Professional Documents
Culture Documents
Ajaran
Segel Luther
Ajaran khas Martin Luther yang seringkali juga diakui sebagai ciri khas ajaran Reformasi
disimpulkan dalam tiga sola, yaitu sola fide, sola gratia, dan sola scriptura, yang berarti
"hanya iman", "hanya anugerah", dan "hanya Kitab Suci". Maksudnya, Luther
menyatakan bahwa keselamatan manusia hanya diperoleh karena imannya kepada karya
anugerah Allah yang dikerjakannya melalui Yesus Kristus, sebagaimana yang disaksikan
oleh Kitab Suci. (Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;
itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada
orang yang memegahkan diri.).
Dengan demikian, Luther menolak ajaran Gereja saat itu yang menjanjikan keselamatan
melalui penjualan surat-surat pengampunan dosa (indulgensia). Luther menyatakan
bahwa manusia diselamatkan bukan karena amal atau perbuatannya yang baik, melainkan
semata-mata oleh karena anugerah Allah. Hal ini didasarkan pada perkataan Paulus
dalam Surat Roma: "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena
Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa." (Roma 5:8)
Sakramen
Beberapa tokoh reformasi Protestan, khususnya Andreas Karlstadt, Huldrych Zwingli dan
Yohanes Calvin mendukung penyingkiran citra-citra religius dengan mendasarkan
pendapat mereka pada larangan penyembahan berhala dan pembuatan citra pahatan dari
Allah dalam Dekalog (Sepuluh Perintah Allah). Hasilnya, patung-patung dan gambar-
gambar dirusak dalam serangan spontan individual maupun huru-hara ikonoklastis yang
tidak sah. Meskipun demikian, dalam banyak kasus citra-citra religius disingkirkan secara
baik-baik oleh otoritas sipil di kota-kota dan daerah-daerah teritorial Eropa yang baru saja
direformasi.
Selain menjadi anggota Federasi Lutheran se-Dunia (LWF), banyak dari gereja-gereja di
atas yang juga menjadi anggota PGI
Calvinisme
Calvinisme adalah sebuah sistem teologis dan pendekatan kepada kehidupan Kristen
yang menekankan kedaulatan pemerintahan Allah atas segala sesuatu.[1] Gerakan ini
dinamai sesuai dengan reformator Perancis Yohanes Calvin, sehingga kadang-kadang
varian dari Kekristenan Protestan yang kadang-kadang disebut sebagai tradisi
Hervormd, iman Hervormd, atau teologi Hervormd.[2]
Gereja-gereja Hervormd, dan juga Calvin, tergolong pada tahap kedua dari Reformasi
Protestan, ketika gereja-gereja Injili mulai tebentuk setelah Martin Luther dikucilkan dari
Gereja Katolik. Calvin adalah seorang pengungsi Perancis di Geneva. Ia telah
menandatangani Pengakuan Augsburg Lutheran setelah direvisi oleh Melancthon pada
1540, tetapi pengaruhnya pertama-tama dirasakan dalam Reformasi Swiss, yang tidak
bersifat Lutheran, melainkan lebih mengikuti Ulrich Zwingli. Sejak awal telah jelas
bahwa doktrin gereja-gereja Hervormd berkembang dalam arah yang bebas dari Luther,
di bawah sejumlah penulis dan pembaharu, termasuk Calvin yang kelak menjadi sangat
menonjol. Jauh di kemudian hari, ketika kemashyurannya dihubungkan dengan gereja-
gereja Hervormd, seluruh kumpulan ajarannya kemudian disebut sebagai "Calvinisme".
Penyebaran
Kebanyakan pemukim di Atlantik Tengah dan New England, AS, adalah Kaum Calvinis,
termasuk orang-orang Puritan dan Huguenot Perancis dan para pemukim Belanda dii
New Amsterdam (New York). Para pemukim Calvinis Belanda juga merupakan kolonis-
kolonis Eropa pertama yang sukses di Afrika Selatan, mulai dari abad ke-17. Mereka
kemudian dikenal sebagai orang-orang Boer atau Afrikaner.
Sebagian besar wilayah Sierra Leone dihuni oleh para pemukim Calvinis dari Nova
Scotia, yang umumnya adalah loyalis kulit hitam, yakni orang-orang kulit hitam yang
berjuang untuk Britania pada masa Perang Kemerdekaan Amerika. John Marrant
mendirikan sebuah jemaat di sana di bawah asuhan Koneksi Huntingdon.
Sebagian dari gereja-gereja Calvinis terbesar dimulai oleh tenaga-tenaga misi abad ke-19
dan 20; yang besar khususnya adalah gereja-gereja di Indonesia, Korea dan Nigeria.
Doktrin
Teologi Calvinis kadang-kadang diidentifikasi dengan lima poin Calvinisme, atau disebut
juga doktrin rahmat, yang merupakan sebuah respon poin demi poin terhadap lima poin
dari Remonstrans Arminian (lihat Sejarah perdebatan Calvinis-Arminian) dan yang
berfungsi sebagai sebuah ringkasan dari keputusan yang dihasilkan oleh Sinode Dort
tahun 1619. Calvin sendiri tidak pernah digunakan seperti model dan tidak pernah
diperangi secara langsung oleh Arminianisme.
Kelima poin itu berfungsi sebagai ringkasan perbedaan antara Calvinisme dan
Arminianisme, tetapi bukan sebagai ringkasan lengkap dari tulisan Calvin atau teologi
gereja-gereja Reformed pada umumnya. Dalam bahasa Inggris, kadang-kadang dikenal
dengan singkatan TULIP:
Meskipun ini urutannya berbeda daripada Kanon dari Dort. Inti dari penegasan kanon ini
adalah bahwa Allah mampu menyelamatkan setiap orang yang kepadanya telah diberikan
rahmat dan bahwa apa yang dilakukan-Nya tidak dapat digagalkan oleh kefasikan atau
ketidakmampuan manusia.
Variasi-variasi Calvinisme
Akibat dari reformasi atau pengembangan yang dilakukannya sepanjang sejarah
Calvinisme, maka menimbulkan berbagai variasi dari Calvinisme. Berikut ini adalah
beberapa variasi yang ada:
Lapsarianisme
Dalam teologi Calvinis skolastik, ada dua aliran dari pemikiran mengenai kapan dan
siapa yang dipredestinasikan Allah:
• Supralapsarianisme (dari bahasa Latin: supra, "di atas", yang berarti "sebelum"
+ lapsus, "jatuh"), atau Antelapsarianisme, kadang-kadang disebut "Calvinisme
tinggi", yang berpendapat bahwa Allah menetapkan sebagian orang untuk
keselamatan dan sebagian untuk kebinasaan sebelum manusia jatuh ke dalam
dosa.[3]
• Infralapsarianisme (dari bahasa Latin: infra , "di bawah", yang berarti "setelah"
+ lapsus, "jatuh") atau dikenal juga dengan sublapsarianisme atau
postlapsarianisme, kadang-kadang disebut "Calvinisme rendah", berpendapat
bahwa penetapan Allah terhadap siapa yang dipilih dan siapa yang ditolak terjadi
setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa.[3]
Empat-poin Calvinisme atau kadang disebut juga Amyraldisme adalah bentuk modifikasi
dari teologi Calvinis yang menolak salah satu dari lima poin Calvinisme, yakni doktrin
penebusan terbatas (limited atonement), dan mendukung penebusan tidak terbatas
(unlimited atonement). Secara sederhana, Amyraldisme menyatakan bahwa Tuhan telah
menyediakan penebusan Kristus bagi semua orang tanpa kecuali, namun melihat bahwa
tidak ada satupun yang dengan sendirinya akan percaya, maka Tuhan pun kemudian
memilih orang-orang yang Ia akan bawa kepada iman di dalam Kristus, dengan demikian
tetap mempertahankan doktrin Calvinis tentang pemilihan tanpa syarat.
