Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PERSYARATAN UMUM PELAKSANAAN
Pembangunan 6 Ruang Kelas + Kantor + KM/WC USB SMPN 3 Ciawi, Kecamatan Ciawi -
Kabupaten Bogor.
1.1.2. Dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan sesuai dengan ketentuan
dalam Dokumen Kontrak yang antara lain terdiri dari :
- Rencana Kerja dan Syarat - Syarat (RKS).
- Gambar-gambar bestek, detail dan gambar konstruksi berikut keputusan Direksi Lapangan.
- Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing)
1.1.3. Bila terjadi ketidaksesuaian antara gambar rencana dan keadaan di lapangan, maka Kontraktor
Pelaksana diharuskan berkonsultasi dengan Direksi Lapangan.
1.1.4. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh bahan untuk masing-masing pekerjaan guna
mendapat persetujuan direksi.
1.1.5. Kelalaian atau kekurangtelitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan dasar untuk mengajukan klaim
dikemudian hari.
- Pekerjaan persiapan
- Pekerjaan galian dan timbunan
- Pekerjaan pasangan
- Pekerjaan beton
- Pekerjaan plafond
- Pekerjaan kusen dan penggantung
- Pekerjaan instalasi listrik
- Pekerjaan pengecatan
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN
2.5. IJIN-IJIN
2.5.1. Pembuatan ijin-ijin yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain :
ijin pengeringan, ijin pengambilan material, ijin pembuangan, ijin pengurugan, ijin trayek dan
pemakaian jalan, ijin penggunaan bangunan serta ijin-ijin lain yang diperlukan sesuai dengan
ketentuan/peraturan daerah setempat, harus cepat diselesaikan dan tembusannya disampaikan
kepada direksi.
2.6. DOKUMENTASI
2.6.1. Kontraktor Pelaksana harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta pengirimannya
ke Kantor Pejabat Pembuat Komitmen serta pihak-pihak lain yang diperlukan.
2.6.2. Yang dimaksud dalam pekerjaan dokumentasi ialah :
- Laporan-laporan perkembangan pekerjaan.
- Foto-foto pekerjaan dari 0% sampai dengan 100%, berwarna minimal ukuran kartu pos
dilengkapi dengan album.
- Surat-surat dan dokumen lainnya.
2.6.3. Foto-foto yang menggambarkan kemajuan pekerjaan hendaknya dilakukan sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas dan dibuat minimal sebanyak 9 (sembilan) peristiwa, yaitu :
- Sebelum pekerjaan dimulai
- Pelaksanaan pekerjaan pondasi
- Pelaksanaan pekerjaan beton
- Pelaksanaan pekerjaan pasangan
- Pelaksanaan pekerjaan atap
- Pekerjaan instalasi air dan sanitair
- Pekerjaan instalasi listrik
- Pekerjaan kayu
- Pekerjaan pengecatan
BAB III
PEKERJAAN TANAH DAN BOUPLANK
1. Pemasangan Bouwplank
- Semua bouwplank menggunakan kayu papan kelas II, diserut rata dan terpasang waterpass dengan
peil 0.00 m.
Setiap jarak 2 m papan bouwplank diperkuat dengan kayu kaso ukuran 5/7 cm. Pada papan
bouwplank ini harus dicat sumbu - sumbu dinding dengan cat yang tidak luntur oleh pengaruh
iklim.
- Jarak papan bouwplank minimal 2 m dari garis bangunan terluar untuk mencegah kelongsoran
terhadap galian tanah pondasi
Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai, Kontraktor Pelaksana wajib memintakan pemeriksaan
dan persetujuan tertulis dari pengawas / Direksi.
