You are on page 1of 22

1

JUDUL

ANALISA EKONOMIS PEMILIHAN MATERIAL PADA


PERANCANGAN DERMAGA APUNG (PONTON) SEBAGAI AKSES
PENYEBERANGAN DARI DAN MENUJU DERMAGA OLEH KAPAL
PESIAR DI DAERAH BALI

ABSTRAK

Pengadaan dermaga apung ini yang sangat penting untuk menunjang


akses penyeberangan oleh kapal-kapal pesiar di daerah bali. Ketidakmampuan
kapal-kapal pesiar untuk sandar lansung pada dermaga utama menjadi salah
satu faktor karena sarat kapal yang tidak memungkinkan sandar pada
pelabuhan. Kontur pantai juga menjadi hal yang sangat berpengaruh dalam
menentukan desain dermaga apung ini.
Analisa dari pemilihan material yang merupakan penyusun utama
dermaga ini akan menghasilkan output satu material yang secara ekonomis
paling baik, antara baja dan fiberglass. Yang secara langsung akan
mempermudah dari pihak galangan pembuat dermaga ini untuk langsung
memilih material dari kedua pilihan tersebut.
Pada pembahasanya dipilih material dari baja dan fiberglass sebagai
meterial utamanya. Baja dan fiberglass merupakan material yang paling sering
dan umum digunakan pada pembuatan konstruksi suatu rancang bangun dan
merupakan jenis material yang paling mudah didapat di pasaran. Selain kuat
baja dipilih karena sering digunakan sebagai material utama pada pembuatan
konstruksi pada masa sekarang misalnya saja pada bangunan-bangunan rumah
dan kapal-kapal ukuran besar, dan FRP mempunyai keunggulan karena Ringan
selain ketahananya terhadap korosi dan bahan kimia, tentu saja juga
kekuatanya.
Dari data yang didapat pada dari perhitungan konstruksi dan gambar
bukaan kulit dermaga apung, akan diketahui berapa jumlah material yang
dibutuhkan dari proses perencanaan dermaga apung ini. Tentunya juga dengan
mengetahui harga material yang berlaku dipasaran akan ditemukan nilai
ekonomis dari pemilihan material pada pembuatan dermaga apung.

Kata kunci : dermaga apung, baja, fiberglass

ABSTRACT

Dock levying float this very important to support to access the crossing by
cruiser in area bali. Cruiser disability to lean continue at especial dock become
one of factor, because loaded of ship which do not enable to lean at dock. Coastal
2

contour also become the very having an effect on matter in determining desain
dock float this.
Analyse from material election representing especial compiler of this dock
will yield the output one material which best economically, among steel and
fiberglass. What directly will water down from party of graving dock this dock
maker to be direct to chosen the material from second of the choice.
At Analyse selected by material from steel and fiberglass as meterial of
the core important. steel And fiberglass represent the most material often and
common/ public used at construction making of an designing to develop;build and
represent the easiest material type got in marketing. Besides steel strength
selected because often used as by a especial material at construction making [of]
at a period now just for example at building of house and big size measure ship,
and FRP have the excellence because Light besides can’t to corrotion and
chemicals, of course also the strength.
From literattur got from construction calculation and draw the aperture
of dock husk float, will be known how much/many material amount required from
process of dock planning float this. Perhaps also given the material price going
into effect marketing will be found a economic value from material election of
dock making float the

Keyword : Dock levying float, steel, fiberglass

LATAR BELAKANG MASALAH

Ketidakmampuan kapal untuk singgah langsung pada dermaga, secara


langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh pada waktu yang dibutuhkan
pada saat menaikkan ataupun menurunkan muatan yang tidak efisien, serta
dibutuhkan dana tambahan untuk menyewa kapal-kapal kecil ataupun dengan
sekoci untuk mengangkut para penumpang dari dan menuju kapal utama.
keadaan ini juga akan menjadi lebih kritis bila batas air tertinggi juga tidak
memungkinkan sekoci – sekoci ini untuk masuk ke dermaga. Hal ini akan
merugikan para penyedia layanan trasportasi laut seperti kapal pesiar tersebut,
pihak dermaga, dan pihak – pihak yang terkait lainya. Apalagi di saat situasi
dermaga yang ramai akan menggunakan jasa kapal tersebut. Salah satu solusi
dibutuhkannya sebuah dermaga apung yang fleksibel dari ketinggian air laut
agar memungkinkan sekoci – sekoci ini untuk sandar.
Pada permasalahan ini selain dipecahkan dalam suatu desain pada
perancangan dermaga apung(ponton) sebagai akses penyeberangan dari dan
menuju dermaga oleh kapal pesiar di daerah Bali sebagai solusi, tentunya
dibutuhkan juga analisa dari segi ekonomisnya. Anggaran biaya yang
dibutuhkan untuk sebuah dermaga apung perlu dihitung untuk mengetahui
berapa besar biaya pembuatan dari pengadaan dari dermaga itu sendiri. Material
utama penyusun dermaga ini menjadi sangat vital karena inilah yang menjadi
ukuran cost terbesar selain biaya proses pembuatan, dan perlatan tambahan
dalam dermaga apung ini.
3

