You are on page 1of 72

BAB I

PENDAHULUAN

Penegasan Istilah

Secara lengkap skripsi ini berjudul “Pelaksanaan Program Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam Pada Lembaga Pendidikan Umum yang Bermodel

Imtak”. Untuk memperjelas dan mencegah timbulnya berbagai macam penafsiran

serta menyatukan pandangan maka penulis membatasi istilah-istilah yang

terkandung dalam judul tersebut sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Program Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pelaksanaan diartikan sebagai melaksanakan, dan pelaksanaan erat

kaitannya dengan pengorganisasian yang kita kenal dalam administrasi

pendidikan yaitu aktifitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan

kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pengorganisasian tersebut

terdapat adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab secara

terperinci menurut bidang-bidang dan bagian-bagian sehingga tercipta

hubungan kerjasama yang harmonis menuju tujuan1.

Pengertian program menurut Drs. Moekijat adalah rencana yang telah

diolah dengan memperhitungkan faktor-faktor kemampuan, ruang, waktu,

dan urut-urutan penyelenggaraannya secara tegas dan teratur, sehingga

menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana, bilamana, dan sebagainya2.


1
Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Mutiara, 1984), hlm. 27
2
Drs. Moekijat, Kamus Pendidikan dan Pelatihan, (Bandung : Mandar Maju, 1993), hlm. 81

1
2

Rencana kegiatan yang disusun oleh SMU N 1 Pleret adalah sederetan

aktivitas kegiatan keagamaan baik dilakukan dalam jam sekolah maupun di

luar jam sekolah.

Pembelajaran asal katanya adalah belajar, belajar adalah sebagai

perubahan yang terjadi pada tingkah laku potensial yang secara relatif tetap di

anggap sebagai hasil dari pengamatan dan latihan3. Yang dimaksudkan

pembelajaran di sini adalah suatu kegiatan untuk merubah tingkah laku yang

diusahakan oleh 2 belah pihak yaitu antara pendidik dan peserta didik,

sehingga terjadi komunikasi 2 arah.

Pendidikan agama Islam adalah usaha untuk mempersiapkan anak

atau individu dan menumbuhkannya, baik dari segi jasmani / fisik, akal

pikiran dan rohaninya dengan pertumbuhan yang terus menerus agar ia dapat

menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi diri dan lingkungannya4.

Sementara itu pengertian Pendidikan agama Islam didalam GBPP

sekolah adalah : Usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini,

memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan

bimbingan pengajaran dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk

menghormati agama lain dalam bimbingan kerukunan antar umat beragama

dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional5.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diberikan di SMU N 1

Pleret adalah dengan pemberian pendidikan keagamaan yang menitik

3
Hasan Shadily, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta : Ictiar Baru – Van Hoeve dan Elsevier
Publishing Projects, t.t), hlm. 435
4
Abu Tauhied Ms., Beberapa Aspek Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Sekretariat Jurusan
Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, 1990), hlm. 14
5
Depdikbud, GBPP Sekolah Umum, (Jakarta : Depdikbud, 1995), hlm. 1
3

beratkan pada peningkatan kemampuan afektif dan psikomotorik, yaitu

dengan mempersiapkan dan menumbuhkan akal dan rohani siswa sehingga

dalam sehari-harinya siswa mampu untuk menentukan perilaku yang

mencerminkan ajaran Islam.

Sehingga dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan pelaksanaan program pembelajaran Pendidikan Agama

Islam dalam skripsi ini adalah pelaksanaan beberapa rencana pembelajaran

Pendidikan Agama Islam yang disusun oleh SMU N 1 Pleret.

2. Lembaga Pendidikan Umum

Lembaga Pendidikan adalah suatu organisasi fungsional yang

menyelenggarakan suatu program pendidikan dan atau latihan, yang

penyelenggaraannya dapat dalam bentuk sistem persekolahan maupun sistem

luar sekolah6.

Lembaga Pendidikan Umum yang dimaksud bertempat di SMU N 1

Pleret, Bantul. SMU N 1 Pleret merupakan lembaga pendidikan formal yang

bernaung dibawah Departemen Pendidikan Nasional, berlokasi di kecamatan

Pleret, Kabupaten Bantul, DIY.7

3. Bermodel Imtak

SMU N 1 Pleret merupakan sekolah umum yang dipercaya oleh

KANDEPAG untuk dijadikan sekolah negeri yang bermodel Imtak atau

berasas keagamaan. Sehingga di sekolah tersebut diharapkan disetiap

6
Op. cit., Drs. Moekijat, hlm. 40
7
Wawancara dengan Drs. Marhadi, Guru Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SMU N
1 Pleret, Bantul, tanggal 3 Februari 2003
4

kegiatannya baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler terkandung nilai-nilai

agamis.

Dari pengertian istilah-istilah di atas, akhirnya diambil kesimpulan

bahwa yang dimaksud dengan judul skripsi ini adalah penelitian lapangan

untuk mengetahui tentang pelaksanaan beberapa rencana pembelajaran

Pendidikan Agama Islam yang disusun oleh SMU N 1 Pleret sebagai

pengemban SK KANDEPAG No. 450/247/III/2001.

Latar Belakang Masalah

Dapat dimengerti bahwa semua negara di dunia pada saat ini dalam

proses memasuki era globalisasi begitu pula Indonesia. Hal ini setidaknya

ditandai oleh tiga indikator sekaligus dalam perikehidupan manusia di dunia

yaitu semakin transparan, mengglobal, dan kompetitif. Dalam era ini tidak

mengenal adanya batas geografi antar negara, yang tak mampu lagi

membendung distribusi informasi yang semakin beragam, baik jenis serta

kualitasnya. Sehingga pagar-pagar budaya bangsa akan semakin merapuh dalam

menangkal datangnya kultur-kultur bangsa lain. Oleh sebab itu diperlukan

adanya daya selektivitas pada diri bangsa Indonesia terhadap masuknya budaya

dari luar.

Era yang melanda bangsa Indonesia ini merupakan salah satu hegemoni

dan pengaruh kekuasaan suatu negara atas bangsa lain yang bukan hanya pada

aspek ekonomi, intelektual, sosial, budaya dan sains teknologi. Hal ini akan

menumbuhkan nilai-nilai baru yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa

Indonesia ataupun agama, sebagai contoh adalah merebaknya nilai pandangan


5

hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah

tujuan utama hidup. Sehingga budaya yang seperti ini, akan mempengaruhi pada

pola pikir, sikap dan perilaku atau gaya hidup yang akan teraplikasi dalam

kehidupan sehari-hari.

Fenomena tersebut di atas banyak melanda di kalangan remaja, baik yang

duduk di SLTP atau SMU bahkan banyak yang telah terkontaminasi melalui

internet, televisi dan media masa lainnya. Pernyataan tersebut diperkuat lagi oleh

Dr. Zakiyah Daradjat dalam bukunya yang mengungkapkan bahwa“ Di antara

ahli jiwa, ada yang berpendapat, bahwa remaja dan problemanya, tidak lain dari

hasil akibat kemajuan zaman”8. Hal ini dikarenakan remaja masih mempunyai

emosi yang meluap-luap dan tidak stabil. Pendapat ini dapat diketahui dari

pengertian masa remaja yaitu masa yang paling banyak mengalami perubahan,

dari masa anak-anak menuju kepada masa dewasa. Perubahan-perubahan yang

terjadi itu, meliputi segala segi kehidupan manusia, yaitu jasmani, rohani,

pikiran, perasaan dan sosial9. Oleh karena itu kalangan remaja sebagai penerus

bangsa, negara dan agama haruslah memiliki suatu fondasi yang kokoh agar

dapat melawan dampak dari era globalisasi yang bersifat negatif dengan

timbulnya suatu kesadaran selektivitas yang tinggi terhadap nilai-nilai yang

masuk.

Selebihnya dengan pendidikan agama Islam, remaja memiliki modal

untuk dapat menentukan sikap yang positif, pernyataan ini didukung oleh Prof.

8
Dr. Zakiyah Daradjat, Problema Remaja di Indonesia, (Jakarta : Bulan Bintang, 1978), hlm.
36
9
ibid, hlm. 35
6

Dr. Muh. Al-Abrosyi yang berbunyi : “Sebenarnya pendidikan akhlak itu adalah

jiwa dari pendidikan Islam”. Oleh sebab itu di dalam pelaksanaan pendidikan

agama Islam sudah dapat dipastikan bahwa di dalamnya juga diajarkan nilai-

nilai akhlak yang mulia. Selain itu tujuan dari diadakannya pendidikan Agama

Islam adalah memberikan pemahaman ajaran-ajaran Islam pada anak didik dan

membentuk keluhuran budi pekerti sebagaimana misi rasulullah SAW sebagai

perintah penyempurnaan akhlak manusia, untuk memenuhi kebutuhan kerja, dan

juga dalam rangka menempuh hidup bahagia dunia dan akherat menurut Prof.

Dr. H. Mohtar Yahya10. Dengan demikian peran pendidikan agama Islam dapat

memberikan kontribusi terhadap terbangunnya fondasi nilai-nilai yang kokoh

terutama pada usia remaja baik dari aspek kognitif, afektif serta psikomotorik.

Salah satu usaha untuk mendukung semua ini maka terbitlah Surat

Keputusan dari Depag tentang sekolah percontohan. Yakni bertujuan untuk

merealisasikan program pembelajaran pendidikan agama Islam di lembaga

umum. Maka sangat tepat apabila KANDEPAG mengeluarkan keputusan agar

ada sekolah-sekolah umum yang dijadikan model percontohan yang dapat

bergerak dalam pengembangan nilai-nilai keagamaan. Dan lembaga yang

terpilih diantaranya adalah SMU N 1 Pleret.

SMU N 1 Pleret yang dijadikan model percontohan dari KANDEPAG

mempunyai beberapa indikator yang dapat mendukung terlaksananya program

tersebut diantaranya yaitu :

10
Drs. Muhaimin, MA dan Drs. Abd. Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam kajian Filosofis
dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, (Bandung : Trigenda Karya, 1993), hlm. 164
7

1. Banyak sekali pondok-pondok yang didirikan di sekitar lingkungan sekolah

antara lain : PonPes Baiquniyah Jejeran Wonokromo, Al - Imam Wonokromo, dan

Al – Muna Wukirsari yang masing-masing pondok dihuni oleh santri bermacam

tempat asal serta kharakter psikologi yang berbeda-beda.

2. Masyarakat sekitar yang mayoritas beragama Islam, dapat memanfaatkan

SMU N 1 Pleret sebagai lembaga pendidikan formal guna peningkatan sumber daya

manusia yang berimtak dan beriptek.

3. Mengingat pentingnya pendidikan agama Islam untuk diberikan disemua

jenjang lembaga baik dari desa maupun dari kota, lebih-lebih bagi daerah antara

keduanya (daerah rawan terkena imbas era globaisasi ).11

Setelah SMU N 1 Pleret ditunjuk sebagai sekolah yang bermodel Imtak,


maka lembaga tersebut segera menyusun rencana-rencana guna mewujudkannya
yaitu dengan :
1. Pada saat penerimaan siswa baru atau input sekolah, diberitahukan terlebih
dahulu tentang syarat untuk dapat menjadi siswa SMU N 1 Pleret yaitu
dengan mengikuti uji wawancara keagamaan serta diwajibkan bagi yang
beragama Islam (putri) untuk berjilbab. Pelaksanaan tes dipimpin oleh guru-
guru yang mempunyai keunggulan pengetahuan tentang keagamaan dan OSIS
khususnya siswa yang tergabung dalam Rohis (Rohani Islam). Rohis adalah
organisasi yang bernaung dalam OSIS, yang kegiatannya ialah bergerak
dalam keagamaan.
2. Dengan membuat tata tertib yang bernafaskan keIslaman antara lain : apabila
murid terlambat masuk sekolah maka diwajibkan untuk sholat dhuha sebelum
memasuki kelas dan pelaksanaannya diawasi langsung oleh guru piket. Dengan
demikian diharapkan dapat meminimalisir terjadi keterlambatan.
3. Bagi siswa kelas I - III diwajibkan untuk mengikuti pengajian yang dilakukan
oleh masing-masing kelas. Pengajian tersebut dilakukan di luar jam pelajaran sekolah
11
Wawancara dengan Drs. Marhadi, Guru Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SMU N
1 Pleret, Bantul, tanggal 3 Februari 2003
8

dan bergilir antar rumah siswa. Sehingga termasuk kegiatan ekstrakurikuler. Dalam
pengajian dibimbing langsung oleh guru agama didampingi oleh wali kelas. Materi
yang disampaikan bermacam-macam yaitu dari Al-Qur’an, hadits Rasul serta kisah-
kisah keagamaan yang dapat dijadikan motivasi siswa dalam memperkokoh nilai-
nilai agama.12

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat

merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1.Rencana-rencana apa saja yang dilakukan oleh SMU N 1 Pleret untuk

melaksanakan SK KANDEPAG ?.

