Professional Documents
Culture Documents
Ahli lain menyatakan pendidikan merupakan hasil atau prestasi yang dicapai oleh
perkembangan manusia dan usaha lembaga-lembaga tersebut dalam mencapai tujuan
pendidikan yang ditetapkan dan dicita-citakan baik secara efektif maupun secara efisien.
(Hasbullah, 2005: 4).
Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia,
sehat, berilmu, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung
jawab dalam ramgka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam meningkatkan mutu
pendidikan, guru merupakan salah satu komponen yang mempumyai peranan sangat
penting. Guru merupakan faktor dominan dalam proses pembelajaran di sekolah, namun
kenyataan yang terjadi dalam kurun waktu akhir-akhir ini memperlihatkan kecendrungan
kekurangan guru baik di lihat dari aspek kualitas maupun kuantitas.
Pendidikan merupakan hasil atau pretasi yang dicapai oleh perkembangan manusia dan
usaha-usaha lembaga tersebut, dalam mencapai tujuan pendidikan secara efektif maupun
secara efisien. Oleh sebab itu tugas pendidikan sekolah yang utama sekarang adalah
menanamkan motivasi yang kuat dari anak untuk belajar terus menerus sepanjang
hidupnya, memberikan ketrampilan pada peserta didik untuk secara cepat dan
mengembangkan daya adaptasi yang besar dalam diri peserta didik. Semua itu perlu
dikondisikan agar peserta didik termotivasi, karena bagaimanapun juga motivasi
merupakan faktor yang sangat menentukan dan berfungsi menimbulkan, mendasari dan
mengarahkan perbuatan belajar.
Secara kodrati manusia telah di anugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk memiliki
kecendrungan baik dalam bakat, minat, kemampuan dan sebagainya. Namun semua
perangkat tersabut hanya akan menjadi kecendrungan belaka manakala tidak didukung
oleh adanya wahana yang menjebatani dalam memotivasi peserta didik. Oleh karena itu,
guru merupakan elemen penting dalam sistem pendidikan.
Menyadari arti dan nilai strategisnya dunia pendidikan ini, maka tidak ada satu
bangsapun di dunia ini yang dapat melepaskan diri dari pendidikan bahkan merupakan
suatu keharusan untuk menuju pada era yang berdimensi kemajuan.
Keberadaan motivasi pada setiap manusia dimanapun ia berada akan selalu berubah-ubah
menurut situasi dan kondisi, sedangkan dalam dunia pendidikan khususnya dalam
masalah pembelajaran, motivasi tetap memiliki arti penting dan memiliki arti strategis
untuk mencapai tujuan pembelajaran baik yang dilakukan guru dalam proses pengajaran
maupun yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan belajarnya. Dengan kata lain motivasi
ini dapat dilakukan guru untuk lebih mengefektifkan dalam proses pengajarannya dan
dapat pula dimiliki oleh siswa untuk mempercepat proses pencapaian hasil belajar yang
dilakukan di luar maupun di dalam kelas.
Dalam jalur pendidikan formal sangat diperlukan keseriusan dalam belajar untuk
memperoleh ilmu yang maksimal. Tetapi yang sering dilupakan adalah seberapa penting
kebutuhan belajar dalam upaya meningkatkan mutu hasil pendidikan. Mayoritas para
siswa lebih mengandalkan pada tingkat kecerdasannya atau yang disebut dengan IQ
dalam mencapai prestasi/hasil belajarnya.
Ada beberapa fenomena yang menarik bagi penulis untuk di teliti. Di dalam suatu
komunitas pendidikan, penulis melihat ada siswa yang aktif dalam berpikir dan
mempunyai kecerdasan di atas rata-rata tetapi sayangnya hal itu tidak dia imbangi dengan
kegiatan belajar yang memadai dan terlihat menyepelekan belajar. Akhirnya prestasi
akademiknya dikalahkan oleh siswa lainnya yang nota bene mempunyai tingkat
kecerdasan sedang tetapi mempunyai kebiasaan belajar yang baik.
