalu. Apabila tidak, titik tidak disambungkan dengan titik
lainnya(misal titik 2 bulan sebelumnya). Hanya titik yang merupakan hasH penimbangan
secara berurutan yang boleh disambungkan.
4. Mencatat pemberian ASI saja (ASI eksklusif) pada bayi umur 0 sampai 6 bulan pada
kotak di bawah 6 kolom bulan pertama (Lihat LBA.1. halaman ketiga). Caranya :
a. Membuat tanda setrip (coret) pada kotak, apabila bayi diberi makanan / minuman
lain, selain ASI Mencantumkan kode EO sampai E6 pada kotak apabila bayi hanya
diberi ASI saja.
b. Mencatat lain-lain, yaitu catatan tentang sakit yang pernah dialami anak dan
penanganannya, ditulis di dalam garis-garis tegak pada grafik KMS. (Lihat LBA.1
halaman ke empat)
71
LANGKAH-LANGKAH
1. Pelatih menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan dan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan Pokok Bahasan 5 ini di atas papan tulis atau kertas dinding.
2. Pelatih mengajak peserta untuk mendiskusikan satu persatu hal-hal berikut ini:
BAHASAN DISKUSI:
• Apa yang dimaksud penyuluhan?
• Berapa menit kira-kira penyuluhan dilakukan untuk satu orang di kegiatan 4?
3. Pelatih membagikan LB.5.1. kepada semua peserta dan meminta seorang peserta untuk
menjelaskan arti gambar yang terdapat di dalamnya.
4. Pelatih mengajak peserta untuk mendiskusikan satu per satu hal-hal sebagai berikut ini.
BAHAN DISKUSI
• Apakah perbedaan utama antara gambar pertama (Penyuluhan) dan gambar
kedua (Diskusi Kelompok) pad a LB.5.1.? Jelaskan.
• Apa manfaat kegiatan diskusi kelornpok seperti yang diperlihatkan pada gambar
tersebut?
10. Pelatih menjelaskan isi penyuluhan yang penting diperhatikan dengan mengacu pad a
UK.
11. Pelatih membagi peserta kedalam 4-5 kelompok
12. Pelatih menjelaskan tugas kelompok sebagai berikut:
TUGAS KELOMPOK
• Pilihlah satu topik penyuluhan dari Lembar Informasi Kunci (UK).
• Susunlah penyuluhan yang lamanya 2-3 menit dengan isi sebagai berikut:
Pesan-pesan pokok penyuluhan (pergunakan Buku Kader Posyandu untuk
mencari Bahan informasi)
Manfaat bila melaksanakan pesan penyuluhan tersebut
73
30. Pelatih mengajak peserta untuk menggunakan LB.5.6. sebagai bahan diskusi hasil
peragaan dengan membahas satu per satu beberapa hal sebagai berikut:
DISKUSI PLENO
• Hal-hal apa pada LB.5.6. yang dilanggar oleh peraga ?
• Apa perbedaan penggunaan media untuk penyuluhan dan untuk diskusi
kelompok?
• Bagaimanakah sikap seorang pemandu diskusi yang baik ?
31. Pelatih memberikan masukan dengan mengacu pad a LB.5.6. dan Lembar Informasi Kunci
(UK).
32. Pelatih mengajukan beberapa pertanyaan kunci kepada peserta untuk mengevaluasi
apakah proses pembelajaran bisa dipahami oleh peserta.
PERTANYAAN KUNCI
• Apakah yang disebut Penyuluhan
• Topik-topik Penyuluhan di Posyandu ?
• Apa saja isi penyuluhan itu ?
• Apa perbedaan penyuluhan dengan diskusi kelompok ?
• Kapan diskusi kelompok dilaksanakan oleh kader Posyandu ?
• Bagaimana langkah-Iangkah melaksanakan kegiatan diskusi kelompok ?
• Bagaimana sikap pemandu diskusi yang baik ?
33. Apabila masih ada hal yang perlu dijelaskan, pelatih memberikan masukan dengan
mengacu pada Lembar Informasi Kunci (UK).
34. Pelatih merangkum dan menutup hasil diskusi.
. "
75
LB.5.2.
A. TAHAP PERSIAPAN
• Mengundang peserta
• Menetapkan waktu pertemuan
• Men.entukan tempat
• Pembagian tugas tim pemandu
• Persia pan materi belajar
B. TAHAP PELAKSANAAN
• Pengaturan tempat belajar
• Pelaksanaan kegiatan belajar
77
LB.5.4.
brosur buklet
79
lB.S.5.
,
1 Pemandu menggunakan media untuk banyak bicara (ceramah)
8 Pemandu tidak memberi saran atau masukan bila peserta bingung atau salah
9 Pemandu tidak terbuka atau tidak mau mengakui hal yang tidak diketahuinya
81
Manfaat Oiskusi Kelompok :
• Karena caranya dengan saling bertukar pengalaman di antara masyarakat mengenai
cara melaksanakan upaya meningkatkan kesehatan ibu, anak dan keluarga, maka
kegiatan belajar menjadi lebih mudah dihayati oleh peserta.
• Menciptakan suasana belajar yang akrab dan santai sehingga masyarakat tidak merasa
seperti sedang belajar di kelas. Dengan demikian, diharapkan mereka menyukai
kegiatan belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya mengenai
cara-cara meningkatkan kesehatan ibu, anak dan keluarga.
O. 151PENYULUHAN
• Apabila masalah sudah terjadi pada sasaran: yaitu penjelasan tentang bagaimana
cara mengatasi masalah yang sudah terjadi, baik keluarga sendiri atau yang bisa
dibantu oleh Posyandu, atau yang perlu dirujuk.
83
d. Pembagian Tugas Tim Pemandu
• Apabila kelompok akan dipandu 2 orang kader, tentukan siapa yang menjadi
pemandu utama dan siapa yang menjadi pengamat.
• Kader perlu juga membagi tugas tentang siapa dan kapan akan mengundang
kembali para ibu (misalnya dengan undangan lisan dari mulut ke mulut).
2. TAHAP PELAKSANAAN
a. Pengaturan Tempat
• Kader mengatur tempat belajar sedemikian rupa sehingga semua peserta bisa
duduk melingkar, tanpa ada seorang pun yang duduk di belakang orang lainnya.
• Kader menempatkan diri di antara peserta sehingga terlihat membaur tanpa jarak
dengan peserta lainnya. Suasana akan lebih santai apabila semua orang duduk di
atas tikar. Apabila cuaca baik, bisa dilakukan di bawah pohon atau di halaman.
G. METODE BELAJAR
Metode belajar adalah cara melakukan kegiatan belajar untuk membahas suatu materi
tertentu. Kader sebaiknya mencoba menggunakan berbagai macam metode agar kegiatan
belajar lebih menarik dan bervariasi.
85
Bisakah Kader Membuat Media Sendiri?
• Kader Posyandu sebaiknya tidak tergantung pada media cetak yang mahal dan mung kin
sulit didapat. Kader bisa membuat sendiri media belajaryang sederhana.
• Misalnya: membuat kartu-kartu untuk bahan diskusi, yang digambar sederhana asalkan
bisa dimengerti. Bisa juga dengan mencari gambaryang sesuai dari majalah bekas atau
ditulis tangan saja, kemudian digunting sendiri.
CATATAN
Media bisa dipergunakan dengan cara partisipatif maupun tidak partisipatif :
• Media dipergunakan untuk penyuluhan (tidak partisipatif), artinya media Inl
dipergunakan untuk memberikan ceramah, dan penyuluh yang lebih banyak
bicara meskipun menggunakan media.
• Media dipergunakan untuk diskusi kelompok (partsipatif), artinya media ini
dipergunakan untuk membantu peserta agar bisa terlibat dalam diskusi. Artinya,
bukan pemandu melainkan pesertalah yang lebih banyak menggunakan media
dalam proses diskusi.
Bersikap sabar :jika kurang sabar melihat proses pelatihan yang kurang lancar lalu mengambil
alih proses itu, berarti kita telah mengambil alih kesempatan belajar peserta. Biasanya pada
pelatihan yang partisipatif, proses akan sulit pada tahap-tahap awal karena suasana belum
cukup cairo Tetapi proses selanjutnya akan sangat hidup apabila pemandu terus bersabar
dalam mendorong proses partisipasi peserta.
Mendengarkan dan tidak mendominasi : karena pengalaman dari peserta yang paling penting
dalam pembelajaran, pemandu harus lebih banyak menjadi pemerhati dan pendengar proses
pelatihan. Pemandu harus percaya bahwa bagaimana cara mengelola Posyandu dengan baik
tidak mungkin berasal dari dirinya, melainkan berasal dari proses tukar-menukar pengalaman
kader sendiri sehingga mereka bisa mempelajari sendiri bagaimana melakukan kegiatan
Posyandu secara lebih baik.
Menghargai dan rendah hati : cara menghargai peserta adalah dengan menunjukkan minat
yang sungguh-sungguh pada pengetahuan dan pengalaman mereka. Kita sebagai orang luar
sering menganggap kemampuan kader Posyandu serba ketinggalan, sehingga sikap rendah
hati perlu kita sadari.
Mau belajar : pemandu perlu memiliki seman gat untuk belajar dari peserta karena ada banyak
hal yang bisa dipelajari dari kader Posyandu yang lebih berpengalaman dalam hal bekerja di
masyarakatnya sendiri. Selain itu, pemandu tidak akan berhasil apabila tidak memahami seluk
beluk pengalaman peserta karena materi yang disampaikan dengan dikaitkan pada pengalaman
peserta akan lebih bermakna.
Bersikap sederajat dan akrab : hubungan dengan kader sebaiknya dilakukan secara informal,
akrab, dan santai, sehingga suasana kesederajatan bisa tercipta. Peserta akan mempelajari
lebih banyak kalau mereka rasa nyaman dengan Tim Pemandu. Sebaiknya kita menghindari
adanya "jarak" atau "perbedaan" antara Tim Pemandu dan Kader Posyandu. Misalnya, Tim
Pemandu bisa coba memakai baju yang sama dengan kader Posyandu. Tidak
menggurui : proses be/ajar berlangsung sama dengan orang dewasa. Orang dewasa
memiliki pengalaman dan pendirian, karena itu tidak akan berhasil apabila pemandu
87
PENCATATAN KEGIATAN POSYANDU
135 menit
89
Pleno (35 men it)
Penutupan (5 menit)
14. Pelatih mengajukan beberapa pertanyaan kunci kepada peserta untuk mengevaluasi
apakah proses pembelajaran bisa dipahami oleh peserta.
PERTANYAAN KUNCI
• Apakah yang disebut format SIP? Apa manfaatnya?
• Apakah format SIP dimaksudkan untuk MENAMBAH register / format lain yang
sudah ada di Posyandu ?
• Sebutkan nama-nama format SIP!
15. Apabila masih ada yang perlu dijelaskan, pelatih memberikan masukan dengan mengacu
pada Lembar Informasi Kunci (UK).
16. Pelatih merangkum hasil dikusi
91
C. CARA MENGISI FORMAT SIP
1. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, dan kematian ibu hamil, melahirkanl
nifas, dilaksanakan setiap bulan oleh kader Dasa Wisma dan disampaikan secara lisan
kepada Ketua Kelompok PKK RW / Dusun / Lingkungan melalui Ketua Kelompok RT dan
Kader Posyandu di wilayah yang bersangkutan.
2. Register bayi dan balita di Wilayah Kerja Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu
setiap bulan. Satu lembar format ini berlaku untuk 1 tahun.
3. Register ibu hamil di Wilayah Kerja Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu
untuk selama 1 tahun.
5. Data Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap bulan setelah hari buka
Posyandu (atau setiap ada kegiatan).
6. Data Hasil Kegiatan Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap bulan setelah
hari buka Posyandu (atau setiap ada kegiatan).
93
PENGISIAN CATATAN IBU HAMIL, KELAHIRAN, KEMATIAN BAYI DAN
PENJELASAN FORMAT 1
KEMATIAN IBU HAMIL, MELAHIRKAN I NIFAS
KOLOM PENJELASAN
1 Nomor urut
2 Diisi nama ibu hamil atau ibu yang mempunyai bayi di wilayah kerja Posyandu.
3 Diisi nama suami dari ibu hamil atau nama bapak bayi.
Diisi nama bayi yang lahir. Apabila belum mempunyai nama, maka kolom ini ditulis
4
nama ibunya sesuai kolom 2
Diisi tanggal, bulan, tahun lahirnya bayi. Apabila ada kelahiran bayi kembar, tanggal
lahir keduanya tetap harus ditulis (apabila ada bayi yang pindah dari Dasawisma
5
daerah lain, dan belum mencapai 12 bulan, maka nama ibu, bapak, bayi tersebut
dicatat juga).
Diisi tanggal, bulan, tahun meninggalnya ibu karena hamil, melahirkan dan masa
7
nifas.
Diisi dengan catatan beberapa hal sebagai kelengkapan informasi yang perlu
diketahui
• Lahir kembar
• Usia Meninggal
8
• Penyebab meninggalnya
• Berat bayi ketika lahir
• Usia kehamilan ibu
• Keguguran dan lain-lain
CATATAN:
Catatan ini merupakan rekap dari catatan yang sama dari Kelompok Dasawisma
95
PENJELASAN FORMAT 2
PENGISIAN REGISTER BAYI DAN BALITA 01 WILAYAH KERJA POSYANOU
KOLOM PENJELASAN
1 Nomor Urut
2 Diisi nama bayi / balita yang ada di wilayah kerja Posyandu saat ini.
Diisi tanggal, bulan, tahun kelahiran bayi tersebut. Apabila tidak mengetahui
3
tanggal, bulan, tahun kelahiran bayi, dapat diisi dengan umur.
