You are on page 1of 20

Sudahkah Anda Menjemput atau Memahami

“Tanda-Tanda Kematian” Sebagai Muslim Yang


Yakin Terhadap Al-Qur’an dan As Sunnah?

By Turiman Fachturahman Nur


Semua manusia pasti akan mengalami kematian atau mengalami
sakratul maut dan ini secara tegas dinyatakan Allah SWT di dalam firman-
Nya dalam Al Qur’an sebagai berikut: Di mana saja kamu berada,
kematian akan mendapatkan kamu, Kendatipun
kamu di dalam benteng yang Tinggi lagi kokoh, dan
jika mereka memperoleh kebaika, mereka mengatakan: "Ini
adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu
bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi
kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari
sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang
munafik) Hampir-hampir tidak memahami
pembicaraan sedikitpun? QS An Nisaa (4) : 78, Kami
telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami
sekali-sekali tidak akan dapat dikalahkan, QS Al Waaqiah
(56) : 60 Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang
kamu lari daripadanya, Maka Sesungguhnya
kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu
akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang
ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa
yang telah kamu kerjakan". QS Al Jumu’ah (62) : 8 Dan
Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan
(kematian) seseorang apabila telah datang waktu
kematiannya. dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu
kerjakan. QS Al Munafiquun (63) : 11. Sesuatu yang
bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin
Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan
waktunya. barang siapa menghendaki pahala dunia,
niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan
barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan
(pula) kepadanya pahala akhirat itu. dan Kami akan
memberi Balasan kepada orang-orang yang bersyukur. QS
Al Imran (3) : 145. Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat

1
sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga,
Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu
tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. QS
Al Imran (3) : 185. Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-
benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu
dikembalikan.QS Al Anbiyaa (21) : 3Tiap-tiap yang
berjiwa akan merasakan mati. kemudian hanyalah
kepada Kami kamu dikembalikan. QS Al Ankabuut (29) : 57,
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan
(memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu
tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah
Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa
yang lain sampai waktu yang ditetapkan
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-
tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. QS Al
Zumar (39) : 42
Berdasarkan dalil-dalil di atas, maka ada beberapa hal (konstruksi
ayat/hukum) yang perlu direnungkan bersama, yaitu: Pertama, “kematian
akan mendapatkan kamu, Kendatipun kamu di dalam benteng yang
Tinggi lagi kokoh”, Kedua, “Kami telah menentukan kematian di
antara kamu”, Ketiga Sesungguhnya kematian yang kamu lari
daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui
kamu”, Keempat, “Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan
(kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya”,
Kelima, ”Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan
izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya”,
Keenam, ”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati”, Ketujuh,
”Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa
(orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa
(orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan
jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan”
Yang pasti kematian akan datang menemui kita dan semua
merasakan kematian dan apabila telah datang waktu kematian serta telah
ditetapkan waktunya sampai waktu yang ditetapkan bagi diri kita.
Pertanyaannya adalah bagaimana ”menjemput tanda-tanda kematian”,
pertanyaan lebih lanjut bagaimana menemukan jalan kematian husnul
khotimah” melalui Al-Qur’an dan As Sunnah.
Yang Pasti Allah karena Maha Kasih Sayang kepada hambanya tentu
memberikan tanda-tanda kematian, masalah jam dan waktunya (siang

2
atau malam), Allah merahasiakan kepada hamba-Nya, tetapi waktu
kematian pasti ada tandanya, mengapa ?
Untuk menjawab pertanyaan ini renungkan Firman Allah: Dan di
bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
orang-orang yang yakin. Dan (juga) pada dirimu sendiri.
Maka Apakah kamu tidak memperhatikan? QS Adz Dzariyat
(51) : 20,21, Kami akan memperlihatkan kepada mereka
tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi
dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka
bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa
Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala
sesuatu? QS Al Fushilat (41) : 53.
Untuk memahami lebih gamblang renungkan realitas
sunatullah berikut ini ”jika seseorang manusia haus ia
kemudian minum, jika lapar ia makan, jika ia ngantuk,
maka kemudian tidur, Allah memberikan tanda pada
peristiwa itu yaitu haus, lapar, ngantuk. Pertanyaannya
adalah jika waktu kematian datang apa tandanya,
sudahkah anda memahami tanda-tanda itu ?
Makna dari perumpamaan di atas adalah berkaitan
dengan proses sunatullah, artinya mengapa manusia diberi
tanda haus, lapar, ngantuk pasti ada proses menuju tanda-
tanda itu, mengapa kamu tidak memperhatikan ? Dan jika
demikian apabila mati menghampiri anda apa tandanya?
Bukankah kematian juga sunatullah. Pertanyaannya adalah
bagaimana proses kematian itu terjadi pada diri manusia ?
artinya bagaimana proses hamba Allah ketika sakratul
maut datang ? apakah Allah memberikan tanda-tanda
kematian setiap diri manusia ?
Renungkan dalil berikut ini : Diwajibkan atas kamu,
apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-
tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak,
Berwasiatlah untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya
secara ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang
yang bertakwa. QS Al Baqarah (2) : 180,
Perhatikan pada ayat diatas ada pernyataan ”kedatangan
tanda-tanda maut, renungkanlah! Dan Dialah yang
mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya,
dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat
penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada
salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh

3
malaikat-malaikat Kami, dan malaikat- Malaikat
Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. QSAl
An’aam (6) : 61
Berdasarkan ayat diatas ada kalimat kunci ”dan
diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga,
sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di
antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami”.
Pertanyaannya sekali lagi adalah Apakah manusia yakin bahwa
setiap manusia ada malaikat penjaga siang dan malam yang menjaga
dirinya sampai dengan sakratul maut datang atau menjemput anda ?
Allah menjawab secara tegas dalam firman-Nya : Bagi
manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah
AllahSesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu
kaum sehingga mereka merobah keadaanyang ada pada
diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang
dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia. QS Ar Ra’du (13) : 11, Bagi tiap-tiap
manusia ada beberapa Malaikat yang tetap
menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa
Malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang
dikehendaki dalam ayat ini ialah Malaikat yang menjaga
secara bergiliran itu, disebut Malaikat
Hafazhah.Ternyata setiap manusia ada malaikatnya yang
menjaga didepan dan dibelakang yang bernama Malaikat
Hafazhah.
Pertanyaannya apakah akan datang diutus Allah
kepada manusia malaikat-malaikat penjaga (Malaikat
Hafazah) tersebut, apabila datang kematian kepada
salah seorang di antara manusia ? Allah menjawab
secara tegas dalam Firman-Nya: Dan Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa
yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat
kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua
orang Malaikat mencatat amal perbuatannya,
seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk
di sebelah kiri.Tiada suatu ucapanpun yang
diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat
Pengawas yang selalu hadir. Dan datanglah
sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah

4
yang kamu selalu lari daripadanya. Dan ditiuplah
sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman. Dan
datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan Dia
seorang Malaikat penggiring dan seorang Malaikat
penyaksi. QS Qaaf (50) : 16-21
Apa makna ”Ditiup sangkakala” tidak lain (tanda
kematian) itulah kiamat kecil pada diri manusia, sedang
tanda-tanda kecil lain adalah berkaitan dengan kiamat
besar (Alam Raya, termasuk bumi kita), kemudian
renungkan pernyataan Allah pada ayat 21 di atas !
Pertanyaannya setelah datang seorang
malaikat Pengiring dan seorang malaikat penyaksi
kemudian apa yang diperlihatkan kepadanya ?
Apakah diwaktu manusia itu melihat, lalu apa yang ia lihat,
jika dia melihat dengan apa ia melihat apakah dengan
mata fisik atau mata ruhani ?
Renungkan dalil Allah dalam Firman-Nya: Sesungguhnya
kamu berada dalam Keadaan lalai dari (hal) ini, Maka Kami
singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi)
matamu, Maka penglihatanmu pada hari itu Amat
tajam. Dan yang menyertai Dia berkata : "Inilah
(catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku". QS
Qaaf (50) : 22-23
Berdasarkan ayat di atas terdapat
pernyataan Allah ”Kami singkapkan daripadamu
tutup (yang menutupi) matamu” dan kalimat ” Yang
menyertai dia” maka renungkan ayat berikut ini:
Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu
mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat
memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu
mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya
bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah
hati yang di dalam dada. QS Al Hajj (22) : 46.
Selanjutnya manusia akan diperlihatkan
dihadapannya rekaman ”CD kehidupannya”. Dan
Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu
Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang
itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu,
dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun
dan perhitungan. dan segala sesuatu telah Kami
terangkan dengan jelas. Dan tiap-tiap manusia itu telah

5
Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana
tetapnya kalung) pada lehernya. dan Kami keluarkan
baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang
dijumpainya terbuka. QS Al Israa (17) : 12-13
Kata Kiamat disini dalam arti luas, kematian adalah
kiamat kecil dalam diri manusia. ”sebuah kitab yang
dijumpainya terbuka” Pertanyaannya adalah setelah
terbuka kitab itu atau ”CD kehidupannya kemudian
bagaimana selanjutnya ? "Bacalah kitabmu, cukuplah
dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab
terhadapmu". QS Al Israa (17) : 14
Apa artinya kita kelak akan menyaksikan kitab kita
sendiri atau apabila catatan amal kita itu ibaratnya ”CD
kehidupannya yang kelak diputar dihadapan diri kita
sendiri” bukan teknologinya sudah diketemukan oleh
manusia, misalnya anda ingin melihat CD Nike Ardila
menyanyi, cari saja di penjual CD, dan masukan pada
perangkat vedio anda, maka anda akan melihat kembali
bagaimana Nike Ardila menyanyi walaupun Nike Ardila
telah jadi tulang belulang, nah teknologi Allah apakah tidak
lebih canggih lagi daripada yang telah diketemukan
diciptakan manusia, ingat, karena sesungguhnya kita akan
datang menghadap Allah sendiri-sendiri dan berbuat
berdasarkan keadaan masing-masing
Dan Sesungguhnya kamu datang kepada Kami
sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan
pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu
(di dunia) apa yang telah Kami karuniakan
kepadamu; dan Kami tiada melihat besertamu pemberi
syafa'at yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-
sekutu Tuhan di antara kamu. sungguh telah terputuslah
(pertalian) antara kamu dan telah lenyap daripada kamu
apa yang dahulu kamu anggap (sebagai sekutu Allah). QS
Al An’aam (6) : 94. Katakanlah: "Tiap-tiap orang
berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka
Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar
jalanNya. QS Al Israa (17) : 84
Pertanyaannya jika manusia yang melihat ”VCD
kehidupannya” segala sesuatu terekam jelas, bagaimana
reaksinya orang-orang yang tidak siap dengan
kematiannya ? Dan diletakkanlah Kitab, lalu kamu akan

6
melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap
apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka
berkata: "Aduhai celaka Kami, kitab Apakah ini yang
tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang
besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan
mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada
(tertulis). dan Tuhanmu tidak Menganiaya seorang
juapun". QS Al Kahfi (18) : 4
Kemudian ketika ”VCD kehidupan itu diputar”,
lalu film apalagi yang diputar dihadapan kita
menjelang sakratul maut itu ?Dan janganlah kamu
mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan
dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya. QS Al Israa (17) : 36 Maknanya adalah untuk
apa telingamu, matamu dan hatimu ketika engkau masih
hidup atau sebelum sakratul maut datang menjemput,
kemudian apalagi yang akan diperlihatkan dihadapkan
dirimu ? Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan
berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi
kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu
mereka usahakan. QS Yasiin (36) : 65, renungkanlah
kemana engkau langkahkah kakimu selama ini di dunia !
Kemudian apalagi yang diperlihatkan ? Dan
mereka berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu
menjadi saksi terhadap kami?" kulit mereka menjawab:
"Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai
berkata telah menjadikan Kami pandai (pula)
berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali
pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan".
Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari
kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu
kepadamu, bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak
mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan. QS
Al Fuhsilat (41) : 21-22
Bagaimana dengan mulut yang dikunci apa
juga akan dibuka ? Pada hari (ketika), lidah, tangan dan
kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang
dahulu mereka kerjakan. QS An Nuur (24) : 24 Lidahpun
bersaksi tetapi apa yang dinyatakan oleh lidah ketika

