Professional Documents
Culture Documents
Tesis
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat S-2
Diajukan oleh :
Kepada
HALAMAN PENGESAHAN
TESIS
PEMBERDAYAAN KOPERASI
UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA
DALAM MENDUKUNG KETAHANAN EKONOMI WILAYAH
(Studi Kasus Di Koperasi Pasar Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan 12450)
Diajukan Oleh:
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRACT .......................................................................................................... iv
BAB I. PENGANTAR 1
INTISARI
Koperasi sejak awal sudah diarahkan untuk mampu mengatasi masalah sosial
ekonomi masyarakat golongan ekonomi lemah yang kurang beruntung dalam sistem
ekonomi pasar liberal kapitalistik. Koperasi diyakini sangat sesuai dengan budaya dan
tata kehidupan bangsa Indonesia, hal ini sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 ayat 1
ditegaskan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana peran
Koperasi Pasar Pondok Labu dalam meningkatkan kesejahteraan anggota dan dalam
mendukung ketahanan ekonomi wilayah. Dalam penelitian ini menggunakan metode
kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Setelah dilakukan kajian, dapat diidentifikasi bahwa Koperasi Pasar Pondok
Labu menyimpan potensi ekonomi yang dapat diberdayakan untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota dan masyarakat sekitar. Kondisi ini didukung oleh regulasi dan
kebijakan pemerintah yang cukup memadai yaitu regulasi yang mengatur tentang
perkoperasian. Namun demikian, hingga saat penelitian ini dilakukan, Koperasi Pasar
Pondok Labu, masih belum optimal dalam meningkatkan kesejahteraan anggota
maupun dalam rangka mendukung ketahanan ekonomi wilayah. Hal ini dapat
diketahui dari adanya beberapa faktor yang mempengaruhi baik yang berasal dari
dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Pengaruh faktor internal yang dominan
mempengaruhi kinerja koperasi sehingga menyebabkan belum maksimalnya
perolehan Sisa Hasi Usaha (SHU) adalah belum optimalnya partisipasi anggota dalam
kegiatan koperasi dan lemahnya manajemen pengelolaan koperasi serta pengaruh
faktor eksternal yaitu masih minimnya pemanfaatan potensi ekonomi di daerah
operasional koperasi.
Dalam pemberdayaan Koperasi Pasar Pondok Labu guna meningkatkan
kesejahteraan anggota dalam rangka mendukung ketahanan ekonomi wilayah, hal
yang perlu dilakukan adalah dengan mengoptimalkan pemanfaatan faktor internal dan
eksternal koperasi melalui peningkatan pemberdayaan anggota dan perbaikan
manajemen pengelolaan koperasi, sedangkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan
faktor eksternal dapat dilakukan dengan fokus pada pemanfaatan potensi ekonomi
wilayah dan kebijakan pemerintah di bidang perkoperasian.
ABSTRACT
A. Latar Belakang
dinilai oleh banyak kalangan masih jauh tertinggal, bahkan cenderung bergantung
baik di Eropa, Amerika, Canada dan beberapa negara Asia lainnya mampu tumbuh
kompetisi tinggi di era globalisai saat ini. Dorongan global menuntut koperasi
melakukan reorientasi dan restrukturisasi agar mampu berperan dan berfungsi sebagai
masyarakat golongan ekonomi lemah yang kurang beruntung dalam sistem ekonomi
pasar liberal kapitalistik. Koperasi diyakini sangat sesuai dengan budaya dan tata
kehidupan bangsa Indonesia dengan nilai-nilai kerja sama (gotong royong), menolong
keadilan serta beberapa esensi moral positif lainnya. Hal ini dapat dilihat pada UUD
1945, dalam pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh
1
2
sosialnya; Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
dan Usaha Kecil Menengah (UKM), menyebutkan dari sisi jumlah, koperasi di
Indonesia mengalami kemajuan yang pesat. Namun demikian, dari sisi kualitas
Koperasi dan UKM tahun 2007, hanya terdapat 4 koperasi yang sangat berkualitas di
seluruh Indonesia atau hanya 0,04%, sedangkan yang berkualitas 2,573 atau 25,58%
dan cukup berkualitas sebanyak 5,321 koperasi atau 52,90%, sementara yang dinilai
tidak berkualitas sebesar 2,160 atau 21,48% dari 10,058 koperasi yang disurvey.
Jumlah koperasi di Indonesia sampai dengan Maret 2010 mencapai 175.102 unit
dengan jumlah koperasi yang aktif sebanyak 123.807 unit. Jumlah anggota sebanyak
(77,514 triliun). Bila di bandingkan dengan tahun 2008, maka terdapat peningkatan
peningkatan volume usaha 13,25% dan peningkatan jumlah modal sendiri meningkat
3
35,88%. Ini menunjukkan bahwa gerakan koperasi telah dapat memberikan kontribusi
yang baik bagi perekonomian nasional Indonesia, selain itu koperasi secara
keseluruhan telah menyerap 351.504 orang tenaga kerja yang terdiri dari manajer dan
karyawan.
