You are on page 1of 153

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN ANGKA KREDIT STATISTISI

(Lampiran Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 147 Tahun 2003
Tanggal 2 Desember 2003)

I. PENDAHULUAN

Petunjuk Teknis Penilaian Angka kredit Statistisi ini dimaksudkan untuk menjadi
pedoman yang lebih rinci bagi Statistisi, anggota Tim Penilai, dan Pejabat lain yang
berkepentingan agar terdapat kesatuan pengertian dan pemahaman dalam pelaksanaan
penilaian kegiatan Statistisi dan angka kreditnya dari Pegawai Negeri Sipil yang
menduduki Jabatan Fungsional Statistisi pada instansi Pemerintah di pusat dan di daerah.

Dalam Keputusan ini diatur tentang kegiatan statistisi yang dapat dinilai dalam rangka
pelaksanaan Jabatan Fungsional Statistisi dan angka kreditnya pada unit kerja statistik
instansi pemerintah di pusat dan daerah.

II. PENJELASAN UMUM


1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh
pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
2. Analisis Statistik adalah penelaahan dan penguraian atas data hingga
mengahasilkan simpulan-simpulan.
3. Analisis Statistik Sederhana adalah penelaahan dan penguraian atas tabel dan
atau grafik sederhana hingga memberikan gambaran yang jelas.
Contoh : analisis tabel atau grafik.

4. Analisis Statistik Mendalam adalah penguraian suatu pokok atas berbagai


bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian
dengan menggunakan metode statistik inferens untuk memperoleh gambaran
yang tepat.
5. Analisis Statistik Deskriptif Satu Sektor adalah penguraian suatu sector atas
berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri untuk memperoleh
gambaran yang tepat.

1
6. Analisis Statistik Deskriptif Lintas ektor adalah penguraian beberapa sector
dan berbagai bagiannya serta penelaa han sector itu sendiri maupun hubungan
antar sector untuk memperoleh gambaran yang tepat.
7. Analisis Statistik/Analtik Satu Sektor adalah penelaahan dan penguraian
secara mendalam dengan menggunakan metode statistik inferens atas sector
hingga mengahsilkan simpulan-simpulan.
8. Analisis Statistik/Analitik Lintas Sektor adalah penelaahan dan penguraian
secara mendalam dengan menggunakan metode statistik inferens atas data
lintas sector hingga mengahsilkan simpulan-simpulan.
9. Pengembangan Statistik adalah memajukan statistik yang meliputi :
a. konsultasi statistik;
b. pengarahan statistik;
c. penyebarluasan statistik; dan
d. pengembangan metode atau system statistik
10. Statistik Kelembagaan adalah statistik yang diselenggarakan oleh badan,
instansi pemerintah maupun swasta.
11. Konsultasi statistik adalah suatu kegiatan memberikan masukan atau input
dalam penerapan ilmu statistik dengan tujuan penyempurnaan dan
pengembangan statistik kelembagaan.
12. Pengarahan statistik adalah suatu kegiatan memberikan arahan atau petunjuk
dalam suatu kegiatan statistik dengan materi yang sudah disiapkan
sebelumnya.
13. Penyebarluasan statistik adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mensosialisasikan suatu kegiatan statistik baik yang akan dilaksanakan
maupun yang telah dilaksanakan.
14. Inovasi metode statistik adalah melakukan suatu terobosan/penemuan baru
metode statistik yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal
sebelumnya dimana hasil inovasi tersebut diharapkan dapat memperbaiki dan
meningkat kualitas metode statistik yang berbeda dari yang sudah ada atau
yang sudah dikenal sbelumnya dimana hasil inovasi tersebut diharapkan dapat
memperbaiki dan meningkatkan kualitas metode statistik

2
15. Sensus adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan
semua unit populasi di suatu daerah tertentu untuk memperoleh karekteristik
suatu populasi pada saat tertentu.
16. Survei adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan
sampel untuk memperkirakan karekteristik suatu populasi pada saat tertentu.
17. survey Terstruktur adalah cara pengump ulan data yang dilakukan dengan
daftar pertanyaan yang telah ditentukan dan alternative jawaban yang sudah
tersedia.
a. Survei terstruktur sederhana (terdiri dari 1 s/d 3 halaman)
b. Survei terstruktur sedang (terdiri dari 4 s/d 7 halaman)
c. Survei terstruktur komplek (lebih dari 8 halaman)
18. In-depth interview adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui
pencacahan sampel dengan menggunakan daftar inti pernyataan dimana
semua informasi yang akan dikumpulkan harus dikembangkan sendiri oleh
pewawancara in-depth interview ini dibedakan dalam tiga tingkatan yaitu :
a. In-depth interview sederhana adalah cara pengumpulan data primer yang
menggunakan kuesioner in-depth interview dengan pengembangan
pertanyaannya terbatas pada pola piker yang telah diberikan.
b. In-depth interview sedang adalah cara pengumpulan data primer yang
menggunakan kuesioner in-depth interview dengan pengembangan
pertanyaannya terbatas pada pola piker yang telah diberikan dan
memerlukan perhitungan tersendiri dalam pengumpulan datanya.
c. In-depth interview komplek adalah cara pengumpulan data primer yang
menggunakan kuesioner in-depth interview dengan pengembangan
pertanyaannya berdasar kerangka teori tertentu yang telah dikuasai oleh
pencacah.
19. Pengamatan atau Obsevasi adalah pengumpulan data yang dilakukan secara
langsung pada suatu obyek tertentu dengan pengukuran, pengalihan dan
perhitungan.
20. Data administrasi adalah catatan administrasi yang ada pada pemerintah atau
swasta, lembaga atau perorangan.

3
21. Kompilasi data administrasi adalah cara pengumpulan data melalui
pemungutan data administrasi pada satu atau beberapa instansi
pemerintah/lembaga.
22. Obyek Statistik adalah sasaran dari suatu kegiatan pengumpulan data.
23. Wilaya obyek statistik sensus/survey adalah wilayah geografisyang
mempunyai batas-batas yang jelas yang dipakai sebagai dasar penelitian.
Wilayah ini bisa berupa wilayah dalam pengertian administrative, seperti : RT
ataupun RW maupun wilayah yang dibentuk untuk keperluan penelitian,
seperti: segmen atau blok sensus.
24. Wilayah kerja adalah wilayah yang menjadi beban tugas seorang pejabat
statistisi, bisa berupa wilayah administrasi atau wilayah yang dibentuk untuk
keperluan penelitian.
25. Non wilayah kerja adalah wilayah tugas seorang pejabat statistisi yang bukan
berdasarkan wilayah administrasi atau wilayah yang dibentuk untuk keperluan
penelitian.
26. Kerangka penarikan sampel adalah daftar yang berisi nama wilayah
kerja/perusahaan/kepala rumahtangga/ obyek statistik lainnya dengan
beberapa identitas pokok sebagai dasar dalam penarikan sampel.
27. Mengkaji adalah mengupas atau menelaah suatu kegiatan/permasalahan
secara lebih dalam, dengan tujuan mendapatkan atau menemukan suatu
formulasi untuk meningkatkan mutu dari kegiatan yang sedang dikaji.
28. Mengevaluasi adalah melakukan penilaian dari suatu kegiatan yang telah
dilakukan dengan tujuan dapat memberikan masukan perbaikan dari kegiatan
yang sedang dievaluasi.
29. Kerangka kegiatan analisis adalah suatu bagan atau alur tahapan kegiatan
analisis dengan tujuan menyeragamkan dan mempermudah atau
memperlancar kegiatan tersebut.
30. Indikator dan ukuran statistik adalah angka yang menunjukan cirri suatu
populasi.
31. Peta adalah gambar atau lukisan pada kertas atau lainnya yang menunjukan
letak tanah, laut, sungai, gunung, arah mata angina, dsb; denah; reprensentasi

4
melalui gamb ar dari suatu daerah yang menyatakan sifat-sifatseperti batsan
daerah, sifat permukaan.
32. Sketsa peta wilayah obyek statistik (peta analog) adalah peta yang dibuat
secara manual dengan mengamati langsung ke obyek yang akan digambar,
baik menggunakan peta dasar ataupun tidak.
33. Peta Termatik adalah peta yang menyajikan informasi hasil kegiatan sensual,
survey, data sekunder atau hasil observasi, informasi yang ditampilkan pada
peta antara lain jumlah atau symbol dari penduduk, hewan, hasil pertanian
atau lainnya.
34. Peta Digital adalah peta yang tediri dari sekumpulan file yang memuat unsur
dasar pembuatan peta, yaitu titik, garis, serta ruang dimana masing-masing
unsur dasar pembuatan peta tersebut sudah ditandai sesuai dengan kode
wilayah administrasi yang tersimpan dalam media computer.
35. Monografi adalah penyajian informasi hasil kegiatan sensus, survey, data
sekunder atau hasil observasi dalam bentuk tabel atau grafik melalui media
dinding dalam tampilan yang mudah dilihat atau dibaca.
36. Peta Indeks adalah peta yang menapilkan urutan sistemtik wilayah sesuai
dengan kode wilayah administrasi.
37. Rancangan jadwal Kegiatan adalah rancangan jadwal yang disusun oleh
pejabat statistisi melakukan kegiatan sensus/survey, kompilasi data
administrasi dan obsevasi yang akan dilak ukan, meliputi uraian kegiatan dan
waktu pelaksanaan.

III. KEGIATAN YANG DAPAT DINILAI DAN DIBERIKAN ANGKA KREDIT

A. UNSUR KEGIATAN UTAMA


1. UNSUR PENDIDIKAN
a. Pendidikan Sekolah dan Memperoleh Gelar/Ijazah
PEndidikan sekolah dimasudkan adalah pendidikan formal baik di
dalam maupun di luar negeri pada Sekolah Lanjutan Tingkat atas atau

5
perguruan tinggi atau setara yang terakreditasi oleh Departemen
Penidikan Nasional.

Untuk pengangkatan pertama, gelar/ijazah diberikan angka kredit


sebesar 25 untuk SLTA dan Diploma I, 40 untuk Diploma II, 60 untuk
Diploma III, 75 untuk S1, 100 untuk S2, dan 150 untuk S3. Sedangkan
Statistisi yang memperoleh gelar jejang pendidikan lebih tinggi setelah
ia diangkat sebagai statistisi, angka kredit yang diberikan adalah
selisih antara angka kredit gelar/ijazah yang lebih tinggi tersebut
dengan angka kredit ijazah yang pernah dilai sebelumnya.

Contoh:

Ahmad, Statistisi Pelaksana Pemula, dengan angka kredit SLTA pada


pengangkatan pertama sebesar 25. Dalam masa jabatan Statistisinya ,
dia berhasil memperoleh ijazah D-III, maka ybs memperoleh
tambahan angka kredit dari pendidikan sebanyak 60-25 = 35.

Bukti fisik :

1. Fotocopy ujazah dan transkip (daftar nilai dari matakuliah yang


dilegalisir oleh instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan
dan ketentuan yang berlaku bagi pengangkatan pertama
angkakredit.
2. Fotocopy Surat Tugas atau Ijin Belajar bagi Statistisi yang
meningkatkan pendidikan.

b. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Fungsional/Penjenjangan di Bidang


Statistik dan Memperoleh Surat Tanda tamat Pendidikan dan Pelatihan
(STTPP).
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Fungsional Statistisi terdiri dari :

6
- Diklat Fungsional yang bersifat wajib dengan tujuan untuk
memenuhi kompetensi jabatan Statistisi pada pengangkatan
pertama (Kursus Statistik Dasar dan Kursus Statistik Lanjutan),
dan
- Diklat Teknis yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi di
bidang Statistik.
Bukti fisik :

STTPP yang dikeluarkan oleh penyelenggara diklat terakreditasi dan


surat penugasan mengikuti diklat.

Dasar Pemberian Angka Kredit :


Kepada Statistisi yang telah menyelesaikan diklat bidang statistik,
sebagaimana Lampiran 1 Kep MenPAN No. 37/KEP/M.PAN/4 2003,
diberkan angka kredit yang bersarnya tergantung kepada jumlah jam
pelajaran (1jam pelajaran + 45 menit) yaitu :

a. Lebih 960 jam pelajaran memperoleh 15 angka kredit;


b. 641- 960 jam pelajaran memperoleh 9 angka kredit;
c. 461- 640 jam pelajaran memperoleh 6 angka kredit;
d. 161- 460 jam pelajaran memperoleh 3 angka kredit;
e. 81 - 160 jam pelajaran memperoleh 2 angka kredit;
f. 31 – 80 jam pelajaran memperoleh 1 angka kredit;
g. 10 – 30 jam pelajaran memperoleh 0,5 angka kredit;

Apabila dalam STTPP lamanya pendidikan hanya tertulis dalam satuan


hari, maka satu hari diperhitungkan + 8 (delapan) jam.

2. PENYEDIAAN DATA DAN INFORMASI STATISTIK


2.1.STATISTISI TERAMPIL

7
a. Sensus /Survei
(1) Merancang dan Membuat Jadwal Kegiatan Sensus/Survei :
(a) Statistisi Pelaksana (Angka Kredit 0,08)
(b) Statistisi Pelaksana Lanjutan (Angka Kredit 0,2)
(c) Statistisi Penyelia (Angka Kredit) 0,4)

Jadwal kegiatan sensus/survey dimaksud adalah membuat


rancangan jadwal yang disusun oleh pejabat statistisi untuk
melakukan kegiatan sensus/survey yang akan dilakukan, meliputi
uraian kegiatan dan waktu pelaksanaan dalam periode semesteran
(semester I : Januari s/d Juni, semester II: Juli s/d Desember).
Bukti fisik :
Laporan berisi rencana kegiatan sensus/survey.
Contoh :

Sutjipto, Statistisi Pelaksana pada Kecamatan Duren Sawit, Jakarta


Timur, ditugaskan merancang dan membuat jadwal semua kegiatan
sensus/survey semester 1 tahun 2003. Dengan laporan rencana
kegiatan ini maka Sutjipto mendapatkan angka kredit sebesar 0.80.

(2) Merancang dan Menentukan Sampel Wilayah Kerja Survei di


Bidang :
(a). Penyiapan Data Input (Angka Kredit 1,08, Statistisi Penyelia)
Menyiapkan data input yang memenuhi kreteria yang
ditentukan dengan menggunakan metode statistik untuk
menyusun kerangka sampel dalam rangka menetukan sampel
wilayah kerja.
Bukti fisik :

Laporan penyiapan Data input.

8
Contoh :
Dalam rangka survey minat baca murid sekolah dasar,
Purwanto, Statistisi Penyelia pada Dinas Pendidikan
Kabupaten Madiun ditugaskan untuk menyusun data fasulitas
perpustakaan SD menurut desa, untuk dijadikan data input
wilayah kerja. Dari 80 desa yang ada di Kabupaten Madiun,
terdapat 50 desa yang SD-nya memiliki fasilitas perpustakaan,
dalam hal ini Purwanto mendapatkan angka kredit sebesar
1,08.
(b) Penarikan Sampel (Angka Kredit 0,38, Statistisi Pelaksana
Lanjutan)
Menentukan sampel wolayah kerja sesuai dengan metode
statistik yang telah ditentukan.
Bukti fisik:

Laporan Penarikan Sampel.

Contoh :

Fajar Handayani, Statistisi Pelaksana Lanjutan, telah menarik


sampel desa dalam rangka survey minat baca di kalangan
murid sekolah dasar di Kabupaten Madiun, maka Fajar
Handayani memperoleh angka kredit sebesar 0,38.

(c) Memeriksa hasil Penarikan Sampel Wilayah Kerja Survei


(Angka Kredit 0,06, Statistisi Penyelia)
Meneliti dan memeriksa apakah sampel wilayah kerja
dimaksud sudah sesuai dengan metode yang telah ditentukan
setelah sampel wilayah kerja suatu kegiatan survey ditentukan.

Bukti fisik:

9
Laporan pemeriksaan penarikan sampel

Contoh :

Ahmad, Statistisi Penyelia di Kabupaten madiun, memeriksa


hasil penarikan sampel yang dilakukan oleh Fajar Handayani,
maka Ahmad memperoleh angka kredit sebesar 0,06.

(3) Memeriksa Hasil Penarikan Sampel Wilayah Kerja Survei (Angka


Kredit 0,06, Statistisi Penyelia)

Meneliti dan memeriksa apakah sampel wilayah kerja dimaksud


sudah sesuai dengan metode yang telah ditentukan setelah sampel
wilayah ker ja suatu kegiatan survey ditentukan.

Bukti fisik :
Laporan pemeriksaan penarikan sampel

Contoh:
Ahmad, Statistisi Penyelia di Kabupaten Madiun, memeriksa hasil
penarikan sampel yang dilakukan oleh Fajar Handayani, maka
Ahmad memperoleh angka kredit sebesar 0,06.

(4) Mengatur Alokasi Dokumen Sensus/Survei:


a. Tingkat Kecamatan (Angka Kredit 0,004, Statistisi Pelaksana)
b. Tingkat Kabupaten/Kota (Angka Kredit 0,02, Statistisi
Pelaksana Lanjutan)
c. Tingkat Propinsi (Angka Kredit 0,06, Statistisi Penye lia)

Pengaturan dokumen sensus/survey yang akan digunakan dalam


kegiatan sensus/survey tingkat kecamatan, Kabupaten/kota dan

10
tingkat propinsi yang meliputi penghitungan kebutuhan dokumen
dan membuat daftar alokasi dokumen sesuai dengan beban tugas
masing- masing wilayah kerja. Dengan demikian bagi Statistisi
yang berkedudukan di pusat, dapat membuat alokasi dokumen
pada tingkat propinsi atau kabupaten/kota atau kecamatan.
Sedangkan Statistisi yang berkedudukan pada tingkat Kecamatan,
hanya dapat membuat alokasi dokumen pada tingkat kecamatan.
Penghitungan angka kredit untuk kegiatan ini berdasrkan jenis
dokumen yang dialokasikan, bukan berdasarkan jumlah
dokumennya.

Bukti fisik :
Daftar alokasi dokumen per wilayah.

Contoh:

Sutrisno, Statistisi Pelaksana pada Kecamatan Ngestiharjo,


Kabupaten Bantul telah mengatur alokasi dokumen survey.
Dokumen yang dialokasikan sebanyak 500 kuesioner di
Kecamatan Ngestihajo, terdiri dari 250 dokumen Daftar-1 150
dokumen kredit sebesar 3 x 0,004 = 0,012.

(5) Merekrut Petugas Pelaksana Sensus/Survei:


a. Tingkat Kecamatan (Angka Kredit 0,02, Statistisi Pelaksana
Lanjutan
b. Tingkat Kabupaten/Kota (Angka Kredit 0,03, Statistisi
Penyelia)

Merekrut petugas pelaksana sensus/survey adalah mencari dan


menyeleksi secara langsung petugas yang akan terlibat dalam

11
pengumpulan data tiap kegiatan sensus/survey baik pada tingkat
kecamatan maupun kabupaten/kota

Bukti fisik:

Laporan berisi daftar nama petugas yang direkrut/dialokasi per


wilayah.

Contoh:

Andi Kumia, Statistisi Penyelia pada BPS Kota Makasar telah


merekrut petugas yang akan diterjunkan pada kegiatan Survei
Sosial Ekonomi Nasional Kota Makassar. Petugas yang direkrut
sebanyak 30 orang, maka Andi Kurnia mendapat angka kredit
sebesar 30 x 0,03 = 0.9.

(6) Memberikan Pelatihan Pelatihan Sensus/Survei Terstruktur bagi:


a. Pemeriksa/Pengawas (Angka Kredit 0,02, Statistisi Penyelia)
Melatihan pemeriksa/pengawas kegiatan sensus/survey dengan
menggunakan kuesioner tersturktur untuk dapat melakukan
pemeriksaan atau pengawasan suatu kegiatan pencacahan atau
pengolahan sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan.

Bukti fisik:

Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegasir atau surat tugas.

12
Isnaini Statistisi Penyelia pada BPS Propinsi Sumatera Barat
telah melatih petugas pemeriksa/pengawas Survei Sosial
Ekonomi Nasional selama 4 hari di Padang dengan jumlah jam
latihan 8 jam perhari. Dengan bukti fotocopy sertifikat
pelatihan yang dilegalisir atau surat tugas pelatihan maka
Isnaini mendapatkan angka kredit sebesar 4 x 8 0,02 = 0,64

b. Petugas Pencacahan ( Angka Kredit 0,01, Statistisi Pelaksana


Lanjutan)
Melatih petugas pencacah sensus/survey atau pengolah hasil
sensus/survey dengan menggunakan kuesioner terstruktur
untuk dapat melakukan pengumpulan data atau pengolahan
kegiatan sensus/survey sesuai dengan pedoman yang telah
ditentukan

Bukti Fisik:
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat tugas

Contoh:
Ajat Sudrajat, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada BPS
Kabupaten Garut ditugaskan untuk melatih petugas pengolah
hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional di garut selama 4 hari
dengan jumlah jam pelatihan 4 jam perhari, maka Ajat Sudrajat
mendapatkan angka kredit sebesar 4 x 4 x 0,01 = 0,16

(7) Memberikan Pelatihan Survei In Depth Interview bagi Petugas


Pencacah (angka Kredit , Statistisi Penyelia)

Melatih petugas pencacah untuk dapat melakukan pencacahan


dengan in-depth interview (teknik wawancara mendalam) tingkat
sederhana atau sedang sehingga menguasai teknik pengembangan
pertanyyan sesuai dengan tujuan pelaksanaan sensus/survey

13
Bukti Fisik:
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surta tugas

Contoh :

Nurhadi, Statistisi Penyelia pada Dinas Perindustrian dan


Perdagangan Propinsi Jawa Timur ditugaskan untuk melatih
petugas survey in-depth interview Persepsi Konsumsi Kopi di
Surabaya selama 2 hari dengan jumlah jam pelatihan 8 jam perhari.
Dengan demikian maka Nurhadi mendapatkan angka kredit
sebesar 2 x 8 x 0,02 = 0.32

(8) Mengikuti Pelatihan Sensus/Survei Terstruktur sebagai :

(a) Koordinator Teknis (Angka Kredit 0,02, Statistisi Penyelia)


Mengikuti pelatihan coordinator teknis sesuai dengan
pedoman yang telah ditentukan .

Bukti fisik :
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat
tugas.

Contoh :
Nona Niode, Statistisi Penyelia pada BS Propinsi Gorontalo
ditugaskan untuk mengikuti pelatihan sebagai coordinator
teknis Survei Sosial Ekonomi Nasional di Gorontalo selam
2 hari dengan jumlah jam pelatihan 10 jam per hari, maka
Nona Niode mendapatkan angka kredit sebesar 2 x 10 x
0,02 = 0,4

(b) Pemeriksa/Pengawas (Angka Kredit 0,01, Statistisi


Pelaksana Lanjutan)

14
Mengikuti pelatihan sebagai pemeriksa/pengawas agar
mampu memeriksa/mengawasi jalannya pelaksanaan
lapngan atau pengolahan hasil sensus/survey yang
dilakukan oleh petugas pelaksana

Bentuk fisik :
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat
tugas

Contoh :
Ahmad Saleh, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada BPS
Kabupaten Sumbawa ditugaskan untuk mengikuti pelatihan
sebagai pemeriksa/pengawas Survei Sosial Ekonomi
Nasional di Mataram selama 2 hari dengan jumlah jam
pelatihan 8 jan per hari, maka Ahmad Saleh mendapatkan
angka kredit sebesar 2 x 8 x 0,01 = 0,16
(c) Pelaksana (Angka Kredit 0,004, Statistisi Pelaksana)
Mengikuti pelatihan sebagai pelaksana sensus/survey atau
pengolah hasil sensus/survey agar mamapu melaksanakan
pencacahan lapangan atau pengelohan hasil sensus/survey.

Bukti fisik:
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat
tugas.

Contoh :
Ngadimun, Statistisi Pelaksana pada kecamatan Duren
Sawit, BPS kota Jakarta Timur, ditugaskan untuk
mnegikuti pelatihan sebagai pelaksana pendataan Pedagang
Kaki Lima selam 4 hari dengan jumlah jam pelatihan 8 jam

15
per hari, maka Ngadimun mendapatkan angka kredit
sebesar 4 x 8 x 0,004 = 0,128

(9) Mengikuti Pelatihan Survei In-depth Interview sebagai :


(a) Pemeriksa/Pengawas (Angka Kredit 0,02, Statistisi
Penyelia)
Mengikuti pelatihan sebagai pemeriksa/pengawas survey
in-depth interview agar mampu memeriksa atau mengawasi
jalannya pelaksanaan lapangan surevei in depth interview
yang dilakukan oleh petugas pelaksana

Bukti fisik:
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat
tugas

Contoh :
Sigit Budoyo, Statistisi Penyelia pada BPS Propinsi D.I.
Yogyakarta ditigaskan untuk mengikuti pelatihan sebagain
pemeriksa/pengawas in depth interview masalah
kemiskinan di Yogyakarta selama 4 hari dengan jumlah
jam pelatihan 8 jam per hari, maka Sigit Budoyo
mendapatkan angka kredit sebesar 4 x 8 x 0,02 = 0,64
(b) Pelaksana (Angka Kredit 0,01 Statistisi Pelaksana
Lanjutan)
Mengikuti pelatihan sebagai pelaksana in-depth interview
sehingga menguasai teknik pengembangan pertanyaan
sesuai dengan tujuan pelaksanaannya.

Bukti fisik:
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat
tugas

16
Conto h:
Neti, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada BPS Kabupaten
Sleman ditugaskan untuk mengikuti pelatihan sebagai
pelaksana in-depth interview masalah Narkoba di
Yogyakarta selama 3 hari dengan jumlah jam pelatihan 7
jam per hari, maka Neti mendapatkan angka kredit sebesar
3 x 7 x 0,01 = 0,21

(10) Membuat Kerangka Penarikan Sampel untuk :


(a) Perusahaan/Lembaga (Angka Kredit 0,08 statistisi
Pelaksana Lanjutan)
Membuat suatu daftar yang berisi atau memuat nama dan
alamat perusahaan/lembaga pada wilayah tertentu yang
akan dijadikan obyek penelitian suatu survey. Kerangka
tersebut akan digunakan sebagai dasar penarikan sample
terpilih dengan metode penarikan sample tertentu.

Bentuk Fisik:
Laporan pembuatan kerangka sample

Contoh:
Irwanto statistisi Pelaksana Lanjutan pada BPS kota Jakarta
Timur ditugaskan untuk membuat kerangka sample survey
Perusahaan Industri kecil di Jakarta Timur, maka Irwanto
mendapatkan angka kredit sebesar 0,08

(b) Rumahtangga (Angka Kredit 0,08 Statistisi Pelaksana


Lanjutan)
Membuat suatu daftar yang berisi atau memuat nama dan
alamat rumahtangga pada wilayah tertentu yang akan

17
dijadikan obyek penelitian suatu survey. Kerangka tersebut
akan digunakan sebagai dasar penarikan sample terpilih
dengan metode penarikan sample tertentu.

Bentuk Fisik :
Laporan pembuatan kerangka sample

Contoh :
Nunung, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada Dinas
Perhubungan Kabupaten Cirebon ditugaskan untuk
membuat kerangka sample survey Pelanggan Telepon yang
didasarkan pada buku Telepon di Cirebon. Dengan bukti
daftar kerangka sample tersebut maka Nunung
mendapatkan angka kredit sebesar 0,08.

(11) Melakukan Pengenalan Wilayah Obyek Statistik


Sensus/Survei (Angka Kredit 0,028, statistisi Pelaksana
Lanjutan)

Melakukan identifikasi batas-batas wilayah obyek statistic baik


batas alam maupun batas buatan sehingga mudah dikenali dan
tidak ada terlewat cacah.

Bukti fisik:
Laporan melakukan pengenalan wilayah obyek statistic

Contoh:
Arifin, ststistisi Pelaksana Lanjutan di Kecamatan Ciawi, BPS
Kabupaten Bogor, melakukan pengenalan wilayah obyek
statistic dalam rangka survey social Ekonomi Nasional di
Kabupaten Ciawi, satukan wilayah yang diidentifikasi
sebanyak 3 blok sensus, maka Arifin mendapatkan angka
kredit sebesar 3x 0,028 = 0,084

18
(12) Melakukan Pendaftaran (Listing) obyek statistic
Sensus/survei berupa:
(a) Rumahtangga/Bangunan (angka kredit 0,001 Statistisi
Pelaksana Pemula)
melakukan Pendaftaran (Listing) terhadap semua
rumahtangga atau bangunan dalam satu wilayah obyek
statistic yang menjadi tugasnya

Bukti Fisik:
Laporan hasil pendaftaran (listing)

Contoh :
Poltak Sitorus, Statistisi Pelaksana Pemula kecamatan
sidikalang, BPS Kabupetan Dairi, ditugaskan untuk
melakukan pendaftaran rumahtangga/bangunan dalam
rangka Survei Sosial Ekonomi Nasional pada Blok
Sensus 07B. Hasil pendaftaran tercatat sebanyak 90
rumahtangga/bangunan, maka Poltak Sitorus
mendapatkan angka kredit sebesar 90 x 0,001 = 0,09

(b) Perusahaan/Usaha (Angka Kredit 0,008, Statistisi


Pelaksana)
Melakukan pendaftaran (Listing) terhadap semua
perusahaan/usaha dalam satu wilayah obyek statistic yang
menjadi tugasnya.

