You are on page 1of 8

Profil penyakit periodontal penduduk di dua Kecamatan Kota Medan tahun 2004

(Nurmala Situmorang)

PROFIL PENYAKIT PERIODONTAL PENDUDUK


DI DUA KECAMATAN KOTA MEDAN TAHUN 2004
DIBANDINGKAN DENGAN KESEHATAN
MULUT TAHUN 2010 (WHO)

Nurmala Situmorang

Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat


Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara
Jl. Alumni No. 2 Kampus USU Medan 20155

Abstract

The objective of the study is to evaluate the profile of periodontal disease of the population as to asses
wethere the target of oral health by the year 2010 has been achieved. Three indicators of periodontal status
were used for this assesment: gingival bleeding, calculus and periodontal pockets. Periodontal pockets give
some indications of the extent of loss of attachment, the condition leads to the loss of the teeth if there is no
intervention. If the goal of oral health care is to maintain a natural dentition throughout life, the loss of all
teeth is the ultimate failure. A cross sectional study was conducted in two subdistrics in Medan
municipality in a stratified cluster sampling. Oral examination with the criteria as defined by WHO
(CPITN) were conducted at the residence of 360 respondents aged 15-65 years. The results of the study
showed that the prevalence of periodontal disease is 96.58% and 85.18% of the population need dental
scaling. Periodontal pockets (4-5mm) were found in 18.23% and deep dental pockets ( 6mm+) in 6.84% of
the population. Population aged 35-44 years have deep pocket in 0.13 sextant and aged 45-64 years have
deep pocket in 0.45 sextant. The study indicates that the target of oral health by the 2010 would be difficult
to be achieved if there is no serious intervention. The findings could be used as an input for health policy
makers in their effort to achieve health for all in the year 2010.

Key words: periodontal disease, oral health, CPITN, preventive dentistry.

71
Profil penyakit periodontal penduduk di dua kecamatan Kota Medan tahun 2004
(Nurmala Situmorang)

PENDAHULUAN dan disabilitas fisik seperti tidak bisa


menyikat gigi dengan baik.4-6
Target pencapaian kesehatan Penelitian ini bertujuan untuk
mulut tahun 2010 (WHO) penduduk mengetahui profil penyakit periodontal
pada umur 35-44 tahun dengan poket di masyarakat sehingga dapat
dalam adalah ≤ 0,1 sekstan dan umur dibandingkan dengan target gigi dan
65-74 tahun ≤ 0,5 sekstan.1 mulut sehat tahun 2010 (WHO). Hasil
Penyakit periodontal merupakan penelitian ini diharapkan menjadi
salah satu penyakit yang sangat meluas masukan bagi perencana program
dalam kehidupan manusia, sehingga ke- kesehatan gigi khususnya program
banyakan masyarakat menerima keadaan penyuluhan kesehatan gigi dalam usaha
ini sebagai sesuatu yang tidak terhindari. mencapai gigi dan mulut sehat di tahun
Namun studi etiologi, pencegahan dan 2010.
perawatan penyakit periodontal menun-
jukkan bahwa penyakit ini dapat BAHAN DAN CARA KERJA
dicegah. Penyakit yang paling sering
mengenai jaringan periodontal adalah Desain penelitian adalah pene-
gingivitis dan periodontitis. Gingivitis litian analitik dengan teknik potong
adalah peradangan pada gusi yang lintang. Populasi penelitian adalah
disebabkan bakteri dengan tanda-tanda penduduk umur 15-65 tahun di
klinis perubahan warna lebih merah dari Kecamatan Kota Medan. Kelompok ini
normal, gusi bengkak dan berdarah pada dianggap penting karena merupakan
tekanan ringan. Penderita biasanya tidak kelompok usia produktif.
merasa sakit pada gusi. Gingivitis Besar sampel ditentukan dengan
bersifat reversible yaitu jaringan gusi rumus berdasarkan proporsi populasi
dapat kembali normal apabila dilakukan dengan degree of reliabiliy 0.10,
pembersihan plak dengan sikat gigi confidence level 95% dan prevalens
secara teratur. Periodontitis menunjuk- penyakit periodontal pada populasi
kan peradangan sudah sampai ke 60%.7,8 Dengan menggunakan rumus di
jaringan pendukung gigi yang lebih atas diperoleh besar sampel 100 orang.
dalam. Penyakit ini bersifat progresif Oleh karena metode sampling strati-
dan irreversible dan biasanya dijumpai fikasi-klaster tiga tingkat dimana harus
antara usia 30-40 tahun. Apabila tidak dipertimbangkan efek disain yaitu per-
dirawat dapat menyebabkan kehilangan bandingan varians sampel secara klaster
gigi. Apabila sampai terjadi kehilangan dengan sampel secara acak sederhana
gigi ini menunjukkan kegagalan dalam dimana efek disain yang disarankan
mempertahankan keberadaan gigi di Ariawan dan Frerich adalah 2, maka
rongga mulut sampai seumur hidup yang ditentukan besar sampel 360 orang.9
merupakan tujuan dari pemeliharaan Metode sampling dengan strati-
kesehatan gigi dan mulut.2,3 fikasi-klaster tiga tingkat. Satuan klaster
Berbagai gangguan kualitas adalah lingkungan yaitu bagian wilayah
hidup yang berhubungan dengan kese- administratif dari kelurahan. Strata diten-
hatan gigi dapat terjadi pada penderita tukan berdasarkan klasifikasi kecamatan
antara lain keterbatasan fungsi seperti di pusat kota dan pinggiran kota menurut
nafas bau, sulit mengunyah; rasa sakit kepadatan penduduk, persentasi rumah