24 Diisi bulan saat bayi mendapatkan oralit pada bulan yang bersangkutan
26 s.d 28 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi DPT I, II dan III
29 s.d 32 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi Polio I, II, III dan IV
33 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi Campak
34 s.d 36 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi Hepatitis B I, II dan III
D;;s; tanggal dan bulan bayi meninggal
37
Diisi Penjelasan / keterangan yang ada dan belum tertampung pada kolom-
38
kolom yang tersedia.
97
PENJELASAN FORMAT 3
PENGISIAN REGISTER WUS-PUS 01 WILAYAH KERJA POSYANOU
KOLOM PENJELASAN
1 Nomor urut
Diisi nama suami dari WUS / PUS yang ada di kolom 2. Apabila kolom 2 yang
4
bersangkutan WUS, maka pada kolom ini diberi tanda garis keeil (-)
Diisi jumlah anak yang meninggal, serta umur anak saat meninggal.
Contoh:
8
2 orang - 3 bulan
- 2 tahun
9 Diisi hasil pengukuran lingkar lengan atas (LILA) WUS yang kurang 23,5 em
Diisi tanggal, bulan pemberian kapsul Yodium. Kapsul Yodium hanya diberikan
10
satu tahun sekali.
11 S.D 15 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi TT I, II, III, IV dan V
'16 Diisi jenis kontrasepsi yang dipakai WUS / PUS saat ini.
Diisi jenis kontrasepsi apabila ada pergantian jenis kontrasepsi yang hanya
17
dipakai
99
PENJELASAN FORMAT 4
PENGISIAN REGISTER IBU HAMIL 01 WILAYAH KERJA POSYANOU
KOLOM PENJELASAN
1 Nomor urut
5 Diisi tanggal dan bulan saat ibu datang pertama kali saat kehamilannya
Diisi dengan umur (berapa bulan) kehamilan, saat ibu tersebut datang pertama
6
kali ke posyandu
Diisi urutan kehamilan (yang ke berapa) termasuk diihitung juga anak yang
7
meninggal
22 s.d 24 Diisi dengan jumlah berapa bungkus tablet tambah darah ke I, II, III diterima
25 s.d 29 Diisi dengan tanggal dan bulan penerimaan imunisasi TT I, II, III, IV dan V
101
PENJELASAN FORMAT 5
PENGISIAN DATA POSYANDU
KOLOM PENJELASAN
1 Nomor Urut
3 Diisi jumlah bayi umur 0 - 12 bulan yang datang ke Posyandu saat itu
.4 Diisi jumlah balita umur 1 - 5 tahun yang datang ke posyandu saat itu
8 Diisi jumlah ibu menyusui yang ada dalam wilayah kerja Posyandu tersebut
9 Diisi jumlah bayi yang lahir saat pertama kali Posyandu dibuka (bulan tertentu)
11 Diisi jumlah ibu hamil melahirkan, nifas yang meninggal saat itu
14 Diisi jumlah tenaga medis dan paramedis yang hadir saat itu
103
PENJELASAN FORMAT 6
PENGISIAN DATA HASIL KEGIATAN POSYANDU
KOLOM PENJELASAN
1 Nomor Urut
2 Diisi bulan saat posyandu tersebut melaksanakan kegiatan
3 Diisi jumlah ibu hamil (bumil) yang datang ke Posyandu saat itu
4 Diisi jumlah bumil yang memeriksakan kehamilannya
5 Diisi jumlah bumil yang mendapat Fe
6 Diisi jumlah ibu menyusui yang datang ke Posyandu
Diisi jumlah peserta KB yang mendapat pelayanan berupa kondom, pil, dan
7 s.d 9
suntikan
Diisi jumlah semua balita yang ada di wilayah kerja Posyandu yang menjadi
10
sasaran pelayanan Posyandu (S)
105
LANGKAH-LANGKAH
1. Pelatih menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan, dan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan Pokok Bahasan 6 ini diatas papan tulis atau kertas dinding.
2. Pelatih menanyakan kepada peserta apa artinya istilah "masalah".
3. Pelatih menanyakan pada peserta masalah-masalah apa yang sering dijumpai di Posyandu
dan apa upaya yang telah dilakukan.
4. Pelatih member! masukan dengan mengaeu pada Lembar Informasi Kunei (UK).
5. Pelatih membagikan LB.7.1. (4 halaman) dan LB.7.2. kepada semua peserta dan meminta
seorang peserta untuk membaeakan tulisan didalamnya.
6. Pelatih memberi penjelasan mengenai beberapa istilah yang berkaitan dengan masalah
pada LB.7.1. dengan menggunakan LB.7.2.
7. Pelatih membagikan LB.7.3. (3 halaman) dan LB.7.4. kepada semua peserta dan meminta
seorang peserta untuk membaeakan tulisan didalamnya.
8. Pelatih memberi penjelasan mengenai beberapa istilah yang berkaitan dengan LB.7.3.
dengan menggunakan LB.7.4.
9. Pelatih mengajak peserta untuk mendiskusikan satu per satu hal-hal sebagai berikut:
BAHAN DISKUSI
• Menurut pengalaman peserta, masalah-masalah apa saja pada LB.7.1. yang
paling sering ditemukan di Posyandu?
• Mengapa kader perlu memahami sebab-sebab dan akibat dari suatu masalah?
TUGAS KELOMPOK
• Pilihlah 3 kartu (masalah) dari LB.7.1. yang menurut kelompok merupakan
masalah yang paling sering terjadi di lapangan. Apabila masalah belum ada
pada LB.7.1. tuliskan pada kartu / kertas kosong.
• Pilihlah kartu-kartu dari LB.7.3. kegiatan-kegiatan yang perlu dan bisa dilakukan
untuk mengatasi 3 masalah tersebut. Apabila kegiatan belum ada pad a LB.7,3.
tuliskan pad a kartu / kertas kosong.
• Tempelkan kartu-kartu masalah dan kegiatannya diatas kertas plano.
107
LB.7.1
109
LB.7.1
tetanus campak
linkungan kotor
111
LB. 7.2
PENJELASAN MASALAH
Kurang Energi Protein (KEP) yaitu istilah untuk kurang gizi pada
Balita. Cara mengetahuinya adalah dengan melihat eatatan
pad a Kartu Menuju Sehat (KMS). Apabila berat badan Balita
Kurang Energi Protein (KEP)
berada di Bawah Garis Merah (BGM) berarti anak kurang gizi
atau menderita KEP.
Kurang Energi Kronis (KEK), yaitu istilah untuk kurang gizi pada
ibu hamil. Cara mengetahuinya adalah dengan mengukur LILA
Kurang Energi Kronis (KEK) (Lingkar Lengan Atas). Apabila LILA ibu hamil kurang dari 23.5
em berarti ibu hamil kurang gizi atau menderita KEK.
'Bayi Lahir Mati' yaitu kematian bayi usia 0-1 bulan. Apabila
anak mati di bawah usia 12 bulan. disebut 'Kematian Bayi',
Bayi lahir mati, kematian bayi
sedangkan anak mati dibawah 5 tahun, disebut 'Kematian
dan kematian balita
Balita'. Hal ini merupakan istilah-istilah dibidang kesehatan.
113
LB.7.3
115
DAFTAR ISTILAH
Bumil Resti yaitu ibu hamil yang memiliki gejala atau tanda-tanda
bahaya,seperti: pembengkakan kaki, mengalami kurang gizi (KEK),
perdarahan, usia di bawah atau di atas batas aman (di bawah 20
Ibu Hamil, Resiko Tinggi
tahun, di atas 35 tahun), pernah melahirkan prematur atau
(BUMIL RISTI)
keguguran, berat badan kurang dari 38 kg sebelum hamil, tinggi
badan kurang dari 140 em, jarak kelahiran dari anak terdahulu
kurang dari 2 tahun, telah melahirkan lebih dari 4 kali.
BKB yaitu upaya merawat anak bukan hanya dari segi kesehatan
Bina Keluarga Balita
fisik (pertumbuhan) saja, melainkan juga dari segi perkembangan
(BKB)
mental, keeerdasan, dan kepekaan sosialnya.
117
C. UPAYA PEMECAHAN MASALAH
Dalam upaya menentukan pemecahan masalah yang ditemukan di Posyandu, kader sebaiknya
mengutamakan kegiatan yang bisa ditangani oleh masyarakat sendiri, kegiatan yang perlu
dikenal oleh kader antara lain, yaitu:
D. PENGERTIAN RUJUKAN
• Rujukan adalah pemberian surat pengantar kepada orang yang dianggap memiliki
tanda-tanda masalah. Surat itu biasanya ditujukan kepada Puskesmas.
• Meskipun memberi rujukan merupakan tugas utama dari petugas kesehatan yang
bertugas di langkah-5 pada hari buka Posyandu, tetapi kader perlu juga memberi
rujukan apabila diperlukan.
• Biasanya, kader memberikan rujukan di kegiatan 4, pada saat bertugas memberikan
penyuluhan. Tetapi bisa juga memberikan rujukan di luar hari Posyandu, ketika kader
menemukan suatu masalah.
119
PENGGERAKKAN MASYARAKAT DAN KUNJUNGAN RUMAH
90 menit
121
Peragaan Kunjungan Rumah (40 menit)
• Satu (1) orang menjadi Bapak Siamet yang kesal pada kader karena istrinya
selalu dianjurkan ikut KB padahal bapak ini tidak setuju.
• Satu (1) orang menjadi Ibu Siamet yang sedang hamil 5 bulan, nampak pueat
dan lelah, tetapi takut pada suaminya.
• Satu (1) orang menjadi Ibu Kardi, mertua Ibu Siamet yang selalu menyindir-
nyindir kader sebagai orang yang suka meneampuri urusan orang lain.
Catatan: Bapak dan Ibu Siamet adalah petani dan memiliki 5 orang anak, yaitu 2 orang
balita (1 tahun dan 3 tahun), 2 orang masih di Sekolah Dasar, dan yang paling besar 15
tahun sudah tidak sekolah.
19. Pelatih meminta kedua kader (peraga) meneeritakan kesan dan kesulitannya melaksanakan
peragaan kunjungan rumah.
20. Pelatih meminta peserta untuk membahas hal-hal sebagai berikut:
21. Pelatih memberikan masukan dengan mengaeu pada Lembar Informasi Kunci (UK).
22. Pelatih mengajukan beberapa pertanyaan kunei kepada peserta untuk mengevaluasi
apakah proses pembelajaran bisa dipahami oleh peserta.
PERTANYAAN KUNCI
• Apa tujuan kunjungan rumah?
• Siapa sasaran kunjungan rumah?
• Bagaimana langkah-Iangkah melaksanakan kunjungan rumah?
23. Apabila masih ada hal-hal yang perlu dijelaskan, pelatih memberikan masukan dengan
mengaeu pada Lembar informasi Kunei (UK).
123
LB.8.2.
Berikut ini adalah CONTOH langkah-Iangkah kunjungan rumah oleh kader dengan
menggunakan media kartu sebagai bahan 'obrolan' bersama sasaran:
1. Kader mengucapkan salam dan beramah-tamah terlebih dahulu sebelum sampai pad a
pokok tujuan.
2. Kader menyampaikan bahwa kedatangannya adalah untuk melihat keadaan ibu hamil, ibu
menyusui atau bayi dan balita di keluarga ini dalam rangka tugas sebagai kader Posyandu.
3. Kader menanyakan pad a keluarga / ibu tersebut tentang keadaan ibu hamil / ibu menyusui
/ bayi / balita dan alasan mengapa mereka tidak datang ke Posyandu.
7. Kader meminta keluarga / ibu tersebut menjelaskan pengalaman keluarga mengenai hal
yang terdapat pad a gambar-gambar tersebut.
9. Sebelum berpamitan pulang, kader menanyakan apakah mereka berminat hadir pada
kegiatan Posyandu atau kegiatan belajar kelompok bersama kader. Kader memberitahukan
kapan dan dimana kegiatan tersebut akan dilaksanakan.
125
B. KUNJUNGAN RUMAH
1. TAHAP PERSIAPAN
127
UPAYA MENINGKATKAN GIZI KELUARGA
90 menit
129
•
Pleno (20 menit)
DISKUSI PLENO
• Apakah menu yang disusun setiap kelompok sudah memenuhi kebutuhan 3
gizi utama yang kita perlukan? Apa yang masih perlu diperbaiki?
• Sebagai kader, mengapa kita perlu memberikan pesan-pesan gizi yang sesuai
dengan kemampuan masyarakat?
14. Pelatih kemudian memberi eontoh daftar menu sederhana dengan mengaeu kepada Lembar
informasi Kunei (UK).
15. Pelatih kemudian membagikan LB.9.2. kepada semua peserta dan meminta salah seorang
peserta untuk membaeakan isinya dengan suara keras dan jelas.
16. Pelatih mengajak peserta mendiskusikan satu per satu pertanyaan berikut ini:
BAHAN DISKUSI
• Sebutkan 3 hal yang terdapat pada LB.9.2. yang masih sering diueapkan
masyarakat apabila mendapatkan anjuran tentang gizi?
• Bagaimana eara kader menghadapi masyarakat yang mengueapkan hal-hal itu?
