You are on page 1of 49

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era otonomi daerah saat ini, sistem Pemerintah Daerah sudah berbeda

dibandingkan dengan sistem pemerintah diera orde baru. Kalau diera orde baru,

organisasi Pemerintah dan sistem informasinya ditentukan oleh Pemerintah Pusat, di

era otonomi daerah ini pembentukan instansi pemerintah daerah termasuk sistem

informasinya ditentukan oleh pemerintah daerah setempat. Oleh karena itu sistem

informasi pada setiap daerah bisa berbeda sesuai dengan perkembangan yang terjadi/

kebutuhan di daerah masing-masing.

Pada awal otonomi daerah, Pemerintah di daerah bisa membentuk dinas,

Badan dan Lembaga tehnis sesuai dengan kebutuhan daerah setempat. Adanya

ketentuan ini membuat berbagai daerah membentuk dinas secara berlebihan untuk

menampung sebanyak mungkin pejabat struktural. Ketentuan mengenai pembentukan

dinas dan lembaga tehnis tersebut kemudian disusul Peraturan Baru yang

memberikan batasan jumlah dinas yang boleh dibentuk di Pemerintah Daerah. Daerah

yang sudah terlanjur membentuk dinas dan lembaga teknis daerah melebihi ketentuan

akan segera menyesuaikan dengan ketentuan baru dalam pembentukan Dinas dan

lembaga teknis. Adanya kebebasan Pemerintah daerah untuk membentuk dinas dan

lembaga tehnis di daerah maka bisa terjadi adanya perbedaan nama lembaga/dinas

yang menangani informasi. Bahkan penanganan informasi di suatu daerah cukup

hanya dimasukkan dalam suatu seksi/bagian dari dinas dan setiap daerah

1
menggunakan istilah yang berbeda seperti : Hubungan Masyrakat (Humas) Informasi

Komunikasi (Infokom), Badan Informasi Komunikasi Telematika (BIKT).

Dengan berbedanya dinas yang berkaitan dengan informasi, maka

dimungkinkan terjadinya perbedaan sistem informasi pemerintahan antara satu daerah

dengan daerah-daerah lain. Saat ini sisteminforasi di pemerintahan masih

berkembang dan mencari model yang tepat untuk kelancaran pelaksanaan

pembangunan yang sedang dilaksanakan. Terlebih lagi dengan berkembangnya media

baru akhir-akhir ini.

Adanya dua organisasi di Pemerintah Kota Pekanbaru yang secara khusus

menangani informasi yaitu Kantor Informasi dan Komunikasi dibawah Dinas

Perhubungan dan Sub Bagian Hubungan Masyarakat. Kantor Informasi dan

Komunikasi Daerah merupakan lembaga hasil peleburan Kantor Departemen

Penerangan semasa orde baru sebelum otonomi daerah. Hampir seluruh karyawan

Kantor Informasi dan Komunikasi Daerah adalah mantan pegawai Kantor

Departemen Penerangan Kota Pekanbaru Perkantoran yang dipergunakan,

sebelumnya juga pernah dipergunakan sebagai Kantor Departemen Penerangan Kota

Pekanbaru Kepala Kantor Informasi dan Komunikasi berada pada eselon III.

Sub Bagian Humas dan juga sudah ada sebelum era otonomi daerah. Struktur

organisasinya berada di bagian Sekretariat Daerah. Sub Bagian Humas ini berada

dibawah Bagian Humas, Pengolah Data Elektronik (PDE) yang berada dibawah

Asisten Umum. Sebagai sub bagian di Sekretariat Daerah. Sub Bagian Humas hanya

menempati satu ruangan di Kantor Pemerintah Kota Pekanbaru Kepala Sub Bagian

Humas berada pada eselon III.

2
Perbedaan tugas Humas dengan Kandep, Humas menyampaikan informasi

kegiatan Pemda sedangkan Kandep Penerangan menyampaikan informasi yang

bersumber dari Pemerintah Pusat, sedangkan di Kecamatan menyampaikan informasi

dari Departemen masing-masing seperti PPL Pertanian informasi mengenai atau yang

menyangkut dengan Departemen Pertanian.

Adanya dua lembaga yang menangani informasi ini merupakan salah satu

unsur sistim informasi di Pemerintah Kota Pekanbaru. Kedua lembaga itu bisa secara

bersama-sama menjalankan tugasnya dalam diseminasi informasi pada masyarakat.

Sistem informasi pemerintah ini mempunyai peran yang penting untuk

mensukseskan pembangunan di suatu daerah. Sistem informasi yang baik, bisa

menciptakan kesatuan gerak dan langkah antar lembaga/dinas untuk mencapai tujuan.

Jika sistem informasi antar lembaga/dinas idak berjalan baik maka dimungkinkan

terjadinya tumpang tindih kegiatan, bahkan bisa terjadi kegiatan yang saling

bertentangan. Sistem informasi yang baik memungkinkan program-program dan

kegiatan yang dilakukan pemerintah bisa direspon oleh masyarakat sehingga bisa

meningkatkan partisipasi masyarakat.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan permasalahan penelitian yaitu

bagaimana pelekasanaan sistem penyampaian informasi pada daerah otonomi di

Pemerintahan Kota Pekanbaru.

C. Pembatasan Masalah

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3
1. Instansi/Lembaga mana yang bertugas/mempunyai tugas pokok dalam

penyampaian informasi kebijakan Pemerintah Kota Pekanbaru.

2. Materi informasi apa saja yang disampaikan kepada masyarakat.

3. Metode dan media apa saja yang digunakan dalam menyampaikan informasi

kepada masyarakat.

D. Tujuan dan Manfaat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan sistem informasi di

Kota Pekanbaru. Dengan diketahuinya pelaksanaan sistem informasi di daerah

tersebut dapat menambah pengetahuan mengenai sistem informasi di Kota

Pekanbaru. Hasil penelitian ini juga dapat dimanfaatkan sebagai pembanding sistem

informasi diberbagai daerah yang memiliki sistem informasi yang berbeda.

Maka dengan demikian dapat diketahui tujuannya sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui siapa yang bertugas menyampaikan informasi.

2. Untuk mengetahui apa saja materi informasi yang disampaikan kepada

masyarakat.

3. Untuk mengetahui metode dan media apa saja yang digunakan dalam

penyampaian informasi tersebut.

E. Landasan Teori

1. Pengertian Sistem Informasi

Berbagai pengertian tentang sistem informasi dikemukakan dalam berbagai

buku untuk menggambarkan pengertian mengenai sistem informasi diantaranya

ditulis oleh Alter (1992) bahwa Sistem Informasi adalah kombinasi antara prosedur

4
kerja, informasi, orang dan tehnologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai

tujuan dalam sebuah organisasi. Bodnar dan Hopwood (1993) mendifinisikan sistem

informasi adalah kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang

untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna. Gelinas,

Oram dan Wiggins (1990) mendifinisikan sistem informasi adalah suatu sistem

buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis

komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan dan mengelola

data serta menyediakan informasi keluaran kepada pemakai. Hall (2001)

mendifinisikan sistem informasi sebagai sebuah rangkaian prosedur formal dimana

data dikelompokkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada pemakai.

Dari berbagai difinisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

mencakup sejumlah komponen (manusia, tehnologi informasi dan prosedur kerja)

berupa masukan (input), ada proses (data menjadi informasi) dan dimaksudkan untuk

mencapai suatu sasaran atau tujuan (output).

2. Otonomi Daerah

Untuk melaksanakan kebijakan desentralisasi dibentuk daerah otonom.

Menurut UU No. 22 Tahun 1999, daerah otonomi merupakan ”kesatuan masyarakat

hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasar aspirasi

masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Kewenangan untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri

5
berdasar aspirasi masyarakat sering disebut otonomi daerah. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa daerah otonom adalah daerah yang memiliki otonomi daerah.

