You are on page 1of 36

PROPOSAL

PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


PEDESAAN DALAM RANGKA MENGOPTIMALKAN
POTENSI DAN SUMBER DAYA PEDESAAN
PILOT PROJECT DESA MANDIRI DI DESA CITENGAH
Head Office : Gedung KKMB Lt. 2, Jl. JalaprangKAB. SUMEDANG
No.11 Bandung 40123.
Phone/Fax : 022- 2507495. Website :
Contact HP : 085721555727 (Jimmy Fotansa) NPWP : 1.105.106.7.423
Akta Perubahan : 12 September
A. LATAR 1998 BELAKANG
6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998

Masalah kemiskinan menjadi suatu hal yang melekat pada


perjalanan setiap bangsa/negara. Sudah menjadi komitmen
setiap bangsa/negara untuk menanggulangi masalah
kemiskinan. Karena kemiskinan secara fungsional dapat menajdi
variabel instabilitas dan ketidakharmonisan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Makna kemiskinan biasanya menjadi
loko terhadap istilah-istilah kesenjangan, keterbelakangan,
keterpurukan dan ketakberdayaan.
Di Indonesia, penanggulangan kemiskinan merupakan
program yang selalu menjadi prioritas dalam pembangunan
nasional. Pada tahun 1993 penanggulangan kemiskinan
ditangani melalui Program Peningkatan Penanggulangan
Kemiskinan yang dikenal sebagai Program Inpres Desa Tertinggal
(IDT). Program tersebut mempunyai misi utama sebagai (a)
gerakan masyarakat; (b) strategi peningkatan pemerataan
pembangunan; dan (c) upaya menggerakkan roda ekonomi
rakyat. Selain program tersebut masih banyak program/proyek
pemerintah yang mempunyai fokus penanggulangan kemiskinan,
antara lain: Program Keluarga Sejahtera, Proyek Peningkatan
Pendapatan Petani dan Nelayan Kecil, Program Bina Desa Hutan
dan Perhutanan Sosial, Program Transmigrasi Swakarsa Mandiri,
Proyek Pengembangan Hubungan Bank dengan Kelompok KSM/
KSP, Proyek Pemukiman Kembali Masyarakat Terasing, dan lain-
lain. Untuk periode sekarang dikenal proyek-proyek seperti
Program Pengembangan Kecamatan, Program Pembangunan
Prasarana dan Sarana Pendukung Desa Tertinggal dan sejumlah
proyek yang tergabung dalam aktifitas Jaringan Pengaman
Sosial.
Hasil pemantauan dan evaluasi terhadap program/proyek
penanggulangan kemiskinan menunjukkan memang ada hasil
dan pengaruh bagi perubahan dan perbaikan sosial masyarakat.
Namun demikian masih banyak hal yang rumit dan masalah yang
saling kait berkait yang menjadi kenadala dalam penghapusan
kemiskinan. Sehingga kondisi riil masayarakat Indonesia masih
sangat banyak yang terbilang sebagai kategori masih miskin (pra
sejahtera). Kesadaran atas beratnya masalah tersebut semakin
menguatkan setiap komponen bangsa Indonesia untuk

1
melakukan upaya-upaya pengentasan kemiskinan. Dalam
mencapai tujuan tersebut, nampaknya harus disadari bahwa
yang dibutuhkan adalah keterpaduan seluruh potensi bangsa
dalam mengerahkan setiap energinya secara sinergis melakukan
gerakan penanggulangan kemiskinan.
Beberapa hipotesa yang dapat menjadi landasan gerakan
penanggulangan kemiskinan ini antara lain adalah:
1. Pemahaman atas excisting condition menjadi pijakan yang
paling tepat dalam pemilihan pendekatan
2. Kunci dari terhapusnya kemiskinan adalah pulihnya
keberdayaan masyarakat
3. Pemulihan keberdayaan masyarakat membutuhkan peran
interaktif seluruh stakeholder yang ada
4. Interaksi stakeholder harus dibangun dari wilayah terkecil
yaitu desa/ kelurahan
5. Kemandirian desa/kelurahan merupakan fondasi keberdayaan
daerah
6. Daerah yang kuat dan berdaya menjadi benteng
penangulangan kemiskinan.

Berdasarkan kondisi obyektif bangsa Indonesia saat ini,


ada beberapa hal yang bisa kita jadikan acuan dalam
pelaksanaan program ini antara lain :
PERMASALAHAN
• Kualitas SDM belum memadai
• Semangat kewirausahaan rendah
• Disiplin lemah
• Pengetahuan kurang
• Keterampilan rendah
2. Organisasi dan Manajemen lemah
• Masih komersial
• Inefisiensi
• Inefektifitas
• Produktifitas lemah
• Kualitas produk rendah
• Harga produk tidak kompetitif
• Nilai tambah rendah
3. Permodalan
• Kecil dan tidak ekonomis
• Tidak memiliki akses kepada lembaga
keuangan
4. Teknologi
nd • Sederhana
Office: KKMB’s Building, 2 Floor, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123. Phone; 022-2507495.
• Kovensional
Fax; 022-6036677 E- Mail : Milis :keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
Akta Perubahan : 12 September 1998, 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
PWP : 1.105.106.7.423 BANK : Bank Syariah Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Bandung.

2
PELUANG
1. Sumber Daya Manusia
• Jumlah populasi pemuda Indonesia
pada tahun 2009 diperkirakan
berjumlah lebih dari 85 juta
orang (data Kementerian Pemuda
Head Office : Gedung KKMB Lt. 2, Jl. Jalaprang No.11 Bandung
dan 40123.
Olahraga 2009) dan pada
Phone/Fax : 022- 2507495. Website : tahun 2012 diproyeksikan
Contact HP : 085721555727 (Jimmy Fotansa) NPWP : 1.105.106.7.423
berjumlah lebih dari 100 juta
Akta Perubahan : 12 September 1998 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
orang (Usia 15 – 35 Tahun).
• Jumlah pemuda angkatan kerja
pada tahun 2009 lebih dari 114
juta orang (Data Survey Tenaga
Kerja Nasional 2009) dan proyeksi
tahun 2010 sebanyak 120 juta
orang (Usia 15 – 35 Tahun)
• Jumlah pemuda pengangguran
pada tahun 2009 diperkirakan
lebih dari 18 juta orang (Data
Badan Pusat Statistik 2009) dan
pada akhir tahun 2010
diproyeksikan akan menembus
angka 20 juta orang.
• Jumlah masyarakat miskin di
Indonesia pada pertengahan Juni
2010 diperkirakan melebihi 34
Juta orang (Data Badan Pusat
Statistik 2010) dan pada tahun
depan diperkirakan bisa mencapai
50 Juta orang dikarenakan
perkembangan pasar bebas Cina –
ASEAN dan masyarakat kita tidak
bisa bersaing.

2. Organisasi dan Manajemen


• Telah ada organisasi atau
kelembagaan usaha seperti
koperasi, kelompok usaha, asosiasi
usaha dan lainnya
• Manajemen berpeluang untuk
dimodernisir dan didinamisir
• Pengalaman manajemen relatif
telah dimiliki
3. Permodalan
• Terdapat lembaga-lembaga
keuangan perbankan maupun non
bank yang dapat dimanfaatkan

3
jasanya

Terdapat peluang menambah
permodalan untuk memenuhi
suatu skala permodalan yang
ekonomis
4. Teknologi
• Berpeluang untuk ditingkatkan
• Memungkinkan untuk diintervensi
baik dari pemerintah maupun
swasta.

Selanjutnya di bawah ini selintas uraian berkaitan dengan


poin-poin hipotesis tersebut di atas.

B. EXCISTING CONDITION
Momentum reformasi di Indonesia memberikan
ruang yang cukup memadai bagi penciptaan masyarakat sipil
dalam kehidupan berpemerintahan, bermasyarakat dan
bernegara yang memiliki nilai-nilai good governance. Adapun
nilai-nilai tersebut adalah:
- rakyat terlibat dalam pengambilan keputusan publik, baik
langsung maupun tidak langsung (participation);
- adanya kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa
pandang bulu (rule of law);
- adanya transparansi (transparency);
- adanya lembaga-lembaga yang responsif terhadap
kebutuhan stakeholders (responsivenes);
- adanya musyawarah untuk mufakat dalam penyelesaian
berbagai kepentingan yang berbeda dalam kerangka
kepentingan yang lebih luas dan prioritas baik dalam hal
kebijakan maupun prosedurnya (consensus orientation);
- adanya kesempatan yang sama bagi warganegara untuk
meningkatkan atau menjaga kesejahteraannya (equity);
- adanya berbagai lembaga beserta prosesnya menghasilkan
sesuai dengan apa yang telah digariskan dengan
menggunakan sumber-sumber yang tersedia sebaik mungkin
(effectiveness and effesiency);
- adanya akuntabilitas publik dan lembaga-lembaga
stakeholders dari para pembuat keputusan, baik sektor publik
maupun swasta (accountability);
- adanya pemimpin dan publik yang memiliki visi
pengembangan manusia yang luas dan jauh ke depan
beserta tata cara pengelolaan yang baik sejalan dengan apa
Office: KKMB’s Building, 2nd
Floor,
yangJl.diperlukan
Jalaprang No.11 Bandung
dalam 40123. Phone;
kondisi 022-2507495.
yang ada (strategic vision).
Fax; 022-6036677 E- Mail : Milis :keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
Akta Perubahan : 12 September 1998,Kondisi yang berdasar
6970/BH/PAD/KDK/ pada nilai-nilai di atas
20.21/IX/1998
tentunya tidak muncul secara sekejap. Ia adalah hasil dari
PWP : 1.105.106.7.423 BANK : Bank Syariah Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Bandung.

4
akumulasi proses-proses. Kekuasaan di masa lalu yang memilih
model perilaku strategis reaktif (baik tipe defender maupun
reaksioner) memiliki ciri-ciri :
- menentang perubahan,
- mencermati lingkungan dari ancaman tetapi
lupa/mengabaikan peluang.
Head Office : Gedung KKMB Lt.- memiliki
2, Jl. Jalaprangstrategi yang
No.11 Bandung konsisten tetapi melanggar
40123.
Phone/Fax : 022- 2507495.
azas. Website :
Contact HP : 085721555727 (Jimmy Fotansa) NPWP kepada
- berorientasi : 1.105.106.7.423
efisiensi operasional, lebih
Akta Perubahan : 12 September 1998politik (negatif);20.21/IX/1998
6970/BH/PAD/KDK/ bersandar kepada Cronyism,
perjuangan kekuasaaan/kepatuhan, struktur
perintah dan hierarkhi yang seragam, berakibat
kepada tidak produktifnya masyarakat dalam
partisipasi ekonomi, sosial dan politik.

