Professional Documents
Culture Documents
A. Latar Belakang
Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar
sepanjang rentang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia.
Pada masa usia dini, semua potensi anak berkembang sangat cepat. Fakta
yang ditemukan oleh ahli-ahlineurologi, menyatakan bahwa sekitar 50%
kapasitas kecerdasan manusia telah terjadi ketika usia 4 tahun dan 80% telah
terjadi ketika berusia 8 tahun. Pertumbuhan fungsional sel-sel syaraf tersebut
membutuhkan berbagai situasi pendidikan yang mendukung, baik situasi
pendidikan keluarga, masyarakat maupun sekolah.
Tujuan
Tujuan
2). Selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khusus bagi anak
yang menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa,
sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan
pendidikan khusus.
a. Idealisme.
Setiap anak bersifat unik, tidak ada dua anak yang sama sekalipun
kembar siam. Setiap anak terlahir dengan potensi yang berbeda-beda;
memiliki kelebihan, bakat dan minat sendiri. Ada anak yang berbakat
menyanyi, ada pula yang berbakat menari, matematika, bahasa, dan adapula
yang berbakat olah raga. Kenyataan menunjukkan bahwa setiap anak tidak
sama, ada yang sangat cerdas, ada yang biasa saja, dan ada yang kurang
cerdas. Perilaku anak juga beragam, demikian pula langgam belajarnya.
Oleh karena itu para pendidik anak usia dini perlu mengenal pembelajaran
untuk anak yang berkebutuhan khusus. Dengan memahami kebutuhan
khusus setiap anak diharapkan para guru mampu mengembangkan potensi
anak dengan baik. Ki Hadjar Dewantara(1957) merangkum semua potensi
anak menjadi cipta, rasa, dan karsa. Teori Multiple Intelligencies
(Kecerdasan Ganda) dari Gardner (1998) menyatakan ada delapan tipe
kecerdasan. Biasanya seorang anak memiliki satu atau lebih kecerdasan,
tetapi amat jarang yang memiliki secara sempurna delapan kecerdasan
tersebut. PAUD bertujuan membimbing dan mengembangkan potensi setiap
anak agar dapat berkembang secara optimal sesuai tipe kecerdasannya. Oleh
karena itu guru harus memahami kebutuhan khusus dan kebutuhan
individual anak. Memang disadari ada faktor-faktor pembatas, yaitu faktor-
faktor yang sulit atau tidak dapat diubah dalam diri anak yaitu faktor genetis.
Oleh karenanya PAUD diarahkan untuk memfasilitasi setiap anak dengan
lingkungan belajar dan bimbingan belajar yang tepat agar anak dapat
berkembang sesuai kapasitas genetisnya.
Anak usia dini sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik
fisik maupun mental yang paling pesat. Pertumbuhan dan perkembangan
telah dimulai sejak prenatal, yaitu sejak dalam kandungan. Pembentukan sel
syaraf otak, sebagai modal pembentukan kecerdasan, terjadi saat anak dalam
kandungan. Setelah lahir tidak terjadi lagi pembentukan sel syaraf otak,
tetapi hubungan antar sel syaraf otak (sinap) terus berkembang. Begitu
pentingnya usia dini, sampai ada teori yang menyatakan bahwa pada usia
empat tahun 50% kecerdasan telah tercapai, dan 80% pada usia delapan
tahun. Anak usia dini juga sedang mengalami pertumbuhan dan
perkembangan baik fisik maupun mental yang sangat pesat. Sel-sel tubuh
anak tumbuh dan berkembang amat cepat. Tahap awal perkembangan janin
sangat penting untuk pengembangan sel-sel otak, bahkan pada saat lahir
jumlah sel otak tidak bertambah lagi. Selanjutnya setelah lahir terjadi proses
mielinasi dari sel-sel syaraf dan pembentukan hubungan antar sel syaraf, dua
hal yang sangat penting dalam pembentukan kecerdasan. Makanan bergizi
dan seimbang serta stimulai pikiran sangat diperlukan untuk mendukung
proses tersebut. Selain pertumbuhan dan perkembangan fisik dan motorik,
perkembangan moral (termasuk kepribadian, watak, dan akhlak), sosial,
emosional, intelektual, dan bahasa juga berlangsung amat pesat. Oleh karena
itu usia dini (usia 0-8 tahun) juga disebut tahun emas atau
golden age. Oleh karena itu jika ingin mengembangkan bangsa yang cerdas,
beriman dan bertaqwa, serta berbudi luhur hendaklah dimulai dari PAUD.
Itulah sebabnya negara-negara maju amat serius mengembangkan PAUD,
tidak dianggap sebagai pelengkap, tetapi sama pentingnya dengan
pendidikan SD atau sekolah menengah.
