You are on page 1of 5

1/31/2011

Interaksi Antara Tingkah Laku


Sosial dan Lingkungan
Eko Subhan

Banjir  di  Jakarta:  salah  urus  lingkungan 


dan  ketidakpdulian  pada  alam  ketika 
“Mall  versus  Waduk  Penampung  Air” 
(kiri) 
Tsunami di Aceh (kanan 

 
Kerusakan alam akibat kebakaran hutan 
dan  keserakahan  manusia  …Kondisi 
hutan di Indonesia 

    
Kalimantan  Timur  dari  udara:  bopeng 
p g
karena pejabat ingin tambang yang bisa 
bikin mereka kaya gak ketulungan (kiri) 
Kerusakan  terparah  di  Freeport  papua 
(kanan) 

   
 

1
1/31/2011

Pengantar
• Banyak perencana kota percaya lingkungan fisik
(alami/buatan) secara langsung memberikan pengaruh
besar pada pola tingkah laku manusia dan masyarakat. 
• Banyak Sosiolog percaya struktur social, terutama
social terutama
bangunan ekonomi dan kebijakan‐kebijakan yang 
dibangun di atasnya adalah factor elementer dalam
bangunan pola tingkah laku social.
• Sosiolog berpikir tidak ada tujuan tertentu dalam
kajian tertentu dalam kaitan antara lingkungan dan
pola tingkah laku
• Perencana mempelajari berbagai perubahan yang 
harus dan dapat diantisipasi masyarakat menghadapi
bangunan‐bangunan fisik lingkungan di hadapannya.

Perkembangan Interaksi Sosial dan


Lingkungan (ADAPTASI)
• Interaksi manusia dengan lingkungannya adalah sebuah proses yang 
sering dikenal dengan adaptasi manusia; dikenal denganTeori
Adaptasi (Charles Darwin ‐
(Charles Darwin Pulau Galapagos)
• Charles Darwin sekitar tahun 1830an di Pulau Galapagos 
mengemukakan hubungan yang sangat jelas antara organisme dan
habitatnya. 
• Sebelum Darwin, ilmuwan lain seperti Empedocles, Aristotle, 
William Paley, Lamarck dan Buffon menerima bukti bahwa setiap
species selalu berubah, namun mereka tidak paham alasan di
belakang adanya perubahan, bahwa adaptasi adalah proses yang 
terus berkelanjutan tanpa adanya format final. 
format final
• Teori Adaptasi mengemukakan adanya tiga perubahan bila terjadi
perubahan habitat; habitat tracking, perubahan genetik, atau
pemusnahan. Dari ketiga perubahan tersebut, hanya perubahan
genetik yang dikategorikan sebagai proses adaptasi

2
1/31/2011

Inti Proses Adaptasi


• Perubahan pada habitat tempat manusia tinggal, 
seperti evolusi habitat, intervensi
habitat intervensi manusia pada
alam, dsb, akan berpengaruh pada bentukan fisik
manusia itu sendiri.
• Proses adaptasi merupakan proses penyesuaian
secara bertahap dan waktu yang lama terhadap
gg
kondisi habitat manusia tsb tinggal
• Manusia adalah mahluk yang paling adaptif dan
kuat dalam menghadapi alam, termasuk
menghadapi perubahan global dari muka bumi.

• Indonesia meratifikasi Kyoto Protocol dan KTT Bumi ttg komitmen untuk


menjaga kelestarian bumi dan pembangunan yang bekelanjutan untuk
anak cucu serta antisipasi atas ancaman Global Warming. 

• Bentukan ditawarkan ke Indonesia adalah CDM (Carbon Development 


Management) : bentuk transaksi perdagangan carbon yang mewajibkan
Negara penghasil Carbon untuk memberikan kompensasi kepada Negara‐
negara yang
yang bersedia
bersedia untuk menanam Carbon
Carbon di
di wilayahnya.

• Realisasi legal dari proses ratifikasi KTT BUMI (1992) dan Protokol Kyoto 


(1997) adalah UU 17/2004 tentang Pengesahan Protokol Kyoto ditekankan
lagi melalui UU No 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup salah satu butirnya mewajibkan stakeholder 
pembangunan menerapkan Studi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

• KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan


partisipatif
i i if untukk memastikan
ik bahwa
b h prinsip
i i pembangunan
b b k l j
berkelanjutan
telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah
dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. 

• Sayangnya seperti umumnya di Indonesia, koordinasi antar lembaga masih


sangat sulit untuk dilakukan. Intervensi KLHS ini masih sangat terbatas dan
tidak dilindungi oleh kesepakatan yang jauh lebih kuat.

3
1/31/2011

Emisi dan Kerusakan Lingkungan di Dunia dan Posisi


Indonesia 2007

Konsep Balancing Compensation on 
Natural Resources Management
• Tahun 2002 Indonesia pasca krisis ditawari negara maju mekanisme
pembebasan utang dengan sistem tukar guling dengan program 
pelestarian lingkungan, penanaman
lingkungan penanaman pohon dan penghentian eksploitasi
alam khususnya yang menggali berbagai sumber energy yang tidak
terbarukan.
• Balancing Compensation on Natural Resources Management dan Debt 
for Natural Swap , menempatkan asas ekonomi sebagai dasar
pertimbangan dalam pembangunan yang berkelanjutan.
• Permasalahannya adalah nilai dari eksploitasi sudah pasti akan lebih kecil
dari kemampuan negara‐negara penghasil polutan untuk mensubtitusi
kegiatan konservasi di suatu spot SDA. Belum lagi permasalahan transfer 
dari negara‐negara polutan ke lokasi pengelola spot SDA yang harus
spot SDA yang harus
menggunakan mekanisme G to G, ini sangat potential losses.
• Oleh karena perlu dilakukan dua pendekatan, yaitu (1) kompensasi dari
negara‐negara maju pengkontribusi polusi dunia, dan (2) kompensasi dari
daerah‐daerah sekitar yang menjadi pemanfaat dari kegiatan konservasi.

4
1/31/2011

Studi Terakhir dari DFID


• DFID Tahun 2007 mengemukakan bahwa deforestasi, degradasi lahan
gambut, dan kebakaran hutan menempatkan Indonesia tiga penghasil
utama gas rumah
gas rumah kaca terbesar di dunia. Emisi
dunia Emisi yang dihasilkan
yang dihasilkan dari
deforestasi dan kebakaran hutan 5 kali lebih besar dibandingkan dengan
emisi dari non‐kehutanan. 
• Indonesia sendiri mengalami kerugian yang signifikan dengan perubahan
iklim. Indonesia sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim; 
kekeringan berkepanjangan, meningkatnya frekuensi kejadian cuaca
ekstrim, dan hujan deras menyebabkan banjir besar, adalah beberapa
contoh dampak perubahan iklim. 
• Keanekaragaman hayati Indonesia yang kaya juga mengamali risiko yang 
besar Pada gilirannya, ini
besar. Pada gilirannya ini dapat mengakibatkan efek yang merugikan
yang merugikan pada
pertanian, perikanan dan kehutanan.
• Ancaman terhadap Indonesia yang sebenarnya merupakan wilayah paru‐
paru dunia nampaknya sudah tidak dapat diandalkan lagi. Kapitalisme, 
kerakusan, dan korupsi telah menggantikan posisi Indonesia sebagai pusat
paru‐paru Dunia. 

Konstelasi Interaksi Manusia Dengan


Lingkungan, Sebuah Proses Adaptasi
• Fenomena alam dan jawaban alam terhadap rangsangan
interaksi manusia terbangun dalam sistem yang relative 
d l
dalam k k k yang pelan
kontkeks l dan
d memakan k waktuk (time 
(i
consume); respon alam terhadap pola tingkah laku manusia
umumnya sulit untuk diprediksi secara akurat. . 
• Respon alam terhadap interaksi manusia biasanya sangat
bergantung pada besaran rangsangan yang diberikan
manusia itu sendiri. 
• Adanya time lag antara rangsangan dengan respon yang 
dib ik oleh
diberikan l h alam, menyebabkan
l b bk manusia i sering
i merasa
tidak bersalah dan merasa tidak bersangkut paut dengan
masalah.
• “ANDA MEMANEN APA YANG ANDA TANAM”

You might also like