Tipologi yang berada di kutub lainnya disebut dengan tipe


perilaku proaktif (prospector maupun analyser). Ciri-ciri:
- Mencermati lingkungan guna menangkap peluang,
mengembangkan hubungan yang luas dengan aktor-
aktor eksternal sekalipun.
- Innovator aktif.
- Lebih mementingkan keefektifan strategis dibanding
efisiensi operasional dan dibalancing oleh analyser.
Perilaku pro-aktif lebih ideal dibandingkan dengan
perilaku strategis reaktif. Perilaku pro-aktif ini selain bercirikan
seperti yang disebutkan diatas juga memiliki ciri-ciri lainnya :
- Memperbaiki kapasitas, sumber daya alam dan
manusia, serta citra dan pengaruh organisasi.
- Berupaya menciptakan masa depan baru yang lebih
baik.
- Sistem perencanaan formal dapat memainkan peran
penting dalam mengarahkan penyebaran sumber
daya yang ada guna membangun kapasitas.
- Kelompok masyarakat perlu memiliki dukungan dari
lingkungan eksternal agar strategi proaktif dapat
berjalan lebih baik.
Namun perlu diketahui, bahwa perubahan tipologi
strategi reaktif ke proaktif biasanya melalui fase antara sebut
saja tipologi strategi political. Strategi ini berusaha
mengakomodasikan keseimbangan kekuatan diantara para
stakeholder. Sebagai akibat reformasi, seolah-olah organisasi
diperlakukan sebagai salah satu rampasan kontes politik partisan
(Zaman transisi Orla-Orba maupun Orba-reformasi). Perubahan
posisi, struktur, kebijakan, dan program dipandang sebagai
hadiah bagi pendukung individu dan konstituen penting.

5
Pada fase tersebut akan muncul konflik-konflik
kepentingan dan konflik ideologik. Tensi sosial-politik akan
meningkat sebagai akibat ketidak-bebasan masa lalu. Tensi yang
meningkat ini, apabila tidak dikelola secara tepat akan
menghasilkan keadaan :
- Destruktif terhadap iklim yang mulai terbuka
terhadap demokrasi, sehingga dapat memunculkan
side back/kemunduran.
- Anarkhisme, yang mengakibatkan gerakan menjadi
kehilangan misi, visi dan kendali.
Solusi yang tepat untuk mengatasi efek negatif pada fasa
tersebut khususnya di daerah :
1. Membangun suatu interaksi proaktif dan responsif
antara para stakeholder (para pemeran yang
berkepentingan) di Kabupaten yang terdiri dari :
Legislatif-Exekutif dan Masyarakat dalam suatu
Manajemen Interaksi, yang diharapkan dapat
meredam konflik, memahami secara tepat tentang
tanggung jawab publik, dan menyepakati
pemanfaatan sumber daya yang secara optimal
akan mengakibatkan suatu daerah semakin mandiri
di segala sektor. Desa, sebagai sub-struktur
terbawah wajib memberdayakan dirinya, sebagai
konsekwensi dari otonomi daerah. Dengan desa
yang maju, maka otonomi daerah dapat didekati ke
arah realitas. Nilai-nilai good governance
seyogyanya tidak hanya didengar di Pusat, tetapi ia
harus bergaung hingga pelosok pedesaan.
2. Membangun interaksi pada level Desa dalam suatu
forum/ sarasehan pemberdayaan masyarakat.
Dalam forum inilah diharapkan kepentingan-
kepentingan kelompok dapat dipotret dan
diimplementasikan ke dalam program-program
masyarakat pedesaan. Program-program tersebut
mengarah pada proses penguatan BPD,
membudayakan transparansi pada aparat desa dan
mengkondisikan partisipasi masyarakat pada tingkat
yang lebih tinggi.

C. KEBERDAYAAN MASYARAKAT
Kata kunci solusi tersebut adalah Keberdayaan Masyarakat.
Keberdayaan masyarakat
Office: KKMB’s Building, 2 Floor, Jl. Jalaprang
nd merupakan
No.11 Bandung unsur
40123. Phone; yang memungkinkan
022-2507495.
suatu
Fax; 022-6036677 E- masyarakat
Mail : Milis survive dalam pengertian yang dinamis
:keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
Akta Perubahan : 12mengembangkan diri dan 20.21/IX/1998
September 1998, 6970/BH/PAD/KDK/ mencapai tujuan. Sedangkan
memberdayakan masyarakat Cabang
PWP : 1.105.106.7.423 BANK : Bank Syariah Mandiri (Persero) Tbk. adalah upaya-upaya untuk
Bandung.

6
meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang
saat ini masih terperangkap ke dalam kemiskinan dan
keterbelakangan. Dengan kata lain, memberdayakan adalah
meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat.
Dalam kerangka pikir tersebut, maka upaya
memberdayakan masyarakat perlu dilakukan melalui 3 jurusan.
Head Office : Gedung KKMB Lt. 2, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123.
Pertama, menetapkan suasana yang memungkinkan potensi
Phone/Fax : 022- 2507495. Website :
masyarakat
Contact HP : 085721555727 (Jimmy berkembang. Jadi, pemberdayaan adalah upaya
Fotansa) NPWP : 1.105.106.7.423
untuk membangun daya dengan cara membangkitkan motivasi
Akta Perubahan : 12 September 1998 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
dan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya
untuk mengembangkannya. Kedua, memperkuat potensi/daya.
Caranya dengan memberikan masukan-masukan, pembukaan
akses kepada peluang. Ketiga, pemberdayaan mengandung arti
melindungi, dalam arti harus dicegah yang lemah menjadi
bertambah lemah. (Gunawan S.).
Secara khusus dalam konteks pembangunan ekonomi,
pemberdayaan berarti memberi perhatian kepada peningkatan
ekonomi rakyat khususnya pedesaan. Perhatian khusus ini perlu
diwujudkan dalam langkah-langkah strategis yang diarahkan
secara langsung pada perluasan akses rakyat kepada sumber
daya pembangunan disertai penciptaan peluang-peluang bagi
masyarakat, sehingga mampu memperkuat posisi daya saing
ekonominya. Strateginya meliputi: percepatan perubahan
struktur sehingga kuat dalam perekonomian pedesaan yang
terdiri dari proses perubahan ekonomi tradisional ke modern,
dari ekonomi yang lemah menjadi ekonomi yang kuat, dari
subsisten kepada ekonomi pasar global, dan dari ketergantungan
kepada kemandirian.
Dengan masyarakat dan Desa yang maju dan aktif
berprakarsa, sebenarnya eksekutif akan diuntungkan. Pertama,
ia tidak perlu berpikir sendiri apa yang dibutuhkan masyarakat
khususnya masyarakat pedesaan yang merupakan 80% dari
jumlah penduduk. Kedua, masyarakat maju -baik secara politik,
ekonomi, sosial - akan menjadikan tanggung jawab eksekutif
menjadi lebih ringan, karena masyarakat mampu berswadaya.
Hal tersebut akan menempatkan posisi suatu wilayah (Daerah)
menjadi berdaya.
Dari uraian di atas, upaya pemulihan keberdayaan
masyarakat menjadi variabel yang dominan dalam keberhasilan
Penanggulangan Kemiskinan menuju terwujudnya Keberdayaan
daerah. Masyarakat sipil yang berdaya akan mampu
mengkondisikan daerahnya dalam sistem yang menganut nilai-
nilai clean and good governance.

D. PERAN DAERAH

Arah penciptaan masyarakat sipil telah ditunjukkan dengan

7
pembuatan UU Politik yang lebih bersifat demokratis
dibandingkan pada masa sebelumnya dan telah dihasilkannya
kelembagaan representasi publik (MPR, DPR, maupun DPRD)
hasil Pemilu 1999 yang lebih legitimate. Hal mendasar yang lain
adalah dengan mulai bergesernya paradigma sistem
pemerintahan yang sentralistik menuju sistem pemerintahan
yang desentralistik dengan memberikan keleluasaan pada
daerah dalam wujud otonomi daerah yang luas dan
bertanggungjawab, untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi, sesuai dengan kondisi dan potensi wilayah. Pergeseran
tersebut dilandasi dengan adanya Undang-undang No. 22 dan
No. 25 Tahun 1999 yang mengatur tentang Pemerintahan
Daerah dan Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah
serta PP No. 25 tentang Pemerintahan Pusat dan Propinsi yang
menjanjikan perubahan kehidupan pemerintahan yang
demokratis. Implikasinya adalah mendekatkan pemerintah
dengan rakyatnya untuk meningkatkan pelayanan dan
kesejahteraan rakyat secara keseluruhan.
Dalam konteks pengelolaan pembangunan daerah, maka
pembangunan merupakan alat atau proses bagi rakyat agar
berdaya, maju, mandiri, sejahtera dan berkeadilan. Untuk itu,
pendekatan pembangunan yang mampu mendorong proses
pembangunan menuju tujuan yang diharapkan dan kondusif bagi
situasi yang dikemukakan diatas adalah pemberdayaan
masyarakat. Melalui upaya pemberdayaan masyarakat maka
diupayakan untuk menjamin hak-hak masyarakat dalam
mengatur hidupnya dan mendorong pemerintah untuk
melindungi dan memfasilitasi masyarakat dalam memperoleh
hak-haknya. Untuk itu, sasarannya adalah penciptaan iklim yang
kondusif agar masyarakat dapat memperoleh dan
memanfaatkan hak ekonomi, sosial dan politik dengan sebaik-
baiknya; dan meningkatkan kapasitas masyarakat agar
masyarakat dapat mendayagunakan sumberdaya dari
pemerintah dan potensi masyarakat secara optimal untuk
meningkatkan kesejahteraan, martabat, dan keberadaannya
dalam kehidupan masyarakat. Hak ekonomi adalah : adanya
kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan kesempatan
kerja dan pendapatan yang layak; hak sosial adalah : menjamin
masyarakat untuk mendapatkan martabat dan eksistensi pribadi,
kebebasan menyampaikan pendapat, berkumpul dan
berorganisasi; dan hak politik adalah : menjamin masyarakat
untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan
publik. Oleh karena itu, beberapa langkah operan conditioning
Office: KKMB’s Building, 2nd Floor, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123. Phone; 022-2507495.
perlu
Fax; 022-6036677 E- Mail :diciptakan meliputi:
Milis :keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
Akta Perubahan : 12 September 1998, 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
Pertama,
PWP : 1.105.106.7.423 BANK Eksekutif
: Bank Syariah perlu Tbk.
Mandiri (Persero) melakukan reorientasi dari watak
Cabang Bandung.

8
penguasa menjadi berjiwa pelayanan publik. Mengubah
kebiasaan kontra produktif menjadi produktif, serta memiliki
spirit untuk tunggalnya kata dan perbuatan.

Kedua adalah legislatif, yang berfungsi sebagai


pengejawantahan dari rakyat. Idealnya, sebagai lembaga
legislatif
Head Office : Gedung KKMB Lt. Daerah,
2, Jl. Jalaprangmaka sebagian
No.11 Bandung 40123. besar konsentrasinya
Phone/Fax : 022- 2507495. Website :
difokuskan kepada peranannya dalam pembuatan kebijakan;
Contact HP : 085721555727 -(Jimmy
aktifFotansa) NPWP : 1.105.106.7.423
menjelaskan sasaran kebijakan bagi komunitas,
Akta Perubahan : 12 September 1998 6970/BH/PAD/KDK/
organisasi dan fungsi-fungsi20.21/IX/1998yang ia awasi maupun
yang ia dampingi
- mengontrol/memantau para exekutif lembaga publik
melalui pertanyaan-pertanyaan maupun data lapangan
- mengandalkan media beragam untuk menyampaikan
informasi kepada stakeholder utama
- mendengarkan suara masyarakat
- serta proaktif terhadap visi-visi pemberdayaan daerah
beserta implementasinya.

