Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Praktek kerja lapangan (PKL) ini adalah salah satu persyaratan atau kewajiban
dalam kurikulum Teknik Pertanian. Dalam PKL ini dituntut agar mahasiswa
mampu menyerap dan mempelajari pengetahuan yang didapat selama melakukan
kerja praktek dan membandingkan dengan ilmu yang didapat dibangku kuliah.
Dalam PKL ini mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan memperluas
wawasan dan cakrawala terhadap kemajuan perkembangan dan ilmu teknologi
khususnya bidang industri.
Demikianlah diharapkan mahasiswa mempunyai bekal yang cukup dan dapat
diandalkan untuk diajukan kelak bila bekerja pada bidang profesi yang sesuai
dengan latar belakang pendidikan yang didapat dibangku kuliah.
Dengan adanya landasan diatas, maka kami melakukan praktek kerja lapangan
di PT. Nubika Jaya. Dengan melaksanakan kerja praktek ini diharapkan kami
dapat memperdalam pengetahuan, khususnya tentang pengolahan bahan baku,
produksi serta profesi sehingga kami memperoleh pengalaman kerja dibidang
industri khususnya pada pengolahan kelapa sawit.
Struktur organisasi yang diterapkan di PKS PT. Nubika Jaya adalah organisasi
yang fungsional, dimana pabrik dipimpin oleh Mill Manager. Dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh beberapa staf sesuai dengan bidangnya.
Uraian dan tanggung jawab personil dari organisasi adalah sebagai berikut:
1. Mill Manager
- Mengkoordinir penyusunan rencana anggaran belanja tahunan
pabrik.
- Menyusun dan melaksanakan policy umum kebun, sesuai dengan
pedoman dan intruksi kerja dan direksi.
- Mengajukan saran kepada pimpinan perusahaan.
- Bertanggung jawab kepada pimpinan perusahaan.
2. Asisten Kepala
- Membuat dan menyusun rencana kerja tahunan atau bulanan.
- Mengkoordinir pekerjaan asisten-asisten proses, maintenance,
elektrik dan labor.
- Bertanggung jawab kepada manager.
- Mengawasi jalannya proses pengolahan.
- Memberikan saran dan masukan kepada manager baik diminta
maupun tidak dalam rangka peningkatan prestasi kerja dan
efisiensi perusahaan.
3. Kepala Tata Usaha
- Bertanggung jawab kepada manager.
- Menyusun rencana anggaran tahunan yang meliputi :
a. Meneliti dan menilai dalam mata uang, semua rencana yang
telah disusun oleh tiap bagian.
b. Membuat perhitungan harga pokok produksi dan tarif unit
kerja.
- Mengawasi pelaksanaan administrasi dan keuangan kebun.
- Menyusun daftar gaji karyawan.
- Mengawasi pemasukan, pengeluaran dan penyediaan barang dari
dan kegudang.
4
BAB II
PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
3m
15 m
Gambar 1: Truk ditimbang
mengurangi kotoran dan pasir. Di pabrik ini terdapat 50 unit lori. Kapasitas satu
unit lori adalah 7 - 7,5 Ton, alat yang digunakan untuk menarik/menggerakan lori
adalah capstand. Sedangkan untuk memindahkan lori, antara jalur dengan jalur
lainnya menggunakan transfer carry. Kapasitas pabrik memiliki target olah
30.000 ton sawit/bulannya.
lori
Gambar 2: Proses Loading Ramp
C. Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)
Buah beserta lori direbus didalam sterilizer dengan mengalirkan uap panas
selama 80-95 menit kedalam sterilizer tersebut. Suhu yang digunakan antara 100o
– 132o C dengan tekanan 3 Kg/Cm2. Tipe sterilizer yang digunakan pada PKS PT.