Untuk mendorong koperasi agar mampu mewujudkan dirinya sebagai badan usaha
yang sehat, maju dan berdaya saing tinggi, diperlukan langkah pemberdayaan secara
terencana, terpadu dan terkoordinasikan dengan berbagai pihak baik di pusat maupun
di daerah, seperti upaya keberpihakan, penumbuhan iklim usaha yang kondusif dan
kerjasama yang sinergis. Namun demikian, untuk mewujudkan koperasi agar lebih
dapat menghasilkan keuntungan dalam hal ini Sisa Hasil Usaha (SHU) secara
maksimal. Untuk menghasilkan SHU secara maksimal sangat dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal dari koperasi itu sendiri yaitu: Faktor internal yang terdiri dari
partisipasi anggota dan manajemen pengelolaan; Faktor eksternal yang terkait dengan
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas, dimana keberadaan koperasi sangat
potensial untuk mendukung perekonomian nasional, maka pada penelitian ini dipilih
4
masyarakat yaitu: “Koperasi Pasar Pondok Labu” dengan alamat Lantai I Unit No.
12A, Pasar Pondok Labu, Jl. Margasatwa No. 1 Pondok Labu, Kecamatan Cilandak,
Untuk memudahkan analisa dalam penelitian ini, permasalahan yang akan diteliti
adalah Bagaimana gambaran umum Koperasi dan kinerja Koperasi Pasar Pondok
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Gambaran umum dan kinerja Koperasi
Pasar Pondok Labu; Strategi pemberdayaan Koperasi Pasar Pondok Labu untuk
Menjadi bahan referensi atau sumber data sekunder untuk peneliti lain yang
melakukan penelitian terhadap koperasi sipan pinjam atau yang memiliki kegiatan
D. Keaslian Penelitian
Sudah banyak penelitian mengenai koperasi yang dilakukan oleh peneliti lain,
seperti penelitian yang dilakukan oleh Any Meilani dan Sri Ismulyaty dari Lembaga
Penelitian dari Universitas Terbuka tahun 2002 dengan judul Hubungan Antar Faktor
anggota seperti yang pernah dilakukan oleh Suyanto dari Universitas Negeri
Semarang pada tahun 2007 dengan judul Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran Dalam
simpulannya antara lain Kurangnya modal; Letak wilayah yang kurang strategis; dan
Dua penelitian diatas merupakan penelitian yang relevan dengan penelitian yang
penulis lakukan, namun demikian sepengetahuan penulis belum ada penelitian yang
E. Sistematika Penulisan
Penulisan tesis ini disusun secara sistematis bab per bab dan adanya keterkaitan
1. Bab I menjelaskan hal-hal yang bersifat umum yang melandasi latar belakang
wilayah.
BAB II
koperasi untuk terus maju dan berfungsi dengan baik melalui aplikasi strategi, yang
ekonomi wilayah, maka strategi pemberdayaan Koperasi Pasar Pondok Labu untuk
akan difokuskan pada upaya mengoptimalkan berbagai pengaruh tersebut agar dapat
FAKTOR EKSTERNAL
MAMPU
KINERJA SISA HASIL KESEJAHTERAAN MENDUKUNG
KOPERASI USAHA ANGGOTA KETAHANAN
OPTIMAL MENINGKAT EKONOMI
MENINGKAT
WILAYAH
FAKTOR INTERNAL
• PARTISIPASI ANGGOTA
• PENGELOLAAN KOPERASI 7
DIOPTIMALKAN
8
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kinerja suatu koperasi, oleh
karena itu faktor internal tersebut perlu dioptimalkan, yaitu dari sisi anggota dan
pengelolaan koperasi.
1. Pemberdayaan Anggota
Tujuan yang ingin dicapai dari strategi ini adalah membangun kesadaran
anggota koperasi untuk berpartisipasi secara aktif, sasaran dari strategi ini
Metode atau cara yang dipilih untuk melaksanakan strategi ini adalah dengan
2. Pengelolaan Koperasi
pengelola Koperasi Pasar Pondok Labu. Metode atau cara yang dipilih untuk
pengelolaan koperasi.
didirikan dan dijalankan oleh anggota sebagai sebuah unit operasi yang sering
Koperasi Pasar Pondok Labu yang telah dijadikan wadah berhimpunnya pedagang
10
kecil dan menengah yang berada di wilayah tersebut dalam rangka meningkatkan
posisi tawar mereka, oleh karena itu diantara anggota saling menjalin hubungan
agar koperasi mereka semakin kuat dan memiliki daya tahan terhadap berbagai
pengaruh baik dari dalam organisasi itu sendiri maupun dari luar organisasi demi
Salah satu pembahasan mengenai koperasi dilihat dari perspektif teori baru
kelembagaan tersebut dapat dilihat dari apa yang pernah ditulis oleh Conry dkk,
pasar pertanian, yakni koperasi pertanian. Konsep yang dituliskan Conry yaitu
kelembagaan ekonomi, budaya dan dalam sistem yang legal. Konsep dari Conry
Gambar 2.2.
