You are on page 1of 12

Pembelajaran 1

Mengapresiasi Jenis Karya Seni Rupa Terapan Daerah


Setempat

Indikator Pencapaian Kompetensi


Pada akhir pembelajaran, siswa diharapkan memiliki kompetensi-kompetsni sebagai berikut.
 Mampu mendeskripsikan ciri-ciri (bentuk, bahan, warna) pada jenis karya seni rupa terapan
(seni kriya) daerah setempat.
 Mampu mendeskripsikan teknik pembuatan yang digunakan pada jenis karya seni kriya
daerah setempat.
 Mampu mendeskripsikan motif-motif dasar yang digunakan sebagai ornamen dalam seni
kriya daerah setempat
 Memberikan pendapat tentang keunikan gagasan karya seni rupa terapan daerah setempat.

Peta Konsep

TUJUAN 1 TUJUAN 4
Memberikan pendapat tentang
Mendeskripsikan ciri-ciri karya
keunikan gagasan karya seni rupa
seni rupa terapan daerah
terapan daerah setempat

KEGIATAN
Memahami pengertian karya
seni rupa terapan

Mengamati karakteristik karya


seni rupa terapan daerah
setempat
TUJUAN 2
TUJUAN 3
Mendeskripsikan
Mendeskripsikan Mengamati teknik pembuatan teknik pembuatan
motif-motif dasar karya seni rupa terapan karya seni rupa
yang digunakan daerah terapan daerah
pada karya seni rupa
terapan daerah
Mengamati motif dasar pada
karya seni rupa terapan
daerah

Pendahuluan

Setiap daerah memiliki hasil karya budaya masyarakat yang menjadi kebanggaan
daerahnya. Bahkan, tidak sedikit dari hasil karya budaya daerah tersebut yang menjadi
komoditas serta menjadi unggulan untuk daerahnya. Salah satu jenis hasil seni budaya
daerah yang dapat menjadi kebanggaan daerah adalah karya seni rupa terapan atau karya
seni kriya. Jenis karya ini kerap menjadi cindera mata bagi pengunjung yang datang ke

1
suatu daerah serta menjadikannya sebagai barang yang memiliki nilai atau daya tarik
tersendiri. Banyak hal yang dapat menjadi daya tarik benda karya seni kriya ini, bentuknya,
warnanya, keunikannya, nilai-nilai kedaerahan yang lekat di dalam karya tersebut, serta hal-
hal lainnya.
Pada pembelajaran ini, kamu akan menggali berbagai informasi mengenai
pengertian seni rupa terapan atau seni kriya, mengamati karakteristik karya-karya seni rupa
terapan daerahmu sendiri, mengidentifikasi teknik pembuatan karya seni rupa terpan di
daerahmu sendiri, serta mengidentifikasi motif-motif dasar yang digunakan dalam karya seni
rupa terapan daerah.

Kata Kunci: apresiasi, seni kriya, karakteristik dasar, teknik pembuatan, ornamen hias,
memberikan tanggapan.