Ketiga adalah masyarakat, masyarakat seyogyanya


diakseskan kepada informasi-informasi yang menyadarkan
status/posisinya dalam derajad keberdayaan dibandingkan
dengan masyarakat Asia, masyarakat NIC. Pada negara-negara
tersebut, betapa posisi masyarakat begitu kuat. Bahwa
pemberdayaan yang dipahami sebagai langkah diberdayakan
oleh eksternal adalah salah, tetapi pemberdayaan perlu
dipahami sebagai daya upaya masyarakat akibat kesadaran
ketidak-berdayaannya kemudian berusaha untuk menolong diri
sendiri dengan berjiwa kreatif dan aktif untuk lepas dari
unmotived, unorientated. Masyarakat disadarkan bahwa
terlalu absurd untuk berharap Pemerintah (Daerah) sanggup
mengentaskan ketidak-berdayaan masyarakat melalui peran
Pemerintah yang lebih besar dibandingkan dengan upaya
masyarakat sendiri.

Dengan posisi dan peran seperti tersebut di atas, setiap


stakeholders Daerah ataupun Desa dapat mengoptimalkan
proses pertumbuhan ekonomi Daerah maupun Desa. Dalam
konteks ini, optimalisasi perwujudan pelaksanaan investasi di
daerah dikembangkan melalui pendekatan ‘business
networking’. Beberapa syarat yang terkait dengan
pengembangan jaringan kerja dan investasi di daerah adalah:
♦ Something to Offer
Setiap Daerah ataupun Desa harus bisa menawarkan sesuatu
kepada Daerah ataupun Desa lainnya dan atau negara
lainnya (terutama di Negara tetangga atau yang berbatasan
dengan daerah itu). Sesuatu yang ditawarkan adalah sebagai

9
potensi yang dimiliki atau yang menjadi keunggulan Daerah
ataupun Desa tersebut. Potensi tersebut merupakan faktor
produksi unggulan atau memiliki comperative advantages di
Daerah atau potensi ciri khas Daerah.
♦ Motivation to Network
Daerah dalam arti yang luas termasuk Pemerintah Daerah,
Dunia Usaha di Daerah dan bahkan masyarakat di Daerah
harus memiliki motivasi yang tinggi untuk mengembangkan
jaringan kerja bisnis di daerahnya dengan daerah lain dan
atau dengan negara lainnya. Untuk mendorong timbulnya
semangat motivasi ini di Daerah harus ditumbuhkembangkan
‘business culture’ atau jika perlu dikembangkan di Daerah
suatu ‘business cociety’.
♦ Climate for Networking
Iklim yang favourable dan kondusif bagi pengembangan
jaringan bisnis harus diciptakan dan dipelihara setiap Daerah,
dengan memperhitungkan lingkungan strategis yang
berpengaruh termasuk semakin tajamnya persaingan antar
daerah dan antar negara. Fasilitasi dan kemudahan harus
diciptakan setiap daerah.
♦ Bonding
Harus ada faktor perekat dalam pengembangan jaringan
kerja bisnis ini. Untuk itu Daerah harus mendorong dan
memfasilitasi Dunia Usaha di daerah membentuk dan
mengembangkan ‘business society network’.
♦ Strategic Planning
Untuk mengimplementasikan secara berkesinambungan
jaringan kerja bisnis ini, perlu ada perencanaan strategis
pengembangan jaringan kerja bisnis Daerah secara sinergis
dan dengan mutual benefit dengan seluruh unsur-unsur
terkait di Daerah menyusun perencanaan strategis ini.
(Rasyid, R., 2000)

E. DESA MANDIRI: POSISI DAN PERAN


Paradigma penanggulangan kemiskinan melalui pemulihan
keberdayaan daerah mengutamakan pendekatan pembangunan
melalui pendekatan wilayah. Pendekatan tersebut menekankan
pada penanganan langsung penduduk atau masyarakat yang
berada di wilayah-wilayah. Dengan cara demikian, pendekatan
wilayah berorientasi pada pemerataan dan keadilan, dan
bertujuan menutup jurang kesenjangan ekonomi sosial, baik
Office: KKMB’s Building, antarkelompok dalam
2nd Floor, Jl. Jalaprang masyarakat,
No.11 Bandung maupun
40123. Phone; antar daerah.
022-2507495.
Fax; 022-6036677 E- Mail :Pendekatan
Milis :keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
pembangunan wilayah secara jelas ingin
Akta Perubahan : 12 September 1998, 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
melaksanakan pemerataan melalui desentralisasi pelaksanaan
PWP : 1.105.106.7.423 BANK : Bank Syariah Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Bandung.

10
program. Secara riil, dari aspek penyebaran penduduk, komposisi
jumlah penduduk desa dan jumlah penduduk kota mempunyai
perbandingan 4 : 1. Dari aspek kewilayahan, wilayah perdesaan
mempunyai Negara luasan yang jauh lebih besar dari wilayah perkotaan.
Pada sisi lain yaitu dari aspek fungsi kewilayahan menunjukkan
Kuat
wilayah perdesaan lebih banyak menjadi obyek penderita yang
mendukung
Head Office : Gedung pengembangan
KKMB Lt. 2, Jl. wilayah
Jalaprang No.11 Bandung 40123.perkotaan. Kondisi yang
Phone/Fax : 022- 2507495. Website :
demikian perlu diubah sehingga sasaran pembangunan
Contact HP : 085721555727 (Jimmy Fotansa)
diprioritaskan NPWP : 1.105.106.7.423
di perdesaan.
Akta Perubahan : 12 September 1998 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
Pemerintahan
Makna penanggulangan kemisikinan
d melalui
Kuat masyarakat desa membutuhkan kebijakan dan
pemberdayaan
strategi pemihakan yang sungguh-sungguh terarah mencakup
bidang-bidang yaitu:
♦ menciptakan
Daerah Kuatsuasana iklim yang memungkinkan masyarakat
berkembang
♦ memperkuat potensi ekonomi yang dimiliki masyarakat itu
♦ melindungi
Pengusaha Besar Kuat
kelompok ekonomi rakyat yang masih lemah
untuk mencegah
Menengah Kuat terjadinya persaingan yang tidak seimbang
serta mencegah eksploitasi yang kuat atas yang lemah.
Koperasi dan PK Kuat
♦ memperkuat kelembagaan BPD, eksekutif desa dan
masyarakat sehingga memberi sinergi untuk mencapai desa
yang (Masyarakat)
Stakeholders maju selaraskuatdengan potensi yang tersedia. (BPD
hanyalah nama generik dari Legislatif Desa, namun di
lapangan akan disesuaikan dengan kearifan budaya
setempat).
Sosial Politik Keberdayaan
Ekonomi masyarakat
Fisik desa merupakan embrio
perwujudan Desa Mandiri. Sebuah istilah yang menunjukkan
adanya kemampuan suatu desa bersama desa-desa lainnya
· Capacity mendayagunakan
· Growth with potensi
· Sarana sumber daya yang mereka miliki
Building Desa equality · Prasarana
· BPD dalam
· Investasi upaya mewujudkan
· Kesehatan kemakmuran bersama dan
Empowerment
· Transparansi mendukung
· Gross Desa
Product penguatan Daerah. Posisi dan peran desa sebagai
· Pendidikan

Aparat
· Executive bagian wilayah
· Market, TQC
· Produksi terbesar daerah menjadi sangat vital, karena
Empowerment
penguatan daerah menuju keberdayaan daerah hanya dapat
terealisasi ketika desa-desa tersebut mampu mewujudkan
kemandiriannya dalam menanggulangi kemiskinan warganya.
Gambar 1. Piramida Keberdayaan

F. TUJUAN

1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menggali
potensi sumber daya untuk melaksanakan pembangunan
ekonomi, prasarana, sarana, dan sosial masyarakat desa.
b. Meningkatkan kemampuan aparat Daerah, Desa dan
masyarakat dalam manajemen interaksi, pelayanan

11
publik, transparansi, dan spirit untuk berbakti secara
profesional serta pengembangan proses pemberdayaaan
masyarakat yang berkesinambungan dalam rangka
otonomi daerah dan otonomi desa.
c. Meningkatkan proses demokratisasi dan transparansi
program-program pemberdayaan masyarakat yang
memungkinkan berjalannya fungsi lembaga kontrol sosial/
publik dalam hubungan kemitraan yang konstruktif.
d. Mencari model-model pemberdayaan masyarakat (baik
politik maupun ekonomi sosial) yang berkesinambungan
dalam rangka penanggulangan kemiskinan yang
berwawasan kebangsaan dalam kebersatuan, tanpa
meninggalkan kearifan budaya setempat.

2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan pemahaman dan persepsi yang sama
antara stakeholders pembangunan di Daerah (aparat
Pemda, DPRD, dan masyarakat termasuk kalangan
perguruan tinggi, LSM dan Organisasi Masyarakat
setempat) mengenai pemberdayaan masyarakat,
kebijakan dan pola pelaksanaan pembangunan, serta
konsep dasar manajemen interaksi stakeholders
pembangunan sebaga titik masuk membangun komitmen
bersama tentang design skenario Daerah di masa depan
dan orientator dalam penanggulangan kemiskinan
melalui Perwujudan Desa Mandiri.
b. Meningkatkan kemampuan interaksi antar warga
masyarakat yang partisipatif, dialogis, dinamis, dan
demokratis dalam program-program pemberdayaan
masyarakat, proram-program JPS pada umumnya ataupun
modifikasinya dan program bottom up swadaya lainnya
menuju terciptanya keterpaduan aktifitas dalam upaya
penanggulangan kemiskinan.
c. Memperkuat kemampuan dan peranan kelembagaan
legislatif Kabupaten, khususnya DPRD guna secara efektif
dapat melaksanakan fungsi pengawasan dan penyalur
aspirasi masyarakat dalam program-program
pemberdayaan masyarakat yang perlu pertanggung-
jawaban publik.
d. Meningkatkan hubungan kemitraan dan konsultatif yang
kondusif dalam penanganan program-program
pemberdayaan masyarakat khususnya di kawasan
pedesaan. Mengembangkan model pemberdayaan daerah
dengan merangsang Daerah segera mewujudkan desa-
Office: KKMB’s Building, 2nd Floor, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123. Phone; 022-2507495.
desa:keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
Fax; 022-6036677 E- Mail : Milis menjadi maju dalam koridor pemulihan
Akta Perubahan : 12 Septemberkeberdayaan daerah. 20.21/IX/1998
1998, 6970/BH/PAD/KDK/
PWP : 1.105.106.7.423 BANKe. Meningkatkan
: Bank transparancy
Syariah Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Bandung. program-program

