Professional Documents
Culture Documents
Oleh matematikaclub
MAKALAH
Seminar Pendidikan Matematika
Disajikan Tanggal 14 Mei 2008
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai
dari Sekolah Dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
matematika cenderung berlangsung satu arah yaitu dari guru ke siswa), guru lebih
Oleh karena itu, dalam membelajarkan matematika kepada siswa, guru hendaknya
memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan materi
dalam proses belajar mengajar, komponen yang dimaksud adalah guru dan siswa. Dengan
kooperatif tipe NHT (Number Heads Together) yang berpotensi membuat siswa sebagai
pusat pembelajaran.
makalah ini adalah “Bagaimana penggunaan pembelajaran kooperatif tipe NHT pada
makalah ini yaitu “Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe NHT pada pokok bahasan
makalah ini adalah menambah wawasan penulis dan peserta seminar agar semakin
Matematika.
BAB II
PEMBAHASAN
meningkatkan interaksi antara guru dengan siswa. Untuk lebih memahami pembelajaran
kooperatif tipe NHT yang akan dibahas dalam makalah ini, terlebih dahulu kita harus
tahu apa itu pembelajaran kooperatif. Berikut ini beberapa pengertian pembelajaran
cooperative learning atau belajar secara kooperatif adalah penempatan beberapa siswa
dalam kelompok kecil dan memberikan mereka sebuah atau beberapa tugas.
kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan
anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan
3
3
untuk bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau
kooperatif.pdf), adapun prinsip dasar dan ciri-ciri dalam pembelajaran kooperatif sebagai
berikut:
1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
3. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang
baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota
kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan
kesetaraan jender.
individu.
antara lain Slavin (1985), Lazarowitz (1988) atau Sharan (1990) dalam Rachmadi
Umumnya, jika seorang guru ingin mengetahui tingkat pemahaman siswa pada saat
pembelajaran, guru akan mengajukan pertanyaan kepada siswa. Selanjutnya, guru akan
menunjuk salah seorang siswa (yang telah mengangkat tangannya ketika guru
tepat, barulah siswa yang lain berpeluang untuk menjawab pertanyaan tersebut. Itupun
seorang saja.
Cara demikian banyak kelemahannya. Salah satu gejala yang umum kita
perhatikan atau alami ialah apabila guru memberikan pertanyaan, semua siswa akan
menjawab pertanyaan tersebut atau sambil mengangkat tangan, siswa yang mengetahui
jawabannya akan menjerit “Bu, saya! Saya!” (lihat Gambar 1). Ini terjadi karena semua
menginginkan perhatian guru. Masalahnya ialah guru hanya mampu melayani seorang
Gambar 1. Seluruh siswa mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan dari guru.
Untuk menghindari terjadinya hal seperti itu, salah satu cara ialah melalui
dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam
menelaah materi pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran
tersebut.
(http://learning-with-e.blogspot.com/2006/09/pembelajaran.html#4) tipe NHT
adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu
Dalam pembagian tim hendaknya setiap tim terdiri dari siswa dengan kemampuan
yang bervariasi: satu orang berkemampuan tinggi, dua orang berkemampuan sedang, dan
dan yang kurang, terbantu oleh yang lain. Yang berkemampuan tinggi bersedia
membantu, meskipun mungkin mereka tidak dipanggil untuk menjawab. Bantuan yang
diberikan dengan motivasi tanggung jawab atau nama baik kelompok, yang paling lemah
harus dipenuhi minimal 6 langkah (seperti pada hal. 5). Oleh karena itu penulis
berikut ini.
nilai peningkatan hasil belajar dari nilai dasar (awal) ke nilai kuis/tes setelah siswa bekerja
dalam kelompok.
sebagai berikut:
1. Menentukan nilai dasar (awal) masing-masing siswa. Nilai dasar (awal) dapat
berupa nilai tes/kuis awal atau menggunakan nilai ulangan sebelumnya.
2. Menentukan nilai tes/kuis yang telah dilaksanakan siswa bekerja dalam
kelompok; misal nilai kuis I, nilai kuis II, atau rata-rata nilai kuis I dan kuis II
kepada setiap siswa yang telah kita sebut nilai kuis terkini.
3. Menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan
berdasarkan selisih nilai kuis terkini atau nilai dasar (awal) masing-masing
siswa dengan menggunakan kriteria berikut ini:
2.5 Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pada Pokok Bahasan Relasi
Himpunan
Langkah-langkah pembelajaran:
• Indikator
Memahami relasi
• Tujuan pembelajaran
Siswa dapat:
tentang Relasi”.
Fase-2. Menyajikan informasi
Contoh 1.
Erika
Susi
Saya suka sepak bola dan volly
Sepak bola
Renang
Volly
Tenis
A
B
Gambar 2. Diagram panah dari himpunan A ke himpunan B
dengan relasi “menyukai olahraga”.
Himpunan A disebut domain (daerah asal) relasi dan himpunan bagian dari
Relasi dapat disajikan dengan diagram panah, himpunan pasangan berurut dan
diagram cartesius.
disajikan dengan:
a. Diagram panah
John
Jack Susi
Erika
Sepak bola
Renang
Volly
Tenis
A
B
b. Himpunan pasangan berurut
Berasal dari
Himpunan B
Berasal dari
Himpunan A
Berasal dari
Himpunan A
Berasal dari
Himpunan B
yaitu: {(John, Sepak bola), (John, Volly), (Jack, Sepakbola), (Jack, Tenis), (Susi,
c. Diagram Kartesius
Sepak bola
Renang
Volly
Tenis
Jenis Olahraga
Pekerja
Fase-3 Penomoran
Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-5 siswa
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk dipecahkan bersama dalam kelompok.
Soal:
2
4
6
8
10
12
0
2
4
6
8
A
B
2. Salinlah diagram di bawah ini.
Bangkok
Jakarta
New Delhi
Paris
Indonesia
Prancis
Thailand
India
A
B
a. Gambarlah diagram panah dari setiap nama ibu kota dalam himpunan A ke nama
3. Dalam rangka merayakan hari ulang tahunnya, Ita mengajak Edo, Nungki, Nana, dan
Dhika ke suatu restoran terdekat. Seorang Pramusaji datang menghampiri mereka dan
Edo : “Pesanan saya seperti Ita, tapi saya tidak suka puding. Oh ya, karena saya
Dhika : “Pesanan saya seperti Nana, tapi saya juga pesan puding”.
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mencoba
(Jika jumlah kelas ada sebanyak 20 orang siswa dan satu kelompok terdapat 5
orang, maka siswa dengan kepala bernomor 3 ada sebanyak 4 orang. Keempat
Salah seorang siswa dengan kepala bernomor 3 (anggota kelompok I) mengerjakan soal
2
4
6
8
10
12
0
2
4
6
8
A
B
Dua kali dari
Guru : “Bagus, jawabanmu benar!”
Guru : “Sekarang, coba kamu jelaskan baca diagram tersebut!” (dengan menunjuk
Guru memberikan penghargaan. Penentuan penghargaan kelompok dilihat dari skor awal
Kita mengetahui bahwa setiap model pembelajaran dan metode pembelajaran yang
manapun pasti memiliki kelebihan dan kelemahan. Berikut ini merupakan kelebihan dan
me.blogspot.com/2006/09/pembelajaran.html#4) adalah:
1. Kelebihan
- Setiap siswa menjadi siap semua.
- Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
- Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
2. Kelemahan
- Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
- Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
- Kendala teknis, misalnya masalah tempat duduk kadang sulit atau kurang
mendukung diatur kegiatan kelompok.
BAB III
KESIMPULAN
bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau
2. NHT (Numbered Heads Together) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif
pembelajaran matematika.
2) Menyajikan informasi.
3) Penomoran.
4) Mengajukan Pertanyaan/Permasalahan.
5) Berpikir Bersama.
6) Menjawab (evaluasi).
7) Memberikan Penghargaan.
21
DAFTAR PUSTAKA
University Press.
http://learning-with-e.blogspot.com/2006/09/pembelajaran.html#4
Syamsul Junaidi, Eko Siswono. 2004. Matematika SMP untuk Kelas VIII. Jakarta: Esis.
22
20