Professional Documents
Culture Documents
Alhamdulillah, JL masih bisa hadir di hadapan pembaca sekalian, setelah sekian lama tidak ‘berkunjung’.
Bersama Hijaukan Leuser, sedikit menyitir slogan Balai Besar TNGL (”Bersama Selamatkan Leuser”), inilah tema
utama Jejak Leuser edisi ini. Dunia semakin panas, perubahan iklim membawa banyak efek ke arah
ketidaknyamanan manusia dan ‘teman-temannya’ di dunia ini.
Di lingkup yang lebih kecil, Taman Nasional Gunung Leuser, salah satu paru-paru dunia yang masih tersisa, masih
belum sembuh dengan ‘luka-luka’-nya. Bolong-bolong di tubuh taman nasional dengan luas sejuta hektar ini masih
banyak menganga. Hijaukan! Inilah satu-satunya jalan untuk menyembuhkan sakit itu, sekaligus membantu
pengurangi luka dunia sebagai akibat bolong-bolongnya ozon, sang selimut bumi.
Upaya menghijaukan Leuser dengan memberdayakan masyarakat sekitar kawasan, oleh Ujang WB diulas pada
rubrik Laporan Utama di edisi ini. Semoga langkah ini menjadi langkah indah untuk membantu Leuser memulihkan
dirinya. Di edisi ini, rubrik Kehati cukup mendominasi halaman Jejak Leuser dengan tiga judul yang ditulis oleh
Ridha, Esti, dan Iskandar; masing-masing tentang rafflesia, kelelawar, dan lumut. Semoga menjadi tulisan yang
membawa kita untuk lebih ingin menjelajahi pengetahuan tentang fauna dan flora.
Ada bacaan menarik lain di Jejak Leuser edisi ini... Selamat membaca.
b u l e t i n
Jejak Leuser
Pelindung Diterbitkan oleh:
Kepala Balai Besar TNGL Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser
Email: jejakleuser@yahoo.co.id
Dewan Redaksi Blog : jejakleuser.blogspot.com
Ratna Hendratmoko
Subhan
Ujang Wisnu Barata Catatan Redaksi
Redaksi Buletin “Jejak Leuser” menerima sumbangan tulisan
yang berkaitan dengan aspek konservasi. Tulisan diketik
Distribusi dengan spasi tunggal, maksimal 5 halaman dan minimal 3
Ahtu Trihangga halaman A4 dengan font Times New Roman 11. Naskah dikirim
ke email : jejakleuser@yahoo.co.id dengan disertai identitas diri
(termasuk foto penulis), serta foto-foto dan/atau gambar-gambar
Administrasi yang dapat mendukung tema tulisan. Naskah yang dikirimkan
menjadi hak penuh redaksi Buletin “Jejak Leuser” untuk
Yunita Aprillia dilakukan proses editing seperlunya.
MENU
MENU HARI HARI
11
Rafflesia,
Princess In The Jungle
14 Hipposideros cervinus,
si Kudanil Terbang
INI
17 Lumut - lumut di Sekitar Kita
20
INI
Konservasi di Era Kolaborasi
INTERMEZZO 26
WANASASTRA 27
Jejak Leuser
Rehabilitasi Kawasan Hutan TNGL
Melalui Pola Pemberdayaan Masyarakat
Ujang Wisnu Barata*)
LAPORAN
LAPORAN UTAMAUTAMA
Menurut ketentuan dalam PP. No. 89 tahun 2007 budidaya di sela tanaman pokok pada awal
tersebut, penyelenggaraan Gerhan terbagi dalam tiga pembuatan hutan tanaman, namun juga
model, yaitu : dibolehkan untuk menanam sela dengan tanaman
budidaya sepanjang siklus pengembangan hutan
1. Penyelenggaraan Gerhan yang berupa pembuatan dari penanaman sampai panen akhir.
tanaman di dalam kawasan hutan yang dibiayai
dengan APBN atau APBD dilaksanakan secara 3. Hutan yang dikelola masyarakat
kontraktual yang berbasis tahun jamak (multi Teknik ini memerlukan pelibatan partisipasi
years) dengan menggerakkan potensi badan usaha masyarakat lokal dalam pengelolaan hutan dengan
nasional dan daerah serta melibatkan masyarakat bimbingan Departemen Kehutanan. Masyarakat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bertanggung jawab atas pencegahan kebakaran,
2. Penyelenggaran Gerhan yang berupa pembuatan pengayaan tanaman, dan perlakuan silvikultur.
tanaman di daerah tertentu dalam kawasan hutan Keuntungan bagi masyarakat lokal adalah hak
dengan mempertimbangkan kondisi tertentu dari pemanenan kayu non komersial dan hasil hutan
aspek keamanan, yang dibiayai dengan APBN atau non kayu. Pemerintah bertanggung jawab atas
APBD dilaksanakan secara swakelola berbasis penyediaan dana untuk peralatan, persemaian, dan
tahun jamak (multi years) melalui operasi bakti tenaga kerja persemaian.
Tentara Nasional Indonesia (TNI)
3. Penyelenggaraan Gerhan yang berupa pembuatan 4. Pengembangan hutan model
tanaman di luar kawasan hutan yang dibiayai Program ini didasarkan pada kemandirian
APBN atau APBD dilaksanakan secara swakelola finansial untuk unit 100 hektar yang terdiri atas
yang berbasis tahun jamak (multi years) melalui zona inti dan zona pendukung, dari hutan yang
Surat Perjanjian Kerjasama (SPKS) dengan telah dibalak atau hutan terganggu dengan
kelompok tani dengan menggerakkan potensi berbagai derajat kerusakan. Biaya pengelolaan
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang- zona pendukung dan pelestarian zona inti berasal
undangan. dari penghasilan berbagai kegiatan, misalnya
tebang pilih, tumbuhan budidaya, produksi rotan,
Balai Besar TNGL saat ini sedang menjalankan perkebunan dan pemeliharaan hewan liar.
