You are on page 1of 37

Gereja Lutheran

Gereja-gereja Lutheran adalah gereja-gereja yang berasaskan ajaran Martin Luther,


tokoh Reformasi gereja pada abad ke-16 yang mengkritik ajaran dan praktek Gereja pada
waktu itu.

Ajaran

Segel Luther

Ajaran khas Martin Luther yang seringkali juga diakui sebagai ciri khas ajaran Reformasi
disimpulkan dalam tiga sola, yaitu sola fide, sola gratia, dan sola scriptura, yang berarti
"hanya iman", "hanya anugerah", dan "hanya Kitab Suci". Maksudnya, Luther
menyatakan bahwa keselamatan manusia hanya diperoleh karena imannya kepada karya
anugerah Allah yang dikerjakannya melalui Yesus Kristus, sebagaimana yang disaksikan
oleh Kitab Suci. (Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;
itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada
orang yang memegahkan diri.).

Dengan demikian, Luther menolak ajaran Gereja saat itu yang menjanjikan keselamatan
melalui penjualan surat-surat pengampunan dosa (indulgensia). Luther menyatakan
bahwa manusia diselamatkan bukan karena amal atau perbuatannya yang baik, melainkan
semata-mata oleh karena anugerah Allah. Hal ini didasarkan pada perkataan Paulus
dalam Surat Roma: "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena
Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa." (Roma 5:8)

Sakramen

Gereja Lutheran mengakui dua sakramen: Pembaptisan dan Perjamuan Kudus.


Katekismus Lutheran mengajarkan bahwa pembaptisan adalah karya Allah, berlandaskan
perkataan dan janji Kristus; sehingga dilayankan baik bagi bayi maupun orang dewasa.
Gereja Lutheran percaya bahwa roti dan anggur dalam perjamuan kudus adalah sungguh-
sungguh tubuh dan darah Kristus yang dianugerahkan kepada umat Kristiani untuk
dimakan dan diminum, yang diperintahkan oleh Kristus sendiri.
Banyak Kaum Lutheran yang melestarikan pendekatan liturgis terhadap Ekaristi. Komuni
Kudus (atau Perjamuan Tuhan) dipandang sebagai tindakan sentral dari pemujaan
Kristiani. Gereja Lutheran percaya bahwa roti dan anggur dalam perjamuan kudus hadir
bersama dengan tubuh dan darah Yesus, bukannya menggantikan atau melambangkan
tubuh dan darah-Nya belaka. Mereka mengaku dalam Apologi dari Pengakuan Augsburg:

"...kami tidak menghapuskan Misa namun secara rohaniah mempertahankan


“ dan membelanya. Di kalangan kami Misa dirayakan setiap Hari Tuhan dan
pada hari-hari raya lainnya, bilamana Sakramen itu disediakan bagi orang-
orang yang hendak mengambil bagian darinya, setelah mereka diperiksa dan
diampuni. Kami juga mempertahankan bentuk-bentuk liturgis tradisional,
seperti urut-urutan dalam pembacaan Alkitab, doa-doa, busana liturgi, dan
hal-hal serupa lainnya." (Apologi dari Pengakuan Augsburg, Artikel XXIV.1) ”
Ikonoklasme

Beberapa tokoh reformasi Protestan, khususnya Andreas Karlstadt, Huldrych Zwingli dan
Yohanes Calvin mendukung penyingkiran citra-citra religius dengan mendasarkan
pendapat mereka pada larangan penyembahan berhala dan pembuatan citra pahatan dari
Allah dalam Dekalog (Sepuluh Perintah Allah). Hasilnya, patung-patung dan gambar-
gambar dirusak dalam serangan spontan individual maupun huru-hara ikonoklastis yang
tidak sah. Meskipun demikian, dalam banyak kasus citra-citra religius disingkirkan secara
baik-baik oleh otoritas sipil di kota-kota dan daerah-daerah teritorial Eropa yang baru saja
direformasi.

Tidak seperti Gereja-Gereja Protestan lainnya, Gereja-Gereja Lutheran pada umumnya


tidak begitu anti terhadap penggunaan citra-citra religius. Ini disebabkan oleh pernyataan
Martin Luther sendiri bahwa orang-orang Kristen harus bebas untuk menggunakan citra-
citra selama mereka tidak menyembahnya sebagai ganti Allah.
Gereja-gereja Lutheran di Indonesia
Selain HKBP (Huria Kristen Batak Protestan), gereja-gereja Lutheran di Indonesia
umumnya menyebar di Sumatera Utara, yakni wilayah pelayanan misi RMG (Rheinische
Missions-Gesselschaft) dulu. Gereja-gereja tersebut adalah GKPI (Gereja Kristen
Protestan Indonesia), GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun), GKPA (Gereja
Kristen Protestan Angkola), GKPPD (Gereja Kristen Protestan Pakpak-Dairi), HKI
(Huria Kristen Indonesia), GPKB (Gereja Punguan Kristen Batak), GKLI (Gereja Kristen
Luther Indonesia), GPP (Gereja Protestan Persekutuan).

Gereja-gereja di Nias dan Kepulauan Mentawai juga tergolong gereja-gereja Lutheran,


yaitu BNKP (Banua Niha Keriso Protestan), AMIN (Angowulua Masehi Indonesia Nias),
ONKP (Ora Niha Keriso Protestan), BKPN (Banua Keriso Protestan Nias), dan GKPM
(Gereja Kristen Protestan Mentawai).

Selain menjadi anggota Federasi Lutheran se-Dunia (LWF), banyak dari gereja-gereja di
atas yang juga menjadi anggota PGI
Calvinisme
Calvinisme adalah sebuah sistem teologis dan pendekatan kepada kehidupan Kristen
yang menekankan kedaulatan pemerintahan Allah atas segala sesuatu.[1] Gerakan ini
dinamai sesuai dengan reformator Perancis Yohanes Calvin, sehingga kadang-kadang
varian dari Kekristenan Protestan yang kadang-kadang disebut sebagai tradisi
Hervormd, iman Hervormd, atau teologi Hervormd.[2]

Tradisi Hervormd dikembangkan oleh teologi-teolog seperti Martin Bucer, Heinrich


Bullinger, Peter Martyr Vermigli, dan Huldrych Zwingli dan juga dipengaruhi oleh para
reformator Inggris seperti misalnya Thomas Cranmer dan John Jewel. Namun karena
pengaruh Yohanes Calvin yang besar dan peranannya dalam perdebatan konfesional dan
gerejawi sepanjang abad ke-17, tradisi ini umumnya kemudian dikenal sebagai
Calvinisme. Kini, istilah ini juga merujuk kepada doktrin dan praktik dari Gereja
Hervormd, dengan Calvin sebagai salah satu pemimpin pertamanya, dan sistem ini paling
dikenal karena doktrin predestinasi dan kerusakan total.

Latar belakang sejarah


Yohanes Calvin

Pengaruh internasional Yohanes Calvin dalam


perkembangan doktrin-doktrin Reformasi Protestan dimulai
ketika ia berusia 25 tahun, ketika ia mulai menulis edisi
pertamanya dari Institusi Agama Kristen pada 1534
(diterbitkan pada 1536). Karya ini mengalami sejmlah
revisi pada masa hidupnya, termasuk terjemahan yang
mengesankan ke dalam bahasa Perancis sehari-hari. Lewat
Institusi bersama dengan karya-karya polemik dan
penggembalaan Calvin, sumbangan-sumbangannya
terhadap dokumen-dokumen konfesional untuk digunakan di gereja-gereja, dan
sumbangannya yang besar dalam bentuk tafsiran Alkitab, Calvin memberikan pengaruh
secara pribadi yang besar terhadap Protestanisme. Ia hanyalah salah satu di antara banyak
tokoh lainnya yang mempengaruhi doktrin-doktrin gereja-gereja Hervormd, meskipun
akhirnya ia menjadi yang paling terkemuka.

Gereja-gereja Hervormd, dan juga Calvin, tergolong pada tahap kedua dari Reformasi
Protestan, ketika gereja-gereja Injili mulai tebentuk setelah Martin Luther dikucilkan dari
Gereja Katolik. Calvin adalah seorang pengungsi Perancis di Geneva. Ia telah
menandatangani Pengakuan Augsburg Lutheran setelah direvisi oleh Melancthon pada
1540, tetapi pengaruhnya pertama-tama dirasakan dalam Reformasi Swiss, yang tidak
bersifat Lutheran, melainkan lebih mengikuti Ulrich Zwingli. Sejak awal telah jelas
bahwa doktrin gereja-gereja Hervormd berkembang dalam arah yang bebas dari Luther,
di bawah sejumlah penulis dan pembaharu, termasuk Calvin yang kelak menjadi sangat
menonjol. Jauh di kemudian hari, ketika kemashyurannya dihubungkan dengan gereja-
gereja Hervormd, seluruh kumpulan ajarannya kemudian disebut sebagai "Calvinisme".

Penyebaran

Meskipun banyak dari praktik Calvin dilakukan di Geneva, penerbitannya menyebarkan


gagasan-gagasannya tentang gereja reformasi yang benar ke banyak bagian Eropa.
Calvinisme menjadi sistem teologis dari gereja mayoritas di Skotlandia (lihat John
Knox), Belanda, dan bagian-bagian dari Jerman (kkhususnya daerah-daerah tetangga
Belanda) dan berpengaruh pula di Perancis, Hongaria, Transilvania yang saat itu
independen, dan Polandia. Calvinisme sempat populer di Skandinavia, khususnya
Swedia, namun kemudian ditolak setelah sinode Uppsala pada 1593 lebih memilih
Lutheranisme.

Kebanyakan pemukim di Atlantik Tengah dan New England, AS, adalah Kaum Calvinis,
termasuk orang-orang Puritan dan Huguenot Perancis dan para pemukim Belanda dii
New Amsterdam (New York). Para pemukim Calvinis Belanda juga merupakan kolonis-
kolonis Eropa pertama yang sukses di Afrika Selatan, mulai dari abad ke-17. Mereka
kemudian dikenal sebagai orang-orang Boer atau Afrikaner.

Sebagian besar wilayah Sierra Leone dihuni oleh para pemukim Calvinis dari Nova
Scotia, yang umumnya adalah loyalis kulit hitam, yakni orang-orang kulit hitam yang
berjuang untuk Britania pada masa Perang Kemerdekaan Amerika. John Marrant
mendirikan sebuah jemaat di sana di bawah asuhan Koneksi Huntingdon.

Sebagian dari gereja-gereja Calvinis terbesar dimulai oleh tenaga-tenaga misi abad ke-19
dan 20; yang besar khususnya adalah gereja-gereja di Indonesia, Korea dan Nigeria.

Doktrin
Teologi Calvinis kadang-kadang diidentifikasi dengan lima poin Calvinisme, atau disebut
juga doktrin rahmat, yang merupakan sebuah respon poin demi poin terhadap lima poin
dari Remonstrans Arminian (lihat Sejarah perdebatan Calvinis-Arminian) dan yang
berfungsi sebagai sebuah ringkasan dari keputusan yang dihasilkan oleh Sinode Dort
tahun 1619. Calvin sendiri tidak pernah digunakan seperti model dan tidak pernah
diperangi secara langsung oleh Arminianisme.

Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan
Arminianisme, tetapi bukan sebagai ringkasan lengkap dari tulisan Calvin atau teologi
gereja-gereja Reformed pada umumnya. Dalam bahasa Inggris, kadang-kadang dikenal
dengan singkatan TULIP:

• Total depravity (Kerusakan total)


• Unconditional election (Pemilihan tanpa syarat)
• Limited atonement (Penebusan terbatas)
• Irresistible grace (Anugerah yang tidak dapat ditolak)
• Perseverance of the saints (Ketekunan orang-orang kudus)

Meskipun ini urutannya berbeda daripada Kanon dari Dort. Inti dari penegasan kanon ini
adalah bahwa Allah mampu menyelamatkan setiap orang yang kepadanya telah diberikan
rahmat dan bahwa apa yang dilakukan-Nya tidak dapat digagalkan oleh kefasikan atau
ketidakmampuan manusia.

