You are on page 1of 21

http://www.scribd.

com/doc/27913395/Pengaruh-Polusi-
Suara-Terhadap-Sistem-Transportasi

Polusi suara berdampak pada banyak fungsi tubuh manusia,


karena indera pendengaran adalah sensor pemberi
masukan kepada otak untuk mengatur banyak fungsi
lainnya, termasuk emosi, keseimbangan, dan bahkan
kecerdasan. Selain itu, kebiasaan mendengarkan suara
yang melebihi ambang batas juga menumpulkan
kemampuan indera pendengaran untuk dapat menangkap
suara-suara yang lebih halus dan indah.

BAB
POLUSI SUARA
A. Pengertian polusi suara
Suara, adalah karunia yang diberikan Tuhan pada
manusia. Begitu pentingnya suara, sehingga Tuhan pun
“menghadiahkan” indera pendengaran berupa telinga pada
manusia. Niscaya, tanpa adanya telinga dan suara, banyak
kegiatan manusia terganggu, contoh paling “kental” adalah
terganggunya proses komunikasi.

Sayangnya, perlakuan manusia pada indera


pendengaran seringkali tak pada tempatnya. Berjam-jam
memutar musik jenis heavy metal dengan volume full, atau
nonton konser musik rock persis di bawah sound system,
boleh jadi pada suatu waktu akan berakibat fatal pada
indera pendengaran.
Diakui, indera pendengaraan kita lebih sering
terganggu oleh kondisi yang memang tidak kita inginkan.
Misalkan gemuruh lalu lintas, tinggal di pinggir bandar
udara, bekerja di pabrik dengan suara mesin yang keras,
dan masih banyak lagi.
Secara sederhana, para ahli mengatakan bahwa
inilah yang dimaksud polusi suara. Cirinya adalah bising
yang teramat mengganggu, sehingga lambat laun
mempengaruhi kondisi kejiwaan manusia. Bukan hanya itu,
jika kondisi ini dialami dalam kurun waktu yang panjang,
imbasnya akan membuat telinga berkurang kepekaannya.
Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-UI) Prof
dr H Haryoto Kusnoputranto MPH DrPH, mengatakan, bising
adalah suara-suara yang tidak kita kehendaki.
“Manusia mempunyai kemampuan untuk
mendengarkan frekuensi-frekuensi suara mulai dari 20 hertz
hingga 20.000 hertz,” papar Haryoto. Di rentangan itulah,
tukas Haryoto, manusia dapat mendengar. Sementara itu,
manusia juga dapat mendengar suara desibel (tingkat
Kebisingan- red) dari 0 (pelan sekali), hingga 140 desibel
(suara tinggi dan menyakitkan). “Kalau lebih dari 140
desibel, bisa terjadi kerusakan pada gendang telinga dan
organ-organ di dalam gendang telinga,” ungkap Haryoto.
Haryoto mengatakan, ambang batas maksimum
yang aman bagi manusia adalah 80 desibel. Namun ia
melanjutkan, pendengaran manusia dapat mentolerir lebih
dari 80 desibel, asalkan waktu paparannya diperhatikan.
“Idealnya, selama delapan jam seseorang bekerja pada 70
desibel,” kata Haryoto.

Gambar 1. Grafik Garis Bentuk Gelombang Kenyaringan Suara

Pada mereka yang bekerja pada tingkat kebisingan


90 desibel, tutur Haryoto, lama kerjanya sekitar empat jam.
Tingkat kebisingan 95 dersibel, lama bekerja dua jam. Dan
tingkat kebisingan 100 desibel, lama bekerja satu jam.
Apabila seseorang bekerja melebihi ambang batas yang
telah ditolerir, maka untuk jangka panjang akan mengalami
gangguan pendengaran.
Polusi udara didefinisikan sebagai "suara yang tak
dikehendaki, misalnya yang merintangi terdengarnya suara-
suara, musik dsb, atau yang menyebabkan rasa sakit atau
yang menghalangi gaya hidup.
Diantara pencemaran lingkungan yang lain,
pencemaran atau polusi suara dianggap istimewa dalam
hal:
1. Penilaian pribadi dan penilaian subyektif
sangat menentukan untuk mengenali suara sebagai
pencemaran suara atau tidak, dan
2. Kerusakannya setempat dan sporadis
dibandingkan dengan pencemaran air dan
pencemaran udara (Bising pesawat udara merupakan
pengecualian).

