Professional Documents
Culture Documents
(Lampiran Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 147 Tahun 2003
Tanggal 2 Desember 2003)
I. PENDAHULUAN
Petunjuk Teknis Penilaian Angka kredit Statistisi ini dimaksudkan untuk menjadi
pedoman yang lebih rinci bagi Statistisi, anggota Tim Penilai, dan Pejabat lain yang
berkepentingan agar terdapat kesatuan pengertian dan pemahaman dalam pelaksanaan
penilaian kegiatan Statistisi dan angka kreditnya dari Pegawai Negeri Sipil yang
menduduki Jabatan Fungsional Statistisi pada instansi Pemerintah di pusat dan di daerah.
Dalam Keputusan ini diatur tentang kegiatan statistisi yang dapat dinilai dalam rangka
pelaksanaan Jabatan Fungsional Statistisi dan angka kreditnya pada unit kerja statistik
instansi pemerintah di pusat dan daerah.
1
6. Analisis Statistik Deskriptif Lintas ektor adalah penguraian beberapa sector
dan berbagai bagiannya serta penelaa han sector itu sendiri maupun hubungan
antar sector untuk memperoleh gambaran yang tepat.
7. Analisis Statistik/Analtik Satu Sektor adalah penelaahan dan penguraian
secara mendalam dengan menggunakan metode statistik inferens atas sector
hingga mengahsilkan simpulan-simpulan.
8. Analisis Statistik/Analitik Lintas Sektor adalah penelaahan dan penguraian
secara mendalam dengan menggunakan metode statistik inferens atas data
lintas sector hingga mengahsilkan simpulan-simpulan.
9. Pengembangan Statistik adalah memajukan statistik yang meliputi :
a. konsultasi statistik;
b. pengarahan statistik;
c. penyebarluasan statistik; dan
d. pengembangan metode atau system statistik
10. Statistik Kelembagaan adalah statistik yang diselenggarakan oleh badan,
instansi pemerintah maupun swasta.
11. Konsultasi statistik adalah suatu kegiatan memberikan masukan atau input
dalam penerapan ilmu statistik dengan tujuan penyempurnaan dan
pengembangan statistik kelembagaan.
12. Pengarahan statistik adalah suatu kegiatan memberikan arahan atau petunjuk
dalam suatu kegiatan statistik dengan materi yang sudah disiapkan
sebelumnya.
13. Penyebarluasan statistik adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mensosialisasikan suatu kegiatan statistik baik yang akan dilaksanakan
maupun yang telah dilaksanakan.
14. Inovasi metode statistik adalah melakukan suatu terobosan/penemuan baru
metode statistik yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal
sebelumnya dimana hasil inovasi tersebut diharapkan dapat memperbaiki dan
meningkat kualitas metode statistik yang berbeda dari yang sudah ada atau
yang sudah dikenal sbelumnya dimana hasil inovasi tersebut diharapkan dapat
memperbaiki dan meningkatkan kualitas metode statistik
2
15. Sensus adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan
semua unit populasi di suatu daerah tertentu untuk memperoleh karekteristik
suatu populasi pada saat tertentu.
16. Survei adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan
sampel untuk memperkirakan karekteristik suatu populasi pada saat tertentu.
17. survey Terstruktur adalah cara pengump ulan data yang dilakukan dengan
daftar pertanyaan yang telah ditentukan dan alternative jawaban yang sudah
tersedia.
a. Survei terstruktur sederhana (terdiri dari 1 s/d 3 halaman)
b. Survei terstruktur sedang (terdiri dari 4 s/d 7 halaman)
c. Survei terstruktur komplek (lebih dari 8 halaman)
18. In-depth interview adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui
pencacahan sampel dengan menggunakan daftar inti pernyataan dimana
semua informasi yang akan dikumpulkan harus dikembangkan sendiri oleh
pewawancara in-depth interview ini dibedakan dalam tiga tingkatan yaitu :
a. In-depth interview sederhana adalah cara pengumpulan data primer yang
menggunakan kuesioner in-depth interview dengan pengembangan
pertanyaannya terbatas pada pola piker yang telah diberikan.
b. In-depth interview sedang adalah cara pengumpulan data primer yang
menggunakan kuesioner in-depth interview dengan pengembangan
pertanyaannya terbatas pada pola piker yang telah diberikan dan
memerlukan perhitungan tersendiri dalam pengumpulan datanya.
c. In-depth interview komplek adalah cara pengumpulan data primer yang
menggunakan kuesioner in-depth interview dengan pengembangan
pertanyaannya berdasar kerangka teori tertentu yang telah dikuasai oleh
pencacah.
19. Pengamatan atau Obsevasi adalah pengumpulan data yang dilakukan secara
langsung pada suatu obyek tertentu dengan pengukuran, pengalihan dan
perhitungan.
20. Data administrasi adalah catatan administrasi yang ada pada pemerintah atau
swasta, lembaga atau perorangan.
3
21. Kompilasi data administrasi adalah cara pengumpulan data melalui
pemungutan data administrasi pada satu atau beberapa instansi
pemerintah/lembaga.
22. Obyek Statistik adalah sasaran dari suatu kegiatan pengumpulan data.
23. Wilaya obyek statistik sensus/survey adalah wilayah geografisyang
mempunyai batas-batas yang jelas yang dipakai sebagai dasar penelitian.
Wilayah ini bisa berupa wilayah dalam pengertian administrative, seperti : RT
ataupun RW maupun wilayah yang dibentuk untuk keperluan penelitian,
seperti: segmen atau blok sensus.
24. Wilayah kerja adalah wilayah yang menjadi beban tugas seorang pejabat
statistisi, bisa berupa wilayah administrasi atau wilayah yang dibentuk untuk
keperluan penelitian.
25. Non wilayah kerja adalah wilayah tugas seorang pejabat statistisi yang bukan
berdasarkan wilayah administrasi atau wilayah yang dibentuk untuk keperluan
penelitian.
26. Kerangka penarikan sampel adalah daftar yang berisi nama wilayah
kerja/perusahaan/kepala rumahtangga/ obyek statistik lainnya dengan
beberapa identitas pokok sebagai dasar dalam penarikan sampel.
27. Mengkaji adalah mengupas atau menelaah suatu kegiatan/permasalahan
secara lebih dalam, dengan tujuan mendapatkan atau menemukan suatu
formulasi untuk meningkatkan mutu dari kegiatan yang sedang dikaji.
28. Mengevaluasi adalah melakukan penilaian dari suatu kegiatan yang telah
dilakukan dengan tujuan dapat memberikan masukan perbaikan dari kegiatan
yang sedang dievaluasi.
29. Kerangka kegiatan analisis adalah suatu bagan atau alur tahapan kegiatan
analisis dengan tujuan menyeragamkan dan mempermudah atau
memperlancar kegiatan tersebut.
30. Indikator dan ukuran statistik adalah angka yang menunjukan cirri suatu
populasi.
31. Peta adalah gambar atau lukisan pada kertas atau lainnya yang menunjukan
letak tanah, laut, sungai, gunung, arah mata angina, dsb; denah; reprensentasi
4
melalui gamb ar dari suatu daerah yang menyatakan sifat-sifatseperti batsan
daerah, sifat permukaan.
32. Sketsa peta wilayah obyek statistik (peta analog) adalah peta yang dibuat
secara manual dengan mengamati langsung ke obyek yang akan digambar,
baik menggunakan peta dasar ataupun tidak.
33. Peta Termatik adalah peta yang menyajikan informasi hasil kegiatan sensual,
survey, data sekunder atau hasil observasi, informasi yang ditampilkan pada
peta antara lain jumlah atau symbol dari penduduk, hewan, hasil pertanian
atau lainnya.
34. Peta Digital adalah peta yang tediri dari sekumpulan file yang memuat unsur
dasar pembuatan peta, yaitu titik, garis, serta ruang dimana masing-masing
unsur dasar pembuatan peta tersebut sudah ditandai sesuai dengan kode
wilayah administrasi yang tersimpan dalam media computer.
35. Monografi adalah penyajian informasi hasil kegiatan sensus, survey, data
sekunder atau hasil observasi dalam bentuk tabel atau grafik melalui media
dinding dalam tampilan yang mudah dilihat atau dibaca.
36. Peta Indeks adalah peta yang menapilkan urutan sistemtik wilayah sesuai
dengan kode wilayah administrasi.
37. Rancangan jadwal Kegiatan adalah rancangan jadwal yang disusun oleh
pejabat statistisi melakukan kegiatan sensus/survey, kompilasi data
administrasi dan obsevasi yang akan dilak ukan, meliputi uraian kegiatan dan
waktu pelaksanaan.
5
perguruan tinggi atau setara yang terakreditasi oleh Departemen
Penidikan Nasional.
Contoh:
Bukti fisik :
6
- Diklat Fungsional yang bersifat wajib dengan tujuan untuk
memenuhi kompetensi jabatan Statistisi pada pengangkatan
pertama (Kursus Statistik Dasar dan Kursus Statistik Lanjutan),
dan
- Diklat Teknis yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi di
bidang Statistik.
Bukti fisik :
7
a. Sensus /Survei
(1) Merancang dan Membuat Jadwal Kegiatan Sensus/Survei :
(a) Statistisi Pelaksana (Angka Kredit 0,08)
(b) Statistisi Pelaksana Lanjutan (Angka Kredit 0,2)
(c) Statistisi Penyelia (Angka Kredit) 0,4)
8
Contoh :
Dalam rangka survey minat baca murid sekolah dasar,
Purwanto, Statistisi Penyelia pada Dinas Pendidikan
Kabupaten Madiun ditugaskan untuk menyusun data fasulitas
perpustakaan SD menurut desa, untuk dijadikan data input
wilayah kerja. Dari 80 desa yang ada di Kabupaten Madiun,
terdapat 50 desa yang SD-nya memiliki fasilitas perpustakaan,
dalam hal ini Purwanto mendapatkan angka kredit sebesar
1,08.
(b) Penarikan Sampel (Angka Kredit 0,38, Statistisi Pelaksana
Lanjutan)
Menentukan sampel wolayah kerja sesuai dengan metode
statistik yang telah ditentukan.
Bukti fisik:
Contoh :
Bukti fisik:
9
Laporan pemeriksaan penarikan sampel
Contoh :
Bukti fisik :
Laporan pemeriksaan penarikan sampel
Contoh:
Ahmad, Statistisi Penyelia di Kabupaten Madiun, memeriksa hasil
penarikan sampel yang dilakukan oleh Fajar Handayani, maka
Ahmad memperoleh angka kredit sebesar 0,06.
10
tingkat propinsi yang meliputi penghitungan kebutuhan dokumen
dan membuat daftar alokasi dokumen sesuai dengan beban tugas
masing- masing wilayah kerja. Dengan demikian bagi Statistisi
yang berkedudukan di pusat, dapat membuat alokasi dokumen
pada tingkat propinsi atau kabupaten/kota atau kecamatan.
Sedangkan Statistisi yang berkedudukan pada tingkat Kecamatan,
hanya dapat membuat alokasi dokumen pada tingkat kecamatan.
Penghitungan angka kredit untuk kegiatan ini berdasrkan jenis
dokumen yang dialokasikan, bukan berdasarkan jumlah
dokumennya.
Bukti fisik :
Daftar alokasi dokumen per wilayah.
Contoh:
11
pengumpulan data tiap kegiatan sensus/survey baik pada tingkat
kecamatan maupun kabupaten/kota
Bukti fisik:
Contoh:
Bukti fisik:
12
Isnaini Statistisi Penyelia pada BPS Propinsi Sumatera Barat
telah melatih petugas pemeriksa/pengawas Survei Sosial
Ekonomi Nasional selama 4 hari di Padang dengan jumlah jam
latihan 8 jam perhari. Dengan bukti fotocopy sertifikat
pelatihan yang dilegalisir atau surat tugas pelatihan maka
Isnaini mendapatkan angka kredit sebesar 4 x 8 0,02 = 0,64
Bukti Fisik:
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat tugas
Contoh:
Ajat Sudrajat, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada BPS
Kabupaten Garut ditugaskan untuk melatih petugas pengolah
hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional di garut selama 4 hari
dengan jumlah jam pelatihan 4 jam perhari, maka Ajat Sudrajat
mendapatkan angka kredit sebesar 4 x 4 x 0,01 = 0,16
13
Bukti Fisik:
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surta tugas
Contoh :
Bukti fisik :
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat
tugas.
Contoh :
Nona Niode, Statistisi Penyelia pada BS Propinsi Gorontalo
ditugaskan untuk mengikuti pelatihan sebagai coordinator
teknis Survei Sosial Ekonomi Nasional di Gorontalo selam
2 hari dengan jumlah jam pelatihan 10 jam per hari, maka
Nona Niode mendapatkan angka kredit sebesar 2 x 10 x
0,02 = 0,4
14
Mengikuti pelatihan sebagai pemeriksa/pengawas agar
mampu memeriksa/mengawasi jalannya pelaksanaan
lapngan atau pengolahan hasil sensus/survey yang
dilakukan oleh petugas pelaksana
Bentuk fisik :
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat
tugas
Contoh :
Ahmad Saleh, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada BPS
Kabupaten Sumbawa ditugaskan untuk mengikuti pelatihan
sebagai pemeriksa/pengawas Survei Sosial Ekonomi
Nasional di Mataram selama 2 hari dengan jumlah jam
pelatihan 8 jan per hari, maka Ahmad Saleh mendapatkan
angka kredit sebesar 2 x 8 x 0,01 = 0,16
(c) Pelaksana (Angka Kredit 0,004, Statistisi Pelaksana)
Mengikuti pelatihan sebagai pelaksana sensus/survey atau
pengolah hasil sensus/survey agar mamapu melaksanakan
pencacahan lapangan atau pengelohan hasil sensus/survey.
Bukti fisik:
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat
tugas.
Contoh :
Ngadimun, Statistisi Pelaksana pada kecamatan Duren
Sawit, BPS kota Jakarta Timur, ditugaskan untuk
mnegikuti pelatihan sebagai pelaksana pendataan Pedagang
Kaki Lima selam 4 hari dengan jumlah jam pelatihan 8 jam
15
per hari, maka Ngadimun mendapatkan angka kredit
sebesar 4 x 8 x 0,004 = 0,128
Bukti fisik:
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat
tugas
Contoh :
Sigit Budoyo, Statistisi Penyelia pada BPS Propinsi D.I.
Yogyakarta ditigaskan untuk mengikuti pelatihan sebagain
pemeriksa/pengawas in depth interview masalah
kemiskinan di Yogyakarta selama 4 hari dengan jumlah
jam pelatihan 8 jam per hari, maka Sigit Budoyo
mendapatkan angka kredit sebesar 4 x 8 x 0,02 = 0,64
(b) Pelaksana (Angka Kredit 0,01 Statistisi Pelaksana
Lanjutan)
Mengikuti pelatihan sebagai pelaksana in-depth interview
sehingga menguasai teknik pengembangan pertanyaan
sesuai dengan tujuan pelaksanaannya.
Bukti fisik:
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat
tugas
16
Conto h:
Neti, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada BPS Kabupaten
Sleman ditugaskan untuk mengikuti pelatihan sebagai
pelaksana in-depth interview masalah Narkoba di
Yogyakarta selama 3 hari dengan jumlah jam pelatihan 7
jam per hari, maka Neti mendapatkan angka kredit sebesar
3 x 7 x 0,01 = 0,21
Bentuk Fisik:
Laporan pembuatan kerangka sample
Contoh:
Irwanto statistisi Pelaksana Lanjutan pada BPS kota Jakarta
Timur ditugaskan untuk membuat kerangka sample survey
Perusahaan Industri kecil di Jakarta Timur, maka Irwanto
mendapatkan angka kredit sebesar 0,08
17
dijadikan obyek penelitian suatu survey. Kerangka tersebut
akan digunakan sebagai dasar penarikan sample terpilih
dengan metode penarikan sample tertentu.
