Professional Documents
Culture Documents
Zer0 O_o
Menjelang SNMPTN
lim 4 x 2 + 8 x − x 2 + 1 − x 2 + x
x →∞
?
Mau, donk
MAJALAH Zer0 nya.
Pengantar
Ini adalah edisi pertama MAJALAH Zer0. Editor
Majalah ini akan berisi matematika dan kaitannya
dengan ilmu komputer. Majalah ini dibuat sebagai Bernard, glupdotup@yahoo.com
salah satu jalur informasi perkembangan
Johan Gunardi,
matematika, khususnya Indonesia, dengan tujuan
mengubah paradigma masyarakat secara umum johan.gunardi@yahoo.com
bahwa matematika itu mematikan, kalau tidak
hanya menakutkan, dengan menegaskan kaitan
matematika dan pemecahan masalah.
Blog
Orientasi penyampaian materi pada majalah
ini adalah pemecahan masalah: bukan hanya http://zer0toinfty.wordpress.com
menginformasikan melainkan menguak motivasi,
sehingga pembaca bisa terlibat secara aktif dalam http://artofmathematics.wordpress.com
memecahkan masalah melalui materi yang ada.
Akibatnya siswa dapat belajar secara mandiri
bagaimana agar lebih percaya diri dalam
mengambil keputusan pada setiap langkah
pemecahan masalah berdasarkan argumentasi
yang masuk akal. Kegiatan seperti ini memang
sedang gencar diusahakan penerapannya pada
kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah,
sehingga usaha kami ini diharapkan dapat menjadi
jembatan menuju kegiatan belajar mengajar yang
diimpikan itu.
Majalah ini dibuat untuk siswa yang sedang
menjalani pendidikan dasar 12 tahun dan secara
khusus untuk siswa yang hendak mengikuti OSN.
Dan tentu saja untuk para pencita matematika
secara lebih umum.
MAJALAH Zer0 dibangun oleh beberapa
kolom. Saat ini kami menyediakan lima kolom
utama, yaitu artikel, catatan sekolah, masalah dan
solusi, berita, dan iklan. Untuk setiap kolom, kami
mengundang pembaca untuk turut berpartisipasi
menyumbangkan ide, atau iklan khusus untuk
kolom iklan, dengan cara mengirimkan tulisan
Anda ke salah satu alamat imel editor. Selain
materi kami juga terbuka pada kritik dan saran
untuk mengembangkan MAJALAH Zer0. Serta
untuk membangun komunitas kami menyediakan
beberapa blog dimana majalah ini tersedia.
Selamat menikmati.
MAJALAH Zer0 EDISI 01 | JULI 2008 4
Menjelang SNMPTN
Kita berharap matematika semudah mengedipkan mata yang terjadi secara alami
bahkan ada kesan kendali alam bawah sadar. Untuk mengasah intuisi kita terhadap
matematika kita perlu banyak latihan. Latihan merupakan hal yang benar-benar mujarab
mengatasi masalah matematika. Tetapi, seperti latihan untuk tubuh, latihan matematika
juga harus rutin dengan bobot yang ditingkatkan setiap kali latihan. Buang jauh-jauh-jauh
pikiran merusak bahwa matematika itu sulit karena justru itulah yang mebuat kita sulit.
Ingat pepatah: cara kita menanggapi suatu masalah menentukan seberapa sukses kita
menyelesaikannya. Jadi jangan takut hadapi saja, habisi semua soal, dan raih
kemengangan. Bagi mereka yang akan mengikuti SNMPTN sekedar memberitahu:
matematika itu ladang skor khususnya matematika...umum..eh dasar. SNMPTN
merupakan seleksi nasional untuk masuk beberapa perguruan tinggi terkemuka di
Indonesia. Akibatnya persaingan dalam SNMPTN sangat ketat, sehingga bagi kamu yang
akan mengikutinya diperlukan kesiapan materi dan mental. Kesiapan materi biasanya
memengaruhi kesiapan mental, sehingga diperlukan proses latihan yang kontinu dengan
bobot yang memberat sampai standar SNMPTN atau bahkan lebih. Hadapi saja
matematika dengan serius, tetapi santai.
Teknisnya kita bahas beberapa contoh bagaimana menghadapi masalah matematika
untuk mendapatkan trik yang mengarahkan pada solusi. Masalah yang akan kita bahas
adalah masalah persamaan dan fungsi dan teori limit.
Sebelum kita mempunyai ide untuk mengatasi masalah matematika, biasanya kita
perlu merasakan terlebih dahulu masalah itu. Langkah paling alami untuk menyelesaikan
masalah seperti ini adalah memformulasikan ulang apa yang sudah diketahui. Jika kita
menyubsitusikan g ( x) pada f D g kita akan mendapatkan persamaan
f ( x 2 − 2 x + 3) = x 3 − 6 x + 3 .
Wow. Bila kita mencari fungsi f(x) terlebih dahulu tentunya akan sangat sukar.
Namun, bila mempertimbangkan permintaan masalah, yaitu mencari f(5), maka pencarian
f(x) tidak diperlukan. Karena kita harus mencari f(5), maka kita perlu mencari x sehingga
g(x) = 5. Dengan nilai x ini kita bisa mendapatkan f(5), yaitu menyubsitusi nilai x itu pada
ekspresi x3 − 6 x + 3 .
x2 − 2 x − 2 = 0 .
MAJALAH Zer0 EDISI 01 | JULI 2008 5
Tampilan masalah ini tampak begitu berantakan! Biasanya masalah yang ditampilkan
cukup berantakan solusinya akan mudah terlihat setelah kita mempercantik tampilannya.
Jika informasi yang diberikan ditulis ulang akan tampak ekspresi yang lebih baik:
f −1 D p = g D r ,
dengan fungsi baru p(x) = x3 dan r(x) = 2x – 1. Masalahnya masih tetap sama yaitu
mencari f(x). Tidak ada salahnya cicipi dulu sebelum melanjutkan baca.
Persamaan diatas tampak seperti persamaan 1 x ⋅ y = w ⋅ z dengan w,x,y,z tak nol,
sehingga x = y ⋅ z −1 ⋅ w−1 . Analogi ini akan membantu kita menyelesaikan persamaan
fungsi. Konjektur yang dapat kita tarik adalah bila p, q, dan r fungsi x yang mempunyai
balikan serta memenuhi p D q = r , maka p = r D q −1 .
Mari kita coba buktikan. Ingat kembali bahwa unsur identitas dalam ruang fungsi
yang punya balikan adalah x, yaitu p D p −1 = x dan p −1 D p = x . Jadi p D q = r ekuivalen
dengan p D q D q −1 = r D q −1 atau p = r D q −1 . Sekarang konjektur sudah terbukti. Dengan
cara yang sama kita juga dapat membuktikan bahwa q = p −1 D r . Sekarang kita bisa
membuktikannya.
Solusi. Berdasarkan persamaan yang diketahui kita akan memperoleh ekuivalensi
f −1 D p = g D r ,
f D f −1 D p D r −1 = f D g D r D r −1 ,
p D r −1 = f D g ,
p D r −1 D g −1 = f D g D g −1 ,
p D r −1 D g −1 = f .
Jika kita mencari secara langsung nilai x dari persamaan yang diketahui kita akan
kesulitan menghadapi persamaan pangkat empat. Yang kita cari adalah nilai x 4 + x −4 dan
yang menjadi masalah sekarang adalah hubungan nilai itu dengan persamaan yang
diketahui. Karena yang ditanya melibatkan pangkat empat, sedangkan yang diketahui
melibatkan pangkat dua, mungkin kita bisa menguadratkan persamaan yang diketahui
untuk memunculkan suku yang dicari. Dan kita beruntung karena ketika menguadratkan
persamaan yang diketahui kita peroleh x 4 + 2 x 2 x −2 + x −4 = 16 atau x 4 + x −4 = 16 − 2 = 14 .
