Professional Documents
Culture Documents
a. Genus adalah term yang mempunyai bawahan banyak dan berbeda-beda, tetapi
kesemuanya mempunyai sifat sama yang mengikat keseluruhan bawahan yang berbeda-
beda.
Contoh : Kuda, gajah, sapi, dan manusia adalah berbeda, tetapi kesemuanya mempunyai
kesamaan sifat yaitu sifat kebinatangan. Jadi kata binatang adalah jenis.
b. Spesia adalah term yang menunjukkan hakikat yang berlainan tetapi sama-sama terikat
dalam satu jenis
Contoh : Manusia, kuda, sapi adalah spesia.
Jenisnya adalah binatang
c. Diffrentia adalah term yang membedakan satu hakikat dengan hakikat lain yang sama-
sama terikat dalam satu jenis.
Contoh : Manusia adalah binatang yang berfikir. Binatang adalah jenis; manusia adalah
spesia dari binatang. Yang membedakan manusia dengan yang lainnya yang tercakup
dalam binatang (kuda, sapi) adalah sifat berfikir. Sifat berfikir pada manusia inilah yang
disebut differentia.
d. Propria adalah term yang menyatakan sifat hakikat dari suatu spesia sebagai akibat dari
sifat pembeda yang dimilikinya. Sifat pembeda yang dimiliki manusia adalah berfikir.
Dari sifat berfikir inilah timbul sifat-sifat khusus. Seperti : Membentuk pemerintahan,
berpakaian, berkebudayaan dan berperadaban.
e. Accidentia adalah term yang menunjukkan sifat yang tidak harus dimiliki oleh suatu
spesia. Seperi gemuk, kurus, pandai
KLASIFIKASI
Klasifikasi adalah pengelompokkan barang yang
sama dan memisahkan dari yang berbeda
menurut spesianya.
b. Setiap pembagian harus dilandaskan satu dasar saja. Pembagian yang berlandaskan
lebih dari satu dasar akan menghasilkan spesia yang simpang siur
Contoh : Manusia (genus)
Manusia berkulit hitam, manusia
aria, manusia penyabar (spesia)
Di sini terdapat 3 macam dasar pembagian yaitu : warna kulit, ras, dan sifat dari
manusia.
c. Pembagian harus lengkap, yakni harus menyebut keseluruhan spesia yang dicakup oleh
suatu genera.
Contoh : Membagi manusia atas dasar warna kulit menjadi manusia berkulit putih dan
manusia berkulit hitam saja adalah tidak benar sebab tidak lengkap.
PENGANTAR LOGIKA
Obyek formal
Sudut pandang atau segi dari mana obyek
material itu dikaji.
b. Logika ilmiah
Logika ilmiah diperoleh dengan mempelajari
dan menguasai metode penalaran
sebagaimana mestinya, kemudian
menerapkan metode tersebut secara terus-
menerus agar setiap bentuk kekeliruan
penalaran dapat dihindari.
b. Logika modern
Perkembangan baru dalam logika mulai nampak ketika beberapa ahli matematika
Inggris, seperti A. de Morgan (1806-1871) dan George Boole (1815-1864), mencoba
menerapkan prinsip-prinsip matematika ke dalam logika klasik. Dengan mengunakan
lambang-lambang non bahasa atau lambang matematis.
b. Logika induktif
Cara berfikir untuk menarik kesimpulan yang
bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat
individual (khusus).
Contoh :
Besi jika dipanaskan akan memuai
Timah jika dipanaskan akan memuai
Jadi : semua logam jika dipanaskan akan memuai
PROPOSISI
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk
kalimat yang dapat dinilai benar dan salahnya.
Contoh : - Besi bila dipanaskan memuai
- Bung Tomo adalah pahlawan
Dari kombinasi kuantitas dan kualitas proposisi, maka kita mengenal 6 macam
proposisi, yaitu :
1. Universal positif, contoh : Semua manusia akan
mati.
2. Partikular positif, contoh : Sebagian manusia
adalah guru
3. Singular positif, contoh : Rudi adalah pemain
bulu tangkis
4. Universal negatif, contoh : Semua kucing
bukan burung
5. Partikular negatif, contoh : beberapa mahasiswa
tidak lulus
6. Singular negatif, contoh : Rina bukan gadis
pemalu
Dengan pembahasan di atas, maka kita mengenal
lambang permasalahan dan rumus proposisi sebagai
berikut :
Dalam menentukan apakah suatu proposisi itu positif atau negatif, kita tidak boleh
semata-mata berdasarkan ada atau tidak adanya indikator negatifnya, seperti : tak, tidak
atau bukan.
- Kopulanya : - Kopulanya :
menghubungkan 2 menghubungkan 2
buah pernyataan alternatif
(sebab-akibat).
Contoh :
- Budi ada di rumah atau di sekolah.
- Jika bukan Budi yang mencuri, maka Agus.
Contoh :
- Budi berbaju putih atau non putih.
- Agus berbahasa Arab atau berbahasa non Arab.
SILOGISME
Silogisme merupakan bentuk penyimpulan tidak
langsung. Dikatakan demikian karena dalam
silogisme kita menyimpulkan pengetahuan baru
yang kebenarannya diambil secara sintesis dari
dua permasalahan yang dihubungkan dengan
cara tertentu.
Contoh 2 :
Semua manusia tidak lepas dari kesalahan
Semua guru adalah manusia
Semua guru tidak lepas dari kesalahan
(2) Figur II :
Medium menjadi predikat pada premis mayor
maupun premis minor. Lambangnya : P M
S M
S P
Contoh :
Semua tumbuhan membutuhkan air
Tidak satu pun benda mati membutuhkan air
Tidak satu pun benda mati adalah tumbuhan
(4) Figur IV :
Medium menjadi predikat pada premis mayor
dan menjadi subyek pada premis minor.
Lambangnya : P M
M S
S P
Contoh :
Semua pendidik adalah manusia
Semua manusia akan mati
Sebagian yang akan mati adalah pendidik
Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B, jadwal hukum
silogisme hipotetik adalah :
SILOGISME
1. Bila A terlaksana, maka B juga terlaksana
2. Bila A tidak terlaksana, maka B juga tidak terlaksana
3. Bila B terlaksana, maka A terlaksana
4. Bila B tidak terlaksana, maka A juga tidak terlaksana
Contoh 1 :
Bila terjadi peperangan, harga sembako tinggi
Nah, peperangan terjadi
Jadi harga sembako tinggi.
Contoh 2 :
Bila terjadi peperangan, harga sembako tinggi
Nah, peperangan tidak terjadi
Jadi harga sembako tidak tinggi
Contoh 3 :
Bila terjadi peperangan, harga sembako tinggi
Sekarang harga sembako tinggi
Jadi terjadi peperangan.
Contoh 4 :
Bila peperangan terjadi, harga sembako tinggi
Harga sembako tidak tinggi
Jadi peperangan tidak terjadi.