You are on page 1of 10

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

Nomor 8 Tahun 2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG


NOMOR : 8 TAHUN 2006
TENTANG
PENYELENGGARAAN REKLAMASI UNTUK KAWASAN
PENGEMBANGAN PERKOTAAN BARU (KPPB)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG,

Menimbang : a. bahwa Kawasan Pantai Utara Kabupaten Tangerang terus


mengalami perubahan dan memperlihatkan terjadinya
penurunan kualitas lingkungan sebagai akibat dari dinamisasi
proses alami yang terjadi seperti abrasi, sedimentasi/abrasi,
pencemaran lingkungan, intrusi air laut dan permukiman kumuh.
b. bahwa adanya kesenjangan perkembangan wilayah di bagian
utara dengan wilayah selatan Kabupaten Tangerang yang
semakin lama semakin jauh.

c. bahwa dalam upaya menanggulangi permasalahan


sebagaimana tersebut pada huruf a dan b, dilakukan kebijakan
melalui reklamasi pantai secara cermat dan terpadu untuk
menciptakan kawasan pengembangan perkotaan baru yang
dapat mengembangkan potensi sosial ekonomi mayarakat.
d. bahwa untuk maksud tersebut pada huruf a,b,dan c, perlu
menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan
Reklamasi dan Kawasan Pengembangan Perkotaan Baru
(KPPB).

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan


Dasar Pokok–Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 83,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3186);
3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981
Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3209);

Undang ........
-2-

4. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-


ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik
Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982
Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3234) sebagaiman telah diubah dengan Undang-
undang Nomor 1 Tahun 1988 Nomor 3, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3386);
5. Undang-undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan
Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Hukum Laut;
6. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konversi dan
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran
Negara 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negera Nomor
3419);
7. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang
Kepariwisataan ( Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3427).
8. Undang-undang Nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan
dan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3469);
9. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 98,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3493);
10. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992
Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3501);
11. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan
Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996
Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3647);
12. Undang- undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997
Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4050)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34
Tahun 2000.
13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor
182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699).
14. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan
Provinsi Banten (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4010).
15. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun
2004 Nomor 93, Tambahan Lemabaran Negara Nomor 4427).
16. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437)

Undang ...............
-3-
17. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan anatara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4438).
18. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata
Pengaturan Air ( Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 37,
Tambahan lembaran Negara Nomor 3225);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1986 tentang
Penyediaan dan Penggunaan Tanah serta Ruang Udara di
sekitar Bandara Udara;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional ( Lembaran Negara
Tahun 1997 Nomor 69 tambahan lembaran Negara 3721 );
21. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis
mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Tahun
1999 Nomor 59, Lembaran Negara Nomor 3838).
22. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah Pusat dan propinsi sebagai Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3952).
23. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
44, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4385);
24. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang
Nomor 9 Tahun 1985 tentang penunjukan Penyidik Pegawai
Negeri Sipil yang Melakukan Penyidikan terhadap
Pelanggaran Peraturan Daerah yang Memuat Ketentuan
Pidana.
25. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang
tentang Pajak Pengambilan dan Pengelolaan bahan Galian
Golongan C.
26. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang
Nomor 3 tahun 1996 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Tangerang sebagaimana diubah dengan Peraturan
Daerah Nomor 5 Tahun 2002.

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANGERANG


dan
BUPATI TANGERANG
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN: PERATURAN DAERAH TENTANG PENYELENGGARAAN
REKLAMASI UNTUK KAWASAN PENGEMBANGAN
PERKOTAAN BARU (KPPB)
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
a. Daerah adalah Daerah Kabupaten Tangerang;
b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Tangerang;
c. Bupati adalah Bupati Tangerang;
d. DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tangerang;