Kaho (1987) memaparkan ciri-ciri Daerah Otonom sebagai berikut :

a. Adanya urusan-urusan tertentu yang diserahkan oleh pemerintah pusat atau

daerah untuk diatur dan diurusnya dalam batas-batas wilayahnya.

b. Pengaturan dan pengurusan urusan-urusan tersebut dilakukan atas inisiatif

sendiri dan didasarkan pada kebijaksanaan sendiri pula.

c. Adanya alat-alat perlengkapan atau organ-organ atau apatur sendiri.

d. Pengaturan urusan-urusan tersebut masyarakat daerah perlu memiliki sumber-

sumber pendapatan/keuangan sendiri.

3. Teori Sistem

Setiap sistem merupakan tempat memproses, mengolah, mengubah, atau

menstransformasikan bahan-bahan yang disebut masukan (input) menjadi suatu hasil

kerja yang bisa disebut keluaran (output) (Shrode dan Voich, 1974 : 128). Proses

transformasi sistem ini sering dilukiskan organ dengan mempergunakan model

masukan-keluaran (input-output). Model masukan keluaran ini biasa disebut juga

dengan model kotak hitam (black-box model). Model adalah gambaran mengenai

sesuatu realitas untuk menggambarkan bagaimana suatu itu tampaknya atau

bagaimana bekerjanya guna memudahkan memahami dan atau mengkajinya. Istilah

kotak hitam disini dipergunakan untuk memudahkan memahami dan atau

mengkajinya. Istilah kotak hitam disini dipergunakan untuk menunjukkan bahwa

isiyang terkandung di dalam satuan (unit) pemroses (transformasi) atau jelasnya

6
sistem itu tidak diketahui, jadi seperti kotak hitam (Tatang M. Arifin, 2002 : 38).

Model kotak hitam itu digambarkan atau dilukiskan orang-orang bermacam-macam.

Konsep dasarnya :

Masukan Proses Keluaran

Untuk menilai pelaksanaan sistem informasi di Pemerintah Kota Pekanbaru,

maka pendekatan sistem merupakan cara yang tepat sebagai pemandu.

1. Input

Dari sisi masukan (input), yang bisa dijadikan indikator untuk mengetahui

masukan pelaksanaan sistem informasi di humas dan Kantor infokom adalah :

1) Memiliki tugas dan sasaran yang jelas. Hal ini ditunjukkan dengan adanya

kebijakan, tugas dan sasaran yang akan dicapai Humas dan kantor infokom.

2) Sumberdaya yang tersedia dan siap. Sumberdaya sangat strategis bagi

keberhasilan pelaksanaan tugas humas dan infokom, sejauh mana kesiapan

sumberdaya baik sumberdaya manusia (yang mencakup jumlah dan kualitas)

maupun sumber dana selebihnya seperti keuangan, peralatan perlengkapan dan

sebagainya.

3) Staf yang kompeten dan komitmen tinggi. Staf yang kompeten merupakan pra

sarat mutlak dalam pelaksanaan tugas humas dan infokom. Kompetensi ini dapat

ditunjukkan dengan kesesuaian tingkat dan latar belakang pendidikan,

kemampuan melaksanakan tugas, dan kedisiplinan dalam melaksanakan tugas.

7
2. Proses

Dari sisi proses di Humas dan Kantor infokom yang bisa dijadikan indikator

terjadinya proses pelaksanaan sistem informasi adalah :

1) Pelaksanaan proses tugas penyampaian informasi ditandai oleh : Kepemimpinan

lembaga yang kuat, dalam arti kepemimpinan yang kuat dalam

mengkoordinasikan, menggerakkan sumber daya manusia dilingkungan humas

dan infokom serta menyerasikan semua sumberdaya yang ada pada satu tujuan

yang sama.

2) Kerja sama yang kompak dan cerdas serta dinamis, yang ditandai komunikasi

yang baik dan harmonis antara humas, infokom dan satuan unit kerja di

pemerintahan, kerja sama yang didasari oleh saling pengertian dan kesediaan

menerima perbedaan pendapat.

3) Partisipasi yang tinggi dari unit kerja di pemerintah daerah. Dalam hal ini dapat

diamati dari : keikutsertaan unit kerja di Pemda dalam berbgai aktifitas

pelaksanaan tugas Humas dan Infokom.

3. Out-put

Setiap proses pelaksanaan sistem informasi selalu diharapkan adanya keluaran

atau hasil berupa kinerja pelaksanaan sistem informasi. Indikator terjadinya kinerja

pelaksanaan informasi tersebut.

- Informasi yang disampaikan oleh humas dan infokom dapat diterima.

8
F. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif yaitu

dengan mengumpulkan dan menggali data kemudian ditabulasi dan dianalisa secara

diskriptif.

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pemerintahan Kota Pekanbaru pada Sub Bagian

Hubungan Masyarakat dan Protokol sebagai lembaga yang secara khusus

menangani dan menyampaikan informasi kepada masyarakat

2. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian untuk memperoleh data dengan melalui :

a. Library Research (Penelitian Kepustakaan) yaitu dengan

mengumpulkan data dengan melalui buku-buku maupun terbitan Pemko

Pekanbaru yaitu peneliti berusaha untuk memperoleh data dan informasi yang

berhubungan dengan sistem informasi, yang dijadikan sebagai landasan

teoritis dan data pendukung dalam penelitian ini.

b. Field Research (Penelitian Lapangan)

Dalam rangka mengumpulkan atau menghimpun data dengan cara

mengadakan wawancara dan melalui penyebaran kuesioner kepada responden

yang telah ditentukan secara fuspasitife, yaitu yang mempunyai tugas pokok

sebagai penyalur informasi kebijakan Pemerintah Kota Pekanbaru kepada

masyarakat dalam hal ini adalah semua karyawan Bagian Hubungan

Masyarakat dan protokol pada Pemerintah Kota Pekanbaru sebanyak 25 orang

sebagai responden.

9
3. Tehnik Analisa Data

Adapun yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian metode

deskriptif kualitatif didukung dengan data kualitatif yang diperoleh melalui

pengamatan/wawancara. Kemudian data yang diperoleh melalui kuesioner di edit dan

ditabulasi dan dipersentase dan dipaparkan untuk selanjutnya disimpulkan.

10
BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Indentitas Responden

Dalam gambaran umum ini dijelaskan tentang identitas responden yang terdiri

dari jenis kelamin umur, statur perkawinan, agama, pekerjaan, penghasilan,

pendidikan dan suku responden, maka untuk lebih jelasnya dapat dipaparkan pada

tabel berikut ini.

Tabel 1.

Jenis Kelamin Responden

No. Uraian F %

1. Laki-Laki 20 80

2. Perempuan 5 20

Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan bahwa responden terdiri dari laki-

laki dan perempuan yang terdiri dari laki-laki 20 F atau 80% sedangkan perempuan

sebanyak 5 F atau 20%. Dari uraian tersebut di atas responden lebih dominan laki-

laki hal ini menjelaskan bahwa pegawai Pemko Kota Pekanbaru Bagian Humas

adalah lebih banyak laki-laki daripada perempuan. Demikian dijelaskan tentang jenis

kelamin pada tabel tersebut diatas.

11
Untuk selanjutnya akan dijelaskan tentang usia responden.

Tabel 2.

