Professional Documents
Culture Documents
1
melakukan upaya-upaya pengentasan kemiskinan. Dalam
mencapai tujuan tersebut, nampaknya harus disadari bahwa
yang dibutuhkan adalah keterpaduan seluruh potensi bangsa
dalam mengerahkan setiap energinya secara sinergis melakukan
gerakan penanggulangan kemiskinan.
Beberapa hipotesa yang dapat menjadi landasan gerakan
penanggulangan kemiskinan ini antara lain adalah:
1. Pemahaman atas excisting condition menjadi pijakan yang
paling tepat dalam pemilihan pendekatan
2. Kunci dari terhapusnya kemiskinan adalah pulihnya
keberdayaan masyarakat
3. Pemulihan keberdayaan masyarakat membutuhkan peran
interaktif seluruh stakeholder yang ada
4. Interaksi stakeholder harus dibangun dari wilayah terkecil
yaitu desa/ kelurahan
5. Kemandirian desa/kelurahan merupakan fondasi keberdayaan
daerah
6. Daerah yang kuat dan berdaya menjadi benteng
penangulangan kemiskinan.
2
PELUANG
1. Sumber Daya Manusia
• Jumlah populasi pemuda Indonesia
pada tahun 2009 diperkirakan
berjumlah lebih dari 85 juta
orang (data Kementerian Pemuda
Head Office : Gedung KKMB Lt. 2, Jl. Jalaprang No.11 Bandung
dan 40123.
Olahraga 2009) dan pada
Phone/Fax : 022- 2507495. Website : tahun 2012 diproyeksikan
Contact HP : 085721555727 (Jimmy Fotansa) NPWP : 1.105.106.7.423
berjumlah lebih dari 100 juta
Akta Perubahan : 12 September 1998 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
orang (Usia 15 – 35 Tahun).
• Jumlah pemuda angkatan kerja
pada tahun 2009 lebih dari 114
juta orang (Data Survey Tenaga
Kerja Nasional 2009) dan proyeksi
tahun 2010 sebanyak 120 juta
orang (Usia 15 – 35 Tahun)
• Jumlah pemuda pengangguran
pada tahun 2009 diperkirakan
lebih dari 18 juta orang (Data
Badan Pusat Statistik 2009) dan
pada akhir tahun 2010
diproyeksikan akan menembus
angka 20 juta orang.
• Jumlah masyarakat miskin di
Indonesia pada pertengahan Juni
2010 diperkirakan melebihi 34
Juta orang (Data Badan Pusat
Statistik 2010) dan pada tahun
depan diperkirakan bisa mencapai
50 Juta orang dikarenakan
perkembangan pasar bebas Cina –
ASEAN dan masyarakat kita tidak
bisa bersaing.
3
jasanya
•
Terdapat peluang menambah
permodalan untuk memenuhi
suatu skala permodalan yang
ekonomis
4. Teknologi
• Berpeluang untuk ditingkatkan
• Memungkinkan untuk diintervensi
baik dari pemerintah maupun
swasta.
B. EXCISTING CONDITION
Momentum reformasi di Indonesia memberikan
ruang yang cukup memadai bagi penciptaan masyarakat sipil
dalam kehidupan berpemerintahan, bermasyarakat dan
bernegara yang memiliki nilai-nilai good governance. Adapun
nilai-nilai tersebut adalah:
- rakyat terlibat dalam pengambilan keputusan publik, baik
langsung maupun tidak langsung (participation);
- adanya kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa
pandang bulu (rule of law);
- adanya transparansi (transparency);
- adanya lembaga-lembaga yang responsif terhadap
kebutuhan stakeholders (responsivenes);
- adanya musyawarah untuk mufakat dalam penyelesaian
berbagai kepentingan yang berbeda dalam kerangka
kepentingan yang lebih luas dan prioritas baik dalam hal
kebijakan maupun prosedurnya (consensus orientation);
- adanya kesempatan yang sama bagi warganegara untuk
meningkatkan atau menjaga kesejahteraannya (equity);
- adanya berbagai lembaga beserta prosesnya menghasilkan
sesuai dengan apa yang telah digariskan dengan
menggunakan sumber-sumber yang tersedia sebaik mungkin
(effectiveness and effesiency);
- adanya akuntabilitas publik dan lembaga-lembaga
stakeholders dari para pembuat keputusan, baik sektor publik
maupun swasta (accountability);
- adanya pemimpin dan publik yang memiliki visi
pengembangan manusia yang luas dan jauh ke depan
beserta tata cara pengelolaan yang baik sejalan dengan apa
Office: KKMB’s Building, 2nd
Floor,
yangJl.diperlukan
Jalaprang No.11 Bandung
dalam 40123. Phone;
kondisi 022-2507495.
yang ada (strategic vision).
Fax; 022-6036677 E- Mail : Milis :keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
Akta Perubahan : 12 September 1998,Kondisi yang berdasar
6970/BH/PAD/KDK/ pada nilai-nilai di atas
20.21/IX/1998
tentunya tidak muncul secara sekejap. Ia adalah hasil dari
PWP : 1.105.106.7.423 BANK : Bank Syariah Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Bandung.
4
akumulasi proses-proses. Kekuasaan di masa lalu yang memilih
model perilaku strategis reaktif (baik tipe defender maupun
reaksioner) memiliki ciri-ciri :
- menentang perubahan,
- mencermati lingkungan dari ancaman tetapi
lupa/mengabaikan peluang.
Head Office : Gedung KKMB Lt.- memiliki
2, Jl. Jalaprangstrategi yang
No.11 Bandung konsisten tetapi melanggar
40123.
Phone/Fax : 022- 2507495.
azas. Website :
Contact HP : 085721555727 (Jimmy Fotansa) NPWP kepada
- berorientasi : 1.105.106.7.423
efisiensi operasional, lebih
Akta Perubahan : 12 September 1998politik (negatif);20.21/IX/1998
6970/BH/PAD/KDK/ bersandar kepada Cronyism,
perjuangan kekuasaaan/kepatuhan, struktur
perintah dan hierarkhi yang seragam, berakibat
kepada tidak produktifnya masyarakat dalam
partisipasi ekonomi, sosial dan politik.
5
Pada fase tersebut akan muncul konflik-konflik
kepentingan dan konflik ideologik. Tensi sosial-politik akan
meningkat sebagai akibat ketidak-bebasan masa lalu. Tensi yang
meningkat ini, apabila tidak dikelola secara tepat akan
menghasilkan keadaan :
- Destruktif terhadap iklim yang mulai terbuka
terhadap demokrasi, sehingga dapat memunculkan
side back/kemunduran.
- Anarkhisme, yang mengakibatkan gerakan menjadi
kehilangan misi, visi dan kendali.
Solusi yang tepat untuk mengatasi efek negatif pada fasa
tersebut khususnya di daerah :
1. Membangun suatu interaksi proaktif dan responsif
antara para stakeholder (para pemeran yang
berkepentingan) di Kabupaten yang terdiri dari :
Legislatif-Exekutif dan Masyarakat dalam suatu
Manajemen Interaksi, yang diharapkan dapat
meredam konflik, memahami secara tepat tentang
tanggung jawab publik, dan menyepakati
pemanfaatan sumber daya yang secara optimal
akan mengakibatkan suatu daerah semakin mandiri
di segala sektor. Desa, sebagai sub-struktur
terbawah wajib memberdayakan dirinya, sebagai
konsekwensi dari otonomi daerah. Dengan desa
yang maju, maka otonomi daerah dapat didekati ke
arah realitas. Nilai-nilai good governance
seyogyanya tidak hanya didengar di Pusat, tetapi ia
harus bergaung hingga pelosok pedesaan.