Bukti fisik :

Laporan hasil pendaftaran

Contoh :

19
Tumpak Simbolon, Statistisi Pelaksana di Kecamatan
Lubuk Pakam, BPS Kabupaten Deli Serdang, melakukan
pendaftaran perusahaan/usaha dalam rangka SurveiUsaha
Terintegrasi pada Blok Sensus 01B Kecamayan Lubuk
Pakam Hasil pendaftaran tercatat sebanyak 35
perusahaan/usaha, maka Tumpak Simbolon mendapatkan
angka kredit sebesar 35x 0,008 = 0,2.

(c) Lainnya (Angka Kredit 0,005, Statistisi Pelaksana


Pemulan)

Melakukan pendaftran (listing) terhadap semua obyek


statistik selain rumah tangga atau perusahaan/usaha
dalam satu wilayah obyek statistic yang menjadi
tugasnya.

Buksi fisik :

Laporan hasil pendaftaran

Contoh :

La Oda Musarafe, Statistisi Pelaksana Pemula pada Dinas


Perhubungan Kota Makssar ditugaskan utnuk melakukan
pendaftaran Survei Kebutuhan lampu Pengatur Lalu
Lintas di Kota Makassar. Unit pendaftran yang digunakan
adalah persimpangan yang belum menggunakan lampu
pengatur lalu lintas. Dari bukti Laporan hasil pendaftaran
diperoleh 20 persimpangan, maka La Ode Musarafa
mendapatkan angka kredit sebesar 20 x 0,005 = 0,1.

20
(13) Memeriksa Hasil Pendaftaran (Listing) Obyek Statistik
Sensus/Survei berupa :

(a) Rumahtangga/Bangunan (angka Kredit 0,07, Statistisi


Pelaksana Lanjutan)

Melakukan pemerikasaan untuk mengetahui tingkat


kesahihan, konsistensi dan kebenaran daftar hasil listing
rumahtangga/bangunan yang telah dilakukan oleh petugas
pencacah dalam wilayah tugasnya.

Bukti fisik :
Laporan hasil pemeriksaan.
Contoh :
Umar Bakrie, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada BPS
Kabupaten Wonogiri melakukan pemeriksaan hasil
pendaftaran rumahtangga/bangunan dalam rangka Survei
Sosial Ekonomi Nasional di Kabupaten Wonogiri. Dengan
bukti hasil pemerikasaan daftar listing dari 10 Blok Sensus,
maka Umar Bakrie mendapatkan angka kredit sebesar 10 x
0,07 = 0,70

(b) Perusahaan/Usaha (Angka Kredit 0,04, Statistisi Pelaksana


Lanjutan)

Melakukan pemeriksaan untuk mengetahui tingkat


kesahihan, konsistensi dan kebenaran daftar hasil listing
perusahaan/usaha yang telah dilakukan oleh petugas
pencacah dalam wilayah tugasnya.

Bukti fisik :

Laporan hasil pemeriksaan.

21
Contoh :

Sumarsono, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada BPS Kota


Semarang melakukan pemeriksaan hasil pendaftaran
perusahaan/usaha dalam rangka Survei Usaha Terintegrasi.
Dengan bukti laporan hasil pemeriksaan sebanyak 15 daftar
listing, maka Sumarsono mendapatkan angka kredit sebesar
15 x 0,04 = 0,6.

(c) Lainnya (Angka Kredit 0,04, Statistisi Pelaksana Lanjutan)

Melakukan pemeriksaan untuk mengetahui tingkat


kesahihan, konsistensi dan kebenaran daftra listing obyek
statistic selain rumahtangga atau perusahaan/usaha yang
telah dilakukan oleh petugas pencacah dalam wilayah
tugasnya.

Bukti fisik :

Laporan hasil pemeriksaan.

Contoh :

Ketut Suwarsana, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada Dinas


Perhubungan Propinsi Bali melakukan pemerikhaan hasil
pendaftaran persimpangan jalan yang belum menggunakan
lampu pengatur lalu lintas di Kota Denpasar. Dengan bukti
Laporan hasil pemeriksaan sebanyak 4 daftar listing, maka
Ketut Suwarsana mendapatkan angka kredit sebesar 4 x
0,04 = 0,16.

22
(14) Melakukan Penarikan Sampel Rumahtangga/Usaha/Obyek
Statistik :

(a) Wilayah Kerja (Angka Kredit 0,17, Statistisi Pelaksana


Lanjutan)

Melakukan penarikan sample rumahtangga/usaha/obyektif


statistik berdasarkan wilayah kerja yang dibentuk untuk
keperluan penelitian.

Bukti fisik :

Laporan penarikan sanmpel dalam bentuk daftar sample.

Contoh :

Yudi Hartono, Statistisi Pelaksana Lanjutan di Kecamatan


Batu Ampar, BPS Kota Batam, ditugaskan melakukan
panarikan sample rumahtangga dalam rangka Susenas
Tahun 2003 sebanyak 3 blok sensus. Dengan laporan
kegiatan ini, Yudi Hartono mendapatkan angka kredit
sebesar 3 x 0,17 = 0,51.

(b) Non Wilayah Kerja (Angka Kredit 0,03, Statistisi


Pelaksana Lanjutan)

Melakukan penarikan sample rumahtangga/usaha/obyek


statistic yang bukan berdasarkan wilayah kerja misalnya
wilayah administrasi.

Bukti fisik :

23
Laporan penarikan sampel dalam bentuk daftar sample.

Contoh :

I Ketut Sudimawa Statistisi Pelaksa Lanjutan pada Dinas


Pariwisata Kabupaten Badung Propinsi Bali ditugaskan
untuk melakukan penarikan sampel hotel berbintang dalam
rangka Survei Penyerapan Tenaga Kerja Asing tahun 2003
di Wilayah Bali. Dari laporan hasil kegiatan ini, I ketut
Sudimawa mendapatkan angka kredit Sebesar 0,03.

(15) Memeriksa Penarikan Sampel Rumahtangga/Usaha/Obyek


Statistik:

(a) Wilayah Kerja (Angka Kredit 0,04, Statistisi Penyelia)


(b) Non Wilayah Kerja (Angka Kredit 0,02 Statistisi Penyelia)

Melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah cara


pengambilan sample telah sesuai dengan metode yang
ditetapkan masing- masing sample pada daftar sample yang
dilaporkan telah diberikan identitas yang jela serta obyek
statistic tersebut ada dalam kerangka penarikan sample yang
digunakan.

Bukti Fisik:
Laporan hasil pemeriksaan penarikan sample

Contoh :
Handoyo Statistisi Penyelia pada BPS Kota smarang
ditugaskan untuk melakukan pemeriksaan hasil penarikan
sample Survei Sosial Ekonomi Nasional dari satu wikayah
kerja (blok sensus). Dengan bukti lpaoran kegiatan ini,
Handoyo mendapatkan angka kredit sebesar 0,04.

24
(16) Membuat Sketsa Peta Wilayah Obyek Statsistik
Sensus/Survei atau Peta analog (angka Kredit 0,20 Statistisi
Pelaksana)
Membuat sketsa peta secara manual dengan mengamati
langsung ke wilayah obyek statistic yang akan digambar, baik
menggunakan peta dasar ataupun tidak. Sketsa peta wilayah
dimaksud adalah peta wilayah terkecil di bawah
desa/kelurahan.

Bukti fisik:
Laporan pembuatan sketsa peta wilayah obyek statistic

Contoh :
Muwardi, Statistisi Pelaksana pada BPS Kab. Serang
melakukan pembuatan sketsa peta blok sensus untuk
kecamatan Cikonde, Muwardi telah membuat sebanyak 6
sketsa peta blok sensus, maka kredit yang yang diperole hnya
sebesar 6 x 0,02 = 0,12

(17) Melakukan Pengumpulan Data Primer Sensus/survey


dengan Obyek Rumahtangga :

(a) Terstruktur Sederhana (Angka Kredit 0,004, Statistisi


Pelaksana Pemula)
Melakukan pengumpulan data yang menggunakan daftar
pertanyaan yang telah ditentukan (terdiri dari 1s/d3
halaman) dengan alternative jawaban yang sudah tersedia

(b) Terstruktur Sedang (angka Kredit 0,008, Statistisi


Pelaksana)

25
Melakukan pengumpulan data yang menggunakan daftar
pertanyaan yang telah ditentukan (terdiri dari 4 s/d 7
halaman) dengan alternative jawaban yang sudah tersedia
(c) Terstruktur Komplek (Angka Kredit 0,03 Statistisi
Pelaksana Lanjutan)
Melakukan pengumpulan data yang menggunakan daftar
pertanyaan yang telah ditentukan (8 halaman atau lebih)
dengan alternative jawaban yang sudah tersedia
(d) In Depth Interview sederhana (Angka Kredit 0,02
Statistisi Penyelia)
Melakukan pengumpulan data primer in-depth interview
sederhana dengan pengembangan pertanyaan terbatas
pada topic yang sederhana
(e) In Depth Interview Sedang (Angka Kredit 0,04 statistisi
Penyelia)
Melakukan pengumpulan data primer in-depth Interview
sedang dengan pengembangan pertanyaan pada tofik
sederhana yang memerlukan perhitungan tersendiri atau
dengan penggunaan bahasa asing dalam pengumpulan
datanya

Bukti Fisik:
Laporan Jumlah rumahtangga yang disurvei

Contoh:
- Rusniansyah, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada BPS
Kota Banjarmasin melakukan pengumpulan data
primer dengan menggunakan kuesioner secara
terstruktur komplek pada kegiatan survei biaya hidup,
Rusniansyah telah melakukan pencacahan senabyak
12 rumahtangga, maka angka kredit yang
diperolehnya sebesar 12 x 0,03 = 0.36

26
- Muladi, Statistisi Penyelia pada BPS kota Medan
melaukan pengumpulan data primer secara in-depth
interview sederhana pada survey persepsi komsumsi
kopi. Muladi melakukan pencacahan sebanyak 10
rumahtangga, maka angka kredit yang diperolehnya
sebasar 10 x 0,02 = 0,2

- Yongki Manupati, Statistisi peneyelia pada BPS


Propinsi Papua, melakukan pengumpulan data primer
secara in-depth interview sedang pada survey konsumsi
kopi. Yongki Manupati melakukan pencacahan
sebanyak 8 rumahtangga, maka angka kredit yang
diperolehnya sebesar 8 x 0,04 = 0,32

(18) Melakukan Pengumpulan Data Primer Sensus/Survei


dengan Obyek Perusahaan/Lembaga/Usaha :

(a) Terstruktur Sederhana (Angka Kredit 0,008, Statistisi


Pelaksana Pemula
Melakukan pengumpulan data dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang telah ditentukan (terdiri dari 1 s/d 3
halaman) dengan alternative jawaban yang sudah tersedia

(b) Terstruktur Sedang (Angka Kredit 0,02, Statistisi


Pelaksana)
Melakukan pengumpulan data dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang telah ditentukan (terdiri dari 4 s/d 7
halaman ) dan alternative jawatan yang sudah tersedia

(c) Terstruktur Komplek (Angka kredit 0,06 Statistisi


Pelaksana Lanjutan)

27
1 Kuesioner terdiri 2 halaman yang terisi data, maka angka
kredit yang diperolehnya sebesar 1,315 x 2 x 0,001 = 2,63
Melakukan pengumpulan data dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang telah ditentukan (8 halaman atau lebih)
dan alternative jabawan yang sudah tersedia.
(d) In Depth Interview Sederhana (Angka Kredit 0,06, Statistisi
Pelaksana Lanjutan)

Melakukan pengumpulan data primer in-depth interview


sederhana dengan pengembangan pertanyaan terbatas pada
topik yang sederhana.
(e) Indepth Inteview Sedang (Angka Kredit 0,1, Statistisi
Penyelia)

Melakukan pengumpulan data primer i- depth interview sedang


dengan pengembangan pertanyaan pada topic sederhana yang
memerlukan penghitungan tersendiri atau dengan penggunaan
bahasa asing dalam pengumpulan datanya.

Bukti fisik:

Laporan jumlah perusahaan/lembaga/usaha yang disurvei.

Contoh:
- Nazaruddin Kiemas, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada
BPS Kota Palembang, melakukan pengumpulan data
primer secara tersturktur komplek pada Survei Tahunan
Industri Besar Sedang di Kota Palembang. Nazaruddin
Kiemas telah melakukan pencacahan sebanyak 10
perusahaan industri, maka angka kredit yang diperolehnya
sebesar 10 x 0.06 = 0.6.

28
- Pieter Sondakh, Statistisi Penyelia pada Dinas Perdagangan
dan Perindustrian Propinsi Sulawesi Utara, melakukan
pengumpulan data primer in-depth Interview sederhana,
pada Survei Kualitas Produk Industri Makanan Olahan di
Kota Manado. Pieter Sondakh telah melakukan pencacahan
sebanyak 2 perusahaan industri, maka angka kredit yang
diperolehnya sebesar 2 x 0,06 = 0,12.

(19) Melakukan Pengawasan Pelaksanaan Sensus/Survei dengan


Obyek Rumahtangga:
Mengawasi jalannya pelaksanaan lapangan sensus/survey
dengan obyek rumahtangga yang sedang dilaksanakan.
(a) Terstruktur Sederhana (Angka Kredit 0,01, Statistisi
Pelaksana Lanjutan)
Melakukan pengawasan pengumpulan data yang
menggunakan daftar pertanyaan yang telah (terdiri dari 1
s/d 3 halaman) dengan alternative jawaban yang sudah
tersedia.

(b) Terstruktur Komplek (Angka Kredit 0,06, Statistisi


Pelaksana Lanjutan)
Melakukan pengawasan pengumpulan data yang
menggunakan daftar pertanyaan yang telah ditentukan
(terdiri dari 4 s/d 7 halaman) dengan alternative jawaban
yang sudah tersedia.

(c) Terstruktur Komplek (Angka Kredit 0,06, Statistisi


Penyelia)

Melakukan pengawasan pengumpulan data yang


menggunakan daftar pertanyaan yang telah ditentukan (8

29
halaman atau lebih) dengan alternative jawaban yang sudah
tersedia.

Bukti fisik:
Laporan hasil pengawasan pelaksanaan sensus/survey.

Contoh:
Baharsyah, Statistisi Penyelia pada BPS Propinsi
Kalimantan Selatan melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan Survei Biaya Hidup (setiap kuesioner terdiri
dari 12 halaman) di kota Banjarmasin. Baharsyah telah
melakukan pengawasan sebanyak 22 rumah tangga, maka
angka kredit yang diperolehnya sebesar 22 x 0,06 = 1,32.

(20) Melakukan Pengawasan Pelaksanaan Sensus/Survei dengan


Obyek Perusahaan/Lembaga/Usaha :
Mengawasi jalannya pelaksanaan lapangan sensus/survey
dengan obyek Perusahaan/Lembaga/Usaha yang sedang
dilaksanakan.
(a) Terstruktur Sederhana( Angka Kredit 0.01, Statistisi
Pelaksana Lanjutan)
Melakukan pengawasan pengumpulan data yang
menggunakan daftar pertanyaan yang telah ditentukan
(terdiri dari 1 s/d 3 halaman) dengan alternative jawaban
yang sudah tersedia.
(b) Terstruktur Sedang (Angka Kredit 0,02, Statistisi Pelaksana
Lajutan)
Melakukan pengawasan pengumpulan data yang
menggunakan daftar pertanyaan yang telah ditentukan
(terdiri dari 4 s/d 7 halaman) dengan alternative jawaban
yang sudah tersedia.

30
(c) Terstruktur Komplek (Angka Kredit 0,06, Statistisi
Penyelia)
Melakukan pengawasan pengumpulan data yang
menggunakan daftar pertanyaan yang telah ditentukan (8
halaman atau lebih) dengan alternative jawaban yang sudah
tersedia.

Bukti fisik:
Laporan hasil pengawasan pelaksanaan sensus/survei

Contoh :

Iwan Isanto, Statistisi Penyelia pada BPS Sumatera Selatan,


melakukan pengawasan pelaksanaan Survei Tahunan
Industri Besar Sedang (tiap kuesioner terdiri dari 12
halaman) di Propinsi Sumatera Selatan. Iwan Isanto telah
mengawasi sebanyak 23 perusahaan, maka angka angka
kredit yang diperoleh sebesar 23 x 0,06 = 1,38.
(21) Memeriksa Hasil Pengumpulan Data Primer Sensus/Survei
dengan Obyek Rumahtangga:
Melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah semua
rumah tangga yang menjadi obyek sensus/survey didata dan
apakah semua pertanyaan dalam kuesioner sudah dijawab
dengan benar sesuai dengan petunjuk pengisian/pedoman.
(a) Terstruktur Sederhana (Angka Kredit 0.003, Statistisi
Pelaksana Lanjutan)
Melakukan pemeriksaan hasil pengumpulan data yang
menggunakan daftar pertanyaan yang telah ditentukan
(terdiri dari 1 s/d 3 halaman) dengan alternative jawaban
yang sudah tersedia.

31
(b) Terstruktur Sedang (Angka Kredit 0,005, Statistisi
Pelaksana Lanjutan)
Melakukan pemeriksaan hasil pengumpulan data yang
menggunakan daftar pertanyaan yang telah ditentukan
(terdiri dari 4 s/d 7 halaman) demikian alternative jawaban
yang sudah tersedia

(c) Terstruktur Komplek (Angka Kredit 0,016, Statistisi


Penyelia)
Melakukan pemeriksaan hasil pengumpulan data yang
menggunakan daftar pertanyaan yang telah ditentukan (8
halaman atau lebih) dengan alternative jawaban yang sudah
tersedia.

Bukti fisik:
Laporan pemeriksaan hasil pengumpulan data primer
sensus/survey.

Contoh :

Baharsyah, Statistisi Penyelia pada BPS Propinsi


Kalimantan Selatan melakukan pemeriksaan hasil
pengumpulan data Survei Biaya Hidup (tiap kuesioner
terdiri dari 12 halaman) di Kota Banjarmasin. Baharsyah
telah memeriksa sebanyak 30 rumah tangga, maka angka
kredit yang diperolehnya sebesar 30 x 0,16 = 0,48.
(22) Memeriksa Hasil Pengumpulan Data Sensus/Survei dengan
Obyek Perusahaan/Lembaga/ Usaha:
Melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah semua
perusahaan/lembaga/usaha yang menjadi obyek sensus/survey
sudah didata dan apakah semua pertanyaan dalam kuesioner

32
sudah dijawab dengan benar sesuai dengan petunjuk
pengisian/pedoman.

(a) Terstruktur Sederhana (Angka Kredit 0,002, Statistisi


Pelaksana Lanjutan)
Melakukan pemeriksanaan hasil pengumpulan data yang
menggunakan daftar pertanyaan yang telah dintentukan
(terdiri dari 1 s/d 3 halaman) dengan alternative jawaban
yang sudah tersedia.

(b) Terstruktur Sedang (Angka Kredit 0,004, Statistisi


Pelaksana Lanjutan)
Melakukan pemeriksanaan hasil pengumpulan data yang
menggunakan daftar pertanyaan yang telah ditentukan
(terdiri dari 4 s/d 7 halaman) dengan alternative jawaban
yang sudah tersedia.

(c) Terstruktur Komplek (Angka Kredit 0,016, Statistisi


Penyelia)
Melakuka n pemeriksaan hasil pengumpulan data yang
menggunakan daftar pertanyaan yang telah ditentukan (8
halaman atau lebih) dengan alternative jawaban yang sudah
tersedia.

Bukti Fisik:
Laporan pemeriksaan hasil pengumpulan data primer
sensus/survey.

Contoh :

33
Iwan Isanto, Statistisi Penyelia pada BPS Sumatera Selatan,
melakukan pemerikasaan hasil pengumpulan data Survei
Tahunan Industri Besar Sedang (tiap kuesioner terdiri dari
12 halaman) di Propinsi Sumater Selatan, Iwan Isanto telah
memeriksa sebanyak 27 perusahaan, maka angka kredit
yang diperolehnya sebesar 27 x 0,016 = 0,43.

(23) Membuat Sketsa Peta Wilayah Obyek Statistisi Sensus / Survei


atau Peta Analog (Angka Kredit 0,4, Statistisi Penyelia
Pelaksana Lanjutan)

Membuat Sketsa peta secara manual dengan mengamati


langsung ke obyek yang akan digambar, baik menggunakan
peta dasar atau pun tidak. Sketsa peta wilayah dimaksud adalah
peta wilayah minimal tingkat desa/kelurahan.

Bukti fisik:
Laporan pembuatan sketsa peta wilayah.

Contoh:

Muwardi, Statistisi Pelaksana lanjutan Kecamatan Cikonde,


BPS Kabupaten Serang, melakukan pembuatan sketsa peta
desa/kelurahan. Kecamatan Cikonde terdiri dari 16 desa. Dari
pembuatan 16 sketsa peta/kelurahan, maka Muardi
memperoleh angka kerdit sebesar 16 x 0,06 = 0,96.

(24) Memeriksa Hasil Pembuatan Sketsa Peta Wilayah Obyek


Statistik Sensus/Survei atau Peta analog (Angka Kredit 0,4,
Statistisi Penyelia)

34
Melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah sketsa peta
wilayah obyek statistik yang telah dibuat telah sesuai kondisi
wilayah keadaan terakhir seperti batas-batas alam dan batas-
batas buatan.

Bukti fisik :
Laporan pemeriksaan sketas peta wilayah.

Contoh :

Sahroni, Statistisi Penyelia, BPS Kabupaten Serang, ditugaskan


melakukan pemeriksaan sketsa peta desa untuk Kabupaten
Serang, Sharoni, telah memeriksa sebanyak 24 sketsa peta desa
sehingga ia mendapatkan angka kredit sebesar 24 x 0,04 =
0,96.

(25) Mengelola Peta Analog Sensus/ Survei secara Manual (Angka


Kredit 0,03 Statistisi Pelaksana Lanjutan)
Mengelola peta analog sensus/survey secara manual adalah
kegiatan memelihara dan mengatur penyimpanan peta analog
sensus/survey dalam media tertentu dalam periode 1 (satu)
tahun kalender, yang terjaga keberadaannya, terpelihara serta
mudah ditemukan sehingga dapat dipakai pada kegiatan
sensus/survey selanjutnya.

Bukti fisik :

Laporan pengelolaan peta analog suatu wilayah.

Contoh :

35
Mundori, Statistisi Pelaksana Lanjutan Kabupaten Bekasi
ditugaskan melakukan pengelolaan peta analog. Mudori telah
mengelola sebanyak 60 peta analog selama tahun 2002, maka
angka kredit yang diperolehnya adalah 60 x 0,03 = 1,8.

(26) Mengelola Peta Digital Kegiatan Sensus/Survei (Angka Kredit


0,06, Statistisi Penyelia)

Kegiatan memelihara dan mengatur penyimpanan peta digital


sensus /survey dalam media computer dalam periode 1 (satu)
tahun kalender, agar terjaga keberadaannya serta mudah
ditemukan sehingga dapat dipakai pada kegiatan selanjutnya.
Besaran angka kredit 0,06 adalah merupakan pengelolaan per
jenis peta per propinsi.

Bukti fisik:
Laporan pengelolaan peta digital suatu wilayah.

Contoh:
Matsani, Statistis i Pelaksana di Subdit Pemetaan BPS,
ditugaskan melakukan pengelolaan peta digital. Matsani telah
mengelola sebnyak 3 jenis peta dari 20 propinsi selama 1 (satu)
tahun. Maka Matsani akan mendapatkan angka kredit sebesar 3
x 20 x 0,06 = 3,6.

(27) Membuat Peta Tematik Manual Kegiatan Sensus/Survei


(Angka Kredit 0,012, Statistisi Pelaksana).

Peta tematik adalah peta wilayah kerja dengan dilengkapi


informasi data hasil kegiatan sensus/survey. Informasi yang
ditampilkan pada peta bisa berupa jumlah atau symbo l dari

36
penduduk, hewan, hasil pertanian atau potensi desa lainnya.
Besaran angka kredit 0,012 merupakan nilai pembuatan peta
tematik per tema.
Bukti fisik:

Laporan pembuatan peta tematik pertema.

Contoh :

Pattiasina, Statistisi Pelaksana di Propins i Maluku membuat


beberapa peta tematik dari hasil Sensus Pertanian tahun 2003.
Peta tersebut dibuat dengan kreasi gambar dari obyek yang
disajikan yaitu jumlah sapi, kuda dan kerbau sebagai tema.
Dari pembuatan 3 (tiga) jenis peta pematik tersebut, Pattiasina
mendapat angka kredit sebesar 3 x 0,012 = 0,036.

(28) Melakukan Penandaan (Marking), Penyuntingan (Editing), dan


Penyandian (Coding) Kuesioner/ Daftar Isian Kegiatan
Sensus/Survei:
(a) Terstruktur sederhana (Angka Kredit 0,001, Statistisi
Pelaksana Lanjutan).
Terdiri dari 1-3 halaman.
(b) Terstruktur sedang (Angka Kredit 0,002, Statistisi
Pelaksana Lanjutan).
Terdiri dari 4-7 halaman.
(c) Terstruktur komplek (Angka Kredit 0,008, Statistisi
Penyelia).
Terdiri dari 8 halaman atau lebih.

Penandaan (marking), penyuntingan (editing), dan penyandian


(coding) kuesioner/daftar isian kegiatan sensus/survey adalah

37
kegiatan pengolahan manual dokumen hasil sensus/survey
yang dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan pengumpulan
data untuk mendapatkan validasi dan memudahkan kegiatan
pemindahan data ke media computer. Besaran angka kredit
tersebut, diperhitungkan hanya untuk halaman yang terisi data.

Bukti fisik :

Laporan jumlah halaman keseluruhan dari dokumen yang


diolah.

Contoh :
Wilson, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada BPS Kota Jayapura,
melakukan serangkaian kegiatan mulai dari penandaan,
penyuntingan dan penyandian kuesioner P4B. Wilson telah
menyelesaikan sebanyak 1.315 kuesioner dan tiap

(29) Melakukan Validasi Pengolahan Data sensus/survey secara


Manual (Angka kredit 0,016 Statistisi penyelia)
Validasi pengolahan data sensus/survey secara manual adalah
kegiatan pemeriksaan data silang secara manual terhadap
kebenaran hasil pengolahan isian kuesioner. Besaran angka
kredit 0,016 adalah merupakan nilai validasi perhalaman yang
diperbaiki.

Bukti fisik :
Laporan berupa jumlah halaman yang divalidasi

Contoh :
Budi, Statistisi Penyelia di Propinsi Banten menyelesaikan
validasi dokumen survey Peternakan sebanyak 50 dokumen,

38
setiap dokumen terdiri dari 8 halaman. Jumlah halaman yang
divalidasi adalah sebanyak 30 halaman. Angka kredit yang
diperoleh sebesar 20 x 0,016 = 0,48

(30) Merancang/membuat Tabel kegiatan Sensus/survei secara


manual (Angka kredit 0,016, statistisi Pelaksana Lanjutan)

Merancang/membuat Tabel kegiatan Sensus/survei secara


manual adalah membuat tabel dengan menggunakan media
worksheet sebelum dituangkan dalam tabel. Tabel dimaksud
adalah tabel inti yang akan di publikasikan atau untuk
kebutuhan dinas

Bukti Fisik:
Laporan berupa jumlah tabel yang dib uat dilengkapi dengan
surat tugas

Contoh :
Agus, Statistisi Pelaksana Lanjutan di Kecamatan Argawani
membuat 10 tabel secara manual dari kegiatan Statistik
Pertanian. Angka kredit yang diperoleh sebesar 10 x 0,016 =
0,16

(31) Merancang/Membuat Grafik kegiatan sensus/survey secara


Manual ( Angka Kredit 0,018, Statistisi Pelaksana
Lanjutan)

Merancang/membuat grafik kegiatan sensus/survei secara


manual adalah penyajian data dalam bentuk lain selain angka-
angka ( misalnya: balok, garis-garis, lingkaran) secara manual.