12
pemberdayaan masyarakat yang memungkinkan
berjalannya kontrol sosial.
f. Tumbuh-kembangnya spirit dan kesadaran baru menuju
Indonesia Raya. Berbiaknya virus n’Ach (keinginan
berprestasi), baik pada masyarakat, eksekutif maupun
legislatif. Spirit dan virus n’Ach ini adalah pondasi dasar
Head Office : Gedung KKMB agar
Lt. 2, Jl.supaya manajemen
Jalaprang No.11 Bandung 40123. interaksi membuahkan
Phone/Fax : keberdayaan.
022- 2507495. Website :
Dan keberdayaan menghapus kemiskinan.
Contact HP : 085721555727 Masyarakat
(Jimmy Fotansa)Maju NPWP dan: 1.105.106.7.423
madani dengan kekuatan yang
Akta Perubahan : 12 September 1998
bertumpu 6970/BH/PAD/KDK/
kepada 20.21/IX/1998
rakyat, sementara eksekutif
memfasilitasi dalam pelayanan-pelayanan publik yang
strategis.
g. Terwujudnya visi ideal masyarakat, aparat dan legislatif
yang sama, berikut rencana implementasinya yang lebih
rinci (siap dioperasionalkan). Visi ini dapat pada level
kelompok, desa, kecamatan (Renstra) maupun kabupaten
(Master Plan).
h. Menambah informasi-informasi ‘peluang’ yang dibutuhkan
yang seyogyanya dapat ditangkap untuk mendukung
implementasi program-program penanggulangan
kemiskinan. Peluang ini tentunya lintas institusi, lintas
level, bahkan dapat merupakan lintas negara.
i. Belajar berdemokrasi, memperkuat partisipasi konstruktif
dan mengurangi partisipasi destruktif (misal :
pembangkangan, konflik-konflik sosial, bahkan revolusi)

G. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Proyek Desa Mandiri (PDM) merupakan program


penangulangan kemiskinan yang berbasis pembangunan
perdesaan, yang mendasarkan pada orientasi pengelolaan
sumberdaya Daerah dan Desa. Rujukannya adalah nilai-nilai
yang ditegakkan dalam kehidupan masyarakat setempat yang
perhatian utamanya pada kesejahteraan rumah tangga
masyarakat perdesaan.
Untuk mencapai hasil yang optimal sesuai dengan kondisi
dan kemampuan masyarakat desa, maka faktor-faktor kunci
yang perlu difahami dalam pembangunan perdesaan adalah:
θ Tingkat pendidikan masyarakat desa terkait dengan
pemahaman tentang teknologi yang mampu dikuasai.
θ Kesesuaian sistem manajemen yang diterapkan dengan
tingkat kemampuan manajemen desa dan masyarakatnya.
θ Penggunaan dan pengembangan perangkat lunak dan
perangkat keras yang juga disesuaikan dengan kemampuan
aparat desa atau kelompok informal yang berperan serta.

13
Konteks pembangunan nasional dilihat dari aspek politik
dapat disimpulkan bahwa membangun desa agar tangguh
dengan pendekatan yang biasa ke perkotaan dan mengabdikan
pembangunan perdesaan untuk menunjang perkotaan dan
sektor modern, ternyata tidak dapat mengangkat derajat dan
mutu hidup masyarakat desa.
Karena itu pendekatan teknokratik yang terbiasa
dipergunakan untuk membangun daerah perkotaan, tidak sesuai
untuk dipergunakan di daerah perdesaan. Pendekatan ini justru
semakin menjauhkan akses masyarakat di perdesaan pada
proses pengambilan keputusan, pengendalian dan pengawasan
atas pengelolaan sumberdaya pembangunan. Pilihan pendekatan
menjadi berubah yaitu mencerminkan lembaga-lembaga milik
masyarakat desa dan perwakilan yang benar-benar
mencerminkan representasi rakyat. Arah pembangunan pada
gilirannya harus sudah beralih dengan penyerahan sepenuhnya
kepada masyarakat desa.
Ulasan sekilas diatas perlu dijadikan kesepakatan oleh
semua pihak yang ikut serta melaksanakan dan menyukseskan
Proyek Desa Mandiri (PDM) baik di tingkat Pusat, Dati I Propinsi,
Dati II Kabupaten, Kecamatan dan Kelurahan. Upaya
desentralisasi dan demokratisasi pembangunan hendaknya
dapat menjadi tema sentral. Dengan demikian usaha-usaha
pemulihan kedaulatan bagi masyarakat desa dapat terwujud
dalam bentuk-bentuk swakarsa, swadaya dan swakelola dalam
arti nyata.
Kombinasi empat pendekatan konsepsional, manajerial,
teknikal dan operasional merupakan pilihan yang ditempuh
karena proyek yang dilaksanakan merupakan tindakan-tindakan
nyata dari sistem pembangunan perdesaan.
Pemilihan ke-empat jalur pendekatan ini mempunyai
maksud dan tujuan tertentu yaitu produk pelaksanaan atau
tindakan dapat memenuhi kriteria di bawah ini:
a. Konsisten terhadap pokok-pokok pikiran yang melandasi
semua kegiatan pelaksanaan Proyek Desa Mandiri (PDM).
b. Program pelaksanaan pekerjaan menjadi jelas dan mudah
dilaksanakan atau layak dilaksanakan.
c. Menjamin kesinambungan pelaksanaan program yang
dilaksanakan di setiap hirarki pemerintahan (Pusat, Daerah
hingga Desa).
d. Dapat mengkombinasikan dan menyerasikan azas top down
dan bottom up.
Office: KKMB’s Building, e.
2nd Floor,
MemberiJl. Jalaprang No.11 Bandung
peluang 40123.interaksi
terjadinya Phone; 022-2507495.
sinergik antar sektor
Fax; 022-6036677 E- Mail : Milis :keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
karena mengacu pada visi dan misi yang disepakati bersama
Akta Perubahan : 12 September 1998, 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
dan dirumuskan dalam konsep dasar Proyek Desa Mandiri
PWP : 1.105.106.7.423 BANK : Bank Syariah Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Bandung.

14
(PDM).

Secara rinci keempat pendekatan yang dipakai dan


metodologi dalam pelaksanaan Proyek Desa Mandiri adalah
sebagai berikut:
1. Pendekatan pelaksanaan pekerjaan
Head Office : Gedung KKMB Lt. 2, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123.
Phone/Fax : Dalam pendekatan
022- 2507495. Website : ini, pelaksanaan Proyek Desa MANDIRI
(PDM) memiliki
Contact HP : 085721555727 (Jimmy Fotansa) NPWP 4 jalur pendekatan, yaitu:
: 1.105.106.7.423
Akta Perubahan : 12 Septembera.1998 6970/BH/PAD/KDK/
Pendekatan 20.21/IX/1998
konsepsional
Pendekatan konsepsional mencakup pada semua
konsepsi yang berbentuk falsafah, pandangan atau
wawasan, visi, misi, amanat, kebijaksanaan (policy),
peraturan perundang-undangan, rencana dan
strategi yang akan ditempuh.
Pelaksanaan pekerjaan yang didasari pada hal-hal
yang prinsipil ini agar menghasilkan karya nyata
yang senantiasa konsisten terhadap tata nilai dan
sistem yang disepakati demi suksesnya
penyelenggaraan Proyek Desa Mandiri (PDM). Akar
dari tatalaksana Proyek Desa Mandiri (PDM) ini
adalah pembangunan dan pembinaan aparat dan
masyarakat yang bertumpu pada kemampuan yang
dimilikinya. Interaksi sinergik yang dihasilkan
mempunyai pola fungsional, dan dapat lebih
menguatkan kemampuan dan mendinamisir institusi,
aparat, perorangan atau kelompok masyarakat,
sebagai komponen dan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari sistem Proyek Desa Mandiri (PDM).

Selain itu pendekatan konsepsional pembangunan ini


menerapkan pendekatan yang komprehensif yang
berwawasan lingkungan dan budaya. Menempuh cara
ini mengingat terdapat keanekaragaman budaya
daerah yang melekat erat pada tubuh masyarakat di
daerah, termasuk aparat di tingkat Kabupaten
maupun Propinsi.

Prinsip-prinsip dasar yang bersifat konsepsional


dalam koordinasi pelaksanaan Proyek Desa Mandiri
(PDM) bertujuan untuk mendukung peningkatan
kemampuan aparat daerah di Kabupaten dan Desa.
Prinsip-prinsip tersebut adalah:
- Keterpaduan dan kebersaman, sebagai
pengejawantahan dari falsafah gotong royong
yang secara kental dianut oleh masyarakat desa.
- Kemandirian dan kedaulatan, sebagai wujud

15
menghormati hak-hak rakyat dalam membangun
dirinya, keluarga, masyarakat dan desanya.
- Kepribadian dan karakteristik, sebagai corak khas
yang bersifat otonom dari orang per orang,
kelompok, masyarakat desa dan desanya.
- Kesinambungan dan keberlangsungan, sebagai
wujud untuk menjamin dipenuhinya kebutuhan
hidup baik perorangan, keluarga, masyarakat dan
desanya.

Atas dasar prinsip-prinsip yang diuraikan diatas maka


dapat dirumuskan kinerja dalam melaksanakan
pekerjaan secara bertanggung jawab dan berhasil,
sebagai berikut:
- Mendorong timbulnya kesadaran aparat daerah
dan masyarakat untuk ikut merasa memiliki dan
bertanggung jawab dalam menyukseskan
pelaksanaan Proyek Desa Mandiri (PDM) dengan
hasil yang optimal.
- Mendorong birokrasi menjadi lebih kreatif,
inovatif, produktif, profesional, antisipatoris,
dedikatif dan partisipatif. Sedikit demi sedikit
meninggalkan pola teknokratis menuju penerapan
pola yang demokratis.
- Mengembangkan model kerja yang kondusif
terhadap pengembangan ide-ide serta kritis
dalam melihat persoalan dan melakukan
pendekatan terhadap solusi permasalahan.
- Membentuk sikap dan perilaku yang diarahkan
kepada peningkatan pelayanan kepada
masyarakat desa.
- Mengembangkan kemauan dan kemampuan
bekerjasama dan kerja bersama antar sektor dan
intra sektor, yang dapat membuka saluran
hubungan dan komunikasi timbal balik, serta
dapat menerima saran, kritik dan lain-lain.
- Menekankan pada penataan sistem dan prosedur
pengembangan kemampuan tenaga kerja yang
berperan serta sistem dan prosedur pembinaan
sokap dan tindakan dalam melaksanakan Proyek
Desa Mandiri (PDM).
- Sebagai model dan sarana pembinaan aparatur
Office: KKMB’s Building, 2nd Floor, Jl. Jalaprang No.11 Bandung
daerah 40123. Phone; 022-2507495.
merupakan media terbentuknya
Fax; 022-6036677 E- Mail : Milis :keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
keterpaduan kegiatan sektoral, kemitraan,
Akta Perubahan : 12 September 1998, 6970/BH/PAD/KDK/
interaksi 20.21/IX/1998 yang
fungsional sinergik dan
PWP : 1.105.106.7.423 BANK : Bank Syariah Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Bandung.
pembangunan jaringan komunikasi dan informasi

16
antar aparat maupun antar daerah.

