You are on page 1of 17

Pembimbing : dr. Sonny K.

Y,SpA

Oleh :
Robby M
Edih S
Yupiter W
Stefanus
 Autisme : kelainan perkembangan yang luas dan berat,
dan mempengaruhi anak secara mendalam.
 Merupakan ketidaknormalan perkembangan
neuro/syaraf berbagai gangguan dalam dirinya.
 Gangguangangguan kualitatif pada komunikasi
verbal dan nonverbal, pada aktifitas imajinatif, dan
pada interaksi sosial timbal balik.
 Gejala autisme mulai tampak pada anak sebelum usia 3
tahun, paling jelas terlihat antara umur 2-5 tahun.
Beberapa kasus terlihat pada masa sekolah.
 Gejala autisme berbeda – beda dalam kuantitas dan
kualitas.
 Prevalensi diperkirakan ada 3-4/10000 anak. Laki-laki > sering
daripada wanita(3-4:1)
 Menurut Pusponegoro (2005: 9) Pada tahun 1966, ditemukan
4,5 per 100.000 anak berumur sampai 8-10 tahun. Saat ini
mencapai 1 per 10.000 anak, bahkan menurut laporan dari
berbagai tempat menunjukkan angka 1 per 150 anak. Anak
laki-laki 4-5 kali lebih sering dibandingkan perempuan.
 Menurut Sufehmi (2006), angka kejadian di seluruh dunia terus
meningkat. Berikut ditampilkan data tentang penderita autisme
 
 
 
 
 
 
 
 Penyebab autisbelum diketahui pasti.
 Ada 80% angka persesuaian untuk kembar monozigot dan 20%
angka persesuain utk kembar dizigot.
 Apa yg sbnrnya diwariskan tdk seluruhnya jelas, abnormalitas
kognitif dan kemampuan berbicara lebih lazim pd sanak
keluarga anak autistik drpd pd populasi umum.
 Kelainan kromosom, terutama sindrom X yg mdh pecah jg lebih
lazim pd keluarga dgn autisme
 Kelainan temuan2 neurokimia tlh terkait dgn autisme. Baru2 ini
kelainan ditunjukkan dlm jumlah jalur katekolamin, Pe↑kdr
serotonin jg ditemukan.
 Berbagai kmgknan lain meliputi cedera otak, kerentanan utama,
berkembang afasia, defisit pd sistem pengaktif retikulum,
keadaan yg saling tdk menguntungkan antara faktor-faktor
psikogenik dan perkembangan saraf, perubahan struktur
serebellum dan lesi hipokampus otak depan. Berlawanan dgn
pengertian dimasa lalu, autisme tdk diimbas oleh orangtua.
Menurut Sufehmi (2006) ,berbagai hal yg dicurigai berpotensi
autisme, antara lain :
1. Vaksin yg mengandung Thimerosal Thimerosal(zat
pengawet vaksin).
2. Televisi
3. Genetik
4. Makanan Berbagai zat kimia yang ada pada makanan
modern (pengawet, pewarna dan lain-lain)
5. Radiasi pada janin / bayi
6. Folic Acid.
7. Sekolah lebih awal.
 Kemampuan komunikasi verbal dan non verbal tidak
atau kurang berkembang,
 kelainan pola berbicara, gangguan kemampuan
mempertahankan percakapan,
 permainan sosial yang abnormal, tiadanya empati, dan
ketidakmampuan untuk berteman.
 Sering gerakan tubuh stereotipik,
 kebutuhan kesamaan yang mencolok, minat yang sangat
sempit, dan keasyikan dengan bagian-bagian tubuh.
 menarik diri dan bermain sendiri.
 Ledakan amarah dapat menyertai gangguan rutin.
 Kontak mata minimal atau tidak ada.
 Jika berbicara memperlihatkan ekholatia, pembalikan kata
ganti (pronomial), berpuisi yang tak berujung pangkal, dan
bentuk-bentuk bahasa lainnya dapat menonjol.
 Intelegensi dengan uji psikologi konvensional biasanya
jatuh pada kisaran retardasi secara fungsional, namun defisit
dalam kemampuan bebicara dan sosialisasi membuatnya
sulit memperoleh estimasi yang tepat dari potensi intelektual
anak autistik.
 Ciri khas anak autistik adalalah defisit dalam keteraturan
verbal, abstraksi, memori rutin, dan pertukaran verbal timbal
balik. Juga menunjukkan defisit dlm pemahaman mengenai
apa yang mungkin dirasakan atau dipikirkan orang lain, apa
yang disebut kekurangan “teori bepikir”.
 Deteksi dinimengenali tanda-tanda atau gejala-
gejala autisme.
 1. Indikator perilaku autistik pada anak-anak.
Indikator perilaku autistik yang dinilai antara lain
meliputi bahasa/komunikasi, hubungan dengan
orang lain, hubungan dengan lingkungan, respon
terhadap rangsangan indera/sensoris, dan
kesenjangan perkembangan perilaku.
 2. The CHAT (Checklist for Autism in Toddlers)
Screen, sangat baik digunakan untuk usia dibawah
3 tahun. Dengan screening ini kita dapat lebih cepat
mencari gejala-gejala awal.
 3. Check list dari ICD-10 WHO diagnosa pasti
tentang autisme.
 Pemeriksaan lanjutan Menurut Pusponegoro (2005: 16),
cukup dgn wawancara dan observasi, sedangkan
pemeriksaan lain hanya dilakukan atas indikasi. Jenis
pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain
1. Pencitraan dengan MRI atau CT-Scan bila ada kelainan
syaraf yang mencolok.
2. EEG bila anak mengalami kejang. Sebanyak 25%
penyandang autisme mengalami epilepsi.
3. Pemeriksaan genetik bila dicurigai mengalami gangguan
kromosom misalnya Fragile-x.
4. Berbagai pemeriksaan lain masih kontroversial, misalnya
analisis rambut, antibodi Anti Myelin Basic Protein, alergi,
analisis tinja, jamur, tiroid dan lain-lain.
 Untuk dapat mengetahui gejala autisme sejak dini, telah
dikembangkan suatu checklist yang dinamakan M-
CHAT (Modified Checklist for Autism in Toddlers).
Berikut adalah pertanyaan penting bagi orangtua :
 Apakah anak anda tertarik pada anak-anak lain?
 Apakah anak anda dapat menunjuk untuk memberitahu
ketertarikannya pada sesuatu?
 Apakah anak anda pernah membawa suatu benda untuk
diperlihatkan pada orangtua?
 Apakah anak anda dapat meniru tingkah laku anda?
 Apakah anak anda berespon bila dipanggil namanya?
 Bila anda menunjuk mainan dari jarak jauh, apakah
anak anda akan melihat ke arah mainan tersebut?
 
