You are on page 1of 15

ILMU GIZI

I.PENDAHULUAN
Tujuan pembelajaran adalah diharapkan mahasiswa diakhir perkuliahan
dapat menjelaskan konsep dasar ilmu gizi. Materi ini akan membahas
beberapa pokok bahasan yang berkaitan dengan konsep dasar ilmu gizi
antara lain :

1. Beberapa pengertian/ istilah dalam gizi.


2. Sejarah perkembangan ilmu gizi.
3. Ruang lingkup ilmu gizi.
4. Pengelompokan zat gizi menurut kebutuhan.

Ruang Lingkup Ilmu Gizi


Ruang lingkup cukup luas, dimulai dari cara produksi pangan,
perubahan pascapanen (penyediaan pangan, distribusi dan pengolahan
pangan, konsumsi makanan serta cara pemanfaatan makanan oleh tubuh
yang sehat dan sakit).
Ilmu gizi berkaitan dengan ilmu agronomi, peternakan, ilmu pangan,
mikrobiologi, biokimia, faal, biologi molekular dan kedokteran.
Informasi gizi yang diberikan pada masyarakat, yang meliputi gizi individu,
keluarga dan masyarakat; gizi institusi dan gizi olahraga.
Perkembangan gizi klinis :

• Anamnesis dan pengkajian status nutrisi pasien.


• Pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan defisiensi zat besi.
• Pemeriksaan antropometris dan tindak lanjut terahdap gangguannya.
• Pemeriksaan radiologi dan tes laboratorium dengan status nutrisi
pasien.
• Suplementasi oral, enteral dan parenteral.
• Interaksi timbal balik antara nutrien dan obat-obatan.
• Bahan tambahan makanan (pewarna, penyedap dan sejenis serta
bahan-bahan kontaminan).
Beberapa Pengertian/ Istilah Dalam Gizi

1. Ilmu Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari segala


sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan
optimal/ tubuh.
2. Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan
memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan.
3. Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti,
absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dri organ-organ, serta menghasilkan
energi.
4. Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan
makanan.
5. Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan
atau unsur-unsur/ ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi
oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh.
6. Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah.
7. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat-zat gizi.

Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab ghidza, yg berarti “makanan”. Ilmu gizi
bisa berkaitan dengan makanan dan tubuh manusia.
Dalam bahasa Inggris, food menyatakan makanan, pangan dan bahan
makanan.
Pengertian gizi terbagi secara klasik dan masa sekarang yaitu :

1. Secara Klasik : gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh


(menyediakan energi, membangun, memelihara jaringan tubuh,
mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh).
2. Sekarang : selain untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan potensi
ekonomi seseorang karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak,
kemampuan belajar, produktivitas kerja.
Sejarah Perkembangan Ilmu Gizi

Berdiri tahun 1926, oleh Mary Swartz Rose saat dikukuhkan sebagai
profesor ilmu gizi di Universitas Columbia, New York, AS. Pada zaman
purba, makanan penting untuk kelangsungan hidup. Sedangkan pada zaman
Yunani, tahun 400 SM ada teori Hipocrates yang menyatakan bahwa
makanan sebagai panas yang dibutuhkan manusia, artinya manusia butuh
makan.

Beberapa penelitian yang menegaskan bahwa ilmu gizi sudah ada sejak
dulu, antara lain:

1. Penelitian tentang Pernafasan dan Kalorimetri – Pertama dipelajari


oleh Antoine Lavoisier (1743-1794). Mempelajari hal-hal yang
berkaitan dengan penggunaan energi makanan yang meliputi proses
pernafasan, oksidasi dan kalorimetri. Kemudian berkembang hingga
awal abad 20, adanya penelitian tentang pertukaran energi dan sifat-
sifat bahan makanan pokok.
2. Penemuan Mineral – Sejak lama mineral telah diketahui dalam tulang
dan gigi. Pada tahun 1808 ditemukan kalsium. Tahun 1808,
Boussingault menemukan zat besi sebagai zat esensial. Ringer (1885)
dan Locke (1990), menemukan cairan tubuh perlu konsentrasi
elektrolit tertentu. Awal abad 20, penelitian Loeb tentang pengaruh
konsentrasi garam natrium, kalium dan kalsium klorida terhadap
jaringan hidup.
3. Penemuan Vitamin – Awal abad 20, vitamin sudah dikenal. Sejak
tahun 1887-1905 muncul penelitian-penelitian dengan makanan yang
dimurnikan dan makanan utuh. Dengan hasil: ditemukan suatu zat
aktif dalam makanan yang tidak tergolong zat gizi utama dan berperan
dalam pencegahan penyakit (Scurvy dan Rickets). Pada tahun 1912,
Funk mengusulkan memberi nama vitamine untuk zat tersebut. Tahun
1920, vitamin diganti menjadi vitamine dan diakui sebagai zat
esensial.
4. Penelitian Tingkat Molekular dan Selular – Penelitian ini dimulai
tahun 1955, dan diperoleh pengertian tentang struktur sel yang rumit
serta peranan kompleks dan vital zat gizi dalam pertumbuhan dan
pemeliharaan sel-sel. Setelah tahun 1960, penelitian bergeser dari zat-
zat gizi esensial ke inter relationship antara zat-zat gizi, peranan
biologik spesifik, penetapan kebutuhan zat gizi manusia dan
pengolahan makanan thdp kandungan zat gizi.
5. Keadaan Sekarang – Muncul konsep-konsep baru antara lain:
pengaruh keturunan terhadap kebutuhan gizi; pengaruh gizi terhadap
perkembangan otak dan perilaku, kemampuan bekerja dan
produktivitas serta daya tahan terhadap penyakit infeksi. Pada bidang
teknologi pangan ditemukan : cara mengolah makanan bergizi,
fortifikasi bahan pangan dengan zat-zat gizi esensial, pemanfaatan
sifat struktural bahan pangan, dsb. FAO dan WHO mengeluarkan
Codex Alimentaris (peraturan food labeling dan batas keracunan).
Berikut perkembangan ilmu gizi menurut waktu dan
ahlinya :
· Zaman purba à Manusia sudah mengenal pentingnya makanan tapi saat itu
masih ada hal-hal yang bersifat tabu, magis, dan nilai-nilai menyembuhkan.