2.Bagaimanakah pelaksanaan dari program pembelajaran Pendidikan Agama

Islam yang dilakukan oleh SMU N 1 Pleret ?.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan penelitian atas penulisan proposal ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui rencana-rencana apa saja yang dilakukan oleh SMU N 1

Pleret dalam melaksanakan SK KANDEPAG.

2. Untuk mengetahui keefektifan dari program tersebut.

Sedangkan kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi

SMU N 1 Pleret dalam menentukan arah kebijakan yang lebih baik dalam

melaksanakan program pembelajaran pendidikan agama Islam.

2. Dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada semua pihak yang terlibat

dalam pelaksanaan program pembelajaran agama Islam di SMU N 1.

12
Ibid
9

3. Untuk menambah wawasan pengetahuan penulis apabila menghadapi situasi

yang sama dimasa yang akan datang.

D. Alasan Pemilihan Judul

Ada berbagai alasan yang penulis kemukakan sebagai dasar pemilihan

judul tersebut yaitu :

1. Adanya berbagai masalah di seputar remaja yang berkembang, maka

kemudian diperlukan adanya pendidikan agama Islam karena pendidikan

tersebut dapat memberikan bekal akhlak yang mulia.

2. Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam di lembaga umum

negeri tidak adanya penitik beratan dalam aspek afektif dan psikomotorik.

3. Dalam pelaksanaannyapun harus ditunjang adanya kerjasama antara berbagai

pihak baik itu di lingkup sekolah dan keluarga yang merupakan bagian dari

komunitas yang tidak dapat terpisahkan dalam mencapai tujuan pendidikan.

E. Metode Penelitian

1.Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data adalah subyek dari mana data

dapat diperoleh13. Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data, Prof.

Dr. Suharsimi Arikunto mengklasifikasikannya menjadi 3 yaitu :

Person, ialah sumber data yang bisa memberikan data berupa

jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket.

13
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta :
Rineka Cipta, 2002), hlm. 107
10

Place, adalah sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan

diam (ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, warna, dan lain-lain) dan

bergerak (aktivitas, kinerja, laju kendaraan, ritme nyayian, gerak tari , sajian

sinetron, kegiatan belajar-mengajar, dan lain sebagainya). Keduanya

merupakan obyek untuk penggunaan metode observasi.

Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf,

angka, gambar, atau simbol-simbol lain, yang cocok untuk penggunaan

metode dokumentasi 14

Dalam penelitian ini penulis mengambil sumber person yakni :

1. Kepala Sekolah dan Waka Sek

2. Guru Pendidikan Agama Islam

3. Guru bidang studi lain yang beragama Islam

4. Karyawan SMU N 1 Pleret

5. Siswa-siswa SMU N 1 Pleret

Untuk menentukan sumber data dari kalangan siswa maupun guru

bidang studi lain, maka penulis menggunakan teknik purposive sampling

atau sampel bertujuan yaitu pengambilan subyek bukan didasarkan atas

strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan

tertentu15.Tujuan dari penggunaan teknik ini adalah menggali informasi

yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul16. Secara

terperinci penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran

PAI di kelas maupun di luar kelas. Sehingga dipilih sumber data yang

14
Ibid
15
Koentjoroningrat, Metode Penelitian Masyarakat , (Jakarta : Gramedia, 1981), hlm. 115
16
Op. Cit.,Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, hlm. 117
11

hanya terlibat secara langsung, dalam hal ini siswa yang dijadikan sebagai

subjek penelitian.

Kemudian penentuan jumlah sampel untuk siswa dengan sampel

bertujuan, maka penulis mengambil kelas I - III dari siswa siswi SMU N 1

Pleret sejumlah yang diperlukan. Seperti yang dikemukakan oleh Prof. Dr.

Suharsimi Arikunto” Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa

pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana

sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh”17. Namun

syarat-syarat dari sampel tersebut adalah :

a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau

karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi

b. Subyek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subyek

yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi

(key subject)

c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi

pendahuluan.18(studi pendahuluan tersebut dapat dilakukan dengan

membaca literatur, mendatangkan ahli –ahli atau manusia sumber untuk

berkonsultasi dan memperoleh informasi, serta mengadakan peninjauan

ke tempat atau lokasi penelitian untuk melihat benda atau peristiwa)19.

Maka dari pengertian di atas, dengan dibantu oleh guru PAI, penulis

diarahkan hanya mengambil kelas I A, II E dan III IPA 2 yang berjumlah

108 siswa.

17
Ibid
18
Ibid
19
Ibid, hlm. 42
12

2. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang cukup dan sesuai dengan pokok

permasalahan yang diteliti, maka penulis menggunakan beberapa metode

pengumpulan data dimana satu sama lain saling terkait dan melengkapi

yakni :

a. Metode Observasi

Sebagai metode ilmiah observasi berarti pengamatan dan

pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang akan diselidiki20.

Mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman,

pendengaran, peraba, dan pengecap. Alat yang dapat digunakan

diantaranya dengan mengadakan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman

suara. Mengetes adalah mengadakan pengamatan terhadap aspek kejiwaan

yang diukur. Kuesioner diberikan kepada respon untuk mengamati aspek-

aspek yang ingin diselidiki. Rekaman gambar dan rekaman suara

sebenarnya hanyalah menyimpan kejadian untuk penundaan observasi21.

Dalam hal ini penulis tidak melakukan tes.

Observasi yang penulis ambil adalah tersistematis. Sehingga

penulis membutuhkan adanya pedoman observasi. Pedoman observasi

penulis yakni sistem tanda (sign system). Maka dibutuhkan adanya daftar

jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Metode ini

digunakan untuk mengumpulkan data tentang pelaksanaan program

pembelajaran pendidikan agama Islam yang dilakukan oleh siswa seperti

20
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid 2, (Yogyakarta : Andi Offset, 2000), hlm. 136
21
Op.Cit., Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, hlm. 133
13

sholat berjama’ah, sholat jum’at, khotbah, dan pengajian rutin yang

pelaksanaannya telah dijadwalkan.

Dengan demikian metode observasi ini menjadi metode yang

penting dalam penelitian ini, sebab melalui metode observasi ini penulis

dapat mengungkapkan gejala-gejala yang ditampilkan oleh sampel dalam

penelitian secara optimal.

b. Metode Wawancara

Yang dimaksud metode wawancara adalah suatu metode

pengumpulan data melalui pengamatan dengan melakukan tanya jawab

yang dilakukan secara lisan22. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan

dan memperoleh tanggapan, pendapat, ataupun keterangan secara lisan

dari responden. Dalam pelaksanaan wawancara, penulis menggunakan

jenis wawancara bebas terpimpin, hal ini dimaksudkan agar pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan terperinci, namun penyampaian responden

secara bebas tidak terikat.

Metode wawancara ini penulis gunakan untuk mencari informasi

mengenai latar belakang sejarah maupun keadaan SMU N 1 Pleret.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-

barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

22
Op. Cit., Koentjoroningrat, hlm. 162
14

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya23. Dalam

pengertian yang lebih luas, dokumen bukan hanya yang berwujud tulisan

saja, tetapi dapat berupa benda-benda peninggalan seperti prasasti dan

simbol-simbol24. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai hal-hal yang berhubungan dengan : gambaran umum tentang

keadaan sekolah SMU N 1 Pleret yaitu berupa letak geografisnya, sejarah

singkat berdirinya, jumlah siswa, keadaan guru, tenaga administrasi,

struktur organisasi, peraturan sekolah, kurikulum pendidikan, materi PAI,

dan sarana fasilitasnya. Sehingga metode ini juga mendukung penulis guna

memperoleh data yang lebih valid. Untuk itu dibuat data dokumentasi.

d. Metode Angket

Pengertian metode angket adalah cara pengumpulan data

berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan

yang sudah dipersiapkan sebelumnya25.

Metode ini digunakan penulis untuk mengumpulkan data yang

berkait dengan pelaksanaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi dari

pembelajaran program pendidikan agama Islam dengan responden kelas I

A, II E dan III IPA 2 untuk mengisi beberapa item pertanyaan yang

diajukan penulis dalam bentuk multiple choise questios. Adapun angket

23
Op. Cit., Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, hlm. 135

24
Ibid, hlm. 136
25
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Rajawali, 1989), hlm. 27
15

yang disebarkan kepada responden terdapat pada bagian lampiran-

lampiran skripsi ini.

3. Metode Analisis Data

a. Analisis Data Kuantitatif

Untuk data kuantitatif penulis akan menggunakan analisis data

statistik, yaitu teknik pengumpulan data penyusun, penyajian dan

penganalisaan berdasarkan hasil angket. Dalam hal ini akan

menggunakan rumus prosentase :

F
P= ×100 %
N

P = adalah angka prosentase,

F = adalah angka yang sedang dicari prosentasenya,

N = adalah Number of Case (banyaknya individu)26.

Seandainya ada 60 siswa yang menjawab point A, maka 60x100%

dibagi banyaknya individu yang menjawab angket misal,100 siswa.

Maka hasil yang diperoleh sebanyak 60% siswa yang codong untuk

menjawab A dari pada pilihan lainnya.

b. Analisis Data Kualitatif

Untuk data kualitatif penulis akan menggunakan analisis diskriptif

yaitu dengan cara berfikir deduktif dan induktif. Deduktif maksudnya

adalah metode berpikir yang berangkat dari feomena-fenomena yang

bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.

Induktif maksudnya adalah metode berfikir yang berawal dari fenomena-

26
Op.Cit., Anas Sudijono, hlm. 40-41
16

fenomena yang bersifat khusus kemudian ditarik genaralisasi yang

bersifat umum27.

Dalam hal ini analisa data tidak menggunakan angka melainkan

dalam bentuk laporan atau uraian diskriptif tentang program

pengembangan pendidikan agama Islam baik pelaksanannya maupun

usaha-usaha yang dilakukan guna penunjang program tersebut.

Penggunaan analisa data kualitatif dalam penelitian ini adalah untuk

memberikan kesimpulan terhadap tanggapan yang telah dituliskan

responden.

F. Tinjauan Pustaka

Guna melengkapi proposal skripsi ini penulis menggunakan beberapa

pijakan dari skripsi-skripsi sebelumnya yang berkaitan dengan program

pengembangan pendidikan agama Islam antara lain adalah skripsi karya Siti

Hajar Lutfiah yang berjudul Model dan Metode Kegiatan Sitivas Aktivita

Islamika (SAI) sebagai salah satu bentuk kegiatan keagaaman yakni yang

dibentuk oleh OSIS SMU N 8.

Skripsi tersebut membahas tentang tujuan, materi, metode maupun

pelaksanaannya yang dijadikan penunjang kegiatan keagamaan di SMU N 8

tersebut28. Skripsi kedua adalah Sumbangan Kegiatan Ekstrakurikuler

Keagamaan terhadap PAI di SMU N 7 Yogyakarta yang ditulis oleh saudari

Ulfah Adhiyah, dalam skripsinya ini memaparkan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler keagamaan yang berupa tinjauan pelaksanaan dan bentuknya


27
Op.Cit., Sutrisno Hadi, hlm. 36-42
28
Siti Hajar Lutfiah, Model dan Metode Kegiatan Sivitas Aktiva Islamika (SAI) di SMU N 8
Yogyakarta, (Skripsi Sarjana Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, 2003)
17

dapat memberikan sumbangan yang cukup berarti dalam PAI yang dilaksanakan

oleh siswa melalui organisasi ROHIS di SMU 7 Yogyakarta sehingga nantinya

dapat bermanfaat baik itu di sekolah maupun di masyarakat29.

Hal terpenting yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-

penelitian sebelumnya adalah bahwa program pengembangan pendidikan agama

Islam yang dilaksanakan di SMU N 1 Pleret pada dasarnya bertumpukan pada

pengembangan 3 aspek yaitu aspek kognitif realitas, afektif maupun

psikomotorik.

Oleh sebab itu maka perlu adanya penelitian tentang tanggapan, pendapat

ataupun alasan dari kepala sekolah, para siswa, ataupun warga sekolah lain

seperti guru pendidikan agama Islam, guru bidang studi lain yang beragama

Islam dan lainnya tentang pelaksanaan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan

program pembelajaran pendidikan agama Islam di SMU N 1 Pleret yang

ditunjuk oleh KANDEPAG sebagai sekolah percontohan yang bermodel Imtak.

G. Kerangka Teoritik

1. Program Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pada pembelajaran pendidikan agama Islam perlu membentuk

adanya program yang menunjang pengembangan kurikulum yakni yang

bersifat ekstrakurikuler dalam berbagai hal untuk menambah dan

mengaplikasi tahapan proses Pendidikan Agama Islam.

29
Ulfah Adhiyah, Sumbangan Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan terhadap PAI di SMU
N 7 Yogyakarta, (Skripsi Sarjana Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, 2001)
18

Kegiatan ekstrakurikuler menurut Dr. Sudirjo“Kegiatan diluar jam

biasa yang bertujuan agar siswa lebih menghayati apa yang dipelajari dalam

kegiatan intrakurikuler “30.