Solusi. x 4 + x −4 = ( x 2 + x −2 ) 2 − 2 = 14 .
Masalah ini cukup membingungkan jika kita tidak paham arti nilai mutlak. Mutlak x,
| x | , untuk setiap bilangan real x didefinisikan sebagai
⎧ x, x≥0
| x |= ⎨
⎩ − x, x < 0.
Jadi mutlak x selalu lebih besar atau sama dengan 0.
Solusi. Karena nilai mutlak selalu ≥ 0, maka | x + y − 4 |= 0 =| x − y + 2 | . Secara khusus
| x + y − 4 |= 0 yang mengakibatkan x + y = 4. Jadi |x + y| = 4.
Pertanyaannya langsung pada permasalahan. Salah satu cara yang paling naïf adalah
mencari akar-akar x dan kemudian menjumlahkannya, tetapi usaha pencariannya malah
akan membuat kita mandek. Jika kita misalkan y = (log 3) x , maka persamaan itu menjadi
persamaan kuadrat dalam y. Dengan mengingat sifat pengalian pangkat kita coba
keberuntungan dengan mengalikan akar-akar y, sehingga diperoleh
(log 3) x1 (log 3) x2 = log 3
(log 3) x1 + x2 = log 3.
Solusi. Persamaan yang diinginkan equivalen dengan ((log 3) x )2 + (log 3) x + log 3 = 0
yang merupakan persamaan kuadrat dalam (log 3) x . Hasil kali kedua akarnya adalah
MAJALAH Zer0 EDISI 01 | JULI 2008 7
6
Contoh 6. Sederhanakan A = sehingga penyebutnya rasional.
3
2 + 3 22 + 1
4
Sket. Masalah ini tidak seperti masalah merasionalkan penyebut biasa, karena melibatkan
akar pangkat 3. Dan membuat kita mandek bahkan di langkah pertama. Ok, yang menjadi
pertanyaan berikutnya mungkin bagaimana bentuk sederhananya jika memang bilangan
itu dapat dirasionalkan penyebutnya. Sambil menerka-nerka kita kita misalkan hasilnya
berbentuk a 3 22 + b 3 2 + c . Maka kita punya persamaan,
6
= a 3 22 + b 3 2 + c .
3
2 + 2 +1
4 3 2
Kalikan silang dan kelompokkan berdasarkan akar pangkat tiga, kita peroleh
(a + 2b + c) 3 22 + (2a + b + 2c) 3 2 + 4a + 2b + c = 6 .
⎧ 4a + 2b + c = 6
⎪
⎨ 2a + b + 2c = 0
⎪ a + 2b + c = 0.
⎩
6(a − 1) 6(a − 1) 6( 3 4 − 1)
A= = = = 2 3 4 − 2.
(a + a + 1)(a − 1)
2
a −1
3
4 −1
α 1
Contoh 7. Jika α dan β adalah akar persamaan x 2 + bx − 2 = 0 dan =α − ,
2β 2
tentukan b + 1.
MAJALAH Zer0 EDISI 01 | JULI 2008 8
x1 + x2
Contoh 9. Jika 6(12) x + 4 = 24 ⋅ 6 x + 2 x akar-akarnya adalah x1 dan x2 , berapa ?
x1 x2
Solusi. Perhatikan bahwa persamaan yang diberikan equivalen dengan
6 ⋅ 6 x (2 x − 4) = 2 x − 4 atau (2 x − 4)(6 ⋅ 6 x − 1) = 0 . Sehingga 2 x = 4 atau 6 ⋅ 6x = 1 yang
secara berturut-turut mengakibatkan x = 2 atau x = −1 . Jadi akar-akar persamaan
6(12) x + 4 = 24 ⋅ 6 x + 2 x adalah 2 dan -1, sehingga bagaimana pun urutannya nilai
x1 + x2 1
=− .
x1 x2 2
f ( x) f '( x)
lim = lim .
x→s g ( x) x→ s g '( x)
x2 + x − 2 4 + 2 − 2
Contoh 1. lim = = 2 , karena bentuknya sudah tertentu.
x →0 x2 − x 4−2
a a −b b ( a − b )( a 2 + ab + b 2 )
Contoh 2. lim = lim = b + b + b = 3b . Dan
a− b
a →b a →b
a− b
tentu saja masalah ini dapat diselesaikan dengan mengaplikasikan teorema L’Hospital
karena fungsi limitnya berbentuk tak tentu.
3s 2 − st − 2t 2 ( s − t )(3s + 2t ) 5
Contoh 3. lim = lim = .
s →t s t − st
2 2 s →t st ( s − t ) t
Contoh 4.
x 2 + x + 3 − 2 x 2 − 3x + 7
lim
x →2 x3 − 8
− x2 + 4 x − 4
= lim
x →2
( x − 2)( x 2 + 2 x + 4)( x 2 + x + 3 + 2 x 2 − 3 x + 7)
−( x − 2) 2
= lim = 0.
x →2
( x − 2)( x 2 + 2 x + 4)( x 2 + x + 3 + 2 x 2 − 3 x + 7)
a x 2 + 3 − ( x + 3)
Contoh 5. Tentukan nilai a+b jika lim =b
x →1 x2 + x − 2
Misalkan f ( x) = a x 2 + 3 − ( x + 3) dan g ( x) = x 2 + x − 2 . Karena g(1)=0, maka f(1)
juga harus = 0, yaitu 2a-4=0 atau a=2. Sekarang kita akan mencari limit
MAJALAH Zer0 EDISI 01 | JULI 2008 10
2 x 2 + 3 − ( x + 3)
lim
x →1 ( x + 2)( x − 1)
3x 2 − 6 x + 3
= lim
x →1
( x + 2)( x − 1)(2 x 2 + 3 + ( x + 3))
3( x − 1) 2
= lim =0
x →1
( x + 2)( x − 1)(2 x 2 + 3 + ( x + 3))
f (2 x + 3) − f ( x 2 + x + 3)
lim .
x →1 x2 + x − 2
Karena f(2.1+3) = f(1+1+3), maka kita perlu mencari fungsi-fungsi yang berkaitan.
f(2x+3) = 4x2 + 16x + 18, dan f(x2+x+3) = x4+2x3+9x2+8x+18, sehingga nilai limit yang
akan kita cari menjadi
− x( x − 1)( x 2 + 3 x − 8) 4
lim = .
x →1 ( x + 2)( x − 1) 3
3
x 3 + 2 x + 1 − 3 81x 3 + x + 21
lim
x →∞
2x x + x − 2
Karena pangkat tertinggi adalah 3/2, maka secara langsung kita memperoleh nilai
limit yang diinginkan, yaitu 0.
lim 4 x 2 + 8 x − x 2 + 1 − x 2 + x
x →∞
lim ( x 2 + 2 x − x 2 + 1) + lim ( x 2 + 2 x − x 2 + x )
x →∞ x →∞
yang dapat diselesaikan dengan cara mengalikan dengan konjugat seperti biasa dan
diperoleh hasil, yaitu 3/2.
MAJALAH Zer0 EDISI 01 | JULI 2008 11
4 x 2 + ax + 1 − b x 2 + 2 x
lim =1
x →∞ 2
x 2 (4 − b 2 ) + x(a − 2b 2 ) + 1
lim . (1)
x →∞
2( 4 x 2 + ax + 1 + b x 2 + 2 x
karena nilainya sama dengan 1 maka pangkat tertinggi variabel x2 harus sama dengan 0,
jika tidak nilai limitnya akan sama dengan ∞, kontradiksi, sehingga 4 - b2 = 0 dengan
selesaian b = -2 atau 2. Jika b = -2 maka nilai limit yang diinginkan akan menjadi ∞,
kontradiksi, hanya b = 2 yang memenuhi hipotesis. Sehingga limit (1) menjadi
x(a − 8) + 1
lim = 1.
x →∞
2( 4 x + ax + 1 + 2 x 2 + 2 x )
2
a −8
=1
2(2 + 2)
sin x tan x
lim = 1 dan lim =1.
x →0 x x → 0 x
Kita juga perlu mengingat beberapa identitas trigonometri yang cukup dikenal. Jurus
paling ampuh tetap dengan mengandalkan teorema L’Hospital, namun biasanya
pencarian turunannya cukup sulit.