b. Pendekatan manajerial
Pendekatan manajerial mancakup koordinasi,
perencanaan, pengawasan dan pengendalian,
penempatan personil, pengorganisasian dan
Head Office : Gedung KKMB Lt. 2, Jl. Jalaprang No.11
pendanaan/ Bandung 40123.
pembiayaan.
Phone/Fax : 022- 2507495. Website :
Contact HP : 085721555727 (Jimmy Kebutuhan obyektif
Fotansa) NPWP masyarakat ditempuh dengan
: 1.105.106.7.423
memberikan
Akta Perubahan : 12 September 1998 ruang20.21/IX/1998
6970/BH/PAD/KDK/ perencanaan secara partisipatif,
terbuka dan transparan serta tumbuh dari kesadaran
masyarakat, dengan demikian proses ini memberikan
pertanggungjawaban sebuah perencanaan program
yang memiliki basis yang kuat pada masyarakat. Di
lain pihak, aparat struktural dan fungsional merespon
dengan membuka dialog secara interaktif dan
mendukung proses demokratisasi dan transparansi
yang sedang berlangsung, sehingga titik temu
antara kebutuhan masyarakat dan penerapan
kebijaksanaan Pemerintah Daerah dapat saling
bersinergi membentuk sebuah gerakan masyarakat
yang dinamis.
Disamping itu, pendekatan manajerial harus dapat
memadukan keserasian aspek ruang (spatial) dan
aspek sektoral, dimana didalamnya terkandung
kegiatan strategis, yaitu pemanfaatan dan
penciptaan aksesibilitas semua sumberdaya
pembangunan dan pengembangan wilayah, agar
memberi manfaat sebesar-besarnya bagi
masyarakat.
Pengelolaan seluruh kegiatan pelaksanaan Proyek
Desa Mandiri (PDM) di tingkat Daerah dan Desa,
merupakan suatu model manajemen yang menjaring
seluruh kegiatan vertikal, horisontal dan diagonal.
Sebagai suatu model, manajemen pelaksanaan
Proyek Desa Mandiri (PDM) mencakup kegiatan atas
kategori wilayah, bidang atau sektor, keahlian dan
kemampuan, kelembagaan, aspek hukum, prosedur
tata laksana, input teknis dan partisipasi masyarakat.
Pendekatan manajerial ini ditempuh karena
pertimbangan sebagai berikut:
- Setiap fungsi dalam melaksanakan Proyek Desa
Mandiri (PDM) harus berperan dan berinteraksi
secara fungsional, menciptakan sinergi antar
sektor, maupun berintegrasi dengan masyarakat
dan aspirasinya serta mampu melakukan inovasi

17
dan renovasi sistem.
- Setiap fungsi atau komponen proyek mempunyai
wewenang yang jelas untuk menjalankan tugas
dan perannya.
- Potensi di luar jaringan proyek perlu diperhatikan,
bahkan lebih jauh bila mungkin dapat
dimanfaatkan untuk menyukseskan program.
- Desain manajemen pelaksanaan Proyek Desa
Mandiri (PDM) disusun sedemikian rupa agar
mampu mengakomodasi kegiatan berdasarkan
wilayah, sektor, keahlian, kelembagaan,
kependudukan, nilai-nilai budaya, tradisi dan adat
istiadat masyarakat.
- Desain manajemen pelaksanaan Proyek Desa
Mandiri (PDM) juga dapat mengakomodasi
kepentingan teknis, finansial, informasi dan
dokumentasi, tata laksana, hukum, kebijaksanaan
serta pengambilan keputusan.
Dalam pencapaian tujuannya, Proyek Desa Mandiri
dilengkapi lima institusi yang sangat vital. Kelima
institusi tersebut adalah Komite Pemantau
Pemberdayaan Masyarakat (KPPM), Forum Demokrasi
Desa (FDD), Musyawarah Lintas Pemeran (MLP),
Badan Perwakilan Desa (BPD) dan Eksekutif Desa.

¬ Forum Demokrasi Desa (FDD)


Forum Demokrasi Desa merupakan forum
interaksi masyarakat, yang diselenggarakan dari-
oleh dan untuk masyarakat desa sendiri. Fungsi
dan peranannya adalah
- sebagai wadah pengembangan wawasan dan
pengkajian pemberdayaan masyarakat di desa
yang bersangkutan
- mengakomodasi permasalahan yang timbul
berupa pengaduan, baik secara langsung
maupun tidak langsung dari masyarakat
- menyelesaikan permasalahan dan pengaduan
melalui musyawarah secara langsung di
lapangan maupun bersama-sama pihak terkait
atau melanjutkan permasalahan dan
pengaduan tersebut ke KPPM di Kabupaten jika
diperlukan.
Untuk
Office: KKMB’s Building, 2nd Floor, Jl. Jalaprang mendorong
No.11 Bandung dan 022-2507495.
40123. Phone; memfasilitasi FDD ini,
dilakukan oleh seorang
Fax; 022-6036677 E- Mail : Milis :keluargabesarkkmb@yahoogroups.com tenaga Fasilitator
Kecamatan (FK)
Akta Perubahan : 12 September 1998, 6970/BH/PAD/KDK/ yang dalam hal ini Kasie PMD
20.21/IX/1998
PWP : 1.105.106.7.423 BANK : Bank SyariahKecamatan.
Mandiri (Persero)Dalam pelaksanannya,
Tbk. Cabang Bandung. FK dibantu

18
Dinamisator Desa Mandiri (DDM) yang ditunjuk
oleh Kasie PMD dan ditetapkan melalui SK Camat
selaku supervisor FDD dan memantau
perkembangannya di wilayah kerjanya masing-
masing. Proses bagaimana FDD dilaksanakan,
perlu dikembangkan instrumen-instrumennya
Head Office : Gedung KKMB Lt. 2, Jl. selama dalam proses pelaksanaan di lapangan
Jalaprang No.11 Bandung 40123.
Phone/Fax : 022- 2507495. Website
dengan :
bantuan FK
Contact HP : 085721555727 (Jimmy Fotansa) NPWP : 1.105.106.7.423
Akta Perubahan : 12 September 1998 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
¬ Komite Pemantau Pemberdayaan
Masyarakat (KPPM)
Komite Pemantau Pemberdayaan Masyarakat
(KPPM) merupakan satuan penugasan yang
sangat diharapkan dapat dibentuk dalam wadah
DPRD dengan tugas khusus untuk memantau,
menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat berkenaaan dengan pelaksanaan
program-program pemberdayaan masyarakat,
khususnya Proyek Desa Mandiri atau program
yang sejenis, di Daerah Kabupaten/ Kota yang
bersangkutan. Apabila karena pertimbangan dan
alasan tertentu, harapan untuk kemungkinan
pembentukan KPPM di DPRD ini tidak
memungkinkan, maka KPPM tetap perlu dibentuk
dengan keanggotaan unsur-unsur Non birokrasi,
yang dapat dikembangkan di masing-masing
daerah dengan anggota maksimum tujuh orang.
Selanjutnya apabila DPRD setempat mendukung
upaya pengembangan model manajemen
interaksi ini, maka disarankan beranggotakan 7
orang dengan seorang ketua yang merangkap
anggota ditetapkan melalui SK Ketua DPRD
dengan terlebih dahulu melalui musyawarah.
Dalam situasi tidak memungkinkan, penyesuaian
dapat dilakukan, karena sifatnya uji coba
pengembangan yang hendak mencari model yang
terbaik untuk masa-masa yang akan datang

¬ Musyawarah Lintas Pemeran (MLP)/ PUBLIC


MEETING
Musyawarah Lintas Pemeran (MLP) merupakan
forum interaksi masyarakat di tingkat Kabupaten/
Kota. Elemennya terdiri dari unsur eksekutif,
unsur legislatif (atau KPPM), unsur masyarakat
atau FDD, unsur Fasilitator (baik dari unsur
eksekutif, LSM/ LPM Perguruan Tinggi ,maupun

19
Konsultan) dan unsur pelaku bisnis.
Fungsi dan peran MLP lebih ditekankan sebagai
pendamping, analis dan sintesis terhadap kasus
temuan maupun rencana masyarakat yang tidak
dapat dituntaskan ditingkat desa atau yang
menyangkut kepentingan lebih luas atau yang
membutuhkan penanganan lebih komprehensif
dan integratif.
MLP lebih bersifat forum, bukan merupakan
lembaga atau dilembagakan. Kedudukannya tidak
lebih sebagai salah satu sumber informasi dan
pemberi masukan bagi seluruh stakeholders
pembangunan. Secara struktural tidak
membawahi suatu lembaga apapun baik itu
organisasi pemerintah maupun non pemerintah

¬ Badan Perwakilan Desa (BPD)


BPD adalah representatif dari masyarakat desa. Ia
adalah wakil masyarakat. Sebagai institusi yang
masih baru, maka visi ideal akan tugas dan
fungsinya belum segera dipahami dan
dilaksanakan. BPD perlu segera memperkuat diri,
sehingga impian masyarakat desa tentang
keadilan dan kemakmuran segera menjadi
kenyataan

¬ Eksekutif Desa (Kepala Desa dan aparatnya)


Sebagai pelaksana, pengayom dan pembina
masyarakat pedesaan, terlebih dalam masyarakat
feodal. Kepala Desa dibaratkan sebagai raja kecil
dan Pusat Wibawa masyarakat perdesaan. Oleh
karena itu pertanggungjawaban terhadap tugas
sering kali berjalan dengan subyektif dan tidak
demokratis.
Ia sering tidak sadar bahwa setiap saat secara
berkala wajib melapokan kemajuan dan usaha-
usaha yang telah dilakukan sehubungan dengan
tugasnya. Oleh karena itu, proyek Desa Mandiri
akan memfasilitasi agar Kepala Desa sadar akan
fungsi dan tugasnya.

c. Pendekatan teknikal
Office: KKMB’s Building, 2nd Floor, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123. Phone; 022-2507495.
Koordinasi dan fasilitasi merupakan bagian dari
Fax; 022-6036677 E- Mail : Milis :keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
Akta Perubahan : 12 September 1998, manamejen yang 20.21/IX/1998
6970/BH/PAD/KDK/ kegiatannya berupa pengaturan
PWP : 1.105.106.7.423 BANK : Bank Syariah dan pendampingan serta
Mandiri (Persero) Tbk. Cabang pengamatan,
Bandung. peningkatan

