You are on page 1of 44

1

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


(PKL)
TEKNOLOGI PENGOLAHAN BUAH KELAPA SAWIT MENJADI CPO
DAN KERNEL
DI PT. NUBIKA JAYA BLOK SONGO, KOTA PINANG
LABUHAN BATU SELATAN

Oleh :

Oking Hasbhi Damanik


06118023

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2010
2

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Praktek kerja lapangan (PKL) ini adalah salah satu persyaratan atau kewajiban
dalam kurikulum Teknik Pertanian. Dalam PKL ini dituntut agar mahasiswa
mampu menyerap dan mempelajari pengetahuan yang didapat selama melakukan
kerja praktek dan membandingkan dengan ilmu yang didapat dibangku kuliah.
Dalam PKL ini mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan memperluas
wawasan dan cakrawala terhadap kemajuan perkembangan dan ilmu teknologi
khususnya bidang industri.
Demikianlah diharapkan mahasiswa mempunyai bekal yang cukup dan dapat
diandalkan untuk diajukan kelak bila bekerja pada bidang profesi yang sesuai
dengan latar belakang pendidikan yang didapat dibangku kuliah.
Dengan adanya landasan diatas, maka kami melakukan praktek kerja lapangan
di PT. Nubika Jaya. Dengan melaksanakan kerja praktek ini diharapkan kami
dapat memperdalam pengetahuan, khususnya tentang pengolahan bahan baku,
produksi serta profesi sehingga kami memperoleh pengalaman kerja dibidang
industri khususnya pada pengolahan kelapa sawit.

I.2 Deskripsi Tempat PKL


PT. Nubika Jaya ini terletak di Propinsi Sumatera Utara, Kabupaten Labuhan
Batu Selatan, tepatnya di Blok Songo desa Sisumut Kecamatan Kota Pinang.
Pabrik ini mulai berdiri tahun 2001 dan mulai beroperasi pada tahun 2002. Pabrik
in memilki empat plant yaitu antara lain pengolahan kelapa sawit (PKS),
pengolahan biji dan inti sawit (KCP), pengolahan refenary jaya (PRJ) dan pabrik
oleo chemichal (PON).

I.3 Struktur Organisasi


Dalam menjalankan perusahaan ini, untuk mendapatkan tujuan yang maksimal
serta efisiensi kerja yang baik diperlukan mekanisme yang baik pula.
3

Struktur organisasi yang diterapkan di PKS PT. Nubika Jaya adalah organisasi
yang fungsional, dimana pabrik dipimpin oleh Mill Manager. Dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh beberapa staf sesuai dengan bidangnya.
Uraian dan tanggung jawab personil dari organisasi adalah sebagai berikut:
1. Mill Manager
- Mengkoordinir penyusunan rencana anggaran belanja tahunan
pabrik.
- Menyusun dan melaksanakan policy umum kebun, sesuai dengan
pedoman dan intruksi kerja dan direksi.
- Mengajukan saran kepada pimpinan perusahaan.
- Bertanggung jawab kepada pimpinan perusahaan.
2. Asisten Kepala
- Membuat dan menyusun rencana kerja tahunan atau bulanan.
- Mengkoordinir pekerjaan asisten-asisten proses, maintenance,
elektrik dan labor.
- Bertanggung jawab kepada manager.
- Mengawasi jalannya proses pengolahan.
- Memberikan saran dan masukan kepada manager baik diminta
maupun tidak dalam rangka peningkatan prestasi kerja dan
efisiensi perusahaan.
3. Kepala Tata Usaha
- Bertanggung jawab kepada manager.
- Menyusun rencana anggaran tahunan yang meliputi :
a. Meneliti dan menilai dalam mata uang, semua rencana yang
telah disusun oleh tiap bagian.
b. Membuat perhitungan harga pokok produksi dan tarif unit
kerja.
- Mengawasi pelaksanaan administrasi dan keuangan kebun.
- Menyusun daftar gaji karyawan.
- Mengawasi pemasukan, pengeluaran dan penyediaan barang dari
dan kegudang.
4

- Memberikan saran kepada atasan mengenai waktu yang tepat untuk


pengadaan barang.
4. Asisten Proses
- Bertanggung jawab kepada asisten kepala.
- Mempertanggung jawabkan pengolahan pabrik.
- Menyampaikan saran serta usaha perbaikan kepada kepala pabrik.
- Membuat laporan dan pertanggung jawaban terhadap mutu minyak
sawit dan inti sawit.
5. Asisten Bengkel
- Membantu askep menyusun rencana perawatan instalasi pabrik dan
menyusun anggaran belanja bidang teknik.
- Bertanggung jawab kepada Askep.
- Memperbaiki segala kerusakan yang terjadi di pabrik.
- Mempelajari data pengolahan agar dapat mengetahui keadaan
instalasi pabrik.
6. Asisten Laboratorium
- Bertanggung jawab kepada Askep.
- Menganalisis kadar minyak.
5
6

BAB II
PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

II.1 Bahan Baku


Tanaman kelapa sawit (Elaeis quinensis Jacq) merupakan tumbuhan tropis
golongan palma yang termasuk tanaman tahunan. Kelapa sawit yang dikenal
adalah Dura, Psifera dan Tenera. Ketiga jenis ini dapat dibedakan berdasarkan
penmpang irisan buah yaitu jenis dura memiliki tempurung tebal memiliki biji
besar, jenis psifera memiliki biji yang kecil dengan tempurung tipis sedangkan
tenera yang merupakan hasil penyilangan dura dan psifera menghasilkan buah
yang tempurung tipis dan inti besar.
Tanaman kelapa sawit sudah mulai menghasilkan pada umur 24 – 30 bulan.
Buah yang pertama keluar masih dinyatakan sebagai buah pasir artinya belum
dapat diolah didalam pabrik karena kandungan minyaknya masih rendah.
Hasil utama yang dapat diperoleh dari tandan sawit adalah minyak kelapa
sawit yang terdapat pada kernel. Kedua jenis minyak ini berbeda dalam hal
komposisi asam lemak dan sifat fisika-kimia. Minyak sawit dan minyak inti sawit
mulai terbentuk sesudah 100 hari atau setelah dalam buah minyak sudah penuh.