Gambar 2.2: Integrasi operasional kelembagaan koperasi, dikutip dari Conry dkk. (1986)
11
Salah satu aspek yang perlu untuk diperhatikan dalam penguatan kelembagaan
dan daya tahan koperasi adalah adanya faktor perekat dalam koperasi. Dalam
penelitian ini, adanya perekat antara kondisi wilayah dan kebijakan pemerintah
peningkatan daya tahan koperasi adalah adanya komitmen yang kuat dan sekaligus
upaya nyata dari pihak-pihak terkait khususnya lembaga koperasi dan pemerintah.
difokuskan pada pengaruh faktor kondisi wilayah dan faktor kebijakan pemerintah
- Area Ab, Operasional Koperasi hanya berorientasi pada kondisi wilayah tanpa
- Area Ac, Operasional Koperasi yang disetujui pemerintah atau didukung oleh
kondisi wilayah dan faktor kebijakan pemerintah, strategi ini dipilih dengan tujuan
ekonomi wilayah. Sasaran strategi ini adalah meningkatnya posisi atau kedudukan
koperasi baik dari sisi legalitas maupun dari sisi keberadaan organisasinya. Metode
dengan kinerja yang baik akan dapat memberikan nilai tambah kepada
anggota.
harga yang dibayar oleh non koperasi kepada anggota. Dalam koperasi
koperasi lebih rendah dari bunga kredit yang berlaku di luar koperasi, hal
ini biasa disebut manfaat efisiensi penarikan kredit dan manfaat lain
setiap 3 (tiga) bulan sekali dengan penyajian yang lebih transparan dan
kondusif.
masyarakat setempat.
16
Upaya ini dilakukan melalui strategi penguatan kelembagaan dan daya tahan
berkesinambungan.
hanya atas dasar perencanaan dan kelayakan bisnis bukan karena adanya suatu
dengan lembaga usaha lainnya baik dalam keperluan pengadaan bahan baku
5) Pemerintah dalam hal ini Suku Dinas Koperasi Jakarta Selatan bekerjasama
dengan koperasi di wilayah Jakarta Selatan menyusun standar dan metoda yang
tepat untuk materi ajaran koperasi yang dapat mendukung kaderisasi koperasi
di wilayahnya.
6)Suku Dinas Koperasi Jakarta Selatan mengkaji secara cermat bidang usaha
usaha koperasi.
17
pengurus dan pembina koperasi dengan materi dan metoda yang disesuaikan
8)Suku Dinas Koperasi Jakarta Selatan menyerahkan sebagian besar tugas dan
BAB V
A. Kesimpulan
internal yaitu pemberdayaan anggota dan pengelolaan koperasi serta faktor eksternal
yaitu kondisi wilayah dan kebijakan pemerintah. Hasil kajian terhadap kinerja
berikut:
wilayah, namun hingga saat ini masih belum dimanfaatkan secara optimal.
18
19
yang belum optimal, sehingga SHU yang diperolehnya juga tidak optimal,
optimal.
ketahanan ekonomi wilayah saat ini masih dipengaruhi oleh kondisi wilayah
operasionalnya sampai saat ini belum maksimal, hal ini dapat dilihat dari masih
secara maksimal oleh koperasi, salah satunya adalah kebutuhan modal usaha bagi
masih belum bisa dilayani oleh koperasi. Sementara itu, pengaruh Kebijakan
koperasi serta kebijakan terhadp akses potensi ekonomi daerah masih sangat
kurang.
20
B. Saran
Jika manajemen keanggotaan berjalan secara efektif dan efesien maka partisipasi
2. Persyaratan untuk menjadi anggota Koperasi Pasar Pondok Labu yang selama
dipertimbangkan kembali.
4. Pengurus perlu membuat inovasi jenis usaha selain simpan pinjam, salah
dapat dikembangkan oleh Koperasi Pasar Pondok Labu di wilayah Pondok Labu
dan sekitarnya.
Koperasi Pasar Pondok Labu, sehingga peran Koperasi Pasar Pondok Labu dalam
DAFTAR PUSTAKA
Hanel, Gary & C.K. Prahalad. 1995. Kompetisi Masa Depan. Binarupa Aksara. Jakarta.
