You are on page 1of 17

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN 

NEFROLITIASIS
November 17, 2008 by ismailskep

Kompetensi Dasar :
Mahasiswa dapat melakukan proses asuhan keperawatan pada klien dengan Nefrolitiasis
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

Indikator :
Setelah mengikuti kuliah, mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan pengertian klien nefrolitiasis
2. Menjelaskan etiologi klien Nefrolitiasis
3. Menjelaskan patofisiologi klien nefrolitiasis
4. Menjelaskan manifestasi klinik klien nefrolitiasis
5. Menjelaskan komplikasi klien nefrolitiasis
6. Menyebutkan diagnostik tes klien nefrolitiasis
7. Menjelaskan penatalaksanaan klien nefrolitiasis
8. Menjelaskan pencegahan klien nefrolitiasis
9. Menerapkan proses keperawatan klien nefrolitiasis

Pengertian
Nefrolitiasis adalah Pembentukan deposit mineral yang kebanyakan adalah kalsium oksalat
dan kalsium phospat meskipun juga yang lain urid acid dan kristal, juga membentuk kalkulus
( batu ginjal ).

Etiologi
Banyak faktor yang sering menjadi predisposisi timbulnya batu :
1. Faktor Endogen
a. Faktor genetik familial pada hiper sistinuria
Suatu kelainan herediter yang resesif autosomal dari pengangkutan asam amino di membran
batas sikat tubuli proksimal.
b. Faktor hiperkalsiuria primer dan hiper oksaluria primer.
2. Faktor eksogen
a. Infeksi
Infeksi oleh bakteri yang memecahkan ureum dan membentuk amonium akan mengubah pH
uriun menjadi alkali dan akan mengendapkan garam-garam fosfat sehinggga akan
mempercepat pembentukan batu yang telah ada.
b. Obstruksi dan statis urin
Mempermudah terjadinya infeksi
c. Jenis kelamin
Lebih banyak ditemukan pada laki-laki
d. Ras
e. Keturunan
f. Air minum
g. Pekerjaan
h. Makanan
i. Suhu
Patofisiologi
Sebagian besar batu saluran kemih adalah idiopatik dan dapat bersifat simptomatik ataupun
asimptomatik .
Teori terbentuknya batu antara lain :
1. Teori inti matriks
a. Terbentuknya batu saluran kemih memerlukan adanya substansi organik sebagai inti
b. Terdiri dari muko polisakarida dan muko protein A yang mempermudah kristalisasi dan
agregasi substansi pembentuk batu.
2. Teori Supersaturasi
Terjadinya kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urin seperti : sistin , Xantin, asam urat
dan Kalsium.
3. Teori Presipitasi – kristalisasi
a. Terjadi pH urin yang mempengaruhi solubilitas substansi dalam urin.
b. Urin yang bersipat asam akan mengendap sistin, Xantin dan asam urat
c. Urin yang bersifat alkali akan mengendap garam fospat
4. Teori berkurangnya faktor penghambat.
Jenis batu
5. Batu Kalsium
Disebabkan oleh :
a. Hiperkalsiuria : Kalsium => kelebihan alkali . Misalnya Sindroma susu, Kelebihan Vit. B,
Imobilisasi, Asidosis Tubular Renalis, Penyakit Paget, Sarkoidosis, Hipertiroiditis, Syndroma
cushing, Yang paling sering Hyperkalsiuria Idiopatik.
b. Hiperurikosuria. Hal ini 20 % inti batu dari kristal asam urat karena kemasukan purin
berlebihan, misal : ikan, unggas, daging (coto)
c. Hiperoksaluria. Penyebaran oksalat di jaringan ginjal, susunan makanan yang mengandung
oksalat yang berlebihan misal : teh, sayuran.
6. Batu Struvite ( Batu campuran )
a. Tripel posfat , magnesium posfat, amonium fosfat, kalsium karbonat = > pH urin yang
tinggi.
b. Infeksi sistem urinarius.
7. Batu Asam Urat
a. PH Urin yang rendah, tirah baring yang lama, penderita ileustomi/kolostomi
b. Faktor asupan makanan = > sayur bayam dll.
8. Batu Sistin
Kelainan herediter yang resesif autosomal dari pengangkutan asam amino dimembran batas
sikat tubulus proksimal meliputi sistim, arginin, ornitin, sitrulin dan lisin.
9. Batu Xantin
Resesif autosomal dengan defesiensi santin oksidase terjadi peningkatan xantin plasma .

Gambaran Klinik
Keluhan yang sering ditemukan adalah sebagai berikut :
1. Hematuria
2. Piuria
3. Polakisuria/fregnancy
4. Urgency
5. Nyeri pinggang menjalar ke daerah pingggul, bersifat terus menerus pada daerah pinggang.
6. Kolik ginjal yang terjadi tiba-tiba dan menghilang secara perlahan-lahan.
7. Rasa nyeri pada daerah pinggang, menjalar ke perut tengah bawah, selanjutnya ke arah
penis atau vulva.
8. Anorexia, muntah dan perut kembung
9. Hasil pemeriksaan laboratorium, dinyatakan urine tidak ditemukan adanya batu leukosit
meningkat.