39
Grafik dimaksud adalah grafik yang akan dipublikasikan atau
untuk kebutuhan dinas

Bukti fisik:
Laporan jumlah grafik yang dibuat dilengakapi dengan surat
tugas

Contoh:
Jamilah, Statistisi Pelaksana lanjutan di kecamatan Argawuni
membuat grafik hasil data seri kegiatan sensus penduduk
sebanyak 5 grafik. Angka kredit yang diperoleh sebesar 5 x
0,018 = 0,09

(32) Merancang/membuat monografi kegiatan sensus/survey


(Angka kredit 0,018, Statistisi Pelaksana Lanjutan)

Monografi kegiatan sensus/survey adalah penyajian informasi


hasil kegiatan sensus, survey dalam bentuk tabel atau grafik
melalui media dinding dalam tampilan yang mudah dilihat atau
dibaca

Bukti fisik:
Laporan pembuatan monografi

Contoh:
Yahya, Statistisi Pelaksana Lanjutan di kecamatan Argawuni
membuat monogram data sensus penduduk di 10 desa. Angka
kredit yang diperoleh sebesar 10 x 0,018 = 0,18

(33) Memindahkan data sensus/survey ke media Komputer


(Data Entry) dengan Validasi (angka Kredit 0,002,
Statistisi Pelaksana)

40
Memindahkan data sensus/survey ke media computer (data
entry) dengan validasi adalah memindahkan data dengan
perlakuan pemeriksaan silang antar isian dalam kuesioner.
Besaran angka kredit 0,002 per halaman setara dengan 250
karakter.

Bukti Fisik :
Laporan berupa jumlah halaman karakter yang di- entry

Contoh:
Hasan, Statistisi pelaksana disub direktorat Statistik Harga
Produsen telah memindahkan data survey Harga Produsen
Pedesan Tahun 2003 dengan validasi ke media computer
sebanyak 500 dokumen setiap dokume n yang dientry, terdiri 6
halaman. Setelah di- print, jumlah karakter yang di-entry
sebanyak 150.000 karakter. Angka kredit yang diperoleh Hasan
sebesar (150.000 : 250) x 0,002 = 1,2

(34) Memindahkan Data sensus/Survei ke media Komputer


(Data Entry) tanpa Validasi (Angka Kredit 0,001, Statistisi
Pelaksana)

Memindahkan data sensus/Survei ke media computer (data


entry) tanpa validasi adalah memindahkan data tanpa perlakuan
pemeriksaan silang antar isian dalam kuesioner. Besaran
Angka kredit 0,001 per hala man setara dengan 250 karakter.

Bukti fisik :
Laporan berupa jumlah halaman yang di- entry

41
Contoh :
Bahdi, Statistisi Pelaksana di sub Direktorat statistik
Ketenagakerjaan telah memindahkan data Survei Pekerja Anak
Tahun 2002 tanpa validasi ke media computer sebnayak 500
dokumen. Setiap dokumen yang di- entry, terdiri 6 halaman.
Setelah di-print, jumlah karakter yang di-entry sebnayak
150.000 karakter. Angka kredit yang diperoleh Bahdi sebesar (
150.000:250) x 0,001 = 0,6

(35) Memeriksa Tabel Hasil Sensus/Survei yang akan disajikan:


(a) Tabel data kecamatan (Angka Kredit 0,01 Statistisi
Pelaksana Lanjutan)
(b) Tabel Data Kabupaten/Kota (Angka Kredit 0,02 statistisi
Penyelia)

Memeriksa tabel hasil sensus/survey adalah memeriksa


kelengkapan dan konsistensi antar sel dalam tabel atau
antar tabel. Tabel dimaksud adalah tabel inti yang akan
dipublikasikan atau untuk kebutuhan dinas

Bukti fisik :
Laporan jumlah tabel yang diperiksa dilengkapi dengan
surta tugas

Contoh :
Suhadi, Statistisi Pelaksana Lanjutan di Kabupaten Maros
memeriksa seluruh tabel (200 tabel) yang akan
dipublikasikan dalam kabupaten dalam angka tahun 2003.
Angka kredit yang diperoleh sebesar 200 x 0,01 = 2

(36) Menyusun Publikasi Statistik Hasil Sensus/survey:

42
(a) Publikasi Kecamatan (Angka Kredit 0,94, Statistisi
Pelaksana Lanjutan)
(b) Publikasi Kabupaten/Kota (Angka kredit 1,88 Statistisi
Penyelia)

Menyusun publikasi statistic hasil sensus/survei adalah


kegiatan menyusun tata letak (lay out) tabel- tabel, ulasan
tabel dan grafik secara sistematis yang akan
dipublikasikan

Bukti fisik:
Surat tugas penyusunan publikasi statistic

Contoh:
Jamhuri, statistisi penyelia di kabupaten Maros menyusun
tabel-tabel, ulasan tabel dan grafik secara sistematis,
sehingga menjadi bentuk buku yang akan dipublikasikan
dengan judul statistic Kesejahteraan Rakyat Kabupaten
Maros 2003. Angka kredit yang diperolah Jamhuri
sebesar 1,88.

b. Kompilasi Administrasi
(1) Merancang dan Membuat Jadwal Kegiatan Kompilasi Data
Administrasi :
(a) Statistisi Pelaksana (Angka Kredit 0.06)
(b) Statistisi Pelaksana Lanjutan (Angka Kredit 0,15)
(c) Statistisi Penyelia (Angka Kredit 0,3)

Membuat rancangan jadwal yang disusun oleh pejabat Statistisi


untuk melakukan kegiatan kompilasi data administrasi yang akan
dilakukan, me liputi uraian kegiatan dan waktu pelaksanaan dalam

43
perioedesemesteran (semester I: Januari s/d Juni, semester II: Juli s/d
Desember).

Bukti fisik :
Laporan berisi rencana kegiatan kompilasi data administrasi.

Contoh :

Sutjipto, Statistisi Pelaksana pada Kecamatan Duren Sawit, Jakarta


Timur, ditugaskan merancang dan membuat jadwal semua kegiatan
kompilasi data administrasi semester I tahun 2003. Dengan laporan
rencana kegiatan ini maka Sutjipto mendapatkan angka kredit
sebesar 0,06.
(2) Melakukan Penandaan (Marking), Penyuntingan (Editing), dan
Penyandian (Coding) Hasil Pengumpulan Data Sekunder (Angka
Kredit 0,004, Statistisi Penyelia)
Penandaan (marking), Penyuntingan (editing), dan penyandian
(coding) kuesioner/daftar isian kegiatan administrasi adalah kegiatan
yang dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan pengumpulan data
administrasi agar memudahkan kegiatan pemindahan data ke media
computer.
Bukti fisik:

Laporan jumlah halaman dari dikumen yang diolah.

Contoh:
Jolali, Statistisi Penyelia di BPS Pusat menyelesaikan pekerjaan
editing/coding sebanyak 600 dokumen, setiap dokumen terdiri 1
halaman. Total angka kredit yang diperoleh sebesar 600 x 0,004 =
2,4.

44
(3) Melakukan Pengolahan Data Sekunder secara Manual (Angka Kredit
0,006, Statistisi Penyelia)
Cuk up jelas.

Bukti Fisik:
Laporan jumlah halaman dari dokumen yang diolah.
Contoh:
Loli, Statistisi Pemula di Kab. Jonggol menyelesaikan pengolahan
data registrasi penduduk secara manual sebanyak 500 dokumen,
setiap dokumen terdiri dari 1 halaman. Total angka kredit yang
diperoleh sebesar 500 x 0,006 = 3.

(4) Melakukan Validasi Data Sekunder secara Manual (Angka Kredit


0,03 Statistisi Penyelia)

Validasi data sekunder dimaksud adalah mengecek keselisihan data


sekunder atau hasil kegiatan administrasi yang dilakukan tanpa
bantuan computer termasuk proses pengecekan pra computer.

Bukti fisik :
Laporan jumlah halaman yang divalidasi.
Contoh:

Sudrajat, Statistisi Penyelia, pada BPS Kabupaten Kutai, ditugaskan


untuk melakukan validasi data jumlah pencari kerja yang didapat
dari Dinas Tenaga Kerja setempat. Dengan laporan yang terdiri dari
50 halaman, maka Sudrajat mendapatkan angka kredit sebesar 50 x
0,03 = 1,5.

(5) Merancang/Membuat Tabel hasil Pengumpulan Data Sekuder secara


Manual (Angka Kredit 0,016, statistisi Pelaksana Lanjutan)

45
Merancang/membuat tabel berdasarkan informasi yang ada pada data
sekunder tertentu dan dikerjakan secara manual untuk keperluan
pelapor/penyajian data hasil kegiatan administrasi.

Bukti fisik :
Laporan berisi dummy table (tabel kosong)

Contoh :
Diman, Statistisi Pelaksana lanjutan di Pemda Kabupaten Bogor
membuat tabel hasil pengumpulan data Keluarga Sejahtera tahun
2001 sebanyak 5 tabel, amaka Diman memperoleh angka kredit
sebesar 5 x 0,016 = 0,8.

(6) Merancang/ Membuat Grafik Hasil Pengolahan Data Sekunder


secara Manual (Angka Kredit 0,018, Statistisi Pelaksana Lanjutan)
Merancang/membuat grafik berdasarkan informasi yang ada pada
data sekunder tertentu dan dikerjakan secara manual untuk keperluan
pelaporan/penyajian data hasil kegiatan administrasi.

Bukti fisik:

Laporan berupa jumlah grafik.

Contoh:

Ainum, Statistisi Pelaksana Lanjutan di Dinas Ketenagakerjaan


Kabupaten Bogor ditugaskan untuk membuat grafik Pendapatan
Perkapita Penduduk Kab. Bogor Tahun 2000 – 2003 yang
didasarkan pada publikasi BPS Kabupaten Bogor sebanyak 4 grafik.
Dengan laporan ini Ainum memperoleh angka kredit sebesar 4 x
0,018 = 0,064.

46
(7) Membuat Monografi Hasil Pengolahan Data Sekunder (Angka
Kredit 0,07, Statistisi Pelaksana La njutan)
Monografi yang dimaksud adalah pada suatu wilayah dan waktu
tertentu. Penyajian data monografi dimaksudkan untuk memudahkan
masyarakat mengetahui gambaran umum suatu wilayah pada waktu
tertentu.

Bukti fisik :

Laporan berupa jumlah tabel yang disajikan.

Contoh :

Basofi, Statistisi Pelaksana Lanjutan di Pemda Kabupaten Bekasi


ditugaskan untuk membuat monografi Desa Jatibening Tahun 2002,
sebanyak 10 tabel. Dengan laporan ini Basofi memperoleh angka
kredit sebanyak 10 x 0,07 = 0,7.

(8) Memindahkan Data Sekunder ke Media Komputer (Data Entry)


dengan Validasi ( Angka Kredit 0,002, Statistisi Pelaksana)
Memindahkan data dengan validasi dimaksudkan adalah
memasukkan data sekunder ke dalam media computer dengan
validasi (perlakuan pemeriksan silang antar isian kuesioner). Besaran
angka kredit 0,002 per halaman setara dengan 250 karakter.

Bukti fisik :
Laporan berupa jumlah halaman atau jumlah karakter yang dientry.

Contoh :

47
Basirun Statistisi Pelaksana di Pemda Kabupaten Karawang
ditugaskan untuk meng-entry data penduduk per kecamatan yang
diperoleh dari BPS Kabupaten Karawang sebanyak 10 halaman.
Dengan laporan ini Basirun memperoleh angka kredit sebanyak 10 x
0,002 = 0,02.

(9) Memindahkan Data Sekunder ke Media Komputer (Data Entry)


tanpa Validasi (Angka Kredit 0,001, Statistisi Pelaksana Pemula)
Memindahkan data tanpa validasi dimaksud adalah memasukkan
data sekunder ke dalam media computer tanpa pemeriksaan silang
antar isian.

Bukti fisik:

Laporan jumlah halaman yang di-entry.

Contoh:
Basiska Statistisi Pelaksana di Pemda Kabupaten Bandung
ditugaskan untuk meng-entry data penduduk per kecamatan yang
diperoleh dari BPS Kabupaten Bandung sebanyak 10 halaman.
Dengan laporan ini Basirun memperoleh angka kredit sebanyak 10 x
0,001 = 0,01.
(10) Memindahkan Pengumpulan Data Sekunder (Angka Kredit 0,012,
Statistisi Pelaksana Pemula)
Pengumpulan data sekunder adalah kegiatan pengumpulan data dari
hasil kegiatan administrasi suatu instansi atau beberapa sumber data.

Bukti fisik

Laporan berisi data sekunder beserta jumlah daftar, dilampiri


fotocopy sumbernya.

48
Contoh:

Sutikno, Statistisi Pelaksana Pemula, pada BPS Kabupaten Karo,


ditugaskan untuk melakukan pengumpulan data jumlah pencari kerja
terdaftar yang didapat dari Dinas Tenaga Kerja, jumlah sekolah dari
Dinas Diknas setempat, untuk digunakan dalam publikasi Kabupaten
Karo Dalam Angka Tahun 2002. Dengan laporan yang terdiri dari 15
halaman, maka Sutikno mendapatkan angka kredit sebesar 15 x
0,012 = 0,18.

(11) Memeriksa Tabel yang Disajikan pada:


(a) Publikasi Kecamatan (Angka Kredit 1,23, Statistisi Pelaksana
Lanjutan)
(b) Publikasi Kabupaten/Kota (Angka Kredit 2,6, Statistisi
Penyelia)

Menyusun publikasi statistik hasil pengumpulan data sekunder


dimaksudkan adalah merancang dan membuat serta menggandakan
publikasi yang didasarkan pada data sekunder di tingkat
kecamatan/kabupaten/kota/propinsi/nasional.

Bukti fisik:
Fotocopy sampul publikasi dan daftar isi buku yang dibuat dan telah
dilegalisir oleh pejabat yang berwenang.

Conto h:

Sudirjo Statistisi Pelaksana Lanjutan pada BPS Kota Jakarta Selatan,


ditugaskan untuk menyusun publikasi Statistik Pendidikan
Kecamatan jagakarsa Tahun 2002 dan publikasi Penduduk Jagakarsa

49
berdasarkan Hasil Registrasi Tahun 2002. Dengan laporan yang
terdiri dari 2 publikasi, maka ybs mendapat angka kredit sebesar 2 x
1,23 = 2,46.

c. Observasi/Pengamatan
(1) Merancang dan membuat Jadwal Kegiatan Observasi oleh:
(a) Statistisi Pelaksana (Angka Kredit 0,04)
(b) Statistisi Pelaksana Lanjutan (Angka Kredit 0,1)
(c) Statistisi Penyelia (Angka Kredit 0,2)
Jadwal kegiatan observasi dimaksudkan adalah membuat rancangan
jadwal yang disusun oleh pejabat statistisi untuk melakukan kegiatan
observasi yang akan dilakukan meliputi uraian kegiatan dan waktu
pelaksanaan dalam periode semesteran (semester I : Januari s/d Juni,
semester II: Juli s/d Desember).

Bukti fisik :

Laporan berisi recana kegiatan.

Contoh :

Sutjipto seorang statistisi Penyelia pada BPS Kecamatan Gajah


Mungkur Kota Semarang di tugaskan merancang dan membuat
jadwal 3 kegiatan observasi/pengamatan selama semester II Tahun
2003. Dengan laporan rencana jadwal kegiatan itu maka Sutjipto
mendapatkan angka kredit sebesar 3 x 0,2 = 0,6.

(2) Mengatur Alokasi Peralatan Obeservasi pada:


(a) Tingkat Kecamatan (Angka Kredit 0,004, Statistisi Pelaksana)
(b) Tingkat Kabupaten/Kota (Angka Kredit 0,02, Statistisi
Pelaksana Lanjutan)

50
(c) Tingkat Propinsi (Angka Kredit 0,06, Statistisi Penyelia)
Mengatur alokasi peralatan observasi dimaksud adalah merancang
dan membuat alokasi per jenis peralatan observasi di tingkat
kecamatan/kabupaten/kota/propinsi.

Bukti fisik:
Laporan berisi daftar alokasi jumlah peralatan yang dialokasikan.

Contoh:
Dendi, Statistisi Pelaksana pada BPS Kabupaten Bogor, ditugaskan
untuk melakukan alokasi peralatan obeservasi ubinan padi di 2 (dua)
kecamatan. Dendi mendapatkan angka kredit sebesar 2x0,004 =
0,008.
(3) Merekrut/Mengalokasikan Petugas Pelaksana Observasi pada:
(a) Tingkat Kecamatan (Angka Kredit 0,008, Statistisi Pelaksana)
(b) Tingkat Kabupaten/Kota (Angka Kredit 0,015, Statistisi
Pelaksana Lanjutan)
(c) Tingkat Propinsi (angka Kredit 0,03, Statistisi Penyelia)
Merekrut petugas pelaksana observasi adalah mencari dan
menyeleksi petugas yang akan terlibat langsung dalam proses
pengumpulan data dengan cara pengukuran, pengalihan atau
penghitungan (observasi) baik pada tingkat
kecamatan/kabupaten/kota maupun tingkat propinsi.

Bukti fisik:
Laporan berisi daftar nama petugas yang direkrut/dialokasikan.

Contoh:
Djarih adalah seorang Statistisi Pelaksana pada BPS Kabupaten
Bogor, ditugaskan, untuk mencari 10 petugas observasi kepadatan

51
lalulintas di Kecamatan Ciawi, maka Djarih mendapatkan angka
kredit sebesar 10 x 0,008 = 0,08.

(4) Memberikan Pelatihan Kegiatan Observasi bagi:


(a) Pemeriksa/Pengawas (Angka Kredit 0,02, Statistisi Penyelia)
Melatih pemeriksa/pengawas kegiatan observasi untuk dapat
melakukan pemeriksaan atau pengawasan dari suatu kegiatan
observasi sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan.

Bukti fisik:
Fotocopy Surat Tugas.

Contoh:
Robert, Statistisi Penyelia pada BPS Propinsi Sumatera Barat
telah melatih petugas pemeriksa/pengawas Survei Saltaranas
(asal dan tujuan barang nasional) selama 4 hari di Padang,
maka Robert mendapatkan angka kredit sebesar 4 x 8 x 0,02 =
0,64.

(b) Petugas Observasi (Angka Kredit 0,01, Statistisi Pelaksana


Lanjutan)
Melatih petugas observasi untuk dapat melakukan kegiatan
observasi sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan.

Bukti fisik:
Fotocopy Surat Tugas.

Contoh :
Dedi seorang Statistisi Pelaksana Lanjutan di BPS Kabupaten
Bogor, ditugaskan untuk melatih petugas observasi ubinan padi

52
selama 4 hari dan setiap hari 8 jam pelajaran, maka Dedi
mendapatkan angka kredit sebesar 4 x 8 x 0,01 = 0,32.
(5) Mengikuti Pelatihan Kegiatan Observasi bagi :
(a) Koordinator Teknis (Angka Kredit 0,02, Statistisi Penyelia)
Mengikuti pelatihan koordinator teknis sesuai dengan pedoman
yang telah ditentukan.

Bukti fisik :

Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat tugas.

Contoh:

Nona Niode, Statistisi Penyelia pada BPS Propinsi Lampung


ditugaskan untuk mengikuti pelatihan sebagai coordinator
teknis observasi tentang Meningkatnya Kriminalitas di Propinsi
Lampung selama 2 hari, maka Nona Niode mendapatkan angka
kredit sebesar 2 x 8 x 0,02 = 0,32.

(b) Pemeriks/Pengawas (Angka Kredit 0,01, Statistisi Pelaksana


Lanjutan)
Mengikuti pelatihan sebagai pemeriksa/pengawas agar mampu
memeriksa atau mengawasi jalannya pelaksanaan kegiatan
observasi yang dilakukan oleh petugas pelaksana sesuai dengan
pedoman yang telah ditentukan.

Bukti fisik:

Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat tugas.

Contoh :

53
Ahmad Saleh, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada BPS
Kabupaten Lampung Utara ditugaskan untuk mengikuti
pelatihan sebagai pemeriksa/pengawas kegiatan observasi
Meningkatnya Kriminalitas di Propinsi Lampung selama 2
hari, maka Ahmad Saleh mendaptkan angka kredit sebesar 2 x
8 x 0,01 = 0,16.

(c) Petugas Obsevasi (Angka Kredit 0.004, Statistisi Pelaksana)


Mengikuti Pelatihan sebagai petugas observasi agar mampu
melaksanakan obsevasi sesuai dengan pedoman yang telah
ditentukan.

Bukti fisik:
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat tugas

Contoh:
Ngadimun, Statistisi Pelaksana pada BPS Kecamaatn Duren
Jaya Lampung ditugaskan untuk mengikuti pelatihan sebagai
petugas obsevasi tentang meningkatnya krimnalitas selama 4
hari, maka Ngadimun mendapatkan angka kredit sebesar 4 x 8
x 0,004 = 0,128

(6) Membuat kerangka Penarikan Sampel Obyek Observasi (Angka


Kredit 0,08, Statistisi Pelaksana Lanjutan)

Kerangka Penarikan sample dimaksud adalah daftar yang terisi


populasi dari obyek observasi seperti daftar nomor urut obyek
observasi/daftar rumahtangga dalam satu blok sensus/daftar nama
badan usaha sejenis, yang selanjutnya akan dipakai sebagai dasar
pemilihan sample yang akan diobservasi

54
Bukti Fisik:
Laporan kegiatan penyusunan kerangka sample yang dibuat

Contoh:
Barudin, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada Pusat Penelitian dan
Pengambangan (Puslitbang), Departemen Pertanian membuat
kerangka sample yang berupa daftar nomor urut pohon karet (obyek
observasi) dalam Survei Produksi Getah Karet Jenis Unggul Baru.
Kerangka sampel ini akan dipakai sebagai dasar pemilihan sampel
pohon karet yang akan diobservasi. Angka kredit yang diperoleh
sebesar 1 x 0,08 = 0,08

(7) Melakukan Pengenalan Wilayah Obyek Observasi (Angka


Kredit 0,012, Statistisi Pelaksana Pemula)

Pengenalan wilayah dimaksud adalah kegiatan mengenali batas-


batas wilayah observasi baik batas alam maupun batas buatan agar
tidak ada obyek obsevasi yang terlewat serta memudahkan
pelaksanaan observasi

Bukti fisik:
Surat tugas Pengenalan wilayah obyek observasi

Contoh:
Bambang, Statistisi Pelaksan Pemula dan BPS Kabupaten Sleman,
Yogyakarta, melakukan observasi produksi salak pondok di
kecamatan Turi. Dalam hal ini Bambang melakukan pengenalan
wilayah observasi, maka Bambang akan mendapatkan angka kredit
sebesar 0,12 per wilayah kerja.

55
(8) Melakukan Pendaftaran (Listing) Obyek Observasi (Angka
Kredit 0,001, Statistisi Pelaksana Pemula

Pendaftaran (listing) obyek observasi adalah kegiatan pengumpulan


data langsung ke lapangan guna mendapatkan daftar obyek observasi
yang masuk dalam wilayah kerja obyek observasi (daftar nomor urut
obyek observasi/daftar nama, alamat rumahtangga dalam blok
sensus/daftar nama dan alamat badan usaha sejenis)

Bukti fisik:
Laporan daftar (Listing) nama dan alamat pemilik atau nomor urut
obyek observasi

Contoh :
Abas Siregar, Statistisi Pelaksana Pemula pada BPS kota Medan
Melakukan Pendaftaran (Listing) rumahtangga dalam satu blok
sensus dalam kegiatan ubinan padi di kecamatan jaga bonar. Dalam
wilayah observasi ini terdapat 50 rumahtangga, sehingga Abbas akan
mendapatkan angka kredit sebesar 50 x0,001 = 0,05
(9) Memeriksa Hasil Pendaftaran (Listing) Obyek Observasi
(Angka Kredit 0,004 Statistisi Pelaksana Lanjutan)

Memeriksa hasil pendaftaran (listing) obyek observasi yang


dimaksud adalah memeriksa kebenaran, kelengkapan dan konsistensi
isian daftar listing

Bukti fisik :
Laporan kegiatan pemeriksaan daftar listing

Contoh:

56
Pandu Muhamad, statistisi Pelaksana Lanjutan pada BPS Propinsi
Bangka Belitung melakukan pemeriksaan hasil pendaftaran (listing)
rumahtangga survei ubinan sebanyak 15 BS di kecamatan beli
untung. Dari pemeriksaan ini Pandu Muhamad mendapatkan angka
kredit sebesar 15 x 0,004 = 0,06

(10) Melakukan Penarikan Sampel Obyek Observasi berdasarkan :


(a). Wilayah Kerja (Angka Kredit 0,045, statistisi Pelaksana
Lanjutan)

Obyek observasi berdasarkan wilayah kerja yang dimaksud


adalah obyek observasi yang didasarkan pada batasan wilayah
yang pada umumnya sudah ditentukan sebelumnya.
Melakukan penarikan sampel obyek observasi berdasarkan
wilayah kerja adalah memilih dan menetapkan sampel yang
akan diobservasi.

Bukti fisik:
Laporan kegiatan penarikan sampel

Contoh :
Dalam survei tentang dampak penggunaan penyejuk ruangan
(AC) terhadap produktivitas kerja, Cungki Hermawan sebagai
pejabat statistisi pelaksana lanjutan Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Tangerang, ditugaskan untuk menarik sampel. Dari
daftar sampel yang ada, Cungki melakukan pemilihan sampel
terhadap perusahaan industri yang ada di kecamatan Jatake.
Dari kegiatan ini Cungki mendapatkan angka kredit sebesar
0,045

(b) Non Wilayah Kerja (Angka Kredit 0,04, Statistisi Penyelia)

57
Obyek Observasi berdasarkan non wilayah kerja yang
dimaksud adalah obyek observasi yang didasarkan tidak pada
batasan wilayah (bisa antar wilayah) yang pada umumnya
sudah ditentukan sebelumnya.
Melakukan penarikan sampel obyek observasi yang bukan
berdasarkan wilayah administrasi atau wilayah yang dibentuk
untuk keperluan penelitian.

Bukti fisik:
Laporan kegiatan penarikan sampel
Contoh:
Hamdan Rifa’i sebagai pejabat Statistisi Penyelia di BPS kota
Jakarta Selatan melakukan penarikan sampel terhadap rumah
makan/restoran yang berklasifikasi (talam selaka, talam
gangsa, dan talam kencana) dalam observasi tentang pelayanan
rumah makan/restoran terhadap para pengunjung. Kerangka
sampel yang digunakan sebagai dasar pemilihan obyek
observasi adalah daftar nama dan alamat rumah makan/restoran
dari sub Dinas Parawisata Daerah. Dari kegiatan ini Hamdan
Rifa’I menghasilkan 1 daftar sampel rumah makan/restoran
yang akan diteliti lebih lanjut. Oleh karenanya angka kredit
yang diperoleh sebesar 0,04

(11) Memeriksa Penarikan Sampel Obyek Observasi berdasarkan


Wilayah Kerja (Angka Kredit 0,04 statistisi Penyelia)

Memeriksa penarikan sampel obyek observasi berdasarkan wilayah


kerja yang di maksud adalah memeriksa kebenaran penarikan sampel
sesuai metode yang sudah ditentukan, seperti kelengkapan,
kebenaran nama dan alamat serta indicator lainnya yang diperlukan
sebagai dasar pemilihan sampel berdasarkan wilayah kerja.