Nubika Jaya ini adalah tipe horizontal yang mampu menampung 49 ton TBS yang
berada pada 7 buah lori dalam satu stasiun perebusan. Pabrik memiliki 2 buah
Sterilizer. Masing-masing sterilizer terdapat alat ukur tekanan. Kapasitas rebusan
pabrik ini dengan menggunakan 2 unit sterilizer adalah sebagai berikut :
Kapasitas Rebusan = Jmlh unit rebusan x Jmlh lori dlm rebusan x isian lori x time
Waktu normal perebusan + Buka tutup pintu
= 2 unit x 7 unit x 7,5 ton x 60 menit
90 + 15 menit
9
= 60 Ton/Jam
Adapun tujuan dari perebusan adalah sebagai berikut :
1. Untuk memudahkan pelepasan buah dari tandannya
2. Untuk menonaktifkan enzim penstimulur (lipase dan oksidase)
pembentukan asam lemak bebas
3. Untuk menurunkan kadar air pada TBS agar daging buah menjadi lunak
4. Untuk mengakogulasi protein sehingga proses pemurnian minyak lebih
mudah
5. Untuk menambahkan kelembapan dalam daging buah sehingga minyak
lebih mudah dikeluarkan
6. Untuk memudahkan terlepasnya inti dari cangkangnya.
Sistem perebusan yang digunakan di pabrik PKS PT. Nubika Jaya adalah
sistem tiga puncak. Waktu normal yang digunakan untuk siklus perebusan adalah
90 menit, dengan cara kerja sebagai berikut :
1. Puncak Satu (10 menit)
Setelah lori-lori dimasukkan kedalam rebusan, pintu ditutup. Kran inlet
steam dibuka dan buang kondensat selama 1 menit lalu tutup. Buka kran
inlet steam selama 5 menit untuk mencapai tekanan 1,5 Kg/cm2, lalu kran
kondensat dibuka selama 1 menit. Kemudian inlet steam ditutup, kran
kondensat dan exhaust dibuka selama 3 menit.
2. Puncak Dua (15 menit)
Operasionalnya sama dengan puncak satu, kran inlet steam dibuka dan
buang kondensat selama 1 menit lalu tutup kembali. Buka kran inlet steam
selama 7 menit untuk mendapatkan tekanan 2 Kg/cm2, lalu buka lagi kran
kondensat selama 1 menit. Kemudian inlet steam ditutup, kran kondensat
dan exhaust dibuka selama 6 menit.
3. Puncak Tiga (65 menit)
Kran inlet steam dibuka selama 14 menit untuk mencapai tekanan 2,5 s/d 3
Kg/cm2, buka kran kondensat selama 1 menit kemudian tutup kembali.
Lalu tahan selama 12 menit, buang kondensat 1 menit, tahan selama 21
menit. Puncak tiga ini ditahan selama 47 menit (keadaan ini disebut
(holding time). Selesai masa tahan inlet steam ditutup, kemudian buka
10
kran kondensat selama 4 menit. Buka kran kondensat dan kran exhaust
dibuka selama 6 menit sehingga tekanan menjadi turun menjadi 0 Kg/Cm2.
Setelah tekanan dalam sterilizer turun hingga 0 Kg/Cm2 dan air kondensat
terkuras habis, pintu pengeluaran dapat dibuka dan lori-lori dapat
dikeluarkan untuk proses selanjutnya.
Inlet exaust
STERILIZER lori
Kondensat
Gambar 3 : Stasiun Strerilizer
P ( Tekanan)
3 bar
2 bar
1 bar
0 5 15
65 T (Time)
= 1540, 625
63, 984
= 24, 07 rpm
Diagram Alir (Flow Chart) Proses Pengolahan Crude Palm Oil (CPO)
Weighting Bridge
Sterilizer
Tippler
Bunch Feeder
Bunch conveyor
Empty Bunch
Chruser No.1
Fruit Elevator
Fruit Distribution
Conveyor
Digester
Screw Press
Minyak Kasar
Oil Gutter
(CPO)
atau janjangan.