II.2 Proses Pengolahan


A. Jembatan Timbang (Weighting Bridge)
Jembatan ini terbuat dari besi baja dengan ukuran panjang 15 m dan lebar 3 m
berfungsi untuk menimbang atau mengetahui berat janjangan yang akan diolah
dan produksi CPO yang keluar. Prinsip kerjanya sebagai berikut : setiap truk
pengangkut TBS yang tiba di pabrik ditimbang terlebih dahulu di jembatan
timbang (weighting bridge) untuk memperoleh sewaktu berisi (bruto) dan berat
sudah dibongkar (terra). Selisih antara bruto dan tarra adalah jumlah TBS yang
diterima di PMKS (netto). Disamping itu juga untuk menimbang hasil produksi
CPO dan Kernel. Data timbangan ini digunakan untuk menghitung remdemen,
kapasitas olah pabrik dan data produksi tanaman. PT. Nubika Jaya memiliki tiga
unit jembatan timbangan dengan kapasitas maksimum 60 Ton.
7

3m

15 m
Gambar 1: Truk ditimbang

B. Stasiun Penerimaan Buah (Fruits Loading Ramp Station)


Buah sawit hasil pemanenan harus segera diangkut kepabrik, agar segera
dapat diolah. Buah yang tidak segera diolah akan menghasilkan minyak dengan
kadar asam lemak bebas yang tinggi. Untuk menghindari terbentuknya asam
lemak bebas pengolah harus sudah dilaksanakan paling lambat 8 jam setelah
pemanenan.
Asam lemak bebas pada minyak kelapa sawit diakibatkan oleh kegiatan enzim
lipase yang biasanya terjadinya sebelum pemrosesan buah dilaksanakan. Buah
kelapa sawit mengandung enzim lipase sangat aktif, yang dapat memecahkan
lemak menjadi asam lemak dan gliserol, bilamana struktur sel buah matang
tersebut rusak.
Buah kelapa sawit yang telah matang dan masih segar hanya mengandung 0,1
% asam lemak. Tetapi buah yang sudah memar atau pecah dapat mengandung
asam lemak bebas sampai 50 %, hanya dalam waktu beberapa jam saja. Bahkan
apabila buah dibiarkan begitu saja tanpa perlakuan khusus, dalam waktu 24 jam
kandungan asam lemak bebasnya dapat mencapai 67 %. Untuk membatasi
terbentuknya asam lemak bebas, buah kelapa sawit harus dipanasi dengan suhu
antara 90o sampai 100o C sebelum pelepasan daging buahnya (depulping), dengan
cara ini asam lemak bebas yang terbentuk hanya sedikit saja.
Pada PKS PT. Nubika Jaya, memiliki Loading ramp dengan kapasitas ± 600
ton yang terdiri dari 14 pintu dengan 28 bay. Pintu ini digerakkan dengan sistim
Hidraulik. Untuk memudahkan pemindahan TBS kedalam lori maka dibuat
miring dengan sudut 35o dan mempunyai kisi-kisi, kisi-kisi ini bertujuan untuk
8

mengurangi kotoran dan pasir. Di pabrik ini terdapat 50 unit lori. Kapasitas satu
unit lori adalah 7 - 7,5 Ton, alat yang digunakan untuk menarik/menggerakan lori
adalah capstand. Sedangkan untuk memindahkan lori, antara jalur dengan jalur
lainnya menggunakan transfer carry. Kapasitas pabrik memiliki target olah
30.000 ton sawit/bulannya.

TBS jatuh ke peron

Truk dengan TBS


pintu loading ramp

lori
Gambar 2: Proses Loading Ramp
C. Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)
Buah beserta lori direbus didalam sterilizer dengan mengalirkan uap panas
selama 80-95 menit kedalam sterilizer tersebut. Suhu yang digunakan antara 100o
– 132o C dengan tekanan 3 Kg/Cm2. Tipe sterilizer yang digunakan pada PKS PT.
Nubika Jaya ini adalah tipe horizontal yang mampu menampung 49 ton TBS yang
berada pada 7 buah lori dalam satu stasiun perebusan. Pabrik memiliki 2 buah
Sterilizer. Masing-masing sterilizer terdapat alat ukur tekanan. Kapasitas rebusan
pabrik ini dengan menggunakan 2 unit sterilizer adalah sebagai berikut :

Kapasitas Rebusan = Jmlh unit rebusan x Jmlh lori dlm rebusan x isian lori x time
Waktu normal perebusan + Buka tutup pintu
= 2 unit x 7 unit x 7,5 ton x 60 menit
90 + 15 menit
9

= 60 Ton/Jam
Adapun tujuan dari perebusan adalah sebagai berikut :
1. Untuk memudahkan pelepasan buah dari tandannya
2. Untuk menonaktifkan enzim penstimulur (lipase dan oksidase)
pembentukan asam lemak bebas
3. Untuk menurunkan kadar air pada TBS agar daging buah menjadi lunak
4. Untuk mengakogulasi protein sehingga proses pemurnian minyak lebih
mudah
5. Untuk menambahkan kelembapan dalam daging buah sehingga minyak
lebih mudah dikeluarkan
6. Untuk memudahkan terlepasnya inti dari cangkangnya.
Sistem perebusan yang digunakan di pabrik PKS PT. Nubika Jaya adalah
sistem tiga puncak. Waktu normal yang digunakan untuk siklus perebusan adalah
90 menit, dengan cara kerja sebagai berikut :
1. Puncak Satu (10 menit)
Setelah lori-lori dimasukkan kedalam rebusan, pintu ditutup. Kran inlet
steam dibuka dan buang kondensat selama 1 menit lalu tutup. Buka kran
inlet steam selama 5 menit untuk mencapai tekanan 1,5 Kg/cm2, lalu kran
kondensat dibuka selama 1 menit. Kemudian inlet steam ditutup, kran
kondensat dan exhaust dibuka selama 3 menit.
2. Puncak Dua (15 menit)
Operasionalnya sama dengan puncak satu, kran inlet steam dibuka dan
buang kondensat selama 1 menit lalu tutup kembali. Buka kran inlet steam
selama 7 menit untuk mendapatkan tekanan 2 Kg/cm2, lalu buka lagi kran
kondensat selama 1 menit. Kemudian inlet steam ditutup, kran kondensat
dan exhaust dibuka selama 6 menit.
3. Puncak Tiga (65 menit)
Kran inlet steam dibuka selama 14 menit untuk mencapai tekanan 2,5 s/d 3
Kg/cm2, buka kran kondensat selama 1 menit kemudian tutup kembali.
Lalu tahan selama 12 menit, buang kondensat 1 menit, tahan selama 21
menit. Puncak tiga ini ditahan selama 47 menit (keadaan ini disebut
(holding time). Selesai masa tahan inlet steam ditutup, kemudian buka
10

kran kondensat selama 4 menit. Buka kran kondensat dan kran exhaust
dibuka selama 6 menit sehingga tekanan menjadi turun menjadi 0 Kg/Cm2.
Setelah tekanan dalam sterilizer turun hingga 0 Kg/Cm2 dan air kondensat
terkuras habis, pintu pengeluaran dapat dibuka dan lori-lori dapat
dikeluarkan untuk proses selanjutnya.
Inlet exaust

STERILIZER lori

Kondensat
Gambar 3 : Stasiun Strerilizer

Tabel 1 : Waktu buka/tutup valve (katup)


Waktu
Step (Menit) Valve
1 1 5
2 5 1
3 1 5
4 3 6
5 1 5
6 7 1
7 1 5
8 6 6
9 1 5
10 14 1
11 1 5
12 12 1
13 1 5
14 21 1
15 4 4
16 6 6
Keterangan :
11

Valve 1 : Inlet steam buka/masuk, kondensat dan exhaust tutup.


