You are on page 1of 8

PROSES DESTILASI MINYAK ATSIRI NILAM JAWA (Pogostemon

heyneani) DENGAN METODE PENYULINGAN DENGAN UAP


LANGSUNG DAN SEBAGAI AROMATERAPIS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Kimia Fisika I

Yang Dibina oleh Bapak Sudarsono Sigit

Oleh

Rulia Susialis

308332405193

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

DESEMBER 2009
LATAR BELAKANG

Nilam (Pogostemon cablin Benth.) adalah suatu semak tropis penghasil sejenis
minyak atsiri yang dinamakan sama (minyak nilam). Nilam berasal dari daerah
tropis Asia Tenggara terutama Indonesia dan Philipina, serta India, Amerika
selatan dan China.Di Indonesia, sentra produksi nilam di propinsi Nanggroe Aceh
Darusalam, Sumatera Utara dan sebagian di Jawa Timur dan Jawa Barat. Pada
sentra tersebut meli-batkan banyak pengrajin serta me-nyerap ribuan tenaga kerja.
Dalam perdagangan internasional, minyak nilam dikenal sebagai minyak
patchouli (dari bahasa Tamil patchai (hijau) dan ellai (daun), karena minyaknya
disuling dari daun). Aroma minyak nilam dikenal 'berat' dan 'kuat' dan telah
berabad-abad digunakan sebagai wangi-wangian (parfum) dan bahan dupa atau
setanggi pada tradisi timur. Harga jual minyak nilam termasuk yang tertinggi
apabila dibandingkan dengan minyak atsiri lainnya. Tumbuhan nilam berupa
semak yang bisa mencapai satu meter. Tumbuhan ini menyukai suasana teduh,
hangat, dan lembab. Mudah layu jika terkena sinar matahari langsung atau
kekurangan air. Bunganya menyebarkan bau wangi yang kuat. Bijinya kecil.
Perbanyakan biasanya dilakukan secara vegetatif.

Kedudukan tanaman nilam dalam sistematika/taksonomi tumbuhan adalah sebagai


berikut:

Kerajaan: Plantae
(tidak termasuk) Eudicots
(tidak termasuk) Asterids
Ordo: Lamiales
Famili: Lamiaceae
Genus: Pogostemon
Spesies: P. cablin

Daun Nilam
Nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan tanaman atsiri yang cukup penting
peranannya di Indonesia, baik sebagai sumber devisa negara maupun pendapatan
petani. Sekitar 90% ekspor minyak nilam dunia berasal dari Indonesia. Areal
penanaman nilam di Indonesia berkisar 9.212 ha yang tersebar di daerah Sumatra
dan Jawa. Produktivitas tanaman nilam masih tergolong rendah dan beragam antar
sentra produksi dengan kisaran antara 5 sampai 20 ton daun segar. Kisaran
produksi nasional tersebut jauh di bawah potensi hasil nilam yang mampu
menghasilkan daun nilam segar sebesar 52 ton/ha (Tasma dan Wahid, 1988).
Nilam menghasilkan daun (terna) cukup besar sekitar 4 – 5 terna kering/ha/th
sebagai bahan baku penyulingan minyak nilam.

Saat ini sudah cukup banyak petani dan usahawan pengolahan nilam di Indonesia
(Aceh, Sidikalang-Sumut, Sumatra Barat, Jambi, Sumatra Selatan,Jawa Barat,
Jawa Timur, Kalbar dan Kalteng). Namun masih sedikit yang mampu menguasai
cara pengolahan yang baik dan pemasaran hasil penyulingan minyak nilam. Hal
ini disebabkan kurangnya informasi dan pengembangan teknologi yang memadai
dalam hal metode pengolahan dan juga disebabkan oleh harga penjualan minyak
nilam yang sangat fluktuatif.

Aromaterapi adalah metode yang menggunakan minyak atsiri untuk


meningkatkan kesehatan fisik dan emosi. Minyak atsiri adalah minyak alami yang
diambil dari tanaman aromatik. Sejak ribuan tahun yang lalu, terapi menggunakan
minyak atsiri telah dilakukan. Bangsa Mesir kuno menggunakan minyak atsiri
tidak saja sebagai bahan pembalut mummi, tetapi juga sebagai antidepresan.
Tetapi minyak atsiri dalam penggunaannya sebagai bath-spa dilakukan oleh
Bangsa Roma dan Yunani.

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana manfaat minyak atsiri sebagai aromaterapis?

