You are on page 1of 10

Personal hygiene

(Kebersihan diri)

oleh: Agus Pradjawanto

Definisi

Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah cara perawatan diri
seseorang untuk memelihara kesehatannya.Seseorang tidak dapat melakukan perawatan diri
sendiri dipengaruhi kondisi fisik atau keadaan emosional klien.

Oleh karena itu perlu bantuan orang lain.Peran perawat dalam personal hygiene
adalah untuk mempertahankan atau membantu klien memelihara integritas kulit sehingga sel-
sel kulit mendapat nutrisi dan hidrasi yang diperlukan untuk menahan cedera dan penyakit.

Tujuan perawatan personal hygiene adalah

· Menghilangkan minyak yang menumpuk , keringat , sel-sel kulit yang


mati dan bakteri

· Menghilangkan bau badan yang berlebihan

· Memelihara integritas permukaan kulit

· Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah

· Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien

· Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi kulit


klien.

· Meningkatkan percaya diri seseorang

· Menciptakan keindahan

· Meningkatkan derajat kesehatan sesorang

Prinsip dalam melakukan perawatan personal hygiene adalah

· Gunakan komunikasi terapeutik selama perawatan hygiene

· Selama dalam perawatan hygiene,Perawat dapat melakukan tindakan


keperawatan yang lain, misalkan latihan gerak

Faktor – faktor yang mempengaruhi kebersihan diri

Citra tubuh

Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene pada orang tersebut.
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh
ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Jika
seorang klien rapi sekali maka perawat mempertimbaagkan rincian kerapian ketika
merencanakan keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan
tentang bagaimana memberikan peraatan hygienis. Karena citra tubuh klien dapat berubah
akibat pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra untuk
meningkatkan hygiene.

Praktik social.

Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat mempengaruhi


praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik
hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan
air panas dan atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktok yang mempengaruhi
perawatan kebersihan.

3. Status sosio-ekonomi

sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang
digunakan. Perawat hrus menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan yang
penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga harus menentukan
jika penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan social yang
dipraktikkan oleh kelompok social klien.

1 Pengetahuan

Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi


praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus
termotivasi untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau
kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang
diharapkan dan menguntungkan dalam mngurangi resiko kesehatan dapat memotifasi
seeorang untuk memenuhi perawatan yang perlu.

2 Variable kebudayaan

Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan


hygiene.Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri yang
berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan. Di Negara-negara eropa,
bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi secara penuh hanya sekali dalam seminggu.

3 Pilihan pribadi

Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi,
bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda (mis.Sabun,
sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.

4 kondisi fisik.

Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani operasi
sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi.

Anatomi dan fisiologi

Rongga mulut dilapisi dengan membran mukosa. Membra merupakan jaringan epitel
yang melapisi dan melindungi organ ,mensekresi mukus untuk menjaga jalan saluran
sistem pencernaan dan mengabsorbsi nutrien.

Mulut atau bukal rongga yang terdiri dari bibir sekitar pembukaan mulut , leher
sepanjang sisi dinding rongga,lidah serta otonya, langi-langit mulut bagian depan dan
belakang yang mebentuk akar rongga.

Kelainan / Patofisiolologi gigi dan mulut

Mulut merupakan suatu tempat yang amat ideal bagi perkembangan bakteri. Bila
tidak dibersihkan dengan sempurna, sisa makanan yang terselip bersama bakteri akan
tetap melekat pada gigi kita dan akan bertambah banyak dan membentuk koloni yang
disebut plak, yaitu lapisan film tipis, lengket dan tidak berwarna. Plak merupakan tempat
pertumbuhan ideal bagi bakteri yang dapat memproduksi asam. Jika tidak disingkirkan
dengan melakukan penyikatan gigi, asam tersebut akhirnya akan menghancurkan email
gigi dan akhirnya menyebabkan gigi berlubang

Selain itu plak ini juga berpengaruh terhadap kesehatan jaringan pendukung gigi
seperti gusi dan tulang pendukungnya. Hal ini disebabkan oleh bakteri yang menempel
pada plak di atas permukaan gigi dan di atas garis gusi. Kuman-kuman pada plak
menghasilkan racun yang merangsang gusi sehingga terjadi radang gusi, dan gusi menjadi
mudah berdarah.