Bentuk Fisik :
Laporan pembuatan kerangka sample
Contoh :
Nunung, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada Dinas
Perhubungan Kabupaten Cirebon ditugaskan untuk
membuat kerangka sample survey Pelanggan Telepon yang
didasarkan pada buku Telepon di Cirebon. Dengan bukti
daftar kerangka sample tersebut maka Nunung
mendapatkan angka kredit sebesar 0,08.
Bukti fisik:
Laporan melakukan pengenalan wilayah obyek statistic
Contoh:
Arifin, ststistisi Pelaksana Lanjutan di Kecamatan Ciawi, BPS
Kabupaten Bogor, melakukan pengenalan wilayah obyek
statistic dalam rangka survey social Ekonomi Nasional di
Kabupaten Ciawi, satukan wilayah yang diidentifikasi
sebanyak 3 blok sensus, maka Arifin mendapatkan angka
kredit sebesar 3x 0,028 = 0,084
18
(12) Melakukan Pendaftaran (Listing) obyek statistic
Sensus/survei berupa:
(a) Rumahtangga/Bangunan (angka kredit 0,001 Statistisi
Pelaksana Pemula)
melakukan Pendaftaran (Listing) terhadap semua
rumahtangga atau bangunan dalam satu wilayah obyek
statistic yang menjadi tugasnya
Bukti Fisik:
Laporan hasil pendaftaran (listing)
Contoh :
Poltak Sitorus, Statistisi Pelaksana Pemula kecamatan
sidikalang, BPS Kabupetan Dairi, ditugaskan untuk
melakukan pendaftaran rumahtangga/bangunan dalam
rangka Survei Sosial Ekonomi Nasional pada Blok
Sensus 07B. Hasil pendaftaran tercatat sebanyak 90
rumahtangga/bangunan, maka Poltak Sitorus
mendapatkan angka kredit sebesar 90 x 0,001 = 0,09
Bukti fisik :
Contoh :
19
Tumpak Simbolon, Statistisi Pelaksana di Kecamatan
Lubuk Pakam, BPS Kabupaten Deli Serdang, melakukan
pendaftaran perusahaan/usaha dalam rangka SurveiUsaha
Terintegrasi pada Blok Sensus 01B Kecamayan Lubuk
Pakam Hasil pendaftaran tercatat sebanyak 35
perusahaan/usaha, maka Tumpak Simbolon mendapatkan
angka kredit sebesar 35x 0,008 = 0,2.
Buksi fisik :
Contoh :
20
(13) Memeriksa Hasil Pendaftaran (Listing) Obyek Statistik
Sensus/Survei berupa :
Bukti fisik :
Laporan hasil pemeriksaan.
Contoh :
Umar Bakrie, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada BPS
Kabupaten Wonogiri melakukan pemeriksaan hasil
pendaftaran rumahtangga/bangunan dalam rangka Survei
Sosial Ekonomi Nasional di Kabupaten Wonogiri. Dengan
bukti hasil pemerikasaan daftar listing dari 10 Blok Sensus,
maka Umar Bakrie mendapatkan angka kredit sebesar 10 x
0,07 = 0,70
Bukti fisik :
21
Contoh :
Bukti fisik :
Contoh :
22
(14) Melakukan Penarikan Sampel Rumahtangga/Usaha/Obyek
Statistik :
Bukti fisik :
Contoh :
Bukti fisik :
23
Laporan penarikan sampel dalam bentuk daftar sample.
Contoh :
Bukti Fisik:
Laporan hasil pemeriksaan penarikan sample
Contoh :
Handoyo Statistisi Penyelia pada BPS Kota smarang
ditugaskan untuk melakukan pemeriksaan hasil penarikan
sample Survei Sosial Ekonomi Nasional dari satu wikayah
kerja (blok sensus). Dengan bukti lpaoran kegiatan ini,
Handoyo mendapatkan angka kredit sebesar 0,04.
24
(16) Membuat Sketsa Peta Wilayah Obyek Statsistik
Sensus/Survei atau Peta analog (angka Kredit 0,20 Statistisi
Pelaksana)
Membuat sketsa peta secara manual dengan mengamati
langsung ke wilayah obyek statistic yang akan digambar, baik
menggunakan peta dasar ataupun tidak. Sketsa peta wilayah
dimaksud adalah peta wilayah terkecil di bawah
desa/kelurahan.
Bukti fisik:
Laporan pembuatan sketsa peta wilayah obyek statistic
Contoh :
Muwardi, Statistisi Pelaksana pada BPS Kab. Serang
melakukan pembuatan sketsa peta blok sensus untuk
kecamatan Cikonde, Muwardi telah membuat sebanyak 6
sketsa peta blok sensus, maka kredit yang yang diperole hnya
sebesar 6 x 0,02 = 0,12
25
Melakukan pengumpulan data yang menggunakan daftar
pertanyaan yang telah ditentukan (terdiri dari 4 s/d 7
halaman) dengan alternative jawaban yang sudah tersedia
(c) Terstruktur Komplek (Angka Kredit 0,03 Statistisi
Pelaksana Lanjutan)
Melakukan pengumpulan data yang menggunakan daftar
pertanyaan yang telah ditentukan (8 halaman atau lebih)
dengan alternative jawaban yang sudah tersedia
(d) In Depth Interview sederhana (Angka Kredit 0,02
Statistisi Penyelia)
Melakukan pengumpulan data primer in-depth interview
sederhana dengan pengembangan pertanyaan terbatas
pada topic yang sederhana
(e) In Depth Interview Sedang (Angka Kredit 0,04 statistisi
Penyelia)
Melakukan pengumpulan data primer in-depth Interview
sedang dengan pengembangan pertanyaan pada tofik
sederhana yang memerlukan perhitungan tersendiri atau
dengan penggunaan bahasa asing dalam pengumpulan
datanya
Bukti Fisik:
Laporan Jumlah rumahtangga yang disurvei
Contoh:
- Rusniansyah, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada BPS
Kota Banjarmasin melakukan pengumpulan data
primer dengan menggunakan kuesioner secara
terstruktur komplek pada kegiatan survei biaya hidup,
Rusniansyah telah melakukan pencacahan senabyak
12 rumahtangga, maka angka kredit yang
diperolehnya sebesar 12 x 0,03 = 0.36
26
- Muladi, Statistisi Penyelia pada BPS kota Medan
melaukan pengumpulan data primer secara in-depth
interview sederhana pada survey persepsi komsumsi
kopi. Muladi melakukan pencacahan sebanyak 10
rumahtangga, maka angka kredit yang diperolehnya
sebasar 10 x 0,02 = 0,2
27
1 Kuesioner terdiri 2 halaman yang terisi data, maka angka
kredit yang diperolehnya sebesar 1,315 x 2 x 0,001 = 2,63
Melakukan pengumpulan data dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang telah ditentukan (8 halaman atau lebih)
dan alternative jabawan yang sudah tersedia.
(d) In Depth Interview Sederhana (Angka Kredit 0,06, Statistisi
Pelaksana Lanjutan)
Bukti fisik:
Contoh:
- Nazaruddin Kiemas, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada
BPS Kota Palembang, melakukan pengumpulan data
primer secara tersturktur komplek pada Survei Tahunan
Industri Besar Sedang di Kota Palembang. Nazaruddin
Kiemas telah melakukan pencacahan sebanyak 10
perusahaan industri, maka angka kredit yang diperolehnya
sebesar 10 x 0.06 = 0.6.
28
- Pieter Sondakh, Statistisi Penyelia pada Dinas Perdagangan
dan Perindustrian Propinsi Sulawesi Utara, melakukan
pengumpulan data primer in-depth Interview sederhana,
pada Survei Kualitas Produk Industri Makanan Olahan di
Kota Manado. Pieter Sondakh telah melakukan pencacahan
sebanyak 2 perusahaan industri, maka angka kredit yang
diperolehnya sebesar 2 x 0,06 = 0,12.
29
halaman atau lebih) dengan alternative jawaban yang sudah
tersedia.
Bukti fisik:
Laporan hasil pengawasan pelaksanaan sensus/survey.
Contoh:
Baharsyah, Statistisi Penyelia pada BPS Propinsi
Kalimantan Selatan melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan Survei Biaya Hidup (setiap kuesioner terdiri
dari 12 halaman) di kota Banjarmasin. Baharsyah telah
melakukan pengawasan sebanyak 22 rumah tangga, maka
angka kredit yang diperolehnya sebesar 22 x 0,06 = 1,32.
30
(c) Terstruktur Komplek (Angka Kredit 0,06, Statistisi
Penyelia)
Melakukan pengawasan pengumpulan data yang
menggunakan daftar pertanyaan yang telah ditentukan (8
halaman atau lebih) dengan alternative jawaban yang sudah
tersedia.
Bukti fisik:
Laporan hasil pengawasan pelaksanaan sensus/survei
Contoh :
31
(b) Terstruktur Sedang (Angka Kredit 0,005, Statistisi
Pelaksana Lanjutan)
Melakukan pemeriksaan hasil pengumpulan data yang
menggunakan daftar pertanyaan yang telah ditentukan
(terdiri dari 4 s/d 7 halaman) demikian alternative jawaban
yang sudah tersedia
Bukti fisik:
Laporan pemeriksaan hasil pengumpulan data primer
sensus/survey.
Contoh :
32
sudah dijawab dengan benar sesuai dengan petunjuk
pengisian/pedoman.
Bukti Fisik:
Laporan pemeriksaan hasil pengumpulan data primer
sensus/survey.
Contoh :
33
Iwan Isanto, Statistisi Penyelia pada BPS Sumatera Selatan,
melakukan pemerikasaan hasil pengumpulan data Survei
Tahunan Industri Besar Sedang (tiap kuesioner terdiri dari
12 halaman) di Propinsi Sumater Selatan, Iwan Isanto telah
memeriksa sebanyak 27 perusahaan, maka angka kredit
yang diperolehnya sebesar 27 x 0,016 = 0,43.
Bukti fisik:
Laporan pembuatan sketsa peta wilayah.
Contoh:
34
Melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah sketsa peta
wilayah obyek statistik yang telah dibuat telah sesuai kondisi
wilayah keadaan terakhir seperti batas-batas alam dan batas-
batas buatan.
Bukti fisik :
Laporan pemeriksaan sketas peta wilayah.
Contoh :
Bukti fisik :
Contoh :
35
Mundori, Statistisi Pelaksana Lanjutan Kabupaten Bekasi
ditugaskan melakukan pengelolaan peta analog. Mudori telah
mengelola sebanyak 60 peta analog selama tahun 2002, maka
angka kredit yang diperolehnya adalah 60 x 0,03 = 1,8.
Bukti fisik:
Laporan pengelolaan peta digital suatu wilayah.
Contoh:
Matsani, Statistis i Pelaksana di Subdit Pemetaan BPS,
ditugaskan melakukan pengelolaan peta digital. Matsani telah
mengelola sebnyak 3 jenis peta dari 20 propinsi selama 1 (satu)
tahun. Maka Matsani akan mendapatkan angka kredit sebesar 3
x 20 x 0,06 = 3,6.
36
penduduk, hewan, hasil pertanian atau potensi desa lainnya.
Besaran angka kredit 0,012 merupakan nilai pembuatan peta
tematik per tema.
Bukti fisik:
Contoh :
37
kegiatan pengolahan manual dokumen hasil sensus/survey
yang dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan pengumpulan
data untuk mendapatkan validasi dan memudahkan kegiatan
pemindahan data ke media computer. Besaran angka kredit
tersebut, diperhitungkan hanya untuk halaman yang terisi data.
Bukti fisik :
Contoh :
Wilson, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada BPS Kota Jayapura,
melakukan serangkaian kegiatan mulai dari penandaan,
penyuntingan dan penyandian kuesioner P4B. Wilson telah
menyelesaikan sebanyak 1.315 kuesioner dan tiap
Bukti fisik :
Laporan berupa jumlah halaman yang divalidasi
Contoh :
Budi, Statistisi Penyelia di Propinsi Banten menyelesaikan
validasi dokumen survey Peternakan sebanyak 50 dokumen,
38
setiap dokumen terdiri dari 8 halaman. Jumlah halaman yang
divalidasi adalah sebanyak 30 halaman. Angka kredit yang
diperoleh sebesar 20 x 0,016 = 0,48
Bukti Fisik:
Laporan berupa jumlah tabel yang dib uat dilengkapi dengan
surat tugas
Contoh :
Agus, Statistisi Pelaksana Lanjutan di Kecamatan Argawani
membuat 10 tabel secara manual dari kegiatan Statistik
Pertanian. Angka kredit yang diperoleh sebesar 10 x 0,016 =
0,16
39
Grafik dimaksud adalah grafik yang akan dipublikasikan atau
untuk kebutuhan dinas
Bukti fisik:
Laporan jumlah grafik yang dibuat dilengakapi dengan surat
tugas
Contoh:
Jamilah, Statistisi Pelaksana lanjutan di kecamatan Argawuni
membuat grafik hasil data seri kegiatan sensus penduduk
sebanyak 5 grafik. Angka kredit yang diperoleh sebesar 5 x
0,018 = 0,09
Bukti fisik:
Laporan pembuatan monografi
Contoh:
Yahya, Statistisi Pelaksana Lanjutan di kecamatan Argawuni
membuat monogram data sensus penduduk di 10 desa. Angka
kredit yang diperoleh sebesar 10 x 0,018 = 0,18
40
Memindahkan data sensus/survey ke media computer (data
entry) dengan validasi adalah memindahkan data dengan
perlakuan pemeriksaan silang antar isian dalam kuesioner.
Besaran angka kredit 0,002 per halaman setara dengan 250
karakter.
Bukti Fisik :
Laporan berupa jumlah halaman karakter yang di- entry
Contoh:
Hasan, Statistisi pelaksana disub direktorat Statistik Harga
Produsen telah memindahkan data survey Harga Produsen
Pedesan Tahun 2003 dengan validasi ke media computer
sebanyak 500 dokumen setiap dokume n yang dientry, terdiri 6
halaman. Setelah di- print, jumlah karakter yang di-entry
sebanyak 150.000 karakter. Angka kredit yang diperoleh Hasan
sebesar (150.000 : 250) x 0,002 = 1,2
Bukti fisik :
Laporan berupa jumlah halaman yang di- entry
41
Contoh :
Bahdi, Statistisi Pelaksana di sub Direktorat statistik
Ketenagakerjaan telah memindahkan data Survei Pekerja Anak
Tahun 2002 tanpa validasi ke media computer sebnayak 500
dokumen. Setiap dokumen yang di- entry, terdiri 6 halaman.
Setelah di-print, jumlah karakter yang di-entry sebnayak
150.000 karakter. Angka kredit yang diperoleh Bahdi sebesar (
150.000:250) x 0,001 = 0,6
Bukti fisik :
Laporan jumlah tabel yang diperiksa dilengkapi dengan
surta tugas
Contoh :
Suhadi, Statistisi Pelaksana Lanjutan di Kabupaten Maros
memeriksa seluruh tabel (200 tabel) yang akan
dipublikasikan dalam kabupaten dalam angka tahun 2003.