58
Bukti fisik:
Laporan Hasil Pemeriksaan

Contoh :
Dari hasil pengambilan sampel rumahtangga korban kriminalitas
yang dilakukan oleh salah seorang pejabat statistisi pelaksana
lanjutan di kabupaten Bondowoso, Badri memeriksa kelengkapan
dan kebenaran isian satu daftar sampel yang terdiri dari beberapa
rumahtangga terkena sampel yang akan dipakai sebagai dasar dalam
penelitian perilaku korban kriminalitas. Dalam hal ini Badri
mendapatkan angka kredit sebesar 0,04

(12) Melakukan Kegiatan Observasi :


(a) Mudah (Angka Kredit 0,014, Statistisi Pelaksana Pemula)
Melakukan kegiatan observasi mudah adalah pengumpulan
data yang dilakukan secara langsung pada suatu obyek tertentu
dengan pengukuran, penglihatan dan penghitungan secara
sederhana

Bukti fisik :
Laporan kegiatan observasi

Contoh:
Watiningsih sebagai pejabat Statistisi Pelaksana pemula di kota
Makassar ditugaskan melakukan observasi kepadatan lalu
lintas di 5 titik rawan kemacetan di kecamatan Jampang.
Dalam hal ini Wayiningsih mendapatkan angka kredit sebesar
5 x 0,014 = 0,07, Meskipun Watiningsih menghitung seluruh
kendaran yang lalu lalang di 5 titik rawan kemacetan,
penghitungan angka kredit tidak didasarkan pada jumlah
kendaran yang dihitung

59
(b) Sedang (Angka Krdit 0,07, Statistisi Pelaksana Lanjutan)
Melakukan kegiatan observasi sedang yang dimaksud adalah
kegiatan pengumpulan data melalui pengukuran, penglihatan
atau penghitungan terhadap obyek observasi yang agak sulit
oleh petugas yang telah mengikuti pelatihan khusus (seperti
pengukuran tingkat kebisingan ruang kerja, pengaruh suatu
pupuk terhadap hasil produksi)

Bukti fisik:
Laporan kegiatan observasi

Contoh :
Wagiono sebagai pejabat statistisi Pelaksana Lanjutan Dinas
Pertanian Kabupaten Bogor ditugaskan untuk melakukan
observasi terhadap produksi buah dari 50 pohon mangga Arum
Banget di kecamatan Luano yang disemprot dengan pestisida
jenis tertentu. Dalam pengamatan ini Wagiono mendapatkan
angka kredit sebesar 50 x 0,07 = 3,5

(13) Melakukan Pengawasan Observasi


(a) Mudah (Angka Kredit 0,035, statistisi Pelaksana Lanjutan)
Melakukan pengawasan kegiatan observasi mudah adalah
pengawasan dalam rangka pengumpulan data yang dilakukan
secara langsung pada suatu obyek tertentu dengan pengukuran,
penglihatan atau penghitungan secara sederhana

Bukti fisik :
Laporan kegiatan pengawasan

Contoh :

60
Sumanto sebagai pejabat Statistisi Pelaksana Lanjutan di kota
Kediri melakukan pengawasan terhadap 5 perusahaan yang
sedang di observasi survei dampak kenaikan harga tembakau
terhadap produksi pabrik rokok, dalam pengawasan ini
Sumanto mendapatkan angka kredit sebesar 5 x 0,035 = 0,175

(b) Sedang (Angka Kredit 0,1, Statistisi Penyelia)


Melakukan pengawasanobservasi sedang yang dimaksud
adalah kegiatan pengawasan terhadap pengumpulan data
melalui pengukuran, penglihatan atau penghitungan terhadap
obyek observasi yang agak sulit oleh petugas yang telah
mengikuti pe latihan khusus

Bukti fisik:
Laporan kegiatan pengawasan

Contoh :
Suparjo sebagai pejabat Statsitisi Penyelia di Kabupaten Bogor
melakukan pengawasan terhadap 10 pohon yang telah/sedang
di observasi dan dampak penggunaan pestisida terhadap
produksi mangga. Dalam pengawasan ini Suparjo mendapatkan
angka kredit sebesar 10 x 0,1 = 1

(14) Memeriksa Hasil Observasi :


(a) Tingkat Mudah (angka Kredit 0,003, Statistisi Pelaksana
Lanjutan)
Melakukan pemeriksaan kegiatan observasi mudah adalah
pemeriksaan seluruh terhadap hasil pengumpulan data yang
dilakukan secara langsung pada suatu obyek tertentu dengan
pengukuran, penglihatan atau penghitungan secara sederhana

Bukti fisik:

61
Laporan kegiatan pemeriksaan

Contoh:
Maryono sebagai pejabat Statistisi Pelaksana Lanjutan pada
Dinas Pertanian di Kabupaten Boyolali melakukan
pemeriksaan terhadap 50 daftar hasil observasi efektivitas
penggunaan pupuk kandang terhadap tanaman cabai. Dalam
kegiatan ini Maryono mendapatkan angka kredit sebesar 50 x
0,003 = 0,15

(b) Tingkat Sedang (Angka Kredit 0,01, Statistisi Penyelia)


Melakukan pemeriksaan hasil observasi pada tingkat sedang
yang dimaksud adalah kegiatan pemeriksaan terhadap
pengumpulan data dengan obyek observasi yang agak sulit

Bukti Fisik:
Laporan Kegiatan Pemeriksaan

Contoh;
Mahmud Subarno sebagai pejabat Statistisi Penyelia pada
DIans Pertanian di Kabupaten Boyolali melakukan
pemeriksaan terhadap 40 daftar hasil observasi Dampak Curah
Hujan terhadap produksi Tanaman Padi. Dalam kegiatan ini
Mahmud Subarno mendapatkan angka kredit sebesar 40 x 0,01
= 0,4

(15) Membuat Sketsa Peta Wilayah Obyek Observasi/Peta Analog


(Angka Kredit 0,08 Statistisi Pelaksana Lanjutan)

Membuat Sketsa pada peta wilayah obyek observasi (Peta Analog)


adalah membuat peta secara manual dengan mengamati langsung ke

62
obyek observasi yang kan digambar, baik menggunakan peta dasar
ataupun tidak

Bukti fisik:
Laporan tentang jumlah sketsa yang dibuat

Contoh :
Marzuki, sebagai pejabat statistisi pelaksana Lanjutan di BPS
Kabupten Wonosobo membuat 10 sketsa peta wilayah observasi
pada 10 titik rawan kepadatan lalu lintas sepanjang jalan menuju
daerah wisata Dieng. Dalam kegiatan ini Marzuki mendapatkan
angka kredit sebesar 10 x 0,08 = 0,8

(16) Memeriksa Hasil Pembuatan Sketsa Peta Wilayah Obyek


Observasi/Peta Analog (Angka Kredit 0,04, Statistisi Penyelia)
Memeriksa hasil pembuatan sketsa peta wilayah obyek observasi
(peta analog) adalah memeriksa kebenaran atau kesahihan peta yang
dibuat secara manual dengan mengamati obyek observasi yang
digambar, baik menggunakan peta dasar ataupun tidak.

Bukti fisik:
Laporan Jumlah sketsa peta yang diperiksa

Contoh :
Mu’min Iskandar, sebagai pejabat statistisi Penyelia di BPS
Kabupaten Wonosobo memeriksa 10 sketsa peta wilayah obyek
observasi yang dibuat oleh Marzuki sebelum dipakai sebagai
petunjuk jalan dalam melakukan pengamatan tingkat kepadatan
lalulintas di daerah wisata Dieng. Dalam hal ini Mu’min
mendapatkan angka kredit sebesar 10 x 0,04 = 0,4

(17) Mengelola Peta Analog Observasi (Manual) (Angka Kredit 0,03


Statsistisi Pelaksana La njutan)

63
Mengelola peta analog observasi (manual) adalah menghimpun,
mengetur dan menata serta melakukan perbaikan ( Updating)
terhadap peta obyek observasi yang dibuat secara manual

Bukti Fisik:
Laporan jumlah peta analog yang dikelola

Contoh:
Indriyanti, statistisi Pelaksana Lanjutan di BPS Kabupaten
Wonosobo ditugaskan untuk mengelola (Mengumpulkan, mengatur,
Menata dan melakukan perbaikan seperlunya) 600 peta-peta analog
hasil observasi (manual) yang dibuat oleh para petugas pencacah
terhadap peta-peta tersebut. Dari 600 yang ada disetujui dilakukan
perbaikan sebanyak 20 peta, maka Indtiyanti mandapatkan angka
krdeit sebesar 20 x 0,03 = 0,6

(18) Mengelola Peta Digital kegiatan Observasi (Angka Kredit 0,06,


statistisi Penyelia)
Mengelola peta digital kegiata n observasi adalah menghimpun,
mengatur dan menata serta melakukan perbaikan (updating) terhadap
peta digital hasil observasi yang dibuat melalui proses komputerisasi

Bukti fisik:
Laporan jumlah peta digital yang dikelola

Contoh :
Bambang Legowo statistisi Penyelia pada Badan Koordinasi Survai
dan Pemetaan Nasional, ditugasi untuk mengelola peta digital
sebanyak 200 peta obyek observasi hutan lindung di Kalimantan
Tengah. Dari 200 Peta yang ada disetujui sebanyak 15 peta
dilakukan perbaikan. Angka kredit yang diperoleh Bambang
Legowo adalah sebesar 15 x 0,06 = 0,9

64
(19) Membuat Peta Tematik Manual Kegiatan Observasi (Angka
Kredit 0.012, Statistisi Pelaksana)
Membuat peta tematik manual kegiatan observasi adalah membuat
peta yang menyajikan informasi hasil kegiatan hasil observasi atau
pengamatan. Informasi yang ditampilkan pada peta antara lain
jumlah atau simbol dari penduduk, hewan, hasil pertanian atau
lainnya

Bukti fisik :
Laporan jumlah peta tematik yang dibuat

Contoh:
Dalam rangka pameran pe mbangunan menyambut hari jadi kota
palembang, Priyanto, Statistisi Pelaksana BPS kota Palembang
ditugasi untuk membuat 20 peta tematik manual hasil kegiatan
pengamatan tingkat kejahatan di kota Palembang. Dari kegiatan ini
Priyanto mendapatkan angka kredit sebesar 20 x 0, 012 = 0,24

(20) Melakukan Penandaan (Marking), Penyuntingan (Editing) dan


Penyandian (coding) Daftar Isian hasil Observasi (Angka Kredit
0,0o2, Statistisi Penyelia)

Melakukan penandaan (marking), penyuntingan (editing) dan


penyandian (coding) daftar isian hasil observasi adalah kegiatan
yang dilakukan setelah selesai observasi sehingga memudahkan
untuk diolah secara manual atau computer

Bukti fisik:
Laporan berupa jumlah halaman serta fotocopy 1 (satu) kuesioner
yang dikerjakan.

65
Contoh:
Ambor, Statistisi Penyelia pada BPS Kabupaten jayapura,ditugaskan
untuk melakukan penandaan (marking), penyuntingan (editing), dan
penyandian (coding), hasil observasi survei garam yodium 2003,
dengan laporan sejumlah 62 blok sensus, setiap blok sensus satu
daftar yang terdiri dari 2 halaman maka Ambor memperolah angka
kredit sebanyak 62 x 2 x 0,002 = 0,248

(21) Melakukan Validasi data observasi secara Manual (Angka


Kredit 0,016, Statistisi Penyelia)
Melakukan validasi data observasi secara manual dimaksud meliputi
mencari kesalahan isian serta memperbaiki sehingga menjadi sahih
(valid)

Bukti fisik:
Laporan berupa data observasi yang divalidasi

Contoh:
Bagas susilo, statistisi Penyelia di BPS Propinsi Papua, ditugaskan
melakukan validasi data hasil observasi ubinan sebanyak 100 daftar
yang masing- masing terdiri 1 halaman, maka Bagus Susilo
memperoleh angka kredit sebanyak 100 x 1 x 0,016 = 1,6

(22) Merancang dan membuat Tabel HAsil Observasi secara Manual


(Angka Kredit 0,016, statistisi Pelaksana Lanjutan)
Merancang dan memebuat tabel hasil observasi secara manual
adalah kegiatan yang meliputi penentuan judul, sumber data, bentuk
tabel serta memasukkan data secara manual sehingga menjadi tabel
siap dipublikasikan.

Bukti fisik:

66
Laporan berupa jumlah tabel yang dibuat dan fotocopy cover buku
publikasi serta daftar isi

Contoh:
Tabrani, Statistisi Pelaksana Lanjutan BPS Propinsi Papua ditugaskan
untuk merancang dan membuat 20 judul tabel kependudukan maka
Tabrani, memperoleh angka kredit sebanyak 20 x 0,016 = 0,32

(23) Merancang dan Membuat grafik Hasil Observasi secara Manual


(Angka Kredit 0,018, Statsitisi Pelaksana Lanjutan)
Merancang dan membuat grafik di sini meliputi pembuatan grafik,
penentuan judul grafik dan jenis atau bentuk grafik

Bukti Fisik:
Laporan berupa jumlah grafik yang dikerjakan

Contoh:
Mulyadi, statistisi Pelaksana Lanjutan di BPS Kabupaten Bogor
ditugaskan merancang dan membuat grafik data hasil observasi
ubinan sebanyak 20 grafik, maka Mulyadi mendapat angka kredit
sebanyak 20 x 0,018 = 0,36

(24) Memindahkan Data Observasi ke dalam Media Komputer tanpa


Validasi (Angka Kredit 0,002, Statistisi Pelaksana)
Memindahkan data Observasi ked lam Media Komputer tanpa
Validasi adalah memindahkan data ke media computer, besaran
angka kredit 0,002 per halaman setara 250 karakter

Bukti fisik:
Laporan Jumlah Halaman hasil observasi yang dikerjakan

67
Contoh:
Ahmad, Statistisi Pelaksana Lanjutan di BPS Kabupaten Karawang
ditugaskan memindahkan data tanpa validasi hasil observasi ubinan
sebnayak 50 daftar masing- masing terdiri 1 halaman, maka Ahmad
mendapatkan angka kredit sebnayak 50 x 1 x 0,002 = 0,1

(25) Memindahkan Data Observasi ke dakam Media Komputer


dengan Validasi (Angka Kredit 0,001, Statistsisi Pelaksana)
Memindahkan Data Observasi ke dalam Media Komputer tanpa
Validasi adalah memindahkan data ke Media computer, Besaran
angka kredit 0,001 per halaman setara 250 karakter.

Bukti fisik:
Laporan jumlah halaman hasil observasi yang dikerjakan

Contoh :
Sujadi, Statistisi Pelaksana di BPS Kabupetn Majalengka ditugaskan
melakukan validasi hasil pengolahan survei garam yodium sebanyak
300 daftar masing- masing terdiri 1 halaman , maka Sujadi
mendapatkan angka kredit sebanyak 300 x 1 x 0,001 = 0,3

(26) Melakukan Validasi data Observasi Hasil Pengolhan Komputer


(Angka Kredit 0,008, Statistisi Pelaksanan Lanjutan)
Melakukan Validasi data observasi hasil pengolahan yang meliputi
perbaikan kesalahan

Bukti fisik:
Laporan jumlah halaman yang divalidasi

Contoh :
Rina, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada Direktirat Statistik Pertanian
BPS ditugaskan melakukan validasi hasil pengolahan data observasi

68
ubinan sebanyak 120 desa masing- masing terdiri 1 halaman, maka
Rina mendapat angka kredit sebanyak 120 x 1 x 0,008 = 0,96

(27) Memeriksa Tabel Hasil Kegiatan Observasi yang akan disajikan


pada:
(a) Publikasi Kecamatan (Angka Kredit 0,01, statistisi Pelaksana
Lanjutan)
(b) Publikasi Kabupaten/Kota (Angka Kredit 0,02, Statistisi
Penyelia)

Contoh:
Ahmad Tantowi, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada BPS
Kabupaten Tumanggung, ditugaskan untuk memeriksa tabel
hasil pengamatan tentang perilaku konsumen rokok dan
dampaknya terhadap produktivitas kerja di kecamatan Tretep.
Tabel yang diperiksa sebanyak 20 tabel, sehingga Ahmad
Tantowi memperoleh angka kredit sebesar 20 x 0,01 = 0,2

(28) Menyusun Publikasi Statistik Hasil Kegiatan Observasi :


(a) Publikasi Kecamatan (Angka Kredit 0,52, Statistisi Pelaksana
Lanjutan)
(b) Publikasi Kabupaten/Kota ( Angka Kredit 1,04, Statistisi
Penyelia)
Menyusun Publikasi statistik hasil observasi adalah menyusun
dan mengulas data atau informasi hasil observasi dalam bentuk
laporan/buku

Bukti fisik:
Buku publikasi

Contoh :

69
Amzi, Statistisi Pelaksana Lanjutan di BPS kota Tegal
ditugaskan menyusun bahan publikasi Statistisi kecamatan.
Maka Amzi mendapatkan angka kredit sebnayak 0,52

70
71
(25) Memindahkan Data Observasi ke Dalam Media Komputer dengan
Validasi (Angka Kredit 0,001, Statistisi Pelaksana)
Memindahkan Data Observasi ke Dalam Media Komputer tanpa
Validasi adalah memindahkan data ke media computer. Besaran
angka kredit 0,001 per halaman setara 250 karakter.

Bukti fisik :
Laporan jumlah halaman hasil observasi yang dikerjakan.

Contoh:
Sujadi, Statistisi Pelaksana di BPS Kabupaten Majalengka
ditugaskan melakukan validasi hasil pengolahan survey garam
yodium sebanyak 300 daftar masing-masing terdiri 1 halaman. Maka
Sujadi mendapatkan angka kredit sebanyak 300 x 1 x 0,001 =0,3.

(26) Melakukan Validasi Data Observasi Hasil Pengolahan Komputer


(Angka Kredit 0,008, Statistisi Pelaksana Lanjutan)

Melakukan validasi data observasi hasil pengolahan yang meliputi


perbaikan kesahan.

Bukti fisik:
Laporan jumlah halaman yang divalidasi.

Contoh:

Rina, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada Direktorat Statistik


Pertanian BPS ditugaskan melakukan validasi hasil pengolahan data
observasi ubinan sebanyak 120 desa masing- masing terdiri 1
halaman. Maka Rina mendapat angka kredit sebanyak 120 x 1 x
0,008=0,96.

72
(27) Memeriksa Tabel Hasil Kegiatan Observasi yang akan Disajikan
pada:
(a) Publikasi Kecamatan (Angka Kredit 0,01, Statistisi Pelaksana
Lanjutan).
(b) Publikasi Kabupaten/Kota (Angka Kredit 0,02, Statistisi
Penyelia).

Contoh :
Ahmad Tantowi, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada BPS Kabupaten
Tumananggung, ditugaskan untuk memeriksa tebel hasil pengamatan
tentang perilaku konsumen rokok dan dampaknya terhadap
produktivitas kerja di Kecamatan Tretep. Tabel yang diperiksa
sebanyak 20 tabel, sehingga Ahmad Tantowi memperoleh angka
kredit sebesar 20 x 0,01 = 0,2.

(28) Menyusun Publikasi Statistik Hasil Kegiatan Observasi:


(a) Publikasi Kecamatan (Angka Kredit 0,52, Statistisi Pelaksana
Lanjutan).
(b) Publikasi Kabupaten/Kota (Angka Kredit 1,04, Statistisi
Penyelia).
Menyusun publikasi statistik hasil observasi adalah menyusun dan
mengulas data atau informasi hasil observasi dalam bentuk
laporan/buku.

Bukti fisik:
Buku publikasi

Contoh:
Amzi, Statistisi Pelaksana Lanjutan di BPS Kota Tegal ditugaskan
menyusun bahan publikasi statistik kecamatan. Maka Amzi
mendapatkan angka kredit sebanyak 0,52.

73
2.2.STATISTISI AHLI

a. Sensus/Survei
(1) Merancang dan Membuat Jadwal Kegiatan Sensus/Survei:
(a) Statistisi Pertama (Angka Kredit 0,2)
(b) Statistisi Muda (Angka Kredit 0,4)
(c) Statistisi Madya (Angka Kredit 0,6)

Jadwal kegiatan sensus/survey dimaksud adalahmembuat rencangan


jadwal yang disusun oleh pejabat statistisi untuk melakukan kegiatan
sensus/survey yang akan dilakukan, meliputi uraian kegiatan dan
waktu pelaksanaan dalam periode semesteran (semesteran I: Januari
s/d Juni, semesteran II : Juli s/d Desember).

Bukti fisik:

Laporan berisi rencana kegiatan sensus/survey.

Contoh:
Ir. Sutjipto, Statistisi Pertama pada BPS Kecamatan Gajah Mungkur
Kota Semarang ditugaskan merancang dan membuat jadwal semua
kegiatan sensus/survey semester I tahun 2003. Dengan laporan
rencana kegiatan ini maka Sutjipto mendapatkan angka kredit
sebesar 0,2.
(2) Mengumpulkan Bahan ?informasi Pendukung Sensus/Survei dalam
rangka :
(a) Penyusunan daftar isian (Angka Kredit 1,1, Statistisi Pertama)
(b) Penyusunan Konsep dan definisi (Angka Kredit 1,67, Statistisi
Pertama)
(c) Penyusunan system pengolahan (Angka Kredit 2,4, Statistisi
Pertama)

74
Bukti fisik:
Laporan mengumpulkan bahan/informasi pendukung.

Contoh:
Alex Sidabutar, S.Si, Statistisi Pertama pada BPS Propinsi Sumatera
Utara telah mengumpulkan berbagai bahan/informasi yang akan
dipakai dalam penyusunan daftar isian Survei Perekenomian di
Kabupaten Karo. Dengan bukti laporan acuan tersebut maka Alex
Sidabutar mendapat angka kredit sbesar 1,1.

(3) Menelaah Bahan/Informasi Pendukung Sensus/Survei dalam rangka:


(a) Penyusunan daftar isian (Angka Kredit 1,3, Statistisi Muda)
(b) Penyusunan konsep dan definisi (Angka Kredit 1,34, Statistisi
Muda)
(c) Penyusunan system pengolahan (Angka Kredit 1,96, Statistisi
Muda)
Mempelajari bahan/informasi pendukung sensus/survey dengan
tujuan apakah bahan/informasi pendukung tersebut dapat
diaplikasikan atau digunakan.

Bukti fisik:
Laporan menelaah bahan/informasi pendukung.

Contoh:
Ir. Alex Sidabutar, Statistisi Muda pada BPS Propinsi Sumatera
Utara telah menelaah dan mempelajari berbagai bahan/informasi
yang akan dipakai dalam penyusunan daftar isian Survei
Perekonomian di Kabupaten Karo. Dengan bukti laporan hasil telaah
maka Alex Sid abutar mendapat angka kredit sebesar 1,3.

75
(4) Merancang dan Membuat Daftar Isian/Kuesioner/ Instrumen
Sensus/Survei :
(a) Sederhana (Angka Kredit 0,42, Statistisi Pertama)
Daftar isian/kuesioner yng terdiri dari 1-3 halaman.
(b) Sedang (Angka Kredit 0,78, Statistisi Pertama)
Daftar isian/kuesioner yang terdiri dari 4-7 halaman.
(c) Komplek (Angka Kredit 1,84, Statistisi Muda)
Daftar isian/kuesioner yang terdiri dari 8 halaman atau lebih.

Bukti fisik :
Kuesioner
Contoh :

Andi Mapajalos, S.Si., Statistisi Pertama pada Dinas Kesehatan


Propinsi Sulawesi Selatan telah merancang dan membuat kuesioner
modul Balita yang akan digunakan pada Survei Kesehatan Ibu dan
Anak di Kabupaten Wajo. Jumlah halaman dari kuesioner tersebut
adalah 2 (dua). Dengan bukti kuesioner yang dibuatnya maka Andi
Mapajalos mendapat angka kreadit sebesar 0,42.

(6) Merancang dan Membuat Rencana Tabulasi Sensus/Survei:


(a) Sederahana (Angka Kredit 0,016, Statistisi Pertama)
Merancang dan membuat rencana tabulasi sensus/survey
berupa table satu arah.

Bukti fisik:
Laporan berupa jumlah tabul, daftar judul yang digunakan.

Contoh :
Suryo Lontoh, S.Si., Statistisi Pertama pada Dinas Pariwisata
Propinsi Sulawesi Utara telah merancang dan membuat 10

76
rencana tabulasi satu arah pada Survei Dampak Lingkungan
pada Sektor Pariwisata di Propinsi Sulawesi Utara. Dengan
rancangan tabulasi tersebut maka Suryo Lontoh mendapat
angka kredit sebesar 10 x 0,016 = 0,16.

(b) Sedang (Angka Kredit 0,04, Statistisi Muda)


Merancang dan membuat rencana tabulasi sensus/survey
berupa table dua arah.

Bukti fisik :
Laporan berupa jumlah table, daftar judul yang digunakan.

Contoh:
Roy Tomohon, S.Si., Statistisi Muda pada Dinas Pariwisata
Propinsi Sulawesi Utara telah merancang dan membuat 10
rencana tabulasi dua arah pada Survei Dampak Lingkungan
pada sector Pariwisata di Propinsi Sulawesi Utara. Dengan
rancangan tabulasi tersebut maka Roy Tomohon mendapat
angka kredit sebesar 10 x 0,04 = 0,4.

(c) Komplek (Angka Kredit 0,12, Statistisi Madya)


Merancang dan membuat rencana tabulasi sensus/survei berupa
table multi arah.

Bukti fisik:
Laporan berupa jumlah table, daftar judul yang digunakan.

Contoh:
George Tuerah, S.Si., Statistisi Madya pada DInas Pariwisata
Propinsi Sulawesi Utara telah merancang dan membuat 10
rencana tabulasi multi arah pada Survei Dampak Lingkungan

77
pada Sektor Pariwisata di Propinsi Sulawesi Utara. Dengan
rancangan tabulasi tersebut maka George Tuerah, S.Si.,
mendapat angka kredit sebesar 10 x 0,12 = 1,2.

(7) Membuat Pedoman Pengisian Daftar/Isian Kuesioner/Instrumen


Sensus/Survei :
Pedoman pengisian daftar isian/kuesioner/instrument sunsus/survey
dimaksudkan adalah pedoman yang dipakai agar dalam pelaksanaan
pencacahan dapat berjalan sesuai dengan tujuan sensus/survey, yang
diklasifikasikan sebagai berikut :
(a) Sederhana (Angka Kredit 0,58, Statistisi Pertama)
Contoh:
Permadi, S.Si., Statistisi Pertama pada Kanwil Departemen
Perindustrian dan perdagangan Propinsi Kalimantan Timur
telah membuat buku pedoman pengisian kuesioner Survei
Usaha Kecil di Balikpapan. Dengan pedoma n yang dibuatnya,
maka Permadi mendapatkan angka kredit sebesar 0,58.

(b) Sedang (Angka Kredit 2, Statistisi Muda)


Contoh:
Satrio Juwono, S.Si., Statistisi muda pada BPS Propinsi Banten
telah membuat buku pedoman pemeriksaan kuesioner Survei
Khusus Penyus unan Angka PDRB Propinsi Banten. Dengan
pedoman yang dibuatnya maka Satrio Juwono, S.Si.,
mendapatangka kredit sebesar 1,42.

(d) Komplek (Angka Kredit 3,6 Statistisi Madya)


Contoh:
Sagap AT, S.Si., Statistisi Madya pada BPS Pusat telah
membuat buku pedoman pemeriksaan kuesioner Survei Ilkim

78
Investasi Sektor Industri. Dengan pedoman yang dibuatnya
maka Sagap AT, S.Si. mendapat angka kredit sebesar 3,6.

Bukti fisik:
Buku pedoman.

(8) Mengikuti pembahasan Materi Kuesioner dan Instrumen Lainnya


dari Kegiatan Sensus/Survei sebagai :
(a) Penyaji (Angka Kredit 0,2, Statistisi Muda)
(b) Nara Sumber (Angka Kredit 0,42, Statistisi Madya)
(c) Peserta (Angka Kredit 0,16, Statistisi Pertama)
Kegiatan ini dimaksudkan untuk membahas materi pertanyaan yang
akan dituangkan da lam format kuesioner sehingga materi pertanyaan
tersebut akan dapat mewujudkan tujuan dari pelaksanaan suatu
kegiatan sensus/survey

Bukti fisik:
Surat tugas.

Contoh:
Laksamana, S.Si., Statistisi Muda pada Dinas Pertanian Propinsi
Lampung telah bertugas sebagai penyaji dalam rapat pembahasan
materi kuesioner yang akan digunakan untuk Survei Monitoring
Harga Gabah dan Palawija, dan dengan demikian maka Laksamana,
S.Si. telah mendapatkan angka kredit sebesar 0,2.

(9) Merancang dan Membuat Pedoman Pelaksanaan Kegiatan


Sensus/Survei (Angka Kredit 1,38, Statistisi Madya)
Pedoman pelaksanaan kegiatan sensus/survey meliputi rangkaian
suatu kegiatan sensus/survey yang dituangkan dalam satu pedoman

79
mulai dari maksud dan tujuan, organisasi lapangan, pencacahan,
pengolahan sampai dengan pelaporan.

