You are on page 1of 8

Kabupaten Tanah Datar

Kabupaten Tanah Datar

Lambang Kabupaten Tanah Datar

Peta lokasi Kabupaten Tanah Datar


Koordinat : 00' 17" LS - 00' 39" LS dan 100'
19" BT – 100' 51" BT
Motto Tuah Sepakat Alur dan
Patut
Semboyan '
Slogan pariwisata '
Julukan
Demonim '
Provinsi Sumatera Barat
Ibu kota Batusangkar
Luas 1.404,25 km²
Penduduk
· Jumlah 345.383(2006)
· Kepadatan 251 jiwa/km²
Pembagian
administratif
· Kecamatan 14 kecamatan
· Desa/kelurahan -
Dasar hukum
Tanggal -
Hari jadi {{{hari jadi}}}
Bupati Ir. M. Shadiq Pasadigoe,
S.H (2005-2010)
Kode area telepon 0752
APBD {{{apbd}}}
DAU -
Suku bangsa {{{suku bangsa}}}
Bahasa {{{bahasa}}}
Agama {{{agama}}}
Flora resmi {{{flora}}}
Fauna resmi {{{fauna}}}
Zona waktu {{{zona waktu}}}
Bandar udara {{{bandar udara}}}

Situs web resmi: www.tanahdatar.go.id/

Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu kabupaten yang berada dalam provinsi
Sumatera Barat, Indonesia, dengan ibukota Batusangkar 0°27′12″S 100°35′38″E /
0.45333°LS 100.59389°BT. Kabupaten ini merupakan kabupaten terkecil untuk luas
wilayahnya, yaitu 133.600 Ha (1.336 Km2), dengan jumlah penduduknya berdasarkan
sensus pada tahun 2006 adalah 345.383 jiwa yang terbagi atas 14 kecamatan, 75 nagari,
dan 395 jorong. Kabupaten Tanah Datar merupakan daerah agraris, lebih 70%
penduduknya bekerja pada sektor pertanian, baik pertanian tanaman pangan, perkebunan,
perikanan maupun peternakan.

Kabupaten Tanah Datar merupakan Tujuh Kabupaten Terbaik di Indonesia dari 400
kabupaten yang ada. Penghargaan ini diberikan pada tahun 2003 oleh Lembaga
International Partnership dan Kedutaan Inggris. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) menobatkan kabupaten Tanah Datar sebagai satu dari empat daerah paling
berprestasi dan berhasil melaksanakan otonomi daerah[1].

Luhak Nan Tuo, nama lain dari kabupaten Tanah Datar, saat ini di kabupaten Tanah
Datar masih banyak terdapat peninggalan sejarah seperti prasasti atau batu bersurat
terutama peninggalan zaman Adityawarman.

Geografis

Secara geografis wilayah kabupaten Tanah Datar terletak di tengah-tengah provinsi


Sumatera Barat, yaitu pada 00º17" LS - 00º39" LS dan 100º19" BT – 100º51" BT[2] .
Ketinggian rata-rata 400 sampai 1000 meter di atas permukaan laut[2].

Topografis

Kabupaten Tanah Datar terletak di antara dua gunung, yaitu gunung Merapi dan gunung
Singgalang. Kondisi topografi ini didominasi oleh daerah perbukitan, serta memiliki dua
pertiga bagian danau Singkarak.

Kondisi topografis kabupaten Tanah Datar adalah sebagai berikut :

1. Wilayah Datar 0 – 3 % dengan luas 6. 189 Ha atau 6.63 % dari luar wilayah
Kabupaten Tanah Datar
2. Wilayah Berombak 3 – 8 % dengan luas 3.594 Ha atau 2,67 % dari luar wilayah
Kabupaten Tanah Datar
3. Wilayah Bergelombang 8 - 15 % dengan luas 43.922 Ha atau 32.93 % dari luas
Kabupaten Tanah Datar
4. Kemiringan di atas 15 % dengan luas wilayah 79.895 Ha atau 59.77 % dari luas
Kabupaten Tanah Datar

Iklim

Secara umum iklim di kawasan kabupaten Tanah Datar adalah sedang dengan temperatur
antara 12 0C – 25 0C dengan curah hujan rata-rata lebih dari 3.000 mm pertahun. Hujan
kebanyakan turun pada bulan September hingga bulan Februari. Curah hujan yang cukup
tinggi ini menyebabkan ketersediaan air cukup, sehingga memungkinkan usaha pertanian
secara luas dapat dikembangkan.

