You are on page 1of 119

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Nomor : 01.B/LK/XIII/12/2005

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Kami telah mengaudit laporan posisi keuangan Universitas Gadjah Mada (selanjutnya disebut
“UGM”) tanggal 31 Desember 2004 serta laporan aktivitas dan laporan arus kas untuk tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut, dan telah menerbitkan laporan kami Nomor :
01.A/LK/XIII/12/2005 tanggal 9 Desember 2005.

Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit Pemerintahan yang ditetapkan Badan
Pemeriksa Keuangan dan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar
tersebut mengharuskan kami untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh
keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material.

Kepatuhan terhadap hukum, peraturan, kontrak dan bantuan yang berlaku bagi UGM merupakan
tanggung jawab manajemen. Sebagai bagian dari pemerolehan keyakinan memadai tentang
apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, kami menguji kepatuhan UGM terhadap
pasal-pasal tertentu hukum, peraturan, kontrak dan bantuan. Namun, tujuan audit kami atas
laporan keuangan adalah tidak untuk menyatakan pendapat atas keseluruhan kepatuhan terhadap
pasal-pasal tersebut. Oleh karena itu, kami tidak menyatakan suatu pendapat seperti itu.

Hal material dari ketidakpatuhan adalah kegagalan untuk mematuhi persyaratan, atau
pelanggaran terhadap larangan, yang terdapat dalam peraturan, kontrak atau bantuan yang
menyebabkan kami mengambil kesimpulan bahwa kumpulan salah saji sebagai akibat dari
kegagalan atau pelanggaran adalah material terhadap laporan keuangan. Hasil pengujian
kepatuhan kami mengungkapkan hal material dari ketidakpatuhan berikut ini, yang berdampak
terhadap kewajaran laporan keuangan.

Nilai kekayaan awal UGM, yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, belum ditetapkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan
perhitungan yang dilakukan bersama oleh Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen
Keuangan. Hal ini belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 61 Tahun 1999 tentang
Penetapan Perguruan Tinggi Negeri Sebagai Badan Hukum, Bab IV Kekayaan, pasal 5 ayat (1)
yang menyebutkan bahwa kekayaan awal perguruan tinggi berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan ayat (2) yang menyebutkan
bahwa besarnya kekayaan awal perguruan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

1 BPK RI / AUDITAMA III


seluruh kekayaan negara yang tertanam pada perguruan tinggi yang bersangkutan, kecuali tanah,
yang nilainya ditetapkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan perhitungan yang dilakukan
bersama oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen Keuangan. Untuk lebih
jelasnya, masalah ini kami kemukakan dalam temuan nomor : 1 pada lampiran A.

Kami mempertimbangkan hal material dari ketidakpatuhan tersebut dalam merumuskan


pendapat kami apakah laporan keuangan UGM menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dan laporan ini
mempengaruhi laporan kami Nomor : 01.A/LK/XIII/12/2005 tanggal 9 Desember 2005 atas
laporan keuangan.

Kecuali sebagaimana dijelaskan di atas, hasil pengujian kepatuhan kami menujukkan bahwa,
berkaitan dengan unsur yang diuji, UGM mematuhi, dalam semua hal yang material, pasal-pasal
sebagaimana disebutkan dalam paragraf ketiga laporan ini, dan berkaitan dengan unsur yang
diuji, tidak ada satupun yang kami ketahui yang menyebabkan kami percaya bahwa UGM tidak
mematuhi, dalam semua hal yang material, pasal-pasal tersebut.

Namun, kami mencatat masalah-masalah tertentu berkaitan dengan kepatuhan UGM terhadap
pasal-pasal tertentu hukum, peraturan, kontrak dan persyaratan bantuan disertai saran
perbaikannya yang kami kemukakan dalam temuan nomor : 2 sampai dengan nomor : 7 pada
lampiran A.

Auditor Utama Keuangan Negara V


selaku
Penanggungjawab Audit

Widodo H. Mumpuni
Register Negara No : D- 3745
Jakarta, 9 Desember 2005

2 BPK RI / AUDITAMA III


LAMPIRAN A

1. Penyertaan Awal Pemerintah sebesar Rp2.531.691.640.961,36 belum ditetapkan


oleh Menteri Keuangan sesuai PP No. 61 Tahun 1999.
Kekayaan awal Universitas adalah berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan dari
APBN yang tercermin pada akun Penyertaan Awal Pemerintah (PAP) dalam kelompok
Aktiva Bersih. Berdasarkan data yang disajikan dalam Laporan Keuangan diketahui
bahwa:
a. Saldo PAP per 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp2.531.691.640.961,36 atau
75,85% dari total kewajiban dan aset bersih yaitu sebesar Rp3.337.937.521.987,64 ,
berasal dari aset bersih dana lancar bebas senilai Rp69.891.675.653,98 dan aset
bersih dana lancar terikat dengan nilai Rp2.461.799.965.307,38.
b. Nilai PAP tersebut telah mengalami penurunan sebesar Rp241.814.952,00 apabila
dibandingkan dengan saldo per 31 Desember 2003. Penurunan aset bersih dana
lancar bebas sebesar Rp1.072.668.605,00 terjadi karena adanya penghapusbukuan
entitas Yayasan Dana Pembina dan selanjutnya direklasifikasi menjadi Dana
Fakultas Teknik yang dipindah ke Dana Masyarakat Terikat Sementara. Sedangkan
penambahan nilai PAP dari asset bersih dana lancar terikat sebesar
Rp830.853.863,00 merupakan akibat reklasifikasi entitas Dana Fakultas Teknik
yang dipindah dari Dana Masyarakat Bebas ke Dana Masyarakat Terikat
Sementara.
Seperti telah diungkapkan dalam pemeriksaan tahun lalu, PAP pada UGM belum
ditetapkan oleh Menteri Keuangan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam PP No.
61 Tahun 1999.
Tindak lanjut dari hasil pemeriksaan tersebut, Rektor UGM pada tanggal 12 Mei 2005
telah mengirim surat kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas dengan
Nomor 2315/P/Subdir-AP/2005 tentang permohonan untuk Penetapan Penyertaan Awal
Pemerintah. Selanjutnya pada tanggal 12 September 2005 Direktur Jenderal Pendidikan
Tinggi Depdiknas telah menindaklanjuti surat Rektor UGM tersebut dengan
mengirimkan surat kepada Menteri Pendidikan Nasional dengan Nomor 3064/D/T/2005
perihal Permohonan Pemisahan Kekayaan Awal menjadi Aset BHMN-UGM. Namun
sampai dengan pemeriksaan berakhir (9 Desember 2005) tidak diperoleh data adanya
surat dari Mendiknas kepada Menteri Keuangan mengenai hal tersebut.
Hal tersebut tidak sesuai dengan:
a. PP No. 61 tahun 1999 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Negeri Sebagai Badan
Hukum, Bab IV Kekayaan, pasal 5, menyebutkan:
1) Kekayaan awal perguruan tinggi berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan
dari APBN

3 BPK RI / AUDITAMA III


2) Besarnya kekayaan awal perguruan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah seluruh kekayaan negara yang tertanam pada perguruan tinggi yang
bersangkutan, kecuali tanah, yang nilainya ditetapkan oleh Menkeu berdasarkan
perhitungan yang dilakukan bersama oleh Depdiknas dan Depkeu.
3) Penatausahaan pemisahan kekayaan negara untuk ditempatkan sebagai
kekayaan awal perguruan tinggi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
diselenggarakan oleh Menkeu.
4) Kekayaan negara berupa tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dimanfaatkan sepenuhnya untuk kepentingan perguruan tinggi yang
bersangkutan.
5) Hasil pemanfaatan kekayaan berupa tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
menjadi pendapatan dari perguruan tinggi dan dipergunakan untuk pelaksanaan
tugas dan fungsi perguruan tinggi.
b. Dalam PP No. 153 tahun 2000 tentang Penetapan UGM sebagai BHMN, Bab XX
Harta Kekayaan, pasal 47, disebutkan sebagai berikut :
Ayat 2 : Kekayaan awal universitas sebagai badan hukum terdiri atas seluruh harta
kekayaan negara yang dipisahkan yang pengelolaannya diserahkan
kepada Universitas dalam bentuk gedung, instalasi, segala macam dan
jenis peralatan baik untuk keperluan pendidikan dan pengajaran,
penelitian serta pengabdian kepada masyarakat dan keperluan
perkantoran dan pada umumnya semua benda yang dikuasai oleh
Universitas, termasuk hasil penelitian, percobaan dan sebagainya, serta
semua hubungan baik dengan pihak diluar Universitas dari dalam negeri
maupun dari luar negeri.
Ayat(3) :Pelaksanaan penyerahan dan peralihan kekayaan negara untuk ditempatkan
sebagai kekayaan awal Universitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diatur oleh Mendiknas dan Menkeu.

Kondisi di atas mengakibatkan nilai PAP sebesar Rp2.531.691.640.961,36 belum


memiliki kekuatan / kepastian hukum dan belum dapat diyakini kewajarannya.
Hal tersebut terjadi karena belum adanya mekanisme yang jelas dan baku atas
implementasi PP No.61 tahun 1999.
BPK-RI merekomendasikan kepada pimpinan UGM untuk
a. Memantau perkembangan surat yang dikirimkan oleh Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi Depdiknas ke Menteri Pendidikan Nasional agar segera
mendapatkan penetapan mengenai kekayaan awal.
b. Membuat pengungkapan yang memadai dalam catatan atas laporan keuangan
tentang status penetapan PAP ini.

4 BPK RI / AUDITAMA III


2. Status keanggotaan Majelis Wali Amanat UGM tidak sesuai ketentuan.

Majelis Wali Amanat (MWA) UGM diangkat berdasarkan Keputusan Menteri


Pendidikan Nasional No: 38/MPN/KP/2002 tanggal 1 Februari 2002. Jumlah anggota
MWA berdasarkan keputusan tersebut adalah 25 orang, terdiri dari unsur-unsur sebagai
berikut :
- Wakil Menteri : 1 orang
- Wakil Pimpinan Universitas : 1 orang
- Wakil Senat Akademik : 10 orang
- Wakil Masyarakat : 7 orang
- Wakil Alumni : 2 orang
- Wakil Karyawan : 2 orang
- Wakil Mahasiswa : 2 orang
Jumlah 25 orang

Pada tahun 2005 melalui Surat Keputusan Mendiknas No.129/MPN/KP/2005 tanggal


23 Agustus 2005 ditetapkan pemberhentian 9 (sembilan) anggota MWA yang terdiri
dari 8 (delapan) orang Wakil Senat Akademik dan 1 (satu) orang Wakil Masyarakat.
Daftar nama MWA-UGM tersebut dapat dilihat pada lampiran A-1.

Hasil verifikasi menunjukkan hal-hal sebagai berikut :


a. Anggota MWA yang mewakili Senat Akademik yang semula berjumlah 10 orang,
dengan terbitnya SK Mendiknas No: 129/MPN/KP/2005 tanggal 23 Agustus 2005
tersebut tinggal berjumlah 2 (dua) orang.
b. Dua orang anggota MWA dari unsur Wakil Senat Akademik yaitu Prof. Dr. Umar
Anggoro Jenie dan Prof. Dr. Affan Gaffar telah diganti oleh Prof. Dr. Soeparna dan
Prof. Dr. Asip F Hadipranata. Atas penggantian ini tidak diperoleh adanya
keputusan dari Menteri Pendidikan Nasional.

Kondisi di atas tidak sesuai dengan :


a. PP No: 153 tahun 2000 tentang Penetapan UGM sebagai Badan Hukum Milik
Negara, Pasal 9 ayat (3) yang menyatakan bahwa Anggota MWA diangkat dan
diberhentikan oleh Menteri berdasarkan usulan dari Senat Akademik.
b. PP No: 32 tahun 1979 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (PNS) pasal 4
ayat 2 yang antara lain menyatakan bahwa usia pensiun untuk dosen dengan
pangkat Lektor ke atas adalah 65 tahun.
c. Keputusan MWA No: 12/SK/MWA/2003 tentang Anggaran Rumah Tangga UGM,
yang antara lain menyatakan bahwa :
• Pasal 10 : Anggota MWA berjumlah 23 orang yang berasal dari unsur :
- Menteri atau yang mewakilinya.

5 BPK RI / AUDITAMA III


- Masyarakat Umum sebanyak 11 orang yang terdiri atas Sri Sultan
Hamengkubuwono, 8 orang tokoh masyarakat dan 2 orang alumni
Universitas.
- Masyarakat Universitas sebanyak 11 orang, yang terdiri atas Rektor, 3 orang
Guru Besar, 3 orang dosen bukan Guru Besar, 2 orang tenaga administrasi
dan 2 orang mahasiswa.
• Pasal 12 : Pemilihan Anggota :
- Pemilihan anggota MWA diselenggarakan oleh Senat Akademik (SA)
selambat-lambatnya tiga bulan sebelum masa jabatan anggota berakhir.
- Tatacara pemilihan anggota MWA diatur dalam keputusan MWA atas usul
Senat Akademik.
- Anggota MWA yang terpilih dan disahkan dalam rapat SA diusulkan kepada
Menteri untuk mendapatkan ketetapannya.
• Pasal 13 : Berakhirnya status keanggotaan :
- Keanggotaan MWA dapat berakhir karena salah satu sebab berikut :
ƒ Telah menjadi guru besar bagi anggota yang mewakili dosen non guru besar;
ƒ Telah pensiun bagi anggota yang mewakili dosen dan tenaga administrasi;
ƒ Telah selesai masa studinya, atau tidak aktif studi, atau telah ditarik kembali
oleh organisasi kemahasiswaan bagi anggota yang mewakili mahasiswa;
ƒ Mengundurkan diri;
ƒ Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota;
ƒ Berhalangan tetap.

Kondisi keanggotaan MWA yang berasal dari Senat Akademik yang tidak memenuhi
jumlah yang ditentukan , mengakibatkan kepentingan pemerintah, masyarakat dan
universitas tidak terwakili dengan memadai sesuai dengan fungsinya. MWA yang
merupakan organ Universitas yang mewakili kepentingan Pemerintah, kepentingan
masyarakat dan kepentingan Universitas tidak dapat sepenuhnya efektif dalam
menjalankan tugasnya.

Hal tersebut disebabkan Pimpinan MWA tidak mempunyai komitmen yang cukup
melaksanakan peraturan tentang status keanggotaan MWA melalui pembuatan
keputusan tentang tata cara pemilihan MWA.

Pimpinan MWA menyatakan bahwa akan menindaklanjuti semua rekomendasi BPK-


RI.

BPK-RI merekomendasikan kepada :


1. Pimpinan MWA agar membuat keputusan tentang tata cara pemilihan anggota
MWA.

6 BPK RI / AUDITAMA III


2. Senat Akademik mengusulkan penggantian anggota MWA yang telah diberhentikan
dengan memperhatikan ketentuan mengenai komposisi dan batas usia pensiun
sesuai dengan ketentuan yang telah disebutkan di atas.
3. Pimpinan MWA segera mengusulkan nama-nama pengganti anggota MWA yang
diusulkan oleh Senat Akademik untuk memperoleh penetapan dari Mendiknas.

3. Keanggotaan 106 orang Majelis Guru Besar (MGB) UGM tidak sesuai dengan
peraturan.
Hasil pemeriksaan menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
Anggota MGB UGM berjumlah 296 orang, terdiri dari:
- Guru Besar : 268 orang
- Guru Besar Luar Biasa : 3 orang
- Guru Besar yang telah melaporkan pensiun : 25 orang
Jumlah : 296 orang
Dari hasil audit didapatkan data bahwa dari 268 orang anggota MGB yang tercatat
belum pensiun, ternyata sebanyak 81 orang telah berusia di atas 65 tahun sehingga
seharusnya telah pensiun. Dengan demikian jumlah anggota MGB yang telah pensiun
adalah 106 orang. Rincian anggota MGB yang telah berusia di atas 65 tahun dapat
dilihat pada Lampiran A-2.
Keputusan Majelis Wali Amanat No : 12/SK/MWA/2003 tanggal 18 Desember 2003
tentang Anggaran Rumah Tangga UGM, Bab X pasal 36 tentang keanggotaan MGB,
butir 3 menyatakan bahwa Keanggotaan MGB berakhir karena salah satu dari sebab-
sebab berikut :
a. berhenti melaksanakan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi Universitas;
b. mengundurkan diri;
c. dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana dengan ancaman pidana penjara
lima tahun atau lebih dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
d. dijatuhi sanksi karena melanggar Kode Etik Akademik dan atau Kode Etik
Nonakademik;
e. meninggal dunia.
Penetapan berakhirnya keanggotaan MGB di atas tidak mencantumkan kriteria pensiun
sebagai salah satu alasan berakhirnya keanggotaan sedangkan dalam butir 1 dan 2
Anggaran Rumah Tangga UGM disebutkan bahwa keanggotaan MGB adalah Guru
Besar yang belum pensiun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aturan tentang
keanggotaan MGB sangat rancu.

Realisasi biaya untuk MGB yang telah dikeluarkan sampai 31 Desember 2004
berjumlah Rp475.135.530,00. Anggaran tahun 2004 yang tersedia untuk MGB adalah
Rp406.606.771,00, sehingga realisasi pengeluaran tahun 2004 tersebut melampaui
Rp68.528.759,00 atau 16,85% di atas anggarannya.

7 BPK RI / AUDITAMA III


Hal ini tidak sesuai dengan:
1. Keputusan Majelis Wali Amanat No : 12/SK/MWA/2003 tanggal 18 Desember
2003 tentang Anggaran Rumah Tangga UGM, Bab X pasal 36 tentang keanggotaan
MGB, butir 1 dan 2 menyatakan bahwa :
- Anggota MGB terdiri atas Guru Besar Tetap, Guru Besar Emeritius dan Guru
Besar Luar Biasa.
- Yang dimaksud dengan :
a. Guru Besar Tetap adalah guru besar Universitas yang belum pensiun.
b. Guru Besar Emeritus adalah guru besar Universitas yang telah pensiun dan
diangkat kembali untuk melaksanakan tugas Tridharma.
c. Guru besar Luar biasa adalah guru besar dengan integritas keilmuan yang
berasal dari luar Universitas yang diberi tugas mengajar di Universitas.
2. PP No : 32 tahun 1979 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (PNS) pasal 4
ayat 2 yang antara lain menyatakan bahwa usia pensiun untuk dosen dengan pangkat
Lektor ke atas adalah 65 tahun.

Hal ini mengakibatkan tugas yang harus dilaksanakan oleh MGB tidak efektif
mengingat tidak adanya pembatasan yang tegas mengenai batas usia pensiun.
Disamping itu, terdapat pengeluaran yang tidak hemat karena melebihi RKAT sebesar
Rp68.528.759,00.

Hal ini disebabkan aturan yang tidak jelas mengenai berakhirnya masa keanggotaan
MGB.

Pimpinan MGB- UGM menyatakan bahwa :


a. Keanggotaan MGB adalah guru besar yang masih berusia dibawah 65 tahun dan
guru besar yang mendapat perpanjangan sampai dengan 70 tahun.
b. Saat ini Komisi Kehidupan Akademik bersama Komisi Organisasi dan Sumber
Daya MGB sedang menyusun konsep peraturan tentang keanggotaan MGB.

Agar MGB UGM dapat lebih efektif dan efisien dalam menjalankan tugasnya, BPK-RI
merekomendasikan :
1. MWA merevisi butir 3 Pasal 36 Anggaran Rumah Tangga UGM dengan
menambahkan klausula bahwa keanggotaan MGB berakhir disebabkan telah
memasuki masa pensiun. Hal ini sejalan dengan ketentuan yang diatur dalam butir
2a Anggaran Rumah Tangga UGM.
2. Ketua MGB agar menerbitkan Surat Pemberhentian sebagai anggota MGB bagi
anggota yang telah memasuki masa pensiun sebagaimana diatur dalam butir 2a
Pasal 36 Anggaran Rumah Tangga UGM.

8 BPK RI / AUDITAMA III


4. Perangkapan Jabatan pada struktur organisasi yang berada dibawah UGM tidak
sesuai dengan ketentuan.
Hasil review terhadap struktur organisasi unit-unit/entitas yang berada dibawah UGM,
ditemukan adanya perangkapan jabatan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Perangkapan jabatan tersebut terjadi pada unit/entitas berikut ini:

1). PT Gama Multi Usaha Mandiri (GMUM)


Berdasarkan akta Notaris Endang Sukorini Atyanto SH No : 54 tanggal 24 Juni
2000 tentang akta pendirian perseroan terbatas GMUM, disebutkan bahwa Yayasan
UGM menguasai 99 % saham PT GMUM.
Berdasarkan Keputusan RUPS PT GMUM yang dituangkan dalam akta notaris
Sumendro, SH No : 05 tanggal 14 Oktober 2004, terdapat Pimpinan UGM yang
menjabat sebagai Komisaris dan Direksi PT GMUM, yaitu sebagai berikut :
Jabatan pada UGM Jabatan pada
PT. GMUM
Rektor Komisaris Utama
Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi Wakil Komisaris Utama
Wakil Rektor Bidang Kerjasama & Pengembangan Direktur Utama
Usaha

Dalam keputusan tersebut tidak diatur mengenai besarnya honor Komisaris dan
Direksi tetapi dari transaksi kas dan bank diperoleh data bahwa honor Direktur
Utama adalah Rp 3.000.000,00 per bulan.

2). PT Gama Techno (GT)


UGM memiliki saham pada PT GT melalui penyertaan langsung sebanyak 4.125
lembar saham dengan nilai Rp 825.000.000,- ( 55% kepemilikan) dan penyertaan
tidak langsung melalui PT GMUM sebanyak 2.625 lembar saham dengan nilai
Rp525.000.000,- ( 35% kepemilikan) sehingga total kepemilikan saham adalah
90%.

Sesuai dengan akta notaris Sumendro, SH No: 01 tanggal 4 Januari 2005 tentang
pendirian perusahaan diperoleh data adanya Pimpinan UGM yang menjabat sebagai
Komisaris dan Direksi PT GT, yaitu sebagai berikut :
Jabatan pada UGM Jabatan pada
PT. Gama Techno
Rektor Komisaris Utama
Wakil Rektor Bidang Kerjasama & Pengembangan Wakil Komisaris Utama
Usaha
Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi Wakil Komisaris

9 BPK RI / AUDITAMA III


Belum didapatkan data mengenai besarnya honorarium untuk komisaris tersebut.

3). Gadjah Mada University Press (GP)


Gadjah Mada University Press (GP) adalah salah satu unit pelaksana teknis (unit
penunjang) yang ada di UGM. Unit penunjang ini berada langsung dibawah rektorat
UGM.
Rektor UGM dengan keputusan No :227/P/SK/HKTL/2003 tanggal 1 Desember
2003 tentang pembentukan Dewan Pengawas dan pemberhentian Direktur serta
pengangkatan Pimpinan Gadjah Mada University Press, telah mengangkat
Pimpinan UGM pada jabatan berikut ini :
Jabatan pada UGM Jabatan pada GP
Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Pengembangan Ketua Dewan Pengawas
Usaha
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengendalian Anggota Dewan Pengawas
Mutu
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian pada Anggota Dewan Pengawas
Masyarakat

Dalam keputusan tersebut tidak diatur mengenai besarnya honor atas dewan
pengawas tetapi dalam tahun 2004 telah dikeluarkan honor untuk Ketua Dewan
Pengawas dan Anggota Dewan Pengawas masing-masing sebesar Rp1.500.000,00
dan Rp 1.000.000,00 per bulan.

Kondisi di atas tdak sesuai dengan ketentuan dibawah ini :


a. PP No : 61 tahun 1999 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Negeri sebagai
Badan Hukum, antara lain menyatakan :
- Pasal 14 :
Pimpinan Perguruan Tinggi terdiri dari Rektor yang dibantu oleh beberapa
orang Pembantu Rektor.
- Pasal 16 : Pimpinan dilarang memangku jabatan rangkap sebagaimana
tersebut dibawah ini :
• Pimpinan dan jabatan struktural lainnya pada lembaga pendidikan tinggi
lain;
• Jabatan struktural dan fungsional lainnya dalam instansi/lembaga
pemerintah pusat dan daerah;
• Jabatan lainnya yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan
dengan kepentingan Perguruan Tinggi.

b. PP No: 153 tahun 2000 tentang Penetapan UGM sebagai BHMN antara lain
dinyatakan bahwa :
Pasal 17 :

10 BPK RI / AUDITAMA III


(1). Pimpinan Universitas terdiri dari Rektor yang dibantu oleh beberapa orang
Wakil Rektor;
(2). Jumlah dan pembidangan tugas Wakil Rektor ditetapkan dengan keputusan
Rektor setelah mendapat persetujuan Majelis Wali Amanat;
(3). Anggota Pimpinan Universitas harus memenuhi persyaratan untuk mampu
melaksanakan perbuatan hukum;
(4). Wakil Rektor sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sama dengan
Pembantu Rektor sebagaimana dimaksud dalam PP No: 61 tahun 1999
tentang Penetapan Perguruan Tinggi Negeri sebagai Badan Hukum.

Pasal 23 :
Pimpinan universitas dilarang merangkap jabatan sebagaimana tersebut berikut
ini :
(1). Pimpinan dan jabatan struktural lembaga universitas atau lembaga
pendidikan lain;
(2). Pimpinan badan usaha di dalam maupun di luar lingkungan universitas;
(3). Jabatan struktural lainnya dalam instansi pemerintah pusat dan daerah;
(4). Jabatan lainnya yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan dengan
kepentingan pemerintah.

Kondisi di atas mengakibatkan adanya konflik kepentingan dalam pengelolaan unit-


usaha yang berada dibawah UGM dan pemborosan biaya pada unit-unit dimaksud.

Hal ini disebabkan Pimpinan Universitas dalam mengangkat pejabat pada unit-
unit/entitas yang berada dibawahnya tidak memperhatikan ketentuan yang berlaku.

Pihak UGM menyatakan hal-hal sebagai berikut :


a. Kedudukan pimpinan universitas diberbagai unit usaha sebagai komisaris
adalah mewakili kepentingan pemilik. Oleh karena itu kedudukan pimpinan
universitas di unit usaha bukan merupakan rangkap tetapi lebih sebagai
representasi dari pemilik.
b. Perangkapan jabatan pimpinan UGM sebagai direktur GMUM terpaksa
dilakukan karena untuk melakukan pembenahan internal. Para profesional yang
ada di PT GMUM masih membutuhkan dukungan yang kuat dari pimpinan
universitas untuk melakukan pembenahan dan konsolidasi pada PT GMUM.

BPK-RI merekomendasikan agar perangkapan jabatan tersebut di atas ditinjau


kembali sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

11 BPK RI / AUDITAMA III


5. Pengadaan barang/jasa yang dilakukan dengan cara penunjukan langsung tidak
sesuai dengan ketentuan.

Dalam tahun 2004 , UGM melalui Kantor Pusat maupun Unit Pelaksana Kegiatan
melakukan pembangunan gedung dan pengadaan barang/jasa. Dari hasil pengujian
secara sampel atas pelaksanaan kegiatan tersebut, ditemukan adanya pembangunan
gedung/pengadaan barang yang tidak sesuai dengan ketentuan dengan rincian sebagai
berikut :
1). Pengadaan jasa sewa kendaraan dinas senilai Rp 2.129.160.000,00
Pada tahun 2004, Rektorat UGM melalui Biro Administrasi dan Kepegawaian UGM
membuat perjanjian /kontrak dengan Koperasi Serba Usaha Dosen UGM
(Kosudgama) sesuai SPK No.400/AU/PL/2004 tanggal 19 Oktober 2004. Dalam
perjanjian disebutkan bahwa pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah pengadaan
jasa sewa dengan hak opsi untuk membeli kendaraan dinas di UGM dengan masa
sewa selama 30 bulan.
Jumlah pembayaran sewa yang akan dilakukan oleh UGM sampai dengan bulan ke-
30 adalah sebesar Rp 2.129.160.000,00 dengan rincian sebagai berikut:

No Jenis mobil Jumlah Harga Sewa/ Bulan (Rp) Masa Total pembayaran
Unit Satuan Jumlah Sewa

1. Toyota Camry matic 1 10.000.000,00 10.000.000,00 30 300.000.000,00

2. Toyota Altis manual 4 7.362.000,00 29.448.000,00 30 883.440.000,00

3. Toyota Altis manual 1 7.812.000,00 7.812.000,00 30 234.360.000,00

4. Honda New City manual 2 4.578.000,00 9.156.000,00 30 274.680.000,00

5. Honda New City matic 3 4.852.000,00 14.556.000,00 30 436.680.000,00


Jumlah 11 70.972.000,00 2.129.160.000,00

Sampai dengan 31 Desember 2004 belum ada uang sewa yang telah dibayarkan
karena penyerahan mobil baru dilakukan pada tanggal 18 Desember 2004.
Dari hasil audit diperoleh data bahwa penunjukan Kosudgama sebagai rekanan
dilakukan melalui penunjukan langsung. Hal ini berdasarkan permohonan ijin
penunjukan langsung No.701/As.PIII/PL/2004 tanggal 27 September 2004 yang
diajukan oleh Ketua Panitia Pengadaan Kendaraan Dinas dan persetujuan Rektor
yang dituangkan dalam Ijin penunjukan langsung No: 5604/PIII/PL/2004 tanggal 28
September 2004. Berdasarkan dokumen penawaran diketahui bahwa Ketua
Kosudgama juga menjabat sebagai Direktur Keuangan UGM, sehingga terjadi
konflik kepentingan dalam pelaksanaan pengadaan tersebut.

12 BPK RI / AUDITAMA III


2). Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem Informasi UGM senilai
Rp1.980.000.000,00.
Berdasarkan Laporan Keuangan UGM Tahun Buku 2004 terdapat perkiraan asset
dalam konstruksi berupa infrastruktur senilai Rp1.171.673.765,00 yang merupakan
mutasi debet dari Kantor Pusat Tata Usaha UGM - Bagian Anggaran Masyarakat
tahun 2004. Jumlah tersebut merupakan sebagian realisasi pembayaran kontrak
selama tahun 2004 untuk pengembangan dan pemeliharaan Sistem Informasi UGM,
yang dikerjakan oleh Gamatechno melalui kontrak nomor 2531/P/K/2004 tanggal 3
April 2004 senilai Rp1.980.000.000,00.
Berdasarkan pemeriksaan lebih lanjut diketahui beberapa hal sebagai berikut:
a) Universitas tidak membentuk panitia pengadaan secara resmi melalui suatu
ketetapan untuk melakukan persiapan pengadaan termasuk dalam menentukan
pelaksana pekerjaan.
b) Pekerjaan tersebut dilakukan tanpa melalui proses pelelangan meskipun nilai
pekerjaannya cukup material dan signifikan. Syarat-syarat pengadaan barang
melalui pelelangan seperti pengumuman di media massa, seleksi calon peserta
pengadaan melalui analisa kemampuan peserta dan analisa harga penawaran
tidak dilakukan.
c) Dalam dokumen kontrak disebutkan bahwa kedua belah pihak telah setuju dan
sepakat dengan harga yang ditawarkan sebesar Rp1.980.000.000,00 melalui surat
penawaran nomor 0434/MNG/PN/III/2004 tanggal 27 Maret 2004. Dokumen
negosiasi harga juga tidak dibuat. Kesepakatan harga tersebut tidak dituangkan
dalam berita acara kesepakatan harga.
d) Harga Perkiraan Sendiri (HPS) tidak dibuat sehingga tidak dapat diketahui
estimasi harga pengadaan yang dapat digunakan sebagai pembanding dengan
penawaran oleh calon pelaksana untuk menentukan nilai wajar pekerjaan.
e) Kontrak yang disusun dan disepakati memiliki kelemahan antara lain:
(1) Garansi pelaksanaan pekerjaan yang dituangkan dalam kontrak hanya
menyatakan kesanggupan pihak ke-2 untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan kesepakatan dan masa berlakunya garansi, namun tidak
mencantumkan nilai garansi dan bentuk garansi dari pihak penjamin dalam
dokumen kontrak.
(2) Tidak menentukan dan mencantumkan nilai sanksi dan denda tentang
keterlambatan penyelesaian dan penyerahan pekerjaan dalam keadaan yang
tidak memaksa.
(3) Tidak menyatakan dengan jelas dan spesifik tentang pekerjaan yang
dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum kontrak pekerjaan
dilakukan, tidak ada perencanaan tentang cakupan pekerjaan yang dapat
menggambarkan pekerjaan yang harus dilakukan karena rencana kerja baru
disampaikan pada setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari pasal 4 yang
menyatakan bahwa Rencana Tahunan Pengembangan dan Pemeliharaan

13 BPK RI / AUDITAMA III


Sistem Informasi UGM diserahkan paling lambat pada tanggal 15 April
setiap tahunnya.
(4) Tidak mencantumkan secara spesifik dan jelas tentang masa pelaksanaan
pekerjaan dan saat dimulainya pekerjaan tidak berdasarkan Surat Perintah
Mulai Pekerjaan (SPMK).
(5) Cara pembayaran yang ditetapkan dalam kontrak hanya mengatur tentang
kewajiban pihak ke-1 untuk membayar kepada pihak ke-2 setiap tanggal 10
tiap bulannya tanpa mengaitkan dengan kemajuan penyelesaian pekerjaan
(prestasi) yang harus diselesaikan.
Dari uraian tersebut di atas menunjukkan adanya kelemahan dalam pengendalian
pengeluaran dana masyarakat UGM dan dapat disimpulkan bahwa pekerjaan
pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi UGM kurang mencerminkan
azas keterbukaan, serta tidak ada kejelasan tentang hubungan pembangunan dan
prestasi pekerjaan.

3). Pembangunan Perluasan Gedung Program Studi Magister Sains & Doktor
Ilmu Ekonomi UGM senilai Rp 1.150.000.000,00
Tahun 2003 Program Studi Magister Sains & Doktor Ilmu Ekonomi melaksanakan
Pembangunan Perluasan Gedung Program Studi Magister Sains & Doktor Ilmu
Ekonomi UGM sebesar Rp1.150.000.000,00 yang dilaksanakan oleh PT. Jaya Pass
Abadi dengan kontrak No.52/SE/MSI/UGM/IV/03 tanggal 26 April 2003 dan SPMK
No.54/SE/MSI/UGM/IV/03 tanggal 26 April 2003. Jangka waktu pelaksanaan
selama 150 hari kalender terhitung sejak tanggal dikeluarkannya SPMK atau selesai
tanggal 23 September 2003. Masa pemeliharaan selama 60 hari terhitung setelah
sejak dilakukan penyerahan pertama tanggal 23 September 2003 atau selesai tanggal
22 Nopember 2003. Pekerjaan tersebut telah selesai sesuai dengan Berita Acara
Penyerahan Pertama Pekerjaan tanpa nomor tanggal 23 September 2003 dan Berita
Acara Penyerahan Kedua Pekerjaan tanpa nomor tanggal 1 Desember 2003.
Dari pemeriksaan lebih lanjut diketahui bahwa pekerjaan yang dilaksanakan oleh PT
Jaya Pass Abadi tersebut belum selesai seluruhnya, hal ini terbukti dengan
ditunjuknya rekanan lain yaitu CV Rahayu Trade & Contractors pada tanggal 7
Oktober 2003 untuk melaksanakan pekerjaan tambah kurang sebesar
Rp81.184.036,02 yang terdiri dari pekerjaan tambah sebesar Rp105.656.186,20 dan
pekerjaan kurang sebesar Rp24.472.150,00. Pekerjaan tambah kurang ini kemudian
dibayar pada tanggal 1 Mei 2004, sesuai dengan kuitansi pembayaran/cek
No.515537.
Dari data tersebut dapat diketahui hal-hal sebagai berikut:
a) Adanya keterkaitan antara pekerjaan yang dilaksanakan oleh PT. Jaya Pass Abadi
dengan CV Rahayu Trade & Contractors yang mengerjakan pekerjaan tambah

14 BPK RI / AUDITAMA III


kurang. Pekerjaan tambah kurang ini merupakan bagian dari pekerjaan
sebelumnya yang dilaksanakan oleh PT. Jaya Pass Abadi.
b) Pekerjaan tambah kurang adalah perubahan-perubahan dari pekerjaan sebelumnya
yang telah/sedang dilaksanakan.
c) Pengajuan pekerjaan tambah kurang dilakukan pada tanggal 7 Oktober 2003 yang
berarti masih dalam masa pemeliharaan pekerjaan sebelumnya yang dilaksanakan
oleh PT Jaya Pass Abadi yang berakhir pada tanggal 22 Nopember 2003.
d) Dari keterangan pihak pengelola Pembangunan Perluasan Gedung Program Studi
Magister Sains & Doktor Ilmu Ekonomi UGM dan rekanan diketahui bahwa CV
Rahayu Trade & Contractors merupakan bagian/sub kontraktor dari PT Jaya Pass
Abadi.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa :


a) Adanya Pekerjaan tambah-kurang, berarti adanya perubahan pekerjaan
sebelumnya, pekerjaan tambah merupakan penambahan pekerjaan atau perbaikan
dari pekerjaan yang telah dilaksanakan sebesar Rp105.656.186,20, sedangkan
pekerjaan kurang, terdapat pekerjaan yang tidak dilaksanakan sebesar
Rp24.472.150,00. Dengan demikian terdapat pekerjaan yang tidak dilaksanakan
oleh PT. PT Jaya Pass Abadi sebesar Rp24.472.150,00 dan denda keterlambatan
pekerjaan karena tidak melaksanakan pekerjaan sebesar Rp57.500.000,00 (atau
Rp1.150.000.000,00 x 5%).
b) Sesuai kontrak pasal 14, seharusnya pekerjaan tambah kurang merupakan
tanggung jawab dari PT Jaya Pass Abadi, apalagi pekerjaan tersebut dilaksanakan
pada masa pemeliharaan yang merupakan tanggung jawab rekanan.
c) PT Jaya Pass Abadi sebagai Penyedia barang/jasa dilarang mengalihkan
tanggung jawab sebagian pekerjaan utama dengan mensubkontrakkan kepada
pihak lain dengan cara dan alasan apapun, kecuali disub-kontrakkan kepada
penyedia barang/jasa spesialis hal ini sesuai dengan Keppres No 80 Tahun 2003
Pasal 32 ayat (4).