Angka kredit yang diperoleh sebesar 200 x 0,01 = 2
42
(a) Publikasi Kecamatan (Angka Kredit 0,94, Statistisi
Pelaksana Lanjutan)
(b) Publikasi Kabupaten/Kota (Angka kredit 1,88 Statistisi
Penyelia)
Bukti fisik:
Surat tugas penyusunan publikasi statistic
Contoh:
Jamhuri, statistisi penyelia di kabupaten Maros menyusun
tabel-tabel, ulasan tabel dan grafik secara sistematis,
sehingga menjadi bentuk buku yang akan dipublikasikan
dengan judul statistic Kesejahteraan Rakyat Kabupaten
Maros 2003. Angka kredit yang diperolah Jamhuri
sebesar 1,88.
b. Kompilasi Administrasi
(1) Merancang dan Membuat Jadwal Kegiatan Kompilasi Data
Administrasi :
(a) Statistisi Pelaksana (Angka Kredit 0.06)
(b) Statistisi Pelaksana Lanjutan (Angka Kredit 0,15)
(c) Statistisi Penyelia (Angka Kredit 0,3)
43
perioedesemesteran (semester I: Januari s/d Juni, semester II: Juli s/d
Desember).
Bukti fisik :
Laporan berisi rencana kegiatan kompilasi data administrasi.
Contoh :
Contoh:
Jolali, Statistisi Penyelia di BPS Pusat menyelesaikan pekerjaan
editing/coding sebanyak 600 dokumen, setiap dokumen terdiri 1
halaman. Total angka kredit yang diperoleh sebesar 600 x 0,004 =
2,4.
44
(3) Melakukan Pengolahan Data Sekunder secara Manual (Angka Kredit
0,006, Statistisi Penyelia)
Cuk up jelas.
Bukti Fisik:
Laporan jumlah halaman dari dokumen yang diolah.
Contoh:
Loli, Statistisi Pemula di Kab. Jonggol menyelesaikan pengolahan
data registrasi penduduk secara manual sebanyak 500 dokumen,
setiap dokumen terdiri dari 1 halaman. Total angka kredit yang
diperoleh sebesar 500 x 0,006 = 3.
Bukti fisik :
Laporan jumlah halaman yang divalidasi.
Contoh:
45
Merancang/membuat tabel berdasarkan informasi yang ada pada data
sekunder tertentu dan dikerjakan secara manual untuk keperluan
pelapor/penyajian data hasil kegiatan administrasi.
Bukti fisik :
Laporan berisi dummy table (tabel kosong)
Contoh :
Diman, Statistisi Pelaksana lanjutan di Pemda Kabupaten Bogor
membuat tabel hasil pengumpulan data Keluarga Sejahtera tahun
2001 sebanyak 5 tabel, amaka Diman memperoleh angka kredit
sebesar 5 x 0,016 = 0,8.
Bukti fisik:
Contoh:
46
(7) Membuat Monografi Hasil Pengolahan Data Sekunder (Angka
Kredit 0,07, Statistisi Pelaksana La njutan)
Monografi yang dimaksud adalah pada suatu wilayah dan waktu
tertentu. Penyajian data monografi dimaksudkan untuk memudahkan
masyarakat mengetahui gambaran umum suatu wilayah pada waktu
tertentu.
Bukti fisik :
Contoh :
Bukti fisik :
Laporan berupa jumlah halaman atau jumlah karakter yang dientry.
Contoh :
47
Basirun Statistisi Pelaksana di Pemda Kabupaten Karawang
ditugaskan untuk meng-entry data penduduk per kecamatan yang
diperoleh dari BPS Kabupaten Karawang sebanyak 10 halaman.
Dengan laporan ini Basirun memperoleh angka kredit sebanyak 10 x
0,002 = 0,02.
Bukti fisik:
Contoh:
Basiska Statistisi Pelaksana di Pemda Kabupaten Bandung
ditugaskan untuk meng-entry data penduduk per kecamatan yang
diperoleh dari BPS Kabupaten Bandung sebanyak 10 halaman.
Dengan laporan ini Basirun memperoleh angka kredit sebanyak 10 x
0,001 = 0,01.
(10) Memindahkan Pengumpulan Data Sekunder (Angka Kredit 0,012,
Statistisi Pelaksana Pemula)
Pengumpulan data sekunder adalah kegiatan pengumpulan data dari
hasil kegiatan administrasi suatu instansi atau beberapa sumber data.
Bukti fisik
48
Contoh:
Bukti fisik:
Fotocopy sampul publikasi dan daftar isi buku yang dibuat dan telah
dilegalisir oleh pejabat yang berwenang.
Conto h:
49
berdasarkan Hasil Registrasi Tahun 2002. Dengan laporan yang
terdiri dari 2 publikasi, maka ybs mendapat angka kredit sebesar 2 x
1,23 = 2,46.
c. Observasi/Pengamatan
(1) Merancang dan membuat Jadwal Kegiatan Observasi oleh:
(a) Statistisi Pelaksana (Angka Kredit 0,04)
(b) Statistisi Pelaksana Lanjutan (Angka Kredit 0,1)
(c) Statistisi Penyelia (Angka Kredit 0,2)
Jadwal kegiatan observasi dimaksudkan adalah membuat rancangan
jadwal yang disusun oleh pejabat statistisi untuk melakukan kegiatan
observasi yang akan dilakukan meliputi uraian kegiatan dan waktu
pelaksanaan dalam periode semesteran (semester I : Januari s/d Juni,
semester II: Juli s/d Desember).
Bukti fisik :
Contoh :
50
(c) Tingkat Propinsi (Angka Kredit 0,06, Statistisi Penyelia)
Mengatur alokasi peralatan observasi dimaksud adalah merancang
dan membuat alokasi per jenis peralatan observasi di tingkat
kecamatan/kabupaten/kota/propinsi.
Bukti fisik:
Laporan berisi daftar alokasi jumlah peralatan yang dialokasikan.
Contoh:
Dendi, Statistisi Pelaksana pada BPS Kabupaten Bogor, ditugaskan
untuk melakukan alokasi peralatan obeservasi ubinan padi di 2 (dua)
kecamatan. Dendi mendapatkan angka kredit sebesar 2x0,004 =
0,008.
(3) Merekrut/Mengalokasikan Petugas Pelaksana Observasi pada:
(a) Tingkat Kecamatan (Angka Kredit 0,008, Statistisi Pelaksana)
(b) Tingkat Kabupaten/Kota (Angka Kredit 0,015, Statistisi
Pelaksana Lanjutan)
(c) Tingkat Propinsi (angka Kredit 0,03, Statistisi Penyelia)
Merekrut petugas pelaksana observasi adalah mencari dan
menyeleksi petugas yang akan terlibat langsung dalam proses
pengumpulan data dengan cara pengukuran, pengalihan atau
penghitungan (observasi) baik pada tingkat
kecamatan/kabupaten/kota maupun tingkat propinsi.
Bukti fisik:
Laporan berisi daftar nama petugas yang direkrut/dialokasikan.
Contoh:
Djarih adalah seorang Statistisi Pelaksana pada BPS Kabupaten
Bogor, ditugaskan, untuk mencari 10 petugas observasi kepadatan
51
lalulintas di Kecamatan Ciawi, maka Djarih mendapatkan angka
kredit sebesar 10 x 0,008 = 0,08.
Bukti fisik:
Fotocopy Surat Tugas.
Contoh:
Robert, Statistisi Penyelia pada BPS Propinsi Sumatera Barat
telah melatih petugas pemeriksa/pengawas Survei Saltaranas
(asal dan tujuan barang nasional) selama 4 hari di Padang,
maka Robert mendapatkan angka kredit sebesar 4 x 8 x 0,02 =
0,64.
Bukti fisik:
Fotocopy Surat Tugas.
Contoh :
Dedi seorang Statistisi Pelaksana Lanjutan di BPS Kabupaten
Bogor, ditugaskan untuk melatih petugas observasi ubinan padi
52
selama 4 hari dan setiap hari 8 jam pelajaran, maka Dedi
mendapatkan angka kredit sebesar 4 x 8 x 0,01 = 0,32.
(5) Mengikuti Pelatihan Kegiatan Observasi bagi :
(a) Koordinator Teknis (Angka Kredit 0,02, Statistisi Penyelia)
Mengikuti pelatihan koordinator teknis sesuai dengan pedoman
yang telah ditentukan.
Bukti fisik :
Contoh:
Bukti fisik:
Contoh :
53
Ahmad Saleh, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada BPS
Kabupaten Lampung Utara ditugaskan untuk mengikuti
pelatihan sebagai pemeriksa/pengawas kegiatan observasi
Meningkatnya Kriminalitas di Propinsi Lampung selama 2
hari, maka Ahmad Saleh mendaptkan angka kredit sebesar 2 x
8 x 0,01 = 0,16.
Bukti fisik:
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat tugas
Contoh:
Ngadimun, Statistisi Pelaksana pada BPS Kecamaatn Duren
Jaya Lampung ditugaskan untuk mengikuti pelatihan sebagai
petugas obsevasi tentang meningkatnya krimnalitas selama 4
hari, maka Ngadimun mendapatkan angka kredit sebesar 4 x 8
x 0,004 = 0,128
54
Bukti Fisik:
Laporan kegiatan penyusunan kerangka sample yang dibuat
Contoh:
Barudin, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada Pusat Penelitian dan
Pengambangan (Puslitbang), Departemen Pertanian membuat
kerangka sample yang berupa daftar nomor urut pohon karet (obyek
observasi) dalam Survei Produksi Getah Karet Jenis Unggul Baru.
Kerangka sampel ini akan dipakai sebagai dasar pemilihan sampel
pohon karet yang akan diobservasi. Angka kredit yang diperoleh
sebesar 1 x 0,08 = 0,08
Bukti fisik:
Surat tugas Pengenalan wilayah obyek observasi
Contoh:
Bambang, Statistisi Pelaksan Pemula dan BPS Kabupaten Sleman,
Yogyakarta, melakukan observasi produksi salak pondok di
kecamatan Turi. Dalam hal ini Bambang melakukan pengenalan
wilayah observasi, maka Bambang akan mendapatkan angka kredit
sebesar 0,12 per wilayah kerja.
55
(8) Melakukan Pendaftaran (Listing) Obyek Observasi (Angka
Kredit 0,001, Statistisi Pelaksana Pemula
Bukti fisik:
Laporan daftar (Listing) nama dan alamat pemilik atau nomor urut
obyek observasi
Contoh :
Abas Siregar, Statistisi Pelaksana Pemula pada BPS kota Medan
Melakukan Pendaftaran (Listing) rumahtangga dalam satu blok
sensus dalam kegiatan ubinan padi di kecamatan jaga bonar. Dalam
wilayah observasi ini terdapat 50 rumahtangga, sehingga Abbas akan
mendapatkan angka kredit sebesar 50 x0,001 = 0,05
(9) Memeriksa Hasil Pendaftaran (Listing) Obyek Observasi
(Angka Kredit 0,004 Statistisi Pelaksana Lanjutan)
Bukti fisik :
Laporan kegiatan pemeriksaan daftar listing
Contoh:
56
Pandu Muhamad, statistisi Pelaksana Lanjutan pada BPS Propinsi
Bangka Belitung melakukan pemeriksaan hasil pendaftaran (listing)
rumahtangga survei ubinan sebanyak 15 BS di kecamatan beli
untung. Dari pemeriksaan ini Pandu Muhamad mendapatkan angka
kredit sebesar 15 x 0,004 = 0,06
Bukti fisik:
Laporan kegiatan penarikan sampel
Contoh :
Dalam survei tentang dampak penggunaan penyejuk ruangan
(AC) terhadap produktivitas kerja, Cungki Hermawan sebagai
pejabat statistisi pelaksana lanjutan Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Tangerang, ditugaskan untuk menarik sampel. Dari
daftar sampel yang ada, Cungki melakukan pemilihan sampel
terhadap perusahaan industri yang ada di kecamatan Jatake.
Dari kegiatan ini Cungki mendapatkan angka kredit sebesar
0,045
57
Obyek Observasi berdasarkan non wilayah kerja yang
dimaksud adalah obyek observasi yang didasarkan tidak pada
batasan wilayah (bisa antar wilayah) yang pada umumnya
sudah ditentukan sebelumnya.
Melakukan penarikan sampel obyek observasi yang bukan
berdasarkan wilayah administrasi atau wilayah yang dibentuk
untuk keperluan penelitian.
Bukti fisik:
Laporan kegiatan penarikan sampel
Contoh:
Hamdan Rifa’i sebagai pejabat Statistisi Penyelia di BPS kota
Jakarta Selatan melakukan penarikan sampel terhadap rumah
makan/restoran yang berklasifikasi (talam selaka, talam
gangsa, dan talam kencana) dalam observasi tentang pelayanan
rumah makan/restoran terhadap para pengunjung. Kerangka
sampel yang digunakan sebagai dasar pemilihan obyek
observasi adalah daftar nama dan alamat rumah makan/restoran
dari sub Dinas Parawisata Daerah. Dari kegiatan ini Hamdan
Rifa’I menghasilkan 1 daftar sampel rumah makan/restoran
yang akan diteliti lebih lanjut. Oleh karenanya angka kredit
yang diperoleh sebesar 0,04
58
Bukti fisik:
Laporan Hasil Pemeriksaan
Contoh :
Dari hasil pengambilan sampel rumahtangga korban kriminalitas
yang dilakukan oleh salah seorang pejabat statistisi pelaksana
lanjutan di kabupaten Bondowoso, Badri memeriksa kelengkapan
dan kebenaran isian satu daftar sampel yang terdiri dari beberapa
rumahtangga terkena sampel yang akan dipakai sebagai dasar dalam
penelitian perilaku korban kriminalitas. Dalam hal ini Badri
mendapatkan angka kredit sebesar 0,04
Bukti fisik :
Laporan kegiatan observasi
Contoh:
Watiningsih sebagai pejabat Statistisi Pelaksana pemula di kota
Makassar ditugaskan melakukan observasi kepadatan lalu
lintas di 5 titik rawan kemacetan di kecamatan Jampang.