· 400 SM à Hippocrates : makanan sebagai panas yang dibutuhkan manusia

· Awal abad ke-16 à konsep pertama ilmu faal

· 1743-1794 à Antonie Lavoisier (Bapak ilmu gizi) : pertama mempelajari


penggunaan energi makanan

· Awal abad ke-19 à Magendie : Bisa membedakan karbohidrat, lemak, dan


protein

· 1840 à Reagnult & Reiset : CO2 yang dikeluarkan dan O2 yang


dikonsumsi berbeda menurut jenis makanan

· 1803-1873 à karbohidrat, lemak, dan protein dioksidasi dalam tubuh dan


menghasilkan panas/energy serta menghitung nilai energy

· Bossinggault & Liebig : keseimbangan makanan

· Bidder & Schmidt : keadaan tidak makan membutuhkan metabolisme


minimal tertentu

· Voit : Metabolisme protein tidak dipengaruhi oleh kerja otot & banyaknya
metabolisme dalam sel menentukan banyajnya konsumsi O2

· Pertengahan abad ke-19 à Rubner : nilai energy urin & feses ditentukan
dari berbagai susunan makanan = dasar penelitian kalorimetri

· 1847 à Mayer & Helmholz : Hukum konservasi energy bagi organism


hidup maupun benda mati

· Rubner: menghubungkan produksi panas dalam keadaan basal dengan luas


permukaan tubuh & menghitung nilai energy, Karbohidrat, protein, dan
lemak bahan makanan
· Akhir abad ke-19 à Atwater & Rose : membangun alat kalorimetri I untuk
menyelidiki pertukaran energi pada manusia

· 1899 à Attwater & Bryant : Daftar komposisi bahan makanan pertama


terbit

· 1899 à Lusk : menyelidiki metabolism intermidier & efek dinamik spesifik


makanan
II. PEMBAHASAN
A.ZAT GIZI

Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan
memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan

Pengelompokan Zat Gizi Menurut Kebutuhan

Terbagi dalam dua golongan besar yaitu makronutrien dan mikronutrien.

1. Makronutrien

Komponen terbesar dari susunan diet, berfungsi untuk menyuplai energi dan
zat-zat esensial (pertumbuhan sel/ jaringan), pemeliharaan aktivitas tubuh.
Karbohodrat (hidrat arang), lemak, protein, makromineral dan air.

2. Mikronutrien

Golongan mikronutrien terdiri dari :

1. Karbohidrat – Glukosa; serat.


2. Lemak/ lipida – Asam linoleat (omega-6); asam linolenat (omega-3).
3. Protein – Asam-asam amino; leusin; isoleusin; lisin; metionin;
fenilalanin; treonin; valin; histidin; nitrogen nonesensial.
4. Mineral – Kalsium; fosfor; natrium; kalium; sulfur; klor; magnesium;
zat besi; selenium; seng; mangan; tembaga; kobalt; iodium; krom
fluor; timah; nikel; silikon, arsen, boron; vanadium, molibden.
5. Vitamin – Vitamin A (retinol); vitamin D (kolekalsiferol); vitamin E
(tokoferol); vitamin K; tiamin; riboflavin; niaclin; biotin; folasin/folat;
vitamin B6; vitamin B12; asam pantotenat; vitamin C.
6. Air
Fungsi Zat Gizi

