Professional Documents
Culture Documents
Belajar Kelompok
Belajar Kelompok
(Waktu: 60 – 75 menit)
A. PENGANTAR
Belajar kelompok atau disebut juga kerja kelompok adalah bagian dari pengelolaan siswa
dalam kegiatan pembelajaran PAKEM. Mengapa belajar secara aktif, kreatif, dan
menyenangkan perlu bervariasi, baik dari segi penyediaan materi atau sumber belajar
maupun pengelolaan belajarnya? Anak akan merasa bosan jika mereka belajar dalam
suasana monoton. Kegiatan belajar mengajar perlu memberikan pengalaman belajar yang
beragam agar kegiatan belajar tetap menyenangkan dan menantang. Kegiatan membaca
dan menuliskan gagasan pribadi misalnya perlu dikerjakan secara individual, latihan
berdialog dengan belajar berpasangan, berdiskusi untuk memecahkan masalah perlu kerja
kelompok, dan klasikal untuk mendengarkan penjelasan guru. Demikian pula belajar tidak
selamanya harus di dalam kelas. Kadang-kadang mereka perlu belajar di luar kelas untuk
melakukan pengamatan atau mencari suasana lain yang lebih nyaman dan lebih leluasa,
apalagi jika jumlah siswa di dalam kelas terlalu banyak.
B. TUJUAN
1. menjelaskan apa yang dimaksud dengan belajar kelompok dan mengapa anak perlu
dilatih belajar berkelompok.
2. mampu membuat pengelompokan belajar yang tepat (disesuaikan dengan topik dan
materi yang akan diajarkan, serta kompetensi apa yang akan dikembangkan dalam diri
anak )
3. mampu mengembangkan gagasan pengelompokan yang lain yang membuat hasil
belajar lebih maksimal dan efektif
4. mampu mengidentifikasi kegiatan belajar yang cocok untuk belajar kelompok dan
yang tidak.
D. LANGKAH PEMBELAJARAN
(15’) (40’)
(20’)
Pleno: Apa, Meng apa, & Kerja kelompok: Pleno: Pembahasan dan
Bagaimana Belajar mengidentifikasi +/- Kesimpulan
Kelompok Belajar Kelompok
Fasilitator menjelaskan tentang apa, mengapa, dan bagaimana belajar kelompok (Bahan
terlampir)
Fasilitator mengawali kegiatan dengan mengajukan pertanyaan, apa yang diketahui
oleh peserta tentang belajar kelompok karena ini bukan hal baru dalamCTL. Lalu
mengapa anak perlu belajar kelompok, apakah semua kegiatan pembelajaran dapat
dilaksanakan dengan belajar kelompok, dan meminta beberapa peserta untuk
menceritakan pengalaman mereka melaksanakan kegiatan belajar atau kerja
kelompok, termasuk suka dukanya.
_ Mengidentifikasi kegiatan belajar apa saja yang seharusnya dilakukan secara
berkelompok dan yang tidak.Hasil diskusi ditulis dalam tabel berikut:
Pengelolaan Pembelajaran Kegiatan yang dilakukan siswa
Kerja secara individual/ Membuat maket sekolah (model)
perorangan
Kerja secara berpasangan Simulasi dialog
Kerja Kelompok Menuliskan pengalaman pribadi
Fasilitator meminta peserta untuk mengidentifikasi segi positif dan negatifnya belajar
kelompok dan klasikal, kemudian memasukkannya ke dalam tabel sehingga mudah
dilihat untuk dikomentari.
Belajar Kelompok:
Positif Negatif
Belajar Klasikal:
Positif Negatif
Menuliskan sebanyak mungkin segi positif dan negatif belajar atau kerja kelompok
menambahkan dan menanggapi yang tidak jelas. Fasilitator bersama-sama peserta
menyimpulkan isi sesi tentang Belajar Kelompok.
