You are on page 1of 2

Cara Pengiriman Sampel Untuk Pemeriksaan Toksikologi

Bila pemeriksaan toksikologi dilakukan di institusi lain, maka pengiriman bahan pemeriksaan
toksikologi harus memenuhi kriteria :

 Tiap sampel wajib dimasukkan ke dalam satu kemasan yang terpisah.


 Contoh bahan pengawet harus disertakan untuk kontrol.
 Tiap tempat yang telah terisi harus disegel. Penyegelan dilakukan oleh penyidik, sedangkan
dokter hanya sebagai saksi.
 Tempat yang telah disegel selanjutnya harus diberi label yang memuat keterangan berupa
nomor identitas, nama korban, tanggal/waktu otopsi, nama spesimen beserta jumlahnya, dan
bahan pengawet.

Hasil autopsi harus disertakan, jika memungkinkan disertakan pula hasil anamnesis dan
gejala-gejala klinik. Surat permintaan pemeriksaan dari penyidik wajib disertakan dan memuat
identitas korban dengan lengkap serta dugaan racun apa yang menyebabkan intosikasi tersebut.
Seluruh komponen diatas dikemas dalam suatu wadah dan harus dijaga agar tertutup rapat sehingga
tidak ada kemungkinan tumpah dan pecah. Wadah harus diikat sedemikian rupa dengan tali pada
setiap persilangannya (diikat mati) serta wajib diberi pengaman. Berita acara penyegelan barang
bukti lain seperti racun atau obat juga harus disertakan. Dalam berita acara tersebut harus terdapat
contoh kertas pembungkus, segel atau materai yang digunakan. Toksikologi forensik yang menerima
spesimen kemudian memberikan surat tanda terima kepada dokter forensik, kemudian menyimpan
sampel/spesimen dalam lemari pendingin (freezer) dan menguncinya sampai analisis dilakukan.
Prosedur ini dilakukan dengan tujuan memberikan perlindungan/pengamanan terhadap spesimen
tersebut.

Jika jenazah akan diawetkan, maka pengambilan contoh bahan harus dilakukan sebelum
jenazah diawetkan (embalming). Hal ini dilakukan demi mengatasi formalin yang biasanya digunakan
untuk pengawetan jenazah dapat menyulitkan pemeriksaan dan mampu merusak racun. Pada
pengambilan contoh dari korban hidup, alkohol tidak dapat digunakan sebagai disinfektan lokal pada
saat pengambilan darah. Hal ini untuk menghindari kesulitan dalam penarikan kesimpulan apabila
kasus pun berkaitan dengan alkohol. Maka dari itu, digunakanlah Sublimat 1% atau Merkuri Klorida
1%.

Beberapa hal yag perlu diperhitungkan dalam tahap penyiapan sampel adalah : jenis dan sifat
biologis spesimen, fisikokimia dari spesimen, serta tujuan analisis. Sehingga dapat dirancang atau
dipilih metode penanganan sampel, jumlah sampel yang akan digunakan, serta metode analisis yang
tepat. Penanganan sampel wajib mendapatkan perhatian khusus karena sebagian besar sampel
merupakan materi biologis sehingga sebisa mungkin mencegah terjadinya penguraian dari analit.

Pemilihan metode ekstraksi ditentukan juga oleh analisis yang akan dilakukan, contohnya
pada penapisan sering dilakukan ekstraksi satu tahap, dimana pada tahap ini diharapkan semua analit
dapat terekstraksi. Bahkan pada uji penapisan yang menggunakan teknik “immunoassay’, sampel
tidak perlu diekstraksi dengan pelarut tertentu. Untuk sampel urin pada umumnya dapat langsung
dilakukan uji penapisan dengan menggunakan teknik tersebut. Akan tetapi, tidak jarang juga
dilakukan perlakuan awal seperti pengaturan pH dan sentrifugal guna menghilangkan kekeruhan.
Pemisahan sel darah dan serum sangat diperlukan pada persiapan sebelum dilakukan uji penapisan
pada darah. Pada serum umumnya dapat langsung dilakukan uji penapisan menggunakan teknik
immunoassay. Terkadang sampel darah yang diterima sudah mengalami hemolisis atau menggumpal,
dalam hal ini darah dilarutkan dengan methanol dan kemudian disentrifugal, dan supernatannya dapat
langsung dilakukan uji penapisan menggunakan teknik tersebut.

Penyiapan sampel yang baik sangat diperlukan pada uji pemastian “identifikasi dan
kuantifikasi”, terutama pada teknik krimatografi, karena pada umumnya materi biologi merupakan
materi yang komplek, yang terdiri dari berbagai campuran baik senyawa endogen maupun senyawa
eksogen. Penyiapan sampel umumnya meliputi hidrolisis, ekstraksi, dan pemurnian analit. Prosedur
ini wajib mempunyai efisiensi dan selektifitas yang tinggi. Perolehan kembali yang tinggi pada
ekstraksi sangatlah penting untuk mencari analit, sedangkan selektifitas yang tinggi diperlukan untuk
menjamin pengotor atau senyawa pengganggu terpisah dari analit.

You might also like