4). Pembangunan gedung Fakultas Hukum senilai Rp 4.381.552.000,00.


Dalam rangka pembangunan gedung Fakultas Hukum (FH) UGM, diperoleh data
adanya pengeluaran dana sebesar Rp800.000.000,00 yang berasal dari Program S1-
FH Reguler dan Program S1- FH Ekstensi/Swadaya masing-masing sebesar
Rp400.000.000,00.
Realisasi pengeluaran dana tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a) Dana yang berasal dari Program S1- Reguler sebesar Rp 400.000.000,00.
Penyerahan uang dari Wakil Dekan II kepada Dekan Fakultas Hukum UGM
pada tanggal 22 Juni 2004 sesuai dengan surat perintah menyerahkan uang
No.1080/PT.01.H4.FH/B/2004. Uang tersebut kemudian ditransfer ke rekening

15 BPK RI / AUDITAMA III


BNI No: 770005433901 atas nama Ir. Syaukad Ali pada tanggal 28 Juni dan 1
Juli 2004, masing-masing sebesar Rp350.000.000,00 dan Rp50.000.000,00.
b) Dana yang berasal dari Program S-1 Ekstensi/Swadaya sebesar
Rp400.000.000,00.
Sesuai surat pernyataan bersama No : UGM/FH.Eks/149a/R/H/2003 tanggal 1
November 2003 antara Ketua Program S1 Swadaya/Ekstensi FH UGM dengan
Wakil Dekan II yang merupakan Bendahara Proyek Pembangunan disepakati
akan dilakukan penyerahan uang sejumlah Rp 1.000.000.000,00 dalam 3 tahap
yaitu :
- Tahap 1 diserahkan tanggal 15 November 2003 sebesar Rp 400.000.000,00.
- Tahap 2 diserahkan setelah pertanggungjawaban tahap 1 sebesar
Rp300.000.000,00.
- Tahap 3 diserahkan setelah pertanggungjawaban tahap 2 sebesar
Rp300.000.000,00.
Pernyataan bersama ini ditindaklanjuti dengan penyerahan cek sebesar
Rp400.000.000,00 sesuai dengan Berita Acara Penyerahan Bantuan Biaya
Pembangunan No : UGM/FH.Eks/158/R/H.-/2003 tanggal 15 November 2003
antara Ketua Program S1 Swadaya /Ekstensi FH UGM dengan Wakil Dekan II
yang merupakan Bendahara Proyek Pembangunan. Cek sebesar
Rp400.000.000,00 tersebut baru dicairkan pada tanggal 7 Januari 2004.
Berdasarkan informasi lisan dari mantan Pengelola Bidang Kemahasiswaan S1
Swadaya/Ekstensi FH UGM, penyerahan uang tahap 2 dan 3 tidak jadi
dilaksanakan disebabkan belum adanya pertanggungjawaban tahap 1.

Tidak diperoleh data realisasi fisik yang telah dikerjakan dari pengeluaran dana
sebesar Rp800.000.000,00 tersebut dan sampai dengan pemeriksaan berakhir (9
Desember 2005) belum ada pertanggungjawaban atas pengeluaran uang tersebut.
Selanjutnya Rektor UGM menerbitkan Keputusan No : 262/PIII/SK/PL/2004 tanpa
tanggal tentang pembentukan Panitia Lelang Pengadaan Jasa Konstruksi Pekerjaan
Penyelesaian Pembangunan Gedung Kuliah Fakultas Hukum.
Rektor UGM juga membentuk Panitia Pengawas sesuai Keputusan No :
263/PIII/SK/PL/2004 tanpa tanggal tentang pembentukan panitia
pengawas/pemeriksa jasa konstruksi pekerjaan penyelesaian pembangunan gedung
kuliah Fakultas Hukum.
Tidak diperoleh data tentang proses pemilihan rekanan untuk pembangunan gedung.
Data yang diperoleh adalah Surat Perjanjian Pekerjaan Pemborongan No :
UGM/HK/2081A/PGK/PL/06/02 tanggal 18 Oktober 2004 tentang penyelesaian
pembangunan gedung kuliah FH UGM antara Dekan Fakultas Hukum UGM
dengan Direktur CV Rahayu Trade & Contractors (CV RTC). Nilai kontrak
penyelesaian gedung FH adalah Rp3.816.552.000,00 dengan jangka waktu

16 BPK RI / AUDITAMA III


penyelesaian 120 hari kerja. Berdasarkan SPK sumber dana dari pembayaran
tersebut adalah anggaran dana masyarakat Fakultas Hukum UGM tahun 2004-2005.
Namun dalam pelaksanaannya selain membangun gedung, CV RTC juga
melakukan pemasangan hydrant senilai Rp 100.000.000,00 dan pemasangan AC
senilai Rp465.000.000,00, sehingga total pembayaran kewajiban kepada CV RTC
senilai Rp4.381.552.000.

Dari data-data di atas dapat disimpulkan bahwa :


1. Belum adanya pertanggungjawaban atas pengeluaran uang Rp 800 juta pada
pembangunan gedung Fakultas Hukum tahap 1.
2. Terdapat penunjukkan langsung rekanan baik untuk pembangunan gedung tahap 1
maupun tahap 2.

Kondisi di atas tidak sesuai dengan :

1). Pasal 3 Kepres 80 tahun 2003 yang menyatakan bahwa dalam pengadaan
barang/jasa wajib menerapkan prinsip-prinsip :
a) efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan menggunakan
dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam
waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan;
b) efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah
ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai
dengan sasaran yang ditetapkan;
c) terbuka dan bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi
penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui
persaingan yang sehat di antara penyedia barang/jasa yang setara dan
memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang
jelas dan transparan;
d) transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan
barang/jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi,
hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang/jasa, sifatnya terbuka bagi
peserta penyedia barang/jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada
umumnya;
e) akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat
bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pelayanan
masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam
pengadaan barang/jasa.
2). Pasal 13 Kepres 80 tahun 2003, yang menyatakan bahwa :
a) Pengguna barang/jasa wajib memiliki harga perkiraan sendiri (HPS) yang
dikalkulasikan secara keahlian dan berdasarkan data yang dapat
dipertangungjawabkan

17 BPK RI / AUDITAMA III


b) HPS disusun oleh panitia/pejabat pengadaan dan ditetapkan oleh pengguna
barang/jasa.
c) HPS digunakan sebagai alat untuk menilai kewajaran harga penawaran
termasuk rinciannya dan untuk menetapkan besaran tambahan nilai jaminan
pelaksanaan bagi penawaran yang dinilai terlalu rendah, tetapi tidak dapat
dijadikan dasar untuk menggugurkan penawaran.
d) Nilai total HPS terbuka dan tidak bersifat rahasia.
e) HPS merupakan salah satu acuan dalam menentukan tambahan nilai jaminan.
3). Pasal 17 huruf 5 Kepres 80 tahun 2003, yang menyatakan bahwa penunjukan
langsung baru dapat dilakukan “Dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus,
pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan cara penunjukan langsung
terhadap 1 (satu) penyedia barang/jasa dengan cara melakukan negosiasi baik teknis
maupun biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan.”
4). Pasal 48 butir 2 Kepres 80 tahun 2003 yang menyatakan bahwa :
Pengguna barang/jasa wajib melakukan pencatatan dan pelaporan keuangan dan
hasil kerja pada setiap kegiatan/proyek, baik kemajuan maupun hambatan dalam
pelaksanaan tugasnya dan disampaikan kepada atasan langsung dan unit
pengawasan intern instansi yang bersangkutan. Pengguna barang/jasa wajib
menyimpan dan memelihara seluruh dokumen pelaksanaan pengadaan barang/jasa
termasuk berita acara proses pelelangan/seleksi.

Kondisi diatas mengakibatkan tidak dapat diyakininya kewajaran nilai baik


pembangunan gedung maupun pengadaan barang dan jasa yang dilakukan oleh UGM.
Hal ini disebabkan tidak adanya pedoman pengadaan barang dan jasa yang sumber
dananya berasal dari dana masyarakat di lingkungan UGM.

Pihak UGM menjelaskan bahwa :


a. Dana yang digunakan dalam pengadaan barang dan pembangunan gedung adalah
dana masyarakat sehingga tidak tepat bila diterapkan Keppres 80 tahun 2003 yang
mengatur mengenai pengunaan dana APBN.
b. Pihak UGM melakukan penunjukkan secara langsung kepada Gama Techno karena
mempertimbangkan dampak pengembangan kelembagaan yang besar, menjamin
pelayanan pasca kontrak yang baik, menciptakan kemandirian dan menciptakan imej
yang baik pada UGM sebagai universitas unggul;
c. Pertanggungjawaban dana pembangunan gedung Fakultas Hukum tahap 1 sebesar
Rp800 juta sudah termasuk dalam realisasi pengeluaran yang tertuang pada laporan
akhir pekerjaan tahap 1 periode Agustus 2002 sampai dengan September 2004 sebesar
Rp 2.711.243.082,00.
d. Pelaksanaan pekerjaan tambah gedung Program MSI dan Doktor dilakukan dalam
masa pemeliharaan yang dilakukan oleh CV Rahayu Trade & Contractor dan

18 BPK RI / AUDITAMA III


perusahaan tersebut merupakan mitra kerja dari PT Jaya Pas Abadi yang merupakan
perusahaan yang melakukan pekerjaan sebelumnya.

BPK-RI merekomendasikan kepada Pimpinan UGM agar :


a. Segera membuat pedoman pengadaan barang dan jasa yang dananya berasal dari
dana masyarakat dengan menerapkan prinsip tata kelola yang baik (good
governance).
b. Meminta pertanggungjawaban pada pihak-pihak yang terkait dengan pembangunan
perluasan gedung Program Studi Magister Sains dan Doktor.
c. Menugaskan SAI (Satuan Audit Internal ) UGM untuk melakukan pemeriksaan atas
pertanggungjawaban pembangunan gedung Fakultas Hukum tahap 1.
d. Memperbaiki kelemahan yang ada pada kontrak dengan PT Gama Techno.

6. Pembayaran Gaji Dosen yang menjabat pada instansi lain/ pejabat negara tidak
sesuai ketentuan.

Dari hasil audit diperoleh data bahwa terdapat dosen UGM yang berstatus Pegawai
Negeri Sipil (PNS) yang menjabat pada instansi lain atau menjadi pejabat negara tetapi
masih diberikan gaji dan tunjangan fungsional. Selama tahun 2004, pembayaran gaji dan
tunjangan yang dikeluarkan untuk dosen yang menjabat pada instansi lain, antara lain :
a. Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA yang menjabat sebagai Mendiknas sejak November
2004 mendapat gaji dan tunjangan dalam tahun 2004 sebesar Rp5.010.740,00.
b. Dr. Budiono, MEc yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Keuangan mendapat
gaji dan tunjangan dalam tahun 2004 sebesar Rp25.733.040,00
c. Prof. Dr. Gunawan Sumodiningrat, MEc yang pada saat itu menjabat sebagai
Sekretaris Wakil Presiden mendapat tunjangan dalam tahun 2004 sebesar
Rp10.800.000,00
Sampai dengan audit berakhir (9 Desember 2005) pembayaran gaji dan tunjangan
tersebut masih berlangsung.

Hal ini tidak sesuai dengan :


a. Undang-undang No: 8 tahun 1974 Pasal 11 yang menyatakan bahwa seorang
pegawai negeri yang diangkat menjadi pejabat negara dibebaskan untuk sementara
waktu dari jabatan organiknya selama menjadi pejabat negara tanpa kehilangan
statusnya sebagai pegawai negeri kecuali Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda dan
Hakim Makamah Agung karena secara administratif tetap berada pada lembaga yang
bersangkutan.
b. Peraturan Pemerintah No: 4 tahun 1976 tentang Pegawai Negeri Yang Menjadi
Pejabat Negara Pasal 2 menyatakan bahwa pegawai negeri sipil yang diangkat
menjadi pejabat negara menerima penghasilan menurut ketentuan yang berlaku bagi
pejabat negara itu. Jika penghasilan pejabat negara itu lebih kecil dibandingkan

19 BPK RI / AUDITAMA III


dengan penghasilan sebagai pegawai negeri sipil, maka selisih tersebut diterima dari
instansi induknya.
c. Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran No. SE-142/A/621/1295 tanggal 7
Desember 1995 butir 2 menyatakan PNS yang menduduki jabatan struktural
berdasarkan Undang-undang atau Peraturan Pemerintah harus dirangkap dengan
jabatan fungsional, tunjungan jabatannya hanya dibayarkan satu tunjangan jabatan
yang lebih menguntungkan.
d. Surat Keputusan Kepala BAKN No. 9 Tahun 1999 tanggal 3 Mei 1999 tentang Tata
Cara Permintaan, Pemberian dan Penghentian Tunjangan Dosen Butir III menyatakan
: Pembayaran tunjangan dosen dihentikan terhitung mulai bulan berikutnya apabila
yang bersangkutan :
a) Ditugaskan diluar jabatan dosen
b) Diberhentikan dari jabatan dosen
c) Dibebaskan sementara dari jabatan dosen berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
d) Dijatuhi hukuman disiplin berupa pembebasan dari jabatan berdasarkan PP No.
30 Tahun 1980
e) Sedang menjalani cuti diluar tanggungan negara
f) Dijatuhi hukuman penjara atau kurungan berdasarkan keputusan pengadilan.

Kondisi di atas mengakibatkan ketidak hematan sebesar Rp41.543.780,00.

Hal ini disebabkan :


1. Kurangnya pemahaman terhadap peraturan yang berkaitan dengan PNS yang menjadi
Pejabat Negara dan/atau menjabat pada instansi lain.
2. Kurangnya kepedulian dari para tenaga dosen yang menjabat pada instansi lain untuk
melaporkan penerimaan atau gaji yang diberikan oleh instansi yang memberikan
jabatan tersebut.

Rektor UGM telah mengirimkan surat ke fakultas-fakultas untuk menindaklanjuti


masalah tersebut. Sebagai catatan, untuk tahun 2005 telah dikeluarkan SK Rektor
No.1610/P/SK/KP/2005 tentang realisasi pemberian insentif bagi pegawai edukatif dan
pejabat sktuktural di mana dalam diktum no.3 disebutkan bahwa pegawai edukatif yang
memangku jabatan struktural atau yang disetarakan dengan jabatan struktural pada
instansi di luar UGM tidak berhak atas insentif.

BPK-RI merekomendasikan kepada Rektor UGM agar mendata kembali tenaga dosen
UGM yang menjabat pada jabatan di luar UGM dan /atau pejabat negara serta meninjau
kembali pemberian gaji dan tunjangan fungsional yang diberikan kepada mereka sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Selain itu Rektor UGM agar memperhitungkan

20 BPK RI / AUDITAMA III


pembayaran gaji dan tunjangan yang telah dilakukan untuk diberitahukan kepada yang
bersangkutan , ditarik kembali dan disetorkan ke Kas Negara.

7. Kewajiban Perpajakan sebesar Rp 3.562.701.537,52 belum dipungut dan


disetorkan.
Dari pengujian secara sampling terhadap kewajiban perpajakan, diperoleh data adanya
kewajiban perpajakan yang belum dipungut/dipotong/diperhitungkan dan belum disetor
ke Kas Negara per 31 Desember 2004 sebesar Rp 3.562.701.537,52 terdiri dari :
- PPh Badan : Rp 3.308.366.364,53
- PPN : Rp 148.111.548,08
- PPh Pasal 23 : Rp 100.730.484,96
- PPh Pasal 21 : Rp 5.493.139,95
Jumlah Rp 3.562.701.537,52

Kewajiban perpajakan tersebut terjadi pada unit pelaksana sebagai berikut :


1). PPh Badan terutang sebesar Rp 3.308.366.364.53
a. Magister Administrasi Publik (MAP)
PPh Badan sebesar Rp 657.629.991,21 belum diperhitungkan oleh MAP
Berdasarkan data yang diperoleh, selama tahun 2004 MAP hanya
melakukan pemotongan dan penyetoran PPh Pasal 21. Baik tahun 2004
maupun tahun sebelumnya MAP belum pernah memperhitungkan
melaporkan kewajiban PPh Badan.
MAP telah mempunyai NPWP yaitu No : 0.208.735.1.542.000. Perhitungan
PPh Badan yang dilakukan oleh Tim BPK-RI belum memperhitungkan
penyusutan disebabkan pihak UGM tidak membuat perhitungan penyusutan
aktiva tetap dan juga tidak mempunyai rincian aktiva tetap tersebut per 31
Desember 2004.

b. Magister Manajemen (MM)


PPh Badan sebesar Rp2.650.736.373,24 belum diperhitungkan oleh MM
Selama ini MM UGM hanya melakukan pemotongan PPh pasal 21 dan 23,
sedangkan perhitungan PPh pasal 25 (badan) belum pernah dilakukan.
PPh Badan yang dilakukan oleh Tim BPK-RI belum memperhitungkan
penyusutan disebabkan pihak UGM tidak membuat perhitungan penyusutan
aktiva tetap dan juga tidak mempunyai rincian aktiva tetap tersebut per 31
Desember 2004.

Hal ini tidak sesuai dengan peraturan perpajakan berikut ini :


a. Surat Direktur Jenderal No. S-27/PJ.42/2003 Pajak15 Januari 2003
tentang lembaga penelitian universitas ABC dikemukan hal-hal sebagai
berikut :

21 BPK RI / AUDITAMA III


- Berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat (1) dan ayat (3) Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 (UU
PPh), Subjek Pajak dalam negeri antara lain adalah badan yang
didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, termasuk antara lain
BUMN dan BUMD, BUMN dan BUMD merupakan Subjek Pajak
tanpa memperhatikan nama dan bentuknya, sehingga setiap unit
tertentu dari badan Pemerintah (misalnya : lembaga, badan dan
sebagainya yang dimiliki oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah) yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan untuk
memperoleh penghasilan merupakan Subjek Pajak
- Berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Pajak
Penghasilan yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan, yaitu
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah
kekayaan Wajib Pajak.
- Berdasarkan ketentuan Pasal 21, Pasal 23 dan Pasal 26 Undang-
undang Pajak Penghasilan, pemberi kerja membayar gaji, upah
honorarium, tunjangan dan pembayaran lain sebagai imbalan
sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai atau
bukan pegawai, Subjek Pajak badan dalam negeri yang
terutang/membayar bunga, dividen, royalty, sewa, imbalan jasa teknik,
jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan dan jasa lainnya,
berkewajiban untuk memotong, menyetor dan melaporkan Pajak
Penghasilan Pasal 21/23/26 yang terutang oleh pihak yang menerima
penghasilan tersebut.
- Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut diatas, dengan ini
ditegaskan bahwa Lembaga Penelitian universitas ABC sebagai Badan
Hukum Milik Negara (BHMN) merupakan Subjek Pajak dan atas
penghasilan yang diperoleh dari penyelenggaraan kegiatan penelitian
dan penghasilan lainnya yang tidak dimasukkan sebagai penerimaan
APBN merupakan Objek Pajak Penghasilan. Lembaga Penelitian
Universitas ABC mempunyai kewajiban sebagai pemotong/pemungut
pajak atas penghasilan yang terutang atau dibayarkan kepada pihak
lain baik yang dananya bersumber dari APBN maupun dari sumber
sendiri sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku.
b. Surat Direktur Jenderal pajak No. S-629/PJ.332/2004 tanggal 16 Juli
2004 tentang perubahan status ABC dan permohonan rekomendasi
pengurusan SKB pajak untuk kegiatan penelitian nirlaba. Dalam SE
tersebut dikemukan hal-hal sebagai berikut :

22 BPK RI / AUDITAMA III


- Dalam Undang-undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 diatur bahwa Pasal 2 ayat (3),
Subjek Pajak dalam negeri antara lain adalah badan yang didirikan
atau bertempat kedudukan di Indonesia, termasuk antara lain BUMN
dan BUMD merupakan Subjek Pajak tanpa memperhatikan nama dan
bentuknya, sehingga setiap unit tertentu dari badan pemerintah
(misalnya : lembaga, badan dan sebagainya yang dimiliki oleh
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah) yang menjalankan usaha
atau melakukan kegiatan untuk memperoleh penghasilan.
- Dalam Undang-undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 diatur bahwa Pasal 16 ayat
(1), Penghasilan Kena Pajak sebagai dasar penerapan tarif bagi Wajib
Pajak dalam negeri dalam suatu tahun pajak dihitung dengan cara
mengurangkan dari penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1) dengan pengurangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (1) dan ayat (2), Pasal 7 ayat (1), dan Pasal 9 ayat (1) huruf c,
huruf d, dan huruf e.
- Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dengan ini ditegaskan bahwa:
• ABC sebagai BHMN termasuk sebagai Subjek Pajak, karena tidak
memenuhi persyaratan yang dikecualikan sebagai Subjek Pajak dan
atas penghasilan yang diperoleh dari penyelenggaraan jasa
pendidikan dan usaha lainnya merupakan Objek Pajak Penghasilan,
namun demikian apabila tidak terdapat penghasilan kena pajak
dalam tahun yang bersangkutan, maka tidak terdapat PPh yang
terutang.
• Jasa penelitian tidak termasuk dalam jenis jasa yang dikecualikan
dari pengenaan PPN sebagaimana dimaksud pada butir 5b.

Berdasarkan ketentuan diatas, MAP dan MM sebagai unit dibawah UGM


yang merupakan bagian dari BHMN yang mempunyai penghasilan kena
pajak seharusnya menghitung dan melaporkan PPh Badan.
Berdasarkan perhitungan yang kami lakukan dengan mengacu pada tarif
PPh sesuai dengan UU No: 17 tahun 2000, PPh Badan yang terhutang
adalah sebagai berikut :

- MAP
Berdasarkan Laporan Aktivitas MAP tahun 2004, PPh Badan yang
terutang adalah Rp 657.629.991,29 dengan perhitungan sebagai berikut :

23 BPK RI / AUDITAMA III


Uraian Tarif DPP (Rp) Pajak terutang (Rp)
S/d 50 juta 10% 50.000.000,00 5.000.000,00
50 s/d 100 juta 15% 50.000.000,00 7.500.000,00
Diatas 100 juta 30% 2.150.433.304,29 645.129.991,29
Total 2.250.433.304,29 657.629.991,29

- MM
Berdasarkan data pada laporan audit yang dilakukan oleh KAP atas
sumber dan penggunaan dana MM-UGM, didapatkan perhitungan PPh
Badan terutang sebesar Rp2.650.736.373,24 dengan perhitungan sebagai
berikut :

Uraian Tarif DPP (Rp) Pajak terutang (Rp)


s/d 50 juta 10% 50.000.000,00 5.000.000,00
50 s/d 100 juta 15% 50.000.000,00 7.500.000,00
Diatas 100 juta 30% 8.794.121.244,12 2.638.236.373,24
Total 8.894.121.244,12 2.650.736.373,24

Hal ini menyebabkan berkurangnya potensi penerimaan negara sebesar


Rp3.308.366.364,53.

Belum dihitungnya pajak terutang tersebut disebabkan belum dipahaminya


ketentuan perpajakan oleh Pimpinan MAP dan MM.

Pihak UGM menyatakan bahwa akan menindaklanjuti mengenai kewajiban


perpajakan tersebut.

2). PPN yang tidak dipotong sebesar Rp 148.111.548,08

Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK)


PSKK telah melakukan kegiatan pembangunan gedung secara swakelola
dengan biaya sebesar Rp3,785,004,202.00 yang belum dikenakan Pajak
Pertambahan Nilai.
Hal ini tidak sesuai dengan keputusan Dirjen Pajak No : KEP-387/PJ/2002
tanggal 19 Agustus 2002 tentang Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atas
kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau
pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau
digunakan pihak lain, yang antara lain menyatakan :

24 BPK RI / AUDITAMA III


Pasal 1 :
(1). Kegiatan membangun sendiri adalah kegiatan membangun sendiri
bangunan yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh
orang pribadi atau badan yang diperuntukkan bagi tempat tinggal atau
tempat usaha dengan luas bangunan 200 m2 (dua ratus meter persegi) atau
lebih.
(2). Bangunan adalah bangunan permanen yang konstruksi utamanya terdiri
dari:
- tembok; dan atau
- kayu tahan lama; dan atau
- bahan lain yang mempunyai kekuatan sampai 20 (dua puluh) tahun atau
lebih.
(3). Tanah kaveling adalah sebidang tanah di dalam kawasan realestat yang
telah dipersiapkan sesuai dengan persyaratan pembakuan dalam
penggunaan, penguasaan, pemilikan tanah, dan rencana tata ruang
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian untuk membangun
bangunan.

Pasal 2 :
(1). Atas kegiatan membangun sendiri dikenakan Pajak Pertambahan Nilai
dengan tarif 10% (sepuluh persen) dikalikan dengan Dasar Pengenaan
Pajak.
(2). Dasar Pengenaan Pajak atas kegiatan membangun sendiri adalah 40%
(empat puluh persen) dari jumlah biaya yang dikeluarkan dan atau yang
dibayarkan untuk membangun sendiri, tidak termasuk harga perolehan
tanah.
(3). Pajak Pertambahan Nilai yang terutang setiap bulan adalah sebesar 10%
(sepuluh persen) dikalikan dengan Dasar Pengenaan Pajak untuk setiap
bulan.

Pasal 3 :
(1). Saat terutang Pajak Pertambahan Nilai atas kegiatan membangun sendiri
adalah pada saat dimulainya kegiatan membangun sendiri secara fisik
seperti penggalian fondasi, pemasangan tiang pancang, atau kegiatan fisik
lainnya.
(2). Tempat pajak terutang atas kegiatan membangun sendiri adalah di tempat
bangunan tersebut didirikan.

Jumlah PPN yang belum dipungut dan disetorkan oleh PPSK adalah
Rp148.111.548,08, dengan perhitungan sebagai berikut :

25 BPK RI / AUDITAMA III


Tahap Jumlah (Rp) Keterangan
I 2.510.650.000,00 Dilakukan oleh Ir
Syaukat Ali
II 1.274.354.202,00 Dilakukan secara
mandiri oleh PSKK
Jumlah Biaya yang telah
dikeluarkan sampai dengan 3.785.004.202,00
Oktober 2005
DPP 40% dari total biaya yang 1.481.115.480,80
telah dikeluarkan sampai dengan
31 Desember 2004 sebesar
Rp3,702,788,702.00
PPN 10% yang terutang 148.111.548,08

Hal ini disebabkan tidak dipahaminya ketentuan perpajakan oleh Pimpinan


PPSK.
Hal ini mengakibatkan berkurangnya potensi penerimaan negara atas PPN
sebesar Rp148.111.548,08.

3). PPh Pasal 21 dan Pasal 23


Magister Manajemen (MM)

Selama tahun 2004 MM UGM belum seluruhnya memotong PPh Pasal 21 dan
memungut PPh pasal 23 atas biaya-biaya yang telah dikeluarkan dengan rincian
sebagai berikut:

Obyek Pajak Biaya Gaji Yang Biaya Jasa Yang


Belum Dipotong Belum Dipungut
PPh Pasal 21 PPh Pasal 23

Laporan Audit Tahun 2004 oleh 11,955,809,550.00 1,678,841,416.00


KAP Drs Wiyoko Suwandi &
Rekan

SPT Tahunan dan SPT Masa 11,919,188,617.00 220,216,966.00

Yang kurang dikenakan pajak 36,620,933.00 1,458.624.450,00

PPh yang belum dipotong &


dipungut 5,493,139.95 100,730,484.96

Hal ini tidak sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-23/PJ.43/2000,
tanggal 28 Agustus 2000 tentang Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan PPh
Pasal 21 dan atau Pasal 26 yang menyatakan bahwa Pemotong PPh Pasal 21

26 BPK RI / AUDITAMA III


dan atau Pasal 26 antara lain adalah pemberi kerja yang terdiri dari orang
pribadi dan badan, baik merupakan pusat maupun cabang, bentuk usaha tetap,
perwakilan atau unit, yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan dan
pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan atau
jabatan, jasa dan kegiatan. Selain itu, berdasarkan pada SK Dirjen Pajak
No.Kep-176/PJ/2000 tanggal 26 Juni 2000 tentang jenis jasa lain dan perkiraan
penghasilan neto atas jenis jasa teknik, jasa manajemen, dan jasa lain yang atas
imbalannya dipotong pajak penghasilan sebagaimana dimaksud dalam pasal 23
ayat (1) huruf c UU Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU Nomor 10 Tahun 1994.
Hal ini disebabkan kelalaian Ketua Pengelola MM UGM dalam pemotongan
dan pemungutan pajak-pajak tersebut di atas.

Akibatnya terdapat PPh Pasal 21 dan PPh Pasal 23 yang kurang


dipotong/dipungut masing-masing sebesar Rp5.493.139,95 dan
Rp100.730.484,96

Pihak UGM akan melakukan pengecekan kembali mengenai kewajiban


perpajakan tersebut dan apabila memang terdapat kekurangan pembayaran
pajak maka Pengelola MM akan menyelesaikan kewajiban perpajakan tersebut.

Disamping itu terdapat juga kewajiban perpajakan investor yang seharusnya pihak
UGM juga turut serta mengawasi pembayaran kewajiban pajak tersebut. Kewajiban
pajak PT Neocelindo Intibeton (NI) dalam rangka pembangunan Gama Book Plaza per
31 Desember 2004 adalah sebesar Rp1.117.358.690,34 yang terdiri dari PPN sebesar
Rp931.132.241,95 dan PPh sebesar Rp186.226.448,39 dengan rincian sebagai berikut :
1) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp 931.132.241,95
Dalam pekerjaan pembangunan Gama Book Store, ditemukan adanya PPN yang
belum dihitung dan disetorkan oleh Investor pelaksana pembangunan per 31
Desember 2004 dan 30 September 2005 masing-masing sebesar Rp931.132.241,95
dan Rp Rp 1.793.832.169,08, dengan perhitungan sebagai berikut :
Uraian Per 31-12- 2004 Per 30 - 9 - 2005
% Kemajuan Pekerjaan 24,13 % 70,61 %
Nilai Kemajuan Pekerjaan 9.311.322.420,00 27.249.644.110,25
PPN 10% 931.132.241,95 2.724.964.411,03
Keterangan : dalam rupiah penuh kecuali prosentase kemajuan pekerjaan

2) PPh pasal 23 sebesar Rp 186.226.448,39


Dalam pekerjaan pembangunan Gama Book Store, ditemukan adanya PPh Pasal 23
yang belum dihitung dan disetorkan oleh Investor pelaksana pembangunan per 31

27 BPK RI / AUDITAMA III


Desember 2004 dan 30 September 2005 masing-masing sebesar Rp186.226.448,39
dan Rp358.766.433,82, dengan perhitungan sebagai berikut :

Uraian Per 31-12- 2004 Per 30 - 9 - 2005


% Kemajuan Pekerjaan 24,13 % 70,61 %
Nilai Kemajuan Pekerjaan 9.311.322.420,00 27.249.644.110,25
PPN 2% 186.226.448,39 358.766.433,82
Keterangan : Dalam rupiah penuh kecuali prosentase kemajuan pekerjaan.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA

28 BPK RI / AUDITAMA III


BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

Nomor : 01.B/LK/XIII/12/2005

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Kami telah mengaudit laporan posisi keuangan Universitas Gadjah Mada (selanjutnya disebut
“UGM”) tanggal 31 Desember 2004 serta laporan aktivitas dan laporan arus kas untuk tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut, dan telah menerbitkan laporan kami Nomor :
01.A/LK/XIII/12/2005 tanggal 9 Desember 2005.

Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit Pemerintahan yang ditetapkan Badan
Pemeriksa Keuangan dan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar
tersebut mengharuskan kami untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh
keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material.

Dalam perencanaan dan pelaksanaan audit kami atas laporan keuangan UGM untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2004, kami mempertimbangkan pengendalian intern entitas
tersebut untuk menentukan prosedur audit yang kami laksanakan untuk menyatakan pendapat
kami atas laporan keuangan dan tidak dimaksudkan untuk memberikan keyakinan atas
pengendalian intern tersebut.

Manajemen UGM bertanggung jawab untuk menyusun dan memelihara suatu pengendalian
intern. Dalam memenuhi tanggung jawabnya tersebut, diperlukan estimasi dan pertimbangan
dari pihak manajemen tentang taksiran manfaat dan biaya yang berkaitan dengan pengendalian
intern. Tujuan suatu pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai, bukan
keyakinan absolut, kepada manajemen bahwa aktiva terjamin keamanannya dari kerugian
sebagai akibat pemakaian atau pengeluaran yang tidak diotorisasi dan bahwa transaksi
dilaksanakan dengan otorisasi manajemen dan dicatat semestinya untuk memungkinkan
penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Karena adanya keterbatasan bawaan dalam setiap pengendalian intern, kekeliruan
atau ketidakberesan dapat saja terjadi dan tidak terdeteksi. Begitu juga, proyeksi setiap evaluasi
atas pengendalian intern ke periode yang akan datang mengandung risiko bahwa suatu prosedur
menjadi tidak memadai lagi karena perubahan kondisi yang terjadi atau efektivitas desain dan
operasi pengendalian intern tersebut telah berkurang.

29 BPK RI / AUDITAMA III


Untuk tujuan lapran ini, kami menggolongkan pengendalian intern signifikan ke dalam
kelompok berikut ini :
- Penerimaan Dana Pemerintah
- Penerimaan Dana Masyarakat
- Pengeluaran
- Investasi
- Pengelolaan Aktiva Tetap.
Untuk semua golongan pengendalian intern tersebut di atas, kami memperoleh pemahaman
tentang desain pengendalian intern yang relevan dan apakah pengendalian intern tersebut
dioperasikan, serta kami menentukan risiko pengendalian.

Kami menemukan masalah-masalah tertentu berkaitan dengan pengendalian intern dan


operasinya yang kami anggap sebagai kondisi yang dapat dilaporkan berdasarkan Standar Audit
Pemerintahan yang ditetapkan Badan Pemeriksa Keuangan dan standar auditing yang ditetapkan
Ikatan Akuntan Indonesia. Kondisi yang dapat dilaporkan merupakan masalah-masalah yang
kami ketahui berkaitan dengan kelemahan signifikan dalam desain atau operasi pengendalian
intern yang berdasarkan pertimbangan kami dapat berakibat negatif terhadap kemampuan
entitas dalam mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan data keuangan konsisten dengan
asersi manajemen dalam laporan keuangan.

Proses penyusunan laporan keuangan UGM tahun 2004 belum sepenuhnya menyajikan
transaksi-transaksi yang terjadi di tingkat Unit Pengelola Keuangan. Hal ini mengakibatkan
tidak dapat ditelusurinya jumlah pengeluaran pada masing-masing kelompok pada laporan
aktivitas dengan laporan aktivitas dan/atau catatan yang dibuat oleh masing-masing Unit
Pengelola Keuangan. Selain itu, pengawasan internal yang dilakukan oleh Satuan Audit Internal
baru mencakup 22,28% dari seluruh Unit Pengelola Keuangan yang ada sehingga belum dapat
memberikan gambaran tentang kondisi pengendalian intern yang ada pada UGM. Kelemahan-
kelemahan pengendalian intern yang mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan
antara lain meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Kas dan setara kas senilai Rp 10.357.560.421,00 belum dilaporkan dan kurang dilaporkan.
2. Laporan keuangan Gama Press tidak dapat diyakini kewajarannya.
3. Piutang kepada mahasiswa belum disajikan secara lengkap dan akurat.
4. Nilai persediaan buku di Gama Press sebesar Rp 1.140.926.402,01 tidak dapat diyakini
kewajarannya.
5. Belum dilakukan rekonsiliasi antara catatan aktiva tetap menurut Direktorat Keuangan
dengan Direktorat PPA dan Direktorat Keuangan tidak memiliki daftar rincian aktiva tetap
yang mendukung nilai yang tercatat pada laporan keuangan.
6. Tanah dan bangunan yang belum dicatat pada laporan keuangan :
a. Pembelian tanah dan bangunan eks Chika senilai Rp 4.700.000.000,00.
b. Gedung Pusat Studi Kebijakan dan Kependudukan (PSKK) senilai Rp3.785.004.200,00.

30 BPK RI / AUDITAMA III


c. Gedung Student Internet Center (SIC) Fakultas MIPA yang dibangun sendiri pada tahun
2002 senilai Rp2.081.527.500,00
d. Pembangunan dan perluasan gedung Program MSI dan Doktor Ilmu Ekonomi UGM
dengan nilai sebesar Rp1.150.000.000,00
7. Nilai penyertaan UGM pada PT Gama Multi Usaha Mandiri sebesar Rp4.409.710.005,00
tidak dapat diyakini kewajarannya.
8. Penerimaan dana masyarakat dari sumbangan pendidikan, biaya operasional pendidikan dan
sumbangan pengembangan mutuj pendidikan tahun 2004 belum memiliki mekanisme
pengendalian yang memadai.
9. Penerimaan hasil kerjasama dengan Pihak III sebesar Rp20.843.443.143,00 dan
USD12,250.00 tidak tercatat
10. Pengeluaran atas kontrak kerjasama pada beberapa lembaga penelitian dan pengembangan
sebesar Rp25.241.855.920,00 belum didukung dengan bukti pertanggungjawaban.

Untuk lebih jelasnya, masalah ini kami kemukakan dalam temuan nomor : 1 sampai dengan
nomor : 18 pada Lampiran B.

