You are on page 1of 14

PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

TEGANGAN PERMUKAAN

Nama Kelompok :

1. Bayu Anggara (0808505027)

2. Kadek Welly Prasminda (0808505028)

3. Nyoman Yudi Kurniawan (0808505029)

4. Wayan Ria Medisina (0808505030)

5. Gede Dwija Bawa Temaja (0808505031)

6. Rico Pramana Sugiarto (0808505032)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2009
PERCOBAAN II

TEGANGAN PERMUKAAN

I. Tujuan Percobaan

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa mampu untuk


 Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan suatu zat cair
 Menggunakan alat penentuan tegangan permukaan suatu zat cair
 Menentukan tegangan permukaan zat cair
 Menentukan tegangan antar permukaan dua zat cair yang tidak bercampur
II. Dasar Teori

Bila dua fase dicampurkan maka bats antara fase tersebut dinamakan antar
permukaan. Batas antara zat cair atau zat padat dengan udara lazimnya disebut permukaan.
Sedangkan batas antara zat cair lain yang tidak bercampur atau antara zat padat dengan zat
cair disebut antar permukaan.
Didalam zat cair, suatu molekul dikelilingi oleh molekul lainnya yang sejenisdari
segala arah sehingga gaya tarik menarik antar sesama molekulnya sama besar. Pada
permukaan zat cair terjadi tarik-menarik antara molekul cairan dengan molekul udara. Gaya
adhesi lebih kecil dibandingkan dengang gaya kohesi sehingga molekul dipermukaan zat cair
cenderung tertarik kearah dalam. Tetapi hal ini tidak terjadi karena adanya gaya yang bekerja
sejajar dengan permukaan zat cair yang mengimbangi besarnya gaya kohesi antar molekul
didalam zat cair terhadap molekul sejenisnya dipermukaan. Tegangan antar permukaan selalu
lebih kecil daripada tegangan permukaan karena gaya adhesi antara cat cair dengan udara.
Bila dua zat cair dapat bercampur dengan sempurna, maka tegangan antar permukaan tidak
eksis. Tegangan permukaan dinyatakan sebagai gaya per stuan panjang yang diperlukan
untuk memperluas permukaan suatu zat. Symbol yang digunakan untuk tegangan atar
permukaan adalah γ dan satuanya adalah dyne cm-1 .
Tegangan permukaan cairan dapat diukur dengan cara:

1. Metode drop out


2. Metode buble pressure
3. Metode Kenaikan kapiler
4. Tensiometer DoNouy
1. Metode Drop Out
Drop yang menggantung dari tip (buihan clinging) memanjang ketika tumbuh lebuh
besar karena variasi tekanan hidrostatis ΔP kadang – kadang bisa diperhatikan dibandingkan
dengan yang diberikan oleh kurvatur pada apeks.seperti dalam kasus meniscus, adalah mudah
menuliskan persamaan :
W = γ / dx atau W = γ dA
2. Metode Buble

Kasus sesile drop dan buble drop adalah simetris ,tetapi pemakaian yang pertama
adalah lebih umum dalam penentuan tensi permukaan, dan pembahasan sekarang berada pada
istilah tersebut. Portee dengan memakai tabel bashfortdan Adams, telah membuat

perhitungan perbedaan Δ antara h 2 /2r 2 , dimana r adalah radius ekuatorial dan h


menunjukkan jarak dari apeks kebidang ekuatorial.

Variasi Δ dengan h/r bisa disesuaikan secara akuratdengan memakai persamaan


empiris :

Δ = 0,3047 (h3/r3) (1 - 4h2/r2)

Wheeler dan kawan – kawannya memberikan beberapa detail eksperimen dan diskusi
berikutnya. Metode ini dikatakan sebaik 0,2 %.

Pemakaian persamaan memang membutuhkan drop yang sangat besar dan tidak
memberikan cek internal terhadap kemungkinan iregularitas kontur drop karena, katakanlah
pembahasan yang tidak teratur yang mengakibatkan menjadi bukan figur revolusi. Prosedur
alternatif telah diusulkan oleh Smolders dan Dyufis.

Tegangan permukaan menyebabkan Pertambahan Tekanan Didalam gelombang atau


Tetesan Zat Cair.