2. Membangun interaksi pada level Desa dalam suatu
forum/ sarasehan pemberdayaan masyarakat.
Dalam forum inilah diharapkan kepentingan-
kepentingan kelompok dapat dipotret dan
diimplementasikan ke dalam program-program
masyarakat pedesaan. Program-program tersebut
mengarah pada proses penguatan BPD,
membudayakan transparansi pada aparat desa dan
mengkondisikan partisipasi masyarakat pada tingkat
yang lebih tinggi.
C. KEBERDAYAAN MASYARAKAT
Kata kunci solusi tersebut adalah Keberdayaan Masyarakat.
Keberdayaan masyarakat
Office: KKMB’s Building, 2 Floor, Jl. Jalaprang
nd merupakan
No.11 Bandung unsur
40123. Phone; yang memungkinkan
022-2507495.
suatu
Fax; 022-6036677 E- masyarakat
Mail : Milis survive dalam pengertian yang dinamis
:keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
Akta Perubahan : 12mengembangkan diri dan 20.21/IX/1998
September 1998, 6970/BH/PAD/KDK/ mencapai tujuan. Sedangkan
memberdayakan masyarakat Cabang
PWP : 1.105.106.7.423 BANK : Bank Syariah Mandiri (Persero) Tbk. adalah upaya-upaya untuk
Bandung.
6
meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang
saat ini masih terperangkap ke dalam kemiskinan dan
keterbelakangan. Dengan kata lain, memberdayakan adalah
meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat.
Dalam kerangka pikir tersebut, maka upaya
memberdayakan masyarakat perlu dilakukan melalui 3 jurusan.
Head Office : Gedung KKMB Lt. 2, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123.
Pertama, menetapkan suasana yang memungkinkan potensi
Phone/Fax : 022- 2507495. Website :
masyarakat
Contact HP : 085721555727 (Jimmy berkembang. Jadi, pemberdayaan adalah upaya
Fotansa) NPWP : 1.105.106.7.423
untuk membangun daya dengan cara membangkitkan motivasi
Akta Perubahan : 12 September 1998 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
dan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya
untuk mengembangkannya. Kedua, memperkuat potensi/daya.
Caranya dengan memberikan masukan-masukan, pembukaan
akses kepada peluang. Ketiga, pemberdayaan mengandung arti
melindungi, dalam arti harus dicegah yang lemah menjadi
bertambah lemah. (Gunawan S.).
Secara khusus dalam konteks pembangunan ekonomi,
pemberdayaan berarti memberi perhatian kepada peningkatan
ekonomi rakyat khususnya pedesaan. Perhatian khusus ini perlu
diwujudkan dalam langkah-langkah strategis yang diarahkan
secara langsung pada perluasan akses rakyat kepada sumber
daya pembangunan disertai penciptaan peluang-peluang bagi
masyarakat, sehingga mampu memperkuat posisi daya saing
ekonominya. Strateginya meliputi: percepatan perubahan
struktur sehingga kuat dalam perekonomian pedesaan yang
terdiri dari proses perubahan ekonomi tradisional ke modern,
dari ekonomi yang lemah menjadi ekonomi yang kuat, dari
subsisten kepada ekonomi pasar global, dan dari ketergantungan
kepada kemandirian.
Dengan masyarakat dan Desa yang maju dan aktif
berprakarsa, sebenarnya eksekutif akan diuntungkan. Pertama,
ia tidak perlu berpikir sendiri apa yang dibutuhkan masyarakat
khususnya masyarakat pedesaan yang merupakan 80% dari
jumlah penduduk. Kedua, masyarakat maju -baik secara politik,
ekonomi, sosial - akan menjadikan tanggung jawab eksekutif
menjadi lebih ringan, karena masyarakat mampu berswadaya.
Hal tersebut akan menempatkan posisi suatu wilayah (Daerah)
menjadi berdaya.
Dari uraian di atas, upaya pemulihan keberdayaan
masyarakat menjadi variabel yang dominan dalam keberhasilan
Penanggulangan Kemiskinan menuju terwujudnya Keberdayaan
daerah. Masyarakat sipil yang berdaya akan mampu
mengkondisikan daerahnya dalam sistem yang menganut nilai-
nilai clean and good governance.
D. PERAN DAERAH
7
pembuatan UU Politik yang lebih bersifat demokratis
dibandingkan pada masa sebelumnya dan telah dihasilkannya
kelembagaan representasi publik (MPR, DPR, maupun DPRD)
hasil Pemilu 1999 yang lebih legitimate. Hal mendasar yang lain
adalah dengan mulai bergesernya paradigma sistem
pemerintahan yang sentralistik menuju sistem pemerintahan
yang desentralistik dengan memberikan keleluasaan pada
daerah dalam wujud otonomi daerah yang luas dan
bertanggungjawab, untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi, sesuai dengan kondisi dan potensi wilayah. Pergeseran
tersebut dilandasi dengan adanya Undang-undang No. 22 dan
No. 25 Tahun 1999 yang mengatur tentang Pemerintahan
Daerah dan Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah
serta PP No. 25 tentang Pemerintahan Pusat dan Propinsi yang
menjanjikan perubahan kehidupan pemerintahan yang
demokratis. Implikasinya adalah mendekatkan pemerintah
dengan rakyatnya untuk meningkatkan pelayanan dan
kesejahteraan rakyat secara keseluruhan.
Dalam konteks pengelolaan pembangunan daerah, maka
pembangunan merupakan alat atau proses bagi rakyat agar
berdaya, maju, mandiri, sejahtera dan berkeadilan. Untuk itu,
pendekatan pembangunan yang mampu mendorong proses
pembangunan menuju tujuan yang diharapkan dan kondusif bagi
situasi yang dikemukakan diatas adalah pemberdayaan
masyarakat. Melalui upaya pemberdayaan masyarakat maka
diupayakan untuk menjamin hak-hak masyarakat dalam
mengatur hidupnya dan mendorong pemerintah untuk
melindungi dan memfasilitasi masyarakat dalam memperoleh
hak-haknya. Untuk itu, sasarannya adalah penciptaan iklim yang
kondusif agar masyarakat dapat memperoleh dan
memanfaatkan hak ekonomi, sosial dan politik dengan sebaik-
baiknya; dan meningkatkan kapasitas masyarakat agar
masyarakat dapat mendayagunakan sumberdaya dari
pemerintah dan potensi masyarakat secara optimal untuk
meningkatkan kesejahteraan, martabat, dan keberadaannya
dalam kehidupan masyarakat. Hak ekonomi adalah : adanya
kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan kesempatan
kerja dan pendapatan yang layak; hak sosial adalah : menjamin
masyarakat untuk mendapatkan martabat dan eksistensi pribadi,
kebebasan menyampaikan pendapat, berkumpul dan
berorganisasi; dan hak politik adalah : menjamin masyarakat
untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan
publik. Oleh karena itu, beberapa langkah operan conditioning
Office: KKMB’s Building, 2nd Floor, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123. Phone; 022-2507495.
perlu
Fax; 022-6036677 E- Mail :diciptakan meliputi:
Milis :keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
Akta Perubahan : 12 September 1998, 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
Pertama,
PWP : 1.105.106.7.423 BANK Eksekutif
: Bank Syariah perlu Tbk.