Suatu kelemahan material adalah kondisi yang dapat dilaporkan yang didalamnya desain dan
operasi satu atau lebih komponen pengendalian intern tidak mengurangi risiko ke tingkat yang
relatif rendah tentang terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan dalam jumlah yang material
dalam hubungannya dengan laporan keuangan auditan dan tidak terdeteksi dalam waktu
semestinya oleh karyawan dalam pelaksanaan normal fungsi yang ditugaskan kepadanya.
Pertimbangan kami atas pengendalian intern tidak perlu mengungkapkan semua masalah dalam
pengendalian intern yang mungkin merupakan kondisi yang dapat dilaporkan, oleh karena itu,
tidak perlu mengungkapkan semua kondisi yang dapat dilaporkan yang mungkin juga dianggap
sebagai kelemahan material sebagaimana didefinisikan di atas. Namun, kami yakin bahwa tidak
ada satu pun kondisi yang dapat dilaporkan di atas merupakan kelemahan material.

31 BPK RI / AUDITAMA III


Kami juga menemukan masalah-masalah lain tentang pengendalian intern dan operasinya yang
kami laporkan dalam temuan nomor : 19 sampai dengan nomor : 24 pada Lampiran B.

Laporan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi bagi Dewan Audit, Manajemen dan
Majelis Wali Amanat, Namun apabila laporan ini merupakan catatan publik distribusinya tidak
dibatasi.

Auditor Utama Keuangan Negara V


selaku
Penanggungjawab Audit

Widodo H. Mumpuni
Register Negara No : D- 3745
Jakarta , 9 Desember 2005

32 BPK RI / AUDITAMA III


LAMPIRAN B

1. Proses penyusunan Laporan Keuangan UGM Tahun 2004 belum sepenuhnya


menyajikan transaksi-transaksi yang terjadi di tingkat Unit Pengelola Keuangan.

Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai Badan Hukum Milik Negara bersifat nirlaba
sehingga memiliki karakteristik yang berbeda dengan karakteristik akuntansi bisnis.
Sebagai lembaga yang bersifat nirlaba, laporan keuangan UGM disusun berdasarkan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No : 45 yang meliputi Laporan Posisi
Keuangan, Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Untuk itu sistem akuntansi dana yang digunakan memisahkan dana menjadi dana
lancar dan dana tidak lancar sesuai dengan masing-masing sumber dana yang dikelola.
Dana diidentifikasikan sebagai suatu entitas akuntansi dan pelaporannya disajikan
terpisah untuk masing-masing dana.
Sumber dana untuk penyelenggaraan, pengelolaan dan pengembangan UGM sesuai
dengan Pasal 42 PP No : 153 tahun 2000 berasal dari :
- Pemerintah, melalui anggaran rutin dan anggaran pembangunan.
- Masyarakat, yang berasal dari sumbangan pendidikan, seleksi masuk, kerjasama,
sumbangan/hibah dan penerimaan lain dari masyarakat.
- Usaha dan Tabungan, terdiri dari penerimaan penjualan dan pemanfaatan sumber
daya universitas, penerimaan hasil usaha tambahan, penerimaan bunga dan
penerimaan hasil investasi.
- Luar negeri, yaitu dana yang diperoleh dari luar negeri dalam bentuk hibah, hadiah,
donasi maupun hasil kerja sama dan kontrak internasional dan penerimaan dari
pembayaran tution & admission fee oleh mahasiswa asing yang tidak disalurkan
melalui dana pemerintah.
Seluruh dana tersebut diklasifikasikan menjadi :
- Dana Lancar, yaitu dana yang tersedia untuk operasi universitas yang sepenuhnya
berada dalam kendali universitas.
Berdasarkan pembatasannya, dana ini diklasifikasikan menjadi :
• Dana Lancar Terbatas/Terikat.
• Dana Lancar Bebas/Tidak terikat.
- Dana Tidak Lancar, yaitu dana yang tidak digunakan untuk operasional kegiatan
sehari-hari dan telah dirancang untuk suatu penggunaan tertentu. Dana Tidak
Lancar terdiri dari :
• Dana Bantuan
• Dana Sumbangan
• Dana Tahunan
• Dana Pendapatan Jangka Panjang
• Dana untuk Bangunan
• Dana untuk Lembaga

33 BPK RI / AUDITAMA III


Sesuai dengan misi dan program universitas yang dimuat dalam Rencana Stratejik
UGM, penggunaan seluruh sumber dana untuk tahun 2004 dikelompokkan kedalam :
a. Pengeluaran Kelembagaan
b. Pengeluaran Pendidikan
c. Pengeluaran Penelitian
d. Pengeluaran Pengabdian pada Masyarakat
e. Pengeluaran Pengembangan SDM
f. Pengeluaran Kemahasiswaan
g. Pengeluaran Pengembangan Teknologi dan Sistem Informasi
h. Pengeluaran Sarana, Prasarana dan Lingkungan Kampus.

Laporan Keuangan UGM merupakan konsolidasi dari seluruh laporan Unit Pengelola
Keuangan (UPK) yaitu 298 unit atau 85,39% dari 349 UPK yang ada. Sebanyak 51
UPK lainnya tidak menyampaikan laporan atau terlambat menyampaikan laporan ke
Kantor Pusat, terdiri dari :
a. Fakultas Biologi sebanyak 1 Unit
b. Fakultas Ekonomi sebanyak 4 Unit
c. Fakultas Farmasi sebanyak 1 Unit
d. Fakultas Geografi 12 Unit
e. Fakultas Hukum sebanyak 3 Unit
f. Fakultas Kedokteran sebanyak 3 Unit
g. Fakultas Peternakan sebanyak 1 Unit
h. Fakultas Teknik sebanyak 4 Unit
i. Pasca Sarjana sebanyak 6 Unit
j. Pusat Studi sebanyak 15 Unit
k. UPT sebanyak 1 Unit.

Hasil pengujian terhadap pengendalian intern dalam proses penyusunan Laporan


Keuangan UGM tahun 2004 menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
a. Kebijakan akuntansi dalam penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2004 baru
ditetapkan pada bulan Oktober 2004, sehingga efektivitas penyusunan Laporan
Keuangan terutama di tingkat UPK masih belum memadai.
b. Pencatatan transaksi-transaksi di tingkat UPK yang mencakup penerimaan alokasi
Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), Sumbangan Peningkatan Mutu
Akademik (SPMA) dan Biaya Operasional Pendidikan (BOP) yang diterima dari
Kantor Pusat serta pengeluaran sesuai dengan bukti pertanggungjawabannya tidak
sepenuhnya dilaporkan dalam bentuk Laporan Posisi Keuangan dan Laporan
Aktivitas, hanya mencatat transaksi ke dalam jurnal kas bank yang merupakan
rekapitulasi masuk dan keluar kas.

34 BPK RI / AUDITAMA III


c. Pengelompokan pengeluaran sesuai program universitas tidak sepenuhnya
menggambarkan pengeluaran yang sebenarnya terjadi pada masing-masing
program.
d. Prosedur rekonsiliasi antara Rektorat dengan UPK tidak pernah dilakukan.

Sebagai laporan dukungan atas laporan keuangan UGM, seharusnya klasifikasi dan
jumlah pengeluaran di tingkat UPK, menggambarkan kondisi yang sesuai dalam laporan
UGM.

Kondisi tersebut mengakibatkan angka yang tersaji pada laporan Keuangan UGM
belum sepenuhnya didukung jumlah pengeluaran pada masing-masing kelompok pada
Laporan Aktivitas dengan Laporan Aktivitas dan atau catatan yang dibuat oleh masing-
masing Unit Pengelola Keuangan.

Hal ini disebabkan :


a. Untuk UPK yang hanya mengirimkan jurnal kas bank masuk dan keluar serta
laporan mutasi barang, pengelompokan pengeluaran ke dalam kelompok sesuai
program dilakukan oleh Kantor Pusat.
Pengelompokan yang dilakukan oleh Kantor Pusat tersebut tanpa melakukan
verifikasi ke masing-masing bukti pengeluarannya.
b. UPK tidak mereklasifikasikan setiap pengeluaran yang dicatat pada jurnal kas bank
keluar ke masing-masing kelompok pengeluaran pada Buku Pembantu yang telah
disediakan.

Pihak UGM menjelaskan bahwa :


a. Kebijakan Akuntansi ditetapkan secara formal dengan SK Rektor bulan Oktober
2004, namun kebijakan tersebut sudah digunakan diseluruh UGM untuk
penyusunan Laporan Keuangan tahun 2004 sejak awal tahun.
b. Pencatatan transaksi ditingkat UPK akan diinstruksikan kembali agar seluruhnya
dilaporkan ke Kantor Pusat. Pada tahun 2005 dengan aplikasi Sistem Informasi
Akuntansi (SIMAKUN-GAMA) masalah tersebut akan diselesaikan.
c. Pengelompokan program pengeluaran akan lebih disempurnakan ditahun 2005.
Pada tahun 2005 dengan aplikasi sistem informasi akuntansi (SIMAKUN-GAMA)
masalah tersebut akan terselesaikan.
d. Rekonsiliasi antara rektorat dengan UPK telah dilakukan khususnya dan
SPP/BOP/SPMA namun belum mencakup keseluruhan. Rekonsiliasi pada tahun
2005 akan ditingkatkan.

35 BPK RI / AUDITAMA III


2. Pengawasan internal yang dilakukan oleh Satuan Audit Internal (SAI) belum
sepenuhnya menjalankan review yang memadai terhadap Laporan Keuangan
tingkat UPK

Sebagai upaya untuk mengoptimalkan pengendalian intern yang memadai dalam


penyusunan Laporan Keuangan UGM, keberadaan Satuan Audit Internal (SAI)
memegang peranan yang penting untuk mendorong terciptanya akuntabilitas dan
transparansi laporan keuangan.
SAI UGM telah melakukan audit dalam tahun 2004 terhadap 76 UPK, dengan uraian
sebaga berikut :
1. Jenis Laporan :
a. Laporan Keuangan dan Operasional sebanyak 41 buah.
b. Laporan Keuangan sebanyak 24 buah.
c. Laporan Keuangan dan Kepatuhan sebanyak 9 buah.
d. Laporan Audit Fisik Pengadaan Barang sebanyak 1 buah.
e. Laporan Kepatuhan Pengadaan Barang/Jasa sebanyak 1 buah,.

2. Hasil Audit SAI :


Pendapat Unit % tase
Kerja
Menolak memberikan pendapat 22 28,95
Wajar dengan pengecualian 19 25,00
Tidak wajar 20 26,32
Wajar tanpa pengecualian 7 9,21
Wajar dengan penjelasan 5 6,58
Tidak memberi pendapat dan Tidak wajar 1 1,32
Tidak wajar dan menolak memberi pendapat 1 1,32
Wajar dengan pengecualian dan menolak memberi pendapat 1 1,32

Berdasarkan data di atas, SAI baru mengaudit 76 UPK dari 341 UPK yang ada pada
UGM atau sebesar 22,28% dan belum diperoleh data tentang tindak lanjut hasil audit
SAI.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil audit SAI belum dapat memberikan
gambaran tentang kondisi pengendalian intern yang ada pada UGM.
Mekanisme review yang memadai termasuk tindak lanjut merupakan unsur
pengendalian intern yang seharusnya dioptimalkan dalam proses penyusunan Laporan
Keuangan.
Hal tersebut mengakibatkan kewajaran nilai yang tersaji dalam laporan keuangan belum
didukung dengan pengendalian intern yang memadai.
Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah personil yang dimiliki oleh SAI.

36 BPK RI / AUDITAMA III


Pihak UGM menjelaskan bahwa pada tahun 2005 pemeriksaan SAI akan ditingkatkan
dengan menambah personil dan tindak lanjut setiap hasil pemeriksaan SAI akan
dipantau secara periodik.

3. Kas dan Setara Kas sebesar Rp10.357.560.421,00 belum dilaporkan dan kurang
dibukukan

Kas dan Setara Kas yang dimiliki Universitas Gadjah Mada per 31 Desember 2004
terdiri dari:
No. Keterangan Jumlah (Rp)
1 Kas Tunai Rupiah 6.172.956.335
2 Kas Valuta Asing 75.492.274
3 Bank Rupiah (Giro) 114.551.640.800
4 Bank Valuta Asing (Giro) 6.093.447.979
5 Bank Rupiah Tabungan 39.049.494.911
6 Bank Valuta Asing (Tabungan) 783.997.051
7 Bank Rupiah Deposito 30.159.140.257
8 Bank Valuta Asing Deposito 889.066.264
197.775.235.872

Hasil pengujian secara sampling pada Kantor Pusat Tata Usaha (KPTU), Pasca Sarjana,
Fakultas Teknik, Lembaga Penelitian, Pusat Studi, Fakultas Kedokteran dan Magister
Manajemen menunjukkan bahwa Kas dan Setara Kas milik Universitas Gadjah Mada
yang belum dilaporkan dan kurang dibukukan sebesar Rp10.357.560.421,00 yang
terdiri dari:
a. Belum dilaporkan sebesar Rp8.235.233.715,00 atas transaksi Kas, Giro, Tabungan
dan Deposito pada Pasca Sarjana, Pusat Studi, Lemlit dan Fakultas Teknik.
b. Belum dilaporkan dan kepemilikan atas nama pribadi sebesar Rp2.198.145.800,00
atas transaksi Giro, Tabungan dan Deposito pada Pasca Sarjana dan Pusat Studi.
c. Kurang dilaporkan sebesar Rp201.837.560,00 atas transaksi Giro pada Pusat Studi.
d. Kurang dilaporkan dan kepemilikan atas nama pribadi sebesar Rp53.645.393,00
atas transaksi Giro pada Pusat Studi.
Rincian kas dan setara kas yang belum dilaporkan dan kurang dibukukan dapat dilihat
pada Lampiran B-1.
Seharusnya semua transaksi Kas dan Setara Kas harus dilaporkan dan dicatat.
Hal ini mengakibatkan Saldo Kas dan Setara Kas pada laporan keuangan UGM tidak
dapat diyakini kewajarannya.
Terdapatnya kas dan setara kas yang tidak dilaporkan tersebut disebabkan kelalaian
masing-masing pengelola keuangan untuk melaporkan setiap transaksi yang terjadi.

37 BPK RI / AUDITAMA III


Pihak UGM menjelaskan bahwa untuk menindaklanjuti permasalahan ini telah
diterbitkan surat Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi No.7134/PII/Subdir-Akt
/2005 tanggal 14 Desember 2005 kepada pihak terkait untuk segera melaporkan data kas
dan setara kas yang dimiliki serta agar merubah kepemilikan rekening unit yang semula
atas nama pribadi ditambah qq unit yang bersangkutan.

4. Terdapat beberapa kelemahan dalam penyusunan laporan keuangan Gama Press


(GP)
Gama Press (GP) merupakan Unit Pelaksana Keuangan dibawah UGM dimana laporan
keuangan dikonsolidasikan kedalam laporan keuangan UGM.
Ikhtisar Posisi keuangan UPK GP per 31 Des 2004 adalah sebagai berikut :
No Keterangan Nilai (Rp)
1. Aktiva Lancar 5.825.316.674,21
2. Aktiva Tetap 689.659.113,65
Total Aktiva 6.514.975.787,86
1. Kewajiban Lancar 128.050.205,18
2. Ekuitas 6.386.925.582,71
Total Kewajiban & Ekuitas 6.514.975.787,89

Laporan Laba-Rugi per 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut :


Penjualan 2.348.263.729,00
Beban Pokok penjualan (852.982.464,19)
Laba Kotor 1.495.281.264,81
Beban Operasional (1.297.908.622,38)
Laba operasional 197.372.642,43
Beban dan pendapatan lain 198.899.036,00
Laba Sebelum pajak 396.271.678,43

Dari hasil pemeriksaan didapatkan hal sebagai berikut :


a). Tidak didapatkan rincian dari transaksi kas dan bank untuk semua rekening.
b). Tidak ada rincian dari hutang royalti.
c). Berdasarkan hasil pengecekan laporan penjualan buku dari bagian pemasaran
didapatkan bahwa penjualan buku dan jasa cetak untuk tahun 2004 adalah
Rp2.525.188.250,00 yang terdiri dari :
Penjualan kredit 2.175.581.750,00
Penjualan tunai 349.606.500,00
Total Penjualan 2.525.188.250,00

38 BPK RI / AUDITAMA III


Namun berdasarkan laporan keuangan UPK GP, penjualan buku adalah sebesar
Rp1.769.133.000,00 terdapat selisih sebesar Rp756.055.250,00 yang tidak dapat
dijelaskan.
Untuk penghasilan jasa cetak sebesar Rp 1.247.013.704,00 tidak dapat dijelaskan
perinciannya dan biaya operasional sebesar Rp1.297.908.622,38 tidak terdapat
rinciannya.

Seharusnya dibuat UPK Gama Press membuat dokumentasi yang lengkap mengenai
rincian dari masing-masing transaksi diatas.
Hal tersebut mengakibatkan laporan keuangan UPK Gama Press tidak dapat diyakini
kewajarannya.
Hal ini terjadi disebabkan kelalaian UPK Gama Press dalam melakukan dokumentasi
atas transaksi keuangan yang dilakukannya

Pihak UGM menjelaskan bahwa akan menugaskan Satuan Audit Intern (SAI) untuk
melaksanakan audit laporan keuangan Gama Press dan selanjutnya melakukan koreksi
terhadap Laporan Keuangan UGM.

5. Piutang Kepada Mahasiswa dalam Laporan Posisi Keuangan UGM Belum


Disajikan secara Lengkap dan Akurat.

Dari laporan posisi keuangan UGM per 31 Desember 2004 diketahui terdapat saldo
Piutang Kepada Mahasiswa sebesar Rp 14.495.758.290,00. Piutang tersebut
merupakan tunggakan pembayaran SPP Mahasiswa.
Dari pemeriksaan atas Piutang Kepada Mahasiswa tersebut, diketahui hal-hal sebagai
berikut:
a. Piutang Kepada Mahasiswa tersebut merupakan piutang yang terdapat pada
Neraca Lajur Pasca Sarjana yang tersebar pada beberapa UPK di bawah Pasca
Sarjana. Saldo Piutang tersebut hanya dibentuk untuk mahasiswa yang menempuh
pendidikan S2, sedangkan untuk yang menempuh pendidikan S1 belum ada
pengakuan dan belum ada catatan pendukung yang memadai yang berkaitan
dengan tunggakan mahasiswa. Hal ini tampak dari kondisi berikut:
1) Tidak adanya pengakuan/pencatatan piutang pada neraca lajur fakultas-
fakultas atau KPTU UGM;
2) Pembayaran biaya pendidikan disetorkan langsung oleh mahasiswa ke
rekening rektor yang telah ditentukan dan pembukuannya dilakukan oleh
Bagian Anggaran Masyarakat di KPTU. KPTU tidak memiliki data besarnya
jumlah yang seharusnya disetorkan oleh mahasiswa dan jumlah yang telah
diterimanya. KPTU hanya mencatat penerimaan sejumlah yang telah diterima

39 BPK RI / AUDITAMA III


di rekening bank. Administrasi data mahasiswa dilakukan oleh Bagian
Pendidikan KPTU dan masing-masing fakultas.
b. Atas Piutang yang terbentuk di atas, belum ada pengklasifikasian umur piutang
dan belum ada pembentukan penyisihan piutang.

Selanjutnya diketahui bahwa untuk penerimaan mahasiswa baru tahun 2004,


mahasiswa dapat melakukan pembayaran Sumbangan Peningkatan Mutu Akademik
(SPMA) secara angsuran. Tim BPK tidak dapat memperoleh data besarnya jumlah
SPMA yang belum dibayarkan oleh mahasiswa baru tahun 2004 per 31 Desember
2004.

Selain itu, dari pemeriksaan uji petik pada laporan dari UPK-UPK diketahui hal-hal
sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengujian terinci atas sample yang dilakukan diketahui hal-hal
sebagai berikut:
a. Tidak terdapat baik buku besar maupun buku tambahaannya atas Piutang Tahun
2004 sehingga perbandingan jumlah yang terdapat dalam daftar dengan buku
besar dan buku tambahannya tidak dapat dilakukan.
b. Dalam jumlah piutang pada Fakultas MIPA senilai Rp687.541.719,00 yang
merupakan piutang kepada dosen, karyawan dan lain-lain ternyata sumber dana
bukan hanya berasal dari fakultas melainkan dari yayasan pembina fakultas
MIPA. Yayasan ini merupakan yayasan yang berdiri sendiri yang didirikan
oleh dosen MIPA. Nilai piutang yang berasal dari yayasan senilai
Rp339.642.500,00. Selain itu dalam nilai piutang tersebut termasuk transaksi
intern antar jurusan yang seharusnya tereliminasi senilai Rp21.784.719,00
c. Dari hasil pemeriksaan atas piutang mahasiswa pada program Magister
Ekonomi Pembangunan (MAP) diketahui bahwa saldo akhir dari piutang
mahasiswa adalah sebesar Rp2.417.741.470,00. Dari laporan konsolidasi
diketahui bahwa pertambahan (kolom debet) dari piutang diketahui bahwa
jumlah penerimaan pendidikan (SPP dan matrikulasi) seharusnya adalah
sebesar Rp6.525.221.970,00. Karena telah terdapat pembayaran senilai
Rp4.107.480.500 maka saldo piutang mahasiswa yang tercatat adalah sebesar
Rp2.417.741.470,00.
Namun dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa jumlah penerimaan pendidikan
(SPP dan matrikulasi) untuk mahasiswa tahun 2004 adalah sebesar
Rp7.143.000.000,00 sehingga piutang mahasiswa seharusnya adalah
Rp3.035.519.500,00. Jumlah tersebut yang merupakan sisa SPP yang belum
dibayarkan mahasiswa selama seluruh masa studi.

Piutang kepada Mahasiswa seharusnya dicatat dengan basis accrual dan dicatat secara
konsisten oleh seluruh UPK, tidak hanya untuk UPK di bawah Pasca Sarjana. KPTU

40 BPK RI / AUDITAMA III


atau fakultas yang bersangkutan seharusnya memiliki catatan yang memadai
mengenai pembayaran yang seharusnya diterima dari mahasiswa dan pembayaran
yang telah diterima. Selain itu, pencatatan piutang kepada mahasiswa seharusnya
diawali dengan jurnal dan selanjutnya dibuat buku besarnya yang menjadi pendukung
saldo pada neraca lajur. Piutang kepada Mahasiswa seharusnya dibuat klasifikasi
umurnya sehingga dapat dibentuk penyisihan piutang yang tidak tertagih.
Kondisi tersebut mengakibatkan piutang kepada mahasiswa pada laporan Posisi
Keuangan UGM per 31 Desember 2004 belum disajikan secara lengkap dan tidak
terdapat konsistensi pengakuan piutang serta KPTU tidak dapat melakukan
monitoring yang memadai atas kelengkapan penerimaan dana masyarakat dari
mahasiswa.
Hal tersebut terjadi oleh karena petugas pencatatan yang ada pada UPK-UPK di UGM
kurang memahami pengendalian dan pencatatan yang berkaitan dengan piutang
kepada Mahasiswa dan pedoman akuntansi yang baku yang mencakup sistem dan
kebijakan akuntansi berkaitan dengan piutang kepada mahasiswa belum ada.

Pihak UGM akan menjelaskan bahwa


a. Untuk menunjang keakuratan piutang dan akun lainnya mulai tahun 2005 telah
disediakan rekening bank untuk setiap fakultas dan mulai diimplementasikan
Sistem Informasi Akuntansi (SIMAKUN-GAMA) dan Sistem Informasi
Anggaran (SIMA-GAMA) guna mempermudah dan mempercepat proses
pencatatan dan pelaporan akuntasi serta meningkatkan akuntanbilitas dan
pengendalian.
b. Sosialisasi dan pelatihan di tahun 2005 dilakukan secara terpusat yaitu dengan
melaksanakan diklat oleh Direktorat Keuangan serta help desk dan road show
berkesinambungan untuk melayani permasalahan yang timbul di masing-masing
unit.

BPK-RI menyarankan Pimpinan UGM agar :


a. Menyusun dan menetapkan sistem akuntansi dan keuangan yang baku yang
mencakup sistem informasi akuntansi dan kebijakan yang antara lain meliputi
penjurnalan dan buku besar, serta pengendalian yang berkaitan dengan piutang
kepada mahasiswa seperti penertiban administrasi data mahasiswa, monitoring
jumlah penerimaan yang seharusnya dari mahasiswa dan jumlah penerimaan yang
telah diterima dari mahasiswa, dan monitoring periode tunggakan penerimaan dari
mahasiswa. Selain itu, agar melakukan perbaikan dalam laporan keuangan tahun
berikutnya.
b. Mengadakan pelatihan dan sosialisasi sistem akuntansi dan keuangan kepada para
petugas yang melaksanakan fungsi akuntansi dan fungsi terkait lainnya dan jika
perlu merekrut tenaga-tenaga yang memiliki dasar akuntansi.

41 BPK RI / AUDITAMA III


6. Nilai persediaan buku di Gama Press sebesar Rp 1.140.926.402,01 tidak dapat
diyakini kewajarannya

Pengujian kami selanjutnya terhadap Persediaan pada Gama Press (GP) diperoleh data
sebagai berikut:
a). Persediaan terdiri dari 2 jenis yaitu :

No Keterangan Nilai (Rp)


1. Persediaan bahan baku 218.222.621,00
2. Persediaan buku 1.140.926.402,01
Total persediaan 1.359.149.023,01

b). Tidak ada pedoman mengenai pembatasan umur buku sehingga sebahagian
persediaan buku merupakan buku yang dicetak sebelum tahun 2000. Untuk buku-
buku tersebut tingkat mutasinya sangat rendah sehingga hanya membebani GP
dalam hal perawatan dan tempat penyimpanannya. Tidak adanya mutasi hingga
bertahun-tahun menyebabkan pencatatan sebagai persediaan (aset lancar) yang
akan habis dalam waktu satu tahun menjadi tidak tepat.
c). Dari persediaan buku yang diperiksa ternyata terdapat persediaan yang berada
diluar GP. Ini merupakan barang konsinyasi yang terjadi sebelum tahun 2002.
Keberadaan buku konsinyasi tersebut diragukan karena tidak terdapat mekanisme
pengecekan secara periodik. Belum diperoleh nilai barang konsinyasi tersebut.
d). Terdapat 4.286 buku yang nilai satuannya dihitung sebesar Rp 1,00 yaitu sebagai
berikut :

No Judul Buku Jumlah


1 Yang satu yang banyak 139
2 Toward and bleu revolution 464
3 Warisan Nehru 1
4 Aspek organisasi sosial 461
5 Bangsa yang penuh paradoks 609
6 Dasar-dasar manajemen pramuka 1.336
7 Equity achievement 155
8 Heritage tourism and local 1
9 Kaum muda jepang 310
10 Paper Vol II 72
11 Regional dan central 251
12 Tanggapan dan disertasi 487
Total 4.286

42 BPK RI / AUDITAMA III


Belum didapatkan penjelasan mengenai mengapa buku tersebut tidak ada
nilainya.
e). Terdapat persediaan bahan baku yang nilai satuannya dihitung sebesar
Rp1,00. Persediaan tersebut adalah sebagai berikut:

No Nama persediaan Sisa


1. Kertas malaga 800
2. Kertas kundruk 100 gr 47.750
3. Kertas mandat biru 500
4. Kertas NCR Kuning 1.700
5. Tinta DG 5253 GM Grey 1
6. Tinta DG 5748 CG 42 Blue 1
7. Tinta DG 5865 D green 1
8. Tinta DIG DG 1657 GM BROWN 308 2
9. Tinta DIG DG Grey 701 4
10. Tinta G White 2
11. Tinta Neorex Bliush Gold 2
12. Tinta Neorex G 45 Green 1
13. Tinta Premium prima 1
14. Tinta RG W Black 550 5
15. Tinta Silk Glass 1007 1
16. Tinta Super nol 3
17. Alunet 11
18. Corium 103 3
19. Corium 251 6
20. DN-3C 3
21. DP-4/DP-1 2
22. Film 50 X 60 CM 68
23. Fixer 9
24. GOM/ GU-7 4
25. Korek Negatip 2
26. Korek Positip 16
27. OPAQ 1

f). Pemberian discount (rabat) untuk penulis dan agen buku tidak didasarkan
perjanjian yang jelas.
Pada perjanjian kerjasama antara GP dan Penulis maupun Agen Penjual
Buku tidak diatur adanya dan besarnya discount. Discount yang diberikan

43 BPK RI / AUDITAMA III


oleh GP bervariasi dari 20% sampai dengan 40 % dan selama tahun 2004
discount yang diberikan berjumlah Rp667.882.975,00. Dari penjelasan yang
diterima, hal ini dilakukan berdasarkan kebiasaan dan negosiasi.
Tidak adanya standar yang jelas dalam pemberian discount mengakibatkan
lemahnya pengendalian dalam penjualan buku pada GP.

Pihak UGM menjelaskan bahwa menugaskan Satuan Audit Intern (SAI) untuk
melaksanakan audit laporan keuangan Gama Press dan selanjutnya melakukan koreksi
terhadap Laporan Keuangan UGM.

7. Sistem Pencatatan Aset Tetap Belum Memadai

Pelaporan aktiva tetap untuk keperluan penyusunan Laporan Keuangan 2004, UGM
mendasarkan pada data-data yang dimiliki oleh Direktorat Pengelolaan dan
Pemeliharaan Aset dan Pelaporan dari Direktorat Keuangan. Secara struktur organisasi,
Direktorat PPA memiliki tanggungjawab dalam pengelolaan, penatausahaan dan
administrasi aset sesuai dengan Keputusan Rektor UGM No.259/P/SK/HT/2004 tentang
Organisasi dan Rincian Tugas Kantor Pimpinan Universitas, Lembaga, Direktorat, Biro,
dan Unit Kerja di lingkungan UGM. Sedangkan Direktorat Keuangan hanya melakukan
kompilasi data dari unit-unit untuk mutasi-mutasi asset yang terjadi pada tahun berjalan
melalui pengeluaran keuangan yang dilakukan. Berdasarkan data-data catatan aset
UGM yang dimiliki 2 (dua) unit ini diketahui sebagai berikut:

a. Direktorat PPA
Menurut LTI dan LMBT 2004 posisi aset yang dimiliki oleh UGM adalah sebagai
berikut:

Jenis Aset Saldo LTI 2003 Mutasi Mutasi Saldo LTI 2004
Tambah Kurang
Tanah 972,355,374,790.00 - - 972,355,374,790.00
Gedung dan 137,702,236,287.25 - - 137,702,236,287.00
Bangunan
Bangunan Air 1,243,594,670.00 - - 1,243,594,670.00
Jaringan Listrik 8,485,361,365.32 - - 8,485,361,365.32
Alat Kantor dan 188,982,123,128.00 9,928,045,715.00 198,915,667,543.00
Kendaraan
Jumlah 1,308,768,690,240.57 9,928,045,715.00 1,318,702,234,655.32

Pencatatan aset menurut Direktorat PPA adalah berdasarkan ketentuan tentang


pengelolaan Barang Milik/Kekayaan Negara (BMKN) yang ditetapkan oleh Instruksi
Presiden RI No. 3 tahun 1971, tanggal 30 Maret 1971, tentang: Inventarisasi Barang-
barang Milik/Kekayaan Negara, Keputusan Menteri Keuangan RI
No. KEP/225/MK/4/1971, tanggal 13 April 1971, tentang: Pedoman Pelaksanaan
Tentang Inventarisasi Barang-barang Milik/Kekayaan Negara dan Kepmen Diknas

44 BPK RI / AUDITAMA III


No.072/U/2002 tanggal 10 Mei 2002 tentang Tatacara Inventaris Barang
Milik/Kekayaan Negara dilingkungan Depdiknas.
Ketentuan-ketentuan tersebut mengharuskan UGM melaporkan setiap mutasi dalam
bentuk Laporan Mutasi Barang Triwulanan (LMBT) dan Laporan Tahunan
Inventaris (LTI) yang menunjukkan nilai posisi inventaris yang dimiliki pada akhir
tahun ke Departemen Pendidikan Nasional. Nilai aset yang dilaporkan adalah nilai
perolehan dengan tidak mengenal penyusutan nilai aset.

b. Direktorat Keuangan
Direktorat Keuangan UGM hanya mencatat mutasi aktiva tetap berdasarkan laporan
penggunaan dana yang dilakukan oleh unit-unit akuntansi. Mutasi aktiva tetap
selama tahun 2004 menurut daftar mutasi barang versi Direktorat Keuangan UGM
adalah sebagai berikut :

MUTASI TAMBAH MUTASI KURANG


JENIS BARANG
(Rp) (Rp)
Infrastruktur 1.525.849.885,00 0

Kendaraan Dan Alat Angkut 1.175.783.000,00 0

Gedung Dan Bangunan 9.704.864.863,92 550.000.000,00


Buku Dan Media Perpustakaan 2.433.112.428,00 201.081.370,00

Peralatan Dan Mesin 32.495.168.209,00 3.811.117.804,00


Tumbuhan, Hewan Dan Barang
34.315.140,00 0
Bernyawa
Aset Tetap Lainnya 338.195.000,00 0

Jumlah Mutasi 47.707.288.525,92 4.562.199,174,00

Mutasi asset versi keuangan ini sebagian besar adalah berdasarkan laporan
penggunaan dana yang dilakukan oleh unit-unit akuntansi.

Dari hasil pemeriksaan lebih lanjut baik di tingkat KPTU UGM maupun di tingkat
Unit diketahui beberapa hal sebagai berikut:
a. Bagian Akuntansi belum memiliki daftar rincian aset yang mendukung nilai-
nilai aset yang tercatat di laporan keuangan per 31 Desember 2003 dan per
31 Desember 2004.
b. Belum dilakukannya inventarisasi fisik secara keseluruhan dan rekonsiliasi
catatan aset yang dimiliki UGM baik antara Unit Pengelola Barang, Direktorat
PPA dan Direktorat Keuangan untuk mengetahui nilai aset yang sebenarnya
untuk mendapatkan database yang sama tentang jumlah dan nilai seluruh aset
UGM. Perbedaan tentang nilai dan jumlah asset yang tercatat dari unit-unit
terkait tersebut muncul karena beberapa hal diantaranya:

45 BPK RI / AUDITAMA III


1) Hasil revaluasi aset yang dilakukan pada tahun 2003 oleh Sucofindo yang
menghasilkan peningkatan nilai asset tetap UGM sebesar
Rp1.177.246.356.371,00 dan dipakai untuk data bagian akuntansi tidak
dapat diakomodasikan kedalam catatan aset oleh Direktorat PPA karena
memang tidak ada aturan dari pemerintah untuk itu. Disamping itu jenis
aset yang direvaluasi terbatas untuk aset-aset tertentu.
2) Terdapat asset-aset yang tidak dilaporkan oleh unit-unit baik ke Bagian
Akuntansi maupun ke Direktorat PPA sehingga tidak tercatat. Diantara
aset-aset tersebut berasal dari pengadaan dana masyarakat yang hanya
tercatat oleh bagian akuntansi dan tidak dilaporkan atau terlambat
dilaporkan ke Dir. PPA. Demikian juga dengan asset-aset yang merupakan
hibah dari pihak ke-3 maupun perolehan lainnya diluar pengadaan yang
tidak tercatat di mutasi aset pada Bagian Akuntansi karena Bagian
Akuntansi hanya mencatat mutasi berdasarkan pengeluaran dana. Beberapa
aset yang ditemukan selama pemeriksaan dilakukan adalah:
a) Gedung dan Bangunan yang dibeli dari Cika Komputer senilai
Rp4.700.000.000,00.
b) Gedung SIC MIPA yang dibangun sendiri pada tahun 2002 senilai
Rp2.081.527.500,00
c) Pembangunan Gedung Fakultas Hukum tahap I yang sudah selesai
dilakukan namun nilainya belum diketahui karena sampai dengan
pemeriksaan berakhir pertanggungjawaban belum dilakukan oleh
Panitia Pembangunan Gedung
d) Empat buah kendaraan roda empat sedan Camry hasil leasing dengan
Kosudgama yang belum ditentukan nilainya.
e) Komputer Server Xeon senilai Rp15.200.000,00; Modem CDMA
senilai Rp7.929.000,00 dan Switch Hub senilai Rp3.315.800,00 yang
dibeli oleh Pusat Pelayanan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
f) Inventaris milik Fakultas Kedokteran hasil hibah dari alumni yang
belum dapat ditaksir nilainya.
g) Hewan Ternak dari UPT Fakultas Peternakan senilai Rp206.500.000,00
yang belum dilaporkan ke Universitas.
h) Pembangunan gedung milik Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan
(PSKK) senilai Rp3.785.004.200,00

c. Unit-unit pengelola barang masih belum melakukan pencatatan, dan prosedur


pengamanan yang memadai untuk asset-aset yang dikuasai. Hal ini ditunjukkan
dengan kondisi seperti belum dilakukannya pengkodean inventaris dan
pembuatan Daftar Inventaris Ruangan (DIR), tidak memiliki daftar inventaris
unit pada beberapa unit seperti pada Fakultas Ekonomi, Pasca Sarjana (KPTU),
MSI, Program Magister Ekonomi Pembangunan, Program Magister

46 BPK RI / AUDITAMA III


Manajemen, Fakultas Kedokteran, sehingga apabila terjadi perpindahan lokasi
inventaris tidak dapat dipantau.
d. Terdapat 40.768 unit aset menurut Direktorat PPA yang tercatat dalam LTI
yang tidak memiliki nilai dan belum dinilai, diantaranya:
1) Peralatan dan Mesin sejumlah 217 unit,
2) Buku-buku sebanyak 40.301 unit,
3) Rumah Negara Golongan I Tipe C Permanen sebanyak 1 unit,
4) Gedung Olah Raga Tertutup Permanen sebanyak 2 unit,
5) Aset lain-lain sebanyak 247 unit.
e. Belum adanya kapitalisasi nilai atas kegiatan renovasi dan perbaikan gedung
yang menambah masa manfaat, umur dan volume, diantaranya adalah:
1) Renovasi Gedung Kantor Pusat Tata Usaha Fakultas Kedokteran UGM
dengan komponen biaya perencanaan renovasi senilai Rp94.750.000,00,
pelaksanaan renovasi senilai Rp4.300.000.000,00 (sampai dengan
pemeriksaan berakhir pembayaran baru dilaksanakan untuk termijn ke 1
sebesar Rp1.021.250.000,00), pelaksanaan pengawasan renovasi dengan
nilai Rp49.500.000,00 (sampai dengan berakhirnya pemeriksaan belum
dilakukan pembayaran).
2) Renovasi Gedung Perpustakaan Fakultas Kedokteran UGM yang dilakukan
pada tahun 2003 dengan nilai berdasarkan addendum terakhir sebesar
Rp865.896.000,00.
3) Penataan Ruang Laboratorium Psikodiagnostika Fakultas Psikologi UGM
dengan nilai kontrak sebesar Rp196.203.000,00.
4) Pembangunan dan perluasan gedung Program MSI dan Doktor Ilmu
Ekonomi UGM dengan nilai sebesar Rp1.150.000.000,00 dan pekerjaan
tambah kurang sebesar Rp89.302.000,00.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:


a. PSAK 16 menyatakan bahwa suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi
untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada
awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Laporan keuangan harus
mengungkapkan, dalam hubungan dengan setiap jenis aktiva tetap:
1) dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto.
Jika lebih dari satu dasar yang digunakan, jumlah tercatat bruto untuk dasar
dalam setiap kategori harus diungkapkan;
2) metode penyusutan yang digunakan;
3) masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
4) jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir
periode;

47 BPK RI / AUDITAMA III


5) suatu rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
memperlihatkan: penambahan, pelepasan, revaluasi yang dilakukan
berdasarkan ketentuan pemerintah dan penyusutan;
b. Keputusan Majelis Wali Amanat UGM Nomor 12/SK/MWA/2003 tentang
Anggaran Rumah Tangga (ART) Bab XVI pasal 96 yang meyebutkan bahwa
semua aktiva/aset tetap yang dikuasai atau dimanfaatkan penggunaannya oleh
organ dan unit organisasi Universitas adalah milik Universitas dan organ/unit
organisasi Universitas menyelenggarakan pembukuan Aktiva/Aset yang
dikelolanya sesuai dengan Sistem Akuntansi dan Keuangan yang ditetapkan
oleh Rektor.