Bukti fisik:
Buku Pedoman.
Contoh:
Syahrul Jahja, S.Si., Statistsi Madya pada BPS Pusat, telah
merancang dan membuat buku pedoman pelaksanaan kegiatan
Survei Biaya Hidup. Dengan buku pedoman yang telah dibuatnya
maka Syahrul Jahja, S.Si. mendapatkan angka kredit sebesar 1,38.
(10) Merancang dan Menentukan Sampel Wilayah Kerja Survei di
bidang:
(a) Penentuan metode penarikan sampel dan estimasi (Angka
Kredit 156, Statistisi Muda)
Menentukan metode penarikan sampel dan estimasi yang
sesuai dengan rancangan survey dan menggunakan metode
statistik untuk menyusun kerangka sampel dalam rangka
menentukan sampel wilayah kerja.

Bukti fisik:
Laporan penentuan metode penarikan sampel dan estimasi.

Contoh:
Dalam rangka Survei Tingkat Kesejahteraan Guru SD di
Propinsi Jambi, Ir. Habibie, Statistisi Muda pada Kanwil
Departemen Pendidikan Nasional Propinsi Jambi telah
merancang metode penarikan sampel dan estimasi yang akan
digunakan sebagai sampel wilayah kerja. Dengan demikian
Hebibie mendapatkan angka kredit sebesar 1,56.
(b) Penyusunan kerangka sampel (Angka Kredit 0,46, Statistisi
Pertama)

80
Menyusun kerangka sampel sesuai dengan metode penarikan
sampel yang telah ditentukan.

Bukti fisik:
Laporan Penyiapan kerangka sampel.

Contoh:

Ghosfar, Statistisi Pertama pada Dinas Pendidikan Nasional


Kabupaten Kerinci, telah menyusun kerangka sampel dalam
rangka Survei Tingkat Kesejahteraan Guru SD di Kab. Kerinci.
Dengan demikian Ghosfar mendapat angka kredit sebesar 0,46.

(11) Menghitung Tingkat Kesalahan Penarikan Sampel (Angka Kredit


1,26, Statistisi Muda)
Menghitung tingkat kesalahan dimaksudkan adalah menentukan
sampling error dan non sampling error yang terjadi dalam penerapan
metode sampling untuk pelaksanaan sensus/survey.

Bukti fisik :
Laporan menghitung tingkat kesalahan penarikan sampel.

Contoh:
Lili Sugiono, S.Si., Statistisi Muda pada Direktorat Metodologi
Statistik BPS telah menghitung besarnya sampling error Survei
Usaha Terintegrasi, dengan demikian maka Lily Sugiono, S.Si.
mendapat angka kredit sebesar 1,26.

(12) Merancang dan Membuat Klasifikasi, Konsep dan Definisi Obyek


Sensus/Survei (Angka Kredit 2,34, Statistisi Madya)

81
Merekrut petugas pelaksana sensus/survey adalah mencari dan
menyeleksi petugas yang akan terlibat langsung dalam proses
pengumpulan data tiap kegiatan sensus/survey pada tingkat propinsi.

Bukti fisik:
Laporan berisi daftar nama petugas yang direkrut/dialokasikan per
wilayah.

Contoh:
Nanny Kurniani, Statistisi Pertama pada BPS Propinsi Sulawesi
Selatan telah merekrut petugas yang akan terjunkan pada kegiatan
Survei Sosia Ekonomi Nasional Propinsi Sulawesi Selatan. Petugas
yang direkrut sebanyak 30 orang, maka nanny Kurniani
mendapatkan angka kredit sebesar 30 x 0,015 = 0,45.

(16) Memberikan Pelatihan Sensus/Survei Terstruktur bagi:


(a) Pelatihan /instruktur (TOT) (Angka Kredit 0,02, Statistisi
Muda)
Melatih Pelatih/Instruktur (TOT) kegiatan sensus/survey
dengan menggunakan kuesioner terstruktur untuk dapat
memberikan pelatihan kepada pemeriksa/pengawas/pe tugas
pencacah sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan.

Bentuk fisik:
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegasir atau surat tugas.

Contoh:

Maukena, M.Si., Statistisi Muda pada Sub Direktorat Analisis


dan Konsistensi Statistik BPS mendapat tugas me njadi
Instruktur Nasional (TOT) bagi calon Instruktur Daerah pada

82
kegiatan Susenas Tahun 2003 sebanyak dua gelombang di
Cisarua Bogor. Setiap gelombang dilaksanakan selama 3 hari
dengan rata-rata jam belajar 8 jam per hari.
Angka kredit yang diperoleh sebesar 2 x 3 x 8 x 0,02 = 0,96.

(b) Koordinator teknis (Angka Kredit 0,01, Statistisi Pertama)


Melatih seseorang petugas sensus/survey dengan menggunakan
kuesioner terstruktur agar mampu menjdai coordinator teknis
sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan.

Bukti fisik:
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat tugas.

Contoh:

Hilda Kaunang, S.Si., Statistisi Pertama pada BPS Propinsi


Sumatera barat mendapat tugas menjadi Instruktur Daerah bagi
para coordinator teknis pada kegiatan Susenas Tahun 2003
sebanyak tiga gelombang Kota Padang. Setiap gelombang
dilaksanakan selama 3 hari dengan rata-rata jam belajar 8 jam
per hari. Angka kredit yang diperoleh sebesar 3 x 3 x 8 x 0,01
= 0,72.

(17) Memberikan Pelatihan Survei In-Depth Interview bagi:


(a) Pelatih/instruktur (TOT) (Angka Kredit 0,03, Statistisi Madya)
(b) Koodinator teknis (Angka Kredit 0,02, Statistisi Muda)
(c) Pemeriksa/pengawas (Angka Kredit 0,01, Statistisi Pertama)
Melatih instruktur/coordinator teknis/pengawas pencacah dengan in-
depth interview (teknik wawancara yang lebih mendalam) sederhana
atau sedang sehingga menguasai teknik pengembangan pertanyaan
sesuai dengan tujuan pelaksanaan sensus/survey.

83
Bukti fisik:
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat tugas.

Contoh:
Yahya Muharam, M.Sc. Statistisi Muda pada Sub Dit Statistisi harga
Konsumen BPS mendapat tugas menjdai instruktur untuk pada
coordinator teknis. Survei Pola Konsumsi masyarakat Pasca Kritis
dengan indepth interview di Propinsi Nanggroe Ache Darussalam
sebanyak satu gelombang selama 5 hari. Angka kredit yang
diperoleh sebesar 5 x 8 x 0,02 = 0,8.

(18) Mengikuti Pelatihan Sensus/Survei terstruktur sebagai


Pelatihan/Instruktur (TOT) (Angka Kredit 0,01, Statistisi Pertama)
Mengikuti pelatihan sebagai pelatih/Instruktur (TOT) kegiatan
sensus/survey dengan menggunakan kuesioner terseturk untuk dapat
memberikan pelatihan kepada pelatihan/instruktur sesuai dengan
pedoman yang telah ditentukan.

Bukti fisik:
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat tugas.

Contoh:
Candraningtias, S.Si., Statistisi Pertama pada BPS Propinsi Jawa
Timur mendapat tugas mengikuti pelatihan Survei Kemiskinan
sebagai Instruktur Daerah selama 3 hari. Angka kredit yang
diperoleh sebesar 3 x 8 x 0,01 = 0,24.

(19) Mengikuti Pe latihan Survei In-Depth Interview sebagai:


(a) Pelatih/instrusktur (TOT) (Angka Kredit 0,02, Statistisi Muda)
Mengikuti pelatihan sebagai pelatih/instruktur (TOT) kegiatan
sensus/survey In-depth interview untuk dapat memberikan

84
pelatihan kepada pemeriksa/pengawas/petugas pencacah sesuai
dengan pedoman yang telah ditentukan.

Bukti fisik:

Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat tugas.

Contoh:

Darbeni, SE Statistisi Muda Propinsi DKI Jakarta, mendapat


tugas mengikuti pelatihan Survei Kemiskinan melalui in-depth
interview sebagai Instruktur Daerah selama 3 hari. Angka
kredit yang diperoleh sebesar 3 x 8 x 0,02 = 0,48.

(b) Koordinator teknis (Angka Kredit 0,01, statistisi Pertama)


Mengikuti pelatihan coordinator teknis survey in-depth
interview sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan.

Bukti fisik:
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat tugas.

Contoh:

Nona Niode, Statistisi Pertama pada BPS Propinsi Gorontalo


ditugaskan untuk mengikuti pelatihan sebagai coordinator
teknis survey kemiskinan di Gorontalo selama 2 hari, maka
Nona Niode mendapatkan angka kredit sebesar 2 x 8 x 0,01 =
0,16.

85
(20) Melakukan Pengumpulan Data Primer Sensus/Survei dengan Obyek
Rumahtangga In-depth Interview Komplek (Angka Kredit 0,03,
Statistisi Pertama)

Melakukan wawancara langsung secara mendalam dengan teknik


pengembangan pertanyaan sendiri kepada rumahtangga yang terkena
sampel terhadap masalah yang disurvei.

Bukti fisik:
Laporan jumlah rumahtangga yang disurvei.

Contoh:
Sriyati, S.Si., Statistisi Pertama pada BPS Propinsi D.I. Yogyakarta
mendapat tugas melakukan wawancara mendalam survey mobilitas
pangan antar wilayah Jumlah rumahtangga yang disurvei sebanyak
10 rumahtangga di Kecamatan Jetis. Angka kredit diperoleh sebesar
10 x 0,03 = 0,3.

(21) Melakukan Pengumpulan Data Primer Sensus/Survei dengan obyek


Perusahaan/Lembaga/Usaha In-Depth Interview Komplek (Angka
Kredit 0,06 Statistisi Pertama)

Melakukan wawancara langsung secara mendalam dengan teknik


pengembangan pertanyaan sendiri kepada perusahaan/lembaga/usaha
yang terkena sampel terhadap masalah yang disurvei.

Bukti fisik :
Laporan jumlah perusahaan/lembaga/usaha yang survey.

Contoh:

86
Indar Taufik, S.Si., Statistisi Pertama pada Kanwil Perindustrian dan
Perdagangan Propinsi DKI Jakarta mendapat tugas melakukan
wawancara mendalam survey perdagangan barang bekas dari luar
negeri. Jumlah usaha yang disurvei sebanyak 10 usaha garmen di
Kecamatan Kapuk. Angka kredit yang diperoleh sebesar 10 x 0,06 =
0,6.

(22) Melakukan Pengawasan Pelaksanaan Sensus/Survei dengan Obyek


Rumahtangga:
(a) In-depth interview sederhana (Angka Kredit 0,01, Statistisi
Pertama)
(b) In-depth interview sedang (Angka Kredit 0,02, Statistisi
Pertanian)
(c) In-depth interview komplek (Angka Kredit 0,06, Statistisi
Muda)

Pengawasan terhadap jalannya pengumpulan data atau informasi


melalui in-depth interview pada rumahtangga yang terkena sampel
agar tidak menyimpang dari tujuan dan cakupan survey.

Bukti fisik :
Laporan jumlah rumahtangga yang diawasi.

Contoh:

Jajak, MA, Statistisi Pertama pada BPS Propinsi D.I. Yogyakarta


mendapat tugas mengawasi pelaksanaan Survei Mobolitas pangan
antar wilayah dengan indepth interview sedang di Kecamatan Jetis
dan Kecamatan Tugu masing-masing sebanyak 10 rumahtangga.
Angka kredit ya ng diperoleh sebesar 2 x 10 x 0,02 = 0,4.

87
(23) Melakukan Pengawasan Pelaksanaan Sensus/Survei dengan Obyek
Perusahaan/Lembaga/Usaha :
(a) In-depth interview sederhana (Angka Kredit, 0,003, Statistisi
Pertama)
(b) In-depth interview sedang (Angka Kredit 0,005, Statistisi
Pertama)
(c) In-depth interview komplek (Angka Kredit 0,016, Statistisi
Muda)

Memeriksa seluruh hasil pengumpulan data atau informasi melalui


in-depth interview terhadap rumahtangga yang terkena sampel pada
cakupan daerah survey yang menjadi tanggungjawabnya.

Bukti Fisik:
Laporan jumlah rumahtangga yang diperiksa.

Contoh:
Yuyun, S.Si., Statistisi Pertama di BPS Prop. Jawa Barat
menyelesaikan tugas memriksa 40 hasil wawancara langsung (in-
depth interview sederhana) survey persepsi konsumen gas terhadap
rencana pipanisasi di Kecamatan Geger Kalong. Angka kredit yang
diperoleh sebesar 40 x 0,003 = 0,12.

(24) Memeriksa hasil Pengumpulan Data Sensus/Survei dengan Obyek


Perusahaan/Lembaga/Usaha:

Meneliti/memriksa peta analog adalah meneliti dan memeriksa


batas-batas dan legenda peta yang dibuat secara manual pada
kegiatan sensus/survey.

Bukti fisik:

88
Laporan Banyaknya peta yang diteliti.

Contoh:

Samiat, S.Si., Statistisi Pertama pada BPS Kabupaten Tidore selesai


memeriksa sebanyak 15 peta desa analog yang dibuat secara manual.
Angka kredit yang diperoleh sebesar 15 x 0,03 = 0,45.

(27) Membuat Peta Indeks Kegiatan Sensus/Survei (Angka Kredit 0,002,


Statistisi Pertama)
Membuat peta yang menampilkan urutan sistematik wilayah sesuai
dengan kode wilayah sesuai dengan kode wilayah administrasi.

Bukti fisik:
Laporan banyaknya peta yang dibuat.

Contoh:
Sodikin, S.Si., Statistisi Pertama pada BPS Propinsi Sumatera
Selatan menyelesaikan pembuatan peta indeks desa miskin 10
kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Angka kredit yang
diperoleh sebesar 10 x 0,002 = 0,02.

(28) Meneliti Peta Indeks Kegiatan Sensus/Survei (Angka Kredit 0,002,


Statistisi Muda)
Meneliti/memeriksa peta indeks adalah meneliti dan memeriksa
urutan kode wilayah, batas-batas, dan legenda dari peta indeks pada
kegiatan sensus/survey.

Bukti fisik:

Laporan banyaknya peta indeks yang dibuat.

89
Contoh:
Juanda Karta, S.Si., Statistisi Muda pada BPS Propinsi Sumatera
Selatan selesai meneliti 200 peta indeks Sensus Penduduk 2000
Propinsi Sumatera Selatan. Angka kredit yang diperoleh sebesar 200
x 0,002 = 0,4.

(29) Membuat Peta Tematik Digital Kegiatan Sensus/Survei (Angka


Kredit 0,03 Statistisi Pertama)
Membuat peta tematik digital adalah membuat peta yang menyajikan
informasi hasil kegiatan sensus atau survey. Informasi yang
ditampilkan pada peta antara lain jumlah atau symbol dari penduduk,
hewan, hasil pertanian atau lainnya dan pembuatannya dilakukan
melalui media computer (digitasi).

Bukti fisik :
Laporan banyaknya peta yang dibuat.

Contoh:

Suprapto, M.Sc., Statistisi Pertama Dinas Pertanian Propinsi


Lampung ditugaskan membuat peta tematik digital hasil pedataan
hewan tematik kabupaten Lampung Utara. Jumlah peta yang
dihalkan sebanyak 5 buah. Dengan laporan kegiatan ini Suprapto
mendapatkan angka kredit sebesar 5 x 0,03 = 0,15.

(30) Membuat Program Data Enrety dan Validasi Pengolahan Data


Sensus/Survei (Angka Kredit 2,14, Statistisi Muda)
Membuat program data entry dan validasi adalah membuat program
computer yang dipakai untuk memindahkan (memasukkan) data ke
dalam media kompeter yang disertai dengan konsisten antar isian
kuesioner.

90
Bukti fisik:
Laporan pembuatan program data entry dan validasi.

Contoh;
Ir. Suprapti, Statistisi Muda BPS Propinsi Jawa Tengah ditugaskan
membuat program data entry dan validasi pengolahan data hasil
Survei kendaraan Bermotor Tahun 2003. Dengan laporan kegiatan
ini, Suprapti mendapatkan angka kredit sebesar 2,14.

(30) Membuat Program Tabulasi Kegiatan Sensus/Survei (Angka Kredit


0,9, Statistisi Pertama)
Membuat program data entry dan validasi adalah membuat program
computer yang dipakai untuk memindahkan (memasukkan) data ke
dalam media computer yang disertai dengan konsisten antar isian
kuesioner.

Bukti fisik:
Laporan pembuat program data entry dan validasi.

Contoh:
Ir. Suprapti, Statistisi Muda BPS Propinsi Jawa Tengah ditugaskan
membuat program data entry dan validasi pengolahan data hasil
Survei Kendaraan Bermotor Tahun 2003. Dengan laporan kegiatan
ini, Suprapti mendapatkan angka kredit sebesar 2,14.

(31) Membuat Program Tabulasi Kegiatan Sensus/Survei (Angka Kredit


0,9, Statistisi Pertama)
Membuat program tabulasi adalah program yang digunakan untuk
memperoleh hasil olahan data dalam bentuk tabel-tabel.

Bukti fisik:

91
Laporan pembuatan program data entry dan validasi.

Conto h:

Suprapto, S.Si., Statistisi Pertama BPS Propinsi DI Yogyakarta,


ditugaskan membuat program tabulasi kegiatan Survei Gizi di
Kabupaten Bantul. Jenis tabulasi yang dibuat programnya sesuai
dengan rencana tabulasi yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dari
laporan kegiatan ini Suprapto mendapatkan angka kredit sebesar 0,9.

(32) Melakukan Penandaan (Marking); Penyuntingan (Editing), dan


Penyadian (Coding) Kuesioner/Daftar Isian Kegiatan Sensus/Survei:
(a) In-depth interview sederhana (Angka Kredit 0,001, Statistis i
Pertama)
(b) In-depth interview sedang (Angka Kredit 0,002, Statistisi
Pertama)
(c) In-depth interview komplek (Angka Kredit 0,008, Statistisi
Muda)

Penandaan (marking), penyuntingan (editing), dan penyandian


(coding) kuesioner/daftar isian kegiatan sensus/survey adalah
kegiatan pengolahan manual dokumen hasil sensus/survey yang
dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan pengumpulan data untuk
mendapatkan vasilitas dan memudahkan kegiatan pemindahan data
ke media computer.

Bukti fisik:

Laporan jumlah halaman keseluruhan dari dokumen yang diolah.

Contoh:

92
Supartini, MA, Statistisi Pertama pada Direktorat Statistik
Kependudukan BPS ditugaskan untuk melakukan penandaan,
penyuntingan dan penyandian pada kuesioner hasil Survei Angkatan
Kerja Nasional yang dilaksanakan dengan mutu kuesioner in-depth
interview sederhana sebanyak 50 dikumen masing- masing terdiri
dari 10 halaman. Dari laporan kegiatan ini, Supartini mendapatkan
angka kredit sebesar 50 x 10 x 0,001 = 0,5.

(33) Melakukan Reformat Data Sensus/Survei dari Satu Format ke


Format Lainnya dalam Media Komputer (Angka Kredit 0,07,
Statistisi Pertama)

Melakukan reformat data sensus/survey dari satu format lainnya


dalam media computer adalah membuat format data baru dari raw
data hasil sensus/survey yang akan digunakan untuk pengolahan data
sesuai kebutuhan.

Bukti fisik:

Laporan jumlah file yang di-convert ke format lain.

Contoh:

Dalam menyajikan data ringkas hasil Survei Usaha Terintregrasi


(SUSI), Arianto, S.Si., Statistisi Pertama pada Direktur Statistik
Perdagangan dan Jasa BPS, ditugai mereformat data dari raw data
Survei Usaha Terintergrasi ke, dalam file dbf. Sebanyak 10 File telah
di-convert ke dalam format dbf. Sehingga dari kegiatan ini Arianto,
S.Si., memperoleh angka kredit sebesar 10 x 0,07 = 0,7.

(34) Memeriksa Tabel Hasil Sensus/Survei yang akan Disajikan pada:

93
(a) Publikasi Propinsi (Angka Kredit 0,01, Statistisi Pertama)
(b) Publikasi Nasional (Angka Kredit 0,04, Statistisi Muda)

Memeriksa tabel hasil sensus/survey adalah memeriksa konsistensi


antar sel dalam tabel serta relevan isian dalam tabel realita atau
kondisi saat sensus/survey tersebut dilakukan.

Bukti fisik:
Laporan jumlah tabel yang diperiksa.

Contoh:

Dalam rencana publikasi hasil inventarisasi data hotel, Ir. Supriyoko,


Statistisi Pertama pada BPS Propinsi Bangka Belitung melakukan
pemeriksaan tabel-tabel yang akan disajikan dalam lingkup publikasi
tingkat propinsi. Dari kegiatan ini Ir. Supriyoko melakukan
pemeriksaan sebanyak 14 tabel, sehingga angka kredit yang
diperoleh seba nyak 14 x 0,01 = 0,14.

(35) Menyusun Publikasi Statistik Hasil Sensus/Survei berupa:


(a) Publikasi Propinsi (Angka Kredit 0,9, Statistisi Pertama)
(b) Publikasi Nasional ( Angka Kredit 1,8, Statistisi Muda)

Menyusun publikasi statistik hasil sensus/survey adalah kegiatan


menyusun publikasi secara sistematis tabel-tabel, ulasan tabel dan
grafik yang akan dipublikasikan agar memudahkan pengguna
datanya.

Bukti fisik:

Fotocopy cover dan daftar isi hasil publikasi yang telah dilegalisir.

94
Contoh:
Ir. Abas Siregar, Statistisi Muda pada Subdirektori Statistisi
Perhubungan BPS dibantu Drs. Joshua Simbolon, Statistisi Pertama
pada Subdit yang sama ditugasi menyusun publikasi Statistik
Angkutan Udara dalam tingkat nasional. Sebagai penyusun naskah
utama, Ir. Abas Siregar memperoleh angka kredit sebesar 60 % x 1,8
= 1,08, sedangkan Drs. Joshua Simbolon memperoleh angka kredit
sebesar 40% x 80%x1,8 = 0,72. Dalam hal ini Drs. Joshua Simbolon
melakukan pekerjaan setingkat lebih tinggi dari apa yang harus dia
lakukan sehingga masih harus dikalikan 80 % lagi.

b. Kompilasi Administrasi
(1) Merancang dan Membuat Jadwal Kegiatan Kompilasi Data
Administrasi oleh:
(a) Statistisi Pertama (Angka Kredit 0,15)
(b) Statistisi Muda (Angka Kredit 0,3)
(c) Statistisi Madya (Angka Kerdit 0,45)

Membuat rancangan jadwal yang disusun oleh pejabat statistisi


untuk melakukan kegiatan kompilasi data administrasi yang akan
dilakukan, meliputi uraian kegiatan dan waktu pelaksanaan dalam
perioede semesteran (semesteran I: Januari s/d Juni, semester II: Juli
s/d Desember).

Bukti fisik :
Laporan berisi rencana kegiatan kompilasi data administrasi.

Contoh :

Sunarto, Statistisi Pertama ditugaskan untuk melakukan pembuatan


jadwal kompilasi data administrasi tentang sekolah dasar yang ada di

95
Kabupaten Demak selama periode Januari – Juni 2002. Dalam
rancangannya, jadawal kompilasi data admintrasi di buat per
kecamatan setiap harinya.Dengan laporan kegiatan ini, Sunarto
mendapatkan angka kredit sebesar 0,15.

(2) Mengumpulkan/Menelaah Bahan/Informasi Data Admintrasi (Angka


Kredit 0,15, Statistisi Pertama)

Mengumpulkan/menelaah bahan/informasi data adaministrasi adalah


mengumpulkan atau menelaah informasi dari sumber lain berupa
studi literature, hasil kajian/penelitian atau media massa sebagai
bahan acuan yang diperlukan untuk kajian data administrasi.

Bukti fisik:
Laporan jumlah bahan acuan yang digunakan.

Contoh:
Hanggoro, S.Si., Statistisi Pertama, ditugaskan untuk
mengumpulkan/ menelaah bahan pustaka untuk bahan penyusun
laporan penyajian data adminstrasi tentang tindak Kriminalitas
selama Tahun 2002. Dengan laporan kegiatan ini Hanggoro
mendapat angka kredit sebesar 0,15 untuk bahan acuan yang
dikumpulkan/ditelaah.

(3) Merancang dan Pemebuat Pedoman Pengolahan Data Sekunder


untuk:
(a) Penyuntingan dan penyandian hasil pengumpulan data
sekunder (Angka Kredit 1,22, Statistisi Muda)

Merancang dan membuat pedoman penyuntinagandan


penyandian data sekunder adalah membuat buku pedoman

96
yang memuat tentang tatacara melakukan penyuntingan dan
penyandian terhadap data sekunder yang telah dikumpulkan

Bukti fisik:

Fotocopy cover dan daftar isi buku pedoman yang dilegalisir.

Contoh:

Handoyo, S.Si., Statistisi Muda, ditugaskan untuk menyusun


pedoman penyuntingan dan penyandian dalam pengolahan data
Daerah Aliran Sungai di jawa Barat Tahun 2002. Dengan
laporan kegiatan ini Handoyo mendapat angka kredit sebesar
1,22.

(b) Validasi data (Angka Kredit 0,96, Statistisi Muda)


Merancang dan membuat pedoman validasi data sekunder
adalah membuat buku yang memuat tentang tatacara
melakukan validasi data sekunder yang telah dikumpulkan.

Bukti fisik:
Fotocopy dan daftar isi buku pedoman yang dilegalisir.

Contoh:
Ir. Handayani, Statistisi Muda, ditugaskan untuk membuat
pedoman validasi dalam pengolahan data bioskop di Jakarta
Tahun2001. Dengan laporan kegiatan ini, Handayani mendapat
angka kredit 0,96.
(c) Tabulasi (Angka Kredit 0,38, Statistisi Pertama)
Merancang dan membuat pedoman tabulasi hasil pengumpulan
data sekunder untuk tabulasi adalah merancang buku pedoman

97
yang memuat tentang tatacara melakukan tabulasi data
sekunder yang telah dikumpulkan.

Bukti fisik:
Fotocopy cover dan daftar isi buku pedoman yang dilegalisir.

Contoh :

Drs. Mardono, Statistisi Pertama, ditugaskan untuk membuat


pedoman tabulasi data hasil re gistrasi penduduk Kecamatan
Kajengan Bulan April – Oktober 2002. Dengan laporan
kegiatan ini Mardono mendapat angka kredit sebesar 0,38.

(4) Membuat Program Data Entry dan Validasi untuk Pengolahan Data
Sekunder (Angka Kredit 2,14, Statistisi Muda)
Membuat program data entry dan validasi untuk pengolahan data
sekunder dimaksud adalah pembuatan program computer untuk data
entry termasuk validasinya sehingga diperoleh raw data yang bebas
dari kesalahan.

Bukti fisik:
Laporan jumlah paket program yang dibuat.

Contoh :

Handini, S.Si., Statistisi Muda, ditugaskan untuk membuat program


data entry dan validasi dalam Pengolahan Data Pendidikan Non PDK
Kabupaten Wajo Tahun 2002. dengan laporan kegiatan ini, Handini
mendapatkan angka kredit sebesar 2,14.

98
(5) Membuat Program Tabulasi Pengolahan Data Sekunder (Angka
Kredit 0,9, Statistisi Pertama)
Mebuat program tabulasi pengolah data sekunder dimaksud
dimaksud adalah membuat program, sehingga dapat menghasilkan
tabel-tabel sesuai dengan yang telah direncanakan.

Bukti fisik :
Laporan jumlah paket program yang dibuat.

Contoh:
Hamidah, S.Si., Statistisi Pertama, ditugaskan untuk membuat
program tabulasi data kendaraan bermotor roda 4 di Kabupaten
Bekasi Tahun . Dengan laporan kegiatan ini Hamidah mendapatkan
angka kredit sebesar 0,9.

(6) Memeriksa Tabel yang akan Disajikan pada:


(a) Publikasi Propinsi (Angka Kredit 0,01, Statistisi Muda)
(b) Publikasi Nasional (Angka Kredit 0,02, Statistisi Pertama)

Memeriksa tabel dimaksud adalah mengecek kebenaran, kesahihan,


kewajaran dan cek silang antar tabel dalam publikasi tingkat
propinsi/nasional yang akan disajikan.

Bukti fisik:
Fotocopy publikasi dan daftar isi yang dilegalisir, serta laporan
jumlah tabel yang diperiksa.

Contoh:

Sudirman, Statistisi Muda pada BPS DKI Jakarta, ditugaskan untuk


melakukan pemeriksaan tabel-tabel yang akan disajikan dalam

99
publikasi Jakarta Dalam Angka 2002. Dengan laporan yang terdiri
dari 20 tabel, maka Sudirman mendapatkan angka kredit sebesar 20
x 0,01 = 0,2.