Batas wilayah

Kabupaten Tanah Datar memiliki perbatasan dengan beberapa kabupaten/kota di


Sumatera Barat, yaitu:

Utara Kabupaten Agam dan Kabupaten Lima Puluh Kota


Selatan Kota Sawah Lunto dan Kabupaten Solok
Barat Kabupaten Padang Pariaman
Timur Kabupaten Sijunjung

Kabupaten Tanah Datar merupakan daerah yang kaya dengan sumber air. Selain danau
Singkarak, di kabupaten Tanah Datar terdapat lebih dari 25 buah sungai.

Arti lambang

Lambang daerah kabupaten Tanah Datar berbentuk perisai segi lima yang di dalamnya
terdapat:

1. Kata-kata Tanah Datar


2. Balai adat bergonjong lima berjendela empat
3. Kubah masjid bertingkat
4. Setangkai padi berbutir 17
5. Setangkai kapas berbuah delapan
6. Sebuah keris
7. Sehelai pita dengan kata-kata sebagai semboyan

Pengertian dari segi bentuk

Bentuk perisal segi lima, melambangkan bahwa daerah Kabupaten Tanah Datar adalah
salah satu Kabupaten di Sumatera Barat, sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Balai adat gonjong lima

Balai adat melambangkan tempat mufakat, tempat melahirkan filsafat alam fikiran khas
masyarakat Tanah Datar yang dikenal dengan sistem demokrasi menurut alur dan patur,
sebagai lambang konsekuensi dalam melaksanakan demokrasi.

Atap balai adat yang melengkung bagai tanduk kerbau meruncing menjulang ke atas
merupakan gaya seni bangunan khas Tanah Datar yang melambangkan sifat masyarakat
yang dinamis, bekerja berbuat dan bercita-cita luhur untuk kebahagiaan bersama

Atap balai adat dengan lima gonjong, satu gonjong pada bagian depan dan empat gonjong
pada bahagian samping yang melengkung bagai tanduk kerbau meruncing menjulang ke
atas merupakan gaya seni bangunan khas Tanah Datar yang melambangkan sifat
masyarakat yang dinamis, bekerja berbuat dan bercita-cita luhur untuk kebahagiaan
bersama. Masjid bertingkat, berkubah, bergonjong dan lurus ke atas melambangkan
agama mayoritas masyarakat Tanah Datar adalah Islam, dalam membentuk jiwa yang
suci dan berbudi luhur.

Mesjid bergonjong dan berkubah

Mesjid bertingkat, berkubah, bergonjong dan lurus ke atas melambangkan agama


mayoritas masyarakat Tanah Datar adalah Islam, dalam membentuk jiwa yang suci dan
berbudi luhur.

Padi dan kapas

Padi dan kapas melambangkan cita-cita masyarakat Tanah Datar menuju kehidupan adil
dan makmur yang diridhoi Allah SWT.

Keris pusaka

Keris pusaka melambangkan kesatuan jiwa patriot masyarakat Tanah Datar yang
mencintai kerukunan kedamaian dan senantiasa memelihara harga dirinya.

Pengertian warna

Pengertian dari warna yang ada pada lambang,

1. Putih berarti suci terdapat pada kubah masjid, huruf balok bertuliskan Tanah
Datar, kapas, pita tempat motto dan warna pinggir luar dari perisai.
2. Kuning berarti kebesaran jiwa masyarakat. Terdapat pada dasar perisai. Warna ini
merupakan warna khas Tanah Datar Luhak Nan Tuo.
3. Kuning emas berarti keagungan, terdapat pada dinding balai adat, kaki balai adat,
padi dan keris.
4. Hitam berarti tahan uji, terdapat pada atap gonjong, tulisan Tuah Sepakat Alur
dan Patut.
5. Hijau berarti kedamaian jiwa, mengandung harapan masa depan yang lebih baik.
terdapat pada daun kapas dan warna dasar tulisan Tanah Datar.
6. Merah berarti keberanian menegakkan kebenaran dan keadilan. warna huruf balok
tulisan Tuah Sepakat Alur dan Patut.

Pengertian dan makna semboyan

Selanjutnya juga terdapat sehelai pita yang bertuliskan pita bertuliskan motto/semboyan
Tuah Sepakat Alur dan Patut. Maknanya sepakat dalam mengambil kata mufakat, selalu
disandarkan pada alur dan patut. Kepentingan pribadi dihargai dalam batas selama tidak
bertentangan dengan kepentingan bersama yang berlandaskan alur dan patut. Demikian
pula dalam melaksanakan mufakat/musyawarah selalu kompak dalam arti "Bersatu teguh,
bercerai runtuh", kepentingan pribadi dihargai dalam batas selama tidak bertentangan
dengan kepentingan bersama yang berlandaskan alur dan patut.