program Gerhan seluas 2.000 hektar, dengan jenis
tanaman Sungkai (Peronema canescens), Salam 5. Kontrak proyek penghutanan kembali
(Eugenia sp.), Durian (Durio spp.), Cempedak Pendekatan ini dirancang dan dilaksanakan oleh
(Artocarpus sp.), Bayur (Pterospermum javanicum) perusahaan swasta atau Lembaga Swadaya
dan Beringin (Ficus spp.). Pemilihan jenis tersebut atas Masyarakat (LSM) dengan partisipasi masyarakat
dasar pertimbangan : lokal. Ada tiga model pendekatan, yaitu :
rehabilitasi (dikutip dari Kuswata & Ismayadi, 2007) pemerintah dan LSM untuk kawasan sampai
yaitu : 100 hektar yang dikerjakan oleh beberapa
keluarga masing-masing seluas 1-5 hektar.
1. Regenerasi yang dipercepat
Pola ini di Indonesia dikenal dengan ”regenerasi
alami yang dipercepat” atau Accelerated Natural Pelibatan Masyarakat
Regeneration dan merupakan metode
penghutanan kembali dengan memanfaatkan Pengelola yang konvensional biasanya selalu enggan
proses-proses alam untuk pemulihan vegetasi. untuk melewati tingkatan pelibatan masyarakat,
dengan pola pikir bahwa masyarakat biasanya apatis,
LAPORAN
LAPORAN UTAMAUTAMA
f. Melakukan pendampingan dan pengawasan Kabupaten Langkat. Kelompok ini sedang didampingi
secara intensif terkait pelaksanaan Gerhan TNGL, oleh tim SOS-OIC dalam menyusun program dan
yang telah dilaksanakan dengan pelibatan kepengurusan, sebagai katalisator pembentukan
masyarakat pada penanaman tahap I. Peraturan Desa (Perdes).
KSM Permata Rima mulai muncul terkait adanya isu
Dalam setiap pertemuan dan pendampingan tersebut, konflik satwa gajah liar yang menggangu perkebunan
pokja rehabilitasi berfungsi sebagai fasilitator yang masyarakat. Entry point konflik ini dikelola
menggali potensi para pihak untuk keterlibatan dalam sedemikian rupa oleh tim CRU Fauna&Flora
rehabilitasi kawasan TNGL. Pokja juga selalu International dan BB TNGL untuk memunculkan
menekankan agar pihak-pihak yang terlibat tetap potensi positif dan peningkatan penyadaran
mengacu pada kronologis dan skenario penyelesaian konservasi.
secara komprehensif. Dalam bekerja, tim pokja
internal rehabilitasi BBTNGL memanfaatkan potensi Ilustrasi-ilustrasi berikut menggambarkan beberapa
lembaga lokal di tiap titik, misalnya kelompok HKTI pertemuan yang menghasilkan keputusan/ amanah
di Desa Halaban, KSM Gepal di Desa Sekoci, KSM yang mengikat:
Workshop ini dilaksanakan tanggal 8 Juli 2006, dengan menghadirkan wakil sembilan desa yang berbatasan dengan kawasan,
jajaran Muspika, Kedatukan Besitang, Sei Lepan, dan Trenggulun, wakil kelompok tani, dan wakil pengungsi.
6. Tetap mengembangkan prinsip-prinsip penyelesaian masalah secara komprehensif dengan peran aktif para pihak.
A. PENGUNGSI
Pada dasarnya penyelesaian persoalan pendudukan kawasan Besitang, TN.Gunung Leuser, di wilayah Kabupaten Langkat, Propinsi
Sumatera Utara, dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek kemanusiaan dan konservasi, secara bertahap dan tuntas. Untuk itu,
maka dinilai perlu untuk dibentuk Tim Penyelesaian Permasalahan Pengungsi di dalam kawasan TN.Gunung Leuser, dengan
SK.Menteri Kehutanan. Tim terdiri dari unsur-unsur Balai TN.Gunung Leuser, PemProp Nanggroe Aceh Darussalam, PemProp
Sumatera Utara, dan Yayasan Leuser International, dengan tugas sebagai berikut : (1) Melakukan pendataan kependudukan,
koordinasi lintas instansi, pendampingan kepada masyarakat; (2) Mengkaji pilihan-pilihan calon lokasi penempatan, baik di tempat
asal maupun di tempat yang baru; (3) Menyusun kebutuhan pendanaan penyelesaian pengungsi;
B. PERAMBAHAN KAWASAN
1. Dibentuk Kelompok Kerja, yang terdiri dari unsur Pemprov Sumut, Pemkab Langkat, BTNGL, Tokoh Masyarakat Adat, Aparat
Penegak Hukum, LSM dan instansi terkait lainnya melalui Keputusan Gubernur Sumatera Utara, dengan tugas :
(a) Inventarisasi dan identifikasi perambah,
(b) Melakukan Penegakan hukum,
(c) Menyusun Program Relokasi dan Rehabilitasi.
2. Membangun Kesepakatan Konservasi Lokal dengan Pendekatan Perencanaan Konservasi Partisipatif di tingkat Desa di sekitar
kawasan TNGL khususnya Seksi Wilayah IV Besitang.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dam memperkuat Manajemen Desa Penyangga untuk memanfaatkan zona penyangga dan
mengamankan kawasan TNGL.
C. REHABILITASI KAWASAN
1. Percepatan perubahan zonasi dari zona inti menjadi zona rehabilitasi.
2. Penentuan prioritas lokasi lahan yang akan direhabilitasi dan jenis tumbuhannya, serta penyusunan pedoman dan rancangan
teknis rehabilitasi pada kawasan konservasi.