A. Pengertian Seni Rupa


Karya seni rupa dapat digolongkan berdasarkan media yang digunakan serta nilai
kegunaannya dalam kehidupan manusia sehari-hari. Berdasarkan media yang
digunakan, seni rupa terdiri atas seni rupa dua dimensi dan seni rupa tiga dimensi. Seni
rupa dua dimensi adalah karya-karya seni rupa yang diterakan pada bidang datar. Karya
seni rupa dua dimensi ini hanya memiliki ukuran panjang dan lebar saja, seperti yang
terdapat pada lukisan, gambar, fotografi, dan sejenisnya.
Karya seni rupa tiga dimensi adalah karya seni rupa yang memiliki kedalaman
bentuk. Karya-karya tiga dimensi memiliki volume sehingga dapat dilihat dari berbagai
arah dan dapat dipegang. Misalnya karya patung, keramik, arsitektur, dan sejenisnya.
Berdasarkan fungsi dan kegunaannya, seni rupa terbagi dalam dua kelompok
besar, yakni seni murni (pure art) dan seni pakai (applied art). Perbedaan dari kedua
kelompok ini dilihat dari kegunaan praktis dalam kehidupan manusia sehari-hari. Seni
murni diciptakan khusus bagi penikmatan seni semata dan tidak memiliki kegunaan
praktis dalam kehidupan manusia sehari-hari, sedangkan seni pakai adalah kelompok
seni rupa yang selain memiliki nilai penikmatan seni, juga memiliki nilai kegunaan praktis
dalam kehidupan manusia sehari-hari. Seni pakai sering juga disebut sebagai seni kriya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kriya berarti kerajinan tangan. Jadi
dalam pengertian terbatas, seni kriya dapat diartikan sebagai seni kerajinan tangan. Seni
kriya merupakan salah satu cabang kesenian yang biasanya merupakan bagian dari
lingkup seni rupa terapan. Seni rupa terapan sendiri adalah seni rupa yang memiliki nilai
dan fungsi praktis dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya seni desain. Nilai
kegunaan praktis yang dimaksud di sini tidak sama seperti fungsi barang-barang yang
digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari seperti barang-barang kerajinan lainnya,
tetapi nilai praktis yang diterapkan pada benda kerajinan tangan yang mengacu kepada
nilai-nilai artistik.
Misalnya, sebuah kursi memiliki fungsi sebagai tempat duduk. Kursi ini dibuat
dengan kokoh, indah, dan menggunakan bahan terpilih dengan teknik pembuatan yang
sangat baik. Kursi ini belum tentu memiliki nilai seni yang dipersyaratkan, sehingga tidak
dapat dikatakan sebagai karya seni kriya. Lain halnya dengan sebuah kain batik yang
lazim digunakan oleh manusia pada waktu-waktu tertentu. Kain batik ini memiliki motif-
motif tertentu, diolah dengan tata cara tertentu, serta dengan mencurahkan daya
imajinasi dan pemikiran tinggi. Karya batik inilah yang dapat dikatakan sebagai karya
seni kriya. Meskipun kedua karya tersebut di atas memiliki nilai kegunaan prkatis dalam
kehidupan sehari-hari, kursi yang kokoh dan bagus pada contoh di atas bukanlah karya
seni, sedangkan kain batik yang dibuat dengan menggunakan aturan-aturan tertentu
yang berlaku secara tradisional adalah karya seni.

2
Dengan demikian, dilihat dari nilai dan fungsi kegunaannya dalam kehidupan
sehari-hari, seni terapan seperti seni kriya ini dapat dikelompokkan ke dalam seni pakai
(applied art).

Sumber : CD Clipart

Beberapa contoh seni kerajinan (craft) yang dibuat dari bahan tanah liat

Tugas 1.1
Dapatkah kamu menununjukkan beberapa contoh lain yang termasuk ke dalam karya
seni rupa terapan yang ada di sekitarmu? Cobalah kamu tuliskan sekurang-kurangnya 5
(lima) jenis benda seni terapan dengan beberapa ciri yang kamu ketahui, yang ada di
sekitarmu!

B. Karakteristik Karya Seni Kriya Daerah


Di setiap daerah, di seluruh nusantara ini, terdapat jutaan karya seni yang tak ternilai.
Aneka macam bentuk dan jenis karya seni kerajinan, baik hasil seni kerajinan tradisional
maupun hasil pengembangan, tersebar di seluruh pelosok tanah air. Pada setiap
daerah, terdapat karakteristik atau ciri-ciri khusus yang menunjukkan nilai-nilai budaya
setempat.
Secara umum, karakteristik tersebut dapat dilihat dari aspek-aspek berikut ini.
1. Bentuk benda hasil kerajinan yang dibuat. Misalnya daerah Tasikmalaya
sangat terkenal dengan bentuk-bentuk anyaman yang bervariasi; di Cianjur terdapat
lampu lampion Gentur yang terbuat dari logam tembaga dan kuningan dengan
bentuk yang khas; di Plered, Kabupaten Purwakarta terdapat bentuk-bentuk
kerajinan tangan dari bahan tanah liat berupa guci, giftset, dan sebagainya, serta
banyak lagi contoh dari masing-masing daerah yang khas.
2. Ornamen atau ragam hiasan yang digunakan untuk memperindah benda-
benda kerajinan tangan yang dibuat; misalnya bentuk-bentuk ornamen dasar zigzag
atau tumpal, meander, pilin, kait, motif bunga, motif alam, motif-motif abstrak, dan
sebagainya.