Oleh sebab itu penyelenggaraan program yang ada harus sesuai

dengan tujuan pendidikan. Hal ini dipertegas oleh pernyataan Dr. Suharsimi

Arikunto bahwa antara kegiatan belajar - mengajar dengan tujuan

pendidikan terdapat hubungan erat yakni :31

a. terikat dengan tujuan kurikulum dengan bahan pelajaran

b. bahan pelajaran dengan alat-alat evaluasi

c. tujuan kurikulum dengan alat-alat evaluasi

Tujuan pendidikan juga mempunyai tiga tingkatan :

a. tujuan umum pendidikan

b. tujuan didasarkan atas tingkah laku (taksonomi)

c. tujuan yang dirumuskan secara operasional

Dalam hal ini penulis menyoroti tentang tujuan didasarkan pada

tingkah laku karena dari point inilah dapat diteliti secara langsung berhasil

atau tidaknya pendidikan. Menurut Bloom (1956), Krathwohl (1970) dan

Simpson (1964), tujuan didasarkan tingkah laku (taksonomi) meliputi tiga

aspek tersebut adalah :32

a. The cognitive domain

b. The affective domain


30
Sudirjo, Penelitian Kurikulum, (Yogyakarta : Fak. Ilmu Pendidikan, IKIP Yogyakarta,
1987), hlm. 82
31
Dr. Suharsimi Arikunto,Dasar-dasar EvaluasiPendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1997),
hlm. 111-113
32
Bambang Sugeng, Ph.D,InstructionalTechnology(Planning Procedure For Language Education),
(Yogyakarta : Fak. Bahasa dan Seni, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 1997), hlm. 50-53
19

c. The psychomotoric domain

a. The cognitive domain has something to do with cognition, thinking, the

work of the brain.

b. The affective domain has something to do with the affection, feeling, the

work of the heart.

c. The psychomotoric domain has something to do with the movements of

the members of the body, skills, the work of the limbs and body

Sesuai dengan pengertian tersebut di atas maka program kegiatan

keagamaan bertujuan antara lain :

a. Meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.

b. Mengembangkan bakat serta minat dalam upaya pembinaan pribadi

siswa menuju manusia seutuhnya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan-kegiatan yang dapat

meningkatkan ketiga aspek tersebutlah yang harus terus dikembangkan.

Dalam aspek kognitif misalnya kegiatan yang bersifat pemberian materi

Pendidikan Agama Islam seperti pengajian rutin, kajian keputrian hari

jum’at siang serta ceramah-ceramah pada saat peringatan hari besar Islam

(PHBI). Sedangkan dalam aspek afektif yaitu kegiatan yang bersifat

pembagian zakat, pembagian hewan qurban maupun hal-hal yang tercakup

dalam program pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dapat

menumbuhkan sikap untuk bisa saling menghormati, menghargai maupun

mewujudkan rasa solidaritas terhadap sesama. Kemudian dalam


20

pengembangan aspek psikomotorik yaitu bimbingan ibadah praktis seperti

sholat Dhuha, Jum’at, sholat berjama’ah, dan peribadatan lainnya.

2. Pendidikan Agama Islam

Di dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa Pendidikan

Agama Islam adalah usaha secara sadar untuk menyiapkan siswa dalam

meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan

untuk menghormati agama lain dalam bimbingan kerukunan antar umat

beragama di masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.

Dari pengertian tentang Pendidikan Agama Islam dalam GBPP

tersebut diatas dapat ditarik beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu sebagai berikut :

1. Pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan

bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara

berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.

2. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan ; dalam arti

bimbingan, diajari dan atau dilatih peningkatan keyakinan, pemahaman

terhadap ajaran agama Islam.

3. Pendidik lebih spesifik guru PAI yang melakukan kegiatan bimbingan,

pengajaran dan atau latihan secara sadar terhadap peserta didiknya

untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.

4. Pembelajaran PAI diarahkan untuk meningkatkan keyakinan,

pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama Islam dari

peserta didik, yang disamping untuk membentuk kesalehan atau


21

kualitas pribadi dan kesalehan sosial, sehingga dapat terwujud

persatuan dan kesatuan nasional33.

Dalam proses pembelajaran agama Islam terdapat tiga tahapan yaitu :

1. Tahap kognisi yaitu adanya pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap

ajaran dari nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama Islam

2. Tahap afeksi yakni terjadi proses internalisasi ajaran dan nilai agama

kedalam diri siswa sehingga tumbuh motivasi dalam diri siswa dan

bergerak untuk mengamalkan dalam sikap sehari-hari dalam

kehidupannya.

3. Tahap psikomotorik yaitu pengamalan siswa terhadap segala ajaran Islam

yang berupa praktik, misalnya praktik ibadah.

Menurut Drs. Hasan Basri dalam bukunya tentang “Remaja

Berkualitas“34 dengan pengembangan aspek tersebut maka remaja dapat

menuju peningkatan kualitas dan mencegah terjadinya kenakalan

remaja. Sehingga pengembangan berbagai aspek-aspek tersebut tidak

hanyalah berkisar masalah pelajaran dari kurikulum yang telah ada,

namun lebih mengarah proses sosial yang ada dalam kehidupan dunia

maupun akhirat.

Oleh sebab itu perlu upaya pengembangan pendidikan agama

Islam yang ada di sekolah yakni dengan adanya integrasi dan

sinkronisasi antara pendidikan agama dengan realitas yang menjadi

33
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah),
(Bandung : Remaja Rosda Karya, 2002), hlm. 76

34
Drs. Hasan Basri, Remaja Berkualitas (Problematika remaja dan Solusinya0,
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1995), hlm. 105
22

tuntutan siswa saat ini, serta sebagai usaha pengembangan kurikulum

dengan menggunakan pengalaman belajar yang bervariasi.

3. Ragam Metode

Dalam pelaksanaan program pembelajaran Pendidikan Agama Islam

dibutuhkan beberapa metode sebagai penunjang kegiatan tersebut. Menurut

Muhibbin Syah, terdapat empat macam metode mengajar yang dipandang

representative dan dominan dalam arti digunakan secaraluas sejak dahulu

hingga sekarang pada setiap jenjang pendidikan.

a. Metode ceramah

b. Metode diskusi

c. Metode Dokumentasi

d. Metode ceramah plus35

Sedangkan menurut Oemar Muhammad al-Toumy al-Syaibany,

terdapat beberapa macam metode yang pernah digunakan dalam kalangan

Islam dan juga bukti dari ayat al-Qur’an dan Hadits, sebagai berikut :

a. Metode pengambilan kesimpulan atau induktif

b. Metode Qiyasiyah atau perbandingan

c. Metode kuliah

d. Metode dialog dan perbincangan

e. Metode lingkaran (halaqah)

f.Metode mendengar

35
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja Rosda
Karya, 1995), hlm. 201-280
23

g. Metode riwayat

h. Metode membaca

i.Metode Imla’ (dictation)

j.Metode hafalan

k. Metode pemahaman

l.Metode lawatan untuk menuntut ilmu36

Menurut JJ Hasibuan terdapat enam metode dalam proses belajar

mengajar, yaitu :

a. Metode ceramah

b. Metode Tanya jawab

c. Metode diskusi

d. Metode kerja kelompok

e. Simulasi

f. Metode demonstrasi37

Demikian metote-metode yang telah dipaparkan tokoh-tokoh

pendidikan yang sangat bervariatif dan memiliki kelebihan dan kekurangan

masing-masing. Dari semua metode di atas dapat diambil beberapa yang

sesuai dengan materi dan yang dibutuhkan oleh guru guna menunjang

program pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

H. Sistematika Pembahasan

36
Oemar Muhammad al-Toumy al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bulan
Bintang, 1979), hlm. 560-572
37
JJ Hasibuan, dkk, ProsesBelajar Mengajar , (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2000), hlm.
13-19
24

Untuk memudahkan para pembaca dalam menelaah skripsi ini, penulis

membagi pembahasannya dalam empat bab. Sebelum memasuki bab pertama

diuraikan tentang : Halaman Judul, Nota Dinas, Nota Konsultasi, Pengesahan,

Motto, Persembahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, dan Daftar Tabel.

Setelah bagian formalitas, disusunlah keempat bab sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan Skripsi merupakan pertanggungjawaban ilmiah,

karena itu memuat hal-hal sebagai berikut : Penegasan Istilah,

Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan

Kegunaan Penelitian, Alasan Pemilihan Judul, Metode Penelitian,

Tinjauan Pustaka, Kerangka Teoritik, dan Sistematika

Pembahasan.

BAB II : Gambaran Umum SMU N 1 Pleret, meliputi : Letak Geografis,

Sejarah Singkat Berdirinya SMU N 1 Pleret, Keadaan Guru,

Karyawan dan Siswa, Struktur Organisasi, Peraturan Sekolah,

Program Pengajaran, Metode Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam, Sarana dan Fasilitas baik fasilitas pendidikan dan

keagamaan.

BAB III : Program Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMU N 1

Pleret meliputi : Hakekat Program Imtak di SMU N 1 Pleret,

Analisis Hasil Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas,

Faktor Pendukung serta Penghambat Program dan Usaha

Mengatasinya.
25

BAB IV : Penutup berupa Kesimpulan dan Saran serta lampiran-lampiran

yang sepadan dengan tema dan kebutuhan penelitian, Curriculum

Vitae.
26

DAFTAR PUSTAKA

Abu Tauhied Ms., 1990., Beberapa Aspek Pendidikan Islam, Yogyakarta: Sekretariat
Jurusan Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga.

Anas Sudijono, 1989., Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : Rajawali.

Depdikbud, 1995., GBPP Sekolah Umum, Jakarta: Depdikbud.

Hasan Shadily, t.t, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta : Ictiar Baru – Van Hoeve dan
Elsevier Publishing Projects.

JJ Hasibuan, dkk., 2000., ProsesBelajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya.

Koentjoroningrat, 1981., Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia.

Moekijat, 1993., Kamus Pendidikan dan Pelatihan, Bandung: Mandar Maju.

Muhaimin, 2002., Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan PAI di


Sekolah Bandung : Remaja Rosda Karya.

-----------dan Abd. Mujib, 1993., Pemikiran Pendidikan Islam kajian Filosofis dan
Kerangka Dasar Operasionalisasinya, Bandung : Trigenda Karya.

Muhibbin Syah, 1995., Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung:


Remaja Rosda Karya.

Oemar Muhammad al-Toumy al-Syaibany, 1979., Filsafat Pendidikan Islam,


Jakarta: Bulan Bintang.

Siti Hajar Lutfiah, 2003., Model dan Metode Kegiatan Sivitas Aktiva Islamika (SAI)
di SMU N 8 Yogyakarta, Skripsi Sarjana Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga.

Sudirjo, 1997., Penelitian Kurikulum, Yogyakarta : Fak. Ilmu Pendidikan, IKIP


Yogyakarta.

Suharsimi Arikunto, 2003., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :


Rineka Cipta.

Sutrisno Hadi, 2000., Metodologi Research Jilid 2, Yogyakarta : Andi Offset.


27

Ulfah Adhiyah, 2001., Sumbangan Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan terhadap

PAI di SMU N 7 Yogyakarta, Skripsi Sarjana Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga.

Zakiyah Daradjat, 1978., Problema Remaja di Indonesia, Jakarta : Bulan Bintang


28

BAB II

GAMBARAN UMUM SMU N I PLERET BANTUL

Letak Geografis

SMU Negeri I Pleret Bantul terletak di desa Kedaton, Kelurahan Pleret,

Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. Luas tanah secara keseluruhan yaitu 9.

873 Ha dengan status tanah adalah hak pakai berdasar SK.374/SH/HP/DA/

1986. Asal usul tanah dibeli dari kas desa Kedaton Pleret Bantul sebesar Rp

12.280.000,00 dengan kode lokasi 12.12.01.63.11.8238.

Adapun batasan-batasan yang ada di SMU N I Pleret Bantul adalah sebagai

berikut :

- Sebelah Barat berbatasan dengan sawah

- Sebelah Utara berbatasan dengan jalan menuju Gunung Kelir

- Sebelah Selatan berbatasan dengan sawah kas desa

- Sebelah Timur berbatasan dengan SMP Pleret39.