Variasi-variasi Calvinisme
Akibat dari reformasi atau pengembangan yang dilakukannya sepanjang sejarah
Calvinisme, maka menimbulkan berbagai variasi dari Calvinisme. Berikut ini adalah
beberapa variasi yang ada:

Lapsarianisme

Dalam teologi Calvinis skolastik, ada dua aliran dari pemikiran mengenai kapan dan
siapa yang dipredestinasikan Allah:

• Supralapsarianisme (dari bahasa Latin: supra, "di atas", yang berarti "sebelum"
+ lapsus, "jatuh"), atau Antelapsarianisme, kadang-kadang disebut "Calvinisme
tinggi", yang berpendapat bahwa Allah menetapkan sebagian orang untuk
keselamatan dan sebagian untuk kebinasaan sebelum manusia jatuh ke dalam
dosa.[3]
• Infralapsarianisme (dari bahasa Latin: infra , "di bawah", yang berarti "setelah"
+ lapsus, "jatuh") atau dikenal juga dengan sublapsarianisme atau
postlapsarianisme, kadang-kadang disebut "Calvinisme rendah", berpendapat
bahwa penetapan Allah terhadap siapa yang dipilih dan siapa yang ditolak terjadi
setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa.[3]

Perbedaan pandangan Lapsarian


Supralapsarianisme Infralapsarianisme
Antelapsarianisme Sublapsarianisme
Postlapsarianisme
Pemilihan untuk keselamatan dan penentuan
kebinasaan
Penciptaan manusia pilihan dan non-pilihan Penciptaan manusia
Mengijinkan kejatuhan
Penebusan bagi orang-orang pilihan oleh Pemilihan untuk keselamatan dan penentuan
Kristus kebinasaan
Penebusan bagi orang-orang pilihan oleh
Kristus

Catatan : Urutan dalam Infralapsarianisme maupun Supralapsarianisme bukanlah


urutan kronologis / waktu, tetapi hanya urutan berdasarkan logika. [4]
Empat-poin Calvinisme

Empat-poin Calvinisme atau kadang disebut juga Amyraldisme adalah bentuk modifikasi
dari teologi Calvinis yang menolak salah satu dari lima poin Calvinisme, yakni doktrin
penebusan terbatas (limited atonement), dan mendukung penebusan tidak terbatas
(unlimited atonement). Secara sederhana, Amyraldisme menyatakan bahwa Tuhan telah
menyediakan penebusan Kristus bagi semua orang tanpa kecuali, namun melihat bahwa
tidak ada satupun yang dengan sendirinya akan percaya, maka Tuhan pun kemudian
memilih orang-orang yang Ia akan bawa kepada iman di dalam Kristus, dengan demikian
tetap mempertahankan doktrin Calvinis tentang pemilihan tanpa syarat.

Hiper-Calvinisme

Hiper-Calvinisme adalah keyakinan bahwa Allah menyelamatkan umat pilihan melalui


kehendak kedaulatan-Nya tanpa atau hanya sedikit menggunakan metode (seperti
penginjilan, khotbah, dan doa bagi yang hilang) dalam mewujudkan keselamatan itu.
Hiper-Calvinis terlalu menekankan kedaulatan Allah dan terlalu mengabaikan tanggung
jawab manusia dalam karya keselamatan.

Menurut Edwin H. Palmer, Hiper-Calvinisme bertentangan secara frontal dengan


Arminianisme. Sementara penganut Arminian menyangkal kedaulatan Allah, Hiper-
Calvinis meninggalkan fakta tanggung jawab manusia. Ia melihat pernyataan yang jelas
dari Alkitab mengenai penentuan lebih dulu dari Allah dan memegang hal itu dengan
teguh. Tetapi karena tidak mampu mendamaikannya secara logis dengan tanggung jawab
manusia, ia menyangkal tanggung jawab manusia itu. Jadi orang Arminian dan orang
hyper-Calvinist, sekalipun merupakan kutub-kutub yang bertentangan, sebetulnya sangat
dekat dalam cara berpikirnya.[5]
Gereja Baptis
Gereja Baptis adalah nama generik untuk gereja-gereja di lingkungan Protestan yang
dicirikan antara lain oleh penolakannya terhadap baptisan anak (baptisan yang diberikan
kepada bayi dan anak kecil). Gereja ini percaya bahwa baptisan hanya diberikan kepada
orang dewasa yang sudah dapat mengakui imannya secara sadar dan bertanggung jawab.
Praktik pelayanan baptisan hanya kepada orang dewasa di kalangan Gereja Baptis ini
kelak juga ditiru oleh beberapa denominasi lain.

Latar belakang sejarah


Ketika Reformasi terjadi pada awal abad ke-16, banyak orang merasa kurang puas
dengan apa yang telah dilakukan oleh Luther maupun Calvin. Mereka mengharapkan
perubahan yang radikal dari Gereja Katolik Roma. Sebagian dari mereka kemudian
melakukan perombakan-perombakan sendiri terhadap Gereja pada waktu itu, khususnya
dalam hal hubungan antara Gereja dan negara dan baptisan. Gereja dan negara, menurut
mereka, harus sama sekali dipisahkan, sehingga tidak akan terjadi lagi penguasaan oleh
salah satu lembaga terhadap yang lainnya. Baptisan, menurut mereka, harus dilakukan
kepada orang yang benar-benar mengaku percaya. Dengan demikian baptisan anak tidak
sah. Mereka yang telah dibaptiskan pada masa bayi, harus dibaptiskan ulang dengan
baptisan yang sah. Oleh karena itulah oleh orang-orang Katolik maupun Protestan mereka
dijuluki kaum Anabaptis, atau orang-orang yang membaptiskan kembali.

Pada abad XVII di Inggris, orang-orang ini mulai menggunakan nama Baptis sebagai
nama diri mereka. Kelompok Baptis ini berkembang dari kaum Separatis di Inggris, yang
merasa bahwa kelompok itu tidak cukup radikal dalam memisahkan diri mereka dari
ajaran dan praktek Gereja Inggris. Mereka pun dianggap kurang setia terhadap ajaran-
ajaran Alkitab. Orang-orang ini kemudian mulai membentuk kelompok-kelompok gereja
yang sepaham, sehingga muncullah aliran Baptis yang pertama. Dalam prakteknya,
mereka sendiri juga berbeda-beda di dalam pemahaman mereka. Sebagian menerima
ajaran tentang predestinasi dari Calvinisme (Baptis Khusus), sementara yang lainnya
menolak ajaran itu dan menerima ajaran tentang kehendak bebas dari Arminianisme
(Baptis Umum).

Perkembangan
Di Amerika, Gereja Baptis dimulai oleh Roger Williams yang mendirikan Providence,
Rhode Island, sebagai “tempat perlindungan bagi mereka yang merasa hati nuraninya
terusik.” Williams, walaupun tidak lama menjadi seorang Baptis, mendirikan First
Baptist Church of America di Providence pada tahun 1639. Di tempat-tempat lain, orang-
orang Baptis disisihkan dan ditolak, karena mereka dianggap memeluk agama yang
berbeda dengan agama yang dipeluk oleh sebagian besar pendatang di benua baru ini.

Untuk mendukung upaya penginjilan pada abad ke-18 orang-orang Baptis mulai
mendirikan perhimpunan-perhimpunan. Philadelphia Baptist Association dibentuk pada
tahun 1707. Charleston Baptist Association dibentuk pada tahun 1751. Pada masa
Kebangunan Rohani Besar pada akhir abad ke-18, gereja-gereja Baptis mengalami
pertumbuhan yang pesat. Seperti halnya nenek moyang mereka di Inggris, orang-orang
Baptis ini sangat menekankan kebebasan beragama dan pemisahan antara Gereja dan
negara secara ketat. Menurut mereka, kebebasan beragama adalah hak setiap orang –
bukan cuma orang Kristen atau Baptis melainkan apapun juga agama seseorang.

Di kalangan orang-orang kulit hitam, gereja-gereja Baptis juga berkembang pesat. Pada
tahun 1773, terbentuk sejumlah Gereja Baptis independen yang kemudian menjadi dua
kelompok denominasi yang besar, yakni Foreign Mission Baptist Convention pada tahun
1880 dan National Baptist Convention pada tahun 1895.

Misi ke negara lain


Pada awal abad ke-19, dalam gerakan misi besar-besaran ke seluruh penjuru dunia,
Gereja Kongregasionalis mengutus sepasang suami-istri misionaris ke Myanmar, yang
bernama Adoniram dan Ann Judson. Dalam pelayaran mereka ke India, kedua suami-istri
ini dipengaruhi oleh sejumlah orang Baptis, sehingga sesampainya mereka di Myanmar
mereka telah menjadi misionaris Baptis. Pekerjaan mereka di Myanmar menghasilkan
buah yang sangat luar biasa, sehingga sampai sekarang Gereja Baptis menjadi
denominasi terbesar di negara itu, khususnya di kalangan suku Karen.

Ajaran
Ajaran Gereja Baptis pada umumnya hampir sama dengan ajaran kebanyakan Gereja-
gereja Protestan, seperti pengakuan terhadap kewibawaan Alkitab, Tritunggal, hakikat
manusia dan dosanya, dll. Namun demikian, ada juga sejumlah perbedaan bahkan di
lingkungan Gereja Baptis sendiri. Sebagian Gereja mengakui bahwa Alkitab tidak
mengandung kesalahan (ineransi) dan karena itu harus diterima dan ditafsirkan secara
harafiah, sementara yang lainnya menerima infalibilitas Alkitab dalam arti pengajarannya
dapat dan layak diterima dan dijadikan pegangan hidup orang Kristen.

Gereja Baptis mengakui bahwa baptisan hanya dilayankan kepada orang dewasa.
Perjamuan kudus dipahaminya hanya sebagai peringatan tentang penderitaan dan
kematian Yesus, sehingga peristiwa itu tidak dianggap memiliki arti yang lebih istimewa
dibandingkan dengan bagian lain dari liturgi.

Gereja Baptis tidak mempunyai ajaran yang resmi. Satu-satunya keyakinan mereka yang
paling jelas adalah kebebasan beragama. Keyakinan ini berkembang karena dari
pengalaman mereka sendiri ketika mereka ditindas oleh Gereja karena mereka tidak
mengikuti ajaran yang berlaku saat itu.

Namun demikian, ada juga kecenderungan-kecenderungan di kalangan gereja-gereja


Baptis tertentu untuk merumuskan ajarannya. Secara tradisional Gereja Baptis percaya
akan ajaran tentang “imamat am orang percaya.” Namun kini mereka cenderung untuk
menempatkan kewibawaan pendeta di atas kedudukan kaum awam. Secara tradisional
Gereja Baptis menempatkan Yesus dan Roh Kudus sebagai kriteria satu-satunya dalam
menafsirkan Alkitab, namun kini rumusan Iman Baptis dan Pesan 2000 dari Southern
Baptist Convention dipergunakan sebagai satu-satunya pemahaman yang sah untuk
menafsirkan Alkitab. Southern Baptist juga menolak penahbisan perempuan sebagai
pendeta, sehingga banyak pendeta perempuan di Gereja itu terpaksa harus melepaskan
jabatan mereka.

Di lingkungan Southern Baptist Convention yang mempunyai anggota sekitar 16 juta


orang ini muncul pula perdebatan tentang aliran teologi Gereja ini. Sebagian orang
berpendapat bahwa Southern Baptist secara historis menganut teologi Calvinis,
khususnya kelima butir doktrinnya: TULIP – Total depravity, Unconditional election,
Limited atonement, Irresistible Grace, Perseverance of the Saints (Keadaan manusia
yang sama sekali berdosa, Manusia dipilih tanpa syarat oleh Allah, Penebusan yang
terbatas, Anugerah yang tidak dapat ditolak, dan Ketekunan hidup orang Kristen).

Sebagian teolog lainnya menekankan bahwa meskipun secara teologis mereka Calvinis,
pada kenyataannya mereka lebih dipengaruhi oleh Arminianismeyang membuat teologi
Calvinis mereka lebih moderat dan lebih evangelikal. Jadi tampaknya kedua aliran
teologi yang sesungguhnya bertentangan ini justru dipertemukan di Gereja Baptis

Keluarga Gereja Baptis


Di dunia ada banyak sekali denominasi Gereja Baptis. Di Amerika Serikat saja
diperkirakan ada lebih dari 50 denominasi yang menyebut dirinya Baptis. Yang terbesar
di antaranya adalah Gereja Baptis Selatan (Southern Baptist Convention) yang terbentuk
pada tahun 1845 karena masalah perbudakan. Gereja-gereja Baptis yang menolak
perbudakan umumnya berada di Utara, dan pada tahun 1907 mereka membentuk
Konferensinya sendiri yang bernama Northern Baptist Convention yang kini berubah
namanya menjadi American Baptist Convention. Sebelumnya pada tahun 1905 dari
Southern Baptist terbentuk kelompok Landmarkism yang membentuk American Baptist
Association dan Baptist Bible Fellowship pada tahun 1950-an. Kelompok Baptis
Landmark ini percaya bahwa Gereja Baptis sudah ada sejak masa Yohanes Pembaptis.

