You are on page 1of 11

MAKALAH PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH)

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH


(PLTSa)

Kelompok 2
Fairuz Balqis
Helsya Anggita Dewi
Tessa Sarah Olystia
Wida Rahmasari

Kelas : XII IA 3

SMA NEGERI 1 BEKASI


TAHUN AJARAN 2010/2011
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas karunianya kami dapat menyelesaikan Makalah PLH ini
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun dengan maksud untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh Ibu Sita selaku guru mata pelajaran Pendidikan
Lingkungan Hidup (PLH). Karya Tulis ini membahas mengenai
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah atau PLTSa.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu, mengarahkan dan membimbing kami dalam menyelesaikan
Makalah .
Manusia tidak pernah luput dari kesalahan. Oleh karena itu, kami
memohon maaf apabila terdapat kesalahan selama proses pembuatan
karya tulis ini. Dan tentunya kami mengharapkan masukan dari Bapak /
Ibu Guru, teman-teman dan pembaca sekalian baik berupa saran
maupun kritik yang bersifat membangun untuk dijadikan bahan
pemikiran demi kesempurnaan Karya Tulis berikutnya.
Akhirnya dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, kami
menyampaikan Karya Tulis ini. Semoga Karya Tulis ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan dunia pendidikan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bekasi, Oktober 2010

Penyusun
Daftar Isi

Kata Pengantar
1
Daftar Isi
2
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
3
B. Tujuan
3
Bab II Pembahasan
A. Pengertian
4
B. Proses Kerja
4
C. Dampak
5
D. Pengolahan Limbah
6
Bab III Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
8
B. Saran
8
Daftar Pustaka
9
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Sampah adalah problem yang akan selalu menghantui selama
kita masih tinggal di atas bumi ini. Semakin banyak jumlah
penduduk suatu wilayah, semakin banyak pula tingkat konsumsi
akan barang/material yang digunakan sehari-hari. Seiring dengan
peningkatan konsumsi, maka volume sampah yang dihasilkan setiap
harinya juga akan bertambah. Sedangkan beberapa Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Sampah umumnya memiliki keterbatasan
baik lahan maupun daya tampung. Apalagi dengan kondisi rawan
longsor pada musim penghujan.
Akibat keterbatasan lahan dan adanya musibah tersebut, maka
diperlukan penerapan teknologi yang dapat mereduksi sampah
dengan cara-cara yang efisien, efektif dan berkesinambungan atau
jangka panjang (sustain). Upaya yang dapat dilakukan untuk
menanggulangi hal tersebut adalah dengan pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Selain dapat
mengurangi volume sampah yang tertumpuk di Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Sampah yang kemudian dapat
menimbulkan bahaya yang tak terduga, panas yang dihasilkan
dapat dijadikan sumber energi.

B. Tujuan
Tujuan penyusun membuat makalah ini adalah untuk memberi
pengetahuan tambahan mengenai Pembangkit Listrik Tenaga
Sampah (PLTSa).
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah adalah sebuah fasilitas
pembangkitan listrik yang menggunakan sampah sebagai bahan
bakarnya.

B. Proses Kerja

Konsep Pengolahan Sampah menjadi Energi (Waste to Energy)


atau PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga sampah) adalah sebagai
berikut :
1. Pemilahan sampah
Sampah dipilah untuk memanfaatkan sampah yang
masih dapat di daur ulang. Sisa sampah yang datang akan
diturunkan kadar airnya dengan jalan ditiriskan dalam
bunker selama 5 hari.
2. Pembakaran sampah
Setelah kadar air berkurang tinggal 45%, sampah akan
dimasukan ke dalam tungku pembakaran. Pembakaran
sampah menggunakan teknologi pembakaran yang
memungkinkan berjalan efektif dan aman bagi lingkungan.
Suhu pembakaran dipertahankan dalam derajat
pembakaran yang tinggi (di atas 1300°C). Asap yang keluar
dari pembakaran juga dikendalikan untuk dapat sesuai
dengan standar baku mutu emisi gas buang.
3. Penghasil panas
Hasil pembakaran sampah akan menghasilkan panas
yang dapat dimanfaatkan untuk memanaskan boiler. Uap
panas yang dihasilkan digunakan untuk memutar turbin.
Karena turbin dihubungkan dengan generator maka ketika
turbin berputar generator juga akan berputar. Generator
yang berputar akan menghasilkan tenaga listrik yang akan
disalurkan ke jaringan listrik milik PLN. Uap yang melewati
turbin akan kehilangan panas dan disalurkan ke boiler lagi
untuk dipanaskan , demikian seterusnya.
4. Pemanfaatan abu sisa pembakaran
Sisa dari proses pembakaran sampah adalah abu.
Volume dan berat abu yang dihasilkan diperkirakan hanya
kurang 5% dari berat atau volume sampah semula sebelum
di bakar. A
Abu ini akan dimanfaatkan untuk menjadi bahan baku
batako atau bahan bangunan lainnya setelah diproses dan
memiliki kualitas sesuai dengan bahan bangunan.

C. Dampak
a. Dampak positif
Diperkirakan dari 500 - 700 ton sampah atau 2.000 -3.000 m3
sampah per hari akan menghasilkan listrik dengan kekuatan 7
Megawatt. Sampah sebesar itu sama dengan sampah yang
dibuang ke TPA Sarimukti sekarang. Dari pembakaran itu, selain
menghasilkan energi listrik, juga memperkecil volume sampah
kiriman. Jika telah dibakar dengan temperatur tinggi , sisa
pembakaran akan menjadi abu dan arang dan volumenya 5% dari
jumlah sampah sebelumnya. Abu sisa pembakaran pun bisa
dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan batu bata dan
batako.

b. Dampak negatif yaitu :


Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) sangat
mungkin mengakibatkan pencemaran lingkungan di sekitar area
PLTSa oleh abu, asap dan material lain hasil dari proses
pembakaran sampah. Abu yang dihasilkan dari proses
pembakaran sampah mengandung senyawa-senyawa berbahaya
seperti :
- Dioxin
Dioxin adalah senyawa organik berbahaya yang merupakan
hasil sampingan dari sintesa kimia pada proses
pembakaran zat organik yang bercampur dengan bahan
yang mengandung unsur halogen pada temperatur tinggi,
misalnya plastik pada sampah, dapat menghasilkan dioksin
pada temperatur yang relatif rendah seperti pembakaran di
tempat pembuangan akhir sampah (TPA)
- Logam berat
Logam berat yang mencemari lingkungan umumnya
berukuran kecil namun tetap berbahaya bagi kelangsungan
makhluk hidup di wilayah pencemaran.

D. Pengolahan Limbah
- Limbah padat
Sisa pembakaran abu dan debu terbang sebesar 20% dari berat
semula akan diuji kandungannya apakah mengandung Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) atau tidak, di laboratorium. Jika tidak
mengandung B3, dapat dijadikan sebagai bahan baku bangunan
seperti batako. Namun jika mengandung B3, akan diproses
dengan teknologi tertentu sesuai ketentuan yang berlaku. Untuk
menampung abu ini, di lokasi PLTSa akan dibuat penampungan
abu dengan kapasitas 1.400 M3, yang mampu menampung abu
selama 14 hari beroperasi.

- Limbah cair
Pada kegiatan penirisan sampah akan menghasilkan lindi dan
bau. Lindi akan ditampung kemudian diolah sampai pada tingkat
tertentu. Kemudian akan disalurkan ke Bojongsoang untuk diolah
lebih lanjut. Rencana pembuangan hasil olahan lindi ke
pengolahan air kotor Bojongsoang sesuai perjanjian kerja sama
antara PT BRIL dengan PDAM Kota Bandung. Intinya, PDAM akan
membangun saluran air buangan dari PLTSa dan membangun
fasilitas pengolahan limbah PLTSa, sedangkan PT BRIL akan
membayar jasa pengolahan ke PDAM. Sedangkan bau yang
ditimbulkan berada dalam bunker bertekanan negatif sehingga
tidak akan keluar tetapi tersedot dalam tungku pembakaran
sehingga tidak menimbulkan bau sampah di luar bangunan.

- Limbah gas
Setiap sampah yang belum mengalami proses akan
mengeluarkan bau yang tidak sedap baik saat pengangkutan
maupun penumpukkan dan akan mengganggu kenyamanan bagi
masyarakat umum. Untuk menghindari bau yang berasal dari
sampah akan dibuat jalan tersendiri ke lokasi PLTSa melalui jalan
Tol, di sekeliling bagunan PLTSa akan ditanami pohon sehingga
membentuk greenbelt (sabuk hijau) seluas 7 hektar.
Sedangkan sisa gas buang akan diproses melalui pengolahan
yang terdiri dari :
1. Gas buang hasil pembakaran akan dilakukan pada
squenching chamber. Dari sini gas buang disemprot dengan
air untuk menurunkan temperatur gas dengan cepat guna
mencegah dioxin terbentuk kembali dan menangkap zat
pencemar udara yang larut dalam air seperti NOx, Sox, HCL,
abu, debu, dan partikulat.
2. Kemudian gas yang akan dilakukan pada reaktor akan
ditambahkan CaO sebanyak 12 kg/ton sampah. Tujuannya
menghilangkan gas-gas asam, Sox< HCL, H2S, VOC, HAP,
debu dan partikulat.
3. Pada saat gas keluar dari reaktor, pada gas akan
disemburkan karbon aktif sebanyak 1 kg/ton sampah,
bertujuan menyerap uap merkuri, dioksin, CO.
4. Kemudian gas akan dialirkan ke Bag Filler dengan tujuan
menyaring partikel PM10 dan PM 2,5.
5. Terakhir, gas buang akan dilepaskan ke udara melalui
cerobong dengan ketinggian sekitar 70 meter.
BAB III
Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)
merupakan upaya paling ideal yang dapat dilakukan untuk
mengurangi volume sampah yang ditimbun di Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) Sampah dan mengkonversi panas yang dihasilkan dari
proses pembakaran sampah untuk menggerakan turbin dan
kemudian menghasilkan energi berupa listrik.

B. Saran
Dalam penerapannya, harus diperhatikan upaya pengolahan
limbah yang dihasilkan selama proses pengubahan sampah menjadi
energi listrik.
Daftar Pustaka

____.2008. Materi Pengkayaan Pengelolaan Lingkungan Hidup bagi


Dunia Pendidikan se-Jawa Barat. Bekasi: Badan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Kota Bekasi
Sumber lainnya :
http://en.wikipedia.org/wiki/Waste_management
http://greenhouse-idea.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/PLTSa_Gedebage
http://www.alpensteel.com/article/56-110-energi-sampah--pltsa/2594--
pltsa-pembangkit-listrik-tenaga-sampah.html
http://www.bandung.go.id/?fa=berita.detail&id=849
http://www.wasteincineration.net/waste-incineration.html

You might also like