Valve 4 : Kondensat buka, inlet steam dan exhaust tutup.
Valve 5 : Inlet steam buka/masuk, kondensat buka dan exhaust tutup.
Valve 6 : Inlet steam tutup, kondensat buka dan exhaust buka.

P ( Tekanan)

3 bar

2 bar

1 bar

0 5 15
65 T (Time)

Gambar 4 : grafik sterilizer

Hal – hal yang mempengaruhi perebusan :


• Waktu perebusan yang terlalu lama akan menimbulkan warna minyak
yang diperoleh terlalu tua sehingga sulit dipucatkan dan losses minyak
pada air rebusan bertambah
• Tekanan dan massa steam yang kurang akan menimbulkan : buah kurang
masak atau perebusan tidak sempurna ((sebagian berondolan tidak lepas
dari janjangan (USB tinggi)), pelumatan pada digester tidak sempurna
sebagian daging buah tidak lepas dari biji sehingga losses minyak pada
ampas dan biji bertambah.
12

D. Stasiun Penebahan (Thresing Station)


Threser adalah suatu drum berputar dengan putaran tertentu yang digerakkan
oleh elektromotor yang terbuat dari baja yang mempunyai kisi-kisi dengan jarak
tertentu sehingga dapat dilewati berondolan yang terlepas dari tandan akibat gaya
putar, gravitasi dan bantingan threser.
Fungsi dari threser adalah sebagai alat pemisah berondolan dengan janjangan
akibat putaran dan bantingan threser terhadap TBS yang direbus dalam bejana
rebusan.
Setelah mengalami perebusan, pengumpulan pada bunch feeder dan
penuangan dengan menggunakan tipler tandan yang direbus akan dihantarkan
bunch conveyor menuju threshing no. 1 untuk memisahkan berondolan dan
janjangan dengan proses pembantingan didalam drum yang berputar. Tandan yang
keluar dari threshing no. 1 akan melewati empty bunch conveyor untuk digiling
dan berondolan menuju bottom cross conveyor, sedangkan tandannya masuk ke
threshing no. 2. Prinsip kerja di threshing no. 2 ini juga sama pada threshing no.
1, yaitu dilakukannya pembantingan lagi. Berondolan akan jatuh melalui kisi-kisi
dan menuju ke under thresing conveyor.
Semua berondolan akan dibawa melalui bottom cross conveyor dan menuju
fruit elevator hingga proses selanjutnya yaitu menuju fruit distribution conveyor
untuk dilakukan proses pengempaan.
Janjangan akan keluar dari threshing drum no. 2. Ini diakibatkan karena
adanya sudu – sudu dalam drum. Selama terjadinya putaran, janjangan akan
terbawa keluar dan menuju horizontal empty bunch (EB) untuk melakukan proses
pengolahan selanjutnya yaitu menuju stasiun pengolahan janjangan kosong, empty
fruit bunch (EFB).
13
14

E. Stasiun Kempa (Pressing Station)


Stasiun ini adalah stasiun pertama dimulainya proses pengambilan minyak
dari buah dengan jalan melumat dan mengempa. Baik buruknya pengoperasian
alat ini sangat mempengaruhi efisiensi pengutipan minyak.
1. Proses Pengadukan (Digester)
Digester adalah suatu bejana yang berbentuk silinder dengan letak vertical
yang berfungsi untuk mengaduk dan melumatkan daging buah sehingga terpisah
dari biji. Kecepatan pengadukan 24, 07 rpm dengan kapasitas ± 3500 liter/unit.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui kecepatan pengadukan (digester)
adalah sebagai berikut :
Diketahui :
Putaran Elektro (n1) = 1450 rpm
Ratio Gearbox (i) = 63, 984
Diameter Pully d1 = 21.59 cm
d2 = 20,32 cm
Ditanya : Kecepatan pengadukan (digester) ??
Penyelesain :
n2 = n1 x d1
d2
= 1450 rpm x 21,59 cm
20, 32 cm
= 1540, 625 rpm
n3 = n2
i

= 1540, 625
63, 984
= 24, 07 rpm

Pengadukan didalam digester menggunakan pisau pengaduk (stirring arm).


dan untuk pelempar menggunakan expeller arm. Kedalam digester dimasukkan
uap panas dengan cara injeksi dengan suhu 90-100o C selama 15-20 menit.
15

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada digester :


• Pelumatan buah harus baik, berarti daging buah dengan sempurna lepas
dari bijinya
• Volume digester harus dijaga penuh minimal ¾ dari kapasitas digester
• Dengan volume penuh atau ¾ dari kapasitas digester akan menimbulkan
tekanan didalam digester semakin tinggi terhadap pisau-pisau pengaduk
sehingga pelumatan berjalan sempurna.
2. Proses Pengempaan (Screw Press)
Fungsi pengempaan adalah untuk memeras/mengeluarkan minyak dari daging
buah yang sudah dilumatkan didalam digester. Alat ini terdiri dua buah ulir yang
berputar berlawanan arah. Tekanan kempa diatur oleh dua buah konus (cones)
berada pada bagian ujung pengempa, yang dapat digerakkan maju mundur secara
hidrolis.
Agar proses ekstraksi berjalan sempurna, maka ditambahkan air pengencer
(water dilution) dimana di PT. Nubika Jaya menggunakan rumus 1 : 1 terhadap
rendemen dengan suhu 95- 100o C. dengan kapasitas screw press 15 ton/jam.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
• Ampas kempa harus keluar merata disekitar konus (mulut pengeluaran)
• Tekanan hidrolik 40 - 50 Kg/Cm2 atau 35 – 40 A
• Bila screw press harus berhenti pada waktu yang lama, screw press harus
dikosongkan
• Tekanan kempa yang terlalu tinggi akan mengakibatkan inti pecah
bertambah banyak dan kerugian produksi inti bertambah
• Bila tekanan kempa yang terlalu rendah akan menyebabkan ampas basah,
losses minyak pada ampas akan bertambah, pemisahan biji atau ampas dan
biji tidak sempurna serta ampas untuk bahan bakar dalam keadaan basah,
sehingga pembakaran dalam dapur tidak sempurna.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pressan adalah :
• Kualitas hasil rebusan
• Putaran screw press harus sesuai dengan kapasitas pressan sehingga
efisiensi ekstraksi dapat optimal
16
17

Diagram Alir (Flow Chart) Proses Pengolahan Crude Palm Oil (CPO)

Weighting Bridge

Fruit Loading Ramp

Sterilizer

Tippler

Bunch Feeder

Bunch conveyor

Threser Drum No.1

Empty Bunch
Chruser No.1

Horizontal EB T.K.S* Tresher Drum No.2


Conveyor
Brondolan
Under Treshing
Conveyor
E.F.B
Stasiun pengolahan T.K.S Bottom Cross
Conveyor

Fruit Elevator

Fruit Distribution
Conveyor

Digester

Screw Press
Minyak Kasar
Oil Gutter
(CPO)

