You are on page 1of 52

KODE MODUL Milik Negara

OPKR-40-016B Tidak Diperdagangkan

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF

BALANS RODA / BAN

II. DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERALMANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2005

Modul_OPKR-40-016B 1
KODE MODUL Milik Negara

OPKR-40-016B Tidak Diperdagangkan

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF

BALANS RODA / BAN

Penyusun:
1. Budi Santoso
2. Suharto, S.Pd
3. Djoko Sumaryanto

Fasilitator:
1. Drs. Abdulla
2. Suryana Iskandar

DIREKTORAT PEMBINAAN SEOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Modul_OPKR-40-016B 2
2005 KATA PENGANTAR
Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya, sehingga kami
dapat menyusun bahan ajar modul interaktif dan modul manual. Adapun modul manual terdiri atas
bidang-bidang dan program-program keahlian kejuruan yang berkembang di dunia kerja baik instansi
maupun perusahaan. Tahun Anggaran 2005 telah dibuat sebanyak 300 modul manual terdiri atas 9
(sembilan) bidang keahlian dan 32 (tiga puluh dua) program keahlian yaitu: Bisnis dan Manajemen
(Administrasi Perkantoran dan Akuntansi), Pertanian (Agroindustri pangan dan nonpangan,
Budidaya Tanaman, Budidaya Ternak Ruminansia, Pengendalian Mutu), Seni Rupa dan Kriya (Kriya
Kayu, Kriya Keramik, Kriya Kulit, Kriya Logam Kriya Tekstil), Tata Busana, Teknik Bangunan
(Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Baja dan Alumunium, Teknik Konstruksi Batu Beton, Tekni
Industri Kayu), Teknik Elektronika (Teknik Audio Vidio, Teknik Elektronika Industri), Teknik
Listrik (Pemanfaatan Energi Listrik, Teknik Distribusi, Teknik Pembangkit Ketenagalistrik-kan),
Teknik Mesin (Mekanik Otomotif, Pengecoran Logam, Teknik Bodi Otomotif, Teknik Gambar Mesin,
Teknik Pembentukan, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Teknik Pemesinan), Teknologi
Informasi dan Komunikasi (Multimedia, Rekayasa Perangkat Lunak, Teknik Komputer dan
Jaringan), dan program Normatif Bahasa Indonesia.

Modul ini disusun mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Edisi 2004 dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
berbasis kompetensi (Competency Based Training/CBT). Diharapkan modul-modul ini digunakan
sebagai sumber belajar pokok peserta pendidikan dan pelatihan (Diklat) Kejuruan khususnya SMK
dalam mencapai standar kompetensi kerja yang diharapkan dunia kerja.

Penyusunan modul dilakukan oleh para tenaga ahli kejuruan dibidangnya terdiri atas para Guru SMK,
para Widyaiswara Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) lingkup Kejuruan dengan para nara
sumber dari berbagai perguruan Tinggi, para praktisi Balai Latihan dan Pengembangan Teknologi
(BLPT) dan unsure dunia usaha dan industri (DU/DI), dan berbagai sumber referensi yang digunakan
baik dari dalam dan luar negri. Modul dilakukan melalui beberapa tahap pengerjaan termasuk validasi
dan uji coba kepada para peserta Diklat/Siswa di beberapa SMK.

Sesuai perkembangan paradigma yang selalu terjadi, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah beserta para penulis dan
unsure terlibat, menerima masukan-masukan konstruktif dari berbagai pihak khususnya para
praktisi dunia usaha dan industri, para akademis, dan para psikologis untuk dihasilkannya
Sumber Daya Manusia (SDM) tingkat menengah yang handal. Pada kesempatan baik ini kami
sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada berbagai pihak terutama
tim penyusun modul, para nara sumber dan fasilitator, serta para editor atas dedikasi dan
pengorbanan waktu, tenaga, dan pemikiran untuk dihasilkannya modul ini.

Modul_OPKR-40-016B 3
Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya peserta Diklat SMK atau praktisi yang
sedang mengembangkan bahan ajar modul SMK.

Jakarta, Desember 2005

a.n. Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan


Dasar dan Menengah
Direktur Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan

Dr. Joko Sutrisno, MM


NIP 131415680

Modul_OPKR-40-016B 4
DAFTAR ISI MODUL

Halaman

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………… i


DAFTAR ISI ……….…………………………………………………………………………… ii
PETA KEDUDUKAN MODUL ……….…………………………………………………… iv
MEKANISME PEMELAJARAN ……………………………………………………….. v
DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI ……………………………………….. vi
PERISTILAHAN/GLOSSARIUM …..……………………………………………….. viii

I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………………… 1
A. 1
ESKRIPSI ……..………………………………………………………………………
B. 1
RASYARAT ……………………………………………………………………………
C. 1
ETUNJUK PENGGUNAAN MODUL …………………………………………….
1. Petunjuk bagi siswa ……..…………………………………………………… 1
2. Petunjuk bagi guru …….….………………………………………………… 2
D. 3
UJUAN AKHIR ……………………………………………………………………….
E. 4
OMPETENSI ……….………………………………………………………………….
F. 6
EK KEMAMPUAN ……………………………………………………………………

II. PEMELAJARAN ……..……………………………………………………………….. 7

A. 7
ENCANA BELAJAR SISWA ………………………………………………………
B. 7
EGIATAN BELAJAR ……..…………………………………………………………
Kegiatan Belajar 1: Mengidentifikasi gangguan pada roda ......... 7
a. Tujuan kegiatan belajar ……….………………………………........ 7
b. Uraian materi …….……………………………………………………… 8
c. Rangkuman …….………………………………………………………… 16
d. Tugas …….………………………………………………………………… 20
e. Tes formatif ……..……………………………………………………….. 20
f. Kunci jawaban formatif ……..……………………………………….. 20
g. Lembar kerja …………………………………………………………….. 22

Modul_OPKR-40-016B 5
Kegiatan Belajar 2 : Mengidentifikasi balans statik dan balans dinamik 23
…………………………………………………………………………
a. Tujuan kegiatan belajar ……..…………………………………….. 23

b. Uraian materi ……..…………………………………………………….. 23


c. Rangkuman ……..……………………………………………………….. 29
d. Tugas ……..………………………………………………………………… 31
e. Tes formatif ……..………………………………………………………. 31
f. Kunci jawaban formatif ………………………………………………. 31
g. Lembar kerja ……………………………………………………………… 33
Kegiatan Belajar : Membalans roda pada mesin balans....... 35
a. Tujuan kegiatan belajar …………………………………………. 35
b. Uraian materi ……..…………………………………………………….. 35
c. Rangkuman ……………………………………………………………….. 39
d. Tugas ……..………………………………………………………………… 40
e. Tes formatif …………………………………………………………....... 40
f. Kunci jawaban formatif ……..……………………………………….. 40
g. Lembar kerja ……..……………………………………………………… 41

III. EVALUASI ……………………………………………………………………………….. 43


A. PERTANYAAN …….……………………………………………………………....... 43
B. KUNCI JAWABAN ………………………………………………………………….... 43
C. KRITERIA KELULUSAN ……..…………………………………………………….. 45

IV. PENUTUP …….…………………………………………………………………………… 47

DAFTAR PUSTAKA ………...…………………………………………………………….. 48

Modul_OPKR-40-016B 6
PETA KEDUDUKAN MODUL

A. Diagram Pencapaian Kompetensi


Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan pencapaian kompetensi yang dilatihkan
pada peserta diklat dalam kurun waktu tiga tahun, serta kemungkinan multi entry–multi exit
yang dapat diterapkan.

Modul_OPKR-40-016B vii
MEKANISME PEMELAJARAN

Untuk mencapai penguasaan modul ini dilakukan melalui alur mekanisme pemelajaran sebagai
berikut:

START

Lihat Kedudukan Modul

Lihat Petunjuk
Penggunaan Modul

Kerjakan
Cek Kemampuan

Nilai ≥ 7 Y

Kegiatan Belajar 1

Kegiatan Belajar n

Kerjakan
Evaluasi

Modul
T Y
Nilai ≥ 7 berikutnya/Uji
Kompetensi

Modul/Balans roda/ ban 8


PENCAPAIAN KOMPETENSI

Kode Kompetensi Judul Modul


OPKR 10-001B Pelaksanaan pemeliharaan/ servis Pelaksanaan pemeliharaan/
komponen servis komponen
OPKR 10-002B Pemasangan sistem hidrolik Pemasangan sistem hidrolik
OPKR 10-003B Pemeliharaan/servis sistem Pemeliharaan/servis sistem
hidrolik hidrolik
OPKR 10-005B Pemeliharaan/servis dan per- Pemeliharaan/servis dan per-
baikan kompresor udara dan baikan kompresor udara dan
komponen-komponennya komponen-komponennya
OPKR 10-006B Melaksanakan prosedur penge- Melaksanakan prosedur
lasan, pematrian, dan pemo- pengelas-an, pematrian, dan
tongan dengan panas dan pemotongan dengan panas dan
pemansan pemansan
OPKR 10-009B Pembacaan dan pemahaman Pembacaan dan pemahaman
gambar teknik gambar teknik
OPKR 10-010B Penggunaan dan pemeliharaan Penggunaan dan pemeliharaan
alat ukur alat ukur
OPKR 10-016B Mengikuti prosedur kesehatan Mengikuti prosedur kesehatan
dan keselamatan kerja dan keselamatan kerja
OPKR 10-017B Penggunaan dan pemeliharaan Penggunaan dan pemeliharaan
peralatan dan perlengkapan peralatan dan perlengkapan
tempat kerja tempat kerja
OPKR 10-018B Konstribusi komunikasi di tempat Konstribusi komunikasi di
kerja tempat kerja
OPKR 10-019B Pelaksanaan operasi penangan an Pelaksanaan operasi
secara manual penanganan secara manual
OPKR 20-001B Pemeliharaan/servis engine dan Pemeliharaan/servis engine dan
komponen-komponennya komponen-komponennya
OPKR 20-010B Pemeliharaan/servis sistem Pemeliharaan/servis sistem
pendingin dan komponen- pendingin dan komponen-
komponennya komponennya
OPKR 20-011B Perbaikan sistem pendingin dan Perbaikan sistem pendingin dan
komponen-komponennya komponen-komponennya
OPKR 20-012B Overhaul komponen sistem Overhaul komponen sistem
pendingin pendingin
OPKR 20-014B Pemeliharaan/servis sistem bahan Pemeliharaan/servis sistem
bakar bensin bahan bakar bensin
OPKR 20-017B Pemeliharaan/servis sistem injeksi Pemeliharaan/servis sistem
bahan bakar diesel injeksi bahan bakar diesel
OPKR 30-001B Pemeliharaan/servis kopling dan Pemeliharaan/servis kopling dan
komponen-komponennya sistem komponen-komponennya sistem
pengoperasian pengoperasian
OPKR 30-002B Perbaikan kopling dan komponen- Perbaikan kopling dan
komponennya komponen-komponennya
OPKR 30-003B Overhaul kopling dan komponen- Overhaul kopling dan
komponennya komponen-komponennya
OPKR 30-004B Pemeliharaan/servis transmisi Pemeliharaan/servis transmisi
manual manual

Modul/Balans roda/ ban 9


Kode Kompetensi Judul Modul
OPKR 30-007B Pemeliharaan/servis transmisi Pemeliharaan/servis transmisi
otomatis otomatis
OPKR 30-010B Pemeliharaan/servis unit final Pemeliharaan/servis unit final
drive/gardan drive/ gardan
OPKR 30-013B Pemeliharaan/servis poros roda Pemeliharaan/servis poros roda
penggerak penggerak
OPKR 30-014B Perbaikan poros penggerak roda Perbaikan poros penggerak
roda
OPKR 40-001B Perakitan dan pemasangan Perakitan dan pemasangan
sistem rem dan komponen- sistem rem dan komponen-
komponennya komponennya
OPKR 40-002B Pemeliharaan/servis sistem rem Pemeliharaan/servis sistem rem
OPKR 40-003B Perbaikan sistem rem Perbaikan sistem rem
OPKR 40-004B Overhaul komponen sistem rem Overhaul komponen sistem rem
OPKR 40-008B Pemeriksaan sistem kemudi Pemeriksaan sistem kemudi
OPKR 40-009B Perbaikan sistem kemudi Perbaikan sistem kemudi
OPKR 40-012B Pemeriksaan sistem suspensi Pemeriksaan sistem suspensi
OPKR 40-014B Pemeliharaan/servis sistem Pemeliharaan/servis sistem
suspensi suspensi
OPKR 40-016B Balans roda/ban Balans roda/ban
OPKR 40-017B Melepas, memasang dan me- Melepas, memasang dan
nyetel roda menyetel roda
OPKR 40-019B Pembongkaran, perbaikan, dan Pembongkaran, perbaikan, dan
pemasangan ban luar dan ban pemasangan ban luar dan ban
dalam dalam
OPKR 50-001B Pengujian, pemeliharaan/servis Pengujian, pemeliharaan/servis
dan penggantian baterai dan penggantian baterai
OPKR 50-002B Perbaikan ringan pada rangkai- Perbaikan ringan pada
an/sistem kelistrikan rangkaian/ sistem kelistrikan
OPKR 50-007B Pemasangan, pengujian, dan Pemasangan, pengujian, dan
perbaikan sistem penerangan perbaikan sistem penerangan
dan wiring dan wiring
OPKR 50-008B Pemasangan, pengujian, dan Pemasangan, pengujian, dan
perbaikan sistem pengaman ke perbaikan sistem pengaman ke
listrikan dan komponennya listrikan dan komponennya
OPKR 50-009B Pemasangan kelengkapan Pemasangan kelengkapan
kelistrikan tambahan (assesoris) kelistrikan tambahan (assesoris)
OPKR 50-011B Perbaikan sistem Pengapian Perbaikan sistem Pengapian
OPKR 50-019B Memelihara/servis sistem AC (Air Memelihara/servis sistem AC
Conditioner) (Air Conditioner)

B. Kedudukan Modul
Modul dengan kode OPKR-40-016B tentang “Balans roda / ban” ini harus didahului dengan
menempuh modul dengan kode OPKR-40-019B.

Modul/Balans roda/ ban 10


PERISTILAHAN/GLOSSARY

Static balance yaitu bahwa distribusi berat yang mengelilingi roda adalah sama besar, sehingga
gaya sentrifugal yang timbul ketika roda berputar adalah sama besar pula.
Dynamic balance yaitu bahwa distribusi berat pada setiap sisi garis tengah ban adalah sama besar,
sehingga tidak ada kecenderungan gerakan dari satu sisi ke sisi yang lain.
Spot wear cupping, Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada beberapa bagian
tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan dengan kecepatan tinggi. Keausan semacam
ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur
Shimmy, adalah getaran roda kemudi pada arah memutar. Penyebab utama shimmy adalah roda
yang tidak balans, run-out yang berlebihan dan / atau rigiditas ban yang tidak seragam.
Body shake, adalah getaran vertikal atau lateral yang terjadi pada body kendaraan dan roda
kemudi, bersama-sama dengan getaran tempat duduk.
Balance on-the car, adalah prosedur membalans roda yang dilakukan tanpa melepas roda ( roda
tetap terpasang pada mobil)
Balance off-the car, adalah prosedur membalans roda yang dilakukan dalam keadaan roda harus
dilepas dari mobil.

Modul/Balans roda/ ban 11


BAB I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI

Modul Balans roda / ban ini membahas tentang beberapa hal penting yang perlu
diketahui agar dapat mengatasi gangguan ban akibat roda yang tidak balans.
Cakupan materi yang akan dipelajari dalam modul ini meliput: (a)
mengidentifikasi gangguan pada roda/ ban, (b) memahami pengertian balans
static dan balans dinamik, dan (c) membalans roda pada mesin balans.
Modul ini terdiri atas tiga kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang
identifikasi gangguan pada roda. Kegiatan belajar 2 membahas tentang
pengertian balans static dan balans dinamik, dan kegiatan belajar 3 membahas
tentang membalans roda pada mesin balans. Setelah mempelajari modul ini
peserta diklat diharapkan dapat memahami cara membalans roda / ban.

B. PRASYARAT
Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Program Keahlian Teknik
Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti
terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta kedudukan modul.
Prasyarat mempelajari modul OPKR-40-016B antara lain adalah OPKR-10-017B
dan OPKR-10-019B.

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


1. Petunjuk Bagi Peserta diklat

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul


ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :

a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-
masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya
pada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan belajar.

Modul/Balans roda/ ban 12


b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar
pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap
kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini
:
1). Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
2). Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
3). Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang
diperlukan dengan cermat.
4). Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
5). Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin guru atau
instruktur terlebih dahulu.
6). Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula

d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar
sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan
pembelajaran yang bersangkutan.

2. Petunjuk Bagi Guru


Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk :
a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar
b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar
c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab
pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat
d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan
f. Merencanakan seorang ahli / pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika
diperlukan

D. TUJUAN AKHIR
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini peserta diklat
diharapkan :
1. Mampu mengidentifikasi gangguan roda dengan baik.
2. Memahami pengertian balans static dan balans dinamik dengan baik.
3. Mampu membalans roda pada mesin balans dengan baik.

Modul/Balans roda/ ban 13


E. KOMPETENSI
Uraian subkompetensi ini dijabarkan seperti di bawah ini.

KOMPETENSI : Balans roda / ban


KODE : OPKR-40-016B
DURASI PEMELAJARAN : 20 Jam @ 45 menit

A B C D E F G
LEVEL KOMPETENSI KUNCI
1 1 - 1 - 1 1
KONDISI KERJA 1. Batasan konteks
Standar kompetensi ini digunakan untuk jasa pelayanan pemeliharaan/servis dan perbaikan di
bidang perbengkelan
2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk :
 Spesialisasi pabrik kendaraan
 SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan
 Kebutuhan pelanggan
 Kode area tempat kerja
 Spesifikasi produk/komponen pabrik
3. Pelaksanan K3 harus memenuhi :
 Undang-undang tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
 Penghargaan di bidang industri
4. Sumber-sumber dapat termasuk :
 Peralatan tangan/hand tools, balans roda/ban
5. Kegiatan
Kegiatan harus dilaksanakan di bawah kondisi kerja normal dan harus termasuk:
 Penilaian, visual, balans statik, dinamik dan kombinasi

Sub Lingkup Materi Pokok Pembelajaran


Kriteria Unjuk Kerja
Kompetensi Belajar Sikap Pengetahuan Ketrampilan

Balans roda/ ban 14


1. Membalans 1. Prosedur 1. 1.Informasi teknik 1.
roda/ban. 1. Roda dibalans tanpa menyebabkan kerusakan pengoperas Menerapk yang sesuai Mengidentifik
terhadap komponen atau sistem lainnya ian an 2.Persyaratan asi gangguan
2. Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pembalans prosedur keamanan pada roda
pabrik dan dipahami roda. kerja perlengkapan. 2. Membalans
3. Balans dilaksanakan sesuai panduan industri yang 2. Spesifikasi sesuai 3.Persyaratan roda pada
telah ditetapkan. roda dengan keamanan mesin
4. Seluruh kegiatan membalans roda/ban dilakukan SOP. kendaraan. balans.
berdasarkan SOP (Standard Operation Procedure), 2. 4.Kebijakan 3. Penggunaan
Undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Menerapk perusahaan/pab perlengkapan
Kerja), peraturan perundangan dan an rik yang sesuai. balans.
prosedur/kebijakan perusahaan. keselamat 5.Prinsip balans
5. Identifikasi balans statis dan dinamis an kerja. secara dinamik
6.Prosedur balans
secara statik.
7.Prosedur
kombinasi
balans secara
statik dan
dinamik.