17. Pelatih kemudian memberi masukan mengenai eara kader menghadapi faktor-faktor
penghambat seperti yang tereantum pada LB.9.2. dengan mengaeu kepada Lembar
Informasi Kunei (UK).
18. Pelatih membagikan LB.9.3. kepada semua peserta dan meminta salah seorang peserta
untuk membaeakannya.
19. Pelatih meminta peserta untuk memilih tiga anjuran tentang gizi pada LB.9.3. yang paling
penting untuk disampaikan kepada masyarakat.
20. Pelatih mengajukan beberapa pertanyaan kunei kepada peserta untuk mengevaluasi
apakah proses pembelajaran bisa dipahami oleh peserta.
PERTANYAAN KUNCI
• Apakah yang disebut gizi? Apakah yang disebut masalah gizi?
• Sebutkan beberapa eontoh alasan dari masyarakat yang menghambat upaya
untuk meningkatkan gizi keluarga?
21. Apabila masih ada hal yang perlu dijelaskan, pelatih memberikan masukan dengan
mengaeu kepada Lembar Informasi Kunei (UK).
22. Pelatih merangkum dan menutup hasil diskusi.
131
LB.9.1. MASALAH - MASALAH GIZI YANG PERLU KITA KENALI
133
LB.9.3. PESAN-PESAN GIZI UNTUK KELUARGA
Biasakan cuci tangan dengan sabun Berikan Vitamin A pad a balita sejak
sebelum dan sesudah makan. Anak usia 6 bulan sampai 5 tahun, setiap
yang mendapat makanan bergizi, 2 x setahun agar mata mereka sehat
tetapi tidak sehat apabila memiliki dan juga memiliki daya tahan
kebiasaan hidup tidak bersih ... terhadap penyakit
8atasi jumlah dan aturlah jarak Supaya anak mau makan, masaklah
kelahiran anak, agar keluarga dapat makanan dirumah agar enak dan
memenuhi kebutuhan gizi mereka .... menarik, meskipun sederhana dan
murah ....
135
LEMBAR INFORMASI KUNCI (UK)
• Zat gizi adalah unsur-unsur yang diperlukan oleh tubuh agar seseorang hidup sehat.
Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh kita terdiri dari bermacam-macam unsur sehingga
kita perlu memakan berbagai jenis makanan.
• Setiap manusia memerlukan makanan untuk hidup. Makanan yang dibutuhkan oleh
tubuh kita bukan sekedar makanan yang mengenyangkan, tetapi makanan yang
mengandung zat gizi.
• Upaya memelihara gizi dalam keluarga perlu dilaksanakan terutama untuk anak-anak
usia 0-5 tahun, karena usia tersebut merupakan usia terpenting bagi pertumbuhan
jasmani dan perkembangan otak anak.
• MAKANAN POKOK DAN LEMAK / MINYAK yaitu makanan yang dibutuhkan tubuh
agar kita punya tenaga untuk bekerja dan melakukan kegiatan sehari-hari. Sumber-
sumber makanannya, antara lain yaitu:
Makanan Pokok yaitu makanan yang mengandung zat tepung, seperti: beras,
jagung, gandum, gula, umbi-umbian, kentang, sagu, rati, mie, dll
Makanan yang mengandung minyak atau lemak, seperti: minyak, mentega, santan,
dll.
• LAUK PAUK (PROTEIN) yaitu makanan yang dibutuhkan untuk membangun tubuh
dan otak kita. Sumber-sumber makanannya antara lain yaitu:
Lauk-pauk dari tumbuh-tumbuhan, seperti: kacang-kacangan, tempe, tahu, susu,
kacang kedelai, dll.
Lauk-pauk dari hewan, seperti: telur, ayam, daging, ikan, susu kambing / sapi, dll.
C. MASALAH GIZI
• Masalah gizi adalah masalah yang disebabkan oleh kekurangan gizi. Misalnya, tubuh
kita menjadi kurus, lemah, mudah sa kit, dan sebagainya. Masalah-masalah gizi yang
perlu dikenali oleh kader Posyandu tercantum pada LB.9.1.
• Meskipun anak tidak sakit dan makan banyak (merasa kenyang), apabila makanan itu
tidak memenuhi syarat gizi yang baik, maka tetap saja anak akan kekurangan gizi.
Akibat kekurangan gizi pada anak bisa sekarang dan bisa juga terjadi pada saat usia
dewasa. Seseorang menjadi mudah sakit dan daya tahan tubuhnya kurang karena
masalah gizi yang terjadi pada masa kanak-kanaknya.
137
• atau pisang di kerok saja sebagai makanan bayi.
• Kepercayaan yang sulit diubah, misalnya:
Secara turun menurun masyarakat menganggap bahwa perlu memberi bayi
makanan tambahan setelah usianya beberapa hari dan menganggap pemberian
ASI Eksklusif akan membuat bayi merasa lapar
Tidak memberi ikan kepada anak karena takut terkena cacingan
Anak gadis tidak boleh makan nanas atau pisang ambon, dsb.
• Selain itu, kader menghadapi tantangan ini dengan cara menggiatkan pelayanan
Posyandu untuk memperkenalkan cara meningkatkan gizi keluarga. Kegiatan-kegiatan
itu antara lain adalah:
Kegiatan penyuluhan gizi: baik pada hari Posyandu, maupun pad a saat kegiatan
kelompok dan kunjungan rumah
Pemberian obat-obatan: tablet besi (untuk kasus kurang darah), Vitamin A, Gralit,
dll.
Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Demo mengolah (masak) makanan sehat.
Pemberian rujukan apabila menemukan kasus kurang gizi.
Menyelenggarakan 'Lomba Balita Sehat', misalnya pada saat perayaan 17 Agustus,
dan sebagainya.
• Kader Posyandu yang berhasil adalah kader yang bisa mendorong masyarakat
melaksanakan sendiri usaha-usaha meningkatkan kebiasaan makan bergizi.
139
LANGKAH - LANGKAH
Pengantar (5 menit)
Pelatih menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan, dan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan Pokok Bahasan 10 ini di atas papan tulis atau kertas dinding.
1. Pelatih menampilkan kembali kartu-kartu metaplan harapan yang disusun pada awal
pelatihan.
2. Pelatih meminta peserta menyepakati bersama penempelan kartu-kartu harapan tersebut
ke dalam tabel LB.1 0.1. yang telah disalin ke atas kertas dinding (plano), yang terdiri atas
2 kolom sebagai berikut:
• Harapan-harapan yang tercapai dalam pelatihan
• Harapan-harapan yang tidak tercapai dalam pelatihan
3. Pelatih kemudian menempelkan kertas dinding (plano) berisi tabel yang disalin dari LB.1 0.2.
yang memuat 3 gambar wajah sebagai berikut:
• Wajah sedih (materi kurang dimengerti)
• Wajah biasa (Iumayan, materi cukup dimengerti)
• Wajah senang / tertawa (bag us, materi bisa dimengerti)
4. Pelatih meminta semua peserta untuk menilai bersama keberhasilan belajar untuk setiap
Pokok Bahasan yang telah dilaksanakan (PB.1. sampai 9) dengan memberi tanda dot (.)
pad a kolom yang sesuai pad a tabel LB.10.2.
5. Setelah tabel LB.1 0.2. terisi penuh, pelatih meminta beberapa peserta untuk menjelaskan
alasan penilaiannya.
6. Pelatih kemudian meminta peserta mengungkapkan hal-hal yang belum dimengerti dari
materi PB.1. sampai 9.
7. Pelatih memberikan penjelasan yang diperlukan. Pelatih lainnya, juga bisa menambahkan
penjelasan-penjelasan apabila diperlukan.
8. Pelatih memberikan masukan mengenai hasil evaluasi dengan mengacu pada lembar
Informasi Kunci (UK).
1. Pelatih menampilkan tabel dari LB.10.3. yang telah disalin ke atas kertas dinding.
2. Pelatih membagi peserta ke dalam kelompok, sesuai Posyandu masing-masing.
3. Pelatih meminta setiap kelompok (per Posyandu) untuk menyalin tabel LB.10.3. ke atas
kertas HVS dan mengisinya dengan rencana tindak lanjut di Posyandu masing-masing
(dibuat rangkap dua: 1 untuk pelatih dan 1 untuk kader).
4. Pelatih berkeliling dan membantu setiap kelompok apabila diperlukan, untuk mengisi tabel
RTL dengan baik. Rencana yang dibuat ini harus dibuat sesederhana mungkin agar benar-
benar bisa dilaksanakan oleh mereka.
5. Pelatih menyampaikan manfaat penyusunan RTL dengan mengacu pada Lembar Informasi
Kunci (UK).
1. Pelatih meminta seorang peserta untuk menyampaikan kesan-kesan sing kat tentang
kegiatan pelatihan.
2. Pelatih mengucapkan terima kasih atas partisipasi aktif peserta dalam kegiatan pelatihan.
Pelatihan ditutup dengan pembacaan do'a.
141
lB.10.2
lABEL EVAlUASI
I JUDULPOKOKBAHASAN
5 Penyuluhan di Kegiatan 4
Catatan:
Beri tanda dot (.) pad a kolom yang sesuai dengan penilaian berikut ini:
143
LEMBAR INFORMASI KUNCI (UK)
A. MANFAAT EVALUASI
• Dalam setiap pelatihan kita perlu melaksanakan evaluasi untuk menilai seberapa jauh
materi-materi belajar bisa dipahami oleh peserta. Pada kesempatan ini, peserta masih
bisa menanyakan hal-hal yang perlu penjelasan kepada pelatih.
• Evaluasi juga bisa menilai apakah harapan-harapan peserta bisa terpenuhi dalam
pelatihan ini. Apabila harapan peserta kurang terpenuhi, sebaiknya dicarikan jalan
keluarnya melalui penyusunan RTL pribadi (masing-masing peserta).
• Beberapa saran untuk peserta adalah:
Sebuah pelatihan tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan peserta, karena itu
sebaiknya peserta terus-menerus belajar baik dari orang lain maupun membaca.
Belajar terus-menerus akan bermanfaat bagi diri pribadi kader sendiri maupun
untuk meningkatkan kemampuannya dalam membantu masyarakat di Posyandu.
Bahan belajar yang disarankan untuk dikuasai oleh kader adalah Buku Kader
UPGK yang memuat semua hal tentang tugas kader Posyandu. Selain itu, bisa
juga dimanfaatkan bahan-bahan belajar yang berasal dari berbagai sektor.
• Penyusunan RTL diharapkan dapat menjadi bukti hasil pelatihan bagi peserta, untuk
dilaporkan kepada ketua dan pembina TP PKK di Desa/Kelurahannya masing-masing.
Dengan demikian, diharapkan kader mendapatkan dukungan.
• RTL yang disusun itu merupakan RTL peserta untuk masing-masing Posyandu yang
diharapkan bisa dilaksanakan oleh mereka sebagai upaya meningkatkan pelayanan
Posyandu di wilayahnya.
145
PESAN DASAR Gizi Seimbang
j'u\li ''"
lila nj! I; i l i da n ~I a k3 nan
147
L
r------------- ---
DAFTAR BACAAN
Berikut ini adalah beberapa bacaan yang dianjurkan untuk menjadi bahan acuan, baik oleh
pelatih Kabupaten / Kecamatan yang akan memandu Pelatihan Pengelolaan Posyandu untuk
kader Posyandu, maupun oleh kader yang akan melaksanakan kegiatan di Posyandunya
masing-masing. Apabila membutuhkan, mudah-mudahan bacaan ini bisa diperoleh di dinas /
instansi yang menerbitkannya.
146
LB.10.3
SUMBER DAYA
1 2 3 4 5 6 7
CATATAN:
• Kegiatan dibuat sesuai dengan kemampuan Posyandu masing-masing agar RTL ini
benar-benar bisa dilaksanakan, misalnya: penyuluhan terarah
• Pendukung: bisa diisi dengan sektor atau lembaga yang bisa membantu terlaksananya
suatu kegiatan yang diusulkan, misalnya: bidan, petugas Puskesmas, PLKB.
• Waktu diisi dengan bulan dan tahun yang diperkirakan kegiatan bisa dilaksanakan
• Sumber daya: diisi sesuai dengan kebutuhannya, tidak harus selalu memerlukan biaya
berupa uang
144
LB.10.1
142
EVALUASI DAN RENCANA TINDAK LANJUT
90 menit
140
D. CARA MENYUSUN MENU BERGIZI
• Menu yang sehat dan bergizi sebaiknya memenuhi ke 3 gizi utama. Berikut ini adalah
contoh menu sederhana yang sehat dan bergizi:
WAKTU MENU
Nasi, tempe / tahu goreng, sayur santan daun singkong dan teri, pepaya atau
Siang
pisang
Nasi, tempe / tahu bumbu kecap (bacem), sayur santan daun singkong dan
Sore / malam
bunga pepaya, teri goreng, pepaya atau pisang
• Dalam menyusun menu yang bergizi dan sehat, sebenarnya tidak perlu bahan makanan
yang mahal-mahal. Gunakan bahan-bahan lokal, baik yang berasal dari kebun /
pekarangan kita sendiri, maupun yang bisa dibeli dengan mudah dan murah.
• Sayuran yang biasanya mudah diperoleh adalah daun singkong, labu, pucuk daun
labu, kangkung, kacang panjang, sawi, bunga pepaya, dsb. Agar rasanya enak bisa
diolah sebagai sayur santan atau ditumis dengan bumbu sederhana.