Dari Northern Baptist Convention muncul General Association of Regular Baptist


Churches pada tahun 1932 dan Conservative Baptist Churches pada tahun 1940. Ada
pula Baptist General Conference (yang berasal dari Baptis Swedia) dan North American
Baptist Conference (yang berasal dari Baptis Jerman). Masih banyak lagi Gereja Baptis
lainnya di Amerika Serikat, khususnya di kalangan kaum kulit hitam.
Gereja German Brethren (Dunkard) dan Gereja Menonit juga tergolong di dalam
keluarga Gereja-gereja Baptis, atau lebih tepatnya Gereja-gereja Anabaptis.

Selain berbagai denominasi Gereja Baptis, ada juga kalangan Baptis tertentu yang tidak
setuju dengan sistem denominasi, melainkan mempertahankan otonomi tiap jemaat lokal.
Kelompok ini memakai nama Baptis Independen. Gereja-gereja Baptis Independen
banyak terdapat di Amerika Serikat, tetapi juga didapatkan di seluruh belahan dunia
karena gencarnya program misi mereka. Di Indonesia, Gereja Baptis Independen sudah
ada sejak tahun 1970an, salah satu contohnya adalah Gereja Baptis Independen
Alkitabiah Graphe.

Gereja Baptis di Indonesia


Seperti juga halnya di banyak negara lain di Asia (kecuali di Myanmar yang kuat
dipengaruhi oleh American Baptist Convention), Gereja-gereja Baptis di Indonesia,
umumnya berafiliasi dengan Southern Baptist Convention. Di Kalimantan terdapat
sejumlah kecil Gereja Baptis yang berasal dari pekerjaan misi Conservative Baptist dari
Amerika Serikat.

Tokoh-tokoh Baptis
Beberapa tokoh Baptis yang terkemuka adalah John Bunyan, pengarang buku “Perjalanan
Seorang Musafir”, dan Charles Spurgeon dari Inggris, dan Walter Rauschenbusch, Billy
Graham, Martin Luther King, Jr., Jimmy Carter, Jesse Jackson, Bill Clinton dan Al Gore
di Amerika Serikat.

Hubungan dengan Gereja-gereja Lain


Gereja-gereja Baptis pada umumnya kurang bergaul dengan Gereja-gereja dari
denominasi yang lain. Di banyak negara Gereja Baptis tidak bergabung menjadi anggota
Dewan Gereja Nasional, melainkan cenderung untuk membentuk kelompoknya sendiri.
Gereja Methodist Indonesia
Gereja Methodist Indonesia (GMI) adalah sebuah gereja protestan yang beraliran
methodisme atau Wesleyan. GMI merupakan gereja beraliran methodis terbesar di
Indonesia.

Latar belakang
Methodisme datang ke Indonesia pertama kali pada 1905 setelah para misionaris
Amerika mulai bekerja di Malaysia dan Singapura. Gereja Methodis di Indonesia saat itu
adalah satu-satunya Gereja yang tidak dimulai oleh para misionaris Belanda ataupun
Jerman.

Di Indonesia, para misionaris Amerika mulai bekerja di Jawa, Kalimantan, dan Sumatera.
Pada 1913, setelah datangnya Bishop J. Robinson, konferensi yang pertama pun
diselenggarakan di Sumatera Utara. Pada saat itu, Gereja Methodist dikenal sebagai
gereja yang unik karena ini adalah satu-satunya Gereja Protestan yang anggota-
anggotanya terdiri atas suku Batak dan orang-orang keturunan Tionghoa, sementara
Gereja-gereja Protestan lainnya saat itu pada umumnya tersegregasi.

Mandiri
Pada 20 Januari 1963 pemerintah Indonesia menyatakan sikap bermusuhan dengan
Malaysia. Hal ini mempersulit kedudukan Gereja Methodist di Indonesia yang pada
waktu itu berada di bawah kepemimpinan Bishop Malaya. Pada 9 Agustus 1964, Gereja
Methodist di Indonesia dijadikan gereja otonom, dan namanya secara resmi disebut
sebagai Gereja Methodist Indonesia (GMI).

Kini Gereja Methodist Indonesia menjalin hubungan erat dengan gereja methodist
lainnya seperti United Methodist Church di Amerika Serikat dan Gereja Methodist
Korea.

Pelayanan saat ini


Daerah pelayanan Gereja Methodist Indonesia meliputi hampir setengah wilayah
Indonesia, dari Banda Aceh di bagian barat hingga Makasar di bagian timur.

Pelayanan yang diberikan mencakup pelayanan jasmani maupun rohani dalam bentuk
pelayanan kesejahteraan, kesehatan, dan pendidikan.
GMI mempunyai sebuah rumah sakit Methodist (Rumah Sakit Methodist di Medan),
sejumlah klinik, dan sejumlah sekolah dari tingkat playgroup hingga universitas. GMI
juga memiliki dua sekolah tinggi teologi, yaitu untuk KONTA WILAYAH I :Sekolah
Tinggi Theologia - Gereja Methodist Indonesia (STT-GMI) di Bandarbaru, Sumatera
Utara, dan KONTA WILAYAH II : Sekolah Tinggi Theologia - Wesley (STT-Wesley) di
Jakarta.

Saat ini GMI mempunyai 276 gereja, 248 pos pelayanan, 157 pendeta yang ditahbiskan,
serta ratusan pelayan awam yang melayani 40.183 anggota penuh serta 49.913 calon
anggota. Sekitar 80% dari jemaat-jemaat GMI tinggal di daerah-daerah pedesaan.

Anggota-anggota GMI terdiri dari berbagai suku bangsa dan bahasa. Kebaktian-
kebaktiannya diselenggarakan dalam bahasa Indonesia, Inggris, Mandarin, Batak, dan
sejumlah bahasa setempat lainnya.

Pimpinan
Gereja Methodist Indonesia ditata dengan sistem episkopal, yang berarti pucuk
pimpinannya terletak di tangan seorang uskup (bishop). Daerah pelayanan GMI dibagi
menjadi dua wilayah, yaitu Wilayah I yang terdiri atas Aceh sampai Pekanbaru ,dan
Wilayah II yang terdiri atas Sumatera Selatan dan Jawa. Pimpinan GMI saat ini adalah
Bishop Darwis Manurung STh. (Wilayah I) dan Bishop Amat Tumino M.Min (Wilayah
II).

Gereja Pentakosta
Gereja-gereja Pentakosta atau Pentakostalisme (aliran Pentakosta) - yang di
Indonesia sering disebut juga Pantekosta - adalah sebuah gerakan di kalangan
Protestanisme yang sangat menekankan peranan karunia-karunia Roh Kudus. Aliran ini
sangat mirip dengan gerakan Karismatik, namun gerakannya muncul lebih awal dan
terpisah dari gereja arus utama. Orang Kristen Karismatik, setidak-tidaknya pada awal
gerakannya, cenderung untuk tetap tinggal di dalam denominasi mereka masing-masing.

Secara ringkas, Gereja Pentakosta memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:

• Sangat menekankan keyakinan akan peranan Roh Kudus dan karunia-karunia Roh
Kudus di dalam kehidupan sehari-hari para pengikutnya.
• Pembaharuan infrastruktur ibadah, antara lain lagu-lagu rohani yang digunakan
lebih modern dibandingkan dengan lagu-lagu lama yang bernuansa Gregorian.
• Gereja mengizinkan peran kaum perempuan dalam pelayanan.
• Desakralisasi hubungan antara imam dan jemaat yang lebih ditekankan pada nilai
kekeluargaan, sehingga jauh dari kesan kesenjangan tingkat kerohanian.
Teologi
Secara teologis, kebanyakan denominasi Pentakosta tergabung dalam evangelikalisme,
artinya mereka menekankan bahwa Alkitab itu sepenuhnya dapat dipercaya, hingga pada
tingkat ineransi (tidak mengandung kesalahan) dan orang harus bertobat dan percaya
kepada Yesus. Orang Pentakosta berbeda dengan orang Fundamentalis karena mereka
lebih menekankan pengalaman rohani pribadi.

Orang Pentakosta memiliki pandangan dunia yang trans-rasional. Meskipun mereka


sangat memperhatikan ortodoksi (keyakinan yang benar), mereka juga menekankan
ortopati (perasaan yang benar) dan ortopraksis (refleksi atau tindakan yang benar).
Penalaran dihargai sebagai bukti kebenaran yang sahih, tetapi orang-orang Pentakosta
tidak membatasi kebenaran hanya pada ranah nalar.

Dr. Jackie David Johns dalam bukunya tentang kepemimpinan formatif Pentakosta,
menyatakan bahwa Alkitab mempunyai tempat yang khusus dalam pandangan dunia
pentakostal karena Roh Kudus selalu aktif di dalam Alkitab. Bagi Dr. Johns, pertemuan
dengan Alkitab adalah pertemuan dengan Allah. Bagi orang Pentakosta, Alkitab adalah
referensi utama bagi persekutuan dengan Allah dan pedoman untuk memahami dunia.

Salah satu ciri paling utama yang membedakan Pentakostalisme dengan Evangelikalisme
adalah penekanannya pada karya Roh Kudus. Bahasa Roh yang juga dikenal dengan
glossolalia, adalah bukti normatif dari baptisan Roh Kudus. Beberapa gereja Pentakosta
utama juga meyakini bahwa mereka yang tidak berbahasa Roh belum menerima berkat
yang mereka namakan baptisan Roh Kudus. Klaim ini unik bagi kaum Pentakosta dan
merupakan salah satu dari sedikit perbedaannya dengan teologi Karismatik.

Beberapa pendeta dan anggota gereja mengakui bahwa seorang percaya mungkin mampu
berbahasa Roh, tetapi karena berbagai alasan pribadi (misalnya, karena kurangnya
pengertian), mereka tidak melakukannya. Hal ini terjadi apabila seorang percaya dipenuhi
oleh Roh Kudus, tetapi tidak memperlihatkan apa yang disebut "bukti fisik awal" dalam
bentuk berbahasa Roh. Namun hanya sedikit orang yang berpandangan seperti ini.

Para kritikus gerakan ini menyatakan bahwa doktrin ini tidak cocok dengan kritik Paulus
terhadap gereja perdana di Korintus yang sangat menekankan bahasa Roh (lih. 1
Korintus, ps. 12-14 dalam Perjanjian Baru. Para pendukungnya mengatakan bahwa posisi
Pentakostal sangat erat dengan penekanan Lukas dalam Kisah Para Rasul dan
mencerminkan suatu hermeneutika yang lebih tajam.

Dr. Dale A. Robbins menulis sehubungan dengan keyakinan karismatik bahwa sejarah
Gereja menolak pendapat bahwa karunia-karunia karismatik menghilang tak lama setelah
masa para rasul. Dr. Robbins mengutip seorang bapa Gereja mula-mula, Ireneus (l.k.
130-202) yang menulis sbb. "... kami mendengar banyak saudara di gereja yang memiliki
karunia-karunia bernubuat, dan yang berbahasa Roh, dan yang juga menyingkapkan
berbagai rahasia manusia demi kebaikan mereka sendiri [pengetahuan]...". Dr. Robbins
juga mengutip tulisan Ireneus berikut ini, "Ketika Allah menganggap perlu, dan ketika
gereja banyak berdoa dan ber-puasa, mereka melakukan banyak perbuatan yang ajaib,
bahkan menghidupkan kembali orang yang sudah meninggal." Menurut Dr. Robbins,
Tertulianus (l.k. 155-230) melaporkan kejadian-kejadian serupa, seperti halnya pula
dengan Origenes (l.k. 182-251), Eusebius (l.k. 275-339), Firmilianus (l.k. 232-269), dan
Krisostomus (l.k. 347-407).[1]

Keyakinan bahwa orang tidak diselamatkan apabila ia tidak berbahasa roh ditolak oleh
kebanyakan aliran utama Pentakosta. Alasan cukup mendasar penolakan itu adalah,
bahwa jemaat adalah tubuh yang memiliki peran dan karunia masing-masing.

Sebagian gereja Pentakosta berpegang pada teologi Keesaan yang menolak doktrin
Tritunggal (Trinitas) yang tradisional dan menganggapnya tidak alkitabiah. Denominasi
Keesaan Pentakostal yang terbesar di Amerika Serikat adalah United Pentecostal Church.
Kaum Pentakostal Keesaan ini kadang-kadang juga dikenal dengan "Nama Yesus",
"Kerasulan" atau yang oleh para pengecamnya disebut sebagai orang-orang Pentakosta
"Yesus saja". Hal ini disebabkan oleh keyakinan mereka bahwa para Rasul yang mula-
mula itu membaptiskan orang-orang Kristen baru di dalam nama Yesus. Mereka juga
percaya bahwa Allah menyatakan diri-Nya dalam berbagai peran, dan bukan dalam tiga
pribadi yang berbeda. Namun demikian organisasi-organisasi pentakostal trinitarian yang
utama, termasuk Pentecostal World Conference dan Fellowship of Pentecostal and
Charismatic Churches of North America menentang teologi Keesaan dan
menganggapnya sebagai ajaran sesat. Mereka tidak menerima kelompok ini sebagai
anggota mereka. Kelompok Keesaan ini pun memperlakukan hal yang sama terhadap
kelompok trinitarian.