F. CEK KEMAMPUAN

Modul/Balans roda/ ban 15


Sebelum mempelajari modul OPKR-40-016B, isilah dengan cek list () kemampuan yang telah dimiliki peserta diklat
dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan :

Jawaban
Sub Kompetensi Pernyataan Bila jawaban ‘Ya’, kerjakan
Ya Tidak
1. Membalans 1. Saya mampu mengidentifikasi gangguan roda/ ban Soal Tes Formatif 1
roda / ban. dengan baik.
2. Saya dapat memahami pengertian balans static dan Soal Tes Formatif 2
balans dinamik dengan baik.
3. Saya mampu membalans roda pada mesin pembalans Soal Tes Formatif 3
dengan baik.

Apabila peserta diklat menjawab Tidak, pelajari modul ini.

Modul/Balans roda/ ban 16


BAB II
PEMBELAJARAN
A. RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT
Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini
dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap
kegiatan belajar.

Tempat Alasan Paraf


Jenis Kegiatan Tanggal Waktu
Belajar Perubahan Guru
1. Mengidentifikasi
ganguan ban/
roda.
2. Memahami balans
static dan balans
dinamik
3. Membalans ban/
roda.

B. KEGIATAN BELAJAR
KEGIATAN BELAJAR 1 : Mengidentifikasi gangguan pada roda / ban yang
diakbatkan oleh roda / ban tidak balans

a. Tujuan Kegiatan Belajar

Pada akhir kegiatan belajar, Peserta diklat memiliki kemampuan :


1. Menjelaskan tentang penyebab terjadinya ganguan pada roda / ban
2. Menjelaskan jenis keausan ban yang tidak wajar
3. Menjelaskan terjadinya getaran pada ban / roda.
4. Menjelaskan analisa gangguan dan cara mengatasinya

Modul/Balans roda/ ban 17


b. Uraian Materi

1. GANGGUAN PADA RODA / BAN

Mesin rnemutarkan axle shaft atau drive shaft, dan selanjutnya memutar ban. Hal ini
rnenunjukkan bahwa ban adalah bagian dari pemindah tenaga. Ban juga mengubah
arah gerak kendaraan mengikuti putaran roda kemudi, dari sini dikatakan juga bahwa
ban merupakan bagian dari system kemudi. Ditambah lagi karena ban juga menopang
berat kendaraan dan meredam getaran dari jalan, ban juga merupakan bagian dari
system suspensi. Oleh karena itu, pada saat melakukan troubleshooting pada masalah
ban, ketiga system tersebut yaitu ban dan peiek, kemudi, dan suspensi harus juga
diperhatikan. Sama pentingnya, kesalahan perawatan ban juga akan menyebabkan
gangguan pada ban dan system lainnya yang terkait. Oleh karena itu, langkah
pertama pada troubleshooting ban adalah memeriksa apakah ban dipakai dan dirawat
dengan baik. Apabila ban/ roda tidak balans, maka akan terjadi keolengan atau
getaran pada kendaraan. Getaran yang dipindahkan ke badan mobil, dalam kecepatan
tertentu, akan dapat merusak komponen-komponen kendaraan, antara lain : pegas
rusak/patah, peredam getaran rusak, bantalan-bantalan roda rusak, kerusakan pada
ball joint, dan kerusakan pada lengan-lengan kemudi. Jadi ban/ roda yang balans
dapat : menjamin keselamatan di jalan, menambah rasa aman berkendaraan dan
menambah umur kendaraan.

Modul/Balans roda/ ban 18


2. KEAUSAN YANG TIDAK WAJAR

KEAUSAN SPOT [SPOT WEAR (CUPPING)]

Keausan spot membentuk lekukan seperti


mangkok pada beberapa bagian tread roda
dan terjadi jika kendaraan berjalan pada
kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi
karena tread roda mengalami slip pada
interval yang teratur, seperti diterangkan di
bawah. Kalau bearing roda, ball joint, tie rod
end, dan lain-lain mengalami keausan yang
berlebihan, atau kalau spindle bengkok, ban
akan bergoyang pada titik tertentu di saat
berputar dengan
kecepatan tinggi, sehingga mengakibatkan gesekan yang kuat dan menyebabkan
terjadinya
Gambar keausan Spot
1 Keausan spot. Teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak
merata menyebabkan terjadinya pengereman pada interval yang teratur, dan ini
mengakibatkan terjadinya keausan spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar
pada ban.

Modul/Balans roda/ ban 19


PENTING !
 Kanvas yang dipasang pada tread ban untuk menambal kebocoran atau tonjolan
akan menyebabkan terjadinya keausan spot.
 Start, pengereman dan belokan tajam yang mendadak juga menyebabkan
keausan spot.
 Roda yang tidak balans berlebihan juga menyebabkan terjadinya keausan spot.

Adapun analisa gangguan keausan spot dan cara mengatasinya dapa dilihat pada flow chart di
bawah ini,

Periksa bantalan roda Aus atau longgar Ganti atau setel

baik

Periksa ball joint & tie rod Aus


Ganti
end
baik

Periksa rem menyeret Perbaiki atau ganti

baik
tidak tepat
Periksa wheel alignment Setel kelurusan roda

baik
bengkok
Periksa spindle Ganti

baik

tidak tepat
Periksa balans roda Lakukan balans static dan
dinamik
baik

Periksa run-out roda berlebihan


Perbaiki / ganti pelek dan /
atau ban

3. GETARAN
Masalah getaran ban dibagi dalam : Body shake, steering flutter, dan steering shimmy.

a). BODY SHAKE (Body Bergoncang)

Yang dimaksud dengan goncangan disini


adalah getaran vertikal atau lateral yang

Gambar 2 Body bergoncang


Modul/Balans roda/ ban 20
terjadi pada body kendaraan dan roda
kemudi, bersama-sama dengan getaran
tempat duduk. Penyebab utama goncangan
adalah roda yang tidak balans, run-out yang
berlebihan, dan rigiditas ban yang tidak
seragam. Jika masalah tersebut diperbaiki,
maka goncangan biasanya akan hilang.
Goncangan biasanya tidak dapat dirasakan pada kecepatan di bawah 80 km/jam. Di atas
kecepatan ini, goncangan akan semakin terasa, tetapi kemudian menurun pada kecepatan
tertentu. Jika goncangan terjadi pada kecepatan 40-60 km/jam, penyebabnya biasanya run-
out roda yang berlebihan atau ban yang kurang seragam. Goncangan pada kecepatan rendah
biasanya tidak banyak disebabkan oleh roda yang tidak balans.

b). STEERING SHIMMY DAN FLUTTER

Shimmy adalah getaran roda kemudi pada arah memutar. Penyebab utama shimmy adalah
roda yang tidak balance, run-out yang berlebihan dan/ atau rigiditas ban yang tidak seragam.
Bila masalah ini diperbaiki maka shimmy akan hilang. Kemungkinan penyebab lainnya adalah
steering linkage rusak, keausan suspensi yang berlebihan dan kesalahan wheel alignment.
Shimmy dibagi menjadi dua
tipe yaitu : getaran yang
terjadi pada kecepatan yang
relatif rendah (20-60
km/jam) dan getaran (yang
disebut "flutter") yang terjadi
pada kecepatan tertentu di
alas 80 km/jam.
Gambar 3. Steering shimmy
Untuk menganalisa gangguan getaran ban diatas dapat dilihat pada flow chart dibawah ini;

Bicarakan gejalanya dengan customer

Lakukan tes jalan untuk mendiagnosa

Tidak rata
Periksa keausan ban ganti
baik
Terlalu tinggi atau terlalu rendah
Periksa tekanan ban Setel tekanan angin ban
baik
Aus atau bergerak berlebihan/bergesekan
Periksa steering linkage
Perbaiki atau ganti
baik
aus
Periksa ball joint & bantalan ganti
baik
rusak
Periksa peredam kejut ganti
baik
off center berlebihan
Periksa hub-to-wheel centering Centerkan kembali
baik
Periksa run-out ban

Modul/Balans roda/ ban 21


baik run-out berlebihan
Periksa run-out pelek
run-out berlebihan

Periksa run-out hub


run-out berlebihan
Ganti hub

Ganti pelek

Perbaiki run-out ban

Tidak balans
Periksa balance off-the car perbaiki

Periksa run-out ban

Tidak balas
Periksa balance on-the-car perbaiki

Periksa wheel alignment setel


Adapun rincian langkah analisa trouble-shooting dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Bicarakan gejalanya

Sebelum mengatasi segala bentuk getaran, dianjurkan agar membicarakan dahulu sifat
ganggungan dengan pengemudi kendaraan. Tentukan pada tingkat kecepatan berapa getaran
terjadi dan dapatkan akibat dari gangguan tersebut, apakah terjadi pada roda kemudi, apakah
tempat duduk bergoncang, apakah kaca spion bergetar, atau apakah masih terjadi meskipun
mobil sudah diperbaiki dan roda sudah dibalans ?