71
dentika Dental Journal
Vol 9, No. 2, 2003: 71-77

tangga pertanian dan akses fasilitas HASIL PENELITIAN


umum.
Pengambilan sampel dilakukan Gambaran sosiodemografi
Analisis univariat dari sosio-
Sosiodemografi Frekuensi Persentase demografi di dua kecamatan Kota
(%)
Medan memberikan gambaran deskriptif
Jenis kelamin
Laki-laki 155 43,10
sosiodemografi responden di daerah
Perempuan 205 56,90 penelitian. Dari 360 responden apabila
dikelompokkan menurut lama pendi-
Kelompok umur dikan yaitu < 12 tahun dan ≥ 12 tahun
15-24 tahun 126 35,0
25-34 tahun 98 27,2
yaitu setara dengan tidak menyelesaikan
35-44 tahun 56 15,6 dan menyelesaikan tingkat sekolah
45-65 tahun 80 22,2 menengah umum (SMU), maka dapat
dilihat kebanyakan responden tidak
Lama pendidikan
< 12 tahun 273 75,8
menyelesaikan pendidikan sampai
≥ 12 tahun 87 24,2 tingkat SMU yaitu 75,8% (Tabel 1).

Median Tabel 1. Distribusi frekuensi menurut gambaran


pengeluaran per sosiodemografi responden di dua
orang per bulan: Kecamatan Kota Medan Tahun 2003
Rp. 357.221,-
Profil penyakit periodontal
dalam tiga tahap yaitu:
Tahap pertama, pengambilan Profil penyakit periodontal dapat
masing-masing satu kecamatan secara dilihat melalui gambaran prevalensi
acak di kecamatan-kecamatan di pusat penyakit periodontal, tingkatan kondisi
kota dan di pinggiran kota sehingga jaringan periodontal dan kebutuhan
diperoleh dua kecamatan yaitu Medan perawatan penyakit periodontal seperti
Baru dan Medan Selayang.10 Selanjut- diuraikan di bawah ini.
nya pada tahap ke dua pada tiap Prevalensi penyakit periodontal
kecamatan diambil secara acak lima pada seluruh kelompok umur cukup
kelurahan dan pada tiap kelurahan tinggi yaitu 96,58%. Keadaan ini
diambil secara acak satu lingkungan mengindikasikan buruknya kesehatan
sehingga diperoleh 10 lingkungan. gigi dan mulut.
Tahap ketiga pengambilan responden di
setiap lingkungan terpilih. Tabel 2. Prevalensi penyakit periodontal
Pengumpulan data dilakukan di menurut kelompok umur di dua
kediaman responden dengan mengguna- Kecamatan Kota Medan tahun 2003
kan kuesioner berisi karakteristik sosio- (n=360).
demografi dan pengukuran penyakit
periodontal dengan menggunakan
Community Periodontal Index Treatment
Need (CPITN) dari WHO.11 Pemerik-
saan jaringan periodontal menggunakan
periodontal probe sesuai rekomendasi
WHO. Analisis data dilakukan dengan
simple logistic regression.12