Yang kedua, penulis mempunyai teman yang pada waktu di jenjang sekolah lanjutan
tingkat pertama tidak begitu terlihat prestasinya bahkan terkesan berada di ranking
bawah. Tetapi satu tahun kemudian dia menjadi siswa yang nilai evaluasi akhirnya paling
tinggi. Ketika penulis menanyakan tentang penyebab perubahan itu dia menjawab bahwa
dia bisa meningkatkan prestasinya karena dia merubah pola belajarnya.
Dari peristiwa itu penulis berpikir betapa sangat berpengaruhnya faktor kebiasaan belajar
terhadap prestasi seseorang. Waupun hal itu belum diuji kebenarannya namun secara
teoritis kebiasaan belajar memegang peranan penting dalam hubungannya dengan hasil
belajar.
Dari peristiwa dan teori tersebut diatas, penulis sangat tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pengaruh kebiasaan belajar terhadap hasil belajar yang nantinya
diharapkan penelitian ini dapat membuktikan kebenaran dari sebuah teori dan fenomena
yang ada. Adapun redaksi judul penelitian ini adalah “Pengaruh kebiasaan belajar siswa
terhadap prestasi belajar dalam mata pelajaran PKn siswa kelas IV SD Negeri 40 Kota
Bima tahun pelajaran 2008/2009”.
Manfaat Penelitian
3.2.1 Secara Teoritis
Mengharapkan hasil dari penelitian ini dapat membantu lembaga pendidikan untuk lebih
maju dan berkreatifitas serta dapat memberikan sumbangan bagi civitas akademika
perguruan tinggi lebih efektif dalam memimpin mahasiswa dan mahasiswinya untuk
mencapai prestasi belajar yang maksimal.
3.2.2 Secara Praktis
3.2.2.1 Bagi Sekolah
a. Sebagai masukan kepada kepala sekolah untuk bahan pengembangan program
pembelajaran pada tahap berikutnya
b. Hasil penelitian ini dapat memberi informasi ilmiah kepada instansi yang berwenang
tentang kurikulum yang berlaku terutama dalam proses pembelajaran.
3.2.2.2 Bagi Guru
a. Sebagai masukan guru dalam menindak lanjuti tentang pengaruh kebiasaan belajar
dalam meningkatkan prestasi belajar kepada siswa
b. Hasil penelitian ini dapat membantu tugas guru kelas di sekolah untuk
mengidentifikasikan lebih lanjut tentang cara-cara belajar siswa dalam pemanfaatan
prinsip-prinsip belajar
IV. Asumsi
Asumsi atau anggapan dasar ini merupakan suatu gambaran sangkaan, perkiraan, satu
pendapat atau kesimpulan sementara, atau suatu teori sementara yang belum dibuktikan.
Menurut pendapat Winarno Surakhman sebagaimana dikutip oleh Suharsimi Arikunto
dalam buku Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, bahwa asumsi atau anggapan
dasar adalah sebuah titik tolak pemikran yang kebenarannya diterima oleh Penyelidik
(Suharsimi, 2006 : 65).
Dengan demikian, keputusan tentang masalah merupakan suatu asumsi bagi seorang
peneliti sebelum dikukuhkan dengan hasil penelitian. Dilain pihak asumsi juga diartikan
sebagai “penyataan yang diterima tanpa harus dibuktikan kebenarannya oleh peneliti
(Noeng Muhadjir, 1981 : 13). Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat dikatakan bahwa
asumsi adalah suatu anggapan dasar tentang kebenaran suatu fakta yang tidak perlu
dibuktikan lagi.
Sebagai asumsi, maka setiap pernyataan dalam memandang masalah penelitian dapat
dikatakan sebagai permulaan untuk melihat hakekat masalah yang bersangkutan oleh
peneliti itu sendiri tanpa adanya konsekuensi untuk diuji kebenarannya oleh peneliti.
Namun demikian harus dapat diterima sebagai suatu kebenaran dalam
pandangan/keyakinan peneliti itu sendiri.
Berangkat dari pengertian asumsi di atas, maka asumsi yang dikemukakan oleh peneliti
dalam penelitian ini adalah :
1. kebiasaan siswa dalam mempelajari suatu mata pelajaran tertentu dipengruhi oleh
minat dan motivasi.