• Sebagai sumber protein, bisa disesuaikan dengan bahan yang murah di wilayah kita.
Apabila ikan segar murah dan mudah diperoleh, akan lebih baik. Kalau tidak, usahakan
menyediakan tempe, tahu dan telur. Ikan kering seperti teri, juga merupakan sumber
protein yang tinggi. Peliharalah ayam untuk dimakan telur dan dagingnya oleh keluarga
paling tidak seminggu sekali, jangan dijual semuanya. Akan lebih baik apabila kita
bisa lebih sering makan telur, ikan atau daging.
• Sebaiknya sebagian makanan digoreng agar mengandung minyak / lemak yang
dibutuhkan oleh tubuh kita.
Pad a LB.9.2. terdapat sejumlah alasan yang menjadi penghambat perilaku makan yang sehat
dari masyarakat. Alasan-alasan ini disebabkan karena:
138
:.'
Jangan berikan pisang, air, atau Setelah bayi berusia diatas 6 bulan,
makanan lain kepada bayi berusia ASI saja tidak cukup. Berikan ASI
o sampai 6 bulan karena pencernaan dan makanan bayi yang sehat untuk
bayi masih belum cukup kuat untuk bayi diatas usia 6 bulan
menerimanya
136
LB.9.2. HAL-HAL YANG MENGHAMBAT UPAYA MENINGKATKAN GIZI KELUARGA
Anak saya hanya makan nasi dengan Kami memberi bayi kami hanya nasi
lauk pauk atau ikan saja karena dia yang dihaluskan karena kamu tidak
tidak suka makan sayuran ... mampu membeli ikan, daging dan
telur ....
Kami sudah biasa dengan cara Kami tidak tahu apa gunanya
seperti ini, orang tua kami yang memberikan kapsul Vitamin A untuk
mengajarkan hal ini berdasarkan balita umur 6 bulan sampai 5 tahun
pengalamannya ...
134
•
LB.9.1. MASALAH - MASALAH GIZI YANG PERLU KITA KENALI
132
LANGKAH-LANGKAH
Pengantar (5 menit)
1. Pelatih menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan dan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan Pokok Bahasan 9 ini di atas papan tulis atau kertas dinding (plano).
2. Pelatih mengajak peserta mendiskusikan beberapa hal dengan mengajukan satu persatu
pertanyaan sebagai berikut:
BAHAN DISKUSI
• Apakah yang disebut dengan zat gizi ?
• Makanan-makanan apa saja yang merupakan sumber makanan bergizi ?
• Apa manfaat makanan bergizi ?
3. Pelatih menulis pengertian 'zat-zat gizi' di atas papan tulis (kertas dinding).
4. Pelatih memberikan masukan dengan mengaeu pad a Lembar Informasi Kunei (UK).
5. Pelatih membagikan LB.9.1. (2 halaman) kepada semua peserta.
6. Pelatih meminta seorang peserta untuk membaeakan LB.9.1.
7. Pelatih mengajak peserta mendiskusikan beberapa hal dengan mengajukan satu per satu
pertanyaan berikut ini:
BAHAN DISKUSI
• Apakah yang disebut dengan masalah gizi?
• Menurut pengalaman peserta, masalah-masalah gizi apa saja pad a LB.9.1. yang
masih sering ditemukan di masyarakat?
• Sebutkan masalah lain yang belum tereantum pada LB.9.1.?
8. Pelatih memberikan masukan mengenai pengertian 'masalah gizi' dengan mengaeu pada
Lembar Informasi Kunei (UK).
TUGAS KELOMPOK
Susunlah daftar menu untuk 1 hari, yaitu untuk sarapan pagi, makan siang, dan
makan sore / malam yang mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
• Bahannya sudah tersedia di kebun sendiri (tidak perlu membeli).
• Apabila harus membeli, mudah didapat dan harganya terjangkau oleh masyarakat
pedesaan.
• Memenuhi kebutuhan tiga (3) zat gizi utama.
130
2. TAHAP PELAKSANAAN KUNJUNGAN
• Kader mengucapkan salam dan beramah tamah terlebih dahulu sebelum sampai
pad a pokok tujuan, karena untuk meminta kesediaan waktunya.
• Kader menyampaikan tujuan kedatangannya.
• Kader kemudian berbincang-bincang dengan keluarga / ibu tersebut tentang
keadaan ibu hamil / ibu menyusui / bayi / balita.
• Apabila diperlukan, kader memberikan tablet besi, tablet Yodium, Vitamin A untuk
balita, dan sebagainya.
• Sebelum berpamitan pulang, kader mengajak keluarga/ibu tersebut untuk
menghadiri kegiatan Posyandu yang akan dilaksanakan.
D. SARAN-SARANUNTUKKADER
• Banyak kader yang mengeluh bahwa kedatangan mereka seringkali dianggap sebagai
'gangguan' oleh sasaran. Apalagi bila sasaran itu termasuk orang yang sulit didekati
dan diajak melaksanakan kegiatan Posyandu.
• Berikut ini adalah beberapa saran untuk kader agar kunjungan rumah berjalan dengan
baik:
Kader sebaiknya bersikap ramah, sabar dan tidak 'menggurui', apalagi sambil
memarahi dan mengomeli sasaran.
Berikan penjelasan dengan cara sederhana, terutama tentang manfaat apabila
melaksanakan saran-saran yang diberikan.
Laksanakan kunjungan rumah dengan santai, seperti sedang bertamu dan
mengobrol biasa. jangan bertamu terlalu lama atau pad a jam-jam sibuk mereka.
Pergunakan media bantu (kartu konseling atau yang lainnya) hanya untuk sasaran
yang telah menerima kedatangan kader dengan baik. Jangan paksakan
penggunaan media bantu apabila itu tidak tepat.
Contoh cara melaksanakan kunjungan rumah dengan menggunakan media
gambar bisa dilihat pad a LB.8.2.
128
LEMBAR INFORMASI KUNCI (UK)
A. MENGGERAKKAN MASYARAKAT
Masyarakat hanya mau melakukan sesuatu yang sudah pasti atau langsung
dirasakan manfaat atau keuntungannya, sedangkan Posyandu memiliki kegiatan
yang manfaat atau keuntungannya seringkali tidak secara langsung. Misalnya:
imunisasi dan penggunaan garam yodium, merupakan tindakan pencegahan yang
manfaat atau hasilnya tidak bisa langsung terlihat.
Masyarakat merasa sudah terbiasa dengan hal-hal yang secara turun-temurun
telah dilakukannya, sedangkan Posyandu memperkenalkan banyak hal baru yang
seringkali berbeda dengan kebiasaan masyarakat. Misalnya: cara memberi
makanan pertama pad a bayi.
Masyarakat lebih percaya pada contoh yang nyata daripada anjuran-anjuran saja,
Posyandu memperkenalkan cara hidup sehat yang seringkali sulit menjelaskannya
dengan contoh. Misalnya: apa hubungan Iingkungan yang kotor dengan berbagai
penyakit yang terjadi.
Masyarakat hanya bersedia melakukan sesuatu apabila hal itu merupakan masalah
yang sedang dialaminya dan tidak bisa dipecahkan sendiri, sedangkan Posyandu
bukan lembaga pelayanan kesehatan yang memiliki keahlian medis seperti
Puskesmas sehingga kemampuan kader terbatas. Misalnya: kader tidak dilatih
untuk me nolong orang sakit yang minta pertolongan.
• Untuk menghadapi berbagai alasan ibu-ibu (masyarakat) yang sulit digerakkan atau
dimotivasi antara lain dengan cara sebagai berikut:
Memberikan contoh langsung melalui penerapan hidup sehat pad a keluarga kader
sendiri agar mereka tergerak untuk meniru.
Melakukan pendekatan individu melalui KUNJUNGAN RUMAH. Kader sebaiknya
tidak bersikap menggurui kepada sasaran dalam melakukan kunjungan. Mengobrol
sambil memberi informasi tentang manfaat kegiatan Posyandu merupakan cara
yang lebih baik daripada menggurui. Untuk membina hubungan yang baik dengan
ibu-ibu, kader perlu bersikap ramah dan menghindari kebiasaan mengecam atau
memarahi masyarakat.
Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat yang bisa membantu
menggerakkan atau memotivasi masyarakat. Misalnya: kepala desa, tokoh agama
(ulama), pemimpin adat, guru, dan sebagainya.
Mengembangkan kegiatan-kegiatan Posyandu secara menarik dan berdasarkan
kebutuhan masyarakat, sehingga mereka bisa merasakan manfaatnya.
126
LB.8.1
A. TAHAP PERSIAPAN
124
LANGKAH-LANGKAH
Pengantar (5 menit)
1. Pelatih menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan, dan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan Pokok Bahasan 8 ini di atas papan tulis atau kertas dinding.
2. Pelatih membagikan sebuah kartu atau potongan kertas kepada semua peserta.
3. Pelatih meminta masing-masing peserta untuk menuliskan hal sebagai berikut:
• SATU (1) alasan yang PALING SERING dilontarkan ibu-ibu apabila tidak mau
atau tidak bisa datang ke Posyandu.
4. Pelatih meminta peserta untuk saling bertukar kertas yang telah mereka tulisi itu dengan
peserta yang duduk di dekat / sebelahnya. Boleh di kiri boleh di kanan.
5. Pelatih meminta peserta untuk membaeakan kartu / kertas yang dipegangnya.
6. Pelatih kemudian mengajak peserta untuk mendiskusikan:
BAHAN DISKUSI
• Mengapa kader perlu menggerakkan masyarakat ?
• Bagaimana eara menggerakkan masyarakat ?
7. Pelatih memberikan masukan dengan mengaeu pad a Lembar Informasi Kunei (L1K).
8. Pelatih menanyakan kepada peserta apakah mereka sering melakukan kunjungan rumah
dan apakah tujuannya.
9. Pelatih mengajak peserta untuk mendiskusikan:
BAHAN DISKUSI
• Siapa sasaran yang perlu dikunjungi ? Bagaimana eara menentukannya ?
• Menurut pengalaman kader, hambatan apa yang dialami dalam melaksanakan
kunjungan rumah ?
10. Pelatih memberikan masukan dengan mengaeu pada Lembar Informasi Kunei (L1K).
mengenai pengertian, tujuan, dan sasaran kunjungan rumah.
11. Pelatih membagikan LB.8.1. kepada semua peserta.
12. Pelatih meminta seorang peserta membaeakan LB.8.1. tentang langkah-Iangkah kunjungan
rumah.
13. Pelatih memberikan penjelasan untuk setiap langkah dalam melaksanakan kunjungan
rumah dengan mengaeu pada L1K.
122
ORANG-ORANG YANG PERLU DIRUJUK
• Balita yang berat badannya berada di BAWAH GARIS MERAH (BGM) atau kurus
• Balita yang berat badannya 2 kali berturut-turut TIDAK NAIK
• Balita yang terlalu gemuk
• Balita yang tampak sa kit, dengan tanda-tanda sebagai berikut:
Keadaan anak lemah, lesu, dan tidak bergairah
Badannya panas tinggi
Rewel dan tidak mau makan
Tidak mau menetek
Memiliki bercak putih pada matanya
Badan berbercak-bercak merah
Buang air terus menerus (diare) lebih dari 1 hari
Muntah-muntah
Tidak bisa kencing lebih dari Y:2 hari
Batuk lebih dari 100 hari
Batuk cepat disertai nafas sesak
Kelihatan kena penyakit kulit
120
LEMBAR INFORMASI KUNCI (UK)
Ibu hamil / menyusui I nifas: ibu hamil risiko tinggi, ibu hamil kurang gizi dan
anemia, ibu hamil berisiko.
Bayi / balita: bayi berat lahir rendah, balita kurang gizi, balita yang belum di
imunisasi, balita yang mengalami rabun ayam (kekurangan vitamin A), balita di
daerah gondok, balita yang mengalami batuk dengan nafas sesak (gejala radang
paru-paru), balita yang sering sakit diare.
Pad a saat ini, kader sebaiknya mengutamakan untuk memperhatikan masalah
gizi masyarakat, khususnya gizi ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita.
B. PEMBAHASAN MASALAH
• Perlu diingat, kader Posyandu bukanlah satu-satunya orang yang mampu memecahkan
masalah masyarakat, tetapi masyarakat sendiri yang harus didorong agar berusaha
memecahkan masalah-masalahnya sendiri, dan sebaiknya mencegahnya agar tidak terjadi.
118
LB.7.3
116
LB.7.3
Pemberian Dralit
114
LB.7.1
Ba ba ba .
112
....
,
','
LB.7.1
diare kerdil
110
Pleno (20menit)
DISKUSI PLENO
• Apakah kegiatan-kegiatan yang dipilih oleh kelompok untuk menangani suatu
masalah sudah tepat ?
• Kegiatan-kegiatan mana yang bisa ditangani oleh masyarakat sendiri dan mana
yang perlu dibantu oleh Posyandu ?
• Mengapa kader harus mendorong masyarakat agar mampu memecahkan
masalahnya sendiri ?
17. Pelatih memberi masukan dengan mengacu pada Lembar Informasi Kunci (UK), mengenai
3 jenis kegiatan yang perlu diketahui kader.
18. Pelatih kemudian melanjutkan diskusi dengan mengajukan satu per satu pertanyaan
sebagai berikut:
19. Pelatih memberi masukan dengan mengacu pada Lembar Informasi Kunci (UK), mengenai
pengertian rujukan dan orang yang perlu dirujuk.