Tegangan permukaan menyebabkan suatu perbedaan tekanan antara gelembung sabun


atau tetesan zat cair bagian dalam dan bagian luar. Suatu gelembung sabun terdiri permukaan
film berbentuk bola yang sangat rapat. Dengan suatu lapisan tipis dan diantara zat cair.
Tegangan permukaan menyebabkan film cenderung untuk melakukan pengusutan, tetapi
sebagaimana gelembung menyusut, sebegitu juga ia menekan udara didalam, menambah
tekanan bagian dalam , ke titik yang mencegah pengusutan lebih lanjut. Kita dapat
memperoleh hubungan antara tekanan jari – jari gelembung.
Pertama kita perkirakan bahwa disini todak ada tekanan eksternal ( luar ). Selanjutnya
kita mempertimbangkan pusat ekuilibirium pada satuh paruh gelembung sabun tersebut. Pada
permukaan dimana paroh ini bergabung dengan paroh atas, membentuk dua tindakan , yang
atas menekan tegangan permukaan dan yang bawah menekanuntuk mendukung udara
didalam paroh atas. Jika radius (jari-jari) dari permukaan berbentuk bola adalah R, bundaran
pada lingkaran sepanjang tegangan permukaan adalah 2μR (perkiraan bahwa ketebalan
gelembung sangatlah kecil, kita mengabaikan perbedaan antara jari-jari inner atau outer).
Jumlah tekanan pada tegangan permukaan untuk masing – masing permukaan (inner dan

outer) adalah γ = 2 μ R, tekanan ke udara adalah tekanan pada waktu ρ pada bidang

μR2 pada lingkaran. Untuk menghasilkan tekanan ini menjadi nol, kita harus membuat :

(2 γ 2 μ R) = ρ( μR2) . Sekarang tekanan luar dari gelembung secara umum adalah


nol. Tetapi dari permulaan kita dapat melihat bahwa persamaan memberikan perbedaan
antara tekanan didalam dan diluar.

Untuk suatu tetesan zat cair, yang hanya mempunyai satu permukaan film, perbedaan
antara tekanan dari zat cair dan udara luar adalah paroh yang untuk gelembung sabun.

ρ - ρa = 2γ (tetasan zat cair ). Maka sejauh inilah yang sudah kita bicarakan tentang
permukaan film pada batasan antara cairan dan gas. Pengaruh tegangan permukaan tambahan
terjadi ketika film yang seperti itu bertemudengan permukaan yang padat, seperti didinding
dari suatu tampungan.

3. Metode Kenaikan Kapiler

Bila suatu tabung kapiler diletakkan dalam cairan sebuah baker ( gelas piala ),
biasanya cairan tersebut naik ke pipa sampai ketinggian tertentu. Hal ini disebabkan bilamana
kekuatan adhesi antara molekul-molekul cairan dan dinding kapiler lebih besar daripada
kohesi antar molekul-molekul cairan, sehingga cairan tersebut membasahai dinding kapiler,
menyebar dan meninggi dalam pipa. Dengan mengukur kenaikan ini dalam kapiler,
memungkinkan kita dapat menentukan tekanan permukaan cairan itu. Namun dengan
menggunakan metode kenaikan kapiler tidak dapat diketahui tekanan antarmuka.

Bayangkan suatu tabung kapiler yang mempunyai jari-jari dalam r dicelupkan dalam
suatu cairan yang membasahi permukaannya. Cairan tersebut terus naik dalam tabung karena
adanya tegangan permukaan, sampai pergerakan ke atas persis diimbangi oleh gaya gravitasi
ke bawah karena bobot dari cairan tersebut.
Komposisi gaya vertikal ke atas yang dihasilkan dari tegangan permukaan cairan
tersebut pada setiap titik pada keliling lingkaran permukaan batas adalah :

a=γ cos θ dengan total gaya ke atas = 2 πr γ cos θ

θ adalah sudut kontak antara permukaan cairan dan dinding kapiler, dan 2 πr adalah
keliling lingkaran dalam dari kapiler tersebut. Untuk air dan cairan-cairan yang umum
dipakai lainnya, sudut θ tidak berarti, yakni cairan tersebut membasahi dinding kapiler
sehingga cos θ dianggap sama dengan 1 untuk tujuan-tujuan praktis.

Gaya gravitasi yang bekerja melawan(massa x perubahan ) adalah luas penampang


melintang kolom π r 2, kali tinggi kolom cairan sampai titik terendah dari meniskus h,
dikalikan dengan perbedaan bobot jenis cairan ρ dan uapnya ρ0kali percepatan gravitasi yaitu
:

π r 2 h ( ρ−ρ0 ) g+w

Bagian persamaan terkahir yaitu w ditambahakan untuk memperhitungkan bobot


cairan di atas h dalam meniskus. Bila cairan telah naik sampai tinggi maksimumnya, yang
bisa dibaca dari kalibrasi dari tabung kapiler, gaya-gaya yang melawan berada pada
kesetimbangan, dan dengan demikian tegangan permukaan dapat dihitung. Bobot jenis dari
uap, sudut kontak, dan w biasanya dapat diabaikan, jadi :

2 πr γ=π r 2 h ρ g

1
Sehingga γ= r h ρ g
2

4. Tensiometer DuNouy

Prinsip alat ini adalah bergantung pada kenyataan bahwa gaya yang diperlukan untuk
melepaskan suatu cincin platina iridium yang dicelupkan pada permukaan atau antar muka
adalah sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antarmuka. Gaya yang
diperlukan untuk melepaskan cincin dengan cara ini diberikan oleh suatu kawat spiral dan
dicatat dalam satuan dyne pada suatu penunjuk yang dikalibrasi. Tegangan permukaan
diberikan oleh rumus :

γ= (yang dibaca petunjuk dalam dyne/2 x keliling cincin) x faktor koreksi


Sebenarnya alat tersebut mengukur bobot dari cairan yang dikeluarkan dari bidang
antarmuka sebelum cincin tersebut menjadi lepas. Suatu faktor koreksi perlu dalam
persamaan diatas. Karena teori sederhana tersebut tidak memperhitungkan variabel-variabel
tertentu seperti jari-jari dari cincin, jari-jari dari kawat yang dipakai untuk membentuk cincin,
dan volume cairan yang diangkat keluar dari permukaan. Kesalahan sebesar 25 % bisa terjadi
bila faktor koreksi tidak dihitung dan dipakai.
Prosedur Kerja

I. Kalibrasi Alat

Sebelum melakukan percobaan, alat yang akan digunakan harus dikalibrasi


terlebih dahulu dengan cara :

Cincin dipasangkan pada kait

Tensiometer dihidupkan dengan memindahkan tombol TD 1 E keposisi ON

Simbol cincin dipindahkan keposisi uji

Pembacaan pada layar sehingga sama dengan 00,0 diatur dengan menggunakan
potensiometer tara (PT)

Pemberat kalibrasi 500 dipasang pada kait untuk menambah berat cincin

Harga kalibrasi dihitung dengan persamaan :

G KR . g
FKR = 2 πd

FKR : Harga kalibrasi cincin (nM.m-1)

GKR : Pemberat kalibrasi (g)

g : Gaya gravitasi (cm.detik-1)

d : garis tengah cincin (cm)

Untuk cincin yang bergaris tengah 1,91 cm, harga kalibrasi adalah 40,89 nM.m-1
- Jika harga yang diperoleh pada layar tidak sesuai dengan hasil perhitungan maka pengatur
potensial kalibrasi (PK) harus diatur sedemikian rupa sehingga harga yang tertera pada
layar sama dengan hasil perhitungan.

- Pemberat kalibrasi diambil dan harga yang tertera pada layar harus 00,0 nM.m -1 jika
tidak, maka prosedur kalibrasi harus diulang.

II. Pengukuran Tegangan Permukaan

Meja sampel digerakkan kebawah serendah mungkin dan cairan uji didalam cawan
petri diletakkan diatas meja sampel

Meja sampel bersama cairan uji digerakkan keatas perlahan-lahan sampai cincin
berada kira-kira 2-3 mm dibawah permukaan cairan

Kemudian meja dengan cairan uji digerakkan kembali kebawah secara perlahan
sampai cincin menarik lamella keluar permukaan cairan. Pada saat ini nilai yang tertera pada
layar akan naik. Nilai ini akan mencapai maksimumnya sampai sesaat sebelum lamela pecah.
Nilai maksimum yang diperoleh merupakan besarnya tegangan permukaan cairan yang belum
dkoreksi.