Mengenai karakteristik [1] di atas, ada masalah


mengenai bagaimana menempatkan suara antara tingkat
penilaian subjektif seorang individu yang menangkapnya
sebagai "kebisingan" dan tingkat fisik yang dapat diukur
secara obyektif. Dengan karakteristik [2], tidak ada
perbedaan jelas antara siapa agresornya dan siapa
korbannya, sebagaimana yang sering terjadi ada korban-
korban dari kebisingan akibat piano dan karaoke. Meskipun
jumlah keluhan yang terdaftar di kota-kota besar selama
beberapa tahun terakhir ini telah berkurang, polusi suara
masih merupakan bagian besar dari keluhan-keluhan
masyarakat (Gb 1).
Gambar 2. Grafik Keluhan Tentang Polusi di Dunia Tahun 1977-2001

2. Sumber Polusi Suara (Kebisingan)


Menurut Federal Noise Control Act of 1972, beberapa
jenis kebisingan utama, adalah:
1. Kebisingan akibat industri
Lingkungan industri merupakan sumber kebisingan.
Beberapa jenis alat yang menjadi sumber bising antara lain
terlihat pada Tabel 1

Tabel 1 Sumber Polusi Suara Dan Penyebab


Sumber: Irwin danDavid, 1989

2. Kebisingan akibat pesawat terbang.


Kebisingan akibat pesawat terbang terjadi pada saat
pesawat akan lepas landas atau mendarat di bandar udara.
Kebisingan pada pesawat terbang sangat tergantung dari
perkembangan jenis pesawat dan jenis mesinnya.
Contohnya, pesawat yang menggunakan mesin turbo jet
mempunyai tingkat kebisingan yang lebih besar dari
pesawat yang menggunakan mesin turbo fan. Setiap
pesawat memberikan kontribusi kebisingan yang berbeda
karena adanya perbedaan-perbedaan daya dorong pesawat
dan keunikan karakter setiap jenis pesawat (Saenz
danStephen, 1986). Kebisingan akibat pesawat pada
umumnya berpengaruh pada awak pesawat dan
penumpang, petugas lapangan terbang dan masyarakat
yang bekerja atau tinggal disekitar lapanganterbang.

3. Kebisingan akibat kereta api


Bising kereta api pada umumnya diakibatkan oleh
pengoperasian dari kereta api atau lokomotif tersebut, bunyi
sinyal di perlintasan kereta api, bising di stasiun, dan
pengerjaan serta pemeliharaan konstruksi rel. Tetapi
sumber utama penyebab kebisingan kereta api adalah bunyi
bising akibat roda dan gesekan antara roda dengan rel,
serta bising yang ditimbulkan oleh sistem dan proses
pembakaran pada kereta api tersebut.

