You are on page 1of 28

Hukum

Pengangkutan
Kelompok 3
Akses
(Akuntansi Kelas Satu S)
Alfi Barki (03)
Andi Eka Iftitah Nurdin (04)
Arif Indra Kusuma (06)
Diena Novianti Masrurah (10)
Hukla Diva Ajiraga Anugraha Putra (17)
Tegar Wicaksono (35)
Undang-Undang Hukum Perdata
Pasal 499. Menurut paham undang-undang yang
dinamakan kebendaan ialah, tiap-tiap barang dan tiap-tiap
hak , yang dapat dikuasai oleh hak milik.

503. Tiap-tiap kebendaan ialah bertubuh atau tak bertubuh


 
504. Tiap-tiap kebendaan adalah bergerak atau tak bergerak,
satu sama lain menurut ketantuan-keentuan dalam kedua
bagian berikut.

505. Tiap-tiap kebendaan bergerak adalah dapat dihabiskan


atau tak dapat dihabiskan; kebendaan dikatakan dapat
dihabiskan, bilamana karena karena dipakai, menjadi habis.
Benda
Kebendaan ialah tiap-tiap barang dan tiap-tiap
hak , yang dapat dikuasai oleh hak milik,
bertubuh atau tak bertubuh, dan bergerak atau
tak bergerak
Pada Peraturan dan Syarat-Syarat Pengiriman PT.
Trimuda Nuansa Citra poin 2 disebutkan bahwa:

Barang-barang yang dilarang untuk dikirim adalah sebagai berikut:


 Uang tunai, surat-surat berharga (cek, giro, obligasi, saham, sertifikat,
BL, L/C, credit card dan sejenisnya)
 Perhiasan, batu-batu berharga (jewellery)
 Barang yang mudah meledak, beracun, atau dapat merusak barang-barang
lainnya (prohibited/corrosive/explosive item)
 Barang yang menimbulkan bau secara tajam
 Narkotika, ganja, minuman keras dan obat-obat terlarang sejenisnya
 Barang cetakan, rekaman, atau barang lainnya yang bertentangan dengan
nilai kesusilaan, SARA, dan dapat mengganggu stabilitas keamanan dan
ketertiban umum
 Barang berupa makhluk hidup seperti hewan, tumbuh-tumbuhan ilegal
atau yang dilindungi
No. 2
Apakah barang-barang yang disebutkan tersebut
termasuk kategori benda menurut hukum?
Pasal 499 KUH Perdata berbunyi, “Menurut Undang-
undang, barang adalah tiap benda dan tiap hak yang
dapat menjadi obyek dari hak milik” dari bunyi pasal
tersebut secara umum semua barang yang disebutkan
dilarang dikirim pada persyaratan tergolong dalam
benda karena dapat dimiliki dan dikuasai oleh
perseorangan atau lebih
 Pasal 500 KUH Perdata yang menyatakan, “Segala sesuatu
yang termasuk dalam suatu barang karena hukum
perlekatan, begitu pula segala hasilnya, baik hasil alam,
maupun hasil usaha kerajinan, selama melekat pada dahan
atau akarnya, atau terpaut pada tanah, adalah bagian dan
barang itu”

 Dengan demikian Perhiasan, batu-batu berharga (jewellery),


Barang yang mudah meledak, beracun, atau dapat merusak
barang-barang lainnya (prohibited/corrosive/explosive item),
Narkotika, ganja, minuman keras dan obat-obat terlarang
sejenisnya, Barang cetakan, rekaman, atau barang lainnya
yang bertentangan dengan nilai kesusilaan, SARA, dan dapat
mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban umum dapat
digolongkan sebagai benda karena penciptaannya melalui
suatu proses atau usaha.
Uang tunai, surat-surat berharga (cek, giro, obligasi, saham, sertifikat, BL,
L/C, credit card dan sejenisnya) menurut pasal pasal 511 KUH Perdata
dapat dimasukkan ke dalam kategori barang yang dianggap bergerak
karena undang-undang
Barang berupa makhluk hidup seperti hewan, tumbuh-tumbuhan ilegal atau
yang dilindungi termasuk kategori barang yang merupakan hasil alami,
yaitu barang yang dihasilkan oleh tanah atau yang dilahirkan oleh
binatang-binatang menurut pasal 502 KUH Perdata

