Professional Documents
Culture Documents
Skiripsi
Diajukan Kepada Sekolah Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk
Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Meyelesaikan Program Sarjana
Strata Satu (S-1)
Oleh :
MUCHTARUL WAHID
NIM. D03304068
Skiripsi oleh:
Nama :Muchtarul Wahid
Nim :D03304068
Judul :PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EDUTAINMENT
DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
BIDANG STUDI Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Studi Kasus di
Madrasah Tsanawiyah (MTS) AL-IBROHIMY GALIS
BANGKALAN.
Skiripsi oleh Muchtarul Wahid ini telah dipertahankan di depan tim penguji skiripsi.
Surabaya, 15 januari 2009
Mengesahkan,
Fakultas Tarbiyah
Institute Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Dekan,
MOTTO
ﺴ ِﻬ ْﻢ
ِ ﻰ ُﻳ َﻐ ّﻴ ُﺮوْا ﻣَﺎ ِﺑَﺄ ْﻧ ُﻔ
ﻻ ُﻳ َﻐﻴّ ُﺮ ﻣَﺎ ِﺑ َﻘ ْﻮ ٍم ﺣَﺘ ﱠ
َ ﷲ
َ نا
ِا ﱠ
Kata mutiara
"Jangan Pernah Barharap Sukses Jika Jalan Yang Menuju Ke Arah Itu Sama Sekali
Belum Kau Tempuh"
5
ABSTRAK
PERSEMBAHAN
Spesialnya buat tretan IKAMABA selaku pengurus ples ketua IKAMABA (Alek
Khotib) 2009 yang sering marah-marah & tidak kalah murkanya ketika ada
masalah di IKAMABA.
Do,a tidak pernah hentinya semoga sadar & tidak tambah parah……………….
8
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat ilahi robbi yang telah
melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skiripsi
ini.
Sholawat serta salam semoga tetap abadi pada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, beserta genap dan seluruh pengikutnya.
Penulis menyadari bahwa didalam penyusunan dan ppenulisan skiripsi ini,
banyak menemui kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan, bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak, maka semuanya dapat penulis menyelesaikan dengan
baik. Untuki itu sudah sepatutnya apabila dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Nurhamim, M. Ag, Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan
Ampel Surabaya Beserta Staf-Stafnya.
2. Drs.H Masyhudi Ahmad, M. Pd.I, selaku ketua Jurusan Kependidikan Islam
IAIN Sunan Ampel Surabaya.
3. Dra. Husniyatus Salamah Z, M. Ag., selaku Dosen Wali dan juga selaku
Dosen Pembimbing yang penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan
serta memberi motivasi agar tidak putus asa dan tetap semangat.
5. Drs. Nur Kholis selaku kepala Madrasah Tsanawiyah (MTS) Al-Ibrohimy
Galis Bangkalan dan beserta staf-stafnya yang telah membantu dalam
menyelesaikan Skripsi ini.
6. Semua saudara-saudaraku yang telah meluangkan pikirannya untuk penulis
sehingga penulis bisa menyelsaikan tugas skripsi ini
7. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan
9
Tiada kata yang dapat penulis berikan sebagai balas budi, selain untaian do,a
semoga amal beliau dibalas dan diterima serta diampuni segala dosa-dosanya disisi
Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skiripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, karna keterbatasan kemampuan yang penulis miliki mengingat penulis
adalah hanya manusia biasa yang tak luput dari salah dan luput, untuk itu penulis
mengharapkan saran, kritikan dan masukan yang bersifat konstruktif demi
sempurnanya penyusunan skiripsi ini.
Dan akhirnya penulis berharap semoga skiripsi ini bisa bermamfaat
khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Penulis
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………..i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKIRIPS………………………………………….ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI……………………………………………………..iii
MOTTO………………………………………………………………………………iv
ABSTRAK…………………………………………………………………………….v
PERSEMBAHAN…………………………………………………………………....vi
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ix
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………xi
BAB : I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang………………………………………………………...1
b. Rumusan Masalah……………………………………………………..2
c. Definisi Operasional…………………………………………………..3
d. Tujuan Penelitian……………………………………………………...4
e. Mamfaat Penelitian……………………………………………………5
f. Metode Penelitian...…………………………………………………...6
g. Sistematika Pembahasan………………………………………………7
BAB : II LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran Edutainment
1. Pengertian……………………………………................................8
2. Konsep Dasar……………………………………………………...9
3. Pendekatan Pembelajaran………………………………………..10
B. Kreativitas
1. Pengertian Kreativitas………………………................................11
2. Ciri-Ciri…………………………………………………………..12
3. Tahap-Tahap……………………………………………………..13
4. Faktor-Faktor…………………………………………………….14
C. Sejarah Kebudayaan Islam
1. Pengertian SKI…………………………………………………...15
2. Tujuan SKI………………………………….................................16
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran
SKI…………………………………………...17
4. Penerapan Strategi Pembelajaran Edutainment Dalam
Pengembangan atau Peningkatan Kreativitas
Belajar Pada Bidang Studi SKI………………18
BAB : III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis
Bangkalan……………………………………………………19
11
BAB : IV PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………..35
B. Saran-Saran…………………………………………………………..36
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..37
Lampiran ...……………………………………………………………….38
12
DAFTAR TABEL
1. Fasilitas Pembelajaran
2. Data Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTS)
3. Keadaan Personalia Guru
4. Struktur Organisasi
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era tersebut kita di tuntut mampu berperan dalam persaingan bebas,
(SDM) yang unggul dan memadai menduduki posisi yang sangat vital dan
utama dalam kehidupan manusia. Sebab pendidikan menjadi suatu jalan atau cara
ﺴِﻠ َﻤ ٍﺔ
ْ ﺴِﻠﻢ ٍ َو ُﻣ
ْ ﻞ ُﻣ
ِّ ﻰ ُآ
َ ﻋﻠ
َ ﻀ ٌﺔ
َ ﺐ ا ْﻝ ِﻌ ْﻠ ِﻢ َﻓ ِﺮ ْﻳ
ُ ﻃَﻠ
َ
Artinya : Dari anas ibnu malik berkata. Sabda Rasulullah saw." Mencari ilmu
perempuan)"
1
Sunan Ibnu Majah. Juz 1 Hadits no.224. (Bairut, Dar Al-kitab Al-Ilmiah,tt), hal. 81.
1
14
lebih dari itu ada tujuan pembentukan kepribadian. Pendidikan juga merupakan
usaha sadar yang dilakukan oleh pendidikan terhadap perkembangan jasmani dan
pertama dalam pancasila adalah Sila Ketuhanan Yang Maha Esa yang
memberikan makna bahwa bangsa kita adalah bangsa yang beragam. Untuk
2
Utami Munandar, Kreatifitas Dan Keberbakatan : Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif Dan
Anak Berbakat, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), hal. 4.