7
bersaksi di saat sakratul mautnya, jika Al-Qur’an saja
diremehkan ?
Renungkan dalil berikut ini : Maka aku bersumpah
dengan masa turunnya bagian-bagian Al-Quran. (antara
lain bagian Al-Qur’an adalah Ayat, Surah dan JUZ)
Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar
kalau kamu mengetahui.Sesungguhnya Al-Quran ini
adalah bacaan yang sangat mulia,Pada kitab yang
terpelihara (Lauhul Mahfuzh) Tidak menyentuhnya kecuali
orang-orang yang disucikan.Diturunkan dari Rabbil
'alamiin.Maka Apakah kamu menganggap remeh saja
Al-Quran ini? Kamu mengganti rezki (yang Allah
berikan) dengan mendustakan Allah. Maka mengapa
ketika nyawa sampai di kerongkongan,Padahal kamu
ketika itu melihat,Dan Kami lebih dekat kepadanya
dari pada kamu. tetapi kamu tidak melihat, Maka
mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)?
Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada
tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang
benar? QS Al Waqiah (56) : 75 -87
Dan inilah tanda-tandanya dalam proses sakratul
maut : Sekali-kali jangan. apabila nafas (seseorang)
telah (mendesak) sampai ke kerongkongan, Dan
dikatakan (kepadanya) : "Siapakah yang dapat
menyembuhkan?", Dan Dia yakin bahwa
Sesungguhnya Itulah waktu perpisahan (dengan
dunia), Dan bertaut betis (kiri) dan betis
(kanan),Kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu
dihalau. Dan ia tidak mau membenarkan (Rasul dan
Al Quran) dan tidak mau mengerjakan shalat, Tetapi
ia mendustakan (Rasul) dan berpaling (dari
kebenaran), Kemudian ia pergi kepada ahlinya
dengan berlagak (sombong). Kecelakaanlah bagimu
(hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu, Kemudian
kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah
bagimu. QS Al Qiyamah (75) ; 26 – 35
Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak)
sampai ke kerongkongan, maka tinggal tergantung
Malaikat penyabut nyawa, karena ada dua sifat
Malaikat penyabut nyawa, yaitu :Demi (malaikat-
malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras,Dan

8
(malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan
lemah- lembut, QS An Nazi’at (79) : 1,2
Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila Malaikat
mencabut nyawa mereka seraya memukul-mukul muka
mereka dan punggung mereka? QS Muhammad (47) :
27. Dan.........Alangkah dahsyatnya Sekiranya kamu
melihat di waktu orang-orang yang zalim berada
dalam tekanan sakratul maut, sedang Para Malaikat
memukul dengan tangannya, (sambil berkata):
"Keluarkanlah nyawamu" di hari ini kamu dibalas
dengan siksa yang sangat menghinakan, karena
kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan)
yang tidak benar dan (karena) kamu selalu
menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. QS Al
An’aam (6) : 93
Dengan demikian mulai saat ini bertobatlah, ainul
yakinkan pada diri anda, bahwa Al Imammu, adalah Al-
Qur’an, Dari Abi Sa’id r.a dia berkata, bersabda Rasulullah
SAW, “Tuhan berfirman, Barang siapa yang disibukan
oleh Al-Qur’an dari berzikir kepada-Ku dan meminta
kepada-Ku, maka Aku memberikan kepadanya
sesuatu yang lebih baik dari yang aku berikan
kepada yang meminta kepada-Ku. Dan keutamaan
perkataan Allah di atas perkataan lainnya seperti
keutamaan Allah di atas makhluk-Nya (Himpunan
Fadhilah Amal, Muhammad Zakariya Al Kahdahlawi
Rah. A diterjemahkan oleh Uts Abdurahman
Ahmad ,As Shaff Yogyakarta ,Tahun 2000 halaman
596) dan jangan kamu ragu-ragu ! Murnikan tauhid anda
hanya kepada Allah SWT saja anda bermohon dan
menyembah dan berjumpa dengan Sang Pencipta dirimu
dalam keadaan husnul khotimah. Hai orang-orang yang
beriman bertakwalah kepada Allah dan CARILAH JALAN
yang mendekatkan diri Kepadanya dan berjihadlah pada
jalan-Nya supaya kamu mendapat keberuntungan (QS Al
Maidah (5) Ayat 35), Sesungguhnya orang-orang yang
beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada
ALLAH dan RASUL-NYA kemudian ia tidak ragu-ragu dan
mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan
Allah, mereka itulah orang-orang yang benar (QS Al
Hujuraat (49) Ayat 15) Dan sesungguhnya Kami telah

9
mendatangkan sebuah KITAB (Al-QUR’AN) kepada
mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar
pengetahuan Kami, menjadi petunjuk dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman (QS Al A’raaf (7) Ayat 52) AL-
QUR’AN ini adalah PENJELASAN YANG SEMPURNA
BAGI MANUSIA, dan supaya mereka diberi peringatan
dengannya dan supaya mengetahui bahwasannya Dia
adalah Tuhan Yang Maha Esa dan orang-orang yang
berakal mengambil pelajaran (QS Ibrahim (14) Ayat 52)
Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang
diberkati, Maka ikutilah Dia dan bertakwalah agar kamu
diberi rahmat. (kami turunkan Al-Quran itu) agar kamu
(tidak) mengatakan: "Bahwa kitab itu hanya diturunkan
kepada dua golongan saja sebelum Kami, dan
Sesungguhnya Kami tidak memperhatikan apa yang
mereka baca. Atau agar kamu (tidak) mengatakan:
"Sesungguhnya Jikalau kitab ini diturunkan kepada Kami,
tentulah Kami lebih mendapat petunjuk dari mereka."
Sesungguhnya telah datang kepada kamu
keterangan yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan
rahmat. Maka siapakah yang lebih zalim daripada
orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan
berpaling daripadanya? kelak Kami akan memberi Balasan
kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami
dengan siksa yang buruk, disebabkan mereka selalu
berpaling. Yang mereka nanti-nanti tidak lain
hanyalah kedatangan Malaikat kepada mereka
(untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan
(siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat
(tanda) Tuhanmu [524]. pada hari datangnya ayat
(tanda) dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman
seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman
sebelum itu, atau Dia (belum) mengusahakan kebaikan
dalam masa imannya. Katakanlah: "Tunggulah olehmu
Sesungguhnya Kamipun menunggu (pula)". QS Al An’aam
(6) : 155- 158 Dan sesungguhnya telah Kami mengulang-
ulang bagi manusia dalam Al-Qur’an ini bermacam-
macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk
yang paling banyak membantah Dan tidak
sesuatupun yang menghalangi manusia dari
beriman, ketika petunjuk (tanda-tanda) telah datang