Bila dibiarkan, keadaan ini dapat menjadi lebih buruk dengan bergeraknya gusi
dari perlekatannya dengan gigi, sehingga mempengaruhi tulang pendukung dan ligamen
(jaringan pengikat) sekitarnya dan menyebabkan tanggalnya gigi.

Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya, dan didukung oleh gusi
yang kencang dan berwarna merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut yang
sehat ini tidak tercium bau tak sedap.Kondisi ini hanya dapat dicapai dengan perawatan
yang tepat. Namun, oleh karena berbagai faktor (misalnya biaya dokter gigi yang relatif
lebih mahal daripada dokter umum) kesehatan gigi seringkali tidak menjadi prioritas. Kita
hanya pergi ke dokter gigi kalau keadaan gigi sudah parah dan rasa sakit tidak
tertahankan lagi

Padahal, gigi yang sudah dalam keadaan terinfeksi berat dapat mempengaruhi
kesehatan secara umum. Selain itu, gigi yang tidak terawat juga menyebabkan nafas tidak
segar yang ujung-ujungnya bisa menghambat pergaulan. Karena itulah, sebagai remaja
(apalagi yang sedang melakukan pendekatan pada pujaan hati) kita harus tahu seluk beluk
perawatan mulut dan gigi.

Beberapa gangguan yang terjadi pada gigi dan mulut :

· Bau mulut

Selain rasa sakit, akibat paling nyata dari buruknya kondisi mulut dan
gigi adalah bau mulut. Bau mulut sendiri dapat disebabkan oleh faktor
internal dan eksternal. Faktor internal biasanya disebabkan oleh penyakit
sistemik yang merupakan tanda-tanda adanya masalah kesehatan lain, seperti
diabetes melitus, kelainan pada saluran pencernaan atau pernafasan,
penyakit-penyakit pada kerongkongan
Sedangkan faktor eksternal disebabkan oleh jenis makanan yang dimakan
seperti pengaruh minuman kopi, alkohol, makanan berbumbu bawang putih
atau bawang merah, faktor pembersihan gigi yang tidak optimal, dan
kebiasaan merokok.

Mulut yang kering karena kurang minum air juga merupakan kontributor
penyebab masalah bau mulut. Karena itulah, ketika bangun tidur di pagi hari
bau mulut kita juga kurang sedap, yang segera hilang setelah kita sikat gigi
dan minum air.

· Akibat lain dari gigi tidak terawat

Walaupun amat jarang terjadi, penyakit gigi terkadang dapat juga


menyebabkan kematian. Gigi berlubang yang didiamkan dan tidak dirawat
akan menjadi sumber infeksi dan dapat mempengaruhi kondisi organ lainnya

Bakteri dari gigi berlubang dapat terus menembus jaringan lebih dalam
yang disebut pulpa gigi yang terdiri dari jaringan syaraf, pembuluh darah dan
limfe.Bakteri kemudian menghancurkan seluruh pulpa, terkadang sampai
tidak ada lagi jaringan pulpa yang masih hidup.

Keadaan ini memungkinkan terjadinya pembengkakan pada ujung akar


berbentuk kantung yang disebut granuloma. Granuloma mengandung
jaringan lunak, bakteri, nanah dan lain sebagainya, yang dapat tertekan dalam
aliran darah sehingga terbawa ke bagian lain dari tubuh. Selain aliran darah,
penyebaran bakteri atau nanah ini dapat juga melalui saluran limfe, hubungan
langsung dengan saluran pernafasan dan saluran pencernaan.

Penyebaran bakteri ke daerah lain juga dapat menimbulkan penyakit


seperti misalnya pada mata, hidung, jantung, persendian, sakit, penyakit pada
saluran pencernaan. Keadaan ini disebut sebagai infeksi fokal.

