You are on page 1of 3

PENGERTIAN LINGUISTIK

 Kajian tentang bahasa manusia.


 Kajian tentang bahasa manusia itu dilakukan dengan cara ilmiah.
 Hipotesis, pemerhatian, penelitian dan penganalisisan dibuat secara empiris dan terkawal.
 Berteraskan apa-apa yang dapat dilihat, mengetepikan andaian yang bersifat mujarad.
 Bersifat objektif, dan hasilnya dapat diuji kesahan dan keboleh percayaannya.
 Struktur bahasa, penguasaan bahasa dan hubungan bahasa dengan bentuk komunikasi lain.
 Ujaran manusia yang meliputi kesatuan bahasa, hakikat bahasa, struktur bahasa, dan perubahan bahasa
LINGUISTIK: PENGERTIAN LUAS
> Segala yang membicarakan soal bahasa.
> Tidak mengambil kira pendekatan yang digunakan dan tujuannya.
> Termasuk juga linguistik terapan, dan
> Hasil kerja penelitian dan hasil teoritis.
LINGUISTIK: PENGERTIAN SEMPIT
Hasil penelitian dan teoritis.
Kajian tentang subsistem bahasa (leksikon, gramatikal, dan fonologi).
Termasuk semantik dan pragmatik (hubungan struktur bahasa dan sistem dengan konteksnya).
Linguistik merupakan ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa
Contoh:
a. Ilmu fisika objeknya peristiwa alam
b. Ilmu pengobatan/kedokteran objeknya berbagai penyakit dan cara pengobatan
Linguistik berasal daripada bahasa Latin lingua yang berarti bahasa. Terdapat tiga istilah penting dalam konteks ini, yaitu:
Langue bahasa tertentu seperti bahasa Melayu, bahasa
Hindi, bahasa Arab…
Langage bahasa secara umum, dan bersifat mujarad.
manusia ada bahasa, binatang tidak.
Parole bahasa dalam kewujudan yang nyata, yang berupa
ujaran.
Selain linguistik, terdapat juga ilmu lain yang menjadikan bahasa
sebagai objek kajian.
1. Kesusasteraan wadah seni, pengungkapan karya seni, penciptaan keindahan.
2. Sosiologi alat interaksi sosial dalam masyarakat.
3. Psikologi gejala kejiwaan.
4. Fisika, phenomena alam
Bahasa sebagai sistem bukan sahaja bersifat sistematik tetapi juga bersifat sistemis.Sistemis bermaksud bahasa
terdiri daripada subsistem seperti fonologi, morfologi, sintaksis dan semantic Dalam BM, kata linguistik bukan
sahaja bermaksud ilmu tentang bahasa, tetapi juga bermaksud bahasa itu sendiri.
RUMUSAN PENGERTIAN LINGUISTIK
Ilmu pengetahuan yang objeknya bahasa lisan dan tulisan.
Mempunyai ciri: sistematik, rasional, empiris, pemerian struktur, pembahagian dan aturan bahasa.
Ciri tersebutlah yang dikatakan ilmiah.
Linguistik ialah kajian bahasa secara ilmiah.
Linguistik dapat dianggap sebagai sains.
Sains ialah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berteraskan pengamatan, kajian dan pengalaman
untuk menentukan hakikat dan prinsip tentang perkara yang dikaji.
TEORI LINGUISTIK
Teori digunakan dalam lima dimensi, iaitu:
1. Struktur yang terjadi daripada konsep yang bertalian. Semuanya tertumpu pada pengamatan dan andaian dalam ilmu yang
berkaitan.
2. Proses penyelidikan yang berasaskan logika, bukannya eksperimen.
3. Prinsip yang berkait dengan praktis ilmiah dalam menemukan kebenaran ilmu.
4. Perangkap kaedah atau prinsip untuk pengkajian masalah ilmiah dalam dunia kecendekiaan.
5. Gagasan, penjelasan atau pemikiran tentang sebab terjadinya sesuatu fenomena
TEORI LINGUISTIK
Teori linguistik ialah subdisiplin linguistik yang membahas bahasa dan ilmu bahasa dari sudut pandangan teori tertentu.
Contohnya:
1. Teori Tradisional
2. Teori Struktural
3. Teori Transformasional
4. Teori Tagmemik
1. Teori linguistik dikenali sebagai Induk Linguistik kerana melaluinya terpancar wawasan liku-liku bahasa yang
digunakan dalam linguistik terapan.
2. Teori linguistik amat bermanfaat untuk membuat deskripsi, klasifikasi dan penjelasan terhadap peristiwa
bahasa dini dan kini.
3. Teori linguistik juga merangkumi fakta di luar data yang dikaji. Oleh itu, istilah generatif yang bermaksud
jangkauan ramalan masa hadapan sering digunakan.
4. Terdapat dua kategori teori linguistik, iaitu Teori kurang mujarad
(low level theory) dan Teori Mujarad (high level theory).
CIRI KEILMUAN LINGUISTIK
Rapi, teratur baik dan tertib.
Mantap, tidak berobah dan stabil.
Ekonomis, jimat, tidak mubazir dan tidak berlebihan.
Mudah, tidak sukar, gampang, dan senang.
Tuntas dan berguna berasaskan teori yang tersusun.
Eksplisit, tiada makna ganda, disusun dan dirumuskan secara tuntas.
Sistematik, berperaturan, berpola dan generalisasi utuh, kesatuan tunggal dan senada.
Objektif, pemerian sifat, hakikat, keadaan seadanya, kewujudan hakiki bebas daripada pertimbangan peribadi.
LINGUISTIK SEBAGAI ILMU
Pengetahuan dapat dianggap ilmu jika memenuhi kriteria berikut:
a. Pengetahuan itu mestilah teratur dan sistematik.
b. Pengetahuan itu bersifat progresif, dan semakin tinggi kualitinya.
c. Pengetahuan itu mempunyai autonomi, iaitu bersifat bebas.
d. Pengetahuan itu mempunyai objek.
Berasaskan kriteria itu, linguistik dapat dianggap sebagai ilmu pengetahuan, dan satu disiplin yang berautonomi, serta
mempunyai objek. Objek linguistik ialah bahasa manusia.
TAHAP PERKEMBANGAN LINGUISTIK
Tahap spekulasi: Kesimpulan dibuat tanpa bukti empiris dan tatacara tertentu. Contoh – asal kejadian bumi dan
bahasa…
Tahap pemerhatian dan klasifikasi: Penggolongan segala fakta bahasa dengan teliti tanpa teori tertentu.
Tahap perumusan teori: Pemahaman masalah dasar/persoalan berasaskan data, dirumuskan hipotesis dan tatacara
pengujian hipotesis.
Linguistik yang mengalami ketiga-tiga tahap itu dianggap ilmiah.
Linguistik mementingkan data empiris dalam penelitiannya. Data boleh dianalisis dengan cara induktif atau
deduktif.
Linguistik berusaha menemukan pendekatan dan kaedah hakiki bahasa yang diteliti. Oleh itu, linguistik dikenali
sebagai ilmu nomotetik, dan tidak terhenti pada satu titik kesimpulan.