Akan sangat membantu dari pihak pembuat dermaga apung atau


galangan kapal untuk bisa langsung menentukan material mana yang paling
ekonomis. Ini akan menguntungkan jika diketahui nilai ekonomisnya, maka
dapat menekan biaya pembuatan dermaga.

PERUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsekuensi keuangan dari perancangan dermaga apung


tersebut?
2. Bagaimana perhitungan biaya dari pemakaian material baja dan FRP?
3. Bagaimana bentuk dari konstruksi baja dan fiberglass?

BATASAN MASALAH

1. Material yang digunakan sebagai analisa adalah baja dan fiberglass.


2. Perhitungan biaya yang dihitung adalah hanya kebutuhan material dalam
pembuatan dermaga apung.
3. Tidak meninjau proses operasional dari dermaga apung ini secara
terperinci.
4. Analisa digunakan hanya pada perancangan dermaga apung ini.
5. Tidak meninjau masalah Jam Orang (JO)

TUJUAN

1. Mengetahui jenis material yang paling ekonomis dari pembuatan dermaga


apung ini.
2. Mengetahui nilai perbandingan dari pemakaian material pada baja dan
fiberglass.
3. Mengetahui konstruksi yang akan digunakan pada material baja dan
fiberglass.

LUARAN YANG DIHARAPKAN

Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah menghasilkan


sebuah artikel mengenai pemilihan material yang paling ekonomis dari baja dan
FRP pada perancangan dermaga apung ini.

MANFAAT
4

1. Pembuatan dermaga diharapkan bisa mengacu salah satu material yang


paling ekonomis
2. Sebagai acuan kepada pihak galangan atau pembuat dermaga apung ini
dalam pemilihan jenis material yang terbaik digunakan.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Klasifikasi dan Pengertian Dermaga Apung

Dermaga apung adalah tempat untuk menambatkan kapal pada


suatu ponton yang mengapung di atas air. Digunakannya ponton adalah
untuk mengantisipasi air pasang surut laut, sehingga posisi kapal dengan
dermaga selalu sama, kemudian antara ponton dengan dermaga
dihubungkan dengan suatu landasan/jembatan yang flexibel ke darat yang
bisa mengakomodasi pasang surut laut.

Bahan dermaga apung

Ada beberapa jenis bahan yang digunakan untuk membuat dermaga apung
seperti:

 Dermaga ponton baja yang mempunyai keunggulan mudah untuk


dibuat tetapi perlu perawatan, khususnya yang digunakan dilaut.
 Dermaga ponton FRP yang mempunyai keunggulan karena ringan
 Dermaga ponton beton yang mempunyai keunggulan mudah untuk
dirawat sepanjang tidak bocor.
 Dermaga ponton dari kayu gelondongan, yang menggunakan kayu
gelondongan yang berat jenisnya lebih rendah dari air sehingga
bisa mengapungkan dermaga.
2. Tinjauan Ekonomi Teknik
Pengertian ekonomi Teknik
 Mengetahui konsekuensi keuangan dari produk, proyek, dan
proses-proses yang dirancang oleh insinyur
 Membantu membuat keputusan rekayasa dengan membuat neraca
pengeluaran dan pendapatan yang terjadi sekarang dan yang akan
datang – menggunakan konsep “nilai waktu dari uang”

Prinsip – prinsip pengambilan keputusan


 Gunakan suatu ukuran yang umum, meliputi Nilai waktu dari uang
dan nyatakan segala sesuatu dalam bentuk moneter ($ atau Rp)
 Perhitungkan hanya perbedaan, meliputi Sederhanakan alternatif
yang dievaluasi denganmengesampingkan biaya-biaya umum dan
Sunk costs (biaya yang telah lewat) dapat diabaikan
 Evaluasi keputusan yang dapat dipisah secara terpisah, meliputi
Perusahaan memisahkan keputusan finansial dan investasi
5

Analisa manfaat biaya

Konsep nilai waktu dan uang


Konsep-konsep dasar dalam nilai waktu dan uang meliputi, Utang
pokok, Modal, Bunga / tingkat bunga, Bunga sederhana vs bunga
majemuk, Nilai sekarang, Nilai akan datang, Diagram arus kas (cash
flow), Ekivalensi, Tingkat bunga nominal vs efektif, Tingkat
persentase tahunan.