Sand Trap Tank

∗ TKS : Tandan kosong sawit Vibrating Screen


18

atau janjangan.
Crude Oil Tank
F. Stasiun Pemurnian (Clarification Station)
Stasiun ini adalah stasiun yang Continous
terakhir untuk
Settlingpengolahan minyak. Minyak
Tank
kasar hasil pengempaan dikirim kestasiun ini untuk diproses lebih lanjut, sehingga
diperoleh minyak produksi/CPO ( Crude Palm Oil).
Stasiun klarifikasi terdiri dari :
1. Tangki Pemisah Pasir (Sand Trap Tank)
Alat ini digunakan untuk memisahkan pasir dari cairan minyak kasar yang
berasal dari screw press. Alat ini bekerja berdasrkan gaya gravitasi, dimana
minyak mempunyai berat jenis yang lebih kecil akan naik keatas, sedangkan pasir
yang berat jenisnya lebih besar akan mengendap kebawah. Untuk memudahkan
pengendapan pasir, cairan minyak kasar harus cukup panas yang diperoleh dengan
menginjeksi uap panas dengan suhu 90-95o C.
2. Saringan Bergetar (Vibrating Screen)
Saringan bergetar dipakai untuk memisahkan benda-benda padat yang terikut
pada minyak kasar. Benda-benda padat berupa ampas yang disaring pada saringan
akan dikembalikan ketimba buah (fruit elevator) melalui solid conveyor untuk
diproses kembali. Saringan ini terdiri dari dua tingkat yaitu bagian atas memakai
saringan ukuran 20 mesh dan bagian bawah ukuran 40 mesh. Pada saat
penyaringan dilakukan penyiraman air panas dengan temperature 90o C. Hal yang
perlu diperhatikan dalam pengoperasian ini adalah pengenceran dengan air diatur
dengan sedemikian rupa, sehingga cairan dalam tangki mempunyai perbandingan
kira-kira 1 bagian minyak dan 2 bagian air lumpur (sludge).
3. Tangki Minyak Kasar (Crude Oil Tank)
Tangki minyak kasar adalah tangki penampung minyak kasar yang telah
disaring untuk dipompakan kedalam tangki pemisah (continous settling
tank).Pada crude oil tank ini juga diharapkan terjadi pengendapan pasir dan
kotoran minyak kasar.
4. Tangki Pemisah (Continous Settling Tank)
Continous Settling Tank (CST) merupakan tangki untuk menerima minyak
kasar. Pada CST diberikan steam, untk mendapatkan temperatur minyak kasar 90-
95o C. panas yang diberikan menyebabkan viskositas menurun dan perbedaan
19

berat jenis antara cairan akan semakin besar, sehingga terjadi pemisahan, dimana
lapisan minyak akan naik keatas, sludge (campuran air yang masih minyak dan
non oil solid) berada ditengah, serta pasir dan kotoran lainnya berada pada bagian
bawah. Minyak yang berada di bagian atas atas dikutip menggunakan talang
minyak (skimmer) dialirkan menuju oil tank, sedangkan sludge yang berada pada
bagian bawah engan menggunakan under flow dialirkan menuju sludge tank.
Secara teratur sludge dan kotoran pada CST yang berada pada bagian dasar
tangki dikeluarkan dengan cara di drain.
5. Oil Tank
Oil tank merupakan tangki penampungan minyak yang telah dikutip dari CST.
Minyak ini masih mengandung air dan kotoran. Minyak tersebut dipompakan
menuju ke oil purifier atau secara langsung menuju vacuum dryer. Pemberian
steam pada oil tank dengan steam coil temperatur 90 – 95 ºC, agar kotoran dan air
mengendap didasar tangki dan dikeluarkan dengan si drain dan ditampung ke
sludge drain. Kadar air dalam minyak diusahakan maksimal 0,2% dan kadar
kotoran maksimal 0,02 %.
6. Oil Purifier
Oil purifier adalah alat untuk pemurnian yang berasal dari oil tank, dimana
masih mengandung air dan kotoran. Oil purifier memurnikan minyak dengan cara
putaran, akibat putaran ini minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan bergerak
ke poros dan didorong keluar dari piringan disc, sedangkan kotoran dan air
dengan berat jenis lebih besar akan terdorong kearah dinding bowl.
Air akan keluar, sedangkan padatan akan melekat pada diniding bowl yang
akan dikeluarkan pada akhir pengolahan. Minyak yang keluar dari oil purifier
akan dipompakan ke vacuum dryer untuk pengeringan minyak.
7. Vacuum Dryer
Karena minyak yang keluar dari oil purifier masih mengandung air, maka
untuk mengurangi kadar air tersebut, minyak dipompakan ke vacuum dryer.
Vacuum dryer merupakan alat yang berfungsi untuk pengeringan minyak dari
kandungan air sehingga kandungan dapat dikurangi. Minyak yang dikeringkan
pada temperatur minimal 75-80°C.
20

Setelah disemprotkan kedalam vacuum melalui nozzle, minyak tersebut akan


membentuk kabutan sehingga kandungan air akan menguap dan keluar dari
ruangan vacuum terhisap oleh pompa vacuum. Minyak yang telah mengalami
proses pengeringan akan dikumpulkan pada bagian bawah kamar vacuum dan
dipompakan menuju oil storage tank.
8. Sludge Tank
Sludge tank berfungsi untuk menampung sludge yang berasal dari CST.
Pemberian steam pada sludge tank dengan temperatur 90 – 95 ºC agar
mempermudah pemisahan antara sludge dengan pasir dan kotoran. Kotoran dan
pasir didalam sludge tank dan mengendap kedasar tangki dan dikeluarkan dan
ditampung di sludge drain tank (merupakan tangki penampungan dan
pengendapan kotoran dari sludge yang berasal dari oil tank dan buffer tank).
Terdapat dua unit pompa sludge dimana satu unit beroperasi sedangkan
satunya lagi sebagai cadangan yang berfungsi menghantarkan sludge dari sludge
tank menuju ke tangki umpan (buffer tank) melalui sand cyclone.
9. Sand Cyclone
Sludge dipompakan. Cairan sludge tersebut akan masuk dengan membentuk
gaya sentifugal didalam sand cyclone, sehingga pasir dan kotoran yang
mempunyai berat jenis yang lebih berat akan jatuh kebawah dan keluar seraca
otomatis berdasarkan interval waktu yang ditentukan. Sludge akan keluar dari atas
sand cyclone menuju buffer tank.
10. Vibrating Screen
Vibration screen merupakan ayakan bergetar yang berfungsi memisahkan
kotoran, pasir dan lumpur yang masih terikut dari sludge tank dengan cara
penyaringan. Dimana sludge bersih dipompakan ke buffer tank dan waste
(endapan) masuk ke fat pit. Mesh yang digunakan ukuran 20/30 mesh. Dengan alas
an nozzle sludge centrifuge yang digunakan ukuran 1,9 mm.
11. Buffer Tank
Buffer tank merupakan tangki umpan sludge yang berfungsi menampung dan
pengumpanan sludge yang telah diproses dari sand cyclone dan vibrating screen.
Dan untuk selanjutnya Sludge tersebut akan masuk dan diproses didalam decanter
atau sludge centrifuge.
21

12. Decanter
Decanter merupakan alat pengolah sludge yang berasal dari buffer tank untuk
proses pemisahan. Sludge akan dipisahkan menjadi cairan minyak (light phase),
sludge ( heavy phase ) dan padatan (solid).
Light phase dari poses pemisahan akan ditampung di reclaimed oil tank dan
dipompakan menuju ke CST. Heavy phase akan di alirkan ke sludge collecting pit
sedangkan solid akan masuk ke screw solid conveyor untuk diantarkan menuju ke
solid hopper.
Terdapat satu unit decanter screw solid conveyor horizontal yang berfungsi
untuk menghantarkan solid hasil dari decanter menuju solid hopper melalui screw
solid conveyor inclined.