20. Pelatih mengajukan beberapa pertanyaan kunci kepada peserta untuk mengevaluasi
apakah proses pembelajaran bisa dipahami oleh peserta.
21. Apabila masih ada halyang perlu dijelaskan, pelatih memberikan masukan dengan mengacu
pada Lembar Informasi Kunci (UK).
22. Pelatih merangkum dan menutup hasil diskusi.
108
PENILAIAN MASALAH SASARAN POSYANDU
90 men it
106
vO~
1 NO ::"::"0-0
»mmo
CO(")(j)(j)
2 BULAN --»»-<
OJ
c
::"$--»
3 JUMLAH O»::"Z
:r: o::;::!mo
4 JUMLAH YANG MEMERIKSAKAN OIRI
J>
5: -< .•...
rc
, »ZC
:;0
5 JUMLAH YANG OAPAT Fe »
I
6 JUMLAH YANG MENYUSUI »
Z
7 KONOOM ~~:::"""U'-
crS2ccmc
8 PIL S;:~o-<(J)s:
z~>~gJs;:
GJ>;;?GJ~I
9 SUNTIK z'-l
26 III a ~
~
z
27 IV G")
g
28
~
C
29 I :c z
m U:i
:ii! J>
30 II -i ~
:::j
31 III U:i
32 I
-i
-i
33 II
34 JUMLAH BALITA ° ~
>:::jz~~
(Xl
::o>oz-
35 JUMLAH BALITA OAPAT ORALIT m ~G>~
A
zm
G")-i
36 J>m
z::O
=F"
FORMAT 5
DATA POSYANDU
POSYANDU
DESA/KELURAHAN
KECAMATAN
KAB / KODYA
,.-
JUMLAH PENGUNJUNG JUMLAH BAYI JML JUMLAH PETUGAS HADIR
KEMATIAN
IBU
NO BULAN BAYI BALITA IBU HAMIL KADER KETERANGAN
MEDIS DAN
0-12 1-5 WUS LAHIR MENINGGAL MELAHIRKAN PKK PLKB
PUS HAMIL MENYUSUI PARAMEDIS
BULAN TAHUN NIFAS POSYANDU
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
o
N
JUMLAH
oo~
"'/\0""0
1 NO »mmO
OJO(f)CJ)
2 NAMAIBU --.»»:-<
/\~--.»
O}>/\z
3 UMUR o~mo
---"
,c
);:zc
::u
4 ALAMAT KLP DASAWISMA »
I
"U
m
»
Z
5 TGL z
0
»""Tl
UMUR KEHAMILAN >!
6 :::0
(BLN) »z
7 HAMIL KE-
8 LILA
;:0
9 PMT PEMULIHAN m
G)
10 JANUARI en-l
m
11 FEBRUARI ;:0
OJ
c...
12 MARET »C
Z:::I:
13
C»
»s:
o APRIL
;:0-
I _r
(f)
»(IJ eno"
14 MEl . -0
,
o c
0::E~
m "U 0-:::.
15 JUNI m
I
/\
»
z
s::
rn>~
m~.j:o.
o 16 JULI OJ
S::::I:
m »z
:::0 OJ;;li;
17 AGUSTUS GJ mm
»z ;:0;:0
c...
18 SEPTEMBER »
"'C
19 OKTOBER o
en
~
20 NOVEMBER Z
o
C
21 DESEMBER
22 -
o>!~
23 -
-
OJ
/\
»s::~
:::0 OJ ,
(IJ »»m
II-I
24 -
-
-
25 -
-
-
s::
26 - c
z
27 -
-
- (jj
»
~
28 <: -I
-I
29 <
30 CATATAN
FORMAT 3
REGISTER WUS DAN PUS DALAM WILAYAH KERJA POSYANDU
JANUARI S.D DESEMBER TAHUN ....
POSYANDU
DESA/KELURAHAN
KECAMATAN
KAB / KODYA
JUMLAH
« PEMBERIAN
ANAK <.9 PENGANTIAN
:!: z IMUNISASI TT z
en en ~
«...I
::::>
ll. -
:!: en
~
«
C ::J (f)
ino.
~ c-
~ «::J en ll. PENGUKURAN OJ w- w
en 0:::
::J
Z « ::J ~ ::!!: (f);2
z en
0 ::J en ~ c C ...10::: LILA
::J « « KETERANGAN
z :!: « ~ ::I: «::J <=ATAU>
is !Yct: ...I
0:
~
«
:!:
«
::J :!:
«
z
«
::I:
~
0
ll.
:!:
e"
Z
e,,:!:
e,,::J
Z
23,5 eM
0
>-
...I
I II III IV V
1--
zO
0
~
-e"
rc
...I
I-
z
0
~
z 0 ~ Z ::J (f) l- en
...I w en z Z
w :!: c. w
~ ;2
...., ..,
w
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
96
1 No
2 Nama Balita/bayi
3 Tanggal,bulan,tahun Lahir
4 BBL (Kg)
5 AYAH z
»
~
5 IBU » ;:0
m
7 KELOMPOK DASA WISMA G')
CJ)
\ \ \ 1\1\ \ \ \ \ 1\ \ \ \ \ 8 JANUARI -l
m
;:0
\ \ \ 1\1\ \ \ \ \ 1\ \ \ \ \ 9 FEBRUARI
OJ
\ \ \ 1\1\ \ \ \ \ 1\ \ \ \ \ 10 MARET
I
~
\ \ \ \ 1\ \ \ \ \ 1\ \ \ \ \ 11 APRIL »
(j)
C
»
z
\ \ \ \ 1\ \ \ \ \ 1\ \ \ \ \ 12 MEl r
-0 OJ
»
\ \ \ \ 1\ \ \ \ \ 1\ \ \ \ \ 13 JUNI m
z I'
\ \ \ \ 1\ \ \ \ \ 1\ \ \ \ \ 14 JULI ~
OJ
~
» C
»
\ \ \ \ 1\ \ \ \ \ 1\ \ \ \ \ 15 AGUSTUS z
G) I'
»
\ \ \ 1\1\ \ \ \ 1\1\ \ \ \ \ 16 SEPTEMBER »
z 3:
22 BLN ~~ o
VITAMIN A ~z CJ)
23 BLN z>:
z
G)
~
24 BLN ORALIT Z
C
25 BCG C
c...
26 I »
z
DPT c
27 II -0
m »
28 III ~ ~
OJ CJ)
29 I m C
;::0
30 II 5> c
z m
POLIO CJ)
31 III m
~ 3:
32 IV
c OJ
z m
33 CAMPAK (j) ;:0
»
(j)
34 I ~
::I:
HEPATITIS C
35 II Z
36 III
37 TGL BAYI MENINGGAL
38 CATATAN
FORMAT 1 : CATATAN IBU HAMIL, KELAHIRAN, KEMATIAN BAYI, DAN KEMATIAN IBU HAMIL, MELAHIRKAN/NIFAS
TANGGAL
NAMA MENINGGAL
NAMA TANGGAL
NO KETERANGAN
BAYI LAHIR
IBU BAPAK BAYI IBU
1 2 3 4 5 6 7 8
Catatan :
1. Jumlah Ibu hamil = orang
2. Jumlah Bayi Lahir = bayi
3. Jumlah bayi meninggal = bayi
4. Jumlah ibu hamil, melahirkan dan Nifas yang meninggal = orang
LEMBAR INFORMASI KUNCI (UK)
• Sistem Informasi Posyandu (SIP) adalah seperangkat alat penyusunan data / informasi
yang berkaitan dengan kegiatan, kondisi dan perkembangan yang terjadi di setiap
Posyandu.
1. Menjadi bahan acuan bagi Kader Posyandu untuk memahami permasalahan sehingga
bisa mengembangkan kegiatan yang tepat dan disesuaikan dengan kebutuhan sasaran.
2. Menyediakan informasi yang tepat guna dan tepat waktu mengenai pengelolaan
Posyandu, agar berbagai pihak yang berperan dalam pengelolaan Posyandu bisa
menggunakannya untuk membina Posyandu demi kepentingan masyarakat.
• Tujuan format SIP adalah untuk menata dan menyederhanakan tugas pencatatan kader
yang sangat banyak; untuk melaksanakan hal ini, kader perlu mendapatkan pelatihan
pengisian format SIP terlehih dahulu.
1. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi dan kematian Ibu hamil, melahirkan,
nifas. Berisi catatan dasar mengenai sasaran Posyandu.
2. Registrasi bayi dan balita di Wilayah Kerja Posyandu. Berisi catatan pemberian tablet
besi, vitamin A, pemberian Oralit, tanggal imunisasi, dan tanggal bayi meninggal di wilayah
Kerja Posyandu tersebut.
3. Register ibu hamil di wilayah kerja Posyandu. Berisi daftar ibu hamil, catatan umur
kehamilan, pemberian tablet tambah darah, imunisasi, pemberian kapsul yodium,
pemeriksaan kehamilan, risiko kehamilan, tanggal dan penolong kelahiran, data bayi yang
hidup dan meninggal, serta data ibu meninggal di wilayah kerja Posyandu.
4. Register WUS-PUS di Wilayah Kerja Posyandu. Berisi daftar wanita dan suami-isteri
usia produktif yang memiliki kemungkinan mempunyai anak (hamil).
5. Data Posyandu. Berisi catatan jumlah pengunjung (bayi, balita WUS, PUS, ibu hamil,
menyusui, bayi lahir dan meninggal), jumlah petugas yang hadir (kader Posyandu, kader
PKK, PKB / PLKB, paramedis dan sebagainya).
6. Data hasil kegiatan Posyandu. Berisi catatan jumlah ibu hamil yang diperiksa dan
mendapat tablet tambah darah, jumlah ibu menyusui, peserta KB ulang yang dilayani,
penimbangan balita, semua balita yang punya KMS (K), balita yang timbangannya naik
dan yang di Bawah Garis Merah (BGM), balita yang mendapat vitamin A, KMS yang
dikeluarkan (dibagikan), balita yang mendapat sirup besi, dan imunisasi (OPT, polio, campak,
hepatitis B) serta balita yang menderita diare.
92
LANGKAH-LANGKAH
Pengantar (5 menit)
1. Pelatih menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan, dan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan Pokok Bahasan 6 ini diatas papan tulis atau kertas dinding.
2. Pelatih meminta beberapa orang peserta untuk menyebutkan nama formulir / register /
catatan kegiatan posyandu yang biasa mereka lakukan.
3. Pelatih menuliskan semua nama formulir / register / catatan tersebut diatas papan tulis.
4. Pelatih mengajak peserta mendiskusikan satu per satu hal-hal berikut ini:
BAHAN DISKUSI
• Informasi atau catatan apa saja yang terdapat pada formulir/register yang biasa
dilakukan oleh kader?
• Bagaimana cara mengumpulkan informasi atau catatan tersebut?
• Format 1: Catatan Ibu Hamil, Kelahiran, Kematian Bayi, dan Kematian Ibu (Hamil,
Melahirkan/Nifas).
• Format 2: Register Bayi dan Balita dalam Wilayah Kerja Posyandu (selatna 1 tahun)
• Format 3: Register WUS-PUS dalam Wilayah Kerja Posyandu (selama 1 tahun)
• Format 4: Register Ibu Hamil dalam Wilayah Kerja Posyandu (selama 1 tahun)
• Format 5: Data Hasil Kegiatan Posyandu.
• Format 6: Data Posyandu.
7. Pelatih membagikan LB.6.1. sampai LB.6.6. yang merupakan 6 format Sistem Informasi
Posyandu (SIP) kepada semua peserta.
8. Pelatih membagi peserta ke dalam 4-5 kelompok.
9. Pelatih menuliskan 2 jenis tug as kelompok di atas papan tulis atau kertas dinding dan
meminta 1 kelompok melaksanakan hanya 1 jenis tugas saja.
10. Kelompok melaksanakan tugas mereka selama 15 menit.
TUGAS KELOMPOK
Tugas-1: Format 1 sampai 3
Tugas-2: Format 4 sampai 6
1. Informasi atau catatan apa saja yang terdapat pada masing-masing format?
2. Bagaimana cara mengumpulkan informasi pada masing-masing format?
90
bersikap sebagai guru yang serba tahu. Sebaiknya kita belajar dengan saling berbagi
pengalaman, agar diperoleh satu pemahaman yang kaya.
Tidak memihak, menilai, dan mengkritik : mungkin dalam pelatihan perbedaan pendapat
bisa muncul antara peserta. Pemandu tidak boleh menilai dan mengeritik semua pendapat,
juga tidak boleh bersikap memihak. Secara netral pemandu mesti berusaha memandu
komunikasi antara pihak-pihak yang berbeda pendapat untuk mencari kesepakatan dan jalan
keluarnya.
Bersikap terbuka : pemandu jangan segan untuk berterus terang kalau merasa kurang
mengetahui sesuatu. Dari contoh ini, kader bisa mempelajari bahwa mereka juga bisa memiliki
sikap terbuka dengan ibu-ibu desa.
Bersikap positif : seorang pemandu sebaiknya selalu membangun suasana yang positif.
Pelatihan seharusnya mendorong kader mencari potensi diri sendiri dan bukan menekankan
hal-hal yang buruk.
88
Contoh metode-metode belajar dan sifatnya
Berikut ini adalah contoh-contoh metode belajar yang terdapat pada LB.5.3.
H. MEDIA BELAJAR
• Media belajar adalah alat bantu dalam melakukan kegiatan belajar. Berbagai bentuk
media ini antara lain adalah : lembar balik, kartu konseling, poster, buklet, brosur,
lembar simulasi (beberan), lembar kasus, komik, alat peraga dan sebagainya (sebagian
bisa dilihat pad a LB.5.4.).