Crude Oil Tank
F. Stasiun Pemurnian (Clarification Station)
Stasiun ini adalah stasiun yang Continous
terakhir untuk
Settlingpengolahan minyak. Minyak
Tank
kasar hasil pengempaan dikirim kestasiun ini untuk diproses lebih lanjut, sehingga
diperoleh minyak produksi/CPO ( Crude Palm Oil).
Stasiun klarifikasi terdiri dari :
1. Tangki Pemisah Pasir (Sand Trap Tank)
Alat ini digunakan untuk memisahkan pasir dari cairan minyak kasar yang
berasal dari screw press. Alat ini bekerja berdasrkan gaya gravitasi, dimana
minyak mempunyai berat jenis yang lebih kecil akan naik keatas, sedangkan pasir
yang berat jenisnya lebih besar akan mengendap kebawah. Untuk memudahkan
pengendapan pasir, cairan minyak kasar harus cukup panas yang diperoleh dengan
menginjeksi uap panas dengan suhu 90-95o C.
2. Saringan Bergetar (Vibrating Screen)
Saringan bergetar dipakai untuk memisahkan benda-benda padat yang terikut
pada minyak kasar. Benda-benda padat berupa ampas yang disaring pada saringan
akan dikembalikan ketimba buah (fruit elevator) melalui solid conveyor untuk
diproses kembali. Saringan ini terdiri dari dua tingkat yaitu bagian atas memakai
saringan ukuran 20 mesh dan bagian bawah ukuran 40 mesh. Pada saat
penyaringan dilakukan penyiraman air panas dengan temperature 90o C. Hal yang
perlu diperhatikan dalam pengoperasian ini adalah pengenceran dengan air diatur
dengan sedemikian rupa, sehingga cairan dalam tangki mempunyai perbandingan
kira-kira 1 bagian minyak dan 2 bagian air lumpur (sludge).
3. Tangki Minyak Kasar (Crude Oil Tank)
Tangki minyak kasar adalah tangki penampung minyak kasar yang telah
disaring untuk dipompakan kedalam tangki pemisah (continous settling
tank).Pada crude oil tank ini juga diharapkan terjadi pengendapan pasir dan
kotoran minyak kasar.
4. Tangki Pemisah (Continous Settling Tank)
Continous Settling Tank (CST) merupakan tangki untuk menerima minyak
kasar. Pada CST diberikan steam, untk mendapatkan temperatur minyak kasar 90-
95o C. panas yang diberikan menyebabkan viskositas menurun dan perbedaan
19
berat jenis antara cairan akan semakin besar, sehingga terjadi pemisahan, dimana
lapisan minyak akan naik keatas, sludge (campuran air yang masih minyak dan
non oil solid) berada ditengah, serta pasir dan kotoran lainnya berada pada bagian
bawah. Minyak yang berada di bagian atas atas dikutip menggunakan talang
minyak (skimmer) dialirkan menuju oil tank, sedangkan sludge yang berada pada
bagian bawah engan menggunakan under flow dialirkan menuju sludge tank.
Secara teratur sludge dan kotoran pada CST yang berada pada bagian dasar
tangki dikeluarkan dengan cara di drain.
5. Oil Tank
Oil tank merupakan tangki penampungan minyak yang telah dikutip dari CST.
Minyak ini masih mengandung air dan kotoran. Minyak tersebut dipompakan
menuju ke oil purifier atau secara langsung menuju vacuum dryer. Pemberian
steam pada oil tank dengan steam coil temperatur 90 – 95 ºC, agar kotoran dan air
mengendap didasar tangki dan dikeluarkan dengan si drain dan ditampung ke
sludge drain. Kadar air dalam minyak diusahakan maksimal 0,2% dan kadar
kotoran maksimal 0,02 %.