Reklamasi ...............
-4-

e. Reklamasi Pantai Utara di Kabupaten Tangerang yang selanjutnya disebut


reklamasi pantai adalah kegiatan penimbunan dan pengeringan laut di bagian
perairan laut Tangerang Banten.
f. Penyelenggaraan Reklamasi adalah kegiatan reklamasi dari mulai
perencanaan, pelaksanaan (termasuk pengawasan) dan pengelolaan hasil
reklamasi;
g. Kawasan pantai adalah sebagaian wilayah Kabupaten Tangerang yang meliputi
areal daratan dan areal reklamasi yang terletak dipantai utara Kabupaten
Tangerang.
h. Kawasan Daratan Pantai adalah kawasan daratan di Kabupaten Tangerang
yang termasuk pada kawasan pantai sebagaimana dimaksud pada huruf g;
i. Pengembangan Kawasan pantai adalah pengembangan lahan reklamasi dan
kawasan daratan pantai secara terpadu yang bersama-sama dan selanjutnya
disebut sebagai Kawasan Pengembangan Perkotaan Baru (KPPB).
j. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya
dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar,
berlabuh, naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang
pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda
transportasi;
k. Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan adalah wilayah perairan
disekeliling daerah lingkungan kerja pelabuhan yang diperuntukan bagi
keselamatan pelayaran dan pengembangan pelabuhan yang bersangkutan;
l. Garis Sempadan Pantai garis yang membatasi kawasan tertentu sepanjang
pantai dengan jarak tertentu dari titik pasang tertinggi ke arah daratan dan
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai;
m. Garis Pantai adalah garis yang membatasi sempadan pantai dengan muka
atau titik pasang laut tertinggi;
n. Standar Perencanaan adalah dasar-dasar atau acuan yang dipergunakan
untuk memperkirakan pemenuhan suatu kebutuhan dalam kegiatan
perencanaan.

BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Bagian Pertama
Asas
Pasal 2

Reklamasi pantai berasaskan :


a. Pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, berdayaguna dan
berhasilguna, serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan;
b. Keterbukaan, persamaan, keadilan dan perlindungan hukum.

Bagian Kedua
Tujuan
Pasal 3
Penyelenggaraan reklamasi pantai bertujuan :
a. Mengatasi kerusakan lingkungan di wilayah Pantai Utara.
b. Mengembangkan potensi ekonomi yang dapat menjadi basis ekonomi sehingga
mampu menyerap tenaga kerja dan menciptakan kegiatan lanjutan serta
meningkatkan mutu dan dayaguna sumber daya manusia atas dasar kerjasama
pemerintah, masyarakat dan swasta;
c. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk mewujudkan Kawasan
Pengembangan yang strategis dan memiliki daya saing yang tinggi.

BAB ............
-5-

BAB III
ARAH KEBIJAKAN REKLAMASI
Pasal 4
(1) Penyelenggaraan reklamasi serta pengelolaan tanah hasil reklamasi dan
penataan kembali kawasan daratan pantai, dilaksanakan secara terpadu dalam
rangka tercapainya penataan ruang yang berhasil guna dan berdayaguna serta
peningkatan kualitas lingkungan, dan fungsi sistem pengendalian banjir.
(2) Penyelenggaraan reklamasi diarahkan bagi terwujudnya lahan siap bangun
sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Perkotaan yang terpadu dengan
penataan kembali kawasan Pantai Utara.
(3) Pemanfaatan lahan reklamasi yang dipergunakan sepenuhnya untuk
kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan kawasan perkotaan baru
pantai utara.

Pasal 5

(1) Penyelengaraan dan pemanfaatan lahan hasil reklamasi sebagaimana


dimaksud dalam pasal 3 dan pasal 4 peraturan Daerah ini dilaksanakan
melalui kerjasama yang saling menguntungkan antara Pemerintah Daerah,
Masyarakat dan Swasta.
(2) Pelaksanaan kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini
berpedoman kepada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV
PENYELENGGARAAN REKLAMASI

Pasal 6

(1) Penyelenggaraan reklamasi disusun secara cermat dan terpadu mencakup


rencana teknik reklamasi, rencana pemanfaatan ruang hasil reklamasi, rencana
rancang bangun, rencana penyediaan prasarana dan sarana, analisa dampak
lingkungan, rencana kelola lingkungan, rencana penataan alur pelayaran,
rencana pemantauan lingkungan, rencana lokasi pengambilan bahan material
dan rencana pembiayaan.
(2) Reklamasi dilakukan dengan sistem polder.