3
3. Bahan karya seni terapan yang digunakan, seperti kayu, tanah liat, kain,
logam, kertas dan cat, benang, dan sebagainya.
4. Teknik pembuatan yang digunakan seperti teknik cungkil, ukir, membentuk,
membutsir, sulam, las, bordir, dan sebagainya.
Meskipun secara garis besar karakteristik ini sama antara satu daerah dengan daerah
lainnya, tetapi secara khusus masing-masing daerah memiliki keunikan tersendiri yang
merupakan ciri khas daerah. Ciri inilah yang tetap dipertahankan sampai saat ini.
Sebagai contoh, marilah kita lihat satu jenis kerajinan tangan yang dibuat oleh
masyarakat Tasikmalaya, Jawa Barat, berikut ini.

Sumber: http://kelomgeulis.com/

Kelom adalah alas kaki yang terbuat dari kayu sebagaimana yang lazim dikenal pada
masyarakat Sunda. Di Tasikmalaya, konsep kelom ini kemudian dikembangkan menjadi
bentuk sandal istimewa dengan tetap mempertahankan konsep dasarnya, yakni alas
kaki yang terbuat dari kayu. Kelom yang semula dibuat secara sederhana kemudian
dikembangkan dengan memperkaya motif-motif hias, menghaluskan dan melenturkan
bentuknya, serta memberikan warna-warna yang menarik. Maka, jadilah kemudian
bentuk alas kaki baru yang diberi nama kelom geulis (geulis = cantik).
Tugas 1.2
Cobalah kamu cari salah satu bentuk karya seni kriya yang ada di daerahmu. Cobalah
kamu amati, apa dan bagaimana konsep dasar karya tersebut, apa saja yang
dikembangkan sehingga menjadi karya yang menarik!

C. Bahan dan Teknik Pembuatan yang Digunakan dalam Karya Seni


Kriya
Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa bahan yang digunakan dalam seni kriya
dapat bermacam-macam dan sangat bergantung kepada kondisi daerah masing-masing.
Misalnya, jika pada suatu daerah memiliki sumber kayu yang berlimpah, maka pada
umumnya karya-karya kriya yang dibuat menggunakan bahan kayu tersebut.
Penggunaan bahan dasar pada seni kerajinan juga akan mengembangkan kemampuan
dan keterampilan teknis pengolahan dan pembuatannya. Masyarakat yang biasa
membuat seni kerajinan tangan dari kayu tentu memiliki keterampilan teknik ukir yang
khas. Hal ini dapat kita lihat pada masyarakat tradisional di Bali dan Jepara yang
mengandalkan seni kerajinan ukir kayu.
Hal yang sama juga akan terlihat pada masyarakat di sekitar daerah Tasikmalaya, Jawa
Barat, yang menggunakan bahan pandan serta teknik anyam pada karya-karya
kerajinan tangannya. Hal ini berdampak pada bahan-bahan lain yang dikembangkan
kemudian, seperti bahan rotan dan bambu. Pada saat ini, bahkan lazim pula digunakan

4
bahan-bahan sintetis seperti fiberglas atau plastik untuk menggantikan bahan-bahan
alam yang mulai sulit didapatkan.
Berdasarkan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan seni kriya, akan
mempengaruhi pula teknik pembuatan seni kriya. Berdasarkan bahan yang digunakan
ini dapat dikelompokkan bahan dan teknik pembuatan seni kriya sebagai berikut.
1. Bahan kayu dapat dibuat dengan teknik cungkil dan teknik ukir. Teknik ukir ini
akan berdampak kepada pengadaan peralatan ukir yang dinamakan sebagai pahat
ukir kayu.
2. Bahan lunak, seperti lilin dan tanah liat, dapat dibuat dengan teknik membentuk
dan membutsir. Teknik membentuk ini dapat dilakukan secara manual dengan
tangan atau dengan bantuan alat spinner (alat pemutar untuk membuat bahan-bahan
tembikar). Sedangkan teknik butsir menggunakan alat-alat butsir.
3. Bahan bambu dan rotan dapat dibuat dengan teknik anyam. Bahan bambu dan
rotan ini memerlukan proses pengolahan terlebih dahulu sebagai langkah
pendahuluan agar bahan-bahan ini dapat dianyam. Alat-alat yang digunakan pun
berhubungan pula dengan cara pengolahan bahan dan teknik pembuatan.
4. Bahan benang dan kain (tekstil) yang dibuat dengan teknik sulam, teknik tenun,
dan teknik rajut.
5. Bahan logam dapat dibuat dengan teknik tempa, teknik las, dan sebagainya yang
membutuhkan peralatan yang sesuai pula untuk keperluan penempaan dan
pengelasan.
6. Bahan kaca dapat dibuat dengan teknik potong dan rekat.
7. Bahan fiberglas dapat dibuat dengan aneka teknik, seperti teknik potong,
lengkung, rekat, sablon, dan sebagainya.
Secara khusus, teknik pembuatan karya kriya ini sesungguhnya hampir tidak terbatas
dan tidak bergantung kepada bahan yang digunakan. Pada konteks seperti ini, yang
dijadikan acuan adalah karya dan bentuk apa yang dibuat.
Tugas 1.3
Cobalah kamu amati benda-benda pakai di bawah ini, kemudian sebutkanlah bahan
serta teknik pembuatan karya-karya tersebut!