13. Sludge Centrifuge


Sludge dari buffer tank akan dialirkan menuju ke sludge separator untuk
pemisahan sludge didalam alat sludge centrifuge. Sludge centrifuge merupakan
mesin pemisahan sludge menjadi dua fraksi yaitu light phase dan heavy phase.
Sludge centrifuge bekerja berdasarkan gaya setrifugal. Hasil dari proses pemisahan
tersebut yaitu light phase dan heavy phase akan masuk ke reclaimed oil tank yang
akan dipompakan menuju CST, sedangkan heavy phase akan dialirkan menuju ke
sludge collecting pit.

14. Reclaimed Oil Tank


Reclaimed oil tank merupakan tangki penampungan cairan minyak dari sludge
drain tank dan light phase hasil dari pengolahan di sludge centrifuge maupun dari
decanter untuk dipompakan kembali menuju ke CST.
Terdapat dua unit pompa reclaimed oil tank, satu beroperasi dan lainnya
sebagai cadangan yang berfungsi menghantarkan minyak dari reclaimed oil tank
menuju ke tangki pemisah minyak CST.
22
23

Diagram Alir Proses Klarifikasi Minyak CPO

Continous Settling
Tank

Oil Tank Sludge tank

Oil Purifier Sand Cyclone

Vacuum Dryer Vibrating screen


CPO
Oil Storage Tank Buffer Tank

Refinary
Decanter Sludge Centrifuge

Solid Light Phase Heavy Phase

Reclaimed Tank

Heavy Phase

Solid Hooper

Oil Recovery Pit Oil Recovery Pit


24

G. Stasiun Kernel (kernel recovery station)


Stasiun kernel berfungsi untuk mengolah ampas dari screw press (yang
berbentuk fibre and nut), untuk dijadikan kernel atau inti. Pada stasiun ini terdapat
beberapa instalasi untuk mendukung proses pengolahan yaitu :
1. Cake breaker conveyor (CBC)
2. Depericarper
3. Nut polishing drum
4. Grading nut
5. Nut silo
6. Ripple mill
7. Cracked mixed conveyor
8. Pemisah inti dan cangkang secara kering (LTDS 1 dan LTDS 2)
9. Tromol inti dan Claybath
10. Kernel silo

1. Cake Breaker Conveyor (CBC)


Cake breaker conveyor berfungsi untuk memecah ampas yang keluar dari
screw press, mengurangi kadar air fibre sebagai bahan bakar boiler dan untuk
memudahkan kerja blower pada stasiun depericarper.CBC mempunyai pisau-
pisau pemecah (screw blade) yang berputar.
2. Depericarper
Depericarper adalah suatu kolom tegak dan panjang, yang ujungnya terdapat
fan penghisap serta fiber cyclone. Dari cake breaker conveyor, ampas dan biji
jatuh didepericarper dan masuk ke nut polishing drum. Sementara ampas (fibre)
terhisap oleh fan ke fiber cyclone, selanjutnya jatuh ke conveyor fiber&shell
untuk diangkut ke boiler sebagai bahan bakar.
3. Nut Polishing Drum
Nut polishing drum adalah suatu unit drum yang mempunyai plat-plat yang
dipasang miring pada dinding bahagian dalam.
Biji yang terpisah dari ampasnya masuk kedalam nut polishing drum dan
arena putaran drum tersebut, biji-biji akan dipoles untuk melepaskan serat-serat
yang masih tertinggal pada biji. Biji yang telah terpoles akan jatuh melalui
25

lobang-lobang pada nut polishing drum akan dibawa melalui nut auger conveyor
dan kemudian akan terangkat melalui nut transport system menuju ke grading nut.
4. Nut grading
Nut grading berfungsi untuk memilah-milah nut berdasarkan ukurannya.
Didalamnya terdapat drum berputar terdiri dari ukuran lubang-lubang yang
berbeda, sehingga akan terpisahkan antara nut yang berukuran kecil, sedang dan
besar.
5. Nut silo
Nut silo berfungsi sebagai penampungan nut-nut yang telah dipilah-pilah di
nut grading berdasarkan ukuranya untuk pengumpanan ke masing-masing unit
ripple mill.
6. Ripple mill
Ripple mill adalah alat pemecah biji dengan cara menggilas biji antara rotor
dengan plat dinding (stator) yang bergerigi. Efisiensi pemecahan ini dipengaruhi
oleh kecepatan putaran rotor sebagai resultan gaya, jarak antara rotor dengan plat
begerigi dan ketajaman gerigi plat disusun sedemikian rupa sehingga berperan
sebagai penahan dan pemecah. Selain itu pengumpanan ripple mill (kapasitas
umpan) juga mempengaruhi efisiensi ripple mill. Ripple mill ada tiga ukuran yang
pertama ukuran 38 rotor bar, kedua ukuran 40 bar dan yang ketiga 42 bar. Dengan
tujuan untuk mendapatkan efisiensi yang optimal.
7. Pemisah inti dan cangkang secara kering (LTDS 1A&1B serta LTDS
2)
Light tenera dust separator (LTDS No.1) adalah alat untuk memisahkan
cangkang dengan inti dengan cara hisapan kipas (fan). Campuran inti, cangkang
dan biji utuh utuh masuk kedalam tabung dan dengan gaya berat. Cangkang yang
halus dan abu akan terhisap dan masuk kedalam ke conveyor bahan bakar. Inti
yang berukuran sedang dan cangkang berukuran sedang akan terhisap dan masuk
ke LTDS No. 2. sedangkan inti besar, nut besar dan cangkang berukuran besar
akan jatuh ke tromol inti.
Pada dasarnya LTDS No. 2 ini prinsip kerjanya sama dengan LTDS No. 1 tapi
yang membedakannya adalah inti dan cangkang yang berukuran sedang akan
26

masuk ke unit claybath. Sedangkan inti dan nut bulat yang berukuran sedang akan
masuk ke tromol inti untuk proses selanjutnya.
8. Claybath dan Tromol inti
Claybath merupakan bejana yang berbentuk silinder pada bagian atasnya dan
berbentuk kerucut pada bagian bawahnya. Prinsip kerja claybath adalah
berdasarkan perbedaan berat jenis, dimana berat jenis cangkang ± 1,15 sedangkan
berat jenis inti ± 1,10. Maka untuk memisahkan inti dan cangkang ini
menggunakan larutan air yang ditambahkan dengan kalsium karbonat (CaCO3),
sehingga akan didapat berat jenis larutan yang diinginkan, dimana inti dapat
terapung dan cangkang akan tenggelam kedasar claybath. Pada pemisahan ini inti
akan dicuci dan selanjutnya dimasukkan kedalam kernel silo, sedangkan cangkang
akan dikirim melalui shell conveyor yang digunakan bahan bakar boiler.
Tromol inti merupakan suatu alat berupa drum yang berputar dan terdapatl
lubang-lubang yang berfungsi sebagai pemisah antara inti dengan nut yang
berukuran besar.
9. Kernel silo
Kernel silo adalah tempat untuk mengeringkan atau mengurangi kadar air
hingga mencapai 7 %. Pengeringan dilakukan dengan cara pehembusan udara
panas dari heater pemanas. Suhu pengeringan adalah 80-90o C.
Inti yang sudah kering dikeluarkan dan turun ke conveyor, inti kering untuk
selanjutnya dimasukkan ke kernel reception storage lalu dimasukkan kernel
crusher plant.
27
28

Diagram Alir Proses Pengolahan Kernell Palm Oil (KPO)

Screw Press

Cake Break Conveyor

Depericarper Fiber

Nut Polishing Drum

Nut Auger Conveyor

Nut Transport Fan

Nut Grading

Nut Silo

Ripple Mill

Cracked Mixed Conveyor


cangka
LTDS No.1a/1b CMSS No.1* BOILER
ng

cangkang
LTDS No.2/CMSS No.2*

Tromol Inti Claybath CaCo3

inti inti
cangkang Wet Kernel conveyor Shell Conveyor

Kernell Silo

Kernell reception Storage Kernell Crusher Plan


29

∗ LTDS : Light Tenera Dust Separator


∗ CMSS : Cracked Mixture Separating System
H. Kehilangan (Losses) Minyak Sawit Selama Proses Pengolahan
Kehilangan (losses) minyak yang terjadi pada saat proses pengolahan kelapa
sawit terbagi dua :
1. Losses terhitung
Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya losses terhitung, antara lain
sebagai berikut :
a. Pada stasiun perebusan yaitu keluaran air kondesat masih terdapatnya
kandungan minyak 18 % ODM (oil dry moisture/minyak terhadap sampel
kering)
b. Pada stasiun threshing yaitu empty bunch stalk dan USB. Empty bunch
stalk (janjangan kosong), kemudian dijadikan sebagi bahan bakar boiler.
Sedangkan USB (unstrip bunch) masih terdapat adanya berondolan yang
tertinggal pada janjangan sehingga menghasilkan oil losses.
c. Pada stasiun kempa yaitu fibre press. Ini diakibatkan karena daya tekanan
yang diberikan rendah sehingga kandungan minyak masih ada, terbuang
dan dijadikan sebagi bahan bakar.
d. Pada stasiun klarifikasi yaitu heavy phase, solid, final effluent dan
underflow recovery. Heavy phase dihasilkan setelah melalui proses di
decanter. Losses ini kemudian di kirim ke reclaimed tank untuk diproses
lagi. Solid merupakan losses yang tidak bisa dikutip lagi. Final effluent
merupakan oil losses yang tidak bisa dikutip lagi yang kemudian akan
dijadikan bahan baku biogas dengan menjaga Ph 4-5.
e. Pada stasiun kernel yaitu USB, fruit losses, fibre cyclone, LTDS IA/IB,
LTDS 2 dan claybath. Fibre cyclone merupakan fibre losses yang masih
mengandung minyak terbuang di dericarper dan akan menuju boiler.
2. Losses tidak terhitung
Losses yang tak terhitung, antara lain :
a. Loading ramp : pada saat jatuhnya TBS ke peron dan diakibatkan
bantingan yang keras menghasilkan banyaknya buah rusak sehingga
menghasilkan losses.
30

b. Auto feeder : setelah melalui perebusan dan dilakukan penuangan di tipler.


Pada bunch feeder buah hasil rebusan ditampung. penampungan buah ini
lah terjadinya oil losses.
c. Presan : terjadinya losses diakibatkan keluaran kalor yang over flow.

Tabel 2 : Norma Proses (Quality Control) Oil Loss


Indeks Maks (%)
No
Uraian Wet Dry
Buah dalam janjangan
kosong 0,8
USB 3
Oil Loss
Sterilizer Condensat 1 18
Jenjangan kosong 3 6,5
Fibre press 4 7
Biji press 0,5 0,9
Light phase
Heavy phase 1 18
Solid phase 3 15
Slude centrifurgal 1 18
Umpan decanter 6 40
Final effluent 1 18
Press Station
Moisture 38
Inti pecah 2
Biji pecah 7
Ampas press/nut 50/50
After Vacuum Dryer
FFA 3,5
Mouisture 0,1
Dirty 0,013
Rendemen Oil 21
MPD
Brondolan 80
Calix Leaves 8
Parthenocarpi 7
Mouisture 20
Kernell Loss
Fibre cyclone 1,5
Dust cyclone/LTDS 1,5
Claybath 1,25
Kernell Produksi
Moisture 7
Dirty 8 s/d 10

I. Pengolahan Limbah
31

Pada dasarnya pengolahan kelapa sawit merupakan proses untuk memperoleh


minyak dari buah kelapa sawit dengan melalui proses perebusan, penebahan,
pengempaan, pemisahan minyak dengan sludge, pemurnian, pengeringan dan
penimbunan.
Pemrosesan diatas akan menghasilkan produk sampingan yang bersifat
polutan seperti limbah padat dan cair yang dapat mencemari lingkungan apabila
dibuang sembarangan.
a. Pengolahan limbah padat
Limbah padat berupa janjangan kosong, ampas (fibre), cangkang dan solid.
Janjangan kosong hasil penebahan pada threser akan jatuh ke Horizontal EFB
Conveyor yang kemudian diolah di empty fruits bunch (EFB) yang kemudian
diangkut ke stasiun boiler digunakan sebagai bahan bakar. Ampas (fibre)
merupakan hasil dari pengolahan screw press kemudian jatuh di depericarper dan
terhisap oleh fan ke fibre cyclone, selanjutnya jatuh ke conveyor fibre&shell
untuk diangkut ke boiler sebagai bahan bakar.
Proses dari LTDS 1 dan LTDS 2 serta claybath menghasilkan sampingan
berupa cangkang yang digunakan sebagai bahan bakar. Sedangkan solid
digunakan sebagai pakan ternak dan juga untuk pupuk tanaman sawit pada tanah
yang berpasir.
b. Pengolahan limbah cair
Limbah cair pabrik kelapa sawit berasal dari stasiun perebusan, klafifikasi
minyak, hydrocyclone, air pendingin boiler, air cucian pabrik dan air buangan
laboratorium. Kualitas limbah tersebut berbeda-beda. Air buangan yang masih
mengandung minyak dialirkan ke kolam 1, yang kemudian dikutip dan
dipompakan kedalam reclaimed tank atau COT dengan kapasitas pompa limbah
30 Ton/jam. Upaya pengutipan manual ini dilakukan untuk memperbaiki mutu
limbah cair dan menambah hasil rendemen.
Di pabrik PT. Nubika Jaya terdapat 8 kolam penampungan limbah cair, antara
lain :
1. Kolam 1 merupakan tempat penampungan limbah buangan pabrik
pengolahan
32