Hiper-Calvinisme
Pada abad XVII di Inggris, orang-orang ini mulai menggunakan nama Baptis sebagai
nama diri mereka. Kelompok Baptis ini berkembang dari kaum Separatis di Inggris, yang
merasa bahwa kelompok itu tidak cukup radikal dalam memisahkan diri mereka dari
ajaran dan praktek Gereja Inggris. Mereka pun dianggap kurang setia terhadap ajaran-
ajaran Alkitab. Orang-orang ini kemudian mulai membentuk kelompok-kelompok gereja
yang sepaham, sehingga muncullah aliran Baptis yang pertama. Dalam prakteknya,
mereka sendiri juga berbeda-beda di dalam pemahaman mereka. Sebagian menerima
ajaran tentang predestinasi dari Calvinisme (Baptis Khusus), sementara yang lainnya
menolak ajaran itu dan menerima ajaran tentang kehendak bebas dari Arminianisme
(Baptis Umum).
Perkembangan
Di Amerika, Gereja Baptis dimulai oleh Roger Williams yang mendirikan Providence,
Rhode Island, sebagai “tempat perlindungan bagi mereka yang merasa hati nuraninya
terusik.” Williams, walaupun tidak lama menjadi seorang Baptis, mendirikan First
Baptist Church of America di Providence pada tahun 1639. Di tempat-tempat lain, orang-
orang Baptis disisihkan dan ditolak, karena mereka dianggap memeluk agama yang
berbeda dengan agama yang dipeluk oleh sebagian besar pendatang di benua baru ini.
Untuk mendukung upaya penginjilan pada abad ke-18 orang-orang Baptis mulai
mendirikan perhimpunan-perhimpunan. Philadelphia Baptist Association dibentuk pada
tahun 1707. Charleston Baptist Association dibentuk pada tahun 1751. Pada masa
Kebangunan Rohani Besar pada akhir abad ke-18, gereja-gereja Baptis mengalami
pertumbuhan yang pesat. Seperti halnya nenek moyang mereka di Inggris, orang-orang
Baptis ini sangat menekankan kebebasan beragama dan pemisahan antara Gereja dan
negara secara ketat. Menurut mereka, kebebasan beragama adalah hak setiap orang –
bukan cuma orang Kristen atau Baptis melainkan apapun juga agama seseorang.
Di kalangan orang-orang kulit hitam, gereja-gereja Baptis juga berkembang pesat. Pada
tahun 1773, terbentuk sejumlah Gereja Baptis independen yang kemudian menjadi dua
kelompok denominasi yang besar, yakni Foreign Mission Baptist Convention pada tahun
1880 dan National Baptist Convention pada tahun 1895.
Ajaran
Ajaran Gereja Baptis pada umumnya hampir sama dengan ajaran kebanyakan Gereja-
gereja Protestan, seperti pengakuan terhadap kewibawaan Alkitab, Tritunggal, hakikat
manusia dan dosanya, dll. Namun demikian, ada juga sejumlah perbedaan bahkan di
lingkungan Gereja Baptis sendiri. Sebagian Gereja mengakui bahwa Alkitab tidak
mengandung kesalahan (ineransi) dan karena itu harus diterima dan ditafsirkan secara
harafiah, sementara yang lainnya menerima infalibilitas Alkitab dalam arti pengajarannya
dapat dan layak diterima dan dijadikan pegangan hidup orang Kristen.
Gereja Baptis mengakui bahwa baptisan hanya dilayankan kepada orang dewasa.
Perjamuan kudus dipahaminya hanya sebagai peringatan tentang penderitaan dan
kematian Yesus, sehingga peristiwa itu tidak dianggap memiliki arti yang lebih istimewa
dibandingkan dengan bagian lain dari liturgi.
Gereja Baptis tidak mempunyai ajaran yang resmi. Satu-satunya keyakinan mereka yang
paling jelas adalah kebebasan beragama. Keyakinan ini berkembang karena dari
pengalaman mereka sendiri ketika mereka ditindas oleh Gereja karena mereka tidak
mengikuti ajaran yang berlaku saat itu.
Sebagian teolog lainnya menekankan bahwa meskipun secara teologis mereka Calvinis,
pada kenyataannya mereka lebih dipengaruhi oleh Arminianismeyang membuat teologi
Calvinis mereka lebih moderat dan lebih evangelikal. Jadi tampaknya kedua aliran
teologi yang sesungguhnya bertentangan ini justru dipertemukan di Gereja Baptis
Selain berbagai denominasi Gereja Baptis, ada juga kalangan Baptis tertentu yang tidak
setuju dengan sistem denominasi, melainkan mempertahankan otonomi tiap jemaat lokal.
Kelompok ini memakai nama Baptis Independen. Gereja-gereja Baptis Independen
banyak terdapat di Amerika Serikat, tetapi juga didapatkan di seluruh belahan dunia
karena gencarnya program misi mereka. Di Indonesia, Gereja Baptis Independen sudah
ada sejak tahun 1970an, salah satu contohnya adalah Gereja Baptis Independen
Alkitabiah Graphe.
Tokoh-tokoh Baptis
Beberapa tokoh Baptis yang terkemuka adalah John Bunyan, pengarang buku “Perjalanan
Seorang Musafir”, dan Charles Spurgeon dari Inggris, dan Walter Rauschenbusch, Billy
Graham, Martin Luther King, Jr., Jimmy Carter, Jesse Jackson, Bill Clinton dan Al Gore
di Amerika Serikat.
Latar belakang
Methodisme datang ke Indonesia pertama kali pada 1905 setelah para misionaris
Amerika mulai bekerja di Malaysia dan Singapura. Gereja Methodis di Indonesia saat itu
adalah satu-satunya Gereja yang tidak dimulai oleh para misionaris Belanda ataupun
Jerman.
Di Indonesia, para misionaris Amerika mulai bekerja di Jawa, Kalimantan, dan Sumatera.
Pada 1913, setelah datangnya Bishop J. Robinson, konferensi yang pertama pun
diselenggarakan di Sumatera Utara. Pada saat itu, Gereja Methodist dikenal sebagai
gereja yang unik karena ini adalah satu-satunya Gereja Protestan yang anggota-
anggotanya terdiri atas suku Batak dan orang-orang keturunan Tionghoa, sementara
Gereja-gereja Protestan lainnya saat itu pada umumnya tersegregasi.
Mandiri
Pada 20 Januari 1963 pemerintah Indonesia menyatakan sikap bermusuhan dengan
Malaysia. Hal ini mempersulit kedudukan Gereja Methodist di Indonesia yang pada
waktu itu berada di bawah kepemimpinan Bishop Malaya. Pada 9 Agustus 1964, Gereja
Methodist di Indonesia dijadikan gereja otonom, dan namanya secara resmi disebut
sebagai Gereja Methodist Indonesia (GMI).
Kini Gereja Methodist Indonesia menjalin hubungan erat dengan gereja methodist
lainnya seperti United Methodist Church di Amerika Serikat dan Gereja Methodist
Korea.
Pelayanan yang diberikan mencakup pelayanan jasmani maupun rohani dalam bentuk
pelayanan kesejahteraan, kesehatan, dan pendidikan.
GMI mempunyai sebuah rumah sakit Methodist (Rumah Sakit Methodist di Medan),
sejumlah klinik, dan sejumlah sekolah dari tingkat playgroup hingga universitas. GMI
juga memiliki dua sekolah tinggi teologi, yaitu untuk KONTA WILAYAH I :Sekolah
Tinggi Theologia - Gereja Methodist Indonesia (STT-GMI) di Bandarbaru, Sumatera
Utara, dan KONTA WILAYAH II : Sekolah Tinggi Theologia - Wesley (STT-Wesley) di
Jakarta.
Saat ini GMI mempunyai 276 gereja, 248 pos pelayanan, 157 pendeta yang ditahbiskan,
serta ratusan pelayan awam yang melayani 40.183 anggota penuh serta 49.913 calon
anggota. Sekitar 80% dari jemaat-jemaat GMI tinggal di daerah-daerah pedesaan.