Komplikasi
Batu yang terlelak pada piala ginjal atau ureter dapat memberikan komplikasi obstruksi baik
sebagian atau total.
Hal tersebut diatas dipengaruhi oleh :
1. Sempurnanya obstruksi
2. Lamanya obstruksi
3. Lokasi obstruksi
4. Ada tidaknya infeksi
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan terjadinya infeksi pada obstruksi antara lain :
1. Statis urin meningkatkan pertumbuhan bakteri sehingga mendorong pertumbuhan
organisme maupun pembentukan kristal khususnya magnesium amonium fosfat atau struvita
2. Meningkatkan tekanan intra luminal menyebabkan pertumbuhan mukosa saluran kemih
berkurangnya, sehingga menurunkan daya tahan tubuh.
3. Kerusakan jaringan dapat menimbulkan penurunan daya tahan tubuh.

Diagnostik Test
1. Klinik
a. Jumlah batu yang sebelumnya keluar atau dikeluarkan
b. Derajat kerusakan ginjal
c. Riwayat keluarga
d. Analisa batu
e. Tanda dan gejala penyakit penyebab :
1) Hiperparatiroidisme ; keluhan batu, penyakit tulang, ulkus, pankreatitis.
2) Asidosis Tubuler Renalis ; langkah terhuyung – huyung, sakit pada tulang.
3) Sarkoidosis ; limphadenopati, eritemanodosum.
4) Sebab lain : Infeksi traktus urinarius yang berulang kali, penyakit paget, imobilisasi,
kelebihan vitamin-D, pemasukan purin berlebihan, kelebihan alkali dan penyakit khusus.
2. Pemeriksaan Laboratorium
a. Urinalisis
b. Hematuria
c. Piuria
d. Kristalisasi
e. bakteriologi
f. Kerangka kerja metabolic
g. Darah
h. Urine
i. Analisa batu untuk unsur kimia dan bakteriologi
j. Status batu
3. Pemeriksaan Radiologi
a. Pielografi ( IVP)
b. Pieolgrafi retrograd
c. U S G
d. Tomografi
e. CT- Scan

Penatalaksanaan
1. Terapik medik dan simtomatik
a. Terapik medik => mengeluarkan batu ginjal atau melarutkan batu
b. Pengobatan Simtomatik = > mengusahakan agar nyeri khususnya koli ginjal yang terjadi
menghilang dengan pemberian simpatolitik selain itu dapat diberikan minum berlebihan
disertai diuretikum bendofluezida 5 – 10 mg/hr.
2. Terapi mekanik
E S W L = > Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy
3. Terapi pembedahan
Jika tidak tersedia alat litotriptor

Pencegahan
Untuk mencegah terbentuknya kembali batu saluran kemih perlu disiplin yang tinggi dalam
melaksanakan perawatan dan pengobatan.
Maka perlu adanya pencegahan atau program sepanjang hidup, seperti :
1. Masalah yang mendasari untuk mempermudah terbentuknya batu saluran kemih harus
dikoreksi
2. Infeksi harus dihindari atau pengobatan secara intensif untuk semua jenis type batu

Pengkajian Keperawatan
Data yang dikumpulkan pada klien dgn nefrolitiasis adalah :
1. Aktifitas/Istirahat.
2. Pekerjaan yg banyak duduk dan lingkungan yang temperaturnya tinggi.
3. Eliminasi
4. Adanya riwayat ISK atau pernah Obstruksi batu.
5. Makan dan Minum
6. Adanya riwayat klien mengkonsumsi makan/minuman diet tinggi purin/ juice buah.
7. Nyeri / rasa nyaman
8. Nyeri Kolik
9. Adanya riwayat mengkonsumsi obat-obatan.
a. Mengkonsumsi obat antibiotik terlalu lama.
b. Riwayat Penyakit Keluarga
c. Adanya riwayat Penyakit Ginjal, ISK.
d. Pengetahuan
e. Pemeriksaan Diagnostik.
f. Pemeriksaan urin
g. Pemeriksaan darah lengkap.
h. Radiologi / x-ray
i. IVP
j. CT. Scan
k. Retrograde Cystogram
l. USG

Diagnosa Keperawatan
Setelah analisa data maka dirumuskan Diagnosa keperawatan sesuai prioritas :
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan meningkatnya kontraksi ureter, trauma
jaringan, terbentuknya edema.
2. Gangguan Pola eliminasi buang air kecil berhubungan dengan iritasi ginjal/ureter,
obstruksi mekanik, implamasi, stimulasi kandung kencing oleh batu.
3. Resiko mengalami defisit cairan berhubungan dengan neusea, muntah.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan impormasi yg salah.
Rencana Keperawatan
Tujuan
1. Rasa nyaman nyeri teratasi.
2. Gangguan pola eliminasi teratasi.
3. Tidak terjadi defisit cairan.
4. Klien akan membuka diri meminta informasi.

Intervensi
1. Amati & catat lokasi, durasi, intensitas penyebaran nyeri.
2. Jelaskan penyebab nyeri.
3. Lakukan gate kontrol pada punggung.
4. Ajarkan teknik relaksasi.
5. Beri intake cairan 3000 ml – 4000 ml / hari.
6. Kolaborasi pemberian obat-obatan.
7. Monitor intake / out put.
8. Amati buang air kecil (b.a.k).
9. Siapkan urine laboratorium.
10. Observasi keadaan kandung kemih.
11. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium.
12. Amati dan catat kelainan spt muntah.
13. Monitor tanda vital.
14. Beri diet sesuai program.
15. Kolaborasi pemberian cairan intra vena
16. Beri penjelasan tentang proses penyakitnya.
17. Jelaskan pentingnya intake cairan 3000 – 4000 ml/hr.
18. Jelaskan tentang pengaturan diet.
19. Diskusikan bersama klien/kelg ttg aturan pengobatan & jenis makanan.
20. Anjurkan klien melakukan aktivitas secara teratur.