2. Siswa kelas IV SD Negeri 40 Kota Bima prestasinya berbeda-beda
V. Tinjauan Pustaka
5.1 Belajar
5.1.1 Pengertian belajar
Belajar menurut Slameto (2003:2) secara psikologis adalah”Suatu proses perubahan yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Skinner dalam Dimyati (2002:9) menyatakan “belajar adalah suatu perilaku pada saat
orang belajar maka responnya menjadi lebih baik”. Sehingga dengan belajar maka orang
akan mengalami perubahan tingkah laku.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses
dimana didalamnya terjadi suatu interaksi antara seseorang (siswa) dengan
lingkungannya yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku yang akan
memberikan suatu pengalaman baik bersifat kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan
psikomotorik (keterampilan).
5.1.2 Aspek-Aspek Dalam Belajar
Aspek-aspek yang diteliti dalam cara belajar menurut Thabarany (1994: 43) adalah:
(1) Persiapan belajar Siswa
Pada hakekatnya setiap pekerjaan yang akan dilakukan harus dipersiapkan terlebih
dahulu.Dengan persiapan sebaik-baiknya maka kegiatan/pekerjaan akan dapat
dilaksanakan dengan baik sehingga akan memperoleh keberhasilan. Demikian pula
halnya dengan belajar, beberapa persiapan yang perlu dilakukan dalam belajar menurut
Thabrany (1994:49) adalah:
a. Persiapan mental
Persiapan mental yang dimaksud adalah bahwa tekad untuk belajar benar-benar sudah
siap. Menurut Gie (1987:58) “persiapan mental merupakan upaya menumbuhkan sikap
mental yang diperlukan dalam belajar”. Lebih lanjut dijelaskan bahwa persiapan mental
yang perlu dilakukan adalah:
1. Memahami arti/ tujuan belajar
2. Kepercayaan pada diri sendiri
3. Keuletan
4. Minat terhadap pelajaran
b. Persiapan sarana
Thabrany (1994: 48) mengemukakan”sarana yang dibutuhkan dalam belajar yaitu ruang
belajar dan perlengkapan belajar”
1. Ruang Belajar
Menurut Thabrany (1994: 48) “ Ruang belajar mempunyai peranan yang cukup besar
dalam menentukan hasil belajar seseorang”. Persyaratan yang diperlukan untuk ruang
belajar adalah: bebas dari gangguan, sirkulasi dan suhu udara yang baik, penerangan yang
memadai.
2. Perlengkapan belajar
Thabrany (1994:53) menjelaskan “ perlengkapan belajar yang perlu disiapkan dalam
belajar adalah:
a. Perabot belajar seperti meja, kursi, dan rak buku
b. Buku pelajaran
c. Buku catatan
d. Alat-alat tulis
(2) Cara mengikuti pelajaran
Langkah-langkah dalam mengikuti pelajaran yang perlu dilakukan adalah melakukan
persiapan-persiapan dengan mempelajari materi-materi yang akan dibahas dan meninjau
kembali materi sebelumnya, bersikap afektif selama kegiatan belajar sampai KBM
berakhir. Menurut Hamalik (1983:50) langkah-langkah/cara mengikuti pelajaran yang
baik adalah:
a. Persiapan, yang harus dilakukan adalah mempelajari bahan pelajaran yang sebelumnya
diajarkan, mempelajari bahan yang akan dibahas dan merumuskan pertanyaan tentang
materi/ bahan pelajaran yang belum dipahami.
b. Aktivitas selama mengikuti pelajaran, hal yang perlu diperhatikan selama mengikuti
pelajaran antara lain kehadiran, konsentrasi, catatan pelajaran, dan partisipasi terhadap
belajar.
c. Memantapkan hasil belajar, Suryabrata (1989:37) mengemukakan bahwa “untuk
memantapkan hasil belajar maka harus membaca kembali catatan pelajaran”
(3) Aktivitas belajar mandiri
Bentuk aktivitas belajar mandiri yang dilakukan siswa dapat berupa kegiatan-kegiatan
belajar yang dilakukan sendiri ataupun kegitan-kegiatan belajar yang dilakukan sendiri
ataupun kegiatan belajar yang dilakukan secara berkelompok.
1. Aktivitas belajar sendiri
Yang dapat dilakukan berupa, membaca bahan-bahan pelajaran dari berbagai sumber
informasi selain buku-buku pelajaran, membuat ringkasan bahn-bahan pelajaran yang
telah dipelajari, menghafalkan bahan-bahan pelajaran, mengerjakan latihan soal dan lain
sebagainya.
2. Aktivitas belajar kelompok
Adapun yang dapat dilakukan dalam belajar antara lain, mendiskusiakn bahan-bahan
pelajaran yang belum dimengerti, membahas penyelesaian soal-soal yang sulit dan saling
bertanya jawab untuk memperdalam penguasaan bahan-bahan pelajaran (Thabrany
1994:58)
(4) Pola belajar Siswa
Pola belajar adalah cara siswa melaksanakan suatu kegiatan belajar yaitu bagaimana
siswa mengatur dan melaksanakan kegiatan-kegiatan belajarnya Pola belajar siswa
menunjukkan apakah siswa membuat perencanaan belajar, bagaimana mereka
melaksanakan dan menilai kegiatan belajarnya (Suryabrata 1989:40)
Yang perlu diingat, untuk membentuk kebiasaan belajar yang baik tergantung pada minat
dan bakat peserta didik. Minat adalah variabel penting yang berpengaruh terhadap
tercapainya prestasi belajar atau cita-cita yang diharapkan. Belajar dengan minat akan
lebih baik daripada belajar tanpa minat.
Di samping minat, ada kemampuan kognitif yang lain yaitu bakat. Boleh mengatakan
bahwa bakat sama dengan intelegensi. Intelegensi itu penting untuk penguasaan ilmu
pengetahuan. Upaya yang dapat dilakukan untuk menggali bakat siswa adalah dengan
memberi rangsangan. Penggalian ini dapat dilakukan melalui metode, strategi, atau
pendekatan sesuai dengan mata pelajaran masing-masing, pendekatan ini merupakan
sarana siswa aktif dan kreatif sehingga memiliki kemandirian, inisiatif, dan kerja sama
antarsiswa.
VI. Hipotesis
Hipotesisi adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terburkti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 1992: 62).
Karena merupakan jawaban sementara sifatnya, maka perlu diuji kebenarannya.
Selanjutnya menurut pendapat Sugiyono (2006 : 96), mengatakan bahwa hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Berdasarkan uraian kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah
suatu anggapan sementara yang kebenarannya perlu dibuktikan lagi dalam suatu
penelitian. Oleh karena itu hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini apakah ada
Pengaruh kebiasaan belajar siswa terhadap prestasi belajar dalam mata pelajaran PKn
siswa kelas IV SD Negeri 40 Kota Bima tahun pelajaran 2008/2009.
Wawancara adalah tekhnik pengumpulan data melalui proses tanya jawab secara lisan
yang berlangsung searah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang melakukan
wawancara dan jawaban datang dari pihak yang diwawancarai (Abdurrahman Fathoni,
2006 : 105).
Dari pendapat para pakar diatas dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah tekhnik
pengumpulan data melalui proses tanya jawab dengan nara sumber dengan menggunakan
pedoman wawancara secara lengkap maupun tidak disertai dengan pedoman yang telah
disusun secara sistematis.
7.4.3 Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi adalah tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mempelajari catatan-catatan, literatur-literatur yang relevansi dengan tujuan penelitian
(Abdurrahman Fathoni, 2006 : 112).
Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-
catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda
dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2006 : 231).
Dari pendapat para pakar diatas dapat disimpulkan bahwa studi dokumentasi adalah
tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari catatan-catatan atau
buku-buku yang relevansi dengan tujuan peneliti.
7.4.4 Angket
Angket adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu
masalah atau bidang yang akan diteliti Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, 2005 : 76).
Ahli lain mengatakan bahwa angket adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis, kepada responden
untuk dijawabnya (Sugiyono, 2006 : 199).
Berangkat dai mendapat di atas metode angket adalah suatu metode yang diberikan
kepada responden untuk dijawab berupa pertanyan atau penyataan yang disusun
sedemikian rupa oleh peneliti.
Metode ini digunakan untuk mengetahui data tentang Pengaruh kebiasaan belajar siswa
terhadap prestasi belajar dalam mata pelajaran PKn siswa kelas V SD Negeri 67 Kota
Bima tahun pelajaran 2008/2009.
Angket disusun sebanyak 10 item pertanyaan terdiri dari 3 opsion jawaban yaitu a, b dan
c dengan skor :
A. Opsion A diberi skor 3
B. Opsion B diberi skor 2
C. Opsion C diberi skor 1
Berdasarkan pendapat di atas maka yang menjadi jenis data dalam penelitian ini data
kuantitatif dalam penelitian ini adalah mengenai perhitungan angka-angka atau skor
berupa hasil angket dan dokumen. Data kuantitatif dapat dibagi menjadi beberapa skala
yaitu :
a. Skala nomimal yaitu skala yang diberikan pada obyek atau kategori yang sifatnya
hanya sekedar label atau kode saja.
b. Skala Ordinal yaitu skala yang diberikan pada obyek atau kategori yang sifatnya
menyatakan tingkat dengan jarak atau rentang yang tidak harus sama.
c. Skala Interval yaitu skala yang diberikan pada obyek atau kategori yang sifatnya juga
menyatakan tingkat dengan jarak atau rentang yang harus sama, namnun tidak terdapat
titik nol absolut
d. Skala Rasio yaitu skala yang diberikan pada obyek atau kategori yang sifatnya
menghimpun semua sifat dari ketiga skala lainnya dan dilengkapi titik nol absolut dengan
makna empiris (M. Iqbal Hasan, 2002 : 70).
Berdasarkan pendapat di atas maka skala yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian
ini adalah skala interval.
Jadi sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer yang
diperoleh melalui siswa berupa hasil angket selama penelitian berlangsung. Data
sekunder adalah sumber data yang diperoleh lewat buku raport berupa angka atau nilai
hasil ulangan semester.
Keterangan :
r = koefisien korelasi
xy = jumlah skor x dan y
Σx = jumlah skor dalam Variabel x
Σy = jumlah skor dalam Variabel y
Σxy = jumlah hasil kali skor x dengan skor yyang berpasangan
Σx = jumlah skor yang dikuadratkan dalam variabel x
Σy = jumlah skor yang dikuadratkan dalam variabel y
N = banyak subyek skor x dan y yang berpasangan
Pengujian hipotesis menggunakan taraf signifikasi 5% tabel nilai “Product Moment”
dengan kriteria sebagai bentuk :
Bila r hitung .> r tabel maka ha diterima
Bila r hitung .< r tabel maka ho ditolak. (Suharsimi Arikunto, 1991 : 256).
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Ssuatu Pendekatan Praktik, Jakarta Renika
Cipta, Jakarta.
Abu Ahmadi, H, Widodo Supriyono, 1982, Psikologi Belajar, Ribneka Cipta, Jakarta.
B. Miles Matthew dkk, 1992. Analisis Data Kualitatif. Universitas Indonesia. Jakarta.
Choli Narbuko, Abu Ahmadi, 2005, Metodelogi Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hasbullah, 2005, Diktat Pengantar Pendidikan, Bima.
I.W. Nurkencana, 1986, Evaluasi Pendidikan,Surabaya.
Kaelan dkk, 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Paradigma.
Yogyakarta.
Kholifah. 2003. Pengaruh Cara dan Kebiasaan Belajar Terhadap prestasi Belajar
Akuntansi Siswa Madrasah Aliyah Al- Azhar Pasuruan. Skripsi tidak diterbitkan.
Malang: FE Universitas Negeri Malang.
Muhibbin Syah, 1999, Psikologi Belajar. Jakarta.
Martimis Yamin, 2007, Profesi Guru dan Implementasi KTSP, Tim Gaung Persada Press,
Jakarta.
Muhyono. 2001. Hubungan Minat dan Cara Belajar Fisika dengan Prestasi Belajar Fisika
Siswa kelas 1 cawu 2 SMU Negeri 6 Malang Tapel 2000/2001. Skripsi tidak diterbitkan.
Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.
N.Y. Roestiyah, 1986, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, Bima Aksara. Jakarta.
Nasution, 2000, Azas-Azas Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.
Noeng Muhadjir, 1991, Penelitian Dalam Pendidikan, Proyek Pengembangan Pendidikan
Guru, Jakarta