You are on page 1of 11

KARYA ILMIAH REMAJA

bahan bakar yang dapat diperbaharui

NAMA : A.A BRIGITA A.K

SMA NEGERI 1 PALU


Jl. Gatot Subroto no. 70 Palu, SULTENG
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat tuhan yang maha esa karena berkat rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik dan tepat waktu. Tak lupa
juga salawat serta salam kepada junjungan kita nabi besar Muhammad beserta para pengikutnya.

Tujuan pembuatan karya ilmiah ini adalah untuk menambah wawasan kita dan karya
ilmiah ini berisi penelitian tentang bahan bakar listrik yang dapat di perbaharui guna membantu .

Penyusun berterima kasih yang sebesar-besarnya pada :

1. Orang Tua kami masing –masing yang telah mendukung dan memberi semangat kepada
kami
2. Bapak Drs. Abdul Chair A. Mahmud selaku Kepala Sekolah SMA NEGERI 1 PALU.
3. Guru-guru yang telah memberi pengetahuan kepada kami.
4. Dan teman-teman yang telah membantu
Tidak ada yang sempurnah di dunia ini, untuk itu kami ingin meminta maaf apabila karya
ilmiah ini memiliki banyak kekurangan, dan kami berharap karya ilmiah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.

Palu, 2 mei 2010

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar belakang

Listrik merupakan kebutuhan pokok manusia dimasa sekarang ini, tanpa listrik seluruh
kegiatan tidak akan berjalan dengan lancar. Segala sesuatu di dunia ini memerlukan listrik
dari kebutuhan rumah tangga, rumah sakit, sampai lampu lalulintas sekalipun memerlukan
listrik.

Pemasok listrik di Indonesia ini adalah PLN ( Perusahaan Listrik Negara ), PLN
merupakan perusahaan monopoli yang menangani listrik di Indonesia, PLN memiliki
cabang- cabang perusahaan penghasil listrik anatara lain PLTA ( pembangkit listrik tenaga
air), PLTU (pembangkit listrik tenaga uap), dan PLTD (pembangkit listrik tenaga diesel).
Perusahaan-perusahaan ini dikelola oleh pihak swasta tetapi di awasi oleh PLN, sedangkan
PLN diawasi oleh pemerintah. Meskipun perusahaan monopoli yang artinya satu-satunya
perusahaan yang menangani masalah listrik di Indonesia.

PLN terkadang mamiliki banyak kendala antara lain sulitnya mendapatkan bahan
pembangkit listrik misalnya batu bara karena pembangkit lisrik tersebut senagian besar
adalah bahan yang tidak dapat di perbaharui atau jika sudah habis tidak dapat diadakan
kembali. Sehingga perlu suatu upaya untuk mencari bahan subtitusinya agar pemadaman
listrik tidak lagi terjadi karena akibat dari kekurangan bahan bakar. Pemerintah sudah
berusaha untuk mencari bahan pengganti seperti panel surya (untuk masyarakat di pedalaman
yang sulit dijangkau PLN), bio gas ( bahan bakar pengganti berupa gas yang berasal dari
kotoran hewan seperti sapi, kebau, dan sebagainya),dan mikrohidro. Namun, sebagian besar
masyarakat masih bergantung pada PLN akibatnya pelanggan PLN semakin bertambah dan
kapasitas yang dimiliki oleh PLN hanya kecil, untuk mengatasinya PLN terkadang
memadamkan listrik secara bergantian. Mungkin tidak semua wilayah di Indonesia
mengalami pemadaman listrik tapi, sebagian besar dari wilayah Indonesia yang tertinggal
maupun yang masih berkembang mengalami pemadaman listrik bahkan tidak sama sekali.
Untuk mengatasinya di perlukan bahan subtitusi yang dapat menghasilkan listrik dengan
biaya yang terjangkau.
b. Rumusan masalah

Di era globalisasi seperti saat ini, krisis energi sudah kita rasakan itu karena energy
yang kita dapatkan selama ini berasal dari fosil-fosil tumbuhan atau hewan yang berarti
bahan yang tidak dapat diperbaharui, sehingga jika sudah habis maka tidak dapat di
adakan kembali seperti batu bara, minyak bumi, dan lain sebagainya.
Untuk itu saya menginginkan suatu bahan yang dapat menjadi pengganti energy selama
ini yang dapat diperbaharui sehingga krisis energy selama ini dapat diatasi dan
masyarakat tidak akan terbebani dengan mahalnya minyak, dan bahan bakar.

c. Tujuan

Tujuan pembuatan karya ilmiah ini adalah untuk mencari tahu apakah tumbuahan
dapat dijadikan bahan subtitusi listrik.

d. Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah untuk mengurangi beban masyarakat terhadap bahan
bakar minyak.
Diawali dengan penemuan bola lampu oleh Thomas Alfa Edison, dan selanjutnya adalah
penemuan-penemuan tentang energy listrik merupakan awal terciptanya penerangan
pada malam hari dengan bola lampu. kita tidak perlu menggunakan cahaya lampu minyak
dan lilin tetapi sekarang kita sudah bisa menikmati terangnya dunia pada malam hari itu
semua barkat ditemukannya energy listrik yang bersumber dari minyak bumi.
Minyak bumi adalah bentuk endapan dari fosil-fosil mahluk hidup jutaan tahun lalu
yang mengendap dan terkubur di dalam tanah, dan itulah yang kita manfaatkan selama
ini. saat ini seiring dengan bertambahnya populasi manusia di Indonesia semakin
bertambah pula kebutuhan energy, apalagi dengan mengurangnya minyak bumi yang
akan digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energy. sudah merupakan hal
yang biasa terjadi jika di daerah kita sering terjadi pemadaman listrik, itu dikarenakan
karena bahan bakar yang digunakan masih bergantung pada bahan yang tidak dapat
diperbaharui sehingga jika sudah habis tidak dapat di adakan kembali seperti minyak
bumi, dan batu bara. PLN merupakan perusahaan monopoli yang mengurusi masalah
listrik di Indonesia, terbagi atas beberapa hal antara lain PLTA, PLTU, PLTD dan lain
sebagainya
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Listrik merupakan suatu energy yang dapat kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari dan
mempermudah pekerjaan yang kita lakukan, karena setiap teknologi yang diciptakan manusia
memerlukan energy.

Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik. Listrik, dapat juga
diartikan sebagai berikut:

 Listrik adalah kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan proton, yang
menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya.
 Listrik adalah sumber energi yang disalurkan melalui kabel. Arus listrik timbul karena
muatan listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif.

Bersama dengan magnetisme, listrik membentuk interaksi fundamental yang dikenal sebagai
elektromagnetisme. Listrik memungkinkan terjadinya banyak fenomena fisika yang dikenal luas,
seperti petir, medan listrik, dan arus listrik. Listrik digunakan dengan luas di dalam aplikasi-
aplikasi industri seperti elektronik dan tenaga listrik.

 Sifat-sifat listrik
Listrik memberi kenaikan terhadap 4 gaya dasar alami, dan sifatnya yang tetap dalam
benda yang dapat diukur. Dalam kasus ini, frase "jumlah listrik" digunakan juga dengan frase
"muatan listrik" dan juga "jumlah muatan". Ada 2 jenis muatan listrik: positif dan negatif.
Melalui eksperimen, muatan-sejenis saling menolak dan muatan-lawan jenis saling menarik satu
sama lain. Besarnya gaya menarik dan menolak ini ditetapkan oleh hukum Coulomb. Beberapa
efek dari listrik didiskusikan dalam fenomena listrik dan elektromagnetik.

Satuan unit SI dari muatan listrik adalah coulomb, yang memiliki singkatan "C". Simbol Q
digunakan dalam persamaan untuk mewakili kuantitas listrik atau muatan. Contohnya, "Q=0,5
C" berarti "kuantitas muatan listrik adalah 0,5 coulomb".
Jika listrik mengalir melalui bahan khusus, misalnya dari wolfram dan tungsten, cahaya pijar
akan dipancarkan oleh logam itu. Bahan-bahan seperti itu dipakai dalam bola lampu (bulblamp
atau bohlam).

Setiap kali listrik mengalir melalui bahan yang mempunyai hambatan, maka akan dilepaskan
panas. Semakin besar arus listrik, maka panas yang timbul akan berlipat. Sifat ini dipakai pada
elemen setrika dan kompor listrik.

Listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif. Dengan listrik arus searah jika kita
memegang hanya kabel positif (tapi tidak memegang kabel negatif), listrik tidak akan mengalir
ke tubuh kita (kita tidak terkena strum). Demikian pula jika kita hanya memegang saluran
negatif.

Dengan listrik arus bolak-balik, Listrik bisa juga mengalir ke bumi (atau lantai rumah). Hal ini
disebabkan oleh sistem perlistrikan yang menggunakan bumi sebagai acuan tegangan netral
(ground). Acuan ini, yang biasanya di pasang di dua tempat (satu di ground di tiang listrik dan
satu lagi di ground di rumah). Karena itu jika kita memegang sumber listrik dan kaki kita
menginjak bumi atau tangan kita menyentuh dinding, perbedaan tegangan antara kabel listrik di
tangan dengan tegangan di kaki (ground), membuat listrik mengalir dari tangan ke kaki sehingga
kita akan mengalami kejutan listrik ("terkena strum").

Listrik dapat disimpan, misalnya pada sebuah aki atau batere. Listrik yang kecil, misalnya yang
tersimpan dalam batere, tidak akan memberi efek setrum pada tubuh. Pada aki mobil yang besar,
biasanya ada sedikit efek setrum, meskipun tidak terlalu besar dan berbahaya. Listrik mengalir
dari kutub positif batere/aki ke kutub negatif.