Evaluasi

DEFINISI

Merupakan suatu penyakit yang salah satu gejalanya adalah pembentukan batu di
dalam ginjal. (1)
Gambar. Batu Ginjal (2)

ETIOLOGI

Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran
urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang
masih belum terungkap (idiopatik). Secara epidemiologik terdapat beberapa faktor yang
mempermudah terbentuknya batu pada saluran kemih pada seseorang. Faktor tersebut adalah
faktor intrinsik yaitu keadaan yang berasal dari tubuh orang itu sendiri dan faktor ekstrinsik
yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan di sekitarnya. (3)

Faktor intrinsik antara lain :

1. <!--[if !supportLists]-->Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari


orang tuanya.<!--[endif]-->
2. <!--[if !supportLists]-->Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50
tahun<!--[endif]-->
3. Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan
pasien perempuan

Faktor ekstrinsik diantaranya adalah :

1. <!--[if !supportLists]-->Geografis : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian


batu saluran kemih yang lebih tinggi dari pada daerah lain sehingga dikenal sebagai
daerah stonebelt.<!--[endif]-->
2. <!--[if !supportLists]-->Iklim dan temperatur <!--[endif]-->
3. Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang
dikonsumsi.<!--[endif]-->
4. <!--[if !supportLists]-->Diet : Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah
terjadinya batu.<!--[endif]-->
5. Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk
atau kurang aktifitas atau sedentary life