3
Achmad D. Marimbah, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma'arif, 1974),
hal. 44.
15
stategis dan tidak dapat dipisahkan dalam sistem pendidikan nasional bahwa:
kokoh yang secara yuridis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
SISDIKNAS pasal 12 ayat 1 dinyatakan bahwa:5 " Setiap peserta didik pada
agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama" pendidikan
agama adalah bagian dari proses pendidikan nasional. Pendidikan adalah usaha
pembelajaran agar peserta didik secara aktif meningkatkan potensi dirinya nuntuk
kedudukan yang tinggi dalam sistem pendidikan nasional dan menjadi bagian
disini mendapat prioritas utama.6 Oleh karena itu, pendidikan agama bisa menjadi
4
Moch. Kasiram, Pelaksanan Pendidikan Agama Pada Sekolah-Sekolah Dikota Malang, hal.
77.
5
Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Citra
Umbara, 2003), hal. 7.
6
Hanum Asrohah, “Pendidikan Islam Dalam KBK : Studi Tentang Pengembangan
Pembelajaran PAI Model di MINU Waru 1 Sidoarjo” (Jurnal: Nizamia, Vol.6, Nomor 1 tahun 2004).
16
salah satu solusi ditengah keadaan bangsa saat ini agar tidak terperosot kejurang
Proses pembelajaran yang digunakan pada guru agama selama ini lebih
pemahaman, penemuan dan penerapan serta menjadikan siswa mnjadi jenu, bosan
dan malas belajar. Akibatnya pendidikan agama islam kurang dapat memberi
terjadinya krisis multi dimensi terutama krisis mural pada kalangan siswa.7
ini pada umumnya masih bersifat konvensional, yang belum mampu menjadikan
pendidikan agama yang baru, yang bisa memutivasi peserta didik untuk secara
7
Sutrisno, Revolusi Pendidikan di Indonesia : Membedah Metode Dan Teknik Pendidika
Berbasis Kompetensi, (yokyakarta : Ar-Ruzz,2005), hal 42.
8
Syafrudin Nurdin, Model Pembelajaran Yang Memperhatikan Keberagaman Individu Siswa
Dalam KBK, (Jakarta : PT. Quantum teching, 2005), hal 4.
17
Hal ini penting dalam pembentukan sikap social anak, dimana anak dilatih
agama harus selalu berusaha mengajak peserta didik untuk melakukan refleksi
dengan pola atau strategi yaitu keselarasan anatara akal kecerdasan dan perasaan
Pola ini menuntut upaya lebih menekankan pada faktor kemampuan berfikir dan
adalah bentuk pendidikan yang tidak bermakna, menurut Paulo freire: pendidikan
seperti ini adalah pendidikan yang membelenggu dan tidak manusiawi. Maka
tidak aneh, bila hasil pandidikan selama ini selalu menghasilkan siswa yang
berfikir linear tidak kreatif. Karena memang sekolah hanya mengembangkan atau
meningkatkan otak kiri ketimbang otak kanan siswa. Bila udah demikian,
kurikulum apapun yang digunakan akan mendapatkan hasil yang sama, yaitu
pembodohan.
9
Moh. Kasiran, Pelaksanaan Pendidikan Pada Sekolah-Sekolah di Kota Malang, hal. 78-79.
18
Oleh karena itu sudah saatnya sistem pendidikan yang selama ini harus di
rubah lebih-lebih untuk sekolah dasar, terutama pada pendidikan agama islam.10
Dengan adanya model pembelajaran yang kreatif itu dapat menunjang siswa
dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tidak lagi merasa jenuh atau bosan,
akan tetapi menjadi menyenangkan bagi siswa serta menjadikan proses belajar
siswa lebih bermakna dan mampu mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-
hari.
Disini diperlukan kreatifitas yang harus dilakukan oleh semua pihak baik
pihak guru maupun siswa, terutama guru. Karena guru sangat berpengaruh
terhadap mutivasi belajar siswa dan guru dituntut untuk lebih kreatif dalam
kreatif dapat memecahkan segala problem dengan solusi yang cepat dan tepat.
Belajar kreatif memungkinkan timbulnya ide-ide baru, cara-cara baru dan hasil-
Indonesia.11
sistematis, kreatif dan menyenangkan salah satu sekolah dasar di Bangkalan yang
lebih dikenal dengan nama sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan diBawah
10
Zamroni, Paradikma Pendidikan Masa Depan, (Yogyakarta : Biograf Publishing, 2002), hal.
19.
11
UU Sisdiknas No. 20, Pasal 12 ayat 1, Sikdiknas, 29.
19
belajar siswa. Adapun metode yang digunakan sekolah tersebut bernama "Model
sendiri adalah suatu proses pembelajaran yang didesain sedemikian rupa sehingga
bermain peran (role play) dan Demontrasi, tetapi dapat juga dengan rasa- rasa
senang, dan mereka menikmatinya.12 Seperti Contoh: (Drama) Dalam kisah para
Nabi "Salah satu siswa disuruh menceritakan sejarah / kisah para Nabi seperti
halnya pada saat perang badar atau juga pada kekuasaan abbasiyah dengan model
atau bentuk implementasi yang siswa itu mampu. Bisa juga dengan cara memutar
12
. Sutrisno, Revolusi Pendidikan Di Indonesia, Membedah Metode dan Teknik Pendidikan
Berbasis Kompetensi (yokyakarta : Ar-Ruzz, 2005), hal. 31.
20
CD kemudian di jelaskan kpd siswa yang lain atau juga siswa disuruh menyimak
B. Rumusan Masalah
5. Bagaimana kreativitas belajar siswa pada bidang studi SKI di sekolah MTs
kreativitas belajar siswa pada bidang studi SKI di sekolah MTs Al-Ibrohimy
Galis Bangkalan?
C. Definisi Operasional
kunci yang diberikan dengan judul penelitian. Agar lebih mudah untuk
yang tidak terfikirkan oleh orang lain.14Sehingga proses usaha yang dilakukan
peserta didik ditanamkan menegakkan nilai, prisip hidup yang luhur dan
pengetahuan yang memadai tentang masa lalu islam dan kebudayaan. Sejarah
masyarakat.16
13
Sutrisno Revolusi. hal, 31.
14
Joyce Vycoh, Menjadi Super Kreatif: Melalui Metode Pemetaan Fikiran, (Bandung: Kaita,
2003), hal. 43.
15
16 Abu Ahmadi Dan Widodo Supriono, psikologi Belajar, (Jakarta, Reneka cipta, 1991), hal.
121.
16
Prof. Dr Asyumardi Azza, MA, Pendidikan Islam, (Ciputat, Kalimah), hal. 177.