Jumlah Responden Menurut Umur

No. Uraian F %

1. 18 – 25 Tahun 3 12

2. 26 – 27 Tahun 2 8

3. 32 – 37 Tahun 5 20

4. 38 – 42 Tahun 8 32

5. 43 – 50 Tahun 5 20

6. 51 Tahun ke atas 2 8

Jumlah 25 100

Jumlah responden menurut umur berdasarkan tabel diatas responden yang

berumur 38 – 42 tahun sebanyak 8 F atau 32% ini adalah yang terbanyak, sedangkan

yang berumur 32 – 37 tahun dan 43 – 40 tahun adalah masing-masing berjumlah 5 F

atau 20%. Adapun yang berusia 18 – 25 tahun berjumlah 3 F 12%, yang berumur 26

– 27 tahun dan 51 tahun ke atas masing-masing 2 F atau 8%. Jadi yang paling

dominan adalah responden yang berusia 38 – 42 tahun, maka dengan demikian

Pegawai Humas pada Pemko Pekanbaru relatif muda yang dijadikan sebagai

reponden dan penelitian ini. Selanjutnya akan di uraikan tentang status responden.

12
Tabel 3.

Jumlah Responden Menurut Status Perkawinan

No. Uraian F %

1. Menikah 22 88

2. Belum Menikah 3 12

3. Janda / Duda - -

Jumlah 25 100

Pada tabel tersebut diatas tentang status perkawinan responden adalah sebagai

berikut kebanyakan responden telah menikah yaitu sebanyak 22 F atau 88%

sedangkan yang belum menikah hanya 3 F atau 12%. Maka dari 25 F lebih dominan

yang telah menikah hal ini karena responden yang terdiri dari karyawan Pemerintah

Kota Pekanbaru, maka lebih banyak mereka memilih/lebih banyak telah menikah hal

ini juga disebabkan karena telah mempunyai penghasilan yang tetap disamping umur

mereka telah memiliki rata-rata 40 tahun, maka sudah sewajarnya mereka pada

umumnya telah menikah. Untuk selanjutnya dapat dilihat tentang agama yang dianut

oleh responden sebagai berikut.

13
Tabel 4.

Jumlah Responden Menurut Agama

No. Uraian F %

1. Islam 25 100

2. Kristen Protestan - -

3. Kristen Katolik - -

4. Hindu - -

5. Budha - -

Jumlah 25 100

Secara keseluruhan responden menganut Agama Islam yaitu dengan jumlah

25 F atau 100% hal ini disebabkan bahwa penduduk Kota Pekanbaru mayoritas

agama Islam, maka secara berkebetulan Pegawai Hubungan Masyarakat pada

Pemerintahan Kota Pekanbaru adalah semua beragama Islam meskipun di bagian lain

ada yang non muslim. Berikut ini dapat diutarakan tentang pekerjaan responden

sebagaimana yang dipaparkan berikut ini.

14
Tabel 5.

Jumlah Responden Menurut Pekerjaan Responden

No. Uraian F %

1. Pegawai Negeri Sipil 22 88

2. Pegawai Honor Daerah 3 12

Jumlah 25 100

Adapun yang dijadikan responden dalam penelitian sistem informasi ada

otonomi daerah di Pemerintah Kota Pekanbaru adalah semua pegawai yang

mempunyai tugas pokok dalam penyampaian informasi dalam hal ini Pegawai

Hubungan Masyarakat pada Pemerintah Kota Pekanbaru. Maka selain dari Pegawai

Negeri Sipil 22 F atau 88% masih ada pegawai honor daerah sebanyak 3 F atau 12%

yang mempunyai tugas sesuai dengan pasal 11 sebagai merumuskan dan

mengkoordinasikan pembinaan bidang Penerangan dan Hubungan Masyarakat.

Tabel 6.

Jumlah Responden Menurut Penghasilan Responden

No. Uraian F %

1. Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000 6 24

2. Rp. 1.600.000 – Rp. 2.000.000 8 32

3. Rp. 2.100.000 – Rp. 3.000.000 7 28

4. Rp. 3.100.000 – ke atas 4 16

Jumlah 25 100

15
Responden secara umum adalah Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai

penghasilan sesuai dengan pangkat dan masa kerjanya, maka dengan demikian dapat

diutarakan sebagai berikut 8 F yang berpengasilan Rp. 1.600.000 s/d 2.000.000

kemudian 7 F yang berpenghasilan Rp. 2.100.000 s/d 3.000.000 sedangkan yang

berpenghasilan Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000 sebanyak 6 item atau 24%. Adapun

yang berpenghasilan Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000 sebanyak 6 F atau 24%. Adapun

yang berpenghasilan Rp. 3.100.000 – ke atas hanya 4 F atau 16% dari keseluruhan

responden maka dengan demikian dapat diketahui rata-rata penghasilan responden

sebanyak Rp. 2.000.000. Maka untuk selanjutnya dapat diketahui tentang pendidikan

responden sesuai dengan tabel yang tersebut di bawah ini.

Tabel 7.

Jumlah Responden Menurut Pendidikan Responden

No. Uraian F %

1. SD Sederajat Tamat - -

2. SLTP Sederajat Tamat 3 12

3. SLTA Sederajat Tamat 6 24

4. Sederajat S1 Tamat 15 60

5. Pascasarjana S2 1 4

6. Lainnya - -

Jumlah 25 100

16
Tabel diatas mengutarakan tentang pendidikan responden adapun pendidikan

responden berpariasi namun yang paling banyak adalah Sarjana sederajat S1

sebanyak 15 F atau 60% sedangkan yang Sekolah Lanjutan Tingat Atas atau sederajat

sebanyak 6 F atau 24%. Adapun SLTP sebanyak 3 F atau 12% diantara semua

responden ada pascasarjana S2 sebanyak 1 orang atau 4%. Jadi dari semua karyawan

atau yang dijadikan sebagai responden adalah berpendidikan meskipun dalam bentuk

berbeda. Selanjutnya dapat dilihat tentang gambaran suku responden pada tabel

berikut ini.

Tabel 8.

Jumlah Responden Menurut Suku Responden

No. Uraian F %

1. Jawa 2 8

2. Batak - -

3. Minang 13 52

4. Melayu 10 40

5. Lainnya - -

Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diutarakan tentang suku para responden yaitu

yang paling banyak adalah suku Minang sebanyak 13 F atau 52% kemudian suku

Melayu 10 F atau 40% dan suku Jawa sebanyak 2 F atau 8% dari paparan tersebut

dapat diketahui suku yang lebih dominan adalah suku Minang hal ini karena lokasi

17
penelitian adalah di Kota Pekanbaru yang mana penduduknya mayoritas adalah suku

Melayu dan Minang maka yang mendapat urutan ke 2 yang terbanyak adalah Melayu.

Demikianlah uraian dan penjelasan tabel tentang indentitas responden dalam

penelitian ini.

B. Lokasi / Wilayah Penelitian

1. Geografis Kota Pekanbaru

a. Letak dan Luas

Kota Pekanbaru terletak antara

101o14’ – 101o34’ Bujur Sangkar

0o25’ - 0o45’ Lintang Utara

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1987 tanggal 7

September 1987 daerah Kota Pekanbaru di perluas dari ± 6296 km2 menjadi 446,50

km2, terdiri dari 8 Kecamatan dan 45 Kelurahan/Desa. Dari hasil

pengukuran/pemantauan di lapangan oleh BPN Tk. I Riau maka ditetapkan luas

wilayah Kota Pekanbaru adalah 632,26 km2.

Dengan meningkatnya kegiatan pembangunan menyebabkan meningkatnya

kegiatan penduduk di segala bidang yang pada akhirnya meningkat pula tuntutan dan

kebutuhan masyarakat terhadap penyediaan fasilitas dan utilitas perkotaan serta

kebutuhan lainnya.