Anggota-anggota GMI terdiri dari berbagai suku bangsa dan bahasa. Kebaktian-
kebaktiannya diselenggarakan dalam bahasa Indonesia, Inggris, Mandarin, Batak, dan
sejumlah bahasa setempat lainnya.
Pimpinan
Gereja Methodist Indonesia ditata dengan sistem episkopal, yang berarti pucuk
pimpinannya terletak di tangan seorang uskup (bishop). Daerah pelayanan GMI dibagi
menjadi dua wilayah, yaitu Wilayah I yang terdiri atas Aceh sampai Pekanbaru ,dan
Wilayah II yang terdiri atas Sumatera Selatan dan Jawa. Pimpinan GMI saat ini adalah
Bishop Darwis Manurung STh. (Wilayah I) dan Bishop Amat Tumino M.Min (Wilayah
II).
Gereja Pentakosta
Gereja-gereja Pentakosta atau Pentakostalisme (aliran Pentakosta) - yang di
Indonesia sering disebut juga Pantekosta - adalah sebuah gerakan di kalangan
Protestanisme yang sangat menekankan peranan karunia-karunia Roh Kudus. Aliran ini
sangat mirip dengan gerakan Karismatik, namun gerakannya muncul lebih awal dan
terpisah dari gereja arus utama. Orang Kristen Karismatik, setidak-tidaknya pada awal
gerakannya, cenderung untuk tetap tinggal di dalam denominasi mereka masing-masing.
• Sangat menekankan keyakinan akan peranan Roh Kudus dan karunia-karunia Roh
Kudus di dalam kehidupan sehari-hari para pengikutnya.
• Pembaharuan infrastruktur ibadah, antara lain lagu-lagu rohani yang digunakan
lebih modern dibandingkan dengan lagu-lagu lama yang bernuansa Gregorian.
• Gereja mengizinkan peran kaum perempuan dalam pelayanan.
• Desakralisasi hubungan antara imam dan jemaat yang lebih ditekankan pada nilai
kekeluargaan, sehingga jauh dari kesan kesenjangan tingkat kerohanian.
Teologi
Secara teologis, kebanyakan denominasi Pentakosta tergabung dalam evangelikalisme,
artinya mereka menekankan bahwa Alkitab itu sepenuhnya dapat dipercaya, hingga pada
tingkat ineransi (tidak mengandung kesalahan) dan orang harus bertobat dan percaya
kepada Yesus. Orang Pentakosta berbeda dengan orang Fundamentalis karena mereka
lebih menekankan pengalaman rohani pribadi.
Dr. Jackie David Johns dalam bukunya tentang kepemimpinan formatif Pentakosta,
menyatakan bahwa Alkitab mempunyai tempat yang khusus dalam pandangan dunia
pentakostal karena Roh Kudus selalu aktif di dalam Alkitab. Bagi Dr. Johns, pertemuan
dengan Alkitab adalah pertemuan dengan Allah. Bagi orang Pentakosta, Alkitab adalah
referensi utama bagi persekutuan dengan Allah dan pedoman untuk memahami dunia.
Salah satu ciri paling utama yang membedakan Pentakostalisme dengan Evangelikalisme
adalah penekanannya pada karya Roh Kudus. Bahasa Roh yang juga dikenal dengan
glossolalia, adalah bukti normatif dari baptisan Roh Kudus. Beberapa gereja Pentakosta
utama juga meyakini bahwa mereka yang tidak berbahasa Roh belum menerima berkat
yang mereka namakan baptisan Roh Kudus. Klaim ini unik bagi kaum Pentakosta dan
merupakan salah satu dari sedikit perbedaannya dengan teologi Karismatik.
Beberapa pendeta dan anggota gereja mengakui bahwa seorang percaya mungkin mampu
berbahasa Roh, tetapi karena berbagai alasan pribadi (misalnya, karena kurangnya
pengertian), mereka tidak melakukannya. Hal ini terjadi apabila seorang percaya dipenuhi
oleh Roh Kudus, tetapi tidak memperlihatkan apa yang disebut "bukti fisik awal" dalam
bentuk berbahasa Roh. Namun hanya sedikit orang yang berpandangan seperti ini.
Para kritikus gerakan ini menyatakan bahwa doktrin ini tidak cocok dengan kritik Paulus
terhadap gereja perdana di Korintus yang sangat menekankan bahasa Roh (lih. 1
Korintus, ps. 12-14 dalam Perjanjian Baru. Para pendukungnya mengatakan bahwa posisi
Pentakostal sangat erat dengan penekanan Lukas dalam Kisah Para Rasul dan
mencerminkan suatu hermeneutika yang lebih tajam.
Dr. Dale A. Robbins menulis sehubungan dengan keyakinan karismatik bahwa sejarah
Gereja menolak pendapat bahwa karunia-karunia karismatik menghilang tak lama setelah
masa para rasul. Dr. Robbins mengutip seorang bapa Gereja mula-mula, Ireneus (l.k.
130-202) yang menulis sbb. "... kami mendengar banyak saudara di gereja yang memiliki
karunia-karunia bernubuat, dan yang berbahasa Roh, dan yang juga menyingkapkan
berbagai rahasia manusia demi kebaikan mereka sendiri [pengetahuan]...". Dr. Robbins
juga mengutip tulisan Ireneus berikut ini, "Ketika Allah menganggap perlu, dan ketika
gereja banyak berdoa dan ber-puasa, mereka melakukan banyak perbuatan yang ajaib,
bahkan menghidupkan kembali orang yang sudah meninggal." Menurut Dr. Robbins,
Tertulianus (l.k. 155-230) melaporkan kejadian-kejadian serupa, seperti halnya pula
dengan Origenes (l.k. 182-251), Eusebius (l.k. 275-339), Firmilianus (l.k. 232-269), dan
Krisostomus (l.k. 347-407).[1]
Keyakinan bahwa orang tidak diselamatkan apabila ia tidak berbahasa roh ditolak oleh
kebanyakan aliran utama Pentakosta. Alasan cukup mendasar penolakan itu adalah,
bahwa jemaat adalah tubuh yang memiliki peran dan karunia masing-masing.
Sebagian gereja Pentakosta berpegang pada teologi Keesaan yang menolak doktrin
Tritunggal (Trinitas) yang tradisional dan menganggapnya tidak alkitabiah. Denominasi
Keesaan Pentakostal yang terbesar di Amerika Serikat adalah United Pentecostal Church.
Kaum Pentakostal Keesaan ini kadang-kadang juga dikenal dengan "Nama Yesus",
"Kerasulan" atau yang oleh para pengecamnya disebut sebagai orang-orang Pentakosta
"Yesus saja". Hal ini disebabkan oleh keyakinan mereka bahwa para Rasul yang mula-
mula itu membaptiskan orang-orang Kristen baru di dalam nama Yesus. Mereka juga
percaya bahwa Allah menyatakan diri-Nya dalam berbagai peran, dan bukan dalam tiga
pribadi yang berbeda. Namun demikian organisasi-organisasi pentakostal trinitarian yang
utama, termasuk Pentecostal World Conference dan Fellowship of Pentecostal and
Charismatic Churches of North America menentang teologi Keesaan dan
menganggapnya sebagai ajaran sesat. Mereka tidak menerima kelompok ini sebagai
anggota mereka. Kelompok Keesaan ini pun memperlakukan hal yang sama terhadap
kelompok trinitarian.
Pemeluk
Christianity Today melaporkan dalam sebuah artikel yang berjudul "World Growth at 19
Million a Year" (Bertumbuh 19 juta angota di seluruh dunia) bahwa menurut sejarahwan
Vinson Synon, dekan Regent University School of Divinity (Sekolah Teologi Universitas
Regent) di Virginia Beach bahwa 25% dari seluruh umat Kristen di dunia adalah
Pentakostal atau karismatik
Perhitungan konservatif atas penganut Pentakostalisme di seluruh dunia pada tahun 2000
diperkirakan sekitar 115 juta. Perkiraan lain menyebutkan jumlah hampir 400 juta.
