You are on page 1of 11

RISET OPERASI

TINJAUAN MATA KULIAH


Riset operasi merupakan suatu metode ilmiah yang memanfaatkan ilmu antardisiplin agar
dapat menyajikan hubungan-hubungan fungsional yang kompleks, seperti model
matematik, untuk keperluan pengambilan keputusan secara kuantitatif dan tidak termasuk
masalah baru untuk analisis kuantitatif.
Riset operasi tidak hanya merupakan pengambilan keputusan model untuk memecahkan
masalah, tetapi juga memberikan sumbangan untuk pengambilan keputusan bagi manajer
pada tingkat bawah, menengah, dan atas. Dalam dunia bisnis dan pemerintahan, riset
operasi dapat dimanfaatkan untuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian.
 Buku Materi Pokok (BMP) ini terdiri dari 9 (sembilan) modul yang disusun berdasarkan
analisis instruksional sehingga lebih memudahkan Anda dalam mempelajari BMP ini.
Setelah Anda mempelajari satu kegiatan belajar, Anda diharuskan untuk mengerjakan
latihan dan tes formatif yang ada di bagian akhir kegiatan belajar sehingga Anda dapat
memahami setiap materi dengan baik.
 Setelah mempelajari BMP ini, Anda diharapkan mampu untuk mengetahui perkembangan
riset operasi dan menerapkan model-model serta metode-metode pada riset operasi untuk
pengambilan keputusan bisnis.
Berikut adalah susunan modul beserta pembahasannya.
Modul 1 : Pengenalan Riset Operasi. Modul ini membahas tentang perkembangan riset
operasi, bidang ilmu manajemen yang berkaitan dengan pertumbuhan ilmu riset operasi,
pendekatan sistem sebagai salah satu ciri riset operasi, perkembangan teori sistem,
komponen sistem yang terdapat pada pendekatan sistem, karakteristik pendekatan sistem,
permodelan dalam riset operasi, dan model simulasi dalam riset operasi.
Modul 2 : Pemetaan Kognisi. Modul ini membahas tentang perumusan masalah sebagai
tahapan pertama dalam setiap upaya pemecahan masalah, sejarah pemetaan kognisi, cara
kerja pemetaan kognisi, dan peran peta kognisi dalam riset operasi.
Modul 3 : Analisis Probabilitas. Modul ini membahas tentang manfaat teori probabilitas,
ruang lingkup teori keputusan, dan metode-metode yang diterapkan dalam pengambilan
keputusan.
Modul 4 : Analisis Pengambilan Keputusan. Modul ini membahas tentang model
pengambilan keputusan dalam lingkungan pasti dan tidak pasti, pengambilan keputusan
dengan menggunakan bantuan pohon keputusan, dan teori chaos serta implikasinya dalam
pengambilan keputusan.
Modul 5 : Program Linear. Modul ini membahas tentang perkembangan program teknik
linear, peran program linear dalam proses pengambilan keputusan, perumusan program
linear dalam proses pengambilan keputusan dalam bentuk grafik dan aljabar, serta
penerapan metode simpleks.
Modul 6 : Persediaan. Modul ini membahas tentang konsep dan persoalan serta alat
analisisnya, seperti Economic Qrder Quantity (EOQ), pentingnya persediaan, jenis-jenis
persediaan, biaya persediaan, model Economic Order Quantity dan variasinya, model
diskon kuantitas (diskon harga), serta penentuan Titik Pemesanan kembali serta Stok
Pengaman.
Modul 7 : Teori Antrian. Modul ini membahas tentang konsep antrian dalam konteks
pengambilan keputusan dan mengaplikasikan pemahamannya tentang model-model antrian
dalam praktik bisnis sehari-hari.
Modul 8 : Analisis Jaringan. Modul ini membahas tentang konsep jaringan, pengembangan
jaringan proyek/pekerjaan PERT/ CPM, dan metode jalur kritis (CPM) dan teknik evaluasi
dan review (PERT).
Modul 9 : Teori Permainan. Modul ini membahas tentang konsep teori permainan, teori
permainan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan, dan teori permainan dalam
bentuk matriks permainan.
 