Untuk lebih terciptanya tertib pemerintahan dan pembinaan wilayah yang

cukup luas, maka dibentuklah kecamatan baru dengan Perda Kota Pekanbaru Nomor

18
3 Tahun 2003 menjadi 12 Kecamatan dan Kelurahan baru dengan Perda Kota

Pekanbaru Nomor 4 Tahun 2003 menjadi 58 Kelurahan.

b. Batas

Kota Pekanbaru berbatas dengan :

- Sebelah Utara berbatas dengan Kab. Siak dan Kab. Kampar

- Sebelah Selatan berbatas dengan Kab. Kampar dan Kab. Pelalawan

- Sebelah Timur berbatas dengan Kab. Siak dan Kab. Pelalawan

- Sebelah Barat berbatas dengan Kab. Kampar

c. Geologi

Kota Pekanbaru keadaannya relatif daerah datar dengan :

- Struktur tanah pada umumnya terdiri dari jenis aluvial dengan pasir

- Pinggiran Kota pada umumnya terdiri dari jenis tanah organosol dan humus

yang merupakan rawa-rawa yang bersifat asam, sangat kerosif untuk besi

d. Sungai

Kota Pekanbaru dibelah oleh sungai Siak yang mengalir dari barat ke timur,

memiliki beberapa anak sungai antara lain sungai Umban Sari, Air Hitam, Sibam,

Setukul, Pengambang, Ukai, Sago, Senapelan, Mintan dan Tampan. Sungai Siak juga

merupakan jalur perhubungan lalu lintas perekonomian rakyat pedalaman ke Kota

serta dari daerah lainnya.

19
e. Iklim

Kota Pekanbaru pada umumnya beriklim tropis dengan suhu udara maksimum

berkisar antara 33,6oC – 35,2oC dan suku minimum berkisar antara 21,0oC – 22,8oC

dengan curah hujan antara 148,4 – 501,7 mm per tahun dengan keadaan musim

berkisar :

- Musim hujan jatuh pada bulan Januari s/d April dan September s/d Desember

- Musim kemarau jatuh pada bulan Mei s/d Agustus dengan kelembaban

masimum antara 8% - 100% kelembaban minimum antara 43% - 60%.

f. Jarak Ibukota

Kota Pekanbaru merupakan ibukota Propinsi Riau. Adapun jarak Ibukota

Propinsi Riau dengan kata-kata lain sebagai berikut :

Pekanbaru : - Teluk = 118 km

- Rengat = 159 km

- Tembilahan = 213 km

- Kerinci = 33,5 km

- Siak = 74,5 km

- Bengkinang = 51 km

- Ps. Pengaraian = 135,5 km

- Bengkalis = 128 km

- Bagan = 192,5 km

- Dumai = 125 km

Pekanbaru Dalam Angka 2008

20
2. Pemerintahan Kota Pekanbaru

Kota Pekanbaru sebagai Ibukota Propinsi Riau telah berkembang dengan

pesat seiring dengan kemajuan pembangunan dewasa ini. Secara administrasi Kota

Pekanbaru dipimpin oleh Walikota dan bertanggung jawab langsung kepada

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau.

Kota Pekanbaru di dalam melaksanakan roda pemerintahan dan pembangunan

menjadi harapan untuk dapat menjawab setiap permasalahan dan tantangan yang

muncul sesuai dengan perkembangan sosial ekonomi, politik dan lainnya dalam

masyarakat.

Keberadaan Kota Pekanbaru merupakan dasar dekonsentrasi sebagaimana

dimaksud dalam Perda Kota Pekanbaru Nomor 3 Tahun 2003 Kota Pekanbaru dibagi

atas 12 (dua belas) Kecamatan yang terdiri dari 58 Kelurahan.

Sesuai dengan peraturan daerah Kota Pekanbaru Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Pembentukan susunan organisasi, kedudukan dan tugas pokok sekretariat daerah,

sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Kecamatan dan Kelurahan dalam Bab

III Pasal 3 ayat 1 susunan organisasi sekretariat daerah terdiri dari Walikota :

a. Sekretaris Daerah

b. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat

1. Bagian Administrasi Pemerintahan Umum

2. Bagian Adminstrasi Kesejahteraan Rakyat

3. Bagian Administrasi Kemasyarakatan

4. Bagian Hubungan Masyarakat

5. Bagian Hukum dan Perundang-Undangan

21
Sesuai dengan peraturan daerah Pekanbaru Nomor 7 Tahun 2008. Adapun tugas

dengan fungsi Hubungan Masyarakat dalam pasal 11 yaitu

1. Bagian Hubungan Masyarakat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagai

tugas Sekretariat Daeah dalam bidang bina hubungan dengan lembaga sesuai dan

masyarakat serta fasilitas pelaksanaan hubungan dan protokol.

2. Sub Bagian Penerangan dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas

merumuskan dan mengkoordinasikan pembinaan bidang penerangan dan

hubungan masyarakat.

3. Sub Bagian Dokumentasi dan Informasi mempunyai tugas merumuskan dan

mengkoordinasikan pembinaan bidang dokumentasi dan informatika

4. Sub Bagian Protokol mempunyai tugas merumuskan dan mengkoordinasikan

pembinaan bidang keprotokolan.

Jadi setelah Walikota dan Wakil Walikota adalah Asisten Pemerintahan dan

kesejahteraan rakyat di bawahnya Bagian Hubungan Masyarakat.

Maka berdasarkan tugas pokok ini Bagian Hubungan Masyarakat Pemko

Pekanbaru melaksanakan tugas sebagai penyampai / mengeluarkan informasi publik,

kebijakan Pemko maupun Perda ataupun kegiatan Pemko Pekanbaru kepada

masyarakat dengan melalui berbagai media dan metode yang dilakukan.

22
3. Penduduk dan Tenaga Kerja

a. Penduduk

Masalah penduduk di Kota Pekanbaru sama halnya seperti daerah lain di

Indonesia. Untuk mencapai manusia yang berkualitas dengan jumlah penduduk yang

tak terkendali akan sulit tercapai.

Program kependudukan yang meliputi pengendalian kelahiran, menurunkan

tingkat kematian bagi bayi dan anak, perpanjangan usia dan harapan hidup,

penyebaran penduduk yang seimbang serta pengembangan potensi penduduk sebagai

modal pembangunan yang harus ditingkatkan.

Dalam bab ini disajikan data jumlah penduduk menurut hasil regestrasi tahun

2005 sebanyak 720. 197 jiwa, mengalami pertambahan sebanyak 34.270 jiwa ( 4,76

% ) Apabila di banding dengan jumlah penduduk pada tahun 2005 dengan tahun 2006

dari 12 kecamatan di kota pekanbaru, maka kepadatan penduduk terbesar adalah di

kecamatan sukajadi yakni 14,302 jiwa setiap km2, sedangkan yang terkecil di

kecamatan rumbai yaitu 375 jiwa setiap km2.

b. Tenaga kerja

Masalah penduduk tidak terlepas dengan masalah ketenaga kerja, tingkat

pertambuhan penduduk yang tinggi maka akan tinggi pula penyediaan tenaga kerja,

penawaran tenaga kerja yang tinggi tanpa di dampingi dengan kesempatan kerja yang

cukup akan menimbulkan pengangguran.

Dalam bahasan ini di jadikan data banyaknya penduduk umur 10 tahun ke atas

yang bekerja, jumlah pencari kerja menurut tingkat pendidikan dan lain-lain yang

23
terdaftar pada Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Pekanbaru selanjutnya disajikan

banyaknya Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kantor Walikota Pekanbaru dan yang

diperbantukan serta yang dibayarkan gajinya melalui KPPN Pekanbaru menurut

golongan.

