You are on page 1of 2

MATERI XI : MENGOLAH - MENGANALISIS DATA (Lanjutan Materi

X)

Nilai koefisien regresi dan model regresi linier tersebut belum dapat digunakan, baik
sebagai alat pengambilan keputusan maupun alat peramalan, sebelum dilakukan uji
hipotesis dan uji asumsi klasik. Uji hipotesis dan uji asumsi klasik yang dimaksud
adalah :
Uji Hipotesis Parsial (Uji T). Hipotesis penelitian yang diajukan adalah Keputusan
Pembelian Laptop Merk “X” (Y) dipengaruhi oleh Variabel Harga (X1), Mutu (X2), dan
Model (X3). Berdasarkan hipotesis penelitian tersebut dapat dibuat hipotesis statistik (uji
parsial), yaitu: Ho : b1 = 0 ; b2 = 0 ; b3 = 0 dan Ha : b1 ≠ 0 ; b2 ≠ 0 ; b3 ≠ 0.
Nilai T tabel untuk data sebanyak 30 responden, jumlah variabel sebanyak 4 variabel, dan
tingkat signifikan yang digunakan 5% (uji dua arah), adalah sebesar ± 2,056 (lihat tabel T
student pada df : 26 dan α : 2,5%). Hasil pengolahan data pada Tabel : Hasil Pengolahan
Data Analisis Regresi Linier (Contoh 2) bagian Coefficiens, diketahui bahwa nilai T
hitung untuk Variabel Harga sebesar – 2,180 (Sig. 0,038), Variabel Mutu sebesar 3,383
(Sig. 0,002), dan Variabel Model sebesar 2,697 (Sig. 0,012). Nilai T hitung untuk
masing-masing variabel independen tersebut berada pada daerah penolakan Ho atau
mempunyai nilai Sig. di bawah 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masing-
masing variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen, atau Variabel Harga, Mutu, dan Model secara parsial mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap Variabel Keputusan Pembelian Laptop Merk “X”.

Uji Hipotesis Serempak (Uji F). Untuk melakukan uji hipotesis secara serempak (Uji F)
hipotesis statistik yang diajukan adalah : Ho : b1 = b2 = b3 = 0 dan Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0
Nilai F tabel dengan df : 3 ; 26 dan tingkat signifikan (α) 5% adalah sebesar 2,96 dan
nilai F hitung hasil pengolahan data adalah sebesar 30,878 dengan Sig. 0,000 (lihat
Tabel : Hasil Pengolahan Data Analisis Regresi Linier (Contoh 2) bagian ANOVA).
Dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel, yaitu F hitung lebih besar dari F
tabel atau 30,878 > 2,96 (nilai Sig. di bawah 5%), maka dapat disimpulkan bahwa
variabel independen secara keseluruhan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen atau Variabel Harga, Mutu, dan Model secara keseluruhan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Variabel Keputusan Pembelian Laptop Merk “X”.
R Square (Koefisien Determinasi). Nilai R Square dari hasil pengolahan data adalah
sebesar 0,781 atau 78,1% (lihat Tabel : Hasil Pengolahan Data Analisis Regresi Linier
(Contoh 2) bagian Model Summary). Nilai tersebut memberikan gambaran bahwa
sumbangan variabel independen (Variabel Harga, Mutu dan Model) dalam pengaruhnya
terhadap naik turunnya variabel dependen (Variabel Keputusan Pembelian Laptop Merk
“X”) adalah sebesar 78,1% dan sisanya sebesar 21,9% merupakan sumbangan variabel-
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model (tidak diteliti) dan tergabung dalam
variabel pengganggu (e) dalam model regresi linier. Nilai korelasi berganda (R) dari hasil
pengolahan data adalah sebesar 88,4%. Nilai korelasi tersebut menggambarkan bahwa
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah mempunyai
hubungan yang erat atau hubungan antara Variabel harga, Mutu, dan Model dengan
Variabel Keputusan Pembelian Laptop Merk “X” adalah mempunyai hubungan yang
erat.
Uji Autokorelasi. Uji Autokorelasi dilakukan dengan jalan membandingkan nilai Durbin
Watson hasil pengolahan data dengan nilai tabel Durbin Watson (DW). Nilai tabel DW
pada n sebesar 30; α sebesar 5%; k – 1 sebesar 2, diperoleh nilai dL = 1,21 dan nilai dL =
1,65. Nilai DW hasil pengolahan data adalah sebesar 1,990 (lihat Tabel : Hasil
Pengolahan Data Analisis Regresi Linier (Contoh 2) bagian Model Summary) dan nilai
tersebut berada di antara dU dan (4 – dU) atau 1,65 lebih kecil dari 1,990 dan 1,990 lebih
kecil dari 2,35 maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi linier tersebut tidak
terdapat Autokorelasi atau tidak terjadi korelasi di antara kesalahan pengganggu.
Uji Multikolonearitas. Untuk mennguji apakah model regresi linier mengalami
multikolinieritas dapat diperiksa menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) untuk
masing-masing veriabel independen, yaitu jika suatu variabel independen mempunyai
nilai VIF lebih besar dari 10 berarti telah terjadi multikolinieritas. Hasil pengolahan data
pada Tabel : Hasil Pengolahan Data Analisis Regresi Linier (Contoh 2) bagian
Coefficient, diketahui bahwa nilai VIF untuk Variabel Harga sebesar 1,182, Variabel
Mutu sebesar 2,178, dan Variabel Model 2,372. Nilai VIF untuk masing-masing variabel
independen tersebut berada di bawah angka 5, sehingga dapat diartikan tidak terdapat
Multikolonearitas dalam model regresi linier atau dengan kata lain tidak terjadi korelasi
yang signifikan di antara masing-masing variabel independen dalam model regresi linier.
Uji Heteroskedastisitas. Jika korelasi Rank Spearman antara masing-masing variabel
independen dengan residualnya mempunyai nilai signifikan lebih besar dari α (5%) maka
tidak terdapat Heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika lebih kecil dari α (5%) maka
terdapat Heteroskedastisitas. Langkah untuk mendapatkan nilai residual adalah pada
tampilan Data View (contoh dua), pilih menu Transform dan klik Compute. Pada kotak
Compute Variable, bagian Target Variable ketik Residual dan pada bagian Numeric
Expression ketik Y-(4.207+(-0.298*X1)+(0.411*X2)+(0.400*X3)), kemudian klik OK.
Langkah selanjutnya, setelah kolom residual tampil pada Data View (contoh dua), pilih
menu Analyze, pilih sub menu Correlate, dan klik Bivariate. Pada kotak Bivariate
Correlations, pindahkan semua variabel independen dan residual ke Variables, kemudian
untuk Correlation Coefficients hilangkan tanda centang pada Pearson dan beri tanda
centang pada Spearman, kemudian klik OK. Hasil pengolahan data dengan korelasi Rank
Spearman tersebut adalah sebagai berikut :

You might also like