22
3. Strategi yang dapat meningkatkan kretivitas belajar siswa pada bidang studi
dengan hasil penelitian tersebut siswa pada dasarnya kreatif, dengan adanya
bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), karena pada dasarnya guru
model pembelajaran edutainment maka siswa bisa berkreasi atau siswa bisa
D. Tujuan Penelitian
dan yang dapat meningkatkan kretivitas belajar dalam bidang studi SKI di
E. Manfaat Penelitian
2. Motivasi para praktisi pendidikan terutama para guru untuk kreatif dan
inovatif dalam memilih metode atau model pembelajaran yang sesuai dengan
dunia siswa.
3. Sebagai tambahan referensi atau wacana bagi pemerhati pendidikan serta bagi
semua pembaca.
F. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
terjadi yang terdapat dalam arti baik kata-kata tertulis maupun lisan dari orang
kata, gambar dan bukan angka. Data tersebut mungkin berasal dari naskah,
wawancara, catatan lapangan, foto, video tipe, dokumen pribadi, catatan atau
kualitatif ini peneliti harus terjun langsung, kelapangan guna memperoleh data
Tailor, penelitian deskriptif adalah data yang berupa kata-tertulis atau lisan
dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini dapat
diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh).18 Sedangkan
sementara berjalan pada saat penelitian dan memeriksa sebab-sebab dari suatu
gejala tertentu. Jadi metode deskriptif ini menekankan bahwa objek yang
17
Lexy Moloeng, Metodologi penelitian kualitatif, (Bandung : Rosda Karya, 2007), hal. 11.
18
Lexy Moleong, Metodologi, hal. 3.
25
(berlangsung).19
a. Jenis data
permasalahan skripsi ini maka jenis-jenis data yang relevan sebagai bahan
1. Data kualitatif yaitu data yang tidak bisa diukur atau dinialai dengan
adalah:
19
Imam Suprayoso Tabroni, Metodologi Penenilitian Sosial Agama (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2001), hal. 137.
20
Mardalis, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Aksara 2006), hal. 98.
21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta,Renika Cipta,
1993),cet 9,hal. 104.
22
Ibid, 134.
26
2. Data kuantitatif adalah data yang diukur atau dihitung secara langsung
b. Sumber Data.
jenis-jenis data yang diperlukan maka dalam penelitian ini, sumber data
1.) Sumber literatur (field literature) yaitu sumber data yang digunakan
2.) Fild rasearh adalah sumber data yang dipoleh dari lapangan penelitian
masalah yang diteliti.24 Adapun sumber data ini ada 2 macam, yaitu:
23
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek , (Jakarta Renika Cipta,
2002), hal. 107.
24
Sutrisno Hadi, Metodologi Rasearh, (yokyakarta : Andi Offset, 1989), jilid 1. 66.
27
edutaiment dan kreatif pada bidang studi SKI adapun data ini
dokumen-dokumen lainya.
sehingga data yang diperoleh itu benar-benar valid, maka dalam setiap
penelitian terlebih dahulu harus menentukan metode apa yang akan dipakai
sebagai berikut:
1. Metode Observasi
siswa di bidang studi SKI dan semua hal yang berkaitan dengan penelitian
perasaan dan sebagainya yang dilakukan oleh dua pihak yaitu wawancara
diwawancarai (interview).26
data melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data dengan
Bangkalan
25
Nawawi Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial. (Yogyakarta. Gadjah Mada Univercity
Press.2005), hal. 100.
26
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2006), hal. 143.
29
3. Metode Dokumentasi
catatan atau benda-benda tertulis, transkip, buku, surat kabar, foto, dan
berdirinya sekolah, visi, misi, dan mutu, jumlah guru, karyawan, dan siswa,
yang didapat, apakah data tersebut sudah cukup baik dan dapat segera
dalam suatu rancangan konsep yang kemudian dijadikan dasar utama dalam
memberikan analisis.
Analisis data menurut Patton yang dikutip oleh Moleong, adalah proses
27
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta, Bumi Aksara,1995), hal. 63.
28
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Edisi Revisi III, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1997), hal. 270.
30
satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor, analisa data
adalah proses yang merinci usaha yang secara formal untuk menemukan tema
dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai
yang sudah diperoleh adalah dengan cara deskriptif (non statistik), yaitu
kesimpulan.
analisa datanya, yaitu riset deskriptif yang bersifat eksploratif dan riset
yang ada dalam rumusan masalah dan mengalisa data-data yang diperoleh
29
Lexy J.Moleong, Metode Penelitian……, 103
30
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian……, 195
31
di butuhkan metode pengecekan keabsahan data, dalam hal ini peneliti merasa
terkait dengan fokus peneliti, sehingga data tersebut dapat dipahami dan
tidak diragukan.
2. Triangulasi
sumber lain.32
data dari luar yaitu dari sumber lain, sehingga keabsahan data tersebut
G. Sistematika Pembahasan.
sistematika pembahasan.
BAB II : landasan teori yang berisikan tentang tujuan mengenai model atau
32
Ibid., 330
33
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran Edutainment
a. Pengertian Edutainment
dengan humur atau permainan (Game), bermain peran (Role Play) dan
demontrasi, tetapi dapat juga dengan rasa- rasa senang, dan mereka
menikmatinya.33
Perpaduan antara belajar dan bermain ini mengacu pada sifat alamiah
anak yang dunianya adalah dunia bermain, bagi anak jarak antara belajar dan
berlandaskan pada hasil riset cara kerja otak. Penemuan-penemuan terbaru ini
33
. Sutrisno, Revolusi Pendidikan Di Indonesia, Membedah Metode Dan Teknik Pendidikan
Berbasis Kompetens, (Yogyakarta : Ar-Ruzz, 2005), hal. 31.
23
34
bahwa anak akan belajar efektif bila dalam keadaan fun dan bebas dari
lagi membosankan, tetapi justru merupakan arena bermain yang edukatif dan
strategi bermain dalam belajar, supaya proses belajar mengajar tidak terasa
jenuh dan membosankan tetapi menjadi suasana belajar yang fun, enjoy dan
34
. Selayang Pandang Sekolah Mts Al – Ibrohimy Galis Bangkalan : Untuk Pendidikan Usia
Dini. 2005. 6
35
. Anggaini Sudono, Sumber Belajar dan Alat Permainan : Untuk Pendidikan Usia Dini.
(Jakarta Grasindo. 2003), hal. 3.
35
dan memahami aturan ataupun tatacara pergaulan, selain itu kegiatan bermain
peningkatan psikologi anak. Karna dalam bermain juga terjadi proses belajar,
perubahan, yang dapat mengubah tingkah laku, sikap dan pengalaman anak.
Bermain merupakan salah satu ciri pendidikan usia dini yang paling
36
. Mayke S. Tedjasa putra, Bermain, Mainan Dan Permainan : Untuk Pendidikan Usia Dini,
(Jakarta : Grasindo, 2001), hal. 1-2.