Sebagian terbesar dari pemeluknya terdapat di negara-negara Dunia Ketiga, meskipun
kebanyakan pemimpin mereka masih orang Amerika Utara. Pentakostalisme kadang-
kadang disebut sebagai "gerakan ketiga Kekristenan".
Menurut Christianity Today, Pentakostalisme adalah "iman yang hidup di antara kaum
miskin, yang menjangkau ke dalam kehidupan sehari-hari anggotanya, dan menawarkan
tidak hanya harapan tetapi juga sebuah cara hidup yang baru." Selain itu, menurut sebuah
laporan PBB pada 1999, "Gereja-gereja Pentakostal sangat berhasil dalam merekrut
anggotanya dari kalangan yang paling miskin." Juga menurut Christianity Today, di
kalangan gereja-gereja Brazilia, di mana pemeluk Pentakostal pada umumnya sangat
miskin, "Para pendetanya seringkali meminta anggotanya persembahan yang jumlahnya
layak ditertawai; namun orang-orang ini memberikan 20, 30, dan kadang-kadang bahkan
50 persen dari penghasilan mereka." Christianity Today juga mencatat bahwa kaum
Pentakostal Brazilia berbicara tentang Yesus yang riil dan dekat kepada mereka, serta
melakukan berbagai hal bagi mereka termasuk memberikan makanan dan tempat
bernaung. Selain itu, Christianity Today mencatat "Para sarjana telah lama mengecap
Pentakostalisme sebagai agama yang tidak memperhatikan hal-hal yang ada di dunia sini.
Bagi banyak orang, hal ini dianggap sebagai kesimpulan yang tidak terelakkan, karena
gerakan ini sangat menekankan pengalaman karismatik, religiositas yang mendalam, dan
kecenderungan asketik (bertarak). Bahkan para sarjana Pentakostal yang sangat dihormati
pun mengakui hal ini.
Gerakan Karismatik
Gerakan Karismatik dalam berbagai hal memiliki ciri-ciri khas Pentakosta, khususnya
dalam hal karunia-karunia Roh seperti tercatat dalam Alkitab (bahasa lidah/bahasa
roh/glossolalia, nubuat, dan lain-lain). Gerakan ini pada awalnya bersifat antardenominasi
di dalam gereja-gereja aras utama Protestan dan Katolik. Banyak kaum Karismatik pada
akhirnya kemudian membentuk denominasi terpisah dalam gereja-gereja baru.
Kitab Kisah Para Rasul mencatat (mengisahkan) mengenai manifestasi Roh Kudus seperti
kesembuhan ilahi, mujizat, dan glossolalia yang terjadi pada masa gereja mula-mula pada
awal abad pertama. Karismatik merupakan sebuah istilah yang dipakai untuk
mendeskripsikan kaum Kristiani yang percaya bahwa manifestasi Roh Kudus tersebut
juga bisa terjadi dan seharusnya dipraktekkan sebagai pengalaman pribadi setiap orang-
orang percaya pada masa sekarang ini.
Kata karismatik berasal dari sebuah kata Yunani charis yang berarti kasih karunia. Kata
charis digunakan dalam Alkitab untuk menjelaskan mengenai berbagai-bagai
pengalaman supranatural (khususnya dalam 1 Korintus 12-14).
Sejarah
Awal, 1950-1975
Adalah sulit untuk menentukan kapan waktunya dan di mana tepatnya Kristen Karismatik
mulai muncul sebagai gerakan yang berpengaruh di antara gereja-gereja aras utama.
Namun demikian, pada umumnya Dennis Bennett, seorang dari Gereja Episkopal
Amerika seringkali disebut-sebut sebagai pionir dari gerakan ini.
Pada tahun 1960, Bennet, seorang Rektor Gereja Episkopal Santo Markus, Van Nuys,
California, Amerika Serikat, mengumumkan kepada jemaatnya pada tahun 1960 bahwa ia
telah menerima pencurahan Roh Kudus. Segera setelah peristiwa ini, ia pindah melayani
di Vancouver dalam dalam banyak lokakarya dan seminar mengenai karya Roh Kudus.
[1] Pelayanannya ini banyak mempengaruhi puluhan ribu kaum Anglikan di seluruh
dunia sekaligus memulai gerakan pembaharuan di dalam tubuh Gereja Katolik Roma dan
Gereja-Gereja Ortodoks.
Dinamika, 1975-2000
Sejak sekitar tahun 1975, Gerakan Karismatik tampaknya dipengaruhi oleh Gerakan
Hujan Akhir dan para pengajar dari Gerakan tersebut, seperti William M. Branham.
Gerakan Hujan Akhir ini merupakan sebuah gerakan yang muncul pada tahun
1950an di antara gereja-gereja Pentakosta. Gerakan ini pada awalnya dianggap
sebagai bidah oleh denominasi Gereja Sidang-Sidang Jemaat Allah pada masa itu.
Pada masa modern, gerakan Karismatik dan aliran Pentakosta semakin lama semakin
berkemiripan dalam hal pengalaman dan teologi, di mana kedua gerakan ini telah
mengadopsi berbagai eleman dan pengajaran dari Gerakan Hujan Akhir tersebut.
Sejak pertengahan 1980an, gerakan Karismatik telah mencatat sejumlah perubahan yang
cukup besar dalam ilmu teologi dan pengaruhnya. Masa ini disebut Gelombang Ketiga
Roh Kudus. Masa ini ditandai dengan pelayanan-pelayanan internasional terkenal di
kalangan Kristiani seperti, C. Peter Wagner, Word-faith Theology, dan fenomena Toronto
Blessing.
Sebagai tambahan, dalam laporan PBB pada tahun 1999 dinyatakan, "Gereja-gereja
Pentakosta telah sangat berhasil dalam merekrut anggota-anggotanya dari yang termiskin
di antara kaum papa." Juga menurut Christianity Today, di kalangan gereja-gereja
Brasilia, di mana kaum Kristen Pentakosta kebanyakan sangat miskin, "Para pengkhotbah
tak henti-hentinya menghimbau jemaat untuk memberikan suatu jumlah yang tampaknya
menggelikan; para jemaat tidak jarang memberikan zakat/persembahan perpuluhan
mereka hingga 20, 30, dan bahkan 50 persen dari pendapatan mereka." [3]
Christianity Today juga mencatat bahwa kaum Pentakosta Brasilia mengobrolkan Yesus
seakan-akan pribadi yang nyata dan dekat dengan mereka dan melakukan berbagai hal
untuk mereka seperti menyediakan makanan dan tempat tinggal. [4]
Sebagai tambahan, "Para sarjana telah lama menganggap aliran Pentakosta sebagai
seperti agama besar dari "dunia lain", yang berfokus pada hal-hal yang di atas
ketimbang hal-hal duniawi. Hal-hal di atas, membawa kepada sebuah kesimpulan bahwa
gerakan ini menekankan akan pengalaman karismatik, semangat keagamaan, dan
tendensi kepertapaan. Kesimpulan ini, walaupun demikian, belum sepenuhnya disepakati
oleh banyak sarjana/peneliti pada tingkatan yang lebih tinggi." [5]
Walaupun sangat mirip sehingga kadang sulit dibedakan dengan aliran Pentakosta yang
menjadi inspirasinya, beberapa aspek kunci juga membedakan keduanya:
Karena kemiripannya, pada masa kini semakin lama semakin sulit untuk membedakan
Karismatik dan Pentakosta sebagai gerakan yang terpisah; namun karena tidak satupun
gerakan tersebut yang monolitik, juga sulit untuk menyatakan mereka sebagai gerakan
yang sama.
Hingga suatu definisi yang lebih baik disepakati secara luas (khususnya karena kedua
gerakan ini relatif masih muda di dalam aliran-aliran Kristen), harus dimengerti bahwa
keduanya secara umum memiliki kesamaan yang sangat besar, walaupun kadang-kadang
juga bisa sangat berbeda.