10
kepada mereka, dan memohon ampun kepada Tuhannya,
kecuali (keinginan menanti) datangnya hukum
(ketetapan Allah yang telah berlaku pada) umat-
umat yang terdahulu atau datangnya azab atas mereka
dengan nyata QS Al Kahfi (18) : 54-55)
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang
telah diperingatkan dengan ayat-ayat (tanda-tanda)
dari Tuhannya lalu dia berpaling daripadanya dan
melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua
tangannya ? Sesungguhnya Kami meletakan tutupan di
atas hati mereka, (sehingga mereka tidak)
memahaminya, dan (Kami letakan pula ) sumbatan
ditelinga mereka; kendatipun kamu menyeru mereka
kepada petunjuk (tanda-tanda), niscaya mereka tidak
akan mendapatkan petunjuk (tanda-tanda) selama-
lamanya. QS Al Kahfi (18) ayat 57)
Sebenarnya Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat
(kode-kode/tanda-tanda/dalil-dalil) yang nyata di
dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak
ada yang mengingkari ayat-ayat (kode-
kode/tanda/tanda/dalil-dalil) Kami kecuali orang-orang yang
zalim. QS Al Ankabuut (29) : 49, Ini adalah sebuah kitab
yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan
supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai
pikiran QS Shaad (38) : 29
Bagaimana kuncinya ? adalah Istiqomah dan
pemahaman Tauhid anda diluruskan !! ”Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah
Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian
mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan
mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa
sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang
telah dijanjikan Allah kepadamu”.
31. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam
kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu
memperoleh apa yang kamu inginkan dan
memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu
minta. QS Al Fuhsilat (41) : 30-31
Pertanyaannya sekali lagi yakin atau tidak, bahwa
pada diri kita ada malaikat penjaga yang menjaga siang

11
dan malam bergiliran sampai dengan menjelang sakratul
maut diri kita? Sekali lagi telah datang Al-Qur’an
menjelaskan tanda-tanda sakratul maut mengapa Manusia
belum lagi yakin dan beriman kepada Al-Qur’an yang
merupakan cahaya terang benderang dari Allah SWT.
Dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang
yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan
keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah
mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita
kepada cahaya yang terang benderang dengan
seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang
lurus. QS Al Maidah (5) : 16
Alif, laam raa. (ini adalah) kitab yang Kami turunkan
kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari
gelap gulita kepada cahaya terang benderang
dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan
Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. QS
Ibrahim (14) : 1 Hai manusia, Sesungguhnya telah
datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh
bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. QS
Yunus (10) : 57 (Al Quran) ini adalah penerangan bagi
seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi
orang-orang yang bertakwa. QS Al Imran (3) : 138
Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk
dan rahmat bagi kaum yang meyakini. QS Al Jaatsiyah
(45) : 20. Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada
Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan
Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang
beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah pelindung
semua orang-orang yang beriman. QS Al Imran (3) : 68
Pertanyaannya apanya yang diikuti bukankah Tauhid
dan Akhlaknya Nabi, bukankah akhlaknya Nabi adalah Al-
Qur’an, sehingga ketika Ruh meninggalkan jiwa dan jiwa
menghilang dari fisik meninggalkan dunia dalam keadaan
husnul khotimah sebagaimana digambarkan Allah dalam
firman-Nya: Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada
Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. QS Al
Fajr (89) : 27-28
Patut direnungkan sesungguhnya jiwa manusia sudah disumpah
lebih dahulu sebelum Ruh ditiupkan kepada hamba-Nya Dan

12
(ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-
anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab:
"Betul (Engkau Tuhan kami), Kami menjadi saksi".
(kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat
(kematianmu) kamu tidak mengatakan:
"Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-
orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)" QS
Al A’raaf (7) : 172
Masalahnya apakah dalam kehidupan ini anda lupa atau
masih ingat dengan sumpah terhadap jiwa itu wahai para
hamba-hamba Allah SWT yang hidup di akhir zaman ?
Bagaimana caranya menjemput tanda kematian husnul
khotimah, kenali “jatidirimu atau fitrah Allah pada diri
manusia ” QS Ar Rum (30) : 30 atau di Kalbar dikenal
dengan “ilmu keputusan”, adapun tanda-tanda zahir dan
batin dari berbagai penjelasan “Ulama Spiritual Kalbar”
dan juga yang penulis terjemahkan dari buku berbahasa
Arab Melayu dan penjelasan mereka ketika menyaksikan
“guru spiritual mereka meninggal” yang penulis himpun
selama ini adalah sebagai berikut: Tatakala 40 hari lagi kita
akan kembali menghadap kerahmatullah terdapat tanda-tanda
sebagai berikut: Pada tulang Sulbi kita (Ujung Tulang Ekor) terasa
sebagai ada tusukan-tusukan jarum dan kemudian tusukan-tusukan
seperti itu terasa pula diubun-ubun. Para Ulama Spiritual yang
mendalami “Ilmu keputusan” menyebutnya tanda akan munculnya
hakekat diri (diri halus) kita yang muncul dari ubun-ubun kemudian
selanjutnya berdiri dihadapan kita menampakan diri wajahnya sama
benar dengan diri kita dan selanjutnya membentuk Cahaya (Nur) dan
orang-orang yang pernah mengalami mati klinis (Suri) dan hidup
kembali (hasil penelitian dan wawancara kepadanya, pada training
ESQ hasil penelitian ini dipaparkan) menyebutnya “makhluk
bercahaya”), para Ulama Spiritual yang mendalami ilmu keputusan
menyebut “berbentuk manusia yang sangat elok dan tidak pernah
kita melihat bentuk seelok itu”, siapakah dia ? nanti terjawab pada
paparan berikutnya.
Dalam masa sebelum 40 hari itu, kita akan melihat diri kita
yang sebenarnya baik dengan mata fisik maupun dengan mata hati,
dan perhatikan wajah yang mirip kita sendiri yang sebenarnya diri
kita masing-masing, (dalam pemahaman kajian tasa’uf ataupun
tarekat (menyebutnya “Lembaga Adam”) “Hai sekalian Manusia,
bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu
diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya, dan
daripada keduanya Allah mengembangbiakan laki-laki dan