2) Lakukan test jalan untuk diagnosa.

Lakukan test jalan untuk memastikan keluhan customer kalau memungkinkan. Jalur yang
dipakai test jalan harus mempunyai permukaan yang baik dimana kecepatan tertentu dapat
dipertahankan. Jalankan kendaraan beberapa kilometer untuk memanaskan ban hingga
tercapai temperatur kerja dan menghilangkan "standing flats", dan kemudian catat gejala yang
disampaikan oleh pengemudi (misalnya kecepatan kritis, jenis getaran, dan lain-lain). Pada
saat getaran maksimum terjadi, biarkan kendaraan pada kecepatan ini untuk melihat apakah
getarannya tetap. Kalau getarannya tidak nyata pada saat meluncur dengan kecepatan kritis,
kemungkinan penyebabnya adalah getaran mesin. Bila getarannya berlangsung pada saat
kendaraan sedang meluncur, kemudian jalankan dijalan yang halus pada kecepatan kritis
sambil memegang roda kemudi dengan ringan dan arahkan ke kiri-kanan. Kalau tidak ada
getaran yang terasa pada steering wheel, tetapi terasa pada body. Lantai atau tempat duduk,
maka penyebabnya mungkin ban belakang atau pemindah tenaga.

3) Memeriksa Hub-to-wheel centering

Thickness gauge

Modul/Balans roda/ ban 22


1). Periksa hub-to-wheel centering clearance.
0,1 mm Periksalah clearance disepanjang keliling hub.
Nilainya tidak boleh melebihi batas
maksimum. Nilai maksimium : 0,1 mm (0,04
in).

Gambar 4. Memeriksa clearance hub


4) Perbaiki hub-to-wheel centering clearance

a). Rubahlah posisi peiek pada hub dan pasang kan kembali pada posisi yang lerkecil
perbedaan sekelilingnya.
b). Kalau tidak ada penurunan terhadap perbedaan sekeliling walaupun posisi
pemasangannya telah dirubah, periksa hub run-out, dan pastikan apakah peiek baik atau
tidak.
c). Periksa Run-out ban
d). Periksa Run-out pelek
e). Periksa Run-out hub
Nilai batas :
Radial run-out 0,05 mm (0,002 in) atau kurang
Lateral run-out 0,05 mm (0,002 in) atau kurang

Gambar 5. Mengukur run-out hub

f). Perbaiki Run-out ban


g). Periksa balance off-the-car
1). Cobalah untuk melakukan penyetelan static balance dan dynamic balance ke 0 gram.
2). Gunakan balancing weight yang sesuai dengan pelek, dan tempelkan dengan kuat agar
tidak jatuh pada saat berjalan.
h). Perbaiki kembali Run-out Ban

1) Periksa run-out ban


▪ Pasangkan ban pada mobil sesuai dengan tanda pemasangannya
▪ Ukur radial run-out ban dengan menggunakan dial gauge
2) Perbaiki run-out ban
▪ Pasangkan mur hub untuk sementara (kencangkan dengan tangan) dan tempatkan
bagian yang mempunyai radial run-out lebih besar di bagian bawah.
▪ Turunkan kendaraan sampai ban sedikit menyentuh tanah, dan kencangkan kembali
mur hub secara merata dengan menggunakan kunci mur hub. (Lakukan penyetelan
yang teliti pada hub dan wheel centering clearance).

Modul/Balans roda/ ban 23


▪ Ukur vertical run-out pada ban sekali lagi, dan cocokan hasilnya.

Largest run-out
i). Periksa balance on-the-car
1) Lakukan pemeriksaan sesuai dengan
petunjuk untuk balancer.
2) Pemeriksaan balance off-the-car dan
perbaikannya harus sudah dilakukan
sebelum pemeriksaan balance on-the-car.
3) Pemeriksaan dilakukan dengan wheel
cap, valve cap, center ornament dan
magnet lock-nut terpasang.
Gambar 6 Memeriksa run-out ban

4) Untuk kendaraan dengan full-time four-wheel drive, ikuti repair manual yang sesuai.
5) Pada saat memeriksa balance pada drive wheel, putarkan roda dengan tenaga mesin, tambah
kecepatan secara bertahap.

Gambar 7. Mengukur balance on-the-car

j) Periksa wheel alignment

Modul/Balans roda/ ban 24


c. Rangkuman:

GANGGUAN PADA RODA / BAN

1. KEAUSAN YANG TIDAK WAJAR : KEAUSAN SPOT [SPOT WEAR (CUPPING)]

Keausan spot membentuk lekukan seperti


mangkok pada beberapa bagian tread roda
dan terjadi jika kendaraan berjalan pada
kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi
karena tread roda mengalami slip pada
interval yang teratur, seperti diterangkan di
bawah. Kalau bearing roda, ball joint, tie rod
end, dan lain-lain mengalami keausan yang
berlebihan, atau kalau spindle bengkok, ban
akan bergoyang pada titik tertentu di saat
berputar dengan
kecepatan tinggi, sehingga mengakibatkan gesekan yang kuat dan menyebabkan terjadinya
keausan spot. Teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan
Gambar 8.
terjadinya Keausan spot
pengereman pada interval yang teratur, dan ini mengakibatkan terjadinya keausan spot
dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban.

PENTING !
 Kanvas yang dipasang pada tread ban untuk menambal kebocoran atau tonjolan akan
menyebabkan terjadinya keausan spot.
 Start, pengereman dan belokan tajam yang mendadak juga menyebabkan keausan
spot.
 Roda yang tidak balance berlebihan juga menyebabkan terjadinya keausan spot.

Adapun analisa gangguan keausan spot dan cara mengatasinya dapa dilihat pada flow chart di
bawah ini,

Periksa bantalan roda Aus atau longgar Ganti atau setel

baik

Aus
Periksa ball joint & tie rod Ganti
end
baik

Modul/Balans roda/ ban 25


menyeret
Periksa rem Perbaiki atau ganti

baik

Periksa wheel alignment tidak tepat


Setel kelurusan roda

baik

bengkok
Periksa spindle Ganti

baik

Periksa balans roda tidak tepat Lakukan balans static dan


dinamik

baik

berlebihan
Periksa run-out roda Perbaiki / ganti pelek dan /
atau ban

2. GETARAN
Masalah getaran ban dibagi dalam : Body shake, steering flutter, dan steering shimmy.

BODY SHAKE (Body Bergoncang)

Yang dimaksud dengan goncangan disini


adalah getaran vertikal atau lateral yang
terjadi pada body kendaraan dan roda
kemudi, bersama-sama dengan getaran
tempat duduk. Penyebab utama goncangan
adalah roda yang tidak balans, run-out yang
berlebihan, dan rigiditas ban yang tidak
seragam. Jika masalah tersebut diperbaiki,
maka goncangan biasanya akan hilang.
Goncangan biasanya tidak dapat dirasakan pada kecepatan di bawah 80 km/jam. Di atas
kecepatan ini, goncangan akan semakin terasa, tetapi kemudian menurun pada kecepatan
Gambar Jika
tertentu. 9. Bodi bergoncang
goncangan terjadi pada kecepatan 40-60 km/jam, penyebabnya biasanya run-out
roda yang berlebihan atau ban yang kurang seragam. Goncangan pada kecepatan rendah biasanya
tidak banyak disebabkan oleh roda yang tidak balans.

Modul/Balans roda/ ban 26


STEERING SHIMMY DAN FLUTTER

Shimmy adalah getaran roda kemudi pada arah memutar. Penyebab utama shimmy adalah roda
yang tidak balance, run-out yang berlebihan dan/ atau rigiditas ban yang tidak seragam. Bila
masalah ini diperbaiki maka shimmy akan hilang. Kemungkinan penyebab lainnya adalah steering
linkage rusak, keausan suspensi yang berlebihan dan kesalahan wheel alignment.
Shimmy dibagi menjadi dua tipe
yaitu : getaran yang terjadi pada
kecepatan yang relatif rendah
(20-60 km/jam) dan getaran
(yang disebut "flutter") yang
terjadi pada kecepatan tertentu
di atas 80 km/jam.