Jangan tergesa-gesa mencari identitas yang cocok, seperti pada contoh berikut.
x 2 tan x + sin 3 2 x
Contoh 10. lim ?
x →0 x sin x tan x
Jika kita mencari identitas yang cocok, mungkin akan kesusahan, tetapi bila kita
pisahkan limit dan memanfaatkan identitas sin 2 x = 2sin x cos x , kita peroleh
MAJALAH Zer0 EDISI 01 | JULI 2008 12
x 2 cos x sin 2 2 x
lim + lim
x →0 sin x x →0 x tan x
x sin 2 2 x x
lim + 8 ⋅ lim ⋅ ⋅ cos x = 1 + 8 = 9.
x →0 sin x x →0 (2 x ) 2 tan x
Kebanyakan solusinya sudah didepan mata, kita hanya perlu menyusun ulang
permasalahan dengan cermat.
( x 2 + 2 x − 3) sin(4 x − 4)
Contoh 11. lim
x →1 ( x 2 − 1) tan( x 2 − 1)
( x + 3) sin(4 x − 4) ( x 2 − 1) 4
lim ⋅ 4 ⋅ = ⋅ 4 = 4.
x →1 ( x + 1) 2
4( x − 1) tan( x − 1) 4
2
sin(4 x − 4) x2 −1
Tentu saja persamaan di atas benar jika lim = 1 dan lim = 1.
x →1 4( x − 1) x →1 tan( x 2 − 1)
1 − cos x 2
Contoh 12. lim
x →0 x 2 tan 2 2 x
1 − cos x 2 2sin 2 ( x 2 / 2)
lim = lim .
x →0
x 2 tan 2 2 x(1 + cos x 2 ) x →0
x 2 tan 2 2 x(1 + cos x 2 )
2 sin 2 ( x 2 / 2) (2 x) 2 1 1 1
lim = = .
x →0 16 ( x / 2) tan 2 x (1 + cos x ) 8 ⋅ 2 16
2 2 2 2
n
2 i + 3i
Contoh 13. lim ∑
n→∞
i =1 6i
MAJALAH Zer0 EDISI 01 | JULI 2008 13
Mari kita buat sedikit variasi. Jangan terkecoh dengan notasi sigma di dalam limit,
lebih lanjut limit dan penjumlahan tak hingga biasanya sering digunakan. Solusi masalah
ini sudah didepan mata, kita hanya perlu menyadarinya: deret geometri.
n
2 i + 3i n
1 1
lim ∑ = lim ∑ + i.
n→∞
i =1 6 i n → ∞
i =1 3
i
2
Persamaan terakhir menunjukkan jumlah dua deret geometri tak hingga dengan rasio 1/3
dan 1/2, yang masing-masing secara berturut-turut berjumlah (1/3)/(1-1/3) = 1/2 dan 1,
sehingga jumlah totalnya adalah 3/2.
Dan latihan supaya mantap yang secara umum dapat diselesaikan dengan
mengaplikasikan teorema L’Hospital.
5 x + 2 sin x + 8 x cos x
1. lim 2 .
x →0 x + tan 2 x + sin x
(susun ulang: 5)
x 2 − 2 x + cos( x − 1)
2. lim .
x →1 (1 − x) 2
(kali sekawan, identitas, susun ulang: ¾)
f ( x) x 2 − x − f ( x)
3. Jika lim = 2 , maka tentukan nilai lim .
x →1 x −1 x →1 x2 −1
(serang langsung: -1/2)
( x + 1)3 + ( x − 1)3
4. lim .
x →0 ( x + 1) 2 − ( x − 1) 2
(faktorkan: 3/2)
x 3 − (a + 1) x 2 + ax
5. lim 2 .
x →1 ( x − a ) tan( x − 1)
(faktorkan: 1)
x 2 + ax + b
6. Tentukan nilai a + b, jika lim = 9.
x →a x−a
(pembilang fungsi limit punya faktor x-a: -15)
g ( x) − f ( x) f ( x)
7. Tentukan nilai lim , jika lim = 3.
x →1 g ( x) + f ( x) x →1 g ( x)
(serang langsung: -4/5)
⎧ x − 3, jika x ≠ 4
8. Misalkan f ( x) = ⎨ . Tentukan nilai dari lim f ( x) .
⎩5, jika x = 4 x→ 4
(definisi: 1)
MAJALAH Zer0 EDISI 01 | JULI 2008 14
sec 4 x − sec 5 x
9. lim .
x →0 sec 3 x − sec 2 x
(identitas: -9/5)
f (π − h) − f (π )
2
10. Jika f(x) = sin (x), maka tentukan nilai lim 4 4 .
h →0 h
(definisi turunan: 1)
11. lim 3 x 3 + 12 x 2 + 5 x − 2 − 3 x 3 − 6 x 2 + x − 2 .
x →∞
(selisih kubik: 6)
3 x +1 − 4 x +3 + 6 x +1
12. lim .
x →∞ 3 x −1 + 4 x − 2 + 6 x −1
Tips
Sampai sini kita telah membahas dua bagian kecil dari seluruh materi yang diujikan
dalam SNMPTN. Satu hal yang dapat dipelajari adalah bahwa belajar matematika tidak
hanya berlatih untuk menyelesaikan masalah dengan cepat. Karena jika itu terjadi kita
akan terperangkap pada paradigma bahwa matematika itu sekedar rutinitas dan membuat
matematika membosankan. Salah satu akibatnya adalah melupakan konsep dan inilah
yang menjadi jerat utama. Padahal matematika dapat digunakan sebagai jembatan yang
mengarahkan kita pada pemecahan masalah yang dapat terjadi di kehidupan sehari-hari.
Masih ingat definisi limit dan teorema L’Hospital yang sangat ampuh untuk
menghitung limit? Jika ya, periksa apa yang salah pada argumentasi berikut untuk
menghitung lim ( x 2 + sin x) x 2 ∗ yang bentuk fungsinya ∞ / ∞ :
x →∞
tidak ada! Padahal dalam lembar soal semua pilihannya bilangan rasional. Hadapai saja
dengan serius, tetapi santai.
∗
limitnya ada dan bernilai satu.
MAJALAH Zer0 EDISI 01 | JULI 2008 15
Masalah Josephus
Konon masalah ini pernah terjadi pada Flavius Josephus, sejarahwan abad pertama.
Ketika perang Jewish-Roman, dia berada di antara 41 para pemberontak Yahudi yang
terperangkap di sebuah gua karena orang-orang romawi. Kelompok ini memutuskan
untuk bunuh diri daripada tertangkap dengan cara berkumpul melingkar dan setiap orang
ketiga harus bunuh diri selama proses mengitari sampai tersisa dua orang. Namun,
Josephus dan temannya diam-diam tidak setuju dengan rencana konyol ini dan ia mulai
menghitung tempat mana yang harus ditempati agar ia dan temannya tidak mendapat
giliran bunuh diri.
Identifikasi Masalah
Kita akan membahas variasi masalah josephus: dimulai dengan n orang dinomeri dari 1
sampai n searah jarum jam dan setiap orang kedua dihilangkan sampai tersisa satu yang
selamat. Sebagai contoh, misalkan terdapat 10 orang, maka nomer orang-orang yang
tereliminasi berturut-turut adalah, 2, 4, 6, 8, 10, 3, 7, 1, 9. Jadi untuk kasus ini yang
selamat adalah orang bernomer 5.
Misalkan j(n) adalah nomer orang yang selamat, tentu saja tugas kita adalah mencari
j(n). Karena jika terdapat nol orang masalah ini tidak ada, maka kita definisikan j(0) = 0.