Capital budgeting
Capital budgeting pada dasarnya adalah suatu penilaian investasi,
apakah investasi itu menguntungkan atau sebaliknya, investasi bisa
berbagai macam misal, pembelian sebuah software untuk peningkatan
kinerja, analisis penggantian mesin – beli mesin baru atau
memperbaiki mesin lama, pemilihan suatu teknologi menggunakan
kabel bawah laut atau kabel udara dsbnya.

3. TINJAUAN MATERIAL

Baja

a. Tinjauan mengenai konstruksi


Pada dasarnya Badan dermaga apung ini terdiri dari komponen
konstruksi yang letaknya arah melintang dan memanjang. Diasumsikan
sebagai kapal, Konstruksi badan kapal secara keseluruhan dikenal beberapa
cara yang biasa dipakai dalam praktek, antara lain :

1. Sistem konstruksi melintang


Sistem rangka konstruksi melintang merupakan konstruksi
dimana beban yang bekerja pada konstruksi diterima oleh plat kulit
dan diuraikan pada hubungan-hubungan kaku/ balok-balok
memanjang dari kapal dengan pertolongan balok-balok yang terletak
melintang kapal.
Keuntungan dari sistem konstruksi melintang ialah :
1. Mudah dalam pembangunannya
2. Konstruksinya sederhana
3. Kekuatan melintang kapal sangat baik
Kelemahan dari sistem konstruksi melintang ialah :
1. Modulus penampang melintang kapal kecil
2. Kestabilan dari plat kulit lebih kecil
3. Sistem konstruksi melintang hanya dipakai pada
kapal pendek dimana kekuatan memanjang kapal
sebagai akibat momen lengkung kapal tidak besar dan
tidak begitu berbahaya.

2. Sistem konstruksi Memanjang


6

Sistem rangka konstruksi memanjang merupakan sistem


konstruksi diman beban yang diterima oleh rangka konstruksi dan
diuraikan pada hubungan-hubungan kaku melintang kapal dengan
pertolongan balok-balok memanjang.Hubungan kaku ini adalah
dinding sekat melintang.
Keuntungan dari sistem konstruksi memanjang ialah :
1. Modulus Penampang melintang akan menjadi lebih
besar
2. Dengan langsung melekatnya balok-balok
memanjang pada pelat dasar dan pelat dasar ganda
berarti akan lebih kakunya konstruksi-konstruksi
tersebut.
Kelemahan dari sistem konstruksi memanjang ialah :
1. Susah dalam pembangunanya
2. Konstruksinya lebih rumit

3. Sistem konstruksi Kombinasi

Sistem ini merupakan gabungan / kombinasi antara


melintang dan memanjang. Dalam sistem ini,sistem rangka
konstruksi memanjang dipakai pada geladak utama dan dasar
kapal, dimana letak konstruksi ini jauh dari sumbu netral
penampang melintang kapal sehingga menerima beban lengkung
yang besar.
Sedangkan pada geladak ke dua yang lebih dekat ke sumbu
netral cukup memakai sistem rangka konstruksi melintang. Untuk
rangka konstruksi lambung kapal biarpun juga sebagai rangka
konstruksi yang menahan momen lengkung memanjang tetapi yang
terutama menahan gaya tekan hidrostatis dari samping (melintang).
Jadi sebaiknya memakai sistem rangka konstruksi melintang.
Pada ujung-ujung kapal mengingat momen lengkung sudah
mengecil dan mendekati nol, sebaiknya dipakai sistem rangka
konstruksi melintang.