37
. Mayke S. Tedjasaputra, Bermain, hal. 20.
36
Tiada waktu yang paling menyenangkan pada usia dini, kecuali ketika
kita sedang bermain. Kak seto mulyadi dalam bukunya " bermain itu penting "
bagi anak, tanpa suasana yang menyenangkan, kegiatan itu bagi anak tidak
berarti apa-apa waktu mungkin berbiaya mahal. Oleh karena itu orang tua dan
kegiatan yang dilakukan secara spontan, tanpa paksaan, sesuai dengan gerak
bermain.
Fungsi bermain pada usia dini cukup banyak antara lain adalah
sedemikian penting bagi proses pendidikan anak, maka semua ahli pendidikan
Dunia anak adalah dunia bermain tentu saja dengan bermain itu anak-
anak belajar berbagai macam hal, dengan bermain berbagai kemampuan dasar
b. Kemampuan bahasa dan daya fikir perlu dikuasai, agar anak lebih
anak mampu berdiri sendiri dan bergaul dengan orang lain. Orang tua
38
. The Rianto Fise dan Martin Handoko FIC, Pendidikan Pada Usia Dini : Tuntunan
Psikologi Dan Pedagogis Bagi Pendidikan Dan Orang Tua, (Jakarta : Grasindo, 2004), hal. 82-85.
38
yang mana pembelajaran itu sebagian besar diperoleh dari bermain.39 Karena
Belajar sambil bermain akan menjadikan siswa lebih hidup, nyaman dan
menyenangkan.
sebuah pembelajaran yang didalamnya terdapat kohesi yang kuat antara guru
dan murid dalam suasana yang sama sekali tidak ada penekanan yang ada
39
. Dedi Supriadi, Anak Balita adalah Masa Emas Perkembangan Otak Kanan Terlalu Saying
Jika Tidak Diolah,. (Republic : Jum’at, 11,Juli 2003).
40
. Imam Musbikin, Mendidik Anak Kreatif Ala Eistein. (Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2006),
hal. 15.
39
didalamnya tidak ada lagi tekanan baik tekanan fisik maupun psikologis,
enjoy dan menyenangkan serta siswa tidak merasa tertekan dan bebas
dan tidak membelenggu siswa, serta bebas dari tekanan dan jauh dari
ada pada bagaimana hubungan antara guru dan murid dapat terjalin dengan
pendekatan didaktif metodik yang bernuansa " Redagogis " artinya Interaksi
antara guru sangat luwes, akrab dan bersahabat sebagaimana teman sendiri,
dengan begitu siswa tidak merasa dibatasi, takut dan bisa berinteraksi dengan
41
. Ahmad Sapari, Pendidikan Dan Sensifitas Guru Yang Kreatif, (Didatika, Senin, 8
Desember 2003), hal. 3.
40
mengingat mainan bagi anak-anak memiliki nilai edukatif yang besar, karena
kepribadin yang baik, namun lebih dari itu, pada yang sama aktivitas bermain
berinovasi.42
42
. Ahmad Abdussalam Al-Kholili, Mengembangkan Kreativitas Anak. (Karta Timur,
Pustaka Al-Kautsar 2005), hal. 206.
41
kelas, tetapi yang dimaksud disini adalah bahwa proses pembelajaran guru
masing-masing.
Pendidikan Afektif " yang dalam kosakatanya sering disebut dengan "
b. Active Learning
sekaligus, pada saat kegiatan itu aktif, siswa melakukan sebagian besar
dengan mengajarkan.
43
Pelajari John p..Meller, Humanizing The Classroom: Models Of Teaching In Affektif
Education, (new york: praeger publishers, 1976).hal, 32-33
44
Melvin L. Silberman, Aktive Learning: 101 Strategies To Teacb Any Subject, (USA: Allyn
& bacon, 1996).
43
begin to understand.
d. Quantum Learning
e. Quantum Teacing
memadukan potensi fisik, psikis dan emosi siswa menjadi suatu kesatuan
45
Ibid, hlm.1.
44
pendekatan belajar yaitu somatic, auditori, visual dan intelektual atau lebih di
kenal dengan istilah SAVI. Keempat cara bealajar ini harus ada agar belajar
paling baik bisa berlangsung jika semuanya itu digunakan secara stimultan.
Yaitu:
" Somatic " Berasal dari bahasa yunani yang berarti tubuh (soma).yang
B. Kreativitas
1. Pengertian Kreativitas
terkandung dalam pengertian " kreativitas " tidak dapat dipungkiri bahwa
pengertian ini telah menyebar luas dan banyak digunakan melalui individu-
individu yang memiliki keahlian yang berbeda, peradaban yang kreatif, yang
berbeda pula.
Kata " kreatif " berasal dari bahasa latin " crate " yang berarti
Kreatifitas dapat didevinisikan sebagai suatu gagasan yang baru dan berguna
" sebagai kesanggupan mencipta atau daya cipta. Dari arti termenologi
tersebut " kreativitas " berarti potensi diri dalam membuat sesuatu atau
jawaban terhadap suatu masalah, jadi individu tidak terpadu pada satu
ynag berlaku.
kreatif.
47
Agoes, Dariyo, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, (Jakarta : Grasindo Widya Sarana
Indonesia 2003), hal. 65.
48
Utami, Munandar , Kretivitas dan Keberbakatan : Strategi Mengujudkan Potensi Kreatif
dan Bakat, (Jakarta : Grafindo Pustaka Utama , 2002), hal. 24.
47
berujud cara-cara berfikir atau melakukan sesuatu yang bersifat baru, orisinil,
bebas dan imajinatif, dengan perkataan lain, kreativitas adalah berfikir atau
kedua sifat otak kiri dan kanan. Otak kiri bersifat logika , berurutan, lisan,
visual, menyeluruh dan tersembunyi. Akhir-akhir ini istilah otak kanan telah
digunakan sebagai cara populer untuk menyetakan kreatif, artistic dan rapi
kreativitas muncul dari interaksi yang luar biasa antara kedua otak tersebut.
kreativitas adalah unik, berbeda, hal baru yang lebih baik serta bermamfaat,
orang yang kreatif membawa makna dan tujuan yang baru, mnyelesaikan
49
Abu Ahmadi & Supriono , Psikologi Belajar , (Jakarta : Rinika Cipta .1991), hal. 121.
48
metode baru dan cara-cara baru untuk memecahkan suatu masalah dari hasil-
diperlukan dukungan dari guru yang kreatif pula, karma dalam menciptakan
suasana yang kondusif, kreatif dan nyaman serta menyenangkan pada diri
2. Ciri-Ciri Kreativitas
yang akan terjadi, orang yang kreatif biasanya selalu ingin tahu, memilki
minat yang luas dan menyukai kegegemaran dan aktifitas yang kreatif.