Kita sudah tahu bahwa j(10) = 5 dan secara alamiah kita mungkin menduga bahwa j(n) =
n/2 untuk n genap. Dugaan ini didukung kenyataan bahwa j(2) = 1. Tetapi, kita masih
belum yakin sampai beberapa n lainnya,
n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
j(n) 0 1 1 3 1 3 5 7 1 3
Sampai sini kita sadar bahwa dugaan kita salah, tetapi kita tahu pola yang baru bahwa
j(n) selalu ganjil. Kita dapat yakin bahwa j(n) selalu ganjil karena pada putaran pertama
setiap bilangan kelipatan dua (genap) tereliminasi. Pola lain yang kita dapati adalah
bahwa kalau n genap, putaran kedua mirip dengan masalah sebelumnya hanya nomernya
yang berbeda.
Sekarang kita akan fokus terlebih dahulu jika terdapat 2n orang. Setelah putaran
pertama nomer-nomer orang yang selamat adalah ganjil dari 1 sampi 2n - 1 dan jumlah
mereka ada sebanyak n orang. Ini berarti kita harus menghitung lagi j(n), tetapi sekarang
setiap nomernya berkurang satu. Jadi secara keseluruhan kita menghitung j(n) dua kali
lalu dikurangi satu. Sampai sini kita mendapatkan hubungan j(n) secara rekursif untuk n
genap,
Kita dapat menghitung j(n) untuk n yang cukup besar sekarang. Contohnya j(20)
didapat mengunakan persamaan (1), yaitu dua kali j(10) - 1 yang tidak lain adalah 9
karena kita tahu bahwa j(10) = 5.
Namun, bagaimana jika terdapat 2n + 1 orang? Sama seperti sebelumnya pada
putaran pertama semua orang bernomer genap tereliminasi sebanyak n, tapi setelah orang
bernomer 2n tereliminasi orang yang tereliminasi berikutnya adalah satu – meninggalkan
orang-orang selamat bernomer dari 3 sampai 2n + 1 yang ada sebanyak n. Perhatikan
bahwa masalah sekarang sama seperti masalah sebelumnya, yaitu menghitung j(n), hanya
saja setiap orang nomernya ditambah satu. Ini berarti kita menghitung dua kali j(n) baru
ditambah satu. Secara matematis hubungan rekursif ini ditulis,
Jadi kita telah mendapatkan hubungan j(n) untuk semua kasus, yaitu untuk setiap n
bulat positif:
j(0) = 0,
j(2n) = 2j(n) - 1,
j(2n + 1) = 2j(n) + 1. (3)
Tidak seperti persaman rekursif biasa yang suku ke-n-nya bergantung pada beberapa
suku tepat secara berurutan pada suku sebelum suku ke-n, perhitungan j(n) tampak lebih
efisien. Perhatikan bahwa pada perhitungan j(n), variabel n mengecil dengan faktor
paling tidak dua. Misalnya untuk mengitung j(1000) kita hanya perlu menghitung 11
suku sebelumnya. Namun, tetap saja untuk mempermudah perhitungan dan pengingatan
persamaan j(n) harus lebih ekplisit.
Matematika pada dasarnya adalah memolakan sesuatu secara logis. Setelah kita
dapatkan persamaan (3) kita dapat mendaftarkan j(n) untuk setiap n yang cukup besar
dengan cepat dan berharap kita dapat melihat pola yang baru.
n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
j(n) 0 1 1 3 1 3 5 7 1 3 5 7 9 11 13 15 1
Dari tabel diatas kita dapati bahwa setiap bilangan pangkat dari dua sampai 16, j(n)-nya
bernilai satu. Pertanyaannya adalah apakah setiap n pangkat dari 2, j(n) = 1? Tunggu
dulu… setiap bilangan pangkat dari 2 kalau ditulis dalam basis dua selalu muncul satu
sebanyak satu kali. Mungkinkah ada hubungan j(n) dengan representasi bilangan sebagai
basis dua? Jika teringat penulisan dalam basis 2 mungkin kita juga teringat bagaimana
merepresentasikan bilangan dalam basis 10 ke dalam basis 2.
Sebelum melihat masalah ini dari segi penulisan bilangan dalam basis dua, kita akan
coba mempertajam pengamatan diatas. Kita hampir yakin bahwa kalau n = 2m, j(n) = 1.
Kita akan melihat bilangan n sembarang, sebagai bilangan yang dekat ke 2m. Misalkan n
sembarang, kita tulis n = 2m + (n - 2m), dengan m adalah bulat positif terbesar sehingga 2m
tidak melebihi n. Pertama kita eliminasi orang bernomer 2, 4, 6, 8, …, 2(n - 2m)
menyisakan 2m orang. Berdasarkan tebakan kita, orang bernomer 1 lah yang selamat,
tetapi nomer ini adalah nomer sesudah dikurangi 2(n - 2m), sehingga orang yang terakhir
MAJALAH Zer0 EDISI 01 | JULI 2008 17
selamat adalah yang bernomer 2(n - 2m) + 1. Sayangnya hasil ini baru komplit jika kita
sudah membuktikan bahwa j(2m) = 1, tetapi ini mudah dibuktikan secara induksi terhadap
m. Setelah itu kita mendapatkan persamaan yang hampir eksplisit tentang j(n), yaitu
Bilangan Biner
Salah satu metode yang sering dipakai untuk menuliskan bilangan dalam basis dua jika
diberikan bilangan dalam basis 10 adalah dengan menerapkan algoritma pembagian:
n = ak 2k + ak −1 2k −1 + ... + a0 20 (5)
Apakah ada pola tertentu? Kebetulan ada: n dalam basis dua, j(n) tampaknya didapat
dengan menggeser satu bit n ke kiri secara siklis lalu terjemahkan ke dalam basis 10.
Agar lebih jelas, misalkan n = 5, j(5) = j(1012) = 0112 = 3. Tampaknya kita perlu
membuktikan konjektur berikut:
Kita akan membuktikan pernyataan (6) diatas secara induksi terhadap banyaknya dijit n
dalam basis 2.
Bukti. Sebagai kasus basis n = 1, dalam basis dua representasinya tetap dan hasil
pergeseran siklisnya pun tetap, yaitu satu. Asumsikan bahwa pernyataan (6) diatas benar
untuk setiap n yang banyaknya dijit n dalam basis dua kurang dari k + 1. Sekarang kita
harus pertimbangkan masing-masing kasus ketika n genap dan ganjil.
Pada kasus n genap, a0 = 0, sehingga
n = ( ak ak −1 ...a1a0 ) 2 = 2( ak 2 k −1 + ak −1 2 k − 2 + ... + a2 2 + a1 ) .
Dengan demikian,
Jadi pada kasus ini pernyataan (6) benar. Untuk kasus n ganjil, a0 = 1 dan
n = ( ak ak −1 ...a1a0 ) 2 = 2( ak 2 k −1 + ak −1 2 k − 2 + ... + a2 2 + a1 ) + 1 .
Maka,
Karena kasus ini juga benar maka pernyataan (6) di atas terbukti secara induksi.
-0-
mengurangi j(n) dengan satu? Sampai sini kita bisa membuat konjektur baru, yang secara
matematis ditulis sebagai:
j (n) = bk 2k + bk −1 2k −1 + ... + b0 ,
Kita sudah yakin untuk n pangkat dari 2 atau kurang satu dari pangkat dari 2. Untuk
lebih meyakinkan kita coba n = 10 yang sudah diketahui bahwa j(10) = 5. Jika kita
menggunakan pernyataan (7), maka j(10) = j(10102) = 23 + (-1) x 22 + 21 + (-1) x 20 = 5.
Yap, hasil verifikasi positif. Dan sekarang kita perlu bukti. Kembali prinsip induksi
menjadi pilihan pertama.
