Professional Documents
Culture Documents
VIII
KREDIT PERBANKAN
Kata ‘kredit’ berasal dari bahasa Latin creditur yang merupakan bentuk past
participle dari kata credere (lihat pula credo dan creditum, yang berarti to trust atau
faith). Kata trust berarti ‘kepercayaan’. Dapat dikatakan dalam hubungan ini bahwa
kreditur (yang memberi kredit, lazim bank) dalam hubungan perkreditan dengan
debitur (nasabah, penerima kredit) mempunyai kepercayaan, bahwa debitur dalam
waktu dan dengan syarat-syarat yang telah disetujui bersama, dapat mengembalikan
(membayar kembali) kredit yang bersangkutan.
Dalam KBBI, kata kredit antara lain diartikan : pertama, pinjaman uang
dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur, dan kedua, pinjaman sampai
batas jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank atau badan lain.
1. Kepercayaan, yaitu adanya keyakinan dari pihak bank atas prestasi yang
diberikannya kepada nasabah peminjam dana yang akan dilunasinya sesuai
dengan diperjanjikan pada waktu tertentu.
2. Waktu, yaitu adanya jangka waktu tertentu antara pemberian dan pelunasan
kreditnya,
3. Risiko, yaitu adanya risiko yang mungkin akan terjadi selama jangka waktu antara
pemberian dan pelunasan kredit tersebut, sehingga untuk mengamankan
pemberian kredit dan menutup kemungkinan terjadinya wanprestasi dari nasabah
peminjam dana, diadakan pengikatan jaminan (agunan).
Suatu kredit mencapai fungsinya apabila secara sosial ekonomis, baik bagi
debitur, kreditur, maupun masyarakat membawa pengaruh pada tahapan yang lebih
baik. Dari manfaat nyata dan manfaat yang diharapkan maka sekarang ini kredit
dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan mempunyai fungsi :
Kredit perbankan adalah kredit yang diberikan oleh bank milik negara
atau bank swasta kepada masyarakat untuk kegiatan usaha dan atau konsumsi.
Kredit likuiditas adalah kredit yang diberikan oleh bank sentral kepada
bank-bank yang beroperasi di Indonesia, yang selanjutnya digunakan sebagai
dana untuk membiayai kegiatan perkreditannya.
Kredit pinjaman antarbank adalah kredit yang diberikan oleh bank yang
kelebihan dana kepada bank yang kekurangan dana. Bilateral loan adalah
transaksi pinjaman dua pihak secara langsung antara bank yang meminjamkan
dan bank peminjam, sedangkan kredit sindikasi adalah pinjaman yang diberikan
sekelompok. Kredit konsorsium adalah pembiayaan secara bersama-sama,
maksudnya beberapa bank secara bersama-sama berdasarkan perjanjian terentu
memberikan kredit kepada suatu perusahaan.
Kredit jangka pendek adalah kredit yang berjangka waktu maksimum satu
tahun. Bentuknya dapat berupa kredit rekening koran, kredit penjualan, kredit
pembeli, dan kredit wesel, serta kredit modal kerja.
Kredit jangka menengah adalah kredit berjangka waktu antara satu tahun
sampai tiga tahun. Bentuknya dapat berupa kredit investasi jangka menengah.
Kredit jangka panjang adalah kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga
tahun. Bentuknya pada umumnya berupa kredit investasi yang bertujuan
menambah modal perusahaan dalam rangka untuk melakukan rehabilitasi,
ekspansi (perluasan), dan pendirian proyek baru.
Kredit konsumtif adalah kredit yang diberikan oleh bank pemerintah atau
swasta yang diberikan kepada perseorangan untuk membiayai keperluan
konsumsinya untuk kebutuhan sehari-hari.
Kredit ekspor adalah semua kredit sebagai sumber pembiayaan bagi usaha
ekspor. DPL, kredit ekspor adalah kredit untuk membiayai kegiatan investasi dan
modal kerja yang diberikan dalam rupiah dan atau valuta asing kepada eksportir
dan atau pemasok.
Kredit besar pada dasarnya ditinjau dari segi jumlah kredit yang diterima
oleh debitur.
Kredit dengan jaminan adalah kredit yang diberikan kepada debitur selain
didasarkan adanya keyakinan atas kemampuan debitur juga disandarkan pada
adanya agunan atau jaminan ang berupa fisik (collateral) sebagai jaminan
tambahan.