3. Membangun kelembagaan rehabilitasi kawasan konservasi dan mencari sumber pembiayaan.
Pernyataan:
1. Kerusakan kawasan TNGL seluas kurang lebih 22.000 ha di wilayah Besitang Lepan ( Cluster I )
2. Untuk itu harus dilakukan Rehabilitasi kawasan dengan melibatkan masyarakat di Desa setempat yang berbatasan langsung dengan
Taman Nasional Gunung Leuser
Solusi:
LAPORAN
LAPORAN UTAMAUTAMA
pengawasan sesuai prinsip akuntabilitas dan keterbukaan.
3. Pihak TNGL bersama aparat penegak hukum melakukan analisis kasus ilegal logging & perambahan di dalam kawasan
TNGL untuk ditindaklanjuti.
4. Penguatan payung hukum dalam menghadapi kasus perdata.
5. Mengusulkan dana ke APBN melalui proyek/kegiatan Balai Besar TNGL untuk melanjutkan pemusnahan tanaman ilegal di
dalam kawasan.
6. Penyelesaian sistem koordinasi antar pihak terkait (BBTNGL, BPKH, BPN, PT. Bandar Meriah dan masyarakat pemegang
SHM PIR ADB).
7. Proses pidana menunggu penyelesaian masalah tumpang tindih kawasan tersebut.
TI A T I
Ridha Mahyuni*)
Jika singa dikenal sebagai raja hutan sejak dahulu kala karena bentuk tubuhnya yang menyeramkan, karena
kebuasannya, karena suara yang sangat khas yang bisa membuat orang lari ketakutan, maka si merah yang sangat
menawan ini pantas disebut sebagai putri hutan, walau dia tidak semerbak bagai melati wanginya.
C
antik dan eksotis, begitu banyak tanggapan semua deskripsi tentang Rafflesia dari Pulau Jawa telah
bagi banyak orang yang telah melihatnya. dirampas oleh tentara Inggris pada saat Deschamps
Itulah gambaran sekilas jika melihat Rafflesia akan kembali ke Perancis (pada masa itu Inggris dan
saat tumbuh mekar dengan indahnya. Nama Rafflesia Perancis sedang berperang). Dan publikasinya tidak
sudah cukup dikenal oleh banyak orang pernah terbitkan.
sebagai bunga bangkai, tetapi tidak
banyak orang yang telah melihat bunga Untuk Rafflesia yang berasal dari
terbesar di dunia ini. Rafflesia adalah Bengkulu, pertama kali dideskripsikan
tumbuhan langka yang telah ditetapkan oleh William Jack yang kemudian
sebagai puspa langka Indonesia, mengirimkan spesimen dan deskripsinya
tepatnya pada spesies Rafflesia arnoldii kepada Sir Stamford Raffles di Inggris.
R.Brown. Rafflesia dikenal sebagai Sementara menunggu pengiriman
tumbuhan parasit yang bergantung spesimen Rafflesia ke Inggris, William
sepenuhnya pada inangnya. Tumbuhan Jack membuat deskripsi Rafflesia
ini mempunyai banyak keunikan dan tersebut yang selanjutnya diberi nama
hanya tersebar di wilayah Asia Tenggara Rafflesia titan dan dipublikasikan dalam
seperti Indonesia, Malaysia, Filipina dan Appendix of Description of Malayan
Jejak Leuser
Thailand. Flora ini tidak mempunyai Plants pada tahun 1821. Cetakan ulang
akar, batang dan daun. Pada saat mekar, tulisannya itu dikirimkan kepada Robert
diameter tumbuhan ini dapat mencapai Brown (salah seorang ilmuwan Inggris)
lebih dari 1 meter dan berat bisa lebih tertanggal 23 Mei 1821 tetapi tulisan
dari 7 kilogram (Davis et. al., 2007). tersebut baru sampai di tangan Robert
Brown pada bulan Juli 1821.
Rafflesia pertama kali ditemukan di Pulau Jawa pada Nama Rafflesia titan Jack adalah nama yang lebih dulu
tahun 1797 oleh Louis Auguste Deschamps (Nais, muncul daripada Rafflesia arnoldii, dan walaupun
2001), seorang naturalis Perancis yang pada waktu itu
sedang melakukan eksplorasi di pulau tersebut. Tetapi,
www.wikipedia.com
hidupnya (Nais, 2004). Daur hidup Rafflesia
diawali dengan biji benih yang selanjutnya
akan berkembang menjadi tunas dan
biasanya tunas bunga Rafflesia tersebut akan
terlihat sebagai benjolan sebesar ibu jari
yang keluar dari batang atau akar tumbuhan
inangnya. Tunas-tunas bunga ini akan
berkembang dan ketika matang akan
menyerupai kol. Tunas rata-rata memerlukan
waktu selama sekitar enam bulan untuk
menjadi matang. Setelah tunas bunga
Rafflesia matang, maka akan berkembang
lagi menjadi bunga yang mekar dengan
sempurna (Nais, 2001). Biasanya bunga
Rafflesia akan mekar selama 4 sampai
dengan 7 hari dan setelah itu akan
menghitam dan membusuk. Setelah
beberapa hari mekar tersebut, terjadi
perkecambahan untuk pembentukan biji
kembali. Proses ini akan berlangsung Rafflesia arnoldii
berterusan untuk pembentukan tunas bunga
K
Kalimantan, Jawa dan Bali. Indonesia mempunyai dengan sempurna membudidayakan Rafflesia, baik itu
K EE
spesies Rafflesia terbanyak dibandingkan negara- dengan cara ex situ mau pun in situ. Maka dari itu, satu
negara kawasan Asia Tenggara lainnya, yaitu sebanyak populasi Rafflesia menjadi sesuatu sangat berharga
11 spesies yang kesemuanya adalah endemik. Adapun bagi kelangsungan tumbuhan langka ini. Banyak sudah
H AH
spesies-spesies yang dimiliki Indonesia adalah sebagai spesies Rafflesia yang terancam punah karena ulah
berikut: Rafflesia arnoldii R.Brown., Rafflesia arnoldii tangan-tangan orang yang tidak bertanggung jawab,
var.atjhensis (Koord) Meijer, Rafflesia microphylora karena illegal logging, atau karena kejadian alami
TI A T I
Meijer, Rafflesia patma Blume, Rafflesia rouchesenii seperti tumbangnya pohon-pohon yang ada di sekitar
Teisjman.&Binn, Rafflesia hasseltii Suringar, Rafflesia populasi Rafflesia, dan 'hilang'-nya tunas-tunas
borneensis Koorder, Rafflesia ciliata Koorders, Rafflesia karena dimakan hewan.