Hal ini mengakibatkan nilai aset tetap yang tercatat dalam Laporan Keuangan UGM
Tahun 2004 tidak dapat diyakini kewajarannya.

Hal tersebut disebabkan oleh :


a. Belum adanya database dan sistem pencatatan serta pelaporan atas aset tetap yang
memadai dan seragam yang diterapkan di lingkungan UGM.
b. Kurangnya pemahaman para pengelola barang tentang aturan-aturan yang harus
digunakan baik antara aturan pemerintah tentang pengelolaan Barang Inventaris
Milik/Kekayaan Negara (BMKN) dan metode pencatatan menurut kebijakan
akuntansi.
c. Kurangnya perhatian dari pimpinan unit-unit di lingkungan UGM terhadap kegiatan
administrasi dan pelaporan aset.

Pihak UGM menjelaskan bahwa untuk menyelesaikan permasalahan ini telah diterbitkan
surat Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi No. 713/PII/Subdir-Akt/2005 tanggal
14 Desember 2005 yang ditujukan kepada unit dan organ dilingkungan UGM untuk
melaporkan setiap perolehan aset tetapnya. Tim inventarisasi aset yang akan dibentuk
melibatkan seluruh unit yang ada UGM dan akan melakukan pendataan ulang serta
menyusun database untuk pencatatan aset yang dikuasai oleh UGM.

BPK-RI merekomendasikan agar:


a. Rektor menerbitkan Surat Edaran kepada unit dan organ dilingkungan UGM untuk
melaporkan setiap perolehan aset-asetnya.
b. Rektor segera membentuk tim inventarisasi aset yang melibatkan seluruh unit untuk
melakukan pendataan ulang dan penyusunan database untuk pencatatan aset yang
dikuasai oleh UGM.

48 BPK RI / AUDITAMA III


8. Pembelian tanah dan bangunan (eks chika) senilai Rp4.700.000.000,00 belum
dicatat

Pada tanggal 12 September 2003 PT Chika Sarana Komputerindo mengajukan


penawaran harga tanah dan bangunan kepada Rektor UGM sesuai surat
No.026/CHK/0903. Isi dari surat tersebut adalah penawaran penjualan tanah dan
bangunan dengan alamat Jl. Cik Ditiro/Terban No.34 Yogyakarta dengan harga
penawaran sebesar Rp5.000.000.000,00. Dalam dokumen tersebut juga dilampirkan
surat keterangan harga pasar dari Lurah Terban dan Camat Gondokusuman tanggal
13 Maret 2003 dimana dinyatakan bahwa harga pasar tanah di Jl. Cik Di Tiro adalah
sebesar Rp4.000.000,00 sampai dengan Rp4.500.000,00 per meter. Pada dokumen
tersebut juga terdapat taksiran harga/nilai bangunan dari Dinas Pemukiman dan
Prasarana Wilayah (Diskimpraswil) Yogyakarta tanggal 24 Maret 2003 yang
menyatakan bahwa nilai bangunan tersebut adalah Rp1.839.866.000,00. Berdasarkan
data tersebut, taksiran harga adalah Rp4.300.704.000,00 (dengan asumsi harga tanah
Rp4.000.000,00 per meter) atau Rp4.672.704.000,00 (dengan asumsi harga tanah
Rp4.500.000,00 per meter).
Tidak ada dokumentasi yang didapatkan yang menunjukkan mengenai terbentuknya
harga sebesar Rp 4.700.000.000,00.
Berdasarkan akta jual beli No.17, tanggal 20 Februari tahun 2004 yang dibuat didepan
Notaris Ny. Soemi Sajogjo Noedito Moedito Mardjikoen SH, telah terjadi transaksi jual
beli tanah dan bangunan seluas 744 meter di Jalan Cik Di Tiro Kelurahan Terban,
Yogyakarta antara Penjual : Prof. Dr. Sofian Effendi yang memperoleh kuasa jual dari
Ir. Hartono Sutanto dan Paul Kuntadi dengan Pembeli Prof. Dr. Sofian Effendi. Nilai
transaksi tersebut adalah senilai Rp4.700.000.000,00.
Berdasarkan penjelasan dari notaris/PPAT Sumendro, SH pencantuman sertifikat atas
nama Prof Dr Sofian Effendi didasarkan atas dua hal yaitu
a. Sesuai dengan PP No : 40 tahun 1996, apabila atas nama institusi UGM maka
sertifikatnya yang semula hak milik akan turun menjadi hak pakai Derajat hak
pakai sangat rendah sehingga nantinya pengurusannya menjadi HGB atau SHM
akan memerlukan biaya yang tidak sedikit.
b. Nilai jual dari tanah dan bangunan akan turun drastis akibat penurunan sertifikat
dari semula hak milik menjadi hak pakai. Namun untuk melindungi hak UGM
maka dibuat Akta pernyataan bersama tentang pemilikan hak atas tanah dan
perjanjian No.01, tanggal 5 Maret 2004 sebagai pernyataan bahwa tanah dan
bangunan tersebut bukan milik pribadi Prof. Dr. Sofian Effendi tetapi milik UGM.
Berdasarkan penjelasan lisan yang diperoleh dari Asisten Wakil Rektor Bidang
Kerjasama dan pengembangan Usaha, untuk pembiayaan pembelian tanah dan
bangunan tersebut karena tidak dianggarkan dalam RKAT maka
Prof. Dr. Sofian Effendi selaku Rektor UGM melakukan pinjaman kepada Bank

49 BPK RI / AUDITAMA III


Mandiri Cabang Yogyakarta sesuai dengan surat persetujuan kredit
No.7.HB.YGS.CO/009/2004, tanggal 5 Januari 2004.
Ketentuan kredit dari Bank Mandiri adalah sebagai berikut :
a. Jenis kredit : Kredit Investasi
b. Tujuan Kredit : Pembelian dan renovasi kantor
c. Jangka Waktu : 6 tahun.
d. Suku Bunga : 13 % (tiga belas persen) pa, bunga efektif
e. Provisi : 0,5% (setengah persen).
Dalam perjanjian kredit tersebut di sebutkan bahwa terdapat grace period (tidak
membayar pokok) selama 1 tahun.
Pencairan kredit tersebut dilakukan pada tanggal 28 Januari 2004 sesuai surat Rektor
UGM No.504/P/KS/2004. Dalam surat rektor tersebut disebutkan bahwa penarikan
kredit sebesar Rp4.700.000.000,00 ditransfer ke rekening No.137-0002035471 atas
nama Wakil Rektor Bidang Administrasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
(WR II).
Dari pengecekan ke rekening tersebut didapatkan transaksi sebagai berikut :
No Keterangan Tgl transaksi Nilai
Penerimaan
1 Pencairan pinjaman 28-Jan-04 4.465.000.000,00
2 Pencairan pinjaman 04-Feb-04 235.000.000,00
Total Pencairan 4.700.000.000,00
Pengeluaran
1 Tarik tunai 28-Jan-04 350.000.000,00
2 Transfer RTGS 29-Jan-04 1.028.750.000,00
3 Transfer RTGS 29-Jan-04 1.028.750.000,00
4 Transfer RTGS 29-Jan-04 2.057.500.000,00
5 Trnf -SSP Paul
Kuntadi & Ir Hartono 04-Feb-04 235.000.000,00
Total Pengeluaran 4.700.000.000,00

Selanjutnya UGM melalui rekening dana masyarakat melakukan pembayaran bea


perolehan hak atas tanah sebesar Rp 234.250.000. Didalam surat setoran Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) didapatkan data bahwa Nilai NJOP PBB untuk
tanah dan bangunan tersebut untuk periode tahun 2004 adalah Rp1.919.433.000,00.
Pada tanggal 16 Februari 2005 Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi mengirim
surat No.7340/PIIII/AM kepada Kepala Cabang Bank Mandiri Yogyakarta Sudirman,
yang antara lain menyebutkan sebagai berikut :
a. Fasilitas kredit investasi UGM diturunkan menjadi Rp1.700.000.000,00 dimana
Rp3.000.000.000,00 ditutup dengan deposito yang menjadi cash collateral.
b. UGM akan mengangsur pokok dan pinjaman bunga mulai 28 Februari 2005.

50 BPK RI / AUDITAMA III


Berdasarkan laporan Keuangan UGM tahun 2004, posisi kas dan setara kas per
31 Desember 2004 adalah sebesar Rp 55.156.058.110,75.
Dalam Rencana Kerja Anggaran Tahunan tahun 2004 (revisi) untuk KPTU tercantum
adanya rencana untuk melakukan pembelian tanah dan bangunan di atas (sebesar
Rp4.900.000.000,00).
Berdasarkan infomasi yang diperoleh, gedung tersebut sejak November 2004 digunakan
oleh PT Gama Techno. Tidak diperoleh data-data tertulis besarnya sewa atau
kompensasi lain dari Gama Techno sebagai akibat penggunaan gedung tersebut.
Dalam proses pengadaan tanah dan bangunan tersebut tidak didapatkan data mengenai
prosedur perencanaan peruntukan gedung dan bangunan.
Gedung dan tanah tersebut tidak masuk dalam daftar aktiva tetap UGM tahun 2004.

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa pembentukan harga sebesar


Rp4.700.000.000,00 tidak dapat diyakini berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
a. Dokumen mengenai harga pasar didasarkan oleh data yang didapat dari pihak
penjual. Tidak ditemukan dokumen yang menunjukkan bahwa pihak UGM
melakukan survey tersendiri untuk menyakinkan diri bahwa data tersebut wajar.
b. Proses pembelian langsung ditangani oleh rektor dibantu oleh Wakil rektor senior
bidang kerjasama dan pengembangan usaha dan asistennya. Hal ini tidak sesuai
dengan keputusan rektor tentang organisasi dimana seharusnya merupakan tugas
dari direktorat pengelolaan dan pemeliharan aset. Penanganan langsung oleh rektor
dan wakil rektor senior menyebabkan kontrol (pengawasan) dari transaksi ini
menjadi sangat lemah.
c. Dalam melakukan pembelian tanah dan bangunan tidak ditemukan adanya analisa
yang menunjukkan mengapa harus menggunakan kredit Bank karena posisi kas dan
bank UGM (KPTU) per 31 Desember 2004 yang tersedia masih memungkinkan
untuk melakukan pembelian secara tunai. Dari perhitungan yang kami lakukan,
apabila menggunakan dana sendiri akan menghemat pengeluaran bunga sebesar
Rp282.000.000,00 untuk tahun 2004.

Pelaksanaan pengadaan tanah dan bangunan tersebut tidak sesuai dengan Keputusan
Rektor UGM No : 259/P/SK/HT/2004 tanggal 18 Oktober 2004 tentang organisasi dan
rincian tugas kantor pimpinan universitas, lembaga, direktorat, biro dan unit kerja
dilingkungan UGM pasal 23 dimana Direktorat Pengelolaan dan Pemeliharaan Aset
bertugas mengelola dan melaksanakan pengadaan barang dan jasa.

Kondisi tersebut mengakibatkan nilai tanah dan bangunan yang tersaji dalam laporan
keuangan UGM tahun 2004 tidak dapat diyakini kewajarannya.

Kurangnya koordinasi antara Bagian Akuntansi, Direktorat PPA dan Asisten Wakil
Rektor Bidang Kerjasama Dan Pengembangan Usaha

51 BPK RI / AUDITAMA III


Pihak UGM menjelaskan bahwa tanah dan bangunan akan dibukukan ditahun 2005
melalui jurnal koreksi. Perjanjian sewa atau kompensasi dari Gama Techno sebagai
akibat pengunaan gedung sedang dalam proses.

9. Nilai penyertaan UGM pada PT GMUM sebesar Rp4.409.710.005,00 tidak dapat


diyakini kewajarannya.
Nilai Penyertaan di unit usaha dan Joint Operation berdasarkan laporan keuangan
UGM per 31 desember 2004 adalah Rp5.305.867.505,00. Dari jumlah tersebut,
sebesar Rp4.409.710.005,00 atau 83,11 % merupakan penyertaan pada PT GMUM
Dari pengujian yang dilakukan tidak ditemukan rincian dari nilai penyertaan tersebut.
Berdasarkan dokumen yang diperoleh dari PT GMUM, nilai penyertaan dari UGM
adalah sebesar Rp4.223.680.103,37. Nilai tersebut berdasarkan dokumen yang telah
ditemukan pada PT GMUM sedangkan dari pihak rektorat UGM tidak didapatkan data
dan dokumen yang menyebutkan nilai yang telah dikeluarkan oleh pihak rektorat.
Pada catatan atas laporan keuangan UGM tahun 2004 disebutkan bahwa pencatatan
atas penyertaan didasarkan prinsip substance over the form dimana GMUM didirikan
dan dalam kendali sepenuhnya oleh UGM sehingga sejak tahun 2004 dibukukan
sebagai penyertaan.
Berdasarkan pemeriksaan diketahui bahwa:
a). Secara legal, klaim bahwa UGM memiliki PT GMUM sangat lemah (sebagimana
telah diungkapkan dalam laporan BPK-RI untuk tahun buku 2003). Hal ini
disebabkan berdasarkan akta Notaris Endang Sukorini Atyanto SH No 54 tanggal
24 Juni 2000 disebukan bahwa GMUM dimiliki oleh Yayasan UGM (99%
kepemilikan). Sedangkan berdasarkan akta pendirian yayasan No.83 tanggal 29
Mei 2000 dinyatakan bahwa yayasan didirikan oleh Prof. Dr. Ichlasul Amal MA
(Rektor pada saat itu) dan Prof. Dr. M dan tidak disebutkan UGM sebagai
institusi pemilik yayasan.
Tidak diperoleh data adanya perubahan berupa pengalihan saham dari pihak
perorangan tersebut kepada UGM seperti yang telah dilakukan oleh Yayasan pada
kepemilikannya pada BPR Duta Gama.
b). Berdasarkan prinsip akuntansi tersebut UGM mencatat penyertaan pada
PT GMUM dengan memakai metode biaya (cost method).

Hal tersebut tidak sesuai dengan PSAK 04 tentang Laporan Keuangan Konsolidasi
yang menyebutkan bahwa kriteria penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi adalah:
Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan seluruh perusahaan yang dikendalikan
oleh induk perusahaan, kecuali anak perusahaan sebagaimana dimaksud dalam
paragraf 6. Pengendalian (control) dianggap ada apabila induk perusahaan memiliki
baik secara langsung atau tidak langsung (melalui anak perusahaan), lebih dari 50%
hak suara pada suatu perusahaan. Walaupun suatu perusahaan memiliki hak suara 50%

52 BPK RI / AUDITAMA III


atau kurang, pengendalian tetap dianggap ada apabila dapat dibuktikan adanya salah
satu kondisi berikut:
- Mempunyai hak suara yang lebih dari 50% berdasarkan suatu perjanjian dengan
investor lainnya;
- Mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan
operasional perusahaan berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian;
- Mampu menunjuk atau memberhentikan mayoritas pengurus perusahaan;
- Mampu menguasai suara mayoritas dalam rapat pengurus.
Berdasarkan hal tersebut seharusnya PT GMUM dimasukkan sebagai laporan
konsolidasi berdasarkan prinsip substance over the form.

Kondisi tersebut mengakibatkan nilai Penyertaan tersebesar Rp4.409.710.005,00 tidak


dapat diyakini kewajarannya.
Hal tersebut disebabkan kelalaian pihak Rektorat dalam memantau dan
mendokumentasikan setiap penyertaan pada Unit-Unit Usaha.

Pihak UGM menjelaskan bahwa nilai penyertaan tersebut adalah nilai yang
dilaporkan PT GMUM untuk kondisi sampai dengan 2004, namun akan
diklarifikasikan kembali mengenai jumlah penyertaan yang dapat diyakini
kewajarannya. Sebagai tindak lanjut telah diterbitkan Surat Rektor
No. 7129P/Sudit-Akt/2005, tanggal 14 Desember 2005.

10. Penyertaan pada PT Bank Perkreditan Rakyat Duta Gama sebesar


Rp700.000.000,00 belum dikonsolidasi dalam laporan keuangan UGM
tahun 2004
PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Duta Gama berdiri sejak tahun 1996 sesuai
dengan akte Notaris Umar Syamhudi, SH No.11, tanggal 6 Agustus 1996. Akta ini
disahkan dengan keputusan Menteri Kehakiman RI No.02-10423.HT.01.01, tanggal
19 November 1996.
Sesuai akta jual beli saham No. 01, tanggal 1 Desember 2004 oleh Notaris
H Budi Untung, SH. MM telah dilakukan peralihan hak kepemilikan saham PT BPR
Duta Gama dari Prof. Dr. Soekanto Reksohadiprojo, M.Com kepada
Prof. Dr. Agus Dwiyanto, SU, MPA bertindak atas nama Rektor UGM.
Komposisi saham setelah akta jual beli tersebut adalah :
No Nama Jumlah Nilai (Rp) Prosentase
(lbr) Kepemilikan
1 UGM a.n Prof Agus 700 700.000.000,00 70 %
Dwiyanto .SU,MPA
2 Agung N Fajar SE,Akt 150 150.000.000,00 15 %
3 Nasyith Majidi, SE 150 150.000.000,00 15 %
Jumlah 1.000 1.000.000.000,00 100%

53 BPK RI / AUDITAMA III


Melihat komposisi kepemilikan saham tersebut maka seharusnya laporan PT BPR
Duta Gama dikonsolidasikan ke laporan posisi keuangan per 31 Desember 2004.
Sesuai dengan Laporan auditor independen Drs. Henry Susanto
No.017/AKT/HS/II/2005 tanggal 23 Februari 2005, jumlah aktiva dan laba setelah
taksiran PPh Badan PT BPR Duta Gama tahun 2004 masing-masing berjumlah
Rp21.271.650.321,00 dan Rp108.670.921,00.

Hal tersebut tidak sesuai dengan PSAK 04 tentang Laporan Keuangan Konsolidasi
yang menyebutkan bahwa :
Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan seluruh perusahaan yang dikendalikan
oleh induk perusahaan, kecuali anak perusahaan sebagaimana dimaksud dalam
paragraf 6. Pengendalian (control) dianggap ada apabila induk perusahaan memiliki
baik secara langsung atau tidak langsung (melalui anak perusahaan), lebih dari 50%
hak suara pada suatu perusahaan. Walaupun suatu perusahaan memiliki hak suara 50%
atau kurang, pengendalian tetap dianggap ada apabila dapat dibuktikan adanya salah
satu kondisi berikut:
a. Mempunyai hak suara yang lebih dari 50% berdasarkan suatu perjanjian dengan
investor lainnya;
b. Mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan
operasional perusahaan berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian;
c. Mampu menunjuk atau memberhentikan mayoritas pengurus perusahaan;
d. Mampu menguasai suara mayoritas dalam rapat pengurus.
Berdasarkan hal tersebut seharusnya PT BPR Duta Gama dimasukkan dalam laporan
konsolidasi UGM tahun 2004.

Kondisi tersebut mengakibatkan laporan keuangan UGM yang disajikan belum


menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

Hal tersebut disebabkan oleh kelalaian UGM dalam melakukan konsolidasi atas
Laporan Keuangan anak perusahaan.

Pihak UGM menjelaskan bahwa akan dilakukan koreksi dalam penyajian Laporan
Keuangan Tahun 2005.

11. Pencatatan PT Swaragama sebagai bagian PT GMUM tidak didasarkan pada


landasan hukum yang tepat

Berdasarkan laporan keuangan yang dibuat PT GMUM disebutkan bahwa laporan


GMUM merupakan konsolidasi dari 8 unit yang berada dibawahnya, yaitu sebagai
berikut :
a. GMUM (holding)
b. Swaragama

54 BPK RI / AUDITAMA III


c. Kantor Pos
d. Gama Wisata
e. Home Stay
f. Gama Tech
g. Gama Giri Mandiri
h. Gama Tecno
Laporan laba rugi konsolidasi PT GMUM untuk 8 unit tersebut menyebutkan laba
sebesar Rp1.089.893.342,00.
Berdasarkan akta notaris Umar Sjamhudi, SH No : 36 tanggal 27 Februari 1999
diperoleh data komposisi kepemilikan PT Swaragama adalah sebagai berikut :
- Kosudgama menguasai 700 lembar saham dengan nilai Rp14.000.000 (70%).
- Koperasi Wisesa menguasai 300 lembar saham dengan nilai Rp6.000.000 (30%).
Data lain yang diperoleh menyebutkan bahwa sampai dengan 28 Juli 2005, GMUM
masih berstatus sebagai kreditur utama. PT GMUM baru berstatus sebagai pemegang
saham sesuai akta Notaris Sumendro, SH No : 23 tanggal 28 Juli 2005 dimana
prosentase kepemilikannya sebesar 75%.
Dengan demikian, laporan keuangan PT GMUM per 31 Desember 2004 yang telah
mengkonsolidasikan laporan keuangan PT Swaragama tidak mencerminkan kondisi
yang sebenarnya. Hal ini mengakibtkan laporan konsolidasi dari GMUM harus
dikurangi porsi laba PT Swaragama sebesar Rp222.557.190,00 sehingga total laba
sebelum koreksi sebesar Rp867.336.152,00.

Hal tersebut tidak sesuai dengan PSAK 04 tentang Laporan Keuangan Konsolidasi
yang menyatakan bahwa:
Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan seluruh perusahaan yang
dikendalikan oleh induk perusahaan, kecuali anak perusahaan sebagaimana
dimaksud dalam paragraf 6. Pengendalian (control) dianggap ada apabila induk
perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung (melalui anak
perusahaan), lebih dari 50% hak suara pada suatu perusahaan. Walaupun suatu
perusahaan memiliki hak suara 50% atau kurang, pengendalian tetap dianggap ada
apabila dapat dibuktikan adanya salah satu kondisi berikut:
a. Mempunyai hak suara yang lebih dari 50% berdasarkan suatu perjanjian dengan
investor lainnya;
b. Mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan
operasional perusahaan berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian;
c. Mampu menunjuk atau memberhentikan mayoritas pengurus perusahaan;
d. Mampu menguasai suara mayoritas dalam rapat pengurus.
Kondisi tersebut mengakibatkan laporan keuangan konsolidasi PT GMUM per
31 Desember 2004 overstated sebesar Rp222.557.190,00.

55 BPK RI / AUDITAMA III


Hal tersebut disebabkan ketidakcermatan pihak PT GMUM dalam melakukan
konsolidasi laporan keuangan.

Pihak UGM menjelaskan bahwa masalah tersebut akan disampaikan kepada


PT GMUM dan akan menjadi bahan koreksi dalam penyajian Laporan Keuangan
Tahun 2005. Untuk itu telah diterbitkan Surat Rektor No. 7129P/Sudit-Akt/2005
tanggal 14 Desember 2005.

12. Hutang Intern antar unit UGM (pos transitoris) dalam laporan posisi keuangan
UGM belum disajikan akurat dan belum dieliminasi

Dari laporan posisi keuangan UGM per 31 Desember 2004 diketahui bahwa terdapat
saldo hutang-lain-lain sebesar Rp 22.700.659.107,97. Dalam catatan atas laporan
keuangan disebutkan bahwa hutang intern tersebut adalah transaksi intern (utang
piutang) antar unit-unit yang belum dilakukan rekonsiliasi dan eliminasi.
Dari pemeriksaan secara sampel pada unit -unit diketahui bahwa
1. Untuk Kantor Pusat Tata Usaha (KPTU) senilai Rp5.712.945.510,00 adalah dengan
rincian sebagai berikut:
Uraian transaksi Nilai (Rp)
Biologi 17.050.000,00
Ekononomi 2.526.195.510,00
Farmasi 1.550.000.000,00
Geologi 525.000.000,00
Mipa 300.000.000,00
Energi 250.000.000,00
Kemahasisawaan (asrama) 6.500.000,00
Gama teck 41.200.000,00
UKM Seni Rupa 7.000.000,00
Ali Maffuf Usaha Budidaya Ikan 5.000.000,00
Wagimin Usaha Catering 5.000.000,00
SP2O/Dies UGM (lisdiyani) 400.000.000,00
Pusat Studi Bencana Alam 75.000.000,00
Bag.MPIK Paduan Suara (Indah) 5.000.000,00
Total pos transitoris (aktiva) 5.712.945.510,00
Masih bersaldonya pos transitoris tersebut terjadi karena masih bersaldonya dana
yang seharusnya dialokasikan kepada fakultas.

56 BPK RI / AUDITAMA III


2. Untuk Pasca Sarjana (KPTU) senilai Rp 12.849.282.483,00
Nilai pos transitoris tersebut adalah saldo dana pasca sarjana UGM yang ada di
rekening rektor No.004.525.002 per 31 Desember 2004. Namun KPTU tidak
mencatat adanya pos transitoris (kredit)

Transaksi hutang intern antar unit seharusnya dicatat sebagai rekening antar unit dan
sedapat mungkin dilakukan elimanasi sehingga saldo rekening antar unit menjadi
nihil.

Kondisi diatas mengakibatkan saldo hutang intern (pos transitoris) pada laporan
keuangan belum disajikan secara akurat dan belum dapat diyakini kewajarannya.

Hal tersebut terjadi karena petugas pencatatan yang ada di UGM kurang memahami
pengendalian dan pencatatan yang berkaitan dengan hutang intern ini dan petugas
pencatatan tersebut belum memahami pedoman akuntansi yang baku yang mencakup
sistem dan kebijakan akuntansi berkaitan dengan hutang/transaksi antar unit
pengelola keuangan yang ada.

Pihak UGM menjelaskan bahwa:


a. Penggunaan akun rekening antara sudah digunakan, rekonsiliasi dan eliminasi
antara transaksi intern telah dilaksanakan ditahun 2005.
b. Pelatihan dan sosialisasi telah dilaksanakan pada tahun 2005

Kami merekomendasikan agar pimpinan UGM :


a. Melaksanakan sistem akuntansi yang telah ditetapkan seperti pengunaan akun
rekening antara atau transfer/dropping, rekonsiliasi secara rutin dan eliminasi
antar transaksi intern antar unit universitas.
b. Mengadakan pelatihan dan sosialisasi sistem akuntansi dan keuangan kepada para
petugas yang melaksanakan fungsi akuntansi dan fungsi terkait lainnya.

13. Penerimaan Dana Masyarakat dari Sumbangan Pembinaan Pendidikan, Biaya


Operasional Pendidikan dan Sumbangan Pengembangan Mutu Pendidikan
Tahun 2004 belum memiliki mekanisme pengendalian yang memadai

Dari Laporan Aktivitas UGM tahun buku 2004 diketahui penerimaan Dana
Masyarakat yang berasal dari SPP, BOP, SPMA adalah sebesar
Rp255.304.512.885,52 yang berasal dari :
a. Sumbangan Pembinaan Pendidikan Rp 119.199.798.028,68
b. Biaya Operasional Pendidikan Rp 40.019.202.135,17
c. Sumbangan Pengembangan Mutu Pendidikan Rp 96.085.512.721,67
Jumlah Rp 255.304.512.885,52

57 BPK RI / AUDITAMA III


Pelaporan atas Penerimaan Pendidikan yang berasal dari SPP, BOP dan SPMA
dilakukan berdasarkan data-data penerimaan yang berasal dari KPTU UGM yaitu
yang dikelola Bendahara Penerima (untuk Program Reguler) dan laporan dari unit
(untuk Program Non Reguler).
1) KPTU UGM
Penerimaan Uang Pendidikan di KPTU UGM pada tahun 2004 dibedakan
melalui beberapa cara yaitu untuk mahasiswa angkatan 2004 dan angkatan
sebelum 2004 Program Reguler dan Program Non Reguler. Untuk Penerimaan
Pendidikan tahun 2004 yang berasal dari angkatan 2004 program reguler,
diterima oleh Universitas melalui Rekening atas nama Rektor yang dipegang
oleh Bendaharawan Penerima Universitas. Selanjutnya berdasarkan laporan yang
diperoleh dari Bank terkait berupa rekening Koran. Rekening penerima tersebut
dibedakan berdasarkan jenis penerimaannya yang terdiri dari Rekening SPP,
BOP dan SPMA tanpa dibedakan per Fakultas. Sedangkan untuk mahasiswa
angkatan sebelum 2004 Reguler, digunakan empat rekening Rektor yang berbeda
tanpa dibedakan perjenis penerimaan dan Fakultas sehingga memungkinkan
mahasiswa melakukan pembayaran ke nomor rekening yang dikehendaki. Oleh
Direktorat Keuangan selanjutnya dilakukan rekapitulasi dan secara manual
dipisahkan per Fakultas dan per jenis penerimaan oleh petugas. Setelah jumlah
per Fakultas diketahui maka nilai alokasi ditentukan setelah dipotong fee untuk
universitas. Alokasi untuk Fakultas selanjutnya ditransfer ke Rekening
Bendahara Pengguna untuk ditransfer ke Fakultas atas permintaan dari PUMK
Fakultas/Program.
Untuk program Non Regular seperti Program Pasca Sarjana Magister sperti
MEP, MM, MAP dan lain-lain, penerimaan pendidikan oleh Universitas hanya
dikenakan berdasarkan tarif tertentu per mahasiswa yang harus disetor oleh
pengelola program ke Rekening Rektor. Jumlah yang harus dibayarkan adalah
Rp4.000.000,00 per mahasiswa.
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan terhadap pengelolaan penerimaan
pendidikan berupa SPP, BOP dan SPMA di KPTU UGM diketahui bahwa
pengendalian untuk penerimaan pendidikan masih lemah. Hal ini dapat terlihat
dengan tidak dilakukannya prosedur seperti pengujian data pembayaran uang
pendidikan mahasiswa dari data penerimaan yang dimiliki oleh Direktorat
Keuangan dengan data mahasiswa yang terdaftar di Direktorat Akademik dan
Kemahasiswaan Universitas untuk menguji apakah semua mahasiswa yang
terdaftar sebagai mahasiswa UGM sudah seluruhnya melakukan pembayaran
pada saat yang tepat dan jumlah yang sesuai dengan ketentuan. Misalnya untuk
mahasiswa baru yang harus membayar uang SPMA yang jumlahnya berbeda-
beda tergantung dari kemampuan dan kesanggupan mahasiswa. Data tentang
jumlah besarnya SPMA untuk masing-masing mahasiswa tersebut dimiliki oleh
Direktorat Akademik dan Kemahasiswaan. Dalam kondisi seperti ini Direktorat

58 BPK RI / AUDITAMA III


Keuangan tidak memiliki alat kontrol yang memadai untuk memastikan apakah
jumlah yang diterima memang yang sudah menjadi hak Universitas seperti yang
tertuang dalam komitmen antara mahasiswa dengan UGM, jika tidak dilakukan
cross check dengan data Direktorat Akademik dan Kemahasiswaan. Resiko
kesalahan untuk mengidentifikasikan penerimaan per Fakultas juga tinggi karena
beberapa faktor diantaranya karena adakalanya penyetor tidak menyebutkan
nama mahasiswa atau fakultas, salah nomor rekening ataupun menyetor dengan
tanpa merinci jenis pembayarannya kedalam satu rekening. Untuk merinci jenis
penerimaan per fakultas dan per jenis penerimaan yang berasal dari mahasiswa
angkatan sebelum 2004 juga memiliki resiko yang sangat tinggi karena menurut
petugas akan sulit sekali untuk melakukan pengklasifikasian. Untuk penerimaan
pendidikan berasal program non reguler, Universitas tidak pernah melakukan
pengujian tentang berapa sebenarnya jumlah mahasiswa yang mengikuti
program, sehingga Direktorat Keuangan tidak bisa memastikan apakah jumlah
yang disetor oleh pengelola program memang yang sudah menjadi hak
Universitas.

2) Unit Akuntansi Fakultas/Program


Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan ke beberapa Fakultas dan
Program terhadap pencatatan dan pelaporan penerimaan pendidikan diketahui
adanya kelemahan dalam pengendalian atas penerimaan di tingkat unit akuntansi
seperti masih terbatasnya petugas yang mampu memahami sistem pelaporan dan
akuntansi, aplikasi sistem akuntansi 2004 yang belum sepenuhnya
diimplementasikan di semua unit akuntansi dilingkungan UGM dan belum
tertibnya penatausahaan dokumen menyebabkan pada saat penyusunan laporan
keuangan di tingkat Universitas terjadi permasalahan seperti kesalahan
pengelompokan atau klasifikasi perkiraan, kesalahan nilai yang harus tercatat
yang menyangkut Cut off, sehingga Bagian Akuntansi harus melakukan revisi.
Namun hasil revisi tersebut setelah dikembalikan ke unit akuntansi menjadi tidak
sesuai dengan catatan dan data yang dimiliki oleh unit.
Hasil penelusuran lebih lanjut yang dilakukan menunjukkan terdapatnya
perbedaan-perbedaan pencatatan yang ditemukan oleh Tim BPK-RI baik antara
Laporan Bagian Akuntansi, Laporan Unit maupun bukti-bukti pendukung yang
ada. Selisih-selisih tersebut tidak dapat dijelaskan oleh unit akuntansi sehingga
tidak dapat ditelusuri lagi, diantaranya adalah:

Saldo Menurut Saldo Menurut


No Unit Akuntansi Selisih Keterangan
UGM Tim BPK
1 Psikologi
S 1 SPP 376,660,568.00 376,507,500.00 153,068.00 tidak dapat ditelusuri
Program Ekstensi (DIKS)/SPP 347,275,000.00 347,275,000.00 -
Program Ekstensi S1 (SPA) 6,349,500.00 - 6,349,500.00 tidak dapat ditelusuri

59 BPK RI / AUDITAMA III


Program Ekstensi S1 (SPA2) 5,745,000.00 - 5,745,000.00 tidak dapat ditelusuri
Program Profesi (BOP) 204,063,660.00 124,500,000.00 79,563,660.00 tidak dapat ditelusuri
Program Profesi (SPP) 103,078,990.00 62,500,000.00 40,578,990.00 tidak dapat ditelusuri
Program S1 (BOP) 607,024,075.00 474,700,000.00 132,324,075.00 tidak dapat ditelusuri
Ekstensi S1 (BOP) 255,400,000.00 189,500,000.00 65,900,000.00 tidak dapat ditelusuri
Program Profesi (SPA 2) 28,500,000.00 - 28,500,000.00 tidak dapat ditelusuri
Program Ekstensi - KKN 80,569,208.11 - 80,569,208.11 tidak dapat ditelusuri
S1 (SPA) 856,008,000.00 665,500,000.00 190,508,000.00 tidak dapat ditelusuri
2 Pasca Sarjana
MSI (S2) 9,872,859,029.00 6,697,859,029.00 3,175,000,000.00 tidak dapat ditelusuri
Magister Ekonomi Pembangunan 6,480,868,254.00 7,262,254,200.00 (781,385,946.00) tidak dapat ditelusuri
Magister Manajemen 22,924,592,266.00 23,116,679,579.00 (192,087,313.00) tidak dapat ditelusuri
IKM (Program) 10,914,134,525.00 10,989,588,525.00 (75,454,000.00) tidak dapat ditelusuri
Pasca Sarjana (KPTU) 36,160,209,875.00 36,160,209,875.00 -
Magister Administrasi Publik 2,335,968,363.00 5,869,937,788.00 3,529,969,425.00 tidak dapat ditelusuri
3 Fakultas Ekonomi
Tidak dapat
Program S1 (Ekstensi) 5,161,201,238.00 7,796,028,900.00 (2,634,827,662.00)
dijelaskan
4 Kedokteran Umum
Klas Internasional (SPP) 5,567,195,974.00 5,567,195,974.00 -
Kedokteran 733,770,000.00 733,770,000.00 -
D IV Bidan Pendidik (BOP) 516,870,602.00 173,000,000.00 343,870,602.00 tidak dapat ditelusuri
Profesi (Coas) 503,640,000.00 503,640,000.00 -
D IV Perawat Gigi Pendidik
115,200,000.00 115,200,000.00 -
(SPP)
D IV Bidan Pendidik (SPP) 56,760,000.00 56,760,000.00 -
D IV Bidan Pendidik (SPA) 66,000,000.00 66,000,000.00 -
S 1 (BOP) 1,456,816,579.00 1,456,816,579.00 -
D IV Bidan Pendidik
28,245,000.00 18,670,000.00 9,575,000.00 tidak dapat ditelusuri
(Pendaftaran)
SPMA S1 Reguler 3,178,441,250.00 3,178,441,250.00 -
D IV Perawat Gigi Pendidik
29,000,000.00 29,000,000.00 -
(BOP)
PS Ilmu Gizi Kesehatan (D IV)
117,598,210.00 - 117,598,210.00 tidak dapat ditelusuri
(SPP)
PS Ilmu Gizi Kesehatan (D IV)
98,527,200.00 - 98,527,200.00 tidak dapat ditelusuri
(BOP)
BOP Swadaya A 15,200,000.00 15,200,000.00 -
BOP Swadaya B 68,100,000.00 68,100,000.00 -
SPP Swadaya A 13,000,000.00 13,000,000.00 -

KU Ekstensi (SPP) 625,266,490.00 89,080,524.00 tidak dapat ditelusuri


536,185,966.00
KU Ekstensi (SPA) 6,255,376.00 6,175,000.00 80,376.00 tidak dapat ditelusuri
KU Ekstensi (BOP) 1,097,940,836.00 871,770,000.00 226,170,836.00 tidak dapat ditelusuri
KU Ekstensi (Pendaftaran) 56,433,790.00 28,935,000.00 27,498,790.00 tidak dapat dijelaskan
Mahasiswa Asing (SPP) 1,471,746,529.00 1,471,746,529.00 -

60 BPK RI / AUDITAMA III


D IV Bidan (Matrikulasi) 28,500,000.00 28,500,000.00 -
SPMA Swadaya A 30,364,332.00 1,950,000.00 28,414,332.00 Saldo awal 2003
SPP PBUK 84,000,000.00 84,000,000.00 -
5 Kehutanan
BOP S1 532,289,000.00 515,570,000.00 16,719,000.00 tidak dapat ditelusuri
SPA D III 58,481,036.00 825,000.00 57,656,036.00 tidak dapat dijelaskan
D III (BOP) 173,250,000.00 173,250,000.00 -
D IV (SPA) 45,375,000.00 45,375,000.00 -
S1 (SPA) 381,231,091.00 202,106,250.00 179,124,841.00 tidak dapat ditelusuri
D III dan S1 (SPP) 1,074,091,134.00 1,074,091,134.00 -
DIV dan S1 (BOP) 110,000,000.00 110,000,000.00 -
D IV (SPP) 41,250,000.00 41,250,000.00 -

6 Hukum
S1 Reguler 150,000,000.00 3,301,093,840.00 3,151,093,840.00 tidak dapat ditelusuri
Prog. Ekstension (SPA dan BOP) 42,187,500.00 43,162,500.00 975,000,000.00 tidak dapat ditelusuri
Prog. Ekstension (SPP) 640,900,000.00 639,925,000.00 (975,000,000.00) tidak dapat ditelusuri

Kondisi tersebut diatas mengakibatkan saldo penerimaan pendidikan UGM dalam tahun
2004 tidak dapat diyakini kewajarannya.