6. Oil Purifier
Oil purifier adalah alat untuk pemurnian yang berasal dari oil tank, dimana
masih mengandung air dan kotoran. Oil purifier memurnikan minyak dengan cara
putaran, akibat putaran ini minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan bergerak
ke poros dan didorong keluar dari piringan disc, sedangkan kotoran dan air
dengan berat jenis lebih besar akan terdorong kearah dinding bowl.
Air akan keluar, sedangkan padatan akan melekat pada diniding bowl yang
akan dikeluarkan pada akhir pengolahan. Minyak yang keluar dari oil purifier
akan dipompakan ke vacuum dryer untuk pengeringan minyak.
7. Vacuum Dryer
Karena minyak yang keluar dari oil purifier masih mengandung air, maka
untuk mengurangi kadar air tersebut, minyak dipompakan ke vacuum dryer.
Vacuum dryer merupakan alat yang berfungsi untuk pengeringan minyak dari
kandungan air sehingga kandungan dapat dikurangi. Minyak yang dikeringkan
pada temperatur minimal 75-80°C.
20
12. Decanter
Decanter merupakan alat pengolah sludge yang berasal dari buffer tank untuk
proses pemisahan. Sludge akan dipisahkan menjadi cairan minyak (light phase),
sludge ( heavy phase ) dan padatan (solid).
Light phase dari poses pemisahan akan ditampung di reclaimed oil tank dan
dipompakan menuju ke CST. Heavy phase akan di alirkan ke sludge collecting pit
sedangkan solid akan masuk ke screw solid conveyor untuk diantarkan menuju ke
solid hopper.
Terdapat satu unit decanter screw solid conveyor horizontal yang berfungsi
untuk menghantarkan solid hasil dari decanter menuju solid hopper melalui screw
solid conveyor inclined.
Continous Settling
Tank
Refinary
Decanter Sludge Centrifuge
Reclaimed Tank
Heavy Phase
Solid Hooper
lobang-lobang pada nut polishing drum akan dibawa melalui nut auger conveyor
dan kemudian akan terangkat melalui nut transport system menuju ke grading nut.
4. Nut grading
Nut grading berfungsi untuk memilah-milah nut berdasarkan ukurannya.
Didalamnya terdapat drum berputar terdiri dari ukuran lubang-lubang yang
berbeda, sehingga akan terpisahkan antara nut yang berukuran kecil, sedang dan
besar.
5. Nut silo
Nut silo berfungsi sebagai penampungan nut-nut yang telah dipilah-pilah di
nut grading berdasarkan ukuranya untuk pengumpanan ke masing-masing unit
ripple mill.
6. Ripple mill
Ripple mill adalah alat pemecah biji dengan cara menggilas biji antara rotor
dengan plat dinding (stator) yang bergerigi. Efisiensi pemecahan ini dipengaruhi
oleh kecepatan putaran rotor sebagai resultan gaya, jarak antara rotor dengan plat
begerigi dan ketajaman gerigi plat disusun sedemikian rupa sehingga berperan
sebagai penahan dan pemecah. Selain itu pengumpanan ripple mill (kapasitas
umpan) juga mempengaruhi efisiensi ripple mill. Ripple mill ada tiga ukuran yang
pertama ukuran 38 rotor bar, kedua ukuran 40 bar dan yang ketiga 42 bar. Dengan
tujuan untuk mendapatkan efisiensi yang optimal.
7. Pemisah inti dan cangkang secara kering (LTDS 1A&1B serta LTDS
2)
Light tenera dust separator (LTDS No.1) adalah alat untuk memisahkan
cangkang dengan inti dengan cara hisapan kipas (fan). Campuran inti, cangkang
dan biji utuh utuh masuk kedalam tabung dan dengan gaya berat. Cangkang yang
halus dan abu akan terhisap dan masuk kedalam ke conveyor bahan bakar. Inti
yang berukuran sedang dan cangkang berukuran sedang akan terhisap dan masuk
ke LTDS No. 2. sedangkan inti besar, nut besar dan cangkang berukuran besar
akan jatuh ke tromol inti.