Siswa yang kreatif cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri yang
hak sedemikian rupa sehingga menjadi berbeda, tak terduga dan tidak
hal dengan cara yang baru dan bermamfaat akan menghasilkan yang
kreatif.
kepribadian mereka paham bahwa intuisi berasal dari sifat otak kanan,
Ciri psikologis yang lain yang pada umumnya dimiliki orang yang kreatif
penilaian.
50
Joyce Wycoff , Menjadi Super Kreatif : Melalui Metode Pemitaan Pemikiran , (Bandung :
Kaifa. 2003), hal. 49-51.
50
Adapun mengenai ciri utama yang harus dimiliki orang lain inovatif
yang terbuka.
yang diyakininya.
diyakininya , hal itu akan memberikan andil yang besar dan bermamfaat
bagi kemanusiaan.
Ciri-ciri ini dapat di temukan dalam diri orang yang inovatif sekaligus
kreatif, orang seperti ini dapat mendatangkan pemikiran yang baru, baik
manusia.
orang dapat mendatangkan pemikiran baru yang bermamfaat, hal ini tercapai
kreatif dan inovatif.51 Jadi orang yang kreatif akan menemukan sesuatu yang
baru, yang berbeda dari yang lainya, berani mengambil resiko, percaya diri,
tahap kreativitas meliputi 5 tahap yang dilalui oleh proses kreativitas antara
lain.52
menguji, waktu awal untuk mencoba dan mengalami gagal (trial and
error)
51
Amal Abdussalam K, Mengembangkan, hal. 57.
52
H. Fuad Nashori & Rachmy Diana M. Mengembangkan Kreativitas Dalam Persepektif
Psikologi Islam, (Yogyakarta : Menara Kudus , 2002), hal. 52.
52
Pada tahap penerangan hasil kreativitas baru muncul pada periode ini,
diantaranya adalah:53
a. Kemampuan kognitif.
53
Agus Ngger Manto, Quantum. hal. 72.
53
potensi otak bisa sangat besar, kemapuan kognitif dapat kita penuhi
b. Sikap terbuka.
ekternal, ini adalah kometmen pribadi yang sangat penting, saat kita dapat
social, mereka percaya diri dan yakin bahwa mereka dapat melakukan hal-
tahu, harga diri dan kepercayaan diri, sifat mandiri, berani mengambil resiko
menggunakan elemen dan konsep yang ada, adapun mengenai faktor internal
memiliki sikap terbuka maka banyak informasi dan kesempatan yang dari
seseorang terutama ditentukan oleh diri sendiri, bukan karena kritik atau
pujian orang lain walaupun demikian individu tidak tertutup dari masukan
Istilah "sejarah" berasal dari kata arab "syajaroh" yang berarti "pohon"
menyangkut tentang.
kebudayaan islam adalah: sejarah elit, sejarah para penguasa muslim. Pada
aspek kesenian islam, sejak dari seni lukis, kaligrafi dan semacamnya.
sangat sempit implikasi dari sejarah kebudayaan islam yang sangat "political
oriented" adalah munculnya citra yang tidak selalu akurat tentang islam dan
muslimin, bahwa mereka lebih terlibat dalam pertarungan kekuasaan yang tak
sejarah politik hanyalah sebagian kecil dari sejarah islam secar keseluruhan
56
baru.
yaitu mengubah suatu bentuk kebentuk lain. Kreativitas ini meliputi semua
pendidikan dan lain-lain.untuk mencapai hasil didik yang kreatif guru harus
harus mendukung pula, kurikulum merupakn isi dari pendidikan yang perlu
55
Dr Asyumardi Azza, MA, Pendidikan Islam, (Ciputat, Kalimah), hal. 177.
56
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep Karakteristik dan Implementasi,
(Bandung : PT, Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 93.
57
yang kreatif.57 Untuk itu isi kurikulum harus betul-betul diarahkan pada
mata pelajaran dan aktifitas yang dapat merangsang kretifitas dan inisiatif
anak didik, jadi menurut prisipnya kurikulum harus sesuai dengan keadaan
kelapangan pada manusia untuk berkreasi dengan akal pikiran dan dengan hati
ﺴ ِﻬ ْﻢ
ِ ﻰ ُﻳ َﻐﻴّ ُﺮ ْوا َﻣﺎ ِﺑَﺄ ْﻧ ُﻔ
ﻻ ُﻳ َﻐﻴّ ُﺮ ﻣَﺎ ِﺑ َﻘ ْﻮ ٍم ﺣَﺘ ﱠ
َ ﷲ
َ ن
ِا ﱠ
57
Sutrisno, Revolusi Pendidikan, hal. 141.
58
H. Fuad N & Rachmy Diana M, Mengembangkan Kretivitas Dalam Persepektif Psikologi
Islam, (Jogjakarta : Manara Kudus, 2002), hal. 27-28.
58
"Sungguh, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai mereka
kearah yang lebih baik, dalam interaksi tersebut banyak sekali factor yang
mempengaruhinya, baik factor internal yang dating dari dalam diri individu,
yaitu : pre tes, proses dan post tes. Ketiga hal tersebut dijelaskan sebagai
berikut.:60
akan dilaksanakan, oleh karena itu pre tes memegang peran yang penting
59
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah : Pesan, Kesan dan Kesuksesan Al-Qur,an. Vol. 7,
(Jakarta : Lentera Hati), hal. 356.
60
E. Mulyasa, Kurikulum, hal. 103.
59
pre tes maka pikiran akan terpokus pada so'al-so'al yang harus mereka
pembelajaran.
khusus.
Untuk mencapai fungsi yang ke-3 dan ke-4 maka hasil pre tes harus
b. Proses
terlihat secara aktif, baik fisik, mental maupun social dalam proses
semangat belajar yang besar dan rasa percaya diri sendiri. Sedangkan
tema pada saat itu, dengan harapan dapat mepermudah siswa dan
61
kretivitas iswa.
tanpa adanya tekanan dari orang tua teman sebaya.62 Hal tersebut
dalam kondisi yang ceria dan penuh kekegembiraan maka siswa akan
61
Utami Munandar, Pengembangan, hal. 109.
62
Bobby Deporter dan Mike H, Quantum Question, hal. 23.
62
produk hasil karya siswa yang bergam, seperti lukisan, foto, karangan,
patung dan karya-karya lain, akan dapat merangsang daya fakir dan
tercipta dengan baik dan tepat. Serta guru harus mengkoordinir kelas,
c. Post tes
kelompok.
63
Utami Munandar, Pengembangan, hal. 112.
63
pengayaan.
evaluasi.
belajarnya secara optimal dalam hal ini peserta didik akan lebih kreatif jika:
64
a. Dikembangkan rasa percaya diri pada peserta didik, dan mengurangi rasa
takut.
evaluasinya.
secara keseluruhan.64
mengarah pada situasi diatas. Karena guru mempunyai peran penting dalam
pembelajaran sangat ditentukan oleh aktivitas dan kreativitas guru, jadi guru
harus mampu berfikir kreatif dan inovatif serta mampu menciptakan suasana
merupakan proses yang tidak pernah selesai, jadi keduanya harus berjalan satu
64
Mulyasa, Kurikulum Berbasis, hal. 106.