Maka dengan demikian digambarkan secara umum bahwa Kota Pekanbaru

terdiri dari 12 Kecamatan dengan luas wilayah 632,26 km dengan jumlah penduduk

779.899 jiwa dengan rincian laki-laki 389,972 jiwa perempuan 389.927 jiwa dengan

175.859 kepala keluarga.

d. Sosial

Data sosial dalam bahasan ini menguraikan sebagian dari kegiatan sosial yang

ada di Kota Pekanbaru, mengingat masih terbatasnya data yang tersedia. Adapun data

yang disajikan antara lain :

a). Pendidikan

b). Kesehatan

c). Peradilan

d). Agama

e). Sosial lainnya

e. Pendidikan

Pendidikan merupakan sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh

sebab itu berhasil tidaknya pembangunan banyak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan

penduduknya.

24
Untuk melihat gambaran secara umum perkembangan pendidikan di Kota

Pekanbaru dalam uraian ini disajikan mengenai data pendidikan meliputi data TK,

SD, SLTP dan SLTA baik yang dikelola oleh pemerintah maupun yang dikelola oleh

swasta,

Banaknya sekolah, murid, guru dan kelas disemua tingkat sekolah dalam

lingkungan Diknas tidak banyak mengalami perobahan kecuali data Perguruan Tinggi

Swasta ada perubahan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini dapat

dilihat pada penjabaran data yang menunjukkan banyaknya sekolah negeri, guru dan

murid menurut tingkatan sekolah per kecamatan di Kota Pekanbaru tahun 2007 /

2008 yaitu 3 unit TK 17 guru 308 murid. Adapun SD 194 guru 3.413 dengan jumlah

murid 80.625 SMP 33 guru 961 murid 11.423.

Adapun SMK 6 guru 530 jumlah murid 5.136, adapun sekolah yang dikelola

oleh swasta sebagai berikut TK sebanyak 181 guru 952 dan murid 11.303. SD

sebanyak 46 furu 1.010 dengan jumlah murid 15.828. Adapun SMP sebanyak 38 unit

guru 810 murid 10.609. SMA 21 guru 617 murid 8.432. SMK 30 guru 881 murid

10.987.

f) Agama

Tempat ibadah yang dibangun oleh pemerintah maupun oleh masyarakat

adalah sebagai wadah dalam menggerakkan kehidupan beragama, beramal dalam

kepentingan bersama. Data yang dikumpulkan dari Kantor Departemen Agama Kota

Pekanbaru menunjukkan tempat ibadah pada tahun 2007 sebanyak 1.041 yang terdiri

dari Masjid 531, Surau 321, Mushallah 115, Gereja Protestan 49, Gereja Katolik 13,

25
Vihara 13, Kelenteng 1. Demikian jumlah rumah ibadah di Kota Pekanbaru, menurut

data dari Departemen Agama bahwa jumlah yang menikah sebanyak 5.983 dari

pernikahan tersebut menghasilkan uang sejumlah Rp. 179.490.000 dari tahun 2007.

Adapun orang yang berqurban tercatat sebanyak 27.076 sedangkan yang

menerima qurban sebanyak 318.526. Sedangkan tempat Shalat Idul Fitri sebanyak

179 sedangkan Shalat Idul Adha sebanyak 169. Selanjutnya orang yang menyerahkan

zakat fitrah sebanyak 339.155 yang menerima zakat 60.536. Zakat dengan beras

62.176,80 kg sedang zakat dengan uang Rp. 3.413.219.300. Adapun masyarakat Kota

Pekanbaru yang menunaikan Haji sebanyak 1.603 orang demikian penjelasan agama

di Kota Pekanbaru secara umum.

26
BAB III

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan tentang sistem informasi publik pada

otonomi daerah di Kota Pekanbaru dapat diuraikan sesuai dengan tabel dibawah ini.

A. Penyampaian informasi

Pada pemerintahan Kota Pekanbaru ada beberapa bidang / instansi yang

menyampaikan informasi sebagaimana yang tertera pada tabel berikut ini.

Tabel 9.

Menurut Bapak/Ibu/Sdr siapa yang bertugas menyampaikan


layanan informasi pada masyarakat (jawaban boleh lebih dari satu)

No. Uraian F %
1. Infokom 7 28
2. Hubungan Masyarakat 16 64
3. Pengolahan Data Elektronik 2 8
4. Lainnya sesuai bidangnya - -
Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa yang bertugas dalam

menyampaikan informasi kepada masyarakat adalah instansi Pemerintah Pemko

bidang hubungan masyarakat sebanyak 16 F atau 64%, sedangkan yang informasi dan

komunikasi 7 F atau 28%, sedangkan yang menjawab pengolahan data elektronik

yang menyampaikan informasi kepada masyarakat hanya 2 F atau 8%.

27
Maka untuk selanjutnya dapat diketahui tentang yang menyampaikan

informasi pada pemerintah Kota Pekanbaru sebagaimana yang tertera pada tabel

berikut ini.

Tabel 10.

Siapakah yang menyampaikan informasi tentang


Kegiatan Pemerintah Kota Pekanbaru (Jawaban lebih dari satu)

No. Uraian F %
1. Hubungan Masyarakat 16 51,61
2. Instansi Terkait 10 32,25
3. Petugas Lainnya 5 16,14
Jumlah 25 100

Dari tabel tersebut diatas dapat diketahui bahwa yang menyampaikan

informasi tentang kegiatan Pemerintah Kota Pekanbaru adalah yang menjawab

Humas sebanyak 16 F atau 51,61%, sedangkan yang menjawab instansi terkait

sebanyak 10 F atau 32,25% dari yang menjawab petugas lainnya 5 F atau 16,14%.

Dari jawab responden dapat diketahui bahwa Humaslah yang bertugas untuk

menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang kegiatan Pemerintah Kota

Pekanbaru, maka Humaslah sebagai corong pemerintah Kota Pekanbaru dalam setiap

penyampaian informasi kegiatan Pemerintah Kota Pekanbaru. Demikian uraian

tentang yang berhak menyampaikan informasi selanjutnya akan diutarakan tentang

bagaimana Humas menyampaikan informasi kepada masyarakat melalui media.

28
Tabel 11.

Bagaimanakah Caranya Humas Menyampaikan


Informasi Melalui Media

No. Uraian F %
1. Mengundang Wartawan 21 84
2. Mengirim Berita ke Media 2 8
3. Mengadakan Dialog Interaktif 2 8
Jumlah 25 100

Adapun cara atau metode Humas menyampaikan informasi melalui media

adalah sebagaimana yang tertera dalam tabel tersebut di atas yaitu dengan cara bahwa

setiap ada acara kegiatan Pemko atau informasi yang hendak disampaikan kepada

masyarakat pihak Humas mengundang wartawan dari berbagai media apakah media

elektronik maupun media cetak yaitu sebesar 21 F yang menjawab mengundang

wartawan atau 84%. Adapun yang menjawab cara menyampaikan informasi itu

mengirim berita ke redaksi media dan ada juga yang menjawab dengan cara

mengadakan dialog interaktif masing-masing 2 F atau 8%. Demikian sistem atau cara

Humas dalam menyampaikan informasi melalui media baik media cetak maupun

media elektronik.

B. Materi Informasi

Adapun materi informasi yang disampaikan adalah berpariasi sesuai dengan

bidangnya masing-masing sebagaimana yang tertera dalam tabel berikut ini :

29
Tabel 12.

Apa saja materi informasi yang disampaikan

No. Uraian F %
1. Politik dan Keamanan 5 20
2. Kesejahteraan Masyarakat 10 40
3. Ekonomi dan Keuangan 5 20
4. Kegiatan Pemko Pekanbaru 5 20
Jumlah 25 100

Humas Pemko Kota Pekanbaru sebagai corong pemerintah kota

menyampaikan informasi dengan berbagai jenis informasi. Adapun materi informasi

Kesra sebanyak 10 F atau 40% sedangkan Politik dan Keamanan 5 F atau 20%

sedangkan Ekonomi sebanyak 5 F atau 20% dan kegiatan Pemko Pekanbaru sebanyak

5 F atau 10%. Maka dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa materi informasi

yang disalurkan adalah bidang Kesra, Politik dan Keamanan, Ekonomi disamping itu

juga yang dipublikasikan oleh Humas adalah kegiatan-kegiatan Pemerintah Daerah

Kota Pekanbaru ini materi-materi informasi yang disampaikan kepada masyarakat

dengan melalui media cetak dan elektronik yang ada pada daerah tersebut.