3
1 2

5
4 5

D. Ornamen Hias Dasar dalam Seni Kriya Daerah Tertentu


Karya seni kriya tradisional daerah biasanya melibatkan ornamen-ornamen hias tertentu
yang bentuknya sangat bervariasi. Ornamen dasar dalam karya kriya ini bermacam-
macam benuk dan jenisnya, akan tetapi dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok
besar, yakni ornamen dasar geometris dan ornamen dasar non-geometris. Ornamen
dasar geometris adalah ornamen yang dikembangkan dari unsur-unsu garis dan bidang
geometris seperti tampak pada contoh berikut ini.

Ornamen dasar zigzag atau tumpal

Ornamen dasar kurva atau meander

Ornamen dasar meander setelah melalui stilisasi


Ornamen dasar non-geometris adalah ornamen yang diambil dari bentuk-bentuk alam,
baik melalui proses deformasi (penyederhanaan) maupun stilisasi (penggayaan).
Misalnya tampak pada contoh berikut ini.

6
E. Mendeskripsikan Tanggapan dan Pendapat tentang Keunikan
Gagasan
Karya seni terapan yang dibuat seringkali mengundang kekaguman. Kekaguman yang
terungkap tersebut dapat berkaitan dengan bentuk karya seni tersebut, teknik
pembuatannya, atau bahkan bahan dasar yang digunakan. Sering sebuah karya
sederhana setelah diolah dan dikembangkan berubah menjadi karya seni yang indah
dan mengagumkan. Cobalah perhatikan bentuk karya yang berikut ini.

Sumber: http://www.flickr.com/
Bentuk asli kotak di atas beserta tutupnya biasanya berukuran relatif lebih besar, kira-
kira 20 x 20 cm dengan tinggi sekitar 10 cm. Kotak ini dibuat untuk makanan bingkisan
yang biasa diberikan kepada tamu undangan setelah mereka mengunjungi sebuah
kenduri pernikahan atau khitanan. Tidak ada yang istimewa pada kotak bersama
tutupnya tersebut bagi orang-orang di pedesaan karena kotak seperti itu lazim
digunakan. Akan tetapi, ketika bentuk kotak tersebut diperkecil ukurannya, kemudian
bahan anyamannya diberi warna, lalu diberi hiasan payet dan manik-manik, maka
berubahlah benda sederhana tersebut menjadi benda yang lebih menarik dan memiliki
nilai tersendiri. Kotak makanan tersebut tidak lagi berfungsi sebagai kotak makanan
biasa, tetapi juga memiliki nilai lebih yang dapat dinikmati sebagai benda seni.
Demikian pula halnya dengan perlengkapan dapur seperti kukusan nasi, bakul nasi,
keranjang, dan sejenisnya. Benda-benda tersebut jika dibuat dalam ukuran kecil serta
diberi warna tertentu dan diberi ornamen-ornamen menarik, akan berubah pula menjadi
benda menarik yang dapat dinikmati sebagai benda seni. Hal-hal serupa inilah yang

7
sering menumbuhkan kekaguman para penikmat sehingga terdorong untuk memilikinya
sebagai koleksi benda seni.
Cobalah kamu amati gambar-gambar di bawah ini.