Bukti. Kita akan menginduksi pernyataan (7) terhadap k dengan k + 1 adalah banyaknya
dijit n jika n direpresentasikan dalam basis 2. Jika banyaknya dijit n sama dengan satu
maka n = 1 dan j(n) = 1. Pada kasus ini konjektur (7) benar. Sebagai langkah induksi kita
misalkan bahwa j(n) pada (7) selalu benar jika banyaknya dijit n dalam basis 2 kurang
dari k + 1. Sekarang misalkan banyaknya dijit n adalah k + 1, n = ( ak ak −1...a1a0 ) 2 . Karena
(3) kita harus mempertimbangkan dua kasus, yaitu untuk n ganjil dan n genap.
Jika n genap, maka a0 = 0 atau n = ( ak ak −1 ...a1 ) 2 . Maka,
Untuk kedua kasus (7) benar, sehingga pernyataan (7) terbukti benar.
-0-
Komputasi
Sampai sini kita telah berhasil menjawab kasus khusus masalah josephus. Sekarang kita
akan coba membuat implementasinya menggunakan bahasa Delphi. Delphi merupakan
MAJALAH Zer0 EDISI 01 | JULI 2008 20
salah satu bahasa pemprograman dengan orientasi pada objek dan merupakan
pengembangan bahasa Pascal. Delphi dibuat sangan user friendly sehingga kita
cenderung dapat memprogram dengan cepat.
Secara eksplisit kita sudah punya algoritma yang cocok untuk diimplementasikan,
yaitu persamaan rekursif (3). Kita nyatakan ulang:
j(0) = 0,
j(2n) = 2j(n) - 1,
j(2n + 1) = 2j(n) + 1.
Kita tinggal menyusun sebuah fungsi rekursif seperti diatas. Sebelumnya, untuk
mempermudah pengecekan n kita perlu definisikan j(1) = 1 dan inilah yang menjadi
kriteria berhenti perhitungan rekursif itu. Maka algoritma implementasinya tampak
seperti:
if (n mod 2 = 0) then
j_rek := 2*j_rek(n div 2) – 1
else
j_rek := 2*j_rek(n div 2) + 1;
end;
Kode dan program dapat dicari di salah satu blog MAJALAH Zer0.
Ok, sampai sini saja pembahasan kasus khusus Masalah Josephus. Sekarang tentu
saja posisi seperti Josephus sudah sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi. Namun,
modifikasinya untuk permainan di kelas bisa sangat mengasikkan.
Sekila Logika
Berapa Panjang diagonal AC?
MAJALAH Zer0 EDISI 01 | JULI 2008 21
1 Ax 2
3. Diketahui bahwa x + = 7 . Tentukan nilai A agar 4 = 5/6.
x x + x2 + 1
4. Ada 13 kado yang berbeda yang akan dibagikan semuanya kepada Ami, Ima, Mai,
dan Mia. Jika Ami mendapat paling sedikit 4 kado, Ima dan Mai masing-masing
mendapat paling sedikit 3 kado, dan Mia mendapat paling sedikit 2 kado, ada berapa
banyak susunan kado yang mungkin diperoleh?
5. Suatu bilangan asli disebut bilangan kuaprim jika memenuhi keempat syarat berikut.
1) Tidak memuat angka nol.
2) Angka-angka penyusun bilangan itu berbeda.
3) Satu angka pertama dan satu angka terakhir merupakan bilangan prima atau
bilangan kuadrat.
4) Setiap pasang angka berurutan membentuk bilangan prima atau bilangan kuadrat.
MAJALAH Zer0 EDISI 01 | JULI 2008 22
B. Berapa banyak password berbeda yang mungkin disusun Ucok, jika ketentuan 3)
diganti dengan: tidak boleh ada angka yang digunakan lebih dari satu kali.
9. Untuk sebarang bilangan bulat a, b, dan c berlaku
a × (b + c) = (a × b) + (a × c) .
a + (b × c) ≠ (a + b) × (a + c) .
B. Kapan berlaku
a + (b × c) = (a + b) × (a + c) ?
Solusi
1. Pada langkah pertama, semua kartu nomor genap dibalik. Jadi 50 kartu nomor
genap menjadi hijau, sedangkan 50 kartu nomor ganjil menjadi merah.
Ada 17 kartu yang habis dibagi 3 tapi tidak habis dibagi 2. Jadi, pada langkah kedua
17 kartu merah dibalik jadi hijau. Ada 16 kartu yang habis dibagi 3 dan 2, sehingga 16
kartu merah dibalik menjadi hijau.
Ada 7 kartu yang habis dibagi 5 tetapi tidak 2 dan 3. Maka pada langkah ketiga 7
kartu merah dibalik. Ada 3 kartu yang habis dibagi 3 dan 5 tapi tidak 2, sehingga 3 kartu
hijau dibalik menjadi merah.
Maka banyaknya kartu merah adalah 50-17+16-7+3=45.
Luas daerah 1 adalah luas dua buah seperenam lingkaran dan sebuah segitiga. Perhatikan
bahwa segitiga itu sama sisi dengan tinggi 3 , sehingga luasnya
⎛1 ⎞ 1 4
L1 = 2 ⎜ × π × 22 ⎟ + × 2 × 3 = π + 3 .
⎝6 ⎠ 2 3
⎛1 ⎞ 1 3 1 3
L 2 = 2 ⎜ × π ×12 ⎟ + ×1× = π+ .
⎝6 ⎠ 2 2 3 4
Luas daerah tiga adalah setengah lingkaran dengan jari-jari ½, sehingga luasnya
2
1 ⎛1⎞ 1
L3 = × π × ⎜ ⎟ = π .
2 ⎝2⎠ 8
43 5 3
π+ .
24 4
4. Misalkan (a,b,c,d) adalah banyaknya kado yang dapat diterima berturut-turut oleh
Ami, Ima, Mai, dan Mia. Maka Ami, Ima, Mai, dan Mia berturut-turut bisa mendapat
(5,3,3,2), (4,4,3,2), (4,3,4,2), (4,3,3,3) kado. Banyak susunan yang mungkin untuk
masing-masing adalah
13!
(5,3,3, 2) = = 720720
5!3!3!2!
13!
(4, 4,3, 2) = = 900900
4!4!3!2!
13!
(4,3, 4, 2) = = 900900
4!3!4!2!
13!
(4,3,3,3) = = 1441440
4!3!3!3!
5. Untuk mendapat nilai terbesar dan terkecil, kita mulai dari angka paling kiri dan
mencari nilai paling kecil untuk masing-masing angka.
A. Mulai dari angka pertama 9. Pasangan 99,98 tidak memenuhi, sehingga angka
kedua adalah 7. Pasangan 79, 78,77,76,75,74 tidak memenuhi, sehingga angka ketiga
adalah 3. Pasangan 39,38,37, sehingga angka keempat adalah 6.
Pasangan 69,68,67,66,65, sehingga angka kelima adalah 4.
Pasangan 49,48,47,46,45,44,43,42, sehingga angka keenam adalah 1.
Jadi bilangan kuaprim 6-digit terbesar adalah 973641.
B. Mulai dari angka pertama 1. Angka kedua tidak mungkin 1, 2, yang mungkin
adalah 3. Pasangan 31,32,33,34,35 tidak memenuhi, sehingga angka ketiga adalah 36.
Pasangan 61,62,63 tidak memenuhi, sehingga angka keempat adalah 4.
Pasangan 41,42,43,44,45,46 tidak memenuhi, sehingga angka kelima adalah 7.
Pasangan 71,72,73,74,75,76,78 tidak memenuhi, sehingga angka keenam adalah 9.
Bilangan kuaprim 6-digit terkecil adalah 136479.
C. Perhatikan bahwa bilangan kuadrat tidak pernah berakhiran dengan angka 0,4,6,8.
Bilangan kuadrat tidak pernah berakhiran dengan 2,3,4,8. Jadi angka 8 tidak pernah
menjadi angka di belakang. Jika 8 ada di bilangan kuaprim, maka pasti di angka pertama.
Ini tidak mungkin karena tidak memenuhi syarat III. Karena syarat I, angka 0 juga tidak
mungkin. Maka digit yang tidak mungkin adalah 0 dan 8.