20
kinerja suatu organisasi dimana hasil pengaturan dan
pengamatan tersebut dapat menjadi umpan balik
untuk menentukan kebijaksanaan di tingkat atas dan
peningkatan kinerja di tingkat bawah.
Kedua unsur manajemen ini dilandasi suatu
Head Office : Gedung KKMB Lt. 2, paradigma peningkatan
Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123.kemampuan aparat dan
masyarakat
Phone/Fax : 022- 2507495. dalam
Website : membangun dirinya, lembaga dan
daerahnya, agar meningkatkan
Contact HP : 085721555727 (Jimmy Fotansa) NPWP : 1.105.106.7.423 harkat, derajat dan
Akta Perubahan : 12 September 1998martabat hidupnya.
6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
Secara umum pendekatan teknikal dapat diuraikan
sebagai berikut:
- Mengamati, mengawasi dan mengatur cara kerja
dan hasil kerja unit-unit pelaksana Proyek Desa
Mandiri (PDM) dalam penyediaan prasarana dan
sarana desa, mengatur lalu lintas dan
pemanfaatan dana bantuan, penguatan aparat
dan lembaganya, mendorong timbulnya
partisipasi masyarakat dan menumbuhkan
kompetisi dan persaingan yang sehat di kalangan
aparat, masyarakat dan antar desa.
- Mencatat, merekam, mendokumentasikan hasil
kerja baik dirinya maupun pihak-pihak yang
terkait lainnya, dari segi kualitas dan kuantitas,
atas dasar rencana tindakan yang telah
disepakati.
- Menilai hasil kerja semua unit kerja yang
dikoordinasikan atas dasar tolak ukur yang telah
ditetapkan.
- Mengoreksi, merubah dan menetapkan pekerjaan
telah dilakukan,sedang dilakukan dan akan
dilakukan atas dasar hasil-hasil penilaian.
- Mengatasi berbagai kendala dan hambatan yang
mengakibatkan terganggunya kelancara kerja,
merosotnya prestasi kerja, lemahnya kerjasama
dan kemitraan, lambannya komunikasi dan
pertukaran informasi, serta kebocoran dana.
- Memberikan peringatan dan sanksi, secara
langsung dan tidak langsung atas kesalahan,
kekeliruan, penyimpangan, penyelewngan dalam
melaksanakan pekerjaan dari prosedur dan
peraturan yang berlaku.
- Pendekatan teknikal menyangkut pola
perkembangan teknologi dan tingkat
pengetahuan serta pemahaman masyarakat desa
dan aparat daerah tentang teknologi. Pendekatan

21
teknikal mempunyai sifat kontekstual, realistik,
fungsional dan kelayakan untuk diterapkan di
lapangan.
Pemilihan teknologi yang cocok menjadi penting.
karena akan mempengaruhi proses pembangunan
desa dan masyarajat yang akan dilaksanakan secara
swakarsa, swadaya dan swakelola.

d. Pendekatan operasional
Pendekatan operasional adalah pendekatan yang
berkaitan erat dengan kebutuhan aparat dan
masyarakat desa, dengan demikian rencana-rencana
tindakan yang disusun untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan yang timbul dan nyata secara bottom up.
Dalam rangka Proyek Desa MANDIRI, perlu
memperhatikan beberapa landasan berfikir sebagai
berikut:
- Pola fikir demokratis, artinya pembangunan
prasarana dan sarana, peningkatan kemampuan
usaha secara ekonomis, penguatan institusi, yang
ditujukan untuk menciptakan kemudahan,
memfasilitasi dan melayani masyarakat secara
proporsional.
- Keseuaian pemanfaatan sumberdaya, yaitu
mengatur kesesuaian antara tuntutan kegiatan
program dan proyek dengan kemampuan dan daya
dukung sumberdaya.
- Kelestarian lingkungan hidup tetap menjadi
komitmen dalam pembangunan daerah perdesaan,
oleh karena itu daya dukung wilayah perlu selalu
diperhatikan untuk menjamin kelangsungan
jalannya kegiatan dan usaha masyarakat dalam
kurun waktu yang relatif cukup panjang.
- Rencana-rencana tindakan yang disusun
sedemikian rupa dilaksanakan dalam upaya
mewujudkan interaksi fungsional sinergik, yang
mengoptimalisasikan potensi-potensi aparat
daerah, masyarakat dan wilayah desa.

2. Metodologi Pengembangan Masyarakat


Sesuai dengan tujuan dan sasaran program
yang menuju pada kemandirian masyarakat desa, sebuah
Office: KKMB’s Building, 2nd Floor, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123. Phone; 022-2507495.
Fax; 022-6036677 E- Mail :skenario tindakan/aksi yang perlu dipertimbangkan adalah
Milis :keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
menumbuhkan tingkat20.21/IX/1998
Akta Perubahan : 12 September 1998, 6970/BH/PAD/KDK/ partisipasi secara aktif dari
masyarakat
PWP : 1.105.106.7.423 BANK : Bank dan(Persero)
Syariah Mandiri aparatTbk. daerah untuk secara bersama
Cabang Bandung.

22
melakukan proses-proses perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan melakukan monitoring dan evaluasi.
Proyek Desa Mandiri (PDM) berdasarkan
karakteristik dan sifatnya merupakan salah satu bentuk
program pengembangan masyarakat (community
development), yang menunjukkan 3 (tiga) karakteristik:
Head Office : Gedung KKMB Lt. 2, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123.
θ Pembangunan
Phone/Fax : 022- 2507495. Website :
kelembagaan masyarakat yang
berkelanjutan.
Contact HP : 085721555727 (Jimmy Fotansa) NPWP : 1.105.106.7.423
Akta Perubahan : 12 SeptemberMenerapkan
θ prinsip pembangunan
1998 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998 yang partisipatif.
θ Pengembangan kemampuan masyarakat (capacity
building).
Dengan kerangka pengembangan masyarakat
tersebut, perlu dikembangkan metoda pendekatan yang
mendorong partisipasi masyarakat, dalam arti
menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama
pembangunan, sehingga rasa kepemilikan masyarakat
terhadap program menjadi lebih tinggi.
Pengembangan masyarakat (community-based
development) atau lebih dikenal dengan istilah
pemberdayaan masyarakat (people empowering) dilakukan
untuk “mengubah” masyarakat agar menjadi lebih mampu
untuk menganalisis keadaannya sendiri, kemudian
memikirkan apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki
keadaannya, serta mengembangkan potensi-potensi dan
keterampilan mereka untuk meningkatkan kehidupan.
Perubahan perilaku masyarakat tersebut
memerlukan pendidikan, yang dilakukan tidak dalam
bentuk formal, akan tetapi melalui proses pembelajaran
yang dilakukan oleh orang dewasa melalui kegiatan
bersama (Metoda Pendidikan Orang Dewasa). Dalam
proses pembelajaran “Pendidikan Orang Dewasa” tersebut,
pihak luar hanya bertindak sebagai fasilitator proses
pembelajaran untuk saling berbagi pengetahuan dan
pengalaman.
Salah satu metoda pendekatan partisipatif
yang dikenal sangat efektif adalah metoda Participatory
Rural Appraisal (PRA), atau pengkajian masyarakat
secara partisipatif. Metoda PRA pertama kali dikembangkan
oleh Robert Chambers seorang pakar dalam bidang
pengembangan masyarakat. Timbulnya metoda PRA
didasari pada kenyataan bahwa hampir semua program
pembangunan masyarakat lebih banyak direncanakan oleh
lembaga pelaksana tanpa melibatkan secara langsung
warga masyarakat yang menjadi target group.
Beberapa prinsip dasar dalam penerapan metoda PRA

23
dapat diuraikan sebagai berikut:
θ Prinsip Mengutamakan yang Terabaikan
Prinsip ini mengutamakan KEBERPIHAKAN pada
masyarakat miskin, bahkan mengutamakan masyarakat
yang paling miskin, agar mereka dapat memperoleh
kesempatan dalam berperan dan memperoleh manfaat
dari suatu program pembangunan.
θ Prinsip Pemberdayaan Masyarakat
Tujuan metoda PRA adalah peningkatan kemampuan
masyarakat, sehingga mampu memiliki peluang dan
kemampuan untuk mengambil keputusan terhadap
berbagai keadaan yang sering timbul di seputar
kehidupannya. Dengan demikian, mereka dapat
mengurangi ketergantungan pada ‘orang luar’, terutama
yang bersifat merugikan.
θ Prinsip Masyarakat sebagai Pelaku
Dalam hal ini ‘orang luar’ hanya berperan sebagai
fasilitator. Prinsip ini harus benar-benar diterapkan
dengan menghindari peran sebagai ‘guru’ atau
‘instruktur’. Penerapan prinsip ini diawali dengan
kesadaran sebagai ‘orang luar’ bahwa kemiskinan tidak
selalu identik dengan kebodohan.
θ Prinsip Saling Belajar
Prinsip saling belajar serta menghargai perbedaan,
didasarkan pada pengakuan terhadap pengalaman dan
pengetahuan tradisional masyarakat. Dengan prinsip ini,
pengetahuan tradisional dan ‘modern’ harus saling
melengkapi guna memecahkan permasalahan yang
timbul di masyarakat.
θ Prinsip Informal
Kegiatan PRA diselenggarakan dalam suasana yang
luwes, terbuka, tidak memaksa, dan informal. Suasana
yang demikian diharapkan akan menciptakan keakraban
antara ‘orang luar sebagai tamu’ dengan masyarakat.

θ Prinsip Triangulasi
Dalam usaha pengumpulan dan analisis data secara
sistematis bersama masyarakat, sebagai salah satu
kegiatan PRA, untuk mendapatkan informasi yang valid
diperlukan check and re-chek melalui pengumpulan
informasi dari beragam sumber informasi, menggunakan
teknik yang bervariasi, dan latar belakang fasilitator
yang
Office: KKMB’s Building, 2nd Floor, Jl. berbeda.
Jalaprang No.11 Bandung 40123. Phone; 022-2507495.
Fax; 022-6036677 E- Mail : Milis :keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
θ
Akta Perubahan : 12 September 1998, Prinsip Mengoptimalkan
6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998 Hasil
Dalam
PWP : 1.105.106.7.423 BANK : Bank pengumpulan
Syariah Mandiri informasi
(Persero) Tbk. perlu dirumuskan jenis
Cabang Bandung.

24
dan kedalaman informasi untuk menghindari informasi
yang tidak dibutuhkan.
θ Prinsip Orientasi Praktis
Dalam arti berorientasi pada pengembangan kegiatan.
Penerapan metoda PRA tidak hanya sekedar untuk
menggali informasi dari masyarakat, tetapi lebih
Head Office : Gedung KKMB Lt. 2, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123.
diarahkan pada tindak lanjut program pembangunan
Phone/Fax : 022- 2507495. Website :
dalamFotansa)
Contact HP : 085721555727 (Jimmy bentukNPWP kegiatan bersama.
: 1.105.106.7.423
Akta Perubahan : 12 September 1998
θ 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
Prinsip Berkelanjutan
Penerapan metoda PRA tidak dapat dianggap sebagai
suatu paket kegiatan dengan jangka waktu tertentu,
namun harus dipandang sebagai proses yang
berkelanjutan dan secara terus-menerus berupaya
menggerakkan potensi masyarakat.
θ Prinsip Belajar dari Kesalahan
Penekanan metoda PRA tidak pada kesempurnaan
program melainkan pada penerapan sebaik-baiknya
sesuai dengan kemampuan yang ada. Namun demikian,
penerapan metoda PRA juga bukan kegiatan ‘coba-coba’,
tetapi menggunakan perhitungan guna mengurangi dan
meminimalkan kesalahan.
θ Prinsip Keterbukaan
Teknik-teknik yang digunakan dalam metoda PRA
bukanlah seperangkat teknik yang baku dan tidak dapat
berubah. Penerapan metoda PRA perlu dikembangkan
secara terus menerus dan disesuaikan dengan kondisi
masyarakat setempat.

Metoda pendekatan PRA dapat digunakan


dalam kegiatan pengumpulan data potensi setempat dari
masyarakat, musyawarah desa, pembentukan kelompok
masyarakat, perencanaan kegiatan, penanganan terhadap
masalah yang timbul, pemantauan pelaksanaan, evaluasi
program, dan tindak lanjut keberlanjutan program.