Meskipun kaum Kristen Karismatik tidak eksklusif dalam satu denominasi saja, teologi
Karismatik tidak secara khas serta merta mengikuti kaum Protestan. Gerakan Karismatik
juga muncul dalam tubuh Gereja Katolik, dan Paus Yohanes Paulus II juga dikabarkan
memiliki seorang karismatik yang menjadi rujukannya.
Di dalam tubuh Gereja Katolik Roma secara Internasional, gerakan ini terutama sekali
menjadi populer di kalangan Filipino (orang-orang Filipina) dan komunitas Hispanik di
Amerika Serikat, dan di Filipina sendiri. Para pastor/pendeta maupun awam karismatik
seringkali mengadakan kebaktian-kebaktian kebangunan rohani (KKR) di berbagai
tempat, sekalipun harus mengadakan perjalanan-perjalanan yang jauh dari tempat
domisilinya.
Gerakan Karismatik ini kemungkinan besar adalah sub-gerakan terbesar yang ada di
kalangan Katolik Roma, bersama-sama dengan Katolik Tradisionalis. Hal ini
menerangkan suatu situasi sulit bagi banyak otoritas gereja, yang mungkin tidak
menyetujui pengajaran karismatik, namun kesulitan untuk menentangnya, karena gerakan
ini didukung oleh anggota-anggota paling berkuasa di Gereja. Karena sifat gerakan ini
yang mudah menerima pengajaran-pengajaran baru, Otoritas Gereja juga menghadapi
situasi di mana mereka harus terus menerus memastikan bahwa inovasi-inovasi apa pun
yang muncul di tubuh jemaat adalah konsisten dan tidak bertentangan dengan Alkitab dan
doktrin Gereja Katolik Roma.
Evangelikalisme
Evangelikalisme adalah istilah yang biasanya merujuk kepada praktik-praktik dan
tradisi-tradisi keagamaan yang terdapat dalam agama Kristen Protestan konservatif.
Evangelikalisme dicirikan oleh penekanan pada penginjilan, pengalaman pertobatan
secara pribadi, iman yang berorientasi pada Alkitab dan keyakinan tentang relevansi iman
Kristen pada masalah-masalah kebudayaan. Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21,
Gereja-gereja, orang-orang, dan gerakan-gerakan sosial Protestan telah sering dicap
evangelikal yang dibedakan dari liberalisme Protestan.
Perlu dicatat bahwa di Eropa daratan, kata yang sama dalam bahasa Inggris
“Evangelical”, yang biasanya diterjemahkan menjadi “Injili” dalam bahasa Indonesia,
biasanya diartikan sebagai Protestan atau bahkan Lutheran seperti yang biasa digunakan
dalam terjemahannya ke dalam bahasa Jerman "evangelisch". Di Jerman, kelompok
Protestan yang dikenal sebagai Lutheran di AS dan di berbagai tempat lainnya di seluruh
dunia, secara eksklusif disebut sebagai Evangelische atau Injili, yang tergolong ke dalam
Gereja Injili di Jerman. Lihat lebih jauh dalam "Penggunaan" di bawah ini.
Penggunaan
Istilah 'evangelikal', dalam pengertian leksikal, tetapi juga yang lebih jarang digunakan,
merujuk kepada apapun juga yang tersirat dalam keyakinan bahwa Yesus adalah Mesias.
Kata ini berasal dari kata bahasa Yunani untuk 'Injil' atau 'kabar baik': ευαγγελιον
evangelion, dari eu- "baik" dan angelion "kabar" atau "berita". Dalam pengertiannya
yang paling sempit, menjadi evangelikal berarti menjadi Kristen, artinya, didasarkan
pada, dan dimotivasikan oleh, serta bertindak sesuai dengan, penyebaran pesan kabar
baik dari Perjanjian Baru.
Rujukan
• Bebbington, David (16 September 1989). Evangelicalism in Modern Britain: A
History from the 1730s to the 1980s. Unwin Hyman. ISBN 0415104645.
• Freston, Paul (16 September 2010). Evangelicals and Politics in Asia, Africa and
Latin America. Cambridge University Press. ISBN 052160429X.
• Green, John.; James Guth Akron Survey of Religion and Politics in America.
Bliss Institute University of Akron. Diakses pada 15 Februari 2007
As quoted in Noll, Mark (16 September 1994). Scandal of the Evangelical Mind.
Eerdmans. ISBN 0802837158
Bala Keselamatan
Bala Keselamatan (Inggris: Salvation Army) adalah salah satu denominasi di kalangan
Gereja Protestan yang terkenal dengan pelayanan sosialnya. Mereka melaksanakan
berbagai program seperti dapur umum untuk kaum miskin, rumah tumpangan, panti
asuhan, rumah sakit, proyek-proyek pembangunan masyarakat, dll. Sehari-hari mereka
mengenakan pakaian seragam dengan pangkat-pangkat kemiliteran, dari prajurit sampai
jenderal.
Setelah magangnya selesai, Booth pindah ke London dan di sana kembali ia bekerja di
sebuah rumah gadai. Ia bergabung dengan sebuah Gereja Metodis dan belakangan
memutuskan untuk menjadi pendeta.
Suatu kali William Booth datang dan berkhotbah di gereja Catherine. Segera mereka
saling jatuh cinta dan bertunangan. Mereka menikah pada tanggal 16 Juni 1855 dalam
sebuah upacara yang sangat sederhana. Setelah menikah William Booth menjadi seorang
pengkhotbah keliling yang berkelana di seluruh Inggris, sambil berkhotbah kepada siapa
saja yang mau mendengarkannya. Namun Booth merasa ia harus melakukan lebih
daripada itu. Karena itu Booth kembali ke London bersama keluarganya, dan melepaskan
jabatannya sebagai seorang pendeta Metodis dan menjadi pengkhotbah keliling.
Pada suatu hari di tahun 1865, Booth berada di East End di London, berkhotbah kepada
sekumpulan orang di jalan-jalan. Di luar sebuah pub yang bernama Blind Beggar,
beberapa misionaris mendengarkan Booth berbicara dan tertarik oleh khotbahnya yang
sangat mengesankan. Karena itu, mereka meminta Booth untuk memimpin serangkaian
kebaktian kebangunan rohani yang sedang mereka selenggarakan di sebuah tenda besar.
Booth segera sadar bahwa inilah yang selama ini dicari-carinya. Karena itu, ia pun segera
mendirikan gerakannya sendiri yang dinamainya “Misi Kristen.”
Pelayanan Catherine
Catherine mulai membantu pelayanan gereja di Brighouse. Ia mulai dengan mengajar di
sekolah Minggu karena pada waktu itu perempuan tidak biasa diizinkan berbicara di
pertemuan-pertemuan orang dewasa. Catherine mempunyai minat khusus untuk berbicara
kepada para pecandu alkohol. Di rumah, Catherine membesarkan 8 orang anaknya di
dalam iman Kristen, hingga dua orang di antaranya mencapai kedudukan sebagai
Jenderal di dalam Bala Keselamatan.
Ketika Booth mulai berkhotbah keliling kepada orang-orang miskin, Catherine berbicara
kepada orang-orang kaya untuk mengimbau mereka mendukung secara finansial
pelayanan yang mereka lakukan. Ketika Booth menjadi Jenderal, Catherine dikenal
sebagai “Ibu Pasukan.” Ia menjadi tenaga pendorong utama yang menimbulkan banyak
perubahan dalam gerakan ini, merancang bendera, topi untuk kaum perempuan dan
berbagai pemikiran untuk Bala Keselamatan.
Perkembangan
Peta perkembangan Bala Keselamatan di seluruh
dunia
Teologi
Teologi Bala Keselamatan didasarkan pada dua pokok pemikiran: (1) bahwa pertobatan
adalah sesuatu yang mutlak dalam kehidupan orang Kristen. Orang harus percaya bahwa
ia dilahirkan dalam kuasa dosa warisan dan kelepasan hanya bisa diperoleh dengan
menerima anugerah Kristus pada salib; (2) setelah pertobatan orang cenderung tetap
berdosa, tetapi Allah menawarkan kesempurnaan di dalam anugerah-Nya. Melalui
anugerah itu, kasih Allah bagi manusia dan kasih manusia terhadap Allah membersihkan
sisa-sisa keakuan dan kesombongannya.