• Manfaat media belajar antara lain agar proses belajar menjadi lebih menarik serta
lebih mudah dilaksanakan.
86
• Agar kader bisa menjadi penyuluh yang baik, kader harus menguasai materi-materi
dan pesan-pesan pokok. Setiap topik penyuluhan yang wajib di kegiatan-4. earanya,
tentu saja dengan banyak belajar dari orang lain dan membaea.
Agar kader bisa menjadi penyuluh yang baik, perlu mengikuti hal-hal sebagai berikut:
1. TAHAP PERSIAPAN
a. Mengundang Peserta
• Kader akan mudah mengundang keluarga balita pada saat mereka hadir pada
hari buka Posyandu untuk menimbang bayi/balita mereka.
• Ingat, peserta dibatasi yaitu 12-15 orang saja, paling banyak 20 orang per kelompok.
Apabila banyak peserta yang berminat, bisa dibuat beberapa kelompok keeil yang
masing-masing dipandu oleh satu atau dua orang kader.
84
LEMBAR INFORMASI KUNCI (UK)
A. PENGERTIAN PENYULUHAN
Penyuluhan merupakan penyampaian pesan / informasi dari satu orang atau kelompok kepada
satu orang atau kelompok lain mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan suatu program.
Sesuai dengan Program Kegiatan Posyandu, penyuluhan yang diberikan di Posyandu lebih
banyak mengenai kesehatan ibu dan anak.
Pengertian
Kegiatan diskusi kelompok di Posyandu yaitu kegiatan di luar hari buka Posyandu untuk
membahas suatu topik atau permasalahan, khususnya mengenai topik-topik kesehatan
keluarga, ibu dan anak.
82
LB.5.5.
Berikut ini adalah CONTOH langkah-Iangkah memandu diskusi kelompok yang menggunakan
GABUNGAN MEDIA LEMBAR BALIK dan KARTU KONSELING (maksimal 15-20 orang).
• Kader meminta peserta untuk saling memperkenalkan diri, juga menyebutkan jumlah
dan umur anak, serta berapa yang masih bayi / balita.
• Kader memperlihatkan lembar gambar dari LEMBAR BALIK dan menyampaikan topik
yang akan dibahas pada pertemuan ini.
• Kader meminta seorang ibu untuk memegang gambar dari LEMBAR BALIK tersebut
dan menjelaskan apa yang terdapat pada gambar kepada peserta lainnya. Peserta
lain menambahkan atau mengajukan pendapatnya tentang apa yang terdapat pada
gam bar.
• Setelah selesai, kader mengambil kembali gambar kecil (KARTU KONSELlNG) dan
memandu ibu-ibu untuk mendiskusikan materi dengan menggunakan "bahan diskusi"
yang terdapat di belakang gambar besar (LEMBAR BALIK).
• Bahaslah satu per satu pertanyaan yang ada di "bahan diskusi" dari gambar besar
(LEMBAR BALIK). Sampaikan hal-hal yang belum dikemukakan oleh peserta saja.
80
LB.5.3.
Serbuk
Oralll
demonstrasi
kunjungan lapangan
78
LB.5.1
Penyuluhan / Ceramah
Anak harus
diimunisasi lengkap
yaitu BeG, DPT,
polio dan campak .... Anak saya
tidak di
imunisasi
sehat-sehat
saja kok ...
\
Diskusi Kelompok
Hasilnya untuk
anak.anak kita,
jangan dijual
semua ....._.
Kitajuga
biasa pia,a
ayam .....
76
13. Pelatih membagikan LB.5.3. dan LB.5.4. kepada semua peserta.
14. Pelatih mengajak peserta untuk mendiskusikan satu per satu beberapa hal sebagai berikut:
BAHAN DISKUSI
• Metode-metode mana saja pada LB.5.3. yang biasa dipergunakan oleh kader?
Jelaskan pengalaman dalam melaksanakannya.
• Media-media mana saja pada LB.5.4. yang biasa dipergunakan oleh kader?
Jelaskan cara penggunaannya.
15. Pelatih menjelaskan pengertian, sifat dan manfaat Metode dan Media Belajar dengan
mengacu pada Lembar Informasi Kunci (UK).
16. Kelompok melaksanakan tugasnya selama 30 menit.
17. Peserta yang dipilih memperagakan penyampaian pesan penyuluhan, sementara anggota
kelompoknya berperan sebagai ibu-ibu peserta Posyandu, sedangkan peserta lain
mengamati.
18. Setelah semua kelompok melaksanakan peragaan, Pelatih mengajak peserta untuk
mendiskusikan satu persatu hal-hal sebagai berikut:
DISKUSI PLENO
• Tepatkah isi pesan-pesan pokok penyuluhan yang disampaikan oleh masing-
masing peraga ? jelaskan !
• Kesulitan-kesulitan apa yang masih dirasakan kader dalam melaksanakan
penyuluhan di Posyandu ? Bagaimana cara mengatasinya ?
• Bagaimana caranya agar penyuluhan menarik perhatian sasaran ?
19. Pelatih memberikan masukan mengenai cara membuat penyuluhan yang menarik dengan
mengacu pad a Lembar Informasi Kunci (UK).
20. Pelatih memperlihatkan dan memperagakan cara penggunaan lembar balik dan kartu
konseling yang telah dikembangkan dalam rangka pelatihan ini.
21. Pelatih menjelaskan bahwa berikut ini akan dilakukan peragaan diskusi kelompok dengan
menggunakan media lembar balik dan kartu konseling.
22. Pelatih membagikan LB.5.5. kepada semua peserta dan meminta salah seorang peserta
untuk membacakannya dengan suara jelas.
23. Pelatih memberikan penjelasan pad a setiap langkah yang dibacakan dari LB.5.5.
24. Pelatih membagikan LB.5.6. kepada semua peserta dan meminta salah seorang peserta
untuk membacakannya dengan suara jelas.
25. Pelatih memberikan penjelasan pada setiap hal yang dibacakan dari LB.5.6.
26. Pelatih meminta seorang peserta untuk melaksanakan peragaan penggunaan media lembar
balik dan kartu konseling dengan memilih topik yang paling dikuasainya (lihat LB.5.5.).
27. Pelatih meminta 10 orang peserta lainnya untuk menjadi ibu-ibu (masyarakat) yang sedang
mengikuti diskusi kelompok dengan dipandu oleh peraga.
28. Tanpa sepengetahuan peserta lain, pelatih meminta kepada peraga untuk melaksanakan
diskusi dengan cara yang bertentangan dengan saran-saran pada LB.5.6.
29. Kemudian peragaan diskusi kelompok dilaksanakan selama 10 menit.
74
PENYULUHAN DI POSYANDU
135 menit
72
LEMBAR INFORMASI KUNCI (UK)
• KMS adalah kartu yang memuat data pertumbuhan serta beberapa informasi lain
mengenai perkembangan anak, yang dicatat setiap bulan dari sejak lahir sampai berusia
5 tahun.
• KMS juga dapat diartikan sebagai 'Raport' kesehatan gizi balita
Pengisian KMS dilakukan pada saat hari buka Posyandu, yaitu di kegiatan berikut ini:
• Oi Kegiatan 3:
Kader memindahkan catatn hasil penimbangan balita yang ditulis di atas secarik kertas ke
dalam KMS anak tersebut. Catatan yang dimaksud adalah catatan berat badan ke dalam
grafik.
• Oi Kegiatan 4:
Kader membaca data KMS, menjelaskan kepada ibu mengenai keadaan anak berdasarkan
catatan berat badan dalam grafik KMS. Kader juga menanyakan berbagai informasi yang
penting mengenai perkembangan tumbuh-kembang anak, kemudian dimasukkan ke dalam
KMS.
Oengan demikian, jenis-jenis catatan (informasi) pada KMS adalah:
• Berat badan anak (pertumbuhan anak)
• Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif untuk bayi berumur 0 sampai 6 bulan
• Imunisasi yang sudah diberikan pada anak
• Pemberian vitamin A
• Penyakit yang pernah diderita anak dan tindakan yang diberikan
• Selain itu, kader juga menggunakan KMS untuk menanyakan perkembangan anak,
yaitu kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki anak sesuai dengan tingkat usianya
(misalnya: kemampuan merangkak, duduk, berjalan, bicara, dan sebagainya)
Catatan / informasi pad a KMS merupakan alat pemantau keadaan balita yang bisa dijadikan
acuan untuk memberikan penyuluhan kepada ibu/keluarganya. Selain sebagai acuan
penyuluhan, catatan KMS juga dijadikan bahan acuan untuk memberikan rujukan, baik ke
langkah-5 maupun ke Puskesmas.
Rujukan balita ini diberikan pada bayi terdapat catatan berikut ini:
• Berat badan balita berada di Bawah Garis Merah (BGM) pada KMS dan dicurigai gizi
buruk
• Berat badan balita 2 kali (2 bulan) berturut-turut tidak naik
• Berat badan balita berada di atas normal pada KMS (terlalu gemuk)
• Balita sakit
• Balita belum diimunisasi dan mendapat kapsul vitamin A.
70
L.B.4.2 LEMBAR KASUS
KASUS-1 :
Anak pertama Bapak dan Ibu bernama Ani, lahir pada bulan Agustus 1998 dengan
be rat badan 2,8 kg. Pada usia 1 bulan, berat badan Ani 3,0 kg. Sedangkan pada 3
bulan berikutnya Ani tidak pernah ditimbang karena Ibu Amin bepergian. Sejak lahir
sampai umur 4 bulan, Ani hanya mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) saja. Setelah itu,
atas saran Kader Posyandu, Ani mendapatkan makanan pendamping AS!.
Pad a umur 6 bulan Ani agak demam, tetapi tetap mendapatkan vitamin A, berat
badannya waktu itu 5,4 kg. Umur 7 bulan, Ani menderita mencret, kemudian dibawa
ke PUSKESMAS dan saat ditimbang berat badannya 5,4 kg. Hasil penimbangan
bulan April 1999, be rat badan Ani 5,7 kg.
Imunisasi yang telah diberikan Ani adalah BCG, 2x OPT, dan 2x polio.
Tugas:
• Isilah KMS Ani secara lengkap
• Siapkan penjelasan tentang keadaan pertumbuhan Ani
KASUS-2 :
Pada bulan April 1999, Yanto anak Bapak dan Ibu Hasan berumur 6 bulan. Pada
saat lahir, berat badan Yanto 3,1 kg. Sampai usia 1 bulan, Yanto hanya mendapatkan
Air Susu Ibu (ASI) saja. Tetapi, pad a saat Yanto berusia 2 bulan, ibunya memberikan
makanan berupa bubur dan pisang yang dilumatkan. Hal ini karena ketidaktahuan
Ibu Hasan. Saat berumur 4 bulan, tanggal 5 Februari 1999, untuk pertamakalinya
Yanto dibawa ke Posyandu, dengan be rat badan 4 kg, dan mendapatkan imunisasi
BCG walaupun sedang pilek, pada umur 5 bulan, berat badannya 3,9 kg dan
mendapatkan imunisasi OPT dan polio yang pertama. Pada 4 April 1999, Yanto
mendapatkan imunisasi OPT dan polio kedua, berat badannya saat itu 4,2 kg.
Tugas:
• Isilah KMS Yanto secara lengkap
• Siapkan penjelasan tentang keadaan pertumbuhan Yanto
68
LB.4.1. CARA MEMBACA CATATAN KMS
14
AK U EF AT N UK 1M NI AS
13
12
11
10
----
7
6 ---,""-::
•..•.. --
4
3 /'
/
2
1 2 3..,..4 5 6 7 8 9 10 11 12
~~;a~a~a;~ngan
~
Kg 1 6 berpegangan ). f-
15 L ."
14
AK U E AT N UK 1M NI AS
13
12
11
10
-
7
6-I--
•..•.. --
:,../
5-~
/
,/
1 2 3 4 5
E
.
6 7 8 9 10 11 1
..
~ ;; , ~
,
.. ~
66
LB.4.1. CARA MENENTUKAN TITIK PADA GRAFIK KMS
Tentukan letak titik hasH penimbangan be rat badan pada KMS dengan cara menghubungkan
garis mendatar berat badan dan garis tegak umur pada grafik KMS, lalu buat titik yang mudah
terlihat.
5 MeV 2005
~
Kg 16 b.rpegangan ~ deOl;;!an alilt luJi!
15
TRt,Latw 1.
v~. 2004 13
Gram
12
11
P,k'n~n PetCU'W
10
Nama Ibu Darm.-V
Pekerjaoln
•••Iama.
v"""'s~w
RT 03 R\<I06 N&. 9
3 • o 11 12
64
17. Pelatih mengajak peserta mendiskusikan hasil praktek tersebut dengan mengajukan satu
persatu pertanyaan ini:
DISKUSI PLENO
• Kesalahan apa yang masih terjadi dalam pengisian KMS ?
• Catatan (informasi) apa yang paling sering lupa dimasukkan kedalam KMS ?
• Bagaimana cara membaca atau mengartikan catatan pada KMS ?
18. Pelatih membagikan LBA.3. dan meminta seorang peserta untuk membacakan isinya
pelan-pelan, dan kemudian dibahas bersama.
19. Pelatih memberikan penjelasn tentang cara membaca KMS dengan mengacu pad a LBA.3.
tersebut.