Beberapa dari teknik PRA yang dapat dikemukakan untuk


digunakan dalam kegiatan Proyek Desa Mandiri (PDM)
adalah sebagai berikut:
θ Teknik Penelusuran Sejarah Desa, untuk mengkaji
suatu keadaan dari waktu ke waktu.
θ Teknik Bagan Kecenderungan dan Perubahan,
untuk memperkirakan perubahan suatu keadaan dari
waktu ke waktu, serta mengkaji perubahan perilaku
baik terhadap penduduk laki-laki maupun perempuan.
θ Teknik Penyusunan Kalender Musim, untuk

25
mengkaji suatu keadaan dari waktu ke waktu selama 1
(satu) periode tertentu, yang berhubungan juga
dengan kajian terhadap peran penduduk laki-laki
maupun perempuan.
θ Teknik Jadwal Sehari, untuk mengkaji suatu
keadaan (pola kegiatan keluarga) dalam hubungan
dengan perilaku ekonomi masyarakat dalam jangka
waktu 1 (satu) hari.
θ Teknik Pembuatan Peta Desa, untuk mengkaji
keadaan suatu ruang wilayah, sehingga dapat
diperoleh informasi mengenai potensi sumber daya
alam.
θ Teknik Penelusuran Desa (Transek), untuk
mengkaji keadaan dan potensi sumber daya alam
setempat.
θ Teknik Kajian Lembaga (Diagram Venn), untuk
mengkaji sistem organisasi desa dan manfaat
lembaga-lembaga desa dalam kehidupan masyarakat.
θ Teknik Pembuatan Bagan Alur, untuk mengkaji alur
proses dari suatu sistem tertentu, seperti misalnya
sistem pemasaran hasil pertanian.
θ Teknik Kajian Mata Pencaharian, untuk mengkaji
sumber penghasilan dan mata pencaharian penduduk
setempat.
θ Teknik Pembuatan Bagan Urutan, untuk menyusun
prioritas dalam berbagai hal yang dipandang perlu.
Dalam melakukan kajian keadaan bersama
masyarakat, secara umum cara analisis yang dilakukan
dalam metoda PRA adalah sebagai berikut:
θ Menggambarkan
θ Mengelompokkan
θ Mengurutkan dan Membandingkan
θ Menghitung (kualitatif/perkiraan dan kuantitatif)
θ Mencari Hubungan Sebab-akibat
θ Mencari Hubungan Sistem

Keberhasilan masyarakat melakukan peningkatan


kesejahteraan dan pemberdayaan terindikasi dari
terlaksananya konsep-konsep berikut:
1. Guarantee for better future sustainable concept
Office: KKMB’s Building, 2nd Floor, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123. Phone;
Inti konsep ini 022-2507495.
adalah, bahwa dengan
Fax; 022-6036677 E- Mail : Milis :keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
kegiatan yang dilaksanakan masyarakat haruslah ada
Akta Perubahan : 12 September 1998, 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
jaminan
PWP : 1.105.106.7.423 BANK : Bank Syariah Mandiriadanya keberlangsungan
(Persero) Tbk. Cabang Bandung. program baik

26
peningkatan kualitas sumberdaya, dan kelestarian
ekosistem lingkungan.
2. Guarantee for better future income with equity
Konsep ini memberikan visi ideal terhadap
keberlangsungan pertumbuhan dan pemerataan
Head Office : Gedung KKMB Lt.sekaligus, yang
2, Jl. Jalaprang No.11mana salah
Bandung 40123.satu sasaran dari program
Phone/Fax : 022-ini adalah tumbuhnya perekonomian produktif di
2507495. Website :
Contact HP : 085721555727 (Jimmy Fotansa) NPWP : 1.105.106.7.423
pedesaan.
Akta Perubahan : 12 September 1998 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
Ciri dari ekonomi pedesaan dikatakan
apabila pendapatan riil masyarakat pada suatu tahun
lebih baik dari tahun sebelumnya, walau sebenarnya
hal demikian kurang tepat karena mungkin saja
tingkat konsumsi riil pada tahun bersangkutan
ternyata lebih rendah dari tahun sebelumnya. Oleh
sebab itu untuk menerapkan konsep ini perlu
diperhatikan beberapa critical factor yang antara lain :
- Tingkat pertumbuhan (growth)
- Tingkat pemerataan
- Adanya prospek pasar yang baik
- Adanya tecnological level yang sesuai
- Adanya SDM yang sesuai

3. Guarantee for better future empowerment


concept
Dalam konsep ini, proses pembangunan
hendaknya juga disertai proses pemberdayaan
sehingga penduduk desa akan memperoleh
peningkatan kualitas kehidupan secara bermakna.
Untuk itu perlu ditekankan adanya proses keterlibatan
yang lebih mendasar dan bukan sebagaimana selama
ini berlangsung

27
Gambar 2. Critical Factors Pengembangan dan
Office: KKMB’s Building, 2nd Floor, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123. Phone;
Penguatan KUK 022-2507495.
Fax; 022-6036677 E- Mail : Milis :keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
Akta Perubahan : 12H.September
LINGKUP 1998,KEGIATAN
6970/BH/PAD/KDK/
PROYEK20.21/IX/1998
DESA MANDIRI
PWP : 1.105.106.7.423 BANK : Bank Syariah Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Bandung.

28
1. Kegiatan di Tingkat Pusat
a. Desain skenario Desa Mandiri.
b. Desain teknik-teknik fasilitasi perancangan modul dan
materi Desa Mandiri
c. Konsolidasi Fasilitator Desa Mandiri dengan melibatkan
Head Office : Gedung KKMB narasumber tambahan.
Lt. 2, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123.
d. Konsultasi dan diseminasi
Phone/Fax : 022- 2507495. Website : Proyek Desa Mandiri dengan
Contact HP : 085721555727 Eksekuti
(Jimmy Fotansa) NPWP : 1.105.106.7.423
dan Legislatif Kabupaten serta LSM setempat dan
Akta Perubahan : 12 September 1998 6970/BH/PAD/KDK/
Stakeholders 20.21/IX/1998
lain di Kabupaten.
e. Menyiapkan base-line survey.
f. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan konsultasi, diseminasi dan
sosialisasi bagi Fasilitator Desa Mandiri (FDM), Lembaga
Swadaya Masyarakat dan Lembaga Pengabdian
Masyarakat – Perguruan Tinggi dari Kabupaten yang
terpilih sebagai desa lokasi Proyek Desa Mandiri (dibagi
tiga gelombang).
g. Rapat-rapat koordinasi dan konsolidasi tim inti Proyek
Desa Mandiri.
h. Pembuatan Laporan dan Publikasi.
i. Melakukan monitoring dan evaluasi kemajuan secara
interaktif.

2. Kegiatan di Tingkat Propinsi


a. Pengiriman wakil propinsi untuk mengikuti konsultasi,
diseminasi dan sosialisasi dalam regionnya.
b. Pemantauan dan fasilitasi pelaksanaan Proyek Desa
Mandiri di setiap Kabupaten.
c. Rapat-rapat koordinasi dan konsolidasi.

3. Kegiatan di Tingkat Kabupaten


a. Penguatan proses pemberdayaan masyarakat dalam
pelaksanaan Proyek Desa Mandiri .
b. Fasilitasi terhadap pembentukan KPPM, BPD atau nama
generik khas Daerah, dan penyelenggaraan kegiatan
Proyek Desa Mandiri.
c. Penetapan lokasi desa terpilih Pilot Project Desa Mandiri
dan lima Desa lainnya oleh FDM dengan berkonsultasi
dengan Bappeda Kabupaten.
d. Koordinasi dengan eksekutif, legislatif , masyarakat desa,
BPD dan stakeholder lainnya.
e. Fasilitasi untuk kegiatan Forum Interaksi Pemberdayaan
Masyarakat/ Public Meeting/ Temu Interaksi Stakeholder
Kabupaten di tingkat Kabupaten.
f. Menyiapkan bentuk-bentuk komitmen Daerah terhadap

29
keterlibatan Pilot Project Desa Mandiri.
g. FDM menetapkan DDM.
h. Penyelenggaraan kegiatan pelatihan Proyek Desa Mandiri
untuk Kasie PMD dan Dinamisator Desa Mandiri.
i. Analisa potensi sumber daya, analisa kebutuhan lokal dan
analisa kegiatan usaha.
j. Sosialisasi info-info pendanaan dan forum diskusi
Perencanaan Investasi dan Bisnis Plan.
k. Perencanaan pengembangan sektor ekonomi produksi.
l. Perencanaan pembangunan prasarana pendukung
kegiatan ekonomi produktif , kesehatan dan sosial
pendidikan.
m. Perencanaan pengembangan ketrampilan praktis dalam
pengembangan kegiatan dan kapasitas kelompok
pemanfaat sarana dan prasarana ekonomi, sosial, dan
pendidikan.
n. Mendorong dan memfasilitasi penyelenggaraan Forum
Demokrasi Desa.
o. Monitoring dan evaluasi berkala.

4. Kegiatan di Kecamatan
a. Pemilihan wakil kecamatan dan pengiriman untuk
mengikuti dan menghadiri sosialisasi dan pelatihan
Proyek Desa Mandiri di Kabupaten.
b. Sosialisasi dan pelatihan Dinamisator Desa Mandiri
(DDM).
c. Fasilitasi proses pembentukan dan penyelenggaraan
Forum Demokrasi Desa di lokasi terpilih proyek Desa
Mandiri.
d. Analisa potensi sumber daya, analisa kebutuhan lokal dan
analisa kegiatan usaha.
e. Pemantauan perkembangan Forum Demokrasi Desa.
f. Supervisi dan dinamisasi Forum Demokrasi Desa.
g. Menjembatani mekanisme pelaksanaan manajemen
interaksi antara Forum Demokrasi Desa di desa dengan
Eksekutif maupun KPPM di Kabupaten dalam Temu
Interaksi Kecamatan (TIK).
h. Pembuatan Rencana Strategi (Renstra) Desa dan Rencana
Investasi (Renin) Desa.
i. Rapat-rapat koordinasi dan konsolidasi.
Office: KKMB’s Building, 2nd Floor, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123. Phone; 022-2507495.
Fax; 022-6036677 E- Mail : Milis :keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
Akta Perubahan : 12 September 1998, 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
PWP : 1.105.106.7.423 BANK : Bank Syariah Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Bandung.

