You are on page 1of 118

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EDUTAINMENT DALAM

MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA BIDANG STUDI


Sejarah Kebudayaan Islam Studi Kasus di Madrasah Tsanawiyah (MTS) AL-
IBROHIMY GALIS BANGKALAN.

Skiripsi
Diajukan Kepada Sekolah Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk
Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Meyelesaikan Program Sarjana
Strata Satu (S-1)

Oleh :
MUCHTARUL WAHID
NIM. D03304068

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA


FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
2009
2

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKIRIPSI

Skiripsi oleh:
Nama :Muchtarul Wahid
Nim :D03304068
Judul :PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EDUTAINMENT
DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA
BIDANG STUDI Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Studi Kasus di
Madrasah Tsanawiyah (MTS) AL-IBROHIMY GALIS
BANGKALAN.

Ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan

Surabaya, 11 Februari 2009

Dra. HUSNIYATUS SALAMAH, Z. M. Ag


NIP. 150 267 236
3

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKIRIPSI

Skiripsi oleh Muchtarul Wahid ini telah dipertahankan di depan tim penguji skiripsi.
Surabaya, 15 januari 2009
Mengesahkan,
Fakultas Tarbiyah
Institute Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Dekan,

DR. H. NURHAMIM, M.Ag


Nip. 150 246 739
Tim Penguji
Ketua

Dra. Husniyatus Salamah Zainiyati, M.Ag


150 367 236
Sekretaris

M. Bahri Musthofa, M. Pd.I


150 368 866
Penguji I,

Drs. H. A. Hamid sjarif, M. MH


150 197 388
Penguji II,

Drs. Syamsul Ma'arif, M. Ag


150 290 028
4

MOTTO

‫ﺴ ِﻬ ْﻢ‬
ِ ‫ﻰ ُﻳ َﻐ ّﻴ ُﺮوْا ﻣَﺎ ِﺑَﺄ ْﻧ ُﻔ‬
‫ﻻ ُﻳ َﻐﻴّ ُﺮ ﻣَﺎ ِﺑ َﻘ ْﻮ ٍم ﺣَﺘ ﱠ‬
َ ‫ﷲ‬
َ ‫نا‬
‫ِا ﱠ‬

"Sungguh, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum

sampai mereka sendiri yang mengubah dirinya "

Kata mutiara

"Jangan Pernah Barharap Sukses Jika Jalan Yang Menuju Ke Arah Itu Sama Sekali
Belum Kau Tempuh"
5

ABSTRAK

Skiripsi oleh muchtarul wahid, 2008. judul: " Penerapan Startegi


Pembelajaran Edutainment Dalam Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa
Dibidang Studi Ski (Studi Kasus Di MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan) "
pembimbing:
Yang melatar belakangi penelitian ini ialah ketidak puasan dan kejenuhan atau
juga karna system pembelajarannya yang semakin menoton dan sistem
pembelajaranya hampir smua mata pelajaran memakai metode ceramah, sehingga
menghambat kreatifitas alamiyah yang ada pada peserta didik. Di samping itu alas an
utama para tim / para guru melakukan pembelajaran edutainment karena masalah
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), yang kerap sekali sering mengerdilkan siswa dan
membuat jenuh siswa. Sehingga dengan adanya pembelajaran yang berbentuk
menghibur (Edutainment) dapat meningkatkan atau mengembangkan pembelajaran
yang sesuai dengan minak, bakat dan kebutuhan anak didik.
Dari latar belakang penelitian diatas memunculkan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran Edutaiment dalam bidang studi
SKI di sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan?
2. Bagaimana pengembangan kreativitas belajar siswa pada bidang studi SKI di
sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan?
3. Bagaimana kreativitas belajar siswa pada bidang studi SKI di sekolah MTs
Al-Ibrohimy Galis Bangkalan?
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field rasearch) dengan
pendekatan kualitatif, untuk mendapatkan data-datanya peneliti menggunakan metode
observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah data terkumpul peneliti analisis
dengan teknik diskriptif kualitatif.
6

Dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan


pembelajaran Edutainment adalah proses pembelajaran yang didesain sedemikian
rupa sehingga muatan pendidikan dan hiburan dapat dikombinasikan secara
harmunis, sehingga pembelajaran lebih menyenangkan, adapun pembelajaran yang
diterapkan disekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan hanyalah pembelajaran yang
menghibur dan menyenangkan karena pembelajaran edutainment itu juga disesuaikan
dengan kreativitas dan kebutuhan anak.
Penerapan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang melalui pembelajaran
edutainment untuk anak MTs sudah cukup baik dan optimal dengan cirri-ciri
pembelajaran yang bervareasi dalam artian materi yang akan diajarkan sesuai
kebutuhan anak sehingga dengan mudah mengaplikasikan dalam bentuk yang
menyenangkan dan menghibur. Diantara beberapa strategi atau model pembelajaran
yang digunakan yaitu: pemberian cerita, permainan peran (role play),tadabur alam /
karya wisata, Tanya jawab, game, dan ceramah.
7

PERSEMBAHAN

Dengan Mengucapkan Syukur Al-hamdulillah, Dapat Kupersembahkan Karya


Skiripsi Sederhana ini Buat:
Orang yang ku sayangi dan sangat saya hormati Bapak dan Ibu yang telah
membesarkan dengan kasih sayang dan mendidiknya dengan penuh kesabaran
serta selalu mendo,akan setiap saat agar anaknya menjadi anak yang sholeh,
pintar, taat, patuh, berguna baginya, keluarganya, Agama, bangsa dan Negara
Saudara-Saudaraku yang tersayang kakakku Moh. Jamhari, Mbakku rantina,
Sakdiyah, adik-adikku Toha Bukhori, Qomariyah.
Buat Tanteretan IKAMABA semua tak terkecuali khususnya yang Kurus dan yang
Gemuk yang telah memutivasi penulis agar menyelesaikan tugas akhir ini, marilah
Jangan nodai persaudaraan kita yang selama ini kita tanam
Buat teman-teman KI-04, yang telah mendukung dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skiripsi ini, yang tak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Kebersamaan dan kesetiaan kalian semua mengiringi perjalanan studiku, tawa
dan canda serta perselisihan memberi nuansa yang sejuk dan mutiara berharga
selalu mewarnai setiap langkahku……………………

Spesialnya buat tretan IKAMABA selaku pengurus ples ketua IKAMABA (Alek
Khotib) 2009 yang sering marah-marah & tidak kalah murkanya ketika ada
masalah di IKAMABA.
Do,a tidak pernah hentinya semoga sadar & tidak tambah parah……………….
8

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat ilahi robbi yang telah
melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skiripsi
ini.
Sholawat serta salam semoga tetap abadi pada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, beserta genap dan seluruh pengikutnya.
Penulis menyadari bahwa didalam penyusunan dan ppenulisan skiripsi ini,
banyak menemui kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan, bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak, maka semuanya dapat penulis menyelesaikan dengan
baik. Untuki itu sudah sepatutnya apabila dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Nurhamim, M. Ag, Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan
Ampel Surabaya Beserta Staf-Stafnya.
2. Drs.H Masyhudi Ahmad, M. Pd.I, selaku ketua Jurusan Kependidikan Islam
IAIN Sunan Ampel Surabaya.
3. Dra. Husniyatus Salamah Z, M. Ag., selaku Dosen Wali dan juga selaku
Dosen Pembimbing yang penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan
serta memberi motivasi agar tidak putus asa dan tetap semangat.
5. Drs. Nur Kholis selaku kepala Madrasah Tsanawiyah (MTS) Al-Ibrohimy
Galis Bangkalan dan beserta staf-stafnya yang telah membantu dalam
menyelesaikan Skripsi ini.
6. Semua saudara-saudaraku yang telah meluangkan pikirannya untuk penulis
sehingga penulis bisa menyelsaikan tugas skripsi ini

7. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan
9

Tiada kata yang dapat penulis berikan sebagai balas budi, selain untaian do,a
semoga amal beliau dibalas dan diterima serta diampuni segala dosa-dosanya disisi
Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skiripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, karna keterbatasan kemampuan yang penulis miliki mengingat penulis
adalah hanya manusia biasa yang tak luput dari salah dan luput, untuk itu penulis
mengharapkan saran, kritikan dan masukan yang bersifat konstruktif demi
sempurnanya penyusunan skiripsi ini.
Dan akhirnya penulis berharap semoga skiripsi ini bisa bermamfaat
khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Surabaya, 04 januari 2009

Penulis
10

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………..i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKIRIPS………………………………………….ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI……………………………………………………..iii
MOTTO………………………………………………………………………………iv
ABSTRAK…………………………………………………………………………….v
PERSEMBAHAN…………………………………………………………………....vi
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ix
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………xi

BAB : I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang………………………………………………………...1
b. Rumusan Masalah……………………………………………………..2
c. Definisi Operasional…………………………………………………..3
d. Tujuan Penelitian……………………………………………………...4
e. Mamfaat Penelitian……………………………………………………5
f. Metode Penelitian...…………………………………………………...6
g. Sistematika Pembahasan………………………………………………7
BAB : II LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran Edutainment
1. Pengertian……………………………………................................8
2. Konsep Dasar……………………………………………………...9
3. Pendekatan Pembelajaran………………………………………..10
B. Kreativitas
1. Pengertian Kreativitas………………………................................11
2. Ciri-Ciri…………………………………………………………..12
3. Tahap-Tahap……………………………………………………..13
4. Faktor-Faktor…………………………………………………….14
C. Sejarah Kebudayaan Islam
1. Pengertian SKI…………………………………………………...15
2. Tujuan SKI………………………………….................................16
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran
SKI…………………………………………...17
4. Penerapan Strategi Pembelajaran Edutainment Dalam
Pengembangan atau Peningkatan Kreativitas
Belajar Pada Bidang Studi SKI………………18
BAB : III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis
Bangkalan……………………………………………………19
11

1.Sejarah singkat sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis


Bangkalan……………………………………………
20
2.Berangkat Dari
Keprihatinan………………………….........................
21
3.Visi Misi dan Motto……………………………………………...22
4.Kurikulum………………………………………………………..23
5.Struktur Organisasi………………………………………………24
6.Keadaan Guru Karyawan dan Siswa…………………………….25
7.Sarana Prasarana…………………………………………………26
B. Penyajian Data……………………………………………….............27
1. Penerapan Strategi Pembelajaran Edutainment Dalam
Pengembangan atau Peningkatan Kreaivitas Belajar Pada
Bidang Studi SKI di sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis
Bangkalan………………………………………………..28
2. Pengembangan atau Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa Pada
Bidang Studi SKI di Sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis
Bangkalan………………………………………………..29
3. Kreativitas Belajar Siswa Pada Bidang Studi SKI di Sekolah MTs
Al-Ibrohimy Galis Bangkalan……………………………30
C. Analisis Data…………………………………………………………31
1. Penerapan Strategi Pembelajaran Edutainment Dalam
Pengembangan atau Peningkatan Kreaivitas Belajar Pada
Bidang Studi SKI di Sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis
Bangkalan………………………………………………..32
2. Penerapan Strategi Pembelajaran Edutainment Dalam
Pengembangan atau Peningkatan Kreativitas Belajar Pada
Bidang Studi SKI di Sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis
Bangkalan………………………………………………..33
3. Kreativitas Belajar Siswa Pada Bidang Studi SKI di Sekolah MTs
Al-Ibrohimy Galis Bangkalan……………………………34

BAB : IV PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………..35
B. Saran-Saran…………………………………………………………..36

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..37
Lampiran ...……………………………………………………………….38
12

DAFTAR TABEL

1. Fasilitas Pembelajaran
2. Data Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTS)
3. Keadaan Personalia Guru
4. Struktur Organisasi
13

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memasuki abad ke 21 ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

berkembang pesat, menyebabkan semakin besarnya arus informasi dan

terbukanya pasar internasional yang berdampak pada persaingan bebas yang

begitu ketat di segala aspek kehidupan.

Dalam era tersebut kita di tuntut mampu berperan dalam persaingan bebas,

lebih-lebih dalam dunia pendidikan. Konsekuensi logisnya, sumberdaya manusia

(SDM) yang unggul dan memadai menduduki posisi yang sangat vital dan

strategis dalam kotek saat ini.

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang mendapat prioritas

utama dalam kehidupan manusia. Sebab pendidikan menjadi suatu jalan atau cara

yang mengantarkan manusia untuk mencapai tujuan hidupnya, bahkan pendidikan

menjadi suatu kewajiban yang harus di jalani manusia dalam kehidupanya.

Sebagaimana di jelaskan dalam hadits nabi Muhammad SAW.1

‫ﺴِﻠ َﻤ ٍﺔ‬
ْ ‫ﺴِﻠﻢ ٍ َو ُﻣ‬
ْ ‫ﻞ ُﻣ‬
ِّ ‫ﻰ ُآ‬
َ ‫ﻋﻠ‬
َ ‫ﻀ ٌﺔ‬
َ ‫ﺐ ا ْﻝ ِﻌ ْﻠ ِﻢ َﻓ ِﺮ ْﻳ‬
ُ ‫ﻃَﻠ‬
َ
Artinya : Dari anas ibnu malik berkata. Sabda Rasulullah saw." Mencari ilmu

merupakan kewajiban bagi setiap orang muslim (laki-laki dan

perempuan)"

1
Sunan Ibnu Majah. Juz 1 Hadits no.224. (Bairut, Dar Al-kitab Al-Ilmiah,tt), hal. 81.

1
14

Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan bagi

perkembangan atau peningkatan dan perwujudan diri individu, terutama bagi

perkembangan bangsa dan Negara, kemajuan suatu kebuadayaan tergantung

kepada cara kebudayaan tersebut mengenali, menghargai dan memamfaatkan

sumberdaya manusia (SDM).hal ini berkaiatan erat dengan kualitas pendidikan

yang diberikan kepada anggota masyarakatnya, salah satunya kepada peserta

didik.2 Adapun pendidikan disini tidak hanya sebagai: Transfer Of Knowledge,

lebih dari itu ada tujuan pembentukan kepribadian. Pendidikan juga merupakan

usaha sadar yang dilakukan oleh pendidikan terhadap perkembangan jasmani dan

rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian utama.3 Sehingga siswa

dapat mengenal potensi yang dimilikinya dan kemudian dapat mengembangkan

potensinya sesuai bakat dan mural.

Dalam hal ini betapa pentingnya kedudukan pendidikan agama dalam

peningkatan manusia Indonesia seutuhnya. Buktinya dengan ditempatkannya

unsur-unsur agama dalam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Sila

pertama dalam pancasila adalah Sila Ketuhanan Yang Maha Esa yang

memberikan makna bahwa bangsa kita adalah bangsa yang beragam. Untuk

membina bangsa yang beragam pendidikan agama ditempatkan pada posisi

2
Utami Munandar, Kreatifitas Dan Keberbakatan : Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif Dan
Anak Berbakat, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), hal. 4.
3
Achmad D. Marimbah, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma'arif, 1974),
hal. 44.
15

stategis dan tidak dapat dipisahkan dalam sistem pendidikan nasional bahwa:

pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia.4

Pendidikan agama dalam sistem pendidikan nasional memiliki posisi yang

kokoh yang secara yuridis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan

peningkatan manusia seutuhnya. Dalam UU No 20 tahun 2003 Tentang

SISDIKNAS pasal 12 ayat 1 dinyatakan bahwa:5 " Setiap peserta didik pada

setiap sauna pendidikan, berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan

agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama" pendidikan

agama adalah bagian dari proses pendidikan nasional. Pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif meningkatkan potensi dirinya nuntuk

memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara.

Dengan demikian bangsa Indonesia menempatkan pedidikan agama pada

kedudukan yang tinggi dalam sistem pendidikan nasional dan menjadi bagian

yang tak terpisahkan dengan peningkatan bangsa Indonesia, pendidikan agama

disini mendapat prioritas utama.6 Oleh karena itu, pendidikan agama bisa menjadi

4
Moch. Kasiram, Pelaksanan Pendidikan Agama Pada Sekolah-Sekolah Dikota Malang, hal.
77.
5
Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Citra
Umbara, 2003), hal. 7.
6
Hanum Asrohah, “Pendidikan Islam Dalam KBK : Studi Tentang Pengembangan
Pembelajaran PAI Model di MINU Waru 1 Sidoarjo” (Jurnal: Nizamia, Vol.6, Nomor 1 tahun 2004).
16

salah satu solusi ditengah keadaan bangsa saat ini agar tidak terperosot kejurang

keruntuhan dan krisis mural yang semakin mendalam.

Proses pembelajaran yang digunakan pada guru agama selama ini lebih

banyak menggunakan metode ceramah, guru memberi penjelasan dengan

berceramah mengenai materi pelajaran dan siswa sebagai pendengar, metode

pembelajaran semacam ini kuarang memberikan arahan pada proses pencarian,

pemahaman, penemuan dan penerapan serta menjadikan siswa mnjadi jenu, bosan

dan malas belajar. Akibatnya pendidikan agama islam kurang dapat memberi

pengaruh yang berarti pada kehidupan siswa sehari-hari bahkan mengakibatkan

terjadinya krisis multi dimensi terutama krisis mural pada kalangan siswa.7

Disini lain strategi pembelajaran yang diterapkan di sekolah-sekolah saat

ini pada umumnya masih bersifat konvensional, yang belum mampu menjadikan

semua siswa dikelas bisa menguasai tujuan-tujuan umum pembelajaran terutama

bagi siswa yang berkemampuan rendah.8 Untuk menghadapi tantangan ini

pendidikan harus mampu mencari model atau penerapan strategi penyampaian

pendidikan agama yang baru, yang bisa memutivasi peserta didik untuk secara

aktif menjawab persoalan-persoalan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu model

pengajaran yang bersifat indoktrinasi-dokmatis dan normative.

7
Sutrisno, Revolusi Pendidikan di Indonesia : Membedah Metode Dan Teknik Pendidika
Berbasis Kompetensi, (yokyakarta : Ar-Ruzz,2005), hal 42.
8
Syafrudin Nurdin, Model Pembelajaran Yang Memperhatikan Keberagaman Individu Siswa
Dalam KBK, (Jakarta : PT. Quantum teching, 2005), hal 4.
17

Hal ini penting dalam pembentukan sikap social anak, dimana anak dilatih

untuk menggunakan persepsi agamis terhadap realitas kehidupan. Disini guru

agama harus selalu berusaha mengajak peserta didik untuk melakukan refleksi

teologis dalam menghadapi setiap bentuk tantangan hidup. Di samping

pendidikan agama di sampaikan secara empirik problematik juga disampaikan

dengan pola atau strategi yaitu keselarasan anatara akal kecerdasan dan perasaan

yang melahirkan perilaku ahlakul karimah dalam kehidupan berbangsa bernegara.

Pola ini menuntut upaya lebih menekankan pada faktor kemampuan berfikir dan

berperasaan muralis yang menentang ke arah Tuhan, dan ke arah masyarakat, di

mana iman dan taqwa menjadi rujukanya.9

Sebagaimana dijelaskan Ausuble, bahwa pendidikan hafalan dan drill

adalah bentuk pendidikan yang tidak bermakna, menurut Paulo freire: pendidikan

seperti ini adalah pendidikan yang membelenggu dan tidak manusiawi. Maka

tidak aneh, bila hasil pandidikan selama ini selalu menghasilkan siswa yang

berfikir linear tidak kreatif. Karena memang sekolah hanya mengembangkan atau

meningkatkan otak kiri ketimbang otak kanan siswa. Bila udah demikian,

kurikulum apapun yang digunakan akan mendapatkan hasil yang sama, yaitu

pembodohan.

9
Moh. Kasiran, Pelaksanaan Pendidikan Pada Sekolah-Sekolah di Kota Malang, hal. 78-79.
18

Oleh karena itu sudah saatnya sistem pendidikan yang selama ini harus di

rubah lebih-lebih untuk sekolah dasar, terutama pada pendidikan agama islam.10

Dengan adanya model pembelajaran yang kreatif itu dapat menunjang siswa

dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tidak lagi merasa jenuh atau bosan,

akan tetapi menjadi menyenangkan bagi siswa serta menjadikan proses belajar

siswa lebih bermakna dan mampu mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-

hari.