Benda yang berbau tajam, kita ambil contoh misalnya durian karena durian
memiliki bau yang menyengat. Jika kita ambil contoh Durian,
berdasarkan pasal 500 dan 502 KUH Perdata Durian dapat dimasukkan
dalam kategori benda karena berasal dari alam (hasil alami)
Sumber lain:
MODUL/HAND OUT MP PENUNJANG 06/07
Hukum Benda
DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI PEJABAT LELANG

e. Benda dalam perdagangan dan benda luar perdagangan


Arti penting dari pembedaan ini terletak pada pemindah
tanganan benda tersebut karena jual beli atau karena warisan.
Benda dalam perdagangan dapat diperjual belikan dengan
bebas, atau diwariskan kepada ahli waris, sedangkan benda
luar perdagangan tidak dapat diperjual belikan atau
diwariskan, umpamanya tanah wakaf, narkotika, benda benda
yang melanggar ketertiban dan kesusilaan .
Apakah PT. Trimuda Nuansa Citra diperbolehkan untuk memeriksa
isi kiriman? Jika diperbolehkan, maka bagaimana mekanismenya?

No. 3
Peraturan...
• Peraturan dan syarat pengiriman adalah
bentuk perjanjian yang diajukan oleh
Perusahaan dan ditandatangani oleh
customer.
Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan
dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain
atau lebih. (KUHPer Pasal 1313)
Perjanjian...
• Perjanjian ini adalah sah karena...
Perjanjian adalah sah karena :
1. Kesepakatan
2. Kecakapan untuk membuat perikatan
3. Suatu hal tertentu
4. Suatu sebab yang halal
(KUHPer Pasal 1320)
Pasal 3 Ketentuan Pengiriman
3. PT. TRIMUDA NUANSA CITRA tidak melakukan
pemeriksaan isi kiriman sehingga apabila terjadi
ketidaksesuaian maka pihak pengirim
bertanggung jawab sepenuhnya tanpa melibatkan
PT. TRIMUDA NUANSA CITRA atas pelanggaran
hukum terjadi. Namun demikian apabila ada
barang/dokumen yang dicurigai, maka PT.
TRIMUDA NUANSA CITRA berhak melakukan
pemeriksaan atas barang dan dokumen tersebut.
Analisis
• Perusahaan berhak untuk memeriksa isi
kiriman berdasarkan kecurigaan Perusahaan,
dan harus mengenai pasal 2 dari syarat
pengiriman.
• Dalam pemeriksaan harus sesuai dengan pasal
483 KUHD
Tetapi Dalam Pasal 2
2. Barang-barang yang dilarang untuk dikirim adalah sebagai berikut:
a) Uang tunai, surat-surat berharga
b) Perhiasan, batu-batu berharga
c) Barang yang mudah meledak, beracun, atau dapat merusak barang
lainnya
d) Barang yang menimbulkan bau tajam
e) Narkotika, ganja, minuman keras dan obat terlarang sejenisnya
f) Barang cetakan, rekaman atau barang lainnya yang bertentangan
dengan nilai kesusilaan, SARA dan dapat mengganggu stabilitas,
keamanan, dan ketertiban umum
g) Barang berupa makhluk hidup seperti hewan, tumbuh-tumbuhan
ilegal atau yang dilindungi.
Mekanisme
Baik pengangkut maupun penerima berwenang untuk minta agar
diadakan pemeriksaan olah hakim tentang keadaan sewaktu barang
diserahkan atau telah diserahkan, beserta anggaran penaksiran kerugian
yang ditimbulkannya. Pengangkatan ahli-ahli dilakukan oleh ketua raad
van justitie, bila dalam wilayah tempat terjadinya penyerahan ada
pengadilan tinggi, atau kalau tidak ada, oleh residentierechter atau bila
ia tidak hadir, terhalang atau tidak ada, oleh kepala Pemerintahan
Daerah setempat, dan dalam semua hal, setelah pihak lain atau
wakilnya didengar atau dipanggil secukupnya. Pemeriksaan yang
dimaksud dalam pasal ini tidak boleh dilakukan sedemikian rupa,
sehingga peraturan dinas kapal pelayaran terganggu karenanya. Tautan
KUHD 94, 361, 472dst, 481, 484 dst, 489 dst, 712, 746;Rv. 215 dst, 313
(KUHD pasal 483)
Pada Peraturan dan Syarat-Syarat Pengiriman PT. Trimuda Citra
Poin 4 C disebutkan bahwa:

4.Pihak PT.TRIMUDA NUANSA CITRA tidak


bertanggung jawab atas
C. Kerusakan atau kehilangan barang/dokumen yang
disebabkan karena bencana alam,huru hara, perang
(force majeure) serta pencurian,perampokan, dan
pembajakan.
No. 4
Apakah Poin Tersebut Sesuai dengan Peraturan
Perundangan yang Ada?
Undang Undang Acuan