1. Kredit Likuiditas Umum, yaitu kredit yang disediakan oleh BI kepada bank-
bank yang mengalami kesulitan likuiditas sebagai akibat dari perubahan yang
mendadak di luar kekuasaan bank dan bersifat jangka pendek. Melihat
karakteristik dari Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek yang selanjutnya disebut
FPJP adalah fasilitas pendanaan dari BI kepada bank, yang kiranya dapat
dikelompokkan pada kredit likuiditas umum.
2. Kredit Likuiditas Darurat Khusus, yaitu kredit yang diberikan oleh BI
kepada bank-bank yang mengalami kesulitan di dalam faktor-faktor intern. Istilah
kredit likuiditas darurat, saat ini dikenal dengan Fasilitas Pembiayaan Darurat
yang selanjutnya disebut FPD adalah fasilitas pembiayaan dari BI kepada bank
bermasalah yang mengalami kesulitan likuiditas, tetapi masih memenuhi tingkat
solvabilitas yang ditetapkan BI, serta berdampak sistemik yang pemberiannya
didasarkan pada keputusan rapat Menkeu dan Gubernur BI dan pendanaannya
menjadi beban pemerintah.
Setiap kredit yang telah disetujui dan disepakati antara pihak kreditur dan
debitur maka wajib dituangkan dalam perjanjian kredit (akad kredit) secara tertulis.
Sesuai dengan asas yang utama dari suau perikatan atau perjanjian, yaitu
asas kebebasan berkontrak, maka pihak-pihak yang akan mengikatkan diri dalam
perjanjian kredit tersebut dapat mendasarkan pada ketentuan-ketentuan yang ada pada
KUHPerdata, tetapi dapat pula mendasarkan pada kesepakatan bersama.
Dalam praktik, bentuk dan materi perjanjian kredit antara satu bank dan
bank yang lainnya tidaklah sama. Hal tersebut terjadi dalam rangka menyesuaikan
diri dengan kebutuhannya masing-masing. Dengan demikian, perjanjian kredit
tersebut tidak mempunyai bentuk yang berlaku umum, hanya saja dalam praktik ada
banyak hal yang biasanya dicantumkan dlaam perjanjian kredit, misalnya berupa
definisi istilah-istilah yang akan dipakai dalam perjanjian ini (terutama dalam
perjanjian kredit dengn pihak asing / loan agreement), jumlah dan batas waktu
peminjaman, pembayaran kembali pinjaman (repayment) apakah si peminjam berhak
mengembalikan dana pinjaman lebih cepat dari ketentuan yang ada, penetapan bunga
pinjaman dan dendanya jika debitur lalai membayar bunga, dan dicantumkannya
berbagai klausul.
Dalam ruang lingkup pembahasan perjanjian kredit ini, sering pula dalam
praktiknya peminjam diminta memberikan representations, warranties, dan
covenants. Adapun yang dimaksud dengan representations adalah keterangan-
keterangan yang diberikan oleh debitur guna pemrosesan pemberian kredit.
Sedangkan yang dimaksud dengan warranties adalah suatu janji, misalnya, janji
bahwa debitur akan melindungi kekayaan perusahaannya atau aset yang telah
dijadikan jaminan untuk mendapatkan kredit tersebut. Sementara yang dimaksud
dengan covenants adalah janji untuk tidak melakukan sesuatu.
Beberapa klausul yang selalu dan perlu dicantumkan dalam setiap perjanjian
kredit, di antaranya :
Dari ketentuan tersebut di atas yang paling penting, yaitu bahwa bank dalam
menyalurkan dana untuk kredit harus didasarkan pada adanya suatu jaminan. Adapun
yang dimaksud dengan jaminan dalam pemberian kredit, yaitu keyakinan bank atas
kesanggupan debitur untuk melunasi kredit sesuai dengan yang diperjanjikan. (Pasal
2 ayat (1) SK Dir BI No. 23/69/KEP/DIR tanggal 28 Februari 1991 tentang Jaminan
Pemberian Kredit). Sedangkan guna memperoleh keyakinan tersebut maka bank
sebelum memberikan kreditnya harus melakukan penilaian yang saksama terhadap
watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha tersebut.
1. Dapat secara mudah membantu perolehan kredit oleh pihak yang membutuhnya.
2. Tidak melemahkan posisi (kekuatan) si penerima kredit untuk meneruskan
usahanya.