Pemeluk
Christianity Today melaporkan dalam sebuah artikel yang berjudul "World Growth at 19
Million a Year" (Bertumbuh 19 juta angota di seluruh dunia) bahwa menurut sejarahwan
Vinson Synon, dekan Regent University School of Divinity (Sekolah Teologi Universitas
Regent) di Virginia Beach bahwa 25% dari seluruh umat Kristen di dunia adalah
Pentakostal atau karismatik

Denominasi-denominasi Pentakostal terbesar di AS adalah Assemblies of God (Sidang


Jemaat Allah), Church of God in Christ, Church of God (Cleveland), dan United
Pentecostal Church. Menurut sebuah artikel Musim Semi 1980 dari Christian History,
ada sekitar 11.000 denominasi pentakostal atau karismatik di seluruh dunia.

Di AS gereja-gereja Pentakostal diperkirakan mempunyai lebih dari 20 juta anggota,


termasuk sekitar 918.000 (4%) penduduk Hispanik. Jumlah ini mencakup jemaat-jemaat
yang tidak berafiliasi, meskipun jumlahnya tidak pasti. Hal ini sebagian disebabkan
karena sebagian ajaran Pentakostalisme juga dianut oleh denominasi non-Pentakostal
yang dikenal sebagai gerakan karismatik.

Perhitungan konservatif atas penganut Pentakostalisme di seluruh dunia pada tahun 2000
diperkirakan sekitar 115 juta. Perkiraan lain menyebutkan jumlah hampir 400 juta.
Sebagian terbesar dari pemeluknya terdapat di negara-negara Dunia Ketiga, meskipun
kebanyakan pemimpin mereka masih orang Amerika Utara. Pentakostalisme kadang-
kadang disebut sebagai "gerakan ketiga Kekristenan".

• Gereja Kristen terbesar di dunia adalah Yoido Full Gospel Church


(Gereja Injil Sepenuh Yoido) di Korea Selatan, sebuah gereja Pentakostal.
Gereja ini didirikan dan dipimpin oleh David Yonggi Cho sejak 1958.
Pada tahun 2003 anggotanya berjumlah 780.000.
• Gereja Yesus Sejati, adalah gereja pribumi yang didirikan oleh
orang-orang Tionghoa di daratan Tiongkok, namun pusatnya sekarang
berada di Taiwan. Gereja Kerasulan adalah gereja yang paling cepat
berkembang di seluruh dunia.

Di Indonesia gereja-gereja Pentakosta diperkirakan mempunyai lebih dari 2 juta anggota,


gereja-gereja Pentakostal/Karismatik yang utama adalah

• Gereja Gerakan Pentakosta (GGP),


• Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), 600 an ribu
• Gereja Pantekosta Serikat Di Indonesia (GPSDI),
• Gereja Sidang Pantekosta DI Indonesia (GSPDI),
• Gereja Pentakosta Indonesia (GPI),
• Gereja Bethel Indonesia (GBI), 500 an ribu
• Gereja Kristen Kemah Daud (GKKD),
• Gereja Kemenangan Iman Indonesia (GKII),
• Gereja Tiberias Indonesia, 20 an ribu
• Abbalove Ministries,
• Gereja Bethany Indonesia, 20 an ribu
• Jemaat Pentakosta Indonesia (JPI),
• Gereja Kristen Perjanjian Baru (GKPB),
• Gereja Bethel Tabernakel (GBT),
• Jakarta Praise Community Church,
• Gereja Sidang-Sidang Jemaat Allah (GSSJA),
• Gereja Kegerakan Pantekosta Minahasa (GKPM)
• Gereja Segala Bangsa (GESBA)
• Gereja Pimpinan Rohulkudus (GPR)
• Gereja Mawar Sharon (GMS) dan lain-lain.

Menurut Christianity Today, Pentakostalisme adalah "iman yang hidup di antara kaum
miskin, yang menjangkau ke dalam kehidupan sehari-hari anggotanya, dan menawarkan
tidak hanya harapan tetapi juga sebuah cara hidup yang baru." Selain itu, menurut sebuah
laporan PBB pada 1999, "Gereja-gereja Pentakostal sangat berhasil dalam merekrut
anggotanya dari kalangan yang paling miskin." Juga menurut Christianity Today, di
kalangan gereja-gereja Brazilia, di mana pemeluk Pentakostal pada umumnya sangat
miskin, "Para pendetanya seringkali meminta anggotanya persembahan yang jumlahnya
layak ditertawai; namun orang-orang ini memberikan 20, 30, dan kadang-kadang bahkan
50 persen dari penghasilan mereka." Christianity Today juga mencatat bahwa kaum
Pentakostal Brazilia berbicara tentang Yesus yang riil dan dekat kepada mereka, serta
melakukan berbagai hal bagi mereka termasuk memberikan makanan dan tempat
bernaung. Selain itu, Christianity Today mencatat "Para sarjana telah lama mengecap
Pentakostalisme sebagai agama yang tidak memperhatikan hal-hal yang ada di dunia sini.
Bagi banyak orang, hal ini dianggap sebagai kesimpulan yang tidak terelakkan, karena
gerakan ini sangat menekankan pengalaman karismatik, religiositas yang mendalam, dan
kecenderungan asketik (bertarak). Bahkan para sarjana Pentakostal yang sangat dihormati
pun mengakui hal ini.

Gerakan Karismatik
Gerakan Karismatik dalam berbagai hal memiliki ciri-ciri khas Pentakosta, khususnya
dalam hal karunia-karunia Roh seperti tercatat dalam Alkitab (bahasa lidah/bahasa
roh/glossolalia, nubuat, dan lain-lain). Gerakan ini pada awalnya bersifat antardenominasi
di dalam gereja-gereja aras utama Protestan dan Katolik. Banyak kaum Karismatik pada
akhirnya kemudian membentuk denominasi terpisah dalam gereja-gereja baru.

Kitab Kisah Para Rasul mencatat (mengisahkan) mengenai manifestasi Roh Kudus seperti
kesembuhan ilahi, mujizat, dan glossolalia yang terjadi pada masa gereja mula-mula pada
awal abad pertama. Karismatik merupakan sebuah istilah yang dipakai untuk
mendeskripsikan kaum Kristiani yang percaya bahwa manifestasi Roh Kudus tersebut
juga bisa terjadi dan seharusnya dipraktekkan sebagai pengalaman pribadi setiap orang-
orang percaya pada masa sekarang ini.

Kata karismatik berasal dari sebuah kata Yunani charis yang berarti kasih karunia. Kata
charis digunakan dalam Alkitab untuk menjelaskan mengenai berbagai-bagai
pengalaman supranatural (khususnya dalam 1 Korintus 12-14).

Sejarah
Awal, 1950-1975

Adalah sulit untuk menentukan kapan waktunya dan di mana tepatnya Kristen Karismatik
mulai muncul sebagai gerakan yang berpengaruh di antara gereja-gereja aras utama.
Namun demikian, pada umumnya Dennis Bennett, seorang dari Gereja Episkopal
Amerika seringkali disebut-sebut sebagai pionir dari gerakan ini.

Pada tahun 1960, Bennet, seorang Rektor Gereja Episkopal Santo Markus, Van Nuys,
California, Amerika Serikat, mengumumkan kepada jemaatnya pada tahun 1960 bahwa ia
telah menerima pencurahan Roh Kudus. Segera setelah peristiwa ini, ia pindah melayani
di Vancouver dalam dalam banyak lokakarya dan seminar mengenai karya Roh Kudus.
[1] Pelayanannya ini banyak mempengaruhi puluhan ribu kaum Anglikan di seluruh
dunia sekaligus memulai gerakan pembaharuan di dalam tubuh Gereja Katolik Roma dan
Gereja-Gereja Ortodoks.

Antara 1960-1970, muncul pembaharuan di kalangan gereja-gereja aras utama, seperti


Episkopal, Lutheran, dan Katolik, untuk mendapatkan karunia-karunia Roh Kudus.
Pembaharuan Karismatik Katolik diawali pada individu seperti Kevin Ranaghan dan
pengikutnya di University of Notre Dame, South Bend, Indiana. Dennis Bennet adalah
rekan Ranaghan di Gereja Episkopal.

Gerakan pembaharuan karismatik namun demikian tidak mempengaruhi Gereja Ortodoks


Timur sehebat di gereja-gereja aras utama lainnya. Beberapa kaum pembaruan karismatik
di Gereja Ortodoks di antaranya adalah:

• Fr. Eusebius Stephanou, Keuskupan Agung Ortodoks Yunani,


Amerika Serikat; pendiri Persaudaraan Teolog Baru Santo Simeon
• Fr. Boris Zabrodsky, Gereja Ortodoks Ukrania di Amerika; pendiri
Komite Pelayanan Pembaruan Spiritual Ortodoks (SCOSR) yang
menerbitkan koran "Theosis".

Pada tingkat internasional, David du Plessis bersama-sama dengan para gembala/pendeta


dari gereja-gereja lainnya (termasuk Lutheran dan bahkan dari Southern Baptist
Convention) turut menyebarluaskan gerakan tersebut. Para pendeta dari Southern Baptist
Convention pada akhirnya keluar dari denominasi mereka, karena diminta untuk secara
sukarela keluar atau bahkan ada juga yang dipecat. Tetapi para pendeta/pastor dari
gereja-gereja Episkopal dan Katolik diijinkan untuk tetap berada di gerejanya, selama
tidak mengganggu tugas utama mereka di jemaat/kongregasinya.

Dinamika, 1975-2000

Sementara banyak kaum karismatik tetap berada di dalam lingkup denominasinya,


banyak yang lainnya telah keluar secara sukarela maupun dipaksa. Mereka yang keluar
ini kemudian menggabungkan diri dengan gereja-gereja Pentakosta lain ataupun
membentuk gereja/denominasi mereka sendiri. Gerakan gereja rumah di Inggris Raya dan
gerakan Vineyard di Amerika Serikat adalah contoh-contoh struktur gereja karismatik
yang formal. Gereja Hillsong di Australia adalah contoh gereja Pentakosta yang
mengadopsi praktek dan kepercayaan karismatik, yang telah, pada waktunya juga
mempengaruhi denominasi Gereja Sidang-Sidang Jemaat Allah Australia. Di New
Zealand, gerakan terbesar Pentakosta adalah Gereja Hidup Baru (New Life Churches), di
samping berbagai gereja lokal dan internasional yang juga berdiri di sana.

Sejak sekitar tahun 1975, Gerakan Karismatik tampaknya dipengaruhi oleh Gerakan
Hujan Akhir dan para pengajar dari Gerakan tersebut, seperti William M. Branham.
Gerakan Hujan Akhir ini merupakan sebuah gerakan yang muncul pada tahun
1950an di antara gereja-gereja Pentakosta. Gerakan ini pada awalnya dianggap
sebagai bidah oleh denominasi Gereja Sidang-Sidang Jemaat Allah pada masa itu.

Pada masa modern, gerakan Karismatik dan aliran Pentakosta semakin lama semakin
berkemiripan dalam hal pengalaman dan teologi, di mana kedua gerakan ini telah
mengadopsi berbagai eleman dan pengajaran dari Gerakan Hujan Akhir tersebut.

Sejak pertengahan 1980an, gerakan Karismatik telah mencatat sejumlah perubahan yang
cukup besar dalam ilmu teologi dan pengaruhnya. Masa ini disebut Gelombang Ketiga
Roh Kudus. Masa ini ditandai dengan pelayanan-pelayanan internasional terkenal di
kalangan Kristiani seperti, C. Peter Wagner, Word-faith Theology, dan fenomena Toronto
Blessing.