(7) Menyusun Publikasi Statistik Hasil Pengumpulan Data Sekunder


berupa :
(a) Publikasi Propinsi (Angka Kredit 1,3, Statistisi Pertama)
(b) Publikasi Nasional (Angka Kredit 2,6, Statistisi Muda)

Menyusun publikasi statistik hasil pengumpulan data sekunder


dimaksud adalah merancang dan membuat serta menggandakan
publikasi yang didasarkan pada data sekunder di tingkat
propinsi/nasional.

Bukti Fisik:
Fotocopy sampul publikasi dan daftar isi buku yang dibuat dan telah
dilegalisir
Oleh pejabat yang berwenang

Contoh:
Anang, S.si, Statistisi Pertama di BPS Propinsi Jawa Barat, ditugasi
untuk menyusun publikasi penduduk Jawa Barat 2003 Hasil
Registrasi ( 2 publikasi). Dari laporan kegiatan tersebut, Anang, S,
si, Mendapatkan angka kredit sebesar 2 x 1,3 = 2,6

C. Observasi/Pengamatan

(1) Merancang dan membuat Jadwal kegiatan observasi oleh :


(a) Statistisi Pertama (Angka Kredit 0,1)
(b) Statistisi Muda ( Angka Kredit 0,2)
(c) Statistisi Madya ( Angka Kredit 0,3)

100
Jadwal kegiatan observasi dimaksud adalah membuat rancangan
jadwal yang disusun oleh pejabat statistisi untuk melakukan
kegiatan observasi yang akan
Dilakukan, meliputi uraian kegiatan dan waktu pelaksanaan dalam
periode semesteran (semester I : Januari s/d Juni. Semester II : Juli
s/d Desember )

Bukti fisik :
Laporan berisi rencana kegaitan

Contoh :
Tarzan, S,si, seorang statistisi pertama pada Dinas Pertanian Kab.
Semarang, ditugaskan merancang dan membuat 3 jadwal kegaitan
observasi semester I tahun 2003 di Kab. Semarang, yaitu ubinan
padi, ubinan ketela pohon, ubinan kacang tanah. Dengan renacna
jadwal yang dihasilkan, yang bersangkutan mendapatkan angka
sebesar 3 x 0,01 = 0,03

(2) Mengumpulkan Bahan/Informasi Pendukung Observasi untuk :


(a) Penyusunan klasifikasi konsep dan definsi (Angka Kredit 0,24,
statistisi Pertama
(b) Penyusunan sistem Pengolahan (Angka kredit 0,8, Statistisi
Pertama)
Bahan dimaksud adalah bahan yang ada kaitannya dengan
kegiatan observasi baik bersumber dari buku, majalah, Koran
dan publikasi lainnya, yang akan digunakan untuk penyusunan.
Konsep dan difinisi maupun sistem pengolahannya.

Bukti fisik :
Laporan jumlah buku/majalah/publikasi yang dikumpulkan

Contoh:

101
Siswadi adalah seorang statistisi pertama Subdit Pertanian
Tanaman Pangan. Dalam rangka penyusunan konsep
pelaksanaan observasi produksi padi, ybs mengumpulkan buku
Teknik mengubin dan majalah Trubus. Dengan demikian ybs
mendapatkan angka kredit sebesar 2 x 0,24 = 0,48

(3) Menelaah Bahan/Informasi Pendukung Observasi :


(a) Penyusunan Klasifikasikan konsep dan definisi (Angka kredit
2, Statistisi muda)
(b) Penyusunan sitem pengolahan (Angka kredit 2, statistisi Muda)

Menelaah dimaksud adalah mempelajari buku/bahan informasi untuk


dapat dituangkan dalam pedoman pelaksanaan observasi, maupun
sistem pengolahannya.

Bukti fisik:
Laporan/ringkasan hasil telaah

Contoh :
Dalam rangka penyusunan pedoman pelaksanaan observasi produksi
padi, Sugeng seorang Statistisi Muda, membuat ringkasan dari hasil
mempelajari buku Teknik mengubin dan majalah Trubus. Dengan
demikian ybs mendapat angka kredit sebesar 2 x 0,2 = 0,4

(4) Membuat Pedoman Observasi (Angka kredit 1, Statistisi


Pertama)
Pedoman Observasi adalah buku yang memuat tentang tatacara
pelaksanaan observasi, termasuk maksud dan tujuan observasi
tersebut.
Bukti fisik:
Fotocopy cover dan daftra isi buku pedoman yang dilegalisir

Contoh :

102
Dalam rangka pelaksanaan observasi produksi padi, Siswono
seorang Statistisi pertama, menyusun buku pedoman pelaksanaan
Ubinan dengan demikan ybs mendapat angka kredit sebesar 1 x 1 =
1

(5) Merancang dan menentukan metode Pe narikan Sampel


Observasi (angka Kredit 1,56, Statistisi Muda)
Merancang dan menentukan metode dimaksud adalah menentukan
metode penarikan sampel observasi dengan mempertimbangkan
kemampuan dan tujuan survei serta kendala yang dihadapi

Bukti fisik:
Laporan kegiatan merancang dan menentukan metode penarikan
sampel yang dibuat

Contoh Merancang metode bukan mengambil sampel:


Dengan jumlah dana yang tersedia, untuk menghitung angka
produksi padi per Ha di Kab. Bogor, maka Dendi, Statistisi Muda di
BPS Kabupaten Bogor menentukan metode penarikan sampel
observasi per kecamatan yang bisa mewakili produksi padi di
kabupaten Bogor. Dengan demikian Dendi mendapatkan angka
kredit sebesar 1 x 1,56 = 1,56

(6) Merancang dan Membuat Pedoman Pelaksanaan Kegiatan


Observasi (Angka Kredit 1,2 Statistisi Muda)
Pedoman pelaksanaan kegiatan observasi meliputi rangkaian suatu
kegiatan observasi yang ditunagkan dalam satu pedoman mulai dari
maksud dan tujuan, organisasi lapangan dan pencacahan.

Bukti fisik:
Fotocopy cover dan daftar isi buku pedoman pelaksanaan observasi
yang dilegalisir

Contoh :
Syahrul Jahja, Statistisi Muda pada BPS Pusat, telah merancang dan
membuat buku pedoman pelaksanaan observasi kegiatan Survei
Dampak Polusi Pabrik Kertas. Dengan buku pedoman yang telah
dibuatnya maka Syahrul Jahja mendapatkan angka kredit sebesar 1,2

(7) Membuat Kerangka Penarikan sampel Wilayah Kerja


Observasi (Angka Kredit 0,46, statistisi Pertama)
Kerangka Penarikan sampel dimaksud adalah daftar yang berisi
populasi dari obyek observasi yang selanjutnya akan dipakai sebagai
dasar pemilihan desa/kecamatan/wilayah kerja observasi.

103
Bukti fisik:
Daftar populasi

(8) Melakukan Penarikan sampel Wialyah Kerja Observasi (Angka


Kredit 0,06, Statistsisi Pertama)
Melakukan penarikan sampel obyek observasi berdasarkan wilayah
kerja atau wilayah yang dibentik untuk keperluan penelitian

Bukti fisik:
Laporan kegiatan penarikan sampel wilayah kerja

(9) Memeriksa hasil penarikan sampel wilayah kerja observasi (


Angka Kredit 0,04, Statistisi Muda)
Memeriksa penarikan sampel obyek observasi berdasarkan wilayah
kerja adalah memeriksa hasil penarikan sampel berdasarkan wilayah
kerja atau wilayah yang dibentuk untuk keperluan penelitian

Bukti fisik:
Laporan pemeriksaan hasil penarikan sampel wilayah kerja observasi

(10) Menghitung Tingkat Kesalahan Penarikan Sampel Observasi


(Angka Kredit 0,02, Statistisi Muda)
Menghitung tingkat kesalahan dimaksud adalah menetukan sampling
error yang terjadi akibat penerapan metode sampling dalam
pelaksanaan observasi.
Bukti Fisik:
Laporan hasil perhitungan standard error

Contoh:
Setelah selesai dilakukan observasi angka produksi padi di Kab
Bogor, Dendi menghitung standard error yang terjadi sebesar 0,65.

104
Dengan demikan Dendi memperoleh angka kredit sebesar 1 x 0,02 =
0,02

(11) Merancang dan membuat Klasifikasi, konsep dan definisi


kegiatan Observasi ( Angka Kredit 0,78, Statistisi Pertama)
Merancang dan membuat klasifikasi dimaksud adalah menentukan
Klasifikasi, konsep dan definisi kegiatan dari aspek yang terkait
dengan kegiatan observasi agar terdapat keseragaman dan kesamaan
pandang sehingga dapat menghindari multi interprestasi

Bukti fisik:
Fotocopy cover dan daftar isi buku klasifikasi, konsep dan definisi
kegiatan observasi yang dilegalisir

Contoh:
Peni Banget, SE, Statistisi pertamadi BPS ditugaskan membuat
klasifikasi, konsep dan definisi dari kegiatan survei peranan wanita
legislative dalam memperjuangkan kaumnya. Maka Peni
mendapatkan angka kredit sebesar 0,78

(12) Menghitung Penimbang dalam Pena rikan Sampel Observasi (


Angka kredit 1,2, Statistisi Muda)
Penimbang yang dimaksud adalah factor pengali yaitu besarnya
perkiraan populasi dibagi dengan nilai observasi berdasarkan
sampel.

Bukti fisik:
Laporan hasil penghitungan factor pengali/penimbang

Contoh:

105
Jika jumlah rumahtangga tanaman padi tahun 2003 di Kab Bogor
diperkirakan sebanyak 1000 rumahtangga, sedangkan yang
diobservasi hamya sebanyak 25 rumahtangga, maka besarnya factor
penagli adalah 40, Badrun, SSt, Statistisi Muda di Kab Bogor
ditugaskan untuk menghitung factor pengali dari kegiatan observasi
ubinan padi di kab Bogor, Angka Kredit yang diperoleh sebesar 1,2

(13) Merancang dan membuat Pedoman Pengolahan Data Observasi


untuk:
(a) Penyuntingan dan penyandian hasil pengumpulan data (Angka
kredit 1,5, Statistisi Muda)
Dari kegiatan ini diharapkan data yang dihasilkanpada
pelaksanaan observasi dapat diolah dengan cepat, tepat dan
benar dan mengikuti sistematika yang telah ditentukan

Bukti fisik :
Pedoman Pengolahan

Contoh:
Rudi Hartono, Statistisi Muda pada BPS Pusat telah merancang
dan membuat pedoman penyuntingan dan penyandian data
observasi dari hasil survei dampak polusi di beberapa kota
besar. Dengan pedoman yang telah dibuatnya maka Rudi
Hartono mendapatkan angka kredit sebesar 1,5

(b) Validasi data (Angka Kredit 1,5 Statistisi Muda)


Membuat pedoman validasi data adalah pedoman yang berisi
tatacara memperbaiki data isian agar sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan

Bukti fisik:
Fotocopy cover dan daftar isi buku pedoman yang dilegalisir

106
Contoh:
Nurhidayat, Statistisi Muda pada BPS Pusat telah merancang
dan membuat pedoman untuk mengetahui validitas data hasil
observasi kepadatan lalulintas di DKI Jakarta. Dengan
pedoman yang telah dibuatnya maka Nurhidayat mendapat
angka kredit sebesar 1,5

(c) Tabulasi (Angka Kredit 0,85), Statistisi Pertama)


Membuat pedoman tabulasi hasil pengolahan data observasi
adalah tatacara membuat tabel pokok yang telah direncanakan
dari hasil observasi baik secara manual maupun dengan
computer

Bentuk fisik:
Fotocopy cover dan daftar isi buku pedoman tabulasi yang
dilegalisir

Contoh:
Nujaman, S.St, Statistisi Pertama di BPS Pusat telah
merancang dan membuat pedoman tabulasi data observasi
pengaruh insentif terhadap produktivitas pekerja. Dengan
pedoman yang dibuatnya maka Nujaman, S.st mendapat angka
kredit sebesar 0,85

(14) Membuat Pelatihan Kegiatan Observasi bagi :

(a) Pelatih/Instruktur (TOT) (Angka Kredit 0,02 Statistisi Muda)


Melatih pelatihan/instruktur (TOT) untuk dapat memberikan
pelatihan kepada petugas yang terlibat kegiatan observasi
sesuai dengan tujuan pelaksanaan kegiatan observasi
Bukti Fisik:

107
Fotocopy sertifikat atau surat tugas

Contoh :
Sri Handayani, M.Sc, Statistisi Muda di BPS ditugaskan untuk
melatih pelatih/instruktur observasi Saltranas selama 2 hari.
Dengan demikian maka Sri Handayani, M.Sc mendapatkan
angka kredit sebesar 2 x 8 x 0,02 = 0,32

(b) Koordinator teknis (Angka Kredit 0,01, Statistisi Pertama)


Melatih seseorang agar mampu menjadi coordinator teknis
kegiatan observasi sesuai dengan pedoman yang telah
ditentukan

Bukti fisik:
Fotocopy sertifikat atau surat tugas

Contoh:
Hilda Kaunang, S.Si, Statistisi Pertama Sub Direktorat Analisa
dan konsistensi Statistik mendapat tugas melatih koordinator
teknis Saltranas tahun 2003 di Prop.Sumatera Barat.
Dilaksanakan selama 3 hari dengan rata-rata jam belajar 8 jam
perhari. Angka kredit yang diperoleh sebesar 3 x 8 x 0,01 =
0,24

(15) Mengikuti pelatihan kegiatan observasi sebagai


pelatih/instruksi/TOT ( angka Kredit 0,01, statistisi Pertama )

memeriksa pelatihan kegiatan observasi sebagai pelatih/instruktur


(TOT) adalah mengikuti pelatihan yang selanjutnya akan bertugas
sebagai pelatih/instruktur dalam pengumpulan data melalui
pengamatan atau observasi

108
Bukti fisik:
Fotocopy sertifikat pelatihan yang dilegalisir atau surat tugas

Contoh:
Ir. Joko Sumarno, pejabat Statistisi Pertama, BPS Propinsi Lampung
ditugaskan untuk mengikuti pelatihan sebagai pelatih/Instruktur
dalam rangka observasi tentang meningkatnya Kriminalitas di
tanjung Karang selama 5 hari setiap hari pelatihan dilakukan selama
8 jam, sehingga Joko Sumarno mendapatkan angka kredit sebesar 5
x 8x 0,01 = 0,4

(16) Memeriksa Penarikan sampel obyek Observasi berdasarkan


Non Wilayah Kerja (Angka kredit 0.01, Statistisi Pertama)

Memeriksa penarikan sampel obyek observasi berdasarkan non


wilayah kerja adalah memeriksa hasil penarikan sampel yang tidak
didasarkan pada wilayah administrasi atau wilayah yang dibentuk
untuk keperluan penelitian
Bukti Fisik:
Laporan pemeriksaan penarikan sampel

Contoh :
Abdul Kadir, S.si, Statistisi Pertama Dinas Perhubungan Kabupaten
Pekalongan memeriksa daftar penarikan sampel observasi kapasitas
pelabuhan laut di Pekalongan selam 5 jam, sehingga angka kredit
yang diperoleh sebesar 5 x 0,01 = 0,05

(16) Melakukan kegiatan Observasi sulit ( Angka Kredit 0,1 Statistisi


Pertama)

109
Melakukan kegiatan observasi sulit yang dimaksud adalah kegiatan
pengumpulan data melalui pengukuran, penglihatan atau
penghitungan terhadap obyek observasi yang sulit yang dilakukan
oleh petugas yang telah memiliki/mengikuti pendidikan khusus
(seperti pengukuran tingkat kesehatan dari dampak mengkonsumsi
rokok, mengukur dampak polusi pabrik)

Bukti fisik:
Laporan kegiatan observasi

Contoh :
Ir. Sagiono sabagai pejabat Statistisi Pertama di dinas Pertanian
Kabupaten Bogor ditugaskan untuk melakukan observasi terhadap
50 rumahtangga di sekitar radius 500 meter dari pabrik Semen
Cibinong untuk meneliti dampak polusi pabrik. Dalam pengamatan
ini Ir. Sagiono mendapatkan angka kredit sebesar 50 X 0,1 = 5

(18) Melakukan Pengawasan Observasi Sulit (Angka Kredit 0,13,


Statistisi Muda)

Melakukan pengawasan kegiatan observasi sulit adalah pengawasan


dalam rangka pengumpulan data atau informasi yang dilakukan
secara langsung pada suatu obyek tertentu dengan pengukuran,
penglihatan dan penglihatan dan penghitungan dengan menggunakan
rumus-rumus matematis dan atau menggunkan alat Bantu/penunjang
observasi di medaan penelitian yang sulit

Bukti Fisik:
Laporan kegiatan pengawasan

Contoh:

110
Andre, MA, Statistisi Muda Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali
ditugasi melakukan pengawasan dalam penelitian terhadap lokasi
yang cocok untuk ditanami pohon jati di tiga desa yang terletak
dilereng gunung Merapi. Dalam kegiatan ini andre, MA memperoleh
angka kredit sebesar 3 x 0,13 = 0.39

(19) Memeriksa Hasil Observasi Tingkat Sulit (Angka Kredit 0,015,


Statistisi Muda)

Melakukan pemeriksaan kegiatan observasi sulit adalah pemeriksaan


terhadap hasil pengumpulan data atau informasi yang dilakukan
secara langsung pada suatu obyek tertentu dengan pengukuran,
penglihatan teerhadap obyek observasi yang sulit

Bukti fisik:
Laporan kegiatan pemeriksaan

Contoh:
Selain sebagai petugas pengawas, Andre, Statistisi Muda Dinas
Pertanian Kabupaten Boyolali juga ditugasi sebagai pemeriksa hasil
penelitian tentang lokasi yang cocok untuk ditanami pohon jati di
tiga kelurahan yang terletak di lereng gunung Merapi, sehingga
angka kredit yang diperoleh dari kegiatan ini adalah sebesar 3 x
0,015 = 0,045

(20) Meneliti Peta Analaog Observasi (Manual) (Angka Kredit 0,03,


Statistisi Pertama)

Meneliti peta analog observasi (Manual) adalah meneliti batas-batas


dan legenda dari peta yang dibuat secara apakah sudah benar atau
belum.

111
Bukti Fisik:
Laporan penelitian peta

Contoh:
Dwi Harmoko, S.si, Statistisi Pertama BPS Propinsi Bengkulu
meneliti dahulu batas-batas dan legenda peta yang akan dipakai
sebagai petunjuk jalan dalam rangka observasi dampak jumlah
kendaran terhadap polusi udara di kota Bengkulu. Dari hasil
pekerjaan ini Dwi Harmoko, S.Si memperoleh angka kredit 0,03
untuk setiap peta yang diperiksa

(21) Membuat Peta Indeks Kegiatan Observasi (Angka Kredit 0,002,


Statistisi Pertama)

Membuat peta indeks kegiatan observasi adalah membuat peta yang


menampilkan urutan sistematik wilayah sesuai dengan kode wilayah
administrasi dari hasil pengumpulan data melalui pengamatan atau
observasi

Bukti fisik:
Laporan pembuatan peta indeks

Contoh:
Ir. David Mulahela, Statistisi Pertama BPS Propinsi Maluku Utara,
ditugasi memb uat 5 peta indeks hasil pengamatan dampak konflik
antar warga di Propinsi Maluku Utara, sehingga ia memperoleh
angka kredit sebesar 5 X 0,002 = 0,01

(22) Meneliti Peta Indeks Kegiatan Obsevasi (Angka Kredit 0,002,


Statistisi Muda)

112
Meneliti peta Indeks ke giatan observasi adalah meneliti batas-batas
dan legenda apakah sudah benar dari peta indeks yang dibuat
berdasarkan hasil penegamatan atau observasi.

Bukti fisik:
Laporan meneliti peta indeks

Contoh:
Drs. Frederick Ambow, statistisi Muda BPS Propinsi Sulawesi
Utara, meneliti 5 (lima) peta indeks kegiatan observasi, sehingga ia
memperoleh angka kredit sebesar 5 x 0,002 = 0,01

(23) Membuat Peta Tematik Digital kegiatan Observasi (Angka


Kredit 0,03, Statistisi Pertama)

Membuat peta tematik digital ke giatan observasi adalah membuat


peta yang menyanjikan informasi hasil kegiatan observasi. Informasi
yang ditampilkan pada peta antara lain jumlah atau simbol dari
penduduk, hewan, hasil pertanian atau lainnya yang tersimpan dalam
media computer.

Bukti Fisik :
Laporan membuat peta indeks

Contoh :
Drs. Sumartoyo, Statistisi Pertama BPS Pusat ditugasi membuat peta
tematik digital hasil kegiatan observasi dampak polusi udara. Dari
kegiatan ini Drs.Sumartoyo memperoleh angka kredit sebesar 0,03
untuk setiap peta yang dibuat.

113
(24) Membuat Program Data Entry dan Validasi Data Observasi
(Angka Kredit 2,14, Statistisi Muda)

Membuat program entry dan validasi data observasi adalah membuat


program yang dipakai untuk entry dan validasi data hasil
pengataman atau observasi ke media computer

Bukti fisik:
Laporan pembuatan program data entry

Contoh:
Ir. Sudjatmiko, Statistisi Muda BPS Propinsi Jawa Tengah ditugasi
membuat program data entry dan validasi kegiatan pbservasi Survei
Balita Berambut Jambang. Dala m hal ini Ir. Sudjatmiko memperolah
angka kredit sebesar 2,14

(25) Membuat Program Tabulasi Data Observasi ( Angka Kredit 0,9


Statistisi Pertama)

Membuat program tabulasi data observasi adalah membuat program


yang bisa menghasilkan tabel- tabel hasil observasi berdasarkan
rencana tabel yang telah dibuat’

Bukti fisik:
Laporan pembuatan program tabulasi data observasi

Contoh:
Dalam rangka menyusun publikasi hasil pengamatan terhadap balita
berambut Jambang di Prop Jawa Tengah, Drs. Margianto, Statistisi
Pertama BPS Jawa Tengah ditugasi untuk membuat program
tabulasi, sehingga dia memperoleh angka kredit sebesar 0,9

114
(26) Memeriksa Tabel Hasil Kegiatan Observasi yang akan disajikan
pada :
(a) Publikasi Propinsi (Angka kredit 0,01, Statistisi Pertama)
(b) Publikasi Nasioanl (Angka Kredit 0,02 Statistisi Muda)

Contoh:
Dalam rangka menyusun publikasi hasil pengamatan terhadap
penyebab terjadinya tawuran pelajar SMTA di DKI Jakarta, Drs
Sumiarto, statistisi Pertama BPS Propinsi DKI Jakarta ditugasi untuk
memeriksa 14 tabel yang akan dipakai sebagai bahan publikasi
tersebut. Dalam hal ini Drs. Sumiarto memperoleh angka kredit
sebesar 14 x 0,01 = 0,14

(27) Menyusun Publikasi Statistik Hasil Kegiatan Observasi :


(a) Publikasi Propinsi (angka Kredit 0,52, Statistisi Pertama)
Publikasi propinsi adalah publikasi yang memuat data atau
informasi di tingkat propinsi yang terdiri dari beberapa daerah
tingkat II (Kabupaten/Kota)
(b) Publikasi nasional(Angka Kredit 1,04 Statistisi Muda)
Publikasi nasioanl adalah publiaksi yang memuat data atau informasi
di tingkat nasional(Indonesia) yang terdiri dari beberapa daerah
tingkat I ( Propinsi)

Menyusun publiaksi statistic hasil observasi adalah menyusun dan


mengulas
data atau informasi hasil observasi dalam bentuk laporan/buku.
Bukti fisik:
Fotocopy cover dan daftar isi yang telah dilegalisir

Contoh:

115
- Drs. Amirul, Statistisi Pertama BPS Kota Medan ditugasi menyusun
publikasi hasil observasi tentang lingkar lengan Ibu hamil. Dalam
hal ini DRs. Amirul memperoleh angka kredit 0,52

- Ir. Sudiono dan Drs. Bambang, Statistisi Muda BS Pusat ditugasi


untuk menyusun publikasi hasil observasi dampak curah hujan
terhadap produksi palawija di wilayah Indonesia bagian timur. Ir.
Sudiono sebagai penulis utama mendapatkan angka kredit sebesar
60% x 1,04 = 0,624, sementara Drs. Bambang sebagai penulis
pembantu memperoleh angka kredit sebesar 40% x 1,04 = 0,416.

3. ANALISIS DAN PENGEMBANGAN STATISTIK


Butir-butir analisis statistik terdiri dari :
- Mengkaji hasil kegiatan sensus/survey, kompilasi data administrasi atau
observasi.
- Mengkaji/mengevaluasi metode penarikan sampel dalam rangka
penyusunan kegiatan sensus, survey atau observasi.
- Membuat metode estimasi dalam rangka penyusunan statistik
kelembagaan.
- Inovasi metode statistik dalam rangka penyusunan kegiatan sensus, survey
atau observasi.
- Membuat estimasi parameter dalam rangka penyusunan statistik
kelembagaan.
- Menentukan kerangka kegiatan analisa data dalam rangka analisa hasil
sensus, survey, observasi atau kompilasi data statistik.
- Melakukan analisa statistik sederhana analitik lintas sector.
- Melakukan analisa statistik sederhana analitik lintas sector.
- Melakukan analisa statistik secara mendalam satu sector atau lintas sector.
Merancang dan membuat metode analisa hasil sensus, survey, kompilasi

data statistik atau observasi

116
Tabel 1. Penghitung Butir-butir Kegiatan Analisa Statistik

No Jumlah Terampil Ahli


Halaman Deskriptif Analitik Analitik Mendalam
Satu Lintas Satu Lintas Satu Lintas
Sektor Sektor Sektor Sektor Sektor Sektor
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 > 150 3,60 5,70 4,80 4,80 9,60 14,40

2 101 - 150 3,00 4,75 4,00 4,00 8,00 12,00

3 76 – 100 2,40 3,80 3,20 3,20 6,40 9,60

4 51 – 75 1,80 2,85 2,40 2,40 4,80 7,20

5 41 - 50 1,20 1,90 1,60 1,60 3,20 4,80

6 31 - 40 1,08 1,71 1,44 1,44 2,88 4,32

7 21 – 30 0,84 1,33 1,12 1,12 2,24 3,36

8 11 – 20 0,60 0,95 0,80 0,80 1,60 2,40

9 11 – 20 0,48 0,76 0,64 0,64 1,28 1,92

10 <6 0,36 0,57 0,48 0,48 0,96 1,44

Tabel 2. Penghitungan Butir-butir Analisa Statistik Lainnya.


No Jumlah Kaji hasil kegiatan Kaji/evaluasi Buat metode Inovasi Estimasi Menentukan
halaman sensus/ survey. Dll Metode tarik estimasi Metode parameter Kerangka

sampel Statistik Kegiatan


Analisa

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


1 > 150 9.0 9.0 9.0 9.0 6.0 9.0
2 101-150 7.5 7.5 7.5 7.5 5.0 7.5
3 76-100 6.0 6.0 6.0 6.0 4.0 6.0
4 51-75 4.5 4.5 4.5 4.5 3.0 4.5
5 41-50 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 3.0
6 31-40 2.7 2.7 2.7 2.7 1.8 2.7
7 21-30 2.1 2.1 2.1 2.1 1.4 2.1

117
8 11-20 1.5 1.5 1.5 1.5 1.0 1.5
9 6-10 1.2 1.2 1.2 1.2 0.8 1.2
10 <6 0.9 0.9 0.9 0.9 0.6 0.9

3.1.STATISTISI TERAMPIL
a. Analisis Statistik
Melakukan analisis statistik sederhana:
(1) Deskriptif satu sector (Angka Kredit Lihan Tabel 1. Kolom (3)
Statistisi Pelaksana)
Melakukan analisis statistik deskriptif satu sector adalah
mengulas/menguraikan suatu sector atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri memperoleh gambaran yang tepat.
Yang dimaksud dengan analisis sector di atas adalah subjek/pokok
bahasan yang dianalisis. Besaran angka kredit tergantung dari jumlah
halaman hasil analisis dalam bentuk naskah (tidak termasuk cover,
kata pengantar, daftar isi, lampiran). Lihat Tabel 1. Kolom (2).

Bukti fisik:
Fotocopy naskah atau cover, kata pengantar dan daftar isi yang
dilegalisir.

Contoh:
Ahmad Surahmat, Statistisi Pelaksana pada Dinas Pendapatan
Daerah Kabupaten Sumedang, ditugaskan untuk menganalisis
tentang pajak yang berasal dari usaha hotel dan restoran. Hasil
analisis ini berupa buku terdiri dari 17 halaman yang memuat ulasan
diskrptif (membaca tabel dan grafik) dari pajak hotel dan restoran.
Dalam hal ini Ahmad Surahmat mendapatkan angka kredit sebesar
0,6.