4. Kebisingan akibat lalu lintas.


Salah satu sumber utama polusi suara atau
kebisingan adalah bunyi lalu lintas kendaraan bermotor.
Bunyi lalu lintas adalah bunyi yang tidak konstan tingkat
suaranya. Tingkat gangguan bising dari bunyi lalu lintas
dipengaruhi oleh tingkat suaranya, kekerapan kehadirannya
dalam satu satuan waktu, serta frekuensi bunyi yang
dihasilkannya (Magrad, 1982). Bising lalu lintas ditimbulkan
oleh bising yang dihasilkan dari kendaraan bermotor.
Dimana bising kendaraan bermotor itu sendiri bersumber
dari mesin kendaraan, bunyi pembuangan kendaraan, serta
burryi yang dihasilkan oleh interaksi antara roda dengan
jalan. Truk (kendaraan berat, termasuk bus) dan mobil
merupakan sumber bising utama di jalan raya. Mobil
(kendaraan ringan) pada umumnya relatif tidak bising,
tetapi karena
jumlahnya yang banyak maka kebisingan yang dihasilkan
menjadi cukup besar. Sumber bising utama dari mobil
adalah bunyi pembakaran mesin serta bunyi gesekan antara
ban dengan lapisan perkerasan jalan raya. Pada saat mesin
mobil dinyalakan serta saat melakukan percepatan
maksimum, bising terutama dihasilkan oleh bunyi mesin,
sedangkan saat mobil melaju dengan kecepatan ringgi,
sumber bising terbesar adalah bunyi gesekan roda dan
perkerasan jalan
Truk (kendaraan berat), terutama yang bemesin
diesel, karena ukuran dan tenaga yang dihasilkan oleh
mesinnya, dapat menghasilkan tingkat bising lebih besar 15
dBA daripada mobil (kendaraan ringan). Bunyi pembakaran
dalam mesin truk memberikan kontribusi bising yang besar
terhadap kebisingan jalan raya, terutama saat truk
melakukan percepatan, dan saat truk mencapai kecepatan
diatas 80 km/jam
Kebisingan jalan raya {road traffic) memberikan
proporsi frekuensi kebisingan yang paling mengganggu jika
dibandingkan dengan kebisingan lapangan terbang
(aircraft), anak-anak, manusia, hewan, kereta api maupun
faktor-faktor lainnya (Croome, 1982).

Tabel 2. Proporsi kebisingan yang menganggu

Kebisingan lalu lintas berada pada frekuensi 100


sampai 4000 Hz. Pada umumnya bunyi lalu lintas berada
pada frekuensi 1000 Hz, sedangkan kebisingan akibat ban
dan knalpot (pembuangan) terjadi ditas dari 250 Hz.

3. Akibat Polusi Suara

a. Manusia
Untuk melihat dampak kebisingan terhadap
gangguan kesehatan , ungkap Haryoto, yang harus dilihat
adalah;

• Kuatnya bising.
• Type bising tersebut (terus menerus, sementara,
frekwensi melengking atau tinggi).

• Lama pajanannya.

• Sudah berapa lama seseorang berada dalam suasana


bising.
Pada umumnya, polusi suara dapat menyebabkan :
• Hipertensi (tekanan darah tinggi)
Menurut Haryoto, hal ini dipicu oleh emosi yang tidak
stabil. Ia kemudian memaparkan hasil studi
epidemiologis di Amerika Serikat. Penelitian itu
mengaitkan masyarakat, kebisingan, serta resiko
terjangkit penyakit Hipertensi.Hasil penelitian tersebut
menyebutkan, ketidakstabilan emosi mengakibatkan
stress. Jika ditambah dengan penyempitan pembuluh
darah, maka dapat memacu jantung untuk bekerja
lebih keras memompa darah keseluruh tubuh. Dalam
waktu yang lama, tekanan darah akan naik, dan inilah
yang disebut hipertensi.

• Ketulian
Proses perjalanan suara, tukas Haryoto, diawali saat
suara masuk dan menggetarkan gendang telinga.
Getaran tersebut disalurkan melalui liang tulang
pendengaran, kemudian masuk ke dalam liang rumah
siput. “Disini ada cairan yang kemudian bergetar dan
mengalir. Di cairan itu ada saraf-saraf, atau rambut
getar,” tutur Haryoto. Cairan ini kemudian merangsang
saraf-saraf, dan getarannya diinterpretasikan oleh
otak.
“Sehingga, jika ruangan kerja bising secara terus
menerus. Maka, rambut getar akan terkikis dan
pendengarannya akan berkurang,” ulas Haryoto.
Pekerja di pabrik besi, baja, dan semen, dan bekerja
selama delapan jam satu hari, punya potensi terkena
ketulian,” cetus Haryoto. Apabila mereka tidak
melakukan pemeriksaan secara berkala atau medical
examination setiap tahunnya, saat mereka pensiun,
besar kemungkinan mereka terkena Noise Induced
Hearing Lose atau ketulian yang distimuli oleh
kebisingan.