Belajar Kelompok
Belajar kelompok mempunyai tujuan utama agar anak dapat bersosialisasi dan bekerjasama,
terutama untuk kegiatan yang memerlukan pemecahan masalah bersama, seperti melakukan
percobaan, berdiskusi, bermain peran, juga untuk mendorong agar anak pemalu dan penakut
mau berbicara. Anak-anak ini akan merasa aman jika berbicara dalam kelompok kecil daripada
secara klasikal. Melatih anak belajar kelompok, berarti juga menyiapkan anak untuk menjadi
dewasa yang bisa bekerjasama dengan orang lain. Dalam kenyataan hidup yang membuat
manusia sukses adalah kemampuannya menerapkan kecerdasan untuk bekerjasama dengan orang
lain dalam mencapai tujuan bersama. Lebih-lebih dalam masyarakat modern, kemampuan
bekerjasama semakin penting dan mutlak dibutuhkan (Schmuck,1985). Sebagai ilustrasi,
terwujudnya sebuah gedung yang megah merupakan hasil kerjasama berbagai teknisi ahli.
Perlu diperhatikan bahwa tidak semua kegiatan pembelajaran cocok dilakukan dengan belajar
kelompok. Jika topik/materi merupakan masalah yang harus dipecahkan bersama atau berupa
lembar kerja yang harus dikerjakan melalui percobaan bersama, atau kegiatan bermain peran
beberapa orang, ini memang memerlukan kegiatan atau belajar kelompok. Namun, jika materi
hanya memerlukan dialog atau menulis percakapan dua orang, yang tepat adalah kerja pasangan,
juga menulis karangan pengalaman pribadi yang cocok adalah kerja individual.
Ada beberapa cara pengelompokan yang dapat dilakukan guru, misalnya berdasarkan
kemampuan, jenis kelamin, atau campuran. Setiap jenis pengelompokan tentu mengandung segi
positif dan negatif, tergantung bagaimana guru melaksanakannya, termasuk mengetahui
mengapa guru mengelompokkan berdasarkan kemampuan, dengan alasan misalnya agar mereka
dapat berdiskusi secara efektif, berdasarkan jenis kelamin agar mereka dapat membahas topik
dengan lebih terbuka dalam kelompok sejenis, dan sebagainya. Adapun yang penting
diperhatikan oleh guru adalah bagiamana belajar kelompok dapat memaksimalkan hasil belajar
semua anak dengan kemampuan dan minat yang beragam itu.
Selain itu, guru perlu mengetahui duduk berkelompok tidak sama dengan belajar kelompok.
Duduk bisa dalam kelompok, tetapi setiap siswa mengerjakan tugas individual seperti
mengerjakan latihan matematika atau mengarang. Namun, juga bisa anak-anak duduk dalam
kelompok dan bekerja kelompok seperti melakukan percobaan IPA, berdiskusi untuk
memecahkan masalah bersama. Sekali lagi tujuan belajar kelompok, selain meningkatkan
sosialisasi, juga melatih siswa bekerjasama, mampu berinteraksi dengan teman lain, berdiskusi
dengan tidak memaksakan kehendak/toleransi dan berargumentasi dengan akal sehat/masuk akal,
atau secara umum mengembangkan kemampuan intelektual karena anak harus melakukan proses
berpikir.
Jika hari ini anak mampu bekerjasama, esok dia akan mampu mengerjakan sesuatu secara
mandiri. Kerjasama melalui belajar kelompok di mana anak saling berinteraksi dengan bertanya
dan mengemukakan pendapat adalah fondasi sukses di kemudian hari. Berbicara (talk) adalah
sentral untuk pengembangan sosial dan pertumbuhan intelektual (Vygotsky, 1962)
Belajar melalui berbicara sama dengan belajar bicara, anak aktif membangun pengetahuannya
sendiri (Wells, 1987)
Kesimpulan umum:
- mengesankan hanya satu sumber belajar - meningkatkan masalah fisik
(penglihatan, pendengaran)
- mengurangi keterlibatan dalam
tugas/kegiatan
-
- mendorong keterlibatan - membuang waktu jika mengenalkan konsep baru
- mendorong untuk membantu orang lain dan - mengesampingkan kebutuhan anak pandai dan
menerima tanggung-jawab kurang dari kebutuhan kelompok
-
Sumber: Kasim Lemlrch J (1990), Curriculum and Instructional Methods for Elementary and
Midle School, New York Macmillan College Publishing Co.
Comments
bisa minta tlong kirimi ptk pai tentang pembelajaran kelompok, ayahq kebingungan.....
kirimi dong
tolong kirimin pengertian belajar kelompok kecil serta tentang langkah-langkah belajar
kelompok kecil ya...aq bingung..?
Post a comment