Gambar 10. Steering shimmy


Untuk menganalisa gangguan getaran ban diatas dapat dilihat pada flow chart dibawah ini;

Bicarakan gejalanya dengan customer

Lakukan tes jalan untuk mendiagnosa

Tidak rata
Periksa keausan ban ganti
baik
Terlalu tinggi atau terlalu rendah
Periksa tekanan ban Setel tekanan angin ban
baik
Aus atau bergerak berlebihan/bergesekan
Periksa steering linkage Perbaiki atau ganti
baik
aus
Periksa ball joint & bantalan ganti
baik
rusak
Periksa peredam kejut ganti
baik
off center berlebihan Centerkan kembali
Periksa hub-to-wheel centering
baik
Periksa run-out ban
baik run-out berlebihan
Periksa run-out pelek

run-out berlebihan
Periksa run-out hub
run-out berlebihan

Ganti hub

Ganti pelek

Perbaiki run-out ban

Modul/Balans roda/ ban 27


Tiak balans
Periksa balance off-the car perbaiki

Periksa run-out ban

Tidak balans
Periksa balance on-the-car perbaiki

Periksa wheel alignment setel


d. Tugas :
Analisalah kerusakan komponen kendaraan jika roda / ban tidak balans?

e. Tes Formatif :
1). Jelaskan jenis-jenis kerusakan komponen kendaraan jika roda / ban tidak balans?
2). Jelaskan keausan ban yang tidak wajar, yang diakibatkan oleh ban / roda tidak balans?
3). Jelaskan macam-macam getaran ban yang diakibatkan oleh roda/ ban tidak balans?

f. Kunci Jawaban Formatif :


1. Jenis-jenis kerusakan komponen kendaraan akibat ban / roda tidak balans.
a). Pegas rusak / patah
b). Peredam getaran rusak ( seal bocor)
c). Bantalan roda rusak
d). Kerusakan pada ball joint
e). Keausan ban tidak wajar.

2. Keausan yang tidak wajar yang terjadi pada ban:

Keausan Spot/Spot Wear (Cupping). Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pada
beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi.
Keausan semacam ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur,
seperti : bearing roda, ball joint, tie rod end mengalami keausan yang berlebihan, teromol rem
yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya keausan spot
dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban.

Gambar 11. Keausan Spot

3. Getaran pada kendaraan akibat ban/roda tidak balans :


a). BODY SHAKE (Body Bergoncang)
Yang dimaksud dengan goncangan dteini adalah getaran ertical atau lateral yang terjadi
pada body kendaraan dan roda kemudi, bersama-sama dengan getaran tempat duduk.
Penyebab utama goncangan adalah roda yang tidak balance, run-out yang berlebihan, dan

Modul/Balans roda/ ban 28


rigiditas ban yang tidak seragam. Jika masalah tersebut diperbaiki, maka goncangan
biasanya akan hilang. Goncangan biasanya tidak dapat dirasakan pada kecepatan di
bawah 80 km/jam. Di atas kecepatan ini, goncangan akan semakin terasa, tetapi
kemudian menurun pada kecepatan tertentu. Jika goncangan terjadi pada kecepatan 40-
60 km/jam, penyebabnya biasanya run-out roda yang berlebihan atau ban yang kurang
seragam. Goncangan pada kecepatan rendah biasanya tidak banyak disebabkan oleh roda
yang tidak balance).

Gambar 12. Bodi bergoncang

b). STEERING SHIMMY DAN FLUTTER


Shimmy adalah getaran roda kemudi pada arah memutar. Penyebab utama shimmy
adalah roda yang tidak balance, run-out yang berlebihan dan/ atau rigiditas ban yang
tidak seragam. Bila masalah ini diperbaiki maka shimmy akan hilang. Kemungkinan
penyebab lainnya adalah steering linkage rusak, keausan suspensi yang berlebihan dan
kesalahan wheel alignment.
Shimmy dibagi menjadi dua tipe yaitu : getaran yang terjadi pada kecepatan yang relatif
rendah (20-60 km/jam) dan getaran (yang disebut "flutter") yang terjadi pada kecepatan
tertentu di alas 80 km/jam.

Gambar 13. Steering shimmy

g. Lembar Kerja :
1. Alat dan Bahan
a). Satu unit mobil praktek
b). Roda dengan rim 13 “
c). Ban yang sudah dibongkar

Modul/Balans roda/ ban 29


d). Lap/majun

2. Keselamatan Kerja
a). Gunakanlah peralatan yang sesuai dengan fungsinya.
b). Ikutilah instruksi dari instruktur ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja.
c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera
pada lembar kerja.
d). Gunakan tekanan kompresor sesuai tekanan yang diizinkan.

3. Langkah Kerja
a). Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan seefisien mungkin.
b). Perhatikan penjelasan prosedur penggunaan alat, baca lembar kerja dengan teliti.
c). Lakukan pemeriksaan komponen yang rusak akibat ban / roda tidak balans
d). Mintalah penjelasan pada instruktur, hal yang belum jelas.
e). Buatlah catatan penting kegiatan praktek secara ringkas.
f). Setelah selesai, bersihkan dan kembalikan semua peralatan dan bahan yang telah
digunakan kepada petugas.

4. Tugas
a). Buatlah laporan kegiatan praktik saudara secara ringkas dan jelas !
b). Buatlah rangkuman pengetahuan yang anda peroleh setelah mempelajari kegiatan
belajar 1?

Modul/Balans roda/ ban 30


KEGIATAN BELAJAR 2 :
Mengidentifikasi balans statik dan balans dinamik

a. Tujuan Kegiatan Belajar


Setelah melaksanakan kegiatan belajar ini peserta diklat memiliki kemampuan:
1). Menjelaskan definisi keseragaman ban
2). Menjelaskan balans statik dan balans dinamik
3). Menjelaskan akibat yang ditimbulkan ban / roda tidak balans

b. Uraian Materi :

1. KESERAGAMAN BAN
Keseragaman ban juga berarti keseragaman berat, dimensi, maupun rigiditasnya. Akan
tetapi, karena keseragaman berat biasanya disebut wheel balance, dan keseragaman
dimensi disebut run-out, maka keseragaman berarti juga keseragaman rigiditas.

Keseragaman dalam
distribusi beban
wheel balance
Keseragaman dalam arti

Keseragaman dimensi run-out


umum

Keseragaman dalam keseragaman


rigiditas

Apabila roda tidak seimbang putarannya, maka dapat menimbulkan ketidak seimbangan
pada roda. Ketidak seimbangan roda yang berlebihan dapat mengakibatkan getaran yang
dapat mempengaruhi kontrol terhadap kemudi kendaraan. Oleh karena itu, roda dan ban
biasanya diperiksa terhadap keseimbangannya sebelum meninggalkan pabrik. Akan tetapi
keseimbangan roda dapat berubah karena kerusakan atau karena keausan, terutama pada
mobil berkecepatan tinggi.
Roda dan ban yang tidak seimbang disamping membuat kendaraan tidak
nyaman, juga menimbulkan keausan-keausan tidak normal pada ban (flat
sporwear) dan sistem suspensi. Dua efek penting dari keadaan tidak
seimbang adalah "wheel tramp" (roda bergetar pada arah vertikal) dan
"wheel shimmy" (getaran pada arah samping).

Modul/Balans roda/ ban 31


2. WHEEL BALANCE
Dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mesin, handling dan kemampuan
pengereman, juga aerodinamik body, ini memungkinkan kendaraan dapat berjalan dengan
kecepatan yang semakin tinggi. Pada kecepatan tinggi. wheel assembly (ban dan peiek)
yang tidak balans dapat menimbulkan getaran yang diteruskan ke body melalui komponen
suspensi, dan ini tidak nyaman bagi pengemudi maupun penumpang. Untuk itu, wheel
balance perlu diperhatikan benar untuk mencegah timbulnya getaran seperti tersebut di
atas. Pekerjaan yang berhubungan dengan ini disebut dengan wheel balancing. Wheel
balancing dilakukan dengan menggunakan balancing weight bagi keseluruhan wheel
assembly, yaitu pelek dengan ban yang terpasang. Wheel balance dibagi menjadi dua :
static balance (jika roda diam ditempat) dan dynamic balance (pada saat roda berputar) .

3. STATIC BALANCE
Untuk mengetahui static balance, gambarkan sebuah roda yang setimbang berputar bebas
pada porosnya. Kalau berat roda didistribusikan merata pada poros roda, titik tertentu dari
roda akan dapat berhenti pada segala posisi. Dalam kondisi semacam ini roda dikatakan
static balance.

Heavy spot

Berat A = berat B

Weight heavy

Gambar 14. Roda dalam keadaan balans statik

Spindle centerline

Gambar 15. Roda tidak Balans Statik

Modul/Balans roda/ ban 32


Add balance weights here

Corrective weights

Gamba 16. Membalans statik

Radial vibration

Centrifugal force

Gambar 17. Gaya sentrifugal pada roda yang tidak balans statik
Akan tetapi, kalau ban selalu berhenti dengan titik (A) berada di bawah, berarti bagian tersebut
jelas-jelas lebih berat dari sisi lawannya, yaitu titik (B). Jika berat ban tidak terbagi secara merata
pada poros roda, berarti roda dapat dikatakan static yang tidak balance (statically unbalanced).
Jika roda yang dalam keadaan static unbalance berputar, maka gaya centrifugal yang bekerja pada
titik A akan lebih besar dari gaya pada titik-titik lainnya, sehingga A akan cenderung menarik
keluar dari poros roda yang akan mengakibatkan bengkoknya poros dan getaran radial pada saat
roda berputar. Pada kendaraan yang sebenarnya, getaran radial ini diubah menjadi getaran
vertikal oleh suspensi, dan diteruskan melalui body ke steering wheel.
Dengan menempelkan bobot (W,) yang sama
dengan bobot ekstra A (W,) pada titik B yang
posisinya 1800 berhadapan dengan A dan
jaraknya sama dan poros, maka getaran ini
akan dapat dihilangkan karena W akan bekerja
sebagai bobot lawan dari W, Gaya centrifugal
yang bekerja pada titik B akan mencegah aksi
pada A, sehingga getaran poros dan roda dapat
dicegah pada saat roda berputar. Dengan kata
lain, static balance disebut sebagai centrifugal
balance pada saat roda berputar. Karena
Balance Balance penempelan bobot pada tread ban tidaklah
weight weight memungkinkan, maka dipakai dua counter
balance weight dengan ukuran yang sama pada

Modul/Balans roda/ ban 33


pelek sebelah dalam dan luar dengan posisi
berhadapan dengan titik A.

