You are on page 1of 5

SIKAP BANGSA INDONESIA

TERHDAP DAMPAK
GLOBALISASI

Disusun Oleh :
Raka Adhitya
Ayu Laila Fitriyani
Sunu Luhung W.
Fitriah Deliana
Aditya Putra W.
Alyssa Naimaturrahma
Budi Prasetyo U.
Kelas : IX-1

KELOMPOK VI

SIKAP BANGSA INDONESIA TERHADAP DAMPAK GLOBALISASI

Dalam globalisasi dunia masing-masing negara saling mempengaruhi satu sama


lain, beitupun dengan bangsa Indonesia. Globalisasi bagi bangsa Indonesia dapat menjadi
peluang dan tantangan. Peluang yang dapat diperoleh adalah pasaran hasil produksi yang
semakin luas, perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin cepat, lapangan kerja yang
semakin luas dan peluang bisnis yang makin terbuka.

Dalam menerima pengaruh asing, bangsa Indonesia jangan bersifat pasif atau
menerima begitu saja pengaruh tersebut. Bangsa Indonesia harus bersifat aktif menyeleksi
dampak tersebut. Kebudayaan asing diakulturasikan secara serasi dengan kebudayaan asli
sehingga menghasilkan kebudayaan yang bercorak khas. Oleh sebab itu kita harus
memiliki sikap untuk menghadapi dampak tersebut. Berikut ini adalah sikap-sikap yang
sebaiknya dikembangkan dalam menghadapi dampak globalisasi :

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia

Globalisasi merupakan sebuah realita yang mau tak mau harus dihadapi bila bangsa
Indonesia ingin tetap hidup sebagai bangsa yang berdaulat di dunia. Salah satu sikap yang
harus dilakukan oleh bangsa Indonesia yaitu meningkatkan kualitas sumber daya
manusianya. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia diperlukan kaum-kaum
terpelajar yang memiliki kualitas-kualitas yang unggul. Oleh karena itu kita harus
mempersiapkan diri sebaik-baiknya melalui pendidikan. Melalui pendidikan yang optimal,
bangsa Indonesia dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga dapat
bersaing di kancah dunia Internasional.

2. Meningkatkan kualitas nilai keimanan dan moralitas masyarakat

Globalisasi membuat budaya antar bangsa saling mempengaruhi. Karenanya


keberadaan nilai-nilai keimanan dan moralitas menjadi sangat penting. Sebab nilai-nilai
keimanan dan moralitas itulah yang mampu mengatasi dampak negatif dari globalisasi.
Indosia adalah negara dengan kaum yang beragama. Maka dari itu hendaklah kita
menanamkan nilai-nilai keagamaan untuk mengetahui yang mana yang baik dan yang
mana yang buruk. Apalagi mayoritas Bangsa Indonesia adalah kaum Islam, yang dalam
agamanya diajarkan untuk memilih antara yang hak dan yang bathil.
Moralitas bangsa juga harus ditingkatkan. Di dalam era globalalisasi ini, moralitas
bangsa cenderung menurun kualitasnya. Ini tidak lepas dari tanggung jawab orang tua,
guru, dan pemerintah. Salah satu solusinya adalah melaksanakan pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan.

3. Mendorong dan mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk


memperjuangkan keadilan antar bangsa
Salah satu dampak globalisasi adalah saling berkaitannya antara satu negara
dengan negara lainnya. Baik dalam bentuk kerjasama ataupun persaingan global.
Pemerintah Indonesia harus berupaya sekuat tenaga untuk memperjuangkan
keadilan dan keseimbangan antarbangsa. Upaya pemerintah tersebut harus selalu didorong
dan didukung oleh setiap warga negaranya.
Sebagaimana yang kita ketahui, Indonesia merupakan 1 diantara 2 negara yang
memberikan permohonan agar Israel menghentikan serangan ke Jalur Gaza. Ini
membuktikan kepedulian bangsa kita terhadap perdamaian dan peradilan antarbangsa.
Maka sebagai warga negara, hendaknya kita mendukung upaya pemerintah.

4. Mendorong dan mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk mendesak


negara maju agar memberikan dana perbaikkan lingkungan hidup

Negara maju sangat diuntungkan dengan adanya globalisasi, sebab negara maju
banyak yang memiliki perusahaan transnasional. Perusahaan tersebut biasanya berdiri di
berbagai negara terutama di negara berkembang, termasuk di Indonesia.
Aktifitas perusahaan tersebut membuat lingkungan hidup menjadi rusak oleh
pencemaran limbah atau asap pabriknya. Oleh sebab itu, sudah sepantasnyalah negara-
negara maju menyisihkan uang guna mendanai upaya-upaya perbaikan dan pelestarian
lingkungan hidup.
Tindakan ini sangat pantas diambil oleh Indonesia, karena buktinya banyak sekali
hutan yang dijadikan perindustrian. Lahan hijau pun semakin sulit ditemukan di daerah
perindustrian. Untuk memulihkan keadaan, Indonesia butuh dana dari perusahaan asing
tersebut.