Disini diperlukan kreatifitas yang harus dilakukan oleh semua pihak baik

pihak guru maupun siswa, terutama guru. Karena guru sangat berpengaruh

terhadap mutivasi belajar siswa dan guru dituntut untuk lebih kreatif dalam

merangsang pembelajaran dan mengembangkan atau meningkatkat kreatifitas

mengembangkan dan menemukan solusi secara mandiri karena pendidikan yang

kreatif dapat memecahkan segala problem dengan solusi yang cepat dan tepat.

Belajar kreatif memungkinkan timbulnya ide-ide baru, cara-cara baru dan hasil-

hasil yang dapat menghasilkan bagi pembangunan atau peningkatan nasional

Indonesia.11

Adapun dalam usaha menerapkan pendekatan pembelajaran yang

sistematis, kreatif dan menyenangkan salah satu sekolah dasar di Bangkalan yang

lebih dikenal dengan nama sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan diBawah

naungan NU telah berupaya menerapkan model pembelajaran baru atau

10
Zamroni, Paradikma Pendidikan Masa Depan, (Yogyakarta : Biograf Publishing, 2002), hal.
19.
11
UU Sisdiknas No. 20, Pasal 12 ayat 1, Sikdiknas, 29.
19

penerapan strategi pembelajaran baru yang dapat menciptakan suasana belajar

yang menyenangkan dan dapat mengembangkan atau meningkatkan kreatifitas

belajar siswa. Adapun metode yang digunakan sekolah tersebut bernama "Model

atau Penerapan Strategi Pembelajaran Edutaiment". Yang mana Edutaiment itu

sendiri adalah suatu proses pembelajaran yang didesain sedemikian rupa sehingga

muatan pendidikan dan hiburan dapat dikombinasikan secara harmonis yang

menjadikan pembelajaran terasa menyenangkan.

Sebagaimana telah dijelaskan sustrisno dalam bukunya "Revolusi

Pendidikan diIndonesia" bahwa Edutainment berasal dari kata Education

(pendidikan) dan Entertainment (hiburan) jadi Edutainment dari segi bahasa

berarti pendidikan yang menghibur atau menyenangkan. sedangkan dari segi

termenologi Edutainment adalah suatu proses pembelajaran yang didesain

sedemikian rupa sehingga muatan pendidikan dan hiburan dapat dikombinasikan

secara harmunis, sehingga pembelajaran lebih menyenangkan, pembelajaran yang

menyenangkan biasanya dilakukan dengan humur atau permainan (game),

bermain peran (role play) dan Demontrasi, tetapi dapat juga dengan rasa- rasa

senang, dan mereka menikmatinya.12 Seperti Contoh: (Drama) Dalam kisah para

Nabi "Salah satu siswa disuruh menceritakan sejarah / kisah para Nabi seperti

halnya pada saat perang badar atau juga pada kekuasaan abbasiyah dengan model

atau bentuk implementasi yang siswa itu mampu. Bisa juga dengan cara memutar

12
. Sutrisno, Revolusi Pendidikan Di Indonesia, Membedah Metode dan Teknik Pendidikan
Berbasis Kompetensi (yokyakarta : Ar-Ruzz, 2005), hal. 31.
20

CD kemudian di jelaskan kpd siswa yang lain atau juga siswa disuruh menyimak

pembelajaran yang disampaikan oleh guru dengan mengunakan CD atau peralatan

lainnya kemudian siswa dituntut menyampaikan kembali atau menjelaskan apa-

apa yang telah terekam pada pemutaran CD tersebut".

B. Rumusan Masalah

Dengan uraian latar belakang masalah tersebut diatas, maka untuk

memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang permasalahan dalam penelitian

ini, sebagai berikut:

4. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran Edutaiment dalam bidang studi

SKI di sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan?

5. Bagaimana kreativitas belajar siswa pada bidang studi SKI di sekolah MTs

Al-Ibrohimy Galis Bangkalan?

6. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran edutainment dapat meningkatkan

kreativitas belajar siswa pada bidang studi SKI di sekolah MTs Al-Ibrohimy

Galis Bangkalan?

C. Definisi Operasional

Definisi ini untuk memperjelas dan mempertegas kata-kata atau istilah

kunci yang diberikan dengan judul penelitian. Agar lebih mudah untuk

memahami makna, maka peneliti merumuskan sebagai berikut:


21

1. Strategi Pembelajaran Edutainment : Adalah suatu proses pembelajaran yang

merupakan aktivitas kurikulum yang menuntut keaktifan guru dalam

menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik,sesuai rencana yang

telah diprogramkan.dan yang didesain sedemikian rupa sehingga muatan

pendidikan dan hiburan dapat dikombinasikan secara harmunis,sehingga

pembelajaran terasa lebih menyenangkan.13

2. Kreativitas belajar SKI : Adalah kemampuan melihat hal-hal yang tidak

dilihat orang lain disekitar tetapi mampu membuat keterkaitan-keterkaitan

yang tidak terfikirkan oleh orang lain.14Sehingga proses usaha yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara

keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi

dengan lingkungan.15Upaya sadar untuk menyiapkan siswa dalam menyakini,

memahami, menghayati dan mengamalkan agama islam Melalui sejarah

peserta didik ditanamkan menegakkan nilai, prisip hidup yang luhur dan

islami dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Peserta didik memperoleh

pengetahuan yang memadai tentang masa lalu islam dan kebudayaan. Sejarah

merupakan salah satu sumber yang sangat pentingdalam rancang tranformasi

masyarakat.16

13
Sutrisno Revolusi. hal, 31.
14
Joyce Vycoh, Menjadi Super Kreatif: Melalui Metode Pemetaan Fikiran, (Bandung: Kaita,
2003), hal. 43.
15
16 Abu Ahmadi Dan Widodo Supriono, psikologi Belajar, (Jakarta, Reneka cipta, 1991), hal.
121.
16
Prof. Dr Asyumardi Azza, MA, Pendidikan Islam, (Ciputat, Kalimah), hal. 177.
22

3. Strategi yang dapat meningkatkan kretivitas belajar siswa pada bidang studi

(SKI) : Setelah mengadakan penelitian baik melalui wawancara, opservasi

maupun dokumentasi, dapat ditemukan beberapa hasil edutainment dalam

mengembangkan kreativitas di bidang studi SKI. Seperti contoh: Sesuai

dengan hasil penelitian tersebut siswa pada dasarnya kreatif, dengan adanya

pembelajaran edutainment siswa bisa mengembangkan kreativitasnya pada

bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), karena pada dasarnya guru

kebanyakan menggunakan metode ceramah yaitu metode yang membosankan

bagi siswa kemudian dengan datangnya atau ditemukannya strategi atau

model pembelajaran edutainment maka siswa bisa berkreasi atau siswa bisa

mengaplikasikan model pembelajaran dengan enjoy dan menyenangkan.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini betujuan sebagai:

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi pembelajaran Edutaiment

dalam bidang studi SKI di sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan.

2. Untuk mengetahui bagaimana kreativitas belajar siswa dalam bidang studi

SKI di sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan.


23

3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi pembelajaran edutainment

dan yang dapat meningkatkan kretivitas belajar dalam bidang studi SKI di

sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan.

E. Manfaat Penelitian

1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti mengenai

pembelajaran yang efektif serta mengembangkan sikap potensi dan bakat

manusia yang sedemikian beragamnya, khususnya pembelajaran bagi siswa-

siswi MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan.

2. Motivasi para praktisi pendidikan terutama para guru untuk kreatif dan

inovatif dalam memilih metode atau model pembelajaran yang sesuai dengan

dunia siswa.

3. Sebagai tambahan referensi atau wacana bagi pemerhati pendidikan serta bagi

semua pembaca.

F. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian Kualitatif

Deskristif. Penelitian kualitatif deskristif adalah Suatu penomena penelitian

yang bertujuan menggambarkan keadaan-keadaan atau status penomena yang

terjadi yang terdapat dalam arti baik kata-kata tertulis maupun lisan dari orang

yang menjadi subyek penelitian.data yang dikumpulkan adalah berupa kata-


24

kata, gambar dan bukan angka. Data tersebut mungkin berasal dari naskah,

wawancara, catatan lapangan, foto, video tipe, dokumen pribadi, catatan atau

memo, dan dokumen resmi lainnya.17

Penelitian kualitatif berusaha menampilkan secara holistik (Utuh) yang

membutuhkan pencermatan dalam pengamatan. Sehingga kita dapat

memahami menyeluruh hasil penelitian disamping itu dalam penelitian

kualitatif ini peneliti harus terjun langsung, kelapangan guna memperoleh data

yang dibutuhkan. Peneliti ini berusaha untuk menggambarkan dan

mengklasifikan fakta atau karakteristik fenomena yang ada faktual dan

cermat, tidak mengandalkan bukti logika matematis, prinsip angka atau

metode statistic, sehingga dapat digambarkan kondisi dan keadaan yang

sebenar-benarnya dengan isyarat atau tindakan social.

Menurut Lexy Moloeng yang dikutipnya dari pendapat Bogdan dan

Tailor, penelitian deskriptif adalah data yang berupa kata-tertulis atau lisan

dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini dapat

diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh).18 Sedangkan

menurut Travers, sebagaimana dikutip Sevill dkk, mendefinisikan bahwa

metode deskriptif adalah menggambarkan sifat atas sesuatu keadaan yang

sementara berjalan pada saat penelitian dan memeriksa sebab-sebab dari suatu

gejala tertentu. Jadi metode deskriptif ini menekankan bahwa objek yang

17
Lexy Moloeng, Metodologi penelitian kualitatif, (Bandung : Rosda Karya, 2007), hal. 11.
18
Lexy Moleong, Metodologi, hal. 3.
25

diselidiki dalam keadaan sekarang pada waktu penelitian dilakukan

(berlangsung).19

Penelitian ini digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang apa dan

bagaimana suatu keadaan (fenomena, kejadian) dan melaporkan sebagaimana

adanya. Penelitian deskripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang

saat ini berlaku, yang didalamnya terdapat upaya menjabarkan, mencatat,

menganalisa dan menafsirkan kondisi yang selama ini terjadi.20

2. Jenis Dan Sumber Data

a. Jenis data

Data merupakan segala keterangan (Informasi) mengenai segala hal

yang berkaitan dengan tujuan penelitian.21 Berangkat dari topik

permasalahan skripsi ini maka jenis-jenis data yang relevan sebagai bahan

kajian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data kualitatif yaitu data yang tidak bisa diukur atau dinialai dengan

angka secara langsung.22 Diantara data kualitatif dalam penelitian ini

adalah:

a) Model atau Penerapan strategi pembelajaran edutaiment dan

pengembangan kreativitas pada bidang studi SKI.

19
Imam Suprayoso Tabroni, Metodologi Penenilitian Sosial Agama (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2001), hal. 137.
20
Mardalis, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Aksara 2006), hal. 98.
21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta,Renika Cipta,
1993),cet 9,hal. 104.
22
Ibid, 134.
26

b) Gambaran umum obyek penelitian antara lain sejarah berdirinya

sekolah, struktur organisasi, visi, misi, dan motto, kurikulum

pendidikan, keadaan guru dan murid serta sarana prasarana.

2. Data kuantitatif adalah data yang diukur atau dihitung secara langsung

karena berupa angka-angka adapun data yang di maksud adalah:

b. Sumber Data.

Sumber data adalah sumber data yang di peroleh.23 Berdasarkan

jenis-jenis data yang diperlukan maka dalam penelitian ini, sumber data

yang digunakan malalui 2 cara yaitu:

1.) Sumber literatur (field literature) yaitu sumber data yang digunakan

untuk mencari landasan teori tentang permasalahan yang diteliti

dengan menggunakan buku-buku kepustakaan.

2.) Fild rasearh adalah sumber data yang dipoleh dari lapangan penelitian

yaitu: mencari data dengan cara terjun langsung ke obyek penelitian

untuk memperoleh data yang lebih kongkrit yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti.24 Adapun sumber data ini ada 2 macam, yaitu:

a. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

sumbernya untuk diamati dan dicatat dalam bentuk pertama

kalinya, dan merupakan bahan utama penelitian. Data yang di

23
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek , (Jakarta Renika Cipta,
2002), hal. 107.
24
Sutrisno Hadi, Metodologi Rasearh, (yokyakarta : Andi Offset, 1989), jilid 1. 66.
27

maksud disini adalah data tentang model strategi pembelajaran

edutaiment dan kreatif pada bidang studi SKI adapun data ini

diperoleh dari beberapa sumber yaitu; Kepala Sekolah, Wakil

Kepala Sekolah,Creator (TIPS),Guru SKI, dan TU.

b. Data sekunder adalah data yang pengumpulanya tidak diusahakan

sendiri oleh peneliti,misalnya dari keterangan atau publikasi lain.

Sumber sekunder ini bersifat penunjang dan pelengkap data

primer. Data yang di maksud adalah data tentang sekolah

berdirinya sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan dan berupa

dokumen-dokumen lainya.

3. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan apa yang diharapkan,

sehingga data yang diperoleh itu benar-benar valid, maka dalam setiap

penelitian terlebih dahulu harus menentukan metode apa yang akan dipakai

untuk mendapatkan serta mengumpulkannya. Sebab metode merupakan kunci

keberhasilan dalam suatu penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data

sebagai berikut:

1. Metode Observasi

Observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan

secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian,

pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat


28

terjadi atau belangsungnya perstiwa sehingga observasi berada bersama

obyek yang diselidiki dan disebut juga obsevasi langsung.25

Metode ini digunakan untuk mengetahui dan memperoleh data

tentang lokasi dan letak geografis, sarana dan prasarana, penerapan

strategi pembelajaran edutainment dalam meningkatkan kreativitas belajar

siswa di bidang studi SKI dan semua hal yang berkaitan dengan penelitian

di MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan

2. Metode Interview (Wawancara)

Interview adalah proses percakapan dengan maksud untuk

mengontruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi,

perasaan dan sebagainya yang dilakukan oleh dua pihak yaitu wawancara

(interview) yang mengajukan pertanyaan dengan orang yang

diwawancarai (interview).26

Menurut S Magono teknik wawancara adalah cara mengumpulkan

data melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data dengan

sumber data. Teknik wawancara dilakukan untuk menggali informasi

berkenaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang

penerapan strategi pembelajaran edutainment dalam meningkatkan

kreativitas belajar siswa dibidang studi SKI di MTs Al-Ibrohimy Galis

Bangkalan

25
Nawawi Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial. (Yogyakarta. Gadjah Mada Univercity
Press.2005), hal. 100.
26
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2006), hal. 143.
29

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi dari asal katanya “dokumen” yang artinya barang-barang

tertulis dengan melaksanakan metode dokumen ini, peneliti mencari dan

mengumpulkan data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang berupa

catatan atau benda-benda tertulis, transkip, buku, surat kabar, foto, dan

dokumen mengenai gambaran umum obyek penelitian.27

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang sejarah

berdirinya sekolah, visi, misi, dan mutu, jumlah guru, karyawan, dan siswa,

struktur organisasi, dan sarana prasarana.

4. Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul dilakukan pemilahan secara selektif disesuaikan

dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Sebab itu, dilakukan

pengolahan dengan proses editing, yaitu dengan meneliti kembali data-data

yang didapat, apakah data tersebut sudah cukup baik dan dapat segera

dipersiapkan untuk proses berikutnya.28

Secara sistematis dan konsisten bahwa data yang diperoleh dituangkan

dalam suatu rancangan konsep yang kemudian dijadikan dasar utama dalam

memberikan analisis.

Analisis data menurut Patton yang dikutip oleh Moleong, adalah proses

mengatur urusan data, mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori dan

27
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta, Bumi Aksara,1995), hal. 63.
28
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Edisi Revisi III, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1997), hal. 270.
30

satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor, analisa data

adalah proses yang merinci usaha yang secara formal untuk menemukan tema

dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai

usaha untuk memberikan bantuan kepada tema dan hipotesis itu.29

Dalam penelitian ini yang digunakan penulis dalam menganalisa data

yang sudah diperoleh adalah dengan cara deskriptif (non statistik), yaitu

penelitian yang dilkukan dengan menggambarkan data yang diperoleh dengan

kata-kata atau kalimat yang dipisahkan untuk kategori memperoleh

kesimpulan.

Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis.

Penelitian deskiptif dibedakan dalam dua jenis penelitian menurut sifat-sifat

analisa datanya, yaitu riset deskriptif yang bersifat eksploratif dan riset

deskriptif yang bersifat developmental.30

Dalam hal ini penulis menggunakan deskriptif yang bersifat eksploratif,

yaitu dengan menggambarkan keadaan atau status fenomena. Peneliti hanya

ingin mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan keadaan sesuatu.

Dalam penelitian ini, penulis berusaha memecahkan persoalan-persoalan

yang ada dalam rumusan masalah dan mengalisa data-data yang diperoleh

dengan menggunakan sosiologis.

29
Lexy J.Moleong, Metode Penelitian……, 103
30
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian……, 195
31

5. Metode Keabsahan Data

Agar data ini dapat dipertanggung jawabkan, dalam penelitian kualitatif

di butuhkan metode pengecekan keabsahan data, dalam hal ini peneliti merasa

perlu mengadakan pemeriksaan keabsahan data.

Adapun cara-cara yang digunakan peneliti untuk memperoleh

keabsahan data tersebut antara lain:

1. Ketekunan Atau Keajekan Pengamatan

Ketekunan atau keajekan pengamatan berarti mencari secara

konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses

analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha membatasi

berbagai pengaruh, mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa

yang tidak dapat diperhitungkan.31

Ketentuan pengamatan ini bertujuan untuk menemukan ciri-ciri

dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan

penelitian dengan kata lain peneliti menelaah kembali data-data yang

terkait dengan fokus peneliti, sehingga data tersebut dapat dipahami dan

tidak diragukan.

2. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan

memanfaatkan suatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik


31
Ibid., 329
32

triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui

sumber lain.32

Dalam hal ini peneliti memeriksa data-data yang diperoleh dari

subyek penelitian, kemudian data tersebut peneliti bandingkan dengan

data dari luar yaitu dari sumber lain, sehingga keabsahan data tersebut

dapat dipertanggung jawabkan.

G. Sistematika Pembahasan.

Untuk mempermudah dalam pemahaman skripsi ini penulis menyusun

menjadi 4 BAB dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,

definisi operasional,tujuan penelitian, mamfaat penelitian, metode penelitian, dan

sistematika pembahasan.

BAB II : landasan teori yang berisikan tentang tujuan mengenai model atau

penerapan strategi pembelajaran edutaiment , tinjauan mengenai kreativitas,

tinjauan mengenai sejarah kebudayaan islam dan penerapan strategi model

pembelajaran edutaiment dalam pengembangan atau peningkatan kreativitas

belajar pada bidang studi SKI.

BAB III : Paparan hasil penelitian mencakup: Gambaran umum, subyek

penelitian, serta penyajian data dan analisis beserta keabsahan data.

BAB IV : Yang berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran panulis.