6. A.Pengertian
7. Nefrolitiasis adalah adanya batu pada atau kalkulus dalam velvis renal, sedangkan
urolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam sistem urinarius. Urolithiasis mengacu
pada adanya batu (kalkuli) ditraktus urinarius. Batu terbentuk dari traktus urinarius ketika
konsentrasi subtansi tertentu seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat
meningkat.
8.
9. B.Etiologi
10. Batu terbentuk dari traktus urinarius ketika konsentrasi subtansi tertentu seperti kalsium
oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat. Batu juga dapat terbentuk ketika
terdapat defisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat yang secara normal mencegah
kristalisasi dalam urine. Kondisi lain yang mempengaruhi laju pembentukan batu
mencakup pH urin dan status cairan pasien (batu cenderung terjadi pada pasien
dehidrasi).
11.
12. C.Patofisiologi
13. Batu dapat ditemukan disetiap bagian ginjal sampai kekandung kemih dan ukuran
bervariasi dari defosit granuler yang kecil, yang disebut pasir atau kerikil, sampai batu
sebesar kandung kemih yang berwarna oranye. Factor tertentu yang mempengaruhi
pembentukan batu, mencakup infeksi, statis urine, periode immobilitas. Factor-faktor
yang mencetuskan peningkatan konsentrasi kalsium dalam darah dan urine,
menyebabkan pembentukan batu kalsium.
14.
15. D.Manifestasi klinik
16. Adanya batu dalam traktius urinarius tergantung pada adanya obstruksi, infeksi, dan
edema. Ketika betu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi, menyebabkan peningkatan
tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal. Infeksi dan sistisis
yang disertai menggigil, demam, dan disuria dapat terjadi dari iritasi batu yang terus
menerus. Beberapa batu, jika ada, menyebabkan sedikit gejala namun secara perlahan
merusak unit fungsional ginjal. Sedangkan yang lain menyebabkan nyeri yang luar biasa
dan menyebabkan ketidaknyamanan. Batu di piala ginjal mungkin berkaitan dengan sakit
yang dalam dan terus menerus diarea konstovertebral. Hematuria dan piuria dapat
dijumpai. Batu yang terjebak diureter menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa,
akut, kolik, yang menyebar kepaha dan genitalia. Pasien merasa selalu ingin berkemih,
namun hanya sedikit urin yang keluar dan biasanya mengandung darah akibat aksi
abrasive batu. Batu yang terjebak dikandung kemih biasanya menyebabkan gejala iritasi
dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan hematuria.
17.
18. E.Evaluasi diagnostic
19. Diagnosis ditegakkan dengan studi ginjal, ureter, kandung kemih (GUK), uregrafi
intravena, atau pielografi retrograde. Uji kimia darahdan urine 24 jam untuk mengukur
kadar kalsium, asam urat, kreatinin, natrium, pH, dan volume total merupkan bagian dari
upaya diagnostic. Riwayat diet dan medikasi serta riwayat adanya batu ginjal dalam
keluarga didapatkan untuk mengidentifikasi factor yang mencetuskan terbentuknya batu
pada pasien.
20.
21. F.Penatalaksanaan
22. Tujuan dasar penatalaksanaan adalah untuk menghilangkan batu, menentukan jenis
batu, mencegah kerusakan nefron, mengendalikan infeksi, dan mengurangi obstruksi
yang terjadi.
23.
24.
25. PROSES KEPERAWATAN
26. A.Pengkajian
27. Aktivitas istirahat
28. Gejala : pekerjaan monoton, pekerjaan dimana pasien terpajang pada lingkungan
bersuhu tinggi. Keterbatasan aktivitas/immobilisasi sehubungan dengan kondisi
sebelumnya.
29. Sirkulasi
30. Tanda : peningkatan TD/nadi (nyeri, ansietas, gagal jantung). Kulit hangat dan
kemerahan, pucat.
31.
32. Eliminasi
33. Gejala : riwayat adanya ISK kronis, obstruksi sebelumnya (kalkulus), penurunan
haluaran urine, kandung kemih penuh, rasa terbakar, dorongan berkemih, diare.
34. Tanda : oliguria, hematuria, piuria, dan perubahan pola berkemih.
35. Makanan/cairan
36. Gejala : mual/muntah, nyeri tekan abdomen, diet tinggi purin, kalsium oksalat, dan atau
fosfat, ketidakcukupan pemasukan cairan, tidak minum air dengan cukup.
37. Tanda : distensi abdominal, penurunan atau takadanya bising usus, dan muntah.
38.
39. B.Diagnosa keperawatan
40. 1)Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan frekuensi/dorongan kontraksi ureteral.
41. 2)Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh batu,
iritasi ginjal atau ureteral.
42. 3)Resiko tinggi terhadap kekuranganm volume cairanberhubungan dengan mual/muntah
43. 4)Kurangnya pemngetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurang terpajang/mengingat, salah interpretasi informasi.
44.
45. C.Intervensi dan perencanaan
46. 1)Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan frekuensi/dorongan kontraksi ureteral.
47. a)Catat lokasi lamanya intensitas, dan penyebarannya
48. R/ membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan kemajuan gerakan kalkulus
49.
50. b)Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan kestaff terhadap perubahan
kejadian/karakteristik nyeri
51. R/ memberikan kesempatan terhadap pemberian analgesi sesuai waktu
52.
53. c)Berikan tindakan nyaman, contoh pijatan punggung dan lingkungan istirahat.
54. R/ Meningkatkan relaksasi, menurungkan tegangan otot dan meningkatkan koping.
55. d)Berikan obat anti nyeri
56. R/ untuk menurungkan rasa nyeri
57.
58. 2)Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh batu,
iritasi ginjal atau ureteral.
59. a)Awasi pemasukan dan pengeluaran serta karakteristik urine
60. R/ memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi
61. b)Tentukan pola berkemih pasien dan perhatikan variasi
62. R/ kalkulus dapat menyebabkan eksitabilitas saraf, yang menyebabkan sensasi
kebutuhan berkemih segera.
63. c)Dorong meningkatkan pemmasukan cairan
64. R/ peningkatan hidrasi dapat membilas bakteri, darah, dan debris dan dapat membantu
lewatnya batu
65. d)Awasi pemeriksaan laboratorium
66. R/ peninggian BUN, kreatinin, dan elektrolit mengindikasikan disfungsi ginjal.
67.
68. 3)Resiko tinggi terhadap kekuranganm volume cairanberhubungan dengan mual/muntah
69. a)Awasi pemasukan dan pengeluaran cairan
70. R/ membandingkan keluaran aktual dan yang diantisipasi membanu dalam evaluasi
adanya kerusakan ginjal
71. b)Catat insiden muntah
72. R/ Mual/muntah secara umum berhubungan dengan kolik ginjal karena sartaf ganglion
seliaka pada kedua ginjal dan lambung
73. c)Tingkatkan pemasukan cairan 3-4 liter/hari dalam toleransi jantung
74. R/ Mempertahankan keseimbangan cairan untuk homeostatis
75. d)Awasi tanda vital
76. R/ indikator hidrasi/volume sirkulasi dan kebutuhan intervensi
77. e)Berikan cairan IV
78. R/ mempertahankan volume sirkulasi meningkatkan fungsi ginjal
79.
80. 4)Kurangnya pemngetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurang terpajang/mengingat, salah interpretasi informasi.
81. a)Kaji ulang proses pemnyakit dan harapan masa depan
82. R/ memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan
informasi
83. b)Tekankan pentingnya pemasukan cairan
84. R/ pembilasan sistem ginjal menurungkan kesempatan statis ginjal dan pembentukan
batu
85. c)Diaskusikan program pengobatan
86. R/ obat-obatan diberikan untuk mengasamkan atau mengalkalikan urine