Pasal 7

(1) Bahan material untuk reklamasi pantai diambil dari lokasi yang memenuhi
persyaratan teknis dan lingkungan serta tidak menyebabkan terjadinya
kerusakan lingkungan.
(2) Bahan material sebagaimana dimaksud pada ayat 1 yang merupakan bahan
material hasil sedimentasi dipergunakan sepenuhnya untuk kegiatan reklamasi
pantai utara.
Pasal 8
Reklamasi meliputi bagian perairan laut sepanjang pantai secara tegak lurus
kearah laut yang diukur mulai 200 m dari garis Pantai Utara Tangerang sampai
garis yang menghubungkan titik-titik terluar yang menunjukkan kedalaman laut
maksimal 8 (delapan) meter dari tinggi muka air laut rata – rata.

Pasal 9
(1) Lahan hasil reklamasi pantai diberikan Status Hak Pengelolaan atas nama
Pemerintah Kabupaten Tangerang.
(2) Lahan hasil reklamasi pantai, dimanfaatkan sesuai dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah dan Rencana Detail Tata Ruang Pengembangan Kawasan.
(3) Pelaksanaan hasil reklamasi, sebagaimana pada ayat (1) dan (2) akan diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Bupati
BAB ...........
-6-

BAB V
RENCANA TATA RUANG
Bagian Pertama
Kebijakan Tata Ruang

Pasal 10

(1) Kawasan Pengembangan Perkotaan Baru Kabupaten Tangerang harus


menjamin terpeliharanya ekosistem dan kelestarian kawasan hutan lindung,
hutan bakau, dan biota lainnya.
(2) Kawasan Pengembangan Perkotaan Baru Kabupaten Tangerang harus
menjamin pemanfaatan pantai untuk kepentingan umum.
(3) Kawasan Pengembangan Perkotaan Baru Kabupaten Tangerang harus
menjamin kepentingan perikehidupan nelayan.
(4) Kawasan Pengembangan Perkotaan Baru Kabupaten Tangerang harus
menjamin kelestarian kualitas lingkungan
(5) Kawasan Pengembangan Perkotaan Baru Kabupaten Tangerang harus
menjamin lingkungan pelabuhan

Bagian Kedua
Jenis Rencana
Pasal 11

(1) Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Baru merupakan bagian dari
Rencana Tata Ruang Wilayah.
(2) Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Baru sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 pasal ini merupakan pedoman pengembangan Kawasan yang
dijabarkan lebih lanjut dengan Rencana Detail dan Rencana Teknis Ruang
Kawasan.

BAB VI
KELEMBAGAAN
Pasal 12

Dalam rangka mengendalikan Penyelenggaraan reklamasi dan Pengembangan


Kawasan Perkotaan Baru dibentuk Tim Teknis Pengendalian dan Pengawasan
Kawasan Pengembangan Perkotaan Baru ditetapkan dalam Keputusan Bupati.

BAB VII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 13
1. Barang siapa melanggar ketentuan pasal 6, ayat (2), pasal 7, pasal 9 ayat (2)
dan pasal 10, Peraturan Daerah ini diancam pidana kurungan paling lama 6
(enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000 (lima puluh juta
rupiah).
2. Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB VIII
PENYIDIKAN
Pasal 14
Penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Penyidik
Pegawai Negeri Sipil (PPNS), Pemerintah Kabupaten Tangerang.
BAB ……
-7-

BAB IX
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 15

Selain tindak pidana sebagaimana dimaksud pada pasal 13, tindak pidana yang
mengakibatkan kerusakan fungsi lindung, diancam pidana sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 16

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka ijin yang dikeluarkan tetap berlaku
sampai habis masa berlakunya sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan
Daerah ini.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 17

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai
teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Peraturan Bupati.