Panjang sisi persegi kecil itu adalah a − b . Karena kelilingnya 16, maka a − b = 4 .
Pasangan bilangan relatif prima kurang dari 10 yang mungkin adalah (5,1), (7,3), (9,5).
Maka sisi persegi besar yang mungkin adalah 6,10,14, sehingga keliling yang mungkin
adalah 24, 40, 56.
32 p + 33q + 35 r = 37 s
32 p (1 + 33q − 2 p + 35 r − 2 p ) = 37 s.
Karena ruas kanan pangkat dari 3, maka ruas kiri juga. Maka 3q − 2 p = 0,5r − 2 p = 0 ,
sehingga 2 p = 3q = 5r . Maka 2 p habis dibagi 15. Karena habis dibagi 2, pasti habis
dibagi 30 juga. Misalkan 2 p = 30m . Maka 3 × 330 m = 37 r . Ini menyebabkan 30m + 1 = 7 r .
MAJALAH Zer0 EDISI 01 | JULI 2008 26
9. A. Ambil a = 1, b = 2, c = 3 .
a + (b × c) = 1 + (2 × 3) = 7
(a + b) × (a + c) = (1 + 2) × (1 + 3) = 3 × 4 = 12.
Jadi a + (b × c) ≠ (a + b) × (a + c) .
B. Perhatikan bahwa
a + (b × c) = (a + b) × (a + c)
a + (b × c) = a 2 + (a × c) + (b × a ) + (b × c)
a 2 + (a × c) + (b × a) − a = 0
a × (a + b + c − 1) = 0
Jadi a = 0 atau a + b + c = 1 .
Didapat
b + e + f + h = 50 1
a + b + d + f = 61 2
a + b + c + e = 13 3
e + f + g + h = 74. 4
Perhatikan bahwa N = a + b + c + d + e + f + g + h .
Kita cari dulu maksimumnya. Dari 2, d ≤ 61 . Dari 3 dan 4,
a + b + c + d + e + f + g + h ≤ 13 + 74 = 87 . Maka dari itu N ≤ 61 + 87 = 148 . Ini bisa
didapat ketika a = b = e = f = 0, c = 13, d = 61, g = 24, h = 50 .
Sekarang kita cari nilai minmumnya. Karena f ≤ b + e + f + h = 50 , maka
a + b + d = 61 − f ≥ 11 . Maka N = (a + b + d ) + (e + f + g + h) + c ≥ 11 + 74 + 0 = 85 . Jika
N=85, maka a + b + d = 11.c = 0, f = 50 . Dari 1, b = e = h = 0 , menyebabkan
a + b + c + e = a ≤ 11 , kontradiksi dengan 3. N = 86 bisa didapat jika
a = 12, e = 1, f = 49, g = 24, b = c = d = h = 0 .
Jadi nilai minimumnya 86, nilai maksimumnya 148.
Sekilas Logika
Tambahkan satu titik agar persamaan ini menjadi benar:
MAJALAH Zer0 EDISI 01 | JULI 2008 28
AK2. Dalam matematika, ada banyak “bukti-bukti” yang keliru, tetapi kelihatannya
sempurna. Kita akan melihat beberapa contoh bukti keliru lainnya. Lihat persamaan ini:
1 = 1 ⋅ 1 = (−1) ⋅ (−1) = −1 ⋅ −1 = −1
Terbukti bahwa 1 = -1. Sekali lagi, bukti ini mungkin tampak sempurna. Tetapi ada
kesalahan tersembunyi pada bukti itu, yaitu pada langkah ketiga. Banyak orang yang
tidak tahu bahwa xy = x y hanya berlaku untuk x, y bilangan real positif. Jadi
langkah ketiga tidak berlaku.
AK3. Untuk yang berikut ini, mungkin kita semua sudah pernah melihatnya, karena
sudah sangat terkenal. Tapi saya tetap tuliskan, karena sangat menarik. Tiga orang makan
bersama di sebuah restoran. Pelayan mengatakan bahwa mereka harus membayar
Rp30.000,00, sehingga masing-masing membayar Rp10.000,00. Kemudian pelayan itu
sadar bahwa seharusnya mereka hanya membayar Rp25.000,00. Ia ingin mengembalikan
Rp5.000,00 itu, tetapi tidak bisa dibagi rata. Jadi ia memberikan Rp1.000,00 ke masing-
masing orang, kemudian menyimpan Rp2.000,00 sisanya. Sekarang, ketiga orang itu
membayar masing-masing Rp9.000,00, totalnya Rp27.000,00, dan pelayan menyimpan
Rp2.000,00. Totalnya Rp29.000,00. Ke mana Rp1.000,00 sisanya menghilang?
Letak kesalahannya adalah saat kita menghitung 27.000+2.000. Kita tidak perlu
menambah dua nilai ini. Rp2.000,00 yang diterima pelayan itu adalah bagian dari
Rp27.000,00 yang dibayar ketiga orang. Jadi, seharusnya kita menghitung 27000+3000,
karena kita menghitung jumlah yang dibayar ketiga orang ditambah dengan jumlah yang
dibawa pulang.
AK4. Sekarang kita akan buktikan bahwa semua segitiga itu sama kaki. Kita ambil
segitiga sembarang ABC, seperti gambar berikut.
MAJALAH Zer0 EDISI 01 | JULI 2008 29
Kita ambil garis bagi sudut A dan titik tengah BC di D. Dari titik D, tarik garis tegak
lurus terhadap BC yang memotong garis bagi A di titik P. Dari titik P, tarik garis tegak
lurus terhadap AB dan memotong AB di E. Perhatikan bahwa segitiga AEP dan AFP
kongruen (sudut, sisi, sudut), sehingga EP=FP. Ini menyebabkan segitiga EBP dan FPC
juga kongruen (sudut, sisi, sudut), sehingga EB=FC. Jadi AB=AE+EB=AF+FC=AC,
sehingga ABC adalah segitiga sama kaki.
Bukti kali ini tampaknya benar-benar sempurna. Sebenarnya, kesalahan bukti ini
sudah ada dari awal. Jika kita gambar segitiga tidak sama kaki dengan benar, titik P
seharusnya berada di luar. Jadi gambar kita dari awal sudah salah, sehingga bukti tidak
berlaku.
Masalah
1. Menyederhanakan akar pangkat tiga oleh editor
Tentukan nilai dari 3
45 + 29 2 + 3 45 − 29 2 dalam bentuk yang paling sederhana.
Solusi
1. Kompetisi Matematika 2007 oleh UNPAR.
Pada saat ujian seorang guru memanggil tiga siswa yang dicurigai mencontek, A,B,C.
Saat ditanyai diperoleh pernyataan dari masing-masing siswa, yaitu:
A: “C tidak mencontek.”
B: “A mencontek.”
C: “B mencontek.”
Jika yang mencontek berbohong dan yang tidak; berkata jujur, maka pernyataan berikut
yang mungkin terjadi adalah
A. A dan B mencontek
B. A dan C mencontek
C. B dan C mencontek
D. Hanya C yang mencontek
E. Hanya A yang tidak mencontek
2. Kompetisi Matematika 2007 oleh UNPAR. Dalam seleksi pertama terdapat masalah
yang solusinya tidak ada pada pilihan. Masalah itu adalah
Banyaknya cara agar 9 mainan yang berbeda dapat dibagi secara merata kepada 3 anak
adalah
A. 84 D. 1680
B. 504 E. 60480
C. 588
Solusi (tidak ada jawaban). Kita akan membagikan 9 mainan sehingga setiap anak
mendapatkan tiga mainan. Banyaknya cara menyusun mainan sehingga anak pertama
()
mendapatkan 3 mainan adalah 9 . Sedangkan anak kedua dan ketiga berturut-turut
3
() ()
adalah 6 dan 3 . Maka banyaknya cara membagikan 9 mainan secara merata kepada
3 3
( )( )( )
tiga anak terurut adalah 9 6 3 =
3 3 3 (3!)3
9!