Sumber: http://www.yogyes.com/

Ketiga karya di atas pada dasarnya adalah benda-benda yang lazim ditemukan di
lingkungan rumah tangga. Gambar pertama adalah sebuah keranjang rotan dengan
penutupnya, kemudian tempat lilin, dan sebuah gentong air. Akan tetapi, dengan
penggunaan bahan serta teknik pembuatan yang lebih baik, ketiga benda pakai tersebut
kemudian menjadi benda yang jauh lebih menarik daripada konsep dasarnya.

Tugas 1.5
Carilah satu atau dua jenis benda hasil karya seni rupa terapan yang berasal dari
daerahmu sendiri atau daerah yang berdekatan dengan daerahmu. Identifikasilah
bentuk, warna, motif hias, bahan yang digunakan, serta teknik pembuatannya, lalu
deskripsikanlah secara singkat dan terpadu. Berikanlah tanggapan dan penilaianmu atas
karya seni tersebut!

Rangkuman
 Karya seni rupa terapan atau karya seni kriya adalah karya seni rupa yang memiliki
kegunaan praktis dalam kehidupan sehari-hari dengan tetap memperhitungkan nilai-nilai
seni rupanya.
 Setiap daerah memiliki karya seni kriya masing-masing yang unik dan menarik.
Keunikan karya seni kriya daerah ini ditentukan oleh bentuk karya tersebut, bahan yang
digunakan, teknik pembuatan, serta ornamen-ornamen hias yang memperindah karya.
 Bahan-bahan yang dapat digunakan menjadi karya kriya terdiri atas bahan-bahan
keras dan bahan-bahan lunak. Bahan keras dan lunak ini meliputi bahan kayu, bambu,
tanah liat, batu, logam, semen, lilin, benang, kain, kaca, dan plastik atau fiber glass.
 Penggunaan bahan dalam karya seni kriya akan menentukan teknik pembuatannya.
Karya-karya kriya dapat dibuat dengan teknik anyam (bambu, rotan, benang), teknik
membentuk langsung (tanah liat, gips, semen), teknik pahat (batu, kayu), teknik ukir
(kayu), teknik potong (bambu, kayu, gelas, plastik, fiber glass), teknik rekat, teknik
spinning (gerabah, keramik), dan sebagainya.
 Ornamen hias yang digunakan pada karya-karya seni kriya terdiri atas ornamen
dasar seperti pilin, zigzag atau tumpal, meander, garis-garis lurus dan lengkung,

8
ornamen geometris, dan ornamen organis setelah melalui proses deformasi atau
stilisasi.

Glosarium
- pure art: seni rupa murni, karya seni rupa yang khusus diciptakan untuk keperluan
penikmatan karya seni.
- applied art: seni rupa pakai, karya seni rupa yang memiliki kegunaan praktis dalam
kehidupan sehari-hari
- seni kriya: seni rupa yang tergolong ke dalam karya seni pakai, atau disebut juga
sebagai seni kerajinan tangan
- ornamen: hiasan
- ornamen organis: hiasan yang menggambil dari bentuk-bentuk alamiah seperti
pohon, matahari, awan, daun, bunga, dan yang lainnya
- ornamen geometris: hiasan yang mengambil dari bentuk-bentuk segi tiga, segi
empat, segi lima, lingkaran, setengah lingkaran, gabungan dari berbagai bentuk, dan
sebaganya.
- deformasi: penyederhanaan bentuk, lazim digunakan pada gambar-gambar hias
- stilisasi: penggayaan bentuk, dalam seni rupa lazim digunakan pada bentuk-bentuk
ornamen hias

Pengujian Kompetensi dan Pemahaman Materi


A. Pilihlah salah satu jawaban yang kamu anggap paling benar dari pilihan jawaban
yang disediakan pada setiap soal berikut ini
1. Karya seni berikut ini yang merupakan contoh dari karya seni murni!
a. lukisan c. guci antik
b. gift set d. kotak rokok dari kayu
2. Benda-benda seni yang termasuk ke dalam karya seni terapan adalah ...
a. patung sepak bola, lukisan pemandangan alam
b. lukisan batik, etsa
c. gift set keramik, asbak kayu berukir
d. patung keramik (terra cotta), lukisan abstrak
3. Karya seni kerajinan tangan khas dari daerah Plered Kabupaten Purwakarta
adalah
a. ukiran kayu c. barang-barang keramik
b. anyaman bambu d. kain batik
4. Setiap daerah memiliki karya kriya yang memiliki ciri-ciri khas. Yang tidak
termasuk ciri khas daerah di antaranya adalah ....
a. ornamen hias yang menghiasi karya kerajinan tangan
b. bentuk benda kerajinan tangan yang dibuat
c. harga karya kerajinan tangan yang relatif tinggi
d. bahan yang digunakan tidak terdapat di daerah lain.
5. Jika sebuah karya kriya menggunakan bahan dari kayu, maka teknik
pembuatan yang mungkin dilakukan adalah ....
a. teknik membentuk dan membutsir
b. teknik tempa dan las