Gambar 18. Membalans gaya sentrifugal

DYNAMIC BALANCE

Dynamic balance
Kalau static balance diartikan
balance
sebagai keseimbangan bobot dalam
arah radial pada kondisi statis,
dynamic balance diartikan sebagai
keseimbangan bobot dalam arah
aksial pada saat roda berputar.
Dengan difinisi ini diterangkan
bahwa dynamic unbalance tidak
Static balance terlihat pada saat roda berhenti.

Gambar 19. Roda yang balans statik dan dinamik

Sebagai umpama, bobot ekstra A dan B yang


sama ditempel pada roda seperti gambar di
bawah. Bobot ini akan menyebabkan roda
menjadi static balance.

A=B

Gambar 20 Roda dengan bobot A dan B dalam keadaan balans statik

Modul/Balans roda/ ban 34


Akan tetapi, garis yang menghubungkan pusat bobot dari gaya berat G1, dan G2, tidak berada
pada sekeliling garis pusat roda. Akibatnya, pada saat roda berputar titik G1, dan G2 cenderung
mendekati garis pusat roda karena momen FA dan FB yang bekerja di sekitar titik pusat gaya berat
roda (Go). Momen ini terbentuk oleh gaya centrifugal (FA, dan FB;) yang bekerja pada G1, dan G2,

Gambar 21. Roda dengan bobot G1 dan G2 tidak balans dinamik

Gambar 22. Roda tidak balans dinamik menyebabkan ayunan melingkar

Modul/Balans roda/ ban 35


Setiap roda berputar 180°, seluruh momen gaya yang ditimbulkan oleh perubahan arah ini
membuat getaran lateral mengikuti ayunan putaran roda. Getaran lateral ini mengakibatkan
kondisi pada steering wheel yang disebut shimmy yaitu ayunan melingkar dari steering wheel.

Dynamic balance yang tidak tepat diperbaiki dengan jalan menempelkan dua buah bobot pada
roda satu dengan bobot yang sama dengan A pada posisi C dan yang lain dengan bobot yang
sama dengan B pada posisi D. Penempclan bobot ini akan mencegah momen di sekitar pusat GO,
sehingga getaran hilang. Pada mobil yang sebenarnya, bobot balance dengan ukuran yang benar
dipasang pada wheel rim, pada titik C' dan D.'

Balance weight

Balance weight

Gambar 23. Balance weight menjadikan balans dinamik

c. Rangkuman :
1. Keseragaman ban juga berarti keseragaman berat, dimensi, maupun rigiditasnya. Akan tetapi,
karena keseragaman berat biasanya disebut wheel balance, dan keseragaman dimensi disebut
run-out, maka keseragaman berarti juga keseragaman rigiditas.

2. Ban dan pelek yang tidak balans dapat menimbulkan getaran yang diteruskan ke body melalui
komponen suspensi, dan ini tidak nyaman bagi pengemudi maupun penumpang. Untuk itu,
wheel balance perlu diperhatikan benar untuk mencegah timbulnya getaran seperti tersebut di
atas. Wheel balance dibagi menjadi dua : static balance (jika roda diam ditempat) dan
dynamic balance (pada saat roda berputar) .

3. Balans statik, roda / ban dalam keadaan balans statik bila :


a) Semua titik disekeliling lingkaran ban sama berat.
b) Gaya sentrifugal yang terjadi disekeliling lingkaran ban sama besar.
c) Pada kendaraan tidak terjadi getaran naik – turun.

Modul/Balans roda/ ban 36


Heavy spot

Berat A = berat B

Weight heavy

Gambar 24. Roda dalam keadaan balans statik

Jika roda yang dalam keadaan static unbalance berputar, maka gaya centrifugal yang bekerja
pada titik A akan lebih besar dari gaya pada titik-titik lainnya, sehingga A akan cenderung
menarik keluar dari poros roda yang akan mengakibatkan bengkoknya poros dan getaran
radial pada saat roda berputar.

4. Balans dinamik diartikan sebagai keseimbangan bobot dalam arah aksial pada saat roda
berputar.
Dynamic balance
balance

Static balance

Gambar 25. Roda yang balans statik dan dinamik


Dynamic balance yang tidak tepat diperbaiki dengan jalan menempelkan dua buah bobot pada
roda satu dengan bobot yang sama dengan A pada posisi C dan yang lain dengan bobot yang
sama dengan B pada posisi D. Penempclen bobot ini akan mencegah momen di sekitar pusat GO,
sehingga getaran hilang. Pada mobil yang sebenarnya, bobot balance dengan ukuran yang benar
dipasang pada wheel rim, pada titik C' dan D.'

Modul/Balans roda/ ban 37


Balance weight
D’

Balance weight

Gambar 26. Balance weight menjadikan balans dinamik

d. Tugas
Amati akibat yang terjadi pada kendaraan bila roda / ban tidak balans statik dan dinamik?

e. Tes Formatif
1. Jelaskan pengertian balans statik pada ban / roda?
2. Apa yang dimaksud dengan balans dinamik dan jelaskan bagaimana caranya mengatasi
roda yang tidak balans dinamik ?

f. Kunci Jawaban Formatif 2


1. Roda / ban dikatakan dalam keadaan balans statik bila :
a) semua titik disekeliling lingkaran ban sama berat.
b) Gaya sentrifugal yang terjadi disekeliling lingkaran ban sama besar.
c)Pada kendaraan tidak terjadi getaran naik – turun.

Heavy spot

Berat A = berat B

Weight heavy

Modul/Balans roda/ ban 38


Gambar 27. Roda dalam keadaan balans statik

2. Balans dinamik diartikan sebagai keseimbangan bobot dalam arah aksial pada saat roda
berputar. Dengan difinisi ini diterangkan bahwa dynamic unbalance tidak terlihat pada saat
roda berhenti.

Dynamic balance

Static balance

Gambar 28 . Balans statik dan dinamik pada sebuah roda

Dynamic balance yang tidak tepat diperbaiki dengan jalan menempelkan dua buah bobot pada
roda satu dengan bobot yang sama dengan A pada posisi C dan yang lain dengan bobot yang
sama dengan B pada posisi D. Penempclan bobot ini akan mencegah momen di sekitar pusat GO,
sehingga getaran hilang. Pada mobil yang sebenarnya, bobot balance dengan ukuran yang benar
dipasang pada wheel rim, pada titik C' dan D.'

Balance weight

Balance weight

Gambar 29. Balance weight untuk mengatasi balans dinamik

Modul/Balans roda/ ban 39


g. Lembar Kerja
1. Alat dan Bahan
a). Dongkrak
b). Jack Stand
c). Kunci Roda
d). Lap / majun
e). Alat pengukur tekanan udara ban
f). Satu unit mobil praktek

2.Keselamatan Kerja
a). Gunakanlah peralatan tangan sesuai dengan fungsinya.
b). Ikutilah instruksi dari guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja.
c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera
pada lembar kerja.
d). Pastikan kendaraan dalam keadaan kuat ditahan jack stand.
3.Langkah Kerja:
a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien mungkin.
b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru.
c). Lakukan pelepasan roda-roda dengan langkah yang efektif!
d). Identifikasi roda / ban yang tidak balans statik dan dinamik
e). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas.
f). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti
keadaan semula.

4. Tugas :
a). Buatlah laporan praktik anda secara ringkas dan jelas!
b). Buatlah rangkuman pengetahuan yang anda peroleh setelah mempelajari kegiatan
belajar 2!

Modul/Balans roda/ ban 40


KEGIATAN BELAJAR 3 :
Membalans ban/ roda dengan alat pembalans

a. Tujuan Kegiatan Belajar


Peserta diklat memiliki kemampuan :
1. Menjelaskan penggunaan peralatan pembalans roda / ban.
2. Melaksanakan pekerjaan membalans statik roda sesuai spesifikasi.
3. Melaksanakan pekerjaan membalans dinamik roda sesuai spesifikasi.
4. Membalans roda secara off-the-car balancer

b. Uraian Materi 3.
1. Penggunaan peralatan pembalans roda / ban
Ada dua tipe wheel balancer yaitu off-the-car balancer yang dalam pengoperasiannya perlu
melepaskan ban dan mobil, balancing dilakukan secara independent, dan on-the-car
balancer yang dalam pengoperasiannya, balancing melibatkan semua bagian yang
berputar (pelek, teromol rem dan axle hub, dan lain-lain) sementara roda masih terpasang
di kendaraan.
Kedua balancer tersebut mempunyai keistimewaan sebagai berikut:

Item Tipe Off-the-car On-the-car balance


balance
Static balance Tinggi Tinggi
Ketelitian Dynamic balance Tinggi Tidak terlalu tinggi
Kemudahan Static balance Mudah Cukup mudah
balancing Dynamic balance Mudah Cukup sulit (beberapa balancer
tidak dapat mengukur dynamic
balance dengan tepat)

Modul/Balans roda/ ban 41


Gambar 30. Wheel balancer OFF-THE-CAR TYPE

Gambar 31. Wheel balancer ON-THE-CAR TYPE

Dahulu, off-the-car type balancer dan on-the-car type balancer dipakai sendiri-sendiri untuk
memperbaiki balance roda. Tetapi sekarang, untuk memperbaiki getaran yang keras (goncangan
body, getaran kemudi, dan lain-lain) yang terjadi pada kecepatan tinggi, yang tidak dapat
diperbaiki dengan cara terdahulu ; pertama, lakukan static balance secara tersendiri dengan
menggunakan off-the-car balancer, dan kemudian lakukan dynamic balance dengan ban terpasang
pada kendaraan (on-the-car balancer). Pada akhirnya, ban diperiksa deviasinya dari tengah ban
dan masalah lain yang mungkin muncul sebagai deviasi pada static balance, serta yang lain-lain
diperbaiki dengan menggunakan on-the-car balancer.