Demikian semua materi-materi yang ada dalam BMP ADBI4530/Riset Operasi. Untuk itu,
diharapkan mahasiswa nantinya dapat memiliki kompetensi untuk menerapkan model-
model dan metode riset operasi dalam pengambilan keputusan bisnis dan keseluruhan aspek
yang terkait dalam kehidupan sehari-hari.

MODUL 1: PENGENALAN RISET OPERASI


Kegiatan Belajar 1 :

Perkembangan Riset Operasi


Perkembangan riset operasi tidak lepas dari perkembangan ilmu manajemen pada
umumnya. Sebagaimana ilmu manajemen pada umumnya, riset operasi berkembang dari
dukungan berbagai bidang ilmu, mulai dari ilmu sosial hingga ilmu keteknikan. Riset
operasi menfokuskan diri pada upaya pencapaian optimasi sumber daya dengan metode
kuantitatif. Walaupun demikian metode kuantitatif yang dibangun tidak serta merta
mengabaikan sama sekali pertimbangan dari sisi metode kualitatif seperti pendekatan
sistem dan tim.
Riset operasi banyak bertautan dengan beberapa bidang ilmu lain. Beberapa pihak bahkan
menganggap telah terjadi tumpangsuh (overlapping) antara riset operasi dengan beberapa
disiplin ilmu tersebut, seperti manajemen, ilmu komputer, statistik, rekayasa sistem, dan
rekayasa industri.
Pemahaman riset operasi sangat dipengaruhi oleh pemahaman terhadap berbagai bidang
ilmu yang berkaitan tersebut, antara lain bidang ilmu manajemen dan teknik dan
manajemen industri.

Kegiatan Belajar 2 :

Pendekatan Sistem (System Thinking)


Cara pandang atau cara berpikir berwawasan sistem adalah cara pandang yang menganggap
bahwa suatu sistem permasalahan tidak bisa dipisahkan atas komponen-komponen
pembentuknya. Pendekatan sistem memandang bahwa tiap komponen sistem bersifat saling
mempengaruhi sehingga upaya untuk memahami suatu sistem permasalahan hendaklah
juga melihat keterkaitan antarkomponen secara menyeluruh. Pemodelan suatu sistem juga
harus mengacu pada keterkaitan antarkomponen ini. Model yang terbangun haruslah
merepresentasikan komponen-komponen penting dalam suatu sistem permasalahan.

DAFTAR PUSTAKA
Beishon, J., Peters, G. ( 976). Systems Behaviour. Harper & Row, Ltd.

Checkland, P.B. (1981). System Thinking, Systems Practice. Wiley.

Forrester, Jay W. (1973). World Dynamics. Cambridge, Mass: Wright-Allen Press, Inc.

George, Claude S. (1968). The History of Management Thought. Englewood Cliffs, NJ.:
Prentice Hall, Inc.

Hicks, Philip E. (1977). Introduction to Industrial Engineering and Management Science.


Tokyo: McGraw-Hill Kokagusha Ltd.

Littlechild, S and Shutler, Maurice (Eds). (1991). Operations Research in Management.


New York: Prentice Hall.

Oser, Jacob. (1963). The Evolution of Economics Thought. New York: Harcourt Brace
Jovanovich, Inc.

Von Bertalanffy, Ludwig. (1951). Problem of General Systems Theory. Hum Biol,
December.

MODUL 2: PEMETAAN KOGNISI


Kegiatan Belajar 1 :

Peta Kognisi 1
Pemetaan kognisi cocok digunakan untuk suatu situasi permasalahan yang cenderung
bersifat kualitatif. Penyusunan struktur permasalahan dengan bantuan peta kognisi akan
membantu pemahaman lebih cepat dan utuh. Peta kognisi akan membantu jika di kemudian
hari akan dilakukan upaya kuantifikasi yang banyak melibatkan aspek numerik. Dalam
pemetaan, suatu permasalahan terdapat banyak cara pandang yang berkaitan dengan
perumusan masalah. Peta kognisi bisa memberi gambaran keterkaitan antarkomponen
permasalahan. Gambaran permasalahan tersebut merupakan alat yang bagus untuk
menunjukkan keunggulan dari masing-masing cara pandang. Dari berbagai gambaran
keunggulan yang ada kemudian bisa dilanjutkan dengan negosiasi untuk membangun cara
pandang baru sehingga memungkinkan adanya partisipasi. Peta kognisi adalah alat yang
bagus untuk membuat menguji dan mengelola sebuah rancangan strategi masa depan.
Adanya peta kognisi akan membantu langkah antisipasi dari suatu rancangan strategi yang
berperspektif masa depan.