Karismatik: Sebuah Perspektif Dunia


Seperti telah tertulis di atas, aliran Pentakosta dan gerakan Karismatik sering dianggap
sebagai gerakan sama. Dengan pandangan ini, menurut Christianity Today, aliran
Pentakosta adalah "sebuah semangat iman di antara kaum papa; yang menjamah hingga
kehidupan sehari-hari pemercayanya, menawarkan tidak hanya harapan, tapi sebuah cara
baru untuk menjalani kehidupan." [2]

Sebagai tambahan, dalam laporan PBB pada tahun 1999 dinyatakan, "Gereja-gereja
Pentakosta telah sangat berhasil dalam merekrut anggota-anggotanya dari yang termiskin
di antara kaum papa." Juga menurut Christianity Today, di kalangan gereja-gereja
Brasilia, di mana kaum Kristen Pentakosta kebanyakan sangat miskin, "Para pengkhotbah
tak henti-hentinya menghimbau jemaat untuk memberikan suatu jumlah yang tampaknya
menggelikan; para jemaat tidak jarang memberikan zakat/persembahan perpuluhan
mereka hingga 20, 30, dan bahkan 50 persen dari pendapatan mereka." [3]

Christianity Today juga mencatat bahwa kaum Pentakosta Brasilia mengobrolkan Yesus
seakan-akan pribadi yang nyata dan dekat dengan mereka dan melakukan berbagai hal
untuk mereka seperti menyediakan makanan dan tempat tinggal. [4]

Sebagai tambahan, "Para sarjana telah lama menganggap aliran Pentakosta sebagai
seperti agama besar dari "dunia lain", yang berfokus pada hal-hal yang di atas
ketimbang hal-hal duniawi. Hal-hal di atas, membawa kepada sebuah kesimpulan bahwa
gerakan ini menekankan akan pengalaman karismatik, semangat keagamaan, dan
tendensi kepertapaan. Kesimpulan ini, walaupun demikian, belum sepenuhnya disepakati
oleh banyak sarjana/peneliti pada tingkatan yang lebih tinggi." [5]

Gerakan Karismatik dan Aliran Pentakosta


Gerakan Karismatik memiliki banyak kemiripan dengan aliran Pentakosta, dan
perkembangan aliran Pentakosta tampaknya tidak akan pernah terlepaskan dalam topik
perkembangan Karismatik. Pengaruh aliran Pentakosta terhadap gerakan Karismatik
tidak dapat dipungkiri. Keduanya mengakui kuasa Roh Kudus. Kesembuhan Ilahi telah
diterima secara meluas di antara kedua Gerakan, dan keduanya dikenal dengan gaya
khotbah yang berai-api. Walau demikian, ada juga banyak perbedaan yang memisahkan
secara tajam Karismatik dari Pentakosta.

Walaupun sangat mirip sehingga kadang sulit dibedakan dengan aliran Pentakosta yang
menjadi inspirasinya, beberapa aspek kunci juga membedakan keduanya:

• kebanyakan Karismatik menolak keutamaan glossolalia yang diberlakukan oleh


Pentakosta
• menolak beberapa ajaran Pentakosta yang dianggap legalisme oleh Karismatik
• banyak Karismatik seringkali tetap berada di denominasinya sendiri, tidak
mendirikan gereja baru, contohnya Karismatik Katolik di Gereja Katolik Roma.
• Perbedaan di antara keduanya juga bisa dilihat dari gaya dan tata ibadah
(misalnya cara penyembahan, cara berkhotbah, dan metode pelayanan altar).
• Aliran Pentakosta lahir jauh lebih dahulu daripada Gerakan Karismatik.

Karena kemiripannya, pada masa kini semakin lama semakin sulit untuk membedakan
Karismatik dan Pentakosta sebagai gerakan yang terpisah; namun karena tidak satupun
gerakan tersebut yang monolitik, juga sulit untuk menyatakan mereka sebagai gerakan
yang sama.

Hingga suatu definisi yang lebih baik disepakati secara luas (khususnya karena kedua
gerakan ini relatif masih muda di dalam aliran-aliran Kristen), harus dimengerti bahwa
keduanya secara umum memiliki kesamaan yang sangat besar, walaupun kadang-kadang
juga bisa sangat berbeda.

Pembaharuan Karismatik Katolik (PKK)


Artikel utama dari topik ini: Pembaharuan Karismatik Katolik

Meskipun kaum Kristen Karismatik tidak eksklusif dalam satu denominasi saja, teologi
Karismatik tidak secara khas serta merta mengikuti kaum Protestan. Gerakan Karismatik
juga muncul dalam tubuh Gereja Katolik, dan Paus Yohanes Paulus II juga dikabarkan
memiliki seorang karismatik yang menjadi rujukannya.

Di dalam tubuh Gereja Katolik Roma secara Internasional, gerakan ini terutama sekali
menjadi populer di kalangan Filipino (orang-orang Filipina) dan komunitas Hispanik di
Amerika Serikat, dan di Filipina sendiri. Para pastor/pendeta maupun awam karismatik
seringkali mengadakan kebaktian-kebaktian kebangunan rohani (KKR) di berbagai
tempat, sekalipun harus mengadakan perjalanan-perjalanan yang jauh dari tempat
domisilinya.

Gerakan Karismatik ini kemungkinan besar adalah sub-gerakan terbesar yang ada di
kalangan Katolik Roma, bersama-sama dengan Katolik Tradisionalis. Hal ini
menerangkan suatu situasi sulit bagi banyak otoritas gereja, yang mungkin tidak
menyetujui pengajaran karismatik, namun kesulitan untuk menentangnya, karena gerakan
ini didukung oleh anggota-anggota paling berkuasa di Gereja. Karena sifat gerakan ini
yang mudah menerima pengajaran-pengajaran baru, Otoritas Gereja juga menghadapi
situasi di mana mereka harus terus menerus memastikan bahwa inovasi-inovasi apa pun
yang muncul di tubuh jemaat adalah konsisten dan tidak bertentangan dengan Alkitab dan
doktrin Gereja Katolik Roma.

Evangelikalisme
Evangelikalisme adalah istilah yang biasanya merujuk kepada praktik-praktik dan
tradisi-tradisi keagamaan yang terdapat dalam agama Kristen Protestan konservatif.
Evangelikalisme dicirikan oleh penekanan pada penginjilan, pengalaman pertobatan
secara pribadi, iman yang berorientasi pada Alkitab dan keyakinan tentang relevansi iman
Kristen pada masalah-masalah kebudayaan. Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21,
Gereja-gereja, orang-orang, dan gerakan-gerakan sosial Protestan telah sering dicap
evangelikal yang dibedakan dari liberalisme Protestan.

Perlu dicatat bahwa di Eropa daratan, kata yang sama dalam bahasa Inggris
“Evangelical”, yang biasanya diterjemahkan menjadi “Injili” dalam bahasa Indonesia,
biasanya diartikan sebagai Protestan atau bahkan Lutheran seperti yang biasa digunakan
dalam terjemahannya ke dalam bahasa Jerman "evangelisch". Di Jerman, kelompok
Protestan yang dikenal sebagai Lutheran di AS dan di berbagai tempat lainnya di seluruh
dunia, secara eksklusif disebut sebagai Evangelische atau Injili, yang tergolong ke dalam
Gereja Injili di Jerman. Lihat lebih jauh dalam "Penggunaan" di bawah ini.

Penggunaan
Istilah 'evangelikal', dalam pengertian leksikal, tetapi juga yang lebih jarang digunakan,
merujuk kepada apapun juga yang tersirat dalam keyakinan bahwa Yesus adalah Mesias.
Kata ini berasal dari kata bahasa Yunani untuk 'Injil' atau 'kabar baik': ευαγγελιον
evangelion, dari eu- "baik" dan angelion "kabar" atau "berita". Dalam pengertiannya
yang paling sempit, menjadi evangelikal berarti menjadi Kristen, artinya, didasarkan
pada, dan dimotivasikan oleh, serta bertindak sesuai dengan, penyebaran pesan kabar
baik dari Perjanjian Baru.

Rujukan
• Bebbington, David (16 September 1989). Evangelicalism in Modern Britain: A
History from the 1730s to the 1980s. Unwin Hyman. ISBN 0415104645.
• Freston, Paul (16 September 2010). Evangelicals and Politics in Asia, Africa and
Latin America. Cambridge University Press. ISBN 052160429X.
• Green, John.; James Guth Akron Survey of Religion and Politics in America.
Bliss Institute University of Akron. Diakses pada 15 Februari 2007
As quoted in Noll, Mark (16 September 1994). Scandal of the Evangelical Mind.
Eerdmans. ISBN 0802837158

Bala Keselamatan
Bala Keselamatan (Inggris: Salvation Army) adalah salah satu denominasi di kalangan
Gereja Protestan yang terkenal dengan pelayanan sosialnya. Mereka melaksanakan
berbagai program seperti dapur umum untuk kaum miskin, rumah tumpangan, panti
asuhan, rumah sakit, proyek-proyek pembangunan masyarakat, dll. Sehari-hari mereka
mengenakan pakaian seragam dengan pangkat-pangkat kemiliteran, dari prajurit sampai
jenderal.

Masa kecil William Booth


William Booth

Aliran Bala Keselamatan ini dimulai oleh William


Booth, seorang pendeta Gereja Metodis. Booth
dilahirkan di Nottingham, Inggris pada tahun 1829
dalam sebuah keluarga kontraktor bangunan kecil
yang jatuh bangkrut. Karena itulah sejak kecil ia
terpaksa harus ikut menopang keuangan keluarganya.
Pada usia 13 tahun ia dikirim untuk magang di
sebuah pegadaian. Booth tidak menyukai pekerjaan
ini, dan karena itu seringkali murung dan kesepian.
Hiburan satu-satunya adalah agama. Namun dalam
pekerjaan itu pula ia memperoleh pengalaman dan
kesadaran tentang arti kemiskinan yang dialami
banyak orang. Booth yang muda juga sadar betapa
orang-orang miskin ini seringkali mengalami
penghinaan dan nista dari orang-orang lain. Pada usia remajanya itu pula Booth menjadi
Kristen dan seringkali berusaha mengajak orang-orang lain untuk menjadi Kristen juga.

Setelah magangnya selesai, Booth pindah ke London dan di sana kembali ia bekerja di
sebuah rumah gadai. Ia bergabung dengan sebuah Gereja Metodis dan belakangan
memutuskan untuk menjadi pendeta.

Menikah dan Melayani


William Booth menikah dengan Catherine Mumford yang dilahirkan di Ashbourne,
Derby, pada tanggal 17 Januari 1829. Sejak masa kecilnya, Catherine adalah seorang
anak perempuan yang bersungguh-sungguh dan sensitif. Catherine dibesarkan dalam
keluarga Kristen, dan pada usia 12 tahun ia telah membaca seluruh Alkitab sebanyak 8
kali. Namun baru pada usia 16 tahun, setelah mengalami pergumulan iman, Catherine
merasa benar-benar percaya.

Suatu kali William Booth datang dan berkhotbah di gereja Catherine. Segera mereka
saling jatuh cinta dan bertunangan. Mereka menikah pada tanggal 16 Juni 1855 dalam
sebuah upacara yang sangat sederhana. Setelah menikah William Booth menjadi seorang
pengkhotbah keliling yang berkelana di seluruh Inggris, sambil berkhotbah kepada siapa
saja yang mau mendengarkannya. Namun Booth merasa ia harus melakukan lebih
daripada itu. Karena itu Booth kembali ke London bersama keluarganya, dan melepaskan
jabatannya sebagai seorang pendeta Metodis dan menjadi pengkhotbah keliling.

Pada suatu hari di tahun 1865, Booth berada di East End di London, berkhotbah kepada
sekumpulan orang di jalan-jalan. Di luar sebuah pub yang bernama Blind Beggar,
beberapa misionaris mendengarkan Booth berbicara dan tertarik oleh khotbahnya yang
sangat mengesankan. Karena itu, mereka meminta Booth untuk memimpin serangkaian
kebaktian kebangunan rohani yang sedang mereka selenggarakan di sebuah tenda besar.
Booth segera sadar bahwa inilah yang selama ini dicari-carinya. Karena itu, ia pun segera
mendirikan gerakannya sendiri yang dinamainya “Misi Kristen.”

Pertemuan-pertemuan di malam hari diselenggarakan di sebuah gudang tua, dan mereka


seringkali dilempari batu dan petasan lewat jendelanya oleh para pengacau. Pelan-pelan
Booth berhasil mendirikan pos-pos pekabaran Injil namun hasil pekerjaannya tetap belum
memuaskan. “Misi Kristen” hanyalah satu di antara 500 organisasi amal dan keagamaan
yang berusaha menolong orang-orang miskin di East End. Baru pada tahun 1878, setelah
nama Misi Kristen diganti menjadi Bala Keselamatan, organisasi ini mulai berkembang.

Pelayanan Catherine
Catherine mulai membantu pelayanan gereja di Brighouse. Ia mulai dengan mengajar di
sekolah Minggu karena pada waktu itu perempuan tidak biasa diizinkan berbicara di
pertemuan-pertemuan orang dewasa. Catherine mempunyai minat khusus untuk berbicara
kepada para pecandu alkohol. Di rumah, Catherine membesarkan 8 orang anaknya di
dalam iman Kristen, hingga dua orang di antaranya mencapai kedudukan sebagai
Jenderal di dalam Bala Keselamatan.