Pasal 18

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah.

Ditetapkan di Tangearng
Pada Tanggal 26 Juni 2006

BUPATI TANGERANG

ttd

H. ISMET ISKANDAR
Diundangkan di Tigaraksa
Pada tanggal 19 Desember 2006

SEKRETARIS DAERAH

ttd

H. NANANG KOMARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 08


-8-

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

NOMOR : 8 TAHUN 2006

TENTANG

PENYELENGGARAAN REKLAMASI UNTUK KAWASAN


PENGEMBANGAN PERKOTAAN BARU (KPPB)

I. PENJELASAN UMUM

Penurunan kualitas lingkungan di sepanjang perairan pantai utara


Kabupaten Tangerang yang diakibatkan dinamisasi proses alami yang terjadi
seperti erosi pantai, sedimentasi/abrasi, pencemaran lingkungan, instrusi air laut
maupun permukiman kumuh menjadi masalah yang sangat krusial dan perlu
mendapatkan penangan khusus.

Selain daripada itu perkembangan wilayah utara jauh tertinggal dibandingkan


perkembangan wilayah selatan Kabupaten Tangerang, sehingga apabila wilayah
utara tidak segera mendapatkan penangan khusus maka dikhawatirkan
kesenjangan pembangunan akan semakin jauh.

Salah satu upaya dalam mengendalikan dan menjaga penurunan kualitas


lingkungan tersebut ditempuh kebijakan reklamasi yang sekaligus dimanfaatkan
sebagai kawasan pengembangan perkotaan baru.

Kawasan tersebut diharapkan menjadi pusat pertumbuhan diwilayah utara yang


mendapat mendorong perkembangan sosial ekonomi masyarakat sekitarnya
melalui penciptaan lapangan kerja baru yang dapat menyerap tenaga kerja,
sehingga pada akhirnya perkembangan wilayah utara diharapkan dapat sejajar
dengan wilayah selatan Kabupaten Tangerang.

II. PASAL DEMI PASAL


Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Ayat (1) Cukup Jelas

Ayat....................
-9-

Ayat (2)
Yang dimaksud dengan sistem polder adalah sistem tata air untuk suatu
daerah dimana didaerah tersebut permukaan tanah lebih rendah dari
permukaan air sekitarnya (sungai, laut dsb) oleh karena itu daerah tersebut
dilindungi sekelilingnya oleh tanggul dengan menggunakan sistem penataan
air, yang menampung air melalui sistem drainage kedalam satu atau
beberapa tanggul, yang kemudian air tersebut dipompakan untuk dibuang
ke laut.
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Ayat (1) s/d ayat (4) Cukup jelas
Ayat (11)
Yang dimaksud dengan lingkungan pelabuhan adalah Daerah Lingkungan
Kerja ( DLK ) dan Daerah Lingkungan Kepentingan ( DLK) pelabuhan;
Daerah Lingkungan Kepentingan ( DLKp) pelabuhan meliputi;
1. Daerah lingkungan kerja daratan yang digunakan untuk kegiatan fasilitas
pokok dan fasilitas penunjang.
2. Daerah lingkungan kerja perairan yang digunakan untuk kegiatan alur
pelayanan, perairan, tempat labuh, kolam pelabuhan untuk kebutuhan
sandar dan olah gerak kapal serta perairan untuk pengembangan
pelabuhan jangka panjang.
Daerah Lingkungan Kepentingan ( DLKp) pelabuhan merupakan perairan
pelabuhan diluar daerah lingkungan kerja perairan yang digunakan untuk alur
pelayanan dari dan ke pelabuhan, keperluan keadaan darurat, pengembangan
pelabuhan jangka panjang, percobaan berlayar, fasilitas pembangunan serta
pemeliharaan dan perbaikan kapal.
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas

Pasal .............
-10-

Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH TAHUN 2006 NOMOR 0806

You might also like