Kegiatan Belajar 2 :

Peta Kognisi 2
Analisis peta kognisi merupakan proses kreatif. Pembuatan dan penganalisisan suatu peta
kognisi membutuhkan kreativitas dan kemampuan memahami permasalahan dengan baik.
Secara sederhana, peta kognisi hanyalah berisikan pernyataan yang tertulis saja yang saling
dihubungkan dengan anak panah. Anak panah melambangkan hubungan sebab akibat dari
dua pernyataan yang dihubungkan anak panah yang bersangkutan. Secara harfiah, peta
kognisi ini hanyalah sebuah gambar sederhana. Namun demikian, basis ide yang ada di
balik gambaran ini sangat luar biasa.
Pemetaan kognisi merupakan representasi visual dari apa yang kita pikirkan tentang sesuatu
permasalahan. Penyelesaian masalah riset operasi sangat membutuhkan adanya pemahaman
yang memadai tentang suatu masalah.
Dengan demikian keberhasilan dalam menganalisis dan memahami suatu peta kognisi tidak
bersifat deterministik.

DAFTAR PUSTAKA
Bryson, J.M, et.al. (2004). Visible Thinking: Unlocking Causal Mapping For Practical
Business Result. Chicester. England: John Wiley and Sons, Ltd.

Daniels, Kevin, et.al. (1995). Validating A Method For Mapping Manager Mental Models
of Competitive Industry Structures, dalam Human Relations, Vol. 48, No. 9.
Eden,C. (1991). Working With Cognitive Mappin, dalam Littlechild, S.C dan M.F. Shutler.
Operation Research in Management. New York: Prentice Hall.

Elmore, R.F. (1982). Backward Mapping: Implementation Research And Policy Decision,
dalam W. Williams (ed). Studying Implementation. New York: Catham.

Hodgkinson, G.P., et.al., (2004). Causal Cognitive Mapping In The Organizational Strategy
Field: A Comparison of Alternative Elicitation Procedures, dalam Organizational Research
Methods. Vol. 7 No. 1, Januari.

Isenberg, D. J. (1989). How senior managers think, in W.H. Igor (eds). Intuition in
Organization. London: Sage.

Kelly, G.A. (1955). The Psychology of Personal Construct. Norton.

Toulmin, S.E. (1958). The Uses of Argument. Cambridge: Cambridge University Press.

MODUL 3: ANALISIS PROBABILITAS


Kegiatan Belajar 1 :

Teori Probabilitas

Dalam situasi di mana kita tidak bisa memperoleh kepastian akan terjadinya suatu
peristiwa, kita perlu menghitung peluang atau probabilitas terjadinya peristiwa tersebut.
Untuk itulah kita mempelajari teori probabilitas. Pada dasarnya terdapat tiga jenis
probabilitas, yaitu probabilitas klasik, yaitu dalam bentuk pecahan tunggal (misalnya ¼, ½);
probabilitas frekuensi relatif, yaitu menghitung probabilitas berdasarkan data historis; dan
probabilitas subjektif yaitu probabilitas yang sifatnya subjektif individu atau menurut
pendapat pribadi seseorang berdasarkan pengalaman pribadinya.
Suatu probabilitas mengukur kemungkinan terjadinya suatu peristiwa, dalam sebuah
percobaan atau eksperimen tertentu dalam wujud pecahan atau desimal di mana nilai
terkecil adalah 0 dan terbesar adalah 1. Probabilitas antardua peristiwa dapat berbentuk
mutually exclusive, yaitu dua peristiwa di mana probabilitas terjadinya salah satu peristiwa
bertolak belakang dengan probabilitas terjadinya peristiwa lainnya. Hubungan probabilitas
antara dua peristiwa juga dapat berbentuk tidak mutually exclusive, yaitu hubungan yang
memungkinkan antara kedua probabilitas tersebut dapat terjadi secara bersamaan.
Distribusi Binomial digunakan untuk menemukan probabilitas suatu atau beberapa
peristiwa pada beberapa percobaan. Teorema Bayes digunakan untuk mengetahui
probabilitas suatu peristiwa jika terdapat tambahan tertentu.