87. D.Evaluasi
88. Dari intervensi yang dilakukan beberapa hasil yang kitaharapkan adalah sebagai berikut :
89. 1)Nyeri hilang/terkontrol
90. 2)Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan
91. 3)Mencegah Komplikasi
92. 4)Proses penyekit/prognosis dan program terapi dipahami
93. Sumber : http://dastodebelto.blogspot.com/2010/02/askep-nefrolitiasis-dan-
urolitiasis.html
94.
95.
96.
97. ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN NEFROLITIASIS
98. November 17, 2008 by ismailskep
99. Pengertian
100. Nefrolitiasis adalah Pembentukan deposit mineral yang kebanyakan adalah
kalsium oksalat dan kalsium phospat meskipun juga yang lain urid acid dan kristal, juga
membentuk kalkulus ( batu ginjal ).
101.
102. Etiologi
103. Banyak faktor yang sering menjadi predisposisi timbulnya batu :
104. 1. Faktor Endogen
105. a. Faktor genetik familial pada hiper sistinuria
106. Suatu kelainan herediter yang resesif autosomal dari pengangkutan asam amino
di membran batas sikat tubuli proksimal.
107. b. Faktor hiperkalsiuria primer dan hiper oksaluria primer.
108. 2. Faktor eksogen
109. a. Infeksi
110. Infeksi oleh bakteri yang memecahkan ureum dan membentuk amonium akan
mengubah pH uriun menjadi alkali dan akan mengendapkan garam-garam fosfat
sehinggga akan mempercepat pembentukan batu yang telah ada.
111. b. Obstruksi dan statis urin
112. Mempermudah terjadinya infeksi
113. c. Jenis kelamin
114. Lebih banyak ditemukan pada laki-laki
115. d. Ras
116. e. Keturunan
117. f. Air minum
118. g. Pekerjaan
119. h. Makanan
120. i. Suhu
121.
122. Patofisiologi
123. Sebagian besar batu saluran kemih adalah idiopatik dan dapat bersifat
simptomatik ataupun asimptomatik .
124. Teori terbentuknya batu antara lain :
125. 1. Teori inti matriks
126. a. Terbentuknya batu saluran kemih memerlukan adanya substansi organik
sebagai inti
127. b. Terdiri dari muko polisakarida dan muko protein A yang mempermudah
kristalisasi dan agregasi substansi pembentuk batu.
128. 2. Teori Supersaturasi
129. Terjadinya kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urin seperti : sistin ,
Xantin, asam urat dan Kalsium.
130. 3. Teori Presipitasi – kristalisasi
131. a. Terjadi pH urin yang mempengaruhi solubilitas substansi dalam urin.
132. b. Urin yang bersipat asam akan mengendap sistin, Xantin dan asam urat
133. c. Urin yang bersifat alkali akan mengendap garam fospat
134. 4. Teori berkurangnya faktor penghambat.
135. Jenis batu
136. 5. Batu Kalsium
137. Disebabkan oleh :
138. a. Hiperkalsiuria : Kalsium => kelebihan alkali . Misalnya Sindroma susu,
Kelebihan Vit. B, Imobilisasi, Asidosis Tubular Renalis, Penyakit Paget, Sarkoidosis,
Hipertiroiditis, Syndroma cushing, Yang paling sering Hyperkalsiuria Idiopatik.
139. b. Hiperurikosuria. Hal ini 20 % inti batu dari kristal asam urat karena kemasukan
purin berlebihan, misal : ikan, unggas, daging (coto)
140. c. Hiperoksaluria. Penyebaran oksalat di jaringan ginjal, susunan makanan yang
mengandung oksalat yang berlebihan misal : teh, sayuran.
141. 6. Batu Struvite ( Batu campuran )
142. a. Tripel posfat , magnesium posfat, amonium fosfat, kalsium karbonat = > pH
urin yang tinggi.
143. b. Infeksi sistem urinarius.
144. 7. Batu Asam Urat
145. a. PH Urin yang rendah, tirah baring yang lama, penderita ileustomi/kolostomi
146. b. Faktor asupan makanan = > sayur bayam dll.
147. 8. Batu Sistin
148. Kelainan herediter yang resesif autosomal dari pengangkutan asam amino
dimembran batas sikat tubulus proksimal meliputi sistim, arginin, ornitin, sitrulin dan lisin.
149. 9. Batu Xantin
150. Resesif autosomal dengan defesiensi santin oksidase terjadi peningkatan xantin
plasma .
151.
152. Gambaran Klinik
153. Keluhan yang sering ditemukan adalah sebagai berikut :
154. 1. Hematuria
155. 2. Piuria
156. 3. Polakisuria/fregnancy
157. 4. Urgency
158. 5. Nyeri pinggang menjalar ke daerah pingggul, bersifat terus menerus pada
daerah pinggang.
159. 6. Kolik ginjal yang terjadi tiba-tiba dan menghilang secara perlahan-lahan.
160. 7. Rasa nyeri pada daerah pinggang, menjalar ke perut tengah bawah,
selanjutnya ke arah penis atau vulva.
161. 8. Anorexia, muntah dan perut kembung
162. 9. Hasil pemeriksaan laboratorium, dinyatakan urine tidak ditemukan adanya
batu leukosit meningkat.
163. Komplikasi
164. Batu yang terlelak pada piala ginjal atau ureter dapat memberikan komplikasi
obstruksi baik sebagian atau total.
165. Hal tersebut diatas dipengaruhi oleh :
166. 1. Sempurnanya obstruksi
167. 2. Lamanya obstruksi
168. 3. Lokasi obstruksi
169. 4. Ada tidaknya infeksi
170. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan terjadinya infeksi pada obstruksi
antara lain:
171. 1. Statis urin meningkatkan pertumbuhan bakteri sehingga mendorong
pertumbuhan organisme maupun pembentukan kristal khususnya magnesium amonium
fosfat atau struvita
172. 2. Meningkatkan tekanan intra luminal menyebabkan pertumbuhan mukosa
saluran kemih berkurangnya, sehingga menurunkan daya tahan tubuh.
173. 3. Kerusakan jaringan dapat menimbulkan penurunan daya tahan tubuh.
174.
175. Diagnostik Test
176. 1. Klinik
177. a. Jumlah batu yang sebelumnya keluar atau dikeluarkan
178. b. Derajat kerusakan ginjal
179. c. Riwayat keluarga
180. d. Analisa batu
181. e. Tanda dan gejala penyakit penyebab :
182. 1) Hiperparatiroidisme ; keluhan batu, penyakit tulang, ulkus, pankreatitis.
183. 2) Asidosis Tubuler Renalis ; langkah terhuyung – huyung, sakit pada tulang.
184. 3) Sarkoidosis ; limphadenopati, eritemanodosum.
185. 4) Sebab lain : Infeksi traktus urinarius yang berulang kali, penyakit paget,
imobilisasi, kelebihan vitamin-D, pemasukan purin berlebihan, kelebihan alkali dan
penyakit khusus.
186. 2. Pemeriksaan Laboratorium
187. a. Urinalisis
188. b. Hematuria
189. c. Piuria
190. d. Kristalisasi
191. e. bakteriologi
192. f. Kerangka kerja metabolic
193. g. Darah
194. h. Urine
195. i. Analisa batu untuk unsur kimia dan bakteriologi
196. j. Status batu
197. 3. Pemeriksaan Radiologi
198. a. Pielografi ( IVP)
199. b. Pieolgrafi retrograd
200. c. U S G
201. d. Tomografi
202. e. CT- Scan
203.
204. Penatalaksanaan
205. 1. Terapik medik dan simtomatik
206. a. Terapik medik => mengeluarkan batu ginjal atau melarutkan batu
207. b. Pengobatan Simtomatik = > mengusahakan agar nyeri khususnya koli ginjal
yang terjadi menghilang dengan pemberian simpatolitik selain itu dapat diberikan minum
berlebihan disertai diuretikum bendofluezida 5 – 10 mg/hr.
208. 2. Terapi mekanik
209. E S W L = > Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy
210. 3. Terapi pembedahan
211. Jika tidak tersedia alat litotriptor
212.
213. Pencegahan
214. Untuk mencegah terbentuknya kembali batu saluran kemih perlu disiplin yang
tinggi dalam melaksanakan perawatan dan pengobatan.
215. Maka perlu adanya pencegahan atau program sepanjang hidup, seperti :
216. 1. Masalah yang mendasari untuk mempermudah terbentuknya batu saluran
kemih harus dikoreksi
217. 2. Infeksi harus dihindari atau pengobatan secara intensif untuk semua jenis type
batu
218.
219.