Arti falsafah lambang

Pengertian falsafah dari lambang mencerminkan jiwa pikiran dan kehidupan masyarakat
Tanah Datar yang bersendikan adat dan agama, serta senantiasa menaati hukum,
musyawarah mufakat, yang berdasarka alur dan patut. "Elok dek awak, katuju dek urang"
serta konsekuen melaksanakan hasil mufakat menuju kebahagiaan hidup bersama yang
adil dan makmur dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila.

Infrastruktur

Kabupaten Tanah Datar merupakan daerah pertanian, hal ini terlihat dari dominasi sektor
pertanian dalam perekonomian wilayah, penyerapan tenaga kerja dan pemanfaatan lahan.
Lokasi pertanian tersebar merata di seluruh wilayah dan produksinya terus meningkat
dari tahun ke tahun. Hal ini membutuhkan jaringan jalan sebagai pendukung aktivitas
sektor pertanian tersebut mulai dari kegiatan produksi, pasca panen dan pemasaran.
Sementara itu kondisi jaringan jalan yang ada belum dapat mendukung sepenuhnya
aktivitas pertanian tersebut, hal ini terlihat dari masih banyaknya ruas jalan yang lebarnya
belum memenuhi syarat, kondisi permukaan jalan yang rusak dan masih banyak ruas
jalan yang melalui lokasi pertanian belum dapat dilalui kendaraan roda dua sekalipun,
dengan mengatasi penanganan jaringan jalan ini, maka tentunya aktifitas sektor pertanian
akan lebih ekonomis sehingga dengan sendirinya dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat setempat dan sekaligus akan meningkatkan pengembangan wilayah dari
kabupaten Tanah Datar itu sendiri[3].

Pada saat ini pembangunan jalan di kabupaten Tanah Datar pada dasarnya hanya berupa
memperbaiki kualitas jalan, sementara pembukaan jalan baru dipandang masih belum
memungkinkan karena terkendala oleh keterbatasan dana. Selama tahun 2007 jumlah
jembatan di kabupaten Tanah Datar sebanyak 238 buah dengan panjang 2.019,60 km.
Jumlah jembatan yang paling banyak terdapat di kecamatan Tanjung Emas sebanyak 33
buah dengan panjang 383,20 km.
Pendidikan

Untuk data pendidikan tahun 2006/2007, untuk Sekolah Dasar menunjukan bahwa di
kabupaten Tanah Datar terdapat 309 SD yang terdiri dari 302 Sekolah Dasar Negeri dan 2
Sekolah Dasar Swasta, dengan jumlah siswa seluruhnya 43.506 orang, sedangkan
Madrasah Ibtidaiyah 5 sekolah, 2 di antaranya swasta dengan jumlah siswa seluruhnya
534 orang, dengan demikian jelas terlihat bahwa jumlah sekolah dan jumlah siswa pada
Sekolah Dasar lebih banyak jika dibandingkan dengan Madrasah Ibtidaiyah yang hanya
1.31 % dari Sekolah Dasar.

Potensi ekonomi Tanah Datar

Kabupaten Tanah Datar adalah daerah agraris, lebih 70% penduduknya bekerja pada
sektor pertanian, baik pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan maupun
peternakan. Begitu juga dengan usaha masyarakat pada sektor lain juga berbasis
pertanian seperti pariwisata dan industri kecil atau agro industri. Masyarakat Tanah Datar
juga dikenal gemar menabung dengan total dana tabungan masyarakat sebesar Rp. 223
Milyar tahun 2004.

Pontensi ekonomi kabupaten Tanah Datar dapat dikatagorikan atas tiga katagori yaitu:
Sangat Potensial, Potensial dan Tidak Potensial. Untuk sektor pertanian yang sangat
potensial untuk dikembangkan adalah ubi kayu, kubis, karet, tebu, peternakan sapi
potong, peternakan kuda, peternakan kambing potong, budidaya ayam ras pedaging,
ayam bukan ras, budidaya itik dan budidaya ikan air tawar. Sektor lain yang sangat
potensial untuk dikembangkan adalah industri konstruksi bangunan sipil, pedagang
eceran makanan olahan hasil bumi, usaha warung telekomunikasi, pedagang cinderamata
dan wisata sejarah. Kabupaten Tanah Datar yang potensial untuk hampir semua sektor
pertanian kecuali cengkeh, tembakau, bayam dan merica. Sedangkan untuk sektor
pertambangan yang potensial dikembangkan adalah galian kapur dan sirtu.

Sektor usaha pertambangan

Kabupaten Tanah Datar memiliki potensi bahan tambang berupa batu gamping kristalian
yang sekarang dikelola oleh PT. Inkalko Agung, dolomit, granit, sirtukil, tanah liat, batu
setengah permata, trass, fosfat, batubara, besi, emas, belerang, kuarsa dan slate.