Dalam hal ini Wayiningsih mendapatkan angka kredit sebesar
5 x 0,014 = 0,07, Meskipun Watiningsih menghitung seluruh
kendaran yang lalu lalang di 5 titik rawan kemacetan,
penghitungan angka kredit tidak didasarkan pada jumlah
kendaran yang dihitung
59
(b) Sedang (Angka Krdit 0,07, Statistisi Pelaksana Lanjutan)
Melakukan kegiatan observasi sedang yang dimaksud adalah
kegiatan pengumpulan data melalui pengukuran, penglihatan
atau penghitungan terhadap obyek observasi yang agak sulit
oleh petugas yang telah mengikuti pelatihan khusus (seperti
pengukuran tingkat kebisingan ruang kerja, pengaruh suatu
pupuk terhadap hasil produksi)
Bukti fisik:
Laporan kegiatan observasi
Contoh :
Wagiono sebagai pejabat statistisi Pelaksana Lanjutan Dinas
Pertanian Kabupaten Bogor ditugaskan untuk melakukan
observasi terhadap produksi buah dari 50 pohon mangga Arum
Banget di kecamatan Luano yang disemprot dengan pestisida
jenis tertentu. Dalam pengamatan ini Wagiono mendapatkan
angka kredit sebesar 50 x 0,07 = 3,5
Bukti fisik :
Laporan kegiatan pengawasan
Contoh :
60
Sumanto sebagai pejabat Statistisi Pelaksana Lanjutan di kota
Kediri melakukan pengawasan terhadap 5 perusahaan yang
sedang di observasi survei dampak kenaikan harga tembakau
terhadap produksi pabrik rokok, dalam pengawasan ini
Sumanto mendapatkan angka kredit sebesar 5 x 0,035 = 0,175
Bukti fisik:
Laporan kegiatan pengawasan
Contoh :
Suparjo sebagai pejabat Statsitisi Penyelia di Kabupaten Bogor
melakukan pengawasan terhadap 10 pohon yang telah/sedang
di observasi dan dampak penggunaan pestisida terhadap
produksi mangga. Dalam pengawasan ini Suparjo mendapatkan
angka kredit sebesar 10 x 0,1 = 1
Bukti fisik:
61
Laporan kegiatan pemeriksaan
Contoh:
Maryono sebagai pejabat Statistisi Pelaksana Lanjutan pada
Dinas Pertanian di Kabupaten Boyolali melakukan
pemeriksaan terhadap 50 daftar hasil observasi efektivitas
penggunaan pupuk kandang terhadap tanaman cabai. Dalam
kegiatan ini Maryono mendapatkan angka kredit sebesar 50 x
0,003 = 0,15
Bukti Fisik:
Laporan Kegiatan Pemeriksaan
Contoh;
Mahmud Subarno sebagai pejabat Statistisi Penyelia pada
DIans Pertanian di Kabupaten Boyolali melakukan
pemeriksaan terhadap 40 daftar hasil observasi Dampak Curah
Hujan terhadap produksi Tanaman Padi. Dalam kegiatan ini
Mahmud Subarno mendapatkan angka kredit sebesar 40 x 0,01
= 0,4
62
obyek observasi yang kan digambar, baik menggunakan peta dasar
ataupun tidak
Bukti fisik:
Laporan tentang jumlah sketsa yang dibuat
Contoh :
Marzuki, sebagai pejabat statistisi pelaksana Lanjutan di BPS
Kabupten Wonosobo membuat 10 sketsa peta wilayah observasi
pada 10 titik rawan kepadatan lalu lintas sepanjang jalan menuju
daerah wisata Dieng. Dalam kegiatan ini Marzuki mendapatkan
angka kredit sebesar 10 x 0,08 = 0,8
Bukti fisik:
Laporan Jumlah sketsa peta yang diperiksa
Contoh :
Mu’min Iskandar, sebagai pejabat statistisi Penyelia di BPS
Kabupaten Wonosobo memeriksa 10 sketsa peta wilayah obyek
observasi yang dibuat oleh Marzuki sebelum dipakai sebagai
petunjuk jalan dalam melakukan pengamatan tingkat kepadatan
lalulintas di daerah wisata Dieng. Dalam hal ini Mu’min
mendapatkan angka kredit sebesar 10 x 0,04 = 0,4
63
Mengelola peta analog observasi (manual) adalah menghimpun,
mengetur dan menata serta melakukan perbaikan ( Updating)
terhadap peta obyek observasi yang dibuat secara manual
Bukti Fisik:
Laporan jumlah peta analog yang dikelola
Contoh:
Indriyanti, statistisi Pelaksana Lanjutan di BPS Kabupaten
Wonosobo ditugaskan untuk mengelola (Mengumpulkan, mengatur,
Menata dan melakukan perbaikan seperlunya) 600 peta-peta analog
hasil observasi (manual) yang dibuat oleh para petugas pencacah
terhadap peta-peta tersebut. Dari 600 yang ada disetujui dilakukan
perbaikan sebanyak 20 peta, maka Indtiyanti mandapatkan angka
krdeit sebesar 20 x 0,03 = 0,6
Bukti fisik:
Laporan jumlah peta digital yang dikelola
Contoh :
Bambang Legowo statistisi Penyelia pada Badan Koordinasi Survai
dan Pemetaan Nasional, ditugasi untuk mengelola peta digital
sebanyak 200 peta obyek observasi hutan lindung di Kalimantan
Tengah. Dari 200 Peta yang ada disetujui sebanyak 15 peta
dilakukan perbaikan. Angka kredit yang diperoleh Bambang
Legowo adalah sebesar 15 x 0,06 = 0,9
64
(19) Membuat Peta Tematik Manual Kegiatan Observasi (Angka
Kredit 0.012, Statistisi Pelaksana)
Membuat peta tematik manual kegiatan observasi adalah membuat
peta yang menyajikan informasi hasil kegiatan hasil observasi atau
pengamatan. Informasi yang ditampilkan pada peta antara lain
jumlah atau simbol dari penduduk, hewan, hasil pertanian atau
lainnya
Bukti fisik :
Laporan jumlah peta tematik yang dibuat
Contoh:
Dalam rangka pameran pe mbangunan menyambut hari jadi kota
palembang, Priyanto, Statistisi Pelaksana BPS kota Palembang
ditugasi untuk membuat 20 peta tematik manual hasil kegiatan
pengamatan tingkat kejahatan di kota Palembang. Dari kegiatan ini
Priyanto mendapatkan angka kredit sebesar 20 x 0, 012 = 0,24
Bukti fisik:
Laporan berupa jumlah halaman serta fotocopy 1 (satu) kuesioner
yang dikerjakan.
65
Contoh:
Ambor, Statistisi Penyelia pada BPS Kabupaten jayapura,ditugaskan
untuk melakukan penandaan (marking), penyuntingan (editing), dan
penyandian (coding), hasil observasi survei garam yodium 2003,
dengan laporan sejumlah 62 blok sensus, setiap blok sensus satu
daftar yang terdiri dari 2 halaman maka Ambor memperolah angka
kredit sebanyak 62 x 2 x 0,002 = 0,248
Bukti fisik:
Laporan berupa data observasi yang divalidasi
Contoh:
Bagas susilo, statistisi Penyelia di BPS Propinsi Papua, ditugaskan
melakukan validasi data hasil observasi ubinan sebanyak 100 daftar
yang masing- masing terdiri 1 halaman, maka Bagus Susilo
memperoleh angka kredit sebanyak 100 x 1 x 0,016 = 1,6
Bukti fisik:
66
Laporan berupa jumlah tabel yang dibuat dan fotocopy cover buku
publikasi serta daftar isi
Contoh:
Tabrani, Statistisi Pelaksana Lanjutan BPS Propinsi Papua ditugaskan
untuk merancang dan membuat 20 judul tabel kependudukan maka
Tabrani, memperoleh angka kredit sebanyak 20 x 0,016 = 0,32
Bukti Fisik:
Laporan berupa jumlah grafik yang dikerjakan
Contoh:
Mulyadi, statistisi Pelaksana Lanjutan di BPS Kabupaten Bogor
ditugaskan merancang dan membuat grafik data hasil observasi
ubinan sebanyak 20 grafik, maka Mulyadi mendapat angka kredit
sebanyak 20 x 0,018 = 0,36
Bukti fisik:
Laporan Jumlah Halaman hasil observasi yang dikerjakan
67
Contoh:
Ahmad, Statistisi Pelaksana Lanjutan di BPS Kabupaten Karawang
ditugaskan memindahkan data tanpa validasi hasil observasi ubinan
sebnayak 50 daftar masing- masing terdiri 1 halaman, maka Ahmad
mendapatkan angka kredit sebnayak 50 x 1 x 0,002 = 0,1
Bukti fisik:
Laporan jumlah halaman hasil observasi yang dikerjakan
Contoh :
Sujadi, Statistisi Pelaksana di BPS Kabupetn Majalengka ditugaskan
melakukan validasi hasil pengolahan survei garam yodium sebanyak
300 daftar masing- masing terdiri 1 halaman , maka Sujadi
mendapatkan angka kredit sebanyak 300 x 1 x 0,001 = 0,3
Bukti fisik:
Laporan jumlah halaman yang divalidasi
Contoh :
Rina, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada Direktirat Statistik Pertanian
BPS ditugaskan melakukan validasi hasil pengolahan data observasi
68
ubinan sebanyak 120 desa masing- masing terdiri 1 halaman, maka
Rina mendapat angka kredit sebanyak 120 x 1 x 0,008 = 0,96
Contoh:
Ahmad Tantowi, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada BPS
Kabupaten Tumanggung, ditugaskan untuk memeriksa tabel
hasil pengamatan tentang perilaku konsumen rokok dan
dampaknya terhadap produktivitas kerja di kecamatan Tretep.
Tabel yang diperiksa sebanyak 20 tabel, sehingga Ahmad
Tantowi memperoleh angka kredit sebesar 20 x 0,01 = 0,2
Bukti fisik:
Buku publikasi
Contoh :
69
Amzi, Statistisi Pelaksana Lanjutan di BPS kota Tegal
ditugaskan menyusun bahan publikasi Statistisi kecamatan.
Maka Amzi mendapatkan angka kredit sebnayak 0,52
70
71
(25) Memindahkan Data Observasi ke Dalam Media Komputer dengan
Validasi (Angka Kredit 0,001, Statistisi Pelaksana)
Memindahkan Data Observasi ke Dalam Media Komputer tanpa
Validasi adalah memindahkan data ke media computer. Besaran
angka kredit 0,001 per halaman setara 250 karakter.
Bukti fisik :
Laporan jumlah halaman hasil observasi yang dikerjakan.
Contoh:
Sujadi, Statistisi Pelaksana di BPS Kabupaten Majalengka
ditugaskan melakukan validasi hasil pengolahan survey garam
yodium sebanyak 300 daftar masing-masing terdiri 1 halaman. Maka
Sujadi mendapatkan angka kredit sebanyak 300 x 1 x 0,001 =0,3.
Bukti fisik:
Laporan jumlah halaman yang divalidasi.
Contoh:
72
(27) Memeriksa Tabel Hasil Kegiatan Observasi yang akan Disajikan
pada:
(a) Publikasi Kecamatan (Angka Kredit 0,01, Statistisi Pelaksana
Lanjutan).
(b) Publikasi Kabupaten/Kota (Angka Kredit 0,02, Statistisi
Penyelia).
Contoh :
Ahmad Tantowi, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada BPS Kabupaten
Tumananggung, ditugaskan untuk memeriksa tebel hasil pengamatan
tentang perilaku konsumen rokok dan dampaknya terhadap
produktivitas kerja di Kecamatan Tretep. Tabel yang diperiksa
sebanyak 20 tabel, sehingga Ahmad Tantowi memperoleh angka
kredit sebesar 20 x 0,01 = 0,2.
Bukti fisik:
Buku publikasi
Contoh:
Amzi, Statistisi Pelaksana Lanjutan di BPS Kota Tegal ditugaskan
menyusun bahan publikasi statistik kecamatan. Maka Amzi
mendapatkan angka kredit sebanyak 0,52.
73
2.2.STATISTISI AHLI
a. Sensus/Survei
(1) Merancang dan Membuat Jadwal Kegiatan Sensus/Survei:
(a) Statistisi Pertama (Angka Kredit 0,2)
(b) Statistisi Muda (Angka Kredit 0,4)
(c) Statistisi Madya (Angka Kredit 0,6)
Bukti fisik:
Contoh:
Ir. Sutjipto, Statistisi Pertama pada BPS Kecamatan Gajah Mungkur
Kota Semarang ditugaskan merancang dan membuat jadwal semua
kegiatan sensus/survey semester I tahun 2003. Dengan laporan
rencana kegiatan ini maka Sutjipto mendapatkan angka kredit
sebesar 0,2.
(2) Mengumpulkan Bahan ?informasi Pendukung Sensus/Survei dalam
rangka :
(a) Penyusunan daftar isian (Angka Kredit 1,1, Statistisi Pertama)
(b) Penyusunan Konsep dan definisi (Angka Kredit 1,67, Statistisi
Pertama)
(c) Penyusunan system pengolahan (Angka Kredit 2,4, Statistisi
Pertama)
74
Bukti fisik:
Laporan mengumpulkan bahan/informasi pendukung.
Contoh:
Alex Sidabutar, S.Si, Statistisi Pertama pada BPS Propinsi Sumatera
Utara telah mengumpulkan berbagai bahan/informasi yang akan
dipakai dalam penyusunan daftar isian Survei Perekenomian di
Kabupaten Karo. Dengan bukti laporan acuan tersebut maka Alex
Sidabutar mendapat angka kredit sbesar 1,1.
Bukti fisik:
Laporan menelaah bahan/informasi pendukung.
Contoh:
Ir. Alex Sidabutar, Statistisi Muda pada BPS Propinsi Sumatera
Utara telah menelaah dan mempelajari berbagai bahan/informasi
yang akan dipakai dalam penyusunan daftar isian Survei
Perekonomian di Kabupaten Karo. Dengan bukti laporan hasil telaah
maka Alex Sid abutar mendapat angka kredit sebesar 1,3.
75
(4) Merancang dan Membuat Daftar Isian/Kuesioner/ Instrumen
Sensus/Survei :
(a) Sederhana (Angka Kredit 0,42, Statistisi Pertama)
Daftar isian/kuesioner yng terdiri dari 1-3 halaman.
(b) Sedang (Angka Kredit 0,78, Statistisi Pertama)
Daftar isian/kuesioner yang terdiri dari 4-7 halaman.
(c) Komplek (Angka Kredit 1,84, Statistisi Muda)
Daftar isian/kuesioner yang terdiri dari 8 halaman atau lebih.
Bukti fisik :
Kuesioner
Contoh :
Bukti fisik:
Laporan berupa jumlah tabul, daftar judul yang digunakan.
Contoh :
Suryo Lontoh, S.Si., Statistisi Pertama pada Dinas Pariwisata
Propinsi Sulawesi Utara telah merancang dan membuat 10
76
rencana tabulasi satu arah pada Survei Dampak Lingkungan
pada Sektor Pariwisata di Propinsi Sulawesi Utara. Dengan
rancangan tabulasi tersebut maka Suryo Lontoh mendapat
angka kredit sebesar 10 x 0,016 = 0,16.
Bukti fisik :
Laporan berupa jumlah table, daftar judul yang digunakan.
Contoh:
Roy Tomohon, S.Si., Statistisi Muda pada Dinas Pariwisata
Propinsi Sulawesi Utara telah merancang dan membuat 10
rencana tabulasi dua arah pada Survei Dampak Lingkungan
pada sector Pariwisata di Propinsi Sulawesi Utara. Dengan
rancangan tabulasi tersebut maka Roy Tomohon mendapat
angka kredit sebesar 10 x 0,04 = 0,4.
Bukti fisik:
Laporan berupa jumlah table, daftar judul yang digunakan.
Contoh:
George Tuerah, S.Si., Statistisi Madya pada DInas Pariwisata
Propinsi Sulawesi Utara telah merancang dan membuat 10
rencana tabulasi multi arah pada Survei Dampak Lingkungan
77
pada Sektor Pariwisata di Propinsi Sulawesi Utara. Dengan
rancangan tabulasi tersebut maka George Tuerah, S.Si.,
mendapat angka kredit sebesar 10 x 0,12 = 1,2.
78
Investasi Sektor Industri. Dengan pedoman yang dibuatnya
maka Sagap AT, S.Si. mendapat angka kredit sebesar 3,6.
Bukti fisik:
Buku pedoman.
Bukti fisik:
Surat tugas.
Contoh:
Laksamana, S.Si., Statistisi Muda pada Dinas Pertanian Propinsi
Lampung telah bertugas sebagai penyaji dalam rapat pembahasan
materi kuesioner yang akan digunakan untuk Survei Monitoring
Harga Gabah dan Palawija, dan dengan demikian maka Laksamana,
S.Si. telah mendapatkan angka kredit sebesar 0,2.
79
mulai dari maksud dan tujuan, organisasi lapangan, pencacahan,
pengolahan sampai dengan pelaporan.
Bukti fisik:
Buku Pedoman.
Contoh:
Syahrul Jahja, S.Si., Statistsi Madya pada BPS Pusat, telah
merancang dan membuat buku pedoman pelaksanaan kegiatan
Survei Biaya Hidup. Dengan buku pedoman yang telah dibuatnya
maka Syahrul Jahja, S.Si. mendapatkan angka kredit sebesar 1,38.
(10) Merancang dan Menentukan Sampel Wilayah Kerja Survei di
bidang:
(a) Penentuan metode penarikan sampel dan estimasi (Angka
Kredit 156, Statistisi Muda)
Menentukan metode penarikan sampel dan estimasi yang
sesuai dengan rancangan survey dan menggunakan metode
statistik untuk menyusun kerangka sampel dalam rangka
menentukan sampel wilayah kerja.
Bukti fisik:
Laporan penentuan metode penarikan sampel dan estimasi.
Contoh:
Dalam rangka Survei Tingkat Kesejahteraan Guru SD di
Propinsi Jambi, Ir. Habibie, Statistisi Muda pada Kanwil
Departemen Pendidikan Nasional Propinsi Jambi telah
merancang metode penarikan sampel dan estimasi yang akan
digunakan sebagai sampel wilayah kerja. Dengan demikian
Hebibie mendapatkan angka kredit sebesar 1,56.
(b) Penyusunan kerangka sampel (Angka Kredit 0,46, Statistisi
Pertama)
80
Menyusun kerangka sampel sesuai dengan metode penarikan
sampel yang telah ditentukan.
Bukti fisik:
Laporan Penyiapan kerangka sampel.
Contoh:
Bukti fisik :
Laporan menghitung tingkat kesalahan penarikan sampel.
Contoh:
Lili Sugiono, S.Si., Statistisi Muda pada Direktorat Metodologi
Statistik BPS telah menghitung besarnya sampling error Survei
Usaha Terintegrasi, dengan demikian maka Lily Sugiono, S.Si.
mendapat angka kredit sebesar 1,26.
81
Merekrut petugas pelaksana sensus/survey adalah mencari dan
menyeleksi petugas yang akan terlibat langsung dalam proses
pengumpulan data tiap kegiatan sensus/survey pada tingkat propinsi.
Bukti fisik:
Laporan berisi daftar nama petugas yang direkrut/dialokasikan per
wilayah.
Contoh:
Nanny Kurniani, Statistisi Pertama pada BPS Propinsi Sulawesi
Selatan telah merekrut petugas yang akan terjunkan pada kegiatan
Survei Sosia Ekonomi Nasional Propinsi Sulawesi Selatan. Petugas
yang direkrut sebanyak 30 orang, maka nanny Kurniani
mendapatkan angka kredit sebesar 30 x 0,015 = 0,45.
Bentuk fisik:
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegasir atau surat tugas.
Contoh:
82
kegiatan Susenas Tahun 2003 sebanyak dua gelombang di
Cisarua Bogor. Setiap gelombang dilaksanakan selama 3 hari
dengan rata-rata jam belajar 8 jam per hari.
Angka kredit yang diperoleh sebesar 2 x 3 x 8 x 0,02 = 0,96.
Bukti fisik:
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat tugas.
Contoh:
83
Bukti fisik:
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat tugas.
Contoh:
Yahya Muharam, M.Sc. Statistisi Muda pada Sub Dit Statistisi harga
Konsumen BPS mendapat tugas menjdai instruktur untuk pada
coordinator teknis. Survei Pola Konsumsi masyarakat Pasca Kritis
dengan indepth interview di Propinsi Nanggroe Ache Darussalam
sebanyak satu gelombang selama 5 hari. Angka kredit yang
diperoleh sebesar 5 x 8 x 0,02 = 0,8.
Bukti fisik:
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat tugas.
Contoh:
Candraningtias, S.Si., Statistisi Pertama pada BPS Propinsi Jawa
Timur mendapat tugas mengikuti pelatihan Survei Kemiskinan
sebagai Instruktur Daerah selama 3 hari. Angka kredit yang
diperoleh sebesar 3 x 8 x 0,01 = 0,24.
84
pelatihan kepada pemeriksa/pengawas/petugas pencacah sesuai
dengan pedoman yang telah ditentukan.
Bukti fisik:
Contoh:
Bukti fisik:
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat tugas.
Contoh:
85
(20) Melakukan Pengumpulan Data Primer Sensus/Survei dengan Obyek
Rumahtangga In-depth Interview Komplek (Angka Kredit 0,03,
Statistisi Pertama)
Bukti fisik:
Laporan jumlah rumahtangga yang disurvei.
Contoh:
Sriyati, S.Si., Statistisi Pertama pada BPS Propinsi D.I. Yogyakarta
mendapat tugas melakukan wawancara mendalam survey mobilitas
pangan antar wilayah Jumlah rumahtangga yang disurvei sebanyak
10 rumahtangga di Kecamatan Jetis. Angka kredit diperoleh sebesar
10 x 0,03 = 0,3.
Bukti fisik :
Laporan jumlah perusahaan/lembaga/usaha yang survey.
Contoh:
86
Indar Taufik, S.Si., Statistisi Pertama pada Kanwil Perindustrian dan
Perdagangan Propinsi DKI Jakarta mendapat tugas melakukan
wawancara mendalam survey perdagangan barang bekas dari luar
negeri. Jumlah usaha yang disurvei sebanyak 10 usaha garmen di
Kecamatan Kapuk. Angka kredit yang diperoleh sebesar 10 x 0,06 =
0,6.
Bukti fisik :
Laporan jumlah rumahtangga yang diawasi.
Contoh:
87
(23) Melakukan Pengawasan Pelaksanaan Sensus/Survei dengan Obyek
Perusahaan/Lembaga/Usaha :
(a) In-depth interview sederhana (Angka Kredit, 0,003, Statistisi
Pertama)
(b) In-depth interview sedang (Angka Kredit 0,005, Statistisi
Pertama)
(c) In-depth interview komplek (Angka Kredit 0,016, Statistisi
Muda)
Bukti Fisik:
Laporan jumlah rumahtangga yang diperiksa.
Contoh:
Yuyun, S.Si., Statistisi Pertama di BPS Prop. Jawa Barat
menyelesaikan tugas memriksa 40 hasil wawancara langsung (in-
depth interview sederhana) survey persepsi konsumen gas terhadap
rencana pipanisasi di Kecamatan Geger Kalong. Angka kredit yang
diperoleh sebesar 40 x 0,003 = 0,12.
Bukti fisik:
88
Laporan Banyaknya peta yang diteliti.
Contoh:
Bukti fisik:
Laporan banyaknya peta yang dibuat.
Contoh:
Sodikin, S.Si., Statistisi Pertama pada BPS Propinsi Sumatera
Selatan menyelesaikan pembuatan peta indeks desa miskin 10
kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Angka kredit yang
diperoleh sebesar 10 x 0,002 = 0,02.
Bukti fisik:
89
Contoh:
Juanda Karta, S.Si., Statistisi Muda pada BPS Propinsi Sumatera
Selatan selesai meneliti 200 peta indeks Sensus Penduduk 2000
Propinsi Sumatera Selatan. Angka kredit yang diperoleh sebesar 200
x 0,002 = 0,4.
Bukti fisik :
Laporan banyaknya peta yang dibuat.
Contoh:
90
Bukti fisik:
Laporan pembuatan program data entry dan validasi.
Contoh;
Ir. Suprapti, Statistisi Muda BPS Propinsi Jawa Tengah ditugaskan
membuat program data entry dan validasi pengolahan data hasil
Survei kendaraan Bermotor Tahun 2003. Dengan laporan kegiatan
ini, Suprapti mendapatkan angka kredit sebesar 2,14.
Bukti fisik:
Laporan pembuat program data entry dan validasi.
Contoh:
Ir. Suprapti, Statistisi Muda BPS Propinsi Jawa Tengah ditugaskan
membuat program data entry dan validasi pengolahan data hasil
Survei Kendaraan Bermotor Tahun 2003. Dengan laporan kegiatan
ini, Suprapti mendapatkan angka kredit sebesar 2,14.
Bukti fisik:
91
Laporan pembuatan program data entry dan validasi.
Conto h:
Bukti fisik:
Contoh:
92
Supartini, MA, Statistisi Pertama pada Direktorat Statistik
Kependudukan BPS ditugaskan untuk melakukan penandaan,
penyuntingan dan penyandian pada kuesioner hasil Survei Angkatan
Kerja Nasional yang dilaksanakan dengan mutu kuesioner in-depth
interview sederhana sebanyak 50 dikumen masing- masing terdiri
dari 10 halaman. Dari laporan kegiatan ini, Supartini mendapatkan
angka kredit sebesar 50 x 10 x 0,001 = 0,5.
Bukti fisik:
Contoh:
93
(a) Publikasi Propinsi (Angka Kredit 0,01, Statistisi Pertama)
(b) Publikasi Nasional (Angka Kredit 0,04, Statistisi Muda)
Bukti fisik:
Laporan jumlah tabel yang diperiksa.
Contoh:
Bukti fisik:
Fotocopy cover dan daftar isi hasil publikasi yang telah dilegalisir.
94
Contoh:
Ir. Abas Siregar, Statistisi Muda pada Subdirektori Statistisi
Perhubungan BPS dibantu Drs. Joshua Simbolon, Statistisi Pertama
pada Subdit yang sama ditugasi menyusun publikasi Statistik
Angkutan Udara dalam tingkat nasional. Sebagai penyusun naskah
utama, Ir. Abas Siregar memperoleh angka kredit sebesar 60 % x 1,8
= 1,08, sedangkan Drs. Joshua Simbolon memperoleh angka kredit
sebesar 40% x 80%x1,8 = 0,72. Dalam hal ini Drs. Joshua Simbolon
melakukan pekerjaan setingkat lebih tinggi dari apa yang harus dia
lakukan sehingga masih harus dikalikan 80 % lagi.
b. Kompilasi Administrasi
(1) Merancang dan Membuat Jadwal Kegiatan Kompilasi Data
Administrasi oleh:
(a) Statistisi Pertama (Angka Kredit 0,15)
(b) Statistisi Muda (Angka Kredit 0,3)
(c) Statistisi Madya (Angka Kerdit 0,45)
Bukti fisik :
Laporan berisi rencana kegiatan kompilasi data administrasi.
Contoh :
95
Kabupaten Demak selama periode Januari – Juni 2002. Dalam
rancangannya, jadawal kompilasi data admintrasi di buat per
kecamatan setiap harinya.Dengan laporan kegiatan ini, Sunarto
mendapatkan angka kredit sebesar 0,15.
Bukti fisik:
Laporan jumlah bahan acuan yang digunakan.
Contoh:
Hanggoro, S.Si., Statistisi Pertama, ditugaskan untuk
mengumpulkan/ menelaah bahan pustaka untuk bahan penyusun
laporan penyajian data adminstrasi tentang tindak Kriminalitas
selama Tahun 2002. Dengan laporan kegiatan ini Hanggoro
mendapat angka kredit sebesar 0,15 untuk bahan acuan yang
dikumpulkan/ditelaah.
96
yang memuat tentang tatacara melakukan penyuntingan dan
penyandian terhadap data sekunder yang telah dikumpulkan
Bukti fisik:
Contoh:
Bukti fisik:
Fotocopy dan daftar isi buku pedoman yang dilegalisir.
Contoh:
Ir. Handayani, Statistisi Muda, ditugaskan untuk membuat
pedoman validasi dalam pengolahan data bioskop di Jakarta
Tahun2001. Dengan laporan kegiatan ini, Handayani mendapat
angka kredit 0,96.
(c) Tabulasi (Angka Kredit 0,38, Statistisi Pertama)
Merancang dan membuat pedoman tabulasi hasil pengumpulan
data sekunder untuk tabulasi adalah merancang buku pedoman
97
yang memuat tentang tatacara melakukan tabulasi data
sekunder yang telah dikumpulkan.
Bukti fisik:
Fotocopy cover dan daftar isi buku pedoman yang dilegalisir.
Contoh :
(4) Membuat Program Data Entry dan Validasi untuk Pengolahan Data
Sekunder (Angka Kredit 2,14, Statistisi Muda)
Membuat program data entry dan validasi untuk pengolahan data
sekunder dimaksud adalah pembuatan program computer untuk data
entry termasuk validasinya sehingga diperoleh raw data yang bebas
dari kesalahan.
Bukti fisik:
Laporan jumlah paket program yang dibuat.
Contoh :
98
(5) Membuat Program Tabulasi Pengolahan Data Sekunder (Angka
Kredit 0,9, Statistisi Pertama)
Mebuat program tabulasi pengolah data sekunder dimaksud
dimaksud adalah membuat program, sehingga dapat menghasilkan
tabel-tabel sesuai dengan yang telah direncanakan.
Bukti fisik :
Laporan jumlah paket program yang dibuat.
Contoh:
Hamidah, S.Si., Statistisi Pertama, ditugaskan untuk membuat
program tabulasi data kendaraan bermotor roda 4 di Kabupaten
Bekasi Tahun . Dengan laporan kegiatan ini Hamidah mendapatkan
angka kredit sebesar 0,9.
Bukti fisik:
Fotocopy publikasi dan daftar isi yang dilegalisir, serta laporan
jumlah tabel yang diperiksa.
Contoh:
99
publikasi Jakarta Dalam Angka 2002. Dengan laporan yang terdiri
dari 20 tabel, maka Sudirman mendapatkan angka kredit sebesar 20
x 0,01 = 0,2.
Bukti Fisik:
Fotocopy sampul publikasi dan daftar isi buku yang dibuat dan telah
dilegalisir
Oleh pejabat yang berwenang
Contoh:
Anang, S.si, Statistisi Pertama di BPS Propinsi Jawa Barat, ditugasi
untuk menyusun publikasi penduduk Jawa Barat 2003 Hasil
Registrasi ( 2 publikasi). Dari laporan kegiatan tersebut, Anang, S,
si, Mendapatkan angka kredit sebesar 2 x 1,3 = 2,6
C. Observasi/Pengamatan
100
Jadwal kegiatan observasi dimaksud adalah membuat rancangan
jadwal yang disusun oleh pejabat statistisi untuk melakukan
kegiatan observasi yang akan
Dilakukan, meliputi uraian kegiatan dan waktu pelaksanaan dalam
periode semesteran (semester I : Januari s/d Juni. Semester II : Juli
s/d Desember )
Bukti fisik :
Laporan berisi rencana kegaitan
Contoh :
Tarzan, S,si, seorang statistisi pertama pada Dinas Pertanian Kab.
Semarang, ditugaskan merancang dan membuat 3 jadwal kegaitan
observasi semester I tahun 2003 di Kab. Semarang, yaitu ubinan
padi, ubinan ketela pohon, ubinan kacang tanah. Dengan renacna
jadwal yang dihasilkan, yang bersangkutan mendapatkan angka
sebesar 3 x 0,01 = 0,03
Bukti fisik :
Laporan jumlah buku/majalah/publikasi yang dikumpulkan
Contoh:
101
Siswadi adalah seorang statistisi pertama Subdit Pertanian
Tanaman Pangan. Dalam rangka penyusunan konsep
pelaksanaan observasi produksi padi, ybs mengumpulkan buku
Teknik mengubin dan majalah Trubus. Dengan demikian ybs
mendapatkan angka kredit sebesar 2 x 0,24 = 0,48
Bukti fisik:
Laporan/ringkasan hasil telaah
Contoh :
Dalam rangka penyusunan pedoman pelaksanaan observasi produksi
padi, Sugeng seorang Statistisi Muda, membuat ringkasan dari hasil
mempelajari buku Teknik mengubin dan majalah Trubus. Dengan
demikian ybs mendapat angka kredit sebesar 2 x 0,2 = 0,4
Contoh :
102
Dalam rangka pelaksanaan observasi produksi padi, Siswono
seorang Statistisi pertama, menyusun buku pedoman pelaksanaan
Ubinan dengan demikan ybs mendapat angka kredit sebesar 1 x 1 =
1
Bukti fisik:
Laporan kegiatan merancang dan menentukan metode penarikan
sampel yang dibuat
Bukti fisik:
Fotocopy cover dan daftar isi buku pedoman pelaksanaan observasi
yang dilegalisir
Contoh :
Syahrul Jahja, Statistisi Muda pada BPS Pusat, telah merancang dan
membuat buku pedoman pelaksanaan observasi kegiatan Survei
Dampak Polusi Pabrik Kertas. Dengan buku pedoman yang telah
dibuatnya maka Syahrul Jahja mendapatkan angka kredit sebesar 1,2
103
Bukti fisik:
Daftar populasi
Bukti fisik:
Laporan kegiatan penarikan sampel wilayah kerja
Bukti fisik:
Laporan pemeriksaan hasil penarikan sampel wilayah kerja observasi
Contoh:
Setelah selesai dilakukan observasi angka produksi padi di Kab
Bogor, Dendi menghitung standard error yang terjadi sebesar 0,65.
104
Dengan demikan Dendi memperoleh angka kredit sebesar 1 x 0,02 =
0,02
Bukti fisik:
Fotocopy cover dan daftar isi buku klasifikasi, konsep dan definisi
kegiatan observasi yang dilegalisir
Contoh:
Peni Banget, SE, Statistisi pertamadi BPS ditugaskan membuat
klasifikasi, konsep dan definisi dari kegiatan survei peranan wanita
legislative dalam memperjuangkan kaumnya. Maka Peni
mendapatkan angka kredit sebesar 0,78
Bukti fisik:
Laporan hasil penghitungan factor pengali/penimbang
Contoh:
105
Jika jumlah rumahtangga tanaman padi tahun 2003 di Kab Bogor
diperkirakan sebanyak 1000 rumahtangga, sedangkan yang
diobservasi hamya sebanyak 25 rumahtangga, maka besarnya factor
penagli adalah 40, Badrun, SSt, Statistisi Muda di Kab Bogor
ditugaskan untuk menghitung factor pengali dari kegiatan observasi
ubinan padi di kab Bogor, Angka Kredit yang diperoleh sebesar 1,2
Bukti fisik :
Pedoman Pengolahan
Contoh:
Rudi Hartono, Statistisi Muda pada BPS Pusat telah merancang
dan membuat pedoman penyuntingan dan penyandian data
observasi dari hasil survei dampak polusi di beberapa kota
besar. Dengan pedoman yang telah dibuatnya maka Rudi
Hartono mendapatkan angka kredit sebesar 1,5
Bukti fisik:
Fotocopy cover dan daftar isi buku pedoman yang dilegalisir
106
Contoh:
Nurhidayat, Statistisi Muda pada BPS Pusat telah merancang
dan membuat pedoman untuk mengetahui validitas data hasil
observasi kepadatan lalulintas di DKI Jakarta. Dengan
pedoman yang telah dibuatnya maka Nurhidayat mendapat
angka kredit sebesar 1,5
Bentuk fisik:
Fotocopy cover dan daftar isi buku pedoman tabulasi yang
dilegalisir
Contoh:
Nujaman, S.St, Statistisi Pertama di BPS Pusat telah
merancang dan membuat pedoman tabulasi data observasi
pengaruh insentif terhadap produktivitas pekerja. Dengan
pedoman yang dibuatnya maka Nujaman, S.st mendapat angka
kredit sebesar 0,85
107
Fotocopy sertifikat atau surat tugas
Contoh :
Sri Handayani, M.Sc, Statistisi Muda di BPS ditugaskan untuk
melatih pelatih/instruktur observasi Saltranas selama 2 hari.
Dengan demikian maka Sri Handayani, M.Sc mendapatkan
angka kredit sebesar 2 x 8 x 0,02 = 0,32
Bukti fisik:
Fotocopy sertifikat atau surat tugas
Contoh:
Hilda Kaunang, S.Si, Statistisi Pertama Sub Direktorat Analisa
dan konsistensi Statistik mendapat tugas melatih koordinator
teknis Saltranas tahun 2003 di Prop.Sumatera Barat.
Dilaksanakan selama 3 hari dengan rata-rata jam belajar 8 jam
perhari. Angka kredit yang diperoleh sebesar 3 x 8 x 0,01 =
0,24
108
Bukti fisik:
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat tugas
Contoh:
Ir. Joko Sumarno, pejabat Statistisi Pertama, BPS Propinsi Lampung
ditugaskan untuk mengikuti pelatihan sebagai pelatih/Instruktur
dalam rangka observasi tentang meningkatnya Kriminalitas di
tanjung Karang selama 5 hari setiap hari pelatihan dilakukan selama
8 jam, sehingga Joko Sumarno mendapatkan angka kredit sebesar 5
x 8x 0,01 = 0,4
Contoh :
Abdul Kadir, S.si, Statistisi Pertama Dinas Perhubungan Kabupaten
Pekalongan memeriksa daftar penarikan sampel observasi kapasitas
pelabuhan laut di Pekalongan selam 5 jam, sehingga angka kredit
yang diperoleh sebesar 5 x 0,01 = 0,05
109
Melakukan kegiatan observasi sulit yang dimaksud adalah kegiatan
pengumpulan data melalui pengukuran, penglihatan atau
penghitungan terhadap obyek observasi yang sulit yang dilakukan
oleh petugas yang telah memiliki/mengikuti pendidikan khusus
(seperti pengukuran tingkat kesehatan dari dampak mengkonsumsi
rokok, mengukur dampak polusi pabrik)
Bukti fisik:
Laporan kegiatan observasi
Contoh :
Ir. Sagiono sabagai pejabat Statistisi Pertama di dinas Pertanian
Kabupaten Bogor ditugaskan untuk melakukan observasi terhadap
50 rumahtangga di sekitar radius 500 meter dari pabrik Semen
Cibinong untuk meneliti dampak polusi pabrik. Dalam pengamatan
ini Ir. Sagiono mendapatkan angka kredit sebesar 50 X 0,1 = 5
Bukti Fisik:
Laporan kegiatan pengawasan
Contoh:
110
Andre, MA, Statistisi Muda Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali
ditugasi melakukan pengawasan dalam penelitian terhadap lokasi
yang cocok untuk ditanami pohon jati di tiga desa yang terletak
dilereng gunung Merapi. Dalam kegiatan ini andre, MA memperoleh
angka kredit sebesar 3 x 0,13 = 0.39
Bukti fisik:
Laporan kegiatan pemeriksaan
Contoh:
Selain sebagai petugas pengawas, Andre, Statistisi Muda Dinas
Pertanian Kabupaten Boyolali juga ditugasi sebagai pemeriksa hasil
penelitian tentang lokasi yang cocok untuk ditanami pohon jati di
tiga kelurahan yang terletak di lereng gunung Merapi, sehingga
angka kredit yang diperoleh dari kegiatan ini adalah sebesar 3 x
0,015 = 0,045
111
Bukti Fisik:
Laporan penelitian peta
Contoh:
Dwi Harmoko, S.si, Statistisi Pertama BPS Propinsi Bengkulu
meneliti dahulu batas-batas dan legenda peta yang akan dipakai
sebagai petunjuk jalan dalam rangka observasi dampak jumlah
kendaran terhadap polusi udara di kota Bengkulu. Dari hasil
pekerjaan ini Dwi Harmoko, S.Si memperoleh angka kredit 0,03
untuk setiap peta yang diperiksa
Bukti fisik:
Laporan pembuatan peta indeks
Contoh:
Ir. David Mulahela, Statistisi Pertama BPS Propinsi Maluku Utara,
ditugasi memb uat 5 peta indeks hasil pengamatan dampak konflik
antar warga di Propinsi Maluku Utara, sehingga ia memperoleh
angka kredit sebesar 5 X 0,002 = 0,01
112
Meneliti peta Indeks ke giatan observasi adalah meneliti batas-batas
dan legenda apakah sudah benar dari peta indeks yang dibuat
berdasarkan hasil penegamatan atau observasi.
Bukti fisik:
Laporan meneliti peta indeks
Contoh:
Drs. Frederick Ambow, statistisi Muda BPS Propinsi Sulawesi
Utara, meneliti 5 (lima) peta indeks kegiatan observasi, sehingga ia
memperoleh angka kredit sebesar 5 x 0,002 = 0,01
Bukti Fisik :
Laporan membuat peta indeks
Contoh :
Drs. Sumartoyo, Statistisi Pertama BPS Pusat ditugasi membuat peta
tematik digital hasil kegiatan observasi dampak polusi udara. Dari
kegiatan ini Drs.Sumartoyo memperoleh angka kredit sebesar 0,03
untuk setiap peta yang dibuat.
113
(24) Membuat Program Data Entry dan Validasi Data Observasi
(Angka Kredit 2,14, Statistisi Muda)
Bukti fisik:
Laporan pembuatan program data entry
Contoh:
Ir. Sudjatmiko, Statistisi Muda BPS Propinsi Jawa Tengah ditugasi
membuat program data entry dan validasi kegiatan pbservasi Survei
Balita Berambut Jambang. Dala m hal ini Ir. Sudjatmiko memperolah
angka kredit sebesar 2,14
Bukti fisik:
Laporan pembuatan program tabulasi data observasi
Contoh:
Dalam rangka menyusun publikasi hasil pengamatan terhadap balita
berambut Jambang di Prop Jawa Tengah, Drs. Margianto, Statistisi
Pertama BPS Jawa Tengah ditugasi untuk membuat program
tabulasi, sehingga dia memperoleh angka kredit sebesar 0,9
114
(26) Memeriksa Tabel Hasil Kegiatan Observasi yang akan disajikan
pada :
(a) Publikasi Propinsi (Angka kredit 0,01, Statistisi Pertama)
(b) Publikasi Nasioanl (Angka Kredit 0,02 Statistisi Muda)
Contoh:
Dalam rangka menyusun publikasi hasil pengamatan terhadap
penyebab terjadinya tawuran pelajar SMTA di DKI Jakarta, Drs
Sumiarto, statistisi Pertama BPS Propinsi DKI Jakarta ditugasi untuk
memeriksa 14 tabel yang akan dipakai sebagai bahan publikasi
tersebut. Dalam hal ini Drs. Sumiarto memperoleh angka kredit
sebesar 14 x 0,01 = 0,14
Contoh:
115
- Drs. Amirul, Statistisi Pertama BPS Kota Medan ditugasi menyusun
publikasi hasil observasi tentang lingkar lengan Ibu hamil. Dalam
hal ini DRs. Amirul memperoleh angka kredit 0,52
116
Tabel 1. Penghitung Butir-butir Kegiatan Analisa Statistik
117
8 11-20 1.5 1.5 1.5 1.5 1.0 1.5
9 6-10 1.2 1.2 1.2 1.2 0.8 1.2
10 <6 0.9 0.9 0.9 0.9 0.6 0.9
3.1.STATISTISI TERAMPIL
a. Analisis Statistik
Melakukan analisis statistik sederhana:
(1) Deskriptif satu sector (Angka Kredit Lihan Tabel 1. Kolom (3)
Statistisi Pelaksana)
Melakukan analisis statistik deskriptif satu sector adalah
mengulas/menguraikan suatu sector atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri memperoleh gambaran yang tepat.
Yang dimaksud dengan analisis sector di atas adalah subjek/pokok
bahasan yang dianalisis. Besaran angka kredit tergantung dari jumlah
halaman hasil analisis dalam bentuk naskah (tidak termasuk cover,
kata pengantar, daftar isi, lampiran). Lihat Tabel 1. Kolom (2).
Bukti fisik:
Fotocopy naskah atau cover, kata pengantar dan daftar isi yang
dilegalisir.
Contoh:
Ahmad Surahmat, Statistisi Pelaksana pada Dinas Pendapatan
Daerah Kabupaten Sumedang, ditugaskan untuk menganalisis
tentang pajak yang berasal dari usaha hotel dan restoran. Hasil
analisis ini berupa buku terdiri dari 17 halaman yang memuat ulasan
diskrptif (membaca tabel dan grafik) dari pajak hotel dan restoran.
Dalam hal ini Ahmad Surahmat mendapatkan angka kredit sebesar
0,6.
118
(2) Deskriptif lintas sector (Angka Kredit Lihat Tabel 1. Kolom (4),
Statistisi Pelaksana Lanjutan)
Melakukan analisis statistik deskriptif lintas sector adalah
mengulas/menguraikan beberapa dan berbagai bagiannya serta
penelahan sector itu sendiri maupun hubungan antar sector untuk
gambaran yang tepat.
Bukti fisik :
Fotocopy naskah atau cove r, kata pengantar dan daftar isi yang
dilegalisir.
Contoh:
(3) Analitik satu sector (Angka Kredit Lihat Tabel 1. Kolom (5),
Statistisi Penyelia)
Melakukan analisis statistik analitik satu sector adalah
mengulas/menguraikan secara mendalam dengan menggunakan
metode statistik inferens atas data satu sector hingga mengahsilkan
simpulan-simpulan.
Bukti fisik:
Fotocopy naskah atau cover, kata pengantar dan daftar isi yang
dilegalisir.
Contoh:
119
Dedi Waluyo, Statistisi Penyelia pada BPS Propinsi Jawa Tengah,
ditugaskan untuk mengalisis tentang pola Pendapatan Petani di Jawa
Tengah. Hasil analisis ini berupa buku terdiri dari 35 halaman.
Dalam hal ini Dedi Waluyo mendapatkan angka kredit sebesar 1,44.
b. Pengembangan Statistik
(1) Memberikan Konsultasi Statistik Dalam Rangka Penyusunan
Statistik Kelembagaan pada tingkat:
Bukti fisik:
Contoh:
120
dalam bentuk tabel, cara menyajikan grafik, serta cara
mengartikan data/indokatornya. Dengan melayani konsultasi ini I
Wayan Pitana memperoleh angka kredit sebesar 0,1 untuk setiap
kali pertemuan.
Contoh:
Murni Handayani, Statistisi Penyelia BPS Kota Tegal melayani
konsultasi pegawai Dinas Tenaga Kerja di Kabupaten Tegal.
Tujuan konsultasi adalah untuk mendapatkan masukan terhadap
rencana penelitian terhadap calon TKI yang akan di kirim ke luar
negeri yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja Setempat. Materi
yang diberikan oleh Murni Handayani adalah bagaimana cara
membuat kuesioner sederhana, cara pengambilan sampel dan
cara mengolah serta menyajikannya. Untuk setiap pertemuan,
Murni Handayani mendapatkan angka kredit 0,2.
121
Menyiapkan materi pengarahan statistik dasar adalah kegiatan
penyiapan dan pembuatan naskah materi pengarahan yang akan
digunakan untuk memberikan arahan atau petunjuk dalam suatu
kegiatan statistik tingkat dasar, yang anatara lain meliputi tata
cara pengumpulan data, pengolahan dan analisis sederhana.
Bukti fisik:
Contoh:
Bukti fisik:
122
Laporan tentang penyusunan materi pengarahan statistik
menengah.
Contoh:
Dodi Hermawan, Statistisi Pelaksana Lanjutan di BPS
Kabupaten Temanggung ditugasi untuk mensosialisasikan
pentingnya statistik kepada para pegawai kecamatan Ngadirejo,
Kabupaten Temanggung. Dari kegiatan ini Dodi Hermawan
memperoleh angka kredit 0,03 dari setiap pertemuan yang
dilakukan.