2. Kolam 2 digunakan untuk bahan baku biogas dan Ph-nya disesuaikan


untuk kebutuhan biogas (Ph 4-5)
3. Kolam 3 dengan Ph 4-5 digunakan juga untuk biogas, yang menghasilkan
gas methan (CH4) untuk pengolahan Oleo chemical plant
4. Kolam 4 merupakan penampung limbah dari hasil pengolahan biogas
5. Kolam 5 merupakan kolam anaerob yang digunakan untuk menguraikan
senyawa-senyawa organik dengan bantuan bakteri anaerob
6. Kolam 6 terjadinya proses aerasi/aerob dengan cara dipompakannya
oksigen (O2)
7. Kolam 7 sama prosesnya dengan kolam 6
8. Kolam 8 merupakan kolam sedimentasi dengan batas COD < 250 Ppm dan
BOD < 250 Ppm baru setelah itu dialirkan ke lingkungan.
33

Diagram Alir Pengolahan Limbah Cair

PKS

KOLAM 1
Cooling Poll (Ph 4-5)

KOLAM 2
Cooling Poll (Ph 4-5)

BIOGAS
KOLAM 3
Over flow Cooling Poll (Ph 4-5)
CH4
HYDRO
KOLAM 4
CHEMICAL Kolam Anaerob (Ph 6-7)

KOLAM 5
OLEOGas CH4 Kolam Anaerob (Ph 6-7)
CHEMICAL
KOLAM 6
Kolam Aerasi/aerob (Ph 8-9)

KOLAM 7
Kolam Aerasi/aerob (Ph 8-9)

KOLAM 8
Kolam sedimentasi
COD* < 250 Ppm
LINGKUNGAN BOD* < 100 Ppm

∗ COD : Chemical Oxygen Demand


∗ BOD : Biological Oxygen Demand
34

BAB III
SISTIM PEMBANGKIT TENAGA

Pusat pembangkit tenaga listrik adalah stasiun tenaga listrik dan uap. Tenaga
listrik diperoleh dari pembangkit listrik tenaga diesel yang mempergunakan bahan
bakar solar dan pembangkit listrik tenaga uap. Untuk turbin pabrik kelapa sawit
banyak digunakan tenaga uap, karena :
- Bahan bakar diperoleh dari buangan pabrik (ampas dan cangkang)
- Semua stasiun pengolahan memerlukan uap sebagai sumber panas.
Dengan demikian pusat pembangkit tenaga merupakan stasiun utama pada
pabrik. Adapun bagian-bagian dari sistim pembangkit tenaga ini adalah :
A. Ketel Uap (Boiler)
Untuk kebutuhan uap pengolahan dan pembangkit tenaga listrik, dibutuhkan
boiler sebagai sumber energi. Di pabrik PT. Nubika Jaya memiliki dua tipe boiler
yang digunakan untuk pembangkit listrik, yang pertama boiler dengan merek
Mackenzie (pembangkit baru). Bahan bakar digunakan adalah cangkang sebanyak
160 ton/24 jam ditambah dengan fibre dan janjangan kosong (EFB), dengan
perbandingan 60 % fibre, 30 % EFB dan 10 % cangkang, serta bahan bakunya air
sebanyak ± 1200 Ton air (Ph 9-10) selama 24 jam dengan suhu sebesar 410o C untuk
dapat menghasilkan 68-70 TonUap/jam. Pabrik ini memiliki 2 unit boiler
Mackenzie. Sedangkan untuk pembangkit listrik yang lama yaitu boiler dengan
merek Vickers yang bahan bakunya air sebanyak ± 600 Ton air (Ph 10-11) selama
24 jam dengan suhu sebesar 410o C menghasilkan kapasitas 35 Ton uap/jam dan
memiliki tekanan kerja 30 bar, dipabrik ini memiliki 3 unit boiler Vickers.
B. Turbin Uap
Turbin uap adalah pembangkit listrik tenaga uap yang digerakkan oleh tenaga
uap dari boiler. Untuk boiler mackenzie dialirkan ke turbin sandong, yang terbagi
dua tipe yaitu turbin back pressure dan condensing dengan tekanan kerja 68-70
bar untuk menggerakkan sudu-sudu dengan kecepatan 3000 rpm dan
menghasilkan daya sebesar 7,5 MW untuk setiap masing-masing unit turbin
tersebut. Kemudian daya tersebut dialirkan ke PKS sebesar ± 1 MW, KCP 3 MW,
35

PRJ 1 MW, Oleo Chemichal 5-6 MW dan rencananya kelebihan daya akan dijual ke
PLN.
Sedangkan untuk boiler Vickers dialirkan ke turbin elliot ebara (2 unit), dresser rand
dan sinko. Masing-masing memilki daya sebesar 2,3 MW untuk elliot ebara, 2,8 MW
untuk dresser rand dan untuk turbin sinko 2,1 MW. Yang juga dialirkan kemasing-masing
plant.
C. Diesel Genset
Disamping listrik pembangkit tenaga uap, dibutuhkan juga pembangkit listrik
tenaga diesel. Penggunaan mesin ini terutama dipakai pada waktu turbin tidak
beroperasi dan apabila tenaga lisrik dari turbin tidak cukup untuk proses
pengolahan. Di PT. Nubika Jaya ini terdapat 3 unit genset, dengan merk genset
man dengan masing daya 200 kw, 395 kw dan 395 kw.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
- Tekanan dan level minyak pelumas
- Temperatur mesin dan air pendingin
- Putaran dari mesin
- Beban dari mesin
36
37

Diagram Alir Pembangkit Listrik

Pembangkit Baru BOILER MACKENZIE Kapasitas : 70 Ton Uap/jam

(2 UNIT) Tekanan Kerja : @70 Bar/Unit

TURBIN SANDONG Tekanan kerja : 68-70 Bar


TURBIN BACK PRESSURE Daya : @7,5 MW/Unit
TURBIN CONDENSING

OLEO
PKS KCP PRJ CHEMICAL PLN
(± 1 MW) (3.5 MW) ( 1 MW) (5-6 MW)

(± 1 MW)
GENSET :
Genset Man : 200 Kw
Genset Man : 395 Kw
Genset Man : 395 Kw

Kapasitas : 35 Ton Uap/jam


BOILER VICKERS
Pembangkit Lama Tekanan Kerja : @30 Bar/Unit
(3 UNIT)

TURBIN
TURBIN ELLIOT EBARA (2,3 MW)
TURBIN ELLIOT EBARA (2,3 MW)
TURBIN DRESSER RAND (2,8 MW)
TURBIN SINKO (2,1 MW)