Mandiri (Persero) melakukan reorientasi dari watak
Cabang Bandung.
8
penguasa menjadi berjiwa pelayanan publik. Mengubah
kebiasaan kontra produktif menjadi produktif, serta memiliki
spirit untuk tunggalnya kata dan perbuatan.
9
potensi yang dimiliki atau yang menjadi keunggulan Daerah
ataupun Desa tersebut. Potensi tersebut merupakan faktor
produksi unggulan atau memiliki comperative advantages di
Daerah atau potensi ciri khas Daerah.
♦ Motivation to Network
Daerah dalam arti yang luas termasuk Pemerintah Daerah,
Dunia Usaha di Daerah dan bahkan masyarakat di Daerah
harus memiliki motivasi yang tinggi untuk mengembangkan
jaringan kerja bisnis di daerahnya dengan daerah lain dan
atau dengan negara lainnya. Untuk mendorong timbulnya
semangat motivasi ini di Daerah harus ditumbuhkembangkan
‘business culture’ atau jika perlu dikembangkan di Daerah
suatu ‘business cociety’.
♦ Climate for Networking
Iklim yang favourable dan kondusif bagi pengembangan
jaringan bisnis harus diciptakan dan dipelihara setiap Daerah,
dengan memperhitungkan lingkungan strategis yang
berpengaruh termasuk semakin tajamnya persaingan antar
daerah dan antar negara. Fasilitasi dan kemudahan harus
diciptakan setiap daerah.
♦ Bonding
Harus ada faktor perekat dalam pengembangan jaringan
kerja bisnis ini. Untuk itu Daerah harus mendorong dan
memfasilitasi Dunia Usaha di daerah membentuk dan
mengembangkan ‘business society network’.
♦ Strategic Planning
Untuk mengimplementasikan secara berkesinambungan
jaringan kerja bisnis ini, perlu ada perencanaan strategis
pengembangan jaringan kerja bisnis Daerah secara sinergis
dan dengan mutual benefit dengan seluruh unsur-unsur
terkait di Daerah menyusun perencanaan strategis ini.
(Rasyid, R., 2000)
10
program. Secara riil, dari aspek penyebaran penduduk, komposisi
jumlah penduduk desa dan jumlah penduduk kota mempunyai
perbandingan 4 : 1. Dari aspek kewilayahan, wilayah perdesaan
mempunyai Negara luasan yang jauh lebih besar dari wilayah perkotaan.
Pada sisi lain yaitu dari aspek fungsi kewilayahan menunjukkan
Kuat
wilayah perdesaan lebih banyak menjadi obyek penderita yang
mendukung
Head Office : Gedung pengembangan
KKMB Lt. 2, Jl. wilayah
Jalaprang No.11 Bandung 40123.perkotaan. Kondisi yang
Phone/Fax : 022- 2507495. Website :
demikian perlu diubah sehingga sasaran pembangunan
Contact HP : 085721555727 (Jimmy Fotansa)
diprioritaskan NPWP : 1.105.106.7.423
di perdesaan.
Akta Perubahan : 12 September 1998 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
Pemerintahan
Makna penanggulangan kemisikinan
d melalui
Kuat masyarakat desa membutuhkan kebijakan dan
pemberdayaan
strategi pemihakan yang sungguh-sungguh terarah mencakup
bidang-bidang yaitu:
♦ menciptakan
Daerah Kuatsuasana iklim yang memungkinkan masyarakat
berkembang
♦ memperkuat potensi ekonomi yang dimiliki masyarakat itu
♦ melindungi
Pengusaha Besar Kuat
kelompok ekonomi rakyat yang masih lemah
untuk mencegah
Menengah Kuat terjadinya persaingan yang tidak seimbang
serta mencegah eksploitasi yang kuat atas yang lemah.
Koperasi dan PK Kuat
♦ memperkuat kelembagaan BPD, eksekutif desa dan
masyarakat sehingga memberi sinergi untuk mencapai desa
yang (Masyarakat)
Stakeholders maju selaraskuatdengan potensi yang tersedia. (BPD
hanyalah nama generik dari Legislatif Desa, namun di
lapangan akan disesuaikan dengan kearifan budaya
setempat).
Sosial Politik Keberdayaan
Ekonomi masyarakat
Fisik desa merupakan embrio
perwujudan Desa Mandiri. Sebuah istilah yang menunjukkan
adanya kemampuan suatu desa bersama desa-desa lainnya
· Capacity mendayagunakan
· Growth with potensi
· Sarana sumber daya yang mereka miliki
Building Desa equality · Prasarana
· BPD dalam
· Investasi upaya mewujudkan
· Kesehatan kemakmuran bersama dan
Empowerment
· Transparansi mendukung
· Gross Desa
Product penguatan Daerah. Posisi dan peran desa sebagai
· Pendidikan
Aparat
· Executive bagian wilayah
· Market, TQC
· Produksi terbesar daerah menjadi sangat vital, karena
Empowerment
penguatan daerah menuju keberdayaan daerah hanya dapat
terealisasi ketika desa-desa tersebut mampu mewujudkan
kemandiriannya dalam menanggulangi kemiskinan warganya.
Gambar 1. Piramida Keberdayaan
F. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menggali
potensi sumber daya untuk melaksanakan pembangunan
ekonomi, prasarana, sarana, dan sosial masyarakat desa.
b. Meningkatkan kemampuan aparat Daerah, Desa dan
masyarakat dalam manajemen interaksi, pelayanan
11
publik, transparansi, dan spirit untuk berbakti secara
profesional serta pengembangan proses pemberdayaaan
masyarakat yang berkesinambungan dalam rangka
otonomi daerah dan otonomi desa.
c. Meningkatkan proses demokratisasi dan transparansi
program-program pemberdayaan masyarakat yang
memungkinkan berjalannya fungsi lembaga kontrol sosial/
publik dalam hubungan kemitraan yang konstruktif.
d. Mencari model-model pemberdayaan masyarakat (baik
politik maupun ekonomi sosial) yang berkesinambungan
dalam rangka penanggulangan kemiskinan yang
berwawasan kebangsaan dalam kebersatuan, tanpa
meninggalkan kearifan budaya setempat.
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan pemahaman dan persepsi yang sama
antara stakeholders pembangunan di Daerah (aparat
Pemda, DPRD, dan masyarakat termasuk kalangan
perguruan tinggi, LSM dan Organisasi Masyarakat
setempat) mengenai pemberdayaan masyarakat,
kebijakan dan pola pelaksanaan pembangunan, serta
konsep dasar manajemen interaksi stakeholders
pembangunan sebaga titik masuk membangun komitmen
bersama tentang design skenario Daerah di masa depan
dan orientator dalam penanggulangan kemiskinan
melalui Perwujudan Desa Mandiri.
b. Meningkatkan kemampuan interaksi antar warga
masyarakat yang partisipatif, dialogis, dinamis, dan
demokratis dalam program-program pemberdayaan
masyarakat, proram-program JPS pada umumnya ataupun
modifikasinya dan program bottom up swadaya lainnya
menuju terciptanya keterpaduan aktifitas dalam upaya
penanggulangan kemiskinan.
c. Memperkuat kemampuan dan peranan kelembagaan
legislatif Kabupaten, khususnya DPRD guna secara efektif
dapat melaksanakan fungsi pengawasan dan penyalur
aspirasi masyarakat dalam program-program
pemberdayaan masyarakat yang perlu pertanggung-
jawaban publik.