3. Memberikan kepastian kepada kreditur dalam arti bahwa apabila perlu, mudah
diuangkan untuk melunasi utang debitur.
Dalam pemberian fasilits kredit ini pada praktiknya agunan bahkan lebih
dominan atau diutamakan, sehingga agunan lebih dipentingkan daripada hanya
sekedar jaminan yang berupa keyakinan atas kemampuan debitur untuk melunasi
utangnya.
Dalam rangka menambah keyakinan atas watak dan kemampuan debitur, bank
selalu meminta jaminan pemberian kredit dari pihak lain, seperti jaminan pribadi,
garansi dari bank lain, atau jaminan dari induk perusahaan. Jaminan perorangan atau
jaminan pribadi (personal guaranty), yaitu jaminan seseorang pihak ketiga yang
bertindak untuk menjamin dipenuhinya kewajiban-kewajiban dari debitur. Jaminan
ini dapat dilakukan tanpa sepengetahuan debitur.
4. Capacity (kemampuan). Bank harus meneliti tentang keahlian calon debitur
dalam bidang usahanya dan kemampuan manajerialnya, sehingga bank yakin
bahwa usaha yang akan dibiayainya dikelola oleh orang-orang yang tepat,
sehingga calon debiturnya dalam jangka waktu tertentu mampu melunasi atau
mengembalikan pinjamannya.
5. Capital (modal). Bank harus melakukan analisis terhadap posisi keuangan
secara menyeluruh mengenai masa lalu dan yang akan datang, sehingga dapat
diketahui kemampuan permodalan calon debitur dalam menunjang pembiayaan
proyek atau usaha calon debiutr yang bersangkutan.
6. Collateral (agunan). Bank wajib meminta agunan tambahan dengan maksud
jika calon debitur tidak dapat meluansi kreditnya, maka agunan tambahan tersebut
dapat dicairkan guna menutupi pelunasan atau pengembangan kredit atau
pembiayaan yang tersisa.
1. Return (balikan). Maksudnya hasil yang akan dicapai dari kegiatan yang
mendapatkan pembiayaan tersebut.
2. Repayment (pembayaran kembali).
3. Risk Bearing Ability (kemampuan menanggung risiko).
1. Prinsip macthing, maksudnya harus match antara pinjaman dengan aset perseroan.
2. Prinsip kesamaan valuta, maksudnya penggunaan dana yang didapat dari sutu
kredit sedapat-dapatnya harus digunakan untuk membiayai atau investasi dalam
mata uang yang sama, sehingga risiko nilai valuta dapat dihindari.
3. Prinsip perbandingan antara pinjaman dan modal, maksudnya harus ada hubungan
yang prudent antara jumlah pinjaman dengan besarnya modal.
4. Prinsip perbandingan antara pinjaman dan aset.
Ada dua tata cara pertanggungan yaitu secara kasus demi kasus dan
penutupan pertanggungan secara otomatis, yang langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. lancar;
e. macet.
a. PBI No. 6/18/PBI/2004 tentang Kualitas Aktiva Produktif bagi Bank
Perkreditan Rakyat Syariah.
b. PBI No. 7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum,
diubah oleh PBI No.8/2/PBI/2006.
a. Menjadi lancar apabila tidak terdapat tunggakan selama tiga kali periode
pembayaran angsuran pokok dan atau bunga secara berturut-turut sesuai
dengan perjanjian restrukturisasi kredit; atau
a. Penyertaan modal sementara hanya dapat dilalkukan untuk kredit yang
memiliki kualitas kurang lancar, diragukan, atau macet.
b. Penyertaan modal sementara wajib ditarik kembali apabila :
1) telah melampaui jangka waktu paling lama lima tahun; atau
a. Melalui Panitia Urusan Piutang Negara dan Badan Urusan Piutang
Negara (PUPN dan BUPN).
a. Melalui Panitia Urusan Piutang Negara dan Badan Urusan Piutang
Negara (PUPN dan BUPN)
6) Dalam putusan ditetapkan suatu jangka waktu putusan tersebut harus
dilaksanakan (Pasal 54 ayat (1)).
8) Dalam waktu paling lama empat belas hari setelah putusan diterima,
para pihak dapat mengajukan permohonan kepada arbiter atau majelis
arbitrase untuk melakukan koreksi terhadap kekeliruan administratif dan
atau menambah atau mengurangi sesuatu tuntutan putusan (Pasal 58).
2) Penyitaan;
3) Pelelangan.