Pada dasarnya LTDS No. 2 ini prinsip kerjanya sama dengan LTDS No. 1 tapi
yang membedakannya adalah inti dan cangkang yang berukuran sedang akan
26
masuk ke unit claybath. Sedangkan inti dan nut bulat yang berukuran sedang akan
masuk ke tromol inti untuk proses selanjutnya.
8. Claybath dan Tromol inti
Claybath merupakan bejana yang berbentuk silinder pada bagian atasnya dan
berbentuk kerucut pada bagian bawahnya. Prinsip kerja claybath adalah
berdasarkan perbedaan berat jenis, dimana berat jenis cangkang ± 1,15 sedangkan
berat jenis inti ± 1,10. Maka untuk memisahkan inti dan cangkang ini
menggunakan larutan air yang ditambahkan dengan kalsium karbonat (CaCO3),
sehingga akan didapat berat jenis larutan yang diinginkan, dimana inti dapat
terapung dan cangkang akan tenggelam kedasar claybath. Pada pemisahan ini inti
akan dicuci dan selanjutnya dimasukkan kedalam kernel silo, sedangkan cangkang
akan dikirim melalui shell conveyor yang digunakan bahan bakar boiler.
Tromol inti merupakan suatu alat berupa drum yang berputar dan terdapatl
lubang-lubang yang berfungsi sebagai pemisah antara inti dengan nut yang
berukuran besar.
9. Kernel silo
Kernel silo adalah tempat untuk mengeringkan atau mengurangi kadar air
hingga mencapai 7 %. Pengeringan dilakukan dengan cara pehembusan udara
panas dari heater pemanas. Suhu pengeringan adalah 80-90o C.
Inti yang sudah kering dikeluarkan dan turun ke conveyor, inti kering untuk
selanjutnya dimasukkan ke kernel reception storage lalu dimasukkan kernel
crusher plant.
27
28
Screw Press
Depericarper Fiber
Nut Grading
Nut Silo
Ripple Mill
cangkang
LTDS No.2/CMSS No.2*
inti inti
cangkang Wet Kernel conveyor Shell Conveyor
Kernell Silo
I. Pengolahan Limbah
31
PKS
KOLAM 1
Cooling Poll (Ph 4-5)
KOLAM 2
Cooling Poll (Ph 4-5)
BIOGAS
KOLAM 3
Over flow Cooling Poll (Ph 4-5)
CH4
HYDRO
KOLAM 4
CHEMICAL Kolam Anaerob (Ph 6-7)
KOLAM 5
OLEOGas CH4 Kolam Anaerob (Ph 6-7)
CHEMICAL
KOLAM 6
Kolam Aerasi/aerob (Ph 8-9)
KOLAM 7
Kolam Aerasi/aerob (Ph 8-9)
KOLAM 8
Kolam sedimentasi
COD* < 250 Ppm
LINGKUNGAN BOD* < 100 Ppm
BAB III
SISTIM PEMBANGKIT TENAGA
Pusat pembangkit tenaga listrik adalah stasiun tenaga listrik dan uap. Tenaga
listrik diperoleh dari pembangkit listrik tenaga diesel yang mempergunakan bahan
bakar solar dan pembangkit listrik tenaga uap. Untuk turbin pabrik kelapa sawit
banyak digunakan tenaga uap, karena :
- Bahan bakar diperoleh dari buangan pabrik (ampas dan cangkang)
- Semua stasiun pengolahan memerlukan uap sebagai sumber panas.
Dengan demikian pusat pembangkit tenaga merupakan stasiun utama pada
pabrik. Adapun bagian-bagian dari sistim pembangkit tenaga ini adalah :
A. Ketel Uap (Boiler)
Untuk kebutuhan uap pengolahan dan pembangkit tenaga listrik, dibutuhkan
boiler sebagai sumber energi. Di pabrik PT. Nubika Jaya memiliki dua tipe boiler
yang digunakan untuk pembangkit listrik, yang pertama boiler dengan merek
Mackenzie (pembangkit baru). Bahan bakar digunakan adalah cangkang sebanyak
160 ton/24 jam ditambah dengan fibre dan janjangan kosong (EFB), dengan
perbandingan 60 % fibre, 30 % EFB dan 10 % cangkang, serta bahan bakunya air
sebanyak ± 1200 Ton air (Ph 9-10) selama 24 jam dengan suhu sebesar 410o C untuk
dapat menghasilkan 68-70 TonUap/jam. Pabrik ini memiliki 2 unit boiler
Mackenzie. Sedangkan untuk pembangkit listrik yang lama yaitu boiler dengan
merek Vickers yang bahan bakunya air sebanyak ± 600 Ton air (Ph 10-11) selama
24 jam dengan suhu sebesar 410o C menghasilkan kapasitas 35 Ton uap/jam dan
memiliki tekanan kerja 30 bar, dipabrik ini memiliki 3 unit boiler Vickers.
B. Turbin Uap
Turbin uap adalah pembangkit listrik tenaga uap yang digerakkan oleh tenaga
uap dari boiler. Untuk boiler mackenzie dialirkan ke turbin sandong, yang terbagi
dua tipe yaitu turbin back pressure dan condensing dengan tekanan kerja 68-70
bar untuk menggerakkan sudu-sudu dengan kecepatan 3000 rpm dan
menghasilkan daya sebesar 7,5 MW untuk setiap masing-masing unit turbin
tersebut. Kemudian daya tersebut dialirkan ke PKS sebesar ± 1 MW, KCP 3 MW,
35
PRJ 1 MW, Oleo Chemichal 5-6 MW dan rencananya kelebihan daya akan dijual ke
PLN.
Sedangkan untuk boiler Vickers dialirkan ke turbin elliot ebara (2 unit), dresser rand
dan sinko. Masing-masing memilki daya sebesar 2,3 MW untuk elliot ebara, 2,8 MW
untuk dresser rand dan untuk turbin sinko 2,1 MW. Yang juga dialirkan kemasing-masing
plant.
C. Diesel Genset
Disamping listrik pembangkit tenaga uap, dibutuhkan juga pembangkit listrik
tenaga diesel. Penggunaan mesin ini terutama dipakai pada waktu turbin tidak
beroperasi dan apabila tenaga lisrik dari turbin tidak cukup untuk proses
pengolahan. Di PT. Nubika Jaya ini terdapat 3 unit genset, dengan merk genset
man dengan masing daya 200 kw, 395 kw dan 395 kw.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
- Tekanan dan level minyak pelumas
- Temperatur mesin dan air pendingin
- Putaran dari mesin
- Beban dari mesin
36
37
OLEO
PKS KCP PRJ CHEMICAL PLN
(± 1 MW) (3.5 MW) ( 1 MW) (5-6 MW)
(± 1 MW)
GENSET :
Genset Man : 200 Kw
Genset Man : 395 Kw
Genset Man : 395 Kw
TURBIN
TURBIN ELLIOT EBARA (2,3 MW)
TURBIN ELLIOT EBARA (2,3 MW)
TURBIN DRESSER RAND (2,8 MW)
TURBIN SINKO (2,1 MW)
OLEO
PKS KCP PRJ
CHEMICAL
BOILER MACKENZIE
TURBIN SANDONG
TURBIN BACK PRESSURE
TURBIN CONDENSING
OLEO
PKS PRJ KCP
CHEMICAL
BOILER VICKERS
TURBIN
TURBIN ELLIOT EBARA
TURBIN ELLIOT EBARA
TURBIN DRESSER RAND
TURBIN SINKO
BAB IV OLEO
PKS PRJ KCP
STASIUN PEMELIHARAAN AIR / WATER TREATMENT PLANTCHEMICAL
(WTP)
39
1. Air Sungai
Air bersumber dari sungai yang berjarak ± 2 km dari pabrik. Dari
sungai, air ini akan dipompakan ke waduk dengan sistim langsung dan
sistim estafet, yang mana sistim estafetnya air sungai dipompakan ke bak
Boster Pump kemudian dipompakan ke waduk agar mendapatkan flow
atau kapasitas air sesuai dengan kebutuhan pabrik. Air yang dipompakan
ini belum mengalami proses apa pun.
2. Waduk
Dari sungai ke waduk. Air yang ditampung di waduk ini akan di
pompakan ke tangki tower yang berkapasitas 150 ton air. Secara gravitasi
air ini turun melalui pipa. Di dalam pipa ini dimasukkan cairan kimia
dengan cara dipompakan melalui selang yang berukuran kecil. Campuran
kimia yang di masukkan antara lain :
a. Coustic soda sebanyak 2 liter/ 200 liter air. Coustic soda berfungsi
untuk menaikkan pH. Proses ini berlangsung selama 12 jam.
b. Alum sebanyak 75 Kg/liter air, dimana alum ini berfungsi sebagai
pembentuk pulp.
c. B20P sebanyak 600 ml/ 600 liter air dan proses ini berlansung selama
12 jam. B20P ini berfungsi untuk mengikat pulp.
3. Clarifier
Dari tangki tower menuju clarifier. Clarifier merupakan tempat
penyaringan dan penampungan air sementara yang akan dialirkan menuju
water basin.
4. Water Basin
Water basin merupakan tempat penampung air dari clarifier,
dimana warna air ini sudah agak jernih.
5. Multimedia
40
WADUK
CLARIFIER
TOWER TANK
WATER BASIN
MULTIMEDIA
REVERSE OSMOSIS
DOMESTIK/
PERUMAHAN
MISBED
TOWER REJECT
BOILER
BAB IV
42
A. Kesimpulan
1. Produksi utama yang dihasilkan pabrik kelapa sawit PT. Nubika Jaya PHG
adalah :
a. Crude Palm Oil (CPO) = 21 %
b. Inti sawit (Palm Kernell) = 5,6 %
2. Kapasitas olah pabrik kelapa sawit PT. Nubika Jaya adalah sebesar 45 Ton
Sawit/jam
3. Kapasitas rebusan (sterilizer) di PT. Nubika Jaya adalah sebesar 60 Ton
Sawit/jam dengan suhu 100 - 132o C dan tekanan 2,8 - 3 Bar.
4. Bahan baku kelapa sawit yang diolah oleh PKS PT. Nubika Jaya berasal
dari kebun sendiri 20 % dan dari masyarakat 80 %.
5. Kesejahteraan para karyawan di PKS PT. Nubika Jaya tetap terjaga,
diantaranya pembagian ekstra pudding setiap hari dan tambahan gaji
berupa premi.
B. Saran
1. Buah kelapa kelapa sawit yang dipanen harus segera diangkut ke pabrik
untuk diolah, paling lambat jangka waktunya 8 jam setelah panen.
2. Efisiensi pada alat/mesin harus tetap dijaga dan diawasi sebaik mungkin
karena besar kecilnya losses minyak tergantung pada efisiensi dari kerja
alat/mesin.
3. Asap hitam yang keluar dari cerobong asap hendaknya dikurangi dengan
melakukan perbaikan-perbaikan pada alat yang rusak, sehingga
pencemaran udara dapat ditekan.
4. Segala peraturan-peraturan yang berlaku dipabrik hendaknya dipatuhi oleh
setiap karyawan untuk menjaga keselamatan dan kelancaran dalam
bekerja.
5. Hendaknya perusahaan menjalin kerjasama baik dibidang ilmu
pengetahuan maupun penelitian dengan lembaga pendidikan tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
43
LAMPIRAN