d. Meningkatkan hubungan kemitraan dan konsultatif yang
kondusif dalam penanganan program-program
pemberdayaan masyarakat khususnya di kawasan
pedesaan. Mengembangkan model pemberdayaan daerah
dengan merangsang Daerah segera mewujudkan desa-
Office: KKMB’s Building, 2nd Floor, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123. Phone; 022-2507495.
desa:keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
Fax; 022-6036677 E- Mail : Milis menjadi maju dalam koridor pemulihan
Akta Perubahan : 12 Septemberkeberdayaan daerah. 20.21/IX/1998
1998, 6970/BH/PAD/KDK/
PWP : 1.105.106.7.423 BANKe. Meningkatkan
: Bank transparancy
Syariah Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Bandung. program-program
12
pemberdayaan masyarakat yang memungkinkan
berjalannya kontrol sosial.
f. Tumbuh-kembangnya spirit dan kesadaran baru menuju
Indonesia Raya. Berbiaknya virus n’Ach (keinginan
berprestasi), baik pada masyarakat, eksekutif maupun
legislatif. Spirit dan virus n’Ach ini adalah pondasi dasar
Head Office : Gedung KKMB agar
Lt. 2, Jl.supaya manajemen
Jalaprang No.11 Bandung 40123. interaksi membuahkan
Phone/Fax : keberdayaan.
022- 2507495. Website :
Dan keberdayaan menghapus kemiskinan.
Contact HP : 085721555727 Masyarakat
(Jimmy Fotansa)Maju NPWP dan: 1.105.106.7.423
madani dengan kekuatan yang
Akta Perubahan : 12 September 1998
bertumpu 6970/BH/PAD/KDK/
kepada 20.21/IX/1998
rakyat, sementara eksekutif
memfasilitasi dalam pelayanan-pelayanan publik yang
strategis.
g. Terwujudnya visi ideal masyarakat, aparat dan legislatif
yang sama, berikut rencana implementasinya yang lebih
rinci (siap dioperasionalkan). Visi ini dapat pada level
kelompok, desa, kecamatan (Renstra) maupun kabupaten
(Master Plan).
h. Menambah informasi-informasi ‘peluang’ yang dibutuhkan
yang seyogyanya dapat ditangkap untuk mendukung
implementasi program-program penanggulangan
kemiskinan. Peluang ini tentunya lintas institusi, lintas
level, bahkan dapat merupakan lintas negara.
i. Belajar berdemokrasi, memperkuat partisipasi konstruktif
dan mengurangi partisipasi destruktif (misal :
pembangkangan, konflik-konflik sosial, bahkan revolusi)
13
Konteks pembangunan nasional dilihat dari aspek politik
dapat disimpulkan bahwa membangun desa agar tangguh
dengan pendekatan yang biasa ke perkotaan dan mengabdikan
pembangunan perdesaan untuk menunjang perkotaan dan
sektor modern, ternyata tidak dapat mengangkat derajat dan
mutu hidup masyarakat desa.
Karena itu pendekatan teknokratik yang terbiasa
dipergunakan untuk membangun daerah perkotaan, tidak sesuai
untuk dipergunakan di daerah perdesaan. Pendekatan ini justru
semakin menjauhkan akses masyarakat di perdesaan pada
proses pengambilan keputusan, pengendalian dan pengawasan
atas pengelolaan sumberdaya pembangunan. Pilihan pendekatan
menjadi berubah yaitu mencerminkan lembaga-lembaga milik
masyarakat desa dan perwakilan yang benar-benar
mencerminkan representasi rakyat. Arah pembangunan pada
gilirannya harus sudah beralih dengan penyerahan sepenuhnya
kepada masyarakat desa.
Ulasan sekilas diatas perlu dijadikan kesepakatan oleh
semua pihak yang ikut serta melaksanakan dan menyukseskan
Proyek Desa Mandiri (PDM) baik di tingkat Pusat, Dati I Propinsi,
Dati II Kabupaten, Kecamatan dan Kelurahan. Upaya
desentralisasi dan demokratisasi pembangunan hendaknya
dapat menjadi tema sentral. Dengan demikian usaha-usaha
pemulihan kedaulatan bagi masyarakat desa dapat terwujud
dalam bentuk-bentuk swakarsa, swadaya dan swakelola dalam
arti nyata.
Kombinasi empat pendekatan konsepsional, manajerial,
teknikal dan operasional merupakan pilihan yang ditempuh
karena proyek yang dilaksanakan merupakan tindakan-tindakan
nyata dari sistem pembangunan perdesaan.
Pemilihan ke-empat jalur pendekatan ini mempunyai
maksud dan tujuan tertentu yaitu produk pelaksanaan atau
tindakan dapat memenuhi kriteria di bawah ini:
a. Konsisten terhadap pokok-pokok pikiran yang melandasi
semua kegiatan pelaksanaan Proyek Desa Mandiri (PDM).
b. Program pelaksanaan pekerjaan menjadi jelas dan mudah
dilaksanakan atau layak dilaksanakan.
c. Menjamin kesinambungan pelaksanaan program yang
dilaksanakan di setiap hirarki pemerintahan (Pusat, Daerah
hingga Desa).
d. Dapat mengkombinasikan dan menyerasikan azas top down
dan bottom up.
Office: KKMB’s Building, e.
2nd Floor,
MemberiJl. Jalaprang No.11 Bandung
peluang 40123.interaksi
terjadinya Phone; 022-2507495.
sinergik antar sektor
Fax; 022-6036677 E- Mail : Milis :keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
karena mengacu pada visi dan misi yang disepakati bersama
Akta Perubahan : 12 September 1998, 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
dan dirumuskan dalam konsep dasar Proyek Desa Mandiri
PWP : 1.105.106.7.423 BANK : Bank Syariah Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Bandung.
14
(PDM).
15
menghormati hak-hak rakyat dalam membangun
dirinya, keluarga, masyarakat dan desanya.
- Kepribadian dan karakteristik, sebagai corak khas
yang bersifat otonom dari orang per orang,
kelompok, masyarakat desa dan desanya.
- Kesinambungan dan keberlangsungan, sebagai
wujud untuk menjamin dipenuhinya kebutuhan
hidup baik perorangan, keluarga, masyarakat dan
desanya.
16
antar aparat maupun antar daerah.
b. Pendekatan manajerial
Pendekatan manajerial mancakup koordinasi,
perencanaan, pengawasan dan pengendalian,
penempatan personil, pengorganisasian dan
Head Office : Gedung KKMB Lt. 2, Jl. Jalaprang No.11
pendanaan/ Bandung 40123.
pembiayaan.
Phone/Fax : 022- 2507495. Website :
Contact HP : 085721555727 (Jimmy Kebutuhan obyektif
Fotansa) NPWP masyarakat ditempuh dengan
: 1.105.106.7.423
memberikan
Akta Perubahan : 12 September 1998 ruang20.21/IX/1998
6970/BH/PAD/KDK/ perencanaan secara partisipatif,
terbuka dan transparan serta tumbuh dari kesadaran
masyarakat, dengan demikian proses ini memberikan
pertanggungjawaban sebuah perencanaan program
yang memiliki basis yang kuat pada masyarakat. Di
lain pihak, aparat struktural dan fungsional merespon
dengan membuka dialog secara interaktif dan
mendukung proses demokratisasi dan transparansi
yang sedang berlangsung, sehingga titik temu
antara kebutuhan masyarakat dan penerapan
kebijaksanaan Pemerintah Daerah dapat saling
bersinergi membentuk sebuah gerakan masyarakat
yang dinamis.