Cara Belajar Anak Usia Dini
Anak usia dini belajar dengan caranya sendiri. Bermain erupakan cara
belajar yang sangat penting bagi anak usia dini. Sering guru dan orangtua
mengajarkan anak sesuai dengan jalan pikiran orang dewasa, seperti
melarang anak untuk bermain. Akibatnya apa yang diajarkan orangtua sulit
diterima anak dan banyak hal yang disukai oleh anak dilarang oleh orangtua;
sebaliknya banyak hal yang disukai orangtua tidak disukai anak. Untuk itu
orangtua dan guru anak usia dini perlu memahami hakikat perkembangan
anak dan hakikat PAUD agar dapat memberi pendidikan yang sesuai dengan
jalan pikiran anak.
budaya, dan falsafah suatu bangsa. Anak dapat dipandang sebagai individu
yang baru mulai mengenal dunia. Ia belum mengetahui tatakrama, sopan-
santun, aturan, norma, etika, dan berbagai hal tentang dunia. Ia juga sedang
belajar berkomunikasi dengan orang lain dan belajar memahami orang lain.
Anak perlu dibimbing agar mampu memahami berbagai hal tentang dunia
dan isinya. Ia juga perlu dibimbing agar memahami berbagai fenomena alam
dan dapat melakukan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk
hidup di masyarakat. Interaksi anak dengan benda dan dengan orang lain
diperlukan untuk belajar agar anak mampu mengembangkan kepribadian,
watak, dan akhlak yang mulia. Usia dini merupakan saat yang amat berharga
untuk menenamkan nilai-nilai nasionalisme, kebangsaan, agama, etika,
moral, dan sosial yang berguna untuk kehidupannya dan strategis bagi
pengembangan suatu bangsa.
Pembelajaran PAUD
Kerjasama Sekolah-Masyarakat
Institusi dan Guru PAUD tidak bias bekerja sendiri, tetapi harus menjalin
kerjasama yang baik dengan berbagai elemen, baik dengan kelompok
profesional PAUD, dengan orangtua anak, dengan doketer atau Puskesmas,
Posyandu, dan dengan masyarakat. Sekolah amat terbatas dalam
memberikan layanan pendidikan kepada anak. Peranan orangtua dan
masyarakat di sekitar sekolah maupun secara luas amat diperlukan. Untuk
itu kerjasama antar guru di dalam satu sekolah, dalam profesi, dan kerjasama
dengan orangtua dan masyarakat sangat diperlukan. Berbagai fasilitas yang
ada di masyarakat, seperti kebun, perikanan, pertanian, bengkel,
perpustakaan, bank, stasiun kereta api, dan instansi lainnya sangat penting
untuk PAUD. PAUD sebaiknya memberi kaya pengalaman belajar pada
anak dengan multikonteks seperti tersebut. Trilogi pendidikan dari Ki Hadjar
Dewantara menyatakan bahwa pendidikan merupakan tanggungjawab
bersama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu
kerjasama yang baik ketiga unsur tersebut dalam PAUD sangat diperlukan
KESIMPULAN
Pada ketiga dokumen, yaitu Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK/RA
versi Puskur dan versi Direktorat TK/SD serta Menu Pembelajaran Generik
terdapat 6 (enam) aspek perkembangan yang sama substansinya, yaitu Moral
dan Nilai-nilai Agama; Sosial, Emosional dan Kemandirian; Berbahasa;
Kognitif; Fisik/ motorik; dan Seni. Namun ada sedikit perbedaan pada
pengelompokan aspek perkembangan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bodrova, E. & Leong, L. J. (1996). Tools of the Mind: A Vygotskian
approach to early
childhood education. Englewood Cliffs, NJ: Merrill Publishing Company.
2. Black, J. et all. (1995). The Young child: Development from Birth
through Age Eight. New
York: Merrill Publishing CO
3. Departeman Pendidikan Nasional (2004). Kurikulum 2004: Standar
Kompetensi
4. Pendidikan Anak Usia Dini Taman Kanak-Kanak Dan Raudhatul Athfal.
Jakarta: Departeman Pendidikan Nasional
5. Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia (2002).
6. Pendidikan Anak Dini Usia. Jakarta: Diektorat Jenderal Pendidikan Luar
Sekolah dan pemuda.
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR
i
ABSTRAK
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Landasan Yuridis
2
C. Tujuan
3
BAB II
LANDASAN PAUD
A. Landasan Akademik (Teoritis)
4
B. Landasan Yuridis
26
C. Landasan Empirik
28
BAB III TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Kajian Dokumen
30
B. Kajian Lapangan
33
C. Pembahasan
36
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDAS