You are on page 1of 8

01/24/2009

Belajar Kelompok

Belajar Kelompok
 

(Waktu: 60 – 75 menit)

A. PENGANTAR

Belajar kelompok atau disebut juga kerja kelompok adalah bagian dari pengelolaan siswa
dalam kegiatan pembelajaran PAKEM. Mengapa belajar secara aktif, kreatif, dan
menyenangkan perlu bervariasi, baik dari segi penyediaan materi atau sumber belajar
maupun pengelolaan belajarnya? Anak akan merasa bosan jika mereka belajar dalam
suasana monoton. Kegiatan belajar mengajar perlu memberikan pengalaman belajar yang
beragam agar kegiatan belajar tetap menyenangkan dan menantang. Kegiatan  membaca
dan menuliskan gagasan pribadi misalnya perlu dikerjakan secara individual,  latihan
berdialog dengan belajar berpasangan, berdiskusi untuk memecahkan masalah perlu kerja
kelompok, dan klasikal untuk mendengarkan penjelasan guru. Demikian pula belajar tidak
selamanya harus di dalam kelas. Kadang-kadang mereka perlu belajar di luar kelas untuk
melakukan pengamatan atau mencari suasana lain yang lebih nyaman dan lebih leluasa,
apalagi jika jumlah siswa di dalam kelas terlalu banyak. 

B. TUJUAN

 
 

Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta:

1.      menjelaskan apa yang dimaksud dengan belajar kelompok dan mengapa anak perlu
dilatih belajar berkelompok.

2.      mampu membuat pengelompokan belajar yang tepat (disesuaikan dengan topik dan
materi yang akan diajarkan, serta kompetensi apa yang akan dikembangkan dalam diri
anak )

3.      mampu mengembangkan gagasan pengelompokan yang lain yang membuat hasil
belajar lebih maksimal dan efektif

4.      mampu mengidentifikasi kegiatan belajar yang cocok untuk belajar kelompok dan
yang tidak.

C. BAHAN DAN ALAT BANTU

1.      Spidol untuk dijadikan sumber merumuskan pertanyaan

2.        Beberapa lembar transparansi dan pena

D. LANGKAH PEMBELAJARAN

 
 

Langkah-langkah pembelajaran dalam pertemuan ini secara diagramatik

digambarkan sebagai berikut:

(15’)                                                        (40’)                                                       
(20’)

Pleno: Apa, Meng apa, & Kerja kelompok: Pleno: Pembahasan dan  
Bagaimana Belajar mengidentifikasi +/- Kesimpulan
Kelompok Belajar Kelompok  

(1)   Pleno: Pengantar (15’)

Fasilitator menjelaskan tentang apa, mengapa, dan bagaimana belajar kelompok (Bahan
terlampir)

        Fasilitator mengawali kegiatan dengan mengajukan pertanyaan, apa yang diketahui
oleh peserta tentang belajar kelompok karena ini bukan hal baru dalamCTL. Lalu
mengapa anak perlu belajar kelompok, apakah semua kegiatan pembelajaran dapat
dilaksanakan dengan belajar kelompok, dan meminta beberapa peserta untuk
menceritakan pengalaman mereka melaksanakan kegiatan belajar atau kerja
kelompok, termasuk suka dukanya.

Fasilitator meminta peserta untuk duduk berkelompok dan memberi tugas:

_       Mengidentifikasi kegiatan belajar apa saja yang seharusnya dilakukan secara
berkelompok dan yang tidak.Hasil diskusi ditulis dalam tabel berikut:

 
Pengelolaan Pembelajaran Kegiatan yang dilakukan siswa
Kerja secara individual/ Membuat maket sekolah (model)
perorangan
Kerja secara berpasangan Simulasi dialog

 
Kerja Kelompok Menuliskan pengalaman pribadi

        Peserta melaporkan hasilnya, kelompok lain menanggapi dan menambahkan


keterangan yang belum lengkap.  

Fasilitator meminta peserta untuk mengidentifikasi segi positif dan negatifnya belajar
kelompok dan klasikal, kemudian  memasukkannya ke dalam tabel sehingga mudah
dilihat untuk dikomentari.

Belajar Kelompok:

Positif Negatif
   

Belajar Klasikal:

Positif Negatif
   

(2)   Kerja Kelompok (20’)

        Dalam kelompok 5 orang, peserta:

Menuliskan sebanyak mungkin segi positif dan negatif belajar atau kerja kelompok
 

(3)   Pleno: Pelaporan (20’)

                 Melaporkan hasil yang ditulis dalam transparansi, kelompok lain   

                 menambahkan dan menanggapi yang tidak jelas.  Fasilitator bersama-sama peserta
menyimpulkan isi sesi tentang Belajar Kelompok.

Belajar Kelompok
 

Belajar kelompok mempunyai tujuan utama agar anak dapat bersosialisasi dan bekerjasama,
terutama untuk kegiatan yang memerlukan pemecahan masalah bersama, seperti melakukan
percobaan, berdiskusi, bermain peran,  juga untuk mendorong agar anak pemalu dan penakut
mau berbicara. Anak-anak ini akan merasa aman jika berbicara dalam kelompok kecil daripada
secara klasikal. Melatih anak belajar kelompok, berarti juga menyiapkan anak untuk menjadi
dewasa yang bisa bekerjasama dengan orang lain. Dalam kenyataan hidup yang membuat
manusia sukses adalah kemampuannya menerapkan kecerdasan untuk bekerjasama dengan orang
lain dalam mencapai tujuan bersama. Lebih-lebih dalam masyarakat modern, kemampuan
bekerjasama semakin penting dan mutlak dibutuhkan (Schmuck,1985). Sebagai ilustrasi,
terwujudnya sebuah gedung yang megah merupakan hasil kerjasama berbagai teknisi ahli.  

Perlu diperhatikan bahwa tidak semua kegiatan pembelajaran cocok dilakukan dengan belajar
kelompok. Jika topik/materi merupakan masalah yang harus dipecahkan bersama atau berupa
lembar kerja yang harus dikerjakan melalui percobaan bersama, atau kegiatan bermain peran
beberapa orang, ini memang memerlukan kegiatan atau belajar kelompok. Namun, jika materi
hanya memerlukan dialog atau menulis percakapan dua orang, yang tepat adalah kerja pasangan,
juga menulis karangan pengalaman pribadi yang cocok adalah kerja individual.

Ada beberapa cara pengelompokan yang dapat dilakukan guru, misalnya berdasarkan
kemampuan, jenis kelamin, atau campuran. Setiap jenis pengelompokan tentu mengandung segi
positif dan negatif, tergantung bagaimana guru melaksanakannya, termasuk mengetahui
mengapa guru mengelompokkan berdasarkan kemampuan, dengan alasan misalnya agar mereka
dapat berdiskusi secara efektif, berdasarkan jenis kelamin agar mereka dapat membahas topik
dengan lebih terbuka dalam kelompok sejenis, dan sebagainya. Adapun yang penting
diperhatikan oleh guru adalah bagiamana belajar kelompok dapat memaksimalkan hasil belajar
semua anak dengan kemampuan dan minat yang beragam itu.
 

Selain itu, guru perlu mengetahui duduk berkelompok tidak sama dengan belajar kelompok.
Duduk bisa dalam kelompok, tetapi setiap siswa mengerjakan tugas individual seperti
mengerjakan latihan matematika atau mengarang. Namun, juga bisa anak-anak duduk dalam
kelompok dan bekerja kelompok seperti melakukan percobaan IPA, berdiskusi untuk
memecahkan masalah bersama. Sekali lagi tujuan belajar kelompok, selain meningkatkan
sosialisasi, juga melatih siswa bekerjasama, mampu berinteraksi dengan teman lain, berdiskusi
dengan tidak memaksakan kehendak/toleransi dan berargumentasi dengan akal sehat/masuk akal,
atau secara umum mengembangkan kemampuan intelektual karena anak harus melakukan proses
berpikir.

Jika hari ini anak mampu bekerjasama, esok dia akan mampu mengerjakan sesuatu secara
mandiri. Kerjasama melalui belajar kelompok di mana anak saling berinteraksi dengan bertanya
dan mengemukakan pendapat adalah fondasi sukses di kemudian hari. Berbicara (talk) adalah
sentral untuk pengembangan sosial dan pertumbuhan intelektual (Vygotsky, 1962) 

Belajar melalui berbicara sama dengan belajar bicara, anak aktif membangun pengetahuannya
sendiri (Wells, 1987)

Kesimpulan umum:

Dengan anak terlatih berbicara, berdiskusi, berargumentasi, merencanakan sesuatu bersama


dalam kegiatan belajar sehari-hari di sekolah, anak akan memiliki keterampilan siap pakai,
misalnya untuk melakukan wawancara saat mencari kerja, kritis melihat dan memecahkan
permasalahan sesuai situasi, lebih berani dan terampil memimpin rapat atau pertemuan, mampu
menengahi perbedaan pendapat dengan memberikan argumentasi yang seimbang untuk kedua
belah pihak, mampu menyerap dan menyaring informasi secara kritis, mampu membuat
hipotesis, dan berbicara secara efektif.  

Pembelajaran  secara klasikal (kelompok besar)

Keuntungan Kerugian (mungkin)


-    alat efisien untuk ceramah, film dan demonstrasi -    mengurangi tanggung-jawab individu
-    mengembangkan rasa aman dan “saya -    mengesampingkan kebutuhan
berada dalam kelompok” individu dan kebutuhan kelompok
besar
-    mempermudah untuk pengajaran konsep
baru -    menghambat variasi pembelajaran

-    meningkatkan otoritas guru -    menghambat partisipasi sosial

-    mengesankan hanya satu sumber belajar -    meningkatkan masalah fisik
(penglihatan, pendengaran)
 
-    mengurangi keterlibatan dalam
  tugas/kegiatan

   

  -           

Pembelajaran secara kelompok kecil

Keuntungan Kerugian (mungkin)


-       mempermudah komunikasi -       membuat siswa tidak bergairah

-       meningkatkan interaksi -       membuang waktu jika kemampuan bekerja


kelompok kurang

-       mendorong keterlibatan -       membuang waktu jika mengenalkan konsep baru

-       mendorong untuk membantu orang lain dan -       mengesampingkan kebutuhan anak pandai dan
menerima tanggung-jawab kurang dari kebutuhan kelompok

-       melatih kemampuan bernegosiasi -       mengesampingkan penguasaan materi dari


ketrampilan kerja kelompok
-       mengembangkan kemampuan mengambil
-       anak pandai mendominasi anak kurang
keputusan

-       mengembangkan rasa perlu berbagi pendapat

-       meningkatkan kerjasama

-       memungkinkan variasi pembelajaran

-       guru berkesempatan untuk mengamati,


mendengarkan dan mendiagnosis siswa

-        

Sumber: Kasim Lemlrch J (1990), Curriculum and Instructional Methods for Elementary and
Midle School, New York Macmillan College Publishing Co.

08:01 Permalink | Comments (6) | Email this | Tags: pernak-pernik ptk

Comments
bisa minta tlong kirimi ptk pai tentang pembelajaran kelompok, ayahq kebingungan.....

Posted by: herza | 12/29/2009

kirimi dong

Posted by: syamsul | 03/08/2010

Minta tlg penjelasan ttg kooperatif TPS..thank.

Posted by: enda | 03/25/2010

kirimin PTK tentang kelompok belajar sie

Posted by: Yuning pujiyarti | 04/19/2010

What words... super, a remarkable phrase 884d0c

Posted by: Cheap Valium | 09/14/2010

tolong kirimin pengertian belajar kelompok kecil serta tentang langkah-langkah belajar
kelompok kecil ya...aq bingung..?

Posted by: mala tumpuhara | 11/29/2010

Post a comment

You might also like