Faktor koreksi cincin dihitung menggunakan persamaan :

0 ,000918 . OSruk
f= 0 ,8759+ D

OSruk : tegangan permukaan yang belum dikoreksi


(nM.m-1)

D : bobot jenis cairan yang diuji (g.cm-3)

Kalikan harga tegangan permukaan yang diperoleh dengan faktor koreksi yang
dihitung. Hasil kali terebut adalah harga tegangan permukan mutlak dalam nM.m-1
III.Penentuan Tegangan Antar Permukaan

Meja sampel digerakkan kebawah dan cincin diambil dari kaitnya

Cincin dibersihkan dengan cara memanaskan pada nyala api etanol sampai berwarna
merah

Biarkan cincin menjadi dingin dan dilembabkan dengan air, kemudian dipasang
kembali pada kaitnya

Cawan petri diisi dengan sampel yang mempunyai bobot jenis besar, misalnya air

Meja sampel digerakkan keatas sampai cincin tercelup kira-kira 2-3 mm dibawah
permukaan cairan

Cairan berbobot jenis lebih kecil ditambahkan kedalamnya secara perlahan-lahan


sampai mencapai ketebalan 1 cm

Meja dengan cairan uji digerakkan kembali kebawah secara perlahan-lahan sampai
cincin menarik lamella keluar dari fase cairan yang berada disebelah bawah. Pada saat ini
nilai yang tertera pada layar akan naik. Nilai ini akan mencapai maksimumnya sampai sesaat
sebelum lamella pecah. Nilai maksimum yang diperoleh merupakan besarnay tegangan antar
permukaan cairan yang belum dikoreksi.

Faktor koreksi cincin dihitung dengan menggunakan persamaan :

0 , 000918 .OS ruk


f = 0 ,8759+D 1−D 2

D1 : bobot jenis cairan yang berada dibawah (g.cm-3)


D2 : bobot jenis cairan yang berada diatas (g.cm-3)

Kalikan nilai tegangan antar permukaan dua cairan yang diperoleh dengan faktor
koreksi yang telah dihitung. Nilai yang diperoleh adalah besarnya tegangan antar permukaan
mutlak dua cairan dalam nM.m-1.

III. Alat dan Bahan

Alat :

- Alat Tensiometer Digital

- Pemberat kalibrasi

Bahan :

- Air

- Minyak nabati

IV. Hasil dan Perhitungan

Hasil (Terlampir)

Perhitungan ( Tidak ada perhitungan dalam praktikum kali ini)

V. Pembahasan

Pada praktikum kali ini, kita melakukan praktikum kering yaitu kita hanya
mengolah data yang ada yang selanjutnya didiskusikan oleh kelompok, karena alat yang tidak
tersedia untuk praktikum tegangan permukaan kali ini. Kelompok kami diberikan empat
pertanyaan oleh Pak Jemmy yang selanjutnya kami diskusikan dalam mencari jawabannya.
Adapun empat pertanyaan yang diberikan antara lain :

1. Apa yang dimaksud dengan tegangan permukaan dan tegangan antar muka?
2. Jelaskan cara penentuan tegangan permukaan dengan metode 3 sisi kawat!
3. Jelaskan Metode Batang Willhelmy!
4. Suatu zat cair organik dengan tegangan antar muka 25 dyne/ cm 2. Terdispersi
dalam air yang memiliki tegangan permukaan 72,8 dyne/ cm 2. Keduanya
memiliki tegangan antar muka 30 dyne/ cm2 pada suhu 200C. Hitung berapa
kerja adhesi, kohesi dan koefisien sebar mula-mula!
Selanjutnya jawaban yang kami dapat adalah sebagai berikut :

1. Tegangan Permukaan : Gaya per satuan panjang yang harus diberikan sejajar
pada permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam

Tegangan Antar muka : Gaya per satuan panjang yang terdapat antar muka
dua fase cair yang tidak tercampur dan seperti tegangan permukaan,
mempunyai satuan dyne/cm2