32
Ibid., 330
33

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran Edutainment

a. Pengertian Edutainment

Sebagaimana telah dijelaskan Sustrisno dalam bukunya " Revolusi

Pendidikan di Indonesia "Bahwa Edutainment berasal dari kata" Education

(Pendidikan) dan Entertainment (Hiburan)jadi Edutainment dari segi bahasa

berarti Pendidikan yang menghibur atau menyenangkan. sedangkan dari segi

termenologi Edutainment adalah suatu proses pembelajaran yang didesain

sedemikian rupa sehingga muatan pendidikan dan hiburan dapat

dikombinasikan secara harmunis, sehingga pembelajaran lebih

menyenangkan, pembelajaran yang menyenangkan biasanya dilakukan

dengan humur atau permainan (Game), bermain peran (Role Play) dan

demontrasi, tetapi dapat juga dengan rasa- rasa senang, dan mereka

menikmatinya.33

Perpaduan antara belajar dan bermain ini mengacu pada sifat alamiah

anak yang dunianya adalah dunia bermain, bagi anak jarak antara belajar dan

bermain begitu tipis pilihan strategi pembelajaran edutainment ini juga

berlandaskan pada hasil riset cara kerja otak. Penemuan-penemuan terbaru ini

33
. Sutrisno, Revolusi Pendidikan Di Indonesia, Membedah Metode Dan Teknik Pendidikan
Berbasis Kompetens, (Yogyakarta : Ar-Ruzz, 2005), hal. 31.

23
34

bahwa anak akan belajar efektif bila dalam keadaan fun dan bebas dari

tekanan (Revolutional Learning).34 Adapun pelajaran yang diterapkan

dikemas dalam suasana bermain dan bereksperimen, sehingga belajar tidak

lagi membosankan, tetapi justru merupakan arena bermain yang edukatif dan

menyenangkan bagi siswa.

Anggaini sudono, menyatakan bahwa balajar dengan bermain akan

memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat memanipulasi, mengulang-

ulang, menemukan sendiri, merekplorasi, mempraktekkan dan mendapatkan

bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya.

Disinilah proses pembelajaran berlangsung mereka mengambil keputusan,

memilih, menentukan, menciptakan, memasang, membongkar,

mengembalikan, mencoba, mengeluarkan pendapat, memecahkan masalah,

mengerjakan secara tuntas, bekerja sama dengan teman, dan mengalami

berbagai macam perasaan.35

Pendidikan untuk anak perlu disesuaikan dengan minat serta tahap

perkembangan atau peningkatan anak. Untuk itu pentingnya penerapan atau

strategi bermain dalam belajar, supaya proses belajar mengajar tidak terasa

jenuh dan membosankan tetapi menjadi suasana belajar yang fun, enjoy dan

menyenangkan, sebagaimana penjelasan pobel yang lebih menekankan

34
. Selayang Pandang Sekolah Mts Al – Ibrohimy Galis Bangkalan : Untuk Pendidikan Usia
Dini. 2005. 6
35
. Anggaini Sudono, Sumber Belajar dan Alat Permainan : Untuk Pendidikan Usia Dini.
(Jakarta Grasindo. 2003), hal. 3.
35

pentingnya bermain dalam belajar karena kegiatan bermain maupun mainan

yang dinikmati anak dapat digunakan untuk menarik perhatian serta

pengetahuan mereka.36 Jadi plato,aristoteles dan fobel, menganggap bermain

sebagai kegiatan praktis, artinya, bermain digunakan sebagai media untuk

meningkatkan keterampilan dan kemampuan tertentu anak.

Bermain selain berfungsi penting bagi perkembangan atau

peningkatan pribadi juga mempunyai fungsi social dan emosional, melalui

bermain anak merasakan berbagai pengalaman emosi, senang, sedih,

bergairah, kecewa bangga dan lain-lain. Melalui bermain pula anak

memahami kaitan antara dirinya dan lingkungan sosialnya, belajar bergaul

dan memahami aturan ataupun tatacara pergaulan, selain itu kegiatan bermain

berkaitan erat dengan perkembangan dan peningkatan kognitif anak.37jadi

bermain sangat penting dan berpengaruh besar terhadap perkembangan dan

peningkatan psikologi anak. Karna dalam bermain juga terjadi proses belajar,

persamaannya ialah bahwa dalam belajar dan bermain keduanya terjadi

perubahan, yang dapat mengubah tingkah laku, sikap dan pengalaman anak.

Bermain merupakan salah satu ciri pendidikan usia dini yang paling

tepat, pelatihan, pembelajaran, pembiasaan dan pendidikan aspek apapun

hendaknya dilingkupi dengan kreatifitas bermain, hal itu akan mengasah

36
. Mayke S. Tedjasa putra, Bermain, Mainan Dan Permainan : Untuk Pendidikan Usia Dini,
(Jakarta : Grasindo, 2001), hal. 1-2.
37
. Mayke S. Tedjasaputra, Bermain, hal. 20.
36

kecerdasan otak, kecerdasan emosi dan keterampilan fisik, yang dilakukan

dengan ceria, bebas dan tanpa beban.

Tiada waktu yang paling menyenangkan pada usia dini, kecuali ketika

kita sedang bermain. Kak seto mulyadi dalam bukunya " bermain itu penting "

menyebutkan bahwa bermain tidak bertentangan dengan kegiatan belajar,

justru dengan bermain sesuai dengan tahap perkembangan dan peningkatan

anak, sangat membantu proses belajar mengajar.

Kegiatan bermain adalah kegiatan apasaja dalam suasana

menyenangkan, menyenangkan merupakan kata kunci dalam setiap kegiatan

bagi anak, tanpa suasana yang menyenangkan, kegiatan itu bagi anak tidak

berarti apa-apa waktu mungkin berbiaya mahal. Oleh karena itu orang tua dan

pendidikan dalam menciptakan kegiatan belajar, pelatihan dan pembiasaan

hendaknya dalam suasana yang menyenangkan, dengan demikian tidak

membebani, tidak memaksa dan tidak menjadikan mereka bersedih hati,

kegiatan yang dilakukan secara spontan, tanpa paksaan, sesuai dengan gerak

hati anak, dan mendatangkan secara bervareasi.dunia anak-anak adalah dunia

bermain kalau kita ingin mendidik, melatih dan membiasakan anak-anak

dengan kemampuan dan keterampilan tertetu masuklah melalui media

bermain.

Fungsi bermain pada usia dini cukup banyak antara lain adalah

merangsang perkembangan atau meningkatkan motorik anak, bahasa anak,

membangun sosial anak, mengembangkan kecerdasan emosi anak,


37

mengembangkan kecerdasan nalar-fikir anak, dan mengembangkan

keterampilan fisik dalam arti tangan anak-anak. Dengan fungsi yang

sedemikian penting bagi proses pendidikan anak, maka semua ahli pendidikan

prasekolah, sangat menganjurkan agar pendekatan pembelajaran, pelatihan

dan pembiasaan, dilaksanakan dengan "Bermain Yang Menyenangkan"

Dunia anak adalah dunia bermain tentu saja dengan bermain itu anak-

anak belajar berbagai macam hal, dengan bermain berbagai kemampuan dasar

anak di kembangkan seperti.

a. Keterampilan motorik dikembangkan melalui permainan : berjalan,

berlari, melompat, meniti, melempar, menangkap, berdiri satu kaki,

berjinjit, berguling dan sebagainya.

b. Kemampuan bahasa dan daya fikir perlu dikuasai, agar anak lebih

mudah berkomunikasi dengan orang lain, mampu memahami hal-hal

disekitarnya, anak perlu mengerti pembicaraan orang lain dan mampu

menyampaikan isi hatinya kepada orang tua.

c. Kemampuan bermasyarakat dan berhubungan social perlu dikuasai agar

anak mampu berdiri sendiri dan bergaul dengan orang lain. Orang tua

atau pendidik memberikan kebebasan untuk melakukan berbagai

kegiatan dan bersedia menjawaab pertanyaan anak-anak.38

38
. The Rianto Fise dan Martin Handoko FIC, Pendidikan Pada Usia Dini : Tuntunan
Psikologi Dan Pedagogis Bagi Pendidikan Dan Orang Tua, (Jakarta : Grasindo, 2004), hal. 82-85.
38

Dedi Supriadi mengutip bahwa sebuah telaah yang dilakukan broner

dan donalson, dalam telaah itu ditemukan bahwa sebagian pembelajaran

terpenting dalam kehidupan diperoleh masa kanak-kanak yang paling awal,

yang mana pembelajaran itu sebagian besar diperoleh dari bermain.39 Karena

bermain merupakan kebutuhan anak yang berpengaruh terhadap pertumbuhan

anak, dengan bermain dapat meningkatkan intelektual (Kognitif) anak serta

dapat mengembangkan dirinya,baik pada kreativitas maupun potensinya.

Permainan apapun yang dilakukan akan merupakan proses belajar,

semakin beragam gerakan yang ia tampilkan dan segala kebisingan yang ia

ciptakan menunjukkan betapa kuat keinginan untuk belajar, bila kita

memahamikebutuhan bermain anak tentunnya kita dapat merangsang anak

sedemikian rupa agar permainan yang diminatinya menunjang keberhasilan

proses belajar nya memang mendomenasi seluruh masa perkembangan nya.40

Belajar sambil bermain akan menjadikan siswa lebih hidup, nyaman dan

menyenangkan.

Pembelajaran yang menyenangkan bukan semata-mata pembelajaran

yang mengharuskan anak-anak untuk tertawa berbahak-berbahak, melainkan

sebuah pembelajaran yang didalamnya terdapat kohesi yang kuat antara guru

dan murid dalam suasana yang sama sekali tidak ada penekanan yang ada

39
. Dedi Supriadi, Anak Balita adalah Masa Emas Perkembangan Otak Kanan Terlalu Saying
Jika Tidak Diolah,. (Republic : Jum’at, 11,Juli 2003).
40
. Imam Musbikin, Mendidik Anak Kreatif Ala Eistein. (Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2006),
hal. 15.
39

hanyalah jalinan komunikasi yang saling mendukung pembelajaran yang

membebaskan, menurut konsep paolo fraire, adalah pembelajaran yang

didalamnya tidak ada lagi tekanan baik tekanan fisik maupun psikologis,

sebab tekanan apapun namannya hanya akan mengkerdilkan pikiran siswa.

Sedangkan kebebasan apapun wujudnya akan dapat mendorong terciptanya

iklim pembelajaran (Learning Climate) yang kondusif.41 Supaya pembelajaran

enjoy dan menyenangkan serta siswa tidak merasa tertekan dan bebas

bergerak maka pembelajaran harus didesain sedemikian rupa, dengan

menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang menyenangkan, nyaman

dan tidak membelenggu siswa, serta bebas dari tekanan dan jauh dari

kebosanan atau kejenuhan.

Dalam konsep pembelajaran edutainment, roh pembelajaran ada pada

proses pembelajaran yang menyenangkan, nyaman dan mengagumkan serta

ada pada bagaimana hubungan antara guru dan murid dapat terjalin dengan

pendekatan didaktif metodik yang bernuansa " Redagogis " artinya Interaksi

antara guru sangat luwes, akrab dan bersahabat sebagaimana teman sendiri,

dengan begitu siswa tidak merasa dibatasi, takut dan bisa berinteraksi dengan

bebas dan menyenangkan.

41
. Ahmad Sapari, Pendidikan Dan Sensifitas Guru Yang Kreatif, (Didatika, Senin, 8
Desember 2003), hal. 3.
40

Bermain tidak hanya menyenangkan, tetapi juga dapat meningkatkan

perkembangan dan pertumbuhan peserta didik salah satunya adalah

perkembangan kreatifitas anak (Siswa).

Pada umumnya, permainan anak merupakan sarana edukatif yang

penting dalam pertumbuhan anak-anak. Dengan permainan anak dapat

membentuk peradaban dan pemikiran anak kecil dengan demikian anak

diharuskan untuk bermain baik dirumah, disekolah maupun dilingkungan,

mengingat mainan bagi anak-anak memiliki nilai edukatif yang besar, karena

itu, merupakan suatu keharusan untuk memproduksi mainan edukatif dan

teknik bagi anak dan memperluasnya.

Tidak mungkin dikesampingkan, bahwa aktivitas bermotu bagi anak-

anak merupakan suatu proses pendidikan dan pengajaran karena mainan

mencerminkan sarana yang efektif dan sukses untuk mengaktualisasikan diri,

tidak hanya tingkat pendidikan yang merupakan dasar dalam mengembangkan

kepribadin yang baik, namun lebih dari itu, pada yang sama aktivitas bermain

dapat memberikan pengaruh terhadap kapabilitas anak dan kemampuan akal

serta pengetahuan mungkin dicermati melalui hasil disekolah, dilihat dari

pemikiran, kekuatan memorinya, imajinasi, dan pengetahuannya tentang

berbagai hubungan kausalitas yang membantu untuk berkreativitas dan

berinovasi.42

42
. Ahmad Abdussalam Al-Kholili, Mengembangkan Kreativitas Anak. (Karta Timur,
Pustaka Al-Kautsar 2005), hal. 206.
41

Dengan demikian permainan sangat penting dan bermamfaat dalam

kehidupan anak-anak karena ia merupakan sarana alamiah dan spontanitas

untuk belajar dan membaca.

b. Konsep Dasar Edutainment

Edutainment dalam perjalanannya menjalma dalam berbagai bentuk

seperti humanizing the (Class Room, Active Learning, The Accelerated

Learning, Quantum Teaching, Quntum Learning, dan Sebagainya). Adapun

konsep dasar dari masing-masing metode ini adalah:

a. Humanizing The Classroom

Artinya manusiakan, the classroom artinya ruang kelas jadi

humanizing the classroom secara harfiah brarti memanusiakan ruang

kelas, tetapi yang dimaksud disini adalah bahwa proses pembelajaran guru

hendaklah memperlakukan siswa-siswanya sesuai dengan kondisi mereka

masing-masing.

Oleh John P.Meller terfokus pada pengembangan model "

Pendidikan Afektif " yang dalam kosakatanya sering disebut dengan "

Pendidikan Kepribadian" atau "Pendidikan Nilai". Tawaran Meller ini

bertumpu pada dorongan siswa untuk:

• Menyadari diri sebagai suatu suatu proses pertumbuhan yang sedang

dan akan terus berubah.

• Mencari konsep dan identitas diri.


42

• Memadukan kesadaran hati dan pikiran.43

b. Active Learning

Artinya pembelajaran aktif. Menurut Melvin L.silberman, belajar

bukan merupakan konsekuensi otomatis dari penyampaian informasi

kepada siswa, belajar membutuhkan keterlibatan mental dan tindakan

sekaligus, pada saat kegiatan itu aktif, siswa melakukan sebagian besar

pekerjaan belajar.mereka mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan

berbagai masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari.44

Menurut silberman, cara belajar dengan mendengarkan dan

melihat akan ingat sedikit, dengan cara mendengarkan,melihat dan

mendiskusikan dengan siswa lain akan paham, dengan cara mendengar,

melihat, diskusi dan melakukan akan memperoleh pengetahuan dan

keterampilan, dan cara untuk menguasai pelajaran yang terbagus adalah

dengan mengajarkan.

Hasil pengembangan dan peningkatan dari pernyataan Confucius

ini oleh silberman diabadikan dengan kredo:

What I hear, I forget.

What I hear and see, I remember a little.

43
Pelajari John p..Meller, Humanizing The Classroom: Models Of Teaching In Affektif
Education, (new york: praeger publishers, 1976).hal, 32-33
44
Melvin L. Silberman, Aktive Learning: 101 Strategies To Teacb Any Subject, (USA: Allyn
& bacon, 1996).
43

What I hear,see, and askquestions about or discuss with someone else, I

begin to understand.

What I hear,see,discuss,and do, I acquire knowledge skill.

What I teach to another, I master.45

Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, dan

menarik. Active learning menyajikan 101 strategi pembelajaran aktif yang

hampir dapat diterapkan untuk semua pelajaran.

c. The Accelerated Learning

Artinya pembelajaran yang dipercepat, konsep dasar dari

pembelajaran ini adalah bahwa pembelajaran itu berlangsung secara cepat,

menyenangkan dan memuaskan.dave mair, menyarankan kepada guru

agar dalam mengelola kelas menggunakan pendekatan somatic, auditory,

visual dan intelektual (SAVI).

d. Quantum Learning

Didefinisikan sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi

cahaya. Karma semua kehidupan adalah energi.

e. Quantum Teacing

Berusaha mengubah suasana belajar yang menoton dan

membosankan ke dalam suasana belajar yang meriah dan gembira dengan

memadukan potensi fisik, psikis dan emosi siswa menjadi suatu kesatuan

45
Ibid, hlm.1.
44

kekuatan yang integral.yang berisikan prinsip-prinsip system perancangan

pengajaran yang efektif, efisien dan progresif.

c. Pendekatan Pembelajaran Edutainment

Dalam metode pembelajaran Edutainment, terdapat beberapa

pendekatan belajar yaitu somatic, auditori, visual dan intelektual atau lebih di

kenal dengan istilah SAVI. Keempat cara bealajar ini harus ada agar belajar

berlangsung optimal, karena unsur-unsur ini semuanya, terpadu, belajar yang

paling baik bisa berlangsung jika semuanya itu digunakan secara stimultan.

Adapun dalam pengelolaan dengan menggunakan cara belajar SAVI ini.

Yaitu:

i. Cara Belajar Somatic

" Somatic " Berasal dari bahasa yunani yang berarti tubuh (soma).yang

dimaksudkan sebagai (Belajar dengan bergerak dan berbuat). "learning by

moving and doing"

ii. Cara Belajar Auditory

Auditory adalah (Belajar berbicara dan mendengarkan) atau dikenal

dengan istilah "learning by talking and hearing".

iii. Cara Belajar Visual

Diartikan (Belajar dengan mengamati dan menggambarkan) atau disebut

dengan istilah "learning by observing and picturing"

iv. Cara Belajar Intelektual


45

Yaitu (Belajar dengan pemecahan masalah dan refleksi) atau disebut

dengan istilah "learning by problem solving and reflecting"

B. Kreativitas

1. Pengertian Kreativitas

Ada beberapa definisi yang digunakan dalam membatasi maksud yang

terkandung dalam pengertian " kreativitas " tidak dapat dipungkiri bahwa

pengertian ini telah menyebar luas dan banyak digunakan melalui individu-

individu yang memiliki keahlian yang berbeda, peradaban yang kreatif, yang

secara otomatis hal ini menyebabkan munculnya sejumlah definisi yang

berbeda pula.

Kata " kreatif " berasal dari bahasa latin " crate " yang berarti

menyebabkan tumbuh: menghasilkan, menciptakan, dan mengeluarkan.

Kreatifitas dapat didevinisikan sebagai suatu gagasan yang baru dan berguna

(menurut holpern,dalam suharnan). Hasan galunggung memaknai " kreativitas

" sebagai kesanggupan mencipta atau daya cipta. Dari arti termenologi

tersebut " kreativitas " berarti potensi diri dalam membuat sesuatu atau

mendorong agar sesuatu menjadi ada.46

Menurut pendapat munandar, kreativitas memiliki beberapa pengertian

dasar sebagai berikut:

a) Kreativitas merupakan kemampuan untuk membuat kombinasi baru

berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada.


46
A khudhori Sholeh, Pemikiran Islam Kontemporer. (yogyakarta : Jendela, 2003), hal.186.
46

b) Kreativitas adalah kemampuan untuk menemukan banyak kemungkinan

jawaban terhadap suatu masalah, jadi individu tidak terpadu pada satu

jawaban, disini individu memiliki kebebasan berfikir untuk menyatakan

gagasan dan pendapat seluas-luasnya tanpa terikat pada aturan-aturan

ynag berlaku.

c) Secara operasional kreativitas mengandung pengertian sebagai

kemampuan mental yang bersifat lancar (fluency), luwes (flexsible), asli

(orisinil) dan adanya elaborasi.

d) Kreativitas merupakan proses.47 Jadi kreativitas merupakan suatu cara

melakukan sesuatu dengan berbeda,unik,lebih baik,baru dan bermanaat.

Dari uraiyan diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah

kemampuan seseorang untuk menciptakan ataumenemukan sesuatu yang baru,

adapun orang yang melakukan kemampuan tersebut dikatakakan orang

kreatif.