65
kecerdasan dan kretivitas pada anak akan dapat ditumbuhkan jika ada
1. Bermain Kreatif
suatu bentuk permainan yang baru dan menghasilkan ide-ide baru semua
belajar karena itu kita memotivasi mereka untuk bermain secar kontinyu
adalah:
diinginkan anak-anak.
merintanginya.
bidang terpenting dalam merealisasikan diri yang kreatif dan bakat seni
para peserta didik secara umum dan bvakat seni anak-anak MTs Al-
65
Amal Abdussalam, Mengembangkan, hal. 222.
67
3. Teater anak
dongeng atau cerita atau sejarah dan melakukan pada pola pandangan
berfikir ini banyak ragamnya dan berkembang secara cepat dan cermat.
BAB III
PAPARAN DATA
TK, MI, MTS, MA dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Ibrohimy,
akan tetapi yang jadi sampel penelitian penulis adalah MTS Al-Ibrohimy yang
operasionalnya pada tahun 1985 dengan jumlah siswa 30 dibagi dalam 2 (dua)
61
69
2. Keadaan Geografis
Bangkalan
Sebelah selatan : Jalan raya Galis atau jalan pantura yang menuju
kabupaten Sumenep
sebelah.
3. Stuktur Organisasi
garis komando secara tegas dari kedua instansi tersebut. Adapu struktur
Tabel 1
Struktur Organisasi MTS Al-Ibrohimy
Kepala sekolah
Drs Nurkholis
KARIYAWAN SEKOLAH
SISWA
Tabel 3
kemajuan baik dari segi kualitas dalam hal kreatif belajar siswa maupun
kuantitas. hal ini terbukti dengan banyaknya siswa yang memasuki MTS
Tabel 4
Jumlah Siswa Tahun 2007/2008
L P L P L P L P L P L P L P L P L P
1. Sarana Fisik
Tabel 1.20
Sarana Prasarana Madarasah
5 Komputer 37 buah
6 Peralatan keterampilan servis elektro 1 set
Peralatan keterampilan servis sepeda 1 set, dilengkapi lima sepeda
7
motor motor praktik.
8 Peralatan keterampilan tata busana 22 mesin jahit.
9 Perpustakaan 1 ruangan
10 Kendaraan 1 kendaraan roda empat
11 Musholla 2 bangunan
12 Kantin 2 bangunan
13 KOPSIS 1 ruangan
14 Perumahan Pesuruh 2 bangunan
15 UKS 1 bangunan
16 BP 1 ruangan
17 Ruang Musik 1 ruangan
18 OSIS 1 ruangan
19 Dharma Wanita 1 ruangan
20 Ketrampilan Tata Busana 1 ruangan
21 Pos SATPAM 1 bangunan
22 Multimedia 1 bangunan
23 Aula 1 bangunan
24 Asrama 1 bangunan
25 Lab. Bahasa 1 bangunan
merupakan salah satu kunci utama maju dan tidaknya lembaga pendidikan.
dapat menciptakan proses belajar mengajar dengan efektif dan efisien. Seperti
halnya: dalam pembelajaran SKI ini siswa bisa efektif dan efisien karena
Maka dengan itu pula siswa akan melakukan pembelajaran yang efektif dan
efisien sesuai dengan apa yang ingin dicapai oleh siswa itu sendiri.yakni siswa
menyenangkan yang dipola sangat unik menarik dan kreatif shingga materi
lebih percaya diri, pemberani, imajinatif, kreatif serta inovatif dan lain-lain.
(siswa dapat menciptakan pembelajaran yang kreatif dan juga siswa bisa
seperti : Siswa bisa belajar dengan humur atau permainan (Game), bermain
peran (Role play) dan Demontrasi, tetapi dapat juga dengan rasa-rasa senang
66
Wawancara Dengan Abd.Munib.S.Ag Selaku Wakasek Sarpras MTS Al-Ibrohimy Galis,
Tanggal 1-2 Nofember 2008
76
B. Penyajian Data
didesain dengan hal yang berbeda dan dikemas dalam bentuk hiburan
67
Wawancara Dengan Abd.Munib.S.Ag Selaku Wakasek Sarpras MTS Al-Ibrohimy Galis,
Tanggal 3 Nofember 2008
77
seseorang. Kreativitas juga harus dilatih secara terus menerus agar tidak
1. Tujuan
2. Fungsi
• Fungsi edukatif
• Fungsi keilmuan
• Fungsi tranformasi
(muawiyah bin abi sofyan, abd malik bin marwan, walid bin abd
malik, umar bin adb azis, dan hisyam bin adb malik), kemajuan dinasti
dinasti al-ayubiyah.
80
4. Pendekatan
membiasakan sikap dan perilaku yang baik yang sesuai dengan ajaran
SKI dengan memfungsikan rasio peserta didik, sehingga isi dan nilai-
guru serta komponen, MTs lainnya sebagai teladan sebagai cermin dari
5. Penilaian
pengamalan.
Hal ini yang perlu diperhatikan dalam penilaian SKI dalam prinsip
Dari berbagai pengamatan itu ada yang perlu dicatat scara tetulis
seperti: Out door atau Out bound dsb. Hal tersebut dilakukan untuk
diluar kelas atau siswa diajak bercerita tentang para sahabat Nabi SAW
sehari-hari.69
68
Observasi 6-7 Desember 2008.
69
Wawancara Dengan Abd.Munib.S.Ag Selaku Wakasek Sarpras MTS Al-Ibrohimy Galis,
Tanggal 14-16 Nofember 2008
83
dengan tema yang akan diajarkan, sehingga guru tidak terlihat dengan
dan tidak membosankan lagi bagi siswa. Disitu juga siswa merasa tidak
belajar seaka-akan dipenjara lagi karena hampir setiap harinya bentuk atau
atau pola, bentuk, cerita yang akan disampaikan oleh siswa itu sendiri
dengan efektif dan efisien yakni sesuai dengan yang diharapkan oleh guru
itu sendiri.
lingkungan yang ada sesuai dengan pengelolaan yang didesain oleh guru
dan siswa siswi ikut terlibat didalamnya sehingga muatan pendidikan bisa
pelajaran agama (SKI) menjadi sebagai ruh dari seluruh mata pelajaran
70
Wawancara dan Observasi 18-22 Nofember 2008
85
membuat siswa takut, minder atau hal lain yang dapat menyumbat
belajar agar menjadi siswa yang pemberani, percaya diri, kreatif dan
inovatif.
pada satu metode saja bahkan guru bisa mengguankan beberapa metode
71
Wawancara Dengan Abd.Munib.S.Ag Selaku Wakasek Sarpras MTS Al-Ibrohimy Galis,
Tanggal 24 Nofember 2008
86
Dan pada pertemuan ketiga yang merupakan pertemuan terakhir ini adalah
semua materi yang telah dipelajari dan memberi kesempatan kepada siswa
siswa bersemangat dan antusias sekali. Hal ini terlihat ketika mereka
atau literatur yang berkaitan dengan materi yang mereka dapat dan
Dan ini juga menjukkan bahwa kedisiplinan siswa dalam belajar sangat
tinggi.