13
perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang
mempergunakan nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain dan peliharalah hubungan silaturahhim. Sesungguhnya
Allah menjaga dan mengawasi kamu” QS An Nisaaa (4) ayat 1
Jadi kata kunci sesungguhnya kita manusia berasal dari diri
yang satu (“Lembaga Adam”), dan perhatikan dengan seksama
kapan ia berbalik membelakangi kita, lihat pada kakinya dan
langkahnya atau lenyap dari hadapan kita, hitunglah ada beberapa
langkah sehingga gaib dari hadapan diri kita. Apabila, misalnya
melangkah 3 langkah ia terus menghilang, maka berarti usia kita
tinggal 3 X 24 jam, sehingga sudah dapat dihitung, karena Allah telah
menentukan waktunya, cara menghitungnya 40 hari dari 3 langkah
tersebut, yaitu 40 – 3 = 37, maka sejak penampakan diri kita di atas
adalah mulai hari pertama dan sampai pada hari ke 37,38,39, atau
tiga hari menuju hari ke 40, hanya jam berapa dan apakah siang atau
malam adalah rahasia Allah SWT. Tetapi mengapa menggunakan
patokan 40 hari, bukankah surah ke 40 dalam struktur Al-Qur’an itu
Al Mukmin (orang yang beriman) renungkan QS 40 ayat 40, maukah
anda masuk surga tanpa hisab.
Berdasarkan hasil wawancara kepada para Ulama Spiritual
yang salaf baik di Kalbar maupun di Jakarta (para Habib spiritual) dan
paham “ilmu keputusan” , ada tiga pertanda untuk menghitungnya,
dengan kata kunci ”Yang gaib itu nyata dan yang nyata itu gaib”
dengan parameter (ukuran untuk menghitungnya): Pertama, apabila
dia melangkahkan kaki kemudian balik melihat kita dan lenyap,
berarti tanda bahwa kemungkinan umur kita di dunia masih
berbilang tahun (kita pun menghitung berapa langkah kakinya
ketika lenyap dari hadapan kita). Kedua,Apabila kakinya melangkah
tetapi dia tidak berbalik melihat kita, kemudian lenyap, berarti suatu
tanda umur kita tinggal berbilang hari (kita pun menghitung
berapa langkah kakinya ketika lenyap dari hadapan kita) Ketiga,
Apabila tindak melangkahkan kakinya dan tidak berbalik melihat kita
kemudian lenyap, berarti suatu tanda umur kita tinggal sehari
semalam atau beberap jam kemudian (kita pun menghitung
berapa langkah kakinya ketika lenyap dari hadapan kita)
Hanya sekali lagi jam berapa, waktunya siang atau malam
hanya rahasia Allah, tetapi Allah memberikan tanda-tanda/kode-kode,
mengapa dihitung, bukankah Allah telah menetapkan segala sesuatu
dengan ukuran. ”Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan
Dia menetapkan UKURAN-UKURANNYA DENGAN SERAPI-
RAPINYA (QS Al Furqan (25) Ayat 1-2) Dan tiap-tiap sesuatu
di sisi-Nya dengan UKURAN TERTENTU (QS Ar Ra’du (13) ayat
8) Dan tidak ada sesuatu apapun, melainkan disisi Kamilah
perbendaharaannya dan Kami turunkan dengan UKURAN
YANG DIPASTIKAN (QS Al Hijr (15) Ayat 21) Sesungguhnya
Kami MENCIPTAKAN SEGALA SESUATU menurut UKURAN. (QS
Al Qomar (54) Ayat 49) Dia MENGHITUNG SEGALA SESUATU
SATU PERSATU. (QS AL JIN (72) Ayat 28)

14
Mengapa ada tanda-tanda yang diberikan Allah, Ingatlah
peristiwa mengapa ketika Rasulullah SAW sebelum wafat berpidato di
padang Arafah dan para sahabat dan pengikutnya berlinang air mata,
karena itu tanda sebentar lagi akan berpisah dengan Rasulullah
SAW, sehingga para sahabat bertanya “Ya Rasulullah apakah engkau
akan meninggalkan kami, bukankah ketika itu lalu Rasulullah SAW
menjawab ia, oleh karena itu dengar dan perhatikan wasiatku !
(bacalah detik –detik wafatnya Rasullullah SAW dalam berbagai buku
sejarah Nabi Muhammad SAW), bukankah peristiwa itu mengajarkan
kepada kita sebagai pengikut beliau untuk selalu siap dan
menjemput tanda-tanda kematian ! jika anda mengaku umat Nabi
Muhammad dan sering bersyahadad kepada Rasulullah SAW.
(renungkan kembali QS Al An’aam (6) : 157-158 dan QS Al Baqraah
(2) : 180 di atas)
Setelah hampir tiba waktunya untuk sakratul maut, maka
dengan mata kepala akan melihat kehadiran sosok yang menyerupai
diri kita, tetapi bukan diri kita sebenarnya, karena dari mulut dan
mata keluar api. Dia adalah Iblis, diajaknya, dirayunya, dibujuknya
kita agar mengikuti dia. (ingat pernyataan Iblis dihadapan Allah SWT
lihat QS Shaad (38) ayat 71 s/d 83) Bahkan mungkin kita digodanya,
dan salah satu pernyataannya, “benar itu Tuhanmu ikutilah dia”
(ingat Allah SWT Maha Besar lagi Maha Kuasa mustahil akan ada
yang serupa dengan-Nya), “Dia pencipta langit dan bumi. Dia
menjadikan bagi kamu dari jenismu sendiri pasangan-pasangan dan
dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya
kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun
yang serupa dengan Dia dan Dialah Yang Maha Mendengar dan
Maha Melihat (QS Asy Syura (42) ayat 11) dan jangan tertipu Iblis
yang menyerupai diri manusia, Ingat pernyataan Iblis di hadapan
Allah “Iblis berkata: Ya Tuhan, oleh sebab Engkau telah memutuskan
bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka
memandang baik (perbuatan maksiat) dimuka bumi, dan pasti
aku akan menyesat mereka semuanya (QS Al Hijr (15) ayat 39-
40), sampai menjelang sakratul mautpun Iblis tetap berupaya
menyesatkan manusia, bahkan menurut Ulama spiritual yang belajar
“ilmu keputusan” dalam menggoda manusia saat sakratul mautnya
Iblispun menyodorkan segelas air minum kepada kita, karena saat
itu kita sedang dahaga sekali, Jangan ikuti dia, tolaklah kehadirannya
karena Allah berjanji kepada manusia Allah berfirman: “Inilah jalan
yang lurus, kewajiban Akulah (menjaganya). Sesungguhnya
hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap
mereka, kecuali orang yang mengikuti kamu, yaitu orang-
orang yang sesat” (QS AlHijr (15) ayat 41-42) dan berlindung
dengan Allah dengan mengucapkan kalimat ta’awuud, khusus bagi
yang telah dihijabkan juzdirinya ditambah zikirkan Al-Qur’an, karena
sebaik-baiknya zikir adalah Al-Qur’an, yaitu ayat tengah juzdiri (past
word) masing-masing dan atau berwasiatlah kepada yang hadir untuk
membaca juzdiri dengan suara yang lantang secara bersama-sama

15
dari sejumlah yang hadir pada saat sakratulmaut kita, setelah Iblis
yang menyerupai diri manusia (apakah diri kita, atau Ibu atau
Ayah kita, bahkan guru/mursyid kita) menghilang dari
hadapan kita, maka saat berikutnya bersiap-bersiaplah karena
video kehidupan anda akan diputar kembali dihadapan anda (kitab
catatan kehidupan (Renungkan kembali QS Al Israa (17) : 13,14
dan QS Qaaf (50) : 22-23 dst di atas).
Kemudian datang lagi diri kita yang sebenarnya, makhluk
bercahaya (lihat butir 1 di atas), yang serupa dengan diri kita, tak
ubah seperti kita dihadapkan kaca atau bercermin, (itulah Malaikat
Hafazah, QS Ar Ra’du (13) ayat 11) hanya hal ini bagi hamba Allah
yang telah mengenal diri, dan tahu diri dan menemukan fitrah diri
untuk menemukan jalan pulang ke hadapan-Nya atau memahami
“ilmu keputusan” dan khusus pada kajian MSFQ yang sering
tadarusan Al-Qur’an dan JUZDIRI dan mengkajinya serta mewujudkan
dalam kehidupannya walaupun satu “Alif” QS Al Ankabuut (29)
ayat 45 dan QS Al Munzamil (73) ayat 20) dengan istiqomah
(lihat QS Al Fuhshilat (41) ayat 30-31). Dan pada kehadiran yang
kedua ini, bersiap-siaplah, Kuncilah diri kita, dalam keadaan fana
sambil mengikuti yang menuntun kita apakah syahadat (kalimat,
tasbih, Tahmid dan tahlil) atau bacaan Al-Qur’an, khusus yang
mendalami kajian MSFQ adalah menyimak juzdiri kita yang dibacakan
secara lantang oleh orang yang hadir saat sakratulmaut diri kita.
Renungkan Dari Abu Dzar r.a dia berkata, bersabda Rasulullah SAW.”
Sesungguhnya kamu tidak akan kembali kepada Allah, melainkan dengan sesuatu yang
lebih utama dari apa yang keluar daripada-Nya, yaitu Al-Qur’an”. (Kajian MSFQ
adalah JUZDIRI manusia masing-masing) (Himpunan Fadhilah Amal, Muhammad
Zakariya Al Kahdahlawi Rah. A diterjemahkan oleh Uts Abdurahman Ahmad ,As Shaff
Yogyakarta ,Tahun 2000 halaman 628)
Dari Sa’id bin Sulaim r.a dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada
penolong yang lebih utama kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat daripada Al-
Qur’an, (Kajian MSFQ adalah JUZDIRI manusia masing-masing) Bukan Nabi, bukan
Malaikat dan bukan pula yang lainnya.” (Himpunan Fadhilah Amal, Muhammad
Zakariya Al Kahdahlawi Rah. A diterjemahkan oleh Uts Abdurahman Ahmad ,As Shaff
Yogyakarta ,Tahun 2000 halaman 644) Kematian yang dimaksudkan dalam arti luas,
dan kematian adalah kiamat kecil pada diri manusia.
Diriwayatkan oleh Mughirah Bin Syubah berkata:
Seorang laki-laki minta izin kepada Rasulullah SAW, yang
sedang berada diantara Mekkah dan Madinah Ia berkata:
”Sesungguhnya tadi malam terlewatkan olehku (tidak
membaca) akan juzku dari Al-Qur’an, sesungguhnya saya
tidak mengutamakan yang lain di atas Al-Qur’an”. Hadist ini
diriwayatkan Abu Daud, dengan derajad hadist Hasan dan
hadist ini tersebut dalam Buku Sejarah Al-Qur’an (Tarikul Al-
Qur’an) edisi bahasa Arab Ibrahim Al Absyari yang dialihkan
bahasa oleh Drs H.ST Amanah cetakan 1993, hal 123 dan
beliau menyatakan: “Pembagian juz yang dilakukan oleh
kaum muslimin ini, karena memberi bagian pada jam-jam hari
mereka,sehingga mereka tidak absen dari membacanya (Al-

16
Qur’an) dan agar mereka mudah untuk menyelesaikan sampai
akhirnya minggu demi minggu atau bulan demi bulan”, inilah
salah satu dalil JUZDIRI.
Gaib diri yang sebenarnya, maka datanglah hamparan
(kendaraan) dari Surga. Mungkin juga diri kita yang sebenarnya
datang bersama hamparan tersebut itulah “sajadahdiri kita” (atau
fitrah diri kita pada kajian MSFQ adalah JUZDIRI manusia masing-masing)
renungkan QS Ar Rum 30 ayat 30 “Maka hadapkan wajahmu dengan
lurus kepada dien Allah; tetaplah atas fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah (itulah dien yang lurus, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui” dan mempersilahkan
kita naik, didalam Al-Qur’an dinyatakan “yaitu orang-orang yang
diwafatkan dalam keadaan baik (husnul khotimah) oleh para
malaikat dengan mengatakan (kepada mereka) ‘Salamun
Alaikum”, masuklah kamu kedalam surga itu disebabkan apa yang
telah kamu kerjakan” (QS An Nahl (16) ayat 32), maka naiklah
serta melesatlah dengan cepat tetapi semua ini tergantung amalan
yang dibaca dan dikaji serta tingkat iman dan perbuatan baik didunia
(Ilmu, Iman dan Amal), “ibaratnya power (daya) atau kekuatan,
bagaikan kecepatan melesatnya pesawat keluar angkasa”,
bertasbilah dengan amalanmu sendiri, selama amalan itu memang
diperintahkan oleh Allah SWT, maka carilah jalan bagaimana
mendekati Allah (QS Al Maidah (5) ayat 35) dan Istiqomah pada
Jalan itu (QS Al Hajj 22 ayat 78) dan Istiqomah kepada Allah saja
(QS Al Fushilat (41) ayat 30-31), maka ia kembali sebagaimana
digambarkan Allah SWT dalam surah Al Fajr 89 ayat 27-28.
Rasulullah SAW, mengatakan bahwa mengingat mati itu
hukumnya sunah. Bahkan dianjurkan, agar kita “Antal maut kiblal
maut “Matilah sebelum engkau mati. Dan Sesungguhnya kamu
datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami
ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu
(di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepadamu; dan
Kami tiada melihat besertamu pemberi syafa'at yang kamu anggap
bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu. sungguh
telah terputuslah (pertalian) antara kamu dan telah lenyap daripada
kamu apa yang dahulu kamu anggap (sebagai sekutu Allah). QS Al
An’aam (6) : 94, oleh karena itu renungkanlah Hadist Qudsi “Allah
berfirman, Rasulullah SAW Bersabda “Tak dapat memuat Zat ku, bumi dan langit.
Yang dapat memuat Zat-Ku hati hamba-Ku yang mu’min yang lunak dan tenang”
Sahabat bertanya: “Ya Rasulullah siapakah orang yang terbaik itu ? Jawab
Rasulullah SAW” Semua orang Mu’min yang bersih hatinya”, maka ditanya lagi,
apa arti orang yang bersih hati itu? Dijawab Rasulullah SAW. “Ialah orang-orang
yang taqwa, suci hatinya, tidak ada kepalsuan padanya, tidak ada kemunafikan
padanya, dan tidak ada kezaliman, dendam, khianat serta dengki”. Inilah misteri
hadist qudsi yang Rasulullah menyatakan : “Pada suatu malam kulihat diriku tertidur
disamping Ka’bah dan aku terbangun kemudian thawaf mengelilingi Ka’bah”. Ada
dua kata kunci Ka’bah dan Thawaf.

17
Dimana kiblatmu dan bagaimana thawafmu selama ini,
bukalah misteri mengapa kamu sholat menghadap ke Ka’bah,
mengapa kamu berwudhu dan apa hakekat wudhu itu ? dan
mengapa semua yang berada di bumi dan dilangit berthawaf, lalu
mengapa kamu tidak berthawaf dengan matahatimu?, kajian MSFQ
membuka misteri kedua hal tersebut, mengapa dari mana saja kamu
berada diperintahkan untuk menghadapkan wajahmu ke masjidil
Haram QS Al Baqarah (2) ayat 143-144, dan mengapa semua
berthawaf, dan apakah Al-Qur’an juga berthawaf dalam dirimu serta
bagaimana thawafnya Al-Qur’an dalam dirimu, mengapa halaman Al-
Qur’an mushaf Ustmani halaman 2 dan 3 di cetak khusus, apakah
makna awaludin marifatullahnya, apakah juzdiri (Al Juz) itu? apakah
hakekat sholat itu sebenarnya ? bagaimana menjemput tanda-tanda
kematian dalam keadaan husnul khotimah ?, kemudian amalan apa
yang diperintahkan Allah kepada Nabi Muhammad serta para
sahabat, yang kemudian diikuti oleh para ulama salaf , dll, mengapa
di Kalbar ada “tradisi tadarusan Mulkhadam” setelah meninggalnya
hamba Allah SWT, pasti dibalik itu ada yang tersirat dan tersurat, apa
sebenarnya “ilmu keputusan itu” ?, siapakah yang anda ikuti selama
ini ? dl
Renungkanlah! Wahai hamba-hamba Allah, siapakah diri saya ini
? Saya yang menggunakan akalnya tatkala ditimpa kesedihan dan selalu menetapinya
dengan Hati Nurani atau Suara Hati, selalu berpegang teguh kepada Tuhanku, Allah
SWT dari kejelekan nafsuku ! Saya yang tidak dibikin Lelah oleh Hujatan dan tidak
dibuat Gelisah oleh sesuatu yang Hilang atau dihilangkan dariku ! Saya yang tetap
tawakal meskipun tercampak dari kegilaan zaman dan dari hak-hak yang seharusnya
diterima dari jerihpayahku ! Saya yang apabila di hadapkan pada persoalan penindasan
senantiasa merasa semakin dekat dengan Haliqku ! Saya yang mewujudkan apa yang
terbaik dan bermanfaat bagi orang disekitarku dan sangat takzim dengan tujuan
hidupku ! Saya yang tidak merasa memiliki (pamrih) dan Semata mencukupkan diri
dengan Rezeki yang diterimaku walaupun Sebesar Debu ! Saya yang
memenangkap Cahaya Ilahi dan melepas bayangan Duniawi ! Saya yang tidak
terkotori oleh segala bentuk kekuasaan dan justru menjernihkan kekuasaan yang
diamanahkan kepadaku ! Saya yang dengan Hati Nuraniku mampu Melihat Diriku
dalam genggaman Dzat yang Maha Agung ! Saya yang dengan kalbuku mampu
merasakan kelembutan Kehadiran-Nya !!! Saya yang mengenal diriku dan
tahudiri untuk apa aku dilahirkan kedunia dan mau apa aku di dunia serta mau
kembali kemana setelah aku meninggalkan dunia.Saya yang mampu menemukan
jalan pulang kembali kepada sang pencipta diriku dan alam semesta raya, serta
mampu membaca tanda-tanda kematianku, itulah hamba –hamba Allah yang taqwa,
suci hatinya, tidak ada kepalsuan padanya, tidak ada kemunafikan padanya, dan
tidak ada kezaliman, dendam, khianat serta dengki. “ Maka patutkah aku mencari
hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab AL-
QUR’AN kepadamu dengan TERPERINCI ? Orang-orang yang telah Kami
datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa AL-QUR’AN itu
diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali
termasuk ORANG YANG RAGU-RAGU. (QS Al An’am (6) AYAT 114) Alif Lam Ra
(inilah) Kitab yang ayat-ayatnya DISUSUN DENGAN RAPI serta dijelaskan secara

18
TERPERINCI, yang diturunkan dari Allah Yang Maha Bijaksana lagi Maha
Tahu.” (QS Huud (11) ayat 1)
Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan orang-orang yang ada
mempunyai bukti yang nyata (Al-Qur’an) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh
seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al-Qur’an itu telah ada Kitab
Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al-Qur’an.
Barangsiapa diantara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang
kafir kepada Al-Qur’an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena
itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al-Qur’an itu. Sesungguhnya Al-Qur’an itu
benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (QS Huud
(11) ayat 17) Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu)
itu maka katakanlah olehmu) ”Ketahuilah, sesungguhnya Al-Qur’an itu diturunkan
dengan Ilmu Allah, dan bahwasannya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah
kamu berserah diri kepada Allah (QS huud (11) ayat 14)