Fiberglass

a. Definisi Fiberglass
Fiber Reinforced Plastic/Polyester adalah material
komposit yang terbentuk dari 2 komponen utama yaitu
plastik/polyester sebagai matrik pengikat dan serat (=fiber) sebagai
penguat
Kelebihan penggunaan FRP sebagai material kapal :
 LWT kapal lebih ringan (72% dibandingkan LWT kapal yang
dibangun dengan material kayu)
 Proses pembangunan relatif sederhana dan cepat (diluar
pembuatan cetakan dan untuk kapal yang dibangun secara seri)
 Tidak bersifat korosif
7

 Perawatan dan perbaikan relatif mudah

Kelemahan penggunaan FRP sebagai material kapal :


 Material penyusun FRP bersifat racun dan tidak ramah
lingkungan
 Material penyusun FRP bersifat mudah terbakar
 Semua material adalah material import sehingga harga
dipengaruhi fluktuasi rupiah terhadap mata uang asing
 Bentuk dan type kapal tergantung pada design dan cetakan yang
telah dibuat.
 Dibutuhkan investasi awal yang lebih besar dibandingkan
galangan kapal kayu.

b. Material penyusun FRP


1. Resin
 Polyester resin
Resin ini berbentuk cair dengan dengan viskositas yang
relatif rendah dan dapat mengeras pada suhu kamar dengan
menggunakan katalis/initiator.
 Epoxy resin
Resin ini mempunyai kegunaan yang luas dalam industri
teknik, listrik, mekanik, sebagai perekat, dan sebagai cat
pelapis.
2. Initiator/Katalis
 Initiator disebut juga hardener atau katalis berfungsi
sebagai
pengering atau mempercepat proses pengeringan
(curring process). Yang dimaksud dengan curing proses
adalah proses perubahan resin dari bentuk cair menjadi bentuk
padat.
 Jenis initiator yang biasa dipakai dibidang perkapalan, yaitu
:
- metil etil keton peroksida (MEKPO)
- benzoil peroksida (BPO)
3. Serat Gelas
Macam-macam bentuk dari serat gelas ( fiber glass ) misalnya :
 Roving
Kelompok dari strand-strand yang biasanya digulung dalam
suatu pak silinder atau kumpulan sejumlah benang gelas yang
terkumpul menjadi satu dengan jumlah 8, 10, 15, 30 dan 60.
Roving digunakan untuk lapisan tebal tapi tidak dibutuhkan
tingkat kehalusan yang tinggi
 Chopped strand matt ( CSM )
Chopped strand matt ( CSM ) merupakan lapisan secara
random (berserakan) dari choped strand dengan memakai PVA
atau polyester powder binder ( ikatan serbuk polyester ).
Bentuk dari Chopped strand matt ( CSM ) mempunyai panjang
sekitar 1.5 sampai 2 inchi ( 3.8 – 5 cm ) dan beratnya sekitar
8

0.5 – 10 ons / square feet. Mudah bereaksi dengan resin dan


mudah di rol, bisa digunakan pada lengkungan yang komplek
maupun sudut, sehingga baik digunakan untuk pelapisan badan
kapal.
 Woven Roving
Woven roving terdiri dari tenunan glass roving secara
longgar seperti benang dipintal. Digunakan untuk memperbesar
kekuatan dan memperkuat CSM, mudah menyerap resin dan
biasanya digunakan untuk melapisi tiang, sudut yang tajam atau
kontruksi panel datar.
4. Akselerator
Akselerator merupakan material penyusun fiberglas yang
berfungsi sebagai pelarut dan mengefektifkan curing proses.
Polyester resin dan accelerator dicampur dalam waktu yang
lama dengan perbandingan 96% : 4% dan campuran ini disebut
dengan preaccelerated resin.
5. Gel Coat
Gel coat merupakan material yang berfungsi sebagai
pembentuk lapisan terluar dari fiberglas agar mempunyai
permukaan yang halus. Gel coat bila dicampur pigmen dapat
memberi warna permukaan. Sebelum digunakan sebagai
pelapis permukaan perlu diberi campuran atau ditambahkan
katalis sebagai bahan untuk mempercepat pengeringan. Gel
coat yang dilapiskan untuk awal proses fiberglas mempunyai
ketebalan antara 0,3-0,5 mm dengan berat sekitar 400
gram/m2.
6. Material Pelengkap
Material pelengkap adalah material yang dipakai untuk
pelengkap pada proses produksi, material pelengkap ini
antara lain berupa :
 Release agent
Material ini digunakan untuk mempermudah
pelepasan hasil atau produk fiberglas dari cetakannya.
Release agent ini dilapiskan dengan cara dikuaskan atau
disemprotkan pada permukaan cetakan sebelum proses
laminasi dilakukan.
 Polyurethan foam (foam)
Polyurethan foam berbentuk busa dari hasil
campuran bahan foam A dan B dengan perbandingan 2:1
dan akan mengembang membentuk busa menjadi padat.
Polyurethan foam ini berfungsi sebagai bahan pengisi pada
konstruksi kapal yang menggunakan proses sandwich
dengan berat jenis antara 0,05-0,02.