1. Memberi energi (zat pembakar) – Karbohidrat, lemak dan protein,


merupakan ikatan organik yang mengandung karbon yang dapat
dibakar dan dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan/aktivitas.
2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun) –
Protein, mineral dan air, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru,
memelihara, dan menganti sel yang rusak.
3. Mengatur proses tubuh (zat pengatur) – Protein, mineral, air dan
vitamin. Protein bertujuan mengatur keseimbangan air di dalam
sel,bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh
dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat
infektil dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh.
Mineral dan vitamin sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi,
fungsi normal sarafdan otot serta banyak proses lain yang terjadi
dalam tubuh, seperti dalam darah, cairan pencernaan, jaringan,
mengatur suhu tubuh, peredaran darah, pembuangan sisa-sisa/
ekskresi dan lain-lain proses tubuh

Ilmu gizi merupakan ilmu yan relatif baru. Adalah Mary Swartz Rose (1926)
yang merupakan professor ilmu gizi pertama di Universitas Columbia, New
York, USA.
B. STATUS GIZI
1. Pengertian Status Gizi

Status Gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk


variabel tertentu, merupakan indeks yang statis dan agregatif sifatnya kurang
peka untuk melihat terjadinya perubahan dalam waktu penduduk misalnya
bulanan (Anonim, 2007). Sedangkan menurut Ibnu Fajar dkk (2002), status
gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu. Contohnya gondok endemik merupakan keadaan tidak
seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh.

2. Penilaian Status Gizi dapat dibagi 2 (dua) :

a. Penilaian Status Gizi Secara Langsung

Penilaian Status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian
yaitu :

1) Antropometri
Pengertian :
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari
sudut pandangan gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai
macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai
tingkat umur dan tingkat gizi.
Penggunaan :
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan
asupan protein dan energi. Keterseimbangan ini terlihat pada pola
pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan
jumlah air dalam tubuh.
2) Klinis
Pengertian :
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status
gizi masyarakat.
Penggunaan :
Penggunaan metode ini umumnya untuk survey klinis secara cepat (rapid
clinical surveys). Survey ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-
tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping
itu digunakan untuk mengetahui tingkat status untuk mengetahui tingkat
status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan. Fisi yaitu tanda (sign)
dan gejala (symptom) atau riwayat hidup.

3) Biokimia
Pengertian :
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang
diuji secra laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
Penggunaan :
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan dapat
terjadi keadaan malnutrisi iyang lebih parah lagi. Banyak gejala yang kurang
spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk
menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
4) Biofisik
Pengertian :
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan cara melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat
perubahan struktur dari jaringan.

Penggunaan :
Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian
buta senja (epidemic of nigh blindnees). Cara yang digunakan adalah tes
adaptasi gelap (Fajar, Ibnu dkk, 2002).
b. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung

Penilaian Status gizi secara tidak langsung dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)
yaitu :

1) Survey Konsumsi Makan


Pengertian :
Survey konsumsi makana nadalah metode penentuan khusus gizi secara
tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi
Penggunaan :
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang
konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat keluarga dan individu. Survey
ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi.

2) Statistik Vital
Pengertian :
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis
data beberata statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur,
angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnnya
yang berhubungan dengan gizi.
Penggunaan :
Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak
langsung pengukuran status gizi masyarakat.

3) Faktor Ekologi
Pengertian :
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi masalah ekologi sebagai hasil
interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya.
Penggunaan :
Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui
penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan
program intervensi gizi (Fajar, Ibnu, dkk. 2002).
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

a. Program pemberian makanan tambahan

Merupakan program untuk menambah nutrisi pada balita ini biasanua


diperoleh saat mengikuti posyandu. Adapun pemberin tambahan makanan
tersebut berupa makanan pengganti ASI yang biasa didapat dari puskesmas
setempat.

b. Tingkat Pendapatan Keluarga

Dinegara Indonesia yang jumlah pendapatan penduduk sebagian rendah


adalah golongan rendah dan menengah akan berdampak pada pemenuhan
bahan makanan terutama makanan yang bergizi

c. Pemeliharaan kesehatan

Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan


(health promotion behaviour). Misalnya makan makanan yang bergizi, olah
raga dan sebagainya termasuk juga perilaku pencegahan penyakit (health
prevention behavior) yang merupakan respon untuk melakukan pencegahan
penyakit.

d. Pola Asuh Keluarga

Pola asuh adalah pola pendidikan yang diberikan orang tua kepada anak-
anaknya. Setiap anak membutuhkan cinta, perhatian, kasih sayang yang akan
berdampak terhadap perkembangan fisik, mental dan emosional. (Anonim,
2007).
4. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih model
penilaian status gizi

Tujuan pengukuran sangat diperhatikan dalam memilih metode, seperti


tujuan ingin melihat fisik seseorang. Maka metode yang digunakan adalah
antropemetri.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,


2001.

Francin, P. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta, 2005.

Moehji, S. Ilmu Gizi. Jilid I. Bhatara Karya Pustaka, Jakarta, 1982.

Supariasa, I. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta, 2002.

http://askep-askeb.cz.cc/

Lebih lengkap disini: Konsep Dasar Ilmu Gizi | kumpulan askep askeb |
download KTI Skripsi | asuhan keperawatan kebidanan
http://terselubung.cz.cc/

You might also like