Professional Documents
Culture Documents
Kadang dapat jelas ditarik antara kategori remaja pelanggar dan anak-
anak terabaikan atau kurang perhatian , anak-anak diluar kontrol dan
lainnya Contoh di delhi, dibawah undang-undang anak di India
pertengahan tahun 1960, penjahat anak-anak dan anak-anak
terabaikan ditangani oleh pengadilan remaja yang berbeda. Kasus anak-
anak pelanggar ditangani oleh peradilan anak, sedangkan anak-anak
terabaikan ditangani badan kesejahteraan anak-anak. Tetapi
dikebanyakan negara bagian pemisahan tidak dilakukan.dilain tempat di
India sebagai contoh di Bombay anak-anak pelanggar dan anak-anak
terabaikan ditangani oleh pengadilan remaja yang sama. Walau ditangani
secara terpisah oleh beberapa alasan misalnya untuk menghindari
pencampuran, bahwa perbedaan penanganan perlu dilakukan
3) Waktu luang
Kekosongan waktu yang banyak, berarti memberi kesempatan anak untuk
berfoya-foya, hal ini tak perlu terjadi apabila orang tua mengaturnya.
4) Oleh karena timbulnya perkumpulan yang modern, baik orang tua
maupun pemuda yang agak dewasa makin mencari kesenangan pengisi
waktu di dalam lingkungan keluarga sendiri, waktu untuk berada di rumah
makin lama makin kecil ( Menurut Dr. Bouman )
5) Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi yang serba kurang, serba miskin membawa anak pada
pergaulan yang terbatas; apalagi jika anak tumbuh dalam lingkungan yang
tidak baik maka tidak mustahil jika jiwa anak pun terpengaruh. Sebaliknya
jika keadaan ekonoomi keluarga serba lebih, anak menjadi manja dan ini
membuat anak merasa tidak mempunyai rintangan sehingga
perbuatannya selalu dikuasai nafsu. Kemiskinan adalah sebab dasar dari
paa penyelewengan sosial. Bahwa banyak pelaku-pelaku kriminil,
pecandu, pemabuk adalah dari golongan kelas rendah yang dikarenakan
kondisi hidup yang miskin. Selanjutnya, kebanyakan orang-orang miskin
tinggal di daerah “slums”, daerah yang kondisinya tidak memadai dan
area ini menjadikan tingkah laku menyeleweng tadi. ( Menurut Bonger)
2. Tindakan Pencegahan.
Pada kategori ini peran orang tua dan pemerintah sama – sama sentral .
Kesemua pihak yang terkait perlu kerjasama yang baik dalam mengawasi
secara ketat perilaku remaja. Demikian juga peran lembaga – lembaga
yayasan yang peduli dengan masalah remaja . Kesemuanya bahu –
mambahu menciptakan pengawasan dan kegiatan demi meniadakan
kesempatan untuk berperilaku menyimpang melalui berbagai cara ,
seperti :
a. Mengadakan Program ekstra kurikuler di sekolah seperti Pramuka,
Pecinta alam, dan lainnya yang mengandung nilai – nilai positif dan
membangun mental kepribadian.
b. Mengadakan ceramah / seminar / lokakarya / simposium / tentang
Prolema kenakalan remaja dan akibatnya.
c. Mengadakan kampanye seperti kampanye bebas narkoba, menjauhi
pergaulan seks bebas, menghindari kekerasan dan lain – lain .
d. Pesan – pesan melalui media massa baik cetak maupun elektronik.
KESIMPULAN
Juvenille Deliquency adalah prilaku jahat / dursila atau kejahatan /
kenakalan anak-anak muda, merupakan gejala sakit ( patologis ) secara
sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh suatu bentuk
pengabdian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk dan
tingkah laku yang menyimpang.
Penanggulangan berarti upaya pre emtif sampai upaya preventif, yakni
mencegah sebelum perilaku penyimpangan atau kenakalan remaja terjadi.
Maka dapat dikatakan bahwa pola penanganan kenakalan atau tindak
pidana yang dilakukan oleh anak nakal mendapatkan prioritas serta
pengecualian yang memperhatikan perkembangan jiwa anak tersebut.
Karena anak adalah aset bangsa dan sebagai bagian dari generasi
muda yang merupakan penerus cita-cita bangsa dan sumberdaya
manusia bagi pembangunan nasional. Mengingat ciri dan sifat yang khas
pada anak, dan demi perlindungan terhadap anak, maka perkara anak
nakal wajib disidangkan pada Pengadilan anak yang berada di lingkungan
Peradilan umum. Dengan demikian, proses peradilan anak nakal dari
sejak ditangkap, ditahan, diadili, dan pembinaan selanjutnya, wajib
dilakukan oleh pejabat khusus yang benar-benar memahami masalah
anak. Oleh karena itu dalam menghadapi masalah anak nakal, orang tua
dan masyarakat sekelilingnya seharusnya lebih bertanggung jawab
terhadap pembinaan, pendidikan, dan pengembangan perilaku anak
tersebut
SARAN
Penanggulangan kenakalan anak/ remaja adalah merupakan tanggung
jawab bersama antara pemerintah, keluarga dan aparat penegak hukum.
Tindakan yang dilakukan harus komprehensif dengan mengedepankan
sikap - sikap pembinaan yang terbaik bagi sang anak/ remaja. Penegakan
hukum yang bersifat memberikan trauma kepada kehidupan seorang anak
/ remaja harus dapat dihindarkan. Pelaksanaan metode - metode
pembinaan yang dapat membantu anak/ remaja untuk menemukan jatidiri
yang benar dan dapat diterima di tengah - tengah masyarakat adalah
langkah yang paling utama dalam penegakan hukum terhadap kenakalan
anak/ remaja.
Peranan pemerintah dalam melaksanakan fungsi dan tugas sebagai
wujud pelaksanaan dari UUD 1945 pasal 34 yang menyebutkan bahwa
fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara. wujud konkrit dari
pelaksanaan UUD ini adalah pemerintah harus menyediakan sekolah
gratis, kesehatan gratis dan penyediaan tempat tinggal bagi anak - anak
jalanan.
DAFTAR PUSTAKA