Rafflesia witkampii Koorders, Rafflesia zollingeriana
Koorders, Rafflesia gadutensis Meijer, Rafflesia Konservasi Rafflesia hendaklah dilakukan dengan
bengkuluensis Susatya,Arianto&Mat-Salleh. serius dan dengan sebenar-benarnya karena tumbuhan
langka ini juga merupakan aset bangsa yang akan
Rafflesia di Taman Nasional menjadi kebanggaan rakyat Indonesia. Tanggung jawab
menjaganya adalah tanggung jawab kita. Dengan
Rafflesia merupakan icon dari beberapa taman nasional langkah sosialisasi kepada masyarakat setempat,
maupun kawasan cagar alam di Indonesia, beberapa diharapkan populasi Rafflesia dapat terlindungi dan
diantaranya adalah Taman Nasional Gunung Leuser, dapat bertahan selamanya.***
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Taman
*)
Nasional Batang Gadis, Cagar Alam Batang Palupuh, Staf Peneliti LIPI, Puslit Biologi, Bidang Botani di
Cagar Alam Rimbo Panti, Hutan Lindung Ulu Gadut, Cibinong Science Center
Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, Taman Nasional
Kerinci Seblat, Cagar Alam Pananjung Pangandaran,
Cagar Alam Luewung Sancang, Taman Nasional Meru Rujukan
Betiri. Rafflesia dijadikan daya tarik bagi taman-taman
nasional tersebut khususnya untuk menarik wisatawan. Beaman, R.S,. Decker, P.J & Beaman J.H. 1998.
Pollination of Rafflesia (Rafflesiaceae). American
Untuk kawasan Taman Nasional Gunung Leuser yang Journal of Botany 75(8): 1148-1162.
merupakan kawasan yang telah dikenal dan diakui
dunia internasional memiliki tingkat keanekaragaman Davis, CC., Latvis, M., Nikcrent, D.L, Wurdack, K.J.,
flora dan fauna sangat tinggi, Rafflesia sangat beragam Baum, D.A. 2007. Floral Gigantism in Rafflesiaceae.
spesiesnya. Taman nasional ini mempunyai wilayah Science 315, Issue 5820,pp.
yang meliputi dua provinsi yaitu Nangroe Aceh
Darusalam dan Sumatera Utara. Untuk kawasan di Meijer, W. 1997. Rafflesiaceae. Flora Malesiana. Ser.1
sekitar Taman Nasional Gunung Leuser wilayah Aceh, (13):1-42.
telah ditemukan Rafflesia arnoldii di daerah Sungai
Jernih dan Lokop-Kabupaten Gayo Lues, Rafflesia Nais, J. 2001. Rafflesia of The World. Kota Kinabalu:
arnoldii var. atjehensis dilaporkan telah ditemukan di Sabah Park in Assosiation with Natural History
daerah Lokop (Meijer, 1997) dan Rafflesia Publicating (Borneo) Sdn, Bhd.
microphylora dilaporkan dapat ditemukan di kawasan
Jejak Leuser
Ketambe. Sedangkan Rafflesia rouchesenii dapat Nais, J. 2004. Rafflesia Bunga Terbesar di Dunia.
ditemui di daerah Berastagi, Kabupaten Karo, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Sumatera Utara.
Susatya, A., Arianto, W & Mat-Salleh, K. 2005.
Jadi, dengan banyaknya spesies Rafflesia yang telah Rafflesia bengkuluensis. (Rafflesiaceae) A new spesies
ditemukan di kawasan taman nasional tersebut from South Sumatera, Indonesia. Folia Malaysiana 6
hendaknya populasi-populasi Rafflesia ini benar-benar (3&4):139-152
Esti Asmalia*)
K
K EE
H AH
segitiga lebar dan besar menyerupai telinga
TI A T I
kucing. (Anonim, 1997).
GEF/opwall
tersebar di Australia, Kepulauan Solomon, Afrika,
Vanuatu, Filipina, Pulau-pulau di Pasifik, Brunei,
Papua New Guinea dan Malaysia. Di Indonesia
ditemukan di Sumetera, Kalimantan, Papua, Sulawesi,
Pulau Kangean, Pulau Kai, Pulau Bacan, Kepulauan
Aru dan Maluku (Suyanto, 2001).