Selain itu siswa juga terlihat prilaku siswa yang selama proses
sehingga selalu siap dan aktif dan kompak dalam mengikuti setiap proses
1. Metode demontrasi
4. Metode cerita
5. Metode gambar
a) Desain Pembelajaran
1. Mengawali kegiatan
89
kelas siswa diberi pelajaran disiplin diri dalam hidupnya. Setelah itu tiap
siswa masuk kelas secara teratur yang kemudian dilanjutkan dengan do,a
disampaikan pada siswa, guru terlebih dahulu memberi pre tes pada siswa
tentang materi yang akan disampaikan yang berupa tes lisan atau Tanya
jawab.
2. Proses pembelajaran
siswa itu sendiri. Sesuai dengan bentuk atau model pembelajaran yang
didapat oleh guru tersebut bisa disampaikan oleh guru tamu itu
akan terasa efektif dan efisien. Maka dari itu pula sekolah MTs Al-
teersebut.
9 Materi pelajaran
3. Mengakhiri kegiatan
yang lain sesuai dengan kemampuan atau sesuai dengan apa yang dicatat
3. Mengenal benda atau opyek secara kongkrit, sehingga belajar diluar kelas
tertentu.
7. Sekolah kreatif tidak menggukan buku paket tertentu bahan pelajaran dari
bahan apa saja yang penting relevan seperti: dari buku-buku perpustakaan,
8. Setiap kelas terdapat perpustakaan mini, computer dan rak folder siswa.
93
mengajar dan dengan berbagai cara untuk mengetahui segala potensi yang
diuraikan diatas, maka evaluasi model konvensional tidak memadai lagi. Oleh
penilaian tidak hanya secara kualitatif (angka-angka dan rapor) tetapi juga
secara kualitatif dalam bentuk narasi, sisi yang dievaluasi tidak hanya
kompetensi akan seni dan keterampilan motorik saja akan tetapi keterampilan
ranah tersebut.
b. Desain pembelajaran dan dsesain kelas dipola sangat unik menarik dan
kreatif.
c. Siswa lebih percaya diri, pemberani, imjinatif, kreatif serta inovatif dan
lain-lain.
sehari-hari.
pembelajaran.
c. Ketidak siapan guru dan wali murid dalam menghadapi peserta didik yang
begitu menonjol.73
berkreasi dan berfikir kreatif, yang pada dasarnya guru kebanyakan memakai
menghasilkan sesuatu yang baru. Kretif sudah ada dalam diri siswa sejak ia
tidak terasa kaku tetapi menyenangkan bagi siswa sehingga mampu dan
menarik dan beragam serta bentuk dan mempola bahasa atau cara
penuh kegembiraan.
mengembangkan kreativitas siswa pada materi SKI atau tarikh dikelas 1-2
yang mana tiap kelompok diberi tugas meringkas atau merangkum materi
yang telah dijelaskan guru pada awal pelajaran pada kertas polio dengan
bahasa mereka.
e) Kreativitas belajar siswa pada bidang studi SKI di sekolah MTs Al-
yang tidak terfikirkan oleh orang lain. Sehingga proses usaha yang dilakukan
peserta didik ditanamkan menegakkan nilai, prisip hidup yang luhur dan
sudah ada dalam diri siswa sejak ia lahir, untuk mengembangkan kretivitas
kehidupan sehari-hari.75
siswa mengepresikan wark sheet dan LKK dengan memberikan coretan atau
cerita-cerita yang menarik dan beragam serta bentuk dan mempola bahasa
atau cara menyampaikan nya dengan sesuai selera mereka atau kemampuan
penuh kegembiraan.
menjadi pemimpin buat dirinya sendiri, maka apa yang dihasilkan dari
masa lalu islam dan kebudayaan. Sejarah merupakan salah satu sumber yang
belajar siswa pada bidang studi SKI disekolah MTs Al-Ibrohimy Galis
Bangkalan.
75
Wawancara dengan Drs. H. Nurkholis (Kepala Sekolah), 10-12 Desember 2008.
98
dengan hasil penelitian tersebut siswa pada dasarnya kreatif, dengan adanya
bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), karena pada dasarnya guru
model pembelajaran edutainment maka siswa bisa berkreasi atau siswa bisa
Abd Munib S.Ag. selaku tim inovasi dan pengembangan sekolah (TIPS)
akan membuat siswa siap belajar dengan mudah karena dapat membantu
pada diri siswa antara lain dengan memberikan kesempatan siswa untuk
kepedulian pada siswa, seperti yang tercermin pada diri siswa yang
mempunyai rasa kepedulian yang besar pada kaum kurang mampu hal yang
samapun terlihat ketika mereka mendapat tugas kepasar dekat sekolah atau
menawar.
diri dengan menampilkan siswa diseni, assembly, atau out bound yang sesuai
dengan kemampuan anak. Adapun salah satu ajang ekstern sekolah MTs Al-
C. Analisis Data
Berdasarkan pemaparan data diatas, pada fase ini data-data tersebut akan
selain itu juga siswa diberikan kebebasan penuh untuk memilih gaya belajar
pemahaman mereka.
memahami kaitan antara dirinya dan lingkungan sosialnya belajar bergaul dan
memahami aturan ataupun tata cara pergaulan, selain itu kegiatan bermain
pendidikan dan sensitipitas guru yang kreatif " yang mengutif konsep paolo
tekanan baik tekanan fisik maupun psikologis, seperti halnya yang telah
tekanan atau intimidasi dari pihak manapun. Sebab tekanan apapun namanya
lupa, dengan cara mendengarkan dan melihat akan ingat sedikit, dengan cara
Proses belajar dalam model ini juga menekankan pada keterlibatan siswa
sebagai subyek pendidikan siswa tidak lagi diposisikan sebagai obyek pasif
77
Pelajari John p..Meller, Humanizing The Classroom: Models Of Teaching In Affektif
Education, (new york: praeger publishers, 1976).hal, 32-33
102
hubungan antara pendidik dan siswa yang sering kali terdapat sekat yang
menghormati.
misalnya: majalah, Koran, radio, tv, internet, dan lain-lain. Selain dilakukan
didalam kelas, proses belajar juga diluar ruangan tujuanya untuk menghindari
kejenuhan.
pelajaranya, agama diposisikan sebagai ruh dari semua mata pelajaran yang
penuh kegembiraan.
