Professional Documents
Culture Documents
Berkat rahmat dan hidayah dari Tuhan Yang Maha Esa serta dorongan keinginan
untuk menambah pengetahuan tentang anatomi manusia, maka ”MAKALAH SISTEM
SARAF dan INDERA pada MANUSIA” ini dapat tersusun.
Makalah ini disusun sebagai penjelasan mengenai sistem saraf dan alat indera
pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Makalah yang disusun sebagai
pegangan, tidak tertutup kemungkinan digunakan sebagai sumber bacaan bagi pelajar
untuk menambah ilmu pengetahuannya.
Makalah ini telah disusun berdasarkan sumber-sumber yang ada, namun kami
menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, semua kritik dan
saran demi perbaikan dan penyempurnaan akan kami terima dengan senang hati.
Tim Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat dan berguna sebagai
bahan informasi bagi para penyusun sendiri dan semua pihak yang memerlukannya.
Akhirnya, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dari penyusunan hingga makalah ini selesai.
BAB II
PENDAHULUAN
• TUJUAN
Setelah membaca makalah ini Anda diharap dapat:
1. Membandingkan macam organ penyusun sistem saraf pada manusia.
2. Menjelaskan fungsi otak, sumsum tulang belakang dan sel saraf dalam sistem
koordinasi.
3. Menunjukkan bagian-bagian alat indera dan fungsinya.
4. Mendata contoh kelainan dan penyakit pada alat indera yang biasa dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya.
• LATAR BELAKANG
Kami membuat makalah ini untuk memenuhi tugas dalam rangka membuat
makalah yang merupakan tuntutan dari oleh guru biologi, Ibu Anis A. Dan makalah ini
dibuat agar kita bisa lebih memahami tentang alat –alat indera juga sistem saraf yang
ada di dalam tubuh kita.
SISTEM INDERA MANUSIA
Semua kegiatan dapat kita lakukan dan kita nikmati karena kita memiliki sistem
indera.
• Indera Manusia
Indera manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang sangat peka terhadap
stimulus ( rangsangan ) tertentu yaitu :
1. Mata, indera penglihatan yang peka terhadap cahaya.
2. Telinga, indera pendengar yang peka terhadap rangsangan getaran suara atau
bunyi.
3. Hidung, indera pencium yang peka terhadap rangsangan bau.
4. Lidah, indera pengecap yang peka terhadap rasa makanan yang berupa zat-zat
kimia terlarut.
5. Kulit, indera peraba yang peka terhadap rangsanganberupa sentuhan, tekanan,
maupun rabaan.
Alat indera pada manusia itu sempurna karena dilengkapi dengan bagian-bagian
yang berfungsi untuk menerima rangsangan dari luar, dan saraf-saraf pembawa
rangsang ke saraf pusat ( otak ).
Alat-alat indera manusia dapat berfungsi dengan sempurna bila :
1. Saraf-saraf yang berfungsi membawa rangsang ke sumsum saraf pusat
bekerja dengan baik.
2. Otak sebagai pusat pengolah rangsang bekerja dengan sempurna.
3. Secara anatomi alat-alat indera tak mempunyai kelainan bentuk dan
fungsinya.
• MATA
Susunan dan bagian-bagian mata kita sangat rumit .
Gambar A : Menunjukkan bagian depan mata kita yang indah. Bagian depan
mata kita dilindungi oleh :
1. Alis, berfungsi menahan keringat dari dahi agar tidak masuk ke mata.
2. Kelopak mata, terdiri dari kelopak mata atas dan kelopak mata bawah.
Kelopak mata atas dapat digerakkan, sedangkan kelopak mata bawah tidak. Pada
kelopak terdapat bulu mata yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu atau
benda asing bila mata sedang terbuka. Selain itu, bulu mata juga berfungsi
melindungi mata dari cahaya matahari yang berlebihan.
3. Kelenjar air mata terdapat di bagian dalam kelopak mata yang berfungsi
membasahi bola mata dan membersihkan mata dari debu dan benda-benda asing.
Air mata juga mengandung zat untuk membunuh bakteri. Jika mata berkedip karena
da debu masuk, maka kelenjar air mata menghasilkan air mata, sehingga debu atau
benda asing dapat dikeluarkan dan mata menjadi bersih.
Gambar B : Menunjukkan bola mata yang berada di dalam rongga mata, dan
dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak. Bagian depan bola mata dilindungi oleh selaput
tipis, kelopak, bulu mata dan kelenjar air mata. Bola mata melekat pada dinding sebelah
dalam rongga mata dengan bantuan tiga pasang otot, yang berfungsi menggerakkan
bola mata.