• Stress
Berdasarkan penelitian, masyarakat yang tinggal di
daerah perkotaan memiliki kecenderungan lebih tinggi
untuk menjadi stress dan melakukan bunuh diri. Hal ini
sedikit banyak merupakan pengaruh dari lingkungan.
Polusi udara dan suara yang tinggi membuat
masyarakat perkotaan menjadi tidak nyaman dan
emosi menjadi tak terkendali. Emosi yang tak
terkendali ini mampu membuat penduduk kota merasa
lebih tertekan dan jika terjadi secara terus menerus
akan menyebabkan overpressure dan menjadi stress.
Untuk lebih lengkapnya lihat tabel di bawah:
Tabel 3. Akibat Polusi Suara

b. Hewan

Polusi udara ini ternyata tak hanya berdampak pada


kesehatan manusia, tetapi juga pada kehidupan paus di
lautan. Sama halnya dengan manusia yang harus berteriak
untuk memecah kebisingan, paus pun harus berteriak agar
seruannya bisa terdengar di perairan laut yang semakin
bising.

Berdasarkan penelitian, paus jenis Eubalaena


glacialis atau North Atlantic Right Whales harus
meningkatkan volume suaranya sebagai dampak dari
peningkatan kebisingan lingkungan. Pada titik tertentu,
kondisi ini bisa sangat meresahkan.

"Peningkatan kebisingan laut akibat ulah kegiatan


manusia menjadi perhatian bagi pihak konservasi hewan
laut, khususnya paus jenis right whales," ujar Susan Parks,
peneliti akustik dari Penn State University, seperti dilansir
dari Livescience, Jumat (30/7/2010).

Menurut Parks, kemampuan mengubah vokalisasi


paus dilakukan guna mengimbangi kebisingan lingkungan,
yang sangat penting untuk komunikasi dalam populasi paus.

Polusi suara di lautan, sebagian besar terbentuk dua


kali lipat setiap dekade atau 10 tahun. Polusi ini jelas
mempengaruhi kehidupan paus, terutama yang berkaitan
dengan komunikasi paus yang digunakan untuk mencari
makanan dan melangsungkan proses perkawinan. Suara
paus yang disebut upcall atau contact call, yang termasuk
dalam rentang gelombang ultrasonik biasanya bisa
terdengar hingga ribuan kilometer. Tapi karena semakin
bisingnya lautan, paus harus berteriak dan meningkatkan
amplitudo serta energi untuk dapat berkomunikasi. Hal ini
akhirnya membuat paus semakin stres, karena paus harus
jeli membedakan panggilan yang disuarakan paus lain.

Right whales adalah paus balin besar yang sering


berenang mendekati pantai. Paus ini kaya akan lemak,
perenang yang lamban dan mengapung setelah mati.
Akibatnya, banyak pemburu paus yang mengincar right
whales yang membuatnya semakin terancam punah. Tapi
pada abad ke-20, dibuat larangan untuk pemburuan paus
jenis ini. Kini, populasi paus jenis right whales selalu
dimonitor untuk menentukan kesehatan dan jumlah
populasi globalnya, karena spesies paus ini sudah tergolong
langka.

4. cara penanganan polusi suara

http://lkpk-indonesia.blogspot.com/2007/03/polusi-
suara-ada-namun-terlupakan.html

Polusi Suara, Ada namun Terlupakan

Kamis, Maret 01, 2007

Lebih lanjut Haryoto memaparkan, telinga manusia terdiri


dari tiga bagian. Yaitu telinga luar, tengah, dan dalam. Di
telinga luar, ujarnya, terdapat saluran. Di bagian tengah,
terdapat gendang telinga dan tulang-tulang pendengaran.
Sementara di bagian dalam, terdapat rumah siput.

Bising Sebabkan Hipertensi

Menurut Haryoto, hal yang penting dilakukan adalah upaya


mencegah ketulian. “.
”ProfHaryoto menambahkan,
Sebetulnya, lanjut Haryoto, dampak akibat kebisingan
bukan hanya gangguan pendengaran saja. Melainkan dapat
menyebabkan hipertensi

Lalu bagaimanakah cara untuk menghilangkan kebisingan?