Sistem listrik yang masuk ke rumah kita, jika menggunakan sistem listrik 1 fase, biasanya terdiri
atas 3 kabel:

 Pertama adalah kabel fase yang merupakan sumber listrik bolak-balik (positif dan
negatifnya berbolak-balik terus menerus). Kabel ini adalah kabel yang membawa
tegangan dari pembangkit tenaga listrik (PLN misalnya); kabel ini biasanya dinamakan
kabel panas (hot), dapat dibandingkan seperti kutub positif pada sistem listrik arus searah
(walaupun secara fisika adalah tidak tepat).
 Kedua adalah kabel netral. Kabel ini pada dasarnya adalah kabel acuan tegangan nol,
yang biasanya disambungkan ke tanah di pembangkit tenaga listrik (di kantor PLN
misalnya); dapat dibandingkan seperti kutub negatif pada sistem listrik arus searah; jadi
jika listrik ingin dialirkan ke lampu misalnya, maka satu kaki lampu harus dihubungkan
ke kabel fase dan kaki lampu yang lain dihubungkan ke kabel netral; jika dipegang, kabel
netral biasanya tidak menimbulkan efek strum yang berbahaya, namun karena ada
kemungkinan perbedaan tegangan antara acuan nol di kantor PLN dengan acuan nol di
lokasi kita, ada kemungkinan si pemegang merasakan kejutan listrik. Dalam kejadian-
kejadian badai listrik luar angkasa (space electrical storm) yang besar, ada kemungkinan
arus akan mengalir dari acuan tanah yang satu ke acuan tanah lain yang jauh letaknya.
Fenomena alami ini bisa memicu kejadian mati lampu berskala besar.
 Ketiga adalah kabel tanah atau Ground. Kabel ini adalah acuan nol di lokasi pemakai,
yang biasanya disambungkan ke tanah di rumah pemakai; kabel ini benar-benar berasal
dari logam yang ditanam di tanah dekat rumah kita; kabel ini merupakan kabel
pengamanan yang biasanya disambungkan ke badan (chassis) alat2 listrik di rumah untuk
memastikan bahwa pemakai alat tersebut tidak akan mengalami kejutan listrik. Walaupun
secara teori, acuan nol di rumah (kabel tanah ini) harus sama dengan acuan nol di kantor
PLN (kabel netral), kabel tanah seharusnya tidak boleh digunakan untuk membawa arus
listrik (misalnya menyambungkan lampu dari kabel fase ke kabel tanah). Tindakan
ceroboh seperti ini hanya akan mengundang bahaya karena chassis alat-alat listrik di
rumah tersebut mungkin akan memiliki tegangan tinggi dan akan menyebabkan kejutan
listrik bagi pemakai lain. Pastikan teknisi listrik anda memasang kabel tanah di sistem
listrik di rumah. Pemasang ini penting, karena merupakan syarat mutlak bagi keselamatan
anda dari bahaya kejutan listrik yang bisa berakibat fatal dan juga beberapa alat-alat
listrik yang sensitif tidak akan bekerja dengan baik jika ada induksi listrik yang muncul di
chassisnya (misalnya karena efek arus Eddy).
Simbol Nama kuantitas Unit turunan Unit dasar
I Arus ampere A A
Q Muatan listrik, Jumlah listrik coulomb C A·s
V Perbedaan potensial volt V J/C = kg·m2·s−3·A−1
R, Z Tahanan, Impedansi, Reaktansi ohm Ω V/A = kg·m2·s−3·A−2
ρ Ketahanan ohm meter Ω·m kg·m3·s−3·A−2
P Daya, Listrik watt W V·A = kg·m2·s−3
C Kapasitansi farad F C/V = kg−1·m−2·A2·s4
Elastisitas reciprocal farad F−1 V/C = kg·m2·A−2·s−4
ε Permitivitas farad per meter F/m kg−1·m−3·A2·s4
χe Susceptibilitas listrik (dimensionless) - -
Konduktansi, Admitansi, Susceptansi siemens S Ω−1 = kg−1·m−2·s3·A2
σ Konduktivitas siemens per meter S/m kg−1·m−3·s3·A2
Medan magnet, Kekuatan medan
H ampere per meter A/m A·m−1
magnet
Φm Flux magnet weber Wb V·s = kg·m2·s−2·A−1
Kepadatan medan magnet, Induksi
B tesla T Wb/m2 = kg·s−2·A−1
magnet, Kekuatan medan magnet
ampere-turns per
Reluktansi A/Wb kg−1·m−2·s2·A2
weber
Wb/A = V·s/A =
L Induktansi henry H
kg·m2·s−2·A−2
μ Permeabilitas henry per meter H/m kg·m·s−2·A−2
χm Susceptibilitas magnet (dimensionless
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. alat dan bahan :

 Bola lampu
 Kabel
 Sari buah belimbing, jeruk nipis, jeruk, dan belimbing wulu
 Tanah
 Penjepit/ alluminium foil

3.2. cara kerja :

 bola lampu dirangkai dengan kabel dan ujung salah satu kabel tersebut dikaitkan
dengan aluminium foil
 pisahkan sari buah dengan daging buah dengan cara diblender atau di parut
 masukan sari buah dan campurkan dengan tanah.
 Masukan alumunium foil ke dalam tanah.
( untuk setiap sari buah diperlakukan sama)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

You might also like