72
Profil penyakit periodontal penduduk di dua kecamatan Kota Medan tahun 2004
(Nurmala Situmorang)

Tingkatan kondisi jaringan Kelompok Jumlah Jumlah Prevalensi


periodontal dari 360 responden menun- umur penderita responden (%)
jukkan hanya 3,42% yang mempunyai (tahun)
jaringan periodontal sehat (skor ter-
tinggi = 0). Kebanyakan responden 15-24 123 126 97,62
sudah pada kondisi ada karang gigi (skor 25-34 92 98 93,88
= 2) sebesar 66,95%. Responden yang
mempunyai poket sedalam 4-5 mm (skor 35-44 53 56 94,64
tertinggi = 3) adalah 18,23%, dan
keadaan paling parah yaitu poket 6mm+ 45-65 71 71 100,00
dijumpai pada 6,84% dari responden. Total 339 351 360
Apabila dilihat jumlah sekstan yang
menderita penyakit periodontal terlihat periodontal tersebut adalah disebabkan
63,90% responden minimal separuh dari tidak adanya gigi indeks atau gigi yang
keseluruhan sekstan (3 sekstan) ada tinggal pada tiap sekstan kurang dari dua
karang gigi. Dijumpai 7,77% responden gigi atau gigi yang tinggal adalah
dengan kondisi separuh dari seluruh indikasi dicabut. Sebanyak 7,22%
sekstan sudah sampai pada pembentukan kondisinya minimal separuh dari seluruh
poket. sekstan tidak dapat diukur kondisi
Tidak semua sekstan pada rongga jaringan periodontal, dan 2,50% yang ke
mulut dapat diukur kondisi jaringan enam sekstannya tidak dapat diukur
periodontal. Kondisi yang tidak (Tabel 3).
memungkinkan penilaian jaringan

Tabel 3. Persentase responden menurut jumlah sekstan skor 0; 1; 2; 3; 4 dan skor X di dua Kecamatan Kota
Medan Tahun 2003.

Sekstan skor : 0; 1; 2; 3; 4; dan x


Skor 0 Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor x
Jumlah Sehat pendarahan ada karang poket poket > tidak ada
sekstan % gusi dgn gigi 4-5 mm 6mm gigi pada
sonde (%) (%) (%) (%) sekstan(%)

73
dentika Dental Journal
Vol 9, No. 2, 2003: 71-77

0 204 233 45 275 328 303


56,70 64,70 12,50 76,40 91,10 84,20

1 50 55 27 30 14 15
13,90 15,30 7,50 8,30 3,90 4,20

2 40 34 49 25 2 16
11,10 9,40 13,60 6,90 0,60 4,44

3 21 11 55 11 4 8
5,80 3,10 15,30 3,10 1,10 2,22

4 19 11 49 5 2 5
5,30 3, 05 13,60 1,40 0,60 1,40

5 6 3 62 3 1 4
1,70 0,80 17,20 0,80 0,30 1,11

6 11 4 64 2 - 9
3,10 1,10 17,80 0,60 1,70

Kebutuhan perawatan Penyakit menurut kelompok umur, terlihat


Periodontal menurut CPITN ditentukan semakin bertambah umur semakin besar
berdasarkan skor tertinggi jaringan nilai skor tertinggi periodontal dan
periodontal. Apabila dilihat kondisi semakin bertambah besar skor kebu-
jaringan periodontal menurut skor tuhan perawatan (Tabel 4).
tertinggi dan skor kebutuhan perawatan

Tabel 4. Persentase responden menurut skor tertinggi penyakit periodontal dan skor kebutuhan perawatan
penyakit periodontal menurut kelompok umur di dua kecamatan kota medan tahun 2003.

Skor tertinggi penyakit periodontal Skor kebutuhan perawatan periodontal


Kelom
pok 0 1 2 3 4 Skor x 0 1 2 3 Skor x Total
umur jml jml jml jml jml 6 seks jml jml jml jml 6 Seks
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)

74
Profil penyakit periodontal penduduk di dua kecamatan Kota Medan tahun 2004
(Nurmala Situmorang)

15-24 3 10 99 12 2 - 3 10 111 2 - 126


2,38 7,93 78,57 9,52 1,60 2,40 7,93 88,10 1,60

25-34 6 3 71 15 3 - 6 3 86 3 - 98
6,12 3,06 72,44 15,31 3,06 6,12 3,06 87,75 3,06

35-44 3 1 31 17 4 3 1 48 4
5,36 1,80 55,36 30,36 7,14 - 5,36 1,80 80,36 7,14 - 56