Sektor usaha industri

Industri di Kabupaten Tanah Datar didominasi oleh industri kecil seperti tenunan pandai
sikek yang terdapat di kecamatan Sepuluh Koto, kopi bubuk, kerupuk ubi, kerupuk kulit,
anyaman lidi, gula aren, gula tebu. Sektor industri besar berupa peternakan ulat sutera
oleh PT. Sutera Krida. Pada tahun 2004 nilai investasi sektor industri kecil di kabupaten
Tanah Datar mencapai Rp. 7 milyar dengan nilai produksi sebesar Rp. 60 milyar.

Sektor usaha pariwisata


Pembangunan kembali Istano Basa di Pagaruyung yang sebelumnya pernah terbakar

Luhak Nan Tuo, nama lain dari Kabupaten Tanah Datar. Masyarakat Minangkabau
meyakini bahwa asal usul orang Minangkabau dari Kabupaten Tanah Datar, tepatnya dari
Dusun Tuo Pariangan, Kecamatan Pariangan.

Banyak bukti yang masih terdapat di kabupaten Tanah Datar ini seperti Sawah
Satampang Baniah, Lurah Nan Indak Barangin, Galundi Nan Baselo dan Kuburan
Panjang Datuk Tantejo Gurhano yang dikenal sebagai arsitek rumah gadang. Kemudian
dari Luhak Tanah Datar inilah kemudian orang Minangkabau berkembang dan berpindah
ke daerah lain seperti Luhak 50 kota dan Luhak Agam.

Di Kabupaten Tanah Datar saat ini masih banyak terdapat peninggalan sejarah adat
Minangkabau tersebut, baik berupa benda maupun tatanan budaya adat Minangkabau.
Ikrar “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” ini disebut juga dengan Sumpah
Satie yang juga di Tanah Datar dilahirkan, yaitu tempatnya di Bukit Marapalam Puncak
Pato, Kecamatan Lintau Buo Utara.

Kabupaten Tanah Datar sebagai tempat asal mula suku Minangkabau banyak sekali
memiliki tempat sejarah. Industri wisata di kabupaten Tanah Datar ini sangat potensial
untuk dikembangkan.

Tempat wisata sejarah yang terdapat di kabupaten Tanah Datar ini antara lain Istana
Pagaruyung, Balairuang Sari, Puncak Pato, Prasasti Adityawarman, Batu Angkek-
angkek, Rumah Gadang Balimbing, Kincir Air, Batu Basurek, Nagari Tuo Pariangan,
Fort van der Capellen, Batu Batikam dan Ustano Rajo.

Sedangkan untuk wisata alam dan budaya di kabupaten Tanah Datar adalah Lembah
Anai, Panorama Tabek Pateh, Danau Singkarak Bukit Batu Patah dan Ngalau Pangian.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Tanah_Datar

Batusangkar

Batusangkar merupakan nama ibu kota dari Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
Asal Usul

Kenapa bernama Batusangkar belum dapat diketahui dengan pasti, yang jelas daerah ini
sebelumnya dikenal sebagai Fort Van der Capellen selama masa kolonial Belanda, yaitu
sebuah benteng pertahanan Belanda yang didirikan sewaktu Perang Padri. Benteng ini
dibangun antara 1822 dan 1826 dan dinamai menurut nama Gubernur Jenderal Hindia
Belanda, G.A.G.Ph. van der Capellen. Kawasan ini secara resmi berganti nama menjadi
Batusangkar pada tahun 1949, menggantikan nama kolonialnya.

Setelah meredanya PRRI/Permesta, pada tahun 1957, kawasan ini diduduki oleh batalyon
439 Diponegoro, dan selanjutnya pada tanggal 25 Mei 1960 menjadi kantor Polres Tanah
Datar.

Fort Van der Capellen

Dan seiring dengan perkembangan zaman dan adanya keinginan dari Pemerintah Daerah
Kabupaten Tanah Datar untuk memindahkan Pusat Pemerintahan dari Batusangkar ke
Pagaruyung, maka pada tanggal 26 April 2001 Markas Komando (Mako) Polres Tanah
Datar yang baru di resmikan di Pagaruyung. Dan selanjutnya kawasan ini akan
direhabilitasi kembali menjadi Fort Van der Capellen sebagai tempat objek wisata
sejarah. Sekarang, kawasan ini masuk menjadi bahagian dari kecamatan Lima Kaum,
kabupaten Tanah Datar.

http://id.wikipedia.org/wiki/Batusangkar

You might also like