Bukti fisik:
Contoh:
123
Hermanto memperoleh angka kredit sebesar 0,06 untuk setiap
pertemuan yang dilakukan.
Bukti fisik:
Contoh:
124
mensosialisasikan hasil suatu kegiatan statistik kelembagaan
dengan tingkat menengah dalam rangka evaluasi terhadap
kegiatan yang telah dilaksanakan.
Bukti fisik:
Contoh:
Hal 100
125
. STATISTISI AHLI
a. Analisa Statistik
(1) Mengkaji Hasil Kegiatan:
Mengkaji hasil kegiatan adalah mengupas atau menelaah suatu kegiatan/hasil
pelaksanaan secara lebih dalam, dengan tujuan mendapatkan atau menemukan
suatu formulasi untuk meningkatkan mutu dari pelaksanaan kegiatan yangs
sedang dikaji.
Contoh:
Ir. Arianto, SE, Statist isi Madya dari direktorat Statistik Perdagangan dan Jasa
ditugasi untuk mengkaji hasil kegiatan Survei Usaha Terintegrasi (SUSI).
Naskah yang dihasilkan terdiri dari 47 halaman yang memuat kajian hasil
survei, secara sistematis serta rekomendasi untuk peningkatan mutu hasil
pelaksanaan SUSI. Dari kegiatan ini Ir. Arianto SE memperoleh angka kredit
sebesar 3 (Tabel 2. Kolom(3) No.5).
(b) Komplikasi data administrasi (Angka Kredit lihat Tabel.2, Kolom (3)
Statistisi Madya)
Bukti fisik:
Laporan tentang hasil kerja kegiatan kompilasi data administrasi yang bersifat
komprehensif.
Contoh:
Drs. Bambang Subagio dan Ir. Hari Sasono, Statistisi Madya BPS Propinsi
Bengkulu ditugaskan mengkaji terhadap hasil kompilasi data penduduk di
desa/kelurahan yang selama ini pemungutan datanya dilakukan oleh para
mantra Statistik di Propinsi Bengkulu. Naskah laporan terdiri dari 67 halaman.
Sebagai penyusun utama naskah kajian adalah Drs. Bambang Subagio
memperoleh angka kredit sebesar 60% x 4,5 = 2,7, Sedangkan Ir. Hari Sasono
sebagai penulis pembantu memperoleh angka kredit 40% x 4,5 = 1,8 (Tabel 2,
kolom (3) No.4)
126
pelaksanaan kegiatan penarikan sampel dala m rangka penyusunan kegiatan
sensus, survei atau observasi.
Bukti fisik:
Laporan tentang hasil kajian/evaluasi metode penarikan sampel pada
sensus/survei/observasi
Contoh:
Drs. Ahmad Santosa, statistisi Madya Direktorat Statistik Kesejahteraan
Rakyat BPS ditugaskan mengkaji metode penarikan sampel modul
kriminalitas dalm survei Sosial Ekonomi Sosial (Susenas). Naskah laporan
yang dibuat terdiri dari 14 halaman. Dari hasil kegiatan ini Drs. Ahmad
Santosa memperoleh angka Kredit sebesar 1,5
Bukti fisik :
Laporan tentang penyusunan metoda estimasi dalam rangka penyusunan
Statistik kelembagaan
Contoh:
Dalam menyusun statistic tenaga kerja sub sector kehutanan, Ir. Mohamad
Basuki, statistisi Madya Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Selatan,
ditugaskan untuk menyusun metode estimasi dari hasil survei sector pertanian
subsektor kehutanan. Dari kegiatan ini Ir. Mohamad Basuki menyusun naskah
laporan sebanyak 39 halaman sehingga angka kredit yang ia peroleh sebesar
2,7 (Tabel 2. kolom(5) No.6)
(4) Inovasi Metode Statistik dalam rangka penyusunan Kegiatan Sensus, Survei
dan obsevasi (Angka kredit lihat Tabel 2. Kolom (6), Statistisi Madya)
Bukti Fisik:
Laporan penemuan inovasi me tode statistic yang telah diakui dan atau
digunakan/akan digunakan dalam sensus/survei/observasi
Contoh:
Dr. Maksum, statistisi Madya di BPS berhasil menyusun kegiatan sensus
Pertanian 2003 dengan metode statistik yang baru. Dengan laporan kegiatan
sebanyak 60 halaman ini Dr. Maksum memperoleh angka kredit 4,5 (Tabel 2
kolom .(6) No.4)
127
(5) Membuat Estimasi Parameter dalam rangka penyusunan statistic kelembagaan
(Angka Kredit lihat Tabel 2, Kolom (7) No.6, Statistisi Muda)
Membuat estimasi parameter ada lah menyusun analisis populasi berdasarkan
estimasi parameter hail suravei/observasi dalam rangka penyusunan statistic
kelembagaan
Bukti fisik:
Laporan estimasi parameter
Contoh:
Dr. Arifin, Statistisi Muda di BPS, ditugaskan menyusun Statistik
Kesejahteraan Rakyat Tahun 2002 berdasarkan estimasi parameter hasil
Survei Sosial Ekonomi Nasional 2002. Dengan laporan kegiatan yang terdiri
dari 34 halaman ini, Dr Arifin mendapat angka kredit sebesar 1,8 (Tabel 2,
Kolom (7) No.6)
(6) Menentukan Kerangka Kegiatan Analisis Data dalam rangka Analisis hasil
sensus, survei, Observasi dan Kompilasi Data Administrasi (Angka Kredit lihat
Tabel 2.Kolom (8), Statistisi Madya)
Bukti Fisik:
Laporan penyusunan kerangka analisis data hasil sensus, observasi atau
kompilasi data administrasi
Contoh :
S. Siahaan, Msc, Statistisi Madya di BPS ditugaskan membuat kerangka analisis
data hasil Survei Mobilitas Pekerja di Wilayah Jabotabek. Dengan laporan
kegiatan yang terdiri dari 17 halaman ini S. Siahaan, MSc, Mendapat angka
kredit sebesar 1,5
(7) Melakukan Analisis Statistik Sederhana Analitik Lintas Sektor (Angka Kredit
lihat Tabel 1 Kolom (6), Statistisi Pertanma)
Bukti Fisik:
Laporan Penyusunan analisis statistic sederhana analitik lintas sector
Contoh:
Dwi, S.si, Statistik Pertama pada Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS
ditugaskan untuk menyusun analisis diskriptif hasil Survei Sosial Ekonomi
Nasional 2003. Dengan laporan kegiatan yang terdiri dari 43 halaman ini Dwi,
S.Si, mendapatkan angka kredit sebesar 1,6 (Tabel 1 No.5 Kolom (6))
128
Contoh:
Ahmad, S.Si, Statistisi Muda pada Direktorat Statistik Industri BPS
ditugaskan untuk meyusun analisis secara mendalam hasil Survei Industri
Besar 2002. Dengan laporan yang terdiri dari 26 halaman ini Ahmad, S.Si
mendapat angka kredit sebesar 2,24 (Tabel 1 No.7 Kolom (7))
(b) Lintas Sektor (Angka Kredit lihat Tabel 1, Kolom (8), Statistisi Madya)
Bukti fisik :
Buku (Laporan) Analisis Statistik secara mendalam lintas sector.
Contoh:
Ali Suwarno, S.Si, Statistisi Madya di Departemen Pertanian ditugasi
membuat analisis statistic secara mendalam Hasil Survei Pendapatan Petani
2002. dengan Laporan kegiatan yang terdiri dari 15 halaman ini Ali
Suwarno, S.Si mendapat angka kredit sebesar 2,4 (Tabel 1 No.8 Kolom (8))
(9) Merancang dan Membuat Metoda analisis Hasil Sensus, Survei, Kompilasi
Data Administrasi dan Observasi (angka Kredit 3, Statistisi Madya)
Bukti Fisik:
Buku (Laporan) menyusun metode analisis hasil sensus/survei/kompilasi data
administrasi/observasi
Contoh:
S. Ritonga, S.Si, Statistisi Madya di BPS ditugasi menutusun metode analisis
data hasil Survei Kesehatan 2003. Dengan laporan kegiatan ini S. Ritonga, S.Si
mendapat angka kredit sebesar 3
b. Pengembangan Statistik
(1) Mengembangkan Metode Penarikan Sampel dalam rangka Penyusunan Kegiatan
Sensus, Survei dan Observasi (Angka Kredit 3, Statistisi Madya)
Bukti Fisik:
Laporan upaya pengembangan metode penatikan sampel
sensus/survei/observasi
129
Contoh:
Rifai, S.Si Statistisi Madya di BPS ditugasi untuk mengevaluasi metode
penarikan sampel Survei Usaha Pertanian Hortikultura 2002 dalam rangka
mengembangkan metoda penarikan sampel yang diduga sudah kurang cocok
dengan Laporan ini Rifai, S.Si mendapat angka kredit sebesar 3
Bukti Fisik:
Laporan upaya pengembangan Sisitem Administrasi
Contoh:
Mandi, MSc, Statistisi Madya di BPS mengembangkan Sistem Administrasi
Pencatatan Hasil Industri setiap bulan. Dengan laporan ini mandi, Msc
mendapat angka kredit sebesar 3
Bukti fisik:
Laporan upaya pengembangan metode observasi
Bukti fisik:
130
Laporan upaya pengembangan sistem informasi data administrasi
Contoh:
M. Siregar, S.Si, Statistisi Madya di BPS ditugasi untuk mengevaluasi sistem
informasi dalam rangka penyebarluasan data administrasi dari Departemen
Kesehatan dan usulan pengembangannya. Dengan laporan ini M. siregar, S.Si
mendapatkan angka kredit sebesar 3
Contoh:
M. Simamora, S.Si, Statistisi Madya di BPS ditugasi untuk mengembangkan
sistem informasi dalam rangka penyebarluasan data hasil Survei Sosial
Ekono mi Nasional. Dengan Laporan ini M. Simamora, S.Si medapat angka
kredit sebesar 3
Bukti Fisik:
Laporan memberikan konsultasi statistic
Contoh:
Sri Astuti, S.Si, Statistisi Muda di BPS memberikan konsultasi statistic lanjutan
yang dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan dalam rangka penyusunan Statistik
Pertanian di Departemen Pertanian. Dengan laporan ini Sri Astuti, S.Si,
medapatkan angka kredit sebesar 4 x 0,2 = 0,8
131
Contoh:
Rini,S.Si, Statistisi Madya di BPS memberikan konsultasi statistic khusus dalam
4 kali pertemuan dalam rangka Penyusunan Statistik Kriminal kepada para
analisis data di Kantor Departemen Sosial. Dengan laporan ini Rini, S.Si,
Mendapat angka kredit sebesar 4 x 0,3 = 1,2
Contoh:
Rahmat, MSc, Statistisi Muda di BPS menyiapkan materi pengarahan statistic
lanjutan dalam rangka penyusunan Statistik Kendaran bermotor di Dinas
Perhubungan Propinsi DKI Jakarta. Dengan laporan ini Rahmat M.Sc mendapat
angka kredit sebesar 0.3
132
(9) Melakukan Penyebarluasan Hasil Pengumpulan Data Statistik dalam rangka
Evaluasi Kegiatan Kelembagaan dalam bidang statistic :
(a) Lanjutan (Angka Kredit 0,06, Statistisi Muda)
Bukti fisik:
Laporan melakukan penyebarluasan hasil pengumpulan data
Contoh:
Haryati, S.Si, Statistisi Muda di BPS ditugaskan untuk melakukan
penyebarluasan hasil survei Kesehatan di Dinas Kesehatan Propinsi Bali.
Dengan laporan ini Haryati, S.Si mendapat angka kredit sebesar 0,06
Contoh:
Robert, M.Ms, Statistisi Madya di BPS Propinsi Riau ditugaskan untuk
melakukan penyebarluasan data Angkutan Darat di Dinas Perhubungan
Propinsi Riau dalam rangka evaluasi Kegiatan Perhubungan Darat.
Dengan laporan ini Robert, M.Sc mendapat angka kredit sebesar 0,09
(10) Menentukan Indikator dan Ukuran- ukuran Statistik (Angka Kredit 3, Statistik
Madya)
Bukti fisik:
Laporan mennetukan Indikator dan Ukuran Statistik
Contoh :
Halip Kejora, MA, Statistisi Madya di BPS Propinsi Jawa Barat telah menentukan
Indikator dan ukuran Statistik Kesejahteraan Sosial berdasarkan hasil Survei
Sosial di Propinsi Jawa Barat. Dengan laporan ini Halip Kejora, MA,
mendapatkan angka kredit sebesar 3
133
Bukti fisik:
Konsep buku dan buku yang sudah diterbitkan
Contoh:
- Dr.Sihar, M.Sc (penulis utama) dan Ir. Gunadi, Msc (penulis pembantu),
membuat karya ilmiah dalam bentuk buku berjudul “Pengaruh Suku
Bunga Terhadap Investasi”, sudah diterbitkan, dan diedarkan secara
nasional. Sebagai penulis utama, Dr. Sihar M.Sc, mendapatkan angka
kredit sebesar 60 % x12,5 = 7,5 dan Ir. Gunadi,M.Sc, sebagai penulis
pembantu mendapatkan angka kredit sebesar 40% x 12,5 = 5
- Dr. Biwarto(penulis utama) serta Drs. Sunaryo dan Drs. Makmur Bukit,
M.Sc (masing- masing, sebagai pneulis pembantu), Statistisi pada BPS
Propinsi Jawa Timur, Membuat kajian dalam bentuk buku berjudul ‘Pola
Migrasi di Jawa Timur’ Dalam dua volume (I dan II), sudah diterbitkan,
dan diedarkan secara nasional. Untuk buku volume I, sebagai penulis
utama Dr. Biwarto mendapatkan angka kredit sebesar 60% x 12,5 = 7,5
Sedangkan Drs.Sunaryo dan Drs.Makmur Bukit, MSc, masing-masing
sebagai penulis pembantu mendapat angka kredit (40% x 12,5)/2 = 2,5.
Untuk buku volume II, perhitungan angka kredit untuk masing-masing
sebagai penulis sama dengan buku volume I. Total Dr. Biwarto
mendapatkan angka kredit sebesar 15, sedangkan Drs. Sunaryo,MS dan
Drs. Makmur Bukit, MSc, masing-masing mendapatkan angka kredit
sebesar 5
- Sekelompok Statistisi, terdiri sari 4 (empat) orang dari Bapeda Propinsi
Irian Jaya melakukan penelitian mengenai “Pola Migrasi di Irian Jaya”
Hasil penelitian mereka diterbitkan dalam bentuk buku dan diedarkan
secara nasional. Dalam hal ini penulis utama mendapatkan angka kredit
sebesar 60% x 12,5 = 7,5, sedangkan penulis pembantu masing-masing
mendapatkan angka kreit sebesar ( 40% x12,5)/3 = 1,67
(b) Dalam Majalah Ilmiah yang diakui oleh LIPI (Angka Kredit 6, semua jenjang)
Bukti fisik:
134
Konsep artikel dan fotocopy majalah yang memuat artikel dimaksud
Contoh:
- Ir. Sindang, MSc (penulis utama) dan Dra. Nina, MSc (penulis pembantu)
menulis artikel mengenai “Pengaruh Kenaikan suku Bunga Terhadap
Investasi di sector Industri” dan di muat dalam majalah Statistik (diakui
oleh LIPI). Sebagai penulis utama Ir. Sondang, MSc mendapatkan angka
kredit sebesar 60% x 6 = 3,6, sedangkan Dra. Nina, MSc, sebagai penulis
pembnatu mendapatkan angka kredit sebesar 40% x 6 = 2,4
- Sekelomp ok statistisi terdiri dari 5(lima) orang dari Dinas Pertanian
Propinsi Jawa Tengah melakukan penelitian mengenai “Dampak Krisis
Moneter terhadap Pendapatan Petani Gula”. Hasil penelitian ini dimuat
sebagai artikel majalah ilmiah yang diakui oleh LIPI. Mengingat jumlah
penulis lebih dari yang disyaratkan, maka buku ini tidak dinilai. Meskipun
demikian buku ini dapat dinilai dengan criteria lain misalnya kegiatan
dalam penyediaan data dan informasi statistik
(2) Membuat Karya Tulis/Karya Ilmiah Hasil Penelitian, Pengkajian, Survei dan
atau Evaluasi dibidang Statistik yang tidak dipublikasikan:
Yang dimaksud dengan tidak dipublikasikan adalah karya tulis/karya ilmiah yang
tidak dipublikasikan secara nasional, tetapi hanya pada lingkup internal. Karya
tulis/karya ilmiah tersebut digunakan sebagai salah satu referensi atau acuan dalam
pengambilan kebijaksanaan internal suatu instansi.