Kegiatan Belajar 2 :

Aplikasi Teori Probabilitas untuk Pengambilan


Keputusan
Suatu tindakan atau kebijakan administrasi bisnis membutuhkan pengambilan keputusan
berdasarkan beberapa alternatif pemilihan keputusan. Dalam pengambilan keputusan, harus
disertai sasaran yang jelas yang ingin dicapai. Dalam mencapai sasaran yang diinginkan,
terdapat beberapa tindakan yang harus dipilih sebagai keputusan tindakan. Masing-masing
dari beberapa alternatif tindakan perlu diukur manfaat atau biaya yang dihasilkannya.
Tentunya dalam pengambilan keputusan, terdapat situasi ketidakpastian mengenai hasil
yang dicapai, di mana terdapat risiko yang akan selalu mungkin terjadi. Oleh karena itu,
dalam pengambilan keputusan dibutuhkan analisis probabilitas.
Pada aktivitas belajar ini dibahas tiga metode probabilitas yang dapat digunakan untuk
mengambil keputusan, yaitu metode nilai perkiraan (expected value), metode analisis
marjinal, dan metode standar distribusi normal. Pada metode nilai perkiraan dilakukan
penghitungan dampak yang mungkin terjadi pada setiap pilihan atau alternatif tindakan.
Keputusan tindakan yang diambil adalah tindakan yang memberikan manfaat paling besar
atau biaya yang paling kecil.
Pengambilan keputusan menggunakan metode analisis marjinal dilakukan dengan
menghitung nilai marjinal, yaitu nilai yang melipatgandakan keuntungan atau kerugian
pada setiap keputusan yang diambil. Terdapat dua jenis nilai marjinal yang digunakan,
yaitu keuntungan marjinal dan biaya marjinal.
Pengambilan keputusan berdasarkan standar distribusi normal dilakukan dengan
menghitung nilai rata-rata dan standar deviasi sebagai syarat untuk dapat menggunakan
distribusi normal atau melakukan konversi ke nilai standar Z. Cara yang dilakukan adalah
dengan menghitung nilai probabilitas optimal menggunakan rumus analisis marjinal,
kemudian nilai probabilitas tersebut dikonversi menjadi nilai Z dan nilai kuantitas dari
suatu tindakan.

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, David Ray, Dennis Sweeny, and Thomas A. William. (1994). An Introduction to
management Science: Quantitative Approaches to Decision Making. Minneapolis: West
Publishing Company.

Levin, Richard I, David S. Rubin. (1998). Statistics for Management, International Edition.
New Jersey: Prenticel Hall.

Lind, Douglas A., William G. Marchal., and Samuel A. Wathen. (2005). Statistical
Techniques in Business & Economics. New York: McGraw-Hill Irwin.

Taylor, Bernard W. (2004). Introduction to Management Science. 8th edition. New Jersey:
Pearson Education.

MODUL 4: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Kegiatan Belajar 1 :

Analisis Pengambilan Keputusan dengan Pohon


Keputusan
Situasi pengambilan keputusan dapat digambarkan melalui diagram pohon keputusan.
Bentuk pohon dengan ranting-rantingnya menggambarkan situasi pengambilan keputusan
yang dihadapkan dengan beberapa pilihan yang harus dipertimbangkan untuk dipilih.
Setiap pilihan keputusan memiliki risiko keberhasilan. Risiko keberhasilan tak lain
merupakan pencerminan dari situasi ketidakpastian yang melingkupi situasi pengambilan
keputusan. Pemilihan salah satu pilihan keputusan didasarkan pada nilai penghasilan
(payoff) yang paling tinggi.

Kegiatan Belajar 2 :

Chaos dan Pengambilan Keputusan


Teori chaos memiliki implikasi yang luas dalam analisis pengambilan keputusan. Teori
chaos memberi pengertian bahwa suatu aksi sekecil pun dapat berimplikasi pada suatu
akibat yang besar. Teori chaos juga memberikan pengertian bahwa dalam pengambilan
keputusan senantiasa dihadapkan pada suatu potensi ketidakteraturan dan ketidakpastian
sehingga batasan-batasan metode pengambilan keputusan tradisonal tidak mencukupi lagi.
Teori chaos menuntut perubahan model mental yang sama sekali baru dan kreatif dari sang
pengambilan keputusan. Sistem pintar dan kecerdasan berupaya mengantisipasi aspek
ketidakpastian dan ketidakteraturan tersebut dengan mengadopsi logika berpikir manusia ke
dalam mesin komputer. Dengan sistem pintar, suatu perangkat komputer dapat
menganalisis suatu sistem permasalahan dan melakukan pengambilan keputusan.