Menurut Haryoto, yang pertama kali dilakukan adalah
mengatasi sumber kebisingan tersebut. “Kalau Investor atau
penanam modal ingin membeli mesin untuk pabrik-
pabriknya, hendaknya memilih mesin yang dapat
mengurangi kebisingan,” tutur Haryoto. Ia menambahkan,
upaya lainnya adalah memberikan peredam suara dan alat
pelindung telinga.

Sementara untuk mengatasi kebisingan kota, khususnya di


jalan raya, Haryoto mengatakan, produsen-produsen
kendaraan bermotor hendaknya mengeluarkan standar
kebisingan pada produknya. “Jadi bukan cuma gas emisi,
hidrocarbon, karbon monoksida nya saja yang diperhatikan.
Melainkan juga standar suaranya, sebab di situlah sumber
kebisingan,” cetus Haryoto.

“Setelah itu, bagaimana standar suara itu dipatuhi,


diimplementasikan dan dipantau oleh kalangan produsen
kendaraan bermotor,” lanjut Haryoto lagi. Standar ini, ujar
Haryoto, bukan cuma saat kendaaran bermotor diluncurkan.
Tapi juga pengawasan pada empat hingga lima tahun
sesudahnya.

Haryoto mengatakan, pemeriksaan KIR yang dilakukan oleh


Pemda DKI, hendaknya memeriksa suara kendaraan
bermotor dengan seksama. Karena selama ini, pemeriksaan
kir hanya seputar gas emisinya. Padahal, lanjut Haryoto,
masalah suara bukan masalah yang sepele.

Berdasarkan penelitian dalam lima tahun terakhir, tutur


Haryoto, beberapa tempat di Jakarta sudah melampui
ambang batas kebisingan, yakni 70 desibel. “Apapun
peruntukannya, sesuai Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup, kebisingan tidak boleh melampui 70
desibel,” ungkap Haryoto. Contoh daerah yang tingkat
kebisingannya di atas 70 desibel adalah kawasan Glodok.

“Jadi dapat dibayangkan tingkat emosional mereka yang


berdiam di wilayah itu (Glodok-red). Tak heran beberapa
waktu lalu timbul kerusuhan, hanya karena penertiban,”
cetus Haryoto.

Upaya mengukur tingkat kebisingan di suatu daerah,


ungkap Haryoto, dilakukan satu saat saja, tapi dalam waktu
24 jam. Selama 24 jam kebisingan dibagi dua, yaitu
kebisingan siang, dan kebisingan malam. Kebisingan siang
berlaku mulai jam enam pagi hingga jam sepuluh malam.
Sementara kebisingan malam dimulai dari jam sepuluh
malam, hingga jam enam pagi. “Ini sesuai Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup, nomor 48/MENLH/11/1996
tanggal 25 November 1996,” ulas Haryoto.

Dan untuk mengurangi kebisingan, ungkap Haryoto,


masyarakat dapat mengganti suasana dengan pergi ke
daerah yang tingkat kebisingannya rendah, seperti
refreshing ke gunung, tepi pantai atau daerah-daerah
pedesaan.
Akibat polusi suara