Pada UU no.38 tahun 2009 Pasal 31 ayat 1 dan 2 disebutkan bahwa:


(1) Penyelenggara Pos wajib memberikan ganti rugi atas kerugian yang
dialami oleh pengguna layanan pos akibat kelalaian dan/atau kesalahan
Penyelenggara Pos.
(2) Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku
jika kehilangan atau kerusakan terjadi karena bencana alam, keadaan
darurat, atau hal lain di luar kemampuan manusia.
Undang Undang Acuan
Para pengangkut dan juragan kapal harus bertanggung jawab
atas semua kerusakan yang terjadi pada barang-barang
dagangan atau barang-barang yang telah diterima untuk
diangkut, kecuali hal itu disebabkan oleh cacat barang itu
sendiri, atau oleh keadaan di luar kekuasaan mereka atau oleh
kesalahan atau kelalaian pengirim atau ekspeditur sendiri.
(Pasal 91 KUHd)
Undang Undang Acuan
Perjanjian pengangkutan menjanjikan pengangkut untuk menjaga
keselamatan barang yang harus diangkut dari saat penerimaan
sampai saat penyerahannya. Pengangkut harus mengganti
kerugian karena tidak menyerahkan seluruh atau sebagian
barangnya atau karena ada kerusakan, kecuali bila Ia
membuktikan bahwa tidak diserahkannya barang itu seluruhnya
atau sebagian atau kerusakannya itu adalah akibat suatu kejadian
yang selayaknya tidak dapat dicegah atau dihindarinya, akibat
sifatnya, keadaannya atau suatu cacat barangnya sendiri atau
akibat kesalahan pengirim. Ia bertanggung jawab atas tindakan
orang yang dipekerjakannya, dan terhadap benda yang
digunakannya dalam pengangkutan itu. (Pasal 468 KUHd)
Undang Undang Acuan
Pengangkut bertanggung jawab untuk kerugian yang
disebabkan oleh penyerahan barang yang terlambat, kecuali
bila ia membuktikan, bahwa keterlambatan itu adalah akibat
suatu kejadian yang selayaknya tidak dapat dicegah atau
dihindarinya. (Pasal 477 KUHd)
Analisis
Berdasarkan undang undang yang ada
disebutkan dengan jelas bahwa jika terjadi
sesuatu yang tidak dapat dicegah atau
dihindari maka barang yang rusak tersebut
bukan tanggung jawab dari pengangkut.
Namun, pengangkut wajib menyerahkan bukti
adanya kejadian tersebut.
Point 5

Point yang dipersoalkan

5b. “Jika terjadi kehilangan/kekurangan atas


barang/dokumen yang dikirim tanpa perlindungan
asuransi, dan disebabkan karena kelalaian PT
Trimuda Nuansa Citra, maka pihak PT Trimuda
Nuansa Citra akan melakukan penggantian
maksimal sepuluh kali biaya pengiriman
barang/dokumen yang hilang/maksimal satu juta
dengan melihat biaya terendah.”
No. 5

Untuk ganti pengiriman yang rusak/cacat apakah sesuai


dengan undang-undang?
Analisis

Tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal-pasal yang


mendukung pernyataan ini adalah:

• KUHD pasal 472


Ganti rugi yang harus dibayar oleh pengangkut karena tidak menyerahkan
seluruhnya atau sebagian dari barang-barang, dihitung menurut nilai
barang yang macam dan sifatnya sama di tempat tujuan, pada waktu
barang itu seharusnya diserahkan, dikurangi dengan apa yang dihemat
untuk bea, biaya dan biaya angkutan karena tidak adanya penyerahan.
Bila muatan selebihnya dengan ketentuan tujuan yang sama, sebagai
akibat suatu sebab untuk hal mana pengangkut tidak bertanggung jawab,
tidak mencapai tujuannya, maka ganti ruginya dihitung menurut nilai
barang yang macam dan sifatnya sama di tempat dan pada waktu barang
itu didatangkan. (Tautan : KUHPerd. 1246 dst.; KUHD 366, 473, 476, 517c.)
• Pasal 473
Dalam hal adanya kerusakan, maka harus diganti
jumlah uang yang diperoleh dengan mengurangi nilai
yang dimaksud dalam pasal 472 dengan nilai barang
yang rusak, dan selisih ini dikurangi dengan apa yang
dihemat untuk bea, biaya dan biaya angkutan karena
adanya kerusakan.(KUHD 476, 483, 517c.)

You might also like