You are on page 1of 5

Nama : Stephanie Angkiriwang

Kelas / No. : XI IPA 3 / 32

Kelompok : 16

Partner : Stella Marselie (31)

RESPIRASI MAKHLUK HIDUP


I. TUJUAN

Mengetahui kecepatan respirasi pada hewan (serangga) dan pada tumbuhan


(kecambah)

II. DASAR TEORI

Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-


senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi
pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi
CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi
menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik
yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat
dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya
direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah
intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi
respirasi.Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam
sel tumbuhan tinggi. Terdapat beberapa substrat respirasi yang penting lainnya
diantaranya adalah beberapa jenis gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa;
pati; asam organik; dan protein (digunakan pada keadaan & spesies tertentu).
Secara umum, respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + O2 6CO2 + H2O + energi

Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:Ketersediaan


substrat. Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting
dalam melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang
rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian
sebliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan
meningkat.Ketersediaan Oksigen. Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi
laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing
spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi
normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi,
karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh
lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.

Suhu. Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan
faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk
setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-
masing spesies.Tipe dan umur tumbuhan. Masing-masing spesies tumbuhan
memiliki perbedaan metabolsme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk
berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda
menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua.
Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa system trachea yang
berfungsi untuk mengengkut dan mngedarkan O2 ke seluruh tubuh serta
mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari tubuh. Trschea memanjang dan
bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk ke seluruh jaringan
tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam system ini tidak
membutuhkan bantuan sitem transportasi atau darah.

Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di
kanan-kiri tubuhnya. Selanjutnya dari stigama, udara masuk ke pembuluh
trachea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa.Pada serangga
bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan terjadi karena
adanya pengaruh kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.
III. ALAT DAN BAHAN

Alat : 1. Respirometer

2. Pipet Bahan : 1. NaOH Kristal

3. Stopwatch 2. Vaselin

4. Pinset 3. Eosin

5. Plastik 4. 2.1 gram jangkrik

6. Kapas 5. 2.1 gram cacing

7. Tissue 6. 2.1 gram kecambah

IV. CARA KERJA

1. Membersihkan respirometer dengan hati-hati, lalu meletakkannya dalam


keadaan terbuka.

2. Menimbang bahan-bahan yang dibutuhkan dengan menggunakan neraca.

3. Membungkus NaOH kristal dengan menggunakan kapas dan


memasukannya dalam respirometer.

4. Memasukan 2.1 gram jangkrik (2 ekor) dan menutup respirometer dengan


mengoleskan vaselin pada sambungan penutupnya untuk menghindari
udara keluar atau masuk ke respirometer.

5. Menetesi ujung respirometer yang berskala dengan eosin secukupnya


dengan menggunakan pipet (hati-hati jangan sampai eosin terserap keluar
dari pipa berskala tersebut.

6. Mengmati pergerakan eosin setiap menitnya pada berskala tersebut.

7. Mencatat hasilnya dalam tabel pengamatan.

8. Setelah eosin masuk dalam tabung respirometer, bersihkan respirometer.

9. Menulangi cara kerja diatas, dengan bahan kecambah kedelai dan cacing.
V. HASIL PENGAMATAN

Menit Jangkrik Ulat Kecambah


1 0.1 0.07 0.1
2 0.22 0.15 0.19
3 0.29 0.22 0.23
4 0.31 0.25 0.3
5 0.35 0.3 0.34
6 0.38 0.34 0.38
7 0.44 0.38 0.4
8 0.47 0.41 0.43
9 0.51 0.45 0.45
10 0.57 0.5 0.48
VI. PEMBAHASAN

Berdasarkan percobaan, kecepatan respirasi cacing yang memiliki massa 2.1


gram adalah

Oksigen yang diperlukan

Berdasarkan percobaan, kecepatan respirasi jangkrik yang memiliki massa 2.1


gram adalah

Oksigen yang diperlukan

Berdasarkan percobaan, kecepatan respirasi kecambah kedelai yang memiliki


massa 2.1 gram adalah

Oksigen yang diperlukan

VII. KESIMPULAN

NaOH berfungsi sebagai peningkat suhu agar respirasi terpicu menjadi cepat.
Selain itu NaOH juga berfungsi sebagai pengikat CO2Respirasi dipengaruhi
oleh massa tubuh, suhu dan jenis hewan/tumbuhan.

You might also like