Lebih lengkap disini: NEFROLITIASIS | kumpulan askep askeb | download KTI Skripsi |
asuhan keperawatan kebidanan

220.
221. http://terselubung.cz.cc/

Definisi Batu Ginjal


Batu ginjal adalah mineral yang keras dan material dari kristal yang terbentuk didalam ginjal
atau saluran kencing. Batu-batu ginjal adalah penyebab yang umum dari darah dalam urin
dan seringkali nyeri yang berat/parah pada perut, panggul, atau selangkangan. Batu-batu
ginjal adakalanya disebut renal calculi. Satu dalam setiap 20 orang mengembangkan batu
ginjal pada satu ketika dalam kehidupannya.

Kondisi dari mempunyai batu-batu ginjal diistilahkan nephrolithiasis atau urolithiasis.

Penyebab Batu Ginjal


Batu-batu ginjal terbentuk ketika ada pengurangan dalam volume urin atau kelebihan
senyawa-senyawa yang membentuk batu dalam urin. Tipe batu ginjal yang paling umum
mengandung kalsium dalam kombinasi dengan oxalate atau phosphate. Senyawa-senyawa
kimia lain yang dapat membentuk batu-batu dalam saluran kencing termasuk asam urat (uric
acid) dan amino acid cystine.

Dehidrasi melalui pemasukan cairan yang berkurang atau latihan yang berat tanpa
penggantian cairan yang cukup meningkatkan risiko batu-batu ginjal. Rintangan pada aliran
urin dapat juga menjurus pada pembentukan batu. Batu-batu ginjal dapat juga berakibat dari
infeksi di saluran kencing; ini dikenal sebagai batu-batu struvite atau infeksi.

Pria-pria adalah paling mungkin mengembangkan batu-batu ginjal, dan orang-orang kulit
putih adalah lebih sering dipengaruhi daripada orang-orang kulit hitam. Kelaziman dari batu-
batu ginjal mulai meningkat ketika pria-pria mencapai umur empatpuluhannya, dan ia
berlanjut untuk mendaki kedalam umur tujuhpuluhannya. Orang-orang yang telah
mempunyai lebih dari satu batu ginjal cenderung mengembangkan lebih banyak batu-batu.
Sejarah batu-batu ginjal keluarga juga adalah faktor risiko untuk mengembangkan batu-batu
ginjal.

Sejumlah kondisi-kondisi yang berbeda dapat menjurus pada batu-batu ginjal:

 Gout berakibat pada jumlah yang meningkat dari asam urat (uric acid) dalam urin dan
dapat menjurus pada pembentukan batu-batu asam urat.
 Hypercalciuria (kalsium yang tinggi dalam urin), kondisi yang diwariskan lainnya,
menyebabkan batu-batu pada lebih dari separuh kasus-kasus. Pada kondisi ini, terlalu
banyak kalsium diserap dari makanan dan dieskresikan kedalam urin, dimana ia mungkin
membentuk batu-batu calcium phosphate atau calcium oxalate.
 Kondisi-kondisi lain yang berhubungan dengan peningkatan risiko batu-batu ginjal
termasuk hyperparathyroidism, penyakit-penyakit ginjal seperti renal tubular
acidosis, dan beberapa kondisi-kondisi metabolik yang diwariskan termasuk cystinuria
dan hyperoxaluria. Penyakit-penyakit kronis seperti diabetes dan tekanan darah tinggi
(hipertensi) juga berhubungan dengan peningkatan risiko mengembangkan batu-batu
ginjal.
 Orang-orang dengan penyakit peradangan usus besar atau yang telah mempunyai bypass
usus atau operasi ostomy adalah juga lebih mungkin mengembangkan batu-batu ginjal.
 Beberapa obat-obat juga meningkatkan risiko batu-batu ginjal. Obat-obat ini termasuk
beberapa diuretics, antacid-antacid yang mengandung kalsium, dan protease inhibitor
Crixivan (indinavir), obat yang digunakan untuk merawat infeksi HIV.