Tabel 13.

30
Kalau Bapak/Ibu/Sdr menjawab “4” kegiatan Pemko dalam bentuk apa saja

No. Uraian F %
1. Kunjungan Kerja 2 40
2. Peresmian / Pelantikan 1 20
3. Peraturan Pemerintah Daerah 2 40
Jumlah 5 100

Pada tabel ini menguraikan bahwa materi informasi yang disampaikan kepada

masyarakat disamping Politik Keamanan, Ekonomi dan Keuangan, Kesejahteraan

Rakyat (Kesra) juga kegiatan Pemko Kota Pekanbaru termasuk sebagai materi dan

informasi yang disiarkan oleh Humas yaitu yang berbentuk kegiatan Pemko

Pekanbaru yang berua kunjungan kerja Pemko Pekanbaru sebanyak 2 F atau 40%

kemudian Peraturan Pemerintah Daerah juga sebesar 2 F atau 40% sedangkan

peresmian / pelantikan hanya 1 F yang menjawab atau 20%. Maka dengan demikian

dapat diketahui bahwa kegiatan Pemko Pekanbaru juga merupakan materi informasi

meskipun peresmian / pelantikan mendapat yang terkecil namun juga dipublikan

kepada khalayak. Maka pada tabel berikut ini akan dipaparkan tentang materi yang

paling banyak disampaikan kepada masyarakat sebagai berikut :

Tabel 14.

31
Dari informasi yang disajikan diatas materi apa saja
yang paling banyak volumenya

No. Uraian F %
1. Pulhukam 5 20
2. Kesra 10 40
3. Ekuin 5 20
4. Kegiatan Pemko 5 20
Jumlah 25 100

Adapun materi informasi yang disajikan sesuai dengan tabel tersebut di atas

adalah bidang Kesra sebanyak 10 F sedangkan materi informasi yang berupa politik

dan keamanan, ekonomi dan keuangan kegiatan Pemerintah Kota Pekanbaru masing-

masing hanya memperoleh 5 F atau 20% masing-masingnya. Maka dengan demikian

dapat diketahui bahwa materi informasi yang paling banyak adalah informasi tentang

kesejahteraan masyarakat (Kesra) hal ini mungkin yang dianggap perlu oleh Humas

untuk disampaikan kepada masyarakat karena sesuai dengan tujuan negara RI adalah

antara lain untuk mensejahterakan rakyat. Dengan demikian uraian tentang materi

yang paling banyak disajikan kepada masyarakat khususnya kepada masyarakat Kota

Pekanbaru.

C. Metode Penyampaian Informasi

Dalam penyampaian informasi publik Humas mempunyai metode tersendiri

sebagaimana tersebut dalam tabel berikut ini.

Tabel 15.

32
Dalam penyampaian informasi Humas menggunakan metode

No. Uraian F %
1. Dialog Interaktif 7 28
2. Pertemuan Rapat Rutin 4 16
3. Mengadakan Pengumpulan Massa 4 16
4. Mengundang Wartawan Dari Masing-masing 10 40
Media
Jumlah 25 100

Dalam penyampaian informasi Humas menggunakan beberapa metode seperti

mengundang wartawan yaitu sebanyak 10 F atau 40% maksudnya setiap ada

informasi yang ingin dipublikasikan Humas memanggil wartawan dari berbagai

media apakah media cetak media elektronik semacam pers rikas yang menjadi

sumber informasi yang membri keterangan adalah Humas pemerintah daerah Kota

Pekanbaru disamping itu mengadakan dialog interaktif 7 F atau 28% yaitu pihak

Humas mengadakan penyampaian informasi melalui media elektronik dengan

menggunakan cara / metode dialog interaktif. Adapun cara atau metode dengan

melalui mengadakan rapat / pertemuan atau pengumpulan masa masing-masing

sebanyak 4 F atau 16%. Jadi dalam penyampaian informasi adakalanya di tengah-

tengah keramaian dengan melalui pengumuman-pengumuman.

Tabel 16.

33
Disamping metode di atas penyampaian informasi juga
menggunakan metode melalui

No. Uraian F %
1. Tokoh Formal 8 32
2. Tokoh Agama 10 40
3. Tokoh Krismetik 5 20
4. Pengumuman di rumah ibadah 2 8
Jumlah 25 100

Tabel di atas menjelaskan tentang metode yang digunakan disamping metode

yang tersebut pada tabel sebelumnya, metode ini dengan memanfaatkan tokoh agama

sebanyak 10 F atau 40%. Adapun melalui tokoh formal sebanyak 8 F atau 32%

dengan melalui tokoh Kerismetik sebanyak 5 F atau 20% adapun dengan melalui

pamplet atau penguman ditempat keramaian atau pada rumah-rumah ibadah sebanyak

2 F atau 8%. Jadi disamping informasi disampaikan melalui tokoh-tokoh juga

informasi disampaikan di rumah-rumah ibadah dengan melalui selebaran maupun

pengumuman kepada khalayak. Berikut ini akan diutarakan tentang informasi yang

disampaikan kepada masyarakat apakah yang telah di olah atau di kemas oleh

lembaga-lembaga instansi yang tertentu sebagaimana yang ada pada tabel dibawah

ini.

Tabel 17.

34
Apakah sistem penyampaian informasi yang disampaikan kepada masyarakat
yang telah diolah / di kemas oleh

No. Uraian F %
1. PDE Pengelola Dalam Elektrik 6 24
2. Hubungan Masyarakat 15 60
3. Informasi dan Elektronika 4 16
Jumlah 25 100

Sesuai dengan tabel di atas bahwa informasi yang disampaikan kepada

masyarakat adalah informasi yang telah diolah atau dikemas oleh Bagian Hubungan

Masyarakat sebanyak 15 F atau 60%. Sedangkan adapun informasi yang diolah

Bagian Pengolahan Data Elektronika sebanyak 6 F atau 24%. Sedangkan yang di

kemas infokom sebanyak 4 F atau 16%. Jadi informasi yang disampaikan kepada

masyarakat adalah informasi yang telah diolah di kemas atau dibahas di filter yaitu

sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat sehingga tak menimbulkan keresahan

masyarakat.

Tabel 18.

Apakah sistem informasi kebijakan pemerintah yang disampaikan kepada


masyarakat dengan cara

No. Uraian F %
1. Bertahap dari Pemko ke Kecamatan ke 5 20
Kelurahan
2. Baca langsung dari Pemko ke masyarakat 20 80
Jumlah 25 100

35
Adapun tahapan atau sistem informasi kebijakan pemerintah disamping

melalui mess media, tokoh masyarakat juga informasi kebijakan pemerintah

disampaikan dengan bertahap/berjenjang yaitu dari Pemerintah Kota lalu ke

Kecamatan dan diteruskan sampai ke Tingkat Kelurahan sebanyak 5 F atau 20% dan

ada juga secara langsung dari Pemko langsung ke masyarakat sebanyak 20 F atau

80% dimana pihak pemerintah menyampaikan informasi secara langsung kepada

masyarakat baik melalui lisa tatap muka, tanya jawab maupun pidato/ceramah

Walikota secara tertulis dengan melalui pengumuman di tempat-tempat keramaian

maupun di rumah-rumah ibadah. Hal ini sebagaimana tertera pada tabel berikut ini.

