You are on page 1of 5

ARTIKEL TUMBUHAN BERBIJI

Dalam pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang
alam sekitar secara sistematis, sehingga ilmu biologi bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta konsep, penemuan pendidikan biologi diharapkan
dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar
beserta isinya yang terdiri dari dua macam yaitu makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak
hidup (abiotik) (Bambang, 1998).
Taksonomi Tumbuhan Tinggi merupakan salah satu cabang biologi yang mempelajari
tentang tumbuhan dan proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh-tumbuhan yang
menyebabkan tumbuhan tersebut dapat hidup atau mati serta berkembang. Taksonomi
tersebut membedakan antara tingkat tumbuhan dari tingkat rendah dan tinggkat tinggi.
Dengan mempelajari taksonomi tumbuhan, kita dapat membedakan berbebagai jenis
tumbuhan yang termasuk tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tinggkat tinggi. Pada
dasarnya gejala di tampakkan oleh tumbuhan dapat di terang berdasarkan prinsip-prinsip
kimia dan fisika, beberapa proses metabolisme tubuh dapat dijelaskan secara rinci tentang
prinsip-prinsip kimia dan fisika yang terlibat di mana penjelasan ini telah dapat diterima
oleh para ahli fisiologi tumbuan dengan tampa keraguaan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan suatu
permasalahan dalam makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari Spermatophyta ?
2. Apa saja ciri-ciri tumbuhan Spermatophyta ?
3. Apa saja yang termasuk ke dalam kelompok Gymnospermae?
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis dapat memahami tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Spermatophyta
2. Untuk mengetahui ciri-ciri tumbuhan Spermatophyta
3. Untuk mengetahui kelompok Gymnospermae
A. Pengertian Spermatophyta
Spermatophyta berasal dari bahasa Inggris yang berarti tumbuhan berbiji. Sedangkan di
Indonesia banyak sekali ditemukan berbagai jenis tumbuhan berbiji yang sampai saat
ini tetap dipelihara dan dikembangkan.
Dalam sistem taksonomi modern, kelompok tumbuhan ditempatkan pada berbagai
takson. Selain , Angiospermae, kelompok ini disebut juga dengan Anthophyta
("tumbuhan bunga"). Dan Sistem Engler menempatkan Angiospermae pada tingkat
subdivisio. Sistem Reveal memasukkan semua tumbuhan berbunga dalam subdivisio
Magnoliophytina, namun pada edisi lanjut memisahkannya menjadi Magnoliopsida,
Liliopsida, dan Rosopsida. Sistem Takhtajan dan sistem Cronquist memasukkan
kelompok ini ke dalam tingkat divisio dengan nama Magnoliophyta.
Sistem Dahlgren dan sistem Thorne (1992) menggunakan nama Magnoliopsida dan
meletakkannya pada tingkat kelas. Saat ini, sistem klasifikasi yang paling akhir, seperti
sistem APG (1998) dan sistem APG II (2003), tidak lagi menjadikannya sebagai satu
kelompok takson tersendiri melainkan sebagai suatu klade tanpa nama botani resmi
dengan nama angiosperms (sistem ini menggunakan nama-nama bahasa Inggris atau
diinggriskan untuk nama-nama tidak resmi).
Klasifikasi internal kelompok ini mengalami banyak perubahan. Sistem klasifikasi
Cronquist (1981) masih banyak dipakai tetapi mulai dipertanyakan keakuratannya dari
sisi filogeni terutama karena bertentangandengan hasil-hasil penyelidikan molekular.
Kesepakatan umum tentang bagaimana tumbuhan berbunga dikelompokkan mulai
tercapai sejak hasil
"Angiosperm Phylogeny Group" (APG) dikeluarkan pada tahun 1998 dan diperbaharui
pada tahun 2003 sebagai Sistem klasifikasi APG II. Sistem APG, yang menggunakan
konsep kladistika dan banyak memakai metode pengelompokan statistika (clustering)
serta memasukkan data-data molekular, mendapati bahwa monokotil merupakan
kelompok monofiletik atau holofiletik, dan menamakannya monocots (bentuk jamak
dari monocot), tetapi dikotil ternyata tidak demikian (disebut sebagai kelompok
bersifat parafiletik).