DAFTAR PUSTAKA
Gleick, J. (1987). Chaos: Making a New Science. Heineman.

Jennings, D., Stuart Wattam. (1998). Decision Making An Integrated Approach. Harlow:
Prentice Hall.

Littlechild,S.C., M.F. Shutler (eds). (1991). Operations Research in Management. New


York: Prentice-Hall.

Mangkusubroto, Kuntoro dan C. Listiarini Trisnadi. (1987). Analisa Keputusan,


Pendekatan Sistem dalam Manajemen Usaha dan Proyek. Bandung: Ganeca Exact.

Pratt, J.W, H. Raiffa R., Schlaifer. (1965). Introduction to Statistical Decision Theory. New
York: McGraw-Hill.

Stacey, R. (1992). Managing Chaos. Kogan Page.

MODUL 5: PROGRAM LINEAR


Kegiatan Belajar 1 :

Perumusan Program Linear


Permasalahan optimasi dengan keterbatasan sumber daya dapat dirumuskan dengan
pendekatan program linear. Pendekatan program linear mensyaratkan fungsi tujuan dan
kendala yang ada harus dapat dirumuskan dalam persamaan atau pertidaksamaan
matematika. Penyelesaian program linear dengan bantuan metode grafik (graphic method)
dan metode aljabar bertumpu pada perpotongan persamaan-persamaan garis kendala.
Metode grafik hanya mampu menyajikan program linear dua dimensi yang melambangkan
dua variabel atau dua jenis sumber daya. Hal ini berbeda dengan metode corner point atau
metode aljabar yang memungkinkan penyelesaian program linear yang melibatkan lebih
dari dua variabel.

Kegiatan Belajar 2 :

Metode Simpleks
Program linear merupakan salah satu metode dalam riset operasi yang cukup bermanfaat
untuk optimasi sumber daya. Adanya optimasi sumber daya akan membawa pada
tercapainya tingkat keuntungan yang optimum pula.
Untuk mencapai solusi, program linear didasarkan atas langkah-langkah umum, seperti
perumusan masalah, dan identifikasi kendala-kendala dari penyelesaian masalah tersebut.
Jika program linear hanya melibatkan dua variabel maka permasalahan yang ada dapat
diselesaikan dengan bantuan metode grafik yang terdiri atas model penyelesaian iso
profit/iso cost dan metode aljabar. Namun, apabila penyelesaian masalah yang ada
melibatkan lebih dari dua variabel, metode simpleks lebih banyak dipergunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Gass, S.I. (1990). An Illutrated Guide to Linear Programming. New York: Dover.

Heizer, J., Render, B. (1996). Production and Operations Management: Strategic and
Tactical Decisions. 4th ed. New Jersey: Prentice Hall International Inc.

Render, B., R.M. Stair. (1992). Introduction to Management Science. Boston: Allyn and
Bacon.

Thierauf,R.J., R.C. Klekamp. (1975). Decision Making through Operation Research. 2nd
ed. New York: Wiley International.

MODUL 6: PERSEDIAAN
Kegiatan Belajar 1 :

Konsep Persediaan dalam Dunia Usaha


Persediaan merupakan stok barang yang disimpan oleh suatu perusahaan baik perusahaan
manufaktur maupun jasa untuk memenuhi permintaan pelanggan. Persediaan dapat terjadi
pada setiap aktivitas bisnis. Alasan kuat persediaan tersebut dibutuhkan adalah untuk
memenuhi kebutuhan konsumen, sementara alasan yang menolak terutama karena
persediaan tersebut merupakan suatu pemborosan. Klasifikasi persediaan dapat dilihat dari
segi fungsi dan fisiknya.
Sistem pengendalian persediaan dapat dibedakan atas sistem pengendalian persediaan
kontinu dan sistem pengendalian persediaan periodik. Kedua sistem pengendalian
persediaan akan menjawab 2 hal yang penting, yaitu berapa jumlah yang harus dipesan dan
kapan harus memesan. Kedua hal itu ditentukan dengan kriteria total biaya persediaan yang
minimum. Biaya persediaan terdiri dari biaya pengadaan (pembelian), biaya pemesanan dan
biaya penyimpanan.  