TI A T I
Oleh: Iskandarudin*)
hara yang miskin. Setelah areal ditumbuhi ganggang dengan lumut dan
lumut, areal tersebut akan menjadi media tumbuhan tinggi adalah kedua
yang cocok untuk perkecambahan dan kelompok tumbuhan terakhir telah
pertumbuhan tumbuhan lainnya. beradaptasi terhadap lingkungan
darat yang kering dengan mempunyai organ
Tumbuhan ini memiliki keanekaragaman spesies dan reproduksi (gametangium dan sporangium) selalu
keindahan yang tinggi, serta memiliki variasi habitat terdiri dari banyak sel (multiseluler) dan dilindungi
yang luas. Lumut dapat tumbuh menutupi batu-batuan, oleh lapisan sel-sel mandul, zigotnya berkembang
batang pohon, dinding, batu bata, juga bisa berupa menjadi embrio dan tetap tinggal di dalam
hamparan seperti karpet hijau. gametangium betina. Oleh karena itu lumut dan
Siklus Hidup
Lumut dari kelas Bryopsida (lumut daun) menempel pada
batang pohon yang masih hidup Lumut dapat memperbanyak diri dengan menggunakan
spora. Spora tersebut akan berkecambah menjadi
protonema dan tumbuh menjadi tumbuhan lumut baru
tumbuhan vascular (tumbuhan tinggi) pada umumnya ketika menemukan substrat yang cocok. Tubuh lumut yang
merupakan tumbuhan darat, tidak seperti ganggang yang baru disebut gametofit, biasanya berwarna hijau, memiliki
kebanyakan aquatik. Dan lumut dapat dibedakan dari daun atau thallus. Struktur gametofit memiliki jenis
tumbuhan tinggi terutama karena lumut tidak mempunyai kelamin, ada yang jantan (antheridium) dan ada yang
sistem pengangkut air dan makanan. Lumut termasuk betina (arkegonium). Masing-masing gametofit
kelompok tumbuhan dengan ketidakadaan jaringan menghasilkan gamet yang berupa sperma dan sel telur. Jika
vaskular. Meskipun beberapa spesies memiliki batang, keduanya bertemu (sperma membuahi sel telur), maka
tetapi tumbuhan ini tidak memiliki susunan jaringan pada tubuh arkegonium akan berkembang dan struktur
pembuluh seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. yang disebut sporofit. Sporofit inilah yang merupakan
organ penghasil spora.
Beberapa Bryophyta ada yang memiliki daun tetapi ada
juga yang tidak. Jenis yang tidak memiliki daun hanya Berbeda dengan paku-pakuan, sporofit pada lumut tumbuh
berupa hamparan tubuh yang disebut thallus. Struktur melekat dan memperoleh makanan pada gametofit.
thallus seperti ini tidak dijumpai pada tumbuhan tingkat Ukuran sporofit biasanya lebih kecil dari pada gametofit.
tinggi. Seperti kelompok tumbuhan lainnya, Bryophyta Sporofit melekat pada gametofit di bagian reseptakel/ kaki,
memiliki klorofil, sehingga umumnya memiliki warna dan biasanya didukung oleh seta (tangkai). Di ujung seta,
hijau. Tetapi, daunnya kadang tidak memiliki terdapat kapsul yang di dalamnya merupakan tempat
tulang daun. Tulang daun biasanya ada pada
Angela E Newton
kelompok lumut daun (musci), kadang terdapat
satu sampai dua tulang daun. Struktur stomata
pada tumbuhan tinggi umumnya tidak
dijumpai, tetapi Bryophyta memiliki pori yang
fungsinya hampir sama seperti stomata.
Perbedaannya, pori selalu berada dalam
keadaan terbuka, dan tidak bisa menutup atau
membuka seperti pada stomata.
K
Gottingen Jerman, lumut tanduk meliputi ± 100
K EE
spesies. Lumut tanduk gampang dibedakan dengan
jenis lumut lainnya karena mempunyai antena atau
”tanduk” yang merupakan kapsul tempat
H AH
penyimpanan spora. Apabila spora akan keluar maka
kapsul terbelah dua dan spora yang berwarna
kekuningan keluar secara sangat perlahan.
TI A T I
Hepaticopsida dikenal sebagai lumut hati yang kurang
Leucobryum javense lebih 5.000 spesies. Gametofit lumut hati mempunyai
struktur morfologi yang bervariasi. Ada dua tipe lumut
hati, yaitu lumut hati ber-thallus (thallose liverwort)
penghasil spora. Jika spora matang, kadar air dalam
dan lumut hati berdaun (leafy liverwort). Berbeda
kapsul berkurang, penutup kapsul (operkulum) akan
dengan lumut daun, helaian daun lumut hati tidak
lepas atau kapsul akan pecah, sehingga spora akan
mempunyai tulang daun (costa). Lumut hati melekat
keluar dengan dibantu oleh gerakan higroskopis dari
pada substrat dengan rizhoid uniselluler. Pada
beberapa organ yang terdapat di dalam kapsul.
kebanyakan lumut hati ber-thallus, selain rhizoid juga
dijumpai sisik-sisik.
Angin sangat berjasa dalam penyebaran spora lumut.
Spora akan ”mengembara” tertiup angin hingga
Manfaat dan Potensi
menempel di suatu tempat. Air juga memberi
kontribusi dalam penyebaran spora di permukaan
Secara ekologi, Bryopyta memiliki peranan penting,
bumi. Bila hujan datang maka spora akan mengalir
sebagi tumbuhan perintis dalam menciptakan habitat
terbawa air dari tempat yang tinggi ke tempat yang
primer dan sekunder setelah adanya perusakan
lebih rendah. Setelah spora menemukan substrat yang
lingkungan. Bryophyta merupakan rumah bagi
cocok sebagai media tumbuhnya, maka keluarlah si
invertebrata, dan sebagai material pembuatan sarang
lumut muda dan siklus kehidupanpun berlanjut.
burung. Divisi ini memiliki peran yang penting dalam
menjaga porositas tanah dan mengatur tingkat
Klasifikasi
kelembaban ekosistem, karena kemampuannya dalam
menahan dan menyerap air, mencegah erosi lahan,
Divisi Bryophyta terdiri dari tiga kelas
sumber pakan bagi serangga dan beberapa spesies
1. Kelas Bryopsida/ Musci (Lumut daun).
hewan lainnya. Sampai dengan saat ini, masih belum
2. Kelas Anthocerotopsida/ Anthocerotae (Lumut
ditemukan spesies lumut yang mengandung racun.
tanduk)
3. Kelas Hepaticopsida/ Hepaticae (Lumut hati)
Bryophyta juga dapat digunakan sebagai indikator
pencemaran udara. Spesies-spesies tertentu sangat
Bryopsida dikenal sebagai lumut daun atau lumut
peka terhadap perubahan komposisi gas di udara. Jika
sejati, merupakan kelas yang terbesar dalam
udara sudah penuh dengan polutan, lumut tidak bisa
Bryophyta (± 9.000 spesies). Hampir semua
tumbuh dengan baik, bahkan bisa mati.