= 1680 . Namun, agar urutan anak tidak
diperhatikan maka jumlah itu harus dibagi 3!, sehingga banyaknya cara yang diinginkan
adalah 280.
MAJALAH Zer0 EDISI 01 | JULI 2008 32
3. Menyusun buah-buahan
Ada berapa cara kita dapat mengisikan n buah-buahan ke dalam sebuah kantong jika
batasan yang harus dipenuhi adalah
Sebagai contoh ada 7 cara untuk mengisi kantong jika tersedia 6 buah-buahan:
Apel 6 4 4 2 0 0
Belimbing 0 0 0 0 5 5
Ceri 0 2 1 4 1 0
Duku 0 0 1 0 0 1
Solusi. Kita akan mencari fungsi pembangkit (generating function) yang sesuai. Pertama
selidiki batasan untuk apel. Jika tersedia nol apel, banyaknya cara yang diperlukan adalah
satu, jika ada 1 apel maka banyaknya cara no karena apel hanya boleh sebanyak genap
buah, jika ada 2 apel maka ada tambahan satu cara, begitu seterusnya, yaitu jika ada
sebanyak genap buah apel maka banyaknya cara ada satu, lainnya nol. Dengan demikian
fungsi pembangkitnya adalah
1
A( x) = 1 + x 2 + x 4 + ... = .
1 − x2
Dengan cara serupa maka fungsi pembangkit untuk belimbing, ceri, dan duku secara
berturut-turut adalah
1
B ( x) = 1 + x5 + x10 + ... = ,
1 − x5
1 − x5
C ( x) = 1 + x + x 2 + x3 + x 4 = ,
1− x
D( x) = 1 + x .
1 1 1 − x5 1
A( x) B( x)C ( x) D( x) = ⋅ ⋅ ⋅1 + x = .
1− x 1− x 1− x (1 − x )
2 5 2
MAJALAH Zer0 EDISI 01 | JULI 2008 33
Hampir semuanya dicoret! Dan kita tahu bahwa koefisien x n fungsi pembankit itu adalah
n + 1 . Sederhana bukan. Hasil ini konsisten berdasarkan contoh diatas untuk n = 6 .
Solusi. Setiap nilai pada barisan ini ditentukan dari dua nilai sebelumnya (kecuali dua
nilai pertama), sehingga barisan itu akan periodik jika ada pasangan (a,b) yang berulang.
Pasangan (a,b) terkecil yang mungkin adalah (1,1).
Pandang 101 bilangan berurutan dari barisan Fibonacci, 1,1,2,3,…, barisan itu
membentuk 100 pasangan,
(1,1),(1,2),(2,3),(3,5),…
(1,1),(1,2),(2,3),(3,5),…, (1,1)
⇓---------periode------◊
1 1 1
5. Hitung + − .
sin10 sin 50 sin 70D
D D
Solusi. Misalkan
1 1 1
P= + −
sin10 sin 50 sin 70D
D D
sin 50D sin 70D + sin10D sin 70D − sin10D sin 50D
= .
sin10D sin 50D sin 70D
sin 50D sin 70D + sin10D sin 70D − sin10D sin 50D
1 1 1
= ( cos 20D + cos 60D ) + ( cos 60D − cos80D ) − ( cos 40D − cos 60D )
2 2 2
1
(
= cos 20D − ( cos80D + cos 40D ) +
2
) 3
4
1 3 3
= ( cos 20D − 2 cos 60D cos 20D ) + = .
2 4 4
MAJALAH Zer0 EDISI 01 | JULI 2008 34
6. IMO 1972
Kita punya himpunan yang terdiri dari sepuluh bilangan dua digit yang berbeda. Buktikan
bahwa kita selalu bisa memilih dua subhimpunan tak kosong yang tidak beririsan yang
jumlah semua anggotanya sama.
Solusi. Karena himpunan itu terdiri dari 10 anggota, maka banyaknya subhimpunan tidak
kosong adalah 210-1=1023. Jumlah anggota suatu subhimpunan terbesar yang mungkin
adalah 91+92+93+…+99=855, sedangkan jumlah terkecil yang mungkin adalah 10.
Maka suatu subhimpunan bisa memiliki jumlah anggota 10, 11, 12, …, 855, ada 846
kemungkinan. Karena 1023>846, menurut prinsip rumah merpati, pasti ada dua
subhimpunan berbeda yang jumlahnya sama. Tetapi subhimpunan ini bisa saja beririsan,
sedangkan yang diminta di soal tidak beririsan. Sekarang misalkan dua subhimpunan itu
adalah A dan B, dan irisannya adalah C. Maka A-C dan B-C tetap memiliki jumlah yang
sama, dan dua subhimpunan ini tidak beririsan, sehingga terbukti.
Solusi. Jika n=1, m=1, nilai k adalah 14. Kita akan mencari nilai k yang lebih kecil dari
14. Kita bagi dua kasus:
i) Asumsikan n adalah bilangan genap. 19n memiliki angka terakhir 1 dan 5m memiliki
angka terakhir 5, sehingga k memiliki angka terakhir 6. Agar nilainya lebih kecil dari 14,
maka nilainya pasti k=6. Jadi sekarang kita akan mencari solusi untuk 19n-5m=6. Pertama,
anggap m adalah bilangan ganjil. Maka 5m≡5 (mod 6). Tetapi 19n≡1 (mod 6), sehingga
19n-5m≡4 (mod 6), dan tidak mungkin nilainya 6. Jadi m adalah bilangan genap. Misalkan
MAJALAH Zer0 EDISI 01 | JULI 2008 35
an = a0 a1a2 " an −1 + 4
an − 4 = a0 a1a2 " an −1
an 2 − 4an = a0 a1a2 " an
an 2 − 4an + 4 = a0 a1a2 " an + 4
(an − 2) 2 = an +1
an − 2 = an +1
an − an +1 = 2.
abc (b + c) bc
Solusi. Luas segitiga itu adalah = . Tetapi dengan trigonometri, luasnya
4R 4
1 1 (b + c) bc 1 b+c
bc sin A ≤ bc . Maka ≤ bc , atau ≤ bc . Menurut pertidaksamaan
2 2 4 2 2
b+c
AM-GM, ≥ bc , sehingga kesamaan harus terjadi, yaitu b = c , dan sin A = 1 . Sudut
2
A = 900 . Karena b = c , maka B = C = 450 . Jadi sudut-sudutnya adalah 900, 450, 450.
( )
f 2k = 2 k < 2 k + 1 < 2k + 1 < " < 2 k +1 − 1 < 2 k +1
(
= f 2k +1 )
Karena f ( x ) adalah fungsi naik, maka barisan
( ) ( ) ( ) (
f 2k , f 2 k + 1 , f 2k + 2 ," , f 2 k +1 )
memiliki nilai berbeda-beda dari 2 k sampai 2k +1 . Ini menyebabkan f ( x ) = x untuk
setiap 2 k ≤ x ≤ 2 k +1 . Tetapi ini berlaku untuk setiap bilangan asli k , sehingga ini berlaku
untuk setiap bilangan asli x ≥ 2 . Karena f (1) = 1 , maka f ( x ) = x untuk setiap bilangan
asli x .
1 1 1
11. Jika a, b, c adalah bilangan real positif sehingga + + = 2 , buktikan
a +1 b +1 c +1
bahwa
1 1 1
+ + ≥1.
4a + 1 4b + 1 4c + 1
Solusi. Misalkan “batas” menyatakan banyaknya kotak hitam yang berbatasan dengan
suatu kotak hitam. Jika suatu kotak hitam A berbatasan dengan kotak hitam B, maka
batas A dan batas B masing-masing menambah nilai 1, dan totalnya 2. Jadi total batas
seluruhnya adalah suatu bilangan genap. Karena setiap kotak hitam memiliki batas
sebanyak bilangan ganjil, maka banyaknya kotak hitam harus bilangan genap, agar
jumlah semua batas menjadi genap. Terbukti.