2. Perhatian Pada Saat Membalans Roda

a. Perhatian sebelum membalans roda

Bila membalans roda, pertama periksalah kondisi ban :


1). Periksalah kemungkinan ada potongan logam atau batu dan lain-latn yang terselip
pada alur tread, dan periksalah juga kemungkinan bagian tread pecah atau rusak.
2). Periksalah kemungkinan ada lumpur atau pasir yang melekat pada bagian dalam pelek.
3). Periksalah apakah getaran ban jelas terlihat.
4). Periksalah kalau-kalau ada benda asing yang masuk di dalam ban (Dengarkan suara di
dalam ban).

b. Perhatian untuk off-the-car balancing

1). Membalans roda dilakukan setelah run-out ban diperbaiki.


2). Membalans roda sampai diperoleh harga O g.
3). Pakailah selalu wheel balancer yang terawat dengan baik dan mempunyai ketelitian
yang tinggi. Wheel balancer yang tidak bekerja dengan baik harus diperbaiki terlebih
dahulu.

c. Perhatian untuk on-the-car balancing


1). Pada saat membalans roda penggerak (drive wheel), gerakkan roda dengan tenaga
mesin dan kecepatan ditambah atau dikurangi secara bertahap. Perhatikan agar
kendaraan jangan sampai berjalan.
2). Pada kendaraan dengan wheel cap, lakukan perbaikan dengan wheel cap terpasang.

Modul/Balans roda/ ban 42


3). Setelah membalans roda, buatlah tanda pemasangan pada hub dan roda sehingga
pada waktu pembongkaran dan pemasangan ban dari pelek untuk selanjutnya tidak
berubah posisi.

d. Membalans statik
1). Melepaskan roda dari kendaraan
2). Melepaskan seluruh masa bobot yang ada pada peiek sebelum dilakukan
penyeimbangan
3). Memperbaiki keseimbangan statis roda, yaitu dengan cara menjepitkan bobot timah
pada pelek, berlawanan dengan posisi bagian yang berat.
4). Memeriksa kembali (menyeimbangkan roda) untuk memastikan hasil yang diinginkan
5). Memeriksa roda dengan keseimbangan dinamik, apabila keseimbangan statis tidak
baik.

e. Membalans dinamik
1). Mengangkat mobil pada bagian yang akan dilepas rodanya
2). Menyangga dengan jack stand untuk pengaman
3). Melepas roda dari hubungan porosnya dengan membuka mur-murnya secara menyilang
4). Membersihkan kotoran atau bobot penyeimbang dari roda dengan wheel plier (penjepit
khusus)
5). Memeriksa tekanan ban supaya sesuai dengan spesifikasi
6). Memeriksa keadaan pelek dan ban (bagian yang aus)
7). Mencatat ukuran ban dan ukuran pelek
8). Melepas adaptor dari poros utama dinamik wheel balancer dengan memutarkan mur
pengikat
9). Setellah jumlah pemegang universal pada adaptor sesuai dengan jumlah lubang baut dari
roda (misalnya : 4,5 atau 3 lubang). Roda gigi 1 tepat pada 0, roda gigi yang lain tepat
pada tanda panah (sesuai dengan jumlah lubang yang diperlukan)
10) Menempatkan adaptor pada penyanggah roda
11) Menyetel tangkai universal dengan jalan memutarkan salah satu gigi universal sesuai dengan
lubang-lubang baut roda dan roda gigi yang akan ikut berputar
12) Memasang roda pada adaptor dilaksanakan di atas penyangga roda Catatan : Bila lubang
baut pada roda mempunyai garis tengah lebih besar dari universal dapat dipergunakan
selongsong yang tersedia.
13) Mengeraskan Flens pengikat dengan menggunakan palu kayu/plastik
14) Mengeset gram meter dalam keadaan mesin berjalan pada kedudukan "O".
15) Mengeset phase meter dalam keadaan berjalan pada kedudukan "0"
16) Memasang roda yang telah terpasang pada adaptor ke sumbu utama dari mesin
penyeimbang
17) Mengeraskan mur pengikat pada sumbu utama dengan kekuatan tangan (tidak boleh
dengan alat-alat lain) dengan memutar roda dengan tangan
18) Memberi tanda pada roda dengan kapur sesuai dengan pembagian skala yang terdapat
pada poros utama
19) Mengatur rim diameter selector sesuai dengan garis tengah ban/roda
20) Mengatur rim width selector sesuai dengan ukuran lebar dari ban/roda
21) Mengatur plane selector untuk menentukan pembebanan.
Catatan : Pada angka 1 untuk penyeimbang roda bagian luar
Pada angka 2 untuk penyeimbang roda bagian dalam.
22) Menekan tombol on alat penyeimbang setelah steker dipasangkan
23) Membaca jumlah gram bobot penyeimbang pada gram meter
24) Membaca tempat kedudukan penyeimbang pada phase meter
25) Menekan tombol off alat penyeimbang dan mengerem sampai roda berhenti

Modul/Balans roda/ ban 43


26). Mencocokkan angka dari phase meter dengan angka pada sumbu utama, roda diputar
dengan tangan.
(aa) Memasang bobot penyeimbang pada roda sesuai dengan berat dan tempat dari
pembacaan gram meter/phase meter. Setellah adaptor dan roda dilepas dari poros
utama.
(ab) Mengecek pembebanan balancing dengan menghidupkan kembali pesawat penyeimbang,
sampai jarum gram meter harus berada pada daerah hijau.
Catatan : Apabila jarum gram meter tidak berada pada daerah hijau maka pengukuran
harus dimulai kembali seperti semula.
(ac) Melepaskan adaptor dari poros utama pesawat penyeimbang roda
(ad) Melepaskan roda dari adaptor dengan meletakkan di atas penyangga roda/standart
(ae) Memasang kembali roda pada mobil

c. Rangkuman :

1. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum membalans roda/ban


Bila membalans roda, pertama periksalah kondisi ban :
a). Periksalah kemungkinan ada potongan logam atau batu dan lain-lain yang terselip pada
alur tread, dan periksalah juga kemungkinan bagian tread pecah atau rusak.
b). Periksalah kemungkinan ada lumpur atau pasir yang melekat pada bagian dalam pelek.
c). Periksalah apakah getaran ban jelas terlihat.
d). Periksalah kalau-kalau ada benda asing yang masuk di dalam ban (Dengarkan suara di
dalam ban).

2. Perhatian untuk off-the-car balancing


a). Membalans roda dilakukan setelah run-out ban diperbaiki.
b). Membalans roda sampai diperoleh harga O g.
c). Pakailah selalu wheel balancer yang terawat dengan baik dan mempunyai ketelitian yang
tinggi. Wheel balancer yang tidak bekerja dengan baik harus diperbaiki terlebih dahulu.

3. Perhatian untuk on-the-car balancing


a) Pada saat membalans roda penggerak (drive wheel), gerakkan roda dengan tenaga mesin
dan kecepatan ditambah atau dikurangi secara bertahap. Perhatikan agar kendaraan
jangan sampai berjalan.
b) Pada kendaraan dengan wheel cap, lakukan perbaikan dengan wheel cap terpasang.
c) Setelah membalans roda, buatlah tanda pemasangan pada hub dan roda sehingga pada
waktu pembongkaran dan pemasangan ban dari pelek untuk selanjutnya tidak berubah
posisi.

4. Prosedur membalans static

Ada dua tipe wheel balancer yaitu off-the-car balancer yang dalam pengoperasiannya perlu
melepaskan ban dan mobil, balancing dilakukan secara independent, dan on-the-car balancer
yang dalam pengoperasiannya, balancing melibatkan semua bagian yang berputar (pelek,
teromol rem dan axle hub, dan lain-lain) sementara roda masih terpasang di kendaraan.
a). Melepaskan roda dari kendaraan
b). Melepaskan seluruh masa bobot yang ada pada peiek sebelum dilakukan penyeimbangan
c). Memperbaiki keseimbangan statis roda, yaitu dengan cara menjepitkan bobot timah pada
pelek, berlawanan dengan posisi bagian yang berat.
d). Memeriksa kembali (menyeimbangkan roda) untuk memastikan hasil yang diinginkan

Modul/Balans roda/ ban 44


e). Memeriksa roda dengan keseimbangan dinamik, apabila keseimbangan statis tidak baik.

d. Tugas
Lakukan balans roda / ban menggunakan off-the car balancer?

e. Tes Formatif
1. Jelaskan prosedur yang perlu dilakukan sebelum membalans roda/ban ?
2. Jelaskan langkah-langkah membalans statik pada ban/roda ?

f. Kunci Jawaban Formatif


1. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum membalans roda/ban
Bila membalans roda, pertama periksalah kondisi ban :
a) Periksalah kemungkinan ada potongan logam atau batu dan lain-latn yang terselip pada alur
tread, dan periksalah juga kemungkinan bagian tread pecah atau rusak.
b) Periksalah kemungkinan ada lumpur atau pasir yang melekat pada bagian dalam pelek.
c) Periksalah apakah getaran ban jelas terlihat.
d) Periksalah kalau-kalau ada benda asing yang masuk di dalam ban (Dengarkan suara di
dalam ban).