Setiap studi ilmiah akan menghasilkan berbagai teori tentang dan hubungan studinya dengan objek
studinya. Demikian pula linguistik sebagai sebuah studi ilmu bahasa. Keilmuan linguistik ini akan
mengkaji segala aktivitas dan gejalan bahasa yang berhubungan dengan manusia. Hal ini dilakukan
karena bahasa bersifat manusiawi, artinya bahasa hanya dapat digunakan oleh manusia. Objek studi
lainnya yang tidak berkaitan dengan manusia tidak dapat digolongkan ke dalam kajian objek linguistik
misalnya bahasa komputer.

Dari penjelasan diatas, saya berpendapat bahwa setiap orang atau bahasawan yang hendak meneliti
bahasa, harus berpijak pada berbagai macam teori yang ada. Mengapa hal itu perlu dilakukan,
pertama teori suatu studi ilmu akan mmberi arahan kemana kita melangkah, dan kedua teori-teori
tersebut yang berkaitan dengan bahasa, tidak selama benar dan mutlak untuk dibenarkan, karena
kebenaran itu subjektif, maka diperlukan penujian, mengenai suatu teori kebahasaan. Kenapa hal ini
perlu dilakukan, saya berpendapat pertama bahasa merupakan

suatu fenomena yang bergerak secara dinamis, artinya mungkin saja satu teori kebahasaan akan
tidak relevan lagi dengan kemajuan jaman. Kedua, bahasa merupakan sebua objek yang akan
melahirkan objek baru, artinya ketika kita meneliti suatu bidang dalam linguistik misalnya sintksis,
maka secara tidak langusng akan berimbas pada penelitian lain misalnya wacana.