c. Tinjauan konstruksi FRP

Konstruksi Fiberglass (FRP), Saat ini banyak orang


menyebut FRP itu sebagai fiber atau bahasa umum dari FRP itu
9

adalah fiber. Sebenarnya fiber itu sendiri bukan FRP tetapi hanya
serat gelasnya saja. Pengertian dari FRP itu sendiri adalah
kombinasi (komposit) antara fiber (serat gelas) dengan resin
(polimer).
Konstruksi Perahu FRP bisa monilitik atau komposit,
monolitik adalah konstruksi perahu dengan menggunakan FRP
secara keseluruhan, konstruksi komposit adalah konstruksi FRP
deangn menggunakan bahan pengisi sebagai inti misalnya kayu
balsa, plywood, foam dsbnya.
Definisi dimensi kapal FRP BKI (1996)

a. Panjang kapal (L)


panjang kapal L adalah jarak dalam meter yang diukur pada
sarat muatan penuh dari linggi haluan sampai poros kemudi
b. Lebar kapal (B)
adalah jarak horisontal dalam meter antara sisi terluar dari
side shell laminates yang diukur pada permukaan teratas dari upper
deck laminates pada bagian terlebar dari kapal
c. Tinggi kapal (D)
adalah jarak vertikal dalam meter dari permukaan terbawah
dari bottom laminates atau dari titik perpotongan antara garis yang
diteruskan dari sisi terbawah dari bottom laminates dengan center
line kapal ( dikenal dengan “base point of D”) sampai sisi teratas
dari upper deck pada tepi kapal yang diukur pada posisi 1/2L

Mechanical Properties dari FRP untuk kapal


 Tensile strength 10 kg/mm2
 Modulus of tensile elasticity 700 kg/mm2
 Bending strength 15 kg/mm2
 Modulus of bending elasticity 700 kg/mm2

d. Tebal minimum untuk webs dan faces dari girder, beams,


frames, floors, dll pada bentuk konstruksi hollow hat-type
maupun hat-type dengan cores tidak boleh kurang dari :
tebal web : 0,034doK (mm)
tebal faces : 0,05bK (mm)
dimana,
do = tinggi web (mm)
b = lebar face (mm)
K = 1,0
e. Tebal dari laminate perlapis untuk chopped mats atau roving
cloths adalah:
WG/(10.γR.G) + WG/(1000.γG) - WG/(1000.γR)
dimana : WG = berat perencanaan serat gelas per
satuan luas (g/m2)
G = glass content of laminate (ratio dalam berat,
%)
10

γR = specific gravity of cured resin = 1,2


γG = specific gravity of mats or roving = 2,5
f. Gel coat resin harus dikuaskan atau disemprotkan secara merata
pada permukaan cetakan dengan ketebalan 0,3 – 0,5 mm
g. Glass content ; pada laminasi standard glass content (ratio berat)
adalah 30% untuk chopped mats dan 50% untuk roving cloths
h. Berat total dari roving cloths adalah berkisar antara 25% - 65%
dari total berat serat gelas

Shell Laminates (BKI 1996)


a. Keels
 keels harus menerus sepanjang kapal mulai fore end
sampai aft end
 lebar dari girth dan tebal keels tidak boleh kurang dari :
- lebar girth : 530 + 14,6L (mm)
- tebal : 9 + 0,4L (mm)
b. Side shell
 Ketebalan dari side shell tidak boleh kurang dari harga
persamaan berikut :
15S √(d + 0,026L) (mm)
dimana S : jarak gading (m)
c. Bottom shell
 Ketebalan dari bottom shell tidak boleh kurang dari harga
persamaan berikut :
15,8S √(d + 0,026L) (mm)
dimana S : jarak gading (m)
d. Superstructures shell
 Ketebalan dari side shell pada superstructure untuk daerah
0,25L dari fore end tidak boleh lebih kecil dari tebal side
shell pada daerah tersebut.
 Ketebalan side shell pada superstructure di belakang daerah
tersebut diatas dapat dikurangi sampai 0,8 kali tebal side
shell

Bottom construcktions
a. Girder
 Center girder harus diusahakan menerus dari sekat tubrukan
sampai sekat ceruk buritan
 Tebal webs tidak boleh kurang dari :
0,4L + 4,7 (mm)
 Lebar dan tebal dari faces tidak boleh kurang dari :
lebar : 4L + 30 (mm)
tebal : 0,4L + 4,7 (mm)
b. Floor
 Pada konstruksi melintang, floor harus diletakkan pada
setiap posisi frame
 Tinggi dari floor tidak boleh kurang dari :
11