Hal tersebut terjadi karena belum ada sistem akuntansi yang baku dan memadai untuk
pencatatan penerimaan pendidikan universitas pada tahun 2004 dan kurangnya
pemahaman dari petugas pencatatan yang ada pada unit-unit akuntansi terkait, mengenai
sistem pengendalian dan pencatatan yang berkaitan dengan penerimaan pendidikan

Pihak UGM akan menjelaskan bahwa


a. Untuk menunjang keakuratan SPP, BOP, dan SPMA mulai tahun 2005 telah
disediakan rekening bank untuk setiap fakultas dan mulai diimplementasikan
Sistem Informasi Akuntasi (SIMAKUN-GAMA) dan Sistem Informasi Anggaran
(SIMA-GAMA) guna mempermudah dan mempercepat proses pencatatan dan
pelaporan akuntasi serta meningkatkan akuntanbilitas dan pengendalian.
b. Sosialisasi dan pelatihan di tahun 2005 dilakukan secara terpusat yaitu dengan
melaksanakan diklat oleh Direktorat Keuangan serta help desk dan road show
berkesinambungan untuk melayani permasalahan yang timbul di masing-masing
unit.

BPK-RI merekomendasikan agar Rektor lebih memperhatikan dan meningkatkan


koordinasi dan kerjasama yang lebih baik antar unit/bagian serta meningkatkan
kemampuan SDM untuk pengelolaan keuangan ditingkat unit dan organ dilingkungan
Universitas untuk lebih mewujudkan akuntabilitas yang memadai dalam mengelola
penerimaan Dana Masyarakat dari Penerimaan Pendidikan

61 BPK RI / AUDITAMA III


14. Penerimaan Hasil Kerjasama dengan Pihak ke III sebesar Rp20.843.443.143,00
dan USD12,250.00 tidak tercatat

Jumlah penerimaan kerjasama dan kontrak yang menurut Laporan Aktivitas UGM
2004 tercatat sebesar Rp62.108.596.071,57 yang merupakan penerimaan dari kegiatan
pelayanan jasa pendidikan, jasa professional dan pemanfaatan sarana dan prasarana
oleh Universitas yang dituangkan dalam perikatan. Hasil pemeriksaan yang dilakukan
terhadap beberapa unit akuntansi dilingkungan UGM menunjukkan bahwa masing-
masing fakultas dan unit dapat melakukan perjanjian kerjasama sendiri-sendiri tanpa
melalui Pimpinan Universitas ataupun Pimpinan Fakultas, sehingga memungkinkan
kontrak kegiatan kerjasamanya tidak tercatat sebagai penerimaan Fakultas dan
Universitas karena tidak dilaporkan kepada Universitas. Kerjasama yang dapat
diketahui dari hasil penelusuran lebih lanjut ke beberapa unit tersebut adalah sebagai
berikut :
1). Fakultas Ekonomi
a. Penelitian Dan Pengembangan Manajemen (PPM) FE-UGM
Dari hasil pemeriksaan atas laporan kegiatan PPM Fakultas Ekonomi
diketahui terdapat Proyek kerjasama yang dilakukan dalam tahun 2004 senilai
Rp1.294.523.750,00, yang tidak dilaporkan sebagai penerimaan Fakultas
Ekonomi dan Universitas serta tidak menyetor fee ke Universitas. Dari
kerjasama tersebut PPM FE menerima fee sebesar Rp145.376.256,41.
Rincian Proyek kerjasama tersebut adalah sebagai berikut:
Nilai Proyek
No Kegiatan
(Rp)
1 Penelitian Asuransi Bumi Putera Muda (BUMIDA) 28.778.750,00
2 Pelatihan Prapurna Karya PT. Badak NGL. Angkatan 16 136.450.000,00
3 Pelatihan Manajemen Terapan Angkatan I & II Perum Pegadaian 189.685.200,00
4 Pelatihan Paripurna Karya PT Badak NGL Angkatan 17 136.450.000,00
5 Penelitian Studi Bisnis Portofolio Investasi Penempatan Langsung Pada
341.000.000,00
Dana Pensiun PT Angkasa Pura II
6 Studi Bentuk Lembaga/Organisasi Alternatif Rumah Sakit Dr.Sarjito (in
60.500.000,00
proses)
7 Studi Kelayakan Pendirian BPR/Syariah Pegadaian (in process) 187.935.000,00
8 Pekerjaan Penyempurnaan Triple A (atlas, Agenda dan Aturan Main)
147.000.000,00
BPEDA DIY
9 Studi Corporate Governance Perusahaan Publik Indonesia (in process) 66.724.800,00
Jumlah 1.294.523.750,00

b. Penelitian Dan Pengembangan Akuntansi (PPA)


Dari hasil pemeriksaan, PPA dalam tahun 2004 telah melakukan kegiatan
berupa short course, workshop dan penyusunan sistem akuntansi sekurangnya
penerimaan sebesar Rp341.812.500,00 dari kegiatan tersebut tidak dilaporkan
sebagai penerimaan Fakultas dan Universitas.
Rincian dari proyek tersebut sebagai berikut:

62 BPK RI / AUDITAMA III


No Kegiatan Nilai Proyek
(Rp)
1 Penyusunan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Komputer 157.502.500,00
2 Short Course Akuntansi Perbankan Syaria 64.600.000,00
3 Workshop Pengendalian Intern Committe of Sponsoring Organization 57.000.000,00
(COSO)
4 Pelatihan Audit Sektor Publik 45.210.000,00
5 Metodologi Penelitian & Pembimbingan Skripsi 17.500.000,00
Jumlah 341.812.500,00
2). Fakultas Kehutanan
Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian kerjasama Fakultas Kehutanan,
dalam tahun 2004 telah dilaksanakan Proyek kerjasama dengan pihak lain
sedikitnya senilai Rp2.037.693.763,00 yang tidak dilaporkan sebagai penerimaan
Fakultas dan Universitas dengan rincian sebagai berikut:
Nilai Proyek
No Kegiatan
(Rp)
1 Pembangunan Hutan Tanaman Meranti Di KPh Kedu Selatan 80.400.000,00
2 Pengaruh Penanaman Campur Pinus dengan Puspa, Pusbanghut Cepu 479.466.763,00
3 Pendampingan Kegiatan Pengelolaan Hutan Jati Prospektif Melalui 297.000.000,00
Silvikultur
4 Pelaksanaan Bantuan Teknis dan Penelitian Pengembangan Model Unit 996.152.000,00
Manajemen Hutan Meranti
5 CSM-BGD Project Phase I, MOA dengan Unila 30.000.000,00
6 Socio Economic Survey on Local Communities in Madiun, East Java, 114. 675.000,00
Indonesia
7 Penataan Hutan Kota Kegiatan Pemeliharaan Tanaman Hutan Kota, 40.000.000,00
Demak
Jumlah 2.037.693.763,00
3). Fakultas Peternakan
Berdasarkan data yang diperoleh dari Fakultas Peternakan, diketahui terdapat
proyek kerjasama dalam tahun 2004 sedikitnya senilai Rp905.000.000,00 yang
tidak dilaporkan sebagai penerimaan Fakultas dan Universitas. Kegiatan tersebut
merupakan pengabdian masyarakat dan aktivitas pengabdian lainnya dengan
rincian sebagai berikut:
Nilai Proyek
No Kegiatan
(Rp)
1 Kontes Kambang PE 2.000.000,00
2 Sekolah pembaharuan desa -
3 Pembinaan RPA tradisional/rumah tangga -
4 Pemberian kredit ayam kampung sistem bagi hasil bobot badan 5.000.000,00
5 Penggaduhan ternak dan pembinaan kelompok tani wanitaTani Mandiri 30.000.000,00
6 Pengembangan alat pendingin hasil-hasil pertanian dari keramik 10.000.000,00
berdinding 2
7 Pengembangan chopper dengan pisau doble 10.000.000,00
8 Membentuk desa unggas bersama kelompok wanita dusun Brengosan 8.000.000,00
9 Kerjasama Teknis Ujicoba sistem Rekording Perbibitan Ternak Rakyat 170.000.000,00
10 Penyusunan Rencana Program Pembangunan Peternakan 488.500.000,00
11 Kerjasama analisa potensi pembibitan ternak daerah 131.500.000,00
Jumlah 905.000.000,00

63 BPK RI / AUDITAMA III


4). Fakultas Psikologi
Lembaga Pengembangan Kualitas Manusia (LPKM)
Berdasarkan laporan kegiatan 2004 yang diperoleh diketahui bahwa LPKM telah
melakukan proyek kerjasama dengan berbagai instansi baik Pemerintah maupun
Swasta untuk jasa asesmen, seleksi maupun penjualan alat tes dan penyewaan alat
tes psikologi. Penerimaan tersebut sedikitnya sebesar Rp919.324.710,00 belum
tercatat sebagai penerimaan Fakultas maupun Universitas.

5). Fakultas Kedokteran


Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan (PMPK)
Berdasarkan laporan kegiatan 2004, PMPK telah melaksanakan sejumlah kegiatan
yang berkaitan dengan penelitian dan pengabdian dengan jumlah penerimaan
sebesar Rp8.610.853.059,00, dengan rincian sebagai berikut:
Nilai Proyek
No Kegiatan
(Rp)
1 Divisi Public Health Policy 731.690.000,00
2 Devisi Strategik 1.165.364.205,00
3 Divisi Akuntasni dan Keuangan 891.434.856,00
4 Divisi Manajemen Mutu 2.788.994.751,00
5 Divisi Sumberdaya Manusia 267.715.700,00
6 Unit Seminar dan workshop 2.580.596.477,00
7 Unit penerbitan 92.697.550,00
8 Sekretariat 92.359.520,00
Jumlah 8.610.853.059,00

6). Fakultas Geografi


Berdasarkan data yang diperoleh, Fakultas Geografi dalam tahun 2004 telah
menerima pekerjaan dari instansi lain dengan nilai sedikitnya sebesar
Rp890.266.000,00 dengan rincian sebagai berikut:
Nilai Proyek
No Kegiatan
(Rp)
1 Pembuatan Peta Rupabumi Skala 1:250.000 Papua -
2 Penyususnan Rencana Induk Pengelolaan Lingkungan Hidup SWS Progo 345.386.000,00
3 Penyususnan Rencana Induk Pengelolaan Lingkungan Hidup DAS Progo 194.880.000,00
4 Penyusunan Neraca Sumberdaya Alam Spasial Daerah Kab. Sintang Kalbar 360.000.000,00
Jumlah 890.266.000,00

7). Fakultas MIPA


Berdasarkan data yang diperoleh, Fakultas MIPA dalam tahun 2004 telah
menerima pekerjaan dari instansi lain dengan nilai sedikitnya Rp419.480.000,00,
untuk kegiatan berikut:
Nilai Proyek
No Kegiatan
(Rp)
1 Riset Unggulan Terpadu (RUTI) 419.480.000,00
Jumlah 419.480.000,00

64 BPK RI / AUDITAMA III


8). Fakultas Teknologi Pertanian
Berdasarkan data yang diperoleh, Fakultas Teknologi Pertanian dalam tahun 2004,
telah melaksanakan beberapa kerjasama dengan instansi lain dengan rincian
berikut:
Nilai Proyek
No Kegiatan
(Rp)
1 Atribut Clas Mild, PT NTI -
2 Mekanisme Pengadaan Pangan dan Pupuk di Jateng -
3 Penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi di NTT -
4 Penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi di Kab. Musi Rawas -
5 Kesepakatan Bersama dengan Pemda Bojonegoro -
6 Penyusunan Pengembangan Argoindustri Prov Jambi -
Jumlah -

9). Magister Manajemen Farmasi


Berdasarkan data yang diperoleh, Magister Manajemen Farmasi dalam tahun
2004, telah melaksanakan kerjasama dengan instansi lain dengan nilai sedikitnya
Rp38.750.000,00 dengan rincian berikut:
Nilai Proyek
No Kegiatan
(Rp)
1 Pengumpulan Dan Pencatatan Data Elektronik 38.750.000,00
Jumlah 38.750.000,00

10). Pusat-Pusat Studi


a. Pusat Studi Bencana Alam
Berdasarkan data yang diperoleh, dalam tahun 2004 PSBA mendapat
kontrak pekerjaan senilai Rp 705.565.200,00 dan telah dilaporkan sebesar
Rp438.010.000,00 sehingga penerimaan yang belum tercatat dalam laporan
adalah sebesar Rp 267.555.200,00.
b. Pusat Studi Pariwisata
Berdasarkan data yang diperoleh, Pusat Studi Pariwisata dalam tahun 2004
telah melakukan kontrak kerjasama dengan berbagai instansi dengan nilai
kerjasama sedikitnya sebesar Rp1.021.350.775,00 yang dapat dirinci sebagai
berikut:
Nilai Proyek
No Kegiatan
(Rp)
1 RIPOW Pantai Srau dan Klayar Kab Pacitan 64.970.720,00
2 Analisis Pasar Pacitan 42.500.000,00
3 RIPPDA Banggai 135.000.000,00
4 RIPP Banten 193.248.082,00
5 RIPPDA Waykanan tahap II 157.150.000,00
6 Pengembangan ekowisata Mahakam 225.697,882,00
7 RIPPDA Nunukan 74.645.000,00
8 Poverty Alleviation 128.139.091,00
Jumlah 1.021.350.775,00

65 BPK RI / AUDITAMA III


c. Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan
Berdasarkan data yang diperoleh, Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan dalam
tahun 2004 telah menerima kerjasama dengan instansi lain dengan nilai
sedikitnya sebesar Rp 586.133.886,00, dengan rincian sebagai berikut:
Nilai Proyek
No Kegiatan
(Rp)
1 Studi/kajian tentang tinjauan Peran dan Kerjasama Institusi
Pemerintah dan Lembaga Non Pemerintah dalam
74.975.000,00
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Miskin pada
Program PIDRA
2 Studi Penyusunan Garis Besar Panduan Program
122.759.590,00
Livelihood
3 Performance Evaluation Community Health Development 210.524.750,00
4 Kajian Permasalahan Sosial Kemasyarakatan Sektor
148.350.000,00
Pertambangan
5 Penyusunan Design Pengembangan Biofarmaka di DIY 29.524.546,00
Jumlah 586.133.886,00

d. Pusat Studi Energi


Berdasarkan data yang diperoleh, PSE dalam tahun 2004 telah melakukan
kerjasama dengan instansi lain dengan nilai sedikitnya sebesar
Rp561.215.000,00
Nilai Proyek
No Kegiatan
(Rp)
1 Pengadaan dan pemasangan PLTS di Desa Gayamharjo dan 103.040.000,00
Wukirharjo Kecamatan Prambanan
2 Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah Kabupaten Purworejo 30.000.000,00
3 Pemasangan PLTS Kabupaten Purworejo 279.825.000,00
4 Kajian Permasalahan Sosial Kemasyarakatan Sektor Pertambangan 148.350.000,00
Jumlah 561.215.000,00

e. Pusat Studi Transportasi dan Logistik (PUSTRAL)


Berdasarkan data yang diperoleh, PUSTRAL dalam tahun 2004 telah
melakukan kerjasama dengan instansi lain dengan nilai sedikitnya sebesar
Rp2949.489.500,00 dan US$12,250.00 dengan rincian sebagai berikut:
Nilai Proyek
No Kegiatan
(Rp)
1 Studi Standar Pelayanan Angkutan Kereta Api di Perkotaan 246.880.000,00
2 Kajian Pembiayaan Investasi Tranportasi Perkotaan dengan Skema 402.545.000,00
Debt for Nature Swap
3 Penyusunan Tataran Transportasi Wilayah 218.203.000,00
4 Master Plan Bandara Bagan Punak Kabupaten Rokan Hilir 910.500.000,00
5 Transportasi yang berkelanjutan di negara-negara berkembang 120.140.000,00
Studi Kasus Kota Surabaya
6 Perencanaan Pengembangan Bandara Adisutjipto Tahap I 224.024.000,00
7 Studi Penyusunan Strategi Penanganan Simpang-Simpang di Kota 44.500.000,00
Yogyakarta

66 BPK RI / AUDITAMA III


8 Pra studi Kelayakan Pengembangan Peti Kemas di Pantai Utara 749.457.500,00
Kabupaten Bangkalan
9 Penyusunan Rencana Jaringan Trayek Angkutan Umum dan 33.240.000,00
Barang di Kabupaten Sleman
Jumlah Rupiah 2.949.489.500,00
10 Indo-CCP/ICLEI US $ 5,250.00
11 Indo-CCP/ICLEI US $ 7,000.00
Jumlah US$ US $ 12,250.00

Hal tersebut tidak sesuai dengan:


a. Keputusan Majelis Wali Amanat UGM Nomor 12/SK/MWA/2003 tentang
Anggaran Rumah Tangga (ART) Bab XVI pasal 94 yang meyebutkan bahwa
semua penerimaan organ dan unit organisasi Universitas harus dibukukan
sebagai pendapatan Universitas sesuai Sistem Akuntansi dan Keuangan
Universitas dan setiap Pimpinan organ dan unit organisasi Universitas wajib
melaporkan semua penerimaannya kepada Pimpinan Universitas
b. Surat Ketetapan Rektor No.4210/PIII/AM/2004 tanggal 7 Agustus 2004 tentang
Dana Kontrak Kerjasama yang menyatakan bahwa selama masa transisi BHMN,
semua pendapatan dari masyarakat wajib disetor ke rekening penerima a.n
Rektor.

Hal ini mengakibatkan :


a. Penerimaan Dana Masyarakat yang berasal dari kerjasama Universitas dalam
Laporan Keuangan 2004 belum menggambarkan jumlah yang sebenarnya dan
diragukan kewajaran nilainya,
b. Sekurangnya penerimaan sebesar Rp20.843.443.143,00 dan US$12,250.00 tidak
tercatat sebagai penerimaan UGM,
c. KPTU UGM tidak mendapatkan Fee yang seharusnya diterima.

Hal tersebut disebabkan kurangnya kesadaran dan keengganan dari Pimpinan unit dan
organ di lingkungan UGM untuk melaporkan semua kegiatan dan menyetor fee
kontribusi ke universitas disamping lemahnya mekanisme kontrol dan kurang tegasnya
Pimpinan Universitas dalam mengelola kerjasama dengan pihak ke-III.

Pihak UGM menjelaskan bahwa akan menindaklanjuti melalui penetapan beberapa


kebijakan kerjasama dibidang penelitian, yang dapat mendorong peneliti/pusat studi
untuk mencatat dan melaporkan kerjasama yang dilaksanakannya

BPK-RI merekomendasikan agar:


a. Rektor UGM segera menertibkan sistem pelaporan kegiatan-kegiatan kerjasama
dengan pihak ke-III yang dilakukan oleh seluruh Unit dan Organ dilingkungan
UGM melalui Surat Edaran dengan menyatakan pengenaan sanksi yang jelas dan
tegas.

67 BPK RI / AUDITAMA III


b. Rektor UGM menegur Unit dan Organ dilingkungan UGM yang tidak melaporkan
kegiatan kerjasamanya dengan pihak ke-III.

15. Penerimaan SPMA pada Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) tidak
disetor dan tidak dicatat pada rekening UGM
Sehubungan dengan pelaksanaan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS),
Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UGM menerbitkan keputusan sebagai berikut :
a. No: UGM/KU/1945/I/01/04 tanggal 27 Mei 2003 tentang Sumbangan
Pengembangan Akademik PPDS I, yang antara lain menyatakan bahwa :
- Besarnya Sumbangan Pengembangan Akademik (SPA) PPDS I terhitung mulai
angkatan 1 Januarai 2003 adalah :
• Mahasiswa dengan biaya individu/Swadana/Beasiswa besarnya SPA
minimal Rp3.000.000,00 maksimal Rp50.000.000,00.
• Mahasiswa program kemitraan besarnya SPA sesuai dengan kesepakatan
pada MOU antara FK UGM dengan Institusi pengirim.
- Pembayaran SPA dilakukan pada Bank Mandiri Cabang RS Dr. Sardjito,
Yogyakarta, rekening No: 137.0003010275 atas nama Dekan/Wakil Dekan
Bidang Administrasi Keuangan FK UGM.
b. No: UGM/KU/1946/I/01/04 tanggal 27 Mei 2003 tentang Sumbangan Pembinaan
Pendidikan PPDS I, yang antara lain menyatakan bahwa :
- Besarnya Sumbangan Pmbinaan Pendidikan (SPP) PPDS I terhitung mulai
angkatan 1 Januarai 2003 adalah :
• Program Reguler : Rp 3.000.000,00 per semester
• Program MS-PPDS :
- Semester I : Rp 7.000.000,00
- Semester II sampai selesai : Rp 3.000.000,00 per semester.
- Pembayaran SPP dilakukan pada Bank Mandiri Cabang RS Dr. Sardjito,
Yogyakarta, rekening No: 137.0003010275 atas nama Dekan/Wakil Dekan
Bidang Administrasi Keuangan FK UGM.
Atas penerimaan dana tersebut seluruhnya digunakan oleh FK dan masing-masing
Bagian/ Spesialis dan tidak ada kontribusi yang disetorkan ke Rektorat.
Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah SPA yang diterima selama tahun 2004
adalah Rp4.825.000.000,00.

Kondisi ini bertentangan dengan :


Keputusan Rektor UGM No: 41/P/SK/AM/2004 tanggal 14 Februari 2004 yang antara
lain menyatakan bahwa :
- Dana masyarakat merupakan salah satu sumber pembiayaan UGM. Pembiayaan
dimaksud digunakan untuk kegiatan rutin operasional, investasi dan sebagai dana
pendamping bantuan yang diperoleh dari Pemerintah.
- Seluruh pendapatan Dana Masyarakat wajib disetorkan ke rekening penerima atas
nama Rektor yang dikelola oleh Bendaharawan Penerima.

68 BPK RI / AUDITAMA III


- Dana masyarakat yang telah disetor ke rekening penerima atas nama Rektor
dipindahbukukan ke rekening pengguna atas nama Rektor secara berkala yang
dikelola oleh Bendaharawan Pengguna.
- Dana masyarakat yang dikelola Bendahara Pengguna digunakan untuk operasional
UGM atas persetujuan atasan langsung Bendaharawan Pengguna, sesuai dengan
kebutuhan dan berpedoman pada prosedur yang berlaku.
Keputusan MWA UGM No: 12/SK/MWA/2003 tentang Anggaran Rumah Tangga
UGM, yang antara lain menyatakan :
Pasal 94 :
- Penerimaan adalah dana yang diperoleh UGM sebagai hasil dari kegiatan jasa
layanan yang diselenggarakan dan dari investasi yang dilakukan UGM dengan
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.
- Semua penerimaan organ dan unit organisasi UGM harus dibukukan sebagai
pendapatan UGM sesuai dengan sistem akuntansi dan keuangan UGM.
- Setiap Pimpinan Organ dan unit organisasi UGM wajib melaporkan semua
penerimaannya kepada Pimpinan UGM.
- Alokasi dana kepada organ dan unit organisasi UGM ditetapkan oleh Rektor
setelah memperoleh persetujuan MWA.
- Perencanaan penerimaan dituangkan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran
Tahunan (RKAT) sesuai dengan sistem anggaran UGM.
Pasal 95 :
- Pengeluaran adalah pembelanjaan dana untuk kegiatan operasional dan untuk
memperoleh aset jangka panjang.
- Investasi adalah dana yang ditanamkan sebagai penyertaan modal.
- Perencanaan pengeluaran dan investasi dituangkan dalam RKAT sesuai dengan
Sistem Akuntansi dan Keuangan UGM.
- Pelaksanaan atau realisasi pengeluaran dan investasi dibukukan dan dilaporkan
seswuai dengan Sistem Akuntansi dan Keuangan UGM.
- Perubahan jumlah pengeluaran dan investasi harus diajukan melalui revisi
anggaran UGM yang diajukan selambat-lambatnya pada tanggal 31 Agustus pada
tahun berjalan.

Kondisi tersebut mengakibatkan penerimaan yang disajikan pada laporan keuangan


UGM tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya.

Hal tersebut disebabkan kelalaian Dekan Fakultas Kedokteran dan Pengelola PPDS
UGM dalam pengelolaan SPMA.

Pihak UGM menjelaskan bahwa telah diterbitkan surat Wakil Rektor Senior Bidang
Administrasi Nomor 7133/PII/Subdir-Akt/2005 tanggal 14 Desember 2005 kepada
Dekan Fakultas Kedokteran dan Pengelola mengenai masalah tersebut

69 BPK RI / AUDITAMA III


BPK-RI merekomendasikan kepada Rektor untuk memberikan teguran tertulis kepada
Dekan Fakultas Kedokteran dan Pengelola PPDS sehubungan tidak disetorkannya
SPA tersebut di atas.

16. Pengeluaran atas kontrak kerja sama pada beberapa lembaga penelitian dan
pengembangan sebesar Rp25.241.855.920,00 belum didukung dengan bukti
pertanggungjawaban
Dari hasil pengujian secara sampling pada 7 Lembaga Penelitaian dan Pusat Studi,
diperoleh data bahwa realisasi penerimaan kontrak yang diterima melalui
Bendaharawan Lembaga sebesar Rp27.264.190.322,00. Dari jumlah tersebut sebesar
Rp25.241.855.920,00 atau 92,58 % diserahkan kepada Penanggung Jawab/Peneliti
untuk pelaksanaan penelitian, dengan rincian sebagai berikut :

Realisasi Diserahkan ke Peneliti


Jumlah
No Unit Akuntansi Nilai (Rp) Penerimaan
Kontrak (Rp) %
(Rp)
1. LP 13 4.285.210.000 3.699.386.808 2.647.099.631 71,56%
2. LPM 14 5.276.764.885 3.010.260.595 2.674.982.808 88,86%
4. PS EKP 12 2.603.572.840 2.470.244.776 2.352.747.129 95,24%
5. PS Biotek 1 274.400.000 274.370.000 203.752.900 74,26%
6. PS Bencana Alam 3 705.565.200 705.565.200 590.580.700 83,70%
7. Dana Fak. Teknik 17 17.104.362.943 17.104.362.943 16.772.692.752 98,06%
Jumlah 60 30.249.875.868 27.264.190.322 25.241.855.920 92,58%
Pengujian lebih lanjut diperoleh data bahwa Bendaharawan Lembaga hanya
mengelola dana berupa Fee yang menjadi porsi Lembaga dan sisanya diserahkan ke
masing-masing Penanggungjawab Penelitian setelah dipotong PPh 21 atas honor yang
diterimanya.
Penanggungjawab Penelitian tidak memberikan bukti-bukti pengeluaran sebagai
pertanggungjawaban atas dana yang diterimanya, yang dijadikan bukti adalah bukti
penerimaan uang dari Bendaharawan Lembaga.

Kondisi tersebut mengakibatkan pengeluaran dana masyarakat untuk kegiatan


penelitian sebesar Rp25.241.855.920,00 tidak dapat diyakini kewajarannya.

Hal tersebut disebabkan lemahnya pengendalian terhadap pengeluaran yang terjadi


pada Lembaga Penelitian/Pusat Studi tersebut.

Pihak UGM menjelaskan bahwa akan menindaklanjuti melalui penetapan beberapa


kebijakan kerjasama dibidang penelitian, yang dapat mendorong peneliti/Pusat Studi
untuk mencatat dan melaporkan kerjasama yang dilaksanakannya

70 BPK RI / AUDITAMA III


17. Pembayaran honor tidak sesuai ketentuan dan penyelesaian pekerjaan terlambat

Sebagai tindak lanjut atas program percepatan BHMN, pada tahun 2004 UGM
mendapatkan pekerjaan dari Depdiknas dengan kontrak hibah No:
03/KONTRAK/BPPK-SDM/V/2004 tanggal 12 Mei 2004 tentang pemberian bantuan
(subsidi) percepatan transformasi PT-BHMN tahun anggaran 2004. Jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan adalah 7 (tujuh) bulan atau sampai dengan 12 Desember 2004.
Program percepatan BHMN sepenuhnya dikelola oleh Sekretariat Pendukung
Pelaksanaan Otonomi (SP20) yang telah dimiliki oleh UGM sejak tahun 2000.
Dana hibah sebesar Rp6.000.000.000,00 tersebut telah diterima seluruhnya pada
tanggal 20 Mei 2004 pada rekening giro No: 228.000.368628.001 atas nama Rektor
UGM pada Bank BNI Cabang Bulak Sumur. Dana tersebut kemudian disalurkan
secara bertahap pada rekening No: 228.002.142418.901 dan No: 228.002.142361.901
atas nama Pimpinan dan Bendahara Program qq PPT UGM pada bank yang sama.
UGM kemudian membentuk struktur organisasi program percepatan BHMN melalui
SK Rektor No: 150/P/SK/HT/2004 tanggal 10 Juni 2004 yang antara lain memutuskan
membentuk Tim Pelaksana Program Percepatan Transformasi PT BHMN. Tim
Pelaksana tersebut terdiri dari Tim Konsultan, Pejabat Struktural dan Nara Sumber
Internal. Pada SK Rektor tersebut tugas dan wewenang Tim Konsultan Pelaksana dan
susunan Tim Konsultan terdiri dari Penanggung Jawab yang dijabat oleh Wakil
Rektor/Direktur, Konsultan Utama dan Konsultan Madya.
Dari hasil audit diperoleh data sebagai berikut :
a. UGM telah menyerahkan laporan akhir kepada pemberi kerja (Depdiknas) pada
tanggal 13 Juni 2005 berupa sembilan laporan hasil penelitian dan bukti-bukti
pertanggung jawaban keuangan.
b. Sampai dengan akhir kegiatan per Februari 2005, masih terdapat sisa dana sebesar
Rp532.555.074,00. Dari sisa dana tersebut, sebesar Rp499.002.470,00
dipindahkan ke rekening No: 228.00.396.525.00 atas nama Rektor pada Bank
BNI dan sebesar Rp31.167.886,00 masih tersimpan pada rekening No:
228.002.142418.901 yang dimaksudkan untuk mengantisipasi kekurangan biaya
administrasi termasuk pajak.
Pemindahan dana sejumlah Rp 499.002.470 00 ke rekening No :
228.00.396.525.00 atas nama Rektor tersebut dimaksudkan untuk menggantikan
kembali (reimburse) dana masyarakat yang telah digunakan untuk membayar
pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi UGM pada Gamatechno
berdasarkan kontrak No: 2531/P/KS/2004. Reimburse dana tersebut dilaksanakan
berdasarkan memo Rektor UGM kepada Pelaksana PPT PT BHMN UGM tanggal
9 Maret 2005 tentang Reimburse dana masyarakat untuk program pengembangan
dan pemeliharaan sisitem informasi UGM (Kontrak Perjanjian No:
2531/P/KS/2004). Pengeluaran untuk reimburse tersebut tidak diatur dalam

71 BPK RI / AUDITAMA III


kontrak No: 03/KONTRAK/BPPK-SDM/V/2004 tanggal 12 Mei 2004 yang
diterima UGM dari Depdinas.
c. Tim Sembilan yang membidangi administrasi proyek telah menetapkan dan
membayar honor nara sumber internal secara bulanan dengan tarif mulai
Rp1.250.000,00 sampai dengan Rp 2.000.000,00. Total honor nara sumber internal
yang telah dibayarkan adalah Rp231.750.000,00 terdiri dari :
- Bukti pembayaran tanggal 22 September 2004 sebesar Rp 114.750.000 untuk
pembayaran honor periode Juni sampai dengan Agustus 2004 untuk 26 nara
sumber internal yang merupakan pejabat struktural UGM.
- Bukti pembayaran tanggal 9 Desember 2004 sebesar Rp117.000.000 untuk
pembayaran honor periode September sampai dengan Nopember 2004 untuk 27
nara sumber internal yang merupakan pejabat struktural UGM.

Kondisi di atas tidak sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :


a. Pasal 4 dan 6 Kontrak No: 03/BP-PKSDM/05/2004 tanggal 12 Mei 2004 yang
antara lain menyatakan bahwa pelaksanaan pekerjaan sampai pelaporan harus
dipertanggung-jawabkan paling lambat 31 Desember 2004 dan bila terlambat
dikenakan denda sebesar satu per mil per hari atau denda maksimum 5%.
b. SE Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi No: 3467/PIII/Set.R/2004 tanggal 29
Juni 2004 antara lain menyatakan bahwa honorarium yang bersifat tetap ditujukan
kepada mereka yang bertugas dan bertanggungjawab dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengikuti kegiatan secara harian yaitu Konsultan Utama,
Konsultan Madya dan Konsultan Muda masing-masing sebesar Rp
1.450.000,00/OB, Rp 1.000.000,00/OB dan Rp 800.000,00/OB.
Sedangkan honor nara sumber internal dibayarkan menurut ketentuan yaitu level
program sebesar Rp 250.000,00/OJ dan level kegiatan sebesar Rp 300.000,00/OJ.

Hal ini mengakibatkan :


a. Terjadi kelebihan pembayaran honor sebesar Rp 47.750.000,00
b. Pihak Depdiknas belum mengenakan sanksi denda kelambatan maksimum dan
UGM belum membayar denda tersebut sebesar Rp 300.000.000,00 (yaitu 5% x
Rp6.000.000.000,00).
c. Terjadinya pengeluaran untuk biaya pengembangan dan pemeliharaan sistem
informasi UGM pada Gama Techno sebesar Rp 499.002470,00 yang tidak diatur
dalam kontrak.

Hal tersebut disebabkan lemahnya mekanisme pengendalian biaya yang dilakukan oleh
Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi.