118
(2) Deskriptif lintas sector (Angka Kredit Lihat Tabel 1. Kolom (4),
Statistisi Pelaksana Lanjutan)
Melakukan analisis statistik deskriptif lintas sector adalah
mengulas/menguraikan beberapa dan berbagai bagiannya serta
penelahan sector itu sendiri maupun hubungan antar sector untuk
gambaran yang tepat.

Bukti fisik :
Fotocopy naskah atau cove r, kata pengantar dan daftar isi yang
dilegalisir.

Contoh:

Dwi Haryanto, Statistisi Pelaksana Lanjutan pada Sub Direktorat


Statistik Demografi, ditugaskan untuk menganalisis tentang
Hubungan Tenaga Kerja dan Pendidikan yang dimiliki. Hasil
Analisis berupa buku terdiri dari 25 halaman. Dalam hal ini Dwi
Haryanto mendapatkan angka kredit sebesar 1,33.

(3) Analitik satu sector (Angka Kredit Lihat Tabel 1. Kolom (5),
Statistisi Penyelia)
Melakukan analisis statistik analitik satu sector adalah
mengulas/menguraikan secara mendalam dengan menggunakan
metode statistik inferens atas data satu sector hingga mengahsilkan
simpulan-simpulan.

Bukti fisik:
Fotocopy naskah atau cover, kata pengantar dan daftar isi yang
dilegalisir.

Contoh:

119
Dedi Waluyo, Statistisi Penyelia pada BPS Propinsi Jawa Tengah,
ditugaskan untuk mengalisis tentang pola Pendapatan Petani di Jawa
Tengah. Hasil analisis ini berupa buku terdiri dari 35 halaman.
Dalam hal ini Dedi Waluyo mendapatkan angka kredit sebesar 1,44.

b. Pengembangan Statistik
(1) Memberikan Konsultasi Statistik Dalam Rangka Penyusunan
Statistik Kelembagaan pada tingkat:

(a) Dasar (Angka Kredit 0,1, Statistisi Pelaksana Lanjutan)


Memberikan konsultasi statistik dalam rangka penyusunan
statistik kelembagaan pada tingkat dasar, adalah kegiatan
memberikan masukan atau input dalam penetapan ilmu statistik
yang meliputi antara lain pengumpulan data, pengolahan dan
analisis secara sederhana dengan tujuan penyempurnaan dan
pengembangan statistik kelembagaan.

Bukti fisik:

Laporan pemberian konsultasi stataistik kelembagaan tingkat


dasar.

Contoh:

Dalam rangka menyusun laporan statistik semesteran


keberangkatan penduduk Indonesia yang pergi ke luar negeri,
petugas UPT Imigrasi Ngurah Rai Denpasar meminta konsultasi
ke BPS Kabupaten Bandung. I Wayan Pitana, Statistisi
Pelaksana Lanjutan BPS Kabupaten Bandung ditugasi untuk
memberikan konsultasi tentang bagaimana cara penyajikan data

120
dalam bentuk tabel, cara menyajikan grafik, serta cara
mengartikan data/indokatornya. Dengan melayani konsultasi ini I
Wayan Pitana memperoleh angka kredit sebesar 0,1 untuk setiap
kali pertemuan.

(b) Menengah (Angka Kredit 0,2, Statsitisi Penyelia)


Memberikan konsultasi statsitik dalam rangka penyusunan
statistisi kelembagaan pada tingkat menengah adalah kegiatan
memberikan masukan atau input dalam penerapan ilmu statistik
yang meliputi antara lain pengumpulan data, pengolahan dan
analisis dengan menggunakan metode statistik deskriptif dengan
tujuan penyempurnaan dan pengembangan statistik
kelembangaan.
Bukti fisik:
Laporan pemberian konsultasi statistik kelembagaan tingkat
menengah.

Contoh:
Murni Handayani, Statistisi Penyelia BPS Kota Tegal melayani
konsultasi pegawai Dinas Tenaga Kerja di Kabupaten Tegal.
Tujuan konsultasi adalah untuk mendapatkan masukan terhadap
rencana penelitian terhadap calon TKI yang akan di kirim ke luar
negeri yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja Setempat. Materi
yang diberikan oleh Murni Handayani adalah bagaimana cara
membuat kuesioner sederhana, cara pengambilan sampel dan
cara mengolah serta menyajikannya. Untuk setiap pertemuan,
Murni Handayani mendapatkan angka kredit 0,2.

(2) Menyiapkan Materi Pengarahan Statistik:


(a) Menyiapkan Materi Pengarahan Statistik Dasar (Angka Kredit
0,15, Statistisi Pelaksana Lanjutan)

121
Menyiapkan materi pengarahan statistik dasar adalah kegiatan
penyiapan dan pembuatan naskah materi pengarahan yang akan
digunakan untuk memberikan arahan atau petunjuk dalam suatu
kegiatan statistik tingkat dasar, yang anatara lain meliputi tata
cara pengumpulan data, pengolahan dan analisis sederhana.

Bukti fisik:

Laporan tentang penyusunan materi pengarahan statistik dasar.

Contoh:

Untuk pengarahan tentang kegiatan statistik diBapeda Magetan,


Sumarsono, Statistik Pelaksana Lanjutan BPS Kabupaten
Magetan ditugasi untuk menyiapkan naskah/materi pengarahan
yang berisi tentang tata cara pengumpulan data dengan kuesioner
sederhana, cara pengolahan manual, dan cara menyajikan hasil
pengumpulan data. Angka kredit yang diperoleh Sumarsono dari
naskah yang dibuat adalah 0,15.

(b) Menyiapkan Materi Pengarahan Statistik Menengah (Angka


Kredit 0,3, Statistisi Penyelia)
Menyiapkan materi pengarahan statistik menengah adalah
kegiatan penyiapan dan pembuatan naskah/materi pengarahan
yang akan digunakan untuk memberikan arahan atau petunjuk
dalam suatu kegiatan statistik tingkat menengah yang antara lain
meliputi tatacara pengumpulan data, pngolahan dan analisis
dengan metode statistik diskriptif.

Bukti fisik:

122
Laporan tentang penyusunan materi pengarahan statistik
menengah.

Contoh:
Dodi Hermawan, Statistisi Pelaksana Lanjutan di BPS
Kabupaten Temanggung ditugasi untuk mensosialisasikan
pentingnya statistik kepada para pegawai kecamatan Ngadirejo,
Kabupaten Temanggung. Dari kegiatan ini Dodi Hermawan
memperoleh angka kredit 0,03 dari setiap pertemuan yang
dilakukan.

(b) Menengah (Angka Kredit 0,06, Statistisi Penyelia)


Memberikan pengarahan statistik dalam rangka penyusunan
statistik kelembagaan tingkat menengah adalah suatu kegiatan
memberikan arahanatau petunjuk dalam suatu kegiatan statistik
pada suatu lembaga tertentu dengan materi statistik tingkat
menengah yang sudah disiapkansebelumnya.

Bukti fisik:

Laporan tentang pemberian pengarahan statistik menengah pada


suatu lembaga tertentu.

Contoh:

Hermanto, Statistik Penyelia BPS Propinsi Bangka Belitung,


ditugasi memberikan pengarahan kepada staf Bapeda tingkat II
dalam rangka menyiapkan laporan tahunan Bapeda tingkat II.
Materi yang disampaikan mencakup tentang tatacara membuat
tabel-tabel distribusi serta cara mengulasnya. Dari kegiatan ini

123
Hermanto memperoleh angka kredit sebesar 0,06 untuk setiap
pertemuan yang dilakukan.

(4) Melakukan Penyebarluasan Hasil Pengumpulan Data Statistik dalam


Rangka Evaluasi Kegiatan Kelembagaan Dalam Bidang Statistik:
(a) Dasar (Angka Kredit 0,03, Statistik Pelaksana Lanjutan)
Melakukan penyebarluasan hasil pengumpulan data statistik
dalam rangka evaluasi kegiatan kelembagaan dalam bidang
statistik dasar adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mensosialisasikan hasil suatu kegiatan statistik dengan tingkat
statistik dasar dalam evaluasi terhadap kegiatan hasil yang telah
dilaksanakan.

Bukti fisik:

Laporan penyebarluasan hasil pengumpulan data statistik


kelembagaan tingkat dasar.

Contoh:

Imam Suwandi, Statistisi Pelaksana Lanjutan Dinas Sosial


ditugasi mensosialisasikan hasil survei kriminalitas kepada
aparat Dinas Sosial. Materi yang disampaikan adalah temuan
dalam survei tersebut dalam bentuk tabel-tabel dan grafik
sederhana. Dalam kegiatan ini Imam Suwandi mendapatkan
angka kredit 0,03 untuk setiap pertemuan.

(b) Menengah (Angka Kredit 0,06, Statistik Penyelia)


Melakukan penbarluasan hasil pengumpulan data statistik dalam
rangka evaluasi kegiatan kelembagaan dalam bidang statistik
menengah adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk

124
mensosialisasikan hasil suatu kegiatan statistik kelembagaan
dengan tingkat menengah dalam rangka evaluasi terhadap
kegiatan yang telah dilaksanakan.

Bukti fisik:

Laporan penyebarluasan hasil pengumpulan data statistik


kelembagaan tingkat menengah.

Contoh:

Dalam rnagka sosialisasi hasil pengumpulan data perhotelan,


sumanto, Statistisi Penyelia pada Dinas Pariwisata Kota
Yogyakarta, ditugasi menyampaikan sosialisasi hasil
pengumpulan data hotel ini kepada staf Diperda dan Bapeda
stempat. Materi yang disampaikan antara lain tentang tingkat
penghunian kamar hotel (TPK) dikaitkan dengan situasi
pariwisata di Yogyakarta. Dengan laporan kegiatan ini Sumanto
memperoleh angka kredit 0,06 untuk setiap kali pertemuan.

Hal 100

125
. STATISTISI AHLI

a. Analisa Statistik
(1) Mengkaji Hasil Kegiatan:
Mengkaji hasil kegiatan adalah mengupas atau menelaah suatu kegiatan/hasil
pelaksanaan secara lebih dalam, dengan tujuan mendapatkan atau menemukan
suatu formulasi untuk meningkatkan mutu dari pelaksanaan kegiatan yangs
sedang dikaji.

(a) Sensus/Survei (Angka kredit lihat Tabel 2. Kolom(3), Statistisi Madya)


Bukti Fisik:
Laporan tentang hasil kerja kegiatan sensus/survei yang bersifat
komprehensif.

Contoh:
Ir. Arianto, SE, Statist isi Madya dari direktorat Statistik Perdagangan dan Jasa
ditugasi untuk mengkaji hasil kegiatan Survei Usaha Terintegrasi (SUSI).
Naskah yang dihasilkan terdiri dari 47 halaman yang memuat kajian hasil
survei, secara sistematis serta rekomendasi untuk peningkatan mutu hasil
pelaksanaan SUSI. Dari kegiatan ini Ir. Arianto SE memperoleh angka kredit
sebesar 3 (Tabel 2. Kolom(3) No.5).

(b) Komplikasi data administrasi (Angka Kredit lihat Tabel.2, Kolom (3)
Statistisi Madya)

Bukti fisik:
Laporan tentang hasil kerja kegiatan kompilasi data administrasi yang bersifat
komprehensif.

Contoh:
Drs. Bambang Subagio dan Ir. Hari Sasono, Statistisi Madya BPS Propinsi
Bengkulu ditugaskan mengkaji terhadap hasil kompilasi data penduduk di
desa/kelurahan yang selama ini pemungutan datanya dilakukan oleh para
mantra Statistik di Propinsi Bengkulu. Naskah laporan terdiri dari 67 halaman.
Sebagai penyusun utama naskah kajian adalah Drs. Bambang Subagio
memperoleh angka kredit sebesar 60% x 4,5 = 2,7, Sedangkan Ir. Hari Sasono
sebagai penulis pembantu memperoleh angka kredit 40% x 4,5 = 1,8 (Tabel 2,
kolom (3) No.4)

(2) Mengkaji/Mengevaluasi Metode Penarikan Sampel dalam rangka


penyusunan Kegiatan Sensus, survei dan Observasi (Angka Kredit
lihat Tabel 2. Kolom (4), statistis i Madya)

Mengkaji/mengevaluasi metode penarikan sampel adalah mengupas,


menelaah secara lebih dalam metode penarikan sampel, dengan tujuan
mendapatkan atau menemukan suatu formulasi untuk mneingkatkan mutu dari

126
pelaksanaan kegiatan penarikan sampel dala m rangka penyusunan kegiatan
sensus, survei atau observasi.

Bukti fisik:
Laporan tentang hasil kajian/evaluasi metode penarikan sampel pada
sensus/survei/observasi

Contoh:
Drs. Ahmad Santosa, statistisi Madya Direktorat Statistik Kesejahteraan
Rakyat BPS ditugaskan mengkaji metode penarikan sampel modul
kriminalitas dalm survei Sosial Ekonomi Sosial (Susenas). Naskah laporan
yang dibuat terdiri dari 14 halaman. Dari hasil kegiatan ini Drs. Ahmad
Santosa memperoleh angka Kredit sebesar 1,5

(3) Membuat Metode Estimasi dalam rangka penyusunan Statistik Kelembagaan


(angka Kredit Tabel 2. kolom (5), Statistisi Madya)

Membuat metode estimasi dalam rangka penyusunan statistic kelembagaan


adalah penyusunan metode/cara memperkirakan populasi berdasarkan data
sampel yang ada termasuk cara menghitung tingkat ketelitiannya

Bukti fisik :
Laporan tentang penyusunan metoda estimasi dalam rangka penyusunan
Statistik kelembagaan

Contoh:
Dalam menyusun statistic tenaga kerja sub sector kehutanan, Ir. Mohamad
Basuki, statistisi Madya Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Selatan,
ditugaskan untuk menyusun metode estimasi dari hasil survei sector pertanian
subsektor kehutanan. Dari kegiatan ini Ir. Mohamad Basuki menyusun naskah
laporan sebanyak 39 halaman sehingga angka kredit yang ia peroleh sebesar
2,7 (Tabel 2. kolom(5) No.6)

(4) Inovasi Metode Statistik dalam rangka penyusunan Kegiatan Sensus, Survei
dan obsevasi (Angka kredit lihat Tabel 2. Kolom (6), Statistisi Madya)

Bukti Fisik:
Laporan penemuan inovasi me tode statistic yang telah diakui dan atau
digunakan/akan digunakan dalam sensus/survei/observasi

Contoh:
Dr. Maksum, statistisi Madya di BPS berhasil menyusun kegiatan sensus
Pertanian 2003 dengan metode statistik yang baru. Dengan laporan kegiatan
sebanyak 60 halaman ini Dr. Maksum memperoleh angka kredit 4,5 (Tabel 2
kolom .(6) No.4)

127
(5) Membuat Estimasi Parameter dalam rangka penyusunan statistic kelembagaan
(Angka Kredit lihat Tabel 2, Kolom (7) No.6, Statistisi Muda)
Membuat estimasi parameter ada lah menyusun analisis populasi berdasarkan
estimasi parameter hail suravei/observasi dalam rangka penyusunan statistic
kelembagaan

Bukti fisik:
Laporan estimasi parameter

Contoh:
Dr. Arifin, Statistisi Muda di BPS, ditugaskan menyusun Statistik
Kesejahteraan Rakyat Tahun 2002 berdasarkan estimasi parameter hasil
Survei Sosial Ekonomi Nasional 2002. Dengan laporan kegiatan yang terdiri
dari 34 halaman ini, Dr Arifin mendapat angka kredit sebesar 1,8 (Tabel 2,
Kolom (7) No.6)

(6) Menentukan Kerangka Kegiatan Analisis Data dalam rangka Analisis hasil
sensus, survei, Observasi dan Kompilasi Data Administrasi (Angka Kredit lihat
Tabel 2.Kolom (8), Statistisi Madya)

Bukti Fisik:
Laporan penyusunan kerangka analisis data hasil sensus, observasi atau
kompilasi data administrasi

Contoh :
S. Siahaan, Msc, Statistisi Madya di BPS ditugaskan membuat kerangka analisis
data hasil Survei Mobilitas Pekerja di Wilayah Jabotabek. Dengan laporan
kegiatan yang terdiri dari 17 halaman ini S. Siahaan, MSc, Mendapat angka
kredit sebesar 1,5

(7) Melakukan Analisis Statistik Sederhana Analitik Lintas Sektor (Angka Kredit
lihat Tabel 1 Kolom (6), Statistisi Pertanma)

Bukti Fisik:
Laporan Penyusunan analisis statistic sederhana analitik lintas sector

Contoh:
Dwi, S.si, Statistik Pertama pada Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS
ditugaskan untuk menyusun analisis diskriptif hasil Survei Sosial Ekonomi
Nasional 2003. Dengan laporan kegiatan yang terdiri dari 43 halaman ini Dwi,
S.Si, mendapatkan angka kredit sebesar 1,6 (Tabel 1 No.5 Kolom (6))

(8) Melakukan Analisis Statistik secara mendalam :


(a) Satu sector (Angka Kredit lihat Tabel 1. Kolom (7), Statistisi Muda)
Bukti fisik:
Buku (Laporan) penyusunan analisis statistic secara mendalam satu sector

128
Contoh:
Ahmad, S.Si, Statistisi Muda pada Direktorat Statistik Industri BPS
ditugaskan untuk meyusun analisis secara mendalam hasil Survei Industri
Besar 2002. Dengan laporan yang terdiri dari 26 halaman ini Ahmad, S.Si
mendapat angka kredit sebesar 2,24 (Tabel 1 No.7 Kolom (7))

(b) Lintas Sektor (Angka Kredit lihat Tabel 1, Kolom (8), Statistisi Madya)
Bukti fisik :
Buku (Laporan) Analisis Statistik secara mendalam lintas sector.

Contoh:
Ali Suwarno, S.Si, Statistisi Madya di Departemen Pertanian ditugasi
membuat analisis statistic secara mendalam Hasil Survei Pendapatan Petani
2002. dengan Laporan kegiatan yang terdiri dari 15 halaman ini Ali
Suwarno, S.Si mendapat angka kredit sebesar 2,4 (Tabel 1 No.8 Kolom (8))

(9) Merancang dan Membuat Metoda analisis Hasil Sensus, Survei, Kompilasi
Data Administrasi dan Observasi (angka Kredit 3, Statistisi Madya)

Merancang dan membuat metoda analisis dimaksud adalah menyusun metoda


analisis data hasil sensus/survei/kompilasi data administrasi/observasi tertentu,
sehingga didapat keseragaman terhadap interprestasi data hasil kegiatan statistic
tersebut

Bukti Fisik:
Buku (Laporan) menyusun metode analisis hasil sensus/survei/kompilasi data
administrasi/observasi

Contoh:
S. Ritonga, S.Si, Statistisi Madya di BPS ditugasi menutusun metode analisis
data hasil Survei Kesehatan 2003. Dengan laporan kegiatan ini S. Ritonga, S.Si
mendapat angka kredit sebesar 3

b. Pengembangan Statistik
(1) Mengembangkan Metode Penarikan Sampel dalam rangka Penyusunan Kegiatan
Sensus, Survei dan Observasi (Angka Kredit 3, Statistisi Madya)

Mengembangkan metode penarikan sampel dimaksud adalah upaya pengkajian


secara sistematis penarikan sampel yang telah dilaksanakan dalam rangka
kegiatan sensus/survei/observasi dengan tujuan untuk mendapatkan mutu
sampel yang paling representative

Bukti Fisik:
Laporan upaya pengembangan metode penatikan sampel
sensus/survei/observasi

129
Contoh:
Rifai, S.Si Statistisi Madya di BPS ditugasi untuk mengevaluasi metode
penarikan sampel Survei Usaha Pertanian Hortikultura 2002 dalam rangka
mengembangkan metoda penarikan sampel yang diduga sudah kurang cocok
dengan Laporan ini Rifai, S.Si mendapat angka kredit sebesar 3

(2) Mengembangkan Sistem Administrasi dalam rangka pembaharuan Sistem


Administrasi (Angka Kredit 3, Statistisi Madya)
Mengembangkan Sistem Administrasi dimaksud adalah upaya pengkajian
secara sistematis terhadap sistem pemungutan data hasil kompilasi data
administrasi yang telah dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan sistem
administrasi yang lebih baik.

Bukti Fisik:
Laporan upaya pengembangan Sisitem Administrasi

Contoh:
Mandi, MSc, Statistisi Madya di BPS mengembangkan Sistem Administrasi
Pencatatan Hasil Industri setiap bulan. Dengan laporan ini mandi, Msc
mendapat angka kredit sebesar 3

(3) Mengembangkan Metoda Observasi dalam rangka penyempurnaan Kegiatan


Observasi (Angka Kredit 3, Statistisi Madya)
Mengembangkan metode observasi dimaksud adalah upaya pengkajian secara
sistematis terhadap sistem pengumpulan data yang dilakukan secara langsung
pada suatu obyek tertentu dengan pengukuran, penglihatan dan penghitungan
yang telah dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan sistem administrasi
yang lebih baik.

Bukti fisik:
Laporan upaya pengembangan metode observasi

Contoh: S. Siahaan, MSc, Statistisi Madya di BPS ditugasi untuk


mengembangkan metode observasi Kesehatan Balita 2002. Dengan laporan ini
S. Siahaan, MSc mendapat angka kredit sebesar 3

(4) Mengembangkan Sistem Informasi Data Administrasi dalam rangka


penyebarluasan Data Statistik ( Angka Kredit 3, Statistisi Madya)

Mengembangkan sistem informasi data administrasi dimaksud adalah upaya


pengembangan dan penyebarluasan data statistic administrasi melalui
media/jaringan informasi data administrasi yang terkoordinasi dengan tujuan
agar makin mudah untuk diakses

Bukti fisik:

130
Laporan upaya pengembangan sistem informasi data administrasi

Contoh:
M. Siregar, S.Si, Statistisi Madya di BPS ditugasi untuk mengevaluasi sistem
informasi dalam rangka penyebarluasan data administrasi dari Departemen
Kesehatan dan usulan pengembangannya. Dengan laporan ini M. siregar, S.Si
mendapatkan angka kredit sebesar 3

(5) Mengembangkan Sistem Informasi Hasil Sensus/Survei dan observasi dalam


rangka penyebarluasan data statistic (Angka Kredit 3, Statistisi Madya)
Bukti Fisik:
Laporan Upaya pengembangan sistem informasi hasil sensus/survei/observasi

Contoh:
M. Simamora, S.Si, Statistisi Madya di BPS ditugasi untuk mengembangkan
sistem informasi dalam rangka penyebarluasan data hasil Survei Sosial
Ekono mi Nasional. Dengan Laporan ini M. Simamora, S.Si medapat angka
kredit sebesar 3

(6) Memberikan Konsultasi Statistik dalam rangka penyusunan Statistik


Kelembagaan pada tingkat:
(a) Lanjutan (Angka Kredit 0,2, Statistisi Muda)
Memberikan konsultasi statistic dalam rangka penyusunan statistic
kelembagaan pada tingkat lanjutan adalah kegiatan memberikan masukan atau
input dalam penerapan ilmu statistic dengan tujuan penyempurnaan dan
pengembangan statistic kelembagaan yang meliputi antara lain pengola han
dengan media computer, inteprestasi hasil dan penyusunan analisisnya.

Bukti Fisik:
Laporan memberikan konsultasi statistic

Contoh:
Sri Astuti, S.Si, Statistisi Muda di BPS memberikan konsultasi statistic lanjutan
yang dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan dalam rangka penyusunan Statistik
Pertanian di Departemen Pertanian. Dengan laporan ini Sri Astuti, S.Si,
medapatkan angka kredit sebesar 4 x 0,2 = 0,8

(b) Khusus (Angka Kredit 0,3, Statistisi Madya)


Memberikan konsultasi statistic dalam rangka penyusunan statistic kelembagaan
pada tingkat khusus adalah kegiatan memberikan masukan atau input dalam
penerapan Ilmu statistik dengan tujuan penyempurnaan dan pengembangan
statistic kelembagaan yang meliputi antara lain pemilihan model-model
analisis/Indikator statistic dan tatacara penyusunan analisanya.
Bukti fisik:
Laporan memberikan kosultasi statistic khusus

131
Contoh:
Rini,S.Si, Statistisi Madya di BPS memberikan konsultasi statistic khusus dalam
4 kali pertemuan dalam rangka Penyusunan Statistik Kriminal kepada para
analisis data di Kantor Departemen Sosial. Dengan laporan ini Rini, S.Si,
Mendapat angka kredit sebesar 4 x 0,3 = 1,2

(7) Menyiapkan Materi Pengarahan Statistik :


(a) Lanjutan (Angka Kredit 0,3, Statistisi Muda)
Bukti fisik:
Laporan naskah materi pengarahan statistic lanjutan

Contoh:
Rahmat, MSc, Statistisi Muda di BPS menyiapkan materi pengarahan statistic
lanjutan dalam rangka penyusunan Statistik Kendaran bermotor di Dinas
Perhubungan Propinsi DKI Jakarta. Dengan laporan ini Rahmat M.Sc mendapat
angka kredit sebesar 0.3

(b) Khusus (Angka Kredit 0,45, Statistisi Madya)


Bukti fisik:
Laporan penyiapan materi pengarahan statistic khusus
Contoh:
Robert, Msc, Statistisi Madya pada BPS Propinsi Riau menyiapkan materi
pengarahan statistic khusus dalam rangka penyusunan statistic Energi pada
Dinas Pertambangan Propinsi Riau. Dengan laporan ini Robert, M.Sc mendapat
angka kredit sebesar 0,45

(8) Memberikan Pengarahan Statistik dalam rangka penyusunan Statistik


Kelembagaan pada tingkat :
(a) Lanjutan (Angka Kredit 0,06, Statistisi Muda)
Bukti fisik:
Laporan memberikan pengarahan statistic kelembagaan tingkat lanjutan
Contoh:
Haryati, S.Si, Statistisi Muda di BPS memberikan pengarahan statistic
lanjutan dalam rangka penyusunan Statistik Perhubungan Darat di
Departemen Perhubungan. Dengan laporan ini Haryati, S.Si mendapat
angka kredit sebesar 0.06
(b) Khusus (Angka Kredit 0,09, Statistisi Madya)
Bukti fisik:
Laporan memberikan pengarahan statistic kelembagaan tingkat khusus
Contoh:
Robert, Msc, Statistisi Madya di BPS Propinsi Riau memberikan
pengarahan Statistik Umum dalam rangka Penyusunan Statistik Energi
pada Dinas Pertambangan Propinsi Riau. Dengan laporan ini Robert, MSc,
mendapat angka kredit sebesar 0,09

132
(9) Melakukan Penyebarluasan Hasil Pengumpulan Data Statistik dalam rangka
Evaluasi Kegiatan Kelembagaan dalam bidang statistic :
(a) Lanjutan (Angka Kredit 0,06, Statistisi Muda)
Bukti fisik:
Laporan melakukan penyebarluasan hasil pengumpulan data
Contoh:
Haryati, S.Si, Statistisi Muda di BPS ditugaskan untuk melakukan
penyebarluasan hasil survei Kesehatan di Dinas Kesehatan Propinsi Bali.
Dengan laporan ini Haryati, S.Si mendapat angka kredit sebesar 0,06

(b) Khusus (Angka Kredit 0,09, Statistisi Madya)


Bukti fisik:
Laporan melakukan penyebarluasan hasil pengumpulan data

Contoh:
Robert, M.Ms, Statistisi Madya di BPS Propinsi Riau ditugaskan untuk
melakukan penyebarluasan data Angkutan Darat di Dinas Perhubungan
Propinsi Riau dalam rangka evaluasi Kegiatan Perhubungan Darat.
Dengan laporan ini Robert, M.Sc mendapat angka kredit sebesar 0,09

(10) Menentukan Indikator dan Ukuran- ukuran Statistik (Angka Kredit 3, Statistik
Madya)
Bukti fisik:
Laporan mennetukan Indikator dan Ukuran Statistik
Contoh :
Halip Kejora, MA, Statistisi Madya di BPS Propinsi Jawa Barat telah menentukan
Indikator dan ukuran Statistik Kesejahteraan Sosial berdasarkan hasil Survei
Sosial di Propinsi Jawa Barat. Dengan laporan ini Halip Kejora, MA,
mendapatkan angka kredit sebesar 3

4. UNSUR PENGEMBANGAN PROFESI STATISTISI


a. Sub Pembuatan Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang Statistik (semua Jenjang
Jabatan):
Penilaian umum
- 60% untuk penulis utama
- 40% dibagi rata untuk penulis pembantu
- Jumlah penulis pembantu sebanyak-bnayaknya 3 (tiga) orang