5. Meningkatkan jiwa dan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme

Risiko dari globalisasi yaitu negara-negara akan saling berhubungan tanpa batas.
Masing-masing negara saling memengaruhi, baik secara politik, ekonomi, social, budaya,
maupun bidang-bindg kehidupan lainnya. Sehingga negara-negara yang telah maju akan
lebih mudah bersaing dan memengaruhi negara lainnya.
Adanya globalisasi juga menjadi suatu tantangan yang berat bagi negara
berkembang yang belum maju dan kuat. Negara yang masyarakatnya tidak mempunyai
jiwa dan semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme yang kuat akan dengan mudah
dipermainkan oleh negara-negara maju. Oleh karena itu, semangat dan jiwa persatuan,
kesatuan dan nasionalisme harus terus ditingkatkan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Bila jiwa dan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme telah tertanam
dengan kuat pada setiap warga negara Indonesia tidak akan mudah dipermainkan oleh
negara-negara yang kuat dan maju.

6. Melestarikan kebudayaan dan adat istiadat daerah

Globalisasi membuat budaya luar dapat dengan mudah kita ketahui. Pengetahuan
akan budaya luar terkadang membuat masyarakat lebih menyukainya daripada budaya
daerah sendiri.
Menyukai kebudayaan luar adalah hal yang wajar. Namun kita harus tetap
melestarikan kebudayaan kita sendiri. Jangan sampai kebudayaan kita punah begitu saja
seiring dengan waktu. Apalagi kebudayaan itu seenaknya saja diambil oleh bangsa lain.
Bukan saja malu, tapi kita juga akan merasa diremehkan oleh bangsa itu. Untuk itu kita
harus melestarikan kebudayaan dan adat istiadat bangsa kita sendiri, Indonesia. Pelestarian
kebudayaan dan adat istiadat dapat dilakukan dengan mempelajari seni daerah, mencintai
lagu-lagu daerah, mengikuti sanggar tradisional daerah, dan lain-lain.

7. Menjaga keasrian objek wisata dalam negeri

Salah satu ciri-ciri globalisasi adalah perjalanan dan perlancongan antarbangsa


yang semakin meningkat. Indonesia sebagai negara yang kaya akan objek-objek wisata
yang indah hendaknya memanfaatkannya dengan seoptimal mungkin. Salah satu usaha
adalah menjaga keasrian objek wisata tersebut.
Sebenarnya selain Bali, banyak lagi pulau-pulau di Indonesia yang memiliki tempat
yang sangat indah untuk dikunjungi. Namun banyak lokasi yang tidak terjaga keasriannya
sehingga tidak menarik untuk dikunjungi. Maka seharusnya masyarakat selalu menjaga
keasrian objek wisata di daerah masing-masing.
Cara-cara menjaga keasrian objek wisata dalam negeri seperti tidak membuang
sampah sembarangan, tidak mencoret-mencoret tembok, melakukan penghijauan disekitar
pegunungan, tidak membuang sampah ke sungai yang nantinya bermuara ke laut,
melestarikan terumbu karang, dan sebagainya.

8. Meningkatkan kualitas produk dalam negeri agar dapat bersaing merebut


pasar lokal, nasional, dan internasional.
Kemampuan suatu negara untuk bisa bertahan dalam persaingan Internasional juga
dinilai dari kualitas produksi dalam negara tersebut. Selain itu mutu dari produksi suatu
negara juga menjadi salah satu faktor untuk menjadi negara maju.

Untuk menghadapi era globalisasi ini, Indonesia harus bisa bersaing dalam segala
bidang salah satunya bidang ekonomi. Agar bisa bersaing Indonesia harus memiliki
kualitas produk dalam negeri yang baik. Karenanya kita harus mendukung pemerintah
untuk meningkatkan kualitas produk dalam negeri, salah satunya dengan membeli dan
mencintai produk dalam negeri kita sendiri.

9. Menumbuhkan sikap terbuka terhadap pembaruan di masyarakat


Masyarakat Indonesia masih sangat kental dengan kebudayaan-kebudayaan
tradisional yang masih kerap berprasangka terhadap hal-hal baru. Dengan menumbuhkan
sikap terbuka dan tanggap terhadap pembaruan diharapkan masyarakat mampu menilai
pengaruh yang dinilai baik bagi pembangunan. Jadi sifat-sifat positif manusia modern
sangat penting dikembang kan dalam era globalisasi.

Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa globalisasi sebagai fenomena


kontemporer mustahil akan meniadakan pluralisme kebudayaan dan peradaban.
Sebaliknya, dalam perwujudan yang esktrim, globalisasi justru akan menjadi pembangkit
nasionalisme yang tumbuh karena kesadaran sebagai salah satu elemen budaya yang khas.
Dalam hubungan ini akan berlaku hukum “serangan balik”, yaitu bahwa tarikan ke arah
globalisasi yang ekstrim akan menimbulkan gerak balik ke arah berlawanan, berupa reaksi
penentangan yang cenderung menggejala sebagai akibat dominasi pengaruh budaya asing
terhadap budaya lokal.

Globalisasi pada hakikatnya adalah proses yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan
yang dampaknya berkelanjutan melampaui batas-batas kebangsaan dan kenegaraan. Hal
ini mengingat bahwa dunia ditandai oleh pluralitas budaya maka globalisasi sebagai proses
juga menggejala sebagai peristiwa yang melanda dunia secara lintas budaya yang sekaligus
mewujudkan proses saling memengaruhi antar budaya. Pertemuan antar budaya itu tidak
selalu berlangsung sebagai proses dua arah yang berimbang, tetapi dapat juga sebagai
proses dominasi budaya yang satu terhadap lainnya.

You might also like