OLEO
PKS KCP PRJ
CHEMICAL

Diagram Alir Pendistribusian Uap Panas (Steam)


38

BOILER MACKENZIE

HIGHT PRESSURE STEAM


(± 65 BAR)
MEDIUM PRESSURE STEAM
( 16 BAR)

PRJ OLEO CHEMICAL


OLEO CHEMICAL

TURBIN SANDONG
TURBIN BACK PRESSURE
TURBIN CONDENSING

LOW PRESSURE STEAM


( 3 BAR)

OLEO
PKS PRJ KCP
CHEMICAL

BOILER VICKERS

TURBIN
TURBIN ELLIOT EBARA
TURBIN ELLIOT EBARA
TURBIN DRESSER RAND
TURBIN SINKO

LOW PRESSURE STEAM


( 3 BAR)

BAB IV OLEO
PKS PRJ KCP
STASIUN PEMELIHARAAN AIR / WATER TREATMENT PLANTCHEMICAL
(WTP)
39

1. Air Sungai
Air bersumber dari sungai yang berjarak ± 2 km dari pabrik. Dari
sungai, air ini akan dipompakan ke waduk dengan sistim langsung dan
sistim estafet, yang mana sistim estafetnya air sungai dipompakan ke bak
Boster Pump kemudian dipompakan ke waduk agar mendapatkan flow
atau kapasitas air sesuai dengan kebutuhan pabrik. Air yang dipompakan
ini belum mengalami proses apa pun.
2. Waduk
Dari sungai ke waduk. Air yang ditampung di waduk ini akan di
pompakan ke tangki tower yang berkapasitas 150 ton air. Secara gravitasi
air ini turun melalui pipa. Di dalam pipa ini dimasukkan cairan kimia
dengan cara dipompakan melalui selang yang berukuran kecil. Campuran
kimia yang di masukkan antara lain :
a. Coustic soda sebanyak 2 liter/ 200 liter air. Coustic soda berfungsi
untuk menaikkan pH. Proses ini berlangsung selama 12 jam.
b. Alum sebanyak 75 Kg/liter air, dimana alum ini berfungsi sebagai
pembentuk pulp.
c. B20P sebanyak 600 ml/ 600 liter air dan proses ini berlansung selama
12 jam. B20P ini berfungsi untuk mengikat pulp.
3. Clarifier
Dari tangki tower menuju clarifier. Clarifier merupakan tempat
penyaringan dan penampungan air sementara yang akan dialirkan menuju
water basin.
4. Water Basin
Water basin merupakan tempat penampung air dari clarifier,
dimana warna air ini sudah agak jernih.

5. Multimedia
40

Multimedia adalah tempat penyaring dan penetralan kadar air


dengan hasilan pH nya normal. Hasil dari penyaringan ini ditampung di
tangki tower air bersih dan akan dialirkan ke perumahan.
6. Reverse Osmosis (RO)
Dari proses multimedia, air ini selanjutnya akan ditampung ke RO.
Air yang ditampung di RO ini dialirkan dan ditampung lagi di tangki
tower reject dan akan dialirkan ke PKS.
7. Misbed
8. Feed Tank
Feed tank dengan kapasitas 450 ton air. Air tersebut akan
dipompakan ke decorator.
9. Decorator
Proses yang terjadi pada decorator ini, terjadinya pencampuran bahan
kimia. Bahan ini dimasukkan melalui selang kedalam pipa. Bahan kimia
ini antara lain :
a. Untuk bolier Meckenzie.
- Larutan N7208 sebanyak 1 kg/200 liter air yang berfungsi untuk
mencegah tejadinya korosi.
- Larutan N2556 sebanyak 9,2 kg/200 liter air.
- Larutan Surgat 1700 sebanyak 15 kg/100 liter air yang berfungsi
untuk menaiikan pH 9-10.
b. Untuk boiler Vickers dengan pH
- Larutan Alpatrol sebanyak 6 kg dan Alpaplek 4 kg kedalam 400
liter air.
- Larutan Alsperse sebanyak 5,5 kg dan Alpacor 3 kg kedalam 400
liter air.

Diagram Alir Water Treatment Plant (WTP)


41

AIR SUNGAI (RIVER WATER)

WADUK

CLARIFIER

TOWER TANK

WATER BASIN

MULTIMEDIA

Ph normal TOWER AIR BERSIH

REVERSE OSMOSIS
DOMESTIK/
PERUMAHAN
MISBED
TOWER REJECT

FEED TANK PKS

DECERATOR Pembersihan Pabrik

BOILER

BAB IV
42

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Produksi utama yang dihasilkan pabrik kelapa sawit PT. Nubika Jaya PHG
adalah :
a. Crude Palm Oil (CPO) = 21 %
b. Inti sawit (Palm Kernell) = 5,6 %
2. Kapasitas olah pabrik kelapa sawit PT. Nubika Jaya adalah sebesar 45 Ton
Sawit/jam
3. Kapasitas rebusan (sterilizer) di PT. Nubika Jaya adalah sebesar 60 Ton
Sawit/jam dengan suhu 100 - 132o C dan tekanan 2,8 - 3 Bar.
4. Bahan baku kelapa sawit yang diolah oleh PKS PT. Nubika Jaya berasal
dari kebun sendiri 20 % dan dari masyarakat 80 %.
5. Kesejahteraan para karyawan di PKS PT. Nubika Jaya tetap terjaga,
diantaranya pembagian ekstra pudding setiap hari dan tambahan gaji
berupa premi.

B. Saran
1. Buah kelapa kelapa sawit yang dipanen harus segera diangkut ke pabrik
untuk diolah, paling lambat jangka waktunya 8 jam setelah panen.
2. Efisiensi pada alat/mesin harus tetap dijaga dan diawasi sebaik mungkin
karena besar kecilnya losses minyak tergantung pada efisiensi dari kerja
alat/mesin.
3. Asap hitam yang keluar dari cerobong asap hendaknya dikurangi dengan
melakukan perbaikan-perbaikan pada alat yang rusak, sehingga
pencemaran udara dapat ditekan.
4. Segala peraturan-peraturan yang berlaku dipabrik hendaknya dipatuhi oleh
setiap karyawan untuk menjaga keselamatan dan kelancaran dalam
bekerja.
5. Hendaknya perusahaan menjalin kerjasama baik dibidang ilmu
pengetahuan maupun penelitian dengan lembaga pendidikan tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
43

Pedoman Pengolahan Kelapa Sawit, Standar Analisa Laboratorium Dan


Limbah PKS, PT. NUBIKA JAYA, Blok Songo, Labuhan Batu Selatan.

Tambunan, Ir. Rudial. 2005. Laporan Kerja Praktek Di PT. Permata


Hijau Sawit PMH. Hutalombang Tapanuli Selatan. ITM.
Medan.

Pinem S.Tp, Budi. 2007. Teknologi Pengolahan Tandan Buah Segar


Menjadi CPO dan Kernel. Universitas Andalas. Padang.
44

LAMPIRAN

You might also like