Meskipun demikian terdapat kelompok besar dikotil yang monofiletik yang dinamai
eudicots atau tricolpates. Nama eudicot berarti "dikotil sejati" karena menunjukkan
ciri-ciri yang biasa dinyatakan sebagai ciri khas dikotil, seperti bunga dengan empat
atau lima mahkota bunga dan empat atau lima kelopak bunga. Sisa dari pemisahan ini,
yang tetap parafiletik, biasa dinamakan sebagai paleodicots (paleoberarti "purba" atau
"kuno") untuk kemudahan penyebutan.
B. Ciri-ciri Spermatophyta
Spermatophyta mempunyai ciri antara lain :
1. Makroskopis dengan ketinggian bervariasi
2. Bentuk tubuhnya bervariasi
3. Cara hidup fotoautotrof
4. Habitatnya kebanyakan di darat tapi ada juga yang mengapung di air (teratai)
5. Mempunyai pembuluh floem dan xilem
6. Reproduksi melalui penyerbukan (polinasi) dan pembuahan (fertilisasi).
Berdasarkan uraian ciri-ciri di atas dapat penulis pahami bahwa Spermatophyta
termasuk tumbuhan tinggkat tinggi yang memiliki ketinggian serta bentuknya yang
bervariasi serta mempunyai habitat di darat dan memiliki floem serta xilem yang dapat
menggunakan penyerbukan dan pembuahan.
Tumbuhan biji dibedakan menjadi dua golongan yaitu tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
a. Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka)
Ciri-ciri gymnospermae tidak mempunyai bunga sejati, tidak ada mahkota
bunganya. Bakal biji terdapat di luar permukaan dan tidak dilindungi oleh daun
buah, merupakan tumbuhan heterospora yaitu menghasilkan dua jenis spora
berlainan, megaspora membentuk gamet betina, sedangkan mikrospora
menghasilkan serbuk sari, struktus reproduksi terbentuk di dalam strobilus. Dalam
reproduksi terjadi pembuahan tunggal.
Gymnospermae dibagi dalam empat kelompok yaitu pinophyta, cycadophyta,
ginkgophyta dan gnetophyta. Pinophyta dikenal sebagai konifer, menghasilkan
resin/getah, monoesis, daun berbentuk jarum, contohnya Pinus sp. Cycadophyta
hidup di daerah tropis dan subtropis, diesis, contohnya Cycas revoluta, Cycas
rumphii, Encephalartos transvenosus. Ginkgophyta hanya mempunyai satu spesies
di dunia ini yaitu Ginkgo biloba, diesis, biji tidak di dalam rujung benar-benar
terbuka ke udara bebas.
Gnetophyta berbeda dengan kelompok lainnya karena memiliki pembuluh kayu
untuk mengatur air pada bagian xilemnya. Contohnya Gnetum gnemon, Epherda
dan Welwitschia.
• Manfaat gymnospermae
Ada beberapa manfaat gymnospermae yaitu :
a. Untuk industri kertas dan korek api (Pinus dan Agathis)
b. Untuk obat-obatan (Pinus, Ephedra, Juniperus)
c. Untuk makanan (Gnetum gnemon)
d. Tanaman hias (Thuja, Cupressus, Araucaria).
e. Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)
Angiospermae memiliki ciri antara lain :
• Memiliki bakal biji atau biji yang tertutup oleh daun buah
• Mempunyai bunga sejati
• Umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana dan herba.
• Dalam reproduksi terjadi pembuahan ganda.
Sedangkan dilihat dari strukturnya Angiospermae dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Monocotyledoneae (berkeping satu)
Monocotyledoneae dengan ciri khas antara lain :
1) Mempunyai biji berkeping satu
2) Berakar serabut
3) Batangnya dari pangkal sampai ujung hampir sama besarnya.
4) Tidak bercabang.
5) Akar dan batang tidak berkambium.
Sebagai contoh misalnya : Oryza sativa (padi), Zea mays (jagung), Musa
paradisiaca (pisang), Cocos nucifera (kelapa).
b. Dicotyledoneae (berkeping dua).