Teologi revivalis (kebangunan rohani) yang berkembang di Amerika Serikat juga sangat
mempengaruhi William Booth dan Catherine. Itulah sebabnya, sejak awal mereka telah
merencanakan untuk mengembangkan sayap organisasi mereka ke Amerika Serikat.
Mereka yakin bahwa cara khotbah mereka akan lebih diterima di sana daripada di
Inggris, di mana orang cenderung menolak bentuk-bentuk Kekristenan yang berbeda.
Bala Keselamatan berusaha menciptakan suasana Kristen yang tidak terlalu "menggereja"
karena mereka merasa bahwa suasana seperti itu tidak akan membuat orang-orang yang
tidak terbiasa ke gereja betah. Gereja adalah untuk orang-orang kelas menengah yang
formal dan sok, sementara misi Bala Keselamatan ditujukan kepada kaum buruh dengan
masalah-masalah mereka yang riil sehari-hari. Semangat untuk tidak "menggereja" ini
telah menyebabkan Bala Keselamatan tidak mempraktikkan sakramen, yakni baptisan
dan perjamuan kudus. Bagi mereka, baptisan cukup dilambangkan dengan janji yang
sungguh-sungguh dihadapan Tuhan. Sementara perjamuan kudus tidak diselenggarakan
karena kekuatiran bahwa hal itu akan menimbulkan keinginan untuk minum-minum di
antara mereka yang telah meninggalkan alkohol.
Teologi Bala Keselamatan didasarkan pada teologi para Reformator dengan modifikasi di
sana-sini. Booth, misalnya, menyatakan “Kami percaya akan keselamatan yang dipahami
dalam gaya lama (old-fashioned salvation). Pemahaman kami tentang keselamatan sama
dengan apa yang diajarkan di dalam Alkitab dan diberitakan oleh Luther, Wesley, dan
Whitfield."
Salah seorang tokoh Bala Keselamatan, yang bernama Taiz, mengajarkan tentang teologi
kesucian seperti yang dikembangkan oleh Wesley. Taiz menyatakan bahwa Booth
percaya bahwa Allah dapat membebaskan semua orang dari berbagai pengaruh dosa dan
bentuk yang negatif. Jadi, pada akhir abad ke-19, Bala Keselamatan menekankan
“pengalaman pengudusan pribadi yang mendalam, yang diisi oleh kuasa roh dan
pengabdian kepada pelayanan Kristen ... Roh Kudus akan dicurahkan dan Injil disebarkan
di seluruh dunia. Kristus akan kembali pada abad milenium ini dan akan mengakhiri
sejarah.”
Teologi Whitfield yang diterima oleh Bala Keselamatan adalah ajaran predestinasi
Calvin. Menurut ajaran ini, Allah itu Maha kuasa dan karenanya Ia pasti telah
menetapkan sejak kekekalan, bahwa sebagian orang – yakni mereka yang terpilih – akan
diselamatkan, sementara yang lainnya, yang tidak terpilih, akan dihukum. Oleh karena
itu, Kristus mati untuk orang-orang pilihan saja, dan bukan untuk semua orang, sehingga
anugerah Allah tidak bisa ditolak, dan orang percaya, sekali ia bertobat, tidak akan
pernah jatuh dari anugerah Allah. Pemikiran ini sangat bertentangan dengan ajaran John
Wesley yang menekankan kehendak bebas, sehingga konon pada abad ke-18 John
Wesley pernah berkata kepada Whitfield, “Allahmu adalah iblisku.”
Di luar prinsip-prinsip teologi yang abstrak, pribadi Catherine yang sabar, murah hati,
peka dan oergaisator yang efisien dalam mengatur uang dan orang lain menjadi unsure
yang penting dalam organisasi Bala Keselamatan.
Dengan menggabungkan latar belakang Metodis William Booth dengan ajaran Calvin,
maka para tokoh Bala Keselamatan merumuskan 11 butir doktrin sbb.:
1. Kami percaya bahwa Kitab Suci, yang terdiri atas Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru diberikan oleh ilham Allah dan bahwa hanya kedua kitab itu sajalah yang
menjadi dasar aturan Ilahi bagi iman dan praktek kristiani.
2. Kami percaya bahwa hanya ada satu Allah yang sempurna dan tidak terbatas di
dalam kesempurnaannya, Sang Pencipta, Pemelihara, dan Pemerintah dari segala
sesuatu, dan hanya Dialah satu-satunya yang layak disembah.
3. Kami percaya bahwa Allah dikenal dalam tiga pribadi – Bapa, Anak, dan Roh
Kudus, yang hakikatnya tidak terpisah-pisahkan dan setara di dalam kuasa dan
kemuliaan-Nya.
4. Kami percaya bahwa di dalam pribadi Yesus Kristus, hakikat ilahi dan manusiawi
dipersatukan, sehingga Dia adalah Allah sejati dan manusia sejati.
5. Kami percaya bahwa leluhur kita yang pertama diciptakan dalam keadaan tanpa
dosa, tetapi karena ketidaktaatannya mereka kehilangan kemurnian dan
kebahagiaan mereka, dan sebagai akibat dari kejatuhan mereka, semua orang telah
menjadi berdosa, sama sekali kehilangan kemuliaannya, dan karenanya sama-
sama terkena murka Allah.
6. Kami percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus, melalui kematian-Nya telah
melakukan penebusan bagi seluruh dunia sehingga barangsiapa yang percaya
kepada-Nya akan diselamatkan.
7. Kami percaya bahwa pertobatan kepada Allah, iman kepada Tuhan kita Yesus
Kristus, dan kelahiran kembali melalui Roh Kudus, adalah perlu bagi
keselamatan.
8. Kami percaya bahwa kita dibenarkan oleh anugerah melalui iman kepada Tuhan
kita Yesus Kristus dan bahwa ia yang percaya kepadanya mempunyai saksi di
dalam Diri-Nya.
9. Kami percaya bahwa kelanjutan keadaan keselamatan tergantung kepada iman
yang terus-menerus taat kepada Kristus.
10. Kami percaya bahwa adalah hak semua orang percaya untuk sepenuhnya
dikuduskan dan bahwa seluruh roh, jiwa, dan tubuh mereka dapat dipertahankan
tidak bercacat hingga kedatangan kembali Tuhan kita Yesus Kristus.
11. Kami percaya akan keabadian jiwa, kebangkitan tubuh, penghakiman umum pada
akhir zaman, kebahagiaan kekal dari orang-orang yang benar, dan penghukuman
kekal dari orang-orang yang jahat.
Pimpinan Bala Keselamatan di Indonesia di sebut Komandan Teritorial yang saat ini
dipegang oleh Komisioner Basuki Kartodasono dan berkedudukan di Bandung.
Gereja Masehi Advent Hari
Ketujuh
Penyelidikan Alkitab memberikan penjelasan bahwa pada hari itu Yesus memasuki ruang
maha suci di Bait Suci surgawi dan memulai penghakiman dunia ini. Di bait suci/kaabah
surgawi itu Yesus Kristus memulai pekerjaan penghakimannya demi keselamatan
manusia sebab “Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang
oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara
mereka.” (Ibrani 7:25). Orang-orang Advent percaya bahwa Yesus akan segera datang,
tetapi tidak seorangpun tahu kapan harinya.
Gereja Advent masuk ke Indonesia pada tahun 1901 di Padang, Sumatera Barat.