2. Bagaimana proses ekstrasi nilam menjadi minyak nilam (minyak atsiri)


dengan penyulingan steam distillation?
DASAR TEORI

Aromaterapis

Aromaterapi merupakan salah satu cara terapi dengan memanfaatkan minyak


menguap/minyak atsiri (essential oil/ volatile oil) dan organ olfactory
(penciuman) manusia. Bau yang segar, harum merangsang sensory, reseptor dan
pada akhirnya mempengaruhi organ yang lain. Minyak atsiri merupakan hasil
penyulingan dari tanaman dengan berbagai macam cara tergantung dimana letak
minyak atsiri pada tanaman (daun, bunga, batang). Satu jenis minyak atsiri
(misalnya minyak jahe) bisa mengandung antara 100-400 komponen kimiawi.

Penyulingan Daun Nilam

Penyulingan didefisinikan sebagai pemisahan komponen suatu campuran dari 2


jenis cairan / lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap dari masing-masing zat.

Dalam minyak atsiri, dikenal 3 metode penyulingan yaitu :

a. Penyulingan dengan air (water distillation)

Pada metode ini bahan yang akan disuling mengalami kontak langsung dengan air
mendidih. Bahan mengapung diatas air / terendam sempurna tergantung dari
bobot jenis dan jumlah bahan. Jika disuling dengan metode uap langsung bahan
akan merekat dan membentuk gumpalan besar sehingga uap tidak dapat
terpenetrasi ke dalam bahan.

b. Penyulingan dengan air dan uap (water and steam distillation)

Penyulingan ini bahan diletakkan diatas rak-rak saringan berlubang. Ketel

suling diisi air tidak sampai penuh (dibawah saringan). Air dipanaskan dengan
uap jenuh yang basah dan bertekanan rendah. Ciri khas metode uap air selalu
dalam keadaan basah, jenuh, dan tidak terlalu panas, bahan yang disuling hanya
berhubungan dengan uap dan tidak dengan air panas.

c. Penyulingan dengan uap langsung (steam disilation)

Metode ini sama dengan penyulingan dengan uap dan air, bedanya air tidak tidak
diisikan dalam ketel, uap yang digunakan adalah uap jenuh/ uap kelewat panas
pada tekanan lebih dari atmosfer. Uap dialirkan melalui pipa uap melingkar yang
berpori yang terletak dibawah bahan dan uap yang bergerak ke atas melalui bahan
terletak diatas saringanminyak atsiri dan mudah menguap bersama air.
Dalam proses penyulingan sistem uap, untuk mengambil minyak dari tanaman
nilam membutuhkan sejumlah uap minimal tertentu agar minyak nilam dapat
terambil dengan optimal. Massa uap tersebut juga harus disesuaikan dengan beban
penyulingan. Sehingga, perlu diketahui pengaruh massa uap terhadap rendemen
minyak, berapa perbandingan antara massa uap dan massa unggun untuk
menghasilkan rendemen minyak yang optimal dan mutunya sesuai dengan
Standar Internasional (ISO 3757:2002(E)) serta mendapatkan kondisi penyulingan
yang paling ekonomis. Penelitian dilakukan dengan metode distilasi uap dengan
bahan nilam Aceh. Bahan yang digunakan meliputi ranting, daun dan batang
dengan perbandingan 1:4:1. Proses distilasi dilakukan selama 6 jam dengan
menggunakan uap jenuh. Variabel yang digunakan adalah laju alir massa uap
(mass flow rate) 1,90; 2,07; 2,35 dan 2,66 kg/jam serta massa unggun 0,4 kg; 0,45
kg; 0,5 kg dan 0,6 kg. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada massa
unggun tetap semakin banyak uap yang digunakan maka rendemen minyak yang
dihasilkan menurun. Rendemen yang optimal dihasilkan pada perbandingan
massa uap dan massa unggun ± 19. Proses penyulingan yang paling ekonomis
adalah pada laju alir massa uap 1,90 kg/jam dan massa unggun 0,6 kg dengan
rendemen yang didapatkan sebesar 3,57%.

LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN

Secara umum proses pembuatan minyak atsiri dari daun nilam adalah sebagai
berikut:
1. Tanaman aromatik dengan jalan memasukkannya ke dalam ketel.
2. Ditambahkan sejumlah air dan dididihkan.
3. Uap panas dialirkan ke dalam alat penyuling.
4. Campuran uap yang terdiri dari uap air dan uap minyak selanjutnya
akan mengalir menuju kondensor untuk dicairkan kembali
dengansistem pendinginan dari luar.
5. Kondensat yang keluar dari kondensor ditampung dalam tabung
pemisah (dekanter) agar terjadi pemisahan (dekantasi) antara minyak
atsiri dan air suling.