Sedangkan menurut rogers menekankan bahwa sumber kreativitas

adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, mengujudkan potensi,

dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk

mngepresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme.48 Inti dari

semua konsep kreativitas adalah adanya unsur kebaharuan hasil kreativitas

47
Agoes, Dariyo, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, (Jakarta : Grasindo Widya Sarana
Indonesia 2003), hal. 65.
48
Utami, Munandar , Kretivitas dan Keberbakatan : Strategi Mengujudkan Potensi Kreatif
dan Bakat, (Jakarta : Grafindo Pustaka Utama , 2002), hal. 24.
47

berujud cara-cara berfikir atau melakukan sesuatu yang bersifat baru, orisinil,

bebas dan imajinatif, dengan perkataan lain, kreativitas adalah berfikir atau

pemecahan masalah yang bersifat asli atau imajinatif.

Untuk dapat melahirkan kreatif sesorang harus dapat memamfaatkan

kedua sifat otak kiri dan kanan. Otak kiri bersifat logika , berurutan, lisan,

pertambahan dan dominan. Sedangkan otak kanan bersifat emosi, lompatan,

visual, menyeluruh dan tersembunyi. Akhir-akhir ini istilah otak kanan telah

digunakan sebagai cara populer untuk menyetakan kreatif, artistic dan rapi

kreativitas muncul dari interaksi yang luar biasa antara kedua otak tersebut.

Jadi dari pengertian-pengertian tersebut diatas bisa diambil standar

kreativitas adalah unik, berbeda, hal baru yang lebih baik serta bermamfaat,

orang yang kreatif membawa makna dan tujuan yang baru, mnyelesaikan

masalah dan memberikan nilai tambahan atau keindahan.

Sedangkan belajar dapat diartikan sebagai suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh tingkah laku baru secara keseluruhan

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungan.49 Belajar seperti ini sarat dengan aktivitas, kreativitas, efektifitas

dan membuat pembelajaran senang.

Jadi kreatifitas belajar merupakan proses berfikir dimana siswa

berusaha menemukan hubungan-hubungan baru untuk mendapat jabatan,

49
Abu Ahmadi & Supriono , Psikologi Belajar , (Jakarta : Rinika Cipta .1991), hal. 121.
48

metode baru dan cara-cara baru untuk memecahkan suatu masalah dari hasil-

hasil belajar tang mereka lakukan.

Dalam proses pembelajaran edutainment belajar harus dapat

mendorong, menumbuhkan serta mengembangkan atau meningkatkan

kreativitas peserta didik, untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, maka

diperlukan dukungan dari guru yang kreatif pula, karma dalam menciptakan

suasana yang kondusif, kreatif dan nyaman serta menyenangkan pada diri

siswa sangat bergantung pada aktifitas dan kreativitas guru.

2. Ciri-Ciri Kreativitas

Sebagian besar peneliti menunjukkan 4 ciri khas kreatif yaitu:

1) Keberanian : orang kreatif berani menghadapi tantangan baru dan bersedia

menghadapi resiko kegagalan, mereka penasaran ingin mengetahui apa

yang akan terjadi, orang yang kreatif biasanya selalu ingin tahu, memilki

minat yang luas dan menyukai kegegemaran dan aktifitas yang kreatif.

Siswa yang kreatif cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri yang

tinggi, mereka lebih berani mengambil resiko. (tetapi dengan perhitungan)

daripada siswa pada umumnya.

2) Ekspresif : orang kreatif tidak takut menyatakan pemikiran dan

perasaanya, mereka menjadi dirinya sendiri orang yang kreatif memiliki

kebebasan berfikir dan bertindak kebebasan tersebut berasal dari dirinya

sendiri, terutama untuk mengendalikan diri dalam mencari alternatif yang

menghindar untuk mengaktualisasikan potensi kreatif yang di milikinya.


49

3) Humor berkaitan erat dengan kreativitas, jika kita menggabungkan hak-

hak sedemikian rupa sehingga menjadi berbeda, tak terduga dan tidak

lazim, berarti kita bermain-main dalam humor, menggabungkan berbagai

hal dengan cara yang baru dan bermamfaat akan menghasilkan yang

kreatif.

4) Intuisi : orang kreatif menerima intuisi sebagai aspek wajar dalam

kepribadian mereka paham bahwa intuisi berasal dari sifat otak kanan,

yang memiliki pola komunikasi berbeda dengan belahan otak kiri.

Ciri psikologis yang lain yang pada umumnya dimiliki orang yang kreatif

yang diidentifikasikan david N.perkis, adalah:

a) Dorongan untuk menemukan keteraturan dalam keadaan kacau balau.

b) Minat menemukan masalah yang tidak umum, juga penyelesaianya.

c) Kemampuan penyeimbangan kreasi gagasan dengan penyajian dan

penilaian.

d) Termotifasi oleh masalah atau tugas itu sendiri, bukanya oleh

keuntungan lain seperti jabatan atau popularitas.50

Secara alamiah, setiap anak itu kreatif, tidak konfensional serta

mempunyai potensi untuk kreatif dengan melatih diri untuk berkreativitas

siswa dengan mendesain pelajaran yang menentang, merangsang daya fikir

siswa untuk menentukan dan memudahkan atau mencari jawaban sendiri.

50
Joyce Wycoff , Menjadi Super Kreatif : Melalui Metode Pemitaan Pemikiran , (Bandung :
Kaifa. 2003), hal. 49-51.
50

Adapun mengenai ciri utama yang harus dimiliki orang lain inovatif

dan berbeda dari orang yang biasanya yaitu:

a. Kemampuan untuk mencipta dan membuat solusi sesuai dengan pemikiran

yang terbuka.

b. Memiliki kemandirian yang sangat tinggi, dan percaya diri dengan

kemampuan yang dimilikinya, demikian pula dengan kekuatan pemikiran

yang diyakininya.

c. Selalu berusaha daan kosisten dengan pemikiran yang baru yang

diyakininya , hal itu akan memberikan andil yang besar dan bermamfaat

bagi kemanusiaan.

d. Kemampuan untuk menjaga kerahasiaan inovasi tersebut hingga selesai

penetapan kebenaranya, pencatatan dan pelaksanaannya demi menjaga

hak-hak kreativitas, inovasi, dan penjagaan kepemilikikan intelektual.

Ciri-ciri ini dapat di temukan dalam diri orang yang inovatif sekaligus

kreatif, orang seperti ini dapat mendatangkan pemikiran yang baru, baik

berupa praktek, sastra atau keilmuan serta memberikan mamfaat bagi

manusia.

Banyak pemikiran yang baru hadir dari pengalaman harian, setiap

orang dapat mendatangkan pemikiran baru yang bermamfaat, hal ini tercapai

karma ia menggunakan pemikiran yang baik. Pada saat itulah ia disebut


51

kreatif dan inovatif.51 Jadi orang yang kreatif akan menemukan sesuatu yang

baru, yang berbeda dari yang lainya, berani mengambil resiko, percaya diri,

selalu ingin tahu, humoris serta mampu memecahkan masalah dengan

bermacam-macam alternatif jawaban.

3. Tahapan-Tahapan (Fase) Kreativitas

secara lebih sistematis, david cambel mengungkapkan bahwa tahap-

tahap kreativitas meliputi 5 tahap yang dilalui oleh proses kreativitas antara

lain.52

a. Tahap persiapan (Preparation)

Pada periode ini individu meletakkan dasar pemikiran menyatakan

masalah dan mengumpulkan materi-materi yang diperlukan untuk

pemecahan masalah individu juga mempelajari mengenai latar belakang

masalah serta seluk beluknya.

b. Tahap konsentrasi (Concentration)

Pada tahap konsentrasi ini, perhatian individu tercurah dan pikiran

individu terpusat pada hal-hal yang mereka kerjakan tahap konsentrasi

merupakan waktu pemusatan, waktu untuk menimbang-nimbang waktu

menguji, waktu awal untuk mencoba dan mengalami gagal (trial and

error)

51
Amal Abdussalam K, Mengembangkan, hal. 57.
52
H. Fuad Nashori & Rachmy Diana M. Mengembangkan Kreativitas Dalam Persepektif
Psikologi Islam, (Yogyakarta : Menara Kudus , 2002), hal. 52.
52

c. Tahap incubasi (Incubation)

Pada tahap incubasi ini, individu seolah-olah melepaskan diri untuk

sementara dari masalah yang dihadapi / tidak memikirkan secara sadar,

tetapi menyimpanya dalam alam bawah sadar, artinya individu mencari

kegiatan-kegiatan yang melepaskan diri dari kesibukan pikiran terhadap

masalah yang dihadapi, namun untuk sementara waktu.

d. Tahap penerangan (Ilumination)

Pada tahap penerangan hasil kreativitas baru muncul pada periode ini,

individu mengalami insight, untuk pemecahan masalah muncul secara

tiba-tiba dan diikuti dengan perasaan senang.

e. Tahap pembuktian (Verification / Produktion)

Pada tahap pembuktian individu mengespresikan ide-ide nya dalam

bentuk nyata dalam menentukan bentuk apakah dalam fakta-fakta yang

benar, individu mengevaluasi hasil penyelesaian masalah pada periode ini

diperlukan pola berfikir kreatif.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas

Berfikir kreatif tumbuh subur bila didukung oleh factor personal

diantaranya adalah:53

a. Kemampuan kognitif.

53
Agus Ngger Manto, Quantum. hal. 72.
53

Kemampuan kognitif merupakan kemampuan otak untuk berfikir

logis, termasuk juga kemampuan diatas rata-rata dan fleksibilitas kognitif,

potensi otak bisa sangat besar, kemapuan kognitif dapat kita penuhi

dengan cara mengoptimalkan potensi otak.

b. Sikap terbuka.

Orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimulus internal dan

ekternal, ini adalah kometmen pribadi yang sangat penting, saat kita dapat

mamfaatkan untuk menjadi kreatif.

c. Sifat yang bebas, otonomi dan percaya pada diri sendiri.

Orang yang tidak senang digiring, ingin menampilkan diri

semampunya dan semaunya, ia tidak terikat dengan konvensi dan aturan

social, mereka percaya diri dan yakin bahwa mereka dapat melakukan hal-

hal secara kreatif.

Faktor yang mempengaruhi kreativitas, menurut utami munandar,

terdiri dari kognitif dan kepribadian, sedangkan kemampuan berfikir terdiri

dari kecerdasan (intelegensi) dan pemerkaya bahan berfikir berupa

pengalaman dan keterampilan, factor-faktor kepribadian terdiri dari rasa ingin

tahu, harga diri dan kepercayaan diri, sifat mandiri, berani mengambil resiko

dan agresif, serta tipe kepribadian.

Menurut rogers, factor yang mendukung perkembangan nya kreativitas

adalah: keterbukaan individu terhadap pengalaman sekitarnya, kemampuan

untuk mengevaluasi hasil yang diciptakan dan kemampuan untuk


54

menggunakan elemen dan konsep yang ada, adapun mengenai faktor internal

individu, rogers mengatakan bahwa kondisi internal yang memungkinkan

timbulnya proses kreativitas adalah:54

1) Keterbukaan terhadap pengalaman, terhadap rangsangan-rangsangan

memiliki sikap terbuka maka banyak informasi dan kesempatan yang dari

luar maupun dari dalam. Kemampuan terhadap pengalaman adalah :

kemampuan menerima segala sumber informasi dari pengalaman-

pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima tanpa kekakuan

pengalaman-pengalaman tersebut dan keterbukaan terhadap konsep secara

utuh, kepercayaan persepsi dan hipoitesis dengan demikian individu yang

kreatif adalah : individu yang menerima perbedaan.

2) Evaluasi ekternal yaitu : pada dasarnya penilaian terhadap produk karya

seseorang terutama ditentukan oleh diri sendiri, bukan karena kritik atau

pujian orang lain walaupun demikian individu tidak tertutup dari masukan

dan kritikan dari orang lain.

3) Kemampuan untuk bermain dan berekprolasi dengan unsure-unsur dan

bentuk-bentuk dan konsep-konsep yaitu kemampuan untuk membentuk

kombinasi dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya, seperti : kegiatan

melukis dapat menumbuhkan kreativitas.

C. Sejarah Kebudayaan Islam

1. Pengertian sejarah kebudayaan islam.


54
H. Fuad Nashori & Rachmy Diana Mucharam, Mengembangkan. hal. 55-56.
55

Istilah "sejarah" berasal dari kata arab "syajaroh" yang berarti "pohon"

pengambilan istilah ini agaknya berkaitan dengan kenyataan. Bahwa "sejarah"

setidaknya dalam pandangan orang yang pertama menggunakan kata ini

menyangkut tentang.

Syajarah Al-nasab pohon geneologis yang dalam masa sekarang

agaknya bias disebut sejarah keluarga (family history) tapi selanjudnya

"Sejarah" dipahami makna yang sama dengan "tarikh (Arab)," istoria

(Yunani)," history (Inggris)," atau geschichte (Jerman)," yang secara

sederhana berarti kejadian-kejadian yang menyangkut manusia dimasa silam.

Sejarah kebudayaan islam sebagian besar adalah: sejarah politik kaum

muslim, khususnya ditimur tengah, sejarah kebudayaan islam adalah: sejarah

bangkit dan jatuhnya dinasti-dinasti muslim, lebih sempit lagi, sejarah

kebudayaan islam adalah: sejarah elit, sejarah para penguasa muslim. Pada

sisi lain kebudayaan lebih cenderung dipahami ssebagai "kesenian" dengan

demikian, pembahasan tentang "kebudayaan" islam berkisar tentang aspek-

aspek kesenian islam, sejak dari seni lukis, kaligrafi dan semacamnya.

Dengan demikian, sejarah kebudayaan islam didefinisikan secara

sangat sempit implikasi dari sejarah kebudayaan islam yang sangat "political

oriented" adalah munculnya citra yang tidak selalu akurat tentang islam dan

muslimin, bahwa mereka lebih terlibat dalam pertarungan kekuasaan yang tak

habis-habisnya. Padahal sejarah islam bukanlah semata-mata sejarah politik,

sejarah politik hanyalah sebagian kecil dari sejarah islam secar keseluruhan
56

yang mencakup kehidupan social, budaya, ekonomi, dan pendidikan (dan

tradisi intelektual) dalam pengertian seluas-luasnya.55

D. Penerapan Strategi Pembelajaran Edutainment dalam Pengembangan

Kreativitas Pembelajaran Pada Bidang Studi SKI

1. Pelaksanaan Pembelajaran Edutainment

Penerapan merupakan suatu prose side, konsep, kebijakan atau inovasi

dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa

perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.56 Penerapan

tersebut merupakan suatu proses penerapan konsep, ide, program atau

tanaman kurikulum kedalam praktek pembelajaran atau aktifitas-aktifitas

baru.

Kreativitas manusia berlaku pada hal penciptaan yang terus menerus,

yaitu mengubah suatu bentuk kebentuk lain. Kreativitas ini meliputi semua

aspek kehidupan manusia, seperti dalam ilmu pengetahuan, pemikiran,

pendidikan dan lain-lain.untuk mencapai hasil didik yang kreatif guru harus

memberi kesempatan kepada subyek didik untuk leluasa mengembangkan

kreasinya. Alat pendidikan, baik perangkat keras maupun perangkat lunak,

harus mendukung pula, kurikulum merupakn isi dari pendidikan yang perlu

diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan terciptanya subyek didik

55
Dr Asyumardi Azza, MA, Pendidikan Islam, (Ciputat, Kalimah), hal. 177.
56
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep Karakteristik dan Implementasi,
(Bandung : PT, Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 93.
57

yang kreatif.57 Untuk itu isi kurikulum harus betul-betul diarahkan pada

pencapaian tujuan anak didik yang kretif. Misalnya dengan memperbanyak

mata pelajaran dan aktifitas yang dapat merangsang kretifitas dan inisiatif

anak didik, jadi menurut prisipnya kurikulum harus sesuai dengan keadaan

perkembangan psikologi anak didik, dan harus sesuai dengan

masakematangan dari masing-masing masa perkembangan mereka.

Kreativitas manusia terbentang luas, terutama adanya kenyataan

bahwa problem-problem manusia akan terus dating dan satu-satunya jalan

adalah terus memecahkanya.kretifitas manusia didukung dan didorong oleh

agama agar kehidupan manusia menjadi lebih baik, agama memberikan

kelapangan pada manusia untuk berkreasi dengan akal pikiran dan dengan hati

nuraninya (qalbunya) dalam menyelesaikan persoalan-persoalan hidup yang

didalamnya.58 dalam Al-Qur’an disebutkan

‫ﻰ ُﻳ َﻐ ّﻴ ُﺮ ْوا‬ ‫ﻰ َﻗ ْﻮ ٍم ﺣَﺘ ﱠ‬َ ‫ﻋﻠ‬ َ ‫ﻚ ُﻣ َﻐ ّﻴ ًﺮا ِﻧ ْﻌ َﻤ َﺔ َا ْﻧ َﻌ َﻤ ُﻬ َﻤﺎ‬


َُ ‫ﷲ َﻝ ْﻢ َﻳ‬
َ ‫نا‬
‫ﻚ ﺑَﺄ ﱠ‬
َ ‫َداِﻝ‬
‫ﻋِﻠ ْﻴ ُﻢ‬
َ ‫ﺱ ِﻤ ْﻴ َُﻊ‬
َ ‫ﷲ‬َ ‫نا‬ ‫ﺴ ِﻬ ْﻢ َوَا ﱠ‬
ِ ‫َﻣﺎ ِﺑَﺄ ْﻧ ُﻔ‬

"Yang demikian (siksaan) itu adalah karma sesungguhnya Allah sekali-kali


tidak akan mengubah suatu nikmat (nasib) yang telah di anugerahkan nya
kepada suatu kaum, ia sendiri yang mengubah dirinya. Sunguh Allah maha
mendengar lagi maha mengetahui " (QS. Al-Amfal : 53)

‫ﺴ ِﻬ ْﻢ‬
ِ ‫ﻰ ُﻳ َﻐﻴّ ُﺮ ْوا َﻣﺎ ِﺑَﺄ ْﻧ ُﻔ‬
‫ﻻ ُﻳ َﻐﻴّ ُﺮ ﻣَﺎ ِﺑ َﻘ ْﻮ ٍم ﺣَﺘ ﱠ‬
َ ‫ﷲ‬
َ ‫ن‬
‫ِا ﱠ‬

57
Sutrisno, Revolusi Pendidikan, hal. 141.
58
H. Fuad N & Rachmy Diana M, Mengembangkan Kretivitas Dalam Persepektif Psikologi
Islam, (Jogjakarta : Manara Kudus, 2002), hal. 27-28.
58

"Sungguh, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai mereka

sendiri yang mengubah dirinya " (QS. Al-Ra,du : 11)59

Usaha yang berhasil biasanya melibatkan pemikiran dan kretivitas,

dengan demikian agama sangat mendukung dan mendorong pengembangan

dan kretivitas. Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara

peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku

kearah yang lebih baik, dalam interaksi tersebut banyak sekali factor yang

mempengaruhinya, baik factor internal yang dating dari dalam diri individu,

maupun factor yang dating dari lingkungan.

Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah

mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku

bagi peserta didik, pada umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup 3 hal,

yaitu : pre tes, proses dan post tes. Ketiga hal tersebut dijelaskan sebagai

berikut.:60

a. Pre tes (tes awal)

Pada umumnya proses pembelajaran dimualai dengan pre tes. Ini

mempunyai banyak kegunaan dalam menjajaki proses pembelajaran yang

akan dilaksanakan, oleh karena itu pre tes memegang peran yang penting

dalam proses pembelajaran, adapun fungsi pre tes antara lain :

59
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah : Pesan, Kesan dan Kesuksesan Al-Qur,an. Vol. 7,
(Jakarta : Lentera Hati), hal. 356.
60
E. Mulyasa, Kurikulum, hal. 103.
59

1. Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, karena dengan

pre tes maka pikiran akan terpokus pada so'al-so'al yang harus mereka

jawab atau kerjakan.

2. untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan

proses pembelajaran yang dilakukan, hal ini dapat dilakukan dengan

membandingkan hasil pre tes dengan post tes.

3. untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik

mengenai bahan ajaran yang akan dijadikan topic dalam proses

pembelajaran.

4. untuk mengtahui dari mana yang seharusnya proses pembelajaran

dimulai, tujuan-tujuan mana yang telah dikuasai peserta didik dan

tujuan-tujuan mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatian

khusus.

Untuk mencapai fungsi yang ke-3 dan ke-4 maka hasil pre tes harus

segera diperiksa, sebelum pelaksanaan proses pembelajaran inti

dilaksanakan (sebelum siswa mempelajari modul)

b. Proses

Disini dimaksudkan sebagai kegiatan inti dari pelaksanaan

proses pembelajaran, yakni sebagaimana tujuan-tujuan belajar

direalisasikan melalui modul, proses pembelajaran perlu dilakukan

dengan tenang dan menyenangkan, hal tersebut tentu saja menuntut

aktifitas dan kreativitas guru dalaqm menciptakan lingkungan yang


60

kondusif, proses pembelajaran dikatakan afektif apbila seluruh peserta

didik terlibat secara aktif, baik mental fisik, maupun sosialnya.

Kualitas pembelajaran dapatdilihat dari proses dan segi hasil,

dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas

apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian besar peserta didik

terlihat secara aktif, baik fisik, mental maupun social dalam proses

pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi

semangat belajar yang besar dan rasa percaya diri sendiri. Sedangkan

dari hasil proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi

perubahan perilaku yang positif pada peserta didik seluruhnya atau

setidak-tidaknya sebagian besar (75 %) peserta didik terlibat secara

aktif baik fisik,mintal maupun social, lebih lanjud proses pembelajaran

dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata,

menghasilkan out-put yang banyak dan bermutu tinggi serta sesuai

dengan kebutuhan perkembangan masyarakat dan pembangunan.

Pada proses ini model pembelajaran edutainment

mengentegrasikan kreativitas dalam setiap proses pembelajaran yang

sifatnya aplikatif (pelaksanaan) terutama pada pembelajaran SKI

karma selain berbentuk hafalan, materi pembelajaran SKI cenderung

mengarah pada pelaksanaan (praktek secara langsung) dengan

memakai beberapa strategi pembelajaran yangdisesuaikan dengan

tema pada saat itu, dengan harapan dapat mepermudah siswa dan
61

menerima pelajaran, serta dapat mengembangkan daya piker dan

kretivitas iswa.

Secara umum kreativitas sangat berperan penting dan

bermamfaat pada pendidikan, adapun dalam mengembangkan

kreativitas siswa guru mempunyai dampak yang besar, karma aktivitas

dan kreativitas guru sangat berpengaruh terhadap perkembangan siswa

dan karena guru lebih banyak kesempatan untuk merangsang atau

menghambat kreativitas mereka, jadi dalam membangkitkan motivasi

dan kreativitas siswa, guru harus senantiasa mampu menumbuhkan

semangat belajar siswa dengan melatih, merangsang pelajaran yang

menantang dan kreatif serta inovatif.

Disamping itu guru harus membangun lingkungan kelas yang

besar dari kendala-kendala yang merusak motivasi instrinsik

disekolah.61 Dan menciptakan atmosfer yang aman, terbuka dan

menyenangkan akan membuat siswa merasa bebas untuk

mengungkapkan perasaan mereka dan mengembangkan kesempatan

tanpa adanya tekanan dari orang tua teman sebaya.62 Hal tersebut

merupakan strategi yang dapat digunakan guru dalam

mengembangkan kreativitas siswa, karma jika dalam suasan kelas

dalam kondisi yang ceria dan penuh kekegembiraan maka siswa akan

61
Utami Munandar, Pengembangan, hal. 109.
62
Bobby Deporter dan Mike H, Quantum Question, hal. 23.
62

lebih mudah menerima materi pelajaran dengan penuh semangat dan

rasa percaya diri yang tinggi, sehingga pembelajaran tersa lebih

menyenangkan dan lebih bermakna.

Ruang kelas hendaknya merangsang secara visual, tanpa

mengganggu perhatian, ruang kelas yang penuh dengan berbagai

produk hasil karya siswa yang bergam, seperti lukisan, foto, karangan,

patung dan karya-karya lain, akan dapat merangsang daya fakir dan

kreativitas siswa.63 Oleh karena itu selain metode yang digunakan

harus tepat dan bervareasi strategi pembelajaran harus senantiasa

tercipta dengan baik dan tepat. Serta guru harus mengkoordinir kelas,

membangkitkan motivasi siswa serta mendesain kelas sebagaimana

desain pembelajaran edutainment sehingga pembelajaran dapat

terlaksana dengan kondusif dan lebih bermakna.

c. Post tes

Pada umumnya proses pembelajaran diakhiri dengan post tes,

post tes juga memiliki banyak kegunaan, terutama dalam melihat

keberhasilan pembelajaran, adapun fungsi post tes sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap

kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun

kelompok.

63
Utami Munandar, Pengembangan, hal. 112.
63

2. Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat

dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi danj tujuan-tujuan

yang belum dikuasainya.

3. Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan

remedial, dan peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan

pengayaan.

4. Sebagai bahan acuan untuk melakuakan pembaikan terhadap

komponen-komponen modul, dan proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan, baik terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun

evaluasi.

2. Pengembangan Kreativitas Belajar SKI

Pengembangan kreativitas adalah suatu hal yang harus terjadi secara

sustainable (berkelanjutan). Hal ini karena sebuah lembaga pendidikan itu

harus berkembang untuk mengantisipasi perubahan-perubahan dan perso'alan-

perso'alan yang timbul diluar lembaga pendidikan karena itu kemampuan

kreativitas dalam sebuah lembaga pendidikan harus secara terus menerus

ditingkatkan se irama dengan kemajuan dan perkembangan pendidikan.

Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas

dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman

belajar, banyak resep untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif,

dimana peserta didik dapat mengembangkan aktivitas dan kreativitas

belajarnya secara optimal dalam hal ini peserta didik akan lebih kreatif jika:
64

a. Dikembangkan rasa percaya diri pada peserta didik, dan mengurangi rasa

takut.

b. Memberi kesempatan pada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi

ilmiah secara bebas dan terarah.

c. Melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar dan

evaluasinya.

d. Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.

e. Melibatkan mereka secara aktif dan kretif dalam proses pembelajaran

secara keseluruhan.64

Dalam upaya pengembangan kreativitas tersebut guru harus dapat

menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan yang

mengarah pada situasi diatas. Karena guru mempunyai peran penting dalam

pembunuhan dan pengembangan kretivitas belajar siswa, karena kualitas

pembelajaran sangat ditentukan oleh aktivitas dan kreativitas guru, jadi guru

harus mampu berfikir kreatif dan inovatif serta mampu menciptakan suasana

pembelajaran yang kondusif. Menumbuhkan kreativitas anak melalui proses

balajar kreatif merupakan usaha penting untuk membangun mutu pendidikan

melalui proses belajar yang kreatif, guru juga ditantang

mengembangkanaktivitas pendidikan yang lebih menyenangkan, mengasikkan

sekaligus mencerdaskan anak. " antara mutu pendidikan dan kreativitas

merupakan proses yang tidak pernah selesai, jadi keduanya harus berjalan satu
64
Mulyasa, Kurikulum Berbasis, hal. 106.
65

nafas dan terus-menerus ditumbuh kembangkan " perkembangan kemampuan,

kecerdasan dan kretivitas pada anak akan dapat ditumbuhkan jika ada

beberapa kegiatan yang membawa pengaruh besar kepada pengembangan

kecerdasan anak dan membantunya untuk berfikir kritis, ilmiah, sistematis,

cepat tanggap dan mampu berkreativitas, diantaranya:

1. Bermain Kreatif

Ada beragam permainan yang dapat mengembangkan inovasi pada

anak, salah satunya denganpermainan kreatif yang dapat

mengembangkan imajinasi anak kegiatan yang berbau seni dan

keterampilan tangan sering kali menjadi pilihan mereka misalnya:

mewarnai gambar, menempel guntingan kertas sehingga menghasilkan

suatu bentuk permainan yang baru dan menghasilkan ide-ide baru semua

itu dapat mengembangkan kreativitas anak.

Dengan demikian permainan dapat membantu anak-anak untuk

belajar karena itu kita memotivasi mereka untuk bermain secar kontinyu

karena kemalasan dan tidak bermain mengakibatkan mereka menjadi

tertutup atau tidak dapat bersosialisasi dan tidaka dapat menggunakan

kemampuan tubuhnya secara tepat.

Adapun cara-cara mengembangkan kreativitas dengan permainan

adalah:

a. Membantu mengembangkan kamahiran dalam seluruh hal yang

menarik perhatian anak.


66

b. Menggambar dan berekspresi bebas tentang pemikirana apa yang

diinginkan anak-anak.

c. Menggambarkan kemahiran menjawab pertanyaan secara teratur.

d. Mampu mengarahkan dan memfokuskan perhatian dalam berbagai

permasalahan yang dihadapi seseorang pada umumnya.

e. Tertip menyelesaikan pekerjaan dan kewajiban yang diminta.

f. Kemampuan untuk mengepresikan beberapa topic tertentu.

g. Mengupayakan segala kemampuan dan kemahiran anak untuk

mengembangkan kreativitas yang dimilikinya.

h. Mengembangkan kemampuan nalar dalam segala hal yang

merintanginya.

2. Lukisan atau gambar

Lukisan termasuk sarana edukatif utama yang paling penting untuk

mengembangkan kreativitas.lukisan atau gambar merupakan salah satu

cara mengembangkan bakat, inovasi dan kreativitas, serta salah satu

bidang terpenting dalam merealisasikan diri yang kreatif dan bakat seni

para peserta didik secara umum dan bvakat seni anak-anak MTs Al-

Ibrohimy secara khusus.65lukisan atau gambar dapat mengembangkan

kecerdasan anak, yang dilakukan dengan cara dengan mengembangkan

hobinya dalam bidang ini, disamping faktor-faktor kreativitas pada anak

65
Amal Abdussalam, Mengembangkan, hal. 222.
67

dengan cara menyikapi korelasi dan merasakan modivikasi dengan

menambah keindahan lukisan.

Anak-anak hidup dalam nuansa kebebasan dan spontanitas yang

mayoritas diserap melalui pendidikannya secara tidak langsung atas dasar

tiruannya terhadap apa yang dilihat disekelilingnya, dirumah, disekolah

dan lain-lain lukisan anak memiliki fungsi penerapan yang membantu

perkembangan kecerdasan pada anak, meskipun lukisan itu sendiri

merupakan suatu aktivitas yang terkait dengan permainan, namun ia

sekaligus dapat menjadikan komunikasi timbal balik antara seorang anak

dengan anak lainya.

3. Teater anak

Teater anak memiliki peran penting dalam pengembangan

kecerdasan anak, peran ini tumbuh dari pendengaran anak terhadap

dongeng atau cerita atau sejarah dan melakukan pada pola pandangan

imajinatif. Hal itu dikarenakan kemunculan dan perkembangan alat khusus

untuk berkomunikasi berfungsi untuk memperkaya model atau strategi

berfikir ini banyak ragamnya dan berkembang secara cepat dan cermat.

Dengan demikian teater memiliki tingkatan tertinggi dalam hal

kecerdasan, kemampuan berbahasa dan keselarasan social yang baik, serta

siswa dapat memiliki kapabilitas berinovasi yang anggun karena anak

adalah: generasi penerus pembangunan bangsa, yang diharapkan dapat

berfikir kritis, kreatif dan inovatif dalam menghadapi era globalisasi.


68

BAB III

PAPARAN DATA

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya MTS Al-Ibrohimy Galis Bangkalan

Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Ibrohimy merupakan yayasan

lokal yang berada dibawah naungan departemen agama (DEPAG) yang

bersifat nasional yaitu Lembaga Pendidikan islam, dengan misi

mengoptimalisasikan pendidikan agama bagi generasi Islam dan optimalisasi

fungsionalisasi out put YPI Al-Ibrohimy di masyarakat. Dalam rangka

menempuh optimalisasi pendidikan agama bagi generasi Islam, Yayasan

Pendidik Islam (YPI) Al-Ibrohimy mendirikan lembaga pendidikan mulai dari

TK, MI, MTS, MA dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Ibrohimy,

akan tetapi yang jadi sampel penelitian penulis adalah MTS Al-Ibrohimy yang

terletak di kecamatan Galis Bangkalan Madura

MTS Al-Ibrohimy didirikan sejak 13,Tanggal :12 September 1984 dan

operasionalnya pada tahun 1985 dengan jumlah siswa 30 dibagi dalam 2 (dua)

kelas dengan status TERCATAT dengan Nomor : B/Kw.13.4/MTs/549/2005

NSS : 21 23 52 60 3008 dengan Akte Nama:Alfian Yahya, Nomor: 13,

Tanggal :12 September 1984, dengan status TERDAFTAR.

61
69

2. Keadaan Geografis

MTS Al-Ibrohimy merupakan lembaga pendidikan yang berada di area

komplek Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Ibrohimy. Maka peneliti

memberikan gambaran geografis Yayasan Pendidikan Islam (YPI). Adapun

letak geografis MTS Al-Ibrohimy adalah

Sebelah utara : Desa Sowa'an kecamatan modung kabupaten

Bangkalan

Sebelah selatan : Jalan raya Galis atau jalan pantura yang menuju

kearah kabupaten Sampang, Pamekasan dan

kabupaten Sumenep

Sebelah timur : Berbatasan dengan jalan yang menuju ke desa

sebelah.

Sebelah barat : Perbatasan dengan pasar tradisioinal Galis.

3. Stuktur Organisasi

MTS Al-Ibrohimy merupakan lembaga pendidikan dibawah Yayasan

Pendidikan Islam (YPI) Al-Ibrohimy dan sekaligus berada dinaungan

Departemen Agama (DEPAG). Maka bentuk struktur organisasinya berupa

garis komando secara tegas dari kedua instansi tersebut. Adapu struktur

organisasi MTS Al-Ibrohimy sebagai berikut:


70

Tabel 1
Struktur Organisasi MTS Al-Ibrohimy

Kepala sekolah
Drs Nurkholis

Waka kurikulum Waka kesiswaan Waka srana prasrana Waka Humas


ANTON EDYSON,S.Pd MUJIBURROHMAN,S.A MUNIB SAg M.Alwi AMa

WALI KELAS GURU

KARIYAWAN SEKOLAH

SISWA

4. Visi dan Misi MTS Al-Ibrohimy

1. VISI : Terciptanya Insan yang Berilmu, Beriman dan

Bertaqwa serta Berakhlakul Karimah.

2. MISI : Melaksanakan Kurikulum sesuai dengan Kemajuan

dan Perkembangan Iptek yang mengacu pada ajaran Al –

Quran dan Ahlussunnah Waljamaah.


71

5. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa

a. Keadaan guru MTS Al-Ibrohimy Galis Bangkalan

MTS Al-Ibrohimy Galis mempunyai guru-guru yang profesional.

Hal ini terbukti dengan bervariatifnya tingkat kelulusan dari berbagai

perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.

Tabel 3

Guru dan karyawan MTS Al-Ibrohimy Galis Bangkalan

No Nama Guru Pendidikan Jurusan Jabatan Ket.

1 DRS.H.NUR KHOLIS S-1 Tarbiyah/PAI Kepsek

2 ANTON EDYSON,S.Pd S.1 IKIP Wakasek


Kur.
3 MUJIBURROHMAN,S.AG S.1 Tarbiyah/PAI Wakasek Sis.

4 DRS.H.WALID SYAKRONI S.1 Syari'ah GURU

5 SUMARDIANI.BA D.2 PGSD GURU

6 MOH.ALWI..AMa D.2 PGSD GURU

7 YULISTRIWINARNI ,S.Pd S.1 IKIP/PPKN GURU

8 SUDATI,S.Pd S.1 IKIP/MIPA GURU

9 ANWAR SOLIHIN, A.Ma D.2 PGSD Wali Kelas

10 SITI MUSLIMAH U.H. ,Sos.I S.1 Tarbiyah/PAI Wali Kelas

11 INDRIYO DARGO,SPd S.1 IKIP/BAHASSA GURU

12 Dra.WIWIK HARIYATI S.1 IKIP/SASTRA Wali Kelas


72

13 ABD.MUNIB.S.Ag S.1 Tarbiyah/PAI Wakasek Sar

14 R O K I B, S.Ag S.1 Tarbiyah/PAI GURU

15 AMIN IMRON,S.Ag S.1 Tarbiyah/PAI GURU

16 AMIR MAHMUD,S.Pd S.1 UNESA/OR GURU

17 MASJHUDI S.1 PGAN/PAI GURU

18 MOH.RAFI FAUZI S.1 D.2/BAHASA GURU

19 BUDI RAHMAN ,S.Pd S.1 IKIP/BAHASA GURU

20 ROZAKI,S.Pd S.1 IKIP/BAHASA Wali Kelas

21 NUR HAYATI,ST S.1 UNESA/KIMIA Wali Kelas

22 MULYANINGDIYAH,S.E S.1 IKIP/EKONOMI Wali Kelas

23 ARIS SULISTIAWAN, S,Si S.1 IKIP/IPA GURU

24 SUAIDAH. BA D.3 PAI GURU

25 ANIK ALIATUN, S.Ag S.1 Tarbiyah/PAI GURU

26 ABU SIRI, A.Ma D.2 PAI GURU

27 MOH. ADNAN, A.Ma D.2 PAI GURU

28 HOIRUDDIN S.1 Tarbiyah/PAI GURU

29 SULHAN AGUS TIANA, S. Pd S.1 IKIP/BAHASA GURU

30 MARIA ULFA, S. Ag S.1 Tarbiyah/PAI GURU

31 SITI ROMLAH YUSUF, A.Ma D.2 PAI KA.TU

32 MOH. ROSIH MA IPS PustakaWan

Dokumentasi MTS Al-Ibrohimy Galis


73

b. Keadaan Siswa MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan

MTS Al-Ibrohimy Galis Bangkalan dari tahun ke tahun mengalami

kemajuan baik dari segi kualitas dalam hal kreatif belajar siswa maupun

kuantitas. hal ini terbukti dengan banyaknya siswa yang memasuki MTS

Al-Ibrohimy Galis Bangkalan di tahun ini.

Tabel 4
Jumlah Siswa Tahun 2007/2008

KELAS VII KELAS VIII KELAS IX

A B C JML A B C JML A B C JML JML

L P L P L P L P L P L P L P L P L P

19 18 20 15 17 17 107 20 18 24 13 21 16 112 20 14 20 16 16 21 105 324

Dokumentasi MTS Al-Ibrohimy galis

6. Keadaan Sarana Prasarana Sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan

1. Sarana Fisik

Tabel 1.20
Sarana Prasarana Madarasah

No Nama/Jenis Sarana Keterangan


1 Tanah lokasi bangunan 10.402 m2
Ruang kelas 21 ruangan (8 lokal dilantai
2
2) tingkat
3 Ruang administrasi 1 ruangan
4 ruangan, terdiri
4 Laboratorium IPA laboratorium fisika, kimia,
biologi dan IPA
74

5 Komputer 37 buah
6 Peralatan keterampilan servis elektro 1 set
Peralatan keterampilan servis sepeda 1 set, dilengkapi lima sepeda
7
motor motor praktik.
8 Peralatan keterampilan tata busana 22 mesin jahit.
9 Perpustakaan 1 ruangan
10 Kendaraan 1 kendaraan roda empat
11 Musholla 2 bangunan
12 Kantin 2 bangunan
13 KOPSIS 1 ruangan
14 Perumahan Pesuruh 2 bangunan
15 UKS 1 bangunan
16 BP 1 ruangan
17 Ruang Musik 1 ruangan
18 OSIS 1 ruangan
19 Dharma Wanita 1 ruangan
20 Ketrampilan Tata Busana 1 ruangan
21 Pos SATPAM 1 bangunan
22 Multimedia 1 bangunan
23 Aula 1 bangunan
24 Asrama 1 bangunan
25 Lab. Bahasa 1 bangunan

Dalam sebuah lembaga pendidikan, kelengkapan sarana prasarana

merupakan salah satu kunci utama maju dan tidaknya lembaga pendidikan.

MTS Al-ibrohimy Galis Bangkalan mengerti akan pentingnya sarana-

prasarana sekolah. Dengan ini menurut Abd.Munib.S.Ag selaku wakasek

sarana prasarana pengadaan sarana prasarana harus selalu direncanakan dan


75

dianggarkan66. Artinya dengan semakin memadainya sarana prasaran sekolah,

akan semakin meningkatkan proses belajar mengajar. Sehingga diharapkan

dapat menciptakan proses belajar mengajar dengan efektif dan efisien. Seperti

halnya: dalam pembelajaran SKI ini siswa bisa efektif dan efisien karena

bentuk pembelajarannya atau model pembelajaranya sesuai dengan minat dan

bakat siswa atau system pembelajarannya sesuai dengan keinginan siswa.

Maka dengan itu pula siswa akan melakukan pembelajaran yang efektif dan

efisien sesuai dengan apa yang ingin dicapai oleh siswa itu sendiri.yakni siswa

mampu mampu menciptakan pembelajaran yang fun, enjoy dan

menyenangkan yang dipola sangat unik menarik dan kreatif shingga materi

jadi mudah disampaikan sehingga guru mudah untuk mengkondisikan siswa

lebih percaya diri, pemberani, imajinatif, kreatif serta inovatif dan lain-lain.

(siswa dapat menciptakan pembelajaran yang kreatif dan juga siswa bisa

membuktikan atau mengaplikasikan hasil pembelajarannya di sekolah tersebut

seperti : Siswa bisa belajar dengan humur atau permainan (Game), bermain

peran (Role play) dan Demontrasi, tetapi dapat juga dengan rasa-rasa senang

dan mereka menikmatinya.

66
Wawancara Dengan Abd.Munib.S.Ag Selaku Wakasek Sarpras MTS Al-Ibrohimy Galis,
Tanggal 1-2 Nofember 2008
76

B. Penyajian Data

1. Penerapan Strategi Pembelajaran Edutainment dalam pengembangan

kreativitas belajar pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di

sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan.

a. Strategi Pembelajaran Dalam Suasana Kelas.

Edutainment merupakan salah satu model pembelajaran yang

didesain dengan hal yang berbeda dan dikemas dalam bentuk hiburan

sehingga dapat mengubah proses pembelajaran menjadi pembelajaran

yang menyenangkan.67 Dengan terciptanya pembelajaran yang

menyenangkan maka siswa dapat lebih kreatif dalam mengekspresikan

perasaan mereka dan mengeksplorasikan pemahaman mereka.dalam

mendukung adanya pembelajaran yang menyenangkan, sekolah MTs Al-

Ibrohimy Galis Bangkalan memberikan kebebasan penuh pada siswa

dalam belajar sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing yaitu:

ada yang belajar dengan menggunakan pendekatan belajar somatic,

auditorial, visual maupun intelektual (SAVI).

Agama Islam merupakan agama yang sangat menghargai pribadi-

pribadi kreatif. Bahkan islam menganjurkan bahkan selalu menggugah

agar umatnya selalu kreatif, semakin tinggi pengetahuan seseorang maka

semakin tinggi kelancaran berfikirnya. (fluency of thingking) dengan

67
Wawancara Dengan Abd.Munib.S.Ag Selaku Wakasek Sarpras MTS Al-Ibrohimy Galis,
Tanggal 3 Nofember 2008
77

demikian pendidikan agama sangat penting dan merupakan bagian dari

kreativitas karena dapat mengembangkan atau meningkatkan kreativitas

seseorang. Kreativitas juga harus dilatih secara terus menerus agar tidak

lumpuh dan kaku salah satunya dengan mengasah dan menumbuhkan

kreativitas pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

b. Tujuan dan fungsi pembelajaran sejarah kebudayaan islam.

1. Tujuan

Adapun tujuan pembelajaran sejarah kebudayaan islam di

sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan sebagai berikut:

• Memberi pengetahuan tentang sejarah agama islam dan

kebudayaan islam kepada pada peserta didik, agar memiliki data

yang obyektif dan sistematis tentang sejarah.

• Mengapresiasi dan mengambil ibrah (bukti). Nilai dan makna yang

terdapat dalam sejarah.

• Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk

mengenalkan nilai-nilai islam berdasarkan cermatan atas fakta

sejarah yang ada.

• Membekali peserta didik untuk membentuk kepribadiannya

melalui imitasi terhadap tokoh-tokoh teladan sehingga terbentuk

kepribadian yang luhur.


78

2. Fungsi

Pembelajaran sejarah kebudayaan islam setidaknya memiliki

tiga fungsi sebagai berikut:

• Fungsi edukatif

Melalui sejarah peserta didik ditanamkan menegakkan

nilai, prisip hidup yang luhur dan islami dalam menjalankan

kehidupan sehari-hari. Yakni dengan mencontoh kisah-kisah atau

keteladanan para nabi.

• Fungsi keilmuan

Peserta didik memperoleh pengetahuan yang memadai

tentang masa lalu islam dan kebudayaan.

• Fungsi tranformasi

Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting

dalam rancangan tranformasi masyarakat.

3. Standar kompetensi mata pelajaran sejarah kebudayaan islam di sekolah

MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan.

Setandar kopensi mata pelajaran sejarah kebudayaan islam berisi

sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta didik selam

menempuh sejarah kebudayaan islam di sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis

Bangkalan.kemampuan ini berorientasi pada perilaku efektif dan

psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka


79

memperkuat keimanan, ketaqwaan kepada Alloh Swt. Kemampuan-

kemampuan yang tercantum dalam komponen kemampuan dasar ini

merupakan penjabaran dari kemampuan dasar umum yang harus dicapai

disekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan.

a) Kemampuan membiasakan untuk mencari, menyerap, menyampaikan,

dan mengguakan informasi tentang sejarah pembentukan dinasti

umayah. Biografi dan kebijakan kholifah-kholifah dinasti umayah

(muawiyah bin abi sofyan, abd malik bin marwan, walid bin abd

malik, umar bin adb azis, dan hisyam bin adb malik), kemajuan dinasti

umayah (bidang politik dan militer).

b) Kemampuan untuk membiasakan mencari, menyerap, menyampaikan

dan menggunakan informasi tentang kemajuan dinasti umayah bidang

(ilmu agam islam) dan mengkaji sebab-sebab keruntuhanya, sejarah

terbentuknya dinasti abbasiyah, geografi dan kebijakan kholifah-

kholifah abbasiyah yang terkenal (abu ja,far al-mansur, harun ar-rasyid

dan Abdullah al-makmun), kemajuan dinasti abbasiyah (bidang social

budaya, politik dan meliter).

c) Kemampuan untuk membiasakan mencari, menyerap, menyampaikan

dan menggunakan informasi tentang kemajuan-kemajuan dinasti

abbasiyah (bidang ilmu pengetahuan dan bidang ilmu agama islam),

dan mengkaji sebab-sebab keruntuhan nya, serta kemajuan-kemajuan

dinasti al-ayubiyah.
80

4. Pendekatan

Cakupan materi setiap aspek dikembangkan dalam suasana

pembelajaran yang terpadu, meliputi.

a. Keimanan, yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan atau

meningkatkan pemahaman dan keyakinan tentang adanya Allah Swt,

sebagai sumber kehidupan.

b. Pengamalan, menkondisikan peserta didik untuk memperaktekkan dan

merasakan hasil-hasil pengamalan ajaran dalam kehidupan sehari-hari

sebagaimana yang dilakukan oleh sahabat, khalifah dan para ulama,.

c. Pembiasaan, pembiasaan melaksanakan pembelajaran dengan

membiasakan sikap dan perilaku yang baik yang sesuai dengan ajaran

islam yang dicontohkan oleh sahabat, khalifah dan para ulama,.

d. Rasional, usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran

SKI dengan memfungsikan rasio peserta didik, sehingga isi dan nilai-

nilai yang ditanamkan mudah dipahami dengan penalaran.

e. Emosional, upaya menggugah perasaan (Emosi) peserta didik dalam

menghayati berbagai peristiwa dalam sejarah islam sehingga lebih

terkesan dalam peserta didik.

f. Fungsional, menyajikan materi SKI yang memberikan mamfaat nyata

bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas.


81

g. Keteladanan, yaitu pendidikan yang menempatkan dan memerankan

guru serta komponen, MTs lainnya sebagai teladan sebagai cermin dari

individu yang meneladani sahabat, kholifah dan para ulama,.

5. Penilaian

Penilaian dilakukan terhadap proses dan hasil belajar peserta didik

berupa kompetensi yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan serta

pengamalan.

Penilaian berbasis kelas terhadap ketiga ranah tersebut dilakukan

secara proporsional sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran dengan

mempertimbangkan tingkat perkembangan peserta didik serta bobot setiap

aspek dri setiap materi.

Hal ini yang perlu diperhatikan dalam penilaian SKI dalam prinsip

kotinuitas, yaitu guru secara terus menerus mengikuti pertumbuhan,

perkembangan, peningkatan, dan perubahan peserta didik. Penilaiannya tidak

saja merupakan bagian atau tes formal, melainkan juga.

a. perhatian terhadap peserta didik ketika duduk, berbicara, dan bersikap.

b. Pengamatan ketika peserta didik ketika berada diruang kelas ditempat

ibadah, dan ketika mereka bermain.

Dari berbagai pengamatan itu ada yang perlu dicatat scara tetulis

terutama tentang perilaku yang menonjol atau kelainan pertumbuhan yang

kemudian harus diikuti dengan langkah bimbingan, penilaian terhadp


82

pengamatan dapat digunakan observasi, wawancara, angket, kuesioner, skala,

sikap, dan catatan anekdot.

Dalam proses belajar mengajar pada bidang studi Sejarah

Kebudayaan Islam (SKI) di sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan

sudah berlangsung afektif dan menyenangkan serta melibatkan semua

siswa sebagai subyek pembelajaran.68 Dan dalam pembelajaran tidak

hanya dilaksanakan didalam kelas tetapi juga dilaksanakan diluar kelas,

seperti: Out door atau Out bound dsb. Hal tersebut dilakukan untuk

menghindari kejenuhan belajar pada siswa. Seperti contoh: "siswa di ajak

berdialok, berdiskusi atau berinteraksi dengan alam, siswa di ajak bermain

diluar kelas atau siswa diajak bercerita tentang para sahabat Nabi SAW

atau kholifah-kholifah pada zaman atau pada pemerintahan Nabi SAW"

Dalam strategi pembelajaran Edutainment sekolah MTs sangat

memperhatikan baik pada opening, proses maupun closing pada proses

pembelajaran, pada kegiatan tersebut siswa ditekankan pada nilai-nilai

aqidah yang tujuannya untuk menanamkan memori keagamaan pada diri

siswa, agar nilai-nilai aqidah tersebut dapat membiasakan pada kehidupan

sehari-hari.69

68
Observasi 6-7 Desember 2008.
69
Wawancara Dengan Abd.Munib.S.Ag Selaku Wakasek Sarpras MTS Al-Ibrohimy Galis,
Tanggal 14-16 Nofember 2008
83

Pada strategi pembelajaran disekolah MTs Al-Ibrohimy

pebelajaran edutainment memberikan kebbebasan penuh terhadap guru

dalam menggunakan metode yang berfareasiyang dianggap sesuai

dengan tema yang akan diajarkan, sehingga guru tidak terlihat dengan

satu metode saja. Guru bias menggunakan beberapa metode secara

bergantian bahkan secara bersamaan dan satu pertemuan.

Adapun strategi pembelajaran yang digunakan dalam

mengembangkan atau meningkatkan kreativitas siswa menurut Abd

Munib S.Ag adalah sebagai berikut:

1. Memanfaatkan sesuatu menjadi ber mamfaat baik dengan memakai


biaya maupun yang tidak dengan memakai biaya.
2. Mendayagunakan lingkungan yang ada, misalnya halaman sekolah,
lapangan, masjid dan sebagainya.
3. Pada pengelolahan kelas guru yang mendesain kelas sering dan
skreatif mungkin,adapun pada kelas atas II dan III siswa diikut
sertakan dalam mendesain dan mengeloala kelas.

Sebagaimana yang telah dikutip dari hasil wawancara dengan Abd.

Munib S. Ag. Kami simpulkan bahwasanya yang sesungguhnya dalam

membangun atau meningkatkan kreativitas siswa di bidang studi SKI

sangat diperlukan karena hampir semua guru memakai metode ceramah

sampai sekarang akhirnya ditemukannya strategi atau model pembelajaran

edutainment. Sehingga siswa belajar merasa sangat enjoy, menyenangkan

dan tidak membosankan lagi bagi siswa. Disitu juga siswa merasa tidak

belajar seaka-akan dipenjara lagi karena hampir setiap harinya bentuk atau

model pembelajaran dikemas dalam bentuk permainan contoh: siswa


84

diberikan pertanyaan atau dituntut untuk menceritakan kisah-kisah para

nabi didepan teman-teman mereka saling bergantian sesuai dengan metode

atau pola, bentuk, cerita yang akan disampaikan oleh siswa itu sendiri

dengan efektif dan efisien yakni sesuai dengan yang diharapkan oleh guru

itu sendiri.

Terkadang siswa diajak memanfaatkan atau mendaya gunakan

lingkungan yang ada sesuai dengan pengelolaan yang didesain oleh guru

dan siswa siswi ikut terlibat didalamnya sehingga muatan pendidikan bisa

dikembangkan sesuai dengan nalar fikir siswa itu sendiri.

Dalam penyajian mata pelajaran sejarah kebudayaan islam (SKI),

sekolah ini menggunakan model tematik (Tema) yang dirumuskan oleh

tim dan pengembangan sekolah.70 (TIPS) tujuannya adalah: untuk

mempermudah proses pembelajaran mata pelajarannya juga dikemas

dalam suasana bermain dan bereksprimen sehingga suasana kelas tidak

lagi membosankan, tetapi justru merupakan sarana bermain yang edukatif

dan menyenangkan bagi siswa serta dalam penyajian mata

pelajarannyapun diaplikasikan secara integral dengan menjadikan

pelajaran agama (SKI) menjadi sebagai ruh dari seluruh mata pelajaran

70
Wawancara dan Observasi 18-22 Nofember 2008
85

yang ada, sehingga pelajaran tidak berjalan secara dikotomi melainkan

mengisi dan senantiasa terkait dengan nilai-niali aqidah islam.71

Sebagaimana dikatakan oleh Drs. H. Nurkholis bahwa pada

strategi pembelajaran Edutainment guru MTs tidak diperkenankan

memberikan label negatif seperti: dilarang marah, berkata kasar atau

semacamnya yang dapat menurunkan energi positif. Semangat dan

percaya diri siswa, meski siswa melakukan kesalahanpun guru

diperkenankan mengingat kan menegur dengan bahasa mereka dan sesuai

dengan jiwa psikologi siswa dengan arahan-arahan atau kata-kata sopan,

baik dan mengena, dalam proses pembealajaran siswa diberi kebebasan

bergerak baik dalam mengungkapkan ide, pikiran maupun kebebasan

berekspresi dan berkreasi serta tidak diperkenankan adanya tekanan yang

membuat siswa takut, minder atau hal lain yang dapat menyumbat

kreativitas siswa, tetapi siswa sekolah kreatif diberi kebebasan dalam

belajar agar menjadi siswa yang pemberani, percaya diri, kreatif dan

inovatif.

Model pembelajaran Edutainment memberikan kebebasan

berkreasi pada guru dalam memilih dan menggunakan metode

pembelajaran yang dianggap sesuai. Sehingga guru tidak harus terikat

pada satu metode saja bahkan guru bisa mengguankan beberapa metode

71
Wawancara Dengan Abd.Munib.S.Ag Selaku Wakasek Sarpras MTS Al-Ibrohimy Galis,
Tanggal 24 Nofember 2008
86

secara bergantian atau secara bersamaan dalam satu pertemuan sehingga

metode tersebut dapat mendukung proses pembelajaran yang dapat

mengembangkan atau meningkatkan kreativitas siswa. Pada pembelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) adalah sebagai berikut: Misalnya:

• Card Shot (Menyortir kartu)

• Diskusi (Tanya jawab)

• Galerry Walk (Pameran berjalan)

Pada pertemuan pertama dan seterusnya guru melaksanakan

proses pembelajaran dengan menggunakan metode atau strategi peer

lesson. Pada pertemuan pertama ini presentasi dilaksanakan oleh

kelompok pertama yang membahas pokok bahasan “Rasul Ulul Asmi”

dengan menggunakan metode “Card Short (menyorti kartu)”. Pada

pertemuan kedua, dilanjutkan oleh kelompok dua yang membahas pokok

bahasan tentang “Para kholifah” dengan menggunakan metode “Diskusi”.

Dan pada pertemuan ketiga yang merupakan pertemuan terakhir ini adalah

kelompok tiga yang membahas pokok bahasan tentang “Bangunan atau

kerajaan pada zaman” dimana pada kelompok ini menggunakan metode

“Galerry Walk (pameran berjalan)” atau dengan menampilkan gambar-

gambar beserta penjelasannya. Namun dari kesemua materi tersebut

seluruh kelompok tidak pernah melewatkan penggunaan metode diskusi

dan tanya jawab.


87

Setelah semua materi disampaikan, guru memberi kesimpulan atas

semua materi yang telah dipelajari dan memberi kesempatan kepada siswa

untuk bertanya terhadap materi-materi yang belum dipahami.

Dalam hal ini penulis melihat bahwa dalam melaksanakan tugasnya

siswa bersemangat dan antusias sekali. Hal ini terlihat ketika mereka

segera menuju perpustakaan sekolah untuk mencari informasi-informasi

atau literatur yang berkaitan dengan materi yang mereka dapat dan

menyelesaikannya sesegera mungkin sesuai waktu yang telah ditentukan.

Dan ini juga menjukkan bahwa kedisiplinan siswa dalam belajar sangat

tinggi.

Selain itu siswa juga terlihat prilaku siswa yang selama proses

pembelajaran serta kerjasamanya dengan teman-temannya sangat baik

sehingga selalu siap dan aktif dan kompak dalam mengikuti setiap proses

pembelajaran.sebagian metode yang digunakan terkadang seperti:

1. Metode demontrasi

Di gunakan untuk materi yang membutuhkan praktek

langsung, seperti: Sholat, wudlu, manasik haji, tayammum, dsb supaya

siswa bisa mempraktekkan langsung atau mengaplikasikan secara

langsung didepan siswa-siswa yang lain.

2. Metode teks dril atau latihan

Digunakan untuk materi yang dibutuhkan praktek yang

berbentuk hafalan misalnya: membaca al-qur,an dan menceritakan


88

sejarah-sejarah para nabi dan sebagainya.sehingga siswa bisa terbiasa

dan berani menumbuhkan kecerdasan otakya.

3. Metode tadabur alam

Dilakukan dengan mengadakan kunjungan berbagai tempat

tertentu, metode yang digunakanpun bervareasi untuk menghindari

kejenuhan dan kebosanan selama mengikuti pembelajaran misalnya:

Out bound atau Fielt trip

4. Metode cerita

Digunakan dengan menjelaskan materi dengan alur cerita

biasanya digunakan untuk menceritakan tentang kisah-kisah Nabi dan

sebagainya supaya: siswa bisa mencontoh dan menumbuhkan jiwa

pemimpin yang adil dan islami.

5. Metode gambar

Digunakan untuk memperkuat pemahaman siswa mengenai

pembelajaran. Dengan metode gambar ini siswa dapat mengepresikan

karyanya dalam bentuk gambar yakni: siswa bisa menggambarkan

sesuai dengan ide dan nalar fikir siswa itu sendiri.

a) Desain Pembelajaran

Dalam aplikasinya atau penerapanya, pelaksanaan pembelajaran

Edutainment di sekolah MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan.