Dicotyledoneae dengan ciri khas antara lain :
1) Mempunyai biji jumlah kepingnya dua
2) Berakar tunggang
3) Batang dari pangkal besar makin ke atas makin kecil.
4) Batang bercabang
5) Akar dan batang berkambium.
Sebagai contoh misalnya : Casia siamea (johar), Arachis hypogea (kacang
tanah), Psidium guajava (jambu biji), Ficus elastica (karet).
C. Pengelompokan Spermatophyta
Dalam klasifikasi tumbuhan modern, Gymnospermae tidak memiliki status taksonomi
karena banyak petunjuk bahwa tumbuhan berbunga (Angiospermae, tumbuhan berbiji
tertutup) adalah keturunan dari salah satu tumbuhan berbiji terbuka. Pemisahan antara
tumbuhan berbiji terbuka dengan berbiji tertutup akan menyebabkan pemisahan yang
parafiletik.
Gymnospermae mencakup tiga divisio yang telah punah dan empat divisio yang masih
bertahan :
• Bennetophyta, punah
• Cordaitophyta, punah
• Pteridospermophyta, sudah punah namun dianggap sebagai moyang Angiospermae
• Ginkgophyta, dengan hanya satu jenis yang masih bertahan: Ginkgo biloba
• Cycadophyta, pakis haji dan kerabatnya
• Pinophyta, tumbuhan runjung
• Gnetophyta, dengan anggota hanya dua genus: Gnetum (melinjo dan kerabatnya) dan
Welwitschia
Sepuluh besar suku tumbuhan menurut banyaknya jenis adalah sebagai berikut:
1. Asteraceae atau Compositae (suku kenikir-kenikiran): 23.600 jenis
2. Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan): 21.950
3. Fabaceae atau Leguminosae (suku polong-polongan): 19.400
4. Rubiaceae (suku kopi-kopian): 13.183
5. Poaceae, Glumiflorae, atau Gramineae (suku rumput-rumputan):
10.035
6. Lamiaceae atau Labiatae (suku nilam-nilaman): 7.173
7. Euphorbiaceae (suku kastuba-kastubaan): 5.735
8. Cyperaceae (suku teki-tekian): 4.350
9. Malvaceae (suku kapas-kapasan): 4.225
10. Araceae (suku talas-talasan): 4.025
Kesepuluh suku di atas mencakup beragam jenis tumbuhan penting dalam kehidupan
manusia, baik dalam bidang pertanian, kehutanan maupun industri. Suku rumput-
rumputan jelas merupakan suku terpenting karenamenghasilkan berbagai sumber
energi pangan bagi manusia dan ternak dari padi, gandum, jagung, jelai, haver,
jewawut, tebu, serta sorgum.
Suku polong-polongan menempati tempat terpenting kedua, sebagai sumber protein
nabati dan sayuran utama dan berbagai peran budaya lain (kayu, pewarna, dan racun).
Suku nilam-nilaman beranggotakan banyak tumbuhan penghasil minyak atsiri dan
bahan obat-obatan.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa :
1. Spermatophyta berasal dari bahasa Inggris yang berarti tumbuhan
berbiji. Sedangkan di Indonesia banyak sekali ditemukan berbagai jenis tumbuhan
berbiji yang sampai saat ini tetap dipelihara dan dikembangkan.
2. Spermatophyta mempunyai ciri antara lain :Makroskopis dengan
ketinggian bervariasi, Bentuk tubuhnya bervariasi, Cara hidup fotoautotrof, Habitatnya
kebanyakan di darat tapi ada juga yang mengapung di air (teratai), Mempunyai
pembuluh floem dan xilem, Reproduksi melalui penyerbukan (polinasi) dan
pembuahan (fertilisasi).
3. Gymnospermae mencakup tiga divisio yang telah punah dan
empat divisio yang masih bertahan:Bennetophyta, Cordaitophyta, Pteridospermophyta,
Angiospermae, Ginkgophyta, Cycadophyta, Pinophyta, Gnetophyta, Gnetum (melinjo
dan kerabatnya) dan Welwitschia

You might also like