Otot-otot penggerak mata ada 3 yaitu :
1. Otot yang menggerakkan bola mata lurus atas dan lurus bawah.
2. Otot yang menggerakkan bola mata lurus dalam dan lurus luar.
3. Otot yang menggerakkan bola mata miring atas dan miring bawah.
• PROSES MELIHAT
Syarat yang harus dipenuhi agar kita dapat melihat adalah :
a. Ada cahaya yang dipantulkan dari benda ke mata.
b. Mata harus dalam keadaan sehat dan normal, yang berarti serabut-serabut saraf
dan saraf pusat pengolahan rangsang bekerja dengan baik.
Suatu benda hanya dapat dilihat jika ada cahaya. Cahaya kemudian dipantulkan
oleh benda dan pantulan cahaya ini akan masuk ke dalam mata, melalui kornea, pupil,
lensa mata yamh akhirnya menuju ke retina. Setelah sampai di retina, rangsang cahaya
diterima oleh saraf mata, kemudian dikirim ke pusat penglihatan di otak dan kemudian
diterjemahkan. Setelah itu barulah kita mengetahui dan mengerti benda yang kita lihat.
Bayangan benda yang jatuh pada bintik buta tidak akan terlihat.
Mata kita mirip dengan kamera, karena keduanya mempunyai lensa yang dapat
diatur untuk membentuk bayangan di suatu permukaan. Permukaan penangkap
bayangan pada mata adalah retina tetapi pada kamera adalah film. Pembentukan
bayangan pada mata juga mirip dengan pembentukan bayangan pada kamera.
Benda yang akan dilihat difokuskan oleh lensa agar bayangan tertangkap tepat
pada bintik kuning yang berada di retina. Pada kamera, benda yang akan difoto
difokuskan agar tertangkap dengan jelas di layar film.
Perbedaan mata dengan lensa, yaitu :
Pada kamera, lensa dapat digerakkan ke depan maupun ke belakang untuk
memfokuskan benda agar bayangan jatuh tepat pada film. Sebaliknya, lensa mata tidak
dapat digerakkan ke depan dan ke belakang, melainkan otot pemegang lensa mata
yang berkontraksi mengubah bentuk lensa mata.
Bila sesorang mampu melihat benda yang jauh dan dekat dengan jelas tanpa
bantuan alat dapat disebut mata normal atau emetropi (emmetrop ).
Macam-macam gangguan pada penglighatan, antara lain adalah :
1. Rabun jauh atau tidak dapat melihat jauh yang disebut miopi. Gangguan ini
disebabkan bola mata terlalu panjang atau lensa mata sangat cembung sehingga
bayangan benda jatuh di depan bintik kuning. Mata miopi dapat dibantu dengan
menggunakan kaca mata berlensa cekung ( negatif ).
2. Rabun dekat atau tak dapat melihat dekat, disebut hipermetropi. Gangguan ini
terjadi karena bola mata terlalu pendek atau lensa mata terlalu pipih sehingga
bayangan jatuh di belakang bintik kuning. Untuk membantu penderita hiper metropi,
digunakan kaca mata berlensa cembung, agar bayangan jatuh tepat pada bintik
kuning.
3. Rabun jauh dan dekat, gangguan ini disebut juga presbiopi. Gangguan ini pada
umumnya diderita oleh orang yang sudah tua atau kira-kira berumur di atas 45
tahun. Hal ini dapat terjadi karena otot penggerak lensa mata telah mengendur
sehingga daya akomodasinya berkurang. Agar penderita presbiopi dapat melihat
dengan sempurna perlu dibantu dengan kaca mata berlensa rangkap, yaitu lensa
cekung (negatif) di bagian atas dan lensa cembung (positif) di bagian bawah.
4. Rabun senja atau rabun ayam.
Penderita ini tidak dapat melihat benda pada malam hari atau dalam keadaan
cahaya yang remang-remang. Gangguan ini disebabkan karena kekurangan vitamin
A.
5. Buta warna, adalah kelainan pada penglihatan yang tidak dapat atau sulit
membedakan warna tertentu yaitu merah, biru dan hijau. Buta warna bersifat
menurun atau genetis, terutama menurun pada anak laki-laki.
6. Astigmatisme (mata silindris)
Astigmatisme adalah gangguan mata yang mengakibatkan penglihatan cenderung
kabur. Hal ini dikarenakan bagian kornea mata tidak rata. Untuk mengatasi
gangguan ini dapat digunakan kaca mata berlensa silindris.
7. Katarak atau bular mata
Katarak merupakan gangguan penglihatan karena lensa mata keruh sehingga
menghalangi masuknya cahaya pada selaput jala (retina). Penderita ini umumnya
karena sudah tua (umur 55 tahun ke atas) dan dapat diatasi dengan operasi.
Pictures
Hidung
Mata
Telinga
Kulit
Lidah
Buta warna
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
• KATA PENGANTAR
• DAFTAR ISI
• BAB I PENDAHULUAN
• TUJUAN
• LATAR BELAKANG
• BAB II ISI
• SISTEM INDERA PADA MANUSIA
• BAB III PENUTUP
• KESIMPULAN
• SARAN