· Dua tipe masalah besar adalah karies gigi (lubang) dan penyakit periodontal
(pyorrhea). Karies gigi merupakan masalah mulut paling umum dari orang
muda. Perkembangan lubang merupakan proses patologi yang melibatkan
kerusakan email gigi pada akhirnya melalui kekurangan kalsium.
Kekurangan kalsium adalah hasil dari akumulasi musin, karbohidrat, basilus
asam laktat pada asaliva yang secara normal ditemukan pada mulut, yang
membentuk lapisan gigi yang disebut plak. Plak adalah transparan dan
melekat pada gigi, khususnya dekat dasar kepala gigi pada margin gusi. Plak
mencegah dilusi asam normal dan netralisasi, yang mencegh disolusi bakteri
pada rongga mulut. Asam akhirnya merusak gigi dan email, pada kasus yang
berat, merusak pulpa atau jaringan spon dalam gigi. Lubang pertama kali
mulai sebagai diskolorasi pengapuran putih dari gigi. Selanjutnya dengan
berkembangnya lubang, gigi menjadi kecoklatan atau kehitaman.

· Untuk orang yang berusia lebih dari 35 tahun, masalah yang paling umum
adalah pyorrhea. Penyakit periodontal adalah penyakit jaringan sekitar gigi,
seperti peradangan membrane periodontal atau ligament periodontal (mosby,
1994). Diperkirakan bahwa 25% - 75% populasi orang dewasa dengan gigi
alami memiliki beberapa bukti dari penyakit ini (Coleman, Nelson, 1993).
Penambahan penyakit seperti berikut:

Deposit kalkulus pada gigi digaris gusi.

Gingiva menjadi bengkak dan perih.

Peradangan menyebar, pembentukan celah atau kantong antara gusi dan


gingival, gusi menyusut.

Tulang alveolar hancur, dan gigi lepas (lewis, collier, 1996).

· Halitosis(bau nafas) merupakan masalah umum. Hal ini akibat hygiene


mulut yang buruk, memasukkan makanan tertentu, atau proses infeksi atau
penyakit. Hygiene mulut yang tepat mengeliminasi bau, kecuali penyebabnya
adalah kondisi sistemik seperti penyakit liver atau diabetes.

· Perawat seringkali menghadapi keilosis pada klien. Gangguan termasuk


bibir yang retak, terutama pada sudut mulut. Defisiensi riboflavin, nafas
mulut, dan saliva yang berlebihan dapat menyebabkan keilosis., pemberian
minyak pada bibir mempertahankan kelembaban, dan salep antijamur atau
antibakteri memperkecil perkembangan mikroorganisme.

· Gejala penyakit periodontal meliputi gusi yang berdaiah; bengkak, jaringan


yang radang; garis gusi yang menyusut, dengan pembentukan celah atau
kantong antara gusi dan gigi dan kehilangan gigi tiba-tiba. Jika perawatan
mulut yang tepat tidak dipertahankan, maka bekteri mati, disebut tartar yang
mengumpul disepanjang garis gusi. Tartar menyerang gusi dan serat yang
menempel pada gigi, akibatnya kehilangan gigi. Tindakan preventif paling
baik adalah pembersihan dengan flossing dan gosok gigi yang teratur.

· MASALAH MULUT LAIN

Stomatitis adalah kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan


pengiritasi, seperti tembakau; defisiensi vitamin; infeksi oleh bakyeri, virus,
atau jamur; atau penggunaan obat kemoterapi. Glositisadalah peradangan
lidah hasil karena penyakit infeksi atau cidera, seperti luka bakar atau gigitan.
Gengikitis adalah peradangan gusi, biasanya karena higiene mulut yang
buruk atau terjadi tanda leukimia, defisiensi vitamin, atau diabetes melitus.
Perawatan mulut khusus merupakan keharusan apabila klien memiliki
masalah oral ini. Perubahan mukosa mulut yang berhubungan dengan mudah
mengarah kepada malnutrisi, yang merupakan perhatian utama bagi klien
yang memiliki kanker (Griefzu, Radjeski, Winnick, 1990).