Gejala-Gejala Batu-Batu Ginjal


Sementara beberapa batu-batu ginjal mungkin tidak menghasilkan gejala-gejala (dikenal
sebagai "silent" stones), orang-orang yang mempunyai batu-batu ginjal seringkali melaporkan
penimbulan yang mendadak dari nyeri kejang yang menyiksa pada punggung bagian
bawahnya dan/atau pada sisi, selangkangan, atau perut. Perubahan-perubahan pada posisi
tubuh tidak membebaskan nyeri ini. Nyeri secara khas turun naik/pasang surut dalam
keparahannya, karakteristik dari nyeri colicky (nyeri yang adakalanya dirujuk sebagai renal
colic). Ia mungkin begitu parah sehingga ia serikali disertai oleh mual dan muntah. Batu-batu
ginjal juga secara karakteristik menyebabkan darah dalam urin. Jika infeksi hadir dalam
saluran kencing bersama dengan batu-batu, mungkin ada demam dan kedinginan.

Mendiagnosa Batu-Batu Ginjal


Diagnosis dari batu-batu ginjal dicurigai oleh pola yang khas dari gejala-gejala ketika
kemungkinan penyebab-penyebab lain dari nyeri perut atau panggul dikesampingkan. Tes-tes
imaging biasanya dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis. Helical CT scan tanpa material
kontras adalah tes yang paling umum untuk mendeteksi batu-batu atau rintangan didalam
saluran kencing. Dahulu, intravenous pyelogram (IVP; x-ray dari perut bersama dengan
pemasukan dari zat pewarna kontras kedalam aliran darah) adalah tes yang paling umum
digunakan untuk mendeteksi batu-batu saluran kencing, namun tes ini mempunyai risiko
komplikasi-komplikasi yang lebih besar, memakan waktu lebih lama, dan melibatkan paparan
radiasi yang lebih tinggi daripada helical CT scan yang tidak dikontraskan. Helical CT scans
telah ditunjukan adalah alat diagnostik yang lebih efektif secara signifikan daripada IVP
dalam diagnosis dari batu-batu ginjal atau saluran kencing.

Pada wanita-wanita hamil atau mereka yang harus menghindari paparan radiasi, pemeriksaan
ultrasound mungkin dilakukan untuk membantu menegakan diagnosis.
Perawatan Batu-Batu Ginjal
Kebanyakan batu-batu ginjal akhirnya lewat melalui saluran kencing dengan sendirinya
dalam 48 jam, dengan pemasukan cairan yang berlimpah. Obat-obat nyeri dapat diresepkan
untuk pembebasan gejala. Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan untuk
melewatkan batu. Ini termasuk ukuran dari seseorang, sebelum lintasan batu, pembesaran
prostat, kehamilan, dan ukuran dari batu. Batu 4 mm mempunyai 80% kesempatan dari
lintasan sementara batu 5 mm mempunyai 20% kesempatan. Batu-batu yang lebih besar dari
9-10 mm jarang lewat dengan sendirinya dan biasanya memerlukan perawatan.

Beberpa obat-obat telah digunakan untuk meningkatkan angka-angka lintasan dari batu-batu
ginjal. Ini termasuk calcium channel blockers seperti nifedipine dan alpha blockers seperti
tamsulosin. Obat-obat ini mungkin diresepkan untuk beberapa orang-orang yang mempunyai
batu-batu yang tidak secara cepat lewat melalui saluran kencing.

Untuk batu-batu ginjal yang tidak lewat dengan sendirinya, prosedur yang disebut lithotripsy
seringkali digunakan. Pada prosedur ini, gelombang-gelombang kejut digunakan untuk
memecah batu yang besar kedalam potongan-potongan yang lebih kecil yang kemudian dapat
lewat melalui sistim urin.

Teknik-teknik operasi juga telah dikembangkan untuk mengangkat batu-batu ginjal. Ini
mungkin dilakukan melalui sayatan kecil pada kulit (percutaneous nephrolithotomy) atau
melalui alat yang dikenal sebagai ureteroscope yang dilewatkan melalui urethra dan kantong
kemih keatas kedalam ureter.

Pencegahan Batu-Batu Ginjal


Daripada harus menjalani perawatan, adalah terbaik untuk menghindari batu-batu ginjal pada
tempat pertama. Adalah terutama bermanfaat untuk meminum lebih banyak air. The National
Institutes of Health merekomendasikan meminum sampai 12 glas penuh air setiap hari, jika
anda telah mempunyai batu ginjal. Air membantu menguras senyawa-senyawa yang
membentuk batu-batu di ginjal-ginjal.

Tergantung pada penyebab dari batu-batu ginjal dan sejarah medis seseorang, perubahan-
perubahan diet atau obat-obat adakalanya direkomendasi untuk mengurangi kemungkinan
mengembangkan lebih jauh batu-batu ginjal. Adalah terutama bermanfaat, jika sseorang telah
mengeluarkan sebuah batu, untuk mendapatkan batunya diperiksa dalam laboratorium untuk
menentukan tipe yang tepat dari batu sehingga tindakan-tindakan pencegahan spesifik dapat
dipertimbangkan.