62,5b (mm)
dimana b adalah jarak dari sisi terluar side shell
laminate
yang diukur pada sisi atas dari floor
 Tebal dari floor plate adalah :
0,4L (mm)

METODOLOGI PENELITIAN

START
12

Studi literatur

Pengumpulan Data

Konstruksi Dermaga Apung Baja

Konstruksi Dermaga Apung FRP

Bukaan kulit Dermaga Apung Baja dan


FRP

Harga Material Baja dan FRP

Perhitungan Kebutuhan
Material

Material Baja Material FRP

Perhitungan Biaya

Analisa dan
Pembahasan

Penulisan Laporan

Kesimpulan

FINISH

Gambar 1. Flowchart Metodelogi Penelitian

Metodologi dalam suatu penelitian harus ditetapkan terlebih dahulu untuk


mempermudah dalam tahap-tahap penulisan selanjutanya. Langkah-langkah yang
digunakan dalam analisa ekonomis pemilihan material pada perancangan dermaga
apung ini adalah
13

1. Studi Literatur
a. Data pasang surut air pada daerah tersebut
b. Harga material dari baja dan penyusun FRP
2. Pengumpulan Data
a. Gambar konstruksi material baja
b. Gambar konstruksi material FRP
c. Gambar Bukaan Kulit material Baja dan FRP
3. Perhitungan kebutuhan Material
a. Luasan pada kulit lambung dermaga baja dan FRP
b. Kebutuhan material pada konstruksi (gading, braket, wrang,dll)
4. Perhitungan Biaya
a. Perhitungan jumlah konstruksi dengan biaya
b. Perbandingan biaya pemakaian material baja dan FRP
5. Analisa dan pembahasan
Analisa dan pembahasan biaya kebutuhan material dari pembuaatan
dermaga apung ini.

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

Bulan ke
No Kegiatan
. 1 2 3 4 5 6

1. Studi Literatur
2. Pengumpulan Data
3. Perhitungan kebutuhan Material
4. Perhitungan Biaya Material
5. Analisa dan pembahasan
6. Penulisan Laporan
7. Evaluasi
RENCANA ANGGARAN BIAYA
Transportasi Rp 100.000,-
Internet Rp 50.000,-
Penyusunan Laporan Rp 150.000,-
14

Lain-lain Rp 100.000,-
Total Rp 400.000,-

DAFTAR PUSTAKA
1. Arta W,I Putu. Struktur Kapal Non Baja
2. Karamah,Eva F. Diktat Kuliah Ekonomi teknik GP32021
3. Mahfud,M. 1994. Diktat Konstruksi Kapal 1. Politeknik Perkapalan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
4. Suhardjito,Gaguk. digit@l – handout, ekonomi teknik bab 1 & 2

LAMPIRAN

-
15

I. LAMPIRAN

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL TUGAS AKHIR

1. a. Judul Tugas Akhir : “ Perancangan 9.00 m Boat Fiberglass Sebagai


Sarana Pengobatan Masyarakat (klinik
kesehatan) ”
b. Bidang Ilmu : Perkapalan
c. Kategori Tugas Akhir : Pengembangan IPTEK
2. Pelaksana Tugas akhir
a. Nama Lengkap : Setyo Wahyudi
b. NRP : 6607040019
c. Program Studi : Teknik Desain & Manufaktur
d. Politeknik : Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
e. Alamat rumah : Ds. Nglawak 03/08 Kec. Prambon Kab.
Nganjuk JATIM
f. No. Telepon : 085658005232
g. Alamat email : stymo33@gmail.com
3. Dosen Pembimbing :2 (dua) orang
Dosen Pembimbing 1/Jurusan : Teknik Bangunan Kapal
Dosen Pembimbing 2/Jurusan : Teknik Bangunan kapal
4. Lokasi Penelitian :
7. Lama Penelitian :
8. Biaya yang diperlukan :
9. Sumber dana :
:
16

Surabaya,
2011

Mengetahui, Pelaksana Tugas Akhir


Dosen pembimbing 1 Dosen pembimbing 2

(_____________________ (______________________ (______________________


__) __) __)
NIP. NIP. NRP.

Menyetujui,
Ketua Jurusan Koordinator Tugas Akhir

(________________________) (________________________)
NIP. NIP.