Ketika Booth mulai berkhotbah keliling kepada orang-orang miskin, Catherine berbicara
kepada orang-orang kaya untuk mengimbau mereka mendukung secara finansial
pelayanan yang mereka lakukan. Ketika Booth menjadi Jenderal, Catherine dikenal
sebagai “Ibu Pasukan.” Ia menjadi tenaga pendorong utama yang menimbulkan banyak
perubahan dalam gerakan ini, merancang bendera, topi untuk kaum perempuan dan
berbagai pemikiran untuk Bala Keselamatan.
Perkembangan
Peta perkembangan Bala Keselamatan di seluruh
dunia

Gagasan tentang pasukan yang berjuang melawan


dosa sangat menarik perhatian banyak orang dan
Bala Keselamatan mulai berkembang dengan cepat.
Khotbah-khotbah Booth yang berapi-api dan sederhana, dengan segera mengundang
banyak orang untuk meninggalkan masa lalu mereka danmemulai hidup baru sebagai
anggota pasukan dalam Bala Keselamatan. Semangat ketentaraan inilah yang menjiwai
gerakan Bala Keselamatan yang dengan cepat menyebar ke luar negeri. Pada saat Booth
meninggal pada tahun 1912, organisasi ini telah bekerja di 58 negara, dan sekarang Bala
Keselamatan bekerja di 103 negara di seluruh dunia.

Teologi
Teologi Bala Keselamatan didasarkan pada dua pokok pemikiran: (1) bahwa pertobatan
adalah sesuatu yang mutlak dalam kehidupan orang Kristen. Orang harus percaya bahwa
ia dilahirkan dalam kuasa dosa warisan dan kelepasan hanya bisa diperoleh dengan
menerima anugerah Kristus pada salib; (2) setelah pertobatan orang cenderung tetap
berdosa, tetapi Allah menawarkan kesempurnaan di dalam anugerah-Nya. Melalui
anugerah itu, kasih Allah bagi manusia dan kasih manusia terhadap Allah membersihkan
sisa-sisa keakuan dan kesombongannya.

Teologi revivalis (kebangunan rohani) yang berkembang di Amerika Serikat juga sangat
mempengaruhi William Booth dan Catherine. Itulah sebabnya, sejak awal mereka telah
merencanakan untuk mengembangkan sayap organisasi mereka ke Amerika Serikat.
Mereka yakin bahwa cara khotbah mereka akan lebih diterima di sana daripada di
Inggris, di mana orang cenderung menolak bentuk-bentuk Kekristenan yang berbeda.
Bala Keselamatan berusaha menciptakan suasana Kristen yang tidak terlalu "menggereja"
karena mereka merasa bahwa suasana seperti itu tidak akan membuat orang-orang yang
tidak terbiasa ke gereja betah. Gereja adalah untuk orang-orang kelas menengah yang
formal dan sok, sementara misi Bala Keselamatan ditujukan kepada kaum buruh dengan
masalah-masalah mereka yang riil sehari-hari. Semangat untuk tidak "menggereja" ini
telah menyebabkan Bala Keselamatan tidak mempraktikkan sakramen, yakni baptisan
dan perjamuan kudus. Bagi mereka, baptisan cukup dilambangkan dengan janji yang
sungguh-sungguh dihadapan Tuhan. Sementara perjamuan kudus tidak diselenggarakan
karena kekuatiran bahwa hal itu akan menimbulkan keinginan untuk minum-minum di
antara mereka yang telah meninggalkan alkohol.

Teologi Bala Keselamatan didasarkan pada teologi para Reformator dengan modifikasi di
sana-sini. Booth, misalnya, menyatakan “Kami percaya akan keselamatan yang dipahami
dalam gaya lama (old-fashioned salvation). Pemahaman kami tentang keselamatan sama
dengan apa yang diajarkan di dalam Alkitab dan diberitakan oleh Luther, Wesley, dan
Whitfield."

Salah seorang tokoh Bala Keselamatan, yang bernama Taiz, mengajarkan tentang teologi
kesucian seperti yang dikembangkan oleh Wesley. Taiz menyatakan bahwa Booth
percaya bahwa Allah dapat membebaskan semua orang dari berbagai pengaruh dosa dan
bentuk yang negatif. Jadi, pada akhir abad ke-19, Bala Keselamatan menekankan
“pengalaman pengudusan pribadi yang mendalam, yang diisi oleh kuasa roh dan
pengabdian kepada pelayanan Kristen ... Roh Kudus akan dicurahkan dan Injil disebarkan
di seluruh dunia. Kristus akan kembali pada abad milenium ini dan akan mengakhiri
sejarah.”

Teologi Whitfield yang diterima oleh Bala Keselamatan adalah ajaran predestinasi
Calvin. Menurut ajaran ini, Allah itu Maha kuasa dan karenanya Ia pasti telah
menetapkan sejak kekekalan, bahwa sebagian orang – yakni mereka yang terpilih – akan
diselamatkan, sementara yang lainnya, yang tidak terpilih, akan dihukum. Oleh karena
itu, Kristus mati untuk orang-orang pilihan saja, dan bukan untuk semua orang, sehingga
anugerah Allah tidak bisa ditolak, dan orang percaya, sekali ia bertobat, tidak akan
pernah jatuh dari anugerah Allah. Pemikiran ini sangat bertentangan dengan ajaran John
Wesley yang menekankan kehendak bebas, sehingga konon pada abad ke-18 John
Wesley pernah berkata kepada Whitfield, “Allahmu adalah iblisku.”

Di luar prinsip-prinsip teologi yang abstrak, pribadi Catherine yang sabar, murah hati,
peka dan oergaisator yang efisien dalam mengatur uang dan orang lain menjadi unsure
yang penting dalam organisasi Bala Keselamatan.

Dengan menggabungkan latar belakang Metodis William Booth dengan ajaran Calvin,
maka para tokoh Bala Keselamatan merumuskan 11 butir doktrin sbb.:

1. Kami percaya bahwa Kitab Suci, yang terdiri atas Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru diberikan oleh ilham Allah dan bahwa hanya kedua kitab itu sajalah yang
menjadi dasar aturan Ilahi bagi iman dan praktek kristiani.
2. Kami percaya bahwa hanya ada satu Allah yang sempurna dan tidak terbatas di
dalam kesempurnaannya, Sang Pencipta, Pemelihara, dan Pemerintah dari segala
sesuatu, dan hanya Dialah satu-satunya yang layak disembah.
3. Kami percaya bahwa Allah dikenal dalam tiga pribadi – Bapa, Anak, dan Roh
Kudus, yang hakikatnya tidak terpisah-pisahkan dan setara di dalam kuasa dan
kemuliaan-Nya.
4. Kami percaya bahwa di dalam pribadi Yesus Kristus, hakikat ilahi dan manusiawi
dipersatukan, sehingga Dia adalah Allah sejati dan manusia sejati.
5. Kami percaya bahwa leluhur kita yang pertama diciptakan dalam keadaan tanpa
dosa, tetapi karena ketidaktaatannya mereka kehilangan kemurnian dan
kebahagiaan mereka, dan sebagai akibat dari kejatuhan mereka, semua orang telah
menjadi berdosa, sama sekali kehilangan kemuliaannya, dan karenanya sama-
sama terkena murka Allah.
6. Kami percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus, melalui kematian-Nya telah
melakukan penebusan bagi seluruh dunia sehingga barangsiapa yang percaya
kepada-Nya akan diselamatkan.
7. Kami percaya bahwa pertobatan kepada Allah, iman kepada Tuhan kita Yesus
Kristus, dan kelahiran kembali melalui Roh Kudus, adalah perlu bagi
keselamatan.
8. Kami percaya bahwa kita dibenarkan oleh anugerah melalui iman kepada Tuhan
kita Yesus Kristus dan bahwa ia yang percaya kepadanya mempunyai saksi di
dalam Diri-Nya.
9. Kami percaya bahwa kelanjutan keadaan keselamatan tergantung kepada iman
yang terus-menerus taat kepada Kristus.
10. Kami percaya bahwa adalah hak semua orang percaya untuk sepenuhnya
dikuduskan dan bahwa seluruh roh, jiwa, dan tubuh mereka dapat dipertahankan
tidak bercacat hingga kedatangan kembali Tuhan kita Yesus Kristus.
11. Kami percaya akan keabadian jiwa, kebangkitan tubuh, penghakiman umum pada
akhir zaman, kebahagiaan kekal dari orang-orang yang benar, dan penghukuman
kekal dari orang-orang yang jahat.

Pimpinan Bala Keselamatan se-dunia


Pimpinan tertinggi Bala Keselamatan se-dunia berpangkat jenderal dan berkedudukan di
London, Inggris. Kedudukan ini sekarang dijabat oleh Jenderal Shaw Clifton, seorang
berkebangsaan Irlandia Utara.

Bala Keselamatan di Indonesia


Pelayanan Bala Keselamatan di Indonesia telah berlangsung sejak datangnya dua orang
rohaniwan berkebangsaan Belanda pada tanggal 20 November 1694. Mereka tiba di
Batavia dan kemudian mulai melayani di Purworejo, Jawa Tengah. Kini pelayanan
mereka mencakup lebih kurang 15 provinsi di seluruh Indonesia. Sejumlah program yang
dilakukan oleh Bala Keselamatan di Indonesia adalah RSU "William Booth" di Surabaya,
RSU "William Booth" di Semarang, RS Ibu dan Anak "Catherine Booth" di Makassar,
sejumlah sekolah di Jakarta, Bandung, Jombang, Kulawi (Sulawesi Tengah), Semarang,
Kec. Long Iram, Kalimantan Timur, dll.

Pimpinan Bala Keselamatan di Indonesia di sebut Komandan Teritorial yang saat ini
dipegang oleh Komisioner Basuki Kartodasono dan berkedudukan di Bandung.
Gereja Masehi Advent Hari
Ketujuh

Gereja Masehi Advent


Hari Ketujuh Data-data
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh adalah Klasifikasi Protestan
denominasi Kristen yang beraliran evangelis. Adventist,
Gereja ini berakar pada Gerakan Millerite yang Orientasi
Arminian
muncul di Amerika Serikat pada pertengahan abad
19.[1] Ciri utama Gereja Advent adalah pengudusan Ellen G. White,
hari Sabtu, hari ketujuh dalam pekan, sebagai hari James White,
Pendiri
Sabat.[2] Pada tahun 1863, Gereja Masehi Advent Joseph Bates, J. N.
Hari Ketujuh, dalam bahasa Inggris the Seventh- Andrews
day Adventist Church, diorganisasi. Gereja ini juga Di seluruh dunia
dikenal dengan nama Gereja Advent.[3] khususnya di
Penyebaran
Amerika Utara,
Sejarah Asia dan Afrika
12501 Old
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Kantor Columbia Pike,
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Pusat Silver Spring, MD
20904, USA
Pada awal abad ke-19 banyak orang Kristen – Situs resmi www.adventist.org
termasuk di dalamnya kalangan Baptis,
Presbiterian, Metodis, Lutheran, Anglikan,
Kongregasionalis – melakukan studi mendalam tentang Daniel 8. Para penyelidik Alkitab
itu mengharapkan beberapa kejadian yang sangat penting akan terjadi sehubungan
dengan nubuatan 2300 petang dan pagi dalam Daniel 8. Salah satu kelompok yang
menonjol dalam penyelidikan ini dipimpin William Miller, seorang anggota Gereja
Baptis. Mereka percaya bahwa Yesus akan datang ke bumi pada tanggal 22 Oktober
1844. Belakangan pengikut-pengikut Gerakan Miller ini menyadari bahwa mereka telah
keliru menafsirkan hari kedatangan kembali Yesus, dan menyebut hari yang mereka
harapkan Yesus akan datang sebagai "Hari Kekecewaan".

Penyelidikan Alkitab memberikan penjelasan bahwa pada hari itu Yesus memasuki ruang
maha suci di Bait Suci surgawi dan memulai penghakiman dunia ini. Di bait suci/kaabah
surgawi itu Yesus Kristus memulai pekerjaan penghakimannya demi keselamatan
manusia sebab “Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang
oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara
mereka.” (Ibrani 7:25). Orang-orang Advent percaya bahwa Yesus akan segera datang,
tetapi tidak seorangpun tahu kapan harinya.

Sekitar 20 tahun pengikut-pengikut Miller tersebar di Amerika Serikat tanpa terorganisir.


