You are on page 1of 4

Cara Pemasangan Dak Beton Keraton

• Sebelum keramik dirangkai dalam satu rangkaian memanjang, dianjurkan


seluruh KERATON direndam ke dalam air sampai benar-benar jenuh air (± 15
menit).

• Aturlah KERATON ke arah memanjang sepanjang bentangan maksimal 4


meter, dalam posisi keramik.
• Letakkan besi tulangan 10 mm di bagian atas dan 8 mm di bagian bawah
KERATON, sehingga betul-betul terselimuti dengan adukan 1 (semen) : 3
(pasir) (lihat Gb. 2a). kemudian ikatlah rangkaian tersebut dengan kawat
bendrat pada setiap 4-5 blok KERATON (1 meter) dan pada kedua ujungnya
agar besi tulangan benar-benar lurus.

• Sisi sambungan antara keramik ditutup rapat dengan adukan semen dan pasir
(1 : 3), dengan demikian rangakaian blok keraton telah terbentuk menjadi
balok keraton.
• Diamkan dulu ± 7 hari hingga mencapai pengerasan maksimum. Usahakan
rangkaian KERATON selalu dalam keadaan lembab (disiram-siram setiap
hari).
• Setelah 7 hari didiamkan, maka rangkaian dibalik (lihat Gb. 2b) dan siap
dinaikkan satu persatu dan rapatkan dengan kedua ujungnya, pada ring balok
yang tersedia.
• Siramlah sekali lagi ikaan rangkaian itu dengan air yang cukup sebelum sisi-
Sisi rangkaian diisi dengan adukan cor.
• Sisi-sisi rangakaian diisi dengan adukan cor (1:2:3) hingga 1-3 cm diatas
permukaan DAK BETON KERATON (lihat Gb. 3).

• Seminggu setelah pengecoran lantai kerja, maka lantai/ubin keramik atau


marmer dapat dipasang, begitu pula dengan pemasangan penggantung plafon
atau pekerjaan listrik dibawah dak dapat di mulai pada waktu yang bersamaan
pula dengan pemasangan lantai (lihat Gb. 4).

• Selamat Mengerjakan.
Teknologi keramiknya sendiri ternyata terdiri dari blok terpisah seperti ini

selanjutnya blok-blok keramik dirakit dan disisipi tulangan yang berfungsi sebagai tulangan
tarik untuk menjadi seperti balok
sebagai berikut :

Kalau melihat penampilannya, maka


tulangan tersebut juga berfungsi
sebagai pengikat dengan semen
(kelihatannya khusus) yang berfungsi
seperti lem. Pada tahap ini, agar
dapat menjadi balok yang baik, yang
dapat diangkat dengan aman untuk
dipasang di lantai atas adalah sangat
tergantung dari teknologinya. Perlu
presisi yang cukup baik, karena kalau tidak itu balok menjadi tidak lurus (saling bergeser),
juga semennya perlu diketahui apa jenisnya, jika pakai semen biasa, berapa lama rakitan
tersebut dapat diangkat. Untuk mengangkatnya juga perlu latihan dulu.

Secara logis bentuk di atas memang dapat diterima, bagian keramik berfungsi sebagai kopel
desak, sedangkan tulangan sebagai tulangan tarik. Tulangan dipasang pada ke empat sudut,
agar mampu menerima lentur pada semua arah. Tapi ingat, itu semua diarahkan untuk
menerima berat sendiri, dan juga berat beton di atasnya, yaitu ketika dicor.

Selanjutnya tujuan dari balok di atas adalah dikembangkan sebagai lantai komposit, yaitu
dengan dijajarkan dan diatasnya dicor dengan beton atau mungkin hanya mortar, sebagai
berikut.

Inilah mungkin yang dimaksud


dengan teknologi keramik komposit
(keraton).