45-65 - 2 34 20 15 9 - 2 54 15
2,50 4,25 25,00 18,75 1,12 2,50 67,50 18,75 9 80

Total 12 16 235 64 24 9 12 16 299 24 9 360


3,42 4,55 66,95 18,23 6,84 2,50 3,42 4,55 85,18 6,84 2,50 100

Apabila dilihat dari kebutuhan sedang yang membutuhkan perawatan


perawatan penyakit periodontal pada ke- kompleks yaitu skeling dalam, kuretasi atau
seluruhan responden ternyata hanya 3,40% bedah periodontal sebesar 6,66%. Dari
yang tidak membutuhkan perawatan perio- keseluruhan responden sebesar 2,5% tidak
dontal. Perawatan pembersihan karang gigi dapat dinilai kebutuhan perawatan perio-
dan peningkatan kebersihan mulut adalah dontal oleh karena tidak ada gigi yaitu skor
paling banyak dibutuhkan yaitu 83,05, x pada ke 6 sekstan (Tabel 5).

Tabel 5. Skor tertinggi penyakit periodontal dan skor kebutuhan perawatan penyakit periodontal di dua
Kecamatan Kota Medan Tahun 2003

Skor Tertinggi Penyakit Community Skor Kebutuhan Treatment Need


Periodontal Periodontal Index Perawatan Penyakit Periodontal (%)
(%)
0 : sehat 3,42 0 : tidak perlu perawatan 3,42
1 : gusi berdarah 4,55 I : instruksi kebersihan mulut 4,55
2 : ada karang gigi 66,95 II : pembersihan karang gigi 85,18
3 : poket 4-5 mm 18,23
4 : poket 6+ mm 6,84 III : perawatan kompleks 6,84

Gambaran target pencapaian ini menunjukkan keadaan lebih buruk


kesehatan mulut tahun 2010 yaitu pada umur 35-44 tahun poket
dalam (6mm+) adalah 0,13 sekstan dan
Sasaran pencapaian jaringan pada kelompok umur lebih muda yaitu
periodontal sehat tahun 2010 menurut 45-65 tahun sudah mencapai 0,45
WHO pada umur 35-44 tahun adalah sekstan sedangkan target WHO baru
poket dalam tidak lebih dari 0,10 sekstan pada umur lebih lanjut yaitu 65-74 tahun
dan pada umur 65-74 tahun tidak lebih poket dalam (6mm+) mencapai 0,50
dari 0,50 sekstan. Profil jaringan sekstan.
periodontal responden pada penelitian

Tabel 6. Target pencapaian kesehatan mulut tahun 2010 pada umur tertentu menurut who dan di dua
Kecamatan Kota Medan Tahun 2003.