Pontianak, Jumat 29 Mei 2009

Turiman Fachturahman Nur,SH,MHum mohon maaf kepada


para Ustad, Habib dan Cendekiawan Muslim yang mungkin ilmunya
lebih dari saya, sesungguhnya paparan di atas hanyalah “setetes
empun dan sekedar urun rembug serta berita gembira untuk saling
mengingatkan! “Jangankan Satu Alif, Setengah Alifpun Saya
belum tentu Tamat” dan “Hanya merupakan hasil komtemplasi
(tafakur) selama ini dihadapan Sang Haliq di kegelapan
malam”.
Bagi yang ingin mendalami MSFQ silahkan datang ke alamat kami Jln
Wonobaru Gg Wonodadi No 29 Kel Kota Baru atau Kontak Person Turiman
Fachturahman Nur Hp 08125695414 atau Email qitriaincenter@yahoo,co.id akan
dipaparkan secara transparan dan mendetail berdasarkan Kajian Al-Qur’an Digital
melalui MSFQ (Metode Struktur dan Format Al-Qur’an) berikut ini wasiat terakhir
menjelang sakratul maut: guru spiritual kami yang telah mengaji dan mengkaji selama 13
Tahun Al-Qur’an: “Jangankan Satu Alif, Setengah Alifpun Saya
belum tentu Tamat, kupersembahan Keilmuan ini kepada para
Pecinta Ilmu Hanya Sekedar Urun Rembug” (1983 – 1996 KH.
Lukman AQ Soemabrata, Penggali MSFQ dan JUZDIRI).

Penulis paparan ini hanya meneruskan wasiat tersebut di atas dan berupaya menegakkan
wasiat Rasulullah SAW di padang Arafah: “kutinggalkan dua perkara Al-Qur’an dan As
Sunnah apabila kamu berpedoman kepada keduanya, kamu tidak akan tersesat dunia dan
akhirat” dan Al Hadis “Apabila manusia melakukan pendekatan diri kepada Tuhan
Pencipta mereka dengan bermacam-macam kebaikan, maka mendekatlah engkau dengan
akalmu, niscaya engkau akan merasakan nikmat yang lebih banyak, yaitu dekat dengan
manusia di dunia dan dekat dengan Allah di akhirat” dan Rasulullah SAW
memperingatkan bagi seseorang yang malas mempelajari dan membaca Al-Qur’an. Ibnu
Abbas menceritakan bahwa Nabi SAW pernah bersabda, “Seseorang yang tak berminat
terhadap Al-Qur’an laksana rumah yang telah hancur” (At Tirmidzi, Sunan, Bab Fada’il
Al Qur’an, hadist no 2913 dan Umar bin Khatab menjelaskan bahwa Nabi Muhammad

19
SAW bersabda “Melalui kitab (Al-Qur’an) ini Allah meninggikan derajad beberapa
orang dan merendahkan yang lain di antara kita” HR Bukhari, Muslim At Tirmidzi. oleh
karena itu Ibnu Umar meriwayatkan, “Kecemburuan hanya dibenarkan dalam dua hal :
Seorang yang telah menerima ilmu Al-Qur’an dan membacanya di siang dan malam hari
dan orang yang diberi karunia kekayaan Allah serta membantu orang lain malam dan
siang hari " HR Bukhari, Muslim At Tirmidzi. “KH. Lukman AQ Soemabrata: “Ilmu itu
ibarat seperti pohon. Bila pohon itu dipotong setiap hari dan dirawat, tumbuhnya bagus,
lebat, teratur dan enak dilihat. Kalau pohon itu tidak di rawat tumbuhnya tak karuan dan
menggangu pemandangan. Inilah contoh ilmu yang kita miliki. Semakin banyak orang
lain mengambil ilmu yang kamu miliki atau kamu memberikan ilmu itu, semakin indah
dan bagus ilmu yang akan kamu dapat. Kalau menyimpan ilmu itu untuk diri sendiri,
maka jadi tak teratur dan menganggu. Jangan mencari kekayaan dari “ilmu’ ini. Kalaupun
kamu kaya dengan ilmu ini, itu konsekuensi logis” dan renungkanlah “Sesungguhnya
telah kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil
pelajaran ? QS Al Qomar (54) ayat 17,22,32,40 mengapa Allah ulang sampai empat kali
dibalik itu pasti ada maksud !!!.,”menuntut ilmu adalah fardhu atas tiap-tiap muslim, baik
laki-laki maupun perempuan dan barang siapa yang kedatangan ajalnya, sedang ia masih
menuntut ilmu, maka ia akan bertemu dengan Allah dimana tidak ada jarak antara dia dan
antara para nabi kecuali satu derajad kenabian (QS Yunus (10) ayat 61,62,63, QS Al
Baqaraah (2) ayat 269, sedekah yang paling utama adalah orang Islam yang belajar suatu
ilmu kemudian ia ajarkan ilmu itu kepada saudaranya muslim (Hadist Bahaiqi, Tabrani,
HR Ibnu Majah dengan sanad sahih)”
Untuk memahami MSFQ para pembaca dipersilahkan untuk mendalami melalui buku-
buku, yaitu :
1. “Pengantar Fenomologi Al-Qur’an Dimensi Keilmuan dibalik Mushaft
Utsmani” oleh Lukman Abdul Qohar Soemabrata. DR Lukman Sasono, Msc. Drs
Anharudin, 1991, Penerbit PT Grafikatama Jaya,
2. “Keilmuan dibalik Format Al-Qur’an menelusuri jejak kaki Ibrahim, oleh
Lukman A.Q. Soemabrata, 1996, Penerbit Yayasan Hijriah Yogyakarta,
3. “Pesan-Pesan Numerik Al-Qur’an, oleh Iskandar AG Soemabrata”, 2006,
Penerbit Republika
4. “Membaca dan Memahami Konstruksi Al-Qur’an dan Tirai Juz, mencari jatiri
melalui Al-Qur’an oleh Gus AA, H. Ziyad At Tubani, SQ, 2006, Penerbit
Indomedia Group,
5. Untuk bacaan kajian MSFQ berkesinambungan lihat Tabloid Khalifah yang terbit
2 kali dalam satu bulan.
6. Untuk mendalami Tauhid, bisa membaca dalam buku Konsep Tuhan menurut
Islam, oleh Yasin T Al Jibouri, penerbit PT Lentera Basritama, cetakan pertama
1418 H/1997 M dari judul asli Allah the concept of God in Islam yang
diterjemahkan oleh Ilyas Hasan, diedit (proof reader) oleh Habib Saleh Alaydrus.
7. Untuk memahami Al Ahklak al Karimah bisa membaca buku Al Islam, dari
almarhum Prof DR Teungku Muhammad Hasbi Ash Shidieqy, 1998, Penerbit PT
Pustaka Rizki Putra.

20

You might also like