2. Perhatian untuk off-the-car balancing


a) Membalans roda dilakukan setelah run-out ban diperbaiki.
b) Membalans roda sampai diperoleh harga o g.
c) Pakailah selalu wheel balancer yang terawat dengan baik dan mempunyai ketelitian yang
tinggi. Wheel balancer yang tidak bekerja dengan baik harus diperbaiki terlebih dahulu.

3. Perhatian untuk on-the-car balancing


a) Pada saat membalans roda penggerak (drive wheel), gerakkan roda dengan tenaga mesin
dan kecepatan ditambah atau dikurangi secara bertahap. Perhatikan agar kendaraan
jangan sampai berjalan.
b) Pada kendaraan dengan wheel cap, lakukan perbaikan dengan wheel cap terpasang.
c) Setelah membalans roda, buatlah tanda pemasangan pada hub dan roda sehingga pada
waktu pembongkaran dan pemasangan ban dari pelek untuk selanjutnya tidak berubah
posisi.

4. Membalans statik
a). Melepaskan roda dari kendaraan
b). Melepaskan seluruh masa bobot yang ada pada pelek sebelum dilakukan penyeimbangan
c). Memperbaiki keseimbangan statis roda, yaitu dengan cara menjepitkan bobot timah pada
peiek, berlawanan dengan posisi bagian yang berat.
d). Memeriksa kembali (menyeimbangkan roda) untuk memastikan hasil yang diinginkan
e). Memeriksa roda dengan keseimbangan dinamik, apabila keseimbangan statis tidak baik.

g. Lembar Kerja
1. Alat dan Bahan
a). Mobil lengkap dengan roda ban dalam dan peleknya
b). Alat pembalans ban/roda dan bobot pembalans
c). Kunci ban
d). Dongkrak
e). Buku manual penggunaan alat pembalans roda

Modul/Balans roda/ ban 45


2. Keselamatan Kerja
a). Gunakanlah peralatan yang sesuai dengan fungsinya.
b). Ikutilah instruksi dari instruktur ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja.
c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada
lembar kerja.
d). Gunakan tekanan kompresor sesuai tekanan yang diizinkan.
e). Bila perlu mintalah buku manual dari ban yang menjadi training object.
f). Gunakanlah jack stand untuk menyangga kendaraan.

Modul/Balans roda/ ban 46


3. Langkah Kerja
a). Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan efisien.
b). Perhatikan penjelasan prosedur penggunaan alat, baca lembar kerja dengan teliti.
c). Lakukan balans ban/ roda sesuai prosedur yang benar!
d). Mintalah penjelasan pada instruktur mengenai hal yang belum jelas.
e). Buatlah catatan penting kegiatan praktek secara ringkas.

4. Tugas
a). Buatlah rangkuman pengetahuan yang anda peroleh setelah mempelajari kegiatan belajar
3!
b). Buatlah laporan kegiatan praktik saudara secara ringkas dan jelas!

BAB III
EVALUASI

Modul/Balans roda/ ban 47


A. PERTANYAAN
1. Jelaskan gangguan pada kendaraan yang diakibatkan oleh roda/ban yang tidak balans?
2. Jelaskan pengertian roda/ban yang tidak balans dinamik dan akibat yang ditimbulkannya?
3. Lakukan balans roda secara off-the-car balancer pada sebuah mobil!

B. KUNCI JAWABAN
Gangguan pada kendaraan yang diakibatkan oleh roda/ban yang tidak balans :

1. Jenis-jenis kerusakan komponen kendaraan akibat ban / roda tidak balans.


a). Pegas rusak / patah
b). Peredam getaran rusak ( seal bocor)
c). Bantalan roda rusak
d). Kerusakan pada ball joint
e). Keausan ban tidak wajar.

2. Keausan yang tidak wajar yang terjadi pada ban:


Keausan Spot/Spot Wear (Cupping). Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok
pada beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan
tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang
teratur, seperti : bearing roda, ball joint, tie rod end mengalami keausan yang berlebihan,
teromol rem yang telah berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya
keausan spot dengan ukuran yang cukup besar melingkar pada ban.

Gambar 32. Keausan Spot

Apabila ban/ roda tidak balans, maka akan terjadi keolengan atau getaran pada kendaraan.
Getaran yang dipindahkan ke badan mobil, dalam kecepatan tertentu, akan dapat merusak
komponen-komponen kendaraan, antara lain : pegas rusak/patah, peredam getaran rusak,
bantalan-bantalan roda rusak, kerusakan pada ball joint, dan kerusakan pada lengan-lengan
kemudi. Jadi ban/ roda yang balans dapat : menjamin keselamatan di jalan, menambah rasa
aman berkendaraan dan menambah umur kendaraan.

3. Getaran
Masalah getaran ban dibagi dalam : Body shake, 'steering flutter, dan steering shimmy.

a). BODY SHAKE (Body Bergoncang)


Yang dimaksud dengan goncangan disini adalah getaran vertikal atau lateral yang terjadi
pada body kendaraan dan roda kemudi, bersama-sama dengan getaran tempat duduk.
Penyebab utama goncangan adalah roda yang tidak balance, run-out yang berlebihan, dan
rigiditas ban yang tidak seragam. Jika masalah tersebut diperbaiki, maka goncangan
biasanya akan hilang. Goncangan biasanya tidak dapat dirasakan pada kecepatan di
bawah 80 km/jam. Di atas kecepatan ini, goncangan akan semakin terasa, tetapi
kemudian menurun pada kecepatan tertentu. Jika goncangan terjadi pada kecepatan 40-

Modul/Balans roda/ ban 48


60 km/jam, penyebabnya biasanya run-out roda yang berlebihan atau ban yang kurang
seragam. Goncangan pada kecepatan rendah biasanya tidak banyak disebabkan oleh roda
yang tidak balance).

Gambar 33. Bodi bergoncang akibat roda tida balans

b). STEERING SHIMMY DAN FLUTTER


Shimmy adalah getaran roda kemudi pada arah memutar. Penyebab utama shimmy
adalah roda yang tidak balance, run-out yang berlebihan dan/ atau rigiditas ban yang
tidak seragam. Bila masalah ini diperbaiki maka shimmy akan hilang. Kemungkinan
penyebab lainnya adalah steering linkage rusak, keausan suspensi yang berlebihan dan
kesalahan wheel alignment.
Shimmy dibagi menjadi dua tipe yaitu : getaran yang terjadi pada kecepatan yang relatif
rendah (20-60 km/jam) dan getaran (yang disebut "flutter") yang terjadi pada kecepatan
tertentu di atas 80 km/jam.

Gambar 34. Goncangan shimmy akibat roda tidak balans

c) Pengertian tidak balans dinamik


1) Roda tidak sama berat disekeliling penampang lingkaran ban/roda
2) Titik-titik yang lebih berat terletak tidak ditengah-tengah penampang ban/roda
Akibat yang ditimbulkan pada kendaraan :
1) Saat roda berputar, titik-titik yang lebih berat akan tertarik ke garis tengah roda.
2) Akibat pada roda, roda akan bergetar kearah samping
3) Pada roda kemudi akan terasa shimmy

Modul/Balans roda/ ban 49


C. KRITERIA KELULUSAN

Skor
Aspek Bobot Nilai Keterangan
(1-10)
Kognitif (soal no 1 dan 2) 3
Ketelitian pemeriksaan
2 Syarat lulus,
gangguan tidak balans
nilai minimal 70
Ketepatan prosedur
3 dengan skor
membalans ban/ roda
setiap aspek
Ketepatan waktu 1
minimal 7
Keselamatan kerja 1
Nilai Akhir

Kriteria Kelulusan :
70 s.d. 79 : memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan
80 s.d. 89 : memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan
90 s.d. 100 : di atas minimal tanpa bimbingan.

Modul/Balans roda/ ban 50


BAB IV
PENUTUP

Modul ini hanyalah salah satu pengantar agar peserta diklat memiliki kemampuan membalans
roda. Agar peserta diklat menguasai ketrampilan ini dengan baik, disarankan membaca buku
manual tentang alat pembalans roda dan juga buku-buku referensi tentang balans roda serta
mengikuti latihan dengan disiplin dan tekun.

Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke modul
berikutnya. Sebaliknya, apabila peserta diklat dinyatakan tidak lulus, maka peserta diklat harus
mengulang modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil modul selanjutnya.
Jika peserta diklat telah lulus menempuh modul ini, maka peserta diklat berhak memperoleh
serfikat kompetensi membalans roda / ban.

Modul/Balans roda/ ban 51


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (1995). Materi Pelajaran Chassis Group Step 2. Jakarta : PT. Toyota – Astra
Motor.

Anonim. (1995). New Step 1 Training Manual. Jakarta : PT. Toyota – Astra Motor.

Anonim. (1995). Wheel alignment and tires Step 2. Jakarta : PT. Toyota Service
Training

Crouse, William Harry and Donald L. Anglin. (1993). Automotive mechanics. Singapore :
McGraw-Hill

William K. Tobold & Larry Johnson. (1977). Automotive Encyyclopedia. South Holland :
The Good Heart – Wilcox Company Inc. Publisher.

Modul/Balans roda/ ban 52

You might also like