Nursing proses

A. Pengkajian

Pengkajian perawat tentang bibir,gigi,mukosa buccal,gusi,langit-langit,dan lidah


klien. Perawat memeriksa semua daerah ini dengan hati-hati tentang
warna,hidrasi,tekstur,dan lukannya. Klien yang tidak mengikuti praktik hygiene mulut
yang teratur akan mengalami penurunan jaringan gusi,gusiyang meradang,gigi yang
hitam (khususnya sepanjang margin gusi),karies gigi, kehilangan gigi, dan halitosis. Rasa
sakit yang dilokalisasi adalah gejala umum dari penyakit gusi atau gangguan gigi tertentu.
Infeksi pada mulut melibatkan organisme seperti treponeme pallidum, neisseria
gonorrhoeae, dan hominis virus herpes. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jika
klien hendak memperoleh radiasi atau kemoterapi,sangat penting mungumpulkan data
dasr mengenai keadaan rongga mult klien. Hal ini berfungsi sebagai dasar untuk perwatan
preventif bagi klien saat mereka melewati pengobatan ( Greifzu Radjeski, Winnick,
1990).

Pengkajian rongga mulut klien dapat menunjukkan perubahan aktual atau


potensial dalam integritas struktur mulut. Diagnosa keperawatan yang berhubungan dapat
merefleksikan masalah atau komplikasi akibat perubahan rongga mulut. Penemuan
perawat juga menunjukkan kebutuhan klien untuk bantuan perawatan mulut karena defisit
perawatan-diri. Identifikai diagnosa yang akurat memerlukan seleksi faktor yang
berhubungan yang menyebabkan masalah klien. Perubahan pada mukosa mulut akibat
pemaparan radiasi, misalnya, akan memerlukan intervensi berbeda dari pada kerusakan
mukosa akibat penempatan selang andotrakea.

B.Perencanaan

Menyusun rencana keperawatan untuk klien yang membutuhkan higiene mulut


termasuk mempertimbangkan pilihan, status emosional, sumber daya ekonomi, dan
kemampuan fisik klien. Perawatan harus membina hubungan yang baik dengan klien
untuk membantu praktik higiene mulut. Beberapa klien sanat sensitif tentang kondisi
mulut mereka dan enggan membiarkan orang lain merawat. Dalam banyak kasus, klien
(seperti yang terkena diabetes dan kanker ) juga tidak sadar bahwamereka berisiko
penyakit gigi dan periodontal dan karenanya memerlukan pendidikan ekstensif. Klien
yang mengalami perubahan mukosa akan memerlukan perawatan jangka panjang. Hasil
tidak dapat terlihat untuk beberapa hari atau minggu. Keluarga dapat memainkan peranan
penting dalam pembelajaran bagaimana untuk memeriksa rongga mulut klien terhadap
perubahan dan memberikan higiene mulut meliputi sebagai berikut :

5 Klien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik.


6 Klien mampu melakukan sendiri perawatan higiene- mulut dengan benar.
7 Klien akan mencapai rasa nyaman .
8 klien akan memahami praktik higiene-mulut.

C. Implementasi

Higiene mulut yang baik termasuk kabersihan, kenyaman, dan kelembaban


struktur mulut. Perawatan yang tepat mencegah penyakit mulut dan kerusakan gigi. Klien
di rumah sakit atau fasilitas perawatan jangka panjang seringkali tidak menerima
perawatan agresif yang mereka butuhkan. Perwatan mulut harus diberikan teratur dan
setiap hari. Frekuensi tindakan higiene bergantung pada rongga mulut klien.

D. Evaluasi

• Melihat kembali perkembangan kesembuhan klien

• Hasil yang diharapkan dari hygiene mulut tidak dapat dilihat dalam beberapa hari

• Pembersihan yang berulang-ulang harus sering kali dilakukan.

• Perawat mengantisipasi kebutuhan untuk mengubah intervensi selama evaluasi

You might also like