Tabel 19.

Bagaimana Pemko dalam menyampaikan informasi langsung


kepada masyarakat

No. Uraian F %
1. Dengan cara tanya jawab 5 20
2. Menyampaikan secara langsung 12 48
3. Dengan cara tatap muka kepada masyarakat 8 32
Jumlah 25 100

Sesuai dengan tabel diatas bahwa penyampaian informasi secara langsung

sebanyak 12 F atau 48% yaitu pihak pemerintah menyampaikan langsung kepada

masyarakat baik dengan melalui pengumuman di tempat keramaian maupun melalui

rumah-rumah ibadah dan juga dengan cara tatap muka pada masyarakat sebanyak 8 F

atau 32 %. Demikian cara penyampaian informasi kebijakan pemerintah kepada

masyarakat.

36
Tabel 20.

Apakah informasi kebijakan Pemerintah disampaikan kepada masyarakat


dengan cara tertulis dari Pemko kepada masyarakat

No. Uraian F %
1. Yang sering 5 20
2. Jarang 10 40
3. Tidak pernah 10 40
Jumlah 25 100

Dari tabel diatas menunjukkn bahwa informasi kebijakan pemerintah yang

disampaikan masyarakat dapat diketahui bahwa jarang disampaikan secara tertulis

yaitu 10 F atau 40% dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 10 F atau 40%

sedangkan yang mengatakan sering hanya 5 F atau 20%. Maka dengan demikian

pemerintah Kota Pekanbaru ada menyampaikan informasi kepada masyarakat dengan

cara tertulis.

Tabel 21.

Bila anda menjawab “1” pada No. 24 informasi apa saja yang disampaikan
secara tertulis

No. Uraian F %
1. Perda 2 40
2. Pemeritahuan 1 20
3. Kegiatan Pemko 2 40
Jumlah 25 100

37
Adapun informasi yang disampaikan secara tetrulis kepada masyarakat luas

adalah seperti Perda yaitu menjawab 2 F atau 40% demikian juga kegiatan Pemko 2 F

atau 40% sedangkan pemberitahuan hanya 1 F atau 20%. Maka dengan demikian

jelas bahwadisaming informasi disampaikan melalui media juga ada informasi

disampaikan secara tulis seperti brosur-brosur tentang Peraturan Pemerintah Daerah

kegiatan Pemko dan pemberitahuan lainnya. Demikian penjelasan tentang tabel diatas

tentang penyampaian informasi yang disampaikan secara tertulis.

D. Media yang digunakan dalam penyampaian informasi

Pemerintah Kota Pekanbaru dalam menyampaikan informasi kebijakan

Pemko Pekanbaru dengan menggunakan beberapa media seperti media elektronik

Radio dan Televisi maupun media cetak seperti surat kabar dan juga media baru yaitu

internet dan selanjutnya akan dapat diketahui tentang media yang sering

dimanfaatkan oleh Pemda Kota Pekanbaru dalam penyampaian informasi.

Sebagaimana yang tertera pada tabel berikut ini.

38
Tabel 22.

Dari semua media yang ada baik milik Pemda maupun Swasta Media apa saja
yang sering dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi kebijakan
pemerintah kota kepada masyarakat

No. Uraian F %
1. Media Cetak 9 36
2. Media Elektronik TV 7 28
3. Tatap muka 3 12
4. Media radio 6 24
Jumlah 25 100

Pada tabel ini mengutarakan tentang media yang sering dimanfaatkan oleh

Humas dalam menyampaikan informasi pemerintah berdasarkan tabel diatas bahwa

yang menjawab media cetak sebanyak 9 F atau 36%, media elektronik Televisi

sebanyak 7 F atau 28%. Sedangkan media radio sebanyak 6 F atau 24%, sedangkan

selebihnya adalah informasi disampaikan dengan melalui tatap muka sebanyak 3 F

atau 12%. Jadi yang lebih banyak digunakan oleh Humas adalah media cetak dalam

hal ini adalah surat kabar kemudian barulah Televisi dan Radio yang digunakan

sebagai media dalam penyampaian informasi publik di Pemerintahan Kota

Pekanbaru, hal ini disebabkan kemungkinan masyarakat lebih menggemari surat

kamar dalam memperoleh atau menikmati informasi.

39
Tabel 23.

Melalui media apa saja yang digunakan oleh Humas dalam menyampaikan
informasi (jawaban boleh lebih dari satu)

No. Uraian F %
1. Tatap Muka 3 8,82
2. Media Cetak 15 44,11
3. Media Elektronik 14 41,19
4. Dengan Disposisi dari Pemko 2 5,88
Jumlah 34 100

Berdasarkan tabel di atas bahwa Humas menyampaikan informasi kepada

masyarakat dengan menggunakan media cetak sebanyak 15 F atau 44,11%.

Kemudian dengan melalui media elektronik sebanyak 14 F atau 41,19%. Sedangkan

yang menjawab informasi disampaikan dengan melalui tatap muka sebanyak 3 F atau

8,82%. Ada juga yang menjawab bahwa menyampaikan informasi kegiatan

Pemerintah Daerah dengan melalui disposisi dari Pemko sampai ke tingkat Kelurahan

maksudnya informasi di sampaikan dengan secara tertulis mulai dari Pemerintah Kota

ke Kecamatan lalu dilanjutkan ke Kelurahan dan sampai ke tingkat Kepala

Lingkungan / Ketua Rukun Tetangga dan sampai kepada masyarakat. Demikian

media yang digunakan oleh Humas yang disampaikan kepada masyarakat. Berikut ini

cara Humas menyampaikan informasi sesuai dengan tabel berikut ini.

40
Tabel 24.

Bila informasi disampaikan dengan menggunakan


media cetak surat kabar dalam bentuk

No. Uraian F %
1. Berita 25 100
2. Karikatur - -
3. Artikel - -
4. Tajuk - -
5. Pajak - -
Jumlah 25 100

Pada tabel ini memaparkan bahwa media cetak surat yang digemari oleh

masyarakat adalah dalam bentuk berita secara 25 F atau 100%, maka dari tabel

tersebut jelas bahwa Humas menyampaikan informasi dengan mengundang wartawan

surat kabar terbitan daerah Pekanbaru dan menyajikan informasi tersebut dalam

bentuk / jenis berita, hal ini telah menjadi kebiasaan masyarakat Pekanbaru dalam

memperoleh / mencari informasi tentang kegiatan Pemerintah maupun informasi lain

yang bersumber dari Pemko masuarakat akan mencari atau memilih surat kabar

sebagai sumber informasi demikian uraian tentang penggunaan media dalam

menyampaikan informasi.

41
Tabel 25.

Menurut Bapak/Ibu/Sdr apakah penyampaian informasi juga dilakukan dengan


menggunakan / melalui

No. Uraian F %
1. Internet / Media Baru 5 20
2. Menempel pamplet di tempat keramaian 7 28
3. Menyampaikan informasi melalui tokoh agama 13 52
melalui tempat ibadah
Jumlah 25 100

Selanjutnya akan dijelaskan tentang tabel di atas tentang penyampaian

informasi juga disampaikan melalui / menggunakan media baru atau internet

sebanyak 5 F atau 20% menempel pamplet ditempat keramaian sebanyak 7 F atau

28% sedangkan penyampaian informasi melalui tokoh agama pada tempat-tempat

ibadah sebanyak 13 F atau 5%. Penyampaian informasi disamping melalui media

juga informasi disampaikan melalui tokoh agama melalui tempat / rumah ibadah

demikian penjelasan tentang tabel tersebut di atas selanjutnya akan dipaparkan

tentang penyampaian informasi yang efektif sebagaimana yang tertera pada tabel

berikut.