Untuk lebih mengenal teori kebahasaan tersebut, secara garis besar dalam studi ilmu linguistik terbagi
menjadi dua golongan pertama golongan tradisional dan kedua golongan sturuktural. Namun pada
tulisan ini saya akan membahas mengenai aliran tradisional.

Mengapa sampai disebut sebagai aliran tradisional? Hal ini dilakukan karena teori kebahasaan ini
paling tua dan merupakan tumpuan perkembangan teori kebahasaan lain. Parera menyebutkan bahwa
teori kebahasaan ini telah menjadi tradisi para peneliti bahasa untuk mendeskripsikan dan
menjelaskan gejala dan fakta sebuah bahasa. Tradisi dan teori bahasa ini telah mempengarui
pelajaran dan pengajaran teori kebahasaan di sekolah sampai di perguruan tinggi.

Berikut merupakan ciri-ciri teori kebahasan tradisional,


1. Teori-teori kebahasaan yang bersifat tradisional mengambil sumber asumsi-asumsi dan hipotesis
tentang bahasa filsafat dan logika. Jadi, Jadi dengan latar belakang filsafat dan logikalah lahirlah
asumsi dan hipotesis bahasa.
2. Data bahasa yang diteliti mulanya adalah data bahasa tertulis dan bahasa yang telah mengenal
ejaan.
3. Data bahasa tertulis itu terbatas pada bahasa Yunani dan latin.
4. Bahasa dipandang bukan merupakan sebuah produk kebudayaan tetapi hanya dipandang sebagai
sarana dan alat komunikasi berpikir.
5. Data dan Fakta bahasa yang tidak sesuai dengan teori-teori filsafat dianggap kekecualiaan atau
kesalahan atau perlu pula diperbaiki sesuai dengan teori filsafat dan logika.

Kelamahan dari teori kebahasan ini ialah


1. Asumsi-sumsi dan hipotesis kebahasan bukanlah harus dikaji dengan fakta dan data bahasa,
melainkan fakta dan data bahasa harus disesuaikan dengan asumsi dan hipotesis filsafat dan logika
tentang bahasa.
2. Teori kebahasaan bersifat universal dan dapat dilakukan untuk semua bahasa di dunis, sementara
karakteristik setiap bahasa berbeda-beda.

Nah dari pengulasan dari Jos Daniel Parera tersebut dapat dimbil kesimpulan bahwa teori kebahasan
tradisional selalu bertumpu pada logika dan filsafat. Memang filsafat merupakan mother science dari
setiap studi ilmu. Oleh karena itu tidak heran jika membicarakan aliran in kita akan tertuju ada negeri
asalnya, yaitu Yunani. R.H Robins menyebut bahwa para pemikir Yunani mengawali kajian linguistik
sebut saja Plato, dengan karyanya mean of the menaning.

Nah, pada perkembangan awal aliran ini banyak menghasilkan teori-teori kebahasan, selain itu ada
juga teori kebahasa yang bersifat orimitif seperti aliran anomali, alira analogi dll. Aliran-aliran tersebut
akan saya jelaskan pada tulisan beikutnya, termasuk mengenai aliran struktural, dan
perkembangannya di Indonesia.

Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Alwasiah, Drs. A. Chaedar. 1985. Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik, Bandung, Penerbit.
Keraf, Gorys. 1984. Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: P.T Gramdia.
Keraf, Drs. Gorys. 1978 Tata Bahasa Indonesia. Ende Flores, Nusa Indah.
Parera. J.S. Daniel. 1977. Pengantar Linguistik Umum Bidang Sintaksis. Ende Flores; Nusa Indah.
Parera. J.S. Daniel. 1991. Kajian Linguistik Umum Historis Komparatif Dan Tipologi Struktural.
Jakarta; Erlangga.
Venhaar, J.w.m. Dr. 1980. Teori Linguistik dan Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Yayasan Kansisius.

You might also like