Sejarah Singkat Berdirinya SMU N I Pleret Bantul40

SMU N 1 Pleret didirikan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

RI pada tanggal 14 Juli 1981 dalam rangka pemerataan kesempatan pendidikan,

dengan SK No. 0219 / 0 / 1981. SMU ini didirikan di atas tanah bekas desa di

Kedaton, Kelurahan Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. Menurut


38
Dokumentasi Data Sarana Prasarana Pendidikan SMU N 1 Pleret dan Wawancara dengan
Bapak Hanu Hudodo, T.U. Bagian Inventaris, 30 September 2003
39
Dokumentasi dan Wawancara dengan Bapak Drs. Edison A. Jamli, Wakaur. Kurikulum, 6
Oktober 2003
40
Dokumentasi Buletin KIRAB edisi khusus Ulang Tahun SMU N 1 Pleret ke-21, Tim
penyusun Aswanto, dkk., jalan Raya Plumbon 22-23 Sorowajan, Yogyakarta, Agustus 2002, hlm. 2-3
29

sejarah, merupakan bekas keraton kerajaan Mataram Sultan Agung

Hanyokrokusuma Sayidin Panotogomo Khalifatullah, yang sekarang telah

bermakam di Imogiri. Bukti sejarah yang telah tercatat dalam aerkeologi tersebut

dapat dilihat dengan masih terdapatnya batu peninggalan yang terletak di depan

SMU Pleret. SMU Pleret pada awalnya didirikan di SMU 2 Bantul, yang dahulu

adalah SMP 44 Bantul, pada waktu itu dikepalai oleh bapak Drs. Suharjo. Jadi

baik kepala sekolah, guru, TU, maupun gedung SMU Pleret masih menjadi satu

dengan SMU 2 Bantul, hanya administrasinya saja yang terpisah. Pada tanggal 1

Januari 1983, SMU Pleret dapat menempati gedung baru. Gedung ini diresmikan

oleh Mendiknas RI, bapak Dr. Daoed Yoeseof pada tanggal 24 Februari 1983.

Sejak berdirinya sampai sekarang (2003) SMU Pleret telah mengalami 6

kali pergantian kepala sekolah :

Ke-1 Bapak Drs. Suhardjo (Berdiri 1981-1982)

Ke-2 Bapak Soejadi (1982-1987)

Ke-3 Bapak Drs. Warsito (1987-1992)

Ke-4 Bapak Drs. Edi Sugiarto (1992-1996)

Ke-5 Bapak Drs. Gunakarja (1996-1999)

Ke-6 Bapak Drs. H. Masharun (1999-2003)

Ke-7 Bapak H. Slamet Subroto S.Pd (2003- sekarang)

Adapun misi dan visi dari SMU N I Pleret adalah sebagai berikut :41

Misi SMU N I Pleret :

- Meningkatkan iman dan takwa dalam rangka memperkuat

kepribadian peserta didik sebagai insan beragama


41
Op.Cit., Drs. Edison A. Jamli
30

- Meningkatkan kualitas out-put sehingga mampu melanjutkan

ke Perguruan tinggi

- Mengembangkan bakat dan keterampilan peserta didik sebagai

bekal hidup bermasyarakat

Sedangkan visinya yaitu : SMU N I Pleret sebagai wiyata mandala

menyiapkan peserta didik untuk menjadi calon pemimpin bangsa yang berimtak

dan beriptek, cinta seni dan budaya menuju sekolah unggul yang memiliki citra

dan prestasi tinggi sehingga mampu bersaing di era global.

Misi dan Visi tersebut menjadi pemicu para warga sekolah SMU N I Pleret

untuk terus meningkatkan prestasi khususnya bagi input sekolah (siswa). Hal ini

dapat dilihat ada banyak prestasi yang diperoleh antara lain :

TABEL I

DAFTAR PRESTASI SISWA SMU N I PLERET42

Tahun Jenis Kegiatan Hasil Perolehan Tingkat


1983 Lomba UKS SLTA se-Bantul Juara II Kab.Bantul
1984 MTQ Tk SMA (Putri) Juara III Kab. Bantul
1984 Gerak Jalan (Putra) Juara III Kec. Pleret
1984 Lomba Poster HUT RI Juara I Kab. Bantul
1985 Lomba UKS Juara I Propinsi DIY
1985 Lomba UKS Juara I Kab. Bantul
1986 Lomba Cipta Cerpen Juara I Propinsi DIY
1987 Lomba Cerdas Sermat HUT RI Juara II Kab. Bantul
1992 CCA Juara III Kab. Bantul
1993 Lomba Menyanyi BSP Juara II Kab. Bantul
1993 MTQ Pelajar Juara II Kab. Bantul
1994 Lomba Sekolah Sehat Juara I Kab. Bantul
1995 Lomba Pidato Juara Harapan II Kab. Bantul
1996 MSQ Juara III Kab. Bantul
1996 MTQ Juara II Kab. Bantul
1997 MTQ Juara III Kab. Bantul
1997 Tartil Qur’an Putra Juara II Kab. Bantul
1997 Lomba Lintas Alam Juara III Kab. Bantul

42
Op. Cit., Dokumentasi Buletin KIRAB, hlm. 34
31

1997 Lomba TUS Tk SLTA Juara III Kab. Bantul


1997 MTQ Putri Juara II Kab. Bantul
1997 Lomba Tartil Qur’an Juara III Kab. Bantul
1998 Lomba Tartil Qur’an Putri Juara I Propinsi DIY
1998 MTQ SMU / SMK Juara I Kab. Bantul
1999 MTQ Tk SMU Putra Juara II Propinsi DIY
1999 MSQ Juara III Kab. Bantul
1999 Tartil Qur’an Juara I Kab. Bantul
1999 MTQ Putra Juara I Kab. Bantul
2000 MTQ Putra Juara I Kab. Bantul
2000 Lomba Basket Ball Juara III Kab. Bantul
2000 MTQ Putri Juara II Kab. Bantul
2000 MTQ Juara I Propinsi DIY
2000 Lomba Tilawah Putra Juara I Propinsi PIY
2001 CCA Juara III Kab. Bantul
2002 Lomba Adzan Juara II Propinsi DIY
2002 Kejuaraan Bola Voli Pelajar Juara II Kab. Bantul
2002 Kejuaraan Bola Voli Pelajar Juara III Propinsi DIY
2002 Kesenian Islami “ Hadroh” Juara Harapan IV Nasional
2002 Cerdas Cermat UKS Juara I Kab. Bantul
Sumber : Data Primer

Telah diketahui sejak tahun 2000 SMU Pleret ditunjuk sebagai sekolah

model imtak sekabupaten Bantul. Untuk itu nuansa imtak baik hiasan kaligfafi

yang berisi ayat-ayat Al-qur’an dan hadits Nabi banyak menghiasi dinding

sekolah. Begitu juga aktivitas keagamaannya semakin ditingkatkan misalnya :

kajian ibadah sholat dhuha, pengajian kelas dirumah-rumah siswa, pengajian

guru-guru dan karyawan. Selain itu pada tahun 2001 / 2002 dimulai dari kelas

satu telah mengamalkan ajaran agama berupa pemakaian busana muslim /

muslimah pada hari-hari sekolah43.

A. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa

1. Keadaan Guru

43
Observasi, 30 September 2003
32

Dalam proses belajar mengajar, guru adalah penggerak, pembimbing

yang menentukan arah kegiatan belajar guna mencapai tujuan pendidikan dan

bertanggung jawab dalam pengoperan nilai-nilai yang telah ditetapkan oleh

lembaga pendidikan untuk dimiliki oleh siswa. Oleh sebab itu guru memegang

peranan penting.

Pada tahun ajaran 2003-2004 SMU N I Pleret Bantul memiliki tenaga

guru sebanyak 46 guru, terdiri dari laki-laki 16 orang dan perempuan 30 orang.

Sedangkan guru honorer berjumlah 3 orang dan guru bantu 2 orang. Untuk lebih

jelasnya, berikut ini daftar nama guru disertai tugas mengajar, tingkat

pendidikan dan jabatannya.

TABEL II

DAFTAR GURU SMU N I PLERET44

No Nama Tugas Mengajar Pendidikan Jabatan


1. H. Slamet Subroto S.Pd - Sarjana Kepsek
2. Dra. Djumiati Ekonomi Sarjana Guru
3. Drs. S. Bagijono Tata Negara Sarjana Wakaur Sarana
4. Dra. Murtarini Geografi Sarjana Guru
5. Drs. Ismoejono Fisika Sarjana Guru
6. Dra. Tatik Supartini BP / BK Sarjana Guru
7. Drs. Mahardi Fuat Agama Islam Sarjana Guru
8. Sunarti, BA BP / BK Sarjana Guru
9. Drs. Edison A. Jamli PPKN Sarjana Wakaur Kurikulum
10. Drs. Sriyanto Fisika Sarjana Guru
11. Drs. S. Jatmiko W. Kesenian/S.rupa Sarjana Wakaur Humas
12. Dra. Rini Kuswaryati Bahasa Inggris Sarjana Guru
13. Etri Widaryanto S.Pd Fisika Sarjana Guru Honorer
14. Dra. L. Sriwaluyojati Matematika Sarjana Guru
15. Suratini, BA Bahasa Inggris Sarjana Guru
16. Wahyuningsih, BA Kimia Sarjana Guru
17. Siti Djufroniah S.Pd Kimia Sarjana Guru
18. Kus Dewanti, BA Bhs. Indonesia Sarjana Guru
19. Sri Marwanto S.Pd Matematika Sarjana Guru
20. Siti Rosyadah, BA Biologi Sarjana Guru
44
Dokumentasi SK Kepala Sekolah SMU N 1 Pleret No. 122 b/113.2/SMU/08/KP 2002, 1
Juli 2003, lampiran II
33

21. Ning Mihati, BA Sosiologi Sarjana Guru


22. Dra. Vera Afri Iswanti Bahasa Inggris Sarjana Guru
23. Dra. Sri Nurdiyanti Biologi Sarjana Guru
24. Mustofiah S.Pd Matematika Sarjana Guru
25. Muryani Penjaskes Sarjana Muda Guru
26. Basuki, BA Ekonomi Sarjana Guru
27. Sri Yuliarti, A.Md Matematika Sarjana Muda Guru
28. Dra Titik. K Bhs. Indonesia Sarjana Guru
29. Dra. Retnani. S Antropologi Sarjana Guru
30. Yulita Hidayani Agama Katolik Guru
31. ST. Mahsunah, BA Agama Islam Sarjana Guru
32. ST.Mufarokhah S.Pd Sejarah Sarjana Guru
33. Aris Haryanto S.Pd Penjaskes Sarjana Guru
34. Tri Lestari S.Pd Sejarah Sarjana Guru
35. Salimuddin S.Ag. Agama Islam Sarjana Guru
36. Jarot Sunarna S.Pd PPKN Sarjana Guru
37. Drs. Sumarman BP / BK Sarjana WakaurKesiswaan
38. Dra. Sriwilujeng TS Bhs. Indonesia Sarjana Guru
39. Ir. Fauzi S.Pd Fisika Sarjana Guru
40. Drs. Subarjo Ekonomi Sarjana Guru Honorer
41. Dra. Budiarti Ekonomi Sarjana Guru Bantu
42. Etik Hartaningsih S.Pd PPKN Sarjana Guru Honorer
43. Edi Purwanto S.Pd Biologi Sarjana Guru
44. Dra. Sri Rahayu Kimia Sarjana Guru
45. Suryani S.Pd Fisika Sarjana Guru
46. Yuli Ardiningsih Pembantu BK Sarjana Guru Bantu
Sumber : Data Primer

Keterangan status pegawai :

- Guru tetap = 41 orang

- Guru honorer = 3 orang

- Guru bantu = 2 orang

Setelah menelaah di atas maka dapat dipaparkan bahwa mayoritas guru-

guru di SMU I Pleret memiliki jenjang pendidikan yang tinggi dan sesuai

dengan profesionalitasnya sehingga dapat mendukung kemajuan proses belajar

mengajar sehingga tercapai tujuan pendidikan.

2. Keadaan Karyawan
34

Karyawan adalah tenaga non pendidik. Karyawan memiliki tugas dan tujuan

untuk membantu mengkoordinir segala wilayah yang menyangkut administrasi

secara keseluruhan. Jumlah karyawan yang dimiliki oleh SMU N I Pleret

sebanyak 14 orang, 9 orang PNS, 5 orang TUTT.

TABEL III

DAFTAR NAMA KARYAWAN BESERTA JABATANNYA45

No. Nama Jabatan Pendidikan Status


1. Ngatijo A. Md Pembt. D 3 Akutansi PNS
Pimpinan/Koord. TU
2. Arief Budiman Pembt. Pimpinan STM Listrik PNS
3. Yono Dwi. Y Pembt. Pimpinan SMEA TU PNS
4. Hanu Hudodo Pembt. Pimpinan PGSMTP PNS
5. Sumardi Pembt. Pimpinan SD PNS
6. Widodo Pembt. Pimpinan SD PNS
7. Darmadi Pelaksana KPAA PNS
8. Sulastri Pelaksana SMEP PNS
9. Asimah Pelaksana SMA IPS PNS
10. Subardi - SMA IPS TUTT
11. Harmanto - SMA IPS TUTT
12. Sujarwo - SMA TUTT
13. Purnadi - STM TUTT
14. Esturhana - SMU/A 2 TUTT
Sumber : Data Primer

Keterangan : TUTT = TU tidak tetap

3. Keadaan Siswa

Pada tahun pelajaran 2003-2004 SMU N I Pleret menerima siswa baru

kelas I dengan daya tampung 198 siswa ( kelas reguler ). Adapun jumlah siswa

keseluruhannya ada 589 yang terbagi pada laki-laki 251 siswa dan perempuan

338 siswa. 98 % beragama Islam hanya 4 orang yang non Islam. Sehingga SMU

45
Dokumentasi dan Wawancara dengan Bapak Darmadi, T.U. Bagian Pelaksana, 2 Oktober
2003
35

N I Pleret memiliki potensi yang besar untuk ikut berpartisipasi dalam program

kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di sekolah.

TABEL IV A

KEADAAN SISWA TAHUN AJARAN 2003-200446

Kelas Siswa laki-laki Siswa perempuan Jumlah


IA 16 24 40
IB 15 24 39
IC 14 26 40
ID 22 18 40
IE 15 24 39
Sub Total 82 116 198
II A 16 23 39
II B 16 24 40
II C 15 24 39
II D 15 25 40
II E 20 20 40
Sub Total 82 116 198
Kelas Siswa laki-laki Siswa perempuan Jumlah
III IPA 1 8 20 28
III IPA 2 14 21 35
III IPS 1 22 22 44
III IPS 2 24 21 45
III IPS 3 19 22 41
Sub Total 87 106 193
Total 251 338 589
Sumber : Data Primer

Keterangan :

 Jumlah siswa kelas III menurun disebabkan oleh :

- ada yang keluar dengan latar belakang siswa terlibat kenakalan remaja

- ada yang keluar dengan latar belakang tidak naik kelas

- ada yang keluar karena mengikuti tugas orang tua

TABEL IV B

46
Dokumentasi dan Wawancara dengan Ibu Sulasti, T.U. Bagian Pelaksana, 2 Oktober 2003
36

JUMLAH SISWA MENURUT AGAMA YANG DIANUT

Kelas Agama Islam Agama Katolik Agama Kristen


I 196 1 putra 1 putra
II 197 1 putra -
III 192 - 1 putra
Jumlah 585 2 putra 2 putra

B. Struktur Organisasi

Sebagai sebuah lembaga pendidikan pada umumnya maka SMU N I

Pleret memerlukan pengorganisasian yang rapi, tertib dan teratur sehingga tidak

terjadi percampuran wewenang, memudahkan pembagian tugas dalam

bekerjasama guna mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan bersama.

Oleh sebab itu, diseluruh lembaga atau organisasi diperlukan adanya

struktur organisasi. Adapun struktur organisasi SMU N I Pleret sebagaimana

telah terlampir.

C. Peraturan Sekolah47

Tata Tertib Datang dan Pulang

1. Setiap hari jam pelajaran dimulai pukul 07.00 WIB.

Dan pulang pukul 13.30 WIB. Kecuali hari Jum’at pulang pukul 11.05 WIB.

2. Siswa harus hadir di sekolah 15 menit sebelum jam

pelajaran dimulai dan pulang sesuai dengan tanda bel pulang dibunyikan.

3. Siswa yang hadir lebih 5 menit dari pukul 07.00 WIB.

harus minta ijin terlebih dahulu kepada petugas piket baru diperbolehkan

mengikuti pelajaran.

47
Dokumentasi Tata Tertib Siswa SMU N 1 Pleret, tahun pelajaran 2003-2004
37

4. Siswa yang terlambat 10 menit dari pukul 07.00 WIB.

harus menunggu 45 menit di ruang piket, pada jam kedua boleh mengikuti

pelajaran setelah mengisi analisis keterlambatan dan kepadanya diberikan ijin

masuk. (Setelah sholat dhuha bagi yang muslim)

5. Sebelum atau sesudah guru memberi materi pelajaran

ketua kelas atau yang mewakili minta kepada guru yang mengajar untuk

mengisi buku “Laporan Kemajuan Kelas” dan menandatangani presensi

siswa

6. Siswa yang terlambat datang 3 kali dalam 1 minggu

diberi surat pengantar untuk pulang. Surat pengantar itu harus ditandatangani

orang tua dan wali kelas pada hari berikutnya dikumpulkan pada petugas

piket.

Tata Tertib Berseragam Sekolah

Putri

a. Rok abu-abu dengan jenis kain dan potongan yang

sudah ditentukan oleh sekolah (bawah lutut 15 cm)

b. Baju lengan panjang dan baju lengan pendek warna

putih dengan jenis kain dan potongan yang sudah ditentukan pola sekolah

dengan badge OSIS dan lokasi

c. Rok dan baju lengan pendek dengan jenis kain dan

potongan yang telah ditentukan oleh sekolah dengan badge dan lokasi

d. Memakai kaos singlet, sepatu hitam, kaos kaki dan ikat

pinggang
38

Putri Muslim

a. Rok abu-abu panjang dengan jenis kain dan potongan

yang sudah ditentukan oleh sekolah

b. Baju lengan panjang dan baju warna putih dengan

jenis kain dan potongan yang sudah ditentukan pola sekolah dengan

badge OSIS dan lokasi sekolah dan kerudung warna putih polos

c. Rok panjang dan baju lengan panjang seragam krem

dengan jenis kain dan potongan yang telah ditentukan oleh sekolah

dengan badge dan lokasi seragam khusus dan kerudung warna krem polos

d. Memakai kaos singlet, sepatu hitam, kaos kaki panjang

dan ikat pinggang

Pemakaian baju harus dimasukkan ke dalam rok

D. Program Pengajaran

Program Pengajaran SMU N I Pleret terdiri dari program pengajaran

umum dan program pengajaran khusus. Program pengajaran umum

diselenggarakan di kelas I dan II, sedangkan program pengajaran khusus

diselenggarakan di kelas III.

1. Program Pengajaran Umum

Program pengajaran umum merupakan program pengajaran yang wajib

diikuti oleh semua kelas I dan II. Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan

kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan

timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya serta
39

meningkatkan pengetahuan. Kemampuan dan minat siswa sebagai dasar untuk

memilih program pengajaran khusus yang sesuai di kelas III.


40

TABEL V A
SUSUNAN PROGRAM PENGAJARAN
SMU I PLERET KELAS I & II48

No. Mata Pelajaran Kelas I Kelas II Jam Kelas


1. PPKN 2 2 4
2. PAI 3 3 6
3. Bhs Indonesia 5 5 10
4. Sejarah 2 2 4
5. Bhs. Inggris 5 5 10
6. Penjaskes 2 2 4
7. Matematika 6 6 12
8. Fisika 5 5 10
9. Biologi 4 4 8
10. Kimia 4 4 8
11. Ekonomi 3 3 6
12. Sosiologi - 2 2
13. Geografi 2 2 4
14. Pendidikan Seni 2 - 2
Total 45 45 90

2. Program Pengajaran Khusus

Program pengajaran khusus diselenggarakan di kelas III dipilih oleh

siswa sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Program ini dimaksudkan untuk

mempersiapkan siswa melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi

dalam bidang pendidikan akademik maupun profesional dan mempersiapkan

siswa secara langsung atau tidak langsung untuk bekerja di masyarakat. Program

khusus terdiri dari ilmu pengetahuan alam dan program ilmu pengetahuan sosial.

48
Op. Cit., Drs. Edison A. Jamli
41

TABEL V B
STRUKTUR PROGRAM PENGAJARAN DI KELAS III
SMU N I PLERET49

Program Umum

No. Mata Pelajaran Jumlah jam


1 PPKN 2
2. PAI 3
3. Bhs. Indonesia 3
4. Sejarah 2
5. Bhs. Inggris 5
6. Penjaskes 2
Total 17
Program Khusus

1. Program IPA

No. Mata Pelajaran Jumlah jam


1. Fisika 7
2. Biologi 7
3. Kimia 6
4. Matematika 8
Total 28

2. Program IPS

No. Mata Pelajaran Jumlah jam


1. Ekonomi 8
2. Antropologi 6
3. Tata Negara 6
4. Sosiologi 6
Total 26

Keterangan : Khusus untuk kelas III tidak mengikuti upacara bendera hari

Senin. Hari Senin diadakan jam ke 0. Tujuan dari diadakan

jam tersebut adalah untuk memberikan jam tambahan pada

mata pelajaran yang di EBTA kan.

49
Ibid
42

G. Metode yang Digunakan Untuk Menunjang Pelaksanan Program

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMU N 1 Pleret

Ketika mengadakan pengajian metode-metode berikut diterapkan dengan

baik yakni : metode Halaqah/lingkaran, metode Hafalan, metode Ceramah Plus,

metode Pemahaman, dengan demikian diharapkan ajaran agama yang telah

disampaikan dapat dijadikan tauladan di kehidupan sehari-harinya.

H. Sarana dan Fasilitas

Sarana dan fasilitas yang dimaksud adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan kegiataan belajar mengajar. Adanya sarana dan fasilitas

pendidikan sangat membantu jalannya proses belajar mengajar yang baik,

terlebih pada zaman sekarang ini bahwa kemajuan IPTEK sangat pesat.

Lembaga pendidikan tidak hanya dituntut mengadakan proses belajar

mengajar seadanya, namun perlu adanya fasilitas serta sarana dan prasarana yang

mendukung untuk tercapainya tujuan pendidikan.

SMU N I Pleret telah berupaya mengusahakan sarana dan fasilitas

pendidikan yang memadahi, agar tercipta lingkungan yang kondusif serta

terwujud interaksi dan komunikasi antar berbagai arah, yakni dari pendidik-anak

didik, pendidik-pendidik, bahkan dari anak didik ke anak didik lainnya.

TABEL VI A50
DAFTAR RUANG DAN SARANA PENDIDIKAN

No. Nama Keterangan


1. R. Kelas 15 (2.700 m2)
2. Laboratorium Bio 1 (108 m2)
3. Laboratorium Fisika 1 (108 m2)
4. Laboratorium Komputer 1 (112 m2)

50
Op. Cit., Hanu Hudodo
43

5. Perpustakaan 1 (112 m2)


6. R. Serba Guna 1 (100 m2)
7. R. Kerja Komputer 1 (12 m2)
8. UKS 1 (12 m2)
9. Koperasi Siswa 1 (12 m2)
10. R. BK 1 (42 m2)
11. R. Kepala Sekolah 1 (24 m2)
12. R. Guru 1 (120 m2)
13. R. TU 1 (60 m2)
14. R. OSIS 1 (12 m2)
15. WC Siswa 6 pa, 6 pi (48 m2)
16. WC Guru/Pegawai 1 Kep Sek, 1 guru pa, 1 guru pi (20 m2)
17. Gudang 1 (20 m2)
18. Lapangan basket&tenis 2 (1.200 m2)
19. Tempat Parkir motor siswa 1 (360 m2)
20. Tempat Parkir motor guru 1 (150 m2)

TABEL VI B51
FASILITAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

No. Nama Keterangan


1. Masjid 1 (120 m2)
2. Mimbar 1
3. Karpet 5 lembar (@ 1x7 m)
4. Sajadah 3
5. Al-Qur’an 90
6. Kipas Angin 4
7. Kran tempat Wudlu Putra 8
8. Kran tempat Wudlu Putri 8
9. Rukuh 30
10. Sandal 3 dozen
11. Jadwal Waktu Sholat 1
12. Kaligrafi tiap sudut ruang sekolah
13. Gambar Tata Cara tayamum 1
14. Gambar Praktik Sholat 1
15. Gambar Asmaul husna 1
16. Sound 1 rakit lengkap
17. Pompa air khusus untuk wudlu 1
18. Buku Iqra’ 200 eks
19. Buku Keagamaan 414 eks di Perpustakaan
20. Tikar panjang 15
21. Perpustakaan IMTAK 1 (berisi 250 eks)

51
Dokumentasi dan Wawancara dengan Bapak Arief Budiman, T.U. Bagian Pemb.
Pimpinan, 2 Oktober 2003
44

22. VCD player 1


23. TV 1
24. OHP untuk membantu ceramah 1
pengajian
25. Kaset Murattal Al-Qur’an 30 Juz 30
26. CD tentang manasik haji 1
27. Perangkat alat peraga 1 perangkat
memandikan jenazah
28. Transparasi untuk membantu 1 rim
ceramah pengajian

Berdasarkan tabel VI B maka dapat dilihat bahwa fasilitas keagamaan

sudah lebih dari cukup. Dengan demikian maka berdasarkan dokumentasi

maupun wawancara yang penulis lakukan tentang sarana dan fasilitas tersebut

sangat mendukung pelaksanaan program kegiatan keagamaan dalam peningkatan

Pendidikan Agama Islam.


45

BAB III

PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SMU N 1 PLERET

Hakekat Program Imtak di SMU N 1 Pleret

Pada hakekatnya Program Imtak adalah sederetan rencana-rencana


yang disusun oleh SMU N 1 Pleret. Rencana-rencana tersebut merupakan
langkah-langkah yang ingin dilaksanakan oleh SMU N 1 Pleret. Rencana
yang dibuat oleh SMU N 1 Pleret antara lain :
1. Pengajian Umum
a. Pengajian Guru/Karyawan

Pengajian tersebut selalu dilaksanakan setiap 2 bulan sekali.

Bertempat di rumah guru/karyawan dan sebagai penanggung jawabnya oleh

Pengurus Paguyuban Kadang Muslim “Ulul-Albaab” SMU N 1 Pleret. Isi

kegiatan antara lain : pembacaan Kalam Ilahi doa pasholatan/atau doa

sehari-hari dalam bahasa Arab dan latin Indonesia beserta maknanya, yang

berbentuk selebaran sehingga dapat dibawa pulang untuk dibaca dan

diamalkan. Inti Acara yakni ceramah. Kemudian diakhiri dengan sholat

berjama’ah tepat pukul 12.00 WIB. Sebagai subsidi dana berasal dari hasil

iuran guru/karyawan secara rutin tiap bulan.

b. Pengajian Orangtua Siswa/Pengajian Konsultasi

Saat penerimaan rapor/laporan mid semester diadakan pengajian.

Adapun materi yang diberikan adalah kandungan ajaran Islam yang secara

bijaksana dan dipilih yang bernilai lebih umum (karena hadirnya heterogen,
46

ada yang non-muslim). Pembicara oleh Kepala Sekolah, dan atau guru lain

yang ditunjuk. Dalam pengajian dan konsultasi ini diedarkan kotak infaq

untuk membantu pembangunan masjid sekolah.

c. Pengajian Siswa per-Kelas

Pelaksanaannya minimal 1x per kelas per semester, dilaksanakan di

rumah siswa. Dalam pengajian ini siswa didampingi oleh walikelas dan

guru yang sudah terjadwal. Pembicara dapat berasal dari lingkungan tempat

tinggal siswa atau dari sekolah. Adapun dana berasal dari siswa secara

mufakat, dan tidak memberatkan.

d. Pengajian Keluarga Besar SMU 1 Pleret dalam rangka peringatan Hari

Besar Islam

Pada saat Hari Besar Islam di SMU N 1 Pleret sering diadakan

pengajian besar-besaran. Penanggung Jawab oleh OSIS serta Pembina

OSIS / Guru Agama. Momentum ini dapat diiringi atau dilanjutkan dengan

kegiatan lain misalnya : bakti sosial penyerahan bantuan kepada

masyarakat jamaah umat Islam yang kurang mampu, pengumuman lomba

kebersihan kelas, lomba busana muslim/seragam sekolah, lomba kaligrafi,

lomba pidato, seni baca Al-Qur’an, dll.

e. Pengajian singkat/kultum diawal rapat Guru/Tim Panitia tertentu

Pembicara dari guru atau dari kepala sekolah. Materinya

mengingatkan dan mengajak agar dalam menjalankan tugas diniatkan

ikhlas.
47

f. Ceramah terintegrasi dalam Upacara setiap hari Senin

g. Ceramah teritegrasi dalam memberi pelajaran. Setiap guru diinstruksikan

dapat mengintegrasikan ajaran iman dan takwa kedalam materi pelajaran.

h. Ceramah dalam rangka kegiatan penataran pengurus OSIS, kemah

kepramukaan dan dalam kegiatan eksta lainnya.

i. Ceramah dalam Pelatihan selama kegiatan Ramadhan.

j. Pengaktivan kegiatan bulan Ramadhan:

1. Jama’ah salat Ashar

2. Ta’lim dan tadarus menjelang buka puasa

3. Buka puasa bersama

4. Tadarus / Sema’an Al-Qur’an di kelas-kelas

5. Salat tarowih berjama’ah

6. Dialog interaktif dengan guru, staff sekolah dan Kepala Sekolah

7. Khusus ROHIS mengadakan kegiatan khusus dengan jadwal khusus yang

diketahui oleh Pembina OSIS dan Guru Agama/Kepala Sekolah

k. Peringatan Nuzulul-Qur’an

Dalam memperingati hari tersebut, kecuali ada peringatan dalam

bentuk ceramah, juga diikuti bakti sosial berupa penyampaian bingkisan

yang berupa bahan makan sekedarnya, baju layak pakai, dan mushaf Al-

Qur’an, dsb. Kegiatan ini merupakan salah satu realisasi dari program

OSIS.

l. Ceramah Pengajian dalan acara bakti sosial


48

Acara ini dilaksanakan di dusun Pada kegiatan ini dibentuk

kepanitiaan yang berasal dari OSIS dan didampingi oleh guru pembimbing.

Baik OSIS maupun pendamping bersama dengan umat Islam setempat

bersama-sama sholat Isya’, tarawih bersama dan dilanjutkan dengan

ceramah pengajian. Setelah kegiatan selesai diserahkan bingkisan/bantuan

berupa sekedar bahan makan, pakaian, dsb.

m. Ceramah pengajian dalam acara Pelepasan Siswa Kelas III

2. Program kegiatan lain yang mendukung :

Pengumpulan Dana untuk Takziyah dan Pelaksanaan salat janazah

Syawalan oleh Guru-Karyawan dan Siswa

Lomba Keagamaan (Seni Baca Al-Qur’an, Adzan, Ceramah, Dakwah dan

CCA) pada hari Ulang Tahun Sekolah / HBI

Training Khotbah/Ceramah Agama, merupakan salah satu realisasi program

ROHIS

Ekstrakurikuler Seni Islami (Qiro’ah, Hadroh, Nasyid dan Tarian Islami)

Sosialisasi Busana Muslim pada awal penerimaan siswa baru yang dilakukan

oleh OSIS dan ROHIS

Penciptaan Situasi yang Kondusif, hal ini direalisasikan banyaknya Kaligrafi

Motto-Semboyan yang Islami di dinding kelas, ruangan-ruangan yang

strategis serta lingkungan sekolah

Iuran Rutin Guru untuk membantu siswa yang tidak mampu, bagi siswa yang

berprestasi, siswa yang meraih juara di akhir tahun ajaran dan siswa yang

naik kelas dengan predikat yang memuaskan.


49

Gerakan Jum’at Bersih dan Infak Jum;at seluruh kelas

Pembinaan Siswa yang terlambat masuk kelas pada pagi hari dengan salat

dhuha dan nasehat serta pendekatan agama

Pendataan awal Siswa Baru tentang kemampuan dan aktifitas keagamaan siswa

di rumah/masyarakat dengan wawancara khusus oleh Guru Agama, Anggota

OSIS dan ROHIS.

Wawancara Khusus Pemantapan Siswa Baru oleh OSIS khususnya ROHIS

tentang Tata Tertib Sekolah Imtak

Kajian sesudah salat dhuha 5 menit oleh guru/siswa yang ditunjuk

Menjaga tali silahturrahim antara guru-siswa baik di dalam maupun di luar

sekolah

Ibadah Qurban

Melibatkan seluruh warga sekolah dalam penggalian dana pembangunan

masjid sekolah

Doa bersama dan salat hajat bersama memohon keselamatan dan keberhasilan

program sekolah.

Pemberlakuan sistem pulsa (point-point Pelanggaran tatib oleh siswa yakni

yang berhubungan dengan hak jatah bersekolah di SMU N 1 Pleret) dengan

melibatkan orangtua, untuk mendidik disiplin siswa.

Kesanggupan dalam mematuhi tatib diberikan pada awal penerimaan siswa

dengan diketahui oleh orang tua beserta point-point pelanggaranannya

dilengkapi materai. Apabila point pelanggaran siswa mencapai 100 point

maka siswa dikembalikan oleh orang tua.


50

Siswa diperketat untuk tidak mudah keluar pekarangan sekolah pada saat jam

sekolah. Oleh sebab itu pintu gerbang dijaga petugas tata tertib

Sebelum masuk pintu gerbang setiap pagi terdapat guru yang bertugas dalam

tata tertib

Secara insindental diadakan razia

Tidak diperkenankan untuk mengajukan jam pelajaran jika guru tidak hadir.

Analisis Hasil Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Program kegiatan keagamaan yaitu rencana-rencana yang berkenaan

dengan aktivitas yang berkaitan dengan hal-hal yang tercakup dalam agama Islam

yang bersifat diluar jam pelajaran Pendidikan Agama Islam. Walaupun demikian

erat kaitannya dengan kegiatan intrakurikuler yaitu yang bersifat meningkatkan

aspek-aspek yang ada dalam Pendidikan Agama Islam selain ranah kognitif juga

afektif serta psikomotorik.

Pada dasarnya pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

dalam kelas di SMU N 1 Pleret dibina oleh tiga orang guru yaitu Drs. Marhadi,

Sallimuddin S.Ag dan Siti Mahsunah BA, yang telah memiliki kompetensi

professional.

Dari angket dapat diketahui yakni :

1. Motivasi Siswa

Dalam melaksanakan tugasnya para guru Pendidikan Agama Islam

memberikan berbagai upaya untuk peningkatan proses belajar mengajar Agama

Islam di kelas dari berbagai aspek. Oleh sebab itu siswa menjadi termotivasi
51

dalam mengikuti pelajaran Agama Islam. Secara umum yakni sebanyak 60 %

motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas

yaitu untuk mengetahui ajaran-ajaran yang terkandung dalam agama Islam.

Maka dapat diharapkan bahwa mereka mempunyai motivasi yang kuat untuk

mau mempelajari ajaran Islam walaupun masih sedikit yakni 29 % siswa yang

berkeinginan untuk mengamalkannya sehari-hari.

TABEL VII A
ALASAN SISWA MENGIKUTI PAI DI KELAS

No. Alternatif Jawaban Frekuensi %


Item
1. Apa alasan anda mengikuti pelajaran PAI ?
A. Ingin untuk bisa mengamalkannya 29 29%
B.Untuk mengetahui ajaran-ajaran yang 61 61%
terkandung didalam ajaran Islam
C.Karena PAI adalah pelajaran yang wajib diikuti 10 10%
Jumlah 100 100%
TABEL VII B
PERASAAN SISWA DAN ALASANNYA DALAM MENGIKUTI PAI

No. Alternatif Jawaban Frekuensi %


Item
2. Bagaimana perasaan anda ketika mengikuti
pelajaran PAI ?
A. Senang 72 72%
B. Biasa saja 28 28%
C. Kurang senang - -
Jumlah 100 100%
Alasan siswa memilih 2A
3. A. Karena sikap dan pribadi gurunya yang 2 2%
simpatik
B. Karena metode yang digunakan 16 16%
gurunya bagus, sehingga pelajaran PAI
mudah dimengerti 52 52%
C. Karena materinya penting dan menarik
Jumlah 70 100%
Alasan siswa memilih 2B atau 2C

4. A. Karena gurunya tidak menarik 28 28%


52

dan metodenya susah dipahami


B. Karena materinya tidak penting dan menarik 2 2%
C. Karena kedua-duanya - -
Jumlah 30 100%

Berdasar tabel tersebut di atas dapat diteliti adanya suatu keselarasan

antara motivasi siswa dengan perasaan siswa dalam mengikuti Pendidikan

Agama Islam. Sebanyak 72 % siswa merasa senang dengan alasan bahwa

materi Pendidikan Agama Islam penting dan menarik hal ini ditunjukkan

dengan prosentase sebanyak 52 %. Selain itu siswa beralasan karena metode

yang dipakai guru mudah dipahami dan dimengerti sebanyak 16 %, maka

berarti bahwa guru dalam menyampaikan materi menggunakan metode yang

tepat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mereka merasa senang

mengikuti Pendidikan Agama Islam karena tertarik dengan ajaran-ajaran yang

terkandung dalam Agama Islam serta menganggap bahwa Pendidikan Agama

Islam merupakan hal penting menyangkut kehidupan duniawi dan ukhrowi.

Kemudian untuk 28% siswa yang merasa biasa saja dalam mengikuti

Pendidikan Agama Islam dengan alasan karena guru tidak menarik serta

metodenya susah dipahami yakni sebanyak 28% dan 2% untuk siswa yang

menganggap materi tidak penting. Maka hal ini adalah tugas guru untuk

mengemas materi agar siswa dapat menikmati Pendidikan Agama Islam selama

proses pelajaran berlangsung. Oleh sebab itu guru harus dapat menyampaikan

materi Pendidikan Agama Islam dengan variasi metode atau dengan

mempraktekkan secara langsung materi ibadah sehingga siswa merasa tidak

bosan. Sehingga mereka akan tertarik untuk mengikuti Pendidikan Agama

Islam dan lebih paham dengan materi yang dipraktekkan.


53

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam di kelas yang membuat siswa merasa senang karena adanya

faktor intern dalam diri siswa yang berupa ketertarikan terhadap materi

Pendidikan Agama Islam.

2. Usaha dalam Meningkatan Aspek-Aspek PAI

Menurut Bloom dan kawan-kawan menyebutkan bahwa ranah

pendidikan yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik yang menjadi acuan dalam

peningkatan Pendidikan Agama Islam. Dalam hal ini guru Pendidikan Agama

Islam harus mengetahui keberadaan ketiga aspek tersebut pada diri

siswa/peserta didiknya. Oleh sebab itu berbagai tanggapan siswa tentang

keberadaan ketiga aspek tersebut dapat diketahui dari angket siswa yang

tercantum dalam tabel berikut :

TABEL VIII
TANGGAPAN SISWA TENTANG ASPEK-ASPEK BELAJAR PAI DI KELAS
No. Alternatif Jawaban Frekuensi %
Item
5. Apakah materi PAI yang diberikan oleh guru
mudah dimengerti dan dipahami ?
A. Mudah dimengerti dan dipahami 60 60%
B. Kurang bisa dimengerti dan dipahami 40 40%
C. Sulit dimengerti dan dipahami - -
Jumlah 100 100%
6. Setelah belajar tentang akhlak apakah anda ingin
melakukannya dalam kehidupan sehari-hari ?
A. Saya sadar untuk melakukannya 30 30%
B.Saya mempunyai keinginan tetapi sulit 70 70%
melaksanakannya
C. Saya ingin melakukan apabila ada imbalannya - -
Jumlah 100 100%
7. Berapa kali materi ibadah praktis oleh guru
dipraktikkan dalam pelajaran efektif ?
A. 1 kali 38 38%
54

B. 2 kali atau lebih 25 25%


C. Tidak sama sekali 37 37%
Jumlah 100 100%

Aspek kognitif dalam PAI yaitu terdiri atas pengetahuan konsep-konsep

dan prinsip-prinsip berupa materi yang ada di dalam ajaran Agama Islam. Dari

item nomer lima menunjukkan pendapat siswa tentang penyampaian materi di

kelas yang mudah diterima yaitu sebanyak 60 %. Dengan demikian

menunjukkan adanya indikasi bahwa guru Pendidikan Agama Islam di SMU N

1 Pleret telah cukup berhasil dalam penyampaian materi. Hal ini juga

dikarenakan terdapat motivasi siswa yang kuat untuk mau mempelajari

Pendidikan Agama Islam dengan benar.

Untuk item nomer enam yaitu tentang pengaruh pembelajaran yang

bersifat afektif di kelas ternyata 70 % siswa mempunyai keinginan yang kuat

namun belum bisa untuk mengamalkan ajaran Islam dengan benar. Oleh sebab

itu pembinaan afektif siswa ini harus dikembangkan sebab akan memberikan

pengaruh yang kuat, sehingga dapat digunakan sebagai pijakan hidup dimasa

yang akan datang. Pembinaan afektif siswa sesuai dengan ajaran Islam harus

diupayakan oleh seluruh warga sekolah juga kerjasama dengan orang tua

mereka.

Aspek pembinaan Pendidikan Agama Islam yang terakhir yaitu aspek

psikomotorik yaitu pembinaan kemampuan yang bukan hanya mengacu pada

keterampilan motorik atau gerakan semata, akan tetapi perlu adanya

keterampilan secara psikis yang terpadu. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa

penerapan aspek psikomotorik Pendidikan Agama Islam yang berupa ibadah


55

kurang sekali diberikan di dalam kelas. Oleh sebab itu merupakan tugas guru

Pendidikan Agama Islam untuk lebih mau mempraktikkan materi pelajaran

terutama ibadah praktis di dalam kelas. Dari praktik ibadah praktis tersebut

diharapkan siswa akan lebih termotivasi dalam memahami dan mengamalkan

ajaran Islam di kehidupan sehari-hari.

3. Faktor yang Melatarbelakangi Program Kegiatan Keagamaan dalam

Peningkatan Pembelajaran PAI

Dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam secara intrakurikuler

banyak sekali hal-hal yang menjadi persoalan sehingga akan menghambat

tujuan-tujuan pendidikan. Untuk fungsi penghambat akan dibahas pada point

berikutnya.

TABEL IX
LATAR BELAKANG DIADAKANNYA PROGRAM KEGIATAN
KEAGAMAAN
No. Alternatif Jawaban Frekuensi %
Item
8. Apakah materi PAI yang diberikan di sekolah
sudah memenuhi keinginan anda dalam
mengetahui agama ?
A. Sudah memenuhi 10 10%
B. Cukup memenuhi 68 68%
C. Kurang memenuhi 22 22%
Jumlah 100 100%
9. Selain di sekolah dimanakah anda memperoleh
materi PAI ?
A. Di rumah dan lingkungan sekitar 16 16%
B. Di tempat ibadah 14 14%
C. Kedua-duanya 70 70%

Jumlah 100 100%


10. Bagaimana pendapat anda tentang kegiatan
keagamaan yang diadakan di sekolah ?
A. Perlu sekali untuk menambah wawasan 97 97%
pengetahuan
B. Perlu untuk sekedar menghilangkan kejenuhan 1 1%
56

di kelas
C. Tidak perlu karena sudah cukup dengan yang 2 2%
disampaikan di kelas
Jumlah 100 100%
11. Menurut anda apakah diperlukan adanya kegiatan
di luar jam PAI untuk mengembangkan PAI di
kelas ?
A. Sangat perlu 11 11%
B. Perlu 83 83%
C. Tidak perlu 6 6%
Jumlah 100 100%

Dari item nomer delapan-sepuluh dapat diteliti bahwa siswa

mendapatkan Pendidikan Agama Islam di sekolah sudah cukup, namun selain

di sekolah mereka juga mendapat Pendidikan Agama Islam di rumah,

lingkungan sekitar, dan tempat ibadah. Hal ini merupakan indikator pendukung

dalam peningkatan keagamaan siswa serta menunjukkan kemauan yang besar

dari siswa.

Kemudian berdasarkan tanggapan siswa tentang diadakannya program

kegiatan di luar kelas, siswa berpendapat sangat perlu. Maka bertolok ukur dari

item tersebut digalakkanlah kegiatan diluar jam Pendidikan Agama Islam di

kelas.

4. Tanggapan Siswa terhadap Pelaksanaan Program Kegiatan Keagamaan

Pada dasarnya program kegiatan keagamaan ini adalah untuk

meningkatkan Pendidikan Agama Islam pada siswa. Oleh sebab itu diperlukan

kesadaran pada diri khususnya dengan dukungan dari berbagai pihak pada

umumnya. Dalam meningkatkan partisipasi pada kegiatan keagamaan di SMU

N 1 Pleret yang pertama adalah mengenai motivasi siswa dalam meningkatkan


57

Pendidikan Agama Islam yang selama ini dilaksanakan seperti yang tertera

dalam tabel berikut ini :

TABEL X
MOTIVASI SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN KEAGAMAAN

No. Alternatif Jawaban Frekuensi %


Item
12. A. Kesadaran sendiri untuk memperdalam agama 90 90%
Islam 8 8%
B. Untuk menambah nilai pelajaran agama
C. Karena ikut-ikutan teman 2 2%

Jumlah 100 100%

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahawa motivasi siswa mengikuti

kegiatan keagamaan 90 % atas dasar kesadaran sendiri untuk memperdalam

agama Islam. Dengan demikian motivasi dapat mempengaruhi keterlibatan

siswa dalam mengikuti kegiatan keagamaan yang dilaksanakan seperti yang

tertera pada tabel di bawah ini.

TABEL XI
KEAKTIFAN DALAM SISWA MENGIKUTI KEGIATAN KEAGAMAAN
No. Alternatif Jawaban Frekuensi %
Item
13. A. Sering 31 31%
B. Kadang-kadang 67 67%
C. Tidak pernah 2 2%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diteliti bahwa siswa SMU N 1 Pleret

belum terlibat secara aktif, sebab yang terlibat secara aktif sebanyak 31 %,

yang bersifat kadang-kadang 67 % dan yang tidak pernah sama sekali hanya 2

% yang disebabkan oleh beberapa hal misalnya : adanya jadwal kegiatan yang

berbenturan dengan kegiatan ekstrakurikuler lain dan belum adanya kesadaran


58

dari dalam diri siswa tentang pentingnya mengikuti kegiatan keagamaan

tersebut selain di kelas.

TABEL XII
KETERLIBATAN WARGA SEKOLAH DALAM MENGIKUTI KEGIATAN
KEAGAMAAN
No. Alternatif Jawaban Frekuensi %
Item
14. A.Sudah 39 39%
B.Belum seluruhnya 60 60%
C.Tidak sama sekali
1 1%
Jumlah 100 100%
15. A. Seluruh guru ikut terlibat 15 15%
B. Sebahagian saja guru yang 74 74%
beragama Islam ikut terlibat
C. Hanya guru PAI saja yang terlibat 11 11%
Jumlah 100 100%

Dari hal keterlibatan siswa secara keseluruhan dalam pelaksanaan

kegiatan keagamaan seperti yang tertera pada item nomer 14 yaitu 60 %

menjawab belum seluruhnya dan 39 % siswa aktif secara keseluruhan. Dengan

demikian maka keterlibatan siswa secara keseluruhan belum mencapai secara

maksimal.

Untuk item nomer 15 yaitu tentang keterlibatan guru dalam pelaksanaan

kegiatan keagamaan sebanyak 74 % sebahagian guru yang beragama Islam

terlibat, 11 % hanya guru agama saja yang terlibat. Maka dapat disimpulkan

bahwa seluruh guru yang beragama Islam terlibat dan terkadang guru yang non

Islampun ikut membantu.

5. Hasil yang Dicapai dari Pelaksanaan Program Kegiatan Keagamaan

dalam Peningkatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMU N 1

Pleret
59

Dalam rangka meningkatkan Pendidikan Agama Islam di SMU N 1

Pleret, telah merealisasikan berbagai program kegiatan keagamaan baik itu

yang bersifat ekstrakurikuler ataupun program yang khusus dari sekolah.

Kontribusi adanya program kegiatan keagamaan dalam peningkatan

aspek-aspek dalam Pendidikan Agama Islam baik itu aspek kognitif, afektif

maupun psikomotorik dapat diteliti tabel berikut :

TABEL XIII
HASIL YANG DICAPAI DARI ASPEK KOGNITIF

No. Alternatif Jawaban Frekuensi %


Item
16. Apakah anda mengetahui arti
A. Segala Puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam 6 6%
B. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang 3 3%
C. Tunjukkanlah jalan yang lurus 91 91%

Jumlah 100 100%


17. Bagaimana pendapat anda tentang kewajiban
menutup aurot bagi remaja yang sudah baligh ?
A. Wajib memakai karena sesuai 96 96%
dengan syariat Islam
B. Wajib memakai selagi ikut pengajian 4 4%
C. Tidak usah memakai - -
Jumlah 100 100%
Pengetahuan siswa tentang pergaulan yang tidak
ada dalam syariat
18. Saudara mengetahui dengan perayaan Valentine
Day ?
A. Tahu 26 26%
B. Kurang begitu tahu 53 53%
C. Tidak tahu secara pasti 21 21%
Jumlah 100 100%
19. Apakah bentuk perayaan dari Valentine Day dapat
mempererat tali silaturrahim ?
A. Dapat 40 40%
B. Kurang dapat 27 27%
C. Tidak dapat secara tepat 33 33%
Jumlah 100 100%
60

Aspek kognitif tentang pengetahuan siswa yang berupa materi ibadah

maupun materi-materi yang ada dalam syariat Islam sudah baik. Hal ini dapat

diteliti dari penyebaran angket yang penulis lakukan menunjukkan bahwa

pengetahuan siswa tentang arti dalam Q.S. Al-Fatihah 91

% mengetahui artinya secara benar. Kemudian dari item nomer 17 yakni

tentang kewajiban menutup aurat, sebanyak 94 % siswa menjawab bahwa

wajib memakainya karena sesuai dengan syariat Islam.

Mengenai pengetahuan siswa tentang pergaulan yang tidak sesuai

dengan syariat Islam seperti perayaan “Valentine Day” yaitu sebanyak 53 %

siswa kurang begitu tahu dan 21 % siswa yang tidak tahu secara pasti. Sedang

mengenai manfaat dari perayaan tersebut sebanyak 40 % siswa beranggapan

mendatangkan manfaat dan 33 % siswa menjawab tidak secara tepat, dari

selisih tipis tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan siswa tentang

pergaulan yang tidak sesuai dengan syariat Islam dirasa cukup.

TABEL XIV
HASIL YANG DICAPAI DARI ASPEK AFEKTIF

No. Alternatif Jawaban Frekuensi %


Item
20. Apa yang anda lakukan jika diajak teman dekat
untuk tawuran antar sekolah ?
A. Mengikutinya bila tidak dianggap tidak 2 2%
setia kawan
B. Berusaha mencegah dengan berbagai cara 41 41%
C. Tidak ikut-ikutan sama sekali 57 57%
Jumlah 100 100%
21. Sebagai seorang muslim apa yang saudari kerjakan
sebelum belajar ?
A. Kadang berdoa 29 29%
B. Kalau ingat berdoa 28 28%
C. Selalu dengan Basmalah 43 43%
Jumlah 100 100%
61

22. Apa anda sering mengucapkan salam di sekolah


atau di rumah ?
A. Sering 28 28%
B. Kadang-kadang 69 69%
C. Tidak pernah 3 3%
Jumlah 100 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sikap siswa terhadap

perkelahian antar pelajar sangat antipati sekali yaitu dengan menunjukkan

frekuensi nol. Kemudian dari kebiasaan siswa dalam berdoa. Hal ini menjadi

indikasi bahwa kebiasaan siswa dalam mengingat Allah sebelum melaksanakan

aktivitas belum menginternal sehingga perlu adanya peningkatan kesadaran

terhadap hal tersebut.