1. Mengawali kegiatan
89

Disekolah MTs Al-Ibrohimy galis bangkalan, sebelum masuk

kelas siswa diberi pelajaran disiplin diri dalam hidupnya. Setelah itu tiap

siswa masuk kelas secara teratur yang kemudian dilanjutkan dengan do,a

yang dipimpin siswa secara bergilir. Pelajaran dimualai atau materi

disampaikan pada siswa, guru terlebih dahulu memberi pre tes pada siswa

tentang materi yang akan disampaikan yang berupa tes lisan atau Tanya

jawab.

2. Proses pembelajaran

Dalam proses ini siswa mendapat penjelasan secara singkat materi

yang akan dibahas, kemudian siswa kembali kemeja masing-masing untuk

mengerjakan lembar kerja (work sheet) untuk mendukung program

tersebut kegiatan pembelajaran ditempuh melalui dua cara:

a. Kunjungan ke obyek secara langsung (out dour).

Dalam kunjungan ini siswa diperlihatkan secara langsung atau

dipraktekkan secara langsung pada obyek yang akan dipelajari oleh

siswa itu sendiri. Sesuai dengan bentuk atau model pembelajaran yang

sudah dikemas dengan strategi pembelajaran edutainment.

b. Mendatangkan guru tamu ke sekolah.

Dalam pembelajaran ini siswa diuji atau dites dengan pola

pikir yang telah didapat dalam pembelajaran edutainment tesebut.

Yakni dilakukan studi banding dengan sekolah-sekolah lain untuk

mencari prestasi-prestasi yang menonjol. Disamping itu pula


90

mendatangkan guru tamu kesekolah agar pemahaman yang belum

didapat oleh guru tersebut bisa disampaikan oleh guru tamu itu

kemudian siswa bisa mengaplikasikan sesuai apa yang telah

disampaikan oleh guru tamu tersebut.

Pada akhir kegiatan kunjungan atau mendengarkan guru tamu,

siswa diwajibkan membuat laporan tertulis. Adapun pada

pembealajaran edutainment guru harus senantiasa mengaftifkan

selama proses pembalajaran yakni dengan mendesain pelajaran yang

menentang, merangsang daya fikir siswa untuk menentukan dan

mempermudah siswa dalam mencari jawaban sendiri, yang harus

diperhatikan dalam proses pembelajaran yaitu:

9 Sumber belajar dan media pembelajaran.

Sumber belajar dan media pembelajaran merupakan suatu hal

yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam

memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan

keterampilan dalam proses belajar mengajar serta merupakan dua

hal yang tidak dapat dipisahkan karena merupakan factor

pendukung dan penunjang dalam proses pembelajaran. Dengan

sumber dan media pembelajaran maka materi dapat disampaikan

dengan lebih mudah dan menarik dalam proses belajar mengajar

bagi siswa, maka tidak membatasi siswa dalam memilih dan

menggunakan literatur seperti tidak adanya paket sehingga siswa


91

bebas memperoleh bahan pelajaran dari beberapa sumber antara

lain bisa berupa buku, jurnal, majalah, Koran,

internet,perpustakaan, nara sumber dan lain-lain. Sedangkan

media yang digunakan dalam pembelajaran SKI adalah audio

visual (VCD) media cetak, computer, lingkungan sekitar, media

gambar serta sarana prasarana lain yang menunjang proses belajar

mengajar. Misalnya: siswa belajar studi SKI berbagai macam

bentuk atau model pembelajaran dengan sarana prasarana yang

telah disediakan dilembaga tersebut. Maka siswa akan belajar

dengan enjoy dan terasa pembelajaran semakin menyenangkan,

dengan lengkapnya sarana prasarana tersebut maka pembelajaran

akan terasa efektif dan efisien. Maka dari itu pula sekolah MTs Al-

Ibrohimy menyiapkan sarana prasarana yang lengkap, sesuai

dengan kebutuhan belajar mengajar sekolah MTs Al-Ibrohimy

teersebut.

9 Materi pelajaran

Merupakan salah satu penunjang proses pembelajaran jika

tidak ada materi pelajaran maka proses pembelajaran tidak akan

terlaksana dan tidak akan bermakna.

3. Mengakhiri kegiatan

Sebelum kegiatan diakhiri dan untuk mengetahui hasil pembelajaran

yang diperoleh siswa selama pembelajaran, guru mengadakan post tes.


92

b) Aplikasi Pembelajaran Edutainment

1. Belajar melalui bermain seperti mengajak siswa melihat cerita-cerita para

nabi kemudian dipresentasikan didepan teman-teman atau siswa-siawa

yang lain sesuai dengan kemampuan atau sesuai dengan apa yang dicatat

atau yang ditangkap dalam proses pemutaran VCD tersebut. Sesuai

dengan tema dan topic yang telah dibahas saat itu.

2. Setelah emosi siswa teraspirasikan melalui kegiatan tersebut baru

kemudian siswa diajak mengerjakan materi sesuai dengan tema atau

pokok masalah yang dipakai.

3. Mengenal benda atau opyek secara kongkrit, sehingga belajar diluar kelas

menjadi bagian yang sangat penting.

4. Memberikan ruang gerak yang cukup dan mendorong daya perkembangan

nalar dan kretivitas siswa.

5. Pembelajaran disusun secara integrated yang "di ikat" melalui tema-tema

tertentu.

6. Lembar kerja kreatif (LKK) dibuat bervareatif dan kreatif dengan

memamfaatkan banyak kertas.

7. Sekolah kreatif tidak menggukan buku paket tertentu bahan pelajaran dari

bahan apa saja yang penting relevan seperti: dari buku-buku perpustakaan,

majalah, jurnal, vcd, siaran tv, praktisi hingga internet.

8. Setiap kelas terdapat perpustakaan mini, computer dan rak folder siswa.
93

c) Model Evaluasi Siswa

Di Sekolah MTs Al-Ibrohimy galis bangkalan, evaluasi hasil belajar

atau penilaian kelas dialsanakan secara terintegrasi dalam kegiatan belajar

mengajar dan dengan berbagai cara untuk mengetahui segala potensi yang

dimiliki siswa adapun evaluasi pada pembelajaran edutainment sebagian

diuraikan diatas, maka evaluasi model konvensional tidak memadai lagi. Oleh

karena itu diadakan mudivikasi dan penyempurnaan dalam cara mengevaluasi,

penilaian tidak hanya secara kualitatif (angka-angka dan rapor) tetapi juga

secara kualitatif dalam bentuk narasi, sisi yang dievaluasi tidak hanya

kompetensi akan seni dan keterampilan motorik saja akan tetapi keterampilan

social juga, kepribadian dan leadership.72 Serta penilaian dilakukan secara

otentik yang mencakup 3 ranah (kognitif, afektif,dan psikomotorik). Terlebih

dalam pembelajaran SKI yang dalam pembelajaran nya harus melibatkan ke 3

ranah tersebut.

Adapun keistimewaan model pembelajaran edutainment yaitu:

a. Mampu menciptakan pembelajaran yang fun, enjoy dan menyenangkan.

b. Desain pembelajaran dan dsesain kelas dipola sangat unik menarik dan

kreatif.

c. Memakai berbagai pendekatan pembelajaran yang savi (somatic,

audiotorial, visual dan intelektual)

d. Memakai berbagai metode pembelajaran yang bervareatif.


72
Observasi 3-4 Desember 2008.
94

Kelebihan-kelebihan model pembelajaran edutainment antara lain:

a. Materi jadi mudah disampaikan.

b. Mempermudah guru dalam mengkondisikan kelas.

c. Siswa lebih percaya diri, pemberani, imjinatif, kreatif serta inovatif dan

lain-lain.

d. Siswa mampu menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan

sehari-hari.

Kelemahan model pembelajaran edutainment.

a. Biaya relative cukup mahal.

b. Memerlukan penanganan dan tenaga ekstra baik dalam mendesain

pembelajaran,desain kelas maupun dalam menciptakan ide-ide kreatif

pembelajaran.

c. Ketidak siapan guru dan wali murid dalam menghadapi peserta didik yang

begitu menonjol.73

d) Pengembangan Kretivitas Belajar Pada Bidang Studi Sejarah

Kebudayaan Islam (SKI)

Didalam penerapanya, sekolah MTs Al-Ibrohimy galis bangkalan

banyak melakukan pengembangan, kreativitas belajar, terutama yang terkait

dengan mata pelajaran SKI. Misalkan: siswa di beri kesempatan untuk

berkreasi dan berfikir kreatif, yang pada dasarnya guru kebanyakan memakai

metode ceramah, kemudian untuk menjadikan dan mengembangkan


73
Wawancara Dengan Ustadz Mujiburrohman. S. Ag. 6-7 Desember 2008.
95

kreativitas siswa akhirnya guru membuat metode atau menyampaikan materi

dengan berbentuk yang menyenangkan

Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan atau

menghasilkan sesuatu yang baru. Kretif sudah ada dalam diri siswa sejak ia

lahir, untuk mengembangkan kretivitas siswa diperlukan metode atau cara

yang jitu. Dalam pelaksanaan pembelajaran SKI, proses pembelajarannya

bersifat aplikatif, dengan model aplikatif ini digunakan agar pembelajaran

tidak terasa kaku tetapi menyenangkan bagi siswa sehingga mampu dan

terbiasa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.74

a. Dengan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda-beda dan

bervareatif yang digunakan secara bergantian bahkan ada yang secara

bersamaan dalam satu pertemuan.

b. Pengembangan aktivitas nampak pada cara siswa mengepresikan wark

sheet dan LKK dengan memberikan coretan atau cerita-cerita yang

menarik dan beragam serta bentuk dan mempola bahasa atau cara

menyampaikan nya dengan sesuai selera mereka atau kemampuan mereka.

c. Suasana kelas diciptakan dalam kondisi yang ceria menyenangkan dan

penuh kegembiraan.

Adapun untuk merangsang dan mengasah otak siswa dan

mengembangkan kreativitas siswa pada materi SKI atau tarikh dikelas 1-2

guru menumbuhkan nyadengan memberi tugas kelompok (tugas portopolio)


74
Wawancara dengan Drs. H. Nurkholis (Kepala Sekolah), 10-12 Desember 2008.
96

yang mana tiap kelompok diberi tugas meringkas atau merangkum materi

yang telah dijelaskan guru pada awal pelajaran pada kertas polio dengan

bahasa mereka.

Adapun tujuan dari pengembangan kreativitas belajar SKI adalah untuk

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan pada diri siswa sehingga

siswa tidak lagi merasa bosan atau jenuh dalam belajar.

e) Kreativitas belajar siswa pada bidang studi SKI di sekolah MTs Al-

Ibrohimy Galis Bangkalan

Kreativitas belajar SKI Adalah kemampuan melihat hal-hal yang tidak

dilihat orang lain disekitar tetapi mampu membuat keterkaitan-keterkaitan

yang tidak terfikirkan oleh orang lain. Sehingga proses usaha yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara

keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi

dengan lingkungan. Upaya sadar untuk menyiapkan siswa dalam menyakini,

memahami, menghayati dan mengamalkan agama islam Melalui sejarah

peserta didik ditanamkan menegakkan nilai, prisip hidup yang luhur dan

islami dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Maka kreativitas merupakan

kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru. Kretif

sudah ada dalam diri siswa sejak ia lahir, untuk mengembangkan kretivitas

siswa diperlukan metode atau cara yang jitu. Dalam pelaksanaan

pembelajaran SKI, proses pembelajarannya bersifat aplikatif, dengan model

aplikatif ini digunakan agar pembelajaran tidak terasa kaku tetapi


97

menyenangkan bagi siswa sehingga mampu dan terbiasa menerapkan dalam

kehidupan sehari-hari.75

Dengan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda-beda dan

bervareatif yang digunakan secara bergantian bahkan ada yang secara

bersamaan dalam satu pertemuan. Pengembangan aktivitas nampak pada cara

siswa mengepresikan wark sheet dan LKK dengan memberikan coretan atau

cerita-cerita yang menarik dan beragam serta bentuk dan mempola bahasa

atau cara menyampaikan nya dengan sesuai selera mereka atau kemampuan

mereka.Suasana kelas diciptakan dalam kondisi yang ceria menyenangkan dan

penuh kegembiraan.

Dengan dasar definisi bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang

untuk menciptakan atau menemukan sesuatu yang baru, mudah beradaptasi,

bisa memecahkan persoalannya dengan inisiatifnya sendiri dan mampu

menjadi pemimpin buat dirinya sendiri, maka apa yang dihasilkan dari

penerapan edutainment adalah bagian dari kerativitas.

Sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan yang memadai tentang

masa lalu islam dan kebudayaan. Sejarah merupakan salah satu sumber yang

sangat pentingdalam rancang tranformasi masyarakat.

f) Strategi pembelajaran edutainment dapat meningkatkan kretivitas

belajar siswa pada bidang studi SKI disekolah MTs Al-Ibrohimy Galis

Bangkalan.
75
Wawancara dengan Drs. H. Nurkholis (Kepala Sekolah), 10-12 Desember 2008.
98

Setelah mengadakan penelitian baik melalui wawancara, opservasi

maupun dokumentasi, dapat ditemukan beberapa hasil edutainment dalam

mengembangkan kreativitas di bidang studi SKI. Seperti contoh: Sesuai

dengan hasil penelitian tersebut siswa pada dasarnya kreatif, dengan adanya

pembelajaran edutainment siswa bisa mengembangkan kreativitasnya pada

bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), karena pada dasarnya guru

kebanyakan menggunakan metode ceramah yaitu metode yang membosankan

bagi siswa kemudian dengan datangnya atau ditemukannya strategi atau

model pembelajaran edutainment maka siswa bisa berkreasi atau siswa bisa

mengaplikasikan model pembelajaran dengan enjoy dan menyenangkan.

Abd Munib S.Ag. selaku tim inovasi dan pengembangan sekolah (TIPS)

mengungkapkan bahwa model pembelajaran edutainment ini sangat penting

dan bermamfaat, karena model pembelajaran edutainment sangat mendukung

dan membantu dan mengembangkan kreativitas siswa khususnya pada

pembelajaran SKI.76dengan suasana yang gembira, riang dan mengasikkan

akan membuat siswa siap belajar dengan mudah karena dapat membantu

siswa dalam memahami konsep-konsep dan pengertian secara alamiah serta

dapat mengubah sikap negatif menjadi positif.

Sekolah MTs Al-Ibrohimy, juga memberikan pembinaan leadership

pada diri siswa antara lain dengan memberikan kesempatan siswa untuk

memimpin secara bergilir baik kegiatan do,a barisan maupun kelompok.


76
Wawancara dengan Abd Munib S. Ag. 9 Desember 2008.
99

Dalam pengembangan kretivitas SKI, guru senantiasa menanamkan rasa

kepedulian pada siswa, seperti yang tercermin pada diri siswa yang

mempunyai rasa kepedulian yang besar pada kaum kurang mampu hal yang

samapun terlihat ketika mereka mendapat tugas kepasar dekat sekolah atau

mini market untuk berbelanja mereka diharuskan mampu melakukan tawar

menawar.

Pada siswa sekolah MTs Al-Ibrohimy selalu ditumbuhkan rasa percaya

diri dengan menampilkan siswa diseni, assembly, atau out bound yang sesuai

dengan kemampuan anak. Adapun salah satu ajang ekstern sekolah MTs Al-

Ibrohimy kerapkali mengikuti lomba tingkat DIKNAS sekecamatan, guna

membiasakan berani tampil didepan public dengan adanya even-even

diharapkan untuk meningkatkan potensi siswa dan mengembangkan

kreativitas siswa baik dalam belajar maupun berkarya.

C. Analisis Data

1. Penerapan model atau strategi pembelajaran edutainment dalam

pengembangan kreativtas belajar pada bidang studi SKI disekolah MTs

Al-Ibrohimy galis bangkalan.

Berdasarkan pemaparan data diatas, pada fase ini data-data tersebut akan

dianalisis, adapun untuk mempermudah pembacaan, analisa data akan peneliti

sampaikan berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat.

Dalam penerapanya, model atau strategi pembelajaran edutainment pada

bidang studi SKI disekolah MTs Al-Ibrohimy mempunyai strategi


100

pembelajaran khusus yakni pembelajaran yang dikemas dalam bentuk hiburan

selain itu juga siswa diberikan kebebasan penuh untuk memilih gaya belajar

sesuai dengan kecenderungan belajarnya masing-masing yakni dengan

pendekatan belajar somatic, auditorial, visual maupun intelektual (SAVI)

maka proses belajar akan berlangsung menyenangkan sehingga siswa dapat

lebih kreatif dalam mengepresikan perasaan mereka dan mengeksplorasikan

pemahaman mereka.

Hal ini sejalan dengan pendapat Mayke S, Tedjasaputra. Yang

menekankan pentingnya bermain dalam belajar karena kegiatan bermain

maupun mainan yang dinikmati anak dapat digunakan untuk menarik

perhatian serta pengetahuan mereka

Lebih lanjud juga Mayke S, Tedjasaputra menyatakan bahwa selain

berfungsi penting bagi perkembangan pribadi, bermain saat belajar juga

mempunyai fungsi sosisal dan emosional, melalui bermain pula anak

memahami kaitan antara dirinya dan lingkungan sosialnya belajar bergaul dan

memahami aturan ataupun tata cara pergaulan, selain itu kegiatan bermain

berkaitan erat dengan perkembangan kognitif anak.

Empat pendekatan yang digunakan diatas (SAVI) tidak berbeda dengan

empat pendekatan yang dipakai oleh model Accelerated learning, yang

didalamnya juga ada penekanan untuk senantiasa menghargai kecenderungan

belajar masing-masing pembelajaran.


101

Bisa dianalisa dengan pandangan Ahmad Sapari dalam bukunya "

pendidikan dan sensitipitas guru yang kreatif " yang mengutif konsep paolo

freire, tentang bagaimana pembelajaran yang membebaskan. Pembelajaran

yang membebaskan adalah pembelajaran yang didalamnya tidak ada lagi

tekanan baik tekanan fisik maupun psikologis, seperti halnya yang telah

diterapkan dalam proses belajar mengajar di MTs Al-Ibrohimy bahwa

pembelajaran itu haruslah mampu membebaskan pikrin peserta didik dari

tekanan atau intimidasi dari pihak manapun. Sebab tekanan apapun namanya

hanya akan mengerdirkan pikiran siswa sedangkan kebebasan apapun

wujudnya akan dapat mendorong terciptanya iklim pembelajaran (learning

climate) yang kondusif.

Menurut Silberman, cara belajar dengan mendengarkan akan mudah

lupa, dengan cara mendengarkan dan melihat akan ingat sedikit, dengan cara

mendengarkan atau melihat dan mendiskusikan dengan siswa lain akan

paham, dengan cara mendengar atau melihat mendiskusikan dengan

melakukan akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan dan cara untuk

menguasai pelajaran yang terbagus adalah dengan mengajarkan77.

Proses belajar dalam model ini juga menekankan pada keterlibatan siswa

sebagai subyek pendidikan siswa tidak lagi diposisikan sebagai obyek pasif

yang hanya bisa duduk manis dan mendengarkan penjelasan gurunya

77
Pelajari John p..Meller, Humanizing The Classroom: Models Of Teaching In Affektif
Education, (new york: praeger publishers, 1976).hal, 32-33
102

hubungan antara pendidik dan siswa yang sering kali terdapat sekat yang

kerap menghambat komunikasi, tidak berhubungan antara guru dan siswa

diliputi keakraban dan keharmunisan, guru erposisi sebagai sahabat bagi

peserta didik hubungan tersebut berpegang teguh pada prisip saling

menghormati.

Dalam hal berpakaian dan pemilihan buku pelajaran yang dijadikan

rujukan ini juga memberikan kebebasan, untuk memilih referensi rujukan

misalnya: majalah, Koran, radio, tv, internet, dan lain-lain. Selain dilakukan

didalam kelas, proses belajar juga diluar ruangan tujuanya untuk menghindari

kejenuhan.