Jika melihat bagian atas keramik,


bagian yang dicor, terlihat sekali
cukup tipis, kurang dari 3 cm. Jadi
pengecorannya kelihatannya bukan
beton tapi mortar. Jika demikian
maka yang dapat diandalkan adalah
beton di pinggir-pinggir keramik
tersebut, fungsinya seperti balok rib. Secara prinsip itu semua memang dapat bekerja sebagai
elemen balok struktur. Bahkan pihak produsennya telah mengujinya di laboratorium .

Bagaimana dibanding beton masif ?

Ya jelaslah, beton masif secara kekuatan untuk ketebalan yang sama tentu akan lebih kuat
dibanding lantai tersebut, apalagi jika didesain terhadap beban terpusat yang cukup besar,
misalnya gudang.
Menurut saya, keunggulan dari penggunaan lantai tersebut adalah

• dapat berfungsi sebagai perancah tetap, dipasang tanpa perlu pembongkaran. Jadi
jelas dari segi perancah ada penghematan
• adanya rongga maka berat sendiri beton berkurang, jelas ini merupakan suatu
keuntungan. Tetapi berapa tepatnya dapat dihemat perlu studi tersendiri, karena untuk
pemasangan teknologi tersebut perlu perhatian khusus.
• rongga juga bagus terhadap suara (lebih kedap ) juga terhadap termal, jadi mestinya
lebih sunyi dan dingin. Tentunya ini perlu pengamatan yang lebih baik, karena
sifatnya cukup relatif.

Kerugian memakai produk tersebut

• karena memakai konsep balok, maka lantainya adalah one-way-slab, pengalihan


beban dalam satu arah saja. Jadi bentuk lantai yang cocok adalah persegi, dimana
balok komposit kraton tersebut ditempatkan pada arah pendeknya. Jadi jika
digunakan pada lantai berbentuk bujur sangkar dimana pada keempat sisinya ada
balok tumpuan yang di cor sekaligus maka sistem ini tidak cocok.
• karena bagian beton atau mortar yang menjadi komposit relatif tipis, maka perilaku
beban yang cocok adalah lentur global. Jika bebannya kebanyakan merata, lebih
cocok, jika dibanding beban terpusat. Jika dipaksa, maka sebaiknya ketebalan beton
ditambah, minimal 5 atau 6 cm dengan di atasnya ditambah tulangan. Masalahnya
apakah teknologi ini mampu berdiri sendiri, karena jelas jika beton ditambah maka
akan bertambah berat juga.
• untuk pemasangan plafon di bagian bawah, hati-hati. Perlu ditanya apakah
keramiknya nggak pecah jika dipaku. Apalagi paku beton. Karena biasanya semakin
keras itu keramik, maka semakin non-ductile (getas).

Tentang promosinya yaitu

Pengurangan beban bangunan dengan pemakaian teknologi KERATON (keramik komposit


beton) untuk pelat lantai tingkat anda, akan mengurangi daya ayun bangunan sehingga
ketahanan akan gempa lebih baik.

Kadang bisa menyesatkan, karena awam pasti beranggapan bahwa jika memakai teknologi
tersebut maka rumahnya akan tahan gempa ! Apakah memang betul seperti itu.

Saya kira itu perlu disikapi hati-hati. Memang benar sih, semakin ringan, maka suatu
bangunan akan lebih baik terhadap gempa. Ingat rumus neweon F=m.a . Jadi jika massa
bangunan berkurang maka gaya gempa yang terjadi akibat percepatan gempa juga berkurang
pula khan.

Tapi ingat, bahwa dalam hal ini teknologi keramik komposit diposisikan sebagai lantai,
dimana dalam hal penyaluran gaya-gaya, maka dia hanya berfungsi sebagai penahan beban-
beban gravitasi saja. Kalaupun gempa, paling-paling berfungsi sebagai diagframa, meskipun
dalam hal ini perlu disangsikan karena beton di atasnya relatif tipis. Apa bisa efektif gitu.

Padahal yang memegang peran penting bagi bangunan tahan gempa adalah struktur frame
yaitu terdiri dari balok dan kolom.

Jadi jika ada pernyataan penjualnya bahwa jika pakai produk tersebut pasti akan tahan gempa
adalah tidak tepat.

You might also like