Tabel 26.

Menurut anda apakah penyampaian informasi yang efektif adalah melalui

No. Uraian F %
1. Media Radio 7 28
2. Media Cetak 10 40
3. Tatap Muka 8 32
Jumlah 25 100

42
Pada tabel ini menggambarkan tentang penyampaian informasi yang efektif

yaitu yang menjawab media radio sebanyak 7 F atau 28%. Kemudian yang efektif ke

dua adalah tatap muka sebanyak 8 F atau 32%, sedangkan efektif yang terbanyak

adalah penyampaian informasi melalui media cetak sebanyak 10 F atau 40%. Maka

berdasarkan tabel di atas penyampaian informasi yang paling efektif adalah melalui

media cetak dalam hal ini adalah surat kabar harian daerah. Demikian uraian tentang

pembahasan tabel demi tabel dalam penulisan temuan penelitian ini.

43
BAB IV

ANALISA

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru tentang pembentukan

susunan organisasi kedudukan tugas pokok sekretariat daerah bahwa Bagian

Hubungan Masyarakat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

sekretariat daerah dalam bidang bina hubungan dengan lembaga resmi dan hubungan

dengan lembaga sesuai dan masyarakat serta fasilitas pelaksanaan kehumasan dan

protool kemudian sub bagian penerangan dan hubungan masyarakat mempunyai

tugas merumuskan dan mengkoordinasikan pembinaan bidang penerangan dan

hubungan masyarakat sedangkan sub bagian dokumentasi dan informasi mempunyai

tugas merumuskan dan mengkoordinasikan pembinaan bidang dokumentasi dan

informasi.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru tersebut di atas maka yang

bertugas menyampaikan informasi pada otonomi daerah Kota Pekanbaru adalah

Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) sebagai corong Pemerintah Daerah Kota

Pekanbaru.

Maka dengan demikian jelas yang bertugas untuk menyampaikan informasi

kepada masyarakat adalah bagian Hubunan Masyarakat (Humas) pada Pemerintah

Kota Pekanbaru dengan berbagai macam materi informasi seperti Bidang Ekonomi,

bidang Pulhukan, Kesra, maupun informasi lain seperti kegiatan Pemerintah Kota

Pekanbaru, Peraturan Daerah maupun yang lainnya harus dipublikasikan oleh Humas

sebagai corong Pemko Pekanbaru.

44
Adapun cara Humas untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat

adalah dengan cara / metode mengundang wartawan dari berbagai media seperti

media cetak maupun media elektronik, Bagian Humas memberikan ketrangan /

informasi kepada wartawan untuk dipublikasikan kepada khalayak sesuai dengan

jawab responden pada tabel 3 bab IV atau dengan cara mengadakan Pres Relies.

Disaming melalui media massa juga pihak pemerintah Kota Pekanbaru

(Humas) menyampaikan informasi dengan memanfaatkan tokoh-tokoh agama, tokoh

karismatik dalam menyampaikan informasi yaitu dengan melalui pintu agama dimana

informasi disampaikan di rumah-rumah ibadah oleh tokoh tersebut lihat tabel 8 bab

III yaitu 40 Humas memanfaatkan tokoh Agama dalam penyampaian informasi.

Berdasarkan hasil jawaban responden bahwa media yang digunakan oleh

Humas dalam menyampaikan informasi adalah berbagai media namun yang paling

dominan bahwa Humas menggunakan media cetak yaitu surat kabar terbitan daerah,

hal ini kemungkinan yang digemari oleh masyarakat dalam memperoleh /

mendapatkan informasi. Hal ini disamping memperolehnya cepat / harga terjangkau

dan dapat dibaca berulang-ulang kali, ini perbedaan manakala dibanding dengan

media lain dengan materi lain dengan materi yang terbanyak adalah Kesra.

Maka dengan demikian jelas bahwa yang bertugas menyampaikan informasi

itu adalah bagian Humas dengan mengadakan Press Relies dalam menyampaikan

berbagai bidang informasi kepada masyarakat.

Demikian hasil laporan penelitian ini dibuat penulis menyadari bahwa tentu

masih terdapat kekurangan, ketidak sempurnaan sebagaimana yang diharapkan itu

45
kesemuanya akibat karena keterbatasan kemampuan dari penulis sendiri. Untuk itu

diharapkan kritikan, masukan demi kesempurnaannya laporan hasil penelitian ini.

46
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab terdahulu maka dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Di Pemerintahan Kota Pekanbaru yang bertugas untuk menyampaikan

informasi kebijakan Pemerintah maupun kegiatannya adalah Bagian Hubungan

Masyarakat (Humas) sebagai Corong Pemerintah dalam menyampaikan informasi

kepada masyarakat.

2. Materi informasi yang disampaikan kepada masyarakat adalah kegiatan

Pemerintah Kota seperti kunjungan kerja, peresmian / pelantikan, Peraturan

Pemerintah Daerah dan mencakup ruang lingkup Ekonomi dan Keuangan,

Kesejahteraan Rakyat, Politik dan Keamanan.

3. Dalam menyampaikan informasi tersebut Bagian Humas menggunakan

metode yang beragam seperti mengadakan dialog interaktif, ceramah pidato tatap

muka langsung ada juga dengan cara mengundang wartawan dari semua media

massa (pers relies) dalam menyampaikan informasi disamping itu juga

memanfaatkan tokoh-tokoh formal, maupun non formal untuk menyampaikan

informasi tersebut.

4. Media yang digunakan adalah media elektronik, media cetak maupun media

baru dan tatap muka dalam menyampaikan informasi memuat hasil penelitian

47
mediayang efektif adalah media cetak dalam hal ini adalah Surat Kabar Harian

Daerah.

B. Saran-Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan di atas dapat disarankan sebagai berikut :

1. Kepada Pemerintah Kota Pekanbaru kiranya dapat meningkatkan sistem

informasi publik dengan mengadakan tatap muka langsung antara Pemkab dengan

masyarakat.

2. Kepada Bagian Humas Kota Pekanbaru dalam penyampaian informasi kepada

masyarakat disamping melalui media massa juga kiranya dapat meningkatkan

penyampaian informasi melalui tokoh-tokoh agama maupun berupa pengumuman

di tempat keramaian.

3. Kepada Pemerintah Pusat, disamping penyampaian informasi melalui media

cetak, elektronik, media maya kiranya untuk menyampaikan informasi yang tidak

kalah pentingnya dengan melalui tatap muka / berupa pengumuman baik di

tempat keramaian maupun di tempat-tempat peribadatan.

48
DAFTAR PUSTAKA

Gelinas, Oranda Wiggins, Information System Theory and Practice, New York. 1990.
Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 52 Tahun 2002 tentang Perubahan
Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 22 Tahun 2000 tentang Susunan
Organisasi Tataruang, Sekretriat Daerah.
Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2002 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 26 Tahun 2000 tentang Susunan
Organisasi Tata Kerja Kantor Kepala Daerah.
Pekanbaru Dalam Angka. 2008
Pemerintah Kota Pekanbaru. Peraturan Daerah Kota Pekanbaru 2007, 8, 9 tahun
2008.
Riwu Kaho, Yosep, Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia, Rineka
Cipta, Jakarta, 1987.
Suryadi dan Budimansah, Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah,
Yogyakarta, Kanisius.
Shrode, William A and Dan Voich, Jr, Organisasi and Management; Basic System
Conceps, or win Book, co, Malaysia, 1974.
Sistem Komunikasi Indonesia Nurdin, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003.
Sistem Informasi.
Tatang M. Amiran, Pokok-Pokok Teori Sistem, PT Raja Grafika Persada, jakarta,
2001.

49

You might also like