Kegiatan Belajar 2 :

Model Persediaan Kuantitas Pesanan Ekonomi (Sistem


Persediaan Kontinu/Sistem Q)
Metode persediaan kontinu merupakan sistem persediaan dengan kuantitas pemesanan (Q)
yang tetap, namun periode pemesanan yang berubah-ubah. Metode yang digunakan untuk
sistem ini salah satunya adalah metode Economic Order Quantity (EOQ). 2 hal yang
dihasilkan oleh model ini, yaitu berapa jumlah yang harus dipesan dan kapan waktu
pemesanan.
Pada kondisi aktual ke empat asumsi dari model dasar EOQ tersebut dianalisis satu per satu
sehingga didapatkan variasi dari model EOQ dasar tersebut. Reorder point (titik pemesan
kembali) membuka asumsi tidak adanya waktu tunggu. Model Permintaan tak seketika
membuka asumsi penerimaan pemesanan terjadi seketika. Model EOQ dengan kekurangan
membuka asumsi kekurangan tidak diperkenankan. Pemakaian metode tersebut disesuaikan
dengan kondisi yang terjadi pada sistem bisnis yang dikaji.

Kegiatan Belajar 3 :

Titik Pemesanan Ulang dan Stok Pengaman serta Sistem


Persediaan Periodik (Sistem P)
Salah satu parameter persediaan yang penting adalah penentuan titik pemesanan kembali
(Reorder Point). Parameter ini berfungsi untuk memberi jaminan bahwa barang tetap ada
selama pesanan yang baru belum datang, karena adanya waktu tunggu untuk
pemesanannya. Penentuan parameter ini mempunyai beberapa variasi, hal ini disebabkan
ada 2 hal yang mempengaruhi perhitungannya, yaitu sifat dari permintaan (konstan atau
variabel) dan waktu tunggu (konstan atau variabel). Pemakaian metode ini disesuaikan
dengan kondisi aktualnya.
Sistem pengendalian persediaan periodik merupakan sistem persediaan dengan periode
pemesanan tetap, namun jumlah kuantitas pemesanan berubah. Pada sistem ini yang dicari
adalah kuantitas pemesanan. Kuantitas pemesanan ini juga dipengaruhi oleh waktu tunggu,
pemakaian harian, dan persediaan yang ada selama masa tunggu.

 DAFTAR PUSTAKA
Ballou, Ronald H. (1999). Bussiness Logistic Management. Third edition. New Jersey:
Prentice Hall.

Fogarty, Donald W. et.al. (1991). Production and Inventory Management. South-Western


Publishing Co. Ohio.

Narasimhan, Seetharama L. et.al. (1995). Production Planning and Inventory Control. New
Jersey: Prentice-Hall International, Inc.

Sofjan Assauri. (1993). Manajemen Produksi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas


Indonesia.

Taylor III, Bernard. (2001). Sains Manajemen. Jilid 2 (terjemahan). Jakarta: Salemba
Empat.

Tersine, Richard J. (1994). Principles of Inventory and Materials Management. New Jersey:
Prentice-Hall International, Inc.

MODUL 7: TEORI ANTRIAN


Kegiatan Belajar 1 :

Konsep Antrian
Teori antrian didasarkan pada tiga faktor yang berpengaruh, yaitu fasilitas pelayanan,
kedatangan input antrian dan aturan antrian. Sistem antrian yang ada sangat dipengaruhi
oleh ketiga faktor utama tersebut. Dalam konteks riset operasi, optimasi sistem antrian
tercapai pada titik keseimbangan antara biaya pelayanan dan biaya yang timbul akibat
mengantri. Oleh karena itu, pengaturan fasilitas pelayanan (single channel vs multiple
channel; single phase vs multiphase), input kedatangan (limited vs unlimited) serta aturan
antrian (FIFO, LIFO, PS, SIRO) harus dilakukan dengan cermat.