(a). Dalam bentuk buku (Angka Kredit 8, unutk setiap judul buku: semua jenjang)
Bukti fisik:
Buku hasil karya tulis yang direkomendasikan oelh pimpinan instansi yang juga
memuat/daftar pustaka.
Contoh:
Dr.Ratna, Statistisi Muda, pada Direktorat Metodologi Statistik membuat karya
tulis yang berjudul “Pemilihan petugas sensus/survei yang efektif” Hasil Karya
tulis ini dipergunakan BPS sebagai acuan/referensi dalam rekrutmen petugas
sensus/survei. Untuk itu Dr. Ratna mendapatkan angka kredit sebesar 8
(b) Dalam bentuk makalah (Angka kredit 4 untuk setiap makalah, semua jenjang)
135
Makalah yang dimaksud disini adalah yang dipresentasikan dalam pertemuan
internal suatu instansi
Bukti fisik:
Fotocopy makalah yang sudah disajikan.
Contoh:
Farid, S.Si, Statistisi Penyelia pada Departemen Perindustrian dan Perdagangan
telah membuat karya tulis berjudul” Pengaruh Musim pada Pola Perdaga ngan
Komoditas Pertanian” karya tulis dimaksud telah dipresentasikan di lingkungan
Deperindag. Sebagai penulis Farid, S.Si mendapatkan angka kredit sebesar 4.
(3) Membuat Karya Tulis/Karya Ilmiah berupa Tinjauan atau Ulasan Ilmiah HAsil
Gagasan sendiri di bidang statistik yang Dipublikasikan :
(a) Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional (Angka
kredit 8 untuk setiap judul buku, semua jenjang)
Bukti fisik:
Konsep buku dan buku yang sudah diterbitkan.
Contoh:
Laely Sugiyono, MSc, Statistisi Muda (penulis utama) dan Dryanto, statistisi
Pelaksana Lanjutan (Penulis kedua), Keduanya pada Direktorat Metodologi
Statistik BPS, menulis tinjauan ilmiah mengenai “Teknik Pemilihan Metode
Sampel dalam berbagai Ciri Populasi” diterbitkan dalam bentuk buku, dan
dipublikasikan secara nasional. Sebagai penulis utama, Laely Sugiyono MSi
mendapatkan angka kredit sebesar 60% x 8,0 =4,8 sedangkan Daryanto sebagai
penulis pembantu mendapatkan angka kredit sebesar 40% x 8,0 = 3,2
(b) Dalam Majalah Ilmiah yang diakui oleh LIPI (Angka kredit 4 untuk setiap
artikel yang dimuat, semua jenjang)
Bukti fisik:
Konsep artikel dan majalah yang memuat artikel dimaksud
Contoh:
136
- Amanullah, MSi,, Statistisi Muda pada Direktorat Analisa Statistik Sosial
(penulis Utama) dan Alexander, statistisi Pelaksana Lanjutan(penulis
kedua) menulis tinjauan singkat dalam bentuk artikel mengenai “Tingkat
Pendidikan Penduduk Daerah Pedesaan berdasarkan hasil Susenas 2002”
serta dimuat dalam majalah Statistik (diakui oleh LIPI). Sebagai penulis
utama, Amanullah, MSi mendapatkan anka kredit sebesar 60% x 4 = 2,4
dan Alexander sebagai penulis pembantu mendapatkan angka kredit
sebesar 40% x 4 = 1,6
- Sekelompok Statistisi Penyelia (terdiri dari 3 orang) pada dinas Parawista
Prop insi Bali, mengulas tentang ‘Kinerja Industri Parawisata Bali Pasca
Wabah SARS” dan dimuat dalam salah satu jurnal ekonomi Universitas
Udayana yang sudah diakui oleh LIPI. Dalam hal ini, penulis utama
mendapatkan angka kredit 60% x 4 = 2,4, sedangkan penulis pembnatu
masing-masing mendapatkan angka kredit sebesar (40% x 4)/2 = 0,8
(4) Membuat Karya Tulis/Karya ilmiah Berupa tinjauan atau Ulasan Ilmiah Hasil
Gagasan sendiri di Bidang Statistik yang tidak dipublikasikan
(a) Dalam bentuk buku (Angka Kredit 7 untuk setiap judul buku, semua jenjang)
Karya Tulis/Ilmiah berupa tinjauan atau tulisan ilmiah hasil gagasan sendiri dalam
bidang statistik dalam bentuk buku yang tidak dipublikasikan. Buku tersebut
hanya dapat dinilai apabila digunakan sebagai bahan dik lat statistik atau mata
kuliah lain di luar diklat statistik
Bukti fisik:
Konsep buku dan silabus yang memuat buku tersebut sebagai salah satu referensi.
Contoh:
Budianti,M.S (penulis utama) dan Ir. Fariz (penulis Pembantu). Statistisi Muda
pada BPS Pusat, menulis buku berjudul “ Pencacahan Survei di Pedesaan, Teori
dan Aplikasinya”. Buku tersebut tidak dipublikasikan, namun digunakan sebagai
salah satu bahan mata kulaih (modul) dalam diklat statistik di Jakarta. Sebagai
penulis utama, Budianti,MS mendapatkan angka kredit sebesar 60% x 7 = 4,2,
137
sedangkan Ir. Fariz, sebagai penulis pembantu mendapatkan angka kredit sebesar
40% x 7 = 2,8
(b) Dalam bentuk makalah (Angka Kredit 3,5 untuk setiap artikel yang dimuat;
semua jenjang)
Makalah yang tidak dipublikasikan hanya dapat dinilai apabila makalah tersebut
digunakan sebagai salah satu referensi dalam kegiatan diklat statistisi atau mata
kuliah lain diluar diklat statistik
Bukti fisik:
Konsep makalah dan silabus mata kuliah yang memuat makalah dimaksud
sebagai salah satu referensinya
Contoh:
Anwar Fuadi (penulis utama) dan Tantowi (penulis pembantu), statistisi Penyelia
pada Bappeda Propinsi Sumatera selatan, menulis makalah mengenai “Statistik
Sosial Propinsi Sumatera Selatan”. Makalah tersebut digunakan sebagai salah satu
bahan mata kuliah diklat statistik di Palembang. Sebagai penulis utama, Anwar
Fuadi mendapatkan angka kredit sebesar 60% x 3,5 = 2,1 dan Tantowi sebagai
penulis pembantu mendapatkan angka kredit sebesar 40 % x 3,5 = 1,4
138
139
(5) Membuat karya Tulis/Karya Ilmiah Populer di Bidang Statsitik yang
Disebarluaskan melakui Media masa (Angka Kredit 2,5, semua
jenjang)
Angka kredit sebesar 2,5 diberikan untuk setiap karya tulis ilmiah
popular yang dimuat dalam media masa, baik media dengan
jangkauan local maupun nasional.
Bukti fisik :
Konsep artikel yang dikirim dan media cetak yang memuat artikel
dimaksud.
Contoh:
Mulyono, SE., Statistisi Pertama pada Direktorat Statistik Keuangan
dan Harga BPS, menulis artikel popular mengenai “Dampak Inflasi
pada Pendapatan Buruh Sektor Industri” dan dimuat dalam harian
umum Kompas. Sebagai penulis, Mulyono, SE. mendapatkan angka
kredit sebesar 2,5.
140
Bukti fisik:
Contoh:
Bukti fisik:
Naskah/buku.
Contoh:
141
Suryaminto, M.Sc. membuat Petunjuk Teknis Pengelolaan Survei
Perusahaan Industri Besar Sedang. Sebagai penyusun Suryaminto, M.Sc.
mendapatkan angka kredit sebesar 3.
Bukti fisik:
Contoh:
142
(a) Dalam Majalah ilmiah yang diakui oleh LIPI (Angka Kredit
3,5, semua jenjang)
Angka kredit 3,5 diberikan untuk setiap makalah saduran yang
diterbitkan.
Bukti fisik:
Contoh:
143
Bukti fisik:
Contoh:
Bukti fisik:
Contoh :
144
Ano Herwana, SE., Statistik Muda pada Direktorat Statistik
Demografi, BPS menyadur makalah mengenai konsep ‘Education
and Life Expectation In The Health of Nation ‘ dan
memaparkannya dalam seminar intern. Dalam hal ini, Ano
Hrewana, SE. mendapatkan angka kredit sebesar 1,5.
Bukti fisik:
Naskah abstrak.
Contoh:
145
Kegiatan dimaksud adalah mengajar/melatih pada pendidikan dan pelatihan
Pegawai Negeri Sipil dalam bidang statsitik.
Bukti fisik:
Kriteria penilaian:
Angka kredit sebesar 0,03 diberikan kepada statistisi yang dapat menunjukkan
bukti fisik mengajar/melatih/membimbing selama 2 jam pelajaran. (Umumnya
1 jam pelajaran = 45 menit)
Contoh:
Margo Ertianto, Statistisi Penyelia pada BPS Propinsi Jawa Timur, ditugaskan
mengajar mata kuliah Statistik Ekonomi pada suatu diklat teknis fungsional di
Propinsi Jawa Timur sebanyak 4 jam pelajaran. Dengan menunjukkan surat
tugas mengajar dan surat keterangan mengajar dari penyelenggaran diklat,
Margo Ertianto mendapatkan angka kredit sebesar 4 x 0,03 = 0,12.
Bukti fisik:
Sertifikat dari penyelenggara seminar.
Penilaian:
146
- Statistisi yang diundang sebagai pamasaran dalam seminar
local/nasional/internasional dapat diberikan angka kredit sebesar 2 setiap
kali seminar/lokakarya.
- Statistisi yang berlaku sebagai moderator/pembahas/nara sumber dalam
seminar local/nasional/internasional dapat diberikan angka kredit sebesar
2 setiap kali seminar/lokakarya.
- Statistisi yang berlaku sebagai peserta dalam seminar
local/nasional/internasional dapat diberikan angka kredit sebesar 1 setiap
kali seminar/lokakarya. Seminar yang dapat diberikan angka kredit
sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun.
Contoh:
147
yaitu angka kredit yang berasal dari 2 seminar pada Tahun 2002 dan 1
seminar pada 2003.
C. Keanggotaan dalam Tim Penilaian Jabatan Fungsional Statistisi (Angka
Kredit 1 setiap satu tahun, semua jenjang)
Kriteria penilaian:
Statistisi yang menjadi anggota Tim Penilai Angka Kredit pada instansinya
dapat memperoleh angka kredit sebesar 1 untuk setiap tahun masa
kenggotaan.
Bukti fisik :
Ir. Yezua, Statistisi Muda pada BPS Propinsi NTT ditunjuk menjadi wakil
ketua merangkap anggota Tim Penilai Propinsi dalam masa jabatan 2000-
2003. Pada Tahun 2002, Ir. Yezua memasukkan kegiatan keanggotaan Tim
Penialai sebagai salah satu kegiatan yang dinilai, maka yang bersangkutan
mendapatkan angka kredit sebesar 2 Tahun x 1 = 2 (Tahun 2000 dan 2001).
148
(1) Pengurus aktif (Angka Kredit 0,25 setiap satu tahun, semua
jenjang)
(2) Anggota aktif (Angka Kredit 0,15 setiap satu tahun, semua
jenjang).
Bukti fisik:
Contoh :
Dr. Ali Mursidi, Statistisi Madya pada Departemen Energi dan Sumber
Daya Mineral diangkat sebagai Wakil Ketua Ikatan Statistisi Indonesia
(ISI) periode 2001 – 2003. Dengan menunjukkan surat keterangan surat
keterangan pimpinan ISI Pusat, maka pada saat penilaian Tahun 2002,
Dr. Ali Mursidi mendapatkan angka kredit sebesar 1.
Bukti fisik:
149
Surat keterangan atau surat keputusan dari instansi yang berwenag
mengeluarkan tanda saja atau dari perguruan tinggi yang mengeluarkan
penghargaan.
Kriteria Penilai :
- Apabila suatu instansi/unit statistik memiliki kualifikasi pendidikan
(jurusan) yang secara spesifik ditetapkan sebagai ‘jurusan yang
diperlukan’ bagi dan sesua i dengan bidang tugas ‘statistisi di lingkungan
instansi/unit statistisi yang bersangkutan, maka yang dimaksud dengan
‘memperoleh gelar kesarjanaan lainnya’ adalah perolehan gelar yang tidak
sesuai dengan bidang tugas statistisi. Dalam hal ini, angka kredit yang
akan diberikan untuk : Doktor (S3) sebesar 15; Master (S2) sebesar 10;
Sarjana (S1) sebesar 5 ; Diploma III sebsar 3 dan Diploma II sebesar 2.
- Apabila suatu instansi/unit statistisi tidak menetapkan kualifikasi
pendidikan (jurusan) tertentu sebagai ‘jurusan yang diperlukan’ bagi dan
‘sesuai dengan bidang tugas’ statistisi, maka angka kredit yang diberikan
untuk perolehan gelar kesarjanaan mengacu kepada ketentuan penilaian
untuk unsure pendidikan sebagai bagian Kegiatan Utama.
Bukti fisik:
150
oleh setiap Pegawai Negeri Sipil untuk kenaikan pangkat/jabatan
statistisi, harus berasal dari unsure utama sekurang-kurangnya 80 %dan
dari unsur penunjang sebanyak-banyaknya 20 %.
2. Angka kredit yang berasal dari unsur utama 80% tersebut, harus
mengandung angka kredit yang berasal dari unsur kegiatan statistik dan
pengembangan profesi bagi statistisi dengan jabatan statistisi Madya
yang naik pangkat menjadi Pembina Tingkat I/Golongan ruang (IV/b)
dan Pembina Utama Muda/Golongan ruang (IV/c) dengan komposisi
sebagai berikut:
a. Kegiatan Penyelia Data dan Informasi Statistik serta Analisis dan
Pengembangan Statistik sekurang-kurangnya 25 %.
b. Kegiatan Pengembangan Profesi sebanyak-banyaknya 75% dan
sekurang-kurangnya 12 angka kredit.
3. Apabila hasil penilaian angka kredit tidak memenuhi komposisi angka
kredit sebagaimana butir 1 dan 2 di atas, proses penetapan angka
kreditnya ditangguhkan sampai komposisi tersebut dipenuhi.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 2 Desember 2003
Kepala Badan Pusat Statistik,
151
152
153