14. Jika panjang sisi-sisi pada suatu segitiga memiliki perbandingan 3:7:8, maka
buktikanlah bahwa sudut-sudutnya membentuk barisan aritmetika.
Solusi. Misalkan panjang sisi-sisinya adalah 3 x, 7 x,8 x , misalkan juga sudut di seberang
sisi 7x adalah sudut A. Dengan hukum kosinus, kita dapat
1
(7 x) 2 = (3x) 2 + (8 x) 2 − 2(3 x)(8 x) cos A . Sederhanakanlah, sehingga didapat cos A = ,
2
sehingga sudut A adalah 600. Jika sudut lainnya adalah B, sudut satu lagi adalah 120-B,
maka sudut-sudutnya membentuk barisan aritmetika dengan suku pertama B dan selisih
60-B, terbukti.
15. Jika a, b, c adalah bilangan real antara 0 dan 1, dan a + b + c = 2 , buktikan bahwa
a b c
⋅ ⋅ ≥ 8.
1− a 1− b 1− c
[hal. 20] Panjang AC sama dengan DB sama dengan jari-jari lingkaran, 10.
[hal. 27] Persamaan menjadi benar jika kita tambahkan titik dibawah satu terakhir,
(71-1)(71+1) = 7!
MAJALAH Zer0 EDISI 01 | JULI 2008 38
Berita
Hasil UNas 2008
Selamat pada siswa yang lulus UNAS 2008. Berdasarkan hasil UNAS 2008 yang
diumumkan pada 14 Juni 2008 WIB didapat bahwa presentase kelulusan UNAS tahun ini
secara umum munurun dari tahun lalu dari segi kuantitas. Sebagai contoh Dinas
Pendidikan Lampung memastikan bahwa tingkat kelulusan siswa SMA/MA/SMK yang
ikut UNAS 2008 turun sampai satu persen, sedangkan kota Tegal tingkat kelulusannya
menurun sampai enam persen. Hasil tersebut memberikan efek yang memukul bagi
orang-orang yang berhubungan secara langsung dengan siswa peserta UNAS selain si
siswa sendiri. Bahkan di Malang seorang kakek diduga meninggal setelah mendengar
berita bahwa kedua cucunya tidak lulus yang memicu penyakit sesak nafasnya.
Di lain pihak, siswa yang lulus merayakan kelulusannya dengan berbagai cara.
Kebanyakan segera melalukan konvoi kendaraan dan corat-coret baju dengan alasan
kendang-kenangan teman. Tidak segan-segan polisi menindak siswa yang kedapatan
melanggar aturan lalu-lintas disamping aturan standar lainnya.
Hal ini dapat terjadi karena syarat kelulusan tahun ini dinaikkan dari tahun
sebelumnya baik dari standar nilai sampai banyaknya mata pelajaran yang diujikan. Pada
ujian 2008, angka kelulusan dinaikkan menjadi 5 dari 4, sedangkan nilai terendah 4,25
dari 4, serta mata pelajaran yang diujiakan menjadi enam dari tahun lalu yang hanya
mengujikan 3 mata pelajaran. Sehingga turunnya tingkat kelulusan diimbangin dengan
meningkatnya kualitas kelulusan. Ini tentu saja kabar baik baik pendidikan di Indonesia
secara umum.
Bagi yang belum lulus masih ada ujian kejar paket C yang setara dengan Unas SMA
pada tanggal 24 Juni 2008, sedangkan bagi yang sudah lulus dan ingin melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi SNMPTN sudah di depan mata.
Referensi
http://www.kompas.com/read/xml/2008/06/16/1151530/surabaya.macet.ratusan.siswa.konvoi.rayakan.kelul
usan
http://www.kompas.com/read/xml/2008/06/14/18194353/konvoi.kendaraan..warnai.pengumuman.kelulusa
n.un.di.tegal
http://www.kompas.com/read/xml/2008/06/14/18194353/konvoi.kendaraan..warnai.pengumuman.kelulusa
n.un.di.tegal
http://www.kompas.com/read/xml/2008/06/16/06535314/dua.cucu.tak.lulus.un.samuan.tewas.mendadak
seleksi PTN pilihanmu adalah SNMPTN. Sedangkan aturan pelaksanaan antara lain
adalah sebagai berikut.
1. Program Studi yang ada di Perguruan Tinggi Negeri dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu Kelompok IPA dan Kelompok IPS.
2. Setiap peserta ujian kelompok IPA dapat memilih paling banyak 2 (dua) program
studi kelompok IPA.
3. Setiap peserta ujian kelompok IPS dapat memilih paling banyak 2 (dua) program
studi kelompok IPS.
4. Setiap peserta ujian kelompok IPC dapat memilih paling banyak 3 (tiga) dengan
catatan sediktinya 1 (satu) program studi kelompok IPA dan 1 (satu) program
studi kelompok IPS.
5. Urutan pilihan Program Studi merupakan prioritas pemilihan.
6. Peserta yang hanya memilih 1 (satu) program studi saja diperbolehkan memilih
program studi dari PTN di wilayah mana saja.
7. Peserta ujian yang memilih 2 (dua) program studi atau lebih, salah satu program
studi tersebut harus merupakan program studi dari PTN yang berada dalam satu
wilayah dengan tempat peserta mengambil formulir pendaftaran. Pilihan yang lain
dapat merupakan program studi dari PTN di wilayah mana saja.
8. Daftar kode program studi dari berbagai PTN dapat dilihat pada lampiran 4.
Biaya Ujian
1. Bagi peserta ujian yang memilih kelompok IPA saja atau kelompok IPS saja biaya
mengikuti ujian Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah).
2. Bagi peserta ujian yang memilih kelompok IPC biaya mengikuti ujian Rp
175.000,- (seratus tujuh puluh lima ribu rupiah).
Pembayaran biaya mengikuti ujian dilakukan pada semua Bank Mandiri, dimulai tanggal
16 Juni dan berakhir 27 Juni 2008, dapat diwakilkan dan harus dibayar tunai.
1. Formulir Pendaftaran yang telah diisi dengan benar, teliti dan lengkap harus
dikembalikan ke Panitia Lokal penyelenggara ujian pada waktu dan tanggal yang
MAJALAH Zer0 EDISI 01 | JULI 2008 40
telah ditetapkan. Apabila anda terlambat maka pendaftaran akan ditunda pada hari
berikutnya.
2. Pengembalian Formulir Pendaftaran dilaksanakan antara tanggal 16 Juni sampai
dengan tanggal 28 Juni 2008 pada pukul 08.00 – 16.00.
3. Pengembalian Formulir Pendaftaran harus dilakukan oleh peserta sendiri dan
tidak boleh diwakilkan.
4. Dokumen yang harus dibawa adalah Ijazah / STTB asli beserta fotokopinya bagi
lulusan tahun 2006 dan 2007, untuk lulusan tahun 2008 dapat menggunakan Surat
Tanda Lulus (STL) dan pasfoto berwarna terbaru ukuran 4x6 sebanyak 3 (tiga)
lembar
Jadwal Ujian
Hari dan
WIB WITA WIT Kegiatan
tanggal
Aturan pelaksanaan SNMPTN secara lengkap dapat diperoleh dari situs resminya, yaitu
http://www.snmptn.ac.id. Situs ini juga akan secara resmi mengumumkan hasil ujian
mulai pukul 00.00 tanggal 1 Agustus 2008.
MAJALAH Zer0 EDISI 01 | JULI 2008 41
Iklan
Daftar Isi
MENJELANG SNMPTN 4
MASALAH JOSEPHUS 15
IDENTIFIKASI MASALAH 15
BILANGAN BINER 17
PENJUMLAHAN PANGKAT DARI DUA 18
KOMPUTASI 19
MASALAH 21
SOLUSI 23
MASALAH 30
SOLUSI 31
BERITA 38