Kegiatan Belajar 2 :

Model-Model Antrian
Antrian merupakan salah satu topik penting dalam riset operasional. Banyak sekali praksis
manajemen operasi yang melibatkan proses antrian, seperti antrian produk dalam conveyor,
antrian pasien di rumah sakit. Untuk memudahkan pemahaman sistem antrian dibuatlah
beberapa pemodelan sistem antrian, antara lain Model A, antrian kanal tunggal (single
channel); Model B, antrian kanal berganda (multi channel), Model C, antrian layanan
populasi terbatas (limited population system). Model-model tersebut didasarkan pada
asumsi-asumsi, antara lain kedatangan berdistribusi Poisson, FIFO, dan layanan satu tahap
(single service phase).

DAFTAR PUSTAKA
Cooper, R.B. (1980). Introduction to Queuing Theory. 2nd ed. New York: Elsevier-North
Holland.

Eppen, D.,G, et.al. (1988). Quantitative Concept for Management : Decision Making
without Algorithms. 3rd eds. New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.

Hicks, P.E. (1977). Introduction to Industrial Engineering and Management Science.


Tokyo: McGraw-Hills Kogakusha Ltd.

Thierauf, Robert, J., Klekamp., Robert, C. (1975). Decision Making through Operation
Research. 2nd edition. New York: Wiley International.

MODUL 8: ANALISIS JARINGAN


Kegiatan Belajar 1 :

Pengembangan Jaringan
Jaringan meliputi serangkaian simpul dan cabang, di mana simpul digunakan untuk
melambangkan adanya suatu kegiatan yang dilaksanakan, sedangkan cabang digunakan
untuk menghubungkan antara kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam jaringan. Konsep
jaringan digunakan dalam menganalisis waktu pengerjaan suatu proyek yang melibatkan
sejumlah kegiatan yang saling berkaitan.
Critical Path Method (CPM) atau metode jalur kritis dan Program Evaluation dan Review
Technique (PERT) atau teknik evaluasi dan peninjauan program merupakan teknik yang
banyak dipergunakan untuk melakukan analisis terhadap waktu penyelesaian proyek. Pada
awalnya metode CPM dengan PERT dikembangkan secara terpisah namun pada waktu
yang bersamaan. Perbedaan yang mendasar antara kedua metode ini, yaitu pada CPM
perkiraan waktu berwujud suatu nilai tunggal atau berada pada titik tertentu, sedangkan
pada metode PERT digunakan perkiraan waktu yang berwujud probabilitas atau suatu
kemungkinan. Melalui metode ini akan dapat diketahui probabilitas atau kemungkinan
terselesaikannya suatu proyek pada suatu waktu tertentu. Dalam perkembangan selanjutnya
sampai dengan saat ini, PERT dan CPM sudah digabungkan menjadi satu dikenal dengan
metode PERT/CPM.
Metode PERT/CPM dilakukan dengan menggambarkan jaringan kerja yang terdiri dari
serangkaian kegiatan di mana kegiatan tersebut saling sambung-menyambung dan terdapat
kegiatan yang paralel atau dilakukan pada saat yang bersamaan dengan kegiatan lainnya.
Setiap kegiatan memiliki waktu penyelesaian tertentu, dan dilanjutkan kegiatan lainnya.
Melalui penggambaran jaringan PERT/CPM kita dapat mengetahui berapa waktu secara
keseluruhan penyelesaian pekerjaan.

Kegiatan Belajar 2 :