20. Pelatih memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang masih
belum jelas tentang pengisian dan cara membaca KMS.
21. Pelatih merangkum dan menutup hasil diskusi.
62
TEKNIK MENGISI DAN MEMBACA KARTU MENUJU SEHAT
(KMS)
135 men it
60
LEMBAR INFORMASI KUNCI (UK)
A. PENGERTIAN
• Lima langkah kegiatan Posyandu adalah kegiatan pelayanan yang dilaksanakan pada
hari buka Posyandu. Langkah satu sampai dengan empat dilaksanakan oleh para kader,
sedangkan langkah lima oleh petugas sektor, yaitu petugas kesehatan, PLKB atau sektor
yang lainnya.
• Lima langkah kegiatan bukan berarti benar-benar harus ada lima meja karena ini hanyalah
merupakan sistem kegiatan, artinya lima jenis kegiatan, dan bisa saja tidak semua kegiatan
menggunakan meja yang sesungguhnya (Lihat LB.3.2.)
Langkah satu:
• Kader mendaftar bayi / balita yang dibawa ibu-ibu: yaitu nama bayi / balita tersebut
ditulis pada secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMS-nya. Apabila balita
merupakan peserta baru, berarti KMS baru diberikan, nama anak ditulis pada KMS
dan secarik kertas yang kemudian diselipkan pad a KMSnya.
• Selain itu, kader juga mendaftar ibu hamil, yaitu nama ibu hamil tersebut ditulis pada
Formulir atau Register Ibu Hamil. Apabila ibu hamil tidak membawa balita, langsung
dipersilahkan menuju ke kegiatan 4.
Langkah dua:
• Kader di kegiatan 1 meminta orang tua balita untuk membawa bayi / balitanya dan
menyerahkan KMS kepada kader di kegiatan-2.
• Kader di kegiatan 2 menimbang dan mencatat hasil penimbangan bayi / balita tersebut
pada secarik kertas yang diselipkan dalam KMS.
Langkah tiga:
• Setelah ditimbang, kader meminta keluarga balita menyerahkan KMS dan kertas catatan
kepada kader di kegiatan 3. setelah itu kader memindahkan catatan hasil penimbangan
balita dari secarik kertas ke dalam KMS anak tersebut.
• Kader menyerahkan KMS kepada keluarga balita yang kemudian menuju ke
kegiatan 4.
Langkah empat:
• Kader yang bertugas menerima KMS anak dari keluarga balita membacakan dan
menjelaskan data KMS tersebut.
• Kader kemudian memberikan nasihat kepada keluarga balita, baik dengan mengacu
pada data KMS maupun pada hasil pengamatan terhadap anaknya.
• Apabila tidak ada petugas kesehatan di kegiatan 5 (pelayanan), kader dapat melakukan
rujukan ke tenaga kesehatan, bidan, PLKB, atau Puskesmas apabila ditemukan
masalah pad a balita, ibu hamil, atau ibu menyusui.
• Selain itu, kader juga dapat memberikan penyuluhan gizi atau pertolongan dasar,
misalnya Pemberian Makanan Tambahan (PMT), tablet tambah darah (tablet besi),
Vitamin A, Gralit dan sebagainya.
58
LB.3.1 LEMBAR TUGAS SIMULASI
PEMERAN
• Pemeran-1: Kader yang bertugas di kegiatan ke-1 (Pendaftaran)
• Pemeran-2: Kader yang bertugas di kegiatan ke-2 (Penimbangan)
• Pemeran-3: Kader yang bertugas di kegiatan ke-3 (Pencatatan)
• Pemeran-4: Kader yang bertugas di kegiatan ke-4 (Penyuluhan)
• Pemeran-5: Kader yang bertugas di kegiatan ke-5
• Pemeran-6: Ibu / Bapak yang membawa balita usia 2 tahun yang keadaannya
sangat kurus
• Pemeran-7: Ibu hamil dengan balita usia 1 tahun yang sedang Diare
• Pemeran-8: Ibu menyusui dengan bayi usia 8 bulan dan belum diimunisasi
• Pemeran-9: Ibu / Bapak yang membawa balita usia 15 bulan yang belum
mendapat imunisasi lengkap
• Pemeran-10: ibu hamil yang usianya lebih dari 37 tahun dan kedua kakinya
bengkak
• Pemeran-11: Ibu / Bapak yang sakit perut hebat sekali sehingga mengaduh-
aduh kesakitan dan meminta pertolongan kepada kader dan petugas kesehatan.
CATATAN:
Setiap orang yang jadi Pemeran 1 sampai 11 menuliskan perannya masing-masing pad a
kartu yang ditempelkan di dadanya sehingga semua orang bisa melihat.
LANGKAH-LANGKAH SIMULASI :
• Para kader dan petugas kesehatan bersiap-siap dan duduk di depan mejanya
masing-masing.
• Pemeran-6 dan 7 kemudian datang dan dilayani oleh kader sesuai langkah-
langkah yang seharusnya.
• Setelah itu, pemeran-8, 9 dan 10 datang menyusul dan juga dilayani sebagai
mana mestinya oleh para kader
• Pemeran-11 kemudian datang juga menyusul
56
PELAKSANAAN LIMA LANGKAH KEGIATAN 01 POSYANOU
90 menit
54
Kegiatan 4, tugas-tugas kader sebagai berikut:
• Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan be rat badan
yang digambarkan grafik KMS kepada ibu .dari anak yang bersangkutan.
• Memberikan nasehat kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS anaknya
atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran
• Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan, untuk balita, ibu hamil dan
menyusui berikut ini:
Balita: apabila berat badannya dibawah garis merah (BGM) pad a KMS, 2 kali
berturut-turut be rat badannya tidak naik, kelihatan sa kit (Iesu-kurus, busung lapar,
diare, rabun mata dan sebagainya)
Ibu hamil atau menyusui: apabila keadaannya kurus, pucat, bengkak kaki, pusing
terus menerus, pendarahan, sesak napas, gondokan dan sebagainya
Orang sakit
Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader Posyandu, misalnya
pemberian tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A, Oralit, dan lain sebagainya.
Paket Pelayanan Minimal Posyandu adalah kegiatan-kegiatan dasar yang merupakan tugas
utama kader untuk dilaksanakan di Posyandu. Artinya kegiatan ini harus dilaksanakan oleh
setiap Posyandu di Indonesia. Program yang termasuk dalam paket pelayanan minimal adalah:
52
TUGAS-TUGAS KADER POSYANDU
Hari " H + "
50
TUGAS-TUGAS KADER POSYANDU
Hari " H "
Mencatat hasH penimbangan di Kartu Menuju Sehatl Melakukan Pengukuran Lingkar Lengan Atas Ibu
KMS dan menilai Berat Badan Naik/ Tidak naik Hamil
48
Penutup (5 Menit)
15. Pelatih mengajukan beberapa pertanyaan kunci untuk mengevaluasi apakah proses be/ajar
bisa dipahami mereka.
PERTANYAAN KUNCI
• Sebutkan tugas-tugas kader sebelum hari buka Posyandu, pada hari buka
Posyandu dan sete/ah hari buka Posyandu!
• Kegiatan-kegiatan apa yang harus diselenggarakan kader dalam rangka
melaksanakan Paket Pelayanan Minimal Posyandu?
16. Apabila masih ada hal yang perlu dijelaskan, pelatih memberikan masukan dengan
mengacu pada Lembar Informasi Kunci (UK).
17. Pelatih merangkum dan menutup hasil diskusi.
46
TUGAS-TUGAS KADER POSYANDU
90 men it
44
JADWAL PELATIHAN
1 Hari Ke - 1
08.00 - 09.00 Pendaftaran peserta
09.00 - 09.45 Pembukaan
09.45 - 11.15 PB.1. Perkenalan dan Kontrak Belajar
11.15 - 11.30 Rehat Kopi
11.30 - 13.00 PB.2. Tuqas-tuqas Kader
13.00 - 14.00 Ishoma
14.00 - 16.15 PB.3. Pelaksanaan Lima Lanqkah Keqiatan Posyandu
16.15 - 16.30 Rehat Kopi
2 Hari Ke - 2
09.00 - 11.15 PB.4. Teknik Mengisi dan Membaea KMS
11.15 - 11.30 Rehat Kopi
11.30 - 13.45 PB.5. Penyuluhan di Posyandu
13.45 - 14.45 Ishoma
14.45 - 17.00 PB.6. Peneatatan Keqiatan Posyandu
17.00 - 17.15 Rehat Kopi
3 Hari Ke - 3
09.00 - 09.45 PB.7. Penilaian Masalah Sasaran Posyandu
09.45 - 11.15 PB.8. Penqqerakkan Masyarakat dan Kunjunqan Ru mah
11.15 - 11.30 Rehat Kopi
11.30 - 13.00 PB.9. Upaya Meningkatkan Gizi Keluarqa
13.00 - 14.00 Ishoma
14.00 - 15.30 PB.10. Evaluasi Pelatihan dan Reneana Tindak Lanjut
15.30 - 15.45 Rehat Kopi
15.45 - 16.30 Penutupan
42
BAHAN DISKUSI
18. Pelatih kemudian menjelaskan maksud pembahasan tujuan, jadwal, dikaitkan dengan
ungkapan peserta, dengan mengacu pada Lembar Informasi Kunci (UK)
PERTANYAAN KUNCI
22. Apabila masih terdapat hal yang perlu dijelaskan, Pelatih memberi masukan dengan
mengacu pada Lembar Informasi Kunci (UK)
23. Pelatih merangkum dan menutup hasil diskusi.
40
PERKENALAN DAN KONTRAK BELAJAR
90 menit
• Kartu-kartu ini akan ditempelkan diatas papan tulis atau kertas dinding (plano)
sehingga semua peserta bisa melihat dan membaeanya. Karena itu peserta
dianjurkan untuk menulis dengan ukuran besar dan huruf kapital
38
Oi de,a kami, ada
hantu pengganggu
bayi ,ehingga mendadak
,akit atau meninggal. .
Bersikap sabar: Jika kurang sabar melihat proses pelatihan yang kurang lancar lalu mengambil
alih proses itu, berarti kita telah mengambil alih kesempatan belajar peserta pelatihan. Biasanya
pada pelatihan yang partisipatif, proses akan sulit pada tahap-tahap awal karena suasana
belum cukup cairo Tetapi proses selanjutnya akan sangat hidup apabila pelatih terus bersabar
dalam mendorong proses partisipasi peserta pelatihan.
Mendengarkan dan tidak Mendominasi: Karena pengalaman dari peserta yang paling penting
dalam pembelajaran, pelatih perlu lebih banyak menjadi pemerhati dan pendengar selama
proses pelatihan. Pelatih perlu percaya bahwa bagaimana cara mengelola Posyandu dengan
baik tidak mungkin berasal dari dirinya.melainkan berasal dari proses tukar menukar
pengalaman kader sendiri sehingga mereka bisa mempelajari bagaimana melakukan kegiatan
Posyandu secara lebih baik.
Menghargai dan rendah hati: Cara menghargai peserta pelatihan adalah dengan menunjukan
minat yang sungguh-sungguh pada pengetahuan dan pengalaman mereka. Kita sebagai orang
luar sering menganggap kemampuan kader posyandu serba ketinggalan, sehingga sikap rendah
hati perlu kita sadari.
36
,.
• Selama melibatkan diri dalam diskusi, perhatikan cara pelatih utama membawakan materi
Pokok Bahasan (PB) dan hindari perdebatan dengan sesama pelatih.
• Tunjukkan bagaimana cara berbeda pendapat yang baik, meskipun perbedaan pendapat
itu terjadi sesama pelatih, tetapi hindari perbedaan pendapat yang menjatuhkan pelatih
lainnya
• Amati peserta-peserta yang pasif dan bantulah pelatih utama untuk membangkitkan
partisipasi peserta pelatihan ini dengan cara mendorong agar mereka berani
mengemukakan pendapat
• Ciptakan suasana tim kerja yang positif dan saling membantu sepenuhnya selama proses
5 hari pelatihan. Pelatih sebaiknya tidak pernah keluar masuk ruangan seperti juga peserta
lainnya.
• Apakah Pelatih masih dominan dibandingkan peserta ? Bagaimana caranya agar peserta
semakin aktif dan peran pelatih semakin sedikit ?
34
CARA MELIBATKAN PESERTA
Proses diskusi partisipatif pada awalnya sering mendapat kesulitan, karena metode belajar ini
masih relatif baru. Meskipun demikian, proses ini akan berjalan lancar apabila pelatih dengan
sabar melakukan usaha meningkatkan partisipasi peserta pelatihan.
Berikut ini adalah beberapa cara untuk melibatkan peserta pelatihan dalam proses diskusi:
• Pelatih mengajukan pertanyaan APA terlebih dahulu sehingga peserta bisa menceritakan
pengalamannya,serta KAPAN hal itu terjadi ?
• Pelatih kemudian menanyakan kepada beberapa peserta lain, apakah mereka juga
menemukan kejadian yang serupa ?
• Pelatih kemudian menanyakan mengapa hal tersebut terjadi ? (Apa sebabnya hal tersebut
terjadi ?)
• Kembali pelatih meminta tanggapan kepada beberapa peserta lainnya, apakah mereka
setuju pendapat peserta tersebut tentang penyebab suatu keadaan ?