(1) Membuat Karya Tulis/Karya Ilmiah Hasil Penelitian,Pengkajian, Survei dan


atau Evaluasi di bidang Statistik yang Dipublikasikan:
(a) Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional
(Angka Kredit 12,5, semua jenjang)

133
Bukti fisik:
Konsep buku dan buku yang sudah diterbitkan
Contoh:
- Dr.Sihar, M.Sc (penulis utama) dan Ir. Gunadi, Msc (penulis pembantu),
membuat karya ilmiah dalam bentuk buku berjudul “Pengaruh Suku
Bunga Terhadap Investasi”, sudah diterbitkan, dan diedarkan secara
nasional. Sebagai penulis utama, Dr. Sihar M.Sc, mendapatkan angka
kredit sebesar 60 % x12,5 = 7,5 dan Ir. Gunadi,M.Sc, sebagai penulis
pembantu mendapatkan angka kredit sebesar 40% x 12,5 = 5
- Dr. Biwarto(penulis utama) serta Drs. Sunaryo dan Drs. Makmur Bukit,
M.Sc (masing- masing, sebagai pneulis pembantu), Statistisi pada BPS
Propinsi Jawa Timur, Membuat kajian dalam bentuk buku berjudul ‘Pola
Migrasi di Jawa Timur’ Dalam dua volume (I dan II), sudah diterbitkan,
dan diedarkan secara nasional. Untuk buku volume I, sebagai penulis
utama Dr. Biwarto mendapatkan angka kredit sebesar 60% x 12,5 = 7,5
Sedangkan Drs.Sunaryo dan Drs.Makmur Bukit, MSc, masing-masing
sebagai penulis pembantu mendapat angka kredit (40% x 12,5)/2 = 2,5.
Untuk buku volume II, perhitungan angka kredit untuk masing-masing
sebagai penulis sama dengan buku volume I. Total Dr. Biwarto
mendapatkan angka kredit sebesar 15, sedangkan Drs. Sunaryo,MS dan
Drs. Makmur Bukit, MSc, masing-masing mendapatkan angka kredit
sebesar 5
- Sekelompok Statistisi, terdiri sari 4 (empat) orang dari Bapeda Propinsi
Irian Jaya melakukan penelitian mengenai “Pola Migrasi di Irian Jaya”
Hasil penelitian mereka diterbitkan dalam bentuk buku dan diedarkan
secara nasional. Dalam hal ini penulis utama mendapatkan angka kredit
sebesar 60% x 12,5 = 7,5, sedangkan penulis pembantu masing-masing
mendapatkan angka kreit sebesar ( 40% x12,5)/3 = 1,67

(b) Dalam Majalah Ilmiah yang diakui oleh LIPI (Angka Kredit 6, semua jenjang)
Bukti fisik:

134
Konsep artikel dan fotocopy majalah yang memuat artikel dimaksud
Contoh:
- Ir. Sindang, MSc (penulis utama) dan Dra. Nina, MSc (penulis pembantu)
menulis artikel mengenai “Pengaruh Kenaikan suku Bunga Terhadap
Investasi di sector Industri” dan di muat dalam majalah Statistik (diakui
oleh LIPI). Sebagai penulis utama Ir. Sondang, MSc mendapatkan angka
kredit sebesar 60% x 6 = 3,6, sedangkan Dra. Nina, MSc, sebagai penulis
pembnatu mendapatkan angka kredit sebesar 40% x 6 = 2,4
- Sekelomp ok statistisi terdiri dari 5(lima) orang dari Dinas Pertanian
Propinsi Jawa Tengah melakukan penelitian mengenai “Dampak Krisis
Moneter terhadap Pendapatan Petani Gula”. Hasil penelitian ini dimuat
sebagai artikel majalah ilmiah yang diakui oleh LIPI. Mengingat jumlah
penulis lebih dari yang disyaratkan, maka buku ini tidak dinilai. Meskipun
demikian buku ini dapat dinilai dengan criteria lain misalnya kegiatan
dalam penyediaan data dan informasi statistik
(2) Membuat Karya Tulis/Karya Ilmiah Hasil Penelitian, Pengkajian, Survei dan
atau Evaluasi dibidang Statistik yang tidak dipublikasikan:
Yang dimaksud dengan tidak dipublikasikan adalah karya tulis/karya ilmiah yang
tidak dipublikasikan secara nasional, tetapi hanya pada lingkup internal. Karya
tulis/karya ilmiah tersebut digunakan sebagai salah satu referensi atau acuan dalam
pengambilan kebijaksanaan internal suatu instansi.
(a). Dalam bentuk buku (Angka Kredit 8, unutk setiap judul buku: semua jenjang)
Bukti fisik:
Buku hasil karya tulis yang direkomendasikan oelh pimpinan instansi yang juga
memuat/daftar pustaka.
Contoh:
Dr.Ratna, Statistisi Muda, pada Direktorat Metodologi Statistik membuat karya
tulis yang berjudul “Pemilihan petugas sensus/survei yang efektif” Hasil Karya
tulis ini dipergunakan BPS sebagai acuan/referensi dalam rekrutmen petugas
sensus/survei. Untuk itu Dr. Ratna mendapatkan angka kredit sebesar 8
(b) Dalam bentuk makalah (Angka kredit 4 untuk setiap makalah, semua jenjang)

135
Makalah yang dimaksud disini adalah yang dipresentasikan dalam pertemuan
internal suatu instansi
Bukti fisik:
Fotocopy makalah yang sudah disajikan.
Contoh:
Farid, S.Si, Statistisi Penyelia pada Departemen Perindustrian dan Perdagangan
telah membuat karya tulis berjudul” Pengaruh Musim pada Pola Perdaga ngan
Komoditas Pertanian” karya tulis dimaksud telah dipresentasikan di lingkungan
Deperindag. Sebagai penulis Farid, S.Si mendapatkan angka kredit sebesar 4.

(3) Membuat Karya Tulis/Karya Ilmiah berupa Tinjauan atau Ulasan Ilmiah HAsil
Gagasan sendiri di bidang statistik yang Dipublikasikan :
(a) Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional (Angka
kredit 8 untuk setiap judul buku, semua jenjang)
Bukti fisik:
Konsep buku dan buku yang sudah diterbitkan.
Contoh:
Laely Sugiyono, MSc, Statistisi Muda (penulis utama) dan Dryanto, statistisi
Pelaksana Lanjutan (Penulis kedua), Keduanya pada Direktorat Metodologi
Statistik BPS, menulis tinjauan ilmiah mengenai “Teknik Pemilihan Metode
Sampel dalam berbagai Ciri Populasi” diterbitkan dalam bentuk buku, dan
dipublikasikan secara nasional. Sebagai penulis utama, Laely Sugiyono MSi
mendapatkan angka kredit sebesar 60% x 8,0 =4,8 sedangkan Daryanto sebagai
penulis pembantu mendapatkan angka kredit sebesar 40% x 8,0 = 3,2

(b) Dalam Majalah Ilmiah yang diakui oleh LIPI (Angka kredit 4 untuk setiap
artikel yang dimuat, semua jenjang)
Bukti fisik:
Konsep artikel dan majalah yang memuat artikel dimaksud
Contoh:

136
- Amanullah, MSi,, Statistisi Muda pada Direktorat Analisa Statistik Sosial
(penulis Utama) dan Alexander, statistisi Pelaksana Lanjutan(penulis
kedua) menulis tinjauan singkat dalam bentuk artikel mengenai “Tingkat
Pendidikan Penduduk Daerah Pedesaan berdasarkan hasil Susenas 2002”
serta dimuat dalam majalah Statistik (diakui oleh LIPI). Sebagai penulis
utama, Amanullah, MSi mendapatkan anka kredit sebesar 60% x 4 = 2,4
dan Alexander sebagai penulis pembantu mendapatkan angka kredit
sebesar 40% x 4 = 1,6
- Sekelompok Statistisi Penyelia (terdiri dari 3 orang) pada dinas Parawista
Prop insi Bali, mengulas tentang ‘Kinerja Industri Parawisata Bali Pasca
Wabah SARS” dan dimuat dalam salah satu jurnal ekonomi Universitas
Udayana yang sudah diakui oleh LIPI. Dalam hal ini, penulis utama
mendapatkan angka kredit 60% x 4 = 2,4, sedangkan penulis pembnatu
masing-masing mendapatkan angka kredit sebesar (40% x 4)/2 = 0,8

(4) Membuat Karya Tulis/Karya ilmiah Berupa tinjauan atau Ulasan Ilmiah Hasil
Gagasan sendiri di Bidang Statistik yang tidak dipublikasikan
(a) Dalam bentuk buku (Angka Kredit 7 untuk setiap judul buku, semua jenjang)
Karya Tulis/Ilmiah berupa tinjauan atau tulisan ilmiah hasil gagasan sendiri dalam
bidang statistik dalam bentuk buku yang tidak dipublikasikan. Buku tersebut
hanya dapat dinilai apabila digunakan sebagai bahan dik lat statistik atau mata
kuliah lain di luar diklat statistik
Bukti fisik:
Konsep buku dan silabus yang memuat buku tersebut sebagai salah satu referensi.
Contoh:
Budianti,M.S (penulis utama) dan Ir. Fariz (penulis Pembantu). Statistisi Muda
pada BPS Pusat, menulis buku berjudul “ Pencacahan Survei di Pedesaan, Teori
dan Aplikasinya”. Buku tersebut tidak dipublikasikan, namun digunakan sebagai
salah satu bahan mata kulaih (modul) dalam diklat statistik di Jakarta. Sebagai
penulis utama, Budianti,MS mendapatkan angka kredit sebesar 60% x 7 = 4,2,

137
sedangkan Ir. Fariz, sebagai penulis pembantu mendapatkan angka kredit sebesar
40% x 7 = 2,8
(b) Dalam bentuk makalah (Angka Kredit 3,5 untuk setiap artikel yang dimuat;
semua jenjang)
Makalah yang tidak dipublikasikan hanya dapat dinilai apabila makalah tersebut
digunakan sebagai salah satu referensi dalam kegiatan diklat statistisi atau mata
kuliah lain diluar diklat statistik
Bukti fisik:
Konsep makalah dan silabus mata kuliah yang memuat makalah dimaksud
sebagai salah satu referensinya
Contoh:
Anwar Fuadi (penulis utama) dan Tantowi (penulis pembantu), statistisi Penyelia
pada Bappeda Propinsi Sumatera selatan, menulis makalah mengenai “Statistik
Sosial Propinsi Sumatera Selatan”. Makalah tersebut digunakan sebagai salah satu
bahan mata kuliah diklat statistik di Palembang. Sebagai penulis utama, Anwar
Fuadi mendapatkan angka kredit sebesar 60% x 3,5 = 2,1 dan Tantowi sebagai
penulis pembantu mendapatkan angka kredit sebesar 40 % x 3,5 = 1,4

138
139
(5) Membuat karya Tulis/Karya Ilmiah Populer di Bidang Statsitik yang
Disebarluaskan melakui Media masa (Angka Kredit 2,5, semua
jenjang)

Angka kredit sebesar 2,5 diberikan untuk setiap karya tulis ilmiah
popular yang dimuat dalam media masa, baik media dengan
jangkauan local maupun nasional.

Bukti fisik :

Konsep artikel yang dikirim dan media cetak yang memuat artikel
dimaksud.

Contoh:
Mulyono, SE., Statistisi Pertama pada Direktorat Statistik Keuangan
dan Harga BPS, menulis artikel popular mengenai “Dampak Inflasi
pada Pendapatan Buruh Sektor Industri” dan dimuat dalam harian
umum Kompas. Sebagai penulis, Mulyono, SE. mendapatkan angka
kredit sebesar 2,5.

(6) Membuat Karya Tulis/Karya Ilmiah berupa Tinjauan atau Ulasan


Ilmiah Hasil Gagasan Sendiri di Bidang Statistik yang Disampaikan
dalam Pertemuan Ilmiah (Angka Kredit 2,5, semua jenjang)

Pertemuan ilmiah dimaksud adalah pertemuan yang melibatkan


beberapa instansi terkait. Angka kredit sebesar 2,5 diberikan untuk
setiap makalah (gagasan) yang diseminarkan dalam pertemuan
ilmiah di bidang statistic.

140
Bukti fisik:

Konsep makalah yang diseminarkan disertai daftar hadir dari peserta


seminar.

Contoh:

Ir. Dame Riana, Statsitisi Madya pada Departemen Energi dan


Sumber Daya Mineral, mempunyai gagasan mengenai “ Indikator
Penyimpangan Subsidi BBM Sektor Industri”, yang kemudian
disampaikan dalam seminar Pola Penyimpangan Subsidi BBM
Sektor Industri yang melibatkan beberapa instansi terkait. Sebagai
penulis makalah Ir. Dame Riana mendapatkan angka kredit sebesar
2,5.

b. Penyusunan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengolahan Kegiatan Statistik


Menyusun petunjuk teknis pelaksanaan pengolahan kegiatan statistic
(Angka Kredit 3, untuk setiap naskah, semua jenjang)

Petunjuk teknis pelaksanaan pengelola statistik adalah suatu petunjuk yang


dapat dipakaidalam mengelola kegiatan statistic agar kegiatan dimaksud
dapat berjalan baik sesuai dengan maksud dan tujuannya.

Bukti fisik:

Naskah/buku.

Contoh:

141
Suryaminto, M.Sc. membuat Petunjuk Teknis Pengelolaan Survei
Perusahaan Industri Besar Sedang. Sebagai penyusun Suryaminto, M.Sc.
mendapatkan angka kredit sebesar 3.

c. Penerjemahan/Penyaduran Buku atau Karya Ilmiah di Bidang Statsitik

(1) Menerjemahkan/menyadur buku atau karya ilmiah di bidang statsitik


yang dipublikasikan:
(a) Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara
nasional (Angka Kredit 7, semua jenjang)

Angka kredit 7 diberikan untuk setiap buku saduran yang


diterbitkan. Penyunting buku tidak mendapt angka kredit.

Bukti fisik:

Buku saduran yang telah diterbitkan dan diedarkan secara


nasional

Contoh:

Ir. Bambang Juanda (penulis utama) dan Ir. Setyo Nugraha


(penulis pembantu), Statistisi Muda pada Direktorat Statistik
Demografi BPS, menyadur buku “Population Growth of
Indonesia” dalam dua volume (I dan II). Untuk setiap
volumenya, Ir. Bambang Juanda sebagai penulis utama
mendapatkan angka kredit sebesar 60% x 7 = 4,2, sedangkan
Ir. Setyo Nugraha sebagai penulis pembantu mendapatkan
angka kredit sebesar 40% x 7 = 2,8.

142
(a) Dalam Majalah ilmiah yang diakui oleh LIPI (Angka Kredit
3,5, semua jenjang)
Angka kredit 3,5 diberikan untuk setiap makalah saduran yang
diterbitkan.

Bukti fisik:

Konsep makalah saduran dan majalah yang memuat makalah


saduran tersebut.

Contoh:

Indra Kusuma, S.Si. (Penulis utama) dan Ir. Dyah Utami


(penulis pembantu), Statistisi Muda pada BPS DKI Jakarta,
menyadur makalah mengenai ‘The Sociology of Human
Fertility’ dan dumuat dalam jurnal Sosial Ekonomi Universitas
Indonesia yang diakui oleh LIPI. Sebagai penulis utama, Indra
Kusuma, S.Si. mendapatkan angka kredit sebesar 60 % x 3,5 =
2,1; sedangkan Ir. Dyah utami sebagai penulis pembantu
mendapatkan angka kredit sebesar 40 % x 3,5 = 1,4.

(2) Menerjemahkan/ Menyadur Buku atau Karya Ilmiah di Bidang


Statistik yang Tidak Dipublikasikan:

(a) Dalam bentuk buku (Angka Kredit 3,5, semua jenjang)


Buku terjemahan/saduran yang tidak dipublikasikan hanya
dapat dinilai apabila buku tersebut digunakan sebagai salah
satu referensi kegiatan pendidikan dan latihan. Angka kredit
sebesar 3,5 diberikan untuk setiap buku saduran yang tidak
diterbitkan.

143
Bukti fisik:

- Buku saduran dan silabus yang memuat buku dimaksud


sebagai salah satu refensinya.
- Surat keterangan dari perguruan tinggi yang melegalisir silabus
tersebut.

Contoh:

Ir. Rose Marie Simanjuntak, Statistisi Muda pada Dinas Pertanian


Propinsi Jawa barat, menerjemahkan buku ‘Experimental Design’
tidak diterbitkan, tetapi digunakan sebagai bahan kuliah pada salah
satu universitas swasta di bandung. Untuk setiap volumenya, Ir.
Rose marie Simanjuntak mendapatkan angka kredit sebesar 3,5.

(b) Dalam bentuk makalah (Angka Kredit 1,5, semua jenjang)


Makalah terjemahan/saduran yang tidak dipublikasikan hanya
dapat dinilai apabila maka lah tersebut diseminarkan atau
digunakan sebagai salah satu refensi dalam kegiatan pendidikan
dan latihan. Angka kredit sebesar 1,5 diberikan untuk setiap
makalah terjemahan/saduran yang tidak dipublikasikan.

Bukti fisik:

- Makalah saduran dan daftar hadir seminar atau silabus yang


memuat makalah dimaksud sebagai salah satu referensinya.
- Surat keterangan dari perguruan tinggi/penyelenggara diklat
dalam bidang statistik yang dapat melegalisir silabus tersebut.

Contoh :

144
Ano Herwana, SE., Statistik Muda pada Direktorat Statistik
Demografi, BPS menyadur makalah mengenai konsep ‘Education
and Life Expectation In The Health of Nation ‘ dan
memaparkannya dalam seminar intern. Dalam hal ini, Ano
Hrewana, SE. mendapatkan angka kredit sebesar 1,5.

(3) Membuat Abstrak Tulisan Ilmiah yang Dimuat dalam Majalah


Ilmiah (Angka Kredit 1, semua jenjang)

Abstrak tulisan ilmiah dimaksud adalah tulisan yang berisi tentang


rangkuman atau uraian singkat dari suatu tulisan ilmiah dengan
tujuan untuk memperkenalkannya. Abstraksi ini harus dimuat
dalam majalah ilmiah.

Bukti fisik:

Naskah abstrak.

Contoh:

Drs. Puji Sunarto, MM., Statistisi Madya pada Direktorat Analisis


dan Konsistensi Statistik BPS, menulis abstraksi dari buku
‘Partisipasi Angkatan Kerja di Indonesia has il Survei Penduduk
2000’ yang dimuat dalam majalah Varia Statistik. Sebagai penuli
abstraksi Drs. Puji Sunarto, MM. mendapat angka kredit sebesai 1.

V. PENDUKUNG KEGIATAN STATISTISI


A Pengajaran/Pelatihan di Bidang Statistik
Mengajar atau melatih pada unit/unit organisasi Pemerintah dalam Kegiatan
Statsitik (Angka Kredit 0,03, semua jenjang

145
Kegiatan dimaksud adalah mengajar/melatih pada pendidikan dan pelatihan
Pegawai Negeri Sipil dalam bidang statsitik.

Bukti fisik:

Surat tugas atau surat keterangan mengajar dari penyelenggara diklat.

Kriteria penilaian:

Angka kredit sebesar 0,03 diberikan kepada statistisi yang dapat menunjukkan
bukti fisik mengajar/melatih/membimbing selama 2 jam pelajaran. (Umumnya
1 jam pelajaran = 45 menit)

Contoh:

Margo Ertianto, Statistisi Penyelia pada BPS Propinsi Jawa Timur, ditugaskan
mengajar mata kuliah Statistik Ekonomi pada suatu diklat teknis fungsional di
Propinsi Jawa Timur sebanyak 4 jam pelajaran. Dengan menunjukkan surat
tugas mengajar dan surat keterangan mengajar dari penyelenggaran diklat,
Margo Ertianto mendapatkan angka kredit sebesar 4 x 0,03 = 0,12.

B. Peran Serta Dalam Seminar/Lokakarya/Konferensi


Statistisi yang mengikuti seminar diberikan angka kredit apabila yang
bersangkutan berperan sebaga i pemasaran/pembahas/nara sumber/moderator
atau peserta. Namun frekuensi sebagai peserta seminar/lokakarya yang bisa
dinilai hanya 2 (dua) kali dalam satu tahun.

Bukti fisik:
Sertifikat dari penyelenggara seminar.

Penilaian:

146
- Statistisi yang diundang sebagai pamasaran dalam seminar
local/nasional/internasional dapat diberikan angka kredit sebesar 2 setiap
kali seminar/lokakarya.
- Statistisi yang berlaku sebagai moderator/pembahas/nara sumber dalam
seminar local/nasional/internasional dapat diberikan angka kredit sebesar
2 setiap kali seminar/lokakarya.
- Statistisi yang berlaku sebagai peserta dalam seminar
local/nasional/internasional dapat diberikan angka kredit sebesar 1 setiap
kali seminar/lokakarya. Seminar yang dapat diberikan angka kredit
sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun.

Contoh:

- Dr. Suryadiningrat, M.Sc., Statistisi Madya pada Direktorat Statistik


Industri BPS, diundang sebagai pembicara pada sebuah seminar nasional
dengan topic “Iklim Investasi Perusahaan Industri Besar Sedang di
Indonesia Periode 1997 – 2002 “ di Universitas Indonesia. Dengan
menunjukkan surat keterangan dari penyelenggara seminar, Dr.
Suryadiningrat, MSc. Memperoleh angka kredit sebesar 3
- Dalam seminar Kesehatan Ibu dan Anak yang diselenggarakan oleh R.S.
Cipto Mangunkusumo, Ir. Billy Budiarjo, M.Sc., Statistisi Muda pada
Departemen Kesehatan diundang untuk menjadi moderator. Dengan
mununjukkan surat keterangan dari panitia seminar tersebut, Ir. Billy
Budiarjo, M.Sc. mendapatkan angka kredit sebesar 2.
- Yulia, Statistisi Penyelia pada Departemen Pendidikan Nasional, pada
tahun 2002 diundang oleh Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi sebagai
peserta workshop di Universitas Brawijaya Malang, Seminar di ITB
Bandung dan seminar di FISIP UI, Jakarta. Pada Tahun 2003, Yulia
menghadiri Seminar Ketahanan Sosial di Bandung. Dengan menunjukkan
sertifikat sebagai peserta pada beberapa seminar dan workshop tersebut,
maka yang dapat diakui dan mendapatkan angka kredit sebesar 3 x 1 = 3,

147
yaitu angka kredit yang berasal dari 2 seminar pada Tahun 2002 dan 1
seminar pada 2003.
C. Keanggotaan dalam Tim Penilaian Jabatan Fungsional Statistisi (Angka
Kredit 1 setiap satu tahun, semua jenjang)

Kriteria penilaian:

Statistisi yang menjadi anggota Tim Penilai Angka Kredit pada instansinya
dapat memperoleh angka kredit sebesar 1 untuk setiap tahun masa
kenggotaan.

Bukti fisik :

- Surat Keputusan Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit


tentang pembentukan dan penetapan Tim Penilaian Angka Kredit.
- Surat Keterangan/Surat Pernyataan dari Ketua Tim Penilai yang
bersangkutan.
Contoh:

Ir. Yezua, Statistisi Muda pada BPS Propinsi NTT ditunjuk menjadi wakil
ketua merangkap anggota Tim Penilai Propinsi dalam masa jabatan 2000-
2003. Pada Tahun 2002, Ir. Yezua memasukkan kegiatan keanggotaan Tim
Penialai sebagai salah satu kegiatan yang dinilai, maka yang bersangkutan
mendapatkan angka kredit sebesar 2 Tahun x 1 = 2 (Tahun 2000 dan 2001).

D. Keanggotaan dalam Organisasi Profesi


a) Tingkat nasional/internasional sebagai:
(1) Pengurus aktif (Angka Kredit 1 setiap satu tahun, semua jenjang)
(2) Anggota aktif (Angka Kredit 0,5 setiap satu tahun, semua jenjang)

b) Tingkat propinsi/kabupaten/kota sebagai :

148
(1) Pengurus aktif (Angka Kredit 0,25 setiap satu tahun, semua
jenjang)
(2) Anggota aktif (Angka Kredit 0,15 setiap satu tahun, semua
jenjang).

Yang dimaksud dengan keanggotaan dalam organiasi profesi aktif adlah


statistisi yang menjadi pengurus atau anggota organisasi professional
dalam bidang statistik, lingkup internasional/nasional atau
propinsi/kabupaten/kota.

Bukti fisik:

Surat keterangan pengurus organisasi profesi.

Contoh :

Dr. Ali Mursidi, Statistisi Madya pada Departemen Energi dan Sumber
Daya Mineral diangkat sebagai Wakil Ketua Ikatan Statistisi Indonesia
(ISI) periode 2001 – 2003. Dengan menunjukkan surat keterangan surat
keterangan pimpinan ISI Pusat, maka pada saat penilaian Tahun 2002,
Dr. Ali Mursidi mendapatkan angka kredit sebesar 1.

E. Perolehan Piagam Kehormatan

Memperoleh pengahrgaan tanda jasa Satya Lencana karya Satya:


a) 30 (tiga p uluh) Tahun (Angka Kredit 3)
b) 20 (dua puluh) Tahun (Angka Kredit 2
c) 10 (sepuluh) Tahun (Angka Kredit 1

Bukti fisik:

149
Surat keterangan atau surat keputusan dari instansi yang berwenag
mengeluarkan tanda saja atau dari perguruan tinggi yang mengeluarkan
penghargaan.

F. Perolehan Gelar Kesarjanaan Lainnya (berlaku untuk semua jenjang)

Kriteria Penilai :
- Apabila suatu instansi/unit statistik memiliki kualifikasi pendidikan
(jurusan) yang secara spesifik ditetapkan sebagai ‘jurusan yang
diperlukan’ bagi dan sesua i dengan bidang tugas ‘statistisi di lingkungan
instansi/unit statistisi yang bersangkutan, maka yang dimaksud dengan
‘memperoleh gelar kesarjanaan lainnya’ adalah perolehan gelar yang tidak
sesuai dengan bidang tugas statistisi. Dalam hal ini, angka kredit yang
akan diberikan untuk : Doktor (S3) sebesar 15; Master (S2) sebesar 10;
Sarjana (S1) sebesar 5 ; Diploma III sebsar 3 dan Diploma II sebesar 2.
- Apabila suatu instansi/unit statistisi tidak menetapkan kualifikasi
pendidikan (jurusan) tertentu sebagai ‘jurusan yang diperlukan’ bagi dan
‘sesuai dengan bidang tugas’ statistisi, maka angka kredit yang diberikan
untuk perolehan gelar kesarjanaan mengacu kepada ketentuan penilaian
untuk unsure pendidikan sebagai bagian Kegiatan Utama.
Bukti fisik:

Fotocopy ijazah kesarjanaan yang telah dilegalisir instansi yang berwenang


sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

A. KOMPOSISI PERSENTASI ANGKA KREDIT

1. Sebagaimana diatur dalam ketentuan pasal 12 dan Lampiran III dan IV


Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.
37/KEP/M.PAN/4/2003 tentang Jabatan Fungsional Statistisi dan Angka
Kreditnya, jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi

150
oleh setiap Pegawai Negeri Sipil untuk kenaikan pangkat/jabatan
statistisi, harus berasal dari unsure utama sekurang-kurangnya 80 %dan
dari unsur penunjang sebanyak-banyaknya 20 %.
2. Angka kredit yang berasal dari unsur utama 80% tersebut, harus
mengandung angka kredit yang berasal dari unsur kegiatan statistik dan
pengembangan profesi bagi statistisi dengan jabatan statistisi Madya
yang naik pangkat menjadi Pembina Tingkat I/Golongan ruang (IV/b)
dan Pembina Utama Muda/Golongan ruang (IV/c) dengan komposisi
sebagai berikut:
a. Kegiatan Penyelia Data dan Informasi Statistik serta Analisis dan
Pengembangan Statistik sekurang-kurangnya 25 %.
b. Kegiatan Pengembangan Profesi sebanyak-banyaknya 75% dan
sekurang-kurangnya 12 angka kredit.
3. Apabila hasil penilaian angka kredit tidak memenuhi komposisi angka
kredit sebagaimana butir 1 dan 2 di atas, proses penetapan angka
kreditnya ditangguhkan sampai komposisi tersebut dipenuhi.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 2 Desember 2003
Kepala Badan Pusat Statistik,

Dr. Soedarti Surbakti


NIP. 340001648

151
152
153

You might also like