30
5. Kegiatan di Desa/ Masyarakat
a. Pemilihan wakil desa dan pengiriman untuk mengikuti dan
menghadiri sosialisasi/ pelatihan di Kabupaten
Head Office : Gedung KKMB Lt. 2, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123.
b. : Penetapan
Phone/Fax 022- 2507495. Pokja
Websitebila
: diperlukan oleh Forum Demokrasi
Desa (FDD) yang difasilitasi FDM dan DDM guna
Contact HP : 085721555727 (Jimmy Fotansa) NPWP : 1.105.106.7.423
mengeksekusi
Akta Perubahan : 12 September kepentingan
1998 6970/BH/PAD/KDK/ bersama.
20.21/IX/1998
c. Penyusunan program kerja Forum Demokrasi Desa dan
rencana implementasi.
d. Analisa potensi sumber daya, analisa kebutuhan lokal dan
analisa kegiatan usaha.
e. Pembuatan Rencana Strategi (Renstra) Desa dan Rencana
Investasi (Renin) Desa.
f. Implementasi pengembangan kegiatan ekonomi produktif,
peningkatan kesejahteraan sosial, pembangunan
prasarana pendukung dan peningkatan kapsitas
masyarakat dan lembaganya.
g. Pendampingan implementasi pengembangan kegiatan
dan kapasitas kelompok pemanfaat sarana dan prasarana
ekonomi, sosial dan pendidikan.
h. Penyelenggaraan Forum Demokrasi Desa di desa
setempat secara berkala maupun insidental.
i. Penggalian aspirasi Desa dan penyampaian aspirasi ke
KPPM dan dialog interaktif dengan KPPM pada
Musyawarah Lintas Pemeran/ Public Meeting.
j. Menyusun laporan sederhana penyelenggaraan FDD
secara berkala kepada Camat dengan tembusan ke Dinas-
Dinas terkait.
k. Melakukan evaluasi dan monitoring secara built-in di desa
masing-masing.
l. Melakukan upaya-upaya agar hasil akhir Proyek Desa
MANDIRI dan proyek/ program lainnya dapat lestari dalam
operasi dan perawatan melalui Tim Pengelola atau
lainnya.
m. Penrampilan BPD mengenai Otonomi Desa, RAPB Desa,
Perimbangan Kabupaten – Desa.

31
I. HASIL PROYEK DESA MANDIRI YANG DIHARAPKAN

1. Tersosialisasinya pemahaman mengenai konsep dan


materi Desa Mandiri, pemberdayaan masyarakat dan
kebijakan program JPS, secara benar dan meluas di
lingkungan pejabat eksekutif, legislatif dan masyarakat
pedesaan khususnya di daerah lokasi Proyek Desa
MANDIRI.
2. Terbentuknya Forum Demokrasi Desa (FDD) sebagai
wadah interaksi masyarakat di desa khususnya di daerah
lokasi Proyek Desa Mandiri.
3. Terbentuknya Komite Pemantau Pemberdayaan
Masyarakat (KPPM) Kabupaten dengan aktifitas yang
nyata, sebagai pemantau dan penyalur aspirasi
masyarakat (yang berkembang dalam FDD) untuk
program-program pemberdayaan masyarakat serta
proses penyelesaian pengaduan dari masyarakat
(complain resolution), khususnya di lokasi Proyek Desa
Mandiri
4. Tersedianya tenaga fasilitator (FDM dan DDM) yang
terlatih dalam mengelola interaksi dalam FDD maupun
interaksi antara FDD, KPPM, dan Musyawarah Lintas
Pemeran di Kabupaten.
5. Tersusunnya Rencana Strategis Pemberdayaan
Masyarakat, Aparat dan kelembagaannya dan Model
Manajemen Interaksi di lokasi Proyek Desa Mandiri sesuai
dengan kondisi setempat
6. Terlaksananya proses pemberdayaan masyarakat secara
dinamis, dalam kerangka model manajemen interaksi
antara FDD, KPPM, eksekutif dan pemeran lainnya di
daerah dan di pedesaan
7. Terlaksananya proses asistensi, pelatihan, fasilitasi,
monitoring dan evaluasi Peningkatan Pemberdayaan
Masyarakat, Aparat dan Kelembagaannya serta
Peningkatan dan Pengembangan Kemampuan
Pendayagunaan Potensi Sumberdaya Desa di Daerah.
8. Temu Publik Stakeholder Kabupaten (Forum Interaksi
Pemberdayaan Masyarakat Desa di Kabupaten)
9. Tumbuhnya
Office: KKMB’s Building, 2nd Floor, rasa
Jl. Jalaprang No.11 kebersamaan
Bandung 40123. Phone;sebagai satu bangsa, satu
022-2507495.
tanah
Fax; 022-6036677 E- Mail : Milis air dan satu bahasa dalam menghadapi setiap
:keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
Akta Perubahan : 12 Septembertantangan dalam mewujudkan
1998, 6970/BH/PAD/KDK/ ketahanan sosial, politik
20.21/IX/1998
PWP : 1.105.106.7.423 BANK : Bank Syariah Mandiri (Persero)
dan ekonomi menuju keadilan Tbk. Cabang Bandung.
dan kemakmuran.

32
10.
10.Berkembangnya kegiatan ekonomi produktif.
11.
11.Naiknya taraf hidup masyarakat
12.
12.Berkurangnya angka kemiskinan
13.
13.Meningkatkan IPM, FAO/WCARRD, investasi di Desa dan
partisipasi publik.
Head Office : Gedung KKMB Lt. 2, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123.
Phone/Fax : 022- 2507495. Website :
Contact HP : 085721555727 (Jimmy Fotansa) NPWP : 1.105.106.7.423
Akta Perubahan : 12
J. September 1998 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
SASARAN
Kriteria Desa Mandiri ini dapat dapat dilaksanakan di desa-
desa dengan potensi sebagai berikut :
• Desa Pertanian
• Desa Perkebunan
• Desa Nelayan
• Desa Hutan
• Desa Usaha Kecil
• Desa Marginal (kota-desa)
• Desa Peternakan
• Desa Budaya
• Desa Wisata
• Desa Hutan Lindung
• Desa Perikanan

Untuk percontohan Proyek Desa MANDIRI ini, maka kami


mengambil sample di Desa Citengah Kabupaten Sumedang
sebagai sasaran atau sample. Kami memilih Desa tersebut
dikarenakan memiliki potensi sebagai:
1. Desa Pertanian dan
Perkebunan
Di Desa ini memiliki banyak lahan pertanian dan
perkebunan yang sangat produktif, dan mayoritas
masyarakat di desa tersebut memiliki aktifitas keseharian
sebagai petani.
2. Desa Budaya
Di Desa ini masyarakatnya masih memegang dan taat
kepada budaya leluhurnya, dan kegiatan tersebut bisa
dijadikan sebagai daya tarik desa.
3. Desa Perikanan
Masyarakat di desa ini sebagian bekerja sebagai
penambak ikan dan memiliki tambak-tambak yang cukup
produktif.
4. Desa Hutan Lindung
Di Desa ini juga terdapat kawasan Konservasi Hutan
Lindung yang bisa di jadikan sebagai Objek Wisata, dsb.
5. Desa Wisata

33
Panorama Alam yang indah di Desa ini jika dapat dikelola
dengan baik dapat menjadi salah satu objek wisata dan
dengan objek wisata tersebut dapat menambah
penghasilan masyarakat setempat.

K. PEMBIAYAAN
Pembiayaan yang diperhitungkan adalah kebutuhan tim
tenaga ahli, asisten tenaga ahli perencanaan program,
Fasilitator Desa Mandiri dan tenaga pendukung ditambah
biaya pengadaan, pembuatan dan perbanyakan material
yang akan digunakan dalam seluruh rangkaian kegiatan,
biaya perjalanan dinas, dan lain-lain. Rincian pembiayaan
akan disusun sesuai kebutuhan riil lapangan.

L. KEBUTUHAN DAN KUALIFIKASI TENAGA AHLI


a. Tim Tenaga Ahli Pengembangan Masyarakat
Semua tenaga ahli fasilitasi adalah sarjana atau profesional
yang mempunyai keahlian dalam bidang pemberdayaan
masyarakat, dengan pengalaman kerja minimal 8 tahun
lebih untuk sarjana muda atau minimal 5 tahun lebih untuk
sarjana, dapat berbahasa Indonesia dengan lancar.
b. Tim Tenaga Ahli Pengembangan Ekonomi produktif
Semua tenaga ahli fasilitasi adalah sarjana atau profesional
yang mempunyai keahlian dalam bidang pengembangan
ekonomi produktif, dengan pengalaman kerja minimal 8
tahun lebih untuk sarjana muda atau minimal 5 tahun lebih
untuk sarjana, dapat berbahasa Indonesia dengan lancar.
Keahlian tambahan disesuaikan dengan karakter desa yang
masuk dalam kategori sasaran proyek Desa Mandiri
c. Tim Tenaga Pendukung Manajemen dan Administrasi
Disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.

Office: KKMB’s Building, 2nd Floor, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123. Phone; 022-2507495.
Fax; 022-6036677 E- Mail : Milis :keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
Akta Perubahan : 12 September 1998, 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
PWP : 1.105.106.7.423 BANK : Bank Syariah Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Bandung.

34
1. WAKTU DAN ALUR
KEGIATAN

Waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan proyek Desa


Mandiri adalah 2 (dua) tahun dengan perputaran tahapan
setiap tahun. Alur kegiatan dan plot waktu yang
direncanakan dapat dilihat pada gambar 3, 4 dan 5
terlampir.

N. PENUTUP

Demikian program sederhana yang kami susun dalam


bentuk proposal, kegiatan ini dibuat sebagai sebuah gambaran
untuk dipelajari, direnungkan, di implementasikan dan semoga
dapat menjadi alternative lain dalam memberikan konstribusi
kepada pemerintah dalam menjawab berbagai permasalahan
yang ada saat ini dan dimasa yang akan datang.
Keterbatasan adalah merupakan hal yang baik, untuk
dapat terus-menerus melakukan perbaikan guna terciptanya
sesuatu hal yang penuh inovatif, kreatif dalam menciptakan
sesuatu yang memiliki nilai tambah bagi masyarakat secara
umum. Kami memohon maaf apabila banyak kekurangan dan
kesalahan yang kami lakukan, semoga selalu ada koreksi dari
berbagai pihak, hal ini tiada lain sebagai bahan masukan bagi
kami untuk dapat memperbaikinya. Semoga semua elemen dari
bangsa ini mempertimbangkan dan menganalisa program yang
kami buat. Besar harapan kami dapat merealisasikan program ini
guna menciptakan generasi muda yang mandiri, tangguh, serta
memiliki daya saing yang kuat dalam menghadapi era globalisasi
serta pasar bebas yang mau tidak mau harus dihadapi oleh
bangsa ini.
Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan
terimakasih.

Bandung, 25 Januari 2011

Pimpinan Project Desa Mandiri Sekretaris

35
Jimmy Fotansa Ir. Agoes S. Dewanto
Mengetahui,

Ketua Umum KKMB Periode 2010-2012

Rudy Fitriawan, S.IP

Head Office :

Koperasi Kesejahteraan Mahasiswa Bandung (KKMB)


Gedung KKMB, Lantai 2
Jl. Jalaprang No. 11, Bandung 40123, Jawa Barat – Indonesia
Telp : 022 - 2507495
Fax : 022 – 2597495
Mailing list : keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
Email : kopma_kkmb@yahoo.com
Website : www.kopmakkmb.com
Contact person :
0857 2155 5727 (Jimmy Fotansa)

Office: KKMB’s Building, 2nd Floor, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123. Phone; 022-2507495.
Fax; 022-6036677 E- Mail : Milis :keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
Akta Perubahan : 12 September 1998, 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
PWP : 1.105.106.7.423 BANK : Bank Syariah Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Bandung.

36

You might also like