9
c. teknik bordir dan sulam
d. teknik potong dan ukir

6. Ornamen dinamakan sebagai ornamen ...


a. pilin ganda c. meander
b. tumpal d. kait

7. Bentuk merupakan penggayaan dari bentuk ...

a.

b.

c.

d.
8. Salah satu bentuk deformasi untuk memperoleh motif hias dari bentuk alam
terdapat pada gambar ...

a. c.

b. d.
9. Salah satu bentuk sitilisasi untuk memperoleh motif hias dari bentuk alam
terdapat pada gamber ....

a. c.

b. d.

10. Gambar yang tidak termasuk bentuk stilisasi dari bentuk matahari adalah ...

a. c.

10
b. d.

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jelas tetapi singkat.


1. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan seni murni (pure art)!
2. Jelaskan pula apa yang dimaksud dengan seni pakai (applied art)!
3. Apa pula yang dimaksud dengan seni kriya?
4. Cobalah kamu berikan masing-masing 3 buah contoh dari seni murni, seni
pakai, dan seni kriya!
5. Secara umum terdapat empat aspek yang menentukan karakteristik atau ciri-
ciri khas dari seni kriya pada suatu daerah. Sebutkanlah keempat aspek tersebut!
6. Cobalah kamu berikan contoh salah satu karya seni kriya dari daerah di Jawa
Barat dengan karakteristik yang khas!
7. Bahan yang digunakan dalam membuat karya seni kriya akan menentukan
teknik pembuatannya. Cobalah kamu jelaskan teknik apa saja yang digunakan untuk
membuat karya seni kriya dengan bahan kayu!
8. Jika kamu akan membuat karya seni kerajinan tangan berbentuk kotak
tempat rokok yang terbuat dari bahan kayu dan bambu, teknik apa saja yang akan kamu
gunakan untuk membuat barang tersebut?
9. Sebutkanlah ornamen-ornamen dasar geometris yang terdapat pada karya-
karya kriya di daerah Jawa Barat pada umumnya!
10. Jika kamu pernah berjalan-jalan ke daerah Tasikmalaya dan melihat-lihat
atau membeli karya-karya seni kriya, motif apa saja yang kamu temukan pada karya-
karya tersebut!
Tugas dan Pengayaan
Sebagai tugas pengayaan, ikuti dan lakukanlah langkah-langkah kegiatan berikut ini.
1. Bentuklah kelompok belajar (learning community) yang terdiri atas 5 – 6
orang setiap kelompok. Pembentukan kelompok ini boleh kamu sendiri yang memilih
atau ditentukan oleh Bapak/Ibu Guru!
2. Cari dan tentukanlah salah satu karya seni kriya yang ada di daerahmu
sendiri (atau daerah yang terdekat dengan tempat tinggalmu) sebagai objek
pengamatanmu!
3. Amatilah bentuk karya (wujud dan ukuran), bahan yang digunakan, ornamen-
ornamen yang dipakai, teknik pembuatan, teknik finishing (penyelesaian) yang
digunakan!
4. Amati pula gagasan artistik yang terkandung dalam karya seni kriya tersebut
secara keseluruhan. Jika mungkin, kunjungilah pembuatnya dan ajukan sejumlah
pertanyaan yang berkaitan dengan cara pembuatan, gagasan artsitik yang terkandung di
dalamnya, lama pembuatan, serta jumlah produksi setiap bulannya!
5. Susunlah hasil pengamatanmu itu dalam sebuah tulisan terbuka yang berisi
segala hal mengenai karya seni kriya yang kamu amati! Sampaikanlah hasil
pengamatanmu itu pada presentasi kelas dua minggu mendatang!

11
12

You might also like