Bagi Gereja Advent dasar kepercayaan bukanlah untuk digunakan sebagai pernyataan
keyakinan dalam perangkat kepercayaan konkrit secara teologis. Pengajaran satu-satunya
yang dianut orang Advent ialah: "Alkitab, dan hanya Alkitab saja."[5] Gereja Masehi
Advent Hari Ketujuh menerima Alkitab sebagai satu-satunya kepercayaan mereka dan
memegang kepercayaan dasar tertentu sebagai ajaran Kitab Suci. Kepercayaan dasar
seperti yang diuraikan di sini, merupakan pengertian dan pernyataan gereja tentang ajaran
Kitab Suci. Perubahan atas pernyataan-pernyataan ini dapat dibuat dalam Rapat Umum
General Conference ketika gereja dipimpin oleh Roh Suci pada pengertian kebenaran
Alkitab yang lebih lengkap atau menemukan bahasa yang lebih baik dalam menyatakan
ajaran-ajaran firman Allah yang suci.[6]
Praktik Keagamaan
Di dalam Gereja Advent diajarkan bahwa dalam setiap lingkungan masyarakat dimana
mereka tinggal, anggota-anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, harus dikenal
sebagai warga yang baik dalam integritas Kekristenannya dan dalam mengusahakan
kesejahteraan semua orang. Gereja Advent berbakti pada hari Sabat yaitu hari Sabtu.
Mereka berkumpul dalam satu lingkaran keluarga ketika hari Jumat senja dan
menyambut hari Sabat dengan doa dan nyanyian, dan menutup hari Sabat pada Sabtu
senja dengan doa dan pernyataan syukur. Hari Sabat mereka isi dengan berbakti di rumah
atau di gereja, mengunjungi orang sakit, dan bacaan-bacaan sekular atau siaran televisi
sekular tidak diperkenaankan pada hari tersebut.
Mereka dilarang melakukan hal-hal yang dianggap merusak tubuh, seperti misalnya rajah
(tato) dan melubangi daun telinga atau cuping hidung untuk dipasangi anting-anting.
Semua ini didasarkan pada ucapan Rasul Paulus: Atau tidak tahukah kamu, bahwa
tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu
peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?" (1 Korintus 6:19).
Makanan dan Kesehatan
Sejak dekade 1860-an ketika dimulai, kesehatan menjadi penekanan dari gereja Advent.[7]
Orang Advent dikenal oleh sebab "pesan kesehatan" mereka yang menganjurkan
vegetarianisme dan kepatuhan terhadap hukum halal-haram dalam Imamat 11. Pesan
kesehatan ini adalah berpantang dari daging babi, kerang, dan makanan lain yang
digolongkan sebagai "makanan haram". Gereja mencegah anggotanya dari penggunaan
alkohol, tembakau atau obat-obatan terlarang. Selain itu, orang-orang Advent
menghindari konsumsi kopi dan minuman yang mengandung kafein. Perintis Gereja
Advent mendorong dan menjadi pemrakarsa sarapan sereal, dan "konsep komersial
modern makanan sereal " berasal dari kalangan orang Advent.[8]
Penelitian yang didanai oleh US National Institutes of Health menunjukkan bahwa rata-
rata umur Advent di California 4-10 tahun lebih lama daripada rata-rata penduduk
California. Penelitian itu, seperti dikutip pada National Geographic edisi November 2005,
menegaskan bahwa orang Advent hidup lebih lama karena mereka tidak merokok, tidak
minum alkohol, menerapkan gaya hidup yang sehat, dan mengkonsumsi makanan rendah
lemak yang terdapat dalam kacang-kacangan dan polong-polongan.[9][10] Kekompakan
jaringan sosial orang Advent juga diduga sebagai salah satu faktor yang memperpanjang
umur mereka.[11] Dan Buettner penulis dari National Geographic memaparkan tentang
orang-orang Advent yang umur panjang dalam bukunya, The Blue Zones: Lessons for
Living Longer From the People Who've Lived the Longest The Blue Zones: Lessons for
Living. Ia menyatakan bahwa penekanan pada usaha kesehatan, pemilihan makanan, dan
pemeliharaan Sabat sebagai faktor utama yang membuat orang Advent berumur panjang.
[12][13]
Menurut survei tahun 2002 di seluruh dunia oleh Gereja ini, diperkirakan sekitar 35%
dari orang Advent mempraktikan vegetarianisme.[14]
Sakramen
Ada dua sakramen dalam Gereja Advent, yaitu: Baptisan dan Perjamuan Tuhan. Sejak
permulaan Gereja Advent, sebagaimana memperoleh warisan dari Protestan, menolak
pandangan mengenai sakramen sebagai sebuah opus operatum, yaitu, sebuah tindakan
yang di dalamnya serta merupakan bagian anugerah yang mendatangkan keselamatan.[15]
Baptisan dengan diselamkan melambangkan kematian, penguburan, dan kebangkitan
Kristus diakui Gereja Advent sebagai syarat masuk ke dalam keanggotaan gereja.
Baptisan hanya dapat diberikan pada orang dewasa dan yang mengaku bertobat.
Sakramen Perjamuan Tuhan bagi Gereja Advent adalah untuk memperingati kematian
Tuhan. Sakramen ini didahului oleh upacara pembasukan kaki sebagai persipan untuk
upacara yang kudus ini.[16]
Pernikahan
Gereja Advent tidak menganjurkan pernikahan antara seorang anggota Gereja Advent
dengan seorang yang bukan anggota Gereja Advent, dan dengan keras meminta agar para
pendeta gereja tidak melaksanakan upacara pernikahan bagi pasangan seperti itu.[17]
"Gereja menyadari bahwa keputusan terakhir dalam memilih pasangan hidup seseorang
adalah orang itu sendiri. Namun, gereja berharap agar, jika seseorang memilih pasangan
hidupnya dan yang bukan anggota gereja Advent, pasangan itu harus menyadari dan
menghargai bahwa pendeta Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, yang telah berjanji
untuk meninggikan prinsip yang telah digariskan di atas, tidak akan melaksanakan
upacara pemberkatan tersebut. Jika ternyata seseorang telah menikah dengan yang tidak
seiman, gereja harus menunjukkan .kasih dan perhatian dengan maksud untuk mendorong
pasangan itu menuju persatüan yang lengkap dalam Kristus." [18]
Evolusi
Gereja Advent mempercayai Tuhan menciptaan dunia dalam waktu 7 hari literal. Gereja
ini aktif dalam mempromosikan Hikayat Ciptaan sebagai tantangan pada teori evolusi.
Geoscience Research Institute di Universitas Loma Linda menerbitkan jurnal setengah-
tahunan Origin yang mendukung ajaran 7 hari penciptaan dunia.[17]
Struktur Organisasi
Dalam Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh ada empat tingkat dasar konstituante yang
dimulai dari orang percaya secara perorangan hingga pada organisasi pekerjaan gereja
sedunia[19]:
1. Gereja setempat, suatu badan orang-orang percaya yang terorganisasi dan bersatu.
2. Konferens atau daerah setempat, suatu badan yang terdiri dari gereja-gereja yang
terorganisasi di suatu negara bagian, provinsi atau wilayah.
3. Uni Konferens atau Uni Mission, suatu badan yang terdiri dari konferens-
konferens atau daerah-daerah di dalam satu wilayah yang lebih besar.
4. General Conference (Pimpinan Pusat), unit organisasi terbesar, yang mencakup
seluruh uni di seluruh dunia. Divisi adalah bagian dari General Conference yang
memiliki tugas administratif yang ditugaskan di wilayah geografis tertentu.
Pimpinan pusat Gereja Advent terdapat di Maryland, Amerika Serikat
Kantor Pusat Gereja Advent di Indonesia kawasan barat terletak di Gedung Pertemuan
Advent, Jl. MT Haryono, Blok A, Kav 4-5, Jakarta Selatan 12810, dan Kantor Pusat
Gereja Advent di Indonesia kawasan timur terletak di Kantor East Indonesia Union
Conference, Jalan Martadinata No. 16, Dendengan Luar, Manado 95127
Pelayanan Gereja Advent
Pekerjaan misi Gereja Advent saat ini mencapai lebih dari 200 negara.[20] Jangkauan
keluar Gereja Advent melayani orang-orang non-Kristen dan orang Kristen dari satuan
lain. Gereja Advent percaya bahwa Kristus memanggil pengikutnya untuk satu tugas
yang disampaikan ke seluruh dunia.[21] Kekebasan beragama adalah posisi yang disokong
dan dianjurkan oleh Gereja Advent.[22]
Media Pelayanan
Gereja Advent adalah organisasi keagamaan terbesar dalam pelayanan televisi dan radio
Kantor Pusat
Gedung Percetakan 4 Blok di 117 Adams Street, Brooklyn, New York, Amerika Serikat.