32
r
Sementara satu orang menjadi pelatih utama yang memimpin kegiatan belajar, anggota Tim
Pelatih lainnya sebaiknya membaur dengan para peserta pelatihan. Beberapa peran Pelatih
Pendamping adalah:
• Membantu Pelatih Utama yang sedang bertugas apabila diperlukan, misalnya memancing
pertanyaan kepada peserta agar lebih aktif berbicara dan mengemukakan pendapatnya
• Ikut berdiskusi dengan peserta lainnya agar suasana membaur dan akrab, peserta lebih
aktif
• Mendampingi kegiatan kelompok kecil, satu pelatih perkelompok jika diperlukan.
Kalau ibu-ibu
mengerti man- Saya sudah sering
faatnya, pasti pelatih pendamping mengajak mereka
Saya malu
mereka datang
karena tidak
pandai bicara
Bagaimana caranya
agar masalah ini
Mengapa ada teratasi ?
ibu-ibu yang
sulit diajak ke
Posyandu?
Perlu kreatif
dalam membuat
kegiatan ....
r
30
PANDUAN PENYELENGGARAAN
TAHAP PERSIAPAN
• Pada hari pelatihan, persiapan yang perlu dilakukan Tim Pelatih adalah mengatur ruangan.
Pengaturan ruangan yang tepat untuk mendorong proses partisipasi para peserta adalah
bentuk setengah lingkaran atau huruf "U". Sebaiknya disediakan kursi yang memiliki
meja lengan sehingga tidak perlu meja lagi. Meja akan memenuhi ruangan dan menghalangi
ruang gerak peserta sehingga membatasi proses partisipasi.
28
r
MONITORING PROSES PEMBELAJARAN PELATIHAN KADER POSYANDU
TERHADAP:<PESERTA>
Tingkat Penyelesaian
No Aspek Yang Di Monitor Keterangan
KS K C B BS
1 Kerajinan
2 Kedisiplinan
3 Partisipasi
4 Prestasi Belajar
Hubungan dengan
6
Fasilitator
Pemonitor:
Keterangan:
1. lsi dengan tanda cek ( -V )
2. KS = Kurang Sekali
K = Kurang
C = Cukup
B = Baik
BS = Baik Sekali
26
4. LAIN - LAIN
Kegiatan lain di luar penyajian materi dapat dikoordinasikan oleh Pengurus Kelas dengan
Panitia Penyelenggara dan dapat dilaksanakan dengan memperhatikan keluangan waktu,
terutama di sore hari setelah kegiatan Pelatihan.
Apabila dikehendaki Tata Tertib ini dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada.
24
r
E. TATA TERTIB
XII. PENUTUP
Penerapan Pedoman Penyelenggaraan ini agar disesuaikan dengan kondisi lokasi dimana
pelatihan ini diselenggarakan.
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam pedoman ini agar diatur kemudian sesuai kebutuhan
setempat.
22
r
2. Diadakan bimbingan langsung kepada para Kader Posyandu di saat melaksanakan
pelayanan di Posyandu dari mulai penyusunan rencana (identifikasi kebutuhan, analisis,
dan pembahasan bersama), sampai kepada pelaksanaan serta monitoring dan evaluasinya.
3. Studi banding ke desa / kelurahan lain yang telah berhasil melaksanakan kegiatan
Posyandu.
4. Apabila ada perkembangan baru, para alumni pelatihan perlu diikutkan dalam Pelatihan
Penyegaran Kader Posyandu.
5. Pengiriman selebaran, buletin atau majalah berkala kepada para Kader Posyandu.
Catatan: rencana tindak lanjut pelatihan yang disusun oleh masing-masing peserta dapat
dipergunakan sebagai acuan pembinaan.
Setiap proses kegiatan pelayanan dalam Posyandu sebaiknya dilakukan monitoring, dimana
hasilnya dapat dipergunakan untuk:
1. meluruskan proses pelayanan yang sesuai dengan prosedur.
2. mengatasi permasalahan yang ada serta pemecahannya.
3. sebagai bahan evaluasi kinerja Posyandu
4. sebagai bahan umpan balik secara berjenjang
XI. LAIN-LAIN
Setiap proses penyajian Pokok Bahasan dilakukan monitoring, yang dapat dipergunakan untuk:
1. Perbaikan untuk proses Pokok Bahasan berikutnya
2. Alat ukur keberhasilan pembelajaran
B. EVALUASI
Setiap penyajian materi dan proses penyelenggaraan pelatihan dilakukan evaluasi. Evaluasi
yang dilakukan dalam pelatihan ini adalah:
1. Evaluasi Belajar
Evaluasi ini dilakukan fasilitator penyaji Pokok Bahasan yang bersangkutan untuk mengukur
tingkat penyerapan peserta terhadap materi yang diterimanya atau untuk mengetahui tingkat
pencapaian tujuan instruksional/ pembelajarannya. Evaluasi ini dilakukan melalui test tertulis
atau lisan pada akhir penyajian mata pelatihan, atau melalui pengamatan selama proses
penyajian terhadap kegiatan peserta beserta hasilnya, seperti diskusi kelompok / pleno,
kerja perorangan / kelompok, simulasi, bermain peran, dll.
Pada Pelatihan Kader Posyandu ini dilakukan evaluasi mandiri, menggunakan format
evaluasi yang ada pad a masing-masing Pokok Bahasan.
20
5. Contoh STMP:
Halaman Depan
Lambang
TP PKK
Nama
Alamat
Pekerjaan
Jakarta, 20
INSTANSI PENYELENGGARA TIM PENGGERAK PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
Pejabat ybs. Ketua
Halaman Sebaliknya
23 Jp
* Pembukaan dan penutupan 2 Jp
18
CONTOH FORMAT JADWAL PELATIHAN KADER POSYANDU
........................ , s.d 20 .
1 2 3 4 5
16
B. BAGAN ARUS DAN ALOKASI WAKTU PROSES PELATIHAN KADER POSYANDU
1 Jp 2 Jp 19 Jp 2 Jp 1 Jp 25 Jp
1 s.d 11
{ .
Keterangan :
No 1 : Upacara Pembukaan
No 2 : Kontrak Belajar
No 3 - 9 : Penyajian Materi Pelatihan (PB 3 s.d PB 9)
No 10 : Evaluasi Pelatihan dan Rencana Tindak Lanjut
No 11 : Upacara Penutupan
14
_. -... .•..._~ -
r
Minggu Ke
VII
NO KEGIATAN II III IV V VI
DST
2 3 4 5 6 7 8 9
PERSIAPAN
1. Perencanaan Kegiatan
2. Menghubungi pihak yang
-
berwenang
1. Menyiapkan SK
Penyelenggaraan
2. Penyiapan tempat, bahan, alat
dan perlengkapan pelatihan
••••••••••••••••
--
3. Pengiriman panggilan kepada
peserta
4. Menghubungi Fasilitator
5. Rapat-rapat panitia
••• •
6. Rapat-rapat panitia dengan
tim fasilitator
••• •
9. Pengecekan persiapan
pelatihan
PELAKSANAAN PELATIHAN
1. Upacara Pembukaan
•
II
2. Dinamika Kelompok
3. Kegiatan Pelatihan
4. RTL, Pembulatan dan
••
Evaluasi Pelatihan
5. Upacara Penutupan
12
r
Hasil pemantauan merupakan bahan pertemuan rutin antara fasilitator dengan Panitia
Penyelenggara.
b. Penilaian I Evaluasi
Penilaian dilakukan terhadap proses pelatihan meliputi:
1) Penilaian terhadap fasilitator oleh peserta. Hasilnya sebagai masukan bagi fasilitator
untuk meningkatkan kemampuan atau cara penyajiannya, atau untuk mengadakan
koreksi terhadap penyajian fasilitator dengan waktu yang tepat.
2) Penilaian terhadap peserta selama proses dan akhir pelatihan, untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman dan penguasaan peserta terhadap materi yang telah diterimanya.
3) Evaluasi ini dapat diperoleh dari hasil tes atau pengamatan selama proses pembelajaran
dan pad a akhir pelatihan.
4) Penilaian kegiatan dapat diperoleh dalam rapat atau pertemuan rutin atau sewaktu-
waktu selama pelatihan berlangsung untuk apabila ada permasalahan dapat segera
diatasi.
c. Pelaporan
Panitia Penyelenggara hendaknya sudah mempersiapkan Laporan Penyelenggaraan
Pelatihan Kader Posyandu seawal mungkin. Paling lambat satu minggu setelah selesai
pelatihan, laporan harus sudah siap dan dikirimkan kepada yang berwenang, terkait dengan
sistematika laporan seperti terurai di bawah ini.
I. Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Dasar Hukum Penyelenggaraan Pelatihan
10
r
B. PROSES INSTRUKSIONAL DAN METODE BELAJAR
C. MEDIA BELAJAR
Setiap metode pembelajaran akan dilengkapi dengan satu atau lebih media pembelajaran.
Media pembelajaran yang dipergunakan berupa:
8
r
v. KURIKULUM
Materi Pelatihan Kader Posyandu terdiri atas 11 Pokok Bahasan, dengan alokasi waktu
seluruhnya, termasuk untuk upacara pembukaan dan penutupan, 1.125 menit (25 jam pelatihan
@ 45 menit tiap jam pelajaran) untuk penyelenggaraan pelatihan selama 3 hari efektif.
WAKTU
NO POKOK BAHASAN SILABI
(@ 45 MENIT.I JP)
1 2 3 4
Perkenalan dan 1.1 Perkenalan
1 90 Menit
Kontrak Belajar 1.2 Kontrak Belajar
2.1 Pengertian
2.2 Tugas-tugas Kader
Tugas-tugas Kader
2 Posyandu 90 Menit
Posyandu
2.3 Paket Pelayanan Minimal
2.4 Paket pilihan Posyandu
3.1 Pengertian Lima Langkah
Kegiatan Posyandu
3.2 Langkah-Iangkah pelaksana-
Pelaksanaan Lima an lima kegiatan Posyandu
3 Langkah Kegiatan 3.3 Kesulitan yang dihadapi 135 Menit
Posyandu Kader di masing-masing
Kegiatan Posyandu
3.4 Simulasi pelaksanaan Lima
Kegiatan di Posyandu
4.1 Pengertian KMS
4.2 Jenis catatan pada KMS
4.3 Manfaat catatan / informasi
Teknik Mengisi dan
pada KMS
4 Membaca Kartu Menuju 135 Menit
4.4 Langkah-Iangkah Pencatatan
Sehat
Pada KMS
4.5 Penilaian hasil penimbangan
pada KMS
5.1 Pengertian Penyuluhan
5.2 Kelebihan dan Kekurangan
penyuluhan
5.3 Topik Penyuluhan di
Posyandu
5.4 lsi Penyuluhan
Penyuluhan di 5.5 Cara Penyuluhan Yang
5 135 Menit
Posyandu baik dan menarik
5.6 Metode Belajar
- Jenis-jenis Metode Belajar
- Teknik Penggunaan Metode
Diskusi Kelompok
5.7 Media Diskusi
5.8 Sikap Pemandu yang baik
6
r
3. Aspek Administratif:
a. Tercatat sebagai penduduk desa / kelurahan terkait.
b. Dalam waktu sedikitnya 2 tahun tidak pindah ke tempat (desa / kelurahan) lain.
c. Disetujui oleh Kepala Desa / Kelurahan tempat tinggalnya.
Jumlah peserta Pelatihan Kader Posyandu yang ideal, sesuai dengan pendekatan pelatihan
partisipatif yang digunakan, adalah antara 12 - 20 orang per kelas, apabila keadaan
menghendaki dapat sampai sejumlah 24 - 30 per kelas dengan penyesuaian metode-metode
penyajiannya agar proses pembelajaran tetap partisipatif. Apabila peserta melebihi jumlah
yang telah ditentukan maka pelatihan dilakukan dengan beberapa kelas secara paralel.
Penyelenggara pelatihan terdiri atas Panitia Penyelenggara dan Tim Pelatih / Fasilitator.
A. PANITIA PENYELENGGARA
Terdiri atas:
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Seksi-seksi:
a. Seksi Umum
b. Seksi Pelatihan
c. Seksi Pemantauan dan Penilaian.
1. Ketua
a. Mengadakan perencanaan dan persiapan pelaksanaan pelatihan.
b. Mengkoordinasikan kegiatan Sekretariat, Bendahara, Seksi Pelatihan, Seksi
Pemantauan dan Seksi Penilaian.
c. Memimpin dan mengawasi pelaksanaan pelatihan.
d. Untuk kelancaran tugasnya, Ketua Panitia Penyelenggara mengadakan hubungan
dengan pihak lain yang dipandang perlu.
2. Sekretaris
a. Membantu Ketua Panitia Penyelenggara dalam melaksanakan tugasnya.
b. Memimpin kegiatan-kegiatan kesekretariatan.
4
r
B. DASAR HUKUM
1. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor: 411.2/1180/PMD tanggal 25 Agustus 2000, perihal
Revitalisasi Posyandu.
2. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 411.3/116/SJ, tanggal13 Juni 2001, tentang
Pedoman Umum Revitalisasi Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU).
D. PAKET PELATIHAN
2
BAB V: PENYULUHAN DI POSYANDU 72
1. Langkah-Iangkah...... 73
- Perbedaan Penyuluhan dengan Kegiatan Diskusi Kelompok 76
- Langkah-Iangkah Melaksanakan Diskusi Kelompok 77
- Metode-metode Belajar 78
- Media-media Belajar 79
- Apa Yang Tidak Boleh Dilakukan Pemandu 81
4. Lembar Informasi Kunci (UK) 82
ii