Batu Ginjal di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu yang
terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan
aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di
dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis
(litiasis renalis, nefrolitiasis).

Daftar isi
[sembunyikan]

 1 Gejala
 2 Diagnosa
 3 Pengobatan
 4 Pencegahan
o 4.1 Batu kalsium
o 4.2 Batu asam urat
 5 Lihat pula

[sunting] Gejala
Batu, terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu di dalam kandung kemih bisa
menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis
maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik
yang hebat). Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah
antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha
sebelah dalam. Gejala lainnya adalah mual dan muntah, perut menggelembung, demam,
menggigil dan darah di dalam air kemih. Penderita mungkin menjadi sering berkemih,
terutama ketika batu melewati ureter. Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika
batu menyumbat aliran kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul
diatas penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung lama, air
kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang akan
menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan pada akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal.

[sunting] Diagnosa
Batu yang tidak menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui secara tidak sengaja pada
pemeriksaan analisa air kemih rutin (urinalisis). Batu yang menyebabkan nyeri biasanya
didiagnosis berdasarkan gejala kolik renalis, disertai dengan adanya nyeri tekan di punggung
dan selangkangan atau nyeri di daerah kemaluan tanpa penyebab yang jelas. Analisa air
kemih mikroskopik bisa menunjukkan adanya darah, nanah atau kristal batu yang kecil.
Biasanya tidak perlu dilakukan pemeriksaan lainnya, kecuali jika nyeri menetap lebih dari
beberapa jam atau diagnosisnya belum pasti. Pemeriksaan tambahan yang bisa membantu
menegakkan diagnosis adalah pengumpulan air kemih 24 jam dan pengambilan contoh darah
untuk menilai kadar kalsium, sistin, asam urat dan bahan lainnya yang bisa menyebabkan
terjadinya batu. Rontgen perut bisa menunjukkan adanya batu kalsium dan batu struvit.
Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan adalah urografi intravena dan urografi
retrograd.

[sunting] Pengobatan
Batu kecil yang tidak menyebabkan gejala, penyumbatan atau infeksi, biasanya tidak perlu
diobati. Minum banyak cairan akan meningkatkan pembentukan air kemih dan membantu
membuang beberapa batu; jika batu telah terbuang, maka tidak perlu lagi dilakukan
pengobatan segera. Kolik renalis bisa dikurangi dengan obat pereda nyeri golongan narkotik.
Batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran 1 sentimeter atau
kurang seringkali bisa dipecahkan oleh gelombang ultrasonik (extracorporeal shock wave
lithotripsy, ESWL). Pecahan batu selanjutnya akan dibuang dalam air kemih. Kadang sebuah
batu diangkat melalui suatu sayatan kecil di kulit (percutaneous nephrolithotomy,
nefrolitotomi perkutaneus), yang diikuti dengan pengobatan ultrasonik. Batu kecil di dalam
ureter bagian bawah bisa diangkat dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra dan
masuk ke dalam kandung kemih. Batu asam urat kadang akan larut secara bertahap pada
suasana air kemih yang basa (misalnya dengan memberikan kalium sitrat), tetapi batu lainnya
tidak dapat diatasi dengan cara ini. Batu asam urat yang lebih besar, yang menyebabkan
penyumbatan, perlu diangkat melalui pembedahan. Adanya batu struvit menunjukkan
terjadinya infeksi saluran kemih, karena itu diberikan antibiotik.

[sunting] Pencegahan
Tindakan pencegahan pembentukan batu tergantung kepada komposisi batu yang ditemukan
pada penderita. Batu tersebut dianalisa dan dilakukan pengukuran kadar bahan yang bisa
menyebabkan terjadinya batu di dalam air kemih.

[sunting] Batu kalsium

Sebagian besar penderita batu kalsium mengalami hiperkalsiuria, dimana kadar kalsium di
dalam air kemih sangat tinggi. Obat diuretik thiazid (misalnya trichlormetazid) akan
mengurangi pembentukan batu yang baru.

1. Dianjurkan untuk minum banyak air putih (8-10 gelas/hari).


2. Diet rendah kalsium dan mengkonsumsi natrium selulosa fosfat.

Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentukan batu kalsium) di dalam air
kemih, diberikan kalium sitrat. Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang menyokong
terbentuknya batu kalsium, merupakan akibat dari mengkonsumsi makanan yang kaya
oksalat (misalnya bayam, coklat, kacang-kacangan, merica dan teh). Oleh karena itu
sebaiknya asupan makanan tersebut dikurangi. Kadang batu kalsium terbentuk akibat
penyakit lain, seperti hiperparatiroidisme, sarkoidosis, keracunan vitamin D, asidosis
tubulus renalis atau kanker. Pada kasus ini sebaiknya dilakukan pengobatan terhadap
penyakit-penyakit tersebut.

[sunting] Batu asam urat

Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena makanan tersebut
menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di dalam air kemih. Untuk mengurangi
pembentukan asam urat bisa diberikan allopurinol. Batu asam urat terbentuk jika keasaman
air kemih bertambah, karena itu untuk menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa),
bisa diberikan kalium sitrat. Dan sangat dianjurkan untuk banyak minum air putih.

You might also like