Hatta, Mohammad. 1947. Penundjuk Bagi Rakjat Dalam Hal Ekonomi: “Teori dan
Praktek”. Penerbit Kebangsaan Pustaka Rakjat. Jakarta.
Hendrojogi. 2000. “Koperasi Asas-Asas, Teori dan Praktek”. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Mubyarto. 2002. “Ekonomi Kerakyatan dalam era globalisasi”. Jurnal Ekonomi Rakyat
Tahun I No, 7, September, 2002. Yogyakarta. Hal:13-14.
Mubyarto. 2003. “Dari Ilmu Berkompetisi ke Ilmu Berkoperasi”. Jurnal Ekonomi Rakyat
Th. II.No, 4, Juli, 2003. Yogyakarta.
Nasution, Muslimin. 1990. Keragaan Koperasi Unit Desa Sebagai Organisasi Ekonomi
Pedesaan. Disertasi. IPB, Bogor.
Nasution, Muslimin. 2008. Koperasi Menjawab Kondisi Ekonomi Nasional. PIP &
LEPK. Jakarta.
Noer, Soetrisno. 2002. “Koperasi Indonesia: Potret dan Tantangan”. Jurnal Ekonomi
Rakyat. Th II No. 5 Agustus 2002. Yoyakarta.
Noer, Soetrisno. 2003. “Pasang Surut Perkembangan Koperasi di Dunia dan Indonesia”.
Jurnal Ekonomi Rakyat. Yoyakarta.
Noer, Soetrisno. 2009. “Koperasi Indonesia: Potret Dan Tantangan”. Deputi Bidang
Pengkajian Sumberdaya UKM Kementerian Negara Koperasi dan UKM RI.
Jakarta.
Partomo, S.T, & Abdul, Rahman, S. 2002. Ekonomi Skala Kecil/Menengah & Koperasi.
Ghalia Indonesia. Jakarta.
-3-
Ramudi, Ariffin. 2001. Pengaruh Skala Ekonomi dan Biaya Organisasi Terhadap
Dampak Koperasi (Survey pada KUD Pangan di Pantai Utara Jawa Barat).
Disertasi. UNPAD. Bandung.
Ropke. 1995. Manajemen Strategi Untuk Koperasi dan Organisasi. Swadaya Bandung.
Sahabuddin, Mustapa. 1995. Analisis Dampak Koperasi Terhadap Anggota (Suatu Kasus
Unit Usaha Coklat pada Koperasi Unit Desa Mandiri di Kabupaten Donggala).
Tesis Pascasarjana. UNPAD. Bandung.
Sjamsuri, SA. 1986. Daya Hidup Koperasi dan Implikasinya Terhadap Kesejahteraan
Anggota (Studi Kasus pada Koperasi Peternakan Bandung Selatan Pangalengan
Jawa Barat). Disertasi. IKIP. Bandung.
Soejono, Ibnoe. 1993. “Peranan dan Tanggung Jawab Pemerintah Sebagai Pengaman
UU No.25/1992 dan Pengaman Peraturan lainnya yang Mendukung
Pengembangan Koperasi dan Pengusaha Kecil”. Makalah. IKIP. Bandung.
Soekotjo, Wahyu. 1992. “Otonomi Pembinaan Koperasi: Tinjauan dari Konsep dan
Mazhab Koperasi Disertai Bentuk-bentuk Peranan Pemerintah Dalam
Pembinaan Koperasi”. Infokop No 10. Januari 1992.
Stiglitz, Joseph. 2003. Globalization and Its Discontents. W, W, Norton & Company. New
York.
Suryana. 1992. Daya Dukung Usaha Koperasi dan Implikasinya Terhadap Posisi
Pendanaan dan Keberhasilan Usaha KoperasiUnit Desa. Tesis, Pascasarjana.
UNPAD. Bandung.
Suwandi, Ima. 1986. “Koperasi : Organisasi Ekonomi yang Berwatak Sosial”. Bhratara.
Jakarta.
Suwandi, Ima. 2005. Revitalisasi Koperasi Sekunder Nasional. Infokop, No:26, Tahun,
XX. Jakarta.
Syahnan, S, Phalipi. 2002. Pengelolaan Bisnis Simpan Pinjam dan LKM dalam Era
Otonomi Daerah dan Persaingan Global. Jakarta.
Tambunan, Tulus. 2007. Prospek Koperasi Pengusaha dan Petani di Indonesia Dalam
Tekanan Globalisasi dan Liberalisasi Perdagangan Dunia. Penelitian
Kerjasama Kadin Indonesia dan Pusat Studi Industri & UKM Universitas
Trisakti. Jakarta.