Kantor Pusat mereka berada di Brooklyn, New York, Amerika Serikat. Mereka memiliki
tiga dari tujuh Badan Hukum di Amerika Serikat untuk mempermudah pekerjaan
mencetak dan mendistribusikan lektur-lektur mereka, yaitu Watch Tower Bible and Tract
Society of Pennsylvania (didirikan pada tahun 1884), Watchtower Bible and Tract
Society of New York, Inc. (tahun 1956), dan International Bible Students Association
(tahun 1914). Semua pengaturan diarahkan oleh kelompok penatua yang dikenal dengan
nama Badan Pimpinan Saksi-Saksi Yehuwa.
Persatuan
Saksi-Saksi Yehuwa dipersatukan di seluruh dunia oleh majalah Menara Pengawal
(Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (The Watchtower Announcing
Jehovah's Kingdom, bahasa Inggris)). Majalah Menara Pengawal dibahas serentak di
seluruh dunia pada setiap hari Minggu di Balai Kerajaan Saksi-Saksi Yehuwa pada sesi
kedua Pelajaran Menara Pengawal, setelah sesi Khotbah Umum atau ceramah umum
yang membahas berbagai topik berdasarkan Alkitab. Rekan majalahnya adalah Sedarlah!
(Awake!, bahasa Inggris) (bukan diterjemahkan Sadarlah!, karena sewaktu pertama kali
terbit menggunakan kata Sedarlah! yang lebih halus makna dan ungkapannya) adalah
majalah yang berisi pengetahuan umum dan menganjurkan kewaspadaan akan hal rohani
ataupun kemajuan dunia ilmu pengetahuan dan medis.
Saksi-Saksi Yehuwa dikenal di dunia Barat sebagai kelompok yang datang dari rumah ke
rumah untuk mengabarkan berita Kerajaan Yehuwa dan selalu menggunakan Alkitab
terjemahan Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru sebagai pedoman tertinggi mereka.
Jumlah penyiar Saksi-saksi Yehuwa di seluruh dunia lebih dari 7.313.173 penyiar dan
berada di 105.298 sidang (tercatat pada tanggal 1 September 2009) yang tersebar di 236
negara di dunia.
Saksi-Saksi Yehuwa mengajarkan bahwa setelah kematian rasul yang terakhir, Gereja
perlahan-lahan menyimpang, dalam suatu Kemurtadan Besar (2 Tesalonika 2:6-12), dari
ajaran-ajaran asli Yesus dalam beberapa pokok yang penting. Jadi kebanyakan doktrin of
Saksi-Saksi Yehuwa berbeda dari Kekristenan arus utama, dan dianggap sebagai ajaran
sesat oleh kebanyakan pakar Kristen arus utama. Barangkali, perbedaan-perbedaan
doktriner yang paling kontroversial berkaitan dengan hakikat Allah dan Yesus,
khususnya penolakan terhadap Tritunggal. Berlawanan dengan doktrin Tritunggal,
mereka percaya bahwa Yesus bukanlah Allah yang mengenakan tubuh manusia,
melainkan ia diciptakan oleh Allah. Keyakinan-keyakinan para Saksi Yehuwa tentang
neraka, keabadian jiwa, kehadiran Yesus kembali ke bumi, dan keselamatan juga
kontroversial.
Alkitab
Sejumlah pakar telah mengkritik Terjemahan Dunia Baru, terjemahan Alkitab yang
diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa, dan menyatakan bahwa kelompok ini telah
mengubah Alkitab untuk dicocokkan dengan doktrin mereka dan bahwa terjemahan
tersebut mengandung sejumlah kesalahan dan ketidakakuratan.[2] Meskipun kalau
diperhatikan lebih dalam Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru menerjemahkan ungkapan
Lord Jesus sebagai Tuan Yesus bukan sebagai Tuhan Yesus sebagaimana dilakukan
oleh Alkitab Terjemahan Baru dari Lembaga Alkitab Indonesia.
Sejumlah buku yang kritis terhadap Watch Tower Bible & Tract Society.[3] Para pengritik
menyatakan bahwa Lembaga Menara Pengawal telah membuat sejumlah ramalan yang
tidak tergenapkan dan perubahan-perubahan doktrin selama bertahun-tahun, sementara
mengklaim bahwa dirinya adalah "saluran satu-satunya "[4] yang digunakan oleh Allah
untuk terus-menerus menyampaikan kebenaran.
Raymond Franz, seorang bekas anggota Badan Penguasa Saksi-Saksi Yehuwa, telah
menantang kebijakan-kebijakan Saksi-Saksi Yehuwa tentang transfusi darah, dengan
menyatakan bahwa tuntutan-tuntutan mereka tidak konsisten dan kontradiktif.[5] Akan
tetapi, bagi Saksi-Saksi Yehuwa darah sebagai cairan per se bukanlah persoalan yang
sebenarnya. Yang menjadi soal adalah apa yang dilambangkan oleh darah. Mereka
mengatakan bahwa "hal yang penting ialah bahwa penghargaan telah diperlihatkan
terhadap kesucian darah, penghormatan telah diperlihatkan terhadap prinsip kesucian
hidup" yang diwakili oleh darah.[6][7] Darah sama sekali ditolak untuk penggunaan apa
pun, kecuali dipersembahkan.
Pengurangan kebebasan pribadi jemaat
Para pengritik juga telah berdebat bahwa berbagai kebijakan dan praktik Saksi-Saksi
Yehuwa — termasuk terhadap perlakuan kepada anggota-anggota yang memisahkan diri
mereka atau yang telah dikucilkan (disfellowshipped) oleh jemaat, sambil membatasi
informasi eksternal tentang kelompok tersebut dari para bekas anggota, dan pengaturan
terhadap kehidupan para anggota — membatasi kesanggupan anggota-anggotanya untuk
melaksanakan hak kebebasan pribadinya[8] [9]. Saksi-Saksi Yehuwa mengajarkan bahwa
"kebebasan untuk mengambil keputusan harus dilakukan dalam batas-batas hukum-
hukum dan prinsip-prinsip Allah." [10] dan bahwa “hanya Yehuwa sajalah yang bebas
menetapkan tolok ukur tentang apa yang baik dan buruk.”[11] Akan tetapi, pimpinan
Saksi-Saksi Yehuwa mempromosikan dirinya sebagai saluran yang dipergunakan oleh
Allah [12] untuk menafsirkan dan mengajar para anggota tentang "apa yang baik dan
buruk."
Berapa negara seperti Uzbekistan, Belarus, Tajikistan dan kota Moskwa telah menentang
gedung-gedung fasilitas (seperti misalnya Balai Kerajaan) dan penyelenggaraan
pertemuan-pertemuan besar di wilayah mereka. Meskipun larangan seperti itu kadang-
kadang secara spesifik ditujukan kepada kelompok keagamaan ini, pada waktu-waktu
lain digunakan pula alasan-alasan lain yang lebih umum seperti misalnya kemacetan lalu
lintas dan kebisingan. Dalam kasus-kasus hukum tertentu, seperti misalnya Congrégation
des témoins de Jéhovah de St-Jérôme-Lafontaine v. Lafontaine (Village), pertikaian-
pertikaian yang muncul yang diajukan berdasarkan penggunaan lahan, tampaknya pada
hakikatnya berakar pada bias keagamaan, demikian klaim Saksi-Saksi Yehuwa.