Strategi edutainment juga memperhatikan opening proses maupun

klosing pada proses pembelajaran, terdapat penekanan pada nilai-nilai aqidah

yang tujuanya untuk menanamkan memori keagamaan pada diri siswa

sebagaimana sempat disinggung oleh ustadz Munib S. Ag. Salah satu

pendidik dilembaga pendidik tersebut, bahwa strategi pembealjaran yang

digunakan berusaha untuk menjadi segala sesuatu menjadi lebih bermamfaat,

melakukan maksimalisasi lingkungan yang ada disekitar serta pengelolaan

kelas sering dan sekreatif mungkin.

Penyajian mata pelajaran dalam metode ini menggunakan model

thematic tujuanya adalah untuk mempermudah proses pembelajaran dalam

pelajaranya, agama diposisikan sebagai ruh dari semua mata pelajaran yang

ada. Semua penerapan diatas diarahkan untuk mengembangkan kreativitas


103

siswa disekolah MTs Al-Ibrohimy dengan mengguankan metode

pembelajaran yang berbeda-beda yang berfareatif yang digunakan secara

bergantian, diciptakanya dalam kondisi kelas yang ceria, menyenangkan, dan

penuh kegembiraan.

2. Kreativitas belajar siswa pada bidang studi SKI di sekolah MTs Al-

Ibrohimy Galis Bangkalan.

Kreativitas belajar siswa pada bidang studi SKI di sekolah MTs Al-

Ibrohimy Galis Bangkalan : yaitu kemampuan melihat hal-hal yang tidak

dilihat orang lain disekitar tetapi mampu membuat keterkaitan-keterkaitan

yang tidak terfikirkan oleh orang lain. Sehingga proses usaha yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara

keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi

dengan lingkungan. Upaya sadar untuk menyiapkan siswa dalam menyakini,

memahami, menghayati dan mengamalkan agama islam Melalui sejarah

peserta didik ditanamkan menegakkan nilai, prisip hidup yang luhur dan

islami dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Peserta didik memperoleh

pengetahuan yang memadai tentang masa lalu islam dan kebudayaan. Sejarah

merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam rancangan

tranformasi masyarakat. Dengan dasar definisi bahwa kreativitas adalah

seperti halnya kemampuan seseorang untuk menciptakan atau menemukan

sesuatu yang baru, mudah beradaptasi, bisa memecahkan persoalannya

dengan inisiatifnya sendiri dan mampu menjadi pemimpin buat dirinya


104

sendiri, maka apa yang dihasilkan dari penerapan Edutainment adalah bagian

dari kerativitas.

3. Strategi pembelajaran edutainment dapat meningkatkan kretivitas

belajar siswa pada bidang studi SKI disekolah MTs Al-Ibrohimy.

Dengan dasar definisi bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang

untuk menciptakan atau menemukan sesuatu yang baru, mudah beradaptasi,

bisa memecahkan persoalannya dengan inisiatifnya sendiri dan mampu

menjadi pemimpin buat dirinya sendiri, maka apa yang dihasilkan dari

penerapan edutainment adalah bagian dari kerativitas. Adapun untuk

merangsang dan mengasah otak siswa dan mengembangkan kreativitas siswa

pada materi SKI atau tarikh dikelas 1-2 guru menumbuhkan nyadengan

memberi tugas kelompok (tugas portopolio) yang mana tiap kelompok diberi

tugas meringkas atau merangkum materi yang telah dijelaskan guru pada awal

pelajaran pada kertas polio dengan bahasa mereka.

Beberapa poin dampak positif dari penerapan edutainment tidak lain

dilatari oleh keseriusan penyelenggara pendidikan (lembaga pendidikan

bersangkutan) dalam upaya meningkatkan mutu pendidikannya, yang salah

satu aspeknya adalah tentang kreativitas peserta didiknya.

Pertama: Edutainment sangat mendukung dan membantu

mengembangkan kreativitas siswa khususnya pada pembelajaran SKI. Karena

pada pembelajaran studi SKI ini sangat bermamfaat bagi kehidupan

masyarakat dan berguna bagi manusia didunia dan akhirat. Dan juga karena
105

siswa yang kreatif maka siswa akan gampang untuk menyampaikan suatu

keahliannya.

Kedua: Edutainment mampu menjadikan siswa mempunyai kemampuan

dasar untuk menjadi pembelajaran yang mampu untuk mengatur diri,

memecahkan masalah dan dapat meningkatkan pengembangan pribadi.

Karena dengan kemampuan siswa yang meningkat maka siswa tidak akan

merasa kesulitan lagi.

Ketiga: Edutainment mampu membuat siswa siap belajar dengan mudah

karena terbantu oleh adanya konsep-konsep dan pengertian secara alamiah

serta dapat mengubah sikap nigatif menjadi positif seperti: percaya diri,

pemberani, imajinatif, humaoris, kreatif, inovatif dll. Karena dengan sikap

pemberani siswa akan menjadi sangat dibutuhkan dan tidak akan cangguh

untuk menghadapi suatu masalah.

Keempat: Edutainment dapat mempengaruhi siswa agar dapat

membiasakan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Karena

dengan belajar SKI siswa yang lain akan bisa terpengaruh dan termutivasi

untuk belajar yang kreatif.

Keempat indikasi kreativitas diatas sejalan dengan apa yang sempat

disinggung oleh Sutrisno bahwa pendidikan dikembangkan agar dapat

mengahsilkan subyek didik yang kreatif. Belajar adalah proses seumur hidup

tidak hanya pada saat manusia mengennyam dunia pendidikan kreativitas

tersebut lahir dari satu proses aktualisasi diri yang berkesinambungan bahwa
106

sumber dari kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri

mengujudkan potensi dorongan untuk berkembang dan menjadi matang,

kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaptifkan semua kemampuan

organisme.

Dengan demikian model pembelajaran edutainment sangat penting dan

bermamfaat dalam proses belajar mengajar khususnya dalam pengembangan

kreativitas belajar siswa pada pendidikan sejarah kebudayaan islam (SKI)

karena model pembelajaran edutainment merupakan salah satu bentuk inovasi

pendidikan pada pola pembelajaran yang benar-benar disesuaikan dengan

psikologi siswa dan merupakan pembelajaran yang sangat menyenangkan,

yang mampu mengembangkan kreativitas siswa serta sangat efektif diterapkan

dalam sejarah kebudayaan islam (SKI).


107

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Penerapan strategi pembelajaran edutainment pada bidang studi SKI disekolah

MTs Al-Ibrohimy Galis Bangkalan mempunyai strategi pembelajaran khusus,

yakni pembelajaran yang dikemas dalam bentuk hiburan. Metode

pembelajaran yang digunakan juga beragam.Kreativitas menjadi bagian

terpenting yang dijadikan landas pijak dalam penerapan strategi pembelajaran

edutainment, dalam proses pembelajaranya, model ini juga menekankan pada

keterlibatan siswa sebagai subyek pendidikan yang didukung dengan adanya

hubungan yang diliputi ke akraban dan keharmunisan antara guru dan peserta

didik.

2. Kreativitas belajar siswa pada bidang studi SKI di sekolah MTs Al-Ibrohimy

Galis Bangkalan Adalah kemampuan melihat hal-hal yang tidak dilihat orang

lain disekitar tetapi mampu membuat keterkaitan-keterkaitan yang tidak

terfikirkan oleh orang lain. Melalui sejarah peserta didik ditanamkan

menegakkan nilai, prisip hidup yang luhur dan islami dalam menjalankan

kehidupan sehari-hari. Peserta didik memperoleh pengetahuan yang memadai

tentang masa lalu islam dan kebudayaan. Sejarah merupakan salah satu

sumber yang sangat penting dalam rancang tranformasi masyarakat.


108

3. Adapun yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dari penerapan strategi

edutainment disekolah MTs Al-Ibohimy Galis Bangkalan adalah :

(a).Mendukung dan membantu kreativitas siswa khususnya pada

pembelajaran SKI. (b). Mampu mengatur diri, memecahkan masalah dan

dapat meningkatkan pengembangan pribadi. (c). Membuat siswa siap belajar

dengan mudah karena terbantu oleh adanya konsep-konsep dan pengertian

secara alamiah, serta dapat mengubah sikap negative menjadi positif, seperti

percaya diri, pemberani, kreatif serta inovatif dsb.

B. Saran

1. Kepada kepala sekolah MTs Al-Ibrohimy galis bangkalan dan seluruh pihak
93
sekolah untuk selalu mengadakan inovasi baru baik mengenai managemen,

SDM. Strategi maupun metode pembelajaran pendidikan guna menghasilkan

mutu pendidikan yang berkualitas tinggi.

2. Dari pihak sekolah diharapkan dapat menampung semua aspirasi dari masing-

masing guru baik mengenai metode, media maupun sarana dan prasarana yang

diperlukan dalam melangsungkan proses pembelajaran.

3. Untuk setiap guru diharapkan lebih meningkatkan kualitas serta

profesionalitas sebagai figur yang ditauladani siswa, dengan menambah

wawasan dan pengalaman serta selalu mengadakan perubahan kearah yang

lebih baik lagi.


109

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu & Supriono, 1991. Psikologi Belajar. Jakarta : Rinika Cipta.

Al-Kholili Abdussalam Ahmad, 2005. Mengembangkan Kreativitas Ana. Karta


Timur. Pustaka Al-Kautsar

Arikunto Suharsimi, 1993. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta.


Renika Cipta.

Asrohah Hanum, 2004. “Pendidikan Islam Dalam KBK : Studi Tentang


Pengembangan Pembelajaran PAI Model di MINU Waru 1 Sidoarjo”.
Jurnal: Nizamia.

Azsa Azyumardi, 1999. Pendidikan Islam. Ciputat, Kalimah

Bungin.Burhan, 2006. Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Grafindo Persada.

D. Marimbah Achmad, 1974. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al-


Ma'arif.

Dariyo Agoes, 2003. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo


Widya Sarana Indonesia.

Fise The Rianto dan Handoko Martin FIC. 2004. Pendidikan Pada Usia Dini :
Tuntunan Psikologi Dan Pedagogis Bagi Pendidikan Dan Orang Tua.
Jakarta : Grasindo.

Hadari Nawawi, 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta. Gadjah Mada
Univercity Press.

Hadi Sutrisno, 1989. Metodologi Rasearh, Yogyakarta : Andi Offset. Jilid I

Hamzah, Buno, 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Pendidikan Proses Belajar


Mengajar Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Ibnu Majah Sunan, Juz 1 Hadits. Bairut, Dar Al-kitab Al-Ilmiah,tt.


Kasiram Moch., Pelaksanan Pendidikan Agama Pada Sekolah-Sekolah Dikota
Malang,

L. Silberman Melvin, 1996..Aktive Learning: 101 Strategies To Teacb Any Subject.


USA: Allyn & bacon.
110

Mardalis. 2006. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Aksara.

Margono S, 1995.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara.

Moloeng Lexy, 2007. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung : Rosda Karya.

Mulyasa E, 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep Karakteristik dan


Implementasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Munandar Utami, 2002. Kreatifitas Dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi


Kreatif Dan Anak Berbakat, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Musbikin Imam, 2006. Mendidik Anak Kreatif Ala Eistein. Yogyakarta: Mitra
Pustaka.

Nashor H. Fuad i & Rachmy Diana M, 2002. Mengembangkan Kreativitas Dalam


Persepektif Psikologi Islam. Yogyakarta : Menara Kudus.

Nurdin Syafrudin, 2005. Model Pembelajaran Yang Memperhatikan Keberagaman


Individu Siswa Dalam KBK. Jakarta : PT. Quantum teching.

P. Meller Pelajari, John. 1976. Humanizing The Classroom: Models Of Teaching In


Affektif. Education. New York: Praeger Publishers.

S. Tedjasa Putra Mayke, 2001. Bermain, Mainan Dan Permainan : Untuk Pendidikan
Usia Dini, Jakarta : Grasindo.

Sapari Ahmad, 2003. Pendidikan Dan Sensifitas Guru Yang Kreatif. Didatika. Senin.
8 Desember.

Selayang Pandang Sekolah Mts Al – Ibrohimy Galis Bangkalan. 2005: Untuk


Pendidikan Usia Dini.

Shihab Quraish, Tafsir Al-Misbah : Pesan, Kesan dan Kesuksesan Al-Qur,an. Vol. 7.
Jakarta : Lentera Hati.

Sholeh Khudhori A, 2003. Pemikiran Islam Kontemporer. Yogyakarta : Jendela.

Sudono Anggaini, 2003. Sumber Belajar dan Alat Permainan: Untuk Pendidikan
Usia Dini. Jakarta Grasindo.

Suprayoso Imam Tabroni, 2001. Metodologi Penenilitian Sosiual Agama. Bandung:


Remaja Rosda Karya
111

Supriadi. Dedi, 2003. Anak Balita adalah Masa Emas Perkembangan Otak Kanan
Terlalu Saying Jika Tidak Diolah. Republic : Jum,at. 11. Juli.

Sutrisno, 2005. Revolusi Pendidikan Di Indonesia. Membedah Metode Dan Teknik


Pendidikan Berbasis Kompetens. Yogyakarta : Ar-Ruzz.

Undang-Undang Republik Indonesia, 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional


Bandung: Citra Umbara..

Vycoh Joyce, 2003. Menjadi Super Kreatif: Melalui Merode Pemetaan Fikiran.
Bandung: Kaita.

Wawancara dengan Abd Munib S. Ag. 9 Desember 2008.

Wawancara Dengan Abd.Munib.S.Ag Selaku Wakasek Sarpras MTS Al-Ibrohimy


Galis, Tanggal 3 Nofember 2008

Wawancara dengan Drs. H. Nurkholis (kepala sekolah), 10-12 Desember 2008.

Wawancara dengan Ustadz Mujiburrohman. S. Ag. 6-7 Desember 2008.

Widodo Supriono Dan Abu Ahmadi, 1991. Psikologi Belajar. Jakarta. Reneka Cipta.

Zamroni, 2002. Paradikma Pendidikan Masa Depan. yokyakarta : Biopgraf


Publishing.
112

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN


Saya bertanda tangan dibawah ini:
Nama : MUCHTARUL WAHID
NIM : D03304068
Jurusan/program studi : Kependidikan Islam (KI)
Fakultas : Tarbiyah

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya sendiri, bahwa merupakan pengambilan alihan tulisan atau
pemikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pemikiran saya sendiri.
Apabila kemudian terbukti atau dapat dabuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima atas perbuatan tersebut.

Surabaya, 11 februari 2009


Yang membuat peryataan
Tanda tangan

MUCHTARUL WAHID
D03304068
113

RIWAYAT HIDUP
Nama : Muctarul Wahid
Tempat tanggal lahir : Bangkalan
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Dsn Longke'Tengah, Galis, Bangkalan
Fakultas/jurusan : Tarbiyah/kependidikan islam
NIM : D03304068
Asal sekolah : 1. MI Al-IBrohimy Galis, Bangkalan
2 MTs. Al-IBrohimy. Galis, Bangkalan
3. MA. Al-IBrohimy Galis, Bangkala
114

Lampiran

1. Struktur Komite Sekolah


MTS juga mempunyai relasi yang membantu baik proses belajar-
mengajar maupun menjalin hubungan masyarakat sehingga antara kepala
sekolah, guru, murid, wali murid dan tokoh masyarakat mempunyai hubungan
yang sangat dekat, dalam hubungan ini di sebut komite sekolah.

Tabel 2
Struktur Organisasi Komite Sekolah

Ketua komite sekolah


MOH.ALWI.AMA

Wakil ketua
TURDI

Sekretaris Bendahara
ABD.MUNIB.S.Ag SANWANI

Wakil sekretaris Wakil bendahara


ABUSIRI AMa SITI ROMLAH

Anggota
1.Mujiburrahman Sag Guru
2.Ust. Jailani Mashuri Tokoh Masyarakat
3.Ir. Maslihah SAg Tabel 5Wali Murid
4.Hosnan Wali Murid
Data inventaris
5.Rokib SAg Alumni
MTS Al-Ibrohimy Galis Bangkalan
No. Keadaan Peralatan Yang Dimiliki Penemuan Tahun
115

Kondisi
Nama Jumlah Bai Perlu 04 05 06 07
Rusak
k Perbaikan
1 Sepeda Motor 1 V V V
2 Meja Pimpinan 5 V V V
3 Meja TU 4 V V
4 Kursi kerja 9 V V V V
5 Meja Komp Kantor 3 V V V
6 Bangku Siswa 300 V V V
7 Meja Guru LAB 2 V V
8 Meja OSIS 1 V V
9 Meja Guru 29 V V
10 Meja Guru kelas 12 V V V
11 Meja Loker Guru 2 V V V
12 Kursi Siswa Kelas 300 V V V
14 Kursi Guru 29 V V
15 Kursi Guru Kelas 12 V V V
16 Kursi Guru LAB 2 V V
17 Meja + Kursi Piket 2 V V
18 Komputer TU 3 V V V
19 Printer TU 3 V V V
20 Scanner TU 1 V V
21 TV 4 V V V
22 AC 10 V V V
23 Kipas Angin 12 V V V
24 Almari 16 V V
25 Rak Arsip 1 V V
116

Keadaan Peralatan Yang Dimiliki Penemuan Tahun


Kondisi
No.
Nama Jumlah Bai Perlu 04 05 06 07
Rusak
k Perbaikan
26 Filling Cabinet 1 V V
27 Radio Tape 4 V V
28 Warless 1 V V
29 DVD 1 V V
30 Sound Lab 2 V V
31 Mega Phone 1 V V
32 Speaker 4 V V V
33 Sound Kelas 15 V V V
34 Jam Dinding 13 V V
35 Dispenser 1 V V
36 Magic Com 1 V V
37 Lemari Es 1 V V
38 White Board 28 V V V
39 Papan Data + Pengum. 33 V V
40 Gambar Pres +wakil 25 V V
41 Mesin Ketik LAB 10 V V V V
42 Komputer LAB 20 V V V V V V
43 Printer Lab. 21 V V V
44 Telpon/Fax 1 V V
Dokumentasi MTS Al-Ibrohimy galis
117

PEDOMAN INTERVIEW
Untuk Tutor Pendidikan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

1. Apakah model pembelajaran menurut anda..?


2. sejak kapan pembelajaran edutainment dikembangkan..?
3. bagaimana penerapan model atau strategi pembelajaran edutainment dalam
pengembangan kreativitas belajar pada bidang studi (SKI) di sekolah MTs Al-
Ibrohimy galis bangkalan..?
4. usaha apa saja yang dilakukan sekolah MTs Al-Ibrohimy dalam penerapan
strategi edutainment..?
5. kendala-kendala apa saja yang dihadapi selam mengembangkan pembelajaran
edutainment..?
6. apa harapan sekolah MTs Al-Ibrohimy dalam penerapan pembelajaran
edutainment..?
7. bagaimana kurikulum dan silabus yang dipakai sekolah tersebut..?
8. apakah penerapan model atau strategi pembelajaran edutainment diterapkan pada
semua mata pelajaran..?
9. strategi dan model apa yang dipakai oleh guru SKI dalam mengembangkan
keratifitas siswa..?
10. apa pelajaran SKI merupakan pembelajaran yang mudah dan menyenangkan bagi
siswa..?
11. apakah pembelajaran edutainment pada bidang studi SKI sudah efektif dan
menyenangkan..?
12. apakah indicator pembelajaran pada bidang studi SKI sudah berlangsung efektif..?
13. apakah pembelajaran edutainment dapat mengembangkan kretivitas siswa
terutama pada pembelajaran SKI..?
14. bagaimana hasil yang dicapai dari penerapan strategi pembelajaran edutainment
dalam pengembangan kreatifitas belajar pada bidang studi SKI..?
118

You might also like