PEMBAHASAN

Minyak aromaterapi berasal dari minyak atsiri yang ditambah dengan bahan
pembawa lain yang tidak berbau untuk mengencerkan minyak atsiri. Minyak
aromaterapi harus mencantumkan apa bahan pembawanya (ada beberapa orang
alergi bahan tertentu), prosentage minyak atsirinya Untuk orang yang sangat
sensitive semua jenis minyak atsiri/minyak aromatherapy tersebut bisa
menimbulkan alergi pada kulit, dermatitis, ruam dan gatal. Tanaman nilam
(Pogostemon cablin) banyak dibudidayakan untuk dimanfaatkan minyaknya.
Keberadaan patchouli alkohol, patchouli kamper, eugenol, benzaldehida,
sinamaldehida, kadinena, pogostol, pogoston, dan senyawaan seskuiterpenoid
dalam minyak nilam mampu merangsang kemoreseptor sehingga tidak disukai
oleh serangga.

Proses dekantasi yang dilakukan oleh industri kecil menggunakan drum


bertingkat dan berlangsung secara sederhana tanpa penambahan alat atau bahan
yang mampu meningkatkan proses pemisahan sehingga air suling masih
mengandung minyak. Selain itu, air suling sisa pemisahan dibuang ke sungai atau
sumur resapan sederhana, hal ini mengakibatkan air suling yang masih
mengandung minyak berpotensi mencemari lingkungan. Penggunaan drum
bertingkat pada proses dekantasi ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Skema Dekantasi Menggunakan Drum Bertingkat

Cara keja dari drum bertigkat ini hampir sama dengan proses destilasi secara
umunya yaitu minyak atsiri diperoleh dengan cara penyulingan menggunakan uap
(hidrodestilasi) yang bertujuan memisahkan minyak atsiri dari tanaman aromatik
dengan jalan memasukkannya ke dalam ketel penyuling kemudian ditambahkan
sejumlah air dan dididihkan, atau uap panas dialirkan ke dalam alat penyuling
tersebut. Campuran uap yang terdiri dari uap air dan uap minyak selanjutnya akan
mengalir menuju kondensor untuk dicairkan kembali dengan sistem pendinginan
dari luar. Kondensat yang keluar dari kondensor ditampung dalam tabung
pemisah (dekanter) agar terjadi pemisahan (dekantasi) antara minyak atsiri dan air
suling. pemisah (dekanter) agar terjadi pemisahan (dekantasi) antara minyak atsiri
dan air suling.
Pada destilasi uap langsung ini terjadi pemisahan komponen-komponen dalam
satu larutan berdasarkan distribusi substansi-substansi pada fase gas dan fase cair
dengan menggunakan perbedaan volatilitas dari komponen-komponennya yang
cukup besar. Transfer massa minyak dari dalam butiran padatan ke solvent
meliputi dua proses seri, yakni difusi dari dalam padatan ke permukaan butiran
dan transfer massa dari permukaan padatan ke solven. Jika salah satu proses
berlangsung lebih cepat, maka kecepatan perpindahan massa dikontrol oleh proses
yang lebih lambat. Akan tetapi, jika proses berlangsung dengan kecepatan yang
tidak jauh berbeda, maka kecepatan perpindahan massa dipengaruhi oleh
keduanya. Kecepatan ketel, suhu dan tekanan uap, berat jenis dan kadar air dari
bahan, serta berat molekul dari komponen kimia dalam minyak. Difusi solut
di dalam daun menuju ke permukaan bahan merupakan suatu fungsi dari suhu
uap. Makin tinggi suhu uap, maka makin tinggi kecepatan difusinya, sehingga
dapat diharapkan kecepatan destilasi akan semakin cepat.

Pada suatu campuran cairan (larutan) dimana salah satu komponennya lebih
volatile, maka titik didih larutan tersebut akan tercapai pada saat jumlah tekanan
parsial kedua komponen tersebut sama dengan tekanan atmosfer. Dari hubungan
ini dapat dilihat bahwa komposisi cairan dalam suatu larutan akan
mempengaruhi tekanan parsial dari komponen lain.
DAFTAR RUJUKAN

Ahmad Y Hassan. 2005. Alcohol and the Distillation of Wine in Arabic Sources.
(online). (www.wikipedia.com) Diakses 16 Desember 2009.

Alwy,Dhofir. 2009. Minyak Atsiri Indonesia. (online). http://pesisiran-


kidul.blogspot.com/. Diakses 16 Desember 2009.

Koensoemardiyah. 2009. A-Z Aromaterapi untuk Kesehatan Kebugaran dan


Kecantikan. (online). www.dinamikaebook.com.
Diakses 16 Desember 2009.

Admin. 2007. Industri Destilasi Atsiri. (online). http://www.anekamesin.com. Diakses


16 Desember 2009.

You might also like