STRUKTUR PENULISAN PROPOSAL


TUGAS AKHIR
Struktur usulan proposal Tugas Akhir terdiri dari komponen
berikut:

A. JUDUL

B. LATAR BELAKANG MASALAH

C. PERUMUSAN MASALAH

D. TUJUAN

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

F. MANFAAT
17

G. TINJAUAN PUSTAKAN

H. METODOLOGI PENELITIAN

I. JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

J. RANCANGAN ANGGARAN BIAYA

K. DAFTAR PUSTAKAN

L. LAMPIRAN

i. BIODATA MAHASISWA TUGAS AKHIR

ii. BIODATA DOSEN PEMBIMBING

iii. LAIN-LAIN

PENJELASAN SISTEMATIKA USULAN PROPOSAL TUGAS AKHIR


DAPAT DILIHAT PADA TABEL BERIKUT:

KOMPONEN PENJELASAN
JUDUL Judul Tugas Akhir harus singkat dan
spesifik, tetapi cukup jelas memberi
gambaran mengenai kegiatan penelitian
yang akan dilakukan
LATAR BELAKANG Kemukakan latar belakang masalah yang
MASALAH dijadikan topik Tugas Akhir dengan
merujuk dari berbagai sumber pustaka,
pandangan singkat dari para peneliti atau
penulis, hasil rancangan yang pernah
dilakukan terkait dengan topik atau
masalah Tugas Akhir yang akan dilakukan
PERUMUSAN Rumuskan dengan jelas permasalahan
MASALAH yang ingin diteliti atau diselesaikan.
Uraikan pendekatan dan konsep untuk
menjawab masalah yang akan
diselesaikan. Uaraian tentang
permasalahan tidak selalu dalam bentuk
pertanyaan
TUJUAN Rumuskan tujuan berdasarkan perumusan
masalah yang telah dibuat, secara
spesifik, jelas, dan terukur.
LUARAN YANG Dari penelitian yang akan dilakukan,
DIHARAPKAN dihasilkan artikel ilmah, produk desain,
piranti lunak, prototipe.
KEGUNAAN Manfaat yang diperoleh dari hasil
penelitian yang akan dilakukan
18

TINJAUAN PUSTAKA Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang


menimbulkan gagasan dan mendasari
penelitian Tugas Akhir yang akan
dilakukan. Tinjauan pustaka menguraikan
teori, temuan, dan bahan penelitian laian
yang diperoleh dari pustaka acuan yang
menjadi landasan dalam penelitian Tugas
Akhir.
Tinjauan pustaka mengacu pada daftar
pustaka.
METODE PENELITIAN Uraikan tentang metode penelitian yang
akan dilakukan dalam menyelesaikan
Tugas Akhir, yang dapat meliputi, variabel
penelitian, model yang digunakan,
rancangan penelitian, cara pengambilan
data, kebutuhan material, analisis atau
pengujian yang akan dilakukan.
JADWAL PENELITIAN Buatlah rincian jadwal penelitian yang
akan dilakukan, mulai persiapan,
pelaksanaan, dan laporan akhir
RANCANGAN BIAYA Buatlah rincian biaya yang akan
digunakan, yang meliputi; bahan habis,
peralatan, biaya pengujian, transportasi,
penyusunan laporan dan lain-lain, yang
berhubungan dengan kegiatan penelitian
DAFTAR PUSTAKA Berisi tentang informasi sumber pustaka
yang telah dirujuk dalam naskah proposal
Tugas Akhir. Untuk setiap pustaka yang
dirujuk harus muncul dalam daftar
pustaka, begitu juga sebaliknya, setiap
pustaka yang muncul dalam daftar
pustaka harus pernah dirujuk dalam
naskah tulisan. Daftar pustaka yang
dirujuk terbitan terbaru (10 tahun
terakhir). Penulisan daftar pustaka
menggunakan sistem harvard atau
vancouver.
LAMPIRAN 1. Bio data mahasiswa yang mengajukan
Tugas Akhir
2. Bio data dosen pembimbing
3. Gambar rancangan yang akan dibuat,
rancangan prototype
4. Surat kerjasama, kalu ada pihak lain
yang terlibat dalam Tugas Akhir
5. Hal-hal lain yang dianggap perlu
19

FORMAT PENULISAN PROPOSAL TUGAS


AKHIR
1. Naskah proposa Tugas Akhir, diketik 1 spasi pada kertas
berukuran A4 dengan font 12 times new roman.

2. Jarak pengetikan naskah 4 cmdari samping kiri, 3 cm dari


samping kanan, 3 cm dari batas atas, dan 3 cm dari batas
bawah.