 Ada 10 jenis terapi yang diakui oleh para professional dan bagus untuk
autisme. Terapi jenis apapun yang dilakukan akan memerlukan waktu
yang lama.
 1) Applied Behavioral Analysis (ABA)
 2) Terapi Wicara
 3) Terapi Okupasi
 4) Terapi Fisik
 5) Terapi Sosial
 6) Terapi Bermain
 7) Terapi Perilaku.
 8) Terapi Perkembangan
 9) Terapi Visual
 10) Terapi Biomedik
 Terapi lain yang dikenal ialah Dolphin therapy
 DOLPHIN THER APY
 Getaran sonar dolphin yang unik dapat mengindentifikasi
gangguan saraf pada manusia, lalu menenangkannya
sehingga lebih mudah bisa menerima pelajaran dan
penyembuhan.
 Suatu penelitian dilakukan di Dolphin-Human Therapy
Center di Key Largo, Florida. David Cole, seorang ilmuwan
dalam bidang neurology menciptakan alat khusus untuk
mengukur effek dari dolphin pada otak manusia. Setelah
berinteraksi dengan dolphin didapatkan bahwa anak-anak
tersebut menjadi lebih tenang.
  Menurutnya enerji dari dolphin bisa menimbulkan suatu
phenomena "cavitasi" (pembuatan lubang). Enerji tersebut
dapat membuat robekan, bahkan lubang pada struktur
molekuler dan tissue yang lembut. Cole percaya bahwa hal
ini bisa merubah metabolisme selular, dan terjadi pelepasan
hormone atau endorphin yang merangsang pembentukan
sel-T (system kekebalan).
Prognosis
 Beberapa anak, terutama mereka yang

mengalami gangguan bicara, dapat tumbuh


pada kehidupan marginal, dapat berdiri
sendiri, sekalipun terisolasi, hidup dalam
kehidupan bermasyarakat.
 Prognosis yang lebih baik berhubungan

dengan intelegensi yang lebih tinggi,


kemampuan berbicara fungsional, dan
kurangnya gejala-gejala dan perilaku aneh.
Perbedaan Autisme dengan ADHD
 Ada beberapa perbedaan mendasar yg dpt kita amati

dr perilaku anak dengan GPPH /Gangguan Pemusatan


Perhatian & Hiperaktivitas (ADHD/Attention Defisit
& Hiperactivity Disorder) dengan autisme, sebagai
berikut.
 Aktivitas & Kemampuan Berkonsentrasinya Anak

autisme cenderung kurang mampu berkonsentrasi dan


sgt sukar diarahkan utk melakukan tugas-tugas
tertentu. Cenderung monoton dan bersifat pasif.
 Sementara anak hiperaktif konsentrasinya memang

terbatas juga dan sgt mdh sekali teralih perhatiannya


pd aktivitas lain yang lebih baru, namun lebih mudah
 Aspek Sosial & Emosinya Anak dengan gejala
autisme, minat bersosialisasinya sangat rendah.
Mereka lebih asyik untuk bermain sendiri dan tidak
peduli dengan lingkungan sosialnya.
 Sementara minat untuk bersosialisasi yang
ditunjukkan anak yang hiperaktif masih normal,
tetapi karena impulsivitas dan agresivitasnya mereka
sering jadi ‘troublemaker’ dihindari dan dijauhi
teman-teman bermainnya, masih mau disentuh,
masih menyukai pelukan. Emosinya cenderung
meledak-ledak, tetapi mudah untuk diredakan
dengan bujuk rayuan.
 Komunikasi, Pervasi & Perilakunya Anak autis sering
tidak memahami perintah dan tidak mampu melakukan
komunikasi secara aktif. Kata-kata yang diucapkannya
terdengar aneh dan mereka sering memakai istilah-
istilah yang tidak lazim digunakan. Salah satu ciri khas
anak autis adalah rendahnya kemampuan menunjukkan
kemauan/pervasif.
 Sementara anak hiperaktif kebanyakan juga menderita
kelambatan bicara. Namun mereka masih mampu
menunjukkan kemauan/pervasi meskipun dengan
bahasa nonverbal, misalnya mereka ingin minum,
mungkin tangan kita akan ditariknya dan dengan
isyarat menunjuk tempat minum sambil berbicara ‘ah
ah uh’ sebagai usaha menjelaskan apa yang
diinginkannya
 
Terima kasih

You might also like