Pengikut-pengikut Gerakan Miller ini antara lain: James White, Ellen G White, dan
Joseph Bates. Pada tanggal 23 Mei 1863 sebagian pengikut Gerakan Miller secara resmi
membentuk organisasi gereja yang bernama General Conference of Seventh-day
Adventists di Battle Creek, Michigan dengan anggota sebanyak 3.500 orang.[4] Melalui
penginjilan yang intensif, Gereja Advent berkembang hingga ke seluruh dunia. Pada
tahun 1903 kantor pusat denominasi ini pindah ke Tacoma Park, Maryland. Tahun 1989
hingga sekarang, kantor pusat Gereja Advent berada di 12501 Old Columbia Pike, Silver
Spring, MD 20904, USA.

Gereja Advent masuk ke Indonesia pada tahun 1901 di Padang, Sumatera Barat.

Ajaran dan Dasar-dasar Kepercayaan Gereja


Bertahun-tahun lamanya Gereja Advent enggan merumuskan dasar-dasar
kepercayaannya. Pada tahun 1872 percetakan Advent di Bettle Creek, Michigan
menerbitkan sebuah "sinopsis kepercayaan kita" dalam 25 dalil. Dokumen ini, setelah
mendapat sedikit perbaikan dan perluasan menjadi 28 bagian, yang dimuat dalam Buku
Tahunan Gereja 1889. Tahun 1980 diadakan rapat umum Gereja Advent sedunia untuk
membahas dan memperluas dasar-dasar kepercayaan gereja walaupun dalam 27 paragraf.
Dasar-dasar kepercayaan ini disempurnakan lagi pada tahun 2005 dengan menambahkan
satu paragraf (dasar kepercayaan 11).

Bagi Gereja Advent dasar kepercayaan bukanlah untuk digunakan sebagai pernyataan
keyakinan dalam perangkat kepercayaan konkrit secara teologis. Pengajaran satu-satunya
yang dianut orang Advent ialah: "Alkitab, dan hanya Alkitab saja."[5] Gereja Masehi
Advent Hari Ketujuh menerima Alkitab sebagai satu-satunya kepercayaan mereka dan
memegang kepercayaan dasar tertentu sebagai ajaran Kitab Suci. Kepercayaan dasar
seperti yang diuraikan di sini, merupakan pengertian dan pernyataan gereja tentang ajaran
Kitab Suci. Perubahan atas pernyataan-pernyataan ini dapat dibuat dalam Rapat Umum
General Conference ketika gereja dipimpin oleh Roh Suci pada pengertian kebenaran
Alkitab yang lebih lengkap atau menemukan bahasa yang lebih baik dalam menyatakan
ajaran-ajaran firman Allah yang suci.[6]

Ajaran-ajaran Gereja Advent yang menonjol antara lain:

• Hukum Tuhan Allah(dasar kepercayaan 19) - Hukun Allah diwujudkan dalam


Sepuluh Hukum dan digambarkan dalam kehidupan Kristus mengikat semua
bangsa di segala zaman.[6]
• Hari Sabat (dasar kepercayaan 20) - Pemeliharaan hari Sabat, yakni hari ketujuh
dalam sepekan adalah dari matahari terbenam hingga matahari terbenam, ini
perayaan tindakan penciptaan dan penebusan Allah.[6]
• Kedatangan Kristus yang Kedua kali (dasar kepercayaan 25-28) - Kedatangan
Juru Selamat akan secara nyata, pribadi, terlihat, dan mencakup seluruh dunia.
Pada saat itu orang benar yang dibangkitkan dan orang benar yang hidup akan
dimuliakan dan diangkat untuk bertemu Tuhan mereka.[6]
• Sifat Alami Manusia(dasar kepercayaan 7, 26) - Tiap orang merupakan satu
kesatuan tubuh, pikiran dan rohani yang tak dapat terpisahkan dan bergantung
sepenuhnya kepada Allah. Kematian merupakan keadaan tidak sadar untuk semua
orang.[6]
• Akhir Dosa (dasar kepercayaan 27) - Allah akan membinasakan Setan dan orang-
orang jahat dan membersihkan bumi dari dosa. Alam semesta akan bebas dari
dosa dan orang berdosa untuk selamanya.[6]
• Pertentangan Besar (dasar kepercayaan 8) - Seluruh umat manusia sedang
terlibat dalam suatu pertentangan besar antara Kristus dan Setan. Pertentangan ini
telah dimulai di surga pada waktu seorang makhluk ciptaan yang telah diberi
kuasa memilih, dalam keangkuhan diri telah menjadi Setan.[6]
• Bait Suci Surga (dasar kepercayaan 24) - Ada bait Suci di surga, yaitu bait suci
sejati yang didirikan oleh Tuhan. Di dalamnya Kristus melayani demi orang
percaya untuk memperoleh pengorbanan penebusan-Nya yang telah
dipersembahkan sekali untuk selamanya di kayu salib.[6]
• Pengadilan Pemeriksaan (dasar kepercayaan 24) - Yesus Kristus memulai
pelayanan pengantaraan-Nya sejak kenaikan-Nya. Pada tahun 1844, yaitu akhir
dari masa nubuatan 2300 hari, Ia memasuki fase kedua dari pelayanan penebusan-
Nya, yaitu pengadilan pemeriksaan. Akhir pelayanan Kristus ini akan menandai
tertutupnya pintu kasihan bagi manusia sebelum Kedatangan Kedua kali.[6]
• Umat yang Sisa (dasar kepercayaan 13) - Pada zaman akhir waktu kejahatan
merajalela, sekelompok umat sisa telah dipanggil untuk memelihara hukum Allah
dan iman kepada Yesus. Umat yang sisa ini akan mengumumkan keselamatan
melalui Kristus. Pengumuman ini dilambangkan oleh tiga malaikat dalam Wahyu
14.[6]
• Karunia Nubuat (dasar kepercayaan 18) - Salah satu karunia Roh Kudus adalah
karunia nubuat yang diwujudkan dalam pelayanan Ellen G. White. Tulisan-
tulisannya merupakan sumber kebenaran yang berwewenang, yang terus memberi
hiburan, bimbingan, petunjuk dan perbaikan kepada gereja. Tulisan tersebut juga
memperjelas bahwa Alkitab adalah standar semua ajaran.[6]

Praktik Keagamaan
Di dalam Gereja Advent diajarkan bahwa dalam setiap lingkungan masyarakat dimana
mereka tinggal, anggota-anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, harus dikenal
sebagai warga yang baik dalam integritas Kekristenannya dan dalam mengusahakan
kesejahteraan semua orang. Gereja Advent berbakti pada hari Sabat yaitu hari Sabtu.
Mereka berkumpul dalam satu lingkaran keluarga ketika hari Jumat senja dan
menyambut hari Sabat dengan doa dan nyanyian, dan menutup hari Sabat pada Sabtu
senja dengan doa dan pernyataan syukur. Hari Sabat mereka isi dengan berbakti di rumah
atau di gereja, mengunjungi orang sakit, dan bacaan-bacaan sekular atau siaran televisi
sekular tidak diperkenaankan pada hari tersebut.

Mereka dilarang melakukan hal-hal yang dianggap merusak tubuh, seperti misalnya rajah
(tato) dan melubangi daun telinga atau cuping hidung untuk dipasangi anting-anting.
Semua ini didasarkan pada ucapan Rasul Paulus: Atau tidak tahukah kamu, bahwa
tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu
peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?" (1 Korintus 6:19).
Makanan dan Kesehatan

Sejak dekade 1860-an ketika dimulai, kesehatan menjadi penekanan dari gereja Advent.[7]
Orang Advent dikenal oleh sebab "pesan kesehatan" mereka yang menganjurkan
vegetarianisme dan kepatuhan terhadap hukum halal-haram dalam Imamat 11. Pesan
kesehatan ini adalah berpantang dari daging babi, kerang, dan makanan lain yang
digolongkan sebagai "makanan haram". Gereja mencegah anggotanya dari penggunaan
alkohol, tembakau atau obat-obatan terlarang. Selain itu, orang-orang Advent
menghindari konsumsi kopi dan minuman yang mengandung kafein. Perintis Gereja
Advent mendorong dan menjadi pemrakarsa sarapan sereal, dan "konsep komersial
modern makanan sereal " berasal dari kalangan orang Advent.[8]

Penelitian yang didanai oleh US National Institutes of Health menunjukkan bahwa rata-
rata umur Advent di California 4-10 tahun lebih lama daripada rata-rata penduduk
California. Penelitian itu, seperti dikutip pada National Geographic edisi November 2005,
menegaskan bahwa orang Advent hidup lebih lama karena mereka tidak merokok, tidak
minum alkohol, menerapkan gaya hidup yang sehat, dan mengkonsumsi makanan rendah
lemak yang terdapat dalam kacang-kacangan dan polong-polongan.[9][10] Kekompakan
jaringan sosial orang Advent juga diduga sebagai salah satu faktor yang memperpanjang
umur mereka.[11] Dan Buettner penulis dari National Geographic memaparkan tentang
orang-orang Advent yang umur panjang dalam bukunya, The Blue Zones: Lessons for
Living Longer From the People Who've Lived the Longest The Blue Zones: Lessons for
Living. Ia menyatakan bahwa penekanan pada usaha kesehatan, pemilihan makanan, dan
pemeliharaan Sabat sebagai faktor utama yang membuat orang Advent berumur panjang.
[12][13]

Menurut survei tahun 2002 di seluruh dunia oleh Gereja ini, diperkirakan sekitar 35%
dari orang Advent mempraktikan vegetarianisme.[14]

Sakramen

Ada dua sakramen dalam Gereja Advent, yaitu: Baptisan dan Perjamuan Tuhan. Sejak
permulaan Gereja Advent, sebagaimana memperoleh warisan dari Protestan, menolak
pandangan mengenai sakramen sebagai sebuah opus operatum, yaitu, sebuah tindakan
yang di dalamnya serta merupakan bagian anugerah yang mendatangkan keselamatan.[15]
Baptisan dengan diselamkan melambangkan kematian, penguburan, dan kebangkitan
Kristus diakui Gereja Advent sebagai syarat masuk ke dalam keanggotaan gereja.
Baptisan hanya dapat diberikan pada orang dewasa dan yang mengaku bertobat.
Sakramen Perjamuan Tuhan bagi Gereja Advent adalah untuk memperingati kematian
Tuhan. Sakramen ini didahului oleh upacara pembasukan kaki sebagai persipan untuk
upacara yang kudus ini.[16]

Pernikahan
Gereja Advent tidak menganjurkan pernikahan antara seorang anggota Gereja Advent
dengan seorang yang bukan anggota Gereja Advent, dan dengan keras meminta agar para
pendeta gereja tidak melaksanakan upacara pernikahan bagi pasangan seperti itu.[17]
"Gereja menyadari bahwa keputusan terakhir dalam memilih pasangan hidup seseorang
adalah orang itu sendiri. Namun, gereja berharap agar, jika seseorang memilih pasangan
hidupnya dan yang bukan anggota gereja Advent, pasangan itu harus menyadari dan
menghargai bahwa pendeta Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, yang telah berjanji
untuk meninggikan prinsip yang telah digariskan di atas, tidak akan melaksanakan
upacara pemberkatan tersebut. Jika ternyata seseorang telah menikah dengan yang tidak
seiman, gereja harus menunjukkan .kasih dan perhatian dengan maksud untuk mendorong
pasangan itu menuju persatüan yang lengkap dalam Kristus." [18]

Evolusi

Gereja Advent mempercayai Tuhan menciptaan dunia dalam waktu 7 hari literal. Gereja
ini aktif dalam mempromosikan Hikayat Ciptaan sebagai tantangan pada teori evolusi.
Geoscience Research Institute di Universitas Loma Linda menerbitkan jurnal setengah-
tahunan Origin yang mendukung ajaran 7 hari penciptaan dunia.[17]

Struktur Organisasi
Dalam Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh ada empat tingkat dasar konstituante yang
dimulai dari orang percaya secara perorangan hingga pada organisasi pekerjaan gereja
sedunia[19]:

1. Gereja setempat, suatu badan orang-orang percaya yang terorganisasi dan bersatu.
2. Konferens atau daerah setempat, suatu badan yang terdiri dari gereja-gereja yang
terorganisasi di suatu negara bagian, provinsi atau wilayah.
3. Uni Konferens atau Uni Mission, suatu badan yang terdiri dari konferens-
konferens atau daerah-daerah di dalam satu wilayah yang lebih besar.
4. General Conference (Pimpinan Pusat), unit organisasi terbesar, yang mencakup
seluruh uni di seluruh dunia. Divisi adalah bagian dari General Conference yang
memiliki tugas administratif yang ditugaskan di wilayah geografis tertentu.
Pimpinan pusat Gereja Advent terdapat di Maryland, Amerika Serikat

Kantor Pusat Gereja Advent di Indonesia kawasan barat terletak di Gedung Pertemuan
Advent, Jl. MT Haryono, Blok A, Kav 4-5, Jakarta Selatan 12810, dan Kantor Pusat
Gereja Advent di Indonesia kawasan timur terletak di Kantor East Indonesia Union
Conference, Jalan Martadinata No. 16, Dendengan Luar, Manado 95127
Pelayanan Gereja Advent
Pekerjaan misi Gereja Advent saat ini mencapai lebih dari 200 negara.[20] Jangkauan
keluar Gereja Advent melayani orang-orang non-Kristen dan orang Kristen dari satuan
lain. Gereja Advent percaya bahwa Kristus memanggil pengikutnya untuk satu tugas
yang disampaikan ke seluruh dunia.[21] Kekebasan beragama adalah posisi yang disokong
dan dianjurkan oleh Gereja Advent.[22]

Media Pelayanan

Gereja Advent adalah organisasi keagamaan terbesar dalam pelayanan televisi dan radio

• The Hope Channel: saluran televisi resmi Gereja Advent.