3. Cara penulisan Bab dan Subbab tidak menggunakan sistem


numeral, artinya tidak ada penomoran Bab dan Sub-bab.
Permulaan bab baru mengikuti bab sebelumnya dengan
jarak 3 spasi antara judul bab dengan baris terakhir bab
sebelumnya (tidak berganti halaman baru)

4. Judul proposal diketik menggunakan huruf besar (kapital)


dengan font style bold (cetak tebal) dengan posisi di
tengah tanpa garis bawah

5. Judul bab ditulis dengan font style bold dimulai dari


sebelah kiri tanpa garis bawah

6. Judul sub-bab ditulis dengan font style bold dan dimulai


dari sebelah kiri, huruf pertama setiap kata ditulis dengan
huruf besar (kapital), kecuali kata-kata tugas, seperti
preposisi (“di”, “ke”, “dari”, “yang”, “antara”, “pada”,
“untuk”, “tentang”, “dengan”, kata sambung (“dan”,
“atau”, “sejak”, “setelah, “karena”)

7. Judul anak sub-bab ditulis dengan font style italic (cetak


miring) dimulai dari sebelah kiri, huruf pertama setiap kata
ditulis dengan huruf besar (kapital), kecuali kata-kata
tugas, seperti preposisi (“di”, “ke”, “dari”, “yang”,
“antara”, “pada”, “untuk”, “tentang”, “dengan”, kata
sambung (“dan”, “atau”, “sejak”, “setelah, “karena”)

8. Jarak pengetikan antara Bab dan Sub-bab 2.5 spasi, antara


sub-bab dengan kalimat di bawahnya 2 spasi.

9. Alinea baru diketik menjorok ke dalam (diberi indentasi)


sebanyak 7-8 karakter atau sekitar 1.25 cm.
20

10. Abstrak dan daftar pustaka diketik 1 spasi. Khusus abstrak


di tulis dengan menggunakan font style italic (cetak
miring). Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan
Inggris.

11. Nama-nama penulis dan alamat institusinya ditulis


tepat dibawah judul artikel dengan jarak 1.5 spasi.

12. Bagian kelengkapan proposal yang berupa halaman judul


lembar pengesahan, kata pengantar, abstrak, dan daftar
isi, diberi nomor halaman dengan menggunakan angka
romawi dan diletakkan di sebelah kanan bawah (i, ii, iii,
dan seterusnya) dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1.5
cm dari batas tepi bawah.

13. Bagian utama proposal diberi nomor halaman


dengan menggunakan angka arab yang dimulai dengan
nomor 1 (satu) dan diketik disebelah kanan atas dengan
jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1.5 cm dari batas tepi atas.

14. Tabel diberi judul dengan penomoran tabel sesuai dengan


urutan kemunculannya dalam naskah proposal Tugas
Akhir. Judul tabel ditulis di atas tabel dengan nomor tabel
menggunakan angka arab.

15. Gambar baik dalam bentuk grafik atau foto diberi judul
dengan penomoran gambar sesuai dengan urutan
kemunculannya dalam naskah proposal Tugas Akhir. Judul
gambarl ditulis di bawah gambar dengan nomor gambar
menggunakan angka arab.

PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Dalam penulisan daftar pustaka ada 2 (dua) sistem yang biasnya


digunakan dalam penulisan artikel ilmiah, yaitu:

A. SISTEM HARVARD (author-date style)

Sistem ini menggunakan nama penulis dan tahun publikasi


dengan urutan pemunculan berdasarkan nama penulis
secara alfabetis. Publikasi dari penulis yang sama dan
dalam tahun yang sama ditulis dengan cara menambahkan
21

huruf a, b, atau c dan seterusnya tepat di belakang tahun


publikasi (baik penulisan dalam daftar pustaka maupun
sitasi dalam naskah tulisan). Alamat internet ditulis
menggunakan huruf italic. Terdapat banyak varian dari
sistem Harvard yang digunakan dalam berbagai jurnal
dunia.

Contoh:

Contoh melakukan perujukan sumber pustaka dalam


naskah tulisan:

B. SISTEM VANCOUVER (author-number style)


22

Sistem vancouver menggunakan cara penomoran


(memberikan angka) yang berurutan untuk menunjukkan
rujukan pustaka (sitasi). Dalam daftar pustaka,
pemunculan sumber rujukan dilakukan secara berurutan
menggunakan nomor sesuaikemunculannya sebagai sitasi
dalam naskah tulisan, sehingga memudahkan pembaca
untuk menemukannya dibandingkan dengan cara
pengurutan secara alfabetis menggunakan nama penulis
seperti dalam sistem Harvard. Sistem ini beserta variannya
banyak digunakan dibidang kedokteran dan kesehatan.

Contoh:

Contoh melakukan perujukan sumber pustaka dalam


naskah tulisan:

You might also like