Disamping itu, pendekatan manajerial harus dapat
memadukan keserasian aspek ruang (spatial) dan
aspek sektoral, dimana didalamnya terkandung
kegiatan strategis, yaitu pemanfaatan dan
penciptaan aksesibilitas semua sumberdaya
pembangunan dan pengembangan wilayah, agar
memberi manfaat sebesar-besarnya bagi
masyarakat.
Pengelolaan seluruh kegiatan pelaksanaan Proyek
Desa Mandiri (PDM) di tingkat Daerah dan Desa,
merupakan suatu model manajemen yang menjaring
seluruh kegiatan vertikal, horisontal dan diagonal.
Sebagai suatu model, manajemen pelaksanaan
Proyek Desa Mandiri (PDM) mencakup kegiatan atas
kategori wilayah, bidang atau sektor, keahlian dan
kemampuan, kelembagaan, aspek hukum, prosedur
tata laksana, input teknis dan partisipasi masyarakat.
Pendekatan manajerial ini ditempuh karena
pertimbangan sebagai berikut:
- Setiap fungsi dalam melaksanakan Proyek Desa
Mandiri (PDM) harus berperan dan berinteraksi
secara fungsional, menciptakan sinergi antar
sektor, maupun berintegrasi dengan masyarakat
dan aspirasinya serta mampu melakukan inovasi
17
dan renovasi sistem.
- Setiap fungsi atau komponen proyek mempunyai
wewenang yang jelas untuk menjalankan tugas
dan perannya.
- Potensi di luar jaringan proyek perlu diperhatikan,
bahkan lebih jauh bila mungkin dapat
dimanfaatkan untuk menyukseskan program.
- Desain manajemen pelaksanaan Proyek Desa
Mandiri (PDM) disusun sedemikian rupa agar
mampu mengakomodasi kegiatan berdasarkan
wilayah, sektor, keahlian, kelembagaan,
kependudukan, nilai-nilai budaya, tradisi dan adat
istiadat masyarakat.
- Desain manajemen pelaksanaan Proyek Desa
Mandiri (PDM) juga dapat mengakomodasi
kepentingan teknis, finansial, informasi dan
dokumentasi, tata laksana, hukum, kebijaksanaan
serta pengambilan keputusan.
Dalam pencapaian tujuannya, Proyek Desa Mandiri
dilengkapi lima institusi yang sangat vital. Kelima
institusi tersebut adalah Komite Pemantau
Pemberdayaan Masyarakat (KPPM), Forum Demokrasi
Desa (FDD), Musyawarah Lintas Pemeran (MLP),
Badan Perwakilan Desa (BPD) dan Eksekutif Desa.
18
Dinamisator Desa Mandiri (DDM) yang ditunjuk
oleh Kasie PMD dan ditetapkan melalui SK Camat
selaku supervisor FDD dan memantau
perkembangannya di wilayah kerjanya masing-
masing. Proses bagaimana FDD dilaksanakan,
perlu dikembangkan instrumen-instrumennya
Head Office : Gedung KKMB Lt. 2, Jl. selama dalam proses pelaksanaan di lapangan
Jalaprang No.11 Bandung 40123.
Phone/Fax : 022- 2507495. Website
dengan :
bantuan FK
Contact HP : 085721555727 (Jimmy Fotansa) NPWP : 1.105.106.7.423
Akta Perubahan : 12 September 1998 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
¬ Komite Pemantau Pemberdayaan
Masyarakat (KPPM)
Komite Pemantau Pemberdayaan Masyarakat
(KPPM) merupakan satuan penugasan yang
sangat diharapkan dapat dibentuk dalam wadah
DPRD dengan tugas khusus untuk memantau,
menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat berkenaaan dengan pelaksanaan
program-program pemberdayaan masyarakat,
khususnya Proyek Desa Mandiri atau program
yang sejenis, di Daerah Kabupaten/ Kota yang
bersangkutan. Apabila karena pertimbangan dan
alasan tertentu, harapan untuk kemungkinan
pembentukan KPPM di DPRD ini tidak
memungkinkan, maka KPPM tetap perlu dibentuk
dengan keanggotaan unsur-unsur Non birokrasi,
yang dapat dikembangkan di masing-masing
daerah dengan anggota maksimum tujuh orang.
Selanjutnya apabila DPRD setempat mendukung
upaya pengembangan model manajemen
interaksi ini, maka disarankan beranggotakan 7
orang dengan seorang ketua yang merangkap
anggota ditetapkan melalui SK Ketua DPRD
dengan terlebih dahulu melalui musyawarah.
Dalam situasi tidak memungkinkan, penyesuaian
dapat dilakukan, karena sifatnya uji coba
pengembangan yang hendak mencari model yang
terbaik untuk masa-masa yang akan datang
19
Konsultan) dan unsur pelaku bisnis.
Fungsi dan peran MLP lebih ditekankan sebagai
pendamping, analis dan sintesis terhadap kasus
temuan maupun rencana masyarakat yang tidak
dapat dituntaskan ditingkat desa atau yang
menyangkut kepentingan lebih luas atau yang
membutuhkan penanganan lebih komprehensif
dan integratif.
MLP lebih bersifat forum, bukan merupakan
lembaga atau dilembagakan. Kedudukannya tidak
lebih sebagai salah satu sumber informasi dan
pemberi masukan bagi seluruh stakeholders
pembangunan. Secara struktural tidak
membawahi suatu lembaga apapun baik itu
organisasi pemerintah maupun non pemerintah
c. Pendekatan teknikal
Office: KKMB’s Building, 2nd Floor, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123. Phone; 022-2507495.
Koordinasi dan fasilitasi merupakan bagian dari
Fax; 022-6036677 E- Mail : Milis :keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
Akta Perubahan : 12 September 1998, manamejen yang 20.21/IX/1998
6970/BH/PAD/KDK/ kegiatannya berupa pengaturan
PWP : 1.105.106.7.423 BANK : Bank Syariah dan pendampingan serta
Mandiri (Persero) Tbk. Cabang pengamatan,
Bandung. peningkatan
20
kinerja suatu organisasi dimana hasil pengaturan dan
pengamatan tersebut dapat menjadi umpan balik
untuk menentukan kebijaksanaan di tingkat atas dan
peningkatan kinerja di tingkat bawah.
Kedua unsur manajemen ini dilandasi suatu
Head Office : Gedung KKMB Lt. 2, paradigma peningkatan
Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123.kemampuan aparat dan
masyarakat
Phone/Fax : 022- 2507495. dalam
Website : membangun dirinya, lembaga dan
daerahnya, agar meningkatkan
Contact HP : 085721555727 (Jimmy Fotansa) NPWP : 1.105.106.7.423 harkat, derajat dan
Akta Perubahan : 12 September 1998martabat hidupnya.
6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
Secara umum pendekatan teknikal dapat diuraikan
sebagai berikut:
- Mengamati, mengawasi dan mengatur cara kerja
dan hasil kerja unit-unit pelaksana Proyek Desa
Mandiri (PDM) dalam penyediaan prasarana dan
sarana desa, mengatur lalu lintas dan
pemanfaatan dana bantuan, penguatan aparat
dan lembaganya, mendorong timbulnya
partisipasi masyarakat dan menumbuhkan
kompetisi dan persaingan yang sehat di kalangan
aparat, masyarakat dan antar desa.
- Mencatat, merekam, mendokumentasikan hasil
kerja baik dirinya maupun pihak-pihak yang
terkait lainnya, dari segi kualitas dan kuantitas,
atas dasar rencana tindakan yang telah
disepakati.
- Menilai hasil kerja semua unit kerja yang
dikoordinasikan atas dasar tolak ukur yang telah
ditetapkan.
- Mengoreksi, merubah dan menetapkan pekerjaan
telah dilakukan,sedang dilakukan dan akan
dilakukan atas dasar hasil-hasil penilaian.
- Mengatasi berbagai kendala dan hambatan yang
mengakibatkan terganggunya kelancara kerja,
merosotnya prestasi kerja, lemahnya kerjasama
dan kemitraan, lambannya komunikasi dan
pertukaran informasi, serta kebocoran dana.
- Memberikan peringatan dan sanksi, secara
langsung dan tidak langsung atas kesalahan,
kekeliruan, penyimpangan, penyelewngan dalam
melaksanakan pekerjaan dari prosedur dan
peraturan yang berlaku.
- Pendekatan teknikal menyangkut pola
perkembangan teknologi dan tingkat
pengetahuan serta pemahaman masyarakat desa
dan aparat daerah tentang teknologi. Pendekatan
21
teknikal mempunyai sifat kontekstual, realistik,
fungsional dan kelayakan untuk diterapkan di
lapangan.
Pemilihan teknologi yang cocok menjadi penting.
karena akan mempengaruhi proses pembangunan
desa dan masyarajat yang akan dilaksanakan secara
swakarsa, swadaya dan swakelola.
d. Pendekatan operasional
Pendekatan operasional adalah pendekatan yang
berkaitan erat dengan kebutuhan aparat dan
masyarakat desa, dengan demikian rencana-rencana
tindakan yang disusun untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan yang timbul dan nyata secara bottom up.
Dalam rangka Proyek Desa MANDIRI, perlu
memperhatikan beberapa landasan berfikir sebagai
berikut:
- Pola fikir demokratis, artinya pembangunan
prasarana dan sarana, peningkatan kemampuan
usaha secara ekonomis, penguatan institusi, yang
ditujukan untuk menciptakan kemudahan,
memfasilitasi dan melayani masyarakat secara
proporsional.
- Keseuaian pemanfaatan sumberdaya, yaitu
mengatur kesesuaian antara tuntutan kegiatan
program dan proyek dengan kemampuan dan daya
dukung sumberdaya.
- Kelestarian lingkungan hidup tetap menjadi
komitmen dalam pembangunan daerah perdesaan,
oleh karena itu daya dukung wilayah perlu selalu
diperhatikan untuk menjamin kelangsungan
jalannya kegiatan dan usaha masyarakat dalam
kurun waktu yang relatif cukup panjang.
- Rencana-rencana tindakan yang disusun
sedemikian rupa dilaksanakan dalam upaya
mewujudkan interaksi fungsional sinergik, yang
mengoptimalisasikan potensi-potensi aparat
daerah, masyarakat dan wilayah desa.
22
melakukan proses-proses perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan melakukan monitoring dan evaluasi.
Proyek Desa Mandiri (PDM) berdasarkan
karakteristik dan sifatnya merupakan salah satu bentuk
program pengembangan masyarakat (community
development), yang menunjukkan 3 (tiga) karakteristik:
Head Office : Gedung KKMB Lt. 2, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123.
θ Pembangunan
Phone/Fax : 022- 2507495. Website :
kelembagaan masyarakat yang
berkelanjutan.
Contact HP : 085721555727 (Jimmy Fotansa) NPWP : 1.105.106.7.423
Akta Perubahan : 12 SeptemberMenerapkan
θ prinsip pembangunan
1998 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998 yang partisipatif.
θ Pengembangan kemampuan masyarakat (capacity
building).
Dengan kerangka pengembangan masyarakat
tersebut, perlu dikembangkan metoda pendekatan yang
mendorong partisipasi masyarakat, dalam arti
menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama
pembangunan, sehingga rasa kepemilikan masyarakat
terhadap program menjadi lebih tinggi.
Pengembangan masyarakat (community-based
development) atau lebih dikenal dengan istilah
pemberdayaan masyarakat (people empowering) dilakukan
untuk “mengubah” masyarakat agar menjadi lebih mampu
untuk menganalisis keadaannya sendiri, kemudian
memikirkan apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki
keadaannya, serta mengembangkan potensi-potensi dan
keterampilan mereka untuk meningkatkan kehidupan.
Perubahan perilaku masyarakat tersebut
memerlukan pendidikan, yang dilakukan tidak dalam
bentuk formal, akan tetapi melalui proses pembelajaran
yang dilakukan oleh orang dewasa melalui kegiatan
bersama (Metoda Pendidikan Orang Dewasa). Dalam
proses pembelajaran “Pendidikan Orang Dewasa” tersebut,
pihak luar hanya bertindak sebagai fasilitator proses
pembelajaran untuk saling berbagi pengetahuan dan
pengalaman.
Salah satu metoda pendekatan partisipatif
yang dikenal sangat efektif adalah metoda Participatory
Rural Appraisal (PRA), atau pengkajian masyarakat
secara partisipatif. Metoda PRA pertama kali dikembangkan
oleh Robert Chambers seorang pakar dalam bidang
pengembangan masyarakat. Timbulnya metoda PRA
didasari pada kenyataan bahwa hampir semua program
pembangunan masyarakat lebih banyak direncanakan oleh
lembaga pelaksana tanpa melibatkan secara langsung
warga masyarakat yang menjadi target group.
Beberapa prinsip dasar dalam penerapan metoda PRA
23
dapat diuraikan sebagai berikut:
θ Prinsip Mengutamakan yang Terabaikan
Prinsip ini mengutamakan KEBERPIHAKAN pada
masyarakat miskin, bahkan mengutamakan masyarakat
yang paling miskin, agar mereka dapat memperoleh
kesempatan dalam berperan dan memperoleh manfaat
dari suatu program pembangunan.
θ Prinsip Pemberdayaan Masyarakat
Tujuan metoda PRA adalah peningkatan kemampuan
masyarakat, sehingga mampu memiliki peluang dan
kemampuan untuk mengambil keputusan terhadap
berbagai keadaan yang sering timbul di seputar
kehidupannya. Dengan demikian, mereka dapat
mengurangi ketergantungan pada ‘orang luar’, terutama
yang bersifat merugikan.
θ Prinsip Masyarakat sebagai Pelaku
Dalam hal ini ‘orang luar’ hanya berperan sebagai
fasilitator. Prinsip ini harus benar-benar diterapkan
dengan menghindari peran sebagai ‘guru’ atau
‘instruktur’. Penerapan prinsip ini diawali dengan
kesadaran sebagai ‘orang luar’ bahwa kemiskinan tidak
selalu identik dengan kebodohan.
θ Prinsip Saling Belajar
Prinsip saling belajar serta menghargai perbedaan,
didasarkan pada pengakuan terhadap pengalaman dan
pengetahuan tradisional masyarakat. Dengan prinsip ini,
pengetahuan tradisional dan ‘modern’ harus saling
melengkapi guna memecahkan permasalahan yang
timbul di masyarakat.
θ Prinsip Informal
Kegiatan PRA diselenggarakan dalam suasana yang
luwes, terbuka, tidak memaksa, dan informal. Suasana
yang demikian diharapkan akan menciptakan keakraban
antara ‘orang luar sebagai tamu’ dengan masyarakat.