2. Kreativitas belajar siswa pada bidang studi SKI di sekolah MTs Al-
Kreativitas belajar siswa pada bidang studi SKI di sekolah MTs Al-
yang tidak terfikirkan oleh orang lain. Sehingga proses usaha yang dilakukan
peserta didik ditanamkan menegakkan nilai, prisip hidup yang luhur dan
pengetahuan yang memadai tentang masa lalu islam dan kebudayaan. Sejarah
sendiri, maka apa yang dihasilkan dari penerapan Edutainment adalah bagian
dari kerativitas.
menjadi pemimpin buat dirinya sendiri, maka apa yang dihasilkan dari
pada materi SKI atau tarikh dikelas 1-2 guru menumbuhkan nyadengan
memberi tugas kelompok (tugas portopolio) yang mana tiap kelompok diberi
tugas meringkas atau merangkum materi yang telah dijelaskan guru pada awal
masyarakat dan berguna bagi manusia didunia dan akhirat. Dan juga karena
105
siswa yang kreatif maka siswa akan gampang untuk menyampaikan suatu
keahliannya.
Karena dengan kemampuan siswa yang meningkat maka siswa tidak akan
serta dapat mengubah sikap nigatif menjadi positif seperti: percaya diri,
pemberani siswa akan menjadi sangat dibutuhkan dan tidak akan cangguh
dengan belajar SKI siswa yang lain akan bisa terpengaruh dan termutivasi
mengahsilkan subyek didik yang kreatif. Belajar adalah proses seumur hidup
tersebut lahir dari satu proses aktualisasi diri yang berkesinambungan bahwa
106
organisme.
BAB IV
A. Kesimpulan
hubungan yang diliputi ke akraban dan keharmunisan antara guru dan peserta
didik.
2. Kreativitas belajar siswa pada bidang studi SKI di sekolah MTs Al-Ibrohimy
Galis Bangkalan Adalah kemampuan melihat hal-hal yang tidak dilihat orang
menegakkan nilai, prisip hidup yang luhur dan islami dalam menjalankan
tentang masa lalu islam dan kebudayaan. Sejarah merupakan salah satu
secara alamiah, serta dapat mengubah sikap negative menjadi positif, seperti
B. Saran
1. Kepada kepala sekolah MTs Al-Ibrohimy galis bangkalan dan seluruh pihak
93
sekolah untuk selalu mengadakan inovasi baru baik mengenai managemen,
2. Dari pihak sekolah diharapkan dapat menampung semua aspirasi dari masing-
masing guru baik mengenai metode, media maupun sarana dan prasarana yang
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu & Supriono, 1991. Psikologi Belajar. Jakarta : Rinika Cipta.
Fise The Rianto dan Handoko Martin FIC. 2004. Pendidikan Pada Usia Dini :
Tuntunan Psikologi Dan Pedagogis Bagi Pendidikan Dan Orang Tua.
Jakarta : Grasindo.
Hadari Nawawi, 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta. Gadjah Mada
Univercity Press.
Musbikin Imam, 2006. Mendidik Anak Kreatif Ala Eistein. Yogyakarta: Mitra
Pustaka.
S. Tedjasa Putra Mayke, 2001. Bermain, Mainan Dan Permainan : Untuk Pendidikan
Usia Dini, Jakarta : Grasindo.
Sapari Ahmad, 2003. Pendidikan Dan Sensifitas Guru Yang Kreatif. Didatika. Senin.
8 Desember.
Shihab Quraish, Tafsir Al-Misbah : Pesan, Kesan dan Kesuksesan Al-Qur,an. Vol. 7.
Jakarta : Lentera Hati.
Sudono Anggaini, 2003. Sumber Belajar dan Alat Permainan: Untuk Pendidikan
Usia Dini. Jakarta Grasindo.
Supriadi. Dedi, 2003. Anak Balita adalah Masa Emas Perkembangan Otak Kanan
Terlalu Saying Jika Tidak Diolah. Republic : Jum,at. 11. Juli.
Vycoh Joyce, 2003. Menjadi Super Kreatif: Melalui Merode Pemetaan Fikiran.
Bandung: Kaita.
Widodo Supriono Dan Abu Ahmadi, 1991. Psikologi Belajar. Jakarta. Reneka Cipta.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya sendiri, bahwa merupakan pengambilan alihan tulisan atau
pemikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pemikiran saya sendiri.
Apabila kemudian terbukti atau dapat dabuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima atas perbuatan tersebut.
MUCHTARUL WAHID
D03304068
113
RIWAYAT HIDUP
Nama : Muctarul Wahid
Tempat tanggal lahir : Bangkalan
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Dsn Longke'Tengah, Galis, Bangkalan
Fakultas/jurusan : Tarbiyah/kependidikan islam
NIM : D03304068
Asal sekolah : 1. MI Al-IBrohimy Galis, Bangkalan
2 MTs. Al-IBrohimy. Galis, Bangkalan
3. MA. Al-IBrohimy Galis, Bangkala
114
Lampiran
Tabel 2
Struktur Organisasi Komite Sekolah
Wakil ketua
TURDI
Sekretaris Bendahara
ABD.MUNIB.S.Ag SANWANI
Anggota
1.Mujiburrahman Sag Guru
2.Ust. Jailani Mashuri Tokoh Masyarakat
3.Ir. Maslihah SAg Tabel 5Wali Murid
4.Hosnan Wali Murid
Data inventaris
5.Rokib SAg Alumni
MTS Al-Ibrohimy Galis Bangkalan
No. Keadaan Peralatan Yang Dimiliki Penemuan Tahun
115
Kondisi
Nama Jumlah Bai Perlu 04 05 06 07
Rusak
k Perbaikan
1 Sepeda Motor 1 V V V
2 Meja Pimpinan 5 V V V
3 Meja TU 4 V V
4 Kursi kerja 9 V V V V
5 Meja Komp Kantor 3 V V V
6 Bangku Siswa 300 V V V
7 Meja Guru LAB 2 V V
8 Meja OSIS 1 V V
9 Meja Guru 29 V V
10 Meja Guru kelas 12 V V V
11 Meja Loker Guru 2 V V V
12 Kursi Siswa Kelas 300 V V V
14 Kursi Guru 29 V V
15 Kursi Guru Kelas 12 V V V
16 Kursi Guru LAB 2 V V
17 Meja + Kursi Piket 2 V V
18 Komputer TU 3 V V V
19 Printer TU 3 V V V
20 Scanner TU 1 V V
21 TV 4 V V V
22 AC 10 V V V
23 Kipas Angin 12 V V V
24 Almari 16 V V
25 Rak Arsip 1 V V
116
PEDOMAN INTERVIEW
Untuk Tutor Pendidikan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)