Mengidentifikasi Jalur Kritis


Setelah menggambarkan jaringan CPM maka perlu diketahui jalur kritis. Jalur kritis adalah
jalur yang melalui sejumlah kegiatan di mana kegiatan-kegiatan tersebut tidak boleh
mengalami penundaan waktu jika tidak maka waktu pengerjaan proyek juga akan tertunda.
Pengidentifikasian jalur kritis dilakukan dengan mengidentifikasi waktu tercepat dan
terlama pada masing-masing kegiatan. Waktu tercepat adalah waktu yang paling cepat
untuk dapat memulai dan mengakhiri suatu kegiatan, sedangkan waktu terlama adalah
waktu paling lambat untuk memulai dan mengakhiri suatu kegiatan. Waktu tercepat
menunjukkan bahwa kegiatan tersebut belum bisa dimulai sebelum waktu tercepat tersebut
dan tidak akan dapat diakhiri sebelum waktu berakhirnya kegiatan tercepat tersebut. Waktu
terlama menunjukkan waktu paling lambat untuk memulai suatu kegiatan dan jika melewati
waktu terlama tersebut maka waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan juga akan
tertunda dari rencana semula.
Selain menggunakan nilai tunggal atau titik perkiraan waktu penyelesaian suatu proyek,
metode lainnya, yaitu metode PERT, menggunakan nilai probabilistik. Nilai probabilistik
yaitu nilai yang tidak terpaku pada suatu titik tertentu melainkan berbentuk variabel
kontinu, di mana jika diwakili oleh suatu titik maka kita akan dapat memperkirakan berapa
probabilitas terjadinya titik tersebut. Misalkan, rata-rata penyelesaian suatu proyek adalah
selama 6 bulan maka probabilitas proyek tersebut selesai dalam waktu 6 bulan adalah 0,5
atau 50%. Probabilitas proyek tersebut selesai dalam waktu 7 bulan (misalkan) sebesar 0,75
atau 75%. Penghitungan waktu probabilistik menggunakan tiga kondisi perkiraan waktu,
seperti optimistik, yaitu waktu yang diyakini paling cepat dapat terselesaikannya suatu
kegiatan, waktu umum, yaitu waktu penyelesaian suatu kegiatan yang paling sering terjadi,
dan waktu pesimistik, yaitu waktu penyelesaian suatu kegiatan yang paling lama yang
mungkin dapat terjadi.

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, David Ray, Dennis Sweeny, Thomas A. William. (1994). An Introduction to
management Science: Quantitative Approaches to Decision Making. Minneapolis: West
Publishing Company.

Heizer, Jay, Barry Render. (2001). Operation Management. International Edition. New
Jersey: Prentice Hall.

Levin, Richard I., David S. Rubin. (1998). Statistics for Management. International Edition.
New Jersey: Prenticel Hall.

Lind, Douglas A., William G. Marchal, Samuel A. Wathen. (2005). Statistical Techniques
in Business & Economics. New York: McGraw-Hill Irwin.

Taylor, Bernard W. (2004). Introduction to Management Science. 8th edition. New Jersey:
Pearson Education.

MODUL 9: TEORI PERMAINAN


Kegiatan Belajar 1 :

Teori Permainan sebagai Alat Bantu Pengambilan


Keputusan
Teori Permainan didasarkan pada asumsi adanya lingkungan persaingan yang dinamis.
Lingkungan persaingan yang dinamis memberi arti bahwa setiap pemain memiliki
kesetaraan kemampuan dan keterampilan. Setiap pemain bertindak berdasarkan
pertimbangan strateginya yang rasional. Teori permainan memiliki variasi-variasi antara
lain permainan normal vs meluas, permainan berjumlah nol vs tidak berjumlah nol,
permainan simultan vs permainan bertahap, dan permainan informasi lengkap vs tidak
lengkap.
Kegiatan Belajar 2 :

Matriks Permainan
Teori permainan banyak dipakai dan dikembangkan untuk menganalisis situasi persaingan
yang melibatkan berbagai kepentingan yang berlawanan. Setiap kompetitor menjalankan
strateginya masing-masing untuk memperbesar ganjarannya. Strategi salah satu kompetitor
berpengaruh terhadap strategi kompetitor yang lain, demikian juga sebaliknya. Keuntungan
bagi salah seorang pemain berarti juga kerugian bagi kompetitornya. Strategi tiap pemain
adalah memaksimumkan keuntungannya yang minimum atau meminimumkan kerugiannya
yang maksimum.

DAFTAR PUSTAKA
Dumairy. (2003). Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE.

Miller, James. (2003). Game Theory: How to Use Game Theory to Outthink and
Outmaneuver Your Competition. New York: McGraw-Hill.

Siagian, P. (1987). Penelitian Operasional: Teori dan Praktek. Jakarta: UIP.

Thierauf, Robert., J. Klekamp., Robert, C. (1975). Decision Making through Operation


Research. 2nd Edition. New York: Wiley International.

Vajda, S. (1958). The Theory of Game and Linear Programming. London: Methuen & Co.
Ltd.

You might also like