Kemudian dari item nomer 22 yang mengungkap tentang kebiasaan

siswa dalam mengucap salam . Hal tersebut cukup menunjukkan bahwa sikap

mengucapkan salam sudah cukup membudaya diantara mereka.

TABEL XV
HASIL YANG DICAPAI DARI ASPEK PSIKOMOTORIK

No. Alternatif Jawaban Frekuensi %


Item
23. Berapa kali salat jama’ah di sekolah pernah
diadakan ?
A. 1 kali 28 28%
B. 2 kali atau lebih 69 69%
C. Tidak mengetahuinya 3 3%
Jumlah 100 100%
24. Apakah anda tahu berapa rakaat dalam sehari kita
salat wajib ?
A. 20 rakaat 6 6%
B. 17 rakaat 94 94%
C. 5 rakaat - -
Jumlah 100 100%
25. Berapa kali anda melakukan salat sunah dalam
sehari ?
A. 2 kali 28 28%
B. Lebih dari 2 kali 12 12%
62

C. Tidak pernah 60 60%


Jumlah 100 100%
26. Sudahkah anda lancar dalam membaca Al-Qur’an
dan sesuai dengan tajwid ?
A. Sudah 10 10%
B. Cukup lancar 59 59%
C. Belum lancer 31 31%
Jumlah 100 100%
27. Apakah anda memperhatikan ketika diadakannya
khotbah atau ceramah ?
A. Ya 29 29%
B. kadang-kadang 71 71%
C. Tidak pernah - -
Jumlah 100 100%

Dalam aspek psikomotorik tentang pelaksanaan sholat fardu, sekolah

menyelenggarakan sholat berjamaah lebih dari 10 kali dalam seminggu. Hal ini

diharapkan siswa dapat ikut aktif dalam mengikuti sholat berjamaah tersebut.

Untuk pelaksanaan sholat sunnah, siswa belum dapat melaksanakannya

Data ini menunjukkan bahwa siswa belum memiliki kesadaran untuk

melakukannya. Kemungkinan besar mereka belum begitu mengetahui tata cara

dilakukan sholat sunnah tersebut.

Kemudian pada item nomer 26 yaitu menunjukkan keterampilan siswa

dalam membaca Al-Qur’an, sudah cukup lancar. Hal ini dapat dimengerti

karena adanya privat intensif yang dilakukan oleh guru diluar jam pelajaran.

Mengenai keaktifan mendengarkan khotbah atau ceramah, sebanyak

71% siswa terkadang mendengarkan. Hal ini menunjukkan bahwa kepedulian

siswa terhadap kegiatan ceramah yang diselenggarakan, kurang. Alasan siswa

dapat dipahami karena metode ceramah yang ditampilkan kemungkinan

monoton dan kurang aktraktif.


63

Faktor Pendukung Program

Antara lain:

a. Menurut letak geografis dapat diketahui bahwa SMU N 1 Pleret mempunyai

letak yang strategis. Hal ini dapat menguntungkan dan juga merugikan.

Menguntungkan karena dapat dengan mudah terjangkau oleh siswa,

merugikan karena banyak sekali nilai-nilai yang dapat mempengaruhi dan

diserap oleh siswa. Oleh sebab itu SMU N 1 Pleret dijadikan SMU N yang

bermodel Imtak, karena dengan Pendidikan Agama Islam diharapkan siswa

mempunyai modal untuk lebih dapat memfilter budaya yang masuk dalam

kehidupan sehari-harinya.

b.Banyak prestasi yang diukur oleh siswa lebih khususnya dalam mengikuti

lomba-lomba keagamaan.

c. Keadaan guru, karyawan dan siswa, yang 98 % beragama Islam, maka sangat

representatif untuk mendukung dilaksanakannya program.

d. Kurikulum dan materi yang diberikan oleh SMU N 1 Pleret sudah sangat

sesuai dengan program Imtak. Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

diberikan waktu sebanyak 3 jam dalam seminggu, sedangkan materi yang

dapat diperdalam lagi dengan pengadaan kegiatan ekstra diluar jam pelajaran.

Misalnya pengajian dengan materi muamalah praktis yang dapat

dilakukannya langsung dalam sehari-hari; materi akhlak untuk memberikan

bekal ketauladanan dalam bersikap; traning khotbah dan ceramah berbagai

bahasa sangat bermanfaat sebagai bekal siswa untuk terjun kemasyarakat.


64

e. Tata tertib yang dibuat untuk meningkatkan kedisiplinan disesuaikan dengan

ajaran Islam. Kemudian pelaksanaan tata tertib harus mendapatkan dukungan

dari berbagai pihak. Diantaranya kerjasama antara orang tua-siswa-guru.

f. Terbentuknya Pengurus Bidang Pembinaan IMTAK dari guru

g. Telah terjadwal dan terprogramnya segala kegiatan keagamaan

h. Pendanaan yang telah terkoordinir dengan baik

i. Tempat : Mushalla dan Masjid

j. Ustadz : Cukup dari Kepala Sekolah, Guru, Ustadz/Ulama dari masyarakat

sekitar dan siswa sendiri.

k. Perpustakaan khusus IMTAK, yang berisi :

1. Mushaf Al-Qur’an 30 Juz berjumlah 90 buah

2. Juz ‘Amma berjumlah 80 buah

3. Buku-buku keIslaman berjumlah kurang lebih 50 buah

4. Kamus Al-Munawwir berjumlah 3 buah

5. Indeks ayat Al-Qur’an “Fathur-Rahman” 1 buah

6. Sejarah Nabi Muhammad SAW karya Husein Haikal 1 buah

7. VCD player 1 buah

8. VCD tentang manasik haji dan runtuhnya teori Evolusi Darwin masing-

masing 1 buah

9. Kaset Murattal Al-Qur’an 30 juz

10. Transparansi dan OHP


65

D. Faktor Penghambat Program dan Usaha Mengatasinya

Faktor Penghambat antara lain :

1. Adanya kekurangaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan keagamaan yang

diadakan di sekolah.

2. Alokasi waktu kegiatan keagamaan yang diadakan secara rutin terkadang

berbenturan dengan kegiatan ekstrakurikuler lain.

3. Input yang minim dalam pengetahuan keagamaan dan keberagaman mereka.

4. Lingkungan sekitar kurang mendukung

5. Penyampaian materi dengan metode yang monoton dan tidak bervariatif

sehingga membuat siswa cepat bosan

6. Kurang dilakukannya demonstran secara langsung di kelas guna memperdalam

materi yang disampaikan.

7. OSIS-Rohis serta pembina keduanya kurang dapat interaktif berkomunikasi.

Sehingga dapat menghambat terlaksananya program.

Usaha mengatasinya adalah sebagai berikut :

a. Penggunaan metode yang bervariatif sehingga siswa tidak merasa cepat

bosan.

b. Penyesuaian materi dengan keinginan tahuan siswa dalam memperdalam

pengetahuan Agama Islam dengan tidak keluar dari kurikulum

c. Lebih banyak dilakukan pembinaan bagi siswa yang minim dalam

pengetahuan Agama Islam

d. Terjalin komunikasi yang bagus antara OSIS-Rohis dan pembina sehingga

tidak terjadi perbenturan jadwal program.


66

e. Dilaksanakan demonstrasi ibadah praktis baik wajib maupun sunnah di

kelas agar siswa mampu mencontoh secara langsung

f. Siswa dilibatkan secara langsung dalam perayaan hari-hari besar Agama

Islam

g. Terjalinnya kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan masyarakat

sekitar agar tercipta lingkungan yang kondusif.


67

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan hasil-hasil penelitian di SMU N 1 Pleret

tentang peningkatan program pembelajaran Pendidikan Agama Islam maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Langkah-langkah yang dilakukan oleh SMU N 1 Pleret untuk melaksanakan

SK KANDEPAG terangkum dalam program Pendidikan Agama Islam.

Program ini dititik beratkan pada pelaksanaan Pendidikan Agama Islam baik

intrakurikuler maupun ekstrakurikuler yang bersifat meningkatkan aspek

kognitif, afektif dan psikomotorik. Program tersebut berisi program ibadah

umum dan kegiatan-kegiatan pendukung lainnya. Diantaranya pengajian-

pengajian yang telah terjadwalkan, peringatan hari-hari besar agama Islam,

pengaktifan ceramah dan kajian-kajian ke-Islaman, training dai, serta selalu

berprestasi dalam mengikuti lomba-lomba keagamaan yang diadakan

diberbagai daerah. Sehingga program tersebut akan terlaksana dengan baik

dengan melibatkan keaktifan semua pihak, tak terkecuali adanya pengaturan

kurikulum yang tepat, keprofesionalan pendidik serta fasilitas yang

mendukung.

2. Dari hasil analisis angket dapat dipastikan bahwa SMU N 1 Pleret yang telah

ditunjuk oleh Depag untuk dijadikan sekolah bermodel Imtak lebih bagus

potensi keagamaannya dari pada yang dulu. Hal tersebut ditandai antara lain
68

dengan adanya penurunan jumlah kenakalan yang terjadi pada remaja.

Sehingga hal ini dapat dijadikan salah satu indikator dari keberhasilan

pencanangan program tersebut.

Saran-saran

Setelah menyelesaikan penelitian ini sekiranya penulis akan

menyampaikan beberapa saran anatara lain sebagai berikut :

1. Kepada Pengelola Sekolah

Program tersebut masih dalam taraf percobaan maka diharuskan adanya

kontrol evaluasi dari pihak yang berkompeten

2. Guru Pendidikan Agama Islam

Hendaknya Guru Pendidikan Agama Islam selalu menambah wacana

keilmuannya sebagai wahana untuk meningkatkan profesionalismenya

dalam penyampaian materi maupun pengemasannya.

Antar guru Pendidikan Agama Islam sebaiknya selalu mengadakan

koordinasi. Sehingga perkembangan kereligiusitasan siswa termonitor.

3. Guru Pendidikan non Pendidikan Agama Islam

Sebaiknya guru tersebut tetap memberikan dukungan terhadap program yakni

dengan mengintegrasian mata pelajaran yang diampunya dengan Pendidikan

Agama Islam.

Bagi siswa

Pelaksanaan program sebahagian besar yang terlibat adalah siswa, sehingga

siswapun perlu menumbuhkan kesadaran dirinya untuk mau berpartisipasi

aktif. Hal ini sebaiknya dilakukan agar memperoleh ajaran Islam yang luas
69

baik dalam dataran kognitif, afektif dan prikomotorik dikehidupannya sehari-

hari.

Kata Penutup

Alhamdulillahirrabbil’alamin, penulis panjatkan puji dan syukur

kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan segala keridlo-anNya sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan. Dengan bantuan dari berbagai pihak baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Segala daya upaya yang maksimal telah penulis tuangkan dalam

menyelesaikan skripsi yang berjudul Pelaksanaan Program Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam Pada Lembaga Umum yang Bermodel Imtak,

akan tetapi penulis menyadari sepenuhnya bahwa “Tiada gading yang tak retak

“, sehingga penulis sadar terhadap kejanggalan dan kekurangan yang masih

banyak dalam skripsi ini dikarenakan adanya keterbatasan wawasan dan

kemampuan yang penulis miliki.

Walaupun demikian penulis berharap skripsi ini nantinya dapat

bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi para guru ataupun calon

guru Pendidikan Agama Islam pada khususnya untuk terus meningkatkan ajaran

agama Islam di bumi ini dengan selalu mengharap keridloan-nya. Amiin ya

Rabbal’alamiin.
70

PELAKSANAAN PROGRAM PEMBELAJARAN


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA
LEMBAGA PENDIDIKAN UMUM YANG BERMODEL IMTAK
(Studi Kasus di SMU N 1 Pleret, Bantul)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah


Institut Agama islam Negeri Sunan Kalijaga
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam

OLEH :
Siti Imronah
NIM. 9941 4163

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2003
71

Dra. Hj. AFIYAH, AS., M.Si


DOSEN FAKULTAS TARBIYAH
IAIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA

NOTA DINAS
Lamp : 5 (lima) eksemplar Kepada Yang terhormat,
Hal : Skripsi Saudari Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah
Siti Imronah IAIN Sunan Kalijaga
di Yogyakarta

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Setelah membaca, meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya,
maka selaku pembimbing menyatakan bahwa skripsi saudari :
Nama : Siti Imronah
Nim : 9941 4163
Jur : PAI
Judul : PELAKSANAAN PROGRAM PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA LEMBAGA
PENDIDIKAN UMUM YANG BERMODEL IMTAK (Studi
Kasus di SMU N 1 Pleret, Bantul)
Telah dapat diajukan sebagai bagian dari syarat guna memperoleh gelar
sarjana Strata Satu Pendidikan Islam kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Semoga saudari tersebut dapat segera dipanggil dalam sidang munaqosyah
untuk mempertanggungjawabkan skripsinya.
Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi almameter, agama, nusa
dan bangsa. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 16 Desember 2003


Pembimbing

Dra. Hj. Afiyah AS, M.Si.


NIP. 150 197 295
72

You might also like