• Three Angels Broadcasting Network
• The Voice Of Prophecy
• The Quiet Hour
• It Is Written
• Amazing Facts
• Breath Of Life
• Omaha Cox Channel 23
Saksi-Saksi Yehuwa
Saksi-Saksi Yehuwa adalah suatu denominasi Kristen, milenarian, restorasionis yang
dahulu bernama Siswa-Siswa Alkitab hingga pada tahun 1931. Agama ini diorganisasi
secara internasional, lebih dikenal di dunia Barat sebagai Jehovah's Witnesses, yang
mencoba mewujudkan pemulihan dari gerakan Kekristenan abad pertama yang dilakukan
oleh para pengikut Yesus Kristus. Saksi-Saksi Yehuwa sendiri bukanlah suatu sekte,
mereka tidak pernah memisahkan diri dari gereja atau kelompok besar manapun.[1]
Wewenang tertinggi kehidupan mereka berdasarkan hukum-hukum dan prinsip-prinsip
dari Kitab Suci atau Alkitab.

Kantor Pusat

Gedung Percetakan 4 Blok di 117 Adams Street, Brooklyn, New York, Amerika Serikat.

Kantor Pusat mereka berada di Brooklyn, New York, Amerika Serikat. Mereka memiliki
tiga dari tujuh Badan Hukum di Amerika Serikat untuk mempermudah pekerjaan
mencetak dan mendistribusikan lektur-lektur mereka, yaitu Watch Tower Bible and Tract
Society of Pennsylvania (didirikan pada tahun 1884), Watchtower Bible and Tract
Society of New York, Inc. (tahun 1956), dan International Bible Students Association
(tahun 1914). Semua pengaturan diarahkan oleh kelompok penatua yang dikenal dengan
nama Badan Pimpinan Saksi-Saksi Yehuwa.

Persatuan
Saksi-Saksi Yehuwa dipersatukan di seluruh dunia oleh majalah Menara Pengawal
(Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (The Watchtower Announcing
Jehovah's Kingdom, bahasa Inggris)). Majalah Menara Pengawal dibahas serentak di
seluruh dunia pada setiap hari Minggu di Balai Kerajaan Saksi-Saksi Yehuwa pada sesi
kedua Pelajaran Menara Pengawal, setelah sesi Khotbah Umum atau ceramah umum
yang membahas berbagai topik berdasarkan Alkitab. Rekan majalahnya adalah Sedarlah!
(Awake!, bahasa Inggris) (bukan diterjemahkan Sadarlah!, karena sewaktu pertama kali
terbit menggunakan kata Sedarlah! yang lebih halus makna dan ungkapannya) adalah
majalah yang berisi pengetahuan umum dan menganjurkan kewaspadaan akan hal rohani
ataupun kemajuan dunia ilmu pengetahuan dan medis.

Perhimpunan Saksi-Saksi Yehuwa yang dilakukan di Balai Kerajaan Saksi-Saksi Yehuwa


terdiri dari Perhimpunan Umum atau Khotbah Umum dan Pelajaran Menara Pengawal
pada akhir pekan, antara Sabtu dan Minggu. Pada tengah pekan, antara Senin sampai
Jumat diadakan Pembahasan Alkitab Sidang dan Sekolah Pelayanan Teokratis dengan
menggunakan buku panduan Memperoleh Manfaat dari Sekolah Pelayanan Teokratis,
dan Perhimpunan Dinas yang membahas surat Pelayanan Kerajaan Kita yang ditujukan
kepada semua Saksi-Saksi Yehuwa. Jadwal pertemuan-pertemuan ini mungkin berbeda di
daerah lain.

Saksi-Saksi Yehuwa dikenal di dunia Barat sebagai kelompok yang datang dari rumah ke
rumah untuk mengabarkan berita Kerajaan Yehuwa dan selalu menggunakan Alkitab
terjemahan Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru sebagai pedoman tertinggi mereka.
Jumlah penyiar Saksi-saksi Yehuwa di seluruh dunia lebih dari 7.313.173 penyiar dan
berada di 105.298 sidang (tercatat pada tanggal 1 September 2009) yang tersebar di 236
negara di dunia.

Perhimpunan Kristen di Balai


Kerajaan Saksi-Saksi Yehuwa.

Pemecatan dalam Sidang


Jemaat
Pemecatan anggota sidang Saksi-Saksi
Yehuwa didasarkan atas perbuatan
pencemaran diri (merokok,
menggunakan narkoba), berzinah,
selingkuh, amoralitas (seperti melakukan
seks pranikah, inses, seks oral, seks anal,
dan lainnya yang digolongkan ke dalam bentuk percabulan) untuk memelihara kebersihan
di dalam Sidang Jemaat mereka sendiri.

Saksi-Saksi Yehuwa mengabar dari


rumah ke rumah di Sofia, Bulgaria.
Kontroversi
Perbedaan kepercayaan terhadap doktrin Kristen

Saksi-Saksi Yehuwa mengajarkan bahwa setelah kematian rasul yang terakhir, Gereja
perlahan-lahan menyimpang, dalam suatu Kemurtadan Besar (2 Tesalonika 2:6-12), dari
ajaran-ajaran asli Yesus dalam beberapa pokok yang penting. Jadi kebanyakan doktrin of
Saksi-Saksi Yehuwa berbeda dari Kekristenan arus utama, dan dianggap sebagai ajaran
sesat oleh kebanyakan pakar Kristen arus utama. Barangkali, perbedaan-perbedaan
doktriner yang paling kontroversial berkaitan dengan hakikat Allah dan Yesus,
khususnya penolakan terhadap Tritunggal. Berlawanan dengan doktrin Tritunggal,
mereka percaya bahwa Yesus bukanlah Allah yang mengenakan tubuh manusia,
melainkan ia diciptakan oleh Allah. Keyakinan-keyakinan para Saksi Yehuwa tentang
neraka, keabadian jiwa, kehadiran Yesus kembali ke bumi, dan keselamatan juga
kontroversial.

Alkitab

Sejumlah pakar telah mengkritik Terjemahan Dunia Baru, terjemahan Alkitab yang
diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa, dan menyatakan bahwa kelompok ini telah
mengubah Alkitab untuk dicocokkan dengan doktrin mereka dan bahwa terjemahan
tersebut mengandung sejumlah kesalahan dan ketidakakuratan.[2] Meskipun kalau
diperhatikan lebih dalam Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru menerjemahkan ungkapan
Lord Jesus sebagai Tuan Yesus bukan sebagai Tuhan Yesus sebagaimana dilakukan
oleh Alkitab Terjemahan Baru dari Lembaga Alkitab Indonesia.

Pertentangan akan pernyataan yang ditulis oleh majalah internal

Sejumlah buku yang kritis terhadap Watch Tower Bible & Tract Society.[3] Para pengritik
menyatakan bahwa Lembaga Menara Pengawal telah membuat sejumlah ramalan yang
tidak tergenapkan dan perubahan-perubahan doktrin selama bertahun-tahun, sementara
mengklaim bahwa dirinya adalah "saluran satu-satunya "[4] yang digunakan oleh Allah
untuk terus-menerus menyampaikan kebenaran.

Kepercayaan tentang darah

Raymond Franz, seorang bekas anggota Badan Penguasa Saksi-Saksi Yehuwa, telah
menantang kebijakan-kebijakan Saksi-Saksi Yehuwa tentang transfusi darah, dengan
menyatakan bahwa tuntutan-tuntutan mereka tidak konsisten dan kontradiktif.[5] Akan
tetapi, bagi Saksi-Saksi Yehuwa darah sebagai cairan per se bukanlah persoalan yang
sebenarnya. Yang menjadi soal adalah apa yang dilambangkan oleh darah. Mereka
mengatakan bahwa "hal yang penting ialah bahwa penghargaan telah diperlihatkan
terhadap kesucian darah, penghormatan telah diperlihatkan terhadap prinsip kesucian
hidup" yang diwakili oleh darah.[6][7] Darah sama sekali ditolak untuk penggunaan apa
pun, kecuali dipersembahkan.
Pengurangan kebebasan pribadi jemaat

Para pengritik juga telah berdebat bahwa berbagai kebijakan dan praktik Saksi-Saksi
Yehuwa — termasuk terhadap perlakuan kepada anggota-anggota yang memisahkan diri
mereka atau yang telah dikucilkan (disfellowshipped) oleh jemaat, sambil membatasi
informasi eksternal tentang kelompok tersebut dari para bekas anggota, dan pengaturan
terhadap kehidupan para anggota — membatasi kesanggupan anggota-anggotanya untuk
melaksanakan hak kebebasan pribadinya[8] [9]. Saksi-Saksi Yehuwa mengajarkan bahwa
"kebebasan untuk mengambil keputusan harus dilakukan dalam batas-batas hukum-
hukum dan prinsip-prinsip Allah." [10] dan bahwa “hanya Yehuwa sajalah yang bebas
menetapkan tolok ukur tentang apa yang baik dan buruk.”[11] Akan tetapi, pimpinan
Saksi-Saksi Yehuwa mempromosikan dirinya sebagai saluran yang dipergunakan oleh
Allah [12] untuk menafsirkan dan mengajar para anggota tentang "apa yang baik dan
buruk."

Pelarangan penggunaan fasilitas umum untuk pertemuan di dunia

Berapa negara seperti Uzbekistan, Belarus, Tajikistan dan kota Moskwa telah menentang
gedung-gedung fasilitas (seperti misalnya Balai Kerajaan) dan penyelenggaraan
pertemuan-pertemuan besar di wilayah mereka. Meskipun larangan seperti itu kadang-
kadang secara spesifik ditujukan kepada kelompok keagamaan ini, pada waktu-waktu
lain digunakan pula alasan-alasan lain yang lebih umum seperti misalnya kemacetan lalu
lintas dan kebisingan. Dalam kasus-kasus hukum tertentu, seperti misalnya Congrégation
des témoins de Jéhovah de St-Jérôme-Lafontaine v. Lafontaine (Village), pertikaian-
pertikaian yang muncul yang diajukan berdasarkan penggunaan lahan, tampaknya pada
hakikatnya berakar pada bias keagamaan, demikian klaim Saksi-Saksi Yehuwa.

Saksi-Saksi Yehuwa di Indonesia


Secara resmi pengajaran Saksi-Saksi Yehuwa di Indonesia dilarang melalui Surat
Keputusan Jaksa Agung Nomor 129 Tahun 1976, lewat SK itu, Jaksa Agung telah
melarang kegiatan Saksi Yehuwa atau Siswa Alkitab di seluruh wilayah Indonesia.
Sebab, Saksi Yehuwa memuat hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan hukum yang
berlaku, seperti menolak salut bendera dan menolak ikut berpolitik. Ajaran yang mereka
yakini juga dianggap bertentangan dan menyimpang dari kebijaksanaan dan politik
pemerintah RI dan dianggap meresahkan karena perilaku penyebaran agama. Pengikut
yang cukup rajin mendatangi orang-orang dari rumah ke rumah, hal ini telah
menimbulkan keresahan di kalangan umat beragama umumnya karena praktek
kunjungan-kunjungan ini dilakukan ke rumah-rumah masyarakat yang sudah beragama.
Mereka juga melakukan antitesa terhadap beberapa aspek pemerintahan [13]. Pada
Februari 1994 ada upaya untuk mencabut SK ini dengan berlandaskan Pasal 29 UUD
1945, Tap MPR Nomor XVII/1998 tentang HAM, dan Instruksi Presiden No. 26 Tahun
1998. Pada 1 Juni 2001 SK ini kemudian dicabut. Walaupun begitu, sebenarnya sejak
tanggal 19 Juli 1996, SSY telah membuka kantor cabang Indonesia berupa gedung yang
dipergunakan sebagai tempat pertemuan dan pusat kegiatan. [14].

You might also like