WHO Global Dua kecamatan

75
dentika Dental Journal
Vol 9, No. 2, 2003: 71-77

Umur Indikator Oral Health Goals for Kota Medan


(tahun) year 2010

35-44 Penduduk dengan poket dalam (6mm+) ≤ 0,10 sekstan 0,13 sekstan

45-65 Penduduk dengan poket dalam (6 mm+) - 0,45 sekstan

65-74 Penduduk dengan poket dalam (6 mm+) ≤ 0,50 sekstan -

Analisis bivariat dilakukan kebutuhan tenaga kesehatan gigi dan


dengan simple logistic regression. Hasil penyediaan instrumen pembersih karang
analisis menunjukkan adanya hubungan gigi. Hal ini akan sulit terpenuhi
umur dengan skor tertinggi penyakit terutama di negara sedang berkembang.
periodontal. Pada umur > 44 tahun Tidak dijumpai perbedaan yang
dijumpai proporsi skor tertinggi penyakit menyolok antara penduduk New Zealand
periodontal > 2 lebih tinggi dibanding- dan penduduk di dua kecamatan
kan dengan umur ≤ 34 tahun. Kelompok mengenai proporsi yang membutuhkan
umur > 44 tahun mempunyai resiko 4,66 perawatan kompleks pada kelompok
kali untuk mempunyai skor tertinggi umur yang sama yaitu 35-44 tahun. Pada
penyakit periodontal > 2. Pada  < 0,05, penduduk New Zealand 5 % sedangkan
ada hubungan bermakna. Hubungan skor pada penelitian ini 7,14%.13 Studi yang
tertinggi penyakit periodontal dengan dilakukan Myazaki et al (1991a, 1991b,
jenis kelamin, lama pendidikan dan 1992) menemukan proporsi yang
pendapatan pada  = 0,05 terlihat tidak membutuhkan perawatan kompleks tidak
bermakna. begitu berbeda antara negara berkem-
bang dengan negara sedang berkembang.
PEMBAHASAN Perbedaan dijumpai pada skor 1 (per-
darahan gusi) dan skor 2 (karang gigi)
Pada Survei Kesehatan Rumah yang kemungkinan disebabkan per-
Tangga (SKRT) 2001 proporsi penduduk bedaan praktek pemeliharaan kesehatan
yang mempunyai karang gigi hanya mulut yang lebih baik di negara
46%. Apabila dibandingkan dengan hasil berkembang.14 Apabila dibandingkan
penelitian ini terlihat proporsi lebih dengan target pencapaian kesehatan
tinggi yaitu 66,95%. Rendahnya proporsi mulut tahun 2010 (WHO) ternyata hasil
penduduk yang mempunyai karang gigi studi ini menunjukkan target yang
pada SKRT 2001 kemungkinan belum tercapai. Terlihat pada kelompok
disebabkan tenaga pemeriksa adalah umur 34-44 tahun dan kelompok umur
dokter umum tanpa menggunakan 45-65 tahun jumlah sekstan yang
instrumen gigi seperti periodontal mengalami poket dalam, adalah lebih
probe.1,7 tinggi pada penelitian ini.
Kebutuhan perawatan perio- Profil penyakit periodontal
dontal pada penelitian ini menunjukkan menunjukkan keadaan yang tidak meng-
85,18% penduduk membutuhkan pem- gembirakan. Mengingat sudah dihapus-
bersihan karang gigi. Tingginya kebu- kannya Direktorat Kesehatan Gigi di
tuhan perawatan pembersihan karang Departemen Kesehatan RI, maka
gigi berdampak pada tingginya mungkin perlu perlu ditinjau kembali

76
Profil penyakit periodontal penduduk di dua kecamatan Kota Medan tahun 2004
(Nurmala Situmorang)

penghapusan direktorat tersebut. Di impact of oral condition among older adults


samping itu perlu kerjasama lebih serius in South Australia, Ontario and North
Carolina. J Dent Res 1996; 75(7): 1439-50.
antara pemerintah, kelompok profesi dan 7. Badan Penelitian dan Pengembangan
masyarakat dalam menggalakkan pro- Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
gram promosi kesehatan gigi agar Laporan SKRT 2001. Studi morbiditas dan
kondisi buruk ini tidak terus berlanjut disabilitas. Dalam: Surkesnas. Jakarta, 2002:
mengingat tahun pencapaian gigi sehat 16.
8. Lemeshow SL, Hosmer DW, Klar J, Lwanga
tahun 2010 sudah semakin mendekat. SK. Adequacy of sample size in health
studies. New York: Jhon Wiley & Sons,
Daftar Pustaka 1992: 3-4.
9. Ariawan I. Besar dan metode sampel pada
1. Kristanti Ch M, Rusiawati Y. Gigi sehat penelitian kesehatan. Jakarta: FKM UI
tahun 2000 dan tinjauan profil kesehatan Jurusan Biostatistik dan Kependudukan,
gigi tahun 1995. JKGUI 2002; 9(2): 1-5. 1998: 27, 74.
2. Carranza FA, Newman MG, Takei HH, 10. Badan Pusat Statistik Medan. Medan Dalam
Carranza FA. Clinical periodontology. 9 th Angka Tahun 2000. Medan
ed. Philadelphia: WB Saunders, 2002: 64- 11. World Health Organization. Oral health
69. surveys basic methods. 4th ed. Geneva 1997:
3. Nield JS, Willman DE. Foundations of 7-9; 13-14; 18-19; 36-43
periodontics for dental hygienist. 12. Kleinbaum DG. Logistic regression. A Self
Philadelphia: Lippincott Williams & learning text. New York: Springer. 1992: 7-
Wilkins, 2003: 54-55. 8.
4. Slade GD, Spencer AJ. Development 13. Chen MS, Hunter P. Oral health and quality
and evaluation of the oral health impact of life in New Zealand. A social
profile. Community Dental Health 1994; 11: perspectives. Soc Sci Med 1996; 43(8):
3-11. 1213-22.
5. Slade GD. Derivation and validation of a 14. Axelsson P, Sweden K. An introduction to
short-form oral health impact profile. risk prediction and preventive dentistry.
Community Dent Oral Epidemiol 1997; 25: Chicago: Quintessence Publishing Co Inc,
284-90. 1999: 9-10.
6. Slade GD, Spencer AJ, Locker D, Hunt RJ,
Strauss RP, Beck JD. Variations in the social

77

You might also like