anggotanya mempunyai gametofit yang telah
terdiferensiasi sehingga dapat dibedakan bentuk-
Para ahli sudah mulai banyak meneliti komposisi zat
bentuk seperti batang, cabang dan daun. Sporofit-nya
yang dikandung lumut, beberapa diantaranya
berumur panjang, berwarna kecoklatan terdiri atas
mengandung antibiotik, juga dipakai sebagai material
kaki yang berfungsi untuk menyerap nutrisi dari
tambahan dalam industri kosmetik dan zat lain yang
gametofit, dan kapsul yang disangga oleh seta. Ciri
Jejak Leuser
*)
Bambang S. Antoko
W
WAC
AA NCA A N A
Bekerja sama dan sama-sama bekerja... Sebuah ‘kolaborasi’ BBTNGL dengan
masyarakat dalam pembibitan tanaman GERHAN di Sekoci, Kab. Langkat.
konservasi sumberdaya alam akan mampu melindungi dan saving dana dari bencana banjir 24,8 milyar/tahun
aset-aset berharga mereka di bidang lain di masa (Conservation International, 2006). Yang harus diingat
mendatang dibanding jika kawasan tersebut adalah bahwa kejadian bencana yang telah dan saat ini
dialihfingsikan untuk kepentingan sesaat menjadi terjadi, jika tanpa disikapi dengan positive effort dari
kawasan HPH, HPT ataupun areal pertambangan. kita semua, adalah seperti menunggu meledaknya bom
waktu yang tanpa kita sadari telah dinyalakan
Beberapa kejadian bencana yang terjadi akibat over
sumbunya. Tentunya dengan akibat dan kerugian yang
exploitation terhadap sumberdaya alam termasuk
lebih luar biasa dibanding pada saat ini.
kawasan hutan telah menimbulkan kerugian yang tidak
sedikit. Data Greenomics & CI (2005) menyebutkan Untuk itu Pemerintah Republik Indonesia melalui
bahwa total kerugian akibat banjir pada tahun 2003 di Departemen Kehutanan sebagai pemegang otorita
Provinsi Riau dan 7 kabupaten setara dengan 832,1 pengelolaan di kawasan konservasi saat ini telah
milyar rupiah atau 95 % dari total investasi. Padahal mengeluarkan sebuah payung hukum dalam hal
pada tahun 2002 telah diinvestasikan 876, 5 milyar pengelolaan kolaborasi di Kawasan Suaka Alam (KSA)
rupiah dalam APBD untuk biaya pembangunan sektor dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA) melalui
publik. Sebagai upaya antisipasi terhadap kejadian Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.19/Menhut-
banjir maka setiap tahun antara 2003-2005 telah II/2004 tentang Kolaborasi Pengelolaan Kawasan
dialokasikan biaya sebesar sepertiga APBD. Data Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam. Ini
CRED-EMDAT, 2005 menyebutkan bahwa selama merupakan suatu niatan baik dalam merangkul semua
kurun waktu 1975-2005 total kerugian yang pemangku kepentingan (stake holders) di KSA dan atau
diakibatkan oleh banjir di region Asia menempati KPA untuk bersama-sama merancang dan
urutan kedua setelah gempa bumi yaitu sebesar US$ mengembangkan pola kolaboratif yang hasil akhirnya
161.095.953.000. Namun demikian kerugian secara adalah demi terciptanya pengelolaan yang lestari pada
ekonomi akibat banjir pada kawasan Asia sepanjang kawasan konservasi itu sendiri. Sebagai sebuah proses,
Jejak Leuser
tahun tersebut merupakan yang terbesar untuk seluruh model pengelolaan kolaborasi ini perlu didukung dan
dunia (region Afrika, Amerika, Eropa dan Oseania). segera diwujudkan dalam praktek yang nyata. Tentunya
Fakta tersebut membuktikan bahwa keuntungan yang membutuhkan kerjasama, kepedulian, komitmen dan
didapat dari eksploitasi sumberdaya alam sangat tidak sikap saling terbuka serta respek positif dari semua
sebanding dengan total kerugian yang harus ditanggung stake holders.
akibat bencana. Nilai ekonomi parsial DAS Batang
Kenyataan bahwa makin banyak Pemda yang peduli
Gadis, dimana kawasan TNBG termasuk di dalamnya,
terhadap peran besar konservasi (hutan dan
jika dikelola secara lestari adalah minimal sekitar 44,4
sumberdaya alam lainnya) akan menimbulkan apresiasi
milyar rupiah yang diperoleh dari nilai air untuk rumah
yang tinggi dari masyarakat di daerah tersebut.
tangga sebesar 7 milyar/tahun, perikanan senilai 10
Selanjutnya tentu akan mengubah gaya hidup dan pola
milyar/tahun, irigasi pertanian sebesar 2,6 milyar/tahun
hias, yang dipakai untuk menghiasi akuarium, dengan Damayanti, L., 2006. Koleksi Bryophyta Taman Lumut
harga yang cukup mahal. Selain itu, tumbuhan ini telah Kebun Raya Cibodas, Volume II Nomor 4. Seri koleksi
banyak digunakan sebagai alat dekorasi ruangan, maupun kebun raya LIPI, Cianjur.
sebagai penghias taman.
Gradstein, S.R., 2007. Biodiversity and Ecology of
Jadi, bagaimana dengan kita? Apakah bisa Bryophytes in Tropical Rainforest. Powerpoints. Biotrop
mengoptimalkan potensi dan peluang sumberdaya alam Fourth Regional Training Course on Biodiversity
yang kaya dan melimpah yang telah diberikan Tuhan? Atau Conservation of Bryophytes and Lichens. SEAMEO
malah mengabaikannya? Kita sedang membutuhkan BIOTROP, Bogor.
generasi penerus yang mau dan mampu menggali potensi
dan kekayaan alam negeri ini secara lestari untuk Hasan, M., 2003. Lebih Mengenal Lumut. Buletin
meningkatkan kesejahteraan hidupnya.*** Edelweis. Vol X No.4 Triwulan IV Tahun 2003. Balai
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Cianjur.