BAB IV
PEKERJAAN BETON
4.3. BAHAN-BAHAN
4.3.1. Semen:
a. Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement sesuai dengan persyaratan NI-2 Bab
3 Standar Indonesia NI-8/1964, SII 0013-81 atau ASTM C-150 dan produksi dari satu
merk/pabrik.
b. Kontraktor Pelaksana harus mengirimkan surat pernyataan pabrik yang menyebutkan type,
kualitas dari semen yang digunakan "Manufacture's Test Certificate" yang menyatakan
memenuhi persyaratan tersebut dalam huruf "a" di atas.
c. Kontraktor Pelaksana harus menempatkan semen dalam gudang untuk mencegah terjadinya
kerusakan dan tidak boleh ditaruh langsung diatas tanah tanpa alas kayu.
d. Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur kotoran atau kena air/lembab tidak diijinkan
digunakan dan harus segera dikeluarkan dari proyek dalam batas 3 x 24 jam.
e. Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya.
4.17. SUHU/TEMPERATUR
4.17.1. Suhu beton pada waktu dicor tidak boleh lebih dari 32 derajat Celsius. Bila suhu dari beton yang
ditaruh berada antara 27 derajat dan 32 derajat Celsius, maka beton harus diaduk ditempat
pekerjaan dan langsung dicor.
4.17.2. Bila pada saat pembuatan beton berada pada iklim yang dapat mengakibatkan suhu beton
melebihi dari 32 derajat Celsius, maka Kontraktor Pelaksana harus mengambil langkah-langkah
yang efektif, umpamanya mendinginkan agregat atau mengecor pada waktu malam hari.
4.18 PERIZINAN
4.18.1. Kontraktor Pelaksana harus memberitahukan pada Konsultan Pengawas minimal 1 minggu
sebelum pengecoran dimulai.
4.18.2. Pengecoran dapat dilaksanakan apabila sudah ada Berita Acara Pengecoran dan izin tertulis dari
Konsultan Pengawas.
5.1. BAHAN-BAHAN
5.1.1. Semen:
a. Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement sesuai dengan persyaratan NI-2 Bab
3 Standar Indonesia NI-8/1964, SII 0013-81 atau ASTM C-150 dan produksi dari satu
merk/pabrik.
b. Kontraktor Pelaksana harus mengirimkan surat pernyataan pabrik yang menyebutkan type,
kualitas dari semen yang digunakan "Manufacture's Test Certificate" yang menyatakan
memenuhi persyaratan tersebut dalam huruf "a" di atas.
c. Kontraktor Pelaksana harus menempatkan semen dalam gudang untuk mencegah terjadinya
kerusakan dan tidak boleh ditaruh langsung diatas tanah tanpa alas kayu.
d. Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur kotoran atau kena air/lembab tidak diijinkan
digunakan dan harus segera dikeluarkan dari proyek dalam batas 3 x 24 jam.
e. Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya.
BAB VI
PEKERJAAN ATAP
c. Profil Material :
- Rangka Atap
Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profil lip-channel.
a. C75.100 (tinggi profil 75 mm dan tebal dasar baja 1,00 mm), berat 1,29 Kg/M’
b. C75.75 (tinggi profil 75 mm dan tebal dasar baja 0,75 mm), berat 0,97 Kg/M’
- Reng (batten)
Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat ( U terbalik).
a. TS. 41.055 (tinggi profil 41 mm dan tebal dasar baja 0,55 mm), berat 0,66 Kg/M’
- Talang jurai dalam (valley gutter)
Talang yang dimaksud disini adalah talang jurai dalam dengan ketebalan dasar baja 0.45 dan telah
dibentuk menjadi talang lembah.
b. Kontraktor Pelaksana wajib menyerahkan sertifikat pabrik (mill certificate) dari material baja yang
akan digunakan serta dokumen data-data produk.
b. Setiap bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disini yang diakibatkan oleh kurang teliti
dan kelalaian Kontraktor Pelaksana akan ditolak dan harus diganti kewajiban yang sama juga berlaku
untuk ketidakcocokan kesalahan maupun kekurangan lain akibat Kontraktor Pelaksana tidak teliti dan
cermat dalam koordinasi dengan gambar pelengkap dari Arsitek, Struktur, Mekanikal, dan Elektrikal.
Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambah dalam hal ini harus dikerjakan atas biaya Kontraktor
Pelaksana tidak dapat diklaim sebagai biaya tambah.
c. Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus diajukan ke Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis. Semua perubahan yang disetujui dapat
dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang
mengakibatkan pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah kurang.
d. Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja ringan difabrikasi di workshop, baik
workshop permanen atau workshop sementara. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas semua
kesalahan detail, fabrikasi dan ketetapan pemasangan semua komponen struktur konstruksi baja ringan.
BAB VII
PEKERJAAN KUSEN
a. Pekerjaan KusenAlumunium.
b. Cara pengerjaan :
- Dipotong dan dipasang secara rapi dan presisi, toleransi ukuran tidak lebih dari 2 mm.
- Menggunakan peralatan mesin untuk memotong, punching, drilling dan lain-lain.
- Hubungan antar rangka alumunium pada sambungan harus ditutup dengan cara coulking.
- Permukaan alumunium harus bebas cacat die marks dan kotoran-kotoran yang melekat.
- Pada waktu pemasangan alumunium harus dilindungi dengan lanosol protective coating.
- Hubungan pertemuan opening kusen dengan alumunium dibagian luar dan dalam harus disealent
hingga rapat.
- Kunci pintu dipakai setara merk ANCHOR 2 Slaag, sebelum dipasang harus mendapat persetujuan
dahulu dari direksi, engsel pintu merk Unilon Standard dan engsel jendela dipakai merk Unilon.
- Semua sloot jendela, sloot pintu, kait angin, sebelum dipasang harus disetujui terlebih dahulu oleh
direksi. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan contoh (minimum jumlah contoh yang diajukan
sebanyak 3 macam) terlebih dahulu untuk disetujui oleh Direksi dan bahan yang digunakan harus
sesuai dengan contoh yang disetujui.
- Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat - syarat
pekerjaan dalam buku ini.
- Untuk pekerjaan kaca, toleransi ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi yang
ditentukan oleh pabrik.
- Bahan kaca dari jenis clear glass (kaca bening) harus sesuai dengan SII 0.189/78 dan PBVI 1982,
digunakan setaraf produk PT. ASAHI MAS dengan tebal 5 mm.
- Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan pecah pada
sealant / tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
- Daun pintu panel multipleks tebal 9mm, sesuai RAB ukuran sesuai gambar kerja.
- Pekerjaan semua aksesoris pintu dan jendela harus sesuai dengan gambar kerja
BAB VIII
PEKERJAAN PLAFOND
8.2 Bahan.
- Rangka plafond besi hollow ukuran 4x4x2,5cm kwalitas baik
- penutup rangka plafond GRC board tebal 4mm kwalitas baik
- List plafond kayu ukuran 1/4cm
BAB X
PENGECATAN
10.1 Cat tembok, ekspose beton, lisplank beton yang dipakai setara Vinilex dengan 3 (tiga) kali pengecatan,
warna akan ditentukan kemudian, sebelum dicat tembok harus diamplas kemudian dilakukan pekerjaan
cat dasar.
10.2. Cat plafond juga harus setaraf dengan merk Vinilex 3 (tiga) kali pengecatan
10.3. Pengecatan kayu/lisplank dicat setara dengan cat glotek, warna cat akan ditentukan kemudian.
BAB XI
LAIN-LAIN
11.1. Semua bahan/material harus diajukan terlebih dahulu oleh Kontraktor Pelaksana sebelum dilaksanakan
untuk mendapatkan persetujuan.
11.2. Sebelum penyerahan pertama, Kontraktor Pelaksana wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum
sempurna dan harus diperbaiki, halaman harus ditata rapi dan semua barang yang tidak berguna harus
disingkirkan dari pekerjaan.
11.3. Meskipun telah ada pengawasan dan unsur - unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan bestek
dan gambar menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana, untuk itu Kontraktor Pelaksana harus
menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
11.4. Selama masa pemeliharaan, Kontraktor Pelaksana wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki
segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan ini (RKS) akan ditentukan kemudian dalam
rapat penjelasan pekerjaan (Aanwijzing).