1. Dalam usaha menghimpun dana, suatu bank harus mengenal sumber-sumber
dana yang terdapat di dalam berbagai lapisan masyarakat dengan bentuk yang
berbeda-beda. Salah satu sumber dana bagi sebuah bank berasal dari masyarakat luas.
Jelaskan sumber dana bank yang berasal dari masyarakat luas tersebut !
2. Dalam rangka akuisisi bank ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian.
Hal-hal apa saja yang perlu mendapat perhatian dalam rangka akuisisi tersebut !
Syarat-syarat apa pula yang harus dipenuhi untuk memperoleh izin akuisisi tersebut !
3. Kredit perbankan dengan melihat kelembagaannya maka dikenal beberapa jenis
kredit. Jelaskan jenis kredit berdasarkan kriteria kelembagaan tersebut ! Apa pula
yang dimaksud dengan kredit sindikasi dan kredit konsorsium ?
4. Penilaian dalam pemberian kredit yang berhubungan dengan debitur selain
digunakan prinsip 5C, 5P dan 3R ada prinsip-prinsip lain yang harus diperhatikan
oleh suatu bank. Sebutkan prinsip-prinsip lain tersebut ? Di samping menggunakan
prinsip penilaian dalam pemberian kredit dapat pula digunakan dengan studi
kelayakan. Jelaskan, meliputi apa saja studi kelayakan tersebut ?
5. Ada beberapa cara penyelesaian kredit bermasalah, salah satunya dengan jalur
hukum melalui Badan Usaha Piutang dan Lelang Negara (BUPLN). Apa tugas dari
BUPLN dan apa pula fungsinya !
6. Secara keilmuan, istilah dan pengertian tindak pidana perbankan masih
diperdebatkan para ahli, ada para ahli yang memilih istilah tindak pidana perbankan
dan sebagian ahli lainnya memakai istilah tindak pidana di bidang perbankan.
Jelaskan perbedaan penekanan pada kedua istilah tersebut disertai contohnya masing-
masing !
10. Jenis Bank Syariah terdiri dari Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah. Kegiatan usaha apa saja yang dapat dilakukan oleh kedua jenis Bank
Syariah tersebut !
b. Representations;
c. Waranties;
d. Covenants;
1. Dalam usaha menghimpun dana, suatu bank harus mengenal sumber-sumber
dana yang terdapat di dalam berbagai lapisan masyarakat dengan bentuk yang
berbeda-beda. Salah satu sumber dana bagi sebuah bank berasal dari masyarakat luas.
Jelaskan sumber dana bank yang berasal dari masyarakat luas tersebut !
2. Dalam rangka akuisisi bank ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian.
Hal-hal apa saja yang perlu mendapat perhatian dalam rangka akuisisi tersebut !
Syarat-syarat apa pula yang harus dipenuhi untuk memperoleh izin akuisisi tersebut !
3. Kredit perbankan dengan melihat kelembagaannya maka dikenal beberapa jenis
kredit. Jelaskan jenis kredit berdasarkan kriteria kelembagaan tersebut ! Apa pula
yang dimaksud dengan kredit sindikasi dan kredit konsorsium ?
4. Penilaian dalam pemberian kredit yang berhubungan dengan debitur selain
digunakan prinsip 5C, 5P dan 3R ada prinsip-prinsip lain yang harus diperhatikan
oleh suatu bank. Sebutkan prinsip-prinsip lain tersebut ? Di samping menggunakan
prinsip penilaian dalam pemberian kredit dapat pula digunakan dengan studi
kelayakan. Jelaskan, meliputi apa saja studi kelayakan tersebut ?
5. Ada beberapa cara penyelesaian kredit bermasalah, salah satunya dengan jalur
hukum melalui Badan Usaha Piutang dan Lelang Negara (BUPLN). Apa tugas dari
BUPLN dan apa pula fungsinya !
6. Secara keilmuan, istilah dan pengertian tindak pidana perbankan masih
diperdebatkan para ahli, ada para ahli yang memilih istilah tindak pidana perbankan
dan sebagian ahli lainnya memakai istilah tindak pidana di bidang perbankan.
Jelaskan perbedaan penekanan pada kedua istilah tersebut disertai contohnya masing-
masing !
10. Jenis Bank Syariah terdiri dari Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah. Kegiatan usaha apa saja yang dapat dilakukan oleh kedua jenis Bank
Syariah tersebut !
b. Representations;
c. Waranties;
d. Covenants;