You are on page 1of 2

“Cuci Tangan Pakai Sabun,

Perilaku kecil yang Berdampak Besar”

”Ayo, Biasakan Cuci Tangan Pakai Sabun!”

“5 Fakta tentang Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)”

1. Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup.


2. Mencuci tangan pakai sabun bisa mencegah penyakit yang
menyebabkan kematian jutaan anak-anak setiap tahunnya.
3. Waktu-waktu kritis CTPS yang paling penting adalah setelah ke
jamban dan sebelum menyentuh makanan (mempersiapkan
memasak/ menyajikan dan makan).
4. Perilaku CTPS adalah intervensi kesehatan yang “cost-effective” .
5. Untuk meningkatkan CTPS memerlukan pendekatan pemasaran
social yang berfokus pada pelaku CTPS dan motivasi masing-masing
yang menyadarkannya untuk mempraktikkan perilaku CTPS.

Pertanyaan Umum tentang Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

1. Apa saja keuntungan perilaku 1) setelah ke jamban,


CTPS? 2) setelah membersihkan anak yang
Mencegah kematian (Diare & ISPA) buang air besar (BAB),
3) sebelum menyiapkan makanan,
2. Mengapa tidak cukup hanya 4) sebelum makan,
dengan menggunakan air saja? 5) setelah memegang/menyentuh
Tidak menghilangkan kuman hewan
Tidak wangi
Tidak segar

4. Bagaimana cara CTPS yang


benar?
3. Kapan waktu terpenting seseorang Dengan sabun dan air mengalir.
harus melakukan CTPS?
Air mengalir tidak harus dari kran, bisa Tidak
dari ember, gentong, jerigen.
Tangan yang basah disabuni, digosok- 9. Apakah masalah kurangnya
gosok bagian telapak maupun praktik CTPS hanya dihadapi di
punggungnya, terutama di bawah kuku Negara-negara berkembang?
minimal 20 detik. Bilas dengan air Tidak.
mengalir dan keringkan dengan kain Negara-negara maju pun
bersih atau kibas-kibaskan di yang ketersediaan sabun dan air
udara. mengalir bukan suatu masalah, orang
tetap saja sering lupa mempraktikkan
5. Apakah sabun anti bakteri lebih CTPS ini.
baik dalam memutuskan rantai
penyebaran penyakit daripada 10. Bagaimana Anda mengubah
sabun biasa? kebiasaan orang lain?
Dengan penggunaan yang tepat, komunikasi inter-personal dan media
semua jenis sabun efektif dalam masssa.
membunuh kuman penyebab Diare dan
Infeksi Saluran Pernapasan Atas 12. Siapakah yang menjadi
(ISPA) kelompoksasaran utama perubahan
perilaku CTPS?
6. Dapatkah CTPS diterapkan untuk Di Indonesia, kelompok sasaran
membuat perubahan pada daerah utama KPS-CTPS adalah para ibu yang
kumuh terkontaminasi? memiliki balita, atau para pengasuh
Ya, pengganti ibu seperti nenek, tante, baby
sitter maupun pembantu.
Anak sekolah, suami maupun ayah
adalah kelompok sekunder yang tidak
8. Jika seseorang telah paham kalah pentingnya dalam keberhasilan
pentingnya CTPS, apakah mereka penyampaian pesan CTPS.
otomatis mempraktikkannya?

“Cuci Tangan Pakai Sabun,


Kebiasaan yang Menyenangkan dan Menyelamatkan”

PENYULUHAN DOKTER MUDA UNILA : DENY-YUCA-NURUL-RIA-FEBI-DANIEL, PUSKESMAS PANJANG, 4 MEI 2010

You might also like