72 BPK RI / AUDITAMA III


Pihak UGM menjelaskan bahwa:
1. Kelebihan pembayaran honor: SE Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi
No.3467/PIII/Set.R/2004 hanya mengatur rate honor per orang per jam dan belum
mengatur mengenai beban kerja perbulan untuk setiap narasumber internal.
Penentuan beban kerja para nara sumber ditetapkan berdasarkan pengamatan
selama 3 bulan (Juni-Agustus 2004) terbukti dengan surat persetujuan honorarium
baru ditetapkan pada tanggal 1 September 2004.
2. Denda keterlambatan belum dibayarkan karena belum ada tagihan dari
DEPDIKNAS.
3. Pengeluaran untuk Gama Techno: sementara tagihan atas denda keterlambatan
belum muncul, dana tersebut dialokasikan untuk reimburse Program Pengembangan
dan Pemeliharaan Sistem Informasi UGM yang dilaksanakan oleh Gama Techno

18. Pembayaran dari Gama Press sebesar Rp500.000.000,00 ke Rektorat UGM tidak
ada dasar hukumnya
Sesuai surat Rektor UGM No: 1885/P/Set-Eksekutif/2005 tanggal 20 April 2005
kepada Direktur Utama UPT Gama Press (GP) perihal transfer dividen disebutkan
bahwa sebagai pemegang saham, universitas berharap agar UPT Gama Press membayar
dividen tahun 2004 sebesar Rp 500.000.000,00. Dana tersebut akan digunakan untuk
pengembangan Gama Book Store. Selanjutnya GP mentransfer uang senilai tersebut
pada tanggal 12 Mei 2005. Dana tersebut berasal dari pencairan deposito GP Bank
Mandiri.
Berdasarkan pemeriksaan dokumen diketahui bahwa :
a) GP bukan berbentuk perseroan terbatas melainkan Unit Pelaksana Teknis (UPT)
yang berada dibawah UGM
b) Dalam konteks hubungan antara UPT dengan Rektorat tidak terdapat ketentuan
tertulis yang mewajibkan UPT memberikan kontribusi ke Rektorat.
c). Berdasarkan laporan Laba-Rugi GP, laba untuk tahun 2004 adalah
Rp396.000.000,00 namun kontribusi yang diminta Rektorat sebesar
Rp500.000.000,00.
d). Alasan permintaan dana tersebut untuk kepentingan pengembangan Gama Book
Store juga kurang tepat karena Gama Book Store dibangun oleh investor PT Inti
Beton tanpa adanya tambahan biaya apapun dari UGM.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengeluaran dana tersebut tidak
mempunyai dasar hukum yang kuat (perjanjian tertulis) sehingga seharusnya tidak dapat
dilakukan.

Seharusnya dibuat kebijakan tertulis tentang pemberian kontribusi UPT ke Rektorat.

Kondisi tersebut mengakibatkan penerimaan dari kontribusi UPT yang ada dibawah
UGM tidak dapat diperkirakan jumlahnya.

73 BPK RI / AUDITAMA III


Hal tersebut disebabkan kelalaian Rektorat dalam pengelolaan kontribusi dari UPT yang
berada dibawah UGM.

Pihak UGM menjelaskan bahwa permintaan pembayaran tersebut sebenarnya


merupakan kontribusiUPT kepada UGM. Terdapat kekeliruan istilah deviden dalam
surat tersebut. Jumlah tersebut dinilai wajar karena merupakan akumulasi dari tahun-
tahun sebelumnya sampai dengan tahun 2005. Untuk masalah tersebut akan diadakan
klarifikasi dengan Gama Press dan telah diterbitkan Surat Rektor Nomor:7128/P/Subdit-
Akt/2005 tanggal 14 Desember 2005.

19. Penghapusan Gama Techno menyebabkan kontrol atas aktiva senilai


Rp147.286.797,34 tidak jelas
Gama Tech dibentuk sesuai keputusan direksi GMUM No : 007/SK/G-
MULTI/TIA/GT/VII/2003 tanggal 1 Juli 2003 dan laporan keuangannya
dikonsolidasikan pada laporan keuangan GMUM. Selajutnya sesuai dengan
keputusan Direksi GMUM No : 023/SK/G-Multi/IV/2005 tanggal 14 April 2005,
Gama Tech dihapuskan sebagai unit GMUM.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, sampai dengan September 2005 Gama Tech
tidak memasukkan laporannya ke UGM.
Dari laporan keuangan per 31 Desember 2004, nilai aktiva Gama Tech berjumlah
Rp147.286.797,34, terdiri dari :
No Aktiva Nilai (Rp)
1. Kas ditangan 13.132.172,94
2. Kas di Bank 131.679.624,40
3. Giro 2.475.000,00
4. Piutang usaha 17.132.500,00
Total aset 147.286.797,34

Seharusnya setiap unit/organ dibawah UGM menyampaikan laporan keuangan ke


UGM.

Kondisi tersebut mengakibatkan nilai aktiva pada laporan keuangan UGM tidak
menggambarkan kondisi yang sebenarnya.

Pihak UGM menjelaskan bahwa akan disampaikan kepada GMUM dan akan menjadi
bahan koreksi dalam penyajian Laporan Keuangan tahun 2005. Untuk itu telah
diterbitkan surat Rektor Nomor 7219/P/Sudit-Akt/2005 tanggal 14 Desember 2005

20. Kedudukan Yayasan Dana Abadi (YDA) UGM tidak jelas


Berdasarkan Laporan Keuangan UGM tahun 2004 terdapat perkiraan yang berkaitan
dengan YDA UGM yaitu Dana Sumbangan (Endowment Fund) yang berupa Kas dan
Setara Kas senilai Rp262.964.579,00 yang merupakan saldo rekening giro milik YDA

74 BPK RI / AUDITAMA III


dan investasi yang ditempatkan di BNI Sekuritas milik YDA sebesar
Rp2.250.000.000,00.
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan diketahui hal-hal sebagai berikut:
a. Tim Pembinaan Dana Abadi dibentuk melalui Keputusan Rektor No :
44/P/SK/HKTL/2003 yang bertujuan untuk menghimpun dana sebagai pendukung
pelaksanaan UGM sebagai BHMN. Kemudian pada tanggal 27 April 2004
dibentuk YDA UGM melalui Keputusan Rektor UGM No: 110/P/SK/HT/2004
tentang Pembentukan YDA UGM. Sesuai dengan Anggaran Rumah Tangga UGM,
YDA merupakan Unsur Kegiatan Usaha (UKU) Universitas maka seharusnya
pengelolaan keuangan dan kegiatannya harus dilakukan oleh unit/satuan kerja yang
memiliki tempat dan kedudukan yang jelas dan menyampaikan laporannya kepada
Universitas. Namun pada kenyataannya pengelolaan dan administrasi keuangan
YDA tidak jelas karena dipegang oleh individu dan tidak dilakukan oleh satuan
kerja tertentu yang memiliki kedudukan dan tempat yang tetap. YDA juga tidak
melaporkan kegiatannya dalam tahun 2004.
b. Nilai aset berupa Kas dan Setara Kas senilai Rp262.964.579,00 dan investasi pada
BNI Sekuritas milik YDA sebesar Rp2.250.000.000,00 merupakan nilai posisi per
31 Desember 2003. Tim Pemeriksa sudah meminta data pendukung untuk aset-aset
tersebut untuk posisi 31 Desember 2004, namun sampai dengan berakhirnya
pemeriksaan belum diterima.

Hal ini tidak sesuai dengan keputusan Majelis Wali Amanat UGM No:
12/SK/MWA/2003 tentang Anggaran Rumah Tangga (ART) Bab XVI yang
menyebutkan bahwa penerimaan dan pengeluaran organ/unit organisasi Universitas
harus dibukukan dan dilaporkan sesuai Sistem Akuntansi dan Keuangan Universitas.

Kondisi tersebut mengakibatkan kegiatan dan pengelolaan dana yang dikuasai oleh
YDA tidak dapat diketahui dan aset-aset yang dimiliki tidak dapat dinilai
kewajarannya.

Hal tersebut terjadi karena:


a. Pimpinan UGM tidak menetapkan struktur organisasi yang memadai mengenai
organisasi YDA sebagai sebuah Unsur Kegiatan Usaha yang berada di bawah
organisasi Universitas beserta tempat dan kedudukannya.
b. Pimpinan UGM tidak tegas dalam menertibkan seluruh unit/organ Universitas
untuk senantiasa memberikan laporan keuangan secara berkala ke Universitas.

Dengan tidak adanya laporan keuangan yang disampaikan ke UGM, menyebabkan


tidak tercatatnya aktiva serta pengendalian terhadap aktivitas Gama Techno menjadi
sangat lemah.

75 BPK RI / AUDITAMA III


Pihak UGM menjelaskan bahwa akan ditinjau kembali struktur organisasi UGM dan
mengirimkan surat kepada YDA agar YDA menunjuk staf/sekertariat yang akan
mencatat dan melaporkan keuangan YDA secara periodik. Untuk itu telah diterbitkan
surat Rektor Nomor 7135/Subdit-Akt/2005 tanggal 14 Desember 2005

21. Tidak adanya kontribusi GMUM selama tahun 2004


Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi untuk tahun 2004, GMUM memperoleh
laba sebesar Rp 1.089.893.342,00, tetapi tidak terdapat kontribusi yang diberikan oleh
GMUM kepada UGM. Selain penyertaan modal yang telah ditanamkan sebesar
Rp4.223.680.103,37, GMUM juga mengunakan aset berupa gedung tanpa membayar
sewa apapun kepadaUGM.

Seharusnya unit usaha yang berada dibawah UGM memberikan kontribusi atas laba
yang diperolehnya.
Kondisi tersebut mengakibatkan berkurangnya kemampuan keuangan UGM dari yang
seharusnya dalam mendukung pelaksanaan kegiatannya.
Hal tersebut disebabkan kelalaian GMUM dalam memberikan kontribusi kepada
UGM atas laba yang diperolehnya.
Pihak UGM menjelaskan bahwa akan meninjau kembali hubungan UGM dan
GMUM, dan akan dituangkan dalam produk hukum yang sesuai.

22. Pembayaran Management Fee Reksadana dari Rektorat ke GMUM sebesar


Rp1.070.419.297,00 tidak didasarkan pada perjanjian.
Berdasarkan perjanjian kerjasama antara GMUM dengan PT Niaga Aset Manajemen
No : 005/SPK/G-Multi/V/2001 tanggal 28 Mei 2001 yang dirubah dengan Perubahan
dan pernyataan kembali perjanjian kerjasama tanggal 17 Nopember 2003, antara lain
disebutkan bahwa
- Subscription fee / selling fee sebesar 1,25 % dari nilai yang diinvestasikan adalah
milik GMUM.
- Management fee adalah 2 % pertahun yang dihitung harian. Sebelum tahun 2003
GMUM sesuai perjanjian mendapatkan 50% dari management fee, tetapi sejak
adanya perubahan kontrak maka UGM menggantikan posisi GMUM.
Pada tahun 2004 terdapat transfer dari pihak rektorat UGM sebesar
Rp1.070.419.297,00 kepada GMUM. Nilai tersebut adalah 20 % dari hak management
fee yang diterima rektorat UGM. Dari verifikasi terhadap dokumen pengeluaran uang
diketahui bahwa pembagian tersebut merupakan hasil rapim pihak rektorat.
Pembayaran management fee kepada GMUM tersebut seharusnya tidak dilakukan
karena berdasarkan perjanjian yang ada, UGM tidak mempunyai kewajiban untuk
membayar fee dimaksud. Sedangkan untuk biaya pemasaran (selling fee) menjadi
sepenuhnya hak GMUM.

76 BPK RI / AUDITAMA III


Setiap pengeluaran yang dikeluarkan baik oleh rektorat maupun oleh unit-unit
dibawah rektorat UGM seharusnya memiliki dasar yang jelas.
Kondisi tersebut mengakibatkan berkurangnya kemampuan keuangan UGM dari yang
seharusnya dalam mendukung pelaksanaan kegiatannya.
Hal tersebut disebabkan kelalaian Rektorat dalam melakukan pembayaran
management fee ke GMUM.
Pihak UGM menjelaskan bahwa sebagai biaya untuk memasarkan reksadana yang
dilakukan oleh GMUM maka UGM memberikan bantuan biaya pemasaran. Biaya
tersebut belum dianggarkan dalam RKAT 2004, dalam arti sumber penerimaan yang
ada dalam RKAT 2004 sudah dianggarkan untuk kegiatan lain, sehingga untuk
pemasaran reksadana diambilkan dari uang management fee yang diterima UGM dari
PT Niaga Aset Manajemen.

23. Pengelolaan dan dokumentasi atas kepemilikan Hak Atas Kekayaan Intelektual
dan Patent yang dimiliki UGM belum tertib
Perkiraan Hak Patent dan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) sesuai dengan saldo
dalam Laporan Keuangan 2004 adalah sebesar Rp98.250.000,00 yang terdiri dari
HAKI sebesar 53.050.000,00 dan Biaya Pendirian sebesar Rp45.200.000,00.
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan diketahui bahwa :
1. HAKI senilai Rp53.050.000,00 merupakan pencatatan dua kali atas pembelian
Software Pro Model (PMO) Profesor Package untuk Fakultas Teknik jurusan
Teknik Mesin melalui SPMK nomor UGM/TK/370f/PL/02/03 tanggal 25 Januari
2003 senilai Rp26.525.000,00.
2. Software Product Microsoft International melalui PT Sarana Solusindo
Informatika dengan kontrak nomor 04186078 tanggal 11 September 2003 senilai
Rp727.762.020,00 belum tercatat laporan keuangan UGM tahun 2004.
3. Biaya Pendirian sebesar Rp45.200.000,00 merupakan biaya untuk mendirikan
Pusat Pendidikan Profesi Akuntan Fakultas Ekonomi UGM.
4. Patent yang diperoleh dosen UGM atas Penelitian yang dilakukan dengan
memakai fasilitas UGM masih atas nama pribadi dan belum dikelola atas nama
UGM.Nilai keseluruhan mengenai pengelolaan hak tersebut belum diperoleh.
Data mengenai Patent yang diketahui adalah
a. Patent tentang Struktur Bambu Dengan Papan Dan Perekat atas nama
DR.Ir.Morisco dengan nomor ID 0 000 516 S yang disahkan oleh
Departemen Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia tanggal 17 Januari 2005.
b. Patent tentang Nosel untuk Proses Pengawetan Bambu Dengan Tekanan atas
nama DR.Ir.Morisco dengan nomor ID 0 000 524 S yang disahkan oleh
Departemen Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia tanggal 17 September
2004.

77 BPK RI / AUDITAMA III


Biaya pengurusan patent tersebut masih ditanggung secara pribadi.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Rektor UGM No.259/P/SK/HT/2004


tentang Organisasi dan Rincian Tugas Kantor Pimpinan Universitas, Lembaga,
Direktorat, Biro, dan Unit Kerja di lingkungan UGM Bab III tentang Kedudukan dan
Rincian Tugas Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat pasal 10 yang
menyatakan bahwa pengelolaan HAKI dan Patent dilingkungan UGM yang berada
dibawah Bidang Layanan dan Pengembangan HAKI.

Sebagai akibat nilai HAKI dan Patent yang tercatat dalam Laporan Keuangan UGM
2004 belum menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan tidak dapat diyakini
kewajarannya.

Hal tesebut disebabkan lemahnya pengendalian atas administrasi dan pengelolaan


hasil-hasil dari research yang ada di lingkungan UGM serta belum adanya perhatian
yang memadai dari Pimpinan Universitas atas hasi kegiatan penelitian yang dilakukan
oleh Civitas Akademika UGM.

Pihak UGM menanggapi bahwa akan menindaklanjuti rekomendasi Tim BPK-RI.

BPK-RI menyarankan agar Pimpinan UGM segera menginventarisir kembali HAKI


dan Patent dan menertibkan kegiatan penelitian dan pengembangan yang
menghasilkan HAKI dan Patent bagi UGM .

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA

78 BPK RI / AUDITAMA III


UMUM

a. Penetapan Badan Hukum Milik Negara dan Informasi Umum


Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 153 Tahun 2000 (PP
No: 153/2000), Universitas Gadjah Mada (selanjutnya disebut Universitas) ditetapkan
menjadi Badan Hukum Milik Negara yang bersifat nirlaba yang menyelenggarakan
pendidikan tinggi.

Tujuan Universitas sesuai dengan PP No: 153/2000 adalah sebagai berikut :


1). Membentuk manusia yang cakap, beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha
Esa, yang mempunyai keinsyafan yang bertanggung jawab tentang kesejahteraan
masyarakat Indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya serta memiliki
kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
2). Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta
mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat
dan memperkaya kebudayaan nasional.
3). Mendukung pembangunan masyarakat dengan berperan sebagai kekuatan moral
yang mandiri.
4). Mencapai keunggulan kompetitif melalui penerapan prinsip pengelolaan sumber
daya sesuai dengan asas profesionalisme.
5). Berperan besar dalam pembangunan masyarakat yang demokratis, adil dan makmur.
6). Meningkatkan kualitas berlanjut untuk menempati posisi yang baik dalam
persaingan dan kerjasama global.

Entitas Universitas mencakup seluruh pos/objek yang dimiliki dan atau dikuasai oleh
Universitas termasuk :
- Pos/objek yang dimiliki dan atau dikuasai Negara di UGM
- Pos/objek yang dimiliki dan atau dikuasai Yayasan Pembina UGM
- Pos/objek yang dimiliki dan atau dikuasai Yayasan UGM
- Pos/objek yang dimiliki dan atau dikuasai Yayasan Dana Abadi UGM.

Seuai dengan PP No: 153/2000, organisasi universitas terdiri atas unsur-unsur Majelis
Wali Amanat, Dewan Audit, Senat Akademik, Pimpinan, Majelis Guru Besar, Unsur
Pelaksana Akademik, Unsur Pelaksana Administrasi, Unsur Penunjang dan unsur-unsur
lain yang diperlukan.

79 BPK RI / AUDITAMA III


Susunan pejabat dan pimpinan Universitas pada tanggal 31 Desember 2004 adalah
sebagai berikut :

Majelis Wali Amanat


Ketua
Pjs Sekretaris Prof. Dr. Ir. Joedoro Soedarsono
Prof. Dr. Siti Chamamah Soeratno

Senat Akademik
Ketua Prof. Dr. Achmad Mursyidi, M.Sc., Apt.
Sekretaris Dr. Faturochman, MA
Dewan Audit
Ketua Drs. Herwidayatmo, MBA
Sekretaris Prof. Dr. Mardiasmo, MBA, Akt.

Majelis Guru Besar


Ketua Prof. Dr. Ir. Boma Wikan Tyoso, MSc.
Sekretaris Prof. Dr. Ir. Endang Baliarti, S.U.

Pimpinan Universitas
Rektor Prof. Dr. Sofian Effendi, MPIA
Wakil Rektor
Wakil Rektor Senior Bidang
Akademik Prof. Dr. Ir. Sudjarwadi, M.Eng.
Wakil Rektor Senior Bidang
Administrasi Prof. Dr. Marwan Asri, MBA
Wakil Rektor Bidang Penelitian
dan Pengabdian kepada Prof. Dr. Retno Sunarminingsih Sudibyo,
Masyarakat M.Sc., Apt.
Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni Prof. Dr. Ir. Zaenal Bachruddin, M.Sc.
Wakil Rektor Bidang Kerjasama
dan Pengembangan Usaha Prof. Dr. Agus Dwiyanto, S.U., MPA.

b. Pelaporan Keuangan
Dengan penetapan UGM sebagai Badan Hukum Milik Negara dan untuk kepentingan
akuntabilitas, Universitas diwajibkan menyusun laporan keuangan tahunan yang
disampaikan kepada Menteri Pendidikan Nasional.
Pelaporan keuangan Badan Hukum Milik Negara dimaksudkan untuk menyajikan dan
mengungkapkan secara penuh aktivitas Universitas termasuk unit-unit di dalamnya dan
sumber daya ekonomi yang dipercayakan oleh para penyumbang, anggota organisasi
universitas, kreditur dan pihak lain serta untuk mempertanggung jawabkannya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan memperhatikan prinsip-

80 BPK RI / AUDITAMA III


prinsip akuntabilitas dan transparansi. Dengan demikian, penyusunan laporan keuangan
universitas ini ditujukan untuk :
1). Memberikan informasi mengenai :
- Jumlah dan sifat aset, kewajiban dan aset bersih Universitas.
- Pengaruh transaksi, peristiwa dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat
aset bersih.
- Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam suatu periode
dan hubungan antara keduanya.
- Cara Universitas mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman
dan melunasi suatu pinjaman dan faktor lainnya yang berpengaruh pada
likuiditas.
- Usaha jasa Universitas.
2). Menunjukan akuntabilitas kegiatan Universitas dengan cara mempertanggung-
jawabkan melalui laporan keuangan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan
kebijakan yang dipercayakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
3). Mewujudkan transparansi dalam pelaporan keuangan Universitas dengan
menyediakan informasi keuangan yang terbuka bagi masyarakat.
4). Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan dan
pengelolaan keuangan serta memudahkan pengendalian yang efektif atas seluruh
kekayaan, kewajiban dan aset bersih.

Sebagai universitas yang bersifat nirlaba, pelaporan keuangan disusun berdasarkan


Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No: 45 yang meliputi Laporan Posisi
Keuangan, Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Tujuan masing-masing laporan tersebut adalah :


1). Laporan Posisi Keuangan
Menyediakan informasi mengenai aset, kewajiban dan aset bersih (ekuitas) serta
informasi mengenai hubungan di antara elemen-elemen tersebut pada waktu
tertentu. Laporan ini digunakan untuk menilai :
a). Kemampuan Universitas untuk memberikan jasa secara berlanjut.
b). Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi
kewajibannya dan kebutuhan pendanaan eksternal.
2). Laporan Aktivitas
Menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah
jumlah dan sifat aset bersih dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan
berbagai program dan kegiatan.

81 BPK RI / AUDITAMA III


Laporan ini digunakan untuk :
a) Mengevaluasi kinerja dalam suatu periode.
b) Menilai upaya, kemampuan dan kesinambungan organisasi dalam memberikan
jasa.
c) Menilai pelaksanaan tanggungjawab dan kinerja pengelola Universitas.

3). Laporan Arus Kas


Menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas
dalam suatu periode serta peningkatan kas dan setara kas yang dihasilkan dalam
satu periode.

c. Ciri Dasar/Karakteristik Akuntansi Keuangan Universitas


Universitas Gadjah Mada sebagai Badan Hukum Milik Negara adalah bersifat nirlaba
sehingga memiliki karakteristik yang berbeda dengan karakteristik akuntansi bisnis.
Oleh karena itu, laporan keuangan yang disusun memperhatikan karakteristik yang
spesifik pada akuntansi untuk organisasi nirlaba, khususnya yang berlaku bagi
organisasi pemerintah sehingga penyusunan laporan keuangan ini mengacu pada
sistem akuntansi pemerintah serta sistem akuntansi yang diterapkan pada Universitas
dan memperhatikan standar akuntansi keuangan Indonesia. Dengan demikian, ciri
dasar/karakteristik akuntansi Universitas adalah :

1). Tidak bertujuan untuk mengukur laba


Tujuan Universitas tidak untuk memperoleh laba tetapi memberikan pelayanan
kepada masyarakat dalam bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian serta
pengabdian pada masyarakat sehingga harus memberikan informasi keuangan
mengenai sumber daya ekonomi/keuangan yang digunakan untuk pelayanan dan
asal sumber-sumber tersebut.
Sesuai dengan PSAK No: 45 sumber daya tersebut diklasifikasikan dalam :
a). Terikat yaitu sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan
tertentu oleh penyedia dana. Pembatasan tersebut dapat bersifat
temporer/sementara atau permanen.
(1) Pembatasan temporer/sementara adalah pembatasan penggunaan
sumber daya oleh penyumbang yang menetapkan agar sumber daya
tersebut dipertahankan sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu.
(2) Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya
yang ditetapkan oleh penyumbang agar sumber daya tersebut
dipertahankan secara permanen, tetapi organisasi diizinkan untuk
menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi
lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut.
b). Tidak Terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk
tujuan tertentu oleh penyedia dana.

82 BPK RI / AUDITAMA III


2). Akuntansi Dana
Universitas sebagai organisasi nirlaba menggunakan sistem akuntansi dana yang
mencakup akuntansi yang memisahkan dana menjadi dana lancar dan dana tidak
lancar sesuai dengan masing-masing sumber dana yang dipercayakan. Dana
diidentifikasikan sebagai suatu entitas akuntansi dan pelaporannya disajikan
terpisah untuk masing-masing dana.

Sumber dana keuangan untuk penyelenggaraan, pengelolaan dan pengembangan


Universitas sesuai PP 153/2000 Pasal 42 berasal dari :
a). Pemerintah
b). Masyarakat
c). Usaha dan tabungan universitas
d). Luar negeri

Dana dari Pemerintah merupakan dana yang berasal dari penerimaan melalui
anggaran rutin dan pembangunan yang tertuang dalam Daftar Isian Kegiatan
(DIK) dan Daftar Isian Proyek (DIP), penerimaan hibah/subsidi serta hasil
kontrak/kerjasama di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat
dengan lembaga/instansi pemerintah.

Dana dari masyarakat adalah dana yang berasal dari penerimaan pendidikan,
seleksi masuk, kerja sama sesuai peran dan fungsi perguruan tinggi, sumbangan/
hibah dan penerimaan lain dari masyarakat.

Dana dari usaha dan tabungan terdiri atas penerimaan penjualan dan pemanfaatan
sumber daya universitas, penerimaan hasil usaha tambahan (auxiliary enterprises)
dan penerimaan investasi.

Dana dari luar negeri merupakan perolehan dari luar negeri dalam bentuk hibah,
hadiah, donasi maupun hasil kerjasama dan kontrak internasional dan penerimaan
dari pembayaran tution & admission fee oleh mahasiswa asing.

Seluruh dana Universitas tersebut diklasifikasikan menjadi :


a). Dana Lancar (Current Fund)
Merupakan dana tersedia untuk operasi universitas yang sepenuhnya berada
dalam kendali universitas.
Berdasarkan pembatasannya, dana ini diklasifikasi menjadi :
(1) Dana Lancar Terbatas/Terikat
(2) Dana Lancar Bebas/Tidak Terikat.
b). Dana Tidak Lancar (Non Current Fund)

83 BPK RI / AUDITAMA III


Dana Tidak Lancar merupakan dana yang tidak digunakan untuk operasional
kegiatan sehari-hari dan telah dirancang untuk suatu penggunaan tertentu.
Dana ini diklasifikasi menjadi :
(1) Dana Bantuan (Loan Funds)
(2) Dana Sumbangan (Endowment Funds)
(3) Dana Tahunan (Annuity funds)
(4) Dana Pendapatan Jangka Panjang (Life Income Funds)
(5) Dana untuk Bangunan (Plant Funds)
(6) Dana untuk Lembaga (Agency Funds)

Dana Bantuan (Loan Funds)


Dana bantuan merupakan dana yang menampung sumber dana pinjaman
bagi mahasiswa, dosen dan karyawan. Pemberi pinjaman dapat menentukan
dan bantuan yang dioperasikan dengan perputaran (revolving basis).
Termasuk dalam dana ini adalah pemberian dari badan, pemerintah, hadiah,
bantuan, warisan yang ditentukan oleh pemberi dana untuk diberikan kepada
mahasiswa, dosen dan karyawan sebagai pinjaman dan dana lain yang
sifatnya bebas tetapi ditentukan untuk digunakan sebagai dana pinjaman
oleh pihak yang berwenang di Universitas.
Dana bantuan dapat ditetapkan secara temporer yaitu pokok dan bunga
pinjaman dikembalikan kepada pemberi dana setelah periode waktu tertentu.

Dana Sumbangan ( Endowment Funds)


Dana sumbangan merupakan dana yang tidak dapat digunakan sampai
tanggal pelaporan dan diinvestasikan atau tersedia untuk diinvestasi dengan
tujuan untuk menghasilkan pendapatan.
Dana sumbangan diklasifikasikan dalam :
(1) Dana Sumbangan /endowment funds pemberi dananya menentukan
bahwa pokok dana tidak dapat diganggu gugat dan bersifat abadi, hanya
pendapatan yang diperoleh dari investasi tersebut yang tersedia untuk
digunakan.
(2) Term Endowment Funds, yaitu dana yang akan dihentikan dari status
dana abadi sampai dengan waktu atau kondisi yang ditetapkan oleh
pemberi dana untuk selanjutnya dapat digunakan sesuai kesepakatan.
(3) Quasi Endowment Funds, yaitu dana yang berfungsi sebagai dana abadi,
karena ditentukan oleh universitas ( bukan oleh pemberi dana) untuk
jangka waktu tertentu. Selanjutnya pokok pinjaman dapat digunakan
untuk tujuan lainnya.

84 BPK RI / AUDITAMA III


Dana Tahunan/Annuity Funds
Dana Tahunan merupakan dana dari pihak penyumbang dimana dengan
kontrak tahunan Universitas mempunyai kewajiban untuk membayar
sejumlah tertentu kepada pihak donor. Apabila perjanjian berakhir, sisa
dananya menjadi milik Universitas.

Dana Pandapatan Jangka Panjang/Life Income Funds


Merupakan dana yang diberikan oleh penyumbang melalui dokumen
kepercayaan (trust document) yang menentukan bahwa penghasilan
dikurangi dengan biaya, dibayarkan kepada pihak yang ditentukan. Dana
pokok menjadi milik Universitas kalau pihak yang ditentukan tersebut
meninggal dunia.

Dana untuk Bangunan/Plant Funds


Dana ini menyerupai dana proyek dalam dana pemerintah yang
menunjukkan dana yang ditetapkan untuk konstruksi baru dan perbaikan
atau renovasi yang material. Dana ini dapat bersumber dari lembaga
eksternal, bantuan mahasiswa, transfer dari dana tidak terbatas dan
pendapatan dari sumbangan atau bantuan.
Dana untuk bangunan meliputi :
(1) Rekening dana untuk bangunan (unexpended plant funds) merupakan
dana untuk menampung sumber-sumber dana yang dipakai untuk
membiayai akuisisi atau konstruksi aset jangka panjang. Apabila
pengeluaran dari dana ini atau fasilitas terkait sudah dibangun, asetnya
dibukukan dalam jenis dana yang lain.
(2) Dana pembaharuan dan pergantian (renewal and replacement funds)
untuk menampung sumber-sumber yang digunakan untuk mendanai
pembaharuan atau pergantian dan umumnya tidak dikapitalisasi.
(3) Dana penghentian utang (retirement of indebtedness funds).
Dana ini digunakan untuk pembayaran bunga dan pokok yang
berhubungan dengan utang untuk pembangunan aset tetap.
(4) Investasi bersih dalam dana untuk bangunan (net investment in plant
funds).
Dana ini digunakan untuk mempersiapkan dana untuk konstruksi modal
atau aset yang akan diperoleh, terdiri dari semua aset jangka panjang
dan utang yang terkait. Uang untuk pembayaran pokok dan bunga
pinjaman ditransfer dari kelompok dana lancar yang tidak terbatas.

85 BPK RI / AUDITAMA III


Dana untuk Lembaga/Badan (Agency Funds)
Merupakan dana lembaga/badan yang dikelola universitas namun
kepemilikannya tidak pada Universitas. Universitas berfungsi sebagai
pengelola catatan akuntansi, pemegang dana dan melakukan pengeluaran
atas nama mereka.

Sesuai dengan misi dan program universitas dalam Rencana Strategis


Universitas Gadjah Mada, penggunaan seluruh sumber dana di atas dalam
Laporan Aktivitas untuk tahun 2004 dikelompokkan dalam :
(1) Pengeluran Kelembagaan
(2) Pengeluaran Pendidikan
(3) Pengeluaran Penelitian
(4) Pengeluaran Pengabdian pada Masyarakat
(5) Pengeluaran Pengembangan SDM
(6) Pengeluaran Kemahasiswaan
(7) Pengeluaran Pengembangan Teknologi dan Sistem Informasi
(8) Pengeluaran Sarana, Prasarana dan Lingkungan Umum
(9) Pengeluaran Lain-lain.

d. Satuan Akuntansi
Satuan akuntansi merupakan unit/entitas pertanggungjawaban akuntansi, ditetapkan
berdasarkan unit yang ada dalam struktur organisasi Universitas Gadjah Mada, yang
mempunyai tanggungjawab dan wewenang untuk mengelola, mengadministrasikan/
membukukan dan melaporkan aset, kewajiban dan saldo dalam bentuk laporan
keuangan.
Satuan akuntansi struktural terdiri atas :
1). Kantor Pusat Universitas (Majelis Wali Amanat, Dewan Audit, Senat Akademik,
Majelis Guru Besar, Pimpinan Universitas)
2). Fakultas-Fakultas beserta auxiliary activity
3). Pascasarjana
4). Lembaga, Pusat Studi dan Pusat Antar Universitas
5). Unit Pelaksana Teknis/Unit Penunjang (Kebun Pendidikan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Unit Pengembangan Hewan Percobaan, Laboratorium,
Rumah Sakit Pendidikan dan lain lain)
6). Unsur Pelaksana Administrasi
7). Unit Kegiatan Usaha (auxiliary enterprises)
8). Satuan Audit Internal
9). Satuan Keamanan Kampus.

86 BPK RI / AUDITAMA III


e. Lingkup Laporan
1) Laporan keuangan belum mencakup seluruh transaksi yang ada di UGM. Dari 349
unit pengelola keuangan di seluruh UGM yang tercakup dalam laporan keuangan
yang disajikan ini adalah 298 unit atau 85,39%.
2) Saldo utang piutang antar unit per 31 Desember 2004 belum seluruhnya dieliminasi
karena belum seluruh unit melakukan pencatatan secara berimbang yaitu adanya
perbedaan pencatatan unit yang berpiutang dengan yang berutang.
3) Transaksi kas keluar dan kas masuk masih mencakup transaksi-transaksi
pengiriman uang antar unit dilingkup Universitas Gadjah Mada, dan transaksi
penyetoran/ pengambilan tunai di bank. Hal ini mengakibatkan laporan arus kas
masih mencakup arus kas keluar untuk transaksi yang sama.
4) Penyajian sediaan per 31 Desember 2004 dilakukan dengan melakukan penyesuaian
hasil opname akhir tahun terhadap biaya terkait yaitu dengan mendebit akun
sediaan dan mengurangi biaya satu tahun/perioda senilai hasil opname.
.

KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Dasar Akuntansi
Penyusunan Laporan Keuangan Universitas menggunakan basis akrual yang
dimodifikasi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia. Semua ketentuan
dalam Standar Akuntansi Keuangan berlaku untuk pelaporan keuangan Universitas
kecuali secara spesifik dinyatakan lain.

b. Periode Akuntansi
Periode akuntansi adalah satu tahun dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir pada tanggal
31 Desember.
Untuk menetapkan pisah batas pelaporan keuangan sebelum dan setelah beralih status
menjadi Badan Hukum Milik Negara maka ditetapkan tanggal 31 Desember 2002
sebagai tanggal laporan keuangan awal Universitas.

c. Penjabaran Kurs Valuta Asing


Elemen laporan keuangan Universitas dalam valuta asing, dilaporkan dalam nilai
Rupiah. Konversi didasarkan pada Kurs Tengah bank Indonesia pada tanggal laporan
posisi keuangan.

d. Kebijakan Akuntansi Pos-Pos Laporan Keuangan


1). Investasi Permanen
Penyertaan modal dalam unit usaha Universitas dibukukan berdasarkan harga
perolehan termasuk pengeluaran tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh
kepemilikan yang sah atas investasi tersebut.

87 BPK RI / AUDITAMA III


2). Aset Tetap
a). Tanah
Terhadap aset tetap tanah dalam pelaporan keuangan ini telah dilakukan
penilaian dengan menggunakan pendekatan harga pasar (market data
approach). Penilaian tanah didasarkan pada perbandingan secara langsung
objek yang dinilai dengan data transaksi pembanding yang telah dianalisa,
dengan menggunakan faktor penyesuaian (adjustment).

b). Infrastruktur Universitas


Infrastruktur Universitas merupakan sarana dan prasarana dasar yang dimiliki
dalam bentuk jalan, bangunan air, jaringan, instalasi dan peralatan, dan mesin
yang digunakan dalam pengoperasian instalasi dan jaringan.
Terhadap infrastruktur dalam pelaporan keuangan ini telah dilakukan penilaian
dengan menggunakan pendekatan nilai pengganti berdasarkan data standar
harga yang berlaku serta memperhatikan nilai sisa manfaat dari infrastruktur
dimaksud.

c). Gedung dan Bangunan


Tehadap gedung dan bangunan dalam pelaporan keuangan ini telah dilakukan
penilaian dengan pendekatan biaya (cost approach), yaitu dengan cara
menghitung keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bangunan
pada kondisi baru sesuai dengan penilaian.

d). Kendaraan dan Alat Angkutan


Terhadap kendaraan dan alat angkutan dalam pelaporan keuangan ini telah
dilakukan penilaian dengan menggunakan pendekatan nilai pengganti
berdasarkan nilai pasar yang wajar serta memperhatikan nilai sisa manfaat dari
kendaraan dan alat angkutan.

e). Peralatan dan Mesin


Terhadap peralatan dan mesin dalam pelaporan keuangan ini telah dilakukan
penilaian dengan menggunakan pendekatan nilai pasar (market data approach)
dengan melakukan perbandingan harga penjualan kendaraan bermotor yang
sejenis dan tahun yang sama.

f). Buku dan Media Perpustakaan


Buku dan media perpustakaan dalam pelaporan keuangan ini telah dilakukan
penilaian dengan menggunakan pendekatan nilai pengganti berdasarkan nilai
pasar yang wajar serta memperhatikan nilai sisa manfaat.

88 BPK RI / AUDITAMA III


g). Hewan, Tumbuhan dan Sejenisnya
Hewan, tumbuhan dan sejenisnya dalam pelaporan keuangan ini telah dilakukan
penilaian dengan menggunakan pendekatan nilai pengganti berdasarkan nilai
pasar yang wajar serta memperhatikan nilai sisa manfaat.

h). Heritage (Museum Kepurbakalaan)


Aset tetap heritage adalah aset yang berkaitan dengan barang seni dan
bersejarah termasuk barang-barang kepurbakalaan.

i). Aset Tetap Lainnya


Terhadap aset tetap lain dalam pelaporan keuangan ini telah dilakukan penilaian
dengan menggunakan pendekatan nilai pengganti berdasarkan nilai pasar yang
wajar serta memperhatikan nilai sisa manfaat aset tetap lain.

3). Aset Dalam Pengerjaan


Aset dalam pengerjaan dinilai berdasarkan tingkat penyelesaian atas pengerjaan
berdasarkan dokumen yang mendukung tingkat penyelesaian atas pekerjaan
dimaksud.

4). Aset Lainnya


Aset lainnya adalah aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam aset lancar, aset
tetap dan investasi permanen.

5). Aset Bersih/Ekuitas Dana


Aset bersih/ekuitas dana merupakan selisih antara seluruh kekayaan dikurangi
dengan kewajiban Universitas. Jumlah tersebut merupakan seluruh akumulasi dana
yang dikelola dan dipertanggungjawabkan.
Dalam laporan keuangan seluruh aset bersih per 1 Januari 2002 diklasifikasikan
sebagai Penyertaan Modal Awal Pemerintah.

6). Utang/Piutang
Utang piutang untuk biaya operasional antara Kantor Pusat Universitas dengan
Fakultas, Program Pascasarjana dan Program Magister serta unit lainnya disebut
Utang Piutang Luncuran dieliminasi semaksimal mungkin per tanggal Laporan
Posisi Keuangan.

89 BPK RI / AUDITAMA III


PENJELASAN LAPORAN POSISI KEUANGAN

A. ASET

3.1 ASET LANCAR

3.1.1 KAS DAN SETARA KAS

Jumlah kas dan setara kas terdiri atas:


2004 2003
(Rp) (Rp)
Kas Rupiah 6.172.956.335,47 4.181.716.297,28
Kas Valuta Asing 75.492.274,00 7.758.172,50
Bank Rupiah (Giro) 114.551.640.800,18 78.609.510.275,60
Bank Valuta Asing (Giro) 6.093.447.979,15 3.549.998.874,60
Bank Rupiah (Tabungan) 39.049.494.911,45 22.273.290.986,45
Bank Valuta Asing (Tabungan) 783.997.051,02 417.182.342,65
Bank Rupiah (Deposito) 30.159.140.256,94 20.995.775.899,42
Bank Valuta Asing (Deposito) 889.066.264,12 41.817.100,00
Jumlah 197.775.235.872,33 130.077.049.948,50

Jumlah kas dan setara kas seluruh Unit Universitas Gadjah Mada per 31 Desember 2004
dan 2003 masing-masing sebesar Rp 197.775.235.872,33 dan Rp 130.077.049.948,50.
Deposito yang digolongkan dalam kas dan setara kas merupakan deposito yang bersifat roll
over dan dimanfaatkan sebagai upaya mendayagunakan uang kas sebelum digunakan untuk
operasi Universitas.
Nilai kas dan setara kas dalam valuta asing per 31 Desember 2004 berdasarkan konversi
nilai kurs tengah Bank Indonesia per tanggal 31 Desember 2004 dan 2003 masing-masing
sebesar Rp 9.290,00 dan Rp 8.465,00. Jumlah kas dan setara kas dalam valuta asing per
31 Desember 2004 dan 2003 masing-masing sebesar USD 849,901.81 dan USD
474,513.47.

3.1.2 INVESTASI JANGKA PENDEK

Nilai Investasi Jangka Pendek per 31 Desember 2004 dan 2003 masing-masing sebesar
Rp4.450.000.000,00 dan Rp1.250.000.000,00, dengan rincian sebagai berikut :

2004 2003
(Rp) (Rp)
Fak. Ekonomi di BNI Sekuritas 1.500.000.000,00 1.250.000.000,00
KPU UGM di Syariah Mandiri 100.000.000,00 -
MSI di BNI Sekuritas 1.000.000.000,00 -
Fak Teknik di Bank Niaga 50.000.000,00 -
PS Kedokteran Tropis 300.000.000,00 -

90 BPK RI / AUDITAMA III


Lembaga Pengabdian kepada 1.000.000.000,00 -
Masyarakat
Lembaga Penelitian 500.000.000,00 -
Jumlah 4.450.000.000,00 1.250.000.000,00

3.1.3 PIUTANG
Jumlah piutang terdiri atas:
2004 2003
(Rp) (Rp)

Piutang kepada Mahasiswa 14.495.758.290,00 8.437.286.695,00


Piutang kepada Dosen 385.755.900,00 484.273.300,00
Piutang kepada Pegawai 734.342.285,00 1.295.524.184,00
Piutang Lain-lain 2.383.512.117,81 16.758.335.397,85
Cadangan Piutang Ragu-ragu - -
Jumlah 17.999.368.592,81 26.975.419.576,85

Piutang kepada mahasiswa per 31 Desenber 2004 sebesar Rp14.495.758.290,00 sebagian


besar merupakan tunggakan pembayaran SPP Mahasiswa menurut fakultas/magister yang
belum dapat diklasifikasi umurnya. Jumlah tagihan tersebut sebesar Rp
14.487.083.290,00
berada di Pascasarjana.

Piutang kepada dosen sebesar Rp385.755.900,00 sebagian besar berupa kas bon dari dosen
yang belum diselesaikan pada tanggal 31 Desember 2004.

Piutang kepada pegawai sebesar Rp734.342.285,00 sebagian besar berupa kas bon dari
pegawai yang belum diselesaikan pada tanggal 31 Desember 2004.

Piutang lain-lain sebesar Rp2.383.512.117,81 merupakan tagihan lain-lain UGM kepada


fihak ke III. Piutang lain-lain yang berjumlah cukup signifikan berada di Pasca Sarjana
sebesar Rp865.693.400,00; Fakultas Teknik sebesar Rp 212.941.262,00; Fakultas
Teknologi Pertanian sebesar Rp210.277.081,00; Unit Kegiatan Usaha(UKU) Gama Press
sebesar Rp433.613.300,00; UKU Grha Sabha Pramana sebesar Rp 230.419.842,50; dan
UKU Perpustakaan Universitas sebesar Rp 128.907.086,00.

91 BPK RI / AUDITAMA III


3.1.4 SEDIAAN
Jumlah sediaan terdiri atas:
2004 2003
(Rp) (Rp)

Bahan Habis Pakai (ATK dan Cetakan) 199.000.762,00 833.142.040,00


Bahan Praktikum - 52.289.600,00
Bahan Laboratorium - 613.270.257,00
Bahan Bakar - -
Bahan Perawatan dan Operasi (Bengkel) - -
Barang Kemahasiswaan - -
Barang Rumah Sakit - -
Barang di Toko Universitas - -
Lain-lain 1.599.414.190,67 229.614.037,30
Jumlah 1.798.414.952,67 1.728.315.934,30

Sediaan per 31 Desember 2004 sebesar Rp199.000.762,00 adalah sediaan berdasarkan hasil
opname fisik dan catatan pembukuan Unit Pengelola Barang (UPB) di Kantor Pusat
Universitas dan dari unit kerja lainnya.

Sediaan lain-lain per 31 Desember 2004 sebesar Rp1.599.414.190,67 merupakan sediaan


obat-obatan di Gama Medical Centre Rp 20.630.667,00 dan apotik UGM Rp
219.634.500.66 serta sediaan di Gama Press berupa buku Rp 1.140.926.402.01 dan berupa
barang cetakan Rp218.222.621,00.

3.1.5 POS TRANSITORIS (DEBET)

2004 2003
(Rp) (Rp)
Biaya Dibayar di Muka 402.248.339,00 -
Pembayaran Dimuka kepada Rekanan - -
Pendapatan yang Ditangguhkan - -
R/K Antar Satuan Akuntansi (debet) 22.368.410.768,97 -
Jumlah 22.770.659.107,97 -

Biaya dibayar dimuka sebesar Rp 402.248.339,00 merupakan pembayaran dimuka kepada


pihak ke III di Magister Management sebesar Rp 195.763.085,00 dan biaya dibayar dimuka
di UKU Gama Press sebesar Rp 206.485.254,00.

R/K Antar Satuan Akuntansi sebesar Rp22.368.410.768,97 merupakan jumlah


tagihan/piutang antar satuan akuntansi di UGM yang belum bisa diklarifikasi dan
dilakukan eliminasi.

92 BPK RI / AUDITAMA III


3.2. ASET LANCAR LAINNYA (DANA)

Aset lancar lainnya merupakan dana yang tidak sepenuhnya dikuasai penggunaannya oleh
Universitas. Penggunaan atas aset lancar lainnya selain ditentukan oleh Universitas juga
ditentukan oleh instansi/lembaga lain atau perorangan yang memberikan donasi kepada
UGM (Endowment Fund), serta dana yang dikelola Panitia Pembangunan Gedung Fakultas
Hukum (Plant Fund). Aset lancar lainnya terdiri atas:

3.2.1. DANA SUMBANGAN (ENDOWMENT FUND)

Dana sumbangan (endowment fund) per 31 Desember 2004 sebesar Rp12.002.610.395,00


merupakan himpunan sumbangan (endowment fund) yang diperoleh dari kerjasama dengan
Nippon Foundation Jepang dan dana sumbangan yang dikelola Yayasan Dana Abadi
Universitas Gadjah Mada.

3.2.1.1 KAS DAN SETARA KAS

2004 2003
(Rp) (Rp)

Bank Rupiah Giro 262.964.579,00 140.757.540,00


262.964.579,00 140.757.540,00

Kas dan setara kas sebesar Rp262.964.579,00 merupakan saldo rekening giro milik
Yayasan Dana Abadi yang disimpan di Bank BNI.

3.2.1.2 INVESTASI

Investasi Dana Sumbangan (Endowment Fund) pada tanggal 31 Desember 2004 adalah:

2004 2003
(Rp) (Rp)

Investasi ditempatkan di Deutch 9.489.645.816,00


Bank/Nippon Foundation
Investasi yang ditempatkan di BNI 2.250.000.000,00 2.250.000.000,00
Sekuritas/ Yayasan Dana Abadi UGM
Jumlah 11.739.645.816,00 2.250.000.000,00

Kerjasama antara UGM dengan Nippon Foundation adalah sebagai upaya pemberian bea
siswa untuk program S2 dan program S3. Nippon Foundation sepakat menempatkan dana
sebesar US $1,000,000 dan ditanamkan pada Global Investment Management, Deutsche

93 BPK RI / AUDITAMA III


Bank AG New York, dengan rekening atas nama Gadjah Mada University. Hasil dari
penempatan tersebut (Interest Income) dengan proporsi 70% dapat dimanfaatkan oleh
UGM sedangkan 30% ditempatkan kembali menambah pokok investasi di Deutsche Bank
AG.
Jumlah sebesar Rp 9.489.645.816,00 merupakan penjabaran dari saldo rekening investasi
di Deutsche Bank AG sebesar US$ 1,021,490.40 dengan kurs tengah Bank Indonesia
pertanggal 31 Desember 2004 (Rp9.290/USD).

Nilai Investasi Rp2.250.000.000,00 merupakan investasi oleh Yayasan Dana Abadi UGM
di BNI Sekuritas.

3.2.2 DANA UNTUK ASET TETAP (PLANT FUND)


Dana untuk aset tetap pada tanggal 31 Desember merupakan dana yang dikelola Panitia
Pembangunan Gedung Fakultas Hukum yaitu panitia yang dibentuk untuk menyelesaikan
pembangunan gedung kuliah Fakultas Hukum. Panitia ini merupakan satuan akuntansi
dana yang diperuntukkan untuk pembangunan gedung. Jumlah dana yang terhimpun
sampai dengan 31 Desember 2004 sebesar Rp1.300.000.000,00. Realisasi riil
penghimpunan dana dan kemajuan phisik gedung sampai dengan akhir penyusunan laporan
keuangan belum dilaporkan.

3.3 ASET TETAP

Aset Tetap Universitas Gadjah Mada diklasifikasikan dalam aset tetap tidak terikat dan aset
tetap terikat dengan rincian sebagai berikut:

3.3.1 ASET TETAP TIDAK TERIKAT

2004 2003
(Rp) (Rp)
Tanah - -
Infrastruktur 3.962.630.885,00 3.199.975.000,00
Gedung dan Bangunan 33.183.743.376,92 24.740.073.513,00
Kendaraan dan Alat Angkutan 2.333.949.175,00 1.317.896.175,00
Peralatan dan Mesin 43.278.057.092,00 20.121.414.572,00
Buku & Media Perpustakaan 3.750.631.505,00 2.343.867.188,00
Hewan, Tumbuhan dan sejenisnya. 42.615.140,00 8.300.000,00
Heritage - -
Aset Tetap Lain-lain 43.355.000,00 -

Jumlah 86.594.982.173,92 51.731.526.448,00

94 BPK RI / AUDITAMA III


Aset tetap tidak terikat adalah aset tetap yang tidak ada pembatasan peruntukannya dari
pemberi dana. Nilai aset tetap tidak terikat sebesar Rp 86.594.982.173,92 merupakan aset
hasil pengadaan dari Dana Masyarakat dan pembangunan/hibah/sumbangan langsung dari
masyarakat yang terakumulasi sampai dengan 31 Desember 2004.

3.3.2 ASET TETAP TERIKAT


2004 2003
(Rp) (Rp)

Tanah 1.698.394.951.500,00 1.698.394.951.500,00


Infrastruktur 24.731.234.338,61 23.968.040.338,61
Gedung dan Bangunan 547.426.350.019,81 546.734.816.519,81
Kendaraan dan Alat Angkutan 10.052.640.075,00 9.892.910.075,00
Peralatan dan Mesin 165.734.093.795,00 160.187.024.410,00
Buku & Media Perpustakaan 7.027.230.704,00 6.201.963.963,00
Hewan, Tumbuhan dan sejenisnya 10.750.000,00 10.750.000,00
Aset Tetap Lain-lain 3.048.646.162,00 2.753.806.162,00

Jumlah 2.456.425.896.594,42 2.448.144.262.968,42

Aset tetap terikat sebesar Rp2.456.425.896.594,42 merupakan aset tetap yang dibatasi
peruntukannya oleh pemberi dana.

Aset tetap tanah sebesar Rp1.698.394.951.500,00 merupakan tanah yang dikuasai oleh
Universitas. Nilai tanah pada laporan keuangan ini termasuk nilai tanah yang dikuasakan
oleh pemiliknya kepada Universitas untuk digunakan sebagai tempat pendidikan seluas
6.082.950 m2 dengan nilai Rp132.935.650.000,00 atau 63 % dari luas tanah keseluruhan
9.654.637 m2.

Dalam nilai gedung dan bangunan sebesar Rp547.426.350.019,81 belum termasuk nilai
Gedung Unit IV Fakultas Farmasi dan Gedung SIC (Student Internet Center) Fakultas
MIPA serta Masjid Kampus UGM beserta bangunan penunjangnya yang telah selesai
dalam tahun 2002 namun sampai dengan akhir tahun 2004 belum diserahkan kepada
universitas.
Nilai bangunan tersebut juga tidak mencakup penambahan nilai gedung sebagai akibat
renovasi/perbaikan oleh unit kerja di UGM atau pihak lain yang terkait yang belum
dilaporkan. Bangunan yang telah direnovasi tetapi pertambahan nilai bangunannya belum
tercantum dalam laporan keuangan antara lain adalah bangunan ATM dan Kantor Kas
Pembantu Bank Niaga, Bank BNI, Bank Mandiri dan bangunan rumah dinas yang
digunakan untuk kantor Gama Medical Center, Jogya Medianet, GMUM dan BPR Duta
Gama.

95 BPK RI / AUDITAMA III


Untuk mendukung kegiatan Universitas beberapa persil tanah Universitas telah dibangun
gedung/bangunan oleh pihak pengguna tanah tersebut yaitu:
- RSUP Dr Sardjito dibangun oleh Departemen Kesehatan sebagai rumah sakit
pendidikan.
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dengan jangka waktu pemanfaatan selama
25 tahun terhitung sejak 20 Februari 2001. Bangunan gedung kantor yang dibangun
pihak Bank di atas tanah milik Universitas tersebut berikut fasilitasnya akan
diserahkan ke Universitas setelah masa perjanjian berakhir.
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dengan jangka waktu pemanfaatan selama
30 tahun terhitung sejak 23 Agustus 2000.
- PT Bank Mandiri (Persero) dengan jangka waktu pemanfaatan selama 10 tahun
terhitung sejak 5 September 2000.
- Purna Budaya didirikan oleh Departemen Pendidikan Nasional Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta.
- Pusat Pendidikan dan Ketrampilan Profesional (PPKP), Universitas Negeri
Yogyakarta.

3.4 ASET LAIN LAIN

Nilai aset lain-lain sebesar Rp 536.820.354.298,52 terdiri atas:

3.4.1 ASET DALAM KONSTRUKSI TIDAK TERIKAT

2004 2003
(Rp) (Rp)
Tanah - -
Infrastruktur 1.180.676.135,00 -
Gedung dan Bangunan 21.227.807.930,00 12.758.680.000,00
Kendaraan dan Alat Angkutan - -
Peralatan dan Mesin - -
Buku & Media Perpustakaan - -
Hewan, Tumbuhan dan sejenisnya - -
Aset Tetap Lain-lain - -
Jumlah 22.408.484.065,00 12.758.680.000,00

Aset dalam konstruksi tidak terikat per 31 Desember 2004 sebesar Rp22.408.484.065,00
merupakan pengeluaran untuk pembangunan aset yang belum selesai 100%. Jumlah
tersebut terdiri atas:

• Pembangunan infrastruktur sebesar Rp1.180.676.135,00 yaitu di Kantor Pusat


Universitas UGM dan di Fakultas Teknik.
• Pembangunan gedung dan bangunan sebesar Rp21.227.807.930,00 merupakan
pembangunan gedung di Magister Management sebesar Rp18.986.840.670,00 (s.d 2003

96 BPK RI / AUDITAMA III


audited); di Fakultas MIPA sebesar Rp268.546.260,00; dan di Fakultas Kedokteran
Rp1.972.421.000,00.

3.4.2 ASET DALAM KONSTRUKSI TERIKAT

2004 2003
(Rp) (Rp)
Tanah - -
Infrastruktur 45.134.206.713.17 33.093.402.935,29
Gedung dan Bangunan 360.589.265.285,35 324.348.195.615,07
Kendaraan dan Alat Angkutan - -
Peralatan dan Mesin 103.284.280.730,00 54.425.446.109,00
Buku & Media Perpustakaan - -
Hewan, Tumbuhan dan sejenisnya. - -
Aset Tetap Lain-lain - -
Jumlah 509.007.752.728,52 411.867.044.659,36

Aset dalam konstruksi terikat per 31 Desember 2004 sebesar Rp509.007.752.728,52


berasal dari penambahan dari Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi (P2T) berupa
infrastruktur Rp45.134.206.713,17; gedung dan bangunan Rp351.223.684.756,11;
peralatan dan mesin Rp103.284.280.730,00; serta dari pembangunan Gama Book Store
yang dibangun oleh PT Neocelindo Intibeton sebesar Rp9.311.308.779,24 (lihat butir 3.6
Kewajiban Jangka Panjang). Aset hasil pembangunan/pengadaan oleh Proyek Peningkatan
Perguruan Tinggi (P2T) sebagian besar telah diselesaikan namun belum dicatatkan dalam
daftar aset tetap UGM, karena serah terima dari proyek ke UGM belum dilaksanakan.

3.4.3 HAK PATEN DAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI)

2004 2003
(Rp) (Rp)
Hak Paten - -
HAKI 53.050.000,00 -
Biaya Pendirian 45.200.000,00 -
Jumlah 98.250.000,00 -

Biaya pendirian merupakan pengeluaran awal untuk mendapatkan pengakuan bagi suatu
satuan usaha dari pihak luar. Jumlah sebesar Rp98.250.000,00 merupakan biaya pendirian
di Program Pendidikan Profesi Akuntansi sebesar Rp45.200.000,00 dan pembangunan
software di Fakultas Teknik sebesar Rp 53.050.000,00.

97 BPK RI / AUDITAMA III


3.4.4 PENYERTAAN DI UNIT USAHA & JOINT OPERATION

Penyertaan di unit usaha dan Joint Operation sebesar Rp5.305.867.505,00 terdiri atas:
2004 2003
(Rp) (Rp)
Penyertaan Reksadana 500.000.000,00 700.000.000,00
PT GMUM 4.409.710.005,00 0,00
Bank Garansi 396.157.500,00 308.939.500,00
Jumlah 5.305.867.505,00 Rp1.008.939.500,00

- Penyertaan Reksadana sebesar Rp500.000.000,00 merupakan investasi dari Pusat


Studi Kependudukan dan Kebijakan.
- Penyertaan Universitas Gadjah Mada kepada PT GMUM sebesar Rp 4.409.710.005,00
merupakan seluruh modal di setor yang dilaporkan oleh PT GMUM sejak berdirinya
PT GMUM. Secara substance over form PT GMUM didirikan dan dalam kendali
sepenuhnya oleh Universitas sehingga sejak tahun 2004 dibukukan sebagai penyertaan
di Laporan Keuangan UGM .
- Bank Garansi sebesar Rp396.157.500,00 yaitu bank garansi di Magister Ekonomi
Pembangunan sebesar Rp54.787.500,00; di Fakultas Teknik sebesar
Rp176.370.000,00, dan sebesar Rp165.000.000,00 di Pusat Studi Ekonomi dan
Kebijakan Publik.

KEWAJIBAN DAN ASET BERSIH (EKUITAS DANA)

3.5. KEWAJIBAN LANCAR

3.5.1. UTANG

2004 2003
(Rp) (Rp)

Utang Kepada Rekanan 76.903.133,00 100.000.000,00


Utang Kepada Mahasiswa 503.235.989,00 547.810.869,00
Utang Kepada Dosen 835.800,00 26.520.500,00
Utang Kepada Pegawai 20.000.000,00 -
Utang Pajak 1.957.429.208,00 911.611,00
Utang Lain-lain 11.078.632.263,59 22.792.630.845,00
Jumlah 13.637.036.393,59 23.467.873.825,00

Utang kepada rekanan sebesar Rp76.903.133,00 merupakan saldo utang UGM (di unit
Kantor Pusat Pascasarjana) kepada rekanan yang bekerja untuk UGM per 31 Desember
2004.

98 BPK RI / AUDITAMA III


Utang kepada mahasiswa sebesar Rp503.235.989,00 merupakan perhitungan atas
pembayaran biaya kuliah yang dibayar dimuka (sistem paket) sehingga belum diakui
sebagai pendapatan Universitas untuk periode tahun 2004. Utang tersebut sebagian besar
terjadi di Pascasarjana sebesar Rp482.750.058,00

Utang kepada dosen sebesar Rp835.800,00 merupakan perhitungan pinjaman dosen


kepada kantor Pascasarjana.

Utang kepada pegawai sebesar Rp20.000.000,00 di Magister Pengelolaan Lingkungan


berupa utang Magister kepada individu pengelola.

Utang Pajak sebesar Rp1.957.429.208,00 merupakan pajak-pajak yang dipungut tetapi


belum disetorkan ke Kas Negara. Utang tersebut terjadi di Kantor Pusat Universitas dan
Pascasarjana.

Utang lain-lain sebesar Rp11.078.632.263,59 merupakan utang kepada pihak-pihak ke


III di luar UGM. Jumlah tersebut terdiri atas utang kepada:

2004
(Rp)
Bank Mandiri 4.700.000.000,00
Kosudgama 2.129.160.000,00
CV Sumber Teknik 638.924.300,00
PT Calmic Indonesia 21.560.000,00
PT Prima Integrasi Network 65.007.795,00
CV Wastu Buana Abdi Teknik 5.625.000,00
Pembuatan Perangkat Lunak E-LISA 16.100.000,00
Pihak ke III kontrak kerjasama F.Teknik 2.047.922.575,00
Pihak ke III (di magister- magister) 419.090.522,00
Pihak ke III (di satuan akuntansi lain) 1.035.192.071,59
Jumlah 11.078.632.263,59

3.5.2 POS TRANSITORIS (KEWAJIBAN)

Pos transitoris sisi kewajiban/utang terdiri atas:

2004 2003
(Rp) (Rp)
Uang Titipan 174.692.525,23 518.516.510,00
Jaminan - -
R/K Antar Satuan Akuntansi (kredit) 32.588.846.656,00 -
Jumlah 32.763.539.181,23 518.516.510,00

99 BPK RI / AUDITAMA III


Uang titipan sebesar Rp174.692.525,23 merupakan uang titipan di KPTU Pascasarjana
sebesar Rp7.067.000,00 dan Fakultas Ekonomi sebesar Rp167.625.525,23.

R/K Antar Satuan Akuntansi sisi kredit sebesar Rp 32.588.846.656,00 merupakan


kewajiban antar satuan akuntansi yang belum bisa di eliminasi. Jumlah R/K yang terbesar
berada di Kantor Pusat Universitas Bagian Anggaran Masyarakat sebesar Rp
15.204.472.821,00 yaitu alokasi ke unit-unit untuk tahun 2004 yang belum diambil, di
Magister Administrasi Publik sebesar Rp 2.027.500.000,00 yaitu R/K dengan
Pascasarjana. Jumlah lainnya sebesar Rp3.643.471.072,00 berada di Kantor Pusat
Pascasarjana berupa titipan bea siswa program S3 yang tersimpan di rekening
Pascasarjana.

3.6 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Kewajiban Jangka Panjang sebesar Rp 9.311.308.779,24 merupakan kewajiban yang harus


dibayar oleh UGM kepada PT Neocelindo Intibeton dalam rangka kerjasama pembangunan
dan pengoperasian Gadjah Mada Bookstore sesuai perjanjian kontrak Nomor
5069/P/KS/2003 tanggal 26 September 2003. Nilai kewajiban jangka panjang disesuaikan
dengan kemajuan pembangunan gedung sampai dengan 31 Desember 2004 yaitu
mencapai + 24% dari nilai biaya pembangunan secara keseluruhan sebesar Rp
38.591,939.435, 50.

3.7 ASET BERSIH

Aset bersih (ekuitas) Universitas merupakan seluruh kekayaan dikurangi kewajiban


Universitas. Aset bersih per 31 Desember 2004 terinci sebagai berikut:

3.7.1 ASET BERSIH DANA LANCAR

Aset Bersih Dana Lancar terdiri atas:

3.7.1.1 Aset Bersih Dana Lancar Tidak Terikat

2004 2003
(Rp) (Rp)

Dana Lancar Dana Masyarakat 225.415.948.746,84 113.579.420.754,13


Penyertaan Awal Pemerintah 69.891.675.653,98 70.964.344.258,98
Jumlah 295.307.624.400,82 184.543.765.013,11

100 BPK RI / AUDITAMA III


Aset bersih dana lancar dana masyarakat merupakan selisih kekayaan dan kewajiban
Universitas dari masyarakat yang tidak mengalami keterikatan dari pemberi dana.
Penyertaan Awal Pemerintah yang dikelompokkan sebagai aset bersih dana lancar tidak
terikat adalah kekayaan yang diperoleh universitas melalui kerjasama dan kontrak
pemerintah, tetapi tidak berasal dari pengeluaran pemerintah langsung kepada UGM
(DIK/DIP untuk UGM). Penurunan Penyertaan Awal Pemerintah tahun 2004
dibandingkan tahun 2003 merupakan penghapusbukuan entitas Yayasan Dana Pembina
yang pada tahun 2003 telah dibukukan sebagai Penyertaan Awal Pemerintah dan
reklasifikasi Dana Fakultas Teknik yang dipindahkan ke dana masyarakat terikat
sementara.

3.7.1.2 Aset Bersih Dana Lancar Terikat Sementara


Aset bersih dana lancar terikat sementara sebesar Rp2.973.615.402.747,76 merupakan
selisih kekayaan dan kewajiban Universitas yang mengalami keterikatan sementara dari
pemberi dana.

2004 2003
(Rp) (Rp)

Dana Lancar Dana Masyarakat 511.815.437.530,38 416.041.972.32,94


Penyertaan Awal Pemerintah 2.461.799.965.307,38 2.460.969.111.654,38
Jumlah 2.973.615.402.837,76 2.877.011.083.687,32

Dana lancar terikat sementara sebesar Rp 511.821.116.780,38 merupakan selisih


kekayaan dan kewajiban Univeritas yang mengalami keterikatan dari pemberi dana
yang berasal dari Dana Masyarakat.
Penyertaan Awal Pemerintah sebesar Rp2.461.799.965.307,38 merupakan kekayaan
dan kewajiban Universitas yang berasal dari anggaran pemerintah dan hasil
inventarisasi awal kekayaan UGM ketika menjadi Badan Hukum Milik Negara
(BHMN). Penambahan Penyertaan Awal Pemerintah sebesar Rp 830.853.653,00
sebagai akibat reklasifikasi entitas Dana Fakultas Teknik yang dipindah dari dana
Masyarakat Tidak Terikat ke Dana Masyarakat Terikat Sementara.

101 BPK RI / AUDITAMA III


3.7.2 ASET BERSIH DANA TIDAK LANCAR

Aset bersih dana tidak lancar sebesar Rp13.302.610.395,00 merupakan aset bersih yang
dikelola oleh Universitas yaitu:

2004 2003
(Rp) (Rp)

Dana Sumbangan/Endowment fund 12.002.610.395,00 2.390.757.540,00


Dana untuk Aset Tetap/Plant Fund 1.300.000.000,00 -
Jumlah 13.302.610.395,00 2.390.757.540,00

Aset bersih dana tidak lancar sebesar Rp12.002.610.395,00 merupakan dana


sumbangan(endowment fund) per 31 Desember yang diperoleh dari kerjasama dengan
Nippon Foundation Jepang dan dana sumbangan yang dikelola Yayasan Dana Abadi
Universitas Gadjah Mada (lihat butir 3.2.1).

Dana untuk aset tetap sebesar Rp1.300.000.000,00 merupakan dana yang dikelola Panitia
Pembangunan Gedung Fakultas Hukum yaitu panitia yang dibentuk untuk penyelesaian
pembangunan gedung kuliah Fakultas Hukum (lihat butir 3.2.2).

4. PENJELASAN LAPORAN AKTIVITAS

4.1 PENERIMAAN

4.1.1 PENERIMAAN DANA DARI PEMERINTAH

Penerimaan dari dana pemerintah pada tahun 2004 adalah:

(Rp)
Anggaran Rutin /DIK-APBN 101.691.311.358,00
Anggaran Pembangunan /DIP-APBN 120.801.150.720,74
Hibah 6.059.895.600,00
Kerja sama dan kontrak dengan instansi pemerintah 7.286.061.711,00
Jumlah 235.838.419.389,74

Penerimaan yang berasal dari dana pemerintah sebesar Rp101.691.311.358,00. dari


anggaran rutin merupakan penerimaan berasal dari alokasi APBN Pemerintah
Republik Indonesia melalui Daftar Isisan Kegiatan (DIK) UGM tahun 2004 untuk
membiayai kegiatan rutin Universitas.

Jumlah sebesar Rp120.801.150.720,74 merupakan penerimaan berasal dari anggaran


pembangunan Pemerintah Republik Indonesia melalui Daftar Isian Proyek(DIP)

102 BPK RI / AUDITAMA III


Peningkatan Perguruan Tinggi (P2T) untuk pengembangan sarana dan prasarana serta
kegiatan pengembangan lain Universitas.

Penerimaan Hibah sebesar Rp6.000.000.000,00 merupakan hibah pemerintah pusat


kepada UGM untuk percepatan BHMN UGM yang diterima Kantor Pusat
Universitas. Sedangkan sebesar Rp37.770.000,00 hibah yang diterima di Pusat Studi
Kedokteran Tropis dan sebesar Rp22.125.600,00 di Pusat Studi Perencanaan
Pembangunan.

Penerimaan kontrak dan kerjasama dengan instansi pemerintah sebesar


Rp7.286.061.711,00 merupakan hasil kerjasama dan kontrak antara UGM dengan
berbagai instansi pemerintah. Kontrak dan kerjasama yang signifikan ialah di Pusat
Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik sebesar Rp1.972.824.370,00; berada di Pusat
Studi Perencanaan dan Pembangunan Regional sebesar Rp2.078.292.000,00; dan
berada di Lembaga Penelitian sebesar Rp2.978.478.750,00.

4.1.2 PENERIMAAN DANA MASYARAKAT

Penerimaan Dana Masyarakat dalam tahun 2004 terdiri atas:


(Rp)
Penerimaan Pendidikan dan Fee 289.224.149.611,48
Penerimaan Hibah, Donasi dan Sumbangan 6.794.230,58
Penerimaan Kerjasama dan Kontrak 62.108.596.071,57
Penerimaan Lain dari Masyarakat 29.021.468.839,31
Jumlah 380.361.008.752,94

4.1.2.1 Penerimaan Pendidikan dan Fee


Penerimaaan dana masyarakat sebesar Rp289.224.149.611,48 merupakan penerimaan
pendidikan dan fee berupa iuran dari mahasiswa yang diterima oleh Universitas
selama perioda tahun 2004. Jumlah tersebut terdiri atas:
(Rp)
Sumbangan Pembinaan Pendidikan(SPP) 119.199.798.028,68
Biaya Operasional Pendidikan (BOP) 40.019.202.135,17
Sumbangan Pengembangan Mutu Pendidikan (SPMA)
96.085.512.721,67
Uang Praktikum Mahasiswa 234.914.500,00
Fee Peneliti Asing 2.748.325,00
Penerimaan dari Calon Mahasiswa 9.243.972.695,34
Semester Pendek 689.735.791.22
Uang Ujian dan Wisuda 4.050.000,00
Penerimaan Pendidikan Lainnya 23.744.215.414,40
Jumlah 289.224.149.611,48

103 BPK RI / AUDITAMA III


4.1.2.2 Penerimaan Hibah, Donasi, dan Sumbangan

Penerimaan hibah masyarakat sebesar Rp 6.794.230,58 merupakan hibah dari


masyarakat ke UGM Hibah tersebut terjadi di Pusat Studi Pancasila sebesar
Rp4.157.230,58 dan sebesar Rp 2.637.000,00 diterima oleh Pusat Studi Bencana
Alam.

4.1.2.3 Penerimaan Kerjasama dan Kontrak

Penerimaan kerjasama dan kontrak sebesar Rp62.108.596.071,57 merupakan


penerimaan kontrak dan kerjasama yang diterima oleh Universitas selama perioda
tahun 2004 sebagai akibat kegiatan pelayanan jasa pendidikan, jasa profesionals dan
pemanfaatan sarana dan prasarana oleh Universitas yang dituangkan dalam
perikatan.

4.1.2.4 Penerimaan Lain dari Masyarakat

Penerimaan lain dari masyarakat sebesar Rp29.021.468.839,31 merupakan


penerimaan yang diterima oleh Universitas selama perioda tahun 2004.
Penerimaan tersebut terdiri atas:

(Rp)
Institusional Fee 4.673.619.164,20
Seminar, lokakarya, kursus dan pelatihan 3.619.562.805,64
Penerimaan lain 20.728.286.869,47
Jumlah 29.021.468.839,31

4.1.3 PENERIMAAN HASIL USAHA DAN TABUNGAN UNIVERSITAS

Penerimaan hasil usaha dan tabungan universitas selama tahun 2004 dapat direalisir
sebesar Rp 10.268.857.980,77. Jumlah tersebut merupakan penghasilan dari Unit
Pelaksana Teknis/Unit Penunjang yang dibentuk oleh Universitas untuk melayani
masyarakat atas jasa-jasa diluar Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan rincian sebagai
berikut:

(Rp)
Hasil Penjualan Produk dan Jasa Universitas 8.252.062.935,12
Hasil Usaha Tambahan 1.774.387.827,00
Hasil Hasil Investasi 192.236.223,65
Jumlah 10.218.685.985,77

104 BPK RI / AUDITAMA III


4.1.4 PENERIMAAN LUAR NEGERI

Penerimaan dari luar negeri untuk tahun 2004 sebesar Rp2.693.098.065,00 merupakan
penerimaan Universitas yang berasal dari Luar Negeri. Jumlah tersebut terdiri atas:

(Rp)
Penerimaan Pinjaman Luar Negeri -
Penerimaan Sumbangan, Hibah dan Donasi LN 1.324.485.065,00
Penerimaan Kontrak dan Kerjasama LN 1.368.613.000,00
Jumlah 2.693.098.065,00

Penerimaan sumbangan, hibah dan donasi luar negeri merupakan penerimaan dari
masyarakat, lembaga atau pemerintah luar negeri kepada Universitas Gadjah Mada.

Penerimaan kontrak dan kerjasama luar negeri merupakan penerimaan hasil kontrak dan
kerjasama antara UGM dengan masyarakat, lembaga atau pemerintah luar negeri.

4.1.5 PENERIMAAN LAIN-LAIN

Penerimaan lain-lain tahun 2004 sebesar Rp9.731.816.118,56 merupakan penerimaan


non operasional yang berasal dari adanya penyimpanan uang Universitas yang di
titipkan di bank, serta penerimaan lain dari masyarakat seperti seminar, workshop dan
lain lain. Jumlah tersebut dengan rincian sebagai berikut:

(Rp)
Penerimaan Bunga 4.221.206.305,84
Penerimaan Sewa 1.693.419.477,00
Penerimaan Lainnya 3.817.190.335,72

Jumlah 9.731.816.118,56

4.2 PENGELUARAN

4.2.1 PENGELUARAN KELEMBAGAAN

Pengeluaran kelembagaan tahun 2004 sebesar Rp 226.548.195.669,14 merupakan


pengeluaran untuk pendukung kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang sebagian
besar berupa kegiatan administrasi umum, pelatihan, perawatan sarana dan pra sarana
dan penggajian Pegawai Negeri Sipil dari Dana Pemerintah. Pengeluaran kelembagaan
terjadi di:

105 BPK RI / AUDITAMA III


(Rp)
KPU Universitas (termasuk P2T) 144.166.486.867,09
Fakultas Biologi 492.038.911,15
Fakultas Ekonomi 3.176.299.722,29
Fakultas Farmasi 1.721.808.171,95
Fakultas Filsafat 433.599.464,00
Fakultas Geografi 1.606.657.626,00
Fakultas Hukum 240.864.188,00
Fakultas Ilmu Budaya 2.281.710.735,47
Fakultas Isipol 1.141.536.092,86
Fakultas Kedokteran 1.579.488.844,00
Fakultas Kedokteran Gigi 1.167.865.032,00
Fakultas Kedokteran Hewan 751.257.193,00
Fakultas Kehutanan 1.409.652.544,00
Fakultas MIPA 246.561.377,00
Fakultas Pertanian 778.860.902,18
Fakultas Peternakan 662.803.494,00
Fakultas Psikologi 1.110.653.516,00
Fakultas Teknik 15.784.895.223,00
Fakultas Teknologi Pertanian 614.736.915,00
Pascasarjana 35.433.569.948,15
UPT-UPT 5.678.537.136,13
Lembaga Penelitian 0
Pusat Studi 6.068.311.765,77
LPM 0
Jumlah 226.548.195.669,14

4.2.2 PENGELUARAN PENDIDIKAN


Pengeluaran pendidikan tahun 2004 sebesar Rp 137.132.490.371,32 adalah pengeluaran
yang terjadi di fakultas-fakultas berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan.

(Rp)
KPU Universitas (termasuk P2T) 22.279.764.916,00
Fakultas Biologi 300.651.787,16
Fakultas Ekonomi 14.066.634.578,37
Fakultas Farmasi 2.164.575.161,99
Fakultas Filsafat 613.226.232,00
Fakultas Geografi 1.202.286.868,00
Fakultas Hukum 647.356.368,00
Fakultas Ilmu Budaya 2.189.874.059,00
Fakultas Isipol 4.798.359.905,55
Fakultas Kedokteran 5.682.934.908,00
Fakultas Kedokteran Gigi 648.130.925,00
Fakultas Kedokteran Hewan 1.158.305.284,00

106 BPK RI / AUDITAMA III


Fakultas Kehutanan 977.201.246,00
Fakultas MIPA 4.571.713.912,00
Fakultas Pertanian 1.897.117.970,00
Fakultas Peternakan 861.642.308,00
Fakultas Psikologi 1.116.989.957,00
Fakultas Teknik 1.602.910.140,61
Fakultas Teknologi Pertanian 659.292.858,00
Pascasarjana 68.562.952.076,64
UPT-UPT 864.728.222,00
Lembaga Penelitian 0
Pusat Studi 265.840.688,00
LPM 0
Jumlah 137.132.490.371,32

4.2.3 PENGELUARAN PENELITIAN

Pengeluaran penelitian tahun 2004 sebesar Rp 42.233.427.481,60 merupakan


pengeluaran yang terjadi di fakultas-fakultas berkaitan dengan penyelenggaraan
penelitian yang dilakukan oleh pusat-pusat studi.
(Rp)
KPU Universitas (termasuk P2T) 21.239.431.770,00
Fakultas Biologi 25.000.000,00
Fakultas Ekonomi 79.800.000,00
Fakultas Farmasi 0
Fakultas Filsafat 15.200.000,00
Fakultas Geografi 309.085.350,00
Fakultas Hukum 0
Fakultas Ilmu Budaya 117.427.000,00
Fakultas Isipol 20.905.000,00
Fakultas Kedokteran 457.827.400,00
Fakultas Kedokteran Gigi 0
Fakultas Kedokteran Hewan 0
Fakultas Kehutanan 82.020.780,00
Fakultas MIPA 119.138.400,00
Fakultas Pertanian 149.541.500,00
Fakultas Peternakan 21.000.000,00
Fakultas Psikologi 6.600.000,00
Fakultas Teknik 4.105.816.195,00
Fakultas Teknologi Pertanian 70.000.000,00
Pascasarjana 751.017.076,00
UPT-UPT 183.721.527,00
Lembaga Penelitian 3.553.077.720,00
Pusat Studi 10.926.817.763,60
LPM 0
Jumlah 42.233.427.481,60

107 BPK RI / AUDITAMA III


4.2.4 PENGELUARAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

Pengeluaran pengabdian pada masyarakat tahun 2004 sebesar Rp10.756.667.296,98


merupakan pengeluaran-pengeluaran yang terjadi di UPT, Pusat-pusat Studi dan Kantor
Pusat Universitas berkaitan dengan penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat.

(Rp)
KPU Universitas (termasuk P2T) 1.152.954.066,00
Fakultas Biologi 46.743.210,00
Fakultas Ekonomi 19.250.000,00
Fakultas Farmasi 0
Fakultas Filsafat 3.000.000,00
Fakultas Geografi 0
Fakultas Hukum 0
Fakultas Ilmu Budaya 45.000.000,00
Fakultas Isipol 0
Fakultas Kedokteran 29.260.000,00
Fakultas Kedokteran Gigi 233.210.600,00
Fakultas Kedokteran Hewan 0
Fakultas Kehutanan 15.890.000,00
Fakultas MIPA 50.168.680,00
Fakultas Pertanian 24.260.000,00
Fakultas Peternakan 7.000.000,00
Fakultas Psikologi 11.470.000,00
Fakultas Teknik 252.471.036,00
Fakultas Teknologi Pertanian 20.000.000,00
Pascasarjana 971.654.338,98
UPT-UPT 1.668.158.250,00
Lembaga Penelitian 0
Pusat Studi 3.551.525,00
LPM 6.202.625.591,00
Jumlah 10.756.667.296,98

4.2.5 PENGELUARAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Pengeluaran pengembangan Sumber Daya Manusia tahun 2004 sebesar


Rp5.275.757.032,00 merupakan pengeluaran untuk pengembangan karir tenaga
akademik dan non akademik melalui diklat struktural, fungsional atau pelatihan tehnis.
Pengeluaran ini terjadi di:
(Rp)
KPU Universitas (termasuk P2T) 3.346.479.890,00
Fakultas Biologi 853.000,00
Fakultas Ekonomi 1.995.600,00
Fakultas Filsafat 6.364.100,00

108 BPK RI / AUDITAMA III


Fakultas Geografi 500.000,00
Fakultas Isipol 95.667.000,00
Fakultas Kedokteran 58.243.670,00
Fakultas Kedokteran Gigi 8.377.610,00
Fakultas Kedokteran Hewan 3.186.003,00
Fakultas Kehutanan 23.469.000,00
Fakultas MIPA 31.560.900,00
Fakultas Pertanian 19.993.840,00
Fakultas Peternakan 4.341.250,00
Fakultas Psikologi 15.458.168,00
Fakultas Teknik 23.978.900,00
Pascasarjana 1.071.288.101,00
Pusat Studi 564.000.000,00
Jumlah 5.275.757.032,00

4.2.6 PENGELUARAN KEMAHASISWAAN

Pengeluaran kemahasiswaan sebesar Rp30.025.432.354,00 merupakan pengeluaran


untuk peningkatan kualitas mahasiswa, kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan wisuda, dies
natalis dan kegiatan mahasiswa lainnya. Pengeluaran ini terjadi di:
(Rp)
KPU Universitas (termasuk P2T) 26.040.579.406,00
Fakultas Biologi 3.481.500,00
Fakultas Ekonomi 178.956.900,00
Fakultas Farmasi 10.608.620,00
Fakultas Filsafat 13.639.300,00
Fakultas Geografi 28.483.280,00
Fakultas Hukum 9.008.000,00
Fakultas Ilmu Budaya 47.696.000,00
Fakultas Isipol 68.248.930,00
Fakultas Kedokteran 83.973.235,00
Fakultas Kedokteran Gigi 23.331.000,00
Fakultas Kedokteran Hewan 10.947.475,00
Fakultas Kehutanan 37.811.190,00
Fakultas MIPA 42.660.657,00
Fakultas Pertanian 80.703.000,00
Fakultas Peternakan 35.721.357,00
Fakultas Psikologi 108.975.342,00
Fakultas Teknik 255.671.213,00
Fakultas Teknologi Pertanian 54.641.750,00
Pascasarjana 2.890.294.199,00
Jumlah 30.025.432.354,00

109 BPK RI / AUDITAMA III


4.2.7 PENGELUARAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DAN SISTEM
INFORMASI

Pengeluaran pengembangan teknologi dan sistem informasi sebesar Rp7.867.619.246,05


merupakan pengeluaran untuk langganan internet dan pengembangan sistem informasi.
Pengeluaran Pengembangan Teknologi dan Sistem Informasi terjadi di:

(Rp)
KPU Universitas (termasuk P2T) 5.296.233.535,00
Fakultas Biologi 0
Fakultas Ekonomi 2.600.000,00
Fakultas Farmasi 0
Fakultas Filsafat 11.358.050,00
Fakultas Geografi 11.360.400,00
Fakultas Hukum 0
Fakultas Ilmu Budaya 33.371.938,00
Fakultas Isipol 62.765.000,00
Fakultas Kedokteran 339.927.409,00
Fakultas Kedokteran Gigi 0
Fakultas Kedokteran Hewan 12.275.115,00
Fakultas Kehutanan 2.836.613,00
Fakultas MIPA 163.854.465,00
Fakultas Pertanian 127.094.507,00
Fakultas Peternakan 3.770.000,00
Fakultas Psikologi 20.727.300,00
Fakultas Teknik 21.838.765,00
Fakultas Teknologi Pertanian 10.124.886,00
Pascasarjana 1.717.731.263,05
UPT-UPT 0
Lembaga Penelitian 0
Pusat Studi 29.750.000,00
LPM 0
Jumlah 7.867.619.246,05

4.2.8 PENGELUARAN SARANA PRASARANA DAN LINGKUNGAN KAMPUS

Pengeluaran sarana prasarana dan lingkungan kampus tahun 2004 sebesar


Rp21.613.888.496,00 merupakan pengeluaran untuk pemeliharaan dan operasional,
peralatan listrik, air, telepon dan untuk barang/bahan habis pakai. Perincian
pengeluaran ini adalah:
(Rp)
KPU Universitas (termasuk P2T) 10.857.478.044,00
Fakultas Biologi 34.139.644,00
Fakultas Ekonomi 863.120.370,00
Fakultas Farmasi 203.959.600,00

110 BPK RI / AUDITAMA III


Fakultas Filsafat 54.676.127,00
Fakultas Geografi 114.092.879,00
Fakultas Hukum 403.265.500,00
Fakultas Ilmu Budaya 278.196.080,00
Fakultas Isipol 317.110.678,00
Fakultas Kedokteran 1.205.031.348,00
Fakultas Kedokteran Gigi 34.919.720,00
Fakultas Kedokteran Hewan 262.516.548,00
Fakultas Kehutanan 387.458.575,00
Fakultas MIPA 342.143.070,00
Fakultas Pertanian 575.006.918,00
Fakultas Peternakan 294.325.710,00
Fakultas Psikologi 377.512.341,00
Fakultas Teknik 32.146.265,00
Fakultas Teknologi Pertanian 13.853.250,00
Pascasarjana 4.514.375.746,00
UPT-UPT 144.910.082,00
Lembaga Penelitian 0
Pusat Studi 303.650.001,00
LPM 0
Jumlah 21.613.888.496,00

4.3 SURPLUS/KENAIKAN ASET BERSIH

Surplus/Kenaikan Aset Bersih tahun 2004 sebesar Rp157.389.550.364,92 terdiri dari :

(Rp)
Kenaikan Kas dan Setara Kas 67.698.185.923,83
Penambahan Investasi 3.200.000.000,00

Perubahan Piutang (8.976.050.984,04)

Perubahan Sediaan 70.099.018,37

Penambahan Aset Tetap dan Aset Lainnya 155.403.448.096,08


Perubahan Utang/Transitoris dan lain-lain (60.006.131.689,32)
Jumlah 157.389.550.364,92

Kenaikan Aset Bersih dalam tahun 2004 berasal dari:

(Rp)
KPU Universitas 14.547.644.986,48
P2T 83.953.757.320,74
Fakultas Biologi 623.795.397,41
Fakultas Ekonomi 2.861.513.616,99

111 BPK RI / AUDITAMA III


Fakultas Farmasi (405.026.181,70)
Fakultas Filsafat 221.072.363,53
Fakultas Geografi 73.816.461,56
Fakultas Hukum (413.290.784,36)
Fakultas Ilmu Budaya 2.128.202.182,31
Fakultas Isipol 321.717.968,56
Fakultas Kedokteran 6.528.185.354,00
Fakultas Kedokteran Gigi 710.531.385,41
Fakultas Kedokteran Hewan 1.557.957.744,21
Fakultas Kehutanan 716.645.253,00
Fakultas MIPA 6.881.285.615,92
Fakultas Pertanian 998.328.592,65
Fakultas Peternakan 808.390.578,95
Fakultas Psikologi 432.595.576,64
Fakultas Teknik 9.594.146.579,23
Fakultas Teknologi Pertanian 1.588.634.806,00
Pascasarjana 19.397.616.115,48
UPT-UPT 2.257.628.923,17
Lembaga Penelitian 760.314.215,00
Pusat Studi 1.198.568.935,65
LPM 46.765.518,09
Jumlah 157.389.550.364,92

PENJELASAN LAPORAN ARUS KAS

Kenaikan kas dan setara kas untuk tahun 2004 sebesar Rp46.290.472.044,58 merupakan
penggabungan kenaikan dan penurunan kas dan setara kas dari aktivitas operasi, aktivitas
investasi, dan aktivitas pendanaan.

5.1. ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIONAL UNIVERSITAS

Arus kas dari aktivitas operasional universitas merupakan Arus kas yang bersumber dari
kegiatan rutin universitas dalam menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Penjelasan arus kas dari operasional universitas adalah sebagai berikut :

5.1.1 Kas Masuk


Jumlah kas masuk sebesar Rp787.295.349.034,92 berasal dari penerimaan sebagai
berikut:

(Rp)
1) Pendapatan Jasa
a) Penerimaan Anggaran Pemerintah 228.341.362.078,74
b) Penerimaan dari masyarakat 290.308.713.480,48

112 BPK RI / AUDITAMA III


c) Hasil penjualan produk 15.564.206.356,75
d) Tution & Admission 1.472.892.429,00

2) Penyumbang (donasi) 6.794.230,58


3) Penerimaan hasil piutang 72.389.736.678,57
4) Bunga dan deviden yg diterima 0
5) Penerimaan Lain-lain 102.636.268.856,44
7) Utang yang diterima 87.204.021.109,31
Jumlah 787.295.349.034,92

5.1.2. Kas Keluar

Jumlah kas keluar sebesar Rp 615.994.483.867,70 berasal dari pengeluaran untuk


penyelenggaraan universitas dalam rangka penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan
Tinggi. Rincian pengeluaran dalam tahun 2004 adalah sebagai berikut:

(Rp)
1) Pembayaran pegawai dan kontraktor/supplier
a) Pengeluaran Kelembagaan 226.548.195.669,14
b) Pengeluaran Pendidikan 137.132.490.371,32
c) Pengeluaran Penelitian 42.233.427.481,60
d) Pengeluaran Pengabdian kepada Masyarakat 10.756.667.296,98
e) Pengeluaran Pengembangan SDM 5.275.757.032,00
f) Pengeluaran Kemahasiswaan 30.025.432.354,00
g) Pengeluaran Pengembangan TI 7.867.619.246,05
h) Pengeluaran Sarana, Prasarana dan lingkungan
kampus 21.613.888.496,00

2) Pelunasan Utang 56.473.762.205,63


3) Pemberian Piutang 91.908.233.578,50
Jumlah 615.994.483.867,70

5.1.3. Penambahan Kas Bersih dari Operasi

Penambahan kas bersih sebesar Rp171.300.865.168,32 dari hasil operasi universitas


selama tahun 2004 merupakan selisih kas masuk dengan kas keluar dalam satu
tahun.

113 BPK RI / AUDITAMA III


5.2. ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

5.2.1. Kas Masuk

Kas masuk dari aktivitas investasi sebesar Rp 255.439.500,00 merupakan hasil


pencairan kembali Bank Garansi, yang sebelumnya merupakan jaminan atas
pekerjaan yang diterima Universitas.

5.2.2. Kas Keluar

Kas keluar untuk investasi merupakan belanja modal dan peningkatan penyertaan
atau investasi universitas dengan rincian sebagai berikut:

(Rp)
1) Pembelian Peralatan dan Pembangunan Gedung 111.621.399.307,74
2) Pembelian Investasi 3.204.787.500,00
Jumlah 114.826.186.807,74

Pengurangan kas dan setara kas dalam tahun 2004 sebesar Rp114.570.747.307,74
merupakan selisih antara arus kas untuk belanja modal dikurangkan dengan hasil
penjualan investasi.

5.3. ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penambahan kas untuk aktivitas pendanaan sebesar Rp10.439.645.816,00 merupakan


dana tidak lancar di Yayasan Dana Abadi, Nippon Foundation dan Plant Fund pada
Panitia Pembangunan Gedung Fakultas Hukum.

6. PERISTIWA KEMUDIAN

6.1. PERGANTIAN KETUA DEWAN AUDIT


Berdasarkan Keputusan Majelis Wali Amanat UGM No: 03/SK/MWA/2005 tanggal 1
Maret 2005 dilakukan pergantian Ketua Dewan Audit dari Drs. Herwidayatmo, MBA
kepada Drs. Agus Muhammad, M.Acc. Masa jabatan Ketua Dewan Audit yang baru
terhitung sejak tanggal 1 Maret 2005 sampai dengan tahun 2007.

6.2. RESTATED DALAM PENYAJIAN LAPORAN AKTIVITAS

Sesuai dengan Keputusan Majelis Wali Amanat, Rencana Stratejik (Renstra) UGM
tahun 2003-2007 telah disempurnakan dan disahkan oleh Majelis Wali Amanat UGM
dengan SK Ketua MWA Nomor: 01-K/SK/MWA/2004 tanggal 25 April 2004. Dalam

114 BPK RI / AUDITAMA III


Renstra tersebut program yang semula terdiri atas 8 program berubah menjadi 6
program, hal tersebut berpengaruh terhadap penyajian Laporan Aktivitas. Untuk
keperluan komparasi dengan laporan Keuangan Tahun 2003, maka dalam Laporan
Keuangan tahun 2004 ini Laporan Aktivitas tetap disajikan dengan pengeluaran yang
diklasifikasi ke dalam 8 program. Namun untuk penyesuaian dengan program Rencana
Stratejik UGM 2003-2007 dan komparasi dengan Laporan Keuangan tahun 2005 maka
akan dilakukan restated pada Laporan Aktivitas tahun 2004 khususnya pada akun
pengeluaran yaitu dari 8 program menjadi 6 program. Terhadap restated klasifikasi
program tersebut tidak merubah jumlah pengeluaran tahun 2004 secara
keseluruhan.

Klasifikasi pengeluaran menurut 8 program Renstra adalah:


1. Kelembagaan
2. Pendidikan
3. Penelitian
4. Pengabdian kepada Masyarakat
5. Pengembangan Sumber Daya Manusia
6. Kemahasiswaan
7. Pengembangan Teknologi dan Sistem Informasi
8. Pengeluaran Sarana, Prasarana dan Lingkungan Umum
9. Pengeluaran lain lain penunjang program

Dengan restated atas penyajian Laporan Keuangan tahun 2004 maka klasifikasi
pengeluaran menjadi 6 program Renstra adalah:
1. Program peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan sarjana dan pascasarjana.
2. Program peningkatan kualitas dan relevansi penelitian dan relevansi penelitian dan
pelayanan masyarakat.
3. Program penumbuhan budaya masyarakat Pancasila.
4. Program pengembangan pengelolaan universitas yang efisien dan produktif.
5. Program penyediaan sarana prasarana yang mendukung mutu universitas.
6. Pengembangan kemandirian organisasi dan jaringan kerjasama.

115 BPK RI / AUDITAMA III


UNIVERSITAS GADJAH MADA
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 Desember 2004 dan 31 Desember 2003

(dalam rupiah penuh)

KETERANGAN Cat. 2004 (%) 2003 (%)

Aset :
Aset Lancar 3.1
Kas dan setara kas 3.1.1 197.775.235.872,33 5,93 130.077.049.948,50 4,21
Investasi Jangka Pendek 3.1.2 4.450.000.000,00 0,13 1.250.000.000,00 0,04
Piutang 3.1.3 17.999.368.592,81 0,54 26.975.419.576,85 0,87
Sediaan 3.1.4 1.798.414.952,67 0,05 1.728.315.934,30 0,06
Transitoris 3.1.5 22.770.659.107,97 0,68 0,00
Jumlah Aset Lancar 244.793.678.525,78 7,33 160.030.785.459,65 4,79

Aset Lancar Lainnya 3.2 0,00 0,00


Dana Bantuan (Loan Fund ) 0,00 0,00
Dana Sumbangan (Endowment Fund ) 3.2.1 0,00 0,00
Kas dan Setara Kas 3.2.1.1 262.964.579,00 0,01 140.757.540,00 0,00
Investasi 3.2.1.2 11.739.645.816,00 0,35 2.250.000.000,00 0,07
Dana Tahunan dan Pendapatan Jangka Panjang ( Annuity & Life Income Fund) 0,00 0,00
Dana Untuk Aset Tetap (Plant Fund) 3.2.2 0,00
Kas dan Setara Kas 3.2.2.1 1.300.000.000,00 0,04 0,00 0,00
Investasi 0,00 0,00
Dana Untuk Badan/Lembaga (Agency Fund) 0,00 0,00
Jumlah Aset Lancar Lainnya 13.302.610.395,00 0,40 2.390.757.540,00 0,08

Aset Tetap 3.3


Aset Tetap Tidak Terikat 3.3.1 86.594.982.173,92 2,59 51.731.526.448,00 1,68
Aset Tetap Terikat 3.3.2 2.456.425.896.594,42 73,59 2.448.144.262.968,42 79,28

Jumlah Aset Tetap 2.543.020.878.768,34 76,19 2.499.875.789.416,42 80,96

Aset Lain-lain 3.4


Aset Dalam Konstruksi Tidak Terikat 3.4.1 22.408.484.065,00 0,67 12.758.680.000,00 0,41
Aset Dalam Konstruksi Terikat 3.4.2 509.007.752.728,52 15,25 411.867.044.659,36 13,34
Hak Paten & Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) 3.4.3 98.250.000,00 0,00 0,00 0,00
Penyertaan di Unit Usaha & Joint Operation 3.4.4 5.305.867.505,00 0,16 1.008.939.500,00 0,03
Jumlah Aset Lain - Lain 536.820.354.298,52 16,08 425.634.664.159,36 13,78
Jumlah Aset 3.337.937.521.987,64 100,00 3.087.931.996.575,43 100,00

Pasiva (Kewajiban) dan Ekuitas Dana :


Kewajiban
Kewajiban Lancar 3.5
Utang 3.5.1 13.637.036.393,59 0,41 23.467.873.825,00 0,76

Transitoris 3.5.2 32.763.539.181,23 0,98 518.516.510,00 0,02


Jumlah Kewajiban Lancar 46.400.575.574,82 1,39 23.986.390.335,00 0,78

Kewajiban Lancar Lainnya - -


Kewajiban Jangka Panjang 3.6 9.311.308.779,24 0,28 0,00 0,00
Total Kewajiban 55.711.884.354,06 1,67 23.986.390.335,00 0,78

Aset Bersih
Aset Bersih Dana Lancar 3.7.1
Aset Bersih Dana Lancar Tidak Terikat 3.7.1.1
Dana Lancar 225.415.948.746,84 6,75 113.579.420.754,13 3,68
Penyertaan Awal Pemerintah 69.891.675.653,98 2,09 70.964.344.258,98 2,30
Jumlah Aset Bersih Dana Lancar Tidak Terikat 295.307.624.400,82 8,85 184.543.765.013,11 5,98

Aset Bersih Dana Lancar Terikat Sementara 3.7.1.2


Dana Lancar 511.815.437.530,38 15,33 416.041.972.032,94 13,47
Penyertaan Awal Pemerintah 2.461.799.965.307,38 73,75 2.460.969.111.654,38 79,70
Jumlah Aset Bersih Dana Lancar Terikat Sementara 2.973.615.402.837,76 89,09 2.877.011.083.687,32 93,17

Aset Bersih Dana Lancar Terikat Tetap


Dana Lancar - -
Penyertaan Awal Pemerintah - -

Aset Bersih Dana Tidak Lancar (Fund Balance For Non Current Fund) 3.7.2 - -
Dana Bantuan (Loan Fund) - -
Dana Sumbangan (Endowment Fund) 12.002.610.395,00 0,36 2.390.757.540,00 0,08
Dana Tahunan dan Pendapatan Jangka Panjang (Annuity & Life Income Fund) - -
Dana Untuk Aset Tetap (Plant Fund) 1.300.000.000,00 0,04 -
Dana Untuk Badan/Lembaga (Agency Fund) - -
13.302.610.395,00 0,40 2.390.757.540,00 0,08
Jumlah Aset Bersih 3.282.225.637.633,58 98,33 3.063.945.606.240,43 99,22

Jumlah Kewajiban dan Aset Bersih 3.337.937.521.987,64 100,00 3.087.931.996.575,43 92,51

Lihat catatan atas laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

1
UNIVERSITAS GADJAH MADA
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2004

SUMBER DANA
1 2 3 4 5 Jumlah
Cat Pemerintah Masyarakat Usaha danTabungan Luar Negeri Lain-lain Seluruh Dana
KETERANGAN Terikat Sementara (1.2 Tidak Terikat (2.1) Terikat Sementara (2.2 Terikat Tetap (2.3) Tidak Terikat (3.1) Terikat Sementara (4.2) Terikat Sementara (5.2) (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Aliran Kas dari Aktivitas Operasi: 5.1
Kas dari pendapatan jasa 228.341.362.078,74 288.813.588.874,48 1.495.124.606,00 7.971.029.815,68 1.472.892.429,00 7.593.176.541,09 535.687.174.344,99
Kas dari penyumbang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 6.794.230,58 6.794.230,58
Kas dari piutang 0,00 65.736.457.981,57 460.969.900,00 2.540.499.500,00 3.650.677.847,00 72.388.605.228,57
Bunga dan Deviden yang diterima 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Penerimaan Lain-lain 235.610.404,00 46.977.636.422,84 33.719.617.753,54 2.625.104.324,62 19.078.299.951,44 102.636.268.856,44
Utang Diterima 5.000,00 84.747.547.910,27 1.767.092.168,00 116.294.041,04 573.081.990,00 87.204.021.109,31
Bunga yang dibayarkan/uang titipan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Kas yang dibayarkan kepada pegawai dan kontraktor (142.428.472.208,00) (266.246.450.395,25) (35.418.093.759,70) (7.142.803.837,12) (1.765.712.876,00) (25.239.601.191,37) (478.241.134.267,44)
Utang yang dilunasi (5.000,00) (54.325.548.497,63) (1.941.224.087,00) (100.612.294,00) 0,00 (106.372.327,00) (56.473.762.205,63)
Piutang Yang diberikan 0,00 (85.101.844.729,00) (79.180.100,00) (3.074.448.052,50) 0,00 (3.651.629.247,00) (91.907.102.128,50)
Kas bersih yang diterima(digunakan) untuk aktivitas opera 86.148.500.274,74 80.601.387.567,28 4.306.480,84 2.935.063.497,72 (292.820.447,00) 1.904.427.794,74 171.300.865.168,32
228.576.972.482,74 335.791.225.297,32 35.214.742.359,54
Aliran Kas dari Aktivitas investasi: 5.2
Ganti rugi dari asuransi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Pembelian peralatan/Pembangunan Gedung (86.153.800.410,74) (24.387.064.252,00) (89.389.600,00) (228.666.400,00) (266.476.520,00) (496.002.125,00) (111.621.399.307,74)
Penerimaan dari penjualan investasi 0,00 124.565.000,00 92.102.000,00 0,00 0,00 38.772.500,00 255.439.500,00
Pembelian investasi 0,00 (1.404.787.500,00) 0,00 0,00 0,00 (1.800.000.000,00) (3.204.787.500,00)
Kas bersih yang diterima(digunakan) untuk aktivitas investa (86.153.800.410,74) (25.667.286.752,00) 2.712.400,00 (228.666.400,00) (266.476.520,00) (2.257.229.625,00) (114.570.747.307,74)

Aliran Kas dari Aktivitas Pendanaan: 5.3


Penerimaan dari kontribusi terbatas :
Investasi dalam endowment (Sumbangan) 0,00 0,00 0,00 (11.739.645.816,00) 0,00 0,00 0,00 (11.739.645.816,00)
Investasi dalam endowment (Sumbangan) berjangka 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Investasi Bangunan(Plant Fund) 0,00 0,00 1.300.000.000,00 0,00 0,00 0,00 1.300.000.000,00
Investasi perjanjian tahunan & Penerimaan Jangka Panjang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Jumlah Penerimaan dari Kontribusi Terbata 0,00 0,00 1.300.000.000,00 (11.739.645.816,00) 0,00 0,00 0,00 (10.439.645.816,00)

Aktivitas pendanaan lain :


Bunga dan deviden terbatas untuk reinvestasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Pembayaran kewajiban tahunan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Pembayaran hutang wesel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Pembelian Bank Garansi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Jumlah Penerimaan dari aktivitas Pendanaan Lai 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Kas bersih yang diterima(digunakan) untuk aktivitas pendanaa 0,00 0,00 1.300.000.000,00 (11.739.645.816,00) 0,00 0,00 0,00 (10.439.645.816,00)

Kenaikan (Penurunan) bersih dalam kas dan setara kas (5.300.136,00) 54.934.100.815,28 1.307.018.880,84 (11.739.645.816,00) 1.347.248.074,71 (559.296.967,00) (352.801.830,26) 44.931.323.021,57
Kas dan Setara Kas pada awal tahun 236.482.124,00 109.487.979.332,03 2.919.061.753,35 0,00 4.677.660.371,93 1.039.880.779,00 11.715.985.588,19 130.077.049.948,50
Koreksi Saldo Awal Kas 8.615.781.072,75 1.477.958.616,00 12.002.610.395,00 1.351.703.825,57 153.000,00 (418.379.428,06) 23.029.827.481,26
Kas dan Setara Kas akhir tahun 231.181.988,00 173.037.861.220,06 5.704.039.250,19 262.964.579,00 7.376.612.272,21 480.736.812,00 10.944.804.329,87 198.038.200.451,33
Laporan Posisi Keuangan per 31 Desember 2004 231.181.988,00 173.037.861.220,06 5.704.039.250,19 262.964.579,00 7.376.612.272,21 480.736.812,00 10.944.804.329,87 198.038.200.451,33

Lihat catatan atas laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

3
UNIVERSITAS GADJAH MADA
LAPORAN AKTIVITAS
Untuk tahun 2004 Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2004

Cat Tidak Terikat Terikat Sementara Terikat Permanen Jumlah


KETERANGAN
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Penerimaan, pendapatan dan sumbangan 4.1

1. Dana Pemerintah: 4.1.1


Penerimaan Anggaran Rutin - 101.691.311.358,00 - 101.691.311.358,00
Penerimaan Anggaran Pembangunan - 120.801.150.720,74 - 120.801.150.720,74
Penerimaan Hibah - 6.059.895.600,00 - 6.059.895.600,00
Penerimaan Kontrak Kerjasama dg Instansi Pemerintah 40.900.000,00 7.245.161.711,00 - 7.286.061.711,00
Jumlah Dana Pemerintah 40.900.000,00 235.797.519.389,74 - 235.838.419.389,74

2. Dana Masyarakat 4.1.2


Penerimaan Pendidikan dan Fee 4.1.2.1 287.687.313.674,48 1.536.835.937,00 - 289.224.149.611,48
Penerimaan Hibah, Donasi dan Sumbangan 4.1.2.2 - 6.794.230,58 - 6.794.230,58
Penerimaan Kerjasama dan Kontrak 4.1.2.3 20.825.190.947,00 41.283.405.124,57 - 62.108.596.071,57
Penerimaan Lain dari masyarakat 4.1.2.4 18.770.887.233,11 10.250.581.606,20 - 29.021.468.839,31
Jumlah Dana Masyarakat 327.283.391.854,59 53.077.616.898,35 - 380.361.008.752,94

3. Dana Hasil Usaha dan Tabungan 4.1.3


Penerimaan hasil penjualan produk dan jasa 8.173.277.958,12 78.784.977,00 - 8.252.062.935,12
Penerimaan Hasil Usaha Tambahan 1.750.548.310,00 23.839.517,00 - 1.774.387.827,00
Penerimaan Hasil Investasi 84.725.372,56 107.509.851,09 - 192.235.223,65
Jumlah Dana Hasil Usaha dan Tabungan 10.008.551.640,68 210.134.345,09 - 10.218.685.985,77

4. Dana Luar Negeri 4.1.4


Penerimaan Pinjaman LN - - - -
Penerimaan sumbangan, hibah dan donasi LN 1.311.192.565,00 13.292.500,00 - 1.324.485.065,00
Penerimaan Kontrak & Kerjasama LN - 1.368.613.000,00 - 1.368.613.000,00
Jumlah Dana Luar Negeri 1.311.192.565,00 1.381.905.500,00 - 2.693.098.065,00

5. Dana Lain 4.1.5


Penghasilan investasi jangka panjang - - -
Penghasilan investasi lain - - -
Lain-Lain 8.256.114.257,35 1.475.701.861,21 - 9.731.816.118,56
Aktiva bersih yang berakhir pembatasannya (catatan D): - - -
Pemenuhan Program Pembatasan - - -
Pemenuhan Pembatasan pemerolehan peralatan - - -
Berakhirnya pembatasan waktu - - -
Jumlah Dana Lain Lain 8.256.114.257,35 1.475.701.861,21 - 9.731.816.118,56

Jumlah penerimaan pendapatan, dan sumbangan 346.900.150.317,62 291.942.877.994,39 - 638.843.028.312,01

Pengeluaran 4.2
Pengeluaran Kelembagaan 4.2.1 (95.045.201.534,28) (131.502.994.134,86) - (226.548.195.669,14)
Pengeluaran Pendidikan 4.2.2 (124.274.858.512,71) (12.857.631.858,61) - (137.132.490.371,32)
Pengeluaran Penelitian 4.2.3 (13.094.449.580,00) (29.138.977.901,60) - (42.233.427.481,60)
Pengeluaran Pengabdian Pada Masyarakat 4.2.4 (4.550.230.180,98) (6.206.437.116,00) - (10.756.667.296,98)
Pengeluaran Pengembangan Sumber Daya Manusia 4.2.5 (4.588.437.732,00) (687.319.300,00) - (5.275.757.032,00)
Pengeluaran Kemahasiswaan 4.2.6 (9.922.768.554,00) (20.102.663.800,00) - (30.025.432.354,00)
Pengeluaran Pengembangan Teknologi dan Sistem Informasi 4.2.7 (6.959.724.704,05) (907.894.542,00) - (7.867.619.246,05)
Pengeluaran Sarana, Prasarana dan Lingkungan Umum 4.2.8 (18.167.156.251,00) (3.446.732.245,00) - (21.613.888.496,00)
Pengeluaran Lain Lain - -
Jumlah Pengeluaran (276.602.827.049,02) (204.850.650.898,07) - (481.453.477.947,09)

Kerugian dan Wanprestasi


Kerugian akibat kebakaran - - - -
Kerugian akibat batalnya kontrak - - - -
Kerugian Aktuarial dari kewajiban tahunan - - - -
Jumlah Kerugian dan Wanprestasi - - - -

Jumlah Pengeluaran Kerugian dan Wanprestasi (276.602.827.049,02) (204.850.650.898,07) - (481.453.477.947,09)

Surplus 2004 4.3 70.297.323.268,60 87.092.227.096,32 - 157.389.550.364,92


Ekuitas Dana Awal tahun 2004 184.543.765.013,11 2.879.401.841.227,32 - 3.061.554.848.700,43
Koreksi Ekuitas Dana awal Tahun 2004 (Lap Posisi Keuangan Interim) 40.466.536.119,11 9.512.092.054,12 49.978.628.173,23
Ekuitas Awal Tahun Terkoreksi 225.010.301.132,22 2.888.913.933.281,44 - 3.111.533.476.873,66
Koreksi Ekuitas Dana Tahun 2004 - (1.090.757.540,00) 12.002.610.395,00 -
Ekuitas Dana per 31 Desember 2004 295.307.624.400,82 2.974.915.402.837,76 12.002.610.395,00 3.268.923.027.238,58
Ekuitas Dana per 31 Desember 2004 (Lap Posisi keuangan Interim) 295.307.624.400,82 2.974.915.402.837,76 12.002.610.395,00 3.268.923.027.238,58

Lihat catatan atas laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

2
Laporan Perubahan Ekuitas /Aset Bersih (Unaudited )
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2004

Tidak Terikat Terikat Jumlah


Terikat Sementara Permanen
(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)
DANA LANCAR
Ekuitas Dana Lancar Awal Tahun 2004 184.543.765.013,11 2.877.011.083.687,32 3.061.554.848.700,43
Koreksi Ekuitas Dana Lancar Awal Tahun 2004 40.466.536.119,11 9.512.092.054,12 49.978.628.173,23
Ekuitas Dana Lancar Awal Tahun 2004 Terkoreksi 225.010.301.132,22 2.886.523.175.741,44 - 3.111.533.476.873,66

Kenaikan Aset Bersih Tahun 2004 70.297.323.268,60 87.092.227.096,32 157.389.550.364,92


Ekuitas Dana Lancar 31 Desember 2004 295.307.624.400,82 2.973.615.402.837,76 - 3.268.923.027.238,58

DANA TIDAK LANCAR


Ekuitas Dana Tidak Lancar Awal Tahun 2004 - 2.390.757.540,00 - 2.390.757.540,00
Koreksi Ekuitas Bana Lancar Awal Tahun 2004 - - -
Ekuitas Dana Tidak Lancar Awal Tahun 2004 Terkoreksi - 2.390.757.540,00 - 2.390.757.540,00

Penambahan/Pengurangan Tahun 2004 - (1.090.757.540,00) 12.002.610.395,00 10.911.852.855,00

Ekuitas Dana Tidak Lancar 31 Desember 2004 - 1.300.000.000,00 12.002.610.395,00 13.302.610.395,00

Total Ekuitas 31 Desember 2004 295.307.624.400,82 2.974.915.402.837,76 12.002.610.395,00 3.282.225.637.633,58

You might also like