You are on page 1of 7

Penulisan Karya Ilmiah

Menulis adalah kegiatan yang memberdayakan diri sendiri dan orang lain. Karena ide,
pemikiran, hal baru, sejarah, ataupun cerita dapat disampaikan kepada orang lain secara lebih
luas melalui media tulisan.Kesempatan besar untuk menyebarkan ide dan pemikiran perlu
didukung dengan kemampuan menuliskan dan menyampaikan dalam bentuk tulisan secara baik.
Itu artinya ide yang tertulis diharap dapat ditangkap, dan dimengerti oleh audiens yang
dikehendaki atau dituju.

Ide dan pemikiran yang dicurahkan dalam tulisan perlu ditetapkan tujuannya, baik tujuan
menulis, dan kepada siapa tulisan ini ditujukan. Dengan demikian, penggunaan bahasa, istilah,
dan ide yang akan disampaikan sesuai.

Mahasiswa selayaknya terlatih untuk menulis sejak sekolah dasar dan menengah. Bekal itu
berguna di bangku kuliah ketika mereka dituntut melakukan analisis, dan berpikir kritis. Hasil
pengamatan dan analisis kemudian dituangkan dalam tulisan yang bersifat ilmiah. Memang ada
jenis tulisan yang tidak ilmiah, tetapi dalam kerangka akademik, mahasiswa diberdayakan untuk
menulis karya tulis ilmiah.

Pengertian Karya Ilmiah

Karya Ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil
penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. Dari definisi yang lain dikatakan bahwa karya ilmiah
(scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau
pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan
etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Dari pengertian tersebut secara awal kita dapat mengenal salah satu ciri khas karya ilmiah adalah
lewat bentuknya yakni tertulis, baik di buku, jurnal, majalah, surat kabar, maupun yang tersebar
di internet, di samping ciri lain yang mesti dipenuhi dalam sebuah karya ilmiah.
Ciri – cirri Karya Ilmiah Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya,
yaitu :
a. struktur sajian. Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal
(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan
pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin
disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan
simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.

b. komponen dan substansi.

Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah
mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat
dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.

c. , sikap penulis

Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya
bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti
orang pertama atau kedua.

d. penggunaan bahasa

Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan
kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Macam Karya Tulis Ilmiah

Sesuai dengan cirinya yang tertulis tadi, maka karya tulis ilmiah dapat berwujud dalam
bentuk makalah (dalam seminar atau simposium), artikel, laporan praktikum, skripsi, tesis, dan
disertasi, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data,
simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan
(referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.

1. Makalah, adalah karya ilmiah yang membahas suatu pokok persoalan, sebagai hasil
penelitian atau sebagai hasil kajian yang disampaikan dalam suatu pertemuan ilmiah
(seminar) atau yang berkenaan dengan tugas-tugas perkuliahan yang diberikan oleh dosen
yang harus diselesaikan secara tertulis oleh mahasiswa.
2. Skripsi, adalah karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan atau
kajian pustaka dan dipertahankan di depan sidang ujian (munaqasyah) dalam rangka
penyelesaian studi tingkat Strata Satu (S1) untuk memperoleh gelar Sarjana.
3. Tesis, adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat
program Strata Dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim penguji guna memperoleh
gelar Magister. Pembahasan dalam tesis mencoba mengungkapkan persoalan ilmiah
tertentu dan memecahkannya secara analisis kristis.
4. Disertasi, adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat
Strata Tiga (S3) yang dipertahankan di depan sidang ujian promosi untuk memperoleh
gelar Doktor (Dr.). Pembahasan dalam disertasi harus analitis kritis, dan merupakan
upaya pendalaman dan pengembangan ilmu pengetahuan yang ditekuni oleh mahasiswa
yang bersangkutan, dengan menggunakan pendekatan multidisipliner yang dapat
memberikan suatu kesimpulan yang berimplikasi filosofis dan mencakup beberapa
bidang ilmiah.
5. Artikel, merupakan karya tulis lengkap, seperti laporan berita atau esai di majalah, surat
kabar, dan sebagainya (KBBI 2002: 66). Artikel adalah sebuah karangan prosa yang
dimuat dalam media massa, yang membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang
berkembang dalam masyarakat secara lugas (Tartono 2005: 84).
Artikel merupakan: karya tulis atau karangan; karangan nonfiksi; karangan yang tak tentu
panjangnya; karangan yang bertujuan untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur;
sarana penyampaiannya adalah surat kabar, majalah, dan sebagainya; wujud karangan
berupa berita atau "karkhas" (Pranata 2002: 120).
Artikel mempunyai dua arti: (1) barang, benda, pasal dalam undang- undang dasar atau
anggaran dasar; (2) karangan, tulisan yang ada dalam surat kabar, majalah, dan
sebagainya. Tetapi, kita akan lebih jelas lagi dengan penguraian Webster`s Dictionary
yang mengartikan bahwa artikel adalah a literary compositon in a journal (suatu
komposisi atau susunan tulisan dalam sebuah jurnal atau penerbitan atau media massa).
Sejak tahun 1980 para jurnalis Amerika sepakat untuk memakai istilah artikel bagi tulisan
yang berisi pendapat, sikap, atau pendirian subjektif mengenai masalah yang sedang
dibahas disertai dengan alasan dan bukti yang mendukung pendapatnya.
6. Esai, adalah ekspresi tertulis dari opini penulisnya. Sebuah esai akan makin baik jika
penulisnya dapat menggabungkan fakta dengan imajinasi, pengetahuan dengan perasaan,
tanpa mengedepankan salah satunya. Tujuannya selalu sama, yaitu mengekspresikan
opini, dengan kata lain semuanya akan menunjukkan sebuah opini pribadi (opini penulis)
sebagai analisa akhir. Perbedaannya dengan tulisan yang lain, sebuah esai tidak hanya
sekadar menunjukkan fakta atau menceritakan sebuah pengalaman; ia menyelipkan opini
penulis di antara fakta-fakta dan pengalaman tersebut. Jadi intinya kita harus memiliki
sebuah opini sebelum menulis esai.
7. Opini, adalah sebuah kepercayaan yang bukan berdasarkan pada keyakinan yang mutlak
atau pengetahuan sahih, namun pada sesuatu yang nampaknya benar, valid atau mungkin
yang ada dalam pikiran seseorang; apa yang dipikirkan seseorang; penilaian.
8. Fiksi, satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan.
Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-
unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dsb adalah hal-hal penting yang
memerlukan perhatian tersendiri. Meski demikian, dengan kisah (bisa juga data) yang
asalnya dari imajinasi pengarang tersebut, tulisan fiksi memungkinkan kebebasan bagi
seorang pengarang untuk membangun sebuah 'kebenaran' yang bisa digunakan untuk
menyampaikan pesan yang ingin ia sampaikan kepada pembacanya. Sementara itu,
kebebasan yang dimiliki pengarang fiksi tadi di lain pihak juga memungkinkan adanya
kebebasan bagi pembaca untuk menginterpretasikan makna yang terkandung dalam
tulisan tersebut. Artinya, fiksi sangat memungkinkan adanya multi interpretasi makna.
Para pendukung tulisan fiksi meliputi: novelis, cerpenis, dramawan dan kadang penyair
pun sering dimasukkan ke dalam golongan ini. Di Perguruan Tinggi, khususnya jenjang
S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan
praktikum, dan skrispsi (tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan
laporan penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu
makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran
ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis
pakar-pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari.

Sikap Ilmiah

Dalam penulisan karya ilmiah ada 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus ada.
Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Sikap ingin tahu. Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
b. Sikap kritis. Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak
mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan-
kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
c. Sikap terbuka. Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan
pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya
pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima
karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
d. Sikap objektif. Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya,
tanpa diikuti perasaan pribadi.
e. Sikap rela menghargai karya orang lain. Sikap menghargai karya orang lain ini
terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau
pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang
lain.
f. Sikap berani mempertahankan kebenaran. Sikap ini menampak pada ketegaran
membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walapun bertentangan
atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.
g. Sikap menjangkau ke depan. Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin
membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.

Tujuan dan Kegunaan

Pada hakikatnya penulisan karya ilmiah pada mahasiswa bertujuan:

1. Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam


bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
2. Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi
konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran
dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
3. Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan
terhadap masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
4. Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi
dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan
memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
5. Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Kesalahan yang Sering Terjadi

Sebetulnya mahasiswa terlebih para sarjana memiliki modal kemampuan menulis. Hanya
saja kemampuan tersebut haruslah senantiasa diasah agar tidak tumpul. Seorang mahasiswa
serta sarjana yang memiliki kemampuan menulis akan lebih sukses daripada yang tidak
memiliki kemampuan tersebut.

Beberapa bentuk kesalahan yang sering dijumpai dalam tulisan antara lain:

• Salah mengerti audience atau pembaca tulisannya.


• Salah dalam menyusun struktur pelaporan.
• Salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak (plagiat).
• Salah dalam menuliskan bagian Kesimpulan, penggunaan Bahasa Indonesia (akan
dibahas secara khusus) yang belum baik dan benar.
• Tata cara penulisan “Daftar Pustaka” yang kurang tepat (tidak standar dan berkesan
seenaknya sendiri).
• Tidak konsisten dalam format tampilan (font yang berubah-ubah, margin yang berubah-
ubah).
• Isi yang terlalu singkat karena dibuat dengan menggunakan point-form seperti materi
presentasi.Isi justru terlalu panjang dengan pengantar introduction yang berlebihan.

You might also like