θ Prinsip Triangulasi
Dalam usaha pengumpulan dan analisis data secara
sistematis bersama masyarakat, sebagai salah satu
kegiatan PRA, untuk mendapatkan informasi yang valid
diperlukan check and re-chek melalui pengumpulan
informasi dari beragam sumber informasi, menggunakan
teknik yang bervariasi, dan latar belakang fasilitator
yang
Office: KKMB’s Building, 2nd Floor, Jl. berbeda.
Jalaprang No.11 Bandung 40123. Phone; 022-2507495.
Fax; 022-6036677 E- Mail : Milis :keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
θ
Akta Perubahan : 12 September 1998, Prinsip Mengoptimalkan
6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998 Hasil
Dalam
PWP : 1.105.106.7.423 BANK : Bank pengumpulan
Syariah Mandiri informasi
(Persero) Tbk. perlu dirumuskan jenis
Cabang Bandung.
24
dan kedalaman informasi untuk menghindari informasi
yang tidak dibutuhkan.
θ Prinsip Orientasi Praktis
Dalam arti berorientasi pada pengembangan kegiatan.
Penerapan metoda PRA tidak hanya sekedar untuk
menggali informasi dari masyarakat, tetapi lebih
Head Office : Gedung KKMB Lt. 2, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123.
diarahkan pada tindak lanjut program pembangunan
Phone/Fax : 022- 2507495. Website :
dalamFotansa)
Contact HP : 085721555727 (Jimmy bentukNPWP kegiatan bersama.
: 1.105.106.7.423
Akta Perubahan : 12 September 1998
θ 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
Prinsip Berkelanjutan
Penerapan metoda PRA tidak dapat dianggap sebagai
suatu paket kegiatan dengan jangka waktu tertentu,
namun harus dipandang sebagai proses yang
berkelanjutan dan secara terus-menerus berupaya
menggerakkan potensi masyarakat.
θ Prinsip Belajar dari Kesalahan
Penekanan metoda PRA tidak pada kesempurnaan
program melainkan pada penerapan sebaik-baiknya
sesuai dengan kemampuan yang ada. Namun demikian,
penerapan metoda PRA juga bukan kegiatan ‘coba-coba’,
tetapi menggunakan perhitungan guna mengurangi dan
meminimalkan kesalahan.
θ Prinsip Keterbukaan
Teknik-teknik yang digunakan dalam metoda PRA
bukanlah seperangkat teknik yang baku dan tidak dapat
berubah. Penerapan metoda PRA perlu dikembangkan
secara terus menerus dan disesuaikan dengan kondisi
masyarakat setempat.
25
mengkaji suatu keadaan dari waktu ke waktu selama 1
(satu) periode tertentu, yang berhubungan juga
dengan kajian terhadap peran penduduk laki-laki
maupun perempuan.
θ Teknik Jadwal Sehari, untuk mengkaji suatu
keadaan (pola kegiatan keluarga) dalam hubungan
dengan perilaku ekonomi masyarakat dalam jangka
waktu 1 (satu) hari.
θ Teknik Pembuatan Peta Desa, untuk mengkaji
keadaan suatu ruang wilayah, sehingga dapat
diperoleh informasi mengenai potensi sumber daya
alam.
θ Teknik Penelusuran Desa (Transek), untuk
mengkaji keadaan dan potensi sumber daya alam
setempat.
θ Teknik Kajian Lembaga (Diagram Venn), untuk
mengkaji sistem organisasi desa dan manfaat
lembaga-lembaga desa dalam kehidupan masyarakat.
θ Teknik Pembuatan Bagan Alur, untuk mengkaji alur
proses dari suatu sistem tertentu, seperti misalnya
sistem pemasaran hasil pertanian.
θ Teknik Kajian Mata Pencaharian, untuk mengkaji
sumber penghasilan dan mata pencaharian penduduk
setempat.
θ Teknik Pembuatan Bagan Urutan, untuk menyusun
prioritas dalam berbagai hal yang dipandang perlu.
Dalam melakukan kajian keadaan bersama
masyarakat, secara umum cara analisis yang dilakukan
dalam metoda PRA adalah sebagai berikut:
θ Menggambarkan
θ Mengelompokkan
θ Mengurutkan dan Membandingkan
θ Menghitung (kualitatif/perkiraan dan kuantitatif)
θ Mencari Hubungan Sebab-akibat
θ Mencari Hubungan Sistem
26
peningkatan kualitas sumberdaya, dan kelestarian
ekosistem lingkungan.
2. Guarantee for better future income with equity
Konsep ini memberikan visi ideal terhadap
keberlangsungan pertumbuhan dan pemerataan
Head Office : Gedung KKMB Lt.sekaligus, yang
2, Jl. Jalaprang No.11mana salah
Bandung 40123.satu sasaran dari program
Phone/Fax : 022-ini adalah tumbuhnya perekonomian produktif di
2507495. Website :
Contact HP : 085721555727 (Jimmy Fotansa) NPWP : 1.105.106.7.423
pedesaan.
Akta Perubahan : 12 September 1998 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
Ciri dari ekonomi pedesaan dikatakan
apabila pendapatan riil masyarakat pada suatu tahun
lebih baik dari tahun sebelumnya, walau sebenarnya
hal demikian kurang tepat karena mungkin saja
tingkat konsumsi riil pada tahun bersangkutan
ternyata lebih rendah dari tahun sebelumnya. Oleh
sebab itu untuk menerapkan konsep ini perlu
diperhatikan beberapa critical factor yang antara lain :
- Tingkat pertumbuhan (growth)
- Tingkat pemerataan
- Adanya prospek pasar yang baik
- Adanya tecnological level yang sesuai
- Adanya SDM yang sesuai
27
Gambar 2. Critical Factors Pengembangan dan
Office: KKMB’s Building, 2nd Floor, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123. Phone;
Penguatan KUK 022-2507495.
Fax; 022-6036677 E- Mail : Milis :keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
Akta Perubahan : 12H.September
LINGKUP 1998,KEGIATAN
6970/BH/PAD/KDK/
PROYEK20.21/IX/1998
DESA MANDIRI
PWP : 1.105.106.7.423 BANK : Bank Syariah Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Bandung.
28
1. Kegiatan di Tingkat Pusat
a. Desain skenario Desa Mandiri.
b. Desain teknik-teknik fasilitasi perancangan modul dan
materi Desa Mandiri
c. Konsolidasi Fasilitator Desa Mandiri dengan melibatkan
Head Office : Gedung KKMB narasumber tambahan.
Lt. 2, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123.
d. Konsultasi dan diseminasi
Phone/Fax : 022- 2507495. Website : Proyek Desa Mandiri dengan
Contact HP : 085721555727 Eksekuti
(Jimmy Fotansa) NPWP : 1.105.106.7.423
dan Legislatif Kabupaten serta LSM setempat dan
Akta Perubahan : 12 September 1998 6970/BH/PAD/KDK/
Stakeholders 20.21/IX/1998
lain di Kabupaten.
e. Menyiapkan base-line survey.
f. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan konsultasi, diseminasi dan
sosialisasi bagi Fasilitator Desa Mandiri (FDM), Lembaga
Swadaya Masyarakat dan Lembaga Pengabdian
Masyarakat – Perguruan Tinggi dari Kabupaten yang
terpilih sebagai desa lokasi Proyek Desa Mandiri (dibagi
tiga gelombang).
g. Rapat-rapat koordinasi dan konsolidasi tim inti Proyek
Desa Mandiri.
h. Pembuatan Laporan dan Publikasi.
i. Melakukan monitoring dan evaluasi kemajuan secara
interaktif.