*)
Pengendali Ekosistem Hutan pada Seksi Pegelolaan
TNGL Wilayah V Bohorok, BPTNGL Wil. III, Balai Newton, E.Angela. 2007. Classification of Mosses.
Besar TNGL. Compilation of The Lecture Notes. Biotrop Fourth
Regional Training Course on Biodiversity Conservation of
Bryophytes and Lichens. SEAMEO BIOTROP,Bogor.
Bahan Bacaan:
Jejak Leuser
adalah alat penerima GPS, kota B, C, dan D adalah Satelit.
Sumber-Sumber Kesalahan Pada Sinyal GPS
Seberapa Jauh Keakuratan GPS?
1. Ionosphere and troposphere delays
Dua hal utama yang mempengaruhi keakuratan GPS Sinyal satelit bergerak lambat saat melalui atmosfer. Sistem
adalah Selective Availability (SA) dan multipath. Saat ini GPS menggunakan model built-in yang mengkalkulasi
penerima GPS mempunyai tingkat keakuratan yang tinggi. jumlah rata-rata keterlambatan ke sebagian koreksi
Misalnya saja GarminGPS yang mempunyai nilai kesalahan tipe ini. Kondisi cuaca mempengaruhi delay
keakuratannya sampai 15 meter dalam rata-ratanya. Faktor waktu penerimaan sinyal. Sebagai koreksi, satelit
atmosfer tertentu dan sumber kesalahan lain dapat mengirimkan sinyal lain pada frekuensi yang berbeda
mempengaruhi keakuratan dari penerima GPS. Garmin sebagai komparasi perhitungan untuk mencapai presisi.
GPS terbaru dengan WAAS (Wide Area Augmentation 2. Signal multipath
System) tingkat akurasinya bisa kurang dari 3 meter dalam Keakuratan juga dipengaruhi oleh gangguan yang disebut
rata-ratanya. Untuk mendapatkan sinyal dengan tingkat dengan multipath. Kesalahan ini terjadi akibat sinyal yang
koreksi tinggi pengguna GPS bisa menggunakan GPS ditangkap oleh antena GPS terpantulkan terlebih dahulu ke
yang berbeda (Differential GPS). Selain itu juga untuk obyek di sekeliling GPS semisal gedung maupun batang
mendapatkan sinyal terkoreksi, pengguna harus pohon. Artinya, posisi yang terekam oleh antena GPS
mempunyai menara receiver dan antena yang berbeda sebenarnya adalah posisi gedung atau pohon yang
untuk ditambahkan dalam GPS-nya. memantulkan sinyal tersebut dan bukannya posisi kita
berdiri. Untuk menghindari hal tersebut, dianjurkan pada
saat mengoperasikan GPS hendaknya memilih lokasi yang
relatif terbuka.
KHASANAH
GPS adalah positioning system pertama yang
KHASANAH
disebabkan ketidakakuratan lokasi satelit. menawarkan ketepatan data lokasi yang tinggi untuk
5. Number of satellites visible point apapun di planet ini dalam kondisi cuaca apapun.
Penerima GPS dapat melihat jumlah satelit yang 2. Navigasi - mengetahui satu lokasi dengan lokasi lainnya
tertangkap oleh GPS untuk akurasi yang lebih GPS membantu kita menentukan dimana kita berada
baik. Bangunan, perbukitan/pegunungan, secara tepat, namun kadang penting kita untuk tahu
gangguan elektronik, atau kadang kerapatan daun bagaimana cara menuju/mendapatkan tempat lain yang
pohon dapat menghalangi penerimaan sinyal. kita inginkan. GPS telah di desain untuk menyediakan
6. Satellite geometry/shading informasi navigasi baik untuk pelayaran dan
Hal ini berdasarkan posisi relatif dari satelit pada penerbangan.
setiap waktu yang diberikan. Keberadaan 3. Tracking - memonitor pergerakan manusia dan benda
geometri satelit idealnya ketika satelit terletak Jika navigasi adalah proses untuk mengetahui satu
pada luas sudut yang relatif antara satu dengan lokasi lokasi dengan lokasi lainnya, kemudian tracking
lainnya. Geometri yang tidak baik terjadi saat adalah proses untuk memonitornya selama pergerakan
satelit terletak pada suatu garis atau dalam berlangsung.
keadaan bergerombol. 4. Mapping - memetakan dunia
7. Intentional degradation of the satellite signal Dunia ini begitu luas, dengan menggunakan GPS untuk
Selective Availability (SA) adalah pengurangan survey dan memetakannya secara tepat dan dapat
sinyal yang disengaja dan ditentukan oleh meminimalkan waktu dan biaya yang harus
Departemen Pertahanan Amerika. SA dikeluarkan. Pemetaan merupakan ilmu dan seni,
dimaksudkan untuk mencegah musuh militer dari dengan GPS untuk menempatkan item-item tertentu
penggunaan sinyal GPS dengan tingkat akurasi kemudian membuat peta dan model dari apapun yang
tinggi. Dengan kata lain SA adalah upaya sengaja ada di dunia (jalan, rute, gunung, sungai, hutan, dan
dari pihak Departemen Pertahanan Amerika segala macam bentuk lahan)
Serikat untuk mengurangi akurasi GPS dalam 5. Timing - menentukan waktu yang tepat
rangka melindungi negaranya. Awalnya SA
menyebabkan akurasi GPS sebesar 100 meter, Selain dikenal untuk navigasi, tracking, dan mapping,
artinya posisi obyek berada dalam radius 100 GPS juga digunakan untuk menyebarkan informasi
meter dari yang seharusnya. Beruntunglah pada waktu yang tepat, interval waktu, dan frekuensi. GPS
awal tahun 2000 Pemerintah Amerika Serikat mempunyai tugas untuk mensinkronisasikan jam kita
mencabut kebijaksanaan SA tersebut sehingga dengan mudah dan dapat dipercaya. Waktu
akurasi GPS pada umumnya menjadi sekitar 10 memberitahu kita kapan sesuatu terjadi atau kapan akan
meter. Angka ini cukup memadai untuk GPS terjadi. Sebagai cara untuk mensinkronisasikan orang
genggam. Dengan asumsi peta yang kita atau kejadian, waktu membantu menjaga semua
tampilkan di layar memiliki skala 1:10.000, maka rencana/jadwal menjadi tepat waktu. Selain itu juga bisa
kesalahan 10 meter di lapangan hanya setara menginformasikan kapan suatu kejadian akan berakhir.
dengan 0,1 milimeter di layar display GPS, artinya Satelit GPS mempunyai tingkat keakuratan waktu yang
tidak masalah jika diabaikan. tinggi, sehingga penerima GPS kita juga mempunyai
keakuratan yang tinggi yang sering disebut dengan
istilah an atomic accuracy clock.***
INTERMEZZO
INTERMEZZO
Melihat datangnya Pak Menteri Nonton bareng film konservasi ‘Panas’ di kelompok kecil
1. Ekstrovert lawan introvert: Yang ekstrovert senang kerumunan orang banyak sementara yang introvert lebih
suka melewatkan waktunya sendirian atau dengan seorang teman dekat. Yang ekstrovert bersemangat karena adanya
orang-orang sementara yang introvert bisa jadi terkuras enerjinya karena adanya orang-orang.
2. Pelaku atau pengamat: Para pelaku berani mengambil risiko; kalau melihat peluang mereka ingin segera
memanfaatkannya sebelum terlambat. Para pengamat lebih hati-hati. Mereka suka memeriksa segalanya terlebih
dulu sebelum mengambil keputusan.
3. Yang memberikan garis besar atau yang memberikan rincian: Yang memberikan garis besar memiliki fokus
yang umum dan melihat gambaran besarnya. Mereka berpikir menurut arah serta keinginan menjadikan segalanya
terlaksana. Yang memberikan rincian memperhatikan hal-hal yang sekecil-kecilnya. Keprihatinan mereka adalah
bagaimana caranya menjadikan segalanya terlaksana.
Sebuah persembahan Ceria sebelum debat
4. Tukang belanja atau penghemat : Kalau tukang belanja memiliki uang lebih, mereka ingin membelanjakannya -
untuk diri sendiri, untuk orang lain, untuk maksud-maksud yang layak, untuk apapun. Kalau penghemat memiliki
uang lebih, mereka ingin menabungnya untuk jaga-jaga. Mereka tidak suka membelanjakannya kecuali sangat
penting.
5. Perencana atau yang fleksibel : Perencana suka struktur dimana segalanya terorganisasikan dan terkemas
dengan rapih. Mereka suka jadwal dan batas waktu. Yang fleksibel menyesuaikan diri dengan jalannya kehidupan
dan menangani segalanya seadanya. Mereka cenderung spontan dan santai. Ketidak-rapihan tidak mengganggu
mereka karena mereka percaya segalanya akan beres.
6. Yang tergesa-gesa atau yang santai : Yang tergesa-gesa selalu sibuk. Kecepatan serta efisiensi adalah kata kunci
mereka
“Hotel” - selesaikanlah
peserta konferensisebanyak mungkin secepat mungkin. Yang santai meluangkan waktunya dan menetapkan
kecepatan kerjanya sendiri. Mungkin mereka tidak menyelesaikan cukup banyak, namun mereka menikmati apa
yang mereka kerjakan.
7. Pemikir atau perasa : Pemikir memfokuskan pada fakta-fakta dan prinsip-prinsip. Mereka dasarkan keputusan-
keputusan atas data yang objektif dan cenderung berorientasi pada tugas. Perasa memfokuskan pada orang serta
perasaan. Mereka dasarkan keputusan pada data yang subjektif dan cenderung berorientasi pada hubungan.
8. Pemimpi atau pekerja : Pemimpi adalah orang-orang kreatif yang suka banyak idenya. Mereka optimis dan
berorientasi pada masa depan. Pekerja bersifat praktis. Mereka suka mengambil ide orang lain dan
melaksanakannya. Mereka cenderung bersikap realistik dan memfokuskan pada yang sekarang.
Foto: Bisro Sy.
9. Pengumpul atau pembuang : Pengumpul suka mengumpulkan barang-barang. Mereka tidak suka membuang
apapun
Arahan Pakkarena mereka takut kalau-kalau membutuhkannya kapan-kapan. Pembuang suka membuang barang-barang.
Menteri
Mereka tidak suka berantakan dan mereka bersikeras bahwa kalau sudah lama sesuatu itu tidak digunakan, mungkin
takkan pernah digunakan.
Jejak Leuser
10. Tukang akrobat atau pemain tunggal : Tukang akrobat bersifat multi saluran dan dapat menangani banyak hal
sekaligus. Pemain tunggal bersifat saluran tunggal dan hanya bisa menangani satu atau dua hal sekaligus. Kalau
mereka mencoba mengerjakan lebih banyak, mereka menjadi stress dan kewalahan.
Kita semua berbeda dan unik. Itu menciptakan keseimbangan, keragaman, serta tantangan dalam hubungan-
hubungan. Syukurilah perbedaan-perbedaan Anda; bicarakanlah juga perbedaan-perbedaan Anda itu.
Ali Sadikin
Jejak Leuser
Polhut di BBTNGL
Sumber dana: DIPA Balai Besar TNGL Tahun 2008