2. Tegangan permukaan dapat digambarkan dengan suatu kerangka kawat 3 sisi


dimana suatu batang yang dapat bergerak diletakkan suatu film (lapisan tipis)
sabun di daerah A,B,C,D dan dapat direntangkan dengan suatu gaya F pada
batang yang bergerak dengan panjang l yang bekerja melawan tegangan
permukaan dari film tersebut. Bila massa diangkat, film akan kembali
mengkerut karena tegangan permukaan.
Tegangan permukaan, γ dari larutan yang membentuk film tersebut kemudian
adalah suatu fungsi dari gaya yang harus dipakai untuk memecah film dan
fungsi dari panjang batang yang dapat bergerak dan berhubungan dengan film
tersebut, karena film sabun mempunyai dua antar muka cair atau gas, panjang
total yang berhubungan nyatanya sama dengan dua kali panjang batang.

γ= Fb
2l
Dimana Fb adalah gaya untuk memecah film dan γ adalah panjang
batang yang bergerak.

3. Metode Batang Willhelmy :


Sebuah plat Willhelmy, plat tipis yang digunakan untuk mengukur
kesetimbangan tegangan permukaan atau antar muka di udara dengan cairan
atau cairan dengan cairan. Dalam metode ini lat berorientasi tegak lurus ke
antar muka dan gaya yang bekerja diukur. Plat Willhelmy yang terdiri dari plat
tipis biasanya pada muatan beberapa cm2. Plat dibuat dari kaca atau platina
yang mungkin untuk memastikan membasahi. Plat dibersihkan secara
menyeluruh dan melekat pada skala atau keseimbangan melalui kawat tipis.
Gaya pada plat akibat membasahi diukur melalui tensiometer atau
microbalance, dan digunakan untuk menghitung tegangan permukaan dengan
rumus Willhelmy :

Dimana l adalah panjang Willhelmy plat yang dibasahi dan Ө adalah


sudut kontak fase cair dan plat.
Dalam gambar dijelaskan bahwa suatu lempeng Willhelmy dibasahi dengan
cairan dimana terjadi sudut kontak antara cairan dengan lempeng Willhelmy
yang bernilai Ө dan l merupakan panjang lempeng Willhelmy yang dibasahi
oleh cairan. Hal tersubut bias terjadi karena pada lempeng diberikan gaya ke
bawah sebesar F.

4. Diketahui

γL = 25 dyne/cm2
γS = 72,8 dyne/cm2
γLS = 30 dyne/cm2

Ditanya

Wa = ……
Wk =…….
S =…….

Jawab

Wa = γL + γS – γLS

= 25 + 72,8 – 30

= 67,8 dyne/cm2
Wk = 2 x γL

= 2 x 25

= 50 dyne/cm2

S = γS – (γL + γLS)
= 72,8 – (25 + 30)

= 72,8 – 55 = 17,8 dyne/cm2

VI. Kesimpulan

1. Tegangan Permukaan : Gaya per satuan panjang yang harus diberikan sejajar
pada permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam

Tegangan Antar muka : Gaya per satuan panjang yang terdapat antar muka
dua fase cair yang tidak tercampur dan seperti tegangan permukaan,
mempunyai satuan dyne/cm2
2. Kita dapat menjelaskan tegangan permukaan melalui metode kawat 3 sisi.

3. Plat Willhelmy, plat tipis yang digunakan untuk mengukur kesetimbangan


tegangan permukaan atau antar muka di udara dengan cairan atau cairan
dengan cairan.

4. Metode batang Willhelmy dapat menjelaskan bagaimana tegangan permukaan


dan tegangan antar muka terjadi.

5. Kerja adeshi dan kohesi dapat dihitung dengan rumus berturut-turut adalah
Wa = γL + γS – γLS dan Wk = 2 x γL

DAFTAR PUSTAKA

Martin, dkk. 2008. Farmasi Fisik. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.


Tim Penyusun. 2008. Buku Ajar Farmasi Fisika. Jimbaran : Jurusan Farmasi Fakultas MIPA
Universitas Udayana.

Tim Penyusun. 2009. Petujuk Praktikum Farmasi Fisika. Jimbaran : Jurusan Farmasi Fakultas
MIPA Universitas Udayana.

You might also like