29
keterlibatan Pilot Project Desa Mandiri.
g. FDM menetapkan DDM.
h. Penyelenggaraan kegiatan pelatihan Proyek Desa Mandiri
untuk Kasie PMD dan Dinamisator Desa Mandiri.
i. Analisa potensi sumber daya, analisa kebutuhan lokal dan
analisa kegiatan usaha.
j. Sosialisasi info-info pendanaan dan forum diskusi
Perencanaan Investasi dan Bisnis Plan.
k. Perencanaan pengembangan sektor ekonomi produksi.
l. Perencanaan pembangunan prasarana pendukung
kegiatan ekonomi produktif , kesehatan dan sosial
pendidikan.
m. Perencanaan pengembangan ketrampilan praktis dalam
pengembangan kegiatan dan kapasitas kelompok
pemanfaat sarana dan prasarana ekonomi, sosial, dan
pendidikan.
n. Mendorong dan memfasilitasi penyelenggaraan Forum
Demokrasi Desa.
o. Monitoring dan evaluasi berkala.
4. Kegiatan di Kecamatan
a. Pemilihan wakil kecamatan dan pengiriman untuk
mengikuti dan menghadiri sosialisasi dan pelatihan
Proyek Desa Mandiri di Kabupaten.
b. Sosialisasi dan pelatihan Dinamisator Desa Mandiri
(DDM).
c. Fasilitasi proses pembentukan dan penyelenggaraan
Forum Demokrasi Desa di lokasi terpilih proyek Desa
Mandiri.
d. Analisa potensi sumber daya, analisa kebutuhan lokal dan
analisa kegiatan usaha.
e. Pemantauan perkembangan Forum Demokrasi Desa.
f. Supervisi dan dinamisasi Forum Demokrasi Desa.
g. Menjembatani mekanisme pelaksanaan manajemen
interaksi antara Forum Demokrasi Desa di desa dengan
Eksekutif maupun KPPM di Kabupaten dalam Temu
Interaksi Kecamatan (TIK).
h. Pembuatan Rencana Strategi (Renstra) Desa dan Rencana
Investasi (Renin) Desa.
i. Rapat-rapat koordinasi dan konsolidasi.
Office: KKMB’s Building, 2nd Floor, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123. Phone; 022-2507495.
Fax; 022-6036677 E- Mail : Milis :keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
Akta Perubahan : 12 September 1998, 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
PWP : 1.105.106.7.423 BANK : Bank Syariah Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Bandung.
30
5. Kegiatan di Desa/ Masyarakat
a. Pemilihan wakil desa dan pengiriman untuk mengikuti dan
menghadiri sosialisasi/ pelatihan di Kabupaten
Head Office : Gedung KKMB Lt. 2, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123.
b. : Penetapan
Phone/Fax 022- 2507495. Pokja
Websitebila
: diperlukan oleh Forum Demokrasi
Desa (FDD) yang difasilitasi FDM dan DDM guna
Contact HP : 085721555727 (Jimmy Fotansa) NPWP : 1.105.106.7.423
mengeksekusi
Akta Perubahan : 12 September kepentingan
1998 6970/BH/PAD/KDK/ bersama.
20.21/IX/1998
c. Penyusunan program kerja Forum Demokrasi Desa dan
rencana implementasi.
d. Analisa potensi sumber daya, analisa kebutuhan lokal dan
analisa kegiatan usaha.
e. Pembuatan Rencana Strategi (Renstra) Desa dan Rencana
Investasi (Renin) Desa.
f. Implementasi pengembangan kegiatan ekonomi produktif,
peningkatan kesejahteraan sosial, pembangunan
prasarana pendukung dan peningkatan kapsitas
masyarakat dan lembaganya.
g. Pendampingan implementasi pengembangan kegiatan
dan kapasitas kelompok pemanfaat sarana dan prasarana
ekonomi, sosial dan pendidikan.
h. Penyelenggaraan Forum Demokrasi Desa di desa
setempat secara berkala maupun insidental.
i. Penggalian aspirasi Desa dan penyampaian aspirasi ke
KPPM dan dialog interaktif dengan KPPM pada
Musyawarah Lintas Pemeran/ Public Meeting.
j. Menyusun laporan sederhana penyelenggaraan FDD
secara berkala kepada Camat dengan tembusan ke Dinas-
Dinas terkait.
k. Melakukan evaluasi dan monitoring secara built-in di desa
masing-masing.
l. Melakukan upaya-upaya agar hasil akhir Proyek Desa
MANDIRI dan proyek/ program lainnya dapat lestari dalam
operasi dan perawatan melalui Tim Pengelola atau
lainnya.
m. Penrampilan BPD mengenai Otonomi Desa, RAPB Desa,
Perimbangan Kabupaten – Desa.
31
I. HASIL PROYEK DESA MANDIRI YANG DIHARAPKAN
32
10.
10.Berkembangnya kegiatan ekonomi produktif.
11.
11.Naiknya taraf hidup masyarakat
12.
12.Berkurangnya angka kemiskinan
13.
13.Meningkatkan IPM, FAO/WCARRD, investasi di Desa dan
partisipasi publik.
Head Office : Gedung KKMB Lt. 2, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123.
Phone/Fax : 022- 2507495. Website :
Contact HP : 085721555727 (Jimmy Fotansa) NPWP : 1.105.106.7.423
Akta Perubahan : 12
J. September 1998 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
SASARAN
Kriteria Desa Mandiri ini dapat dapat dilaksanakan di desa-
desa dengan potensi sebagai berikut :
• Desa Pertanian
• Desa Perkebunan
• Desa Nelayan
• Desa Hutan
• Desa Usaha Kecil
• Desa Marginal (kota-desa)
• Desa Peternakan
• Desa Budaya
• Desa Wisata
• Desa Hutan Lindung
• Desa Perikanan
33
Panorama Alam yang indah di Desa ini jika dapat dikelola
dengan baik dapat menjadi salah satu objek wisata dan
dengan objek wisata tersebut dapat menambah
penghasilan masyarakat setempat.
K. PEMBIAYAAN
Pembiayaan yang diperhitungkan adalah kebutuhan tim
tenaga ahli, asisten tenaga ahli perencanaan program,
Fasilitator Desa Mandiri dan tenaga pendukung ditambah
biaya pengadaan, pembuatan dan perbanyakan material
yang akan digunakan dalam seluruh rangkaian kegiatan,
biaya perjalanan dinas, dan lain-lain. Rincian pembiayaan
akan disusun sesuai kebutuhan riil lapangan.
Office: KKMB’s Building, 2nd Floor, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123. Phone; 022-2507495.
Fax; 022-6036677 E- Mail : Milis :keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
Akta Perubahan : 12 September 1998, 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
PWP : 1.105.106.7.423 BANK : Bank Syariah Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Bandung.
34
1. WAKTU DAN ALUR
KEGIATAN
N. PENUTUP
35
Jimmy Fotansa Ir. Agoes S. Dewanto
Mengetahui,
Head Office :
Office: KKMB’s Building, 2nd Floor, Jl. Jalaprang No.11 Bandung 40123. Phone; 022-2507495.
Fax; 022-6036677 E- Mail : Milis :keluargabesarkkmb@yahoogroups.com
Akta Perubahan : 12 September 1998, 6970/BH/PAD/KDK/ 20.21/IX/1998
PWP : 1.105.106.7.423 BANK : Bank Syariah Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Bandung.
36