Pengaruh/Akibat-akibat dari Kebisingan


• Pengaruh pada manusia

Tabel 1-1 Jenis-jenis dari Akibat-akibat kebisingan

Pengeolaan Polusi Suara di Luar Negeri

. Pada paparan kali ini, akan disampaikan trik-trik mengelola


musik yang menurut sebagian orang merupakan polusi
suara menjadi sesuatu yang
enak untuk dinikamati. Berlawanan dengan suara bising,
kemampuan musik untuk
memperbaiki dan mempengaruhi kesehatan serta harmoni
sama hebatnya dengan
kemampuan suara bising dalam menghancurkannya. Suara
yang dihasilkan dari
perpaduan alat musik ini, sejatinya, dapat digunakan
sebagai sarana pengobatan,
yang seringkali disebut terapi musik.
Memang, hingga kini keutungan penuh dari terapi musik
masih terus dalam
penelitian, namun hingga sejauh ini hanya terdapat sedikit
penelitian yang dilakukan
terkait manfaat musik. Studi tentang kesehatan jiwa,
sebagai contohnya, telah
menunjukkan kalau terapi musik sangat efektif dalam
meredakan kegelisahan dan
stress, mendorong perasaan rileks serta meredakan depresi.
Terapi musik membantu
orang-orang yang memiliki masalah emosional dalam
mengeluarkan perasaan
mereka, membuat perubahan positif dengan suasana hati,
membantu memecahkan
masalah, dan memperbaiki konflik. Hal ini telah berhasil
digunakan oleh sebuah
institut selama mereka melakukan sesi terapi grup.
Efek yang menyembuhkan dari terapi musik tidak hanya
terbatas pada
kesehatan mental. Telah dilakukan pula observasi di rumah
sakit, yang dilakukan
pada pasien-pasien penderita luka bakar, penyakit jantung,
diabetes dan kanker,
musik juga memiliki kekuatan. Sebagai pelengkap dalam
perawatan di panti
rehabilitasi, terapi musik sepertinya memberi kekuatan
komunikasi dan
ketrampilamn fisik , begitu pula perannya dalam
memperbaiki fungsi, baik fisik
maupun mental, dari para penderita dengan gangguan
syaraf atau gangguan mental.
Dalam hal belajar, berbicara dan mendengarkan masalah,
terapi musik juga memiliki
peran tersendiri. Terapi musik dapat mengurangi kebutuhan
pengobatan selama
kelahiran dan melengkapi fungsi matirasa dalam operasi
dan perawatan gigi, terutam
jika yang dirawat anak-anak serta pasien yang menjalani
prosedur pembedahan.
Musik juga berguna untuk mengatasi trauma pada bayi yang
lahir premature.
Disamping situasi akut ini, terapi musik juga membantu
menghilangkan rasa sakit
kronik.
Selama sesi reguler, ahli terapi mungkin berpartisipasi
dalam aktivitas ini
bersama pasien atau secara sederhana membimibingnya.
Pasien bisa juga didorong
untuk bicara tentang gambaran dan perasaan yang muncul
saat musik tersebut
diputar. Pasien dan ahli terapi akan memilih musik yang
digunakan untuk terapi
sesuai dengan kebutuhan dan selera. Pasien juga dapat
memilih berbagai jenis aliranmusik, dari musik klasik atau
era baru hingga jazz sampai rock. Dan tak perlu
pengalaman dibidang musik sebelumnya ataupun
kemampuan bermain musik untuk
menjalankan terapi musik ini. Beberapa sesi terapi musik
telah diatur dalam setting
grup. Pasien mungkin menampilkan musik dengan pasien
lain yang memiliki kondisi
serup, atau bisa juga hanya berinteraksi dan rileks bersama-
sama saat musik
dimainkan. Jika pasien berada di rumah sakit untuk
melakukan operasi atau
melahirkan, ahli terapi musik ini dapat ikut terlibat dengan
memperdengarkan lagu-
lagu favorit si pasien untuk membantunya lebih rileks dan
mengurangi rasa sakit.
Dan sekarang, dengan keseluruhan keterangan di atas,
Anda mulai bertanya-
tanya, jika terapi musik harus melalui bimbingan ahlinya.
Namun untungnya, terapi
musik tak selalu membutuhkan kehadiran ahli terapi, walau
mungkin Anda
membutuhkan bantuan saat mengawalinya. Orang-orang
Barat dapat dibilang masih
baru dalam menemukan manfaat musik sebagai obat,
namun sebenarnya di Asia,
Afrika, Eropa dan Amerika Selatan metode semacam ini
telah lama digunakan.

http://www.lintasberita.com//go/1220834
(JIS Z 8106 [IEC60